anti rayap
DESCRIPTION
perumahanTRANSCRIPT
Anti Rayap di Kembangkan ProfesorPosted on Januari 8, 2013 by admin
Technologi Antirayap di kembangkan oleh seorang profesor, yang bernama Dr.Ir. H.
Dodi Nandika. MS. Ia mengungkapkan, ada 200 jenis rayap di Indonesia dan lima
persen diantaranya menjadi musuh manusia. Bangunan sekokoh apa pun bisa lapuk
gara-gara rayap. Namun, ancaman itu bisa dicegah dengan antirayap. Selain
merugikan, ternyata banyak jenis rayap yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pria
kelahiran Rangkasbitung (Banten) 49 tahun silam yang dikenal sebagai ahli rayap.
Dosen IPB sejak 25 tahun yang lalu menjadi peneliti rayap.
Bisa diceritakan seperti apa, sih, ciri-ciri binatang rayap?
Rayap termasuk jenis serangga yang besar tubuhnya cuma sekitar 3 mm. Selain lunak,
jalannya sangat lambat. Namun, rayap termasuk binatang purba karena sudah ada
sejak 200 juta tahun silam, atau lebih tua dari manusia. Rayap sendiri memiliki tiga
kelompok. Yaitu rayap kayu kering, rayap pohon, dan rayap tanah. Pada musim
tertentu, rayap menjadi laron dan beterbangan di bawah sinar lampu secara
berpasang-pasangan. Setelah melepas sayapnya, pasangan rayap itu melakukan
perkawinan dan mencari lokasi untuk membuat koloni.
Bisakah diketahui berapa banyak rayap yang mendiami suatu wilayah?
Dengan teknologi penandaan (marking), dapat diketahui sebaran dan kecepatan
serangan rayap pada satu wilayah. Hasil penelitian kami di daerah kampus IPB
Darmaga, misalnya, untuk luas wilayah 295 meter persegi saja, populasi rayap
mencapai 610 ribu. Namun, di Jakarta bisa mencapai 1,7 juta! Sedang jarak jelajah
maksimal 118 meter.
Berapa banyak kayu yang dibutuhkan setiap rayap perhari?
Berat tubuh rayap sekitar 2,5 miligram. Sedangkan satu ekor rayap memerlukan
makanan sekitar 0,24 miligram setiap hari. Sekarang tinggal menghitung saja, berapa
kilogram kayu yang diperlukan satu koloni rayap perhari.
Kalau begitu sangat besar kerugian yang ditimbulkan?
Taksiran kami, kerugian akibat rayap pada tahun 1998 hanya untuk bangunan rumah
tinggal mencapai 1,6 trilyun. Itu pun yang dihitung hanya kayu. Belum termasuk tenaga
kerja dan ongkos untuk mengganti kerusakan yang ditimbulkan.
Apakah rayap hanya memakan kayu?
Memang makanan pokok rayap adalah kayu. Dari 4000 jenis kayu yang ada di
Indonesia, hanya sekitar 10 persen yang tahan terhadap rayap. Misalnya kayu ulin,
merbau, sengon laut, kayu laut. Kayu jati termasuk tahan rayap, tapi tidak sebaik kayu
ulin. Sayangnya, kayu-kayu yang tahan rayap ini selain langka juga mahal harganya.
Itu sebabnya, yang paling menderita oleh serangan rayap adalah masyarakat
menengah ke bawah.
Kenapa kayu tersebut tahan rayap?
Karena dalam kayu-kayu tersebut memiliki zat ekstraktif yang bersifat racun bagi jamur
dan rayap. Sebetulnya semua kayu memiliki zat tersebut. Hanya saja, zat itu bisa habis
tercuci oleh bahan pelarut umum. Misalnya, air hujan, metanol, air panas, air dingin,
alkohol dan sebagainya.
Apakah kita bisa terbebas dari rayap?
Tidak. Sebaliknya, jumlah rayap justru akan semakin bertambah. Pasalnya,
pertambahan jumlah penduduk akan mengakibatkan jumlah rumah meningkat.
Akibatnya, semakin banyak pula hutan yang dibuka untuk pemukiman. Padahal, hutan
adalah habitat asli rayap. Karena tidak ada ranting sebagai bahan makanan, maka
kusen pintu, jendela, sampai perabot rumah jadi sasaran.
Kalau begitu bagaimana cara melindungi kayu rumah dari serangan rayap?
Ada dua cara. Pertama, dinamakan perlakuan prakonstruksi. Yaitu ketika menggali
lubang fondasi untuk membangun rumah, seluruh lubang beserta areal calon bawah
lantai tersebut disemprot dengan cairan antirayap. Kedua, disebut perlakuan pasca
konstruksi. Artinya tindakan untuk rumah yang sudah diserang rayap. Dengan
menggunakan bor beton, kita membuat lubang-lubang berjarak 40 – 50 cm di sekitar
dinding luar dan dalam rumah. Selanjutnya, menggunakan injektor berisi cairan kimia,
lubang tadi disemprot masing-masing 2 – 3 liter tiap lubang. Ibaratnya, rumah telah
dilindungi anti rayap dengan selimut kimia.
Dari kedua cara tadi mana yang lebih baik?
Pengalaman menunjukkan, cara prakonstruksi memberikan hasil yang lebih baik. Cara
kedua masih memberikan peluang 10 – 20 persen masuknya rayap ke dalam rumah.
Mungkin saja masih ada bongkahan batu di bawah rumah yang mengganjal aliran
cairan kimia tadi. Sehingga dari celah itu masih memungkinkan rayap masuk.
Bahan kimia apa yang digunakan?
Bermacam-macam bahannya. Salah satu bahan aktifnya adalah termetrin. Sedang
daya tahannya biasanya berkisar antara 5 – 8 tahun. Selanjutnya perlu diinjeksi lagi.
Namun begitu, kita perlu mengadakan pemeriksaan terhadap rayap enam bulan sekali.
Sehingga kalau ada serangan dapat terpantau sejak awal. Misalnya, tetesan air di
rumah yang mengenai tiang kayu. Kalau tidak terpantau kayu akan menjamur. Bau
jamur inilah yang mengundang datangnya rayap.
Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menahan serangan rayap?
Rata-rata Rp 65 ribu per meter persegi. Memang relatif mahal mengingat bahan dan
peralatannya masih impor. Sebenarnya, bahan-bahan tersebut nomor dua. Yang paling
penting justru disain rumah harus bagus. Artinya bagus rancang bangunnya,
pencahayaan, ventilasi, tidak lembap, juga tidak ada retakan pada fondasi maupun
lantai. Serta dimana lokasi bangunan itu berada.
Kabarnya Anda juga tengah giat mengembangkan teknologi antirayap yang
baru?
Benar. Namanya teknologi umpan rayap. Konsepnya bukan lagi
meracuni rayap, tapi justru memberi makan. Caranya rayap diberi
umpan berupa kertas atau bahan lain yang sudah diperkaya
dengan semacam enzim yang mengandung hexafumiuron.
Fungsinya menghambat pembentukan kulit luar. Umpan ini
diberikan terus menerus sampai semua rayap di koloni memakan
umpan tadi. Akibatnya kulit baru yang terbentuk tidak bisa
mengeras, malah retak. Akibatnya dia gagal membentuk kulit. Dalam 2 – 3 bulan, satu
koloni itu akan mati.
Bila sampai musnah apakah justru tidak merusak ekosistem?
Memang benar. Makanya cara ini menjadi senjata akhir yang tidak akan digunakan
semena-mena. Paling-paling digunakan untuk menjaga bangunan museum yang
menyimpan benda-benda yang bernilai tinggi saja.
Oh ya, apakah semua tindakan di atas bisa dilakukan sendiri?
Pada prinsipnya siapa pun bisa melakukan. Hanya saja, semua bahan tadi, kan,
beracun. Tidak semua orang mengerti bagaimana cara menggunanakannya dengan
aman. Idealnya dilakukan oleh profesional yang bersertifikat.
Adakah cara alamiah menghindari rayap?
Sebetulnya banyak pengetahuan konvensional dari orang tua. Namun, sekarang tak
digunakan lagi karena dianggap tidak praktis. Misalnya dengan membuat lempengan
aluminium dengan sudut tertentu. Lalu lempengan itu ditempatkan di bawah kusen.
Dengan begitu, rayap tidak dapat lewat karena ciri rayap tidak suka jalan dengan tubuh
terbalik.
Cara lainnya dengan menaburkan kapur gunung di areal tanah sebelum didirikan
fondasi rumah. Dengan begitu tingkat keasaman tanah meningkat. Akibatnya, rayap
tidak betah tinggal di sana. Atau bisa juga dengan merendam kayu yang akan dipakai
untuk membangun rumah selama 4 6 bulan. Tujuannya untuk melarutkan zat-zat di
dalam kayu yang dapat menarik minat rayap.
Menurut Anda sejauh mana kepedulian masyarakat terhadap rayap?
Saya amati lima tahun belakangan ada gejala positif dalam masyarakat. Mereka
berusaha melindungi bangunan dari gangguan rayap. Hal itu terlihat dari bertambahnya
jumlah perusahaan pengendalian hama. Bila semula jumlahnya hanya belasan,
sekarang sudah ada ratusan. Karena produk bahan kimianya laku, maka jasa
pengendalian rayap demikian juga.
Selain merugikan, apakah rayap juga bisa menguntungkan bagi kehidupan
manusia?
Ada. Dari 2500 jenis rayap di dunia, 200 jenis di antaranya terdapat di Indonesia. 95
persen yang ada di Indonesia tadi justru sangat bersahabat dengan manusia. Mereka
ini adalah jenis rayap yang makanannya kayu lapuk. Pohon-pohon yang sudah mati ini
dimakan rayap. Lalu diubah menjadi zat hara tanah yang dapat menyuburkan.
Bayangkan, kalau tidak ada rayap, tunggul kayu akan tetap menjadi tunggul. Begitu
juga daun tidak bisa membusuk. Tanah menjadi miskin unsur hara karena tidak ada
yang kembali ke tanah.
Karena rayap bisa menyuburkan lahan, maka rayap dapat
dijadikan patokan kesuburan lahan. Artinya dari sebaran rayap di
sebuah areal itu menggambarkan kesuburan lahan di tempat
tersebut. Sedangkan lima persen rayap yang ada di Indonesia
menjadi musuh manusia. Yaitu jenis Cryptotermes curvidnathas,
Schedorhinotermes Javanica, Macrotermes gilvus, Cryptotermes
cynocepha, dan Microtermes inspiparis. Jenis inilah yang banyak
merusak bangunan dan isinya.
Apa hobi Anda di luar pekerjaan?
Hampir enggak ada. Hobi saya hanya membaca. Maka itu, uang saya habis untuk
membeli buku.
Selain mengajar, apa kegiatan Anda?
Saya terlibat dalam dewan pakar Badan Koordinasi Pembentukan Propinsi Banten.
Di antara anak-anak, ada yang mengikuti jejak Anda?
Empat anak saya Citra Lestari (19), Adinda Wulandari (17), Nayunda Andhikasari (14),
Syifa Hanza Humaira (5), kayaknya tidak ada yang tertarik rayap. Sedangkan istri saya
Mimien Susiani, dulu mengajar di ITB. Namun, setelah anak mulai besar, dia memilih
berhenti. @Sumber : Nova online Tweet
Tumblr
Stumble
Digg
Delicious
This entry was posted in Artikel and tagged anti rayap, anti rayap dikembangkan profesor, anti rayap pascakonstruksi, anti rayap prakonstruksi, antirayap, cara anti rayap, cara melindungi rumah dari rayap, jenis-jenis rayap, kerugian akibat rayap, keuntungan dan kerugian rayap, pengembangan anti rayap, perlindungan kayu dari rayap, rayap, semprot anti rayap, teknologi anti rayap, tentang rayap by admin. Bookmark thepermalink.
http://antirayap.info/?p=280