aphasia made easy

Upload: baarid-hamidi

Post on 01-Mar-2016

42 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

resume from clinical neurolgy jose biller

TRANSCRIPT

  • Baarid Luqman Hamidi

    Pembimbing :

    Dr. FX. Soetedjo Sp.S (K)

    Stase Neurobehaviour

    Jeffrey L. Saver

    Pendekatan pada pasien dengan

    PPDS I ILMU PENYAKIT SARAF

    FK UNS-RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta

    2014

  • Cerebral dominan neuroanatomi Patofisiologi

    Stroke lesi focal lesi difus

    Etiologi

    Kelancaran (fluency)

    Gangguan auditori komprehensif Kesulitan dalam menemukan kata

    Manifestasi Klinis

    Riwayat Pemeriksaaan fisik Pemeriksaan penunjang

    Evaluasi

    Aphasia parasylvian Aphasia extrasylvian Sindroma aphasia subcortical Sinrdoma klasik yang lain

    Diagnosa

    Dysarthria Mutism Gangguan berpikir

    Differential diagnosa

    Perjalanan penyakit

    penanganan 2

  • pengantar

    Definisi afasia :

    Gangguan atau kehilangan

    pengolahan bahasa

    yang disebabkan kerusakan otak

    3

  • patofisiologi

    Dominasi cerebral utk bahasa

    Hemisfer cerebri kiri

    99 % pada pengguna tangan

    kanan

    60 % pada orang kidal

    neuroanatomi

    Sekitar fissura slyvian pada

    hemisfer dominan

    4

  • 5

    Area bahasa inti perisylvian : brocca area pada gyrus frontalis inferior, gyrus supramarginal dan angularis di lobus parietalis, substansia alba fasiculus arcuatus dan area wernick di gyrus temporalis superior Area Extrasylvian : sekitar kortex bahasa init perislyvian

  • ETIOLOGY

    Stroke Paling banyak menyebabkan afasia Stroke iskemik > stroke hemoragik

    Lesi focal yang lain Tumor otak primer ,metastase, dan abses Aphasia progresif primer

    sindrom neurodegeneratif : slow progresif, gangguan bahasa terisolasi pd usia tua, dan atrofi fokal di korteks frontotemporal. Berkembang menjadi demensia general pada 2 tahun pertama sakit

    Penyebab : demensia lobus frontotemporal yang berhub. Dgn Tauopathy Focal variant of alzheimer disease

    Lesi difus Secara epidemiologi penyebab paling sering : traumatic

    brain injury (TBI) dan alzheimer disease meskipun tidak sebagai afasia terisolasi

    6

  • MANIFESTASI KLINIS

    Lancar/tidak lancar

    Gangguan Pengulangan

    Gangguan Pemahaman auditorik

    Parafasia

    Gangguan menemukan kata (anomia)

    Gangguan membaca (alexia)

    Gangguan menulis (agraphia)

    7

  • MANIFESTASI KLINIS

    A. Bicara Lancar/tidak lancar o Laju/ kecepatan bicara

    o Kuantitias

    o Kemudahan produksi kata

    o Nonfluent Vs fluent (tabel)

    o Korelasi anatomi : nonfluency mengindikasikan lesi di frontal area bahasa anterior sampai fisura centralis rolando

    8

    non Fluent Fluent

    Verbal output < 50 kata/menit Verbal output berlimpah

    pemendekan frase (1-4 kata/frase) Panjang frase normal

    produksi kata yang penuh usaha Mudah memproduksi kata

    Artikulasi sering buruk Artikulasi terjaga

    Kontur melodi terganggu Kontur melodi intak

    Sering Menggunakan kata2 substantif (telegraphic speech)

  • MANIFESTASI KLINIS

    9

    B. Gangguan pemahaman auditorik Ketidakmampuan memahami bahasa lisan

    (dari yang berstrukur lengkap ,kata sederhana sampai kaliamat komplex)

    Pasien memanfaatkan gestur,penekanan kalimat, dan setting untuk membantu pemahaman

    jika pasien gagal memahami isyarat non verbal singkirkan adanya gangguan pemahaman auditorik

    Korelasi anatomi : lesi pada temporoparietal area bahasa posterior sampai fissura rolando

    Pengeualian pada pasien yang tidak memahami tata bahasa, agramatism berhubungan dengan area bahasa frontalis inferior

  • MANIFESTASI KLINIS

    10

    B. Gangguan repetisi (pengulangan) Pengulangan bahasa secara lisanfungsi

    bahasa yang terpisah secara lingustik dan anatomik gangguan repetisi terisolasi afasia konduksi Repetisi bagus dengan gangguan bicara spontan afasia transcortical

    pasien yang menunjukkan echolalia (Jarang)kecenderungan kuat dan wajib untuk mengulang semua frase terdengar

    Korelasi anatomik : pada area bahasa inti parasylvian

  • MANIFESTASI KLINIS

    11

    D. Parafasia Terdapat kesalahan penggantian kata-kata yang dimaksud. Ada 3 klasifikasi : Literal/phonemic paraphasia : kesalahan hanya bagian dari kata. contoh : apple tapple apfle Verbal/ global paraphasia: kesalahan pada semua kata contoh : apple orange/bycycle Semantic paraphasia : apple orange jargon paraphasia : verbal paraphasia+fluent output Neologistic paraphasia : muncul kata baru contoh : apple brifun Korelasi anatomis : secara anatomis tidak berimplikasi kuat, Pada phonemic paraphasia area bahasa frontal Pada global paraphasia area temporoparietal

  • MANIFESTASI KLINIS

    E. Kesulitan menemukan kata (anomia)

    Pada aphasia, pencarian kosa kata yang tepat biasanya selalu terganggu.

    pasien menunjukkan keraguan dalam usaha bicara spontan. Terkesan berputar-putar, menjelaskan definisi pada kalimat yang tidak mampu disebutkan

    Korelasi anatomis : lesi pada hemisfere dominan dan meliputi nilai topis yang kecil

    12

  • MANIFESTASI KLINIS

    F. Membaca dan menulis

    alexia dan agraphia berhub dgn pemahaman bahasa oral dan defisit produksi kata.

    gangguan terisolasi dapat terjadi pada pasien dengan fungsi bahasa oral yang normal

    Korelasi anatomis : area bahasa inti perisylvian + topis fungsi spesific tambahan

    Membaca : proses visual tingkat lanjut di occipital dan lobus parietal inferior

    Menulis : area memori visual di lobus parietalis inferior dan area graphomotor di lobus frontal

    13

  • EVALUASI

    Anamnesa

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan neurologis

    Pemeriksaan status mental

    Pemeriksaan fungsi bahasa bicara spontan, repetisi, pemahaman, penamaan, verbal automatisme, membcara, menulis

    Pemeriksaan penunjang

    14

  • EVALUASI

    A. Anamnesa

    Onset mendadak(akut) : lesi vascular

    Onset subakut : tumor,abses,dll

    Onset lambat/kronis : penyakit degeneratif (AD ataou degenerasi lobus frontotemporal)

    Wawancara dengan keluarga PENTING

    15

  • EVALUASI

    A. Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda neurologis :

    identifikasi motorik, sensorik atau defisit visual yang menyertai gangguan bahasa membantu penentuan lokasi lesi

    Tanda-tanda penting : hemiparesis, hemianopsia homonim/quadranopsia, dan apraxia

    Pemeriksaan status mental : Membantu untuk menilai kesadaran dan atensi gangguan bahasa beratDiperlukan Test nonverbal

    untuk evaluasi memory, visuospatial, fungsi eksekutif

    16

  • EVALUASI : pemeriksaan bahasa

    Bicara spontan Bedakan fluency atau nonfluency Adakah paraphasia? Gunakan kalimat terbuka

    Repetisi Mengulang kalimat kompleks Jika tidak bisa, gunakan kata sederhana s.d kompleks

    Pemahaman Penilaian awaldari riwayat medis dan komunikasi

    spontan Pada pasien dgn gangguan produksi kata-kata berat dan

    pasien yang terintubasi dievaluasi dari respon non verbal/ respon verbal minimal

    17

  • EVALUASI : pemeriksaan bahasa

    Pemahaman Perintah : ambil kertas ini, lipat menjadi

    dua dan letakkan di meja. Perhatikan pada pasien dgn apraxia dan defisit

    motorik

    Respon ya/tidak : kalimat pertanyaan sederhana s.d kompleks

    menunjuk : Coba tunjuk hidung anda/pintu,dll

    Coba tunjuk sumber cahaya di ruangan ini

    18

  • EVALUASI : pemeriksaan bahasa Penamaan

    Hampir terjadi pada semua pasien afasia Sensitif tapi tidak spesifik, tapi bermakna untuk

    mengevaluasi afasia Penamaan konfrontasi :

    pasien diminta menyebutkan nama benda, bagian-bagiannya,warna.

    Dari yang sering digunakan (pensil,jam tangan) sampai yang jarang digunakan (tali jam tangan, simpul dasi)

    Menyebutkan deretan kata : diminta menyebutkan kata atau golongan kata (cth : hewan) yang diawali dgn huruf tertentu (F,A,S) 12 atau lebih dlam 1 menit

    Automatisme verbal pada pasien dgn gangguan pada produksi kata

    Urutan verbal :Diminta menyebutkan angka 1-10, urutan hari dalam 1 minggu,

    Material verbal : sumpah kesetiaan Menyanyi : lagu selamat ulang tahun

    19

  • EVALUASI : pemeriksaan bahasa

    Membaca

    Diminta untuk membaca kalimat perintah dengan keras :pejamkan mata anda

    fx membaca dan pemahaman dlm membaca

    Menulis

    Menulis 1 huruf, kata, maupun kalimat pendek

    Tanda tangan = tidak cukup bermakna kemampuan ini masih dapat dipertahankan walapun semua fungsi graphomotor hilang

    20

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    CT : mungkin normal pada 24 jam pertama onset

    MRI : >>sensitif dari CT

    Potongan axial,sagital,coronal sekaligus sangat membantu

    21

  • DIAGNOSA SINDROM

    8 clasical syndrom (60 % pasien afasia) dinilai dari fluency, pemahaman dan repetisi Mempertimbangkan onset kejadian Sindrom afasia bermakna secara topis 3 minggu-3 bulan setelah onset Pembagian:

    1. Afasia perisylvian 2. Afasia extrasilvian 3. Afasia subcortical 4. Sindrom klasik tambahan 5. aprosodia

    22

  • -

    23

    -

  • AFASIA PERISYLVIAN

    Afasia broca Nonfluent,disartria,penuh usaha utk bicara,

    Gangguan repetisi Pemahaman relatif intak, dgn ggx ringan pada

    pemahaman syntax dan tata bahasa relational Verbal output : telegraphic Kebanyakan pasien mengalami hemiparesis

    faciobrachial, sering frustasi krn defisit bahasa Korelasi Anatomi :

    gyrus frontalis inferior bagian posterior, meluas disekitar area motor dan premotor MCA divisi superior

    Lesi pd area brocca saja aphasia transient ringan dgn disartria yang lebih persistent

    24

  • -

    25

    -

  • AFASIA PERISYLVIAN Afasia Wernicke

    Fluent(lancar tanpa usaha),artikulasi baik, hampir selalu disertai dengan parafasia dan neologisme

    Repetisi : lancar tapi parafasia Gangguan pemahaman auditorik berat, Pd fase akut tdp 2

    respon : kebanyakan pasien tidak memperhatikan yang dikatakan, jawaban

    thd pertanyaan tidak sesuai dan parafasia (+) Pada kasus yang lebih jarang : iritabel dan paranoic krn

    ketidakmampuan memahami

    Sering didapatkan quadranopsia homonim superior Dgn Tidak adanya defisit motorik/sensorik dan bicara yang

    melimpah kadang terdiagnosa sebagai psikosis atau ggx metabolik

    Korelasi anatomi : girus temporalis superior sepertiga posterior (area asosiasi auditorik), lesi sering meluas ke girus temporalis media dan lobus parietalis inferior MCA

    26

  • -

    27

  • AFASIA PERISYLVIAN

    Afasia global Afasia yang paling sering ditemui Non fluent, pemahaman yang buruk, kemampuan

    repetisi yang minimal Tidak didapatkan bicara spontan,ditandai dengan

    produksi suara yang stereotipik Tidak bisa menulis dan membaca Hampir selalu disertai hemiplegi, sering didapatkan

    hemihipestesia,hemianopsia Korelasi anatomi :

    seluruh area perisylvian (meliputi area broca,wernicke, dan semua cortex parietofrontal)

    Kasus jarang lesi menyebar di area broca dan wernick afasia global tanpa hemiparese

    Penyebab tersering pada oklusi pada A.carotis interna dan MCA

    28

  • -

    29

  • AFASIA PERISYLVIAN

    Afasia konduksi Ditandai dengan gangguan repetisi Pemahaman intak, kelancaran bicara kadang

    terhambat dan parafasia fonemik Penamaan disertai parafasia sedang Defisit motorik dan sensorik biasanya tidak

    ada/ringan Korelasi anatomi :

    Girus supramarginal, kadang meluas ke subinsular substansia alba

    Kortes auditorik primer, insulae,dan substansia alba dibawahnya, fasikulus arcuatus sering terlibat

    Divaskularisasi oleh MCA divisi superior dan inferior

    30

  • -

    31

    -

  • AFASIA EXTRASYLVIAN

    Ditandai dengan repetisi (+)

    Sering disebabkan karena infark di watershed, bisa juga krn tumor,abses, hemoragik,dll

    Terdapat 4 pembagian Afasia transcortical motorik

    Afasia transcortical sensorik

    Afasia transcortical campuran

    Afasia anomik

    32

  • AFASIA EXTRASYLVIAN

    Afasia transcortical motorik Ketidakcocokan antara bicara spontan dan

    repetisi nonfluent, tp repetisi kata demi kata baik,pemahaman baik,naming terganggu ringan

    Korelasi anatomi,kerusakan 1 dari 2 fokus,yaitu: kortex prefrontal dan substantia alba dibawah

    area broca anterior dan posterior MCA dan ACA

    Area motorik sekunder dan girus cingulatum : diskoneksi antara area broca dan area limbic ACA

    33

  • -

    34

    -

  • AFASIA EXTRASYLVIAN

    Afasia transcortical sensorik Pemahaman buruk, dgn repetisi (+)

    Bicara spontan (+), dgn paraphasia

    Echolalia (+)

    Membaca baik,tp pemahaman membaca buruk

    Tidak ada defisit motorik, tp biasanya tdp defisit sensorik

    Korealsi anatomis : Regio perisilvian posterior luas dan superoposterior

    gyrus temporalis medial dan gyrus angularis dan substansi alba dibawahnya diskoneksi area wernicke

    Lesi tdp pada area watershed antara PCA dan MCA

    35

  • -

    36

    -

  • AFASIA EXTRASYLVIAN

    Afasia transcortical campuran Jarang terjadi mirip dgn afasia global,tp Repetisi (+) Sering terdapat echolalia Pemahaman,nama,membaca,menulis (-) Echolalia (+) Hemiparesis dan hemihipestesi ringan (ext

    proximal > ext distal) Korelasi anatomi : kombinasi antara transcortical

    motorik dan sensorik menyebabkan area broca dan area wernicke terisolasi dgn area lain isolation of speech area

    wathershed antara ACA,MCA,PCA

    37

  • -

    38

  • AFASIA EXTRASYLVIAN

    Afasia anomik Kesulitan menerima kutipan verbal dan

    penamaan Fluent,repetisi, membaca-menulis normal,

    kesulitan menemukan kata Pada kasus yang berat output memanjang

    tapi kosong, berbelit-belit Korelasi anatomi : bervariasi hemisfer dominan dan nondominan

    Lobus inferoparietal dominan (gyrus angularis) Kortex temporalis anterior dominan Berhubungan

    dengan category-spesific naming deficits Divascularisasi MCA divisi inferior

    39

  • -

    40

  • AFASIA SUBCORTICAL

    terbatas pada struktur subkortikal yang saling berhubungan dengan korteks. Blm ada ketentuan pasti,masih dlm perdebatan tapi dapat dibedakan menjadi 2 macam : Afasia striatocapsular

    Menyerupai afasia transcortical motorik dan anomik Nonfluent,disartria, anomia ringan-sedang, dgn pemahaman (+),

    repetisi (+), membaca-menulis (-) Biasanya tdp hemiparesis, hemihipestesi bervariasi, jarang tdp

    hemianopsia Lesi : putament dominant,lobus caudatus dorsolateral, capsula

    interna crus anterior, rostral periventricular

    Afasia thalamic Menyerupai afasia transcortical campuran dan sensorik Nonfluent-fluent realtif, pemahaman (-), penamaan(-), pemahaman

    membaca (-),menulis (-), repetisi(+) Biasanya tdp emosional facial paresis kontralateral dan hypokinesia

    kontralateral Lesi : anterolateral thalamus

    41

  • 42

  • 43

  • SINDROM KLASIK YANG LAIN

    Tdp gangguan membaca,menulis dan fungsi bahasa lisan. Tdp 3 sindrom :

    Alexia tanpa agrafia (alexia murni) Membaca (-), bicara spontan,repetisi,pemahaman

    auditorik normal Menulis normal,tapi tidak bisa membaca Pengenalan huruf dan mengeja normal Biasanya tdp hemianopsia homonim sinistra Mungkin disertai ganggguan pada penglihatan warna

    (achromatopsia/buta warna) Lesi :

    Biasanya di lobus ocipital sinistra dan corpus callosum bagian splenium

    Lesi single pada paraventricular, bagian mesial dari forcep mayor

    44

  • SINDROM KLASIK YANG LAIN

    Alexia dengan agrafia Membaca-menulis (-), dgn fungsi bahasa lisan normal Sering terdapat anomia Defisit hemisensorik (+), kdg disertai hemiparesis dan

    hemivisual Dapat disertai dgn gerstmanns syndrome Lesi : Lobus parietalis inferior (girus angular dan supramarginal)

    Tuli kata murni Mirip afasia wernicke Tidak/jarang dijumpai parafasia,pemahaman membaca dan

    menulis DBN. Dapat embedakan suara nonverbal (suara telepon,klakson) Lesi :

    Disconnect pada area wernick dan cortex auditorik primer Gyrus temporalis superior bilateral

    45

  • APROSODIA

    produksi,pemahaman dan pengulangan prosody (melodi, irama, timbre,tekanan, perubahan nada suara)

    Korelasi anatomis :

    Hemisfer non dominant berperan penting produksi dan pemahaman emotional prosody

    46

  • DIFERENSIAL DIAGNOSA

    Disartria : articulasi terganggu, tdp 5 jenis disartria nonafasia : Disartria Paresis : kelemahan otot artikulasi, suara

    sengau (khas) myopati,MG,lesi LMN Disartria Spastic :kaku,lambat dan monoton bilateral

    UMN Disartria Ataxic : irama dan volume irreguler

    cerebellum Disartria Extrapiramidal : hipokinetik

    parkinsonism,choreic disartria,huntington disease Disartria aphemia/cortical : lesi kecil pada arrea

    broca/kortex motor frontal dominant

    Aphasic disartria anterior afasia (sindrom broca)

    Nonaphasic disartria fungsi bahasa masih baik,terutama fungsi menulis 47

  • DIFERENSIAL DIAGNOSA

    Mutism Differensial diagnosa mutism meliputi :

    Etiologi psikiatrik

    Abulia/akinetik mutism

    Lesi acute pada area motorik sekunder

    Pseudobulbar palsy

    Lock-in syndrom

    Lesi akut di cerebellum bilateral

    Lesi LMN

    Gangguan pada larynx

    48

  • Gangguan isi pikir

    49

    afasia skizofrenia

    parafasia (+) jarang

    neologisme Sering (+) dan berubah-ubah

    Jarang dan konsisten

    Pertanyaan terbuka Respon lebih singkat Respon lebih panjang

    Waham aneh/delusi (-) (+)

  • PERJALANAN PENYAKIT

    Pada beberapa kasus recovery spontan

    Tahap akselerasi :Mengalami perbaikan dalam beberapa hari-minggu setelah ada perbaikan edema,iskemik

    Tahap kedua : lebih lama, berkaitan dengan plastisitas neural, perbaikan sirkuit paralel, latihan ulang 3 bulan-1 tahun

    Recovery paling baik afasia broca dan afasia konduksi >< afasia anomik (end stage

    50

  • PENANGANAN

    Neurologis Konfirmasi adanya afasia,klarifikasi jenis afasia, etiologi dan farmakoterapi, TMS

    Ahli patologi bahasa dan wicara Program latihan individual dan terapi wicara

    Neuropsikologis Pada pasien dgn defisit utama kognitif nonbahasa, dan tdp diagnosa yang tidak jelas

    Support group

    51

  • Terima Kasih

    52