antibiotik penghambat sintesis asam nukleat

22
ANTIBIOTIK PENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT

Upload: cynthiaanggipradita

Post on 06-Aug-2015

72 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

ANTIBIOTIK PENGHAMBAT SINTESIS

ASAM NUKLEAT

            Penghambat pada sintesis asam nukleat berupa penghambat terhadap

transkripsi dan translasi mikroorganisme. Yang termasuk dalam penghambat terhadap

transkripsi mikroorganisme, diantaranya yaitu kuinolon dan rifampicin. Peranan

antibiotika golongan kuinolon adalah menghambat kerja enzim DNA girase pada

kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati. Sedangkan mekanisme kerja

rifampicin adalah dengan menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA polimerase.

Tanpa enzim-enzim ini bakteri tidak dapat berkembang biak dan bakteri akan mati.

Obat ini bersifat bakterisid, yaitu dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak

dapat dibunuh oleh isoniazid.

Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat

FLUOROKUINOLON KUINOLON RIFAMPICIN

CIPROFLOKSASINENOKSASIN

LOMEFLOKSASINNORFLOKSASIN

OFLOKSASIN

ASAM NALIDIKSAT

KUINOLON RIFAMPICIN

GOLONGAN KUINOLON

Obat-obat ini merupakan hasil sintesis dan strukturnya sangat mirip dengan

kuinolon terdahulu yaitu, Asam alidiksat. Anggota utama golongan ini adalah

siprofloksasin yang merupakan aplikasi klinik terbanyak. Golongan ini banyak dipakai

untuk infeksi saluran kemih. Sayangnya, pemakaian yang berlebihan dan jangka panjang

dapat meningkatkan munculnya strain-strain yang resisten.

Senyawa-senyawa Quinolon

a) FLOROKUINOLON

Kegunaan obat ini pada pengobatan infeksi saluran kemih terbatas

karena munculnya strain-strain yang resisten secara cepat

Mekanisme kerja

Kuinolon, merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai DNA yang

terbuka pada proses superkoil dengan menghambat DNA girase (enzim

yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil). Untuk memasukkan DNA

untai ganda yang panjang kedalam sel bakteri, DNA diatur dalam loop (DNA

terrelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh proses superkoil. Sel

eukariotik tidak mengandung DNA girase. Sifat penting dari Kuinolon adalah

penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan sel (bandingkan dengan

Penisilin), efektivitasnya bila diberikan secara oral, dan toksisitasnya relatif

rendah

Spektrum antimikroba

Semua flurokuinolon bersifat bakterisidal. Obat ini efektif terhadap

organisme-organisme gram negatif seperti enterobakteria, pseudomonas,

Haemophilus influenzae, dan beberapa mikrobakterium. Obat ini efektif

untuk pengobatan gonore tetapi tidak untuk sifilis. Flurokuinolon tidak boleh

dipakai dalam pengobatan infeksi-infeksi pneumokokus atau enterokokus.

Contoh obat

1. Spirofloksasin 3. Ofoksasin

2. Norfloksasin 4. Lemefloksasin

Farmakokinetik

1. Absorbsi : hanya 35-70% ofloksasin oral yang diabsorbsi. Tetapi, 70-90%

flurokuinolon lainnya diserap setelah pemberian oral.

2. Distribusi : pengikatan pada protein plasma sekitar 10-40%. Kadar

tertinggi terdapat dalam tulang, urine, ginjal dan saluran prostat.

3. Metabolisme : kecuali untuk ofloksasin dan lemefloksasin obat-obat ini

sebagian dimetabolosme menjadi senyawa-senyawa yang kurang aktif.

4. Ekskresi : obat asli dan metabolitnya diekskresikan dalam urine dan

terjadi konsentrasi yang lebih tinggi disini.

Efek samping obat

1. Sistem saraf pusat : mual, pusing, sakit kepala dan kepala terasa ringan.

2. Fototoksisitas : disarankan untuk memakai tabir surya tetapi fototoksisitas dapat

dikurangi dengan penghentian penggunaan obat.

3. Nefrotoksisitas : kristal uria terdapat pada penderita yang menerima dosis tinggi

(3-4 kali normal)

4. Kontraindikasi : untuk wanita hamil dan menyusui, anak-anak dibawah 18 tahun

sebaiknya penggunaan flurokuinolon harus dihindari. Karena dapat menyebabkan

arthopathy.

5. Interaksi obat : akan terjadi efek yang tidak diinginkan bila dikombinasi dengan

antasida, warfarin, kafein, siklosporin dan simetidin.

b) Asam Nalidiksilat:Negram, Urineg.

Obat ini bakterisid terutama terhadap sebagian besar bakteri gram negative (E-

coli, proteus, dan Klebsiella) yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Tetapi

bakteri gram positif(pseudomonas dan Str.faecallis) resisten terhadap asam nilidiksat.

Absorbsinya baik sekitar 90% obat ini diikat dengan protein plasma dan konsentrasi free

drug tidak cukup untuk pengobatan sistemik. Ekskresi obat ini adalah melalui urine.

Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat mengganggu fungsi hati.• Mekanisme kerja: dengan menghambat DNA girase, suatu enzim yang menekan DNA

bakteri menjadi superkoil. Seperti juga penisilin, hanya berkhasiat terhadap bakteri yang sedang tumbuh. Oleh karena itu zat ini tidak dapat dikombinasikan dengan zat-zat bakteriostatik (tetrasiklin, kloramfenikol dll), juga tidak dengan nitrofurantoin. • Aktivitas: optimal pada pH asam (5-7)

Resistensi: dapat terjadi dengan agak cepat terutama pada dosis di bawah 4 gram sehari, sehingga tidak layak untuk penggunaan lama.

Resorpsinya baik (lebih kurang 96%) dan cepat, begitupula ekskresinya melalui ginjal (t1/2= k.l.1,5 jam), maka kadarnya dalam kemih relatif tinggi.

Efek samping yang kadang-kadang timbul adalah mual, muntah, dan reaksi alergi atau urtikaria.

Dosis:4dd 1 g selama maksimal 7- 14hari.

Norfloksasin :lexinor, noropsin,

• Derivat fluor dari pipemidinat adalah obat pertama dari kelompok fluorkuinolon. Disamping khasiatnya terhadap ISK, juga efektif penggunaannya pada gonore, saluran cerna ( gastro-enteritis ) dan infeksi mata, tetapi tidak berkhasiat terhadapa bakteri zat anaerob. • Resorpsinya cepat dengan BA 80% dan kadar maksimal dalam plasma

sudah tercapai setelah 1-2 jam.• Dosis : terhadap ISK 2 dd 400mg selama 7 – 10 hari, untuk gonore

single dose 800 mg. Pada infeksi mata 4 dd 1 tetes obat mata (3 mg/4 ml)

Ofloksasin :Tarivid

• Zat ini digunakan pada ISK, prostatis, infeksi pernapasan, gonore dan infeksi mata, juga sebagai obat TBC sekunder. • Resorpsinya cepat dan praktis lengkap dengan PP k.l. 25% dan plasma

t ½ k.l. 6 jam, yang dapat meningkat sampai 10 – 30 jam pada gangguan fungsi ginjal. Ekskresinya dalam keadaan utuh melalui urin dan dalam 24 jam mencapai 80%. • Dosis: pada ISK tanpa komplikasi 1- 2 dd 200 mg selama 7 – 10 hari.

Sebagai obat sekunder terhadap TBC paru 300 – 600 mg seharinya.

Lomefloksasin :Omniquin, Maxiquin.• berkhasiat terhadap ISK dengan atau tanpa komplikasi dan sebagai

profilaksis terhadap infeksi setelah pembedahan transuretral. Di samping itu zat ini juga digunakan terhadap serangan (eksaserbasi) bronkitis kronis.• Resorpsinya cepat dan baik (BA 98%), tetapi dapat diperlambat oleh

makanan.• Efek Samping. Selain efek samping yang lazim timbul, obat ini

cenderung lebih sering menimbulkan fotosensibilisasi.• Dosis: 1 dd 400 mg, lazimnya selama 14 hari.

c) ANTISEPTIK SALURAN KEMIH

Selain antibiotik, infeksi saluran kemih dapat juga

diobati dengan menggunakan antiseptik saluran kemih

termasuk methenamin dan nitrofurontion. Obat-obat ini tidak

mencapai kadar antibakteri tetapi konsentrasinya dalam urin

besar sehingga mikoroorganisme pada tempat itu dapat

dihilangkan secara efektif.

back

GOLONGAN RIFAMPICIN

Rifampisin adalah derivat semisintetik rifampisin b yaitu

salah satu anggota kelompok antibiotik makrosiklik yang disebut

rifamisin. Kelompok zat ini dihasilkan oleh

Streptomycesmediteranei.

Rifampisin merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk

mengobati infeksi bakteri. Rifampicin sering dipakai untuk

pengobatan tuberculosis (TBC). Obat ini juga dapat digunakan untuk

mencegah infeksi setelah berkontak dengan seseorang yang sedang

menderita infeksi serius. Obat ini hanya diberikan dengan resep

dokter.

MEKANISME KERJA

Menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA

polimerase. Bakteri menggunakan RNA polimerase untuk

membuat protein dan untuk menyalin informasi genetik

(DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini bakteri tidak dapat

berkembang biak dan bakteri akan mati. Kerja Obat Bersifat

bakterisid.

• EFEK SAMPING OBAT

1) SSP: letih rasa kantuk, sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak mampu berfikir, baal umum, nyeri pada anggota, otot kendor, gangguan penglihatan, ketulian frekuensi rendah sementara ( jarang).

2) GIT : rasa panas pada perut, mual, muntah, anoreksia, kembung, kejang perut, diare

3) Hipersensitifitas: demam, pruritis, urtikaria, erupsi kulit, sariawan mulut dan lidah, eosinofilia, hemolisis, hemoglobinuria, hematuria, insufiensi ginjal, gagal ginjal akut( reversibel).

4) Intoksikasi lain: gangguan menstruasi5) gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah,

sakit ulu hati, kejang perut dan deare, begitu pula gejalah gangguan SSP dan reaksi hipersensitasi yang terpenting tetapi tidak sering terjadi adalah penyakit kuning(icterus), terutama bila dikombinasi dengan INH yang juga agak toksik bagi hati. Pada penggunaan lama dianjurkan untuk memantau fungsi hati secara periodik.

Farmakokinetik

Pemberian rifampisin per oral menghasilkan kadar puncak dalam plasma setelah 2-4 jam; dosis tunggal sebesar 600 mg menghasilkan kadar sekitar 7μg/mL. Asam para-amino salisilat dapat memperlambat absorbsi rifampisin, sehingga kadar terapi rifampisin dalam plasma tidak tercapai. Bila rifampisin harus digunakan bersama asam para-amino salisilat, maka pemberian kedua sediaan harus berjarak waktu 8-12 jam.

Interaksi Obat

Rifampisin mempercepat prombakan obat lain bila di berikan bersaan waktu dengan jalan induksi enzim(sistem mikrosoma P450) dalam hati. Akibatnya Bahan Aktif diturunkan , misalnya dari klaritromisin dan menghambat protease(obat AIDs). Kadar darah dari obat-obat ini dapat menurun sampai 80%, yang mengakibatkan pembentukan resistensi cepat dari HIV.

Resistensi: dapat terjadi dengan agak cepat.

Dosis

• pada TBC oral 1 dd 450-600 mg sekaligus pagi hari sebelum makan, karena kecepatan dan kadar resorbsi di hambat oleh isi lambung. Selalu diberikan dalam kombinasi dengan INH 300 mg dan untuk 2 bulan pertama di tambah pula dengan 1,5- 2 g pirazinamida setiap hari.• Pada gonore oral 1dd 900 mg sekaligus selama 2-3 hari; pada infeksi lain 2 dd 300 mg sebelum makan. Profilaksis pada meningitis 2 dd 10 mg/kg/hari selama 2 hari.