antropologi kesehatan dan ekologi

9
Nama : Eela Utharie Nim : 101000202 Mata Kuliah : Antropologi Antropologi Kesehatan dan Ekologi Ekosistem dan Sistem Sosial Budaya Pandangan ekologis adalah pandangan yang menaruh perhatian pada masalah- masalah kesehatan lingkungan biobudaya. Pandangan ekologis merupakan lanjutan dari lingkungan dan komunitik biotiknyadalam pendekatan antropologi yang fundamental;yakni perhatian pada sistemnya. Sistem adalah agregasi atau pengelompokkan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral, dan berfungsi, bergerak dalam kesatuan. Dalam antropologi keseluruhan integral yang dimaksud adalah sistem sosial budaya. Dalam ekologi keseluruhan integral adalah ekosistem. Pada kedua disiplin tersebut, ada dua pertanyaan pokok yang mendasari semua pertanyaan. Pertama, bagaimana berbagai unit yang membentuk sistem diatur satu sama lain. Kedua, bila sistem tersebut telah berjalan, bagiamana pengaturan strukturalnya bergeser membentuk hubungan baru, dan apakah konsekuensi hubungan baru tersebut. Agar terus berfungsi tanpa gangguan yang berat , ekosistem dan sosial budaya harus mempertahankan suatu tingkatan integrasi minimum dan konsisten dari dalam, suatu tingkatan yang cukup tinggi sehingga unit-unit yang terpisahdapat saling menyumbangkan perannannya. Namun, integrasi tidak dapat lengkap karena suatu perubahan. Bagian-bagian itu berubah, terdorong oleh berbagai dinamika dlam

Upload: febria-octasari

Post on 30-Jun-2015

1.898 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

Page 1: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Nama : Eela Utharie

Nim : 101000202

Mata Kuliah : Antropologi

Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Ekosistem dan Sistem Sosial Budaya

Pandangan ekologis adalah pandangan yang menaruh perhatian pada masalah-masalah kesehatan lingkungan

biobudaya. Pandangan ekologis merupakan lanjutan dari lingkungan dan komunitik biotiknyadalam pendekatan

antropologi yang fundamental;yakni perhatian pada sistemnya.

Sistem adalah agregasi atau pengelompokkan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap

atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni

sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral, dan berfungsi, bergerak dalam kesatuan.

Dalam antropologi keseluruhan integral yang dimaksud adalah sistem sosial budaya. Dalam ekologi keseluruhan

integral adalah ekosistem.

Pada kedua disiplin tersebut, ada dua pertanyaan pokok yang mendasari semua pertanyaan.

Pertama, bagaimana berbagai unit yang membentuk sistem diatur satu sama lain.

Kedua, bila sistem tersebut telah berjalan, bagiamana pengaturan strukturalnya bergeser membentuk hubungan baru,

dan apakah konsekuensi hubungan baru tersebut.

Agar terus berfungsi tanpa gangguan yang berat , ekosistem dan sosial budaya harus mempertahankan suatu

tingkatan integrasi minimum dan konsisten dari dalam, suatu tingkatan yang cukup tinggi sehingga unit-unit yang

terpisahdapat saling menyumbangkan perannannya. Namun, integrasi tidak dapat lengkap karena suatu perubahan.

Bagian-bagian itu berubah, terdorong oleh berbagai dinamika dlam bentuk maupun fungsi, dan dengan cara itu mereka

mendatangkan perubahan dalam bentuk dan fungsi terhadap unsur-unsur terikat.

Perhatian Ekologis dari Para Ahli Antropologi Kesehatan

Ahli antropologi kesehatan menaruh perhatian pada hubungan timbak balik anatara manusia dan lingkungan

alamnya, tingkahlakunya, penyakit-penyakitnya, dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakitnya mempengaruhi

evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.

Paleopatologi, studi mengenai penyakit manusia purba, menjelaskan bagaimana nenek moyang dipengaruhi

oleh lingkungan tempat mereka hidup . sebaliknya, pengetahuan mengenai penyakit-penyakit mereka membantu kita

untuk memahami evolusi manusia, cara-cara dimana generasi manusia berikutnya beadaptasi secara biologis.

Page 2: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Pendekatan ekologis adalah dasar studi tentang masalah-masalah epidemiologi. Pandangan ekologi terutama

berguna dalam mempelajari masalahmasalah kesehatan dalam program internasional bagi pembangunan dan

modernisasi.

Penyakit yang dipandang sebagai suatu unsurdalam lingkungan manusia telah mempengaruhi evolusi manusia, seperti

namapak pada contoh kecepatan reptoduksi cirri sel sabit di kalangn penduduk afrika barat. Penyakit juga memainkan

peranan dalam evolusi kebudayaan.

Nutrisi juga dapat dipandang sebagai ciri lingkungan biobudaya. Nutrisi tentu tidak dapat melewati batas dari

yang diediakan alam. Namun, bagian apa dari nutrien yang tersedia dalam lingkungan tertentu, yang didefinisiakn

sebagai “makanan” dan karenanya dapat dimakan merupakan masalah kebudayaan.

Paleopatologi

Ahli-ahli patologi dan aantomi banyak belajar mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia purba.

Umumnya hanya penyakit yang yang menunjukkan bukti-bukti nyata yang dapat di identifikasi. Contoh, kerusakan pada

tulang.

Jaringan–jaringan lunak pada mummi yang di awetkan secara alamiah maupun secara buatan menunjukkan

banyaknya tentang penyakit-penyakit infeksi. Namun, pendekatan ini telah ditinggalkan. Cockburn telah menganjurkan

penelitian baru yang menunjukkan jenis-jenis pembuktian yang harus di peroleh, sebagai konsekuensi dari penggunaan

teknik histology yang lebih maju. Tekni kterbaru adalah penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun

kembali dpat memberikan informasi mengenai ada tidaknya parasit intestine, biji-bijian atau gandum yang dimakannya.

Peninggalan-peninggalan tulang dan jenis-jenis luka menerangkan kepada kita kemungkinan adanya

kanibalisme, peperangan dan aspek lainnya dalam kehidupan. Luka akibat senjata merupakan jenis luka yang paling

umum yang terdapat pada tulang-tulang. Namun, tipe-tipe dan distribusi dari luka lain juga memungkinkan kta untuk

mengambil kesimpulan tentang bentuk budaya yang lebih bersifat prosaik. Kuburan Anglo-Saxon menunjukkan tentang

banyaknya fraktur kaki yang seringkali hanya terdapat pada bagian tulang betis, tipe patah tulang yang disebabkan oleh

kaki yang keseleo akibat jatuh. Wells menginterpretasikan jenis patah tulang pada kuburan anglo-Saxon itu sebagai

akibat jatuh ketika sedang membajak tanah. Alas kaki yang kurang praktis sering menyebabkan mereka tersandung.

Suatu perbandingan dari fraktur-fraktur orang Anglo-Saxon dengan orang Nubia zaman mesir kuno menunjukkan

perbedaan lingkungan dan perbedaan kebudayaan. Di kalangan ini fraktur kaki lebih jarang di temukan. Fraktur di lengan

atas ditemukan sekitar 30% dari tulang-tulang orang Nubia.

Hal tentang penyakit manusia purba dan adptasinya terhadap lingkungan dapat disimpulkan dari studi

mengenai sisa-sisa masayarakat berburu dan meramu. Namun, penduduk primitif sebaiknya tidak dipandang sebagai

sampel yang bertahn pada penduduk purba, dalam kenyataanya penduduk primitive yang ada pada masa kini, hidup

pada kondisi yang lebih mendekati kondisi dimasa lalu di derah luas, di bandingkan dengan kehidupan kehidupan

dengan komuniti yang lebih maju, dan pola penyakit mereka mungkin lebih mendekati pola penyakit manusia purba

daripada pola penyakit manusia modern. Kesimpulannya adalah bahwa banyak penyakit modern tidak terdpat pada

Page 3: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

penduduk purba dan spectrum dari penyakit yang menyerang manusia sepanjang perkembangannya mungkin lebih kecil

daripada apa yang telah kita alami pada masa sejarah. Sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis pathogen dan

factor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dai yang di alami masyarakat modern.

Pada masa prehistori, populasi masyarakat berburu meramu jumlahnya sedikit, terlalu kecil jumlahnya untuk

membentuk reservoir bagi kelangsungan eksisitensi bagi penyakit-penyakit infeksi. Karenanya seleksi alamiah lebih

terbuka bagi pathogen yang dapat hidup dalam hubungan bersama dengan perantara mereka, dan pathogen yang dapat

hidup walaupun jauh dari perantaranya.

Kesehatan masyarakat berburu dan meramu juga banyak di pengaruhi karena kebiasaan mereka nomadik.

Jumlah orang yang sedikit yang senantiasa berpindah, kecil kemungkinannya untuk menginfeksi dirinya sendiri akibat

kotoran mereka sendiri atau akibat hal-hal lain.

Penemuan pertanian telah menambah jenis dan frekuensi penyakit yang diderita manusia. Hubungan manusia

yang akrab dengan ternak yang mungkin sekali menularkan pathogen baru. Seperti, virus cacar air bentuknya amat mirip

dengan virus cacar sapi.

Penyakit dan Evolusi

Munculnya gen yang memberikan resistensi terhadap malaria adalah salah satu contoh yang dramatis dari

proses evolusi. Pada tahun-tahun terakhir, orang amerika telah membaca mengenai suatu penyakit baru bagi mereka,

yang di kenal sebagai anemia sel sabit yang terutama menulari orang-orang kulit hitam di bandingkan dengan kelompok

ras lainnya.

Di lingkungan lain, cirri sel sabit bukan merupakan ancaman, malah merupakan karakterisitk yang diinginkan

karena di daerah malaria, ciri tersebut memberi proteksi yang tinggi bagi individu yang menghadapi gigitan nyamuk

anopheles.

Terdapat kolerasi kuat yang positif anatara penyakit malaria endemic dan cirri sel sabit. Namun, ada kelompok

yang memiliki frekuensi rendah dari cirri sel tersebut. Hal itu khususnya menunjukkan karakteristik dari sisa-sisa

penduduk tertua yang dikenal di afrika barat yang banyak diantaranya terpaksa menyingkir ke pinggiran hutan rimba,

akibat datangnya para imihran dari arah timur. Penduduk asli rimba raya itu hampir tidak ada yang mnederita penyakit

malaria. Disebabkan karena anopheles gambiae tidak dapat berkembang di genangan air yang sangat terlindung dari

sinar matahari .

Dengan adanya populasi pertanian menetap dan penebangan hutan untuk bercocok tanam, maka tercptalah

kondisi yang ideal bagi anopheles gambiae. Ciri sels abit yang sudah ada di kalangan penduduk Bantu yang

memanfaatkan teknik baru tersebut, dengan demikian mendapat keuntungan selektif terhadap gen yang bukan sel sabit

karena adanya imunitas relative dan mungkin frekuensinya bertambah secara berarti. Gen sel sabit merupakan respon

genetik pertama yang diketahui terhadap peristiwa penting dalam evolusi manusia, ketika penyakit menjadi factor

utama yang mentukan arah dari evolusi tersebut.

Page 4: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Makanan dan Evolusi

Makanan merupakan karakteristik lingkungan yang mempengaruhi evolusi. Makanan mempengaruhi ukuran

tubuh manusia. Peningkatan dalam ukuran tubuh dan otak, paling sedikit diperkirakan sebagai respon atas protein

hewani. Hanya karena makanan yang cukup kuantitas dan keseimbangannya maka perkembangan itu dapat terjadi.

Namun, dengan adanya pertanian dan ketergantungan yang terus menerus terhadap sejumlah nutrien sayuran yang

jumlahnya terbatas, ketidakseimbangan nutrisi dapat mengarah pada kekurangan asam amino yang penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan jaringan.Di kalangan anak-anak penyakit yang banyak diderita adalah kwashiorkor

akibat dari defisiensi kalori protein.

Kemungkinan hubungan antara nutrisi dan kemampuan manusia untuk beradaptasi sepnajang gerak evolusinya

adalah konsumsi susu oleh manusia dewasa. Kebanyakan orang dewasa tidak minum susu karena alasan berikut: minum

susu akan menyebabkan penyakit perut yamg disebabkan oleh sebab-sebab fisiologis dalam bentuk diare dan kejang-

kejang perut.

Laktosa adalah satu-satunya karbohidrat yang paling berarti dan juga unsur utama dalam susu. Susu harus

dimetabolisme agar dapat digunakan oleh tubuh . laktosa dapat di ubah dalam brntuk yang lebih sederhana karena

adanya lactase, enzim yang diatur secara genetic. Semua kanak-kanak yang normal menghasilkan lactase yang cukup

untuk mengubah laktosa dalam susu dan hasil-hasil produksi susu, tetapi banyak orang dewasa yang kehilangan

kemampuan ini. Mereka itulah yang menderita gangguan perut apabila minum susu atau makanan yang terbuat dari

bahan susu.

Epidemiologi

Epidemiologi berkenaan dengan distribusa dalam tempat dan prevalensi atau terjadinya penyakit, sebagaimana

yang di pengaruhi oleh alam atau lingkungan yang diciptakan manusia sreta tingkah laku manusia. Vriabel yang paling

umum di gunakan adalah perbedaan umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa dan

kelas sosial, tingkah laku individu, serta lingkungan alami.

Faktor-faktor inilah yang berperan penting bagi distribusi dan prevalensi berbagai penyakit. Misalnya, kaum laki-

laki muda Amerika lebih besar kemungkinannya untuk meninggal akibat kecelakaan daripada kaum wanita muda atau

orang-orang yang lebih tua.

Pekerja-pekerja pada industri asbes menghadapi isiko tinggi terhadap asbestosis di paru-paru dan kanker paru-

paru. Para perokok lebih besar kemungkinannya untuk meninggal karena kanker paru-paru atau penyakit jantung

daripada orang yang tidak merokok. Daerah pedalaman, terutama pegunungan, lebih besar kemungkinannya untuk

menderita penyakit gondok jika dibandingkan penduduk yang tnggal di pantai lautdan mudah memperoleh makanan

laut yang kaya yodium.

Epidemiologi berorientasi pada usaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi

timbulanya semua anacaman kesehatan.

Page 5: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Misteri Kuru

Penyakit kuru ditemukan pada sekelompok penduduk yang mempunyai kesatuan linguistic, yakni penduduk Fore

Selatan di Dataran Tinggi Timur Papua Nugini. Suatu ciri yang mencolok adalah pemisahan antara kehidupan kaum pria

dan kaum wanita. Kaum pria terdiam, makan dan tidur, dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam perdebatan

hokum adat, pertentangan, perang, dan upacara-upacara. Sementara itu para istri yang melakukan pekerjaan yang

menyangkut pertanian.

Penyakit kuru menunjukkan karakteristik epidemiologis yang tidak lazim. Penderitaanya sama sekali terbatas

pada kaum wanita dan anak-anak saja. Hampir sepatuh dari kematian wanita dewasa serta anak-anak antara umur lima

hingga enam belas tahun, diakibatkan oleh penyakit kuru.

Penyakit kuru ditandai oleh deteriorisasi progresif padap usat system Syaraf yang mengarah pada kelumpuhan

otak dan seringkali ketidakmampuan untuk menelan. Kematian umumnya terjadi antara 6 hingga 12 bulan setelah

munculnya gejala-gejala pertama, sebagai akibat dari komplikasi seperti kelaparan, radang paru-paru atau lecet-lecet

punggung.

Ekologi dan Pembangunan

Pembangunan memiliki pmanfaatan yang rasional atas sumber daya manusia dan fisik dapat di peroleh,

kemiskinan dapat diberantas, pendidikan menjadi universal, penyakit dapat di atasi, dan standar kehidupan dapat

diterima. Konsep pembangunan menckup intervensi teknologi manusia terhadap keseimbangan alam : pembangunan

bendungan, pembukaan, peralatan, irigasi ladang, pembangunan jalan raya, sekolah,rumah sakit, pengeboran minyak,

pembukaan tambang, dan pembangunan pabrik.

Pembangunan ada yang “baik” dan “buruk” yang pertama adalah dimana pada suatu populasi ertentu terdapat

keseimbangan, dimana populasi tersebut menjadi lebih baik keadaanya daripada sebelum adanya pembangunan,

sedangkan yang lain adalah dimana keadaan populasi justru menjadi lebih buruk dengan adanya pembngunan.

Du Bos menyatakan model “konsekuensi yang tak terduga” yang berorientasi budaya ini dengan istilah ekolog,

semua inovasi teknologi, baik yang berhubungan dengan praktek-praktek industry, maupun dengan pertanian atau

kedokteran akan mengganggu keteraturan alam.

Penyakit-Penyakit Pembangunan

Pembangunan lembah sungai

Pemikiran pembangunan bendungan- bendungan bertujuan untuk : pengendalian banjir, pembangunan instalasi

listrik bertenaga air, pertanian irigasi, dan keuntungan lain. Namun, banyak proyek tersebut yang kemudian

mengakibatkan bahaya yang cukup tinggi bagi kesehatan, terutama yang paling serius adalah peningkatan penyakit

bilharziasis dan ochoncerciasis.

Bilharziasis disebabkan oleh salah satu spesies cacing pita dari genus schistoma, yang ditularkan lewat vector

siput air. Bilharziasis dapat disembuhkan, tetapi pengobatannya lama dan sering kali di sertai oleh efek sampingan yang

Page 6: Antropologi Kesehatan dan Ekologi

tidak menyenangkan. Lagipula, penyakit tersebut tidak memberikan imunitas terhadap kemungkinan terkena kembali,

sehingga angka penularan kembali cukup tinggi.

Ochonceciasis (buta sungai) dampaknya jauh lebih kurang di bandingkan dengan bilharziasis. Namun, semakin

mengancam banyak penduduk yang berdiam di sepanjang tepian sungai-sungai atau danau-danau tropis. Vector lalat

yang hidup dalam lingkungan yang demikian menggigit korbannnya di bagian belakang kepala mereka, meletakkan

telurnya yang apabila menetas akan menjadi larva yang merusak syaraf mata.

Pembudidayaan tanah

Pertanian sistematis di daerah pesisir karibia merupakan kondisi ideal bagi peningkatan pengembangbiakan jenis

nyamuk anopheles yang menularkan penyakit malaria.

Pembangunan jalan raya

Beberapa penyakit yang dulu terbatas wilayahnya atau menyebar secara lambat, disebarkan ke daerah-daerah

yang semula bebas penyakit, sebagai akibat dari komunikasi besar-besaran yang dimungkinkan oleh adanya jalan raya,

jalan kereta api dan lalu lintas udara. Maka jalan raya merupakan tipe transmisi militer, dan jalan-jalan modern yang

dibangun untuk pembangunan ekonomi dapat menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan penduduk di daerah endemik,

tujuan pembangunan jalan adalah mendorong arus lalu-lintas serta pertemuan manusia dan barang-barang, tetapi

dampaknya yang kemudian adalah hubungan antara manusia vektor terhadap beberapa jenis penyakit yang dibawa oleh

serangga.

Urbanisasi

Migrasi penduduk desa ke daerah pemukiman miskin yang padat diperkotaan menyebabkan timbulnya berbagai

masalah kesehatan. masyarakat-masyarakat tradisional yang telah lama menetap pada suatu lengkungan yang sama

biasanya tanpa disadari memiliki kearifan dalam hal pemanfaatan sumber2 makanan yang terdapat di lingkungan

tempat tinggal mereka. Namun dalam kehidupan kota, kerena tergiur oleh minuman-minuman botol, gula-gula dan

makanan pabrik yang berkarbohidrat tinggi, kearifan itu menjadi tak berarti.

Program-program Kesehatan Masyarakat

Di Malaysia Utara, penyemrotan pada rumah2 sebagian besar membunuh vektor-vektor malaria setempat yang

hidup di dalam rumah. Pada tahun 1959, jagung kuning dari Cuba diperkenankan didaratan timur Bolivia. Jagung

tersebut yang lebih unggul bagi perbaikan makanan manusia dan hewan.di kepulauan Ryukyu,dalam rangka mencegah

trachoma, anak-anak sekolah didaerah-daerah yang airnya cukup banyak diwajibakan mencuci tangan dan muka mereka

sebelum diperbolehkan makan.