aplikasi sistem informasi geografis untuk …eprints.ums.ac.id/30691/9/naskah_publikasi.pdf ·...

17
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR LUAPAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi Oleh: SRI HARSINI NIM: E 100 090 024 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: vuongkhanh

Post on 02-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK

PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR

LUAPAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KOTA

SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

Oleh:

SRI HARSINI

NIM: E 100 090 024

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

HALAMAN PENGESAHAN

PUBLIKASI ILMIAH

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

UNTUK PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR LUAPAN

SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KOTA SURAKARTA

Sri Harsini

E 100090024

Telah dipertahankan di depan Team Penguji pada

Hari, Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Dan Telah dinyatakan memenuhi syarat

Team Penguji

Tanda Tangan

Penguji :

:

Drs. Munawar Cholil, M.Si

( …………………..)

Pembimbing I :

Drs. Yuli Priyana, M.Si

( …………………..)

Pembimbing II:

Jumadi,S.Si, M.Sc

( …………………..)

Surakarta, 14 Juni 2014

Dekan

Drs. Priyono, M. Si

Page 3: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 1

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN JALUREVAKUASI BENCANA BANJIR LUAPAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KOTA

SURAKARTAAplication of Geography Information System for determining evacuation route of flood

disaster overflowing Bengawan Solo River in Surakarta City

Oleh:Sri Harsini*, Yuli Priyana, Jumadi

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah SurakartaJl. A.Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271) 717417

Psw 151-153, Fax: (0271) 715448*[email protected]

ABSTRACT

This study aims to map the flood evacuation route in Surakarta with Geographic InformationSystems. The data collection was done by interpretation Quickbird image Surakarta in 2010, secondary datadigitizing, and field checks. Analysis of the data by the method of Least Cost Path to produce an effectiveevacuation routes and qualitative descriptive analysis is used to explain the resulting evacuation route. Locationof the research was done in Surakarta which where the region be passed Bengawan Solo River and the regionof affected simulation modeling flood of Bengawan Solo River, which was conducted in March 2014. Least costpath analysis resulting two evacuation routes in the Sewu Village and two evacuation routes in the JebresVillage. In the Sewu Village can go to the evacuation place Jami ' Mosque and Sawunggaling Mosque, beingin the Jebres Village can go to the evacuation place of Al- Fath Mosque.

Keywords : Evacuation route , Least Cost Path

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan melakukan pemetaan jalur evakuasi bencana banjir di Kota Surakarta

dengan Sistem Informasi Geografis. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan interpretasi CitraQuickbird Kota Surakarta tahun 2010, digitasi data sekunder, dan cek lapangan. Analisa data denganmetode Leas Cost Path untuk menghasilkan jalur evakuasi yang efektif dan analisa deskriptif kualitatifdigunakan untuk menjelaskan jalur evakuasi yang dihasilkan. Lokasi penelitian dilakukan di KotaSurakarta yang wilayahnya terlewati Sungai Bengawan Solo dan terkena pemodelan simulasi banjir luapanSungai Bengawan Solo, yang dilakukan pada bulan Maret 2014. Hasil analisis least cost path memperolehdua jalur evakuasi di Kelurahan Sewu dan dua jalur evakuasi di Kelurahan Jebres. Di Kelurahan sewudapat menuju tempat evakuasi Masjid Jami’ dan Masjid Sawunggaling, sedang di Kelurahan Jebres dapatmenuju tempat evakuasi Masjid Al- Fath.

Kata Kunci: Jalur Evakuasi, Least Cost Path

PENDAHULUAN

Kota Surakarta terletak diantara 3gunung api yaitu sebelah Timur GunungLawu dan sebelah Barat Gunung Merapi danMerbabu, dan dibagian timur dilalui olehSungai Bengawan Solo (Suharjo, 2006 dalamAnna, dkk 2012) mengakibatkan WilayahKota Surakarta berada pada cekungan ditambah berdasarkan hasil interpretasi citra

diperoleh sungai purba Bengawan Solo yangsudah menjadi lembah berkelok-kelok secaraalamiah berpotensi rawan banjir (Anna, dkk,2012).

Berdasarkan sejarah peristiwa KotaSurakarta sering mengalami bencana banjirrutin tiap tahunnya yang menimbulkankerugian besar. Dari masa yang lalu telahtercatat berkali-kali banjir yang pernahterjadi di Kota Surakarta. Sejarah mencatat

Page 4: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 2

banjir besar yang cukup berarti pada masayang lalu sampai sekarang, yaitu yang terjadipada bulan Maret 1966, Maret 1968, Maret1973, Februari 1974, Maret 1975, Januari1982, Desember 2007, Pebruari 2009(Prasetyo, 2009).

Berdasarkan data dari Balai BesarWilayah Sungai Kota Surakarta wilayah yangpaling banyak tergenang selama tahun 2009adalah Kampung Sewu kecamatan Jebresyaitu 1215 KK tergenang banjir. Sementaraselama tahun 2012 yang paling banyaktergenangi adalah Pucangsawit KecamatanJebres yaitu 1019 rumah tergenang banjir.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untukmeminimalisir jumlah korban jiwa pada saatterjadi banjir adalah dengan perencanaanjalur evakuasi yang efektif. Berdasarkaninformasi dari SAR UNS jalur evakuasibencana banjir yang ada di Kota Surakartamasih berupa rute deskriptif untuk itu perluadanya pemetaan jalur evakuasi bencanabanjir yang efektif, setidaknya pendudukyang menjadi korban banjir akan terbantudalam menemukan rute jalan untuk menujuke tempat yang aman paling dekat dan cepat.

Banjir dibagi menjadi dua yaitu: pertama,peristiwa tergenangnya daratan (yangbiasanya kering) karena volume air yangmeningkat, dan kedua yakni peristiwameluapnya air dipermukaan yang terjadiakibat limpasan air dari sungai karena debitbanjir tidak mampu dialirkan oleh alursungai atau debit banjir lebih besar daripadakapasitas pengaliran sungai yang ada(Kodoatie dan Sugiyanto, 2001).

Banjir adalah meluapnya aliran sungaiakibat air melebihi kapasitas tampungansungai sehingga meluap dan menggenangidataran atau daerah yang lebih rendahdisekitarnya (Yulaelawati dan Syihab, 2008dalam Triwidiyanto, 2013).

Mitigasi bencana adalah serangkaianupaya untuk mengurangi resiko bencana,baik melalui pembangunan fisik maupunpenyadaran dan peninggkatan kemampuanmenghadapi ancaman bencana (pasal 1 ayat6 PP No. 21 Tahun 2008 tentangPenyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

Mitigasi bencana adalah segala upayayang dilakukan untuk mengurangi dampakdari bencana baik yang dilakukan sebelumterjadinya bencana, termasuk upayakesiapsiagaan, dan tindakan jangka panjanguntuk mengurangi risiko bencana (Coburnet.al, 1994 dalam Triwidiyanto, 2013).

Kesiapsiagaan (preparedness) adalahaktivitas-aktivitas dan langkah-langkah yangdiambil sebelumnya untuk memastikanrespons yang efektif terhadap dampakbahaya, termasuk dengan mengeluarkanperingatan dini yang tepat dan efektif dandengan memindahkan penduduk dan hartabenda untuk sementara dari lokasi yangterancam dalam hal ini bisadiimplementasikan dengan adanya tim siaga,standar operasional tetap yang berkaitandengan pengurangan risiko bencana danrencana aksi komunitas yang berkaitandengan kegiatan-kegiatan pengurangan risikobencana (ISDR, 2004 dalam Triwidiyanto2013).

Konsep evakuasi secara sederhanaadalah memindahkan penduduk dari daerahberbahaya ke daerah yang aman(Southworth, 1991, Zelinksy dan Konsinsky,1991 dalam Mei, 2013).

Jalur evakuasi bencana merupakaninformasi fundamental yang dibutuhkan didaerah rawan bencana. Skenario evakuasiperlu didukung kesiapan pemerintah danmasyarakat di daerah rawan banjirsebagaimana tercatat dalam UU No. 24Tentang penanggulangan bencana.

Perencanaan jalur evakuasi termasuk kedalam tahap kesiapsiagaan sebelumterjadinya bencana banjir. Jalur evakuasiperlu direncanakan agar pada saat terjadinyabanjir evakuasi korban akan lebih efektifuntuk meminimalisir jumlah korban.

Beberapa prinsip untuk menentukanjalur evakuasi bencana banjir (Slamet danSusanto,2007 dalam Santoso, 2013 denganmodifikasi): 1) Jalur evakuasi dirancangmenjauhi aliran sungai. 2) Jalur evakuasidisarankan tidak melintasi sungai/jembatan.3) Di daerah berpenduduk padat, dirancangjalur evakuasi berupa sistem blok yangdibatasi oleh aliran sungai, dimana

Page 5: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 3

pergerakan masa setiap blok tidak tercampurdengan blok lainnya untuk menghindarikemacetan. 4) Dalam setiap jalur evakuasidiperlukan rambu-rambu evakuasi untukpengungsi menuju tempat aman.

Penggunaan teknologi SIG dalam bidangkebencanaan paling umum adalah untukmemetakan kawasan-kawasan rawan atauberisiko bencana, peta jalur evakuasi, petarencana kontigensi. Aplikasi SIG untukpembuatan jalur evakuasi yang berfungsiuntuk mencari rute optimum adalah LeastCost Path. Analisis Least Cost Pathmerupakan analisa tiap sel raster dimanasegmen berpindah dari sel ke sel dengan nilaiakumulasi terkecil (AL Samari, 2009).Sedangkan menurut (ESRI, 2008 dalamArdana, 2013), penentuan jaringan denganmelihat atribut medan terdiri atas beberapatahap diantaranya cost surface, cost distance, costbacklink/cost direction, dan cost path. Menurut(chang, 2000 dalam Ardana, 2013), analisisleas cost path dapat digunakan untuk aplikasianalisis dengan tipe pergerakan sepertiperancangan perjalanan, aktifitas militer,konstruksi jalan, sistem irigasi, jalur pipa,serta aplikasi lain.

Dalam least cost path ini rute dibuat diatasbackground data raster yang sudah merupakan

biaya permukaan (cost surface). Dalam analisisleast cost path ini secara garis besar memilikidua aspek atau langkah yang harus ditempuhsecara berurutan (Wiharja dan Purwanto,2012).

Permasalahan dalam penelitian ini adalahBagaimana Sistem Informasi Geografisuntuk membuat alternatif jalur evakuasi.Maka tujuan penelitian ini adalah:1. Aanalisis jaringan jalan untuk alternatif

jalur evakuasi bencana banjir luapanSungai Bengawan Solo di KotaSurakarta.

2. Analisis titik potensial evakuasi bencanabanjir luapan Sungai Bengawan Solo diKota Surakarta.

3. Membuat model jalur evakuasi banjiryang paling efektif dengan sisteminformasi geografis.

METODE PENELITIAN

Daerah penelitianPenelitian ini dilakukan di Kota

Surakarta yang wilayahnya dilalui SungaiBengawan Solo dan Terkena dampakpemodelan simulasi banjir luapan SungaiBengawan Solo.

Gambar 1 Wilayah Penelitian

Sumber: Administrasi Kota Surakarta dan Priyana, dkk, 2014

Page 6: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 4

Alat dan BahanPeralatan yang digunakan adalah GPS

(Global Position System) tipe GarminOregon 550 untuk chek lapangan titik awalevakuasi dan tempat evakuasi. CitraQuickbird Kota Surakarta tahun 2010 untuk

identifikasi jaringan jalan dan persebaranpermukiman.

Diagram Alir PenelitianDiagram alir penelitian dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis

Analisa DataAnalisa data dengan metode Leas Cost Path

untuk menghasilkan jalur evakuasi yangefektif dan analisa deskriptif kualitatifdigunakan untuk menjelaskan jalur evakuasiyang dihasilkan.

Parameter yang digunakan dalampenelitian ini adalah (pemodelan simulasibanjir luapan sungai bengawan solo, panjangjalan, lebar jalan, kondisi jalan, bahanpermukaan jalan, lokasi jembatan, dan arahjalan). Berikut adalah pedoman skoring yangdigunakan:a) Pemodelan Simulasi Banjir Luapan

Tabel 1 Skoring Klasifikasi PemodelanSimulasi Banjir Luapan

Kelas SkorZona bahaya 10.000

Diluar zona bahaya 20Sumber:Yuli Priyana, dkk (2014) dan

pertimbangan penulib) Panjang Jalan

Tabel 2 Skoring Klasifikasi Panjang JalanKelas (meter) Skor

<100 20>=100 - <200 30>=200 - <300 40>=300 - <400 50

>=400 60Bukan jalan 10000

Sumber: Arif (2002, dalam Ardana, 2013) denganmodifikasi penulis

Interpretasi LokasiJembatan

Digitasi

PersebaranPemukiman yangakan di evakuasi

Kondisi JalanArah JalanBahan permukaan

jalan

Survey lapangandan data Sekunder

Titikawal

Titikakhir

Rasterisasifeature to raster

Peta Jalur Evakuasi

Least Cost Path

Skoring

KawasanBanjir

DataSekunder

Model SimulasiLuapan Banjir

PemilihanTempat Evakuasi

sesuai kriteria

CitraQuickbird

Keterangan:: Hasil: Proses: Overlay: Hasil

LebarjalanPanjangjalan

Data JaringanJalan Jateng DIY

dari BIG

Weightedsum

Page 7: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 5

c) Lebar jalanTabel 3 Skoring Klasifikasi Lebar Jalan

Kelas Skor<2meter 100

>2 meter - < 5 meter 50>= 5 meter – <7 meter 40>=7 meter - <12 meter 30

>=12 meter 20Bukan jalan 10000

Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulisd) Kondisi jalan

Tabel 4 Skoring Klasifikasi Kondisi JalanKelas SkoreBaik 20

Sedang 30Buruk 40

Bukan jalan 10.000Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulis

e) Bahan permukaan jalanTabel 5 Skoring Klasifikasi Bahan

Permukaan JalanKelas SkoreAspal 20

Konblok 30Semen 40Batu 60

Tanah 80Bukan jalan 10000

Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulisf) Lokasi jembatan

Tabel 6 Skoring Klasifikasi LokasiJembatan

Kelas SkorTidak ada jembatan 20

Ada jembatan 30Bukan jalan 10000

Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulisg) Arah jalan

Tabel 7 Skoring Klasifikasi Arah JalanKelas Skor

Dua arah 20searah 30

Bukan jalan 10000Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulisTiap data jaringan jalan (kondisi jalan,

arah jalan, lokasi jembatan, jenis permukaanjalan, termasuk panjang jalan), semua diberikelas “bukan jalan” dimaksudkan agarkomputer tidak memilih jalur evakuasi didaerah yang tidak memiliki jalan dikarenakanpada prinsipnya, jalur evakuasi harusmelewati jalan untuk menjauhi zonaberbahaya. Berdasarkan hal tersebut,dilakukan analisis union antara tiap 6 datajaringan jalan. Hal tersebut agar dapatmemunculkan kelas “bukan jalan”, analisis

union ini hanya bisa dilakukan pada tipepolygon, maka data parameter jaringan jalanharus berbentuk polygon. Data jaringan jalan,termasuk parameter panjang jalan dapat diekstrak melalui metode calculate geometry.

Data jaringan jalan yang berupa panjangjalan, lebar jalan, kondisi jalan, bahanpermukaan jalan, lokasi jembatan, dan arahjalan kemudian dilakukan pengolahandengan metode union dengan hasil digitasiparameter pemodelan simulasi banjir luapan.Hasil union data-data parameter berikutdengan skor-skornya kemudian dilakukanpenjumlahan total skor dari tiap parametertersebut.

Karena semua data parameter masihberbentuk feature maka untuk dapatmenjalankan metode least cost path, semuadata parameter diubah menjadi raster denganmenggunakan feature to raster.

Setelah semua data menjadi raster dandiberi skor, maka langkah selanjutnya adalahmenggunakan metode Weighted Sum. Metodeini menjumlahkan skor–skor yang telahditentukan di tiap data parameter yang telahdi ubah menjadi raster kemudian akandihasilkan cost surface dimana cakupan daerahcost surface tersebut merupakan hasilperpotongan dari data-data parameter.Penelitian ini memberikan bobot yangberbeda di tiap parameter, tergantung daripengaruh parameter tersebut terhadap keduafaktor jalur evakuasi, yakni keselamatan, dankecepatan.

Tabel 8 Bobot Parameter Jalur EvakuasiParameter Bobot %

Pemodelan simulasi banjir 30Panjang jalan 25Lebar jalan 15

Kondisi jalan 10Jenis permukaan jalan 9

Lokasi jembatan 7Arah jalan 4

Total 100Sumber: Ardana, 2013 dengan modifikasi penulis

Page 8: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kondisi Jaringan Jalan1. Panjang Jalan

Jumlah segmen jalan per kelas panjangjalan secara rinci diperlihatkan dalam tabeldibawah ini.

Tabel 9 Jumlah Segmen Jalan PerKelas Panjang Jalan

Kelas Panjang Jalan(meter)

Jumlah SegmenJalan

<100 210>=100 - <200 62>=200 - <300 8>=300 - <400 1

>=400 2Total Segmen 283

Sumber: Analisa PenuliTabel diatas memperlihatkan bahwa

panjang jalan (<=100 meter) merupakankelas panjang jalan yang paling banyakjumlah segmennya diantara kelas yang lainsehingga kemungkinan untuk melewatijalan dengan kelas panjang jalan tersebutsangat besar.

2. Lebar JalanJumlah segmen jalan per kelas lebar

jalan secara rinci diperlihatkan tabeldibawah ini.

Tabel 10 Jumlah Segmen Jalan perKelas Lebar Jalan

Kelas Lebar Jalan JumlahSegmen

<2meter 17>=2 meter - < 5 meter 232>= 5 meter – <7 meter 7>=7 meter - <12 meter 27

>=12 meter -Total segmen 283

Sumber: Analisa PenulisTabel diatas menunjukkan bahwa kelas

lebar jalan (>=2 meter-<5 meter)merupakan kelas jalan per segmenterbanyak dibanding kelas jalan yang lain.Hal ini dibuktikan dengan persebarankelas jalan tersebut yang merata. Dengandemikian kemungkinan jalur evakuasiakan melewati jalan dengan lebar jalantersebut sangat besar.

3. Kondisi Jalan

Jumlah segmen jalan per kelas kondisijalan secara rinci diperlihatkan tabeldibawah ini.

Tabel 11 Jumlah Segmen Jalan PerKelas Kondisi Jalan

Kelas jalan Jumlah SegmenBaik 4

Sedang 267Buruk 12

Total Segmen 283Sumber: Analisa Penulis

Tabel diatas memperlihatkan bahwakondisi jalan di daerah penelitiandominan dalam kondisi sedang yaitusejumlah 267 segmen jalan dari 283segmen dalam kondisi sedang. Hal inimenunjukkan bahwa jalan di daerahpenelitian dalam kondisi tidak terlalubaik,namun masih dapat digunakansebagai jalur evakuasi.

4. Bahan Permukaan JalanJumlah segmen jalan per kelas bahan

permukaan jalan secara rincidiperlihatkan tabel dibawah ini.

Table 12 Jumlah Segmen Jalan PerKelas Bahan Permukaan JalanKelas Jumlah SegmenAspal 212

Konblok 12Semen 59Batu -

Tanah -Total Segmen 283

Sumber: Analisa PenulisPersebaran jalan dengan bahan

permukaan aspal cukup merata denganjumlah segmen 212 dari total 283 segmenjalan di daerah penelitian. Hal inimenunjukkan bahwa jalan di daerahpenelitian memiliki bahan permukaanjalan yang sesuai untuk dijadikan sebagaijalur evakuasi.

5. Lokasi JembatanJumlah segmen jalan per kelas lokasi

jembatan secara rinci diperlihatkan tabeldibawah ini.

Tabel 13 Jumlah Segmen Jalan PerKelas Lokasi Jembatan

Kelas Jumlah SegmenTidak ada jembatan 279

Ada jembatan 4Sumber: Analisa Penulis

Page 9: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 7

Meskipun seharusnya jalur evakuasitidak boleh melewati jembatan ataupunsungai, namun pada kenyataannya padapenelitian ini terdapat jalan yang menjadijalur evakuasi terpaksa melewati jembatankarena tidak ada jalan lain di daerahtersebut.

6. Arah JalanJumlah segmen jalan per kelas arah

jalan secara rinci diperlihatkan tabeldibawah ini.

Tabel 14 Jumlah Segmen Jalan PerKelas Arah Jalan

Kelas Jumlah SegmenDua arah 283

searah -Sumber: Analisa Penulis

Di daerah penelitian seluruhnyamemiliki arah jalan dua arah. Berdasarkanhipotesis bahwa jalur evakuasi sebaiknyamelewati jalan dengan dua arah, makadalam penelitian ini proses evakuasi dapatberjalan lancar Karena seluruh segmenjalan dua arah.

Analisis Tempat Potensial EvakuasiEvakuasi pada dasarnya adalah

memindahkan penduduk dari daerahberbahaya ke daerah yang aman. Untuk itu

dalam penentuan tempat evakuasi harusdipilih lokasi yang aman dari banjir. Lokasiyang aman dari banjir di Kota Surakartaadalah wilayah yang di luar kawasan banjir.Data kawasan banjir Kota Surakartadiperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum KotaSurakarta.

Tempat evakuasi dalam penelitian iniadalah fasilitas publik yang dianggapmemenuhi kriteria dari segi aksesbilitas,ketersediaan jumlah MCK, kapasitas dayatampungnya, dan kedekatan dengan sumberpengungsi. Untuk mengetahui seberapadekat lokasi potensial evakuasi dengansumber pengungsi dan untuk mengetahuiapakah lokasi potensial evakuasi berada diluar kawasan banjir berikut disajikan pulapersebaran lokasi fasiltas publik denganpermukiman yang tergenang akibat banjirluapan Sungai Bengawan Solo serta distribusikawasan banjir yang bersumber dari DPUKota Surakarta pada gambar 3 PetaPersebaran Fasiltas Publik Kelurahan Sewudi Luar Kawasan Banjir Surakarta dangambar 4 Peta Persebaran Fasilitas PublikKelurahan Jebres di Luar Kawasan BanjirSurakarta.

Gambar 3 Peta Persebaran Fasilitas Publik Kelurahan Sewu di Luar Kawasan Banjir Surakarta

Page 10: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 8

Gambar 4 Peta Persebaran Fasilitas Publik Kelurahan Jebres di Luar Kawasan Banjir Surakarta

Setelah mengidentifikasi gedung-gedungyang dapat dijadikan sebagai tempatevakuasi di daerah penelitian, maka pentinguntuk memperkirakan kapasitas

penampungan dari gedung tersebut. Berikutadalah data karakteristik fasilitas publik didaerah penelitian.

Tabel 15 Karakteristik Fasilitas Publik Daerah PenelitianNo. Nama Gedung Lokasi Jumlah

MCKLuas

GedungJumlahLantai

Aksesbilitas

1 Masjid Beton Sewu 2 225 m2 1 Bagus2 Masjid Sawunggaling Sewu 2 200 m2 2 Bagus3 Masjid Jami’ Sewu 5 500 m2 1 Bagus4 Pasar Tanggul Sewu - 2600 m2 1 Bagus5 Lapangan Sewu - 7700 m2 1 Bagus6 Masjid Sowijiyan Sewu 2 160 m2 2 Bagus7 Kantor Aisyiyah Sewu 1 140 m2 1 Bagus8 Masjid Ar-Rahman Jebres 1 110 m2 1 Kurang9 Masjid Al-Fath Jebres 2 150 m2 2 Bagus10 Masjid Al-Fajar Jebres 2 120 m2 2 Bagus11 Masjid Jannah Jebres - 150 m2 1 Kurang12 Gereja Jebres - 110 m2 1 Kurang

Sumber: Survei LapanganBerdasarkan tabel dan gambar di atas

dapat dilihat fasiltas publik di daerahpenelitian yang paling mendekati kriteriatempat evakuasi adalah Masjid Jami’ diKelurahan Sewu memiliki 5 MCK denganluas gedung sekitar 500 m2 dan memilikisatu lantai. Masjid Sawunggaling diKelurahan Sewu, memiliki 2 MCK denganluas gedung 200 m2 dan memiliki 2 lantai.Tempat evakuasi di Kelurahan Jebresadalah Masjid Al-Fath memiliki 2 MCK

dengan luas gedung 150 m2 dan memiliki 2lantai. Tempat evakuasi tersebut dipilihkarena dianggap telah memenuhi kriteriatempat evakuasi dari segi aksesbilitas cukupbagus dekat dengan jalan, daya tampungnya,jumlah ketersediaan MCK, dan kedekatandengan sumber pengungsi dan berada diluar kawasan banjir. Tempat evakuasitersebut memiliki aksesbilitas yang cukupbagus, terdapat banyak jalan, berada di arealpermukiman. Dekatnya dengan

Page 11: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 9

permukiman dianggap baik karena dapatmembantu proses perawatan parapengungsi. Jarak antara tempat evakuasidengan titik awal pengungsi tidak terlalujauh dan lokasinya diluar kawasan banjirKota Surakarta. Fasilitas umum sejenissekolahan tidak dipilih menjadi tempatevakuasi karena dianggap akan mengangguaktivitas belajar-mengajar jika diluar harilibur sekolah.

Pemodelan Simulasi Banjir LuapanSungai Bengawan Solo

Karakteristik banjir di Kota Surakartaberdasarkan jenisnya termasuk banjir sungaiyang disebabkan oleh curah hujan yangterjadi dalam suatu Daerah Aliran Sungai(DAS) secara luas dan berlangsung lamaakibatnya sungai tidak mampu menampungaliran air sehingga meluap dan menggenangidaerah disekitarnya.

Sedangkan berdasarkan penyebabnyawilayah disekitar aliran Sungai BengawanSolo termasuk banjir kiriman dimana, banjirkiriman terjadi akibat di daerah lain terjadihujan yang airnya mengalir menuju SungaiBengawan Solo, kemudian SungaiBengawan Solo volume airnya naik hinggameluap, sementara wilayah yang elevasinyarendah dengan kualitas draenase yang buruktermasuk banjir lokal, karena banjir lokalterjadi akibat hujan yang jatuh di daerah itusendiri yang disebabkan air hujan tidaktertampung oleh saluran drainase karenamelebihi kapasitas sistem drainase yang ada.

Daerah penelitian mempunyai polaaliran sungai dendritik, yakni aliran airmengalir ke segala arah dan pada akhirnyaaliran tersebut masuk ke induk sungai, yakniSungai Bengawan Solo. Hal ini tentu akanberdampak pada debit yang ada di sungaiinduk, yakni semakin besar curah hujanyang masuk ke suatu aliran sungai, makadebit di sungai induk juga akan semakinbesar, sehingga menyebabkan luapan banjir.Maka untuk mengetahui dampak luapandari Sungai Bengawan Solo perlu adanyapemodelan simulasi banjir luapan SungaiBengawan Solo sebagai dasar penentuanluas wilayah yang berpotensi tergenang saat

Sungai Bengawan Solo meluap. Wilayahyang berpotensi tergenang ini tidak akandijadikan sebagai jalur evakuasi. Untuk itusetelah dilakukan analisis union jalan yangterkena pemodelan simulasi banjir luapanSungai Bengawan Solo diberi skor besaragar menjadi prioritas Least Cost Path Untuktidak memilih jalan tersebut menjadi jalurevakuasi.

Dalam pembuatan model simulasigenangan banjir ini mengunakan dataketinggian tempat (DEM), dilakukandengan cara melakukan interpolasi datatersebut kemudian di rubah ke dalambentuk raster map, sehingga didapat nilaipixel dari data ketinggiuan tersebut. Nilaipixel tersebut menyatakan nilai ketinggiantempat wilayah tersebut.

Pemodelan luapan banjir inidiskenariokan pada ketinggian air (1 meter,1,5 meter, dan 2 meter). Adapun bahanpertimbangan skenario tersebut adalahbahwa kejadian banjir maksimal padaketinggian 2 meter.

Tabel 14 Luas dampak Banjir dari ModelSimulasi

No SkenarioGenangan

(m)

LuasDampak

(m2)

Prosentase (%)

1 1 77.693 14.32 1.5 170.462 31.33 2 296.601 54.4

Jumlah 544.756 100.0Sumber: Hasil Laporan Priyana, dkk, (2014)

Dalam penelitian ini hanyamenggunakan pemodelan simulasi banjirluapan Sungai Bengawan Solo denganskenario 1,5 meter karena dianggap palingsesuai dengan kenyataan di lapangan.Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwapada skenario 1,5 meter dampak yangditimbulkan adalah seluas 170.462 m2. PetaPemodelan Simulasi Banjir Luapan SungaiBengawan Solo di Kota Surakarta inilahyang kemudian dilakukan analisis uniondengan jaringan jalan dan diberi skortertentu selanjutnya diubah menjadi rasteragar dapat di analisis dengan metode leastcost path. Wilayah yang terkena pemodelansimulasi banjir luapan diberi skor besar agarmenjadi prioritas untuk tidak dipilih sebagai

Page 12: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 10

jalur evakuasi. Peta pemodelan simulasibanjir luapan Sungai Bengawan Solo secara

rinci dapat dilihat pada gambar di bawahini:

Gambar 5 Peta Pemodelan Simulasi Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo

Analisis Persebaran PermukimanPersebaran permukiman menunjukkan

bagaimana populasi terdistribusi dalam suatuwilayah yang didiami. Persebaranpermukiman digunakan untukmengindikasikan besarnya jumlah yang harusdievakuasi di setiap wilayah. Dalampenelitian ini mengambil studi kasus diwilayah yang terlewati Sungai Bengawan Solodan terkena pemodelan simulasi luapanbanjir Sungai Bengawan Solo. Denganmempertimbangkan persebaran permukimandapat digunakan untuk memilih titik awaldalam jalur evakuasi. Dipilihnya persebaranpermukiman sebagai titik awal dikarenakanpermukiman adalah suatu tempatmenetapnya penduduk dalam suatu area.

Saat bahaya terjadi, akan terjadikepanikan dan penduduk akan keluar daridaerah permukiman menuju suatu area yang

lebih aman dari bencana. Titik awal dipilihlokasi yang mudah dijangkau penduduk,dimana penduduk dapat berkumpul di titiktersebut dan penduduk dapat dengan mudahmelewati jalur evakuasi yang sudahditentukan meskipun tim evakuasi tidakdatang ke lokasi bencana.

Peta persebaran permukiman diperolehdari digitasi Citra Quickbird Kota Surakartatahun 2010. Tidak semua wilayah KotaSurakarta dilakukan digitasi penggunaanlahan hanya wilayah yang terkena pemodelansimulasi banjir luapan Sungai BengawanSolo. Digitasi Penggunaan Lahan inidiperlukan untuk mengetahui berapa luasdaerah permukiman yang tergenangipemodelan simulasi banjir luapan SungaiBengawan Solo. Berikut adalah tabelpenggunaan lahan di daerah penelitian:

Page 13: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 11

Tabel 5 Penggunaan Lahan Tergenang Model Simulasi Luapan Sungai Bengawan SoloNo Penggunaan Lahan Tergenang Luas (m2) Prosentase (%)1 Bangunan Gedung 883.387658 0.5182312 Daerah Berair 8250.879163 4.8403043 Lahan Kosong Vegetasi Jarang 38379.54129 22.515014 Lahan Kosong Vegetasi Lebat 55462.38483 32.536515 Permukiman 67485.79983 39.58994

Total 170461.9928 100Sumber: Priyana, dkk, 2014

Berdasarka tabel diatasmemperlihatkan pemodelan simulasi banjirluapan Sungai Bengawan Solomenggenangi wilayah permukiman seluas67.485,8 m2 setara dengan 39,6 % daritotal penggunaan lahan yang tergenang.

Kepadatan penduduk adalahperbandingan antara jumlah penduduk danluas daerah yang didiami. Kepadatanpenduduk aritmatik adalah suatu angkayang menunjukkan rata-rata penduduk

menempati setiap 1 km2 permukaan bumiatau jumlah semua penduduk dalam suatuwilayah atau negara dibagi dengan seluruhluas wilayahnya. Kepadatan penduduk inidihitung dengan rumus (4.1): jumlahpenduduk (jiwa) / luas wilayah (km2).Dengan mengetahui kepadatan penduduksuatu wilayah dapat diprediksi dalamsatuan luas tertentu didiami berapa jumlahpenduduknya. Berikut adalah kepadatanpenduduk di daerah penelitian:

Tabel 16 Kepadatan Penduduk Di Daerah PenelitianDesa Jumla

hPendu

duk(jiwa)

Luas(km2)

Kepadatan

(jiwa/km2)

LuasPermuki

manTergenang (km2)

LuasPenggunaa

n LahanTergenang

(Km2)

ProsentaseLuas

tergenang(%)

KepadatanPendudukTergenang(jiwa/km2)

JumlahPendudukTergenang

(Jiwa)

(1) (2) (3) (4)=(2/3) (5) (6) (6)=(5/3*100) (7)=(6/100*4) (8)=(7*5)Sewu 7.545 0,49 15.397 0.06 0,082703 16,8782557 2.598,906919 214,93858Jebres 32.108 3,17 10.128 0.007 0,087759 2,76840817 280,3843798 24.606124Jumlah 39.653 3,66 25.525 0.067 0.170462 19.6466638 2.879,291298 239.5447

Sumber: Priyana, dkk, 2014 dan analisa penulisBerdasarkan tabel di atas dapat kita lihat

wilayah yang paling luas tergenangi adalahKampung Sewu yaitu 0,083 Km2 atau setara16,88 % dari keseluruhan luas KampungSewu dengan luas permukiman yangtergenang yaitu 0.06 Km2. Wilayah KampungSewu yang tergenang memiliki kepadatanpenduduk 2.598,9 Jiwa/Km2 atau kira-kiraterdapat 214 penduduk yang menjadi korbanbencana banjir luapan Sungai BengawanSolo. Namun kenyataan di lapangan banyakrumah di depan tanggul Bengawan Solosudah mulai ditinggalkan penghuninyakarena mengikuti program relokasi daripemerintah Kota Surakarta dalam rangkamengurangi jumlah korban jiwa danmengembalikan fungsi lahan sebagai

sempadan sungai. Sedang untuk wilayahKelurahan Jebres hanya sedikit wilayahpermukiman yang tergenangi banjir luapanSungai Bengawan Solo yaitu seluas 0.007Km2 dari total wilayah yang tergenangi yaitu0,088 Km2 atau setara 2,8 % dari seluruhwilayah Desa Jebres. Kepadatan KelurahanJebres yang tergenang adalah 280,4Jiwa/Km2 atau kira-kira terdapat 24penduduk yang menjadi korban banjirapabila Sungai Bengawan Solo meluaphingga 1,5 meter seperti dalam pemodelansimulasi banjir luapan Sungai BengawanSolo.

Peta penggunaan lahan dan persebaranpemukiman di daerah penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 14: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 12

Gambar 5 Peta Penggunaan Lahan dan Persebaran Permukiman

Jalur Evakuasi Banjir di Kota SurakartaJalur evakuasi dibuat di tiap desa

sepanjang Sungai Bengawan Solo yangterkenan genangan simulasi banjir luapanyaitu Kelurahan Sewu dan KelurahanJebres. Hasil analisis Least Cost Path

menghasilkan 2 jalur evakuasi yang terletakdi Kelurahan Sewu dan 2 jalur di KelurahanJebres. Berikut adalah jalur evakuasi yangdihasilkan dengan metode least cost path diKelurahan Sewu:

Gambar 6 Peta Jalur Evakuasi Bencana Banjir di Kelurahan Sewu

Page 15: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 13

Least cost path memilih jalur dari titikawal pertama di simpang tiga Jalan Betontepatnya pada koordinat 482859 mT danmU 9162651 dapat melewati Jalan Gotong-royong menuju titik evakuasi di MasjidJami’. Least Cost Path memilih melewatijalan tersebut karena memiliki lebar jalan 7m, dengan panjang jalan 564 m jadi lebihpendek, kondisi jalan yang baik, bahanpermukaan jalan aspal, tidak melewatijembatan, dan jalannya dua arah, sehinggadiasumsikan jalur yang dipilih memilikiwaktu tempuh yang lebih cepat dan efektif.

Kedua dari titik awal di tanggul sungaiBengawan Solo tepatnya pada koordinat

482985 mT dan 9162908 mU dapat menujutitik evakuasi Masjid Sawunggaling. Leastcost path memlih jalur evakuasi dari titik awaldi tanggul Bengawan Solo menuju JalanBeton kemudian melewati Jalan R.EMartadinata menuju Masjid Sawunggaling.Least cost path memilih jalur tersebut karenajalannya memiliki lebar jalan 3 m hingga 6m dengan panjang jalan 304,6 m jadi lebihpendek, permukaan jalan aspal, memilikidua arah, dan tidak melewati jembatansehingga dianggap jalur tersebut memilikiwaktu tempuh yang lebih cepat dan efektif.

Gambar 7 Peta Jalur Evakuasi Bencana Banjir di Kelurahan Jebres

Berdasarkan gambar di atas terlihat jalurevakuasi dari titik awal pertama di simpangtiga Kentingan dapat melewati JalanKentingan lurus melewati depan RumahSakit Jiwa Surakarta, kemudian hingga didepan Kantor Pusat Psikoterapi KotaSurakarta ke arah Utara lurus hingga diMasjid Al-Fath. Least cost path memilih jalurtersebut karena memiliki lebar jalan 2,5 m

hingga 4 m dengan panjang jalannya 534 m,permukaan jalan aspal, dua arah, dan tidakmelewati jembatan, sehingga dianggapmemiliki waktu tempuh evakuasi yang lebihcepat dan efektif.

Kedua adalah alternatif jalur evakuasidari titik awal di sebuah simpang empatjalan di tengah permukiman padatpenduduk tepatnya pada koordinat 485137

Page 16: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 14

mT dan 9164571 mU dapat melewati jalanke arah Barat hingga mentok, kemudianlurus kearah utara hingga melewatijembatan, melewati depan AsramaMahasiswa UNS, kemudian menuju tempatevakuasi masjid Al-Fath dengan jalur yangdipilih least cost path. Jalur yang dipilihmelewati lebar jalan 2.5 m, panjang jalan997 m, permukaan jalannya aspal dankonblok dalam kondisi baik hingga sedang,dan dua arah meskipun terpaksa harusmelewati jembatan karena tidak ada jalantanpa jembatan di area tersebut.

PENUTUP

Kesimpulan1. Jaringan jalan di daerah penelitian dapat

dikatakan sesuai untuk dijadikan jalurevakuasi.

2. Titik evakuasi yang mendekati kriteriadan berada di luar kawasan banjirberdasarkan data dari Dinas PekerjaanUmum Kota Surakarta yaitu Masjid Jami’dan Masjid Sawunggaling di KelurahanSewu, sedang di Kelurahan Jebres adalahMasjid Al-Fath.

3. Jalur evakuasi yang dihasilkan denganmetode least cost path adalah 2 jalur diKelurahan Sewu dan 2 jalur diKelurahan Jebres.

Saran1. Dalam melakukan skoring tiap parameter

yang digunakan dalam penentuan jalurevakuasi sebaiknya menggunkanreferensi yang relevan.

2. Untuk menentukan pemodelan simulasibanjir luapan sebaiknya menggunakananalisa hidrologi.

Page 17: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK …eprints.ums.ac.id/30691/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · terjadinya bencana banjir. Jalur evakuasi perlu direncanakan agar pada saat terjadinya

Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 | Sri Harsini/E100090024 15

DAFTARA PUSTAKA

Al Samari, Bader Adulaziz, et al. Tanpa Tahun. Optimum Route OF pipeline using ArcGIS:Saudi Aramco, Dhahran. http://www.saudigis.org/cms.acpx?cid=37. Diakses pada26 Oktober 13:17

Anna, Noor Alif, dkk. 2012. Model Pengelolaan Air Permukaan Untuk Pencegahan Daerah Banjir DiSurakarta Dan Sukoharjo Jawa Tengah. Laporan Penelitian Hibah Bersaing ke tiga.Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ardana, Doma Madhan. 2013. Penentuan Jalur Evakuasi Dan Dampak Banjir Lahar DinginGunung Merapi Magelang, Jawa Tengah. Skripsi Program Sarjana. Yogyakarta:Fakultas Geografi, Universitas Gajah Mada.

Kodoatie, Robert J dan Sugiyanto. 2001. Banjir: Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliaanya(Perspektif Lingkungan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mei, Wulan Estuningtyas, dkk. 2013. Lessons learned from the 2010 evacuations at Merapi volcano.Journal of Volcanology and Geothermal Research, VOLGEO-05104;No of Pages18.

PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.Perum Jasa Tirta. 2009. Kejadian Banjir Kota Surakarta.Prasetyo, Agustinus Budi. 2009. Pemetaan Lokasi Rawan Dan Risiko Bencana Banjir Di Kota

Surakarta Tahun 2007. Skripsi Program Sarjana. Surakarta: Fakultas Keguruan DanIlmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Priyana, Yuli, dkk. 2014. Model Simulasi Luapan Banjir Sungai Bengawan Solo UntukOptimalisasi Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Banjir. Laporan Penelitian UnggulanProgram Studi (PUPS). Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas MuhammadiyahSurakarta.

Triwidiyanto, Afrizal. 2013. Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Akibat Luapan KaliKemuning di Kabupaten Sampang. Tugas Akhir Program Sarjana. Surabaya: FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.

Wiharja, Delasdriana dan Taufik Hery Purwanto. 2012. Analisis Perbandingan Jalur Pipa TransmisiPDAM Eksisting dengan Metode Leas Cost Path di Kabupaten Sleman. Jurnal PenelitianFakultas Geografi UGM, Volume 1, Nomor 3, Tahun 2012.