aplikasi penerangan buatan
DESCRIPTION
Fisika Bangunan 1TRANSCRIPT
APLIKASI PENERANGAN BUATAN
PADA RUANG LABORATORIUM
Dosen Pengampu :DR. IR. EDDY PRIANTO ,CES,DEA
Dikerjakan Oleh :Kelompok 11
Rahayu Effendi 21020114130130
Hana Salsabila 21020114130131
Sista Wasito R. 21020114130133
Nabila Dea 21020114130135
Faris Addo 21020114130136
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AJARAN 2015 – 2016
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tentang aplikasi penerangan buatan pada ruang laboratorium tanpa halangan yang berarti.
Laporan ini membahas tentang aplikasi penerangan buatan pada ruang laboratorium
dengan berbagai sistem penerapan pencahayaan buatan pada interior bangunan. Diharapkan,
dalam adanya laporan ini dapat menjabarkan contoh penerapan sistem pencahayaan buatan
dalam interior sebuah bangunan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi laporan
yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang
budiman. Aamiin.
22 November 2015
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................2
BAB III DATA..........................................................................................................................4
3.1. Denah Ruang Laboratorium.........................................................................................4
3.2. Denah Lampu Eksisting pada Ruang Laboratorium....................................................4
3.3. Foto Ruang Laboratorium............................................................................................5
BAB IV ANALISA...................................................................................................................7
4.2. Analisa Ruang Laboratorium.......................................................................................7
4.3. Analisa Penerangan Buatan Eksisting pada Ruang Laboratorium...............................8
BAB V DESAIN RUANGAN................................................................................................11
5.1 Penerapan Pencahayaan Merata Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Sista Wasito R/21020114130133)........................................................11
5.2 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Rahayu Efendi/21020114130130)........................................................13
5.3 Penerapan Pencahayaan Setempat Pada Ruang Diskusi dan Asistensi
(Desain oleh Hana Salsabila/21020114130131)........................................................15
5.4 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Faris Addo G/21020114130136)..........................................................17
5.5 Penerapan Pencahayaan Merata Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Nabila Dea/21020114130135)..............................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang
yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan
akses pencahayaan. Keperluan pencahayaan ruangan juga menempati urutan terbesar kedua
setelah sistem tata udara. Karena itu sistem tata cahaya suatu bangunan harus direncanakan
dengan baik. Mengingat pentingnya cahaya bagi manusia untuk beraktivitas, tidak
mengherankan jika perencanaan cahaya pada bangunan juga memegang peranan penting
bagi keberhasilan fungsi dari bangunan tersebut.
Pada ruang Laboratorium Teknologi Bnagunan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, sumber cahaya pada siang hari didapat dari cahaya matahari yang
masuk lewat jendela pada bagian depan dan belakang ruangan. Namun pencahayaan alami
yang didapat lewat cahaya matahari ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan cahaya
dikarenakan banyaknya sekat di dalam ruangan sehingga menghalangi cahaya untuk masuk
hingga ke tengah ruangan. Oleh karena itu, dibutuhkan pencahayaan buatan pada ruangan ini
agar kebutuhan cahaya bisa terpenuhi sehingga tidak mengganggu aktivitas dan fungsi
penglihatan di dalamnya ..
Karena itu, pemahaman tentang sistem pecahayaan buatan penting untuk menciptakan
ruangan yang dapat memenuhi kebutuhan penghuni dengan sistem pencahayaan yang baik
yang sesuai dengan fungsi ruangan tersebut.
1.2. Tujuan Laporan
Tujuan dari laporan pembahasan tentang sistem pencahayaan buatan ini adalah untuk :
1. Memberikan gambaran visualisasi tentang penerangan buatan menurut standart SNI
03-6575-2001pada ruang Laboratorium Teknologi Bangunan Arsitektur Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Mengetahui tata cara perancangan dalam mengaplikasikan pencahayaan buatan pada
ruang laboratorium yang sesuai untuk kebutuhan dan kenyamanan.
3. Memberikan pemahaman pada mahasiswa untuk mampu mengaplikasikan
pencahaayaan buatan yang sesuai syarat kesehatan, kenyamanan, keamanan dan
memenuhi ketentuan yang berlaku untuk ruang laboratorium dan ruang kerja.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan
buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan
pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
- Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail
sertaterlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
- Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
- Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
- Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
- Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
Berdasarkan SNI 03-6575-2001, tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk
Laboratorium adalah 500 lux dengan kelompok renderasi warna 1. Pencahayaan pada bidang
vertikal sangat penting untuk meenciptakan suasana/ kesan ruang yang baik. Sedangkan
untuk ruang kerja, di dalam SNI 03-6575-2001 disebutkan tingkat pencahayaan minimum
yang direkomendasikan adalah 350 lux dengan kelompok renderasi warna adalah 1 atau 2.
Untuk tempat-tempat yang membutuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat
menggunakan pencahayaan setempat.
Sistem pencahayaan buatan dapat dikelompokkan menjadi :
a). Sistem pencahayaan merata.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh
ruangan,digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat dalam
ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama.Tingkat pencahayaan yang
merata diperoleh dengan memasang armatur secara merata langsung maupun tidak
langsung di seluruh langit-langit.
2
b). Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak
merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang memerlukan
tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan
dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan
armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.
c). Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat.
Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem
pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang
dipasang di dekat tugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1).tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
2).memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari
arah tertentu.
3).pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat
yang terhalang tersebut.
4).tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang
kemampuan penglihatannya sudah berkurang.memerlukan tingkat pencahayaan
tinggi.
Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh melebihi kecerahan
dari interior tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling umum adalah kecerahan
yang
3
BAB III
DATA
3.1. Denah Ruang Laboratorium
3.2. Denah Lampu Eksisting Pada Ruang Laboratorium
3.3. Foto Ruang Laboratorium
4
Gambar 2 Interior Ruang Laboratorium sebelah Selatan
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3 Interior Ruang Laboratorium sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
5
Gambar 4 Interior Ruang Laboratorium sebelah Barat
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 1 Interior Ruang Laboratorium sebelah Timur
Sumber : Dokumen Pribadi
6
BAB IV
ANALISA
4.1. Analisa Ruang Laboratorium
Ruang Laboratorium Teknologi Bangunan Arsitektur di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik. Di dalamnya terdapat 8 ruang kerja dosen yang masing-masing pada bagian
barat ruangan, terdapat tiga ruang kerja dosen yang letaknya bersebelahan. Di bagian
timur,hanya terdapat satu ruang kerja dosen yang letaknya di sudut ruangan. terdapat
juga sofa dan almari pada bagian timur ruangan ini. Di bagian tengah ruangan terdapat
meja-meja yang disusun sejajar, dan terdapat beberapa kursi yang biasanya digunakan
para dosen/mahasiswa sebagai tempat untuk asistensi atau diskusi.
Ruang Laboratorium pada bagian timur dan barat terdapat bukaan dengan kaca bening
yang cukup lebar namun bukaan ini belum mampu memenuhi kebutuhan ruangan akan
pencahayaan alami pada siang hari dikarenakan di dalam ruang terdapat banyak sekat
sekat yang menghalangi cahaya matahari masuk. Pencahayaan alami hanya mampu
memberikan terang yang cukup hingga bagian ruang duduk.
Gambar 1 Bukaan pada bagian atas dinding sebelah timur ruangan
Sumber : Dokumen Pribadi
7
Gambar 2 Ruang Diskusi di bagian tengan ruangan
Sumber : Dokumen Pribadi
Tampak dari gambar di atas (gambar 2) terdapat banyak sekat/dinding partisi pada ruangan
yang menghalangi cahaya matahri masuk, sehingga pada ruang diskusi di bagian tengan ruangan
tampak gelap. Penerangan buatan di siang hari dibutuhkan untuk mampu memberikan penerangan
yang sesuai dan cukup pada ruang diskusi ini.
Sedangkan untuk ruang kerja dosen, pada ruang di sebelah barat tidak perlu menggunakan
bantuan penerangan buatan di siang hari dikarenakan terdapat bukaan yang lebar, yang mampu
memaksimalkan penggunaan cahaya sebagai penerangan alami di siang hari sehingga memberikan
terang yang cukup pada ruang kerja. Sedangkan untuk ruang kerja di bagian timur dan utara masih
membutuhkan penerangan buatan dikarenakan ruangan tidak mendapatkan cahaya matahari yang
cukup karena tidak memiliki bukaan sehingga menimbulkan kesan gelap. Oleh karena itu, penerangan
buatan masih dibutuhkan untuk memberikan terang yang cukup pada ruangan.
4.2. Analisa Penerangan Buatan Eksisting pada Ruang Laboratorium
Gambar 1 Lampu Eksisting pada Ruang Laboratorium
Sumber : Dokumen Pribadi
8
Pada ruang laboratorium terdapat total sembilan buah lampu yang dipasang dengan jarak antar lampu adalah tiga meter. Pada bagian selatan dan utara ruangan terpisahkan oleh sebuah kolom yang memanjang. Pada bagian utara kolom terdapat 6 buah lampu sedangkan pada bagian selatan kolom terdapat tiga buah lampu.
Gambar 2 Lampu pada bagian selatan kolom
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3 Lampu pada bagian Utara kolom
Sumber : Dokumen Pribadi
Pada masing-masing ruang kerja dosen, di langit-langitnya terdapat satu buah lampu yang
dipasang. Armatur dipasang menempel di langit-langit dan menggunakan lampu jenis fluorescent
tabung sebagai sumber penerangan buatannya.
9
Gambar 4 Lampu pada langit-langit ruang kerja dosen
Sumber : Dokumen Pribadi
Pencahayaan yang digunakan pada ruang laboratorium ini adalah pencahayaan
merata. Namun jenis pencahayaan ini dirasa kurang cocok digunakan karena pada ruangan
ini memiliki banyak dinding partisi yang menghalangi distribusi cahaya, sehingga pada
sudut-sudut tertentu tampak gelap karena kurang/tidak terkena cahaya dari penerangan
buatan. Padahal pada ruang laboratorium ini, di beberapa ruang membutuhkan pencahayaan
ekstra atau menggunakan pencahayaan setempat karena dalam kegiatannya membutuhkan
ketelitian dan konsentrasi lebih dalam melihat objek.
10
BAB V
DESAIN RUANGAN
5.1 Penerapan Pencahayaan Merata Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Sista Wasito R/21020114130133)
Gambar 5.1.3 Penerapan pencahayaan merata pada Ruang Kerja Dosen
11
Gambar 5.1.1 Denah Ruangan Gambar 5.1.2 Denah Lampu pada Ruangan
Gambar 5.1.4 Penerapan pencahayaan merata pada Ruang Kerja Dosen
Keterangan :
Pada ruangan ini menerapkan sistem pencahayaan merata.Hal ini bertujuan untuk
memberikan penerangan menyeluruh terhadap ruangan. Penerangan dibuat secara
langsung menggunakan downlighting dengan armature inbow (masuk ke dalam plafond).
Sistem penyinaran yang digunakan adalah langsung, karena ruangan mendapatkan aliran
cahaya langsung dari lampu.
12
5.2 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Rahayu Efendi/21020114130130)
Gambar 5.2.3 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
13
Gambar 5.2.1 Denah Ruangan Gambar 5.2.2 Denah Lampu pada Ruangan
Gambar 5.2.4 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
Keterangan:
Pada ruangan ini menggunakan sistem pencahayaan gabungan. Pencahayaan merata
ditujukan untuk memberi penerangan menyeluruh pada ruangan. Penerangan setempat
ditujukan untuk memberikan pencahayaan lebih pada area yang memerlukan konsentrasi
lebih dalam aktivitasnya. Sedangkan pencahayaan setempat difokuskan untuk memberi
penerangan pada meja kerja. Jenis penyinaran yang digunakan adalah penyinaran
langsung, karena ruangan mendapatkan cahaya langsung dari lampu yang dipasang.
14
5.3 Penerapan Pencahayaan Setempat Pada Ruang Diskusi dan Asistensi
(Desain oleh Hana Salsabila/21020114130131)
Gambar 5.3.3 Penerapan pencahayaan setempat pada Ruang Diskusi dan Asistensi
15
Gambar 5.3.1 Denah Ruang Diskusi dan Asistensi
Gambar 5.3.2 Denah Lampu Ruang Diskusi dan Asistensi
Gambar 5.3.4 Penerapan pencahayaan setempat pada Ruang Diskusi dan Asistensi
Keterangan:
Pada area ini menggunakan sistem pencahayaan setempat. Pencahayan setempat dipilih
karena aktivitas yang dilakukan di ruang diskusi dan asistensi ini membutuhkan
konsentrasi yang lebih dalam melakukan aktivitas penglihatan. Pencahayaan setempat
(khusus/tugas) difokuskan untuk memberikan pencahayaan pada bidang kerja, dalam hal
ini meja kerja. Sistem penyinaran yang digunakan adalah langsung, karena meja kerja
mendapatkan aliran cahaya langsung dari lampu. Jenis pemantulannya teraturr.
16
5.4 Penerapan Pencahayaan Gabungan Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Faris Addo G/21020114130136)
Gambar 5.4.3 Penerapan Pencahayaan Gabungan pada Ruang Kerja Dosen
17
Gambar 5.4.1 Denah Ruangan Gambar 5.4.2 Denah Lampu pada Ruangan
Gambar 5.4.4 Penerapan Pencahayaan Gabungan pada Ruang Kerja Dosen
Keterangan:
Pada ruangan ini menggunakan sistem pencahayaan gabungan. Pencahayaan merata
ditujukan untuk memberi penerangan menyeluruh pada ruangan. Penerangan setempat
ditujukan untuk memberikan pencahayaan lebih pada area yang memerlukan konsentrasi
lebih dalam aktivitasnya. Sedangkan pencahayaan setempat difokuskan untuk memberi
penerangan pada meja kerja. Jenis penyinaran yang digunakan adalah penyinaran
langsung, karena ruangan mendapatkan cahaya langsung dari lampu yang dipasang.
18
5.5 Penerapan Pencahayaan Merata Pada Ruang Kerja Dosen
(Desain oleh Nabila Dea/21020114130135)
Gambar 5.5.3 Penerapan Pencahayaan Merata pada Ruang Kerja Dosen
19
Gambar 5.5.1 Denah Ruangan Gambar 5.5.2 Denah Lampu pada Ruangan
Gambar 5.5.4 Penerapan Pencahayaan Merata pada Ruang Kerja Dosen
Keterangan :
Pada ruangan ini menggunakan sistem pencahayaan merata yang bertujuan untuk
memberikan penerangan ke seluruh ruangan. Jenis penyinarannya adalah penyinaran
langsung, karena ruangan mendapatkan cahaya langsung dari lampu tanpa melalui
perantara apapun.
20
DAFTAR PUSTAKA
Indrianti, M. Pencahayaan. Retrieved November 10, 2015, from gunadarma.ac.id: http://merlindriati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30545/Pencahayaan.pdf
Savitri, M.A.Peran Pencahayaan Buatan dalam Pembentukan Suasana dan Citra Ruang Komersial (Studi kasus pada Interior Beberapa Restoran Tematik di Bandung). Retrieved November 10, 2015, from maranatha.edu:http:/repository.maranatha.edu/592/1/Peran%20Pencahayaan%20Buatan.pdf
B.U, C. (n.d.). Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan. Retrieved November 10, 2015, from ciptakarya.pu.go.id: ciptakarya.pu.go.id/pbl/asset/doc/sni/SNI_CAHYABU.PDF
21