anti narkoba

7
Anti-Narkoba Sebagai Mata Pelajaran di Sekolah Jumat, 29 Juli 2011 | 14:50 Dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (26/6) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku prihatin dengan penyebaran narkotika dan obat terlarang (Narkoba) di Tanah Air yang terus mengalami peningkatan. Ia menyebut penggunaan barang itu sebagai ancaman serius bagi negara ini. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) 2007 menyebutkan sekitar 15.000 nyawa meninggal setiap tahun atau 41 orang tewas tiap hari karena memakai narkoba. Dari korban itu, 78 persen adalah anak- anak muda berusia 19-21 tahun. Sementara data 2008 menyebutkan ada sekitar 3,2 juta hingga 3,6 juta jiwa (1,99 persen) penduduk Indonesia yang memakai narkoba. Tahun 2010 meningkat menjadi 2,2 persen dan 2011 kembali meningkat menjadi 3,8 juta. Diprediksi, pada tahun 2015 bisa mencapi 5 hingga 6 juta jiwa yang memakai narkoba. Sekarang ini, yang terjadi adalah jaringan bandar narkoba bergerak dari kampung ke kampung. Gerak-gerik mereka begitu leluasa karena kian meluasnya penggunaan hand phone dalam masyarakat. Bahkan, para bandar narkoba sudah melirik anak-anak Sekolah Dasar (SD) untuk menjadi korbannya. Lewat jualan produk makanan dan minuman di sekitar sekolah, anak-anak dengan mudah terjebak masuk dalam perangkap obat terlarang itu. Data BNN menunjukkan dari tahun ke tahun korban narkoba di bawah usia 15 tahun terus meningkat. Pada tahun 2000, kasus narkoba di kalangan anak-anak di bawah usia 15 tahun mencapai 21 kasus. Tahun 2005, meningkat tajam mencapai 109 kasus. Kondisi itu menimbulkan kekuatiran pada orang tua. Hampir semua orang tua yang memiliki anak, sangat cemas akan anaknya terjerumus dalam masalah narkoba. Lantas apa upaya untuk memberantas benda terlarang itu? Selama

Upload: saputra-raharja

Post on 25-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

32

TRANSCRIPT

Page 1: Anti Narkoba

Anti-Narkoba Sebagai Mata Pelajaran di SekolahJumat, 29 Juli 2011 | 14:50

Dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (26/6) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku prihatin dengan penyebaran narkotika dan obat terlarang (Narkoba) di Tanah Air yang terus mengalami peningkatan. Ia menyebut penggunaan barang itu sebagai ancaman serius bagi negara ini.

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) 2007 menyebutkan sekitar 15.000 nyawa meninggal setiap tahun atau 41 orang tewas tiap hari karena memakai narkoba. Dari korban itu, 78 persen adalah anak-anak muda berusia 19-21 tahun.

Sementara data 2008 menyebutkan ada sekitar 3,2 juta hingga 3,6 juta jiwa (1,99 persen) penduduk Indonesia yang memakai narkoba. Tahun 2010 meningkat menjadi 2,2 persen dan  2011 kembali meningkat menjadi 3,8 juta. Diprediksi, pada tahun 2015  bisa mencapi 5 hingga 6 juta jiwa yang memakai narkoba.

Sekarang ini, yang terjadi adalah jaringan bandar narkoba bergerak dari kampung ke kampung. Gerak-gerik mereka begitu leluasa karena kian meluasnya penggunaan hand phone dalam masyarakat.

Bahkan, para bandar narkoba sudah melirik anak-anak Sekolah Dasar (SD) untuk menjadi korbannya. Lewat jualan produk makanan dan minuman di sekitar sekolah, anak-anak dengan mudah terjebak masuk dalam perangkap obat terlarang itu. Data BNN menunjukkan dari tahun ke tahun korban narkoba di bawah usia 15 tahun terus meningkat. Pada tahun 2000, kasus narkoba di kalangan anak-anak di bawah usia 15 tahun mencapai 21 kasus. Tahun 2005, meningkat tajam mencapai 109 kasus.

Kondisi itu menimbulkan kekuatiran pada orang tua. Hampir semua orang tua yang memiliki anak, sangat cemas akan anaknya terjerumus dalam masalah narkoba.Lantas apa upaya untuk memberantas benda terlarang itu? Selama ini memang telah dilakukan berbagai cara oleh berbagai pihak untuk mencegahnya. Misalnya kampanye anti narkoba oleh negara lewat BNN, baik secara lokal dan nasional terus digelar. Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pun tidak henti-hentinya mengeluarkan kampanye anti narkoba.

Kampanye lewat media cetak,  elektronik, pamlet, selebaran, baliho, dan penyuluhan di masyarakat maupun sekolah-sekolah pun gencar dilakukan. Tetapi seperti diakui sendiri Presiden SBY, semua upaya itu belum maksimal.

Aktivis Narkoba Save Dagun menegaskan cara-cara konvensional seperti itu tidak cukup. Ia mengusulkan agar perlu mata pelajaran Anti-Narkoba di sekolah-sekolah, mulai dari SD hingga Pergurunan Tinggi. Mata pelajaran itu sebagai pelajaran wajib di sekolah. Dengan mata pelajaran itu maka anak-anak diajarkan soal bahaya narkoba sekaligus menyatakan tekad berperang terhadapnya. Ia yakin dengan cara itu bisa efektif menghentikan atau menggurangi penggunaan narkoba dalam masyarakat.

Page 2: Anti Narkoba

“Proses penyadaran akan bahaya narkoba perlu dilakukan sejak dini. Hanya lewat pendidikan yang melibatkan guru di sekolah dan orang tua di rumah bisa membuat efektif dan efisien perang terhadap narkoba. Progam lewat pendidikan ini sudah banyak dilakukan di berbagai negara termasuk di Singapura,” kata Save di Jakarta, Jumat (29/7).

Menurutnya, perang terhadap Narkoba selama ini masih sebatas terhadap bandar dan pengedaran narkoba. Sementara isu mendasar yaitu bagaimana menyadarikan masyarakat akan bahaya narkoba tidak terjangkau. Karena itu ia mendesak supaya anti narkoba dijadikan pelajaran.

Untuk menunjukkan komitmennya terhadap program itu, ia telah menerbitkan buku tentang perang terhadap narkoba. Buku disiapkan satu semester satu buku,  berjumlah 33 jilid. Untuk SD terdiri atas 12 jilid dengan dilengkapi 3 jilid Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk SMP dan SMA, masing-masing 6 jilid  dengan 3 LKS.

“Buku disusun sesuai Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalamnya memuat standar kompetensi, kompensi dasar dan tujuan pembelajaran yang menjadi arahan  setiap materi yang diberikan. Proses penyusunan melibatkan sejumlah ilmuwan dan psikolog,” ujarnya.

Dalam pandangannya, upaya menanggulangi  narkoba harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pendidikan, peran orang tua, peran lingkungan masyarakat, pendidikan, dan perangkat hukum. Kampanye anti narkoba lewat pendidikan akan menyelamatkan generasi muda bangsa ini dari bahaya narkoba. [R-14]

SURYA Online, MALANG - Banyak cara untuk mengkampanyekan anti narkoba di kalangan para siswa. Kali ini Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang mengandeng  Paguyuban Peminat Seni Tradisi (PPST) mengkampanyekan bahaya narkoba dikalangan pelajar.

Dalam penampilannya, para pelajar menampilkan opera yang berjudul ande-ande lumut dan klenting anti narkoba. Opera yang dibintangi para pelajar tersebut menceritakan Ande Ande Lumut yang mencari jodoh Klenting yang bebas dari narkoba.

"Saat ini para pelajar yang paling terancam gampang untuk terkena narkoba. Sehingga, kami merasa tergugah untuk membantu mensosialisasikannya," ujar Bayu Kresnamukti, Sutradara dalam pentas seni pelajar anti narkoba Kota Malang di Gedung Kartini, Senin (9/7/2012).

Menurutnya, ia memberikan solusi kepada seluruh pelajar. Salah satu cara untuk menghindari narkoba adalah dengan bermain seni. Sebab, ketika pelajar tersebut disibukkan dengan kegiatan, maka akan meminimalisir waktu untuk bergaul dengan hal yang tidak jelas.

Bayu sangat miris, ketika melihat anak SMP yang sudah mengkonsumsi minuman keras (miras). Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu indikasi masuknya hal terlarang dikalangan pelajar.

Page 3: Anti Narkoba

Ia berharap penampilan yang disaksikan 1.000 pelajar tingkat SMP-SMA di Kota Malang tersebut bisa membantu menyadarkan mereka.

Page 4: Anti Narkoba
Page 5: Anti Narkoba
Page 6: Anti Narkoba