apbn 2009
DESCRIPTION
APBN 2009. Disampaikan dalam Rapat Penyusunan Rancangan APBN 2009 dan Pilot Project Anggaran Berbasis Kinerja Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran 2008. 1. POKOK BAHASAN. PENDAHULUAN PENCAPAIAN TARGET 2008 APBN 2009 ASUMSI EKONOMI MAKRO 2009 POSTUR APBN 2009 - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
11
APBN 2009
Disampaikan dalam Rapat Penyusunan Rancangan APBN 2009 dan Pilot Project
Anggaran Berbasis KinerjaDepartemen Keuangan
Direktorat Jenderal Anggaran 2008
POKOK BAHASAN
PENDAHULUANPENCAPAIAN TARGET 2008APBN 2009
ASUMSI EKONOMI MAKRO 2009 POSTUR APBN 2009 KEBIJAKAN FISKAL 2009
PENDAPATAN NEGARA BELANJA NEGARA PEMBIAYAAN
2
PENDAHULUAN
2009 tahun kritikal bagi Pemerintah Tahun terakhir periode pemerintah hasil Pemilihan Presiden secara
langsung I Pencapaian sasaran akhir program kerja kabinet sesuai RPJMN 2004-2009
Tahun pelaksanaan Pemilu 2009 Pemilu legislatif Pemilu Presiden
Dampak Krisis keuangan di AS dan pasar finansial akan dirasakan bagi perekonomian nasional Ekspor turun Current account memburuk IHSG turun Kurs melemah Liquidity crunch di pasar rupiah dan valas
Implikasi bagi APBN Tahun tersulit dalam sejarah penyusunan APBN Beberapa kali dilakukan Perubahan Skenario Penyusunan APBN
Perubahan I : Penyesuaian ICP dan Anggaran Pendidikan Perubahan II : Perubahan Asumsi Panggar Perubahan III : karena dampak Krisis Keuangan Global
3
PENCAPAIAN TARGET 2008
4
ASUMSI EKONOMI MAKRO 2008
No Asumsi MakroAPBN-
PY-t-d
Okt-Des
Prognosa
1.Pertumbuhan Ekonomi (%) y-o-y
6,4 6,3 6,2 6,3
2. Inflasi (%) y-o-y 6,5 11,9 12,3
3.Suku Bunga SBI-3 Bulan (%) rata-rata
7,5 11,9 10,0 9,1
4.Nilai Tukar (Rp/US$) Rata-rata
9.100 9.249 9.300 9.262
5. ICP(US$/barel) rata-rata 95,0 111,8 100,0 106,9
6. Lifting (ribu bph) rata-rata 927 935,2 900 929
7.Volume Konsumsi BBM bersubsidi (juta kl)
38,9 29,7 9,9 39,6
8.Volume Konsumsi LPG (juta kl)
1,0 0,5 0,3 0,8
5
Postur Outlook APBN-P 2008
A. Pendapatan Negara dan Hibah 895,0 659,7 73,7 962,5 107,5 I. Penerimaan Dalam Negeri 892,0 658,9 73,9 959,5 107,6
1. Penerimaan Perpajakan 609,2 469,3 77,0 633,8 104,0 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 282,8 189,6 67,0 325,7 115,2
II. Hibah 2,9 0,9 29,0 3,0 100,6
B. Belanja Negara 989,5 599,0 60,5 1.023,7 103,5 I. Belanja Pemerintah Pusat 697,1 416,3 59,7 730,1 104,7
A. Belanja K/L 290,0 143,1 49,3 266,4 91,8
B. Belanja Non K/L 407,0 273,2 67,1 463,8 113,9 a.l - Pembayaran Bunga Utang 94,8 64,1 67,6 95,5 100,7
- Subsidi 234,4 159,1 67,9 282,8 120,6 i. BBM (Pertamina) 126,8 91,8 72,4 147,6 116,4 ii. Listrik (PLN) 60,3 44,6 74,0 76,0 126,1
- Cadangan Risiko Fiskal 9,3 - - 1,0 100,0
II. Transfer Ke Daerah 292,4 182,7 62,5 293,6 100,4 C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (94,5) 60,7 (64,3) (61,2) 64,8
% defisit thd PDB Baru (2,1) (1,3) D. Pembiayaan (I + II) 94,5 78,6 83,1 63,3 67,0
I. Pembiayaan Dalam Negeri 107,6 101,3 94,1 78,2 72,7 1. Perbankan dalam negeri (11,7) (1,9) 16,4 (11,7) 100,0 2. Non-perbankan dalam negeri 119,3 103,2 86,5 89,9 75,3
a.l. Surat Berharga Negara (neto) 117,8 102,2 86,8 91,7 77,8 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (13,1) (22,7) 173,3 (14,9) 113,3
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 48,1 14,2 29,4 47,1 97,8 a.l. Pinjaman Program 26,4 3,8 14,6 25,3 96,0
2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (61,3) (36,9) 60,2 (62,0) 101,1
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan (0,0) 139,3 - 2,1 -
APBN-P 2008
Real sd 23 Sep
% thd APBN-P
Outlook APBN-P 2008
(Baru)
% thd APBN-P
Pencapaian Target 2008:
Defisit turun dari Rp94,5 Triliun (2,1% PDB) menjadi Rp61,2 Triliun (1,3% PDB)
Target Penerimaan, sisa waktu (3 bulan): DJP: Rp135,7 Triliun DJBC: Rp13,5 Triliun MIGAS (DJA): Rp102,4 Triliun (PPh Rp13,2 T dan
SDA Rp89,2 T) Target Alokasi Belanja, sisa waktu (3 bulan):
Subsidi BBM: Rp55,8 Triliun Subsidi Listrik Rp31,4 Triliun Belanja K/L: Rp123,3 Triliun (92% Pencairan)
Target Pembiayaan, sisa waktu (3 bulan): Penerbitan SBN: Rp4,6 triliun Carry Over penerimaan PPA: Tuban Petro (Rp3
Triliun) Penerimaan Privatisasi tidak ada tambahan
PERKIRAAN REALISASI BELANJA K/L 2008Realisasi belanja K/L s.d. 23 September
2008 mencapai Rp141,1T (48,7% dari pagu APBN-P 2008 Rp290,0 T).
Dalam keseluruhan tahun 2008, realisasi belanja K/L diperkirakan mencapai Rp266,4 T (91,8% dari pagu APBN-P 2008). Memperhitungkan sisa waktu pelaksanaan
APBN tinggal 3 bulan (Okt-Des). Tidak mengurangi pagu belanja K/L tidak
dilakukan revisi SAPSK/DIPA. Perlu dilakukan pengendalian belanja K/L
dalam 3 bulan terakhir pembintangan Usulan APBN-P II 2008 tidak dapat dipenuhi
9
Realisasi Belanja K/L, 2005-2008
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2005 2006 2007 2008
91,85266.385,7042,56123.439,10290.022,702008
82,73224.773,3039,38107.002,70271.695,602007
89,11192.023,5039,9986.174,80215.482,502006
80,17126.697,7029,7547.012,70158.038,202005
(% thdppagu )
(miliar Rp)(% thdp
pagu )(miliar Rp)
s/d Des *) s/d Agst
RealisasiPagu APBN - P
(miliar Rp)
42,56123.439,10290.022,702008
82,73224.773,3039,38107.002,70271.695,602007
89,11192.023,5039,9986.174,80215.482,502006
80,17126.697,7029,7547.012,70158.038,202005
(% thdppagu )
(miliar Rp)(% thdp
pagu )(miliar Rp)
s/d Des *) s/d Agst
RealisasiPagu APBN - P
(miliar Rp)
APBN 2009
10
ASUMSI EKONOMI MAKRO 2009
11
ASUMSI EKONOMI MAKRO 2009
No RAPBNDok
TambahanKesep.
Panggar
Skenario
Baru
1.Produk Domestik Bruto (triliun)
5.296,3 5.296,3 5.909,4 5.339,3
2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 6,2 6,3 6,1
3. Inflasi (%) 6,5 6,5 6,2 7,0
4. Suku Bunga SBI-3 Bulan (%) 8,5 8,5 8,0 8,5
5. Nilai Tukar (Rp/US$) 9.100 9.100 9.150 9.300
6. Harga Minyak (US$/barel) 130,0 100,0 95,0 95,0
7. Lifting (juta barel per hari) 0,950 0,950 0,950 0,950
8.Volume Konsumsi BBM bersubsidi (juta kl)
38,9 36,8 36,8 36,8
9.Volume Konversi Minyak Tanah ke LPG (juta kl)
4,0 4,0 4,0 4,0
12
POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL 2009
13
14
KEBIJAKAN FISKAL 2009
Pengendalian defisit untuk antisipasi dampak krisis keuangan global
Amandemen UU Perpajakan (UU PPh dan UU PPN) Pengendalian subsidi BBM dan subsidi Listrik Reformulasi dana perimbangan dengan
memperhitungkan berbagai subsidi (subsidi energi dan beberapa subsidi non energi) sebagai salah satu variabel Penerimaan Dalam Negeri (PDN) neto dalam memperhitungkan Dana Alokasi Umum (DAU)
Amandemen UU PDRD Peningkatan Belanja K/L untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi 6,0 % – 6,4 % dan angka kemiskinan 12,0% - 12,4%.
POSTUR APBN 2009
15
RINGKASAN APBN 2008-2009 (Triliun Rp)
16
A. Pendapatan Negara dan Hibah 895.0 962.5 1,022.6 1,027.4 1,032.3 I. Penerimaan Dalam Negeri 892.0 959.5 1,021.6 1,026.5 1,031.4
1. Penerimaan Perpajakan 609.2 633.8 726.3 734.2 735.2
a.l. - PPh Migas 53.6 62.1 65.7 65.1 66.1 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 282.8 325.7 295.4 292.3 296.1
- PNBP Migas 208.2 248.3 233.8 225.4 229.2
- SDA Migas 182.9 219.1 203.1 195.0 198.7 - Laba Pertamina 16.0 18.6 21.2 21.2 21.2
- PNBP Lainnya dari DMO 9.2 10.7 9.5 9.2 9.3 II. Hibah 2.9 3.0 0.9 0.9 0.9
B. Belanja Negara 989.5 1,023.7 1,122.2 1,119.2 1,102.7 I. Belanja Pemerintah Pusat 697.1 730.1 818.2 802.6 793.5
A. Belanja K/L 290.0 266.4 312.6 310.9 310.6
B. Belanja Non K/L 407.0 463.8 505.6 491.7 482.8 a.l - Pembayaran Bunga Utang 94.8 95.5 110.3 109.9 103.3
- Subsidi 234.4 282.8 227.2 207.8 212.0 a.l i. BBM (Pertamina) 126.8 147.6 101.4 89.4 93.7
ii. Listrik (PLN) 60.3 76.0 60.4 52.2 53.6 - Cadangan Risiko Fiskal 9.3 1.0 10.0 17.3 15.0 - Tambahan Anggaran Pendidikan - - 46.2 45.2 41.1
II. Transfer Ke Daerah 292.4 293.6 303.9 305.6 306.9
a.l. - DBH Migas 33.6 34.2 37.1 37.1 37.7 - Dana Alokasi Umum 179.5 179.5 183.4 183.5 184.1
III. Tambahan Belanja - - - 11.0 2.3 a.l - Rupiah Murni - - - 8.7 -
C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (94.5) (61.2) (99.6) (91.8) (70.4)
% defisit thd PDB (2.1) (1.3) (1.88) (1.73) (1.32) D. Pembiayaan (I + II) 94.5 63.3 99.6 91.8 70.4
I. Pembiayaan Dalam Negeri 107.6 78.2 110.7 102.2 79.4 1. Perbankan dalam negeri (11.7) (11.7) 9.8 11.5 16.7 2. Non-perbankan dalam negeri 119.3 89.9 100.9 90.7 62.8
a.l. Surat Berharga Negara (neto) 117.8 91.7 112.5 103.5 73.3 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (13.1) (14.9) (11.1) (10.5) (9.1)
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 48.1 47.1 48.5 49.5 51.9 a.l. Pinjaman Program 26.4 25.3 23.7 23.8 26.2
2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (61.3) (62.0) (59.6) (60.0) (61.0)
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan (0.0) 2.1 (0.0) - 0.0
Outlook Usulan
Perubahan
2008
APBN-P 2008
2009
Kesepakatan Panggar
RAPBN
Dokumen Tambahan APBN 2009 Dokumen Tambahan RAPBN 2009 disusun berkaitan dengan
revisi ICP dan konsumsi volume BBM bersubsidi serta pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN sesuai amanat konstitusi.
ICP turun dari 130 US$/barrel menjadi 100 US$/barrel Konsumsi BBM menurun dari 38,9 KL menjadi 36,8 KL. Pendapatan negara dan hibah diperkirakan akan mencapai
Rp1.022,6 triliun, atau meningkat Rp127,6 triliun (14,3 persen) dari APBN-P tahun 2008.
Belanja negara diperkirakan mencapai Rp1.122,2 triliun, atau naik Rp132,7 triliun (13,4 persen) dari APBN-P tahun 2008.
Defisit anggaran dalam tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp99,6 triliun (1,9 persen terhadap PDB), yang dalam persentase terhadap PDB turun dari defisit anggaran dalam APBN-P tahun 2008 sebesar 2,1 persen terhadap PDB.
Pembiayaan defisit RAPBN tahun 2009 direncanakan dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri sebesar Rp110,7 triliun, dan pembiayaan luar negeri neto, yaitu penarikan pinjaman dikurangi pembayaran pokok utang, sebesar minus Rp11,1 triliun.
17
Anggaran PendidikanSebagai respon dari keputusan MK mengenai dana pendidikan sebesar 20%
Alokasi anggaran belanja lain-lain dalam dokumen tambahan RAPBN 2009 meningkat menjadi sebesar Rp100,4 triliun, terutama karena menampung sementara tambahan anggaran pendidikan sebesar Rp46,1 triliun untuk memenuhi keputusan Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Konstitusi telah menetapkan bahwa Pemerintah harus menyediakan 20 % APBN untuk anggaran pendidikan.
18
PENDAPATAN NEGARA 2009
19
Kebijakan Penerimaan Perpajakan 2009
Amandemen UU Perpajakan (UU PPh, UU PPN, dan perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak)
Intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan Fasilitas PPh untuk Investasi Modal pada Sektor Bisnis
Tertentu dan/atau Daerah Tertentu.
20
RAPBNKesepakatan
PanggarUsulan
PerubahanPajak Penghasilan 364.4 365.7 366.8 - PPh Migas 65.7 65.1 66.1 - PPh Non-Migas 298.7 300.7 300.7 Pajak pertambahan nilai245.4 249.5 249.5 Pajak bumi dan bangunan 28.9 28.9 28.9 BPHTB 7.3 7.8 7.8 Pajak lainnya 4.3 4.3 4.3 Total 650.3 656.2 657.3
Kebijakan Kepabeanan dan Cukai 2009
Reformasi birokrasi dan penyempurnaan organisasi dengan pembentukan kantor modern cukai (kantor pelayanan madya cukai) di Malang, Kediri dan Kudus
Jalur prioritas dan jalur MITA Pengembangan otomasi sistem pelayanan kepabeanan Pemberian fasilitas keringanan dan pembebasan di bidang
impor Implementasi INSW tahap III dan Asean Single Window
(ASW)
21
RAPBNKesepakatan
PanggarUsulan
perubahanCukai 47.5 49.5 49.5 Bea masuk 19.2 19.2 19.2 Bea Keluar 9.3 9.3 9.3 Total 76.0 78.0 78.0
Kebijakan PNBP 2009
Penerimaan Migas Peningkatan koordinasi di
antara pembuat keputusan terkait Migas (Departemen Keuangan, Dep. ESDM, BP Migas)
Penerimaan NonMigas Peningkatan produksi
pertambangan (antara lain batubara dan timah)
Review Draft Peraturan di bidang Investasi dan Kontrak terkait sumber daya energi dan mineral.
Revitalisasi sektor kehutanan, terutama industri kehutanan
Rehabilitasi dan Konversi Hutan
Memperketat pengumpulan PNBP pada K/L
Implementasi Pay out Ratio di BUMN
2222
RAPBNKesepakatan
PanggarUsulan Baru
a. Penerimaan SDA 212,6 206,4 210,0 i. SDA Migas 203,1 195,0 198,7
- Minyak bumi 159,3 150,5 153,2 - Gas Bumi 43,7 44,5 45,4
ii. Non Migas 9,5 11,4 11,4 - Pertambangan umum 7,0 8,7 8,7 - Kehutanan 2,4 2,5 2,5 - Perikanan 0,2 0,2 0,2
b. Bagian Laba BUMN 33,0 33,0 33,0 i. Pertamina 21,2 21,2 21,2 ii. Non Pertamina 11,8 11,8 11,8
c. PNBP Lainnya 44,0 47,4 47,6 d. Pendapatan BLU 5,8 5,4 5,4
Total 295,4 292,3 296,1
BELANJA NEGARA
23
KEBIJAKAN UMUM BELANJA NEGARA, 2009
Mendukung Prioritas RKP 2009: Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan
perdesaan. Percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan
memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi.
Peningkatan upaya anti korupsi, reformasi birokrasi, serta pemantapan demokrasi, pertahanan dan keamanan dalam negeri.
Mendukung sasaran Pembangunan tahun 2009, yaitu : Kenaikan pertumbuhan ekonomi (6,0% - 6,4%) Pengurangan Kemiskinan (12% -14%) Pengurangan Pengangguran (7,0% - 8,0%)
24
ALOKASI ANGGARAN MENURUT PRIORITAS, 2009(miliar rupiah)
miliar Rp
142.871,3
a. Pengurangan Kemiskinan 42.923,2
b. Pembangunan Pendidikan 82.984,0
c. Pembangunan Kesehatan 5.029,7
d. Pembangunan Perdesaan 11.934,4
77.713,5
a. Pertumbuhan Ekonomi 37.197,7
b. Stabilisasi Ekonomi 978,2
c. Pembangunan Insfrastruktur dan Energi 39.537,6
25.449,4
a. Upaya Anti Korupsi 407,1
b. Reformasi Birokrasi 163,9
c. Pemantapan Demokrasi, Pertahanan dan Keamanan Dalam Negeri 24.878,4
TOTAL 246.034,2
PRIORITAS 3 : PENINGKATAN UPAYA ANTIKORUPSI, REFORMASI BIROKRASI, SERTA PEMANTAPAN DEMOKRASI, PERTAHANAN DAN KEAMANAN DALAM NEGERI
PRIORITAS 1 : PENINGKATAN PELAYANAN DASAR DAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
PRIORITAS 2 :PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YG BERKUALITAS DENGAN MEMPERKUAT DAYA TAHAN EKONOMI YANG DIDUKUNG OLEH PEMBANGUNAN PERTANIAN, INFRASTRUKTUR, DAN ENERGI
URAIAN
25
BELANJA PEMERINTAH PUSAT, 2009
Belanja Pemerintah Pusat : Penurunan subsidi energi berkaitan dengan perubahan Asumsi
Dasar. Tambahan dana pendidikan untuk mencapai 20% dari APBN.
Belanja pemerintah pusat terdiri dari 39,1% belanja K/L, dan 60,9% belanja non-K/L.
26
RAPBNKesepakatan
PanggarUsulan Baru
i. Belanja K/L 312,6 312,6 310,6 ii. Belanja Non K/L, a.l : 505,6 490,0 482,8
- Bunga Utang 110,3 109,9 103,3 - Subsidi 227,2 207,8 212,0
a. Energi 161,8 141,7 147,3 b. Non Energi 65,4 66,1 64,6
- Belanja Lain-lain 100,4 105,0 100,2 - Tambahan anggaran Pendidikan 46,2 45,2 41,1
T o t a l 818,2 802,6 793,5
BELANJA K/L
27
28
Belanja K/L 2009 Rp310,6 T, naik Rp20,6 T dari pagu APBN-P 2008 sebesar Rp290,0 T.
Jumlah tersebut: Belum termasuk tambahan
belanja untuk beberapa K/L Rp6,3 T yang untuk sementara ditampung di belanja non-K/L.
Termasuk dana bergulir Dephut Rp1,6 T, yang menurut PMK No. 99/PMK.05/2008 harus dimasukkan ke dalam pembiayaan.
Belum termasuk tambahan dana pendidikan Rp46,15 T yang untuk sementara ditampung di belanja lain-lain.
Belanja K/L tersebut juga belum memperhitungkan perubahan pagu penggunaan PNBP dan tambahan pagu PHLN yang telah dibahas dalam Panja Asumsi.
BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA, 2009
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
Triliu
n Rup
iahAPBN-P 2008 RAPBN 2009
TAMBAHAN BELANJA BEBERAPA K/L, 2009
Di luar belanja K/L Rp310,6 T, terdapat tambahan belanja K/L yang untuk sementara ditampung dalam belanja non-K/L:
Belanja Modal Rp4,8 T: Dep PU: irigasi Rp0,6 T, air bersih Rp0,2 T Dep ESDM: jaringan transmisi/distribusi Rp1,0 T Dephan: alutsista non panser Rp0,5 T, panser Rp1,0 T Depdiknas: penguatan Politeknik Rp0,5 T Dephub: KA Rp0,6 T, pelabuhan Rp0,4 T
Bantuan Sosial Rp1,5 T Depdiknas: rehabilitasi SMP Rp1,0 T, rehabilitasi SMA
Rp0,5 T
29
Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat (1)
Kebijakan belanja Pegawai : Kenaikan gaji & pensiun pokok 15%, serta
pemberian gaji ke-13 Sharing pensiun 100% (pay as you go murni) Menampung gaji tambahan pegawai baru
Alokasi Belanja Barang : Penyediaan biaya operasional K/L Pengamanan Pemilu 2009
Kebijakan belanja Modal : Penyediaan pembangunan infrastruktur dasar
dan daerah bencana Pendanaan untuk kegiatan multiyears
30
Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat (2)
Kebijakan Bantuan Sosial : Melanjutkan program bantuan sosial dan
pengentasan kemiskinan (BOS, PKH, PMPN dan Jamkesmas)
Penyediaan dana penanggulangan bencana
Pembayaran Bunga Utang didasarkan pada Tingkat SBI 3 bulan : 8,5%, Nilai Tukar Rupiah Rp9.200/US$ (RAPBN : Rp9.100/US$)
Kebijakan Belanja Lain-lain : Penyediaan cadangan risiko fiskal Mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2009
31
Subsidi 2008 - 2009
Kesepakatan Panggar
Usulan Perubahan
- Subsidi 234,4 159,1 67,9 282,8 120,6 227,2 207,8 212,0
a. Subsidi Energi 187,1 136,4 72,9 223,7 119,5 161,8 141,7 147,3
- BBM (Pertamina) 126,8 91,8 72,4 147,6 116,4 101,4 89,4 93,7
- Listrik (PLN) 60,3 44,6 74,0 76,0 126,1 60,4 52,2 53,6
b. Subsidi Non Energi 47,3 22,7 48,0 59,1 124,9 65,4 66,1 64,6
- Pangan (Perum Bulog) 8,6 5,6 64,9 12,0 139,2 12,9 12,9 12,9
- Subsidi Pupuk 7,8 4,0 51,3 15,2 194,4 18,6 18,6 18,6
- Benih 1,0 0,2 18,2 1,0 100,0 1,4 1,4 1,4
- PSO 1,7 0,4 23,6 1,7 100,0 1,7 1,7 1,7
- Kredit Program 2,1 0,7 32,1 3,2 148,7 4,8 4,8 4,8
- Subsidi Bahan Baku Kedelai 0,5 - - 0,5 100,0 - - -
- Subsidi Minyak Goreng (OP) 0,5 0,1 28,0 0,5 100,0 - - -
- Subsidi Pajak 25,0 11,7 46,6 25,0 100,0 26,0 26,8 25,3
RAPBN % thd
APBN-P Outlook
% thd APBN-P
Real sd 23 Sep
2009
APBN-P 2008
2008
Kebijakan Subsidi BBM Asumsi :
Harga ICP US$95/barel (RAPBN : US$100/barel) Konsumsi BBM menjadi 36,8 juta KL plus 4 juta KL setara LPG.
Proyeksi 2008 diperkirakan antara 39 – 40 juta KL
Parameter : efisiensi Pertamina melalui pengurangan biaya distribusi dan margin (alpha 8%)
Kebijakan : Pengurangan konsumsi BBM bersubsidi melalui :
Percepatan program konversi Mitan ke LPG Pengendalian konsumsi BBM bersubsidi melalui kebijakan fiskal dan non
fiskal Pemanfaatan energi alternatif (batubara, gas, panas bumi, air dan bahan
bakar nabati) Alternatif kebijakan pengendalian/capping subsidi BBM dalam RUU
APBN 2009 : Besaran subsidi BBM sesuai dengan UU APBN dengan toleransi alokasi
maksimum sampai harga ICP US$130 Dampak neto perubahan harga minyak terhadap APBN tidak menambah
defisit APBN menggunakan realokasi cadangan risiko fiskal Rasio harga BBM bersubsidi antara domestik dan internasional dijaga
konstan pada tingkat tertentu
33
Kebijakan Subsidi Listrik Asumsi :
Penggunaan bahan bakar non BBM (Fuel mix) pembangkit PLN :
BBM 31,824,8% Batubara 37,840,5% Gas Alam 19,223,8% Hidro 8,27,8%)
Konsumsi/penjualan listrik 136,0 juta MWh Parameter : susut jaringan PLN turun dari 2008 : 11,2%,
menjadi 10,4% tahun 2009 Kebijakan :
Penurunan biaya pembelian (alpha) BBM dari Pertamina dan badan usaha lain
Penerapan TDL sesuai harga keekonomian secara otomatis (berubah dari kebijakan insentif dan disinsentif) untuk pelanggan rumah tangga 6.600 kVA ke atas
Perluasan penerapan kebijakan tarif insentif dan disinsentif Penerapan diversifikasi tarif regional selain Batam dan
Tarakan
34
Kebijakan Subsidi Non Energi Subsidi Pupuk Rp18,6 T
HET tetap Panja Asumsi minta Pemerintah untuk mengkaji
tradeoff subsidi pupuk menjadi subsidi langsung
Subsidi Raskin Rp12,9 T Target 19,1 juta RTS dengan alokasi 15kg/bulan
untuk 12 bulan dan harga jual Rp1.600/kg
Subsidi Pajak Untuk investasi (Migas & Panas Bumi) Untuk PPN Minyak Goreng
35
BELANJA K/L 2009
Memburuknya perekonomian global diperkirakan berdampak negatif terhadap pelaksanaan APBN 2009.
Dalam rangka mengurangi dampak negatif tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah pengamanan pelaksanaan APBN 2009.
Dalam skenario terburuk (worst case scenario), perlu diantisipasi adanya kemungkinan dilakukannya penghematan/pemotongan anggaran belanja K/L 2009.
Penghematan/pemotongan belanja K/L dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu pencapaian sasaran prioritas nasional:
Kegiatan yang merupakan prioritas nasional tetap diamankan.
Kegiatan penanggulangan kemiskinan seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), program pemberdayaan kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Keluarga Harapan (PKH) tetap dapat berjalan dengan baik.
Kebijakan Transfer ke DaerahAsumsi : DAU 26% dari PDN neto yang telah
memperhitungkan Subsidi energi dan beberapa subsidi non energi sebagai faktor pengurang
Dana Bagi Hasil: DBH Migas terdapat kenaikan bagian daerah
0,5%; Jika realisasi ICP di atas130% dari asumsinya,
maka kelebihan anggaran DBH direalokasi ke DAU.
37
RAPBNKesepakatan
PanggarUsulan Baru
1. Dana Perimbangan 295.6 297.3 298.3
a. Dana Bagi Hasil 89.9 91.4 91.6
b. Dana Alokasi Umum 183.4 183.5 184.4
c. Dana Alokasi Khusus 22.3 22.3 22.3
2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 8.3 8.3 8.4
Total 303.9 305.6 306.7
Kebijakan : Penghapusan prinsip Holdharmless penetapan formula
DAU secara murni sehingga terdapat daerah-daerah yang mengalami kenaikan, penurunan dan nol sesuai dengan formula AD+CF
Pelaksanaan UU PDRD akan meningkatkan kapasitas fiskal daerah, closed list dan perubahan tarif maksimum.
DAU tambahan dalam rangka mengantisipasi kebijakan pemerintah secara khusus di bidang belanja PNS yang mengakibatkan meningkatnya beban APBD seperti kenaikan tunjangan fungsional guru.
BELANJA NEGARA, 2008-2009(Triliun Rp)
38
B. Belanja Negara 989.5 1,122.2 1,119.2 1,102.7
I. Belanja Pemerintah Pusat 697.1 818.2 802.6 793.5
a.l - Pembayaran Bunga Utang 94.8 110.3 109.9 103.3
a. Utang Dalam Negeri 65.8 77.1 75.9 70.8
b. Utang Luar Negeri 29.0 33.2 34.0 32.5
- Subsidi 234.4 227.2 207.8 212.0
a. Subsidi Energi 187.1 161.8 141.7 147.3
i. BBM (Pertamina) 126.8 101.4 89.4 93.7
ii. Listrik (PLN) 60.3 60.4 52.2 53.6
b. Subsidi Non Energi 47.3 65.4 66.1 64.6
- Belanja Lain-Lain 32.1 100.4 106.7 100.2
a.l - Cadangan Risiko Fiskal 9.3 10.0 17.3 15.0
- Tambahan Anggaran Pendidikan - 46.2 45.2 41.1
II. Transfer Ke Daerah 292.4 303.9 305.6 306.9 1. Dana Perimbangan 278.4 295.6 297.3 298.5
a. Dana Bagi Hasil 77.7 89.9 91.4 92.1
b. Dana Alokasi Umum 179.5 183.4 183.5 184.1
c. Dana Alokasi Khusus 21.2 22.3 22.3 22.3 2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 14.0 8.3 8.3 8.4
III. Tambahan Belanja - - 11.0 2.3
- Pagu Penggunaan PNBP - - 1.6 1.6
- PHLN - - 0.7 0.7
- Rupiah Murni - - 8.7 -
Usulan Perubahan
APBN-P 2008
20092008
RAPBN Kesepakatan
Panggar
PEMBIAYAAN ANGGARAN
39
Kebijakan Pembiayaan Pengelolaan SBN dengan
memperhitungkan risiko pasar dan dinamika pasar global
Memaksimalkan penerbitan SBN di pasar domestik dengan mempertimbangkan keseimbangan tenor dan jenis instrumen
Mengupayakan pinjaman LN dengan persyaratan favorable
Mengoptimalkan pinjaman program yang sudah tersedia
Kebijakan privatisasi BUMN diutamakan untuk mendukung pengembangan perusahaan dengan metode penawaran umum di pasar modal
Kebijakan investasi pemerintah dititikberatkan pada bidang infrastruktur
40
RAPBN APBN Usulan
Perubahan
E. Pembiayaan (I + II) 99,6 91,8 68,9 I. Pembiayaan Dalam Negeri 110,7 102,2 77,6
1. Perbankan dalam negeri 9,8 11,5 15,5
2. Non-perbankan dalam negeri 100,9 90,7 62,1
a. Penerimaan Privatisasi 1,0 1,0 0,5
b. PT PPA 0,6 (0,4) 1,6
c. Surat Berharga Negara (neto) 112,5 103,5 73,3
d. Dana Investasi Pemerintah dan Rest. BUMN (13,1) (13,3) (13,3) II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (11,1) (10,5) (8,7)
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 48,5 49,5 51,6
a. Pinjaman Program 23,7 23,8 25,9
b. Pinjaman Proyek 24,9 25,7 25,7
2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (59,6) (60,0) (60,3)
(dalam triliun rupiah)Pembiayaan Anggaran 2009
DEPARTEMEN KEUANGAN RIDEPARTEMEN KEUANGAN RI
41
TERIMA KASIH
41