apa itu afta dan sejarahnya

54
Apa Itu AFTA dan Sejarahnya? Sebelum saya menulis panjang dan lebar, sudahkah teman - teman tahu apa itu AFTA? Ataukah teman - teman memang tidak mau tahu tentang AFTA karena masih mikir besok mau makan saja susah? Oke, paling tidak sekarang kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan AFTA tadi. Terlebih lagi yang namanya AFTA ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2015, tepat setelah beberapa bulan selesainya tahun politik panas 2014. AFTA yang merupakan akronim dar ASEAN Free Trade Area sejatinya merupakan kesepakatan dari negara - negara di asean untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya sih agar bisa meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, kalau yang namanya AFTA ini sukses, asean bisa menjadi kawasan basis produksi didunia seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu China. Coba ingat? Sudah berapa ratus produk yang masuk ke indonesia itu Made In China?

Upload: astario-adi-nugraha

Post on 07-Feb-2016

145 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apa

TRANSCRIPT

Page 1: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Apa Itu AFTA dan Sejarahnya?

Sebelum saya menulis panjang dan lebar, sudahkah teman - teman tahu apa itu AFTA? Ataukah teman - teman memang tidak mau tahu tentang AFTA karena masih mikir besok mau makan saja susah? Oke, paling tidak sekarang kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan AFTA tadi. Terlebih lagi yang namanya AFTA ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2015, tepat setelah beberapa bulan selesainya tahun politik panas 2014.

AFTA yang merupakan akronim dar ASEAN Free Trade Area sejatinya

merupakan kesepakatan dari negara - negara di asean untuk membentuk

sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya sih agar bisa meningkatkan

daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, kalau yang

namanya AFTA ini sukses, asean bisa menjadi kawasan basis produksi

didunia seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu China. Coba ingat? Sudah

berapa ratus produk yang masuk ke indonesia itu Made In China?

Komunitas ASEAN 2015!

Perjanjian perdagangan bebas AFTA dicetuskan ketika terjadi pertemuan

tingkat Kepala Negara ASEAN atau SEAN summit ke-4, yang dilakukan pada

Page 2: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

tahun 1992. Pada pertemuan itu kemudian para kepala negara

mengumumkan akan membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas di

asean dalam jangka waktu 15 Tahun. Kalau dihitung seharusnya akan efektif

berjalan secara penuh pada tahun 2007. Namun kenyataanya, AFTA ini akan

aktif pada tahun 2015, 22 tahun kemudian.

Nah, dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak

akan akan ada hambatan tarif(bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif

untuk negara - negara anggota ASEAN. Dengan begitu, tentunya keuntungan

dan tantangan akan muncul untuk negara Indonesia juga dong. Lantas,

apakah negara kita Indonesia sudah siap? Siap memanfaatkan kondisi ini

untuk membuat negara lebih maju dan berkembang? Apalagi AFTA ini efektif

tahun 2015, tidak begitu lama setelah Pemilu, dan pemilihan presiden

Indonesia yang baru. Sementara menurut saya, sampai sekarang belum ada

pemimpin rakyat, entah itu caleg atau capres yang kompeten untuk

menjalankan pemerintahan setelah 2014. Tidak percaya? Silahkan cek cv

caleg - caleg di tahun 2014 ini : (dct.kpu.go.id)

Tantangan AFTA 2015 Untuk Indonesia

Sebelum saya menuliskan keuntungan AFTA 2015 untuk indonesia, saya

akan menyebutkan tantangannya terlebih dahulu. Agar orang - orang

indonesia tahu, dan tidak selalu terlena dengan negara yang katanya ijo royo

-royo, dan mempunyai banyak sumber daya alam ini.

1. Tantangan Pendidikan

Kalau melihat negara maju di ASEAN seperti Singapore, pendidikan mereka

terlihat lebih maju. Lantas Indonesia sendiri bagaimana menghadapi serbuan

para pekerja hasil output negara di ASEAN seperti Singapore? Padahal salah

satu efek dari AFTA adalah setiap warga anggota negara ASEAN bisa

sekolah atau bekerja di tiap negara anggota ASEAN.

Sementar menurut saya, pendidikan di Indonesia ini masih sedikit carut

marut. Contoh sederhananya saja, ada teman saya yang seorang lulusan

Page 3: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Teknik Elektro malah bekerja di bidang perbankan, atau ada sarjana

pertanian yang tidak bisa bekerja sesuai jurusan di ambilnya.

Menurut saya pendidikan di negara ini masih belum tepat sasaran untuk

mengenali potensi anak didik dengan tepat sasaran, sehingga anak didik bisa

memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Bisa - bisa dengan adanya AFTA

2015 pengangguran malah semakin banyak, karena banyak perusahaan di

Indonesia yang malah merekrut tenaga kerja dari negara anggota ASEAN lain

dengan kompetensi yang lebih baik.

2. Tantangan Perdangangan

Sebelumnya saya mau tanya dulu, sekarang ini Indonesia

adalah negara “Pengekspor” atau negara “Pengimpor”?

Menjawab pertanyaan ini tidak perlulah sulit - sulit, lihat saja

smartphone/handphone yang teman - teman punyai made in mana?

Sepengetahuan saya sih rata - rata kalau tidak made in china, ya made in

vietnam. Indonesia ini hanya dijadikan pasar, sangat sedikit sekali atau

bahkan tidak ada ya, tempat produksi barang yang di Indonesia? (*maaf saya

kurang tahu tentang ini karena tidak ada data :)*)

Saya memberi contoh barang yang sepele seperti smartphone/handphone,

karena barang seperti ini meskipun sedang musim hujan, banjir ataupun dolar

naik, penjualannya tetap meroket. Mengingat kebanyakan masyarakat kita

yang lebih mementingkan prestise dan style daripada fungsi dari sebuah

smartphone sendiri.

Terlepas dari contoh yang saya berikan, selama Indonesia masih menjadi

negara “hobi impor” AFTA 2015 malah akan menjadikan negara ini sebagai

pasar terbesar barang - barang impor dari negara ASEAN yang lain. Mau

negara kita cuma dijadikan tempat jualan saja? Pikirkan!

Keuntungan AFTA 2015 Untuk Indonesia

Memang, bukan hanya tantangan saja yang akan dihadapi Indonesia di AFTA

Page 4: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

2015 ini. Ada juga keuntungan yang bisa didapatkan negara ini jika bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN ini dengan baik. Kalau dimanfaatkan dengan benar, ada kemungkinan bisa membuat Indonesia lebih maju, bahkan bisa mengalahkan negara seperti Singapore.

1. AFTA 2015, Berarti Ijin kerja di Negara ASEAN Lebih

Mudah. Saatnya Menjajah “ASEAN”

Tenaga kerja professional saatnya menjadi TKI, jangan cuma kita saja yang

dijajah oleh negara lain. Saatnya kita menjadi “ekspat” di negara lain. Apalagi

gaji di negara Asean semacam Singapore atau Malaysia tentunya akan lebih

besar dari pada di Indonesia. Jangan mau kalah dengan TKI dong, mereka

bisa menjadi pahlawah devisa, kita para tenaga kerja terdidik professional pun

bisa ikut menyumbang devisa negara. Yuk!

2. Manfaatkan Pariwisata Sebagai Sumber Devisa Selain

Sumber Daya Alam.

Hei orang Indonesia, saatnya mulai sadar! Sumber daya alam negara kita ini

sudah semakin habis! Tinggal menunggu waktu saja kita tidak bisa banyak

menjual Sumber Daya Alam untuk menjalankan negara. Kita harus mulai

memikirkan sumber penghasilan lain yang berkelanjutan untuk memajukan

negara.

Sadar tidak kalau negara ini mempunyai banyak sekali potensi pariwisata.

Ada berapa banyak tempat wisata yang bisa dikelola dengan baik. Sehingga

bisa diperhitungkan sebagai sumber devisa yang berkelanjutan. Manfaatkan

AFTA 2015 ini untuk bisa mendapatkan banyak turis asing yang mau datang

ke Indonesia. Kalau dikelola dengan benar, mungkin negara ini bisa kaya

hanya dengan Pariwisatanya. Masak mau kalah sama Singapore dan

Malaysia?

Solusi Menghadapi AFTA 2015 Untuk Indonesia

Ada beberapa hal penting yang bisa membuat Indonesia bisa bertahan, atau bahkan bisa memanfaatkan AFTA 2015 untuk membuat negara ini lebih maju. Pendidikan yang baik, Hukum yang ditegakkan, Kedisiplinan, dan Semangat

Page 5: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Optimisme untuk maju tiap - tiap warga negara ini

Kalau itu semua bisa dilakukan dengan baik, maka bukan tidak mungkin kalau

Indonesia akan kembali mengaum. Kembali mengaum sebagai Macan Asia

yang pernah begitu ditakuti oleh negara lain. Nah, semoga tulisan saya ini

bisa berguna untuk para pembaca kompasiana sekalian ya. Mari kita

songsong AFTA 2015 dengan persiapan lebih baik :)

Sumber Data dan

Gambar : http://Rappler.com http://www.tarif.depkeu.go.id/OtheApa Itu

AFTA dan Sejarahnya?

Sebelum saya menulis panjang dan lebar, sudahkah teman - teman tahu apa itu AFTA? Ataukah teman - teman memang tidak mau tahu tentang AFTA karena masih mikir besok mau makan saja susah? Oke, paling tidak sekarang kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan AFTA tadi. Terlebih lagi yang namanya AFTA ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2015, tepat setelah beberapa bulan selesainya tahun politik panas 2014.

AFTA yang merupakan akronim dar ASEAN Free Trade Area sejatinya

merupakan kesepakatan dari negara - negara di asean untuk membentuk

sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya sih agar bisa meningkatkan

daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, kalau yang

namanya AFTA ini sukses, asean bisa menjadi kawasan basis produksi

didunia seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu China. Coba ingat? Sudah

berapa ratus produk yang masuk ke indonesia itu Made In China?

Page 6: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Komunitas ASEAN 2015!

Perjanjian perdagangan bebas AFTA dicetuskan ketika terjadi pertemuan

tingkat Kepala Negara ASEAN atau SEAN summit ke-4, yang dilakukan pada

tahun 1992. Pada pertemuan itu kemudian para kepala negara

mengumumkan akan membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas di

asean dalam jangka waktu 15 Tahun. Kalau dihitung seharusnya akan efektif

berjalan secara penuh pada tahun 2007. Namun kenyataanya, AFTA ini akan

aktif pada tahun 2015, 22 tahun kemudian.

Nah, dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak

akan akan ada hambatan tarif(bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif

untuk negara - negara anggota ASEAN. Dengan begitu, tentunya keuntungan

dan tantangan akan muncul untuk negara Indonesia juga dong. Lantas,

apakah negara kita Indonesia sudah siap? Siap memanfaatkan kondisi ini

untuk membuat negara lebih maju dan berkembang? Apalagi AFTA ini efektif

tahun 2015, tidak begitu lama setelah Pemilu, dan pemilihan presiden

Indonesia yang baru. Sementara menurut saya, sampai sekarang belum ada

pemimpin rakyat, entah itu caleg atau capres yang kompeten untuk

Page 7: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

menjalankan pemerintahan setelah 2014. Tidak percaya? Silahkan cek cv

caleg - caleg di tahun 2014 ini : (dct.kpu.go.id)

Tantangan AFTA 2015 Untuk Indonesia

Sebelum saya menuliskan keuntungan AFTA 2015 untuk indonesia, saya

akan menyebutkan tantangannya terlebih dahulu. Agar orang - orang

indonesia tahu, dan tidak selalu terlena dengan negara yang katanya ijo royo

-royo, dan mempunyai banyak sumber daya alam ini.

1. Tantangan Pendidikan

Kalau melihat negara maju di ASEAN seperti Singapore, pendidikan mereka

terlihat lebih maju. Lantas Indonesia sendiri bagaimana menghadapi serbuan

para pekerja hasil output negara di ASEAN seperti Singapore? Padahal salah

satu efek dari AFTA adalah setiap warga anggota negara ASEAN bisa

sekolah atau bekerja di tiap negara anggota ASEAN.

Sementar menurut saya, pendidikan di Indonesia ini masih sedikit carut

marut. Contoh sederhananya saja, ada teman saya yang seorang lulusan

Teknik Elektro malah bekerja di bidang perbankan, atau ada sarjana

pertanian yang tidak bisa bekerja sesuai jurusan di ambilnya.

Menurut saya pendidikan di negara ini masih belum tepat sasaran untuk

mengenali potensi anak didik dengan tepat sasaran, sehingga anak didik bisa

memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Bisa - bisa dengan adanya AFTA

2015 pengangguran malah semakin banyak, karena banyak perusahaan di

Indonesia yang malah merekrut tenaga kerja dari negara anggota ASEAN lain

dengan kompetensi yang lebih baik.

2. Tantangan Perdangangan

Sebelumnya saya mau tanya dulu, sekarang ini Indonesia

adalah negara “Pengekspor” atau negara “Pengimpor”?

Menjawab pertanyaan ini tidak perlulah sulit - sulit, lihat saja

smartphone/handphone yang teman - teman punyai made in mana?

Sepengetahuan saya sih rata - rata kalau tidak made in china, ya made in

Page 8: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

vietnam. Indonesia ini hanya dijadikan pasar, sangat sedikit sekali atau

bahkan tidak ada ya, tempat produksi barang yang di Indonesia? (*maaf saya

kurang tahu tentang ini karena tidak ada data :)*)

Saya memberi contoh barang yang sepele seperti smartphone/handphone,

karena barang seperti ini meskipun sedang musim hujan, banjir ataupun dolar

naik, penjualannya tetap meroket. Mengingat kebanyakan masyarakat kita

yang lebih mementingkan prestise dan style daripada fungsi dari sebuah

smartphone sendiri.

Terlepas dari contoh yang saya berikan, selama Indonesia masih menjadi

negara “hobi impor” AFTA 2015 malah akan menjadikan negara ini sebagai

pasar terbesar barang - barang impor dari negara ASEAN yang lain. Mau

negara kita cuma dijadikan tempat jualan saja? Pikirkan!

Keuntungan AFTA 2015 Untuk Indonesia

Memang, bukan hanya tantangan saja yang akan dihadapi Indonesia di AFTA 2015 ini. Ada juga keuntungan yang bisa didapatkan negara ini jika bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN ini dengan baik. Kalau dimanfaatkan dengan benar, ada kemungkinan bisa membuat Indonesia lebih maju, bahkan bisa mengalahkan negara seperti Singapore.

1. AFTA 2015, Berarti Ijin kerja di Negara ASEAN Lebih

Mudah. Saatnya Menjajah “ASEAN”

Tenaga kerja professional saatnya menjadi TKI, jangan cuma kita saja yang

dijajah oleh negara lain. Saatnya kita menjadi “ekspat” di negara lain. Apalagi

gaji di negara Asean semacam Singapore atau Malaysia tentunya akan lebih

besar dari pada di Indonesia. Jangan mau kalah dengan TKI dong, mereka

bisa menjadi pahlawah devisa, kita para tenaga kerja terdidik professional pun

bisa ikut menyumbang devisa negara. Yuk!

2. Manfaatkan Pariwisata Sebagai Sumber Devisa Selain

Sumber Daya Alam.

Page 9: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Hei orang Indonesia, saatnya mulai sadar! Sumber daya alam negara kita ini

sudah semakin habis! Tinggal menunggu waktu saja kita tidak bisa banyak

menjual Sumber Daya Alam untuk menjalankan negara. Kita harus mulai

memikirkan sumber penghasilan lain yang berkelanjutan untuk memajukan

negara.

Sadar tidak kalau negara ini mempunyai banyak sekali potensi pariwisata.

Ada berapa banyak tempat wisata yang bisa dikelola dengan baik. Sehingga

bisa diperhitungkan sebagai sumber devisa yang berkelanjutan. Manfaatkan

AFTA 2015 ini untuk bisa mendapatkan banyak turis asing yang mau datang

ke Indonesia. Kalau dikelola dengan benar, mungkin negara ini bisa kaya

hanya dengan Pariwisatanya. Masak mau kalah sama Singapore dan

Malaysia?

Solusi Menghadapi AFTA 2015 Untuk Indonesia

Ada beberapa hal penting yang bisa membuat Indonesia bisa bertahan, atau bahkan bisa memanfaatkan AFTA 2015 untuk membuat negara ini lebih maju. Pendidikan yang baik, Hukum yang ditegakkan, Kedisiplinan, dan Semangat Optimisme untuk maju tiap - tiap warga negara ini

Kalau itu semua bisa dilakukan dengan baik, maka bukan tidak mungkin kalau

Indonesia akan kembali mengaum. Kembali mengaum sebagai Macan Asia

yang pernah begitu ditakuti oleh negara lain. Nah, semoga tulisan saya ini

bisa berguna untuk para pembaca kompasiana sekalian ya. Mari kita

songsong AFTA 2015 dengan persiapan lebih baik :)

Sumber Data dan Gambar : http://Rappler.com http://www.tarif.depkeu.go.id/Othe

TAHUN depan perekonomian Indonesia akan dihadapkan padaintegrasi

ekonomi kawasan ASEAN (AFTA). Disamping adanya integrasi tersebut,

pada saat ini pun Indonesia juga dihadapkan pada kenyataan adanya

kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi, transportasi, dan

komunikasi. Faktor-faktor inilah yang mengantar Indonesia pada

Page 10: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

proses globalisasi ekonomi yang dari tahun ke tahun semakin banyak

melibatkan negara-negara lain, baik negara-negara maju maupun negara-

negara berkembang, baik di kawasan ASEAN maupun kawasan yang lebih

luas, semacam APEC dan WTO.

Dengan terbukanya perekonomian ASEAN, maka aliran perdagangan

barang dan jasa, investasi, dan perpindahan tenaga kerja antar negara

ASEAN tak ada lagi hambatannya. Tentu ini akan menghadirkan peluang

sekaligus tantangan tersendiri bagi pembangunan ekonomi semua negara

yang tergabung, termasuk Indonesia.

Saat ini saja ada lebih dari setengah milyar penduduk yang menghuni

kawasan ASEAN sehingga ini bisa menjadi pasar yang potensial untuk

disasar. Setiap negara punya kesempatan yang sama untuk memposisikan

diri sebagai pasar maupun sebagai pemasar, tergantung dari kesiapan

masing-masing negara tersebut.

Siapkah Indonesia?

Lalu bagaimana dengan Indonesia dalam menghadapi AFTA nanti? Ada

banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menjawab pertanyaan itu.

Misalnya melihat faktor daya saing, iklim usaha, kualitas sumberdaya

manusia (SDM), dan indikator makro lainnya. Namun yang pasti, dengan

AFTA Indonesia juga mempunyai kesempatan yang sama dalam

memposisikan diri sebagai pemasar maupun sebagai pasar. Siap tidak

siap Indonesia sudah menyetujui diberlakukannya AFTA, maka hal

terpenting adalah bagaimana kedepannya Indonesia mampu bersaing

dengan negara-negara lain dan mampu memposisikan diri sebagai

pemasar, bukan hanya sebagai pasar produk laur negeri. Masih ada

kesempatan untuk membenahi, terutama yang terkait dengan daya saing

produk-produk kita.

Page 11: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Terkait daya saing misalnya, merujuk rilisan The Global Competitiveness

Report dari World Economic Report pada tahun 2013 lalu Indonesia berada

pada peringkat 40, yang sebelumnya berada pada peringkat 54. Dibanding

dengan negara-negara tetangga (ASEAN) posisi Indonesia ini berada pada

peringkat 5 di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunei Darussalam

(26), dan Thailand (37).

Sementara itu, indikator makro ekonomi lainnya, yaitu pertumbuhan

ekonomi mengacu pada tahun 2013 lalu, terkoreksi di bawah enam persen

serta inflasi yang melonjak dan rupiah terus melemah. Ini terjadi terutama

di awal tahun dan pertengahan tahun 2013 menjelang puasa dan idul fitri.

Ironisnya, inflasi tahun 2013 itu juga disebabkan oleh bahan pangan yang

sering kali kita anggap inferior dan sepele, yaitu jengkol dan petai. Selain

itu, adanya defisit perdagangan yang terus tergerus sehingga

menyebabkan defisit transaksi berjalan semakin besar. Ini tentu saja harus

diperhatikan jika kita ingin benar-benar siap menghadapi AFTA.

Setidaknya, daya saing dan beberapa indikator makro lainnya yang

kondisinya seperti itu pasti akan mempengaruhi kesiapan Indonesia dalam

menghadapi AFTA. Belum lagi kondisi infrastruktur dan administrasi

birokrasi kita yang seringkali layanannya dikeluhkan masyarakat. Juga tak

kalah pentingnya huru-hara dan kondisi perpolitikan kita yang suhunya

semakin memanas menjelang pemilu, pileg, dan pilpres di tahun 2014 ini

yang tentu saja akan berpengaruh pada dinamika perekonomian

Indonesia. Sekali lagi, siap tidak siap, Indonesia telah menyepakati

perjanjian AFTA dan harus konsisten dan konsekwen mematuhinya.

Beberapa Strategi

Lalu apa yang perlu kita lakukan? Ada beberapa langkah strategi yang

dapat dilakukan oleh Indonesia untuk dapat memenangkan persaingan

dalam menghadapi AFTA kedepan nanti. Usaha ini harus dilakukan secara

Page 12: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

simultan dan berkelanjutan. Pertama, Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Manusia. Upaya pengembangan sumberdaya manusia bagi Indonesia

sangat penting artinya. Menurut Mulyani dan Ninasapti (1995) secara

umum sumberdaya manusia Indonesia mendapat tantangan dari dua

sumber, yaitu (1) tantangan dari dalam negeri berupa transformasi

perkembangan ekonomi yang telah mengubah perekonomian dari agraris

menuju industri, sehingga masalah yang muncul adalah perpindahan

sumber daya manusia (SDM) dari sektor pertanian ke sektor industri; (2)

tantangan dari luar berupa integrasi ekonomi sehingga mobilitas sumber

daya manusia atau tenaga kerja akan semakin meningkat. Inilah yang

menimbulkan masalah karena tenaga kerja dari negara lain yang masuk

akan menggeser tenaga kerja domestik jika tenaga kerja domestik tak

mampu bersaing.

Pengembangan sumber daya manusia dapat ditempuh melalui pendidikan

dan pelatihan. Pendidikan adalah faktor penting yang memungkinkan

setiap orang untuk dapat berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari

integrasi ekonomi. Tenaga kerja yang sehat dan cerdas tentunya akan

meningkat pula produktivitas kerjanya. Di sini ada keterkaitan antar

pendidikan dan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia.

Kedua, Membentuk Jaringan Usaha. Jaringan usaha merupakan suatu

bentuk organisasi ekonomi untuk mengatur koordinasi serta mewujudkan

kerjasama antar unsur dalam organisasi. Untuk menghadapi AFTA

membuat jaringan usaha merupakan antisipasinya. Agar pembentukannya

lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perlu dipikirkan secara

serius dengan dimulai dari satu kerjasama awal yang kuat. Kerjasama

tersebut dapat melibatkan banyak bidang usaha tetapi dapat pula hanya

satu bidang usaha, atau bahkan dengan pihak luar negeri.

Ketiga, Menyiapkan Perangkat Kelembagaan. Menurut Boediono (2001)

perangkat kelembagaan merupakan institusi-institusi non pasar yang

Page 13: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

berfungsi sebagai penyangga mekanisme pasar, artinya dapat

memperlancar bekerjanya mekanisme pasar. Dalam mekanisme pasar

yang baik maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, misal ketertiban dan

keamanan, perlindungan dan kepastian hukum, standar minimal tentang

praktek pengelolaan dunia usaha maupun pemerintah, kestabilan mata

uang, lembaga keuangan yang sehat, struktur pasar yang kompetitif, dan

birokrasi yang sehat.

Untuk dapat memenuhi syarat-syarat tersebut, maka yang punya inisiatif

adalah pemerintah sebagai penyelenggara negara. Dengan kata lain

pemerintah harus benar-benar menjalankan kewajibannya dengan baik

dan bijaksana.

Keempat, Memperkuat Pasar Domestik Melalui Pemberdayaan UKM.

Dengan pasar domestik yang kuat maka Indonesia tidak tergantung pada

pasar luar negeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberdayaan UKM

yang jumlahnya seperti dirilis Menteri Koperasi dan UKM tahun lalu

mencapai 55,2 Juta unit usaha (antaranews.com, 2013). Keberpihakan

terhadap UKM merupakan keharusan baik secara ekonomi maupun politik.

Keberhasilan dalam mengangkat kemampuan kewirausahaan dan UKM

akan dapat menghasilkan berbagai manfaat, selain penguatan pasar juga

akan meningkatkan daya saing, penciptaan lapangan kerja baru, dan

menurunkan tingkat kemiskinan.

Dengan demikian, meskipun banyak kalangan yang mengatakan bahwa

Indonesia kurang siap dalam menghadapi AFTA, tetapi kita sudah

“menandatangani” kesepakatan itu. Dan meskipun kondisi perekonomian

makro Indonesia (mungkin) belum sepenuhnya mendukung Indonesia

dalam memasuki AFTA, namun Indonesia harus tetap konsekwen dengan

perjanjian yang telah disepakati. Agar mampu bersaing, maka Indonesia

harus segera melakukan beberapa strategi tersebut secara simultan dan

berkesinambungan. Dan yang terpenting adalah menggerakkan peran aktif

Page 14: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

masyarakat sehinga bisa menghadapi tantangan maupun memanfaatkan

peluang adanya AFTA. Semoga!

Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin marak dan mendapat perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan, harga dan promosi yang ditawarkan berbagai maskapai penerbangan. Ini menunjukkan daya tarik industri penerbangan memang cukup besar dan menjanjikan.

Indonesia dengan kondisi geografis yang sangat luas, terdiri atas kurang lebih 17.000 pulau dimana 6.000 di antaranya berpenghuni, sangat membutuhkan moda transportasi yang paling efisien dan berdaya jelajah cepat. Transportasi udara adalah jawaban atas kebutuhan moda transportasi tersebut.

Dengan total jumlah penduduk sebesar 250 juta, dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang meningkat tajam serta ditandai dengan kenaikan pendapatan per kapitanya, maka kebutuhan akan layanan transportasi udara akan terus meningkat di masa-masa mendatan. Apalagi dengan diluncurkannya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011- 2025 oleh pemerintah, kebutuhan akan transportasi udara menjadi sangat penting dan strategis di masa mendatang.

Berdasarkan program MP3EI, Indonesia dibagi menjadi enam wilayah koridor ekonomi, meliputi Sumatera Timur, Pantai Utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Keberadaan enam koridor ini dianggap mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7% per tahun, sekaligus bisa menciptakan pembangunan yang lebih merata. Selama ini pembangunan ekonomi hanya terpusat di Pulau Jawa, dan daerah lain di Indonesia kurang mendapat sentuhan. Ini semua pada akhirnya kembali ke topik tulisan ini, yakni semakin meningkatkan kebutuhan akan sarana komunikasi dan transportasi antarkoridor.

SDM dan InfrastrukturData Kementerian Perhubungan menunjukkan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) penumpang domestik dan penumpang internasional masin-masing sebesar 17% dan sebesar 29% dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Page 15: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Pertumbuhan tersebut mampu menopang dan menyumbang 10,7% terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang sebesar 6,5%. 

Menurut Airbus (2012), peningkatan 1% dari PDB global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1-2,5%. Di Indonesia, tingginya pertumbuhan ekonomi yang ditopang jumlah masyarakat kelas menengah yang terus meningkat, sangat berpotensi memacu penggunaan jasa transportasi udara. Apalagi pasar industri jasa penerbangan di Indonesia tumbuh pesat seiring dengan maraknya penerbangan murah, low cost carriers (LCC). Pertumbuhan jasa penerbangan dalam negeri tercatat sekitar 15% per tahun.

Berkembangnya industri penerbangan di Indonesia saat ini memberikan suatu kesempatan dan tantangan yang baru bagi perusahaan penerbangan. Peluang muncul sehubungan dengan meningkatnya permintaan akan jasa penerbangan, sedangkan yang menjadi tantangannya adalah semakin tingginya tingkat persaingan di antara perusahaan penerbangan yang telah ada. Undang-Undang No 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan merupakan salah satu tonggak deregulasi bisnis penerbangan di Indonesia. Sebelum adanya undang-undang ini perusahaan jasa penerbangan di Indonesia hanya beberapa perusahaan, khususnya yang tergabung dalam International Air Transport Association (IATA).

Dengan adanya undang-undang ini, maka jumlah perusahaan penerbangkan meningkat tajam. Saat ini setidaknya tercatat sebanyak 20 maskapai penerbangan utama di Indonesia, baik yang melayani domestik maupun internasional. Ironisnya, di saat bisnis penerbangan di Indonesia mulai menggeliat, dan ketika era liberalisasi penerbangan sudah di depan mata, kita justru kekurangan sumber daya manusia (SDM), terutama pilot. Kebutuhan pilot di Indonesia sepanjang tahun 2011- 2015 mencapai 4000 orang, sementara produksi sekolah pilot di Indonesia hanya sekitar 1600 personel. Ini berarti terjadi defisit pilot sebanyak 2400 personil sampai tahun 2015.

Selain pilot, jam kerja dari bandara- bandara di luar Jawa masih begitu terbatas, sehingga optimalisasi utilisasi pesawat di Indonesia belum maksimal, terutama untuk penerbangan malam hari. Sampai sejauh ini, tingkat utilisasi pesawat di Indonesia rata-rata hanya 9 jam per hari. Persoalannya, jika penerbangan malam bisa serentak dioptimalkan, utilisasi pesawat bisa naik rata-rata 11 jam per hari.

Page 16: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Selain SDM, masalah paling mendesak dari industri penerbangan Indonesia adalah sistem pengendali lalu lintas udara, yang berpeluang berpeluang besar dalam terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Seperti dikemukakan oleh Federal Aviation Administration (FAA) Juni 2007, penerbangan Indonesia pada “kategori 2” atau tidak layak dan tidak aman. Hal ini berarti Indonesia belum memenuhi standar minimum keamanan terbang internasional seperti tercantum dalam peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Asean Open Sky 2015Untuk meningkatkan daya saingnya di kawasan Asean dan regional, maka industri penerbangan Indonesia perlu mengambil berbagai langkah besar, mulai dari kualifikasi SDM yang profesional, standar keamanan penerbangan dan kualitas pelayanan yang baik. Industri penerbangan juga membutuhkan manajemen profesional mengacu pada standar internasional. Terobosan ini merupakan suatu tantangan besar, baik bagi pemerintah maupun swasta yang harus dikerjakan selama dua tahun ke depan, menyongsong Asean Open Sky pada 2015.

Apabila Indonesia tidak segera membenahi industri penerbangannya, pemberlakuan Asean Open Sky pada 2015 bukan lagi menjadi peluang melainkan suatu ancama bagi keberadaan maskapai-maskapai kita. Indonesia akhirnya hanya akan menjadi ladang empuk bagi maskapi asing, terutama dari Negara tetangga sendiri, yaitu Malaysia dan Singapura.

Lebih dari itu, ketidaksiapan berbagai aspek dalam industri penerbangan akan membuat pertahanan dan kedaulatan udara Indonesia terancam. Terganggunya kedaulatan itu disebabkan Indonesia dianggap tidak memiliki kemampuan memadai dalam menjamin keamanan penerbangan, sehingga wewenang pengaturan lalu lintas udara di wilayah kedaulatan Indonesia akan diserahkan kepada Negara lain.

Sebagai negara terbesar di Asean, Indonesia harus memanfaatkan peluang yang legit ini. Dengan pasar domestik yang luas dan sektor maskapai penerbangan lokal yang bertumbuh pesat serta sangat kompetitif, Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang besar dari kebijakan Asean Open Sky. Indonesia sebagai negara kepulauan dan berpenduduk terbesar di Asean memiliki potensi pasar angkutan udara yang sangat tinggi dibandingkan negara

Page 17: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Asean lainnya. 

Para pemain di industri penerbangan harus bisa memanfaatkan peluang adanya Asean Open Sky, dengan meningkatkan mutu SDM, manajemen, kesehatan finansial,dan peremajaan armada pesawat, agar mereka mampu berkompetisi di tingkat regional maupun internasional. Kesempatan takkan pernah datang dua kali. Selain kalangan industri penerbangan, pemerintah juga harus segera membenahi berbagai infrastruktur. Bandara utama, seperti Jakarta dan Bali, harus disiapkan menuju multi-airport system, dengan fokus pengembangannya menjadi suatu kota bandara (aerotropolis).

Albert Mandagi, mahasiswa program doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti

KEBIJAKAN RUANG UDARA TERBUKA (OPEN

SKY POLICY) DI ASEAN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP INDUSTRI PENERBANGAN DI

INDONESIA

 

Nama: Dendi Ahmad Patryayuda

NPM: 110113080024

 

Pembimbing:

1. 1.      H. Atip Latipulhayat, S.H., LL.M., Ph.D.

2. 2.      Prita Amalia S.H., M.H.

 

 

Page 18: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

ABSTRAK

 

Perkembangan jasa angkutan udara di ASEAN telah

mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini

tentunya dipengaruhi juga oleh perkembangan yang

dialami kawasan dunia lain, diantaranya Amerika dan

Eropa. Perkembangan yang dimaksud adalah

pelaksanaan perdagangan bebas jasa angkutan udara

(internasional) antara negara anggota di kawasan

tersebut. Pada praktiknya memungkinkan dibukanya

ruang udara suatu negara untuk dapat terjadinya

liberalisasi penerbangan tanpa batasan (unlimited)

sehingga menimbulkan persaingan yang ketat pada

industri penerbangan, maka hal ini dikenal dengan

istilah open sky.Dalam konteks berlakunya di ASEAN

dikenal dengan istilah ASEAN Open Sky Policy yang

merupakan konsep kebijakan internasional yang

mengarah pada liberalisasi aturan dan pengaturan

dalam industri penerbangan sipil internasional,

khususnya pada penerbangan komersial dengan

meminimalkan intervensi pemerintah dalam

aktifitasnya sehingga terbukanya pasar bebas industri

penerbangan.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui

apakah ASEAN Open Sky Policy berdampak pada

industri penerbangan di Indonesia dan upaya apa saja

Page 19: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

yang dapat dilakukan oleh industri penerbangan di

Indonesia dalam menghadapi ASEAN Open Sky

Policy ini. Untuk penelitian tersebut, dilakukan studi

kepustakaan. Analisis secara kualitatif dipergunakan

dalam mengolah bahan-bahan yang diperoleh

berdasarkan metode deskriptif-analitis dengan

pendekatan yuridis-komparatif.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa, ASEAN Open Sky Policy berdampak pada

berkurangnya kedaulatan Indonesia atas ruang udara

secara mutlak dengan adanya kemungkinan

masuknya maskapai asing yang akan berkompetisi di

wilayah Indonesia. Melihat hal tersebut industri

penerbangan akan berusaha meningkatkan faktor

keselamatan (safety) dan keamanan (security).

 

 

ABSTRACT

 

The development of air transportation services in

ASEAN has progressed rapidly. This is influenced by

the development of other regions, including America

and Europe. The development is about the

implementation of international free trade between

Page 20: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

member states in the region. In practice, the free trade

allows the opening of the airspace of a country in order

to the unlimited aviation liberalization. Through this

mechanism, the competition among aviation industries

have been occur, and this is known as the “open sky”.

In the context of ASEAN, it’s known as the ASEAN

Open Sky Policy. It is an international policy concept

which led to the liberalization of the rules and

regulation of the international civil aviation industry,

especially on commercial flights with minimal

government intervention in the free market activities.

Hence it will create free trade on aviation industries.

This study try to find out whether the ASEAN Open

Sky Policy has an impact to the whole Indonesia’s

aviation industry and what efforts have to be made by

the Indonesia aviation industry in facing the ASEAN

Open Sky Policy. This research will be conducted by

literature study. Qualitative analysis will be used in

processing the materials obtained by the methods of

descriptive-analytical-comparative judicial approach.

The conclusion of the research is the ASEAN Open

Sky Policy has an impact to reduce Indonesia’s

absolute air space sovereignty, with the possible of the

competition between foreign aviations in the territory of

Indonesia. Therefore, the aviation industries will try to

increase their safety and security.

Page 21: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

 

Keywords: ASEAN, open sky, airlines,

industry, 5th freedom of the air

 

1. A.    PENDAHULUAN

2. 1.      Latar Belakang

ASEAN sebagai salah satu organisasi internasional

mempunyai tujuan untuk mensejahterakan,

menciptakan perdamaian dan kestabilitasan

wilayahnya serta perwujudan dari solidaritas

wilayahnya.[1] Dalam perkembangannya,

pembentukan MEA[2] dibentuk demi menjadikan

kawasan ASEAN sebagai suatu pasar dan landasan

produksi tunggal (single market) dengan peredaran

bebas barang, jasa dan modal.[3] Dalam

perkembangannya, pelaksanaan perdagangan bebas

jasa angkutan udara internasional, seperti halnya

diistilahkan oleh kalangan airlines maupun pemerintah

sebagai regulator, dikenal dengan istilah open sky.

Pemahaman open sky merupakan suatu konsep

kebijakan internasional yang mengarah pada

liberalisasi aturan dan pengaturan dalam industri

penerbangan sipil internasional, khususnya pada

penerbangan komersial dengan meminimalkan

intervensi pemerintah dalam aktifitasnya sehingga

Page 22: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

terbukanya pasar bebas industri penerbangan.

ASEAN Open Sky Policy merupakan bagian dari

tujuan dibentuknya ASEAN Economic

Community yang berkomitmen untuk memperluas dan

memperdalam integritas ekonomi kawasan yang

berkenaan dengan hubungannya pada ekonomi dunia

(global economic).

Dalam perkembangannya pemberlakuan konsep Open

Sky Policy semakin dapat dirasakan implikasinya

terhadap suatu negara dan industri penerbangan itu

sendiri. Pada konteks negara konsep ini dianggap

telah melemahkan keberadaan kedaulatan negara

terhadap ruang udaranya, dalam hal Industri

Penerbangan konsep ini akan mempengaruhi

persaingan terhadap industri penerbangan domestik

karena kemungkinan persaingan yang akan lebih luas

bersama-sama dengan industri penerbangan anggota

ASEAN lainnya.

 

1. 2.      Permasalahan

1. Bagaimana implikasi kebijakan ruang udara

terbuka (ASEAN open sky policy) terhadap

industri penerbangan di Indonesia?

2. Upaya apa yang harus dilakukan industri

penerbangan di Indonesia dalam

Page 23: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

menghadapi kebijakan ruang udara terbuka

(ASEAN open sky policy)?

 

1. 3.      Hasil dan Pembahasan

1. a.      Implikasi ASEAN Open Sky

Policy terhadap Industri Penerbangan di

Indonesia.

1)      Berkurangnya Kemutlakan Kedaulatan

Indonesia atas Ruang Udaranya

Dalam memahami maksud dari berkurangnya makna

kemutlakan kedaulatan Indonesia ruang udaranya

maka perlu diketahui terlebih dahulu prinsip

ASEAN Open Sky Policy. Konsep ini memberikan

makna kebebasan yang lebih jika dibandingkan

dengan konsep dari bentuk kerjasama bilateral

maupun multilateral yang sampai saat ini Indonesia

lakukan. ASEAN Open Sky Policy memungkinkan

untuk dilakukannya hingga hak kebebasan kelima

(5th freedom of the air)[4] dengan memberikan hak

untuk terbang antara dua negara asing, selama

penerbangan dimulai dan berakhir di negara asal

maskapai penerbangan.

Penulis berpendapat bahwa dimungkinkannya untuk

dilakukan hak kebebasan kelima semakin memberikan

peluang besar terhadap melonggarnya batasan

Page 24: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

kemutlakan kedaulatan Indonesia di ruang udara

dengan bentuk masuknya maskapai asing yang akan

berkompetisi di wilayah Indonesia. Melihat karakteristik

ASEANOpen Sky Policy yang tidak memberikan

batasan terhadap kapasitas penerbangan (capacity),

frekuensi penerbangan (frequency) dan jenis pesawat

yang akan bersaing (aircraft type), maka semakin

meyakinkan penulis akan mempersulit kondisi

penerbangan domestik Indonesia yang sedang

berkembang.[5]

Polemik mengenai makna berkurangnya kemutlakan

kedaulatan suatu negara atas ruang udaranya juga

sempat dirasakan oleh negara anggota Uni Eropa.

Melalui konsep European Open Sky Policy –nya

terdapat pencapaian penting mengenai hilangnya

batasan kedaulatan negara atas ruang udaranya, yaitu

penghapusan pembatasan kebangsaan (Elimination of

Nationality Restrictions).

 

2)      Meningkatnya Faktor Keselamatan dan

Keamanan

Keselamatan dan kemanan merupakan faktor penting

dalam membangun dan menjaga kepercayaan dalam

dunia industri penerbangan. Berkaitan dengan kedua

faktor itu, tantangan terbesar terletak pada pengenalan

Page 25: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

permasalahan utama.Kedua unsur tersebut menjadi

modal dasar dalam melakukan aktifitas penerbangan

di belahan dunia manapun, misalnya saja di Uni Eropa

dan Amerika Serikat.

Dari permulaan adanya konsep ASEAN Open Sky

Policy yang dilakukan oleh negara anggota ASEAN,

faktor keselamatan dan keamanan telah menjadi salah

satu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini dinyatakan di

dalam Artikel 5 (Safety) ASEAN Multilateral Agreement

On Full Liberalisation Of Passanger Air

Services(MAFLPAS):

“…Each Contracting Party may request consultations

concerning the aviation safety and security standards

maintained by another Contracting Party relating to

aeronautical facilities, flight crew, aircraft, and

operation of that other Contracting Party’s designated

airline(s)…”

Lebih lanjut lagi, berkaitan dengan hal keamanan

(security) dalam pelaksanaan ASEAN Open Sky

Policy juga diharapkan dapat berjalan lebih baik.

Dalam Artikel 6 –nya (security), dinyatakan bahwa:

“…In accordance with their rights and obligations

under international law, the Contracting Parties

reaffirm their obligation to one another to protect the

security of civil aviation against acts of unlawful

Page 26: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

interference forms an integral part of this

Agreement…”.

Indonesia masih memiliki waktu paling tidak hingga

pelaksanaan ASEAN Open Sky

Policy diberlakukanpada tahun 2015. Maka dari itu, hal

ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan pihak

yang berkepentingan untuk mempersiapkan potensi

maskapai penerbangan domestik agar mampu

menghadapi persaingan maskapai asing yang sudah

memperoleh kepercayaan masyarakat internasional

karena telah menunjukan maskapai yang memenuhi

syarat keselamatan dan keamanan, misalnya

saja Singapore Airlines (SQ), Malaysia Airlines (MH)

dan Thai Airlines (TG).

 

 

3)      Persaingan yang Lebih Luas Terhadap Dunia

Industri Penerbangan

Dalam hal persaingan yang luas terhadap dunia

Industri Penerbangan konsep ASEAN Open Sky

Policy dinilai dapat memberikan nilai tambah pada

beberapa aspek dalam Industri Penerbangan,

diantaranya:[6]

a)      Mendorong pertumbuhan perdagangan,

Page 27: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

perindustrian dan pariwisata dengan tetap

meningkatkan kinerja dan daya saing industri

penerbangan secara keseluruhan, termasuk sumber

daya manusia;

b)      Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang

menjadi jaringan rute pengumpul (hub), dan daerah-

daerah cakupannya, karena ada hubungan udara

langsung dengan negara lain;

c)      Mendorong perusahaan penerbangan nasional

untuk menciptakan atau memperkuat ‘hub’nya;

d)     Meningkatkan daya saing maskapai nasional

terhadap maskapai asing dengan cara mendorong

kerjasama antara maskapai nasional dan memperkuat

jaringan internasional bekerjasama dengan maskapai

asing.

 

1. b.      Upaya yang Harus Dilakukan Industri

Penerbangan di Indonesia dalam Menghadapi

ASEAN Open Sky Policy

1)      Penerapan Konsep ASEAN Open Sky

Policy Secara Terbatas (Limited Open Sky)

Makna kata “terbatas” merupakan tipe liberalisasi jasa

penerbangan udara yang diperkenal oleh negara-

Page 28: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

negara ASEAN sejak pertemuan Bali Concord II.

Makna “terbatas” (limited) artinya negara memberikan

“points” dalam pertukaran hak angkut (traffic right)

secara timbal balik (reciprocal) seperti halnya yang

sering sekali terjadi pada perjanjian bilateral (Bilateral

Air Service Agreement). Kemudian tipe kedua adalah

“tidak terbatas” (liberal) yang tidak mengenal

pembatasan dalam hal pertukaran hak angkut

(traffic right), kapasitas (capacity) dan frekuensi

(frequency).

Upaya dalam melakukan penerapan konsep

ASEAN Open Sky Policy secara terbatas (Limited

Open Sky) juga dapat dilakukan dengan melakukan

mekanisme proteksionisme (protectionism) terhadap

akses (access) bagi maskapai asing. Hal ini terlihat

dari beberapa negara, termasuk negara-negara Eropa

dan Amerika Serikat dalam menerapkan konsep Open

Sky Policy di negaranya. Mekanisme proteksionisme

tersebut dapat dilakukan melaui intrumen:[7]

1. a.      Airport Slot

Beberapa negara membatasi akses pasar (market

access) ke negara tersebut dengan alasan

keterbatasan slot (Slot Contstraint Reason), misalnya

Jepang.

1. b.      Safety Issue

Page 29: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Uni Eropa melakukan hal ini dengan menerapkan EU

Operational Ban. Dalam hal ini maskapai Indonesia

pernah mengalami larangan terbang di wilayah Eropa.

Kemudian Amerika Serikat (USA) menerapkan FAA

Category 2 untuk klasifikasi standar keamanan.[8]

1. c.       Entry Issue

Penerapan persyaratan yang rigit (rigid condition)

untuk masuk ke satu negara seperti yang dilakukan

oleh Filipina.

 

2)      Restrukturisasi Perusahaan Penerbangan

dan Modernisasi Armada Penerbangan

Melakukan restrukturisasi perusahaan penerbangan,

maka hal ini berdampak pada peningkatan efisiensi

dan produktivitas perusahaan, menciptakan struktur

keuangan dan manajemen keuangan yang kuat,

menciptakan struktur industri yang sehat dan

kompetitif, menciptakan perusahaan yang berdaya

saing dan berorientasi global serta menumbuhkan

iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar.

Dengan demikian, menurut penulis pengembangan

suatu perusahaan penerbangan melalui strategi

restrukturisasi akan menciptakan sinergi bagi

perusahaan.

Page 30: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

 

 

1. 4.      Kesimpulan dan Saran

1. a.      Kesimpulan

1. Berkurangnya kedaulatan Indonesia

atas ruang udara secara mutlak

merupakan salah satu implikasi jika

konsep ASEAN Open Sky

Policy diberlakukan. Hak kebebasan

kelima semakin memberikan peluang

besar terhadap melonggarnya batasan

kemutlakan kedaulatan Indonesia di

ruang udara dengan bentuk masuknya

maskapai asing yang akan

berkompetisi di wilayah Indonesia.

Implikasi lainnya yang mungkin akan

terjadi adalah meningkatnya faktor

keselamatan dan keamanan serta

menjadikan persaingan yang lebih luas

terhadap dunia Industri Penerbangan.

Hal ini dapat dilihat dari semakin

banyaknya maskapai asing yang

bermain peran pasar penerbangan

Indonesia tentu akan berdampak pada

peningkatan standarisasi keamanan

(security) dan keselamatan (safety).

Page 31: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

2. Maka upaya yang harus dilakukan

industri penerbangan di Indonesia

dalam menghadapi kebijakan ruang

udara terbuka (ASEAN open sky policy)

adalah; pertama, dengan menerapkan

konsep ASEAN Open Sky

Policy secara terbatas (Limited Open

Sky) dan restrukturisasi perusahaan

penerbangan serta modernisasi

armada penerbangan.

 

1. b.      Saran

1. Sebaiknya pelaksanaan ASEAN Open Sky

Policy harus tetap dengan

mempertimbangkan kebutuhan

penerbangan nasional (domestik). Untuk itu

beberapa implikasi yang penulis uraikan di

dalam Bab sebelumnya agar dapat menjadi

pertimbangan pemerintah dan industri

penerbangan dalam menghadapi

ASEAN Open Sky Policy di tahun 2015.

Meskipun ASEAN Open Sky

Policymerupakan suatu konsep yang harus

dilaksanakan, maka terapkanlah konsep

tersebut dengan terbatas (limited open sky).

2. Sebaiknya kesiapan industri penerbangan

menjadi hal yang perlu dilakukan. Dengan

Page 32: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

melakukan  restrukturisasi perusahaan

penerbangan dan modernisasi armada

penerbangan menjadi pilihan yang harus

dilakukan. Namun, hal yang perlu diingat

adalah bukan masalah kesiapan industri

penerbangan nasional dalam

menghadapinya, melainkan masalah apakah

kita membutuhkan ASEAN Open Sky

Policy itu sendiri.

Regulasi UU Penerbangan Siap Hadapi ASEAN Open SkyAPRIL 6, 2014 10:13 AMCOMMENTS OFFVIEWS: 13

I-INEWS.COM, JAKARTA-Direktur Angkatan Udara Djoko Murjatmodjo menegaskan, menghadapi pelaksanaan ASEAN Single Aviation Market maka kajian lebih lanjut tidak hanya pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, tetapi juga regulasi turunan dari undang-undang tersebut apakah perlu diperbaiki atau ditambah.

Page 33: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

“Kami menanggapi bahwa penajaman kajian tidak hanya pada Undang-Undang Penerbangan tetapi juga regulasi dibawahnya apakan perlu diperbaiki atau ditambah, “ kata Djoko, seperti dilansir Kementerian Perhubungan, akhir pekan.

Salah satu kesimpulan study yang telah dilakukan Badan Litbang Perhubungan mengenai Dampak Open Sky Tahun 2015 Terhdap Kebijakan Angkutan Udara Dalam Negeri dan Luar Negeri Indonesia menyatakan secara regulasi UU No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan telah siap menghadapi ASEAN Open Sky.

Djoko melanjutkan, kajian lanjut tersebut diharapkan dapat mendukung pelaksanaan ASEAN Single Aviation Market yang selaras dengan kepentingan nasional antara lain dari aspek market akses dan investasi asing bagi airlines maupun penyedia jasa penunjang penerbangan asing.

Selain itu, Djoko mengatakan sudah terdapat roadmap ASEAN menghadapi ASEAN Single Aviation Merket hingga diatas tahun 2015 meliputi elemen ekonomi dan teknis sehingga hal tersebut perlu diantisipasi pada tingkat nasional. (IN-32)Dibaca (79) Kali

Siapkan Regulasi Hadapi AFTA 2015JUNE 5, 2014 2:30 PMCOMMENTS OFFVIEWS: 11

I-INEWS.COM, JAKARTA-Dalam menghadapi  Pasar Bebas ASEAN 2015 atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015, harus dipersiapkan regulasi yang jelas, agar SDM

Page 34: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Indonesia bisa berdikari di bidang ekonomi  dan siap menghadapinya.“Daya saing satu bangsa merupakan tolok ukur, utamanya dalam lapangan pekerjaan, kita tidak menginginkan seperti dokter, akuntan dan sebagainya dikuasai oleh tenaga kerja dari negara tetangga,” kata anggota Komisi XI DPR Arif Budimanta di Jakarta, Kamis (5/6), seperti dilansir infopublik.org.

Dijelaskan, Indonesia memerlukan regulasi terkait uji kompetensi dan pemberian sertifikatnya. Meski sertifikasi kompetensi harus sejalan dengan negara tetangga, bila ada dokter luar yang hendak berpraktik di Indonesia, mereka juga harus memiliki standar nasional Indonesia (SNI). “Mereka harus bisa berbahasa  Indonesia  dan mengikuti ujian kejuruan standar profesi di Indonesia,” katanya.

Selain itu, regulasi mendorong  ekonomi kerakyatan sebagai rambu-rambu dalam pengembangan perekonomi Indonesia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan Indonesia harus menjadi basis produksi industri di ASEAN, bukan hanya menjadi pasar. Hal ini tercermin dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang basisnya juga merupakan masalah akses.

“Mau tidak mau menempatkan Indonesia menjadi basis produksi. Ini akan terjadi kalau bisa menekan ongkos logistik, perizinan lebih gampang ini semua kita tata,” ujarnya.

Sedangkan untuk meningkatkan daya saing SDM, harus dilakukan peningkatan kualitas dan keahlian tenaga kerja dalam negeri. “Menghadapi MEA 2015 tersebut, kita harus mempersiapkan tenaga kerja kita agar kualitasnya tidak kalah dengan tenaga asing,” katanya. (IN-32)Dibaca (59) Kali

SOLO - Maskapai Garuda Indonesia tercatat berhasil menerbangkan 15 ribu penumpang atau sekitar 70 ribu penumpang selama empat bulan di kurun waktu 2014 untuk rute Solo - Jakarta.

Page 35: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Jumlah tersebut melonjak tajam sejak maskapai plat merah ini menambah jam frekuensi penerbangannya sebanyak 5 kali sehari.

Marketing and Sales Marketing Garuda Indonesia Branch Office Solo, Jawa Tengah, Endy Latif,  mengatakan meskipun saat ini banyak maskapai menawarkan penerbangan murah, trand masyarakat memilih Garuda tetap tinggi.

Terbukti sejak Januari hingga April 2014, secara traffic mengalami peningkatan sekitar 2 sampai  3 persen di banding periode yang sama tahun lalu. 

"Untuk 2014 saja, sampai bulan ini jika rata-rata per bulanya 15 ribu penumpang di kalikan selama empat bulan, mungkin sekitar 70 ribu orang," jelas Endi kepada Okezone di Solo Jawa Tengah, Jumat (16/5/2014).

Menurut Endy Latif, meskipun terjadi lonjakan cukup tajam, ijin menambah jam terbang,belum terwujud. Sehingga dengan jumlah penumpang sebesar itu, pihak Garuda belum akan menambah jam penerbangan lagi. Hanya mengoptimalkan penerbangan reguler yang sudah ada. Yakni 5 kali fligt per harinya.

"Dengan mengoptimalkan 5 flight yang sudah ada. Dari 5 flight itu ada beberapa yang belum optimal. Khususnya yakni flight pagi dan sore," terangnya.

Sebab itulah,ungkap Endy Latif, pihak Garuda lebih memilih mengoptimalisasi flight yang ada ketimbang menambah frequensinya.

Terbukti saat lebaran nanti, Garuda tidak menambah jam terbang. Untuk melayani mudik lebaran pihak Garuda  hanya membuka

Page 36: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

reservasi tiket pesawat sejak 11 bulan yang lalu.

"Garuda sudah membuka reservasi tiket pesawat untuk perjalanan mudik semenjak 11 bulan sebelum hari H keberangkatan. Tiket pesawat untuk periode peak arus balik sudah banyak dipesan oleh calon penumpang," 

AFTA 2015 Kehancuran Ekonomi Indonesia

OPINI | 05 April 2014 | 14:21  Dibaca: 2860     Komentar: 14     0

Penduduk Indonesia adalah ke-4 terbesar didunia, oleh karena itu Negara Indonesia akan selalu menjadi sasaran empuk target pasar dari berbagai produk Negara-negara dunia. Pada saat ini, karena daya beli masyarakat kita lemah, maka aneka jenis produk yang datang, adalah berbagai produk kualitas rendah (kw) yang berasal dari China dengan harga sangat murah. Bahkan jaring pemasarannya sudah sampai pada pedagang kaki lima diseluruh Indonesia. Akibatnya, semua produksi sejenis yang ada didalam negeri menjadi hancur terbukti banyaknya berbagai pabrik berbahan plastik dan tekstil serta alat-alat pertukangan, mainan anak-anak gulung tikar. Ini semua adalah dampak dari berlakunya  ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) sejak 2010. Semua para pengusaha korban gulung tikar mengatakan kita tidak bisa bersaing dengan harga produk kw China yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah. Belum terjadinya AFTA (Asean Free Trade Area) 2015, para produsen di Indonesia sudah tidak mampu bersaing di pasar dalam negerinya sendiri menghadapi barang-barang impor dari China. Negara-negara China, Jepang, India, Thailand, Singapore, Malaysia, Vietnam telah melakukan serangan produksinya ke Indonesia jauh sebelum AFTA 2015.

Kalau kita perhatikan di berbagai pusat perbelanjaan perkotaan, kita bisa saksikan beraneka jenis jajanan cepat saji yang sudah berasal dari luar negeri (LN) dan anehnya pengunjungnya sangat banyak dari para konsumen warga Indonesia. Inilah pembuktian strategi marketing yang dilakukan pihak asing melalui iklan dan film lalu para konsumen kita menjadi korban iklan mereka.

Page 37: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Bisakah pengusaha kita melakukan strategi seperti ini diberbagai Negara target pasar ? Mampukah film Indonesia bisa ditonton oleh banyak penduduk dunia dimana kita bisa berstrategi menempelkan berbagai komoditas produksi Nasional didalamnya sehingga menjadi trend konsumen dunia ?

Kebutuhan pangan seperti garam, gula, beras, terigu, bawang putih, serta buah-buahan, Indonesia masih tergantung kepada impor dari LN. Mungkinkah kita bisa bersaing ketat dengan Negara-negara Asean yang sudah mandiri dalam kebutuhan pangannya ? Untuk kebutuhan sandang, bahan baku produksi sandang kita masih sepenuhnya impor. Di Indonesia, belum ada industri besar produksi kimia dasar aneka unsur, sehingga produksi di Indonesia masih besar kandungan impornya. Akibatnya, tidak ada andalan produksi dari Indonesia yang permanen bisa memiliki daya saing kuat didunia. SDA yang kaya dimiliki Indonesia bisa ditingkatkan nilai tambahnya jika ada industri pendukung bahan baku kimia dasar yang mandiri. Realisasi AFTA 2015 yang tinggal hanya setahun lagi kedepan, membuat posisi industri Indonesia belum siap menghadapinya, yang sebenarnya sudah bisa dipersiapkan sejak akhir kepemimpinan Soeharto. Kita dapat menyaksikan era kepemimpinan Gusdur, Megawati sampai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah merupakan era kepemimpinan Nasional yang gagal dan hanya membuang waktu serta pencitraan saja bahkan untuk membangun infrastruktur yang lengap diberbagai daerah mereka gagal. Lucunya di era kepemimpinan Megawati, kita di dalam negeri (DN) kekurangan gas alam karena gas alam kita sudah dijual kontrak ke China (Gas Tangguh) oleh Megawati Soekarno Putri. Akibatnya banyak pabrik pupuk Nasional hampir bangkrut dan terpaksa menaikkan harga pupuk mereka karena gas alam sangat mahal malah diimpor. Inilah sebuah ketololan dan kedunguan yang pernah dilakukan pemimpin kita dimasa lalu dan tidak ada perencanaan yang matang. Ini merupakan dilematis yang sulit disolusi bagi semua pihak.

Apa yang akan terjadi ketika AFTA 2015 direalisasikan ? Karena Indonesia target pasar dunia nomor empat dunia, maka Negara-negara Asean akan dijadikan pintu masuk berbagai hasil aneka jenis produksi dunia yang harganya sangat bersaing. Terutama Singapore akan menjadi ajang agen distributor dunia untuk menjual barang produksi Negara-negara dunia ke Indonesia. Karena para pejabat di Indonesia sangat mudah di sumpal dengan uang, maka pengawasan yang sangat lemah terhadap kualitas produksi barang-barang impor akan dijadikan ajang pembuangan produksi gagal yang dampaknya membuat industri DN berkepanjangan semakin tidak berdaya.

Page 38: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Apalagi jika manajemen pemerintahan 2014-2019 masih seperti gaya manajemen kepemimpinan SBY, kondisi kita akan lebih parah.

Negara-negara industri maju dunia sudah sangat tinggi efisiensinya karena berbagai produksi sudah dikerjakan dengan sistem robotisasi. Produksi Indonesia tidak akan bisa bersaing jika masih saja menggunakan sistem produksi padat karya. Dari sisi akurat, presisi, technologi dan kualitas serta pricing apalagi design, industri sistem robotisasi tidak akan bisa dilawan, kecuali dengan sistem yang sama.

SDM kita yang bisa memasuki bidang kreatifitas serta bidang produktifitas disemua Negara Asean, tetap saja tidak akan bisa menjadi andalan maksimal pendapatan devisa Nasional karena para SDM kita ini tidak bisa dijadikan sebagai mata rantai pemasaran produksi Nasional yang sepenuhnya komponen produksinya bersumber dari Indonesia. Mereka para SDM kita ini hanya bisa sebagai tenaga ahli atau tenaga professional dibidangnya kalaupun SDM ini bisa menjalankan bidang produksi, tentu akan menggunakan bahan baku dari Negara dimana  dia menetap berprofesi dan tidak ubahnya seperti TKI selama ini yang hanya mengandalkan pendapatan jasa. Mampukah SDM Indonesia bersaing dengan SDM China, India dan Pakistan ? Atau mampukah SDM Indonesia bersaing dinegara anggota Asean yang jumlah penduduknya sangat sedikit ? Jadi yang berkepentingan dalam AFTA 2015 ini adalah para Negara Asean sendiri yang ingin memanfaatkan pasar besar Indonesia disamping Negara-negara industri maju lainnya yang memanfaatkan nama Negara Asean untuk tujuan pasar Indonesia. Dengan berlaku penuhnya AFTA 2015 dan WTO 2020, akibat buruknya adalah UUD 1945 dan banyak UU yang sudah susah payah dibuat untuk perlindungan serta memajukan industri dalam negeri dan penciptaan lapangan pekerjaan menjadi sirna tak berlaku lagi sebagian besar. Sadarkah kita semua bahwa AFTA dan WTO merupakan grand strategi tinggi para kapitalis dunia untuk menghilangkan kedaulatan sebuah Negara ?

Page 39: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Bersiaplah hadapi “Kiamat”. Tahun 2015 dapat menjadi awal permulaan “Kiamat” bagi Indonesia, mari kita antisipasi!

Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, justru saya memperingatkan agar bangsa

kita segera melakukan perubahan dan pembenahan dengan cepat agar bencana

bisa terhindar dari negeri tercinta ini.

Tahun 2015 kita akan menghadapi AFTA (ASEAN Free Trade Area). Sebagai

salah satu negara di ASEAN, kita akan ikut terlibat. Penjelasan singkatnya

adalah AFTA akan membuat negara-negara di ASEAN dapat melakukan

penjualan ekspor impor dengan biaya pajak impor mencapai 0%

Lalu apa dampaknya?

Page 40: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar di

ASEAN dengan penduduk yang mencapai hampir 250 juta jiwa. Tentunya kita

akan menjadi pasar paling “empuk” bagi negara-negara ASEAN untuk menjual

produksi mereka, karena jumlah penduduk mereka tidaklah banyak.

Hal ini didukung dengan rasa nasionalisme dalam diri rakyat Indonesia bisa

dikatakan kurang, beda sekali dengan negara maju yang pernah Saya kunjungi,

dimana mereka sangat cinta produk dalam negerinya. Rakyat kita lebih bangga

memakai produk impor dibanding dengan produksi dalam negeri karena selain

harga produk impor seringkali lebih murah, ditambah lagi kualitas produksi lokal

kita yang masih lemah, tentu hal ini akan memperparah.

Kasus nyata yang terjadi : Jika Anda pernah pergi ke Thailand, maka Anda akan

dapati banyak sekali barang murah disana khususnya dalam bidang fashion.

Celana wanita yang dijual di mall Surabaya, dibeli di Thailand hanya 50ribu-

150ribu, celana tersebut kemudian dijual di butik-butik Indonesia dengan harga

bisa mencapai 300ribu keatas, itu sebabnya banyak sekali sekarang

bermunculan butik-butik fashion dengan cepat. Selain lebih murah dari sisi harga

produk, hal itu juga didukung oleh seringnya tiket promo dari maskapai

penerbangan tertentu yang menawarkan tiket hingga Rp 0.

Problemnya jika harga disana murah dan masuk Indonesia dengan bebasnya

(Faktor AFTA), maka industri Garmen kita akan terpukul. Secara biaya produksi,

kita kalah karena upah dan biaya hidup di Thailand rendah, sedangkan industri

Garmen disini sering berhadapan dengan buruh yang menuntut kenaikan upah

pertahun dengan tinggi. Hal ini dapat menyebabkan pengusaha menutup

Page 41: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

pabriknya, lalu melakukan impor dan menjual langsung (distribusi). Pengusaha

akan bebas dari resiko berhadapan dengan buruh setiap tahun.

Efeknya adalah hal ini akan memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK), ketika PHK banyak terjadi maka daya beli masyarakat kita akan menurun

dan jika terus menurun maka akan semakin memperburuk keadaan ekonomi.

PHK akan tidak terkendali sehingga menaikkan angka pengangguran dan

berdampak pada tingkat kejahatan yang dapat meningkat, dll.

Hal yang kita bahas diatas baru dari sisi industri Garmen, belum dari industri

lainnya yang kita juga bisa tebak sendiri industri apa dari Indonesia yang dapat

diunggulkan dari negara lainnya diseluruh dunia. Jika hal ini dibiarkan terus

menerus, bisa-bisa kita hanya akan menguras kekayaan alam mineral kita untuk

membiayai kebutuhan ekonomi Indonesia.

Sebagian orang berpikir bahwa AFTA akan meningkatkan daya saing ASEAN

dalam menciptakan produk yang dapat menyaingi China. Hal itu benar dan tepat

apabila Indonesia dalam posisi yang siap dan selevel dengan negara ASEAN

yang maju. Jika tidak siap, maka Indonesia akan menjadi penyumbang kekayaan

alam untuk dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai oleh negara ASEAN

agar dapat diekspor keluar ASEAN. Tentu itu akan menguras kekayaan alam

kita.

Sebenarnya Pencipta kita telah membekali negeri ini dengan begitu banyak

potensi yang luar biasa, namun sayangnya salah melakukan pengelolaan. Salah

satu potensi luar biasa yang diberikan Pencipta kita adalah keindahan alam yang

luar biasa. Seharusnya bangsa ini lebih menjual pariwisata karena pariwisata

Indonesia adalah yang terindah di dunia. Waktu saya membawa mahasiswa

Page 42: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

pergi ke Korea Selatan untuk studi banding, warga Korea mengatakan bahwa :

“Jeju is the second of Bali”. Dan memang benar, jika kita sungguh-sungguh

menggali keindahan Bali, Bali lebih indah daripada Pulau Jeju, hanya sayangnya

banyak pihak yang tidak pernah menjelajahi Bali dengan serius lebih keras

bersuara bahwa Bali hanya begitu-begitu saja.

Ini adalah sebuah FAKTA yang harus kita tahu bersama tentang betapa besar

potensi pariwisata:

Devisa Indonesia saat ini berkisar +/- USD 103 Miliar, bahkan sempat

menembus dibawah USD 100 Miliar karena melakukan intervensi

mempertahankan nilai tukar Rupiah agar tidak terlalu jatuh.

Kunjungan Wisatawan Mancanegara di negara (Tahun 2013):

-> Malaysia : 25.700.000 Wisman (meningkat 2,7% dibanding 2012)

Penerimaan USD 65,44 Miliar = Rp 720 Triliun

-> Thailand : 26.735.000 Wisman (meningkat 19,6% dibanding 2012)

Penerimaan diatas USD 65 Miliar =Rp720 Triliun

- > Indonesia        : 8.800.000 Wisman (meningkat 9,4% dibanding 2012)

Penerimaan USD 10,1 Miliar = Rp 110 Triliun

(Kurs USD 1 = Rp 11.000)

Page 43: Apa Itu AFTA Dan Sejarahnya

Jika kita hitung dengan cermat, artinya 1 wisatawan asing yang datang ke

Indonesia, mereka menghabiskan uang sekitar Rp 12.000.000,-. Kita kalah jauh

dari Malaysia dan Thailand, padahal dari sisi aspek luas wilayah dan keindahan

sebenarnya kita lebih unggul daripada mereka.

Dari data diatas kita dapat melihat betapa pariwisata sebenarnya sangat

potensial bila dikembangkan dengan serius. Pemasukan devisa akan meningkat

sehingga cadangan devisa kita cukup untuk mengintervensi agar USD tidak

menembus kurs 11500 seperti sekarang ini.

Sebagai bentuk kepedulian kami, kami membuat sebuah program GRAB

MONEY yang bisa diakses di www.go-indonesia.info , program ini mengajak

semua lapisan masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dan berkontribusi

dengan cara menceritakan objek wisata mana yang pernah dikunjungi, apa yang

menarik disana dll. Kontribusi yang baik akan kami beri kompensasi Rp

50.000/kontribusi. Ikuti terus GRAB MONEY yang akan berganti-ganti. GRAB

MONEY yang lalu adalah program upload foto kami beli Rp 50.000/foto.

Dampak buruk AFTA harus disikapi dengan tepat dan elegan, janganlah kita

semakin mencoreng wajah Indonesia dengan melakukan demonstrasi.

Demonstrasi justru akan memperkeruh suasana dan mengganggu kita dalam

melakukan antisipasi. Ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi AFTA adalah

kesalahan kita sendiri. Oleh sebab itu, dengan waktu yang sangat singkat ini kita

harus bersama-sama menumbuhkan nasionalisme kita dan segera bergerak

dengan cepat untuk mempromosikan pariwisata Indonesia agar bisa mengurangi

resiko yang ditimbulkan oleh AFTA.