apa itu cpkb
Post on 07-Apr-2017
234 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) Edited By. Muhammad Erwin Yamashita, SSi,Apt
CPKB : Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang ditetapkan
Pemerintah diwajibkan(mandatory),untuk industri kosmetik. Cara Pembuatan
Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor penting untuk dapat
menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standar mutu dan keamanan.
Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan
sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi
untuk mengantisipasipasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB
merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan
produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupu internasional.
Adapun tujuan dari CPKB adalah,
Secara Umum:
1.Melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan
kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan standar mutu dan keamanan.
2,Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kosmetik Indonesia dalam era
pasar bebas.
Personnel
Premise
Equipment
Sanitation& Hygiene
Production
Quality ControlDocumentation
Internal Audit
Storage
Complaints
Product Recall
ContractManufacturing
& Analysis
http://4.bp.blogspot.com/-HcfUFWDTHUU/TxO-kmdQnRI/AAAAAAAAADU/vIxqzQevXPg/s1600/cpkb.png
Secara Khusus :
3. Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha industri
Kosmetik sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri Kosmetik.
4. Diterapkannya CPKB secara konsisten oleh industri Kosmetik
CPKB memuat aspek-aspek pokok sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu
2. Ketentuan Umum
3. Personalia
4. Bangunan dan Fasilitas
5. Peralatan
6. Sanitasi dan Higiene
7. Produksi
8. Pengawasan Mutu
9. Dokumentasi
10. Audit Internal
11. Penyimpanan
12. Kontrak Produksi dan Pengujian
13. Penangan Keluhan dan Penarikan Produk
SISTEM MANAJEMEN MUTU (CPKB)
Sistem Manajemen Mutu, Prinsipnya adalah Industri kosmetik harus membuat
produk sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaanya, memenuhi
persyaratan dan tidak menimbulkan resko yang membahayakan penggunanya
karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen bertanggung
jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu Kebijakan Mutu yang
memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di semua departemen di
dalam perusahaan. Untuk mencapai tujuan konsisten dan dapat diandalkan,
diperlukan manajemen mutu yang di desain secara menyeluruh dan diterapkan
secara benar.
Unsur dasar sistem manajemen mutu adalah :
1. Dijabarkannya struktur organisasi, tugas dan fungsi, tanggungjawab,
prosedur-prosedur, instruksi-instruksi, proses dan sumber daya untuk
menerapkan manajemen mutu.
2. Sistem mutu harus dibentuk dan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan,
sifat dasar produk-produknya, dan hendaknya diperhatikan elemen-
elemen penting yang ditetapkan dalam pedoman ini.
3. Pelaksanaan sistem mutu harus menjamin bahwa apabila diperlukan,
dilakukan pengambilan contoh bahan awal, produk antara dan produk jadi,
serta dilakukan pengujian terhadapnya untuk menentukan diluluskan atau
ditolak, yang didasarkan atas hasil uji dan kenyataan-kenyataan yang
dijumpai yang berkaitan dengan mutu.
Contoh struktur organisasi industri kosmetik
Struktur Organisasi
Referensi:
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik, 2003
Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik, 2010
http://2.bp.blogspot.com/-6eqqP9gK-Qg/TxPR3d9QNSI/AAAAAAAAADc/YEvOnx7Jk2w/s1600/struktur+organisasi.JPG
II. KETENTUAN UMUM
1. Audit Internal : adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek,
mulai pengadaan bahan sampai pengemasan dan penetapan tindakan perbaikan
yangdilakukan sehingga seluruh aspek produksi tersebut selalu memenuhi Cara
Pembuatan Kosmetik yang Baik.
2. Bahan Awal : Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam
pembuatansuatu produk.
3. Bahan Baku : Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan
dalampembuatan produk kosmetik
4. Bahan Pengemas : Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk
ruahanuntuk menjadi produk jadi
5. Bahan Pengawet : Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan
untukmenghambat pertumbuhan jasad renik.
6. Bets : Sejumlah produk kosmetik yang diproduksi dalam satu siklus pembuatan
yangmempunyai sifat dan mutu yang seragam.
7. Dokumentasi : Seluruh prosedur tertulis, instruksi, dan catatan yang terkait
dalam
pembuatan dan pemeriksaan mutu produk.
8. Kalibrasi : Kombinasi pemeriksaan dan penyetelan suatu instrumen
untukmenjadikannya memenuhi syarat batas keakuratan menurut standar yang
diakui.
9. Karantina : Status suatu bahan atau produk yang dipisahkan baik secara fisik
maupunsecara sistem, sementara menunggu keputusan pelulusan atau penolakan
untukdiproses, dikemas atau didistribusikan
10. Nomor Bets : Suatu rancangan nomor dan atau huruf atau kombinasi keduanya
yangmenjadi tanda riwayat suatu bets secara lengkap, termasuk pemeriksaan mutu
danpendistribusiannya.
11. Pelulusan (released) : Status bahan atau produk yang boleh digunakan untuk
diproses,dikemas atau didistribusikan.
12. Pembuatan : Satu rangkaian kegiatan untuk membuat produk, meliputi
kegiatanpengadaan bahan awal, pengolahan dan pengawasan mutu serta pelulusan
produk jadi.
13. Pengawasan Dalam Proses : Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan
dandilakukan dalam suatu rangkaian pembuatan produk termasuk pemeriksaan
danpengujian yang dilakukan terhadap lingkungan dan peralatan dalam rangka
menjaminbahwa produk akhir (jadi) memenuhi spesifikasinya.
14. Pengawasan Mutu (Quality Control) : Semua upaya yang diambil selama
pembuatan untuk menjamin kesesuaian produk yang dihasilkan terhadap
spesifikasi yang ditetapkan
15. Pengemasan : Adalah bagian dari siklus produksi yang dilakukan terhadap
produkruahan untuk menjadi produk jadi
16. Pengolahan : Bagian dari siklus produksi dimulai dari penimbangan bahan
baku sampa dengan menjadi produk ruahan.
17. Penolakan (rejected) : Status bahan atau produk yang tidak boleh digunakan
untuk
diolah, dikemas atau didistribusikan.
18. Produk (kosmetik) : Suatu bahan atau sediaan yang dimaksud untuk
digunakan pada berbagai bagian dari badan (epidermis, rambut,kuku, bibir, dan
organ genital eksternal)
atau atau gigi dan selaput lendir di rongga mulut dengan maksud untuk
membersihkannya, membuat wangi atau melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik,
mengubah penampakan atau memperbaiki bau badan.
19. Produksi : Semua kegiatan dimulai dari pengolahan sampai dengan
pengemasan untuk menjadi produk jadi.
20. Produk Antara : Suatu bahan atau campuran bahan yang telah melalui satu
atau lebih tahap pengolahan namun masih membutuhkan tahap selanjutnya.
21. Produk Jadi : Suatu produk yang telah melalui semua tahap proses
pembuatan.
22. Produk Kembalian (returned): Produk jadi yang dikirim kembali kepada
produsen.
23. Produk Ruahan : Suatu produk yang sudah melalui proses pengolahan dan
sedang
menanti pelaksanaan pengemasan untuk menjadi produk jadi.
24. Sanitasi : Kontrol kebersihan terhadap sarana pembuatan, personil, peralatan
dan
bahan yang ditangani.
25. Spesifikasi Bahan : Deskripsi bahan atau produk yang meliputi sifat fisik
kimiawi dan biologik ynag menggambarkan standar dan penyimpangan yang
ditoleransi.
26. Tanggal Pembuatan : Adalah tanggal pembuatan suatu bets produk tertentu
PERSONALIA (CPKB)
PRINSIP
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem
pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan kosmetik yang benar. Oleh
sebab itu industri kosmetik bertanggung jawab untuk menyediakan personel
berkualitas dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap
personil hendaklah memahami tanggung jawab masing masing . Seluruh
personil hendaklah memahami prinsip CPKB dan memperoleh pelatihan awal dan
berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai hygiene yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Persyaratan umum personalia: 1. Semua personil harus memenuhi persyaratan kesehatan, baik fisik maupun
mental, serta mengenakan pakaian kerja yang bersih.
2. Personil yang bekerja di area produksi hendaklah tidak berpenyakit kulit,
penyakit menular atau memiliki luka terbuka, memakai pakaian kerja,
penutup rambut dan alas kaki yang sesuai dan memakai sarung tangan serta
masker apabila diperlukan.
3. Personil harus tersedia dalam jumlah yang memadai, mempunyai
pengalaman praktis sesuai dengan prosedur, proses dan peralatan.
4. Personil di Bagian Pengolahan, Produksi dan Pengawasan Mutu setidak-
tidaknya berpendidikan minimal setara dengan Sekolah Menengah Tingkat
Atas.
5. Semua personil harus memahami prinsip Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik (CPKB), mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk
melaksanakannya melalui pelatihan berkala dan berkelanjutan.
http://4.bp.blogspot.com/-9wPkHCE9xUo/TxZrQVlE