anthropometry

Upload: riki-satria-perdana

Post on 22-Jul-2015

346 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Salah satu cara untuk merancang suatu produk adalah dengan menggunakan data dimensi tubuh manusia yaitu Antropometri. Antropometri adalah suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa dan kekuatan tubuh. Produk yang akan dirancang menggunakan data Antropometri adalah meja staff. Meja ini harus diancang dengan baik agar dapat digunakan dengan nyaman. Data Antropometri yang digunakan adalah data Antropometri dari praktikan kelas 3ID02 sebanyak 38 orang. Data Antropometri untuk data statis sebanyak 39 dan data dinamis sebanyak 3. Data Antropometri yang digunakan untuk merancang meja staff hanya tinggi siku duduk (Tsd) untuk menentukan tinggi meja staff, tinggi lutut duduk (Tld) untuk menentukan panjang dan lebar sekat, rentangan tangan (Rt) untuk menentukan panjang meja staff, jangkauan tangan ke depan (Jktd) untuk menentukan lebar meja staff, lebar pinggang (Lpg) untuk menentukan tinggi meja, dan panjang lengan bawah (Plb) untuk menentukan lebar laci. Rancangan meja staff dengan menggunakan data antropometri yakni antara lain panjang meja adalah 160 cm, lebar meja adalah 84 cm, tinggi meja adalah 78 cm, panjang laci adalah 52 cm, lebar laci adalah 30 cm, panjang sekat adalah 61 cm, dan lebar sekat adalah 25 cm. Meja staff yang dirancang ini memiliki kelebihan adalah disesuaikan dengan dimensi tubuh dan kelemahannya adalah hanya untuk populasi kelas 3ID02 diantaranya. Kemudian tipe perancangan yang digunakan untuk rancangan meja staff adalah data ekstrim dengan menggunakan persentil 95%. (Daftar Pustaka 1991 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia kini semakin kreatif dalam menciptakan sebuah produk yang mampu bersaing dipasaran. Salah satu produk yang mampu bersaing dipasaran tentunya tidak hanya dari segi penampilan yang menarik, tetapi sebuah produk haruslah memenuhi rasa nyaman saat digunakan. Rasa nyaman yang didapat dari sebuah produk terkadang hanya dapat dinilai pada sebagian orang, sehingga dibutuhkan rancangan sebuah produk yang dapat disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia pada umumnya. Adapun rancangan produk yang terbaik, harus mengalami tahap penelitian dan salah satunya dengan menggunakan metode antropometri. Metode antropometri merupakan sebuah metode dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada seorang manusia maupun beberapa populasi manusia tertentu yang mungkin dalam jumlah banyak, sehingga akan didapat hasil rancangan sebuah produk yang memenuhi rasa nyaman saat digunakan. Oleh karena, itu dirancanglah meja staff yang dibuat berdasarkan data dimensi tubuh manusia agar menjadi contoh rancangan sebuah prosduk yang memberikan rasa nyaman. Dirancangnya meja staff ini karena perancangannya tidak begitu sulit dan data dimensi tubuh yang digunakan dibatasi. Perancangan meja staff juga dirancang dengan memperhitungkan nilai ergonomisnya.

1.2

Perumusan Masalah

Permasalahan yang muncul dari latar belakang dapat dirumuskan pada perumusan masalah. Perumusan masalah pada modul Antropometri ini adalah bagaimana merancang sebuah meja staff dengan menggunakan data dimensi tubuh manusia. 1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam laporan akhir praktikum tentang Antropometri lebih jelas dengan adanya batasan-batasan masalah. Adapun batasan-batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Tempat dan waktu Praktikum hanya dilaksanakan di Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi pada hari Senin, tanggal 27 September 2010 pada pukul 09.30 WIB bertempat di Universitas Gunadarma 1. Data Antropometri yang Diukur Data antropometri statis dengan jumlah 39 data dan data antropometri dinamis dengan jumlah 3 data, untuk setiap praktikan 3ido2 sebanyak 38 orang. 3. Produk yang Dirancang Produk yang dirancang adalah hanya sebuah meja staff. 4. Tipe Perancangan Tipe perancangan yang digunakan adalah data ekstrim, dengan menggunakan persentil 95%. 1.4 Tujuan

Penulisan dari laporan akhir ini memiliki tujuan yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Adapun tujuan laporan akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui data dimensi tubuh yang digunakan dalam perancangan meja staff. 2. Mengetahui tipe perancangan dan persentil yang digunakan dalam perancangan meja staff. 3. Mengetahui ukuran perancangan meja staff menggunakan data dimensi tubuh manusia. 4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan dirancang yaitu meja staff. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antropometri

Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interkasi manusia. Antropometri menurut Nurmianto (1991) adalah kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi dari satu distribusi normal. Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia. Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran tubuh dengan desain alat-alat yang digunakan manusia. Antropometri membicarakan ukuran tubuh manusia dan aspek-aspek segala gerakan manusia maupun postur dan gaya-gaya yang dikeluarkan, dengan bantuan dasar-dasar antropometri, maupun aspek-aspek pandangan dan medan visual, dapat membantu mengurangi beban kerja dan memperbaiki untuk kerja dengan cara menyediakan tata letak tempat kerja yang optimal, termasuk postur kerja yang baik serta landasan yang dirancang dengan baik. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh manusia. Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja, guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar desain sarana prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peran utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja. Antropometri dapat dibagi menjadi: 1. Antropometri Statis Pengukuran dimensi linear tubuh manusia dalam posisi statis (diam). Posisi pengukuran ini biasanya sudah distandarkan. 1. Antropometri Dinamis Pengukuran posisi anggota badan sebagai hasil dari gerakan tubuh, contohnya adalah sudut putar pergelangan tangan dan sudut putar pergelangan kaki. 2.2 Data Antropometri Data antropometri adalah rata-rata dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat membedakan satu dengan yang

lainnya, maka dalam perancangan yang digunakan data antropometri menurut Wignjosoebroto (2003) terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum). Prinsip ini digunakan apabila seseorang mengharapkan agar fasilitas yang akan dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya. Contohnya adalah ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan ke atas dari orang pendek, ketinggian pintu disesuaikan dengan orang yang tinggi dan lain-lain. 2. Prinsip perancangan fasilitas yang biasa digunakan. Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan eank dan nayaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi. Contohnya adalah kursi kemudi yang bisa diatur maju dan mundur serta kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya. 3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya. Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bisa lebih banyak rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Data anropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1. 2. 3. 4. Perancangan area kerja (work station, mobile, interir dan lainnya) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas dan sebagainya. Perancangan produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja dan sebagainya. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa data antropometri dapat menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasi dimensi lain dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Proses untuk mendesain peralatan kerja secara ergonomi yang digunakan dalam lingkungan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia di lingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif dari manusia tersebut, dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi dalam jangka waktu pendek (short term) maupun jangka panjang (long term). Manusia pada umumnya berdeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu: 1. Umur atau Usia Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan

cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu balita, anakanak, remaja, dewasa dan lanjut usia. 1. Jenis Kelamin Pada umumnya dimensi tubuh pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali dada dan pinggul. 1. Suku Bangsa Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. 4. Jenis Pekerjaan atau Latihan Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau rekan kerjanya. 2.3 Prinsip Perancangan Produk atau Fasilitas Dengan Ukuran Rata-Rata Data Antropometri Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Permasalahan pokok yang dihadadapi dalam hal ini justru sedikit sekali yang berbeda dalam ukuran rata-rata, sedangkan bagi yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran atau rekomendasi yang bisa diberikan sesuai langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pertama kali harus menetapkan anggota tubuh mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. 2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hakl ini perlu juga diperhatikan apakah harus menggunakan data dimensi tubuh statis atau data dimensi tubuh dinamis. 3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. 4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus di ikuti, misalnya apakah rancangan untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata. 2.4 Persentil

Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasi 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batasan-batasannya. (http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/antropometri/) BAB III Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Kelompok 1 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis NAMA : NADYA, AGUSTINUS, TARUNA, DERY UMUR : 19, 20, 20, 20 TAHUN JENIS KELAMIN : P, L, L, L SUKU BANGSA : INDONESIA Hasil Pengukuran (cm) No Data yang Diukur Simbol Nadya Agus Taruna 1 Berat badan Bb 49 80 46 2 Tinggu duduk tegak Tdt 85 88 83,5 3 Tinggi duduk normal Tdn 80 83 82 4 Tinggi bahu duduk Tbd 57 57 67 5 Lebar bahu Lb 41 46 41,5 6 Tinggi mata duduk Tmd 72 76 66 7 Tinggi siku duduk Tsd 25 22 22,5 8 Siku ke siku Sks 34 42,5 39,5 Tinggi sandaran 9 punggung Tsp 50 58 42 10 Lebar sandaran duduk Lsd 21 22 17,2 11 Tinggi pinggang Tpg 20 17 21 12 Lebar pinggang Lpg 31 31 27,7 13 Tebal perut duduk Tpd 17 23,5 15,5 14 Tebal paha Tp 11 14 16,5 15 Tinggi lulut duduk Tld 46 52,5 43 16 Tinggi popliteal Tpo 38 41,5 40 17 Pantat popliteal pp 41 47,5 47 18 Pantat ke lutut Pkl 53 60 55 19 Lebar pinggul Lp 32 32 30,9 20 Tinggi badan tegak Tbt 160 170,4 161,5

Dery 43 88 86 61 40 70,5 20,5 30 50 21 17 26,5 15,5 12 42,5 50,5 46 54 29 166

21 22 23

Tinggi mata berdiri Plb 144 158,1 105 154 Tinggi bahu berdiri Tbb 131,5 141 89 136,5 Tinggi siku berdiri Tsb 97 104 54 103,5 Tinggi pinggang 24 berdiri Tpgb 88 93,5 51 97 25 Tinggi pinggul berdiri Tplb 81,5 85,8 43 86 26 Tinggi lutut berdiri Tlb 42 47,2 47 51 27 Panjang lengan bawah Plb 26 25 23 28 28 Tebal dada berdiri Tdb 21 23 16 17,5 29 Tebal perut berdiri Tpb 18,5 21 14 17,5 Jangkauan tangan ke 30 atas Jtkt 200 240 199 210 Jangkauan tangan ke 31 depan Jktd 85 87,5 77 82 32 Rentangan tangan Rt 158 170 163 172 33 Pangkal ke tangan Pkt 10 11 10,5 11 34 Lebar jari 2,3,4,5 Lj 6 8,3 7,5 7 35 Lebar tangan Lt 8,5 12 11 11 36 Tebal tangan Tt 3,2 3,5 3,5 3,4 37 Panjang jari 1 Pj 1 6 6 7 6 2 Pj 2 7 7,5 7,2 7,6 3 Pj 3 7,4 7,7 7,8 8,3 4 Pj 4 7,2 7,1 7,2 7,7 5 Pj 5 5,5 6,5 5,8 6,9 38 Panjang kaki Pk 23,5 25,5 25 24,5 39 Lebar kaki Lk 7,5 10 10 9,5 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Dinamis Hasil Pengukuran (0) No Data yang Diukur Simbol Nadya Agus Taruna Dery 1 Putaran lengan Pl 63 35 65 54 Putaran telapak 2 tangan Ptt 65 22 41 42 3 Sudut telapak kaki Stk 81 30 51 74 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1.1 Deskripsi Produk Meja staff yang dirancang untuk dapat disesuaikan dengan dimensi tubuh, sehingga memberikan kenyamanan. Kelebihannya yakni pada bagian atas meja cukup luas untuk dapat meletakkan berbagai dokumen dengan jumlah yang cukup banyak, kemudian pada bagian kolong meja

terdapat dua buah laci pada sisi kiri meja staff yang difungsikan untuk menyimpan berbagai dokumen atau perlengkapan kantor dalam jumlah yang cukup banyak dan pada bagian kolong meja pun ditambahkan dua buah sekat, yang difungsikan sebagai tempat meletakkan CPU pada sekat bagian bawah, serta sebagai tempat menaruh tas pada sekat bagian atas. Selain itu pada bagian kaki meja dipasang sandaran kaki, sehingga dapat berfungsi untuk pijakan kaki. 4.1.2 Data Antropometri yang Digunakan Data antropometri yang digunakan untuk perancangan meja staff, diantaranya tinggi siku duduk (Tsd) untuk menentukan tinggi meja staff, tinggi lutut duduk (Tld) untuk menentukan panjang dan lebar sekat, rentangan tangan (Rt) untuk menentukan panjang meja staff, jangkauan tangan ke depan (Jktd) untuk menentukan lebar meja staff, lebar pinggang (Lpg) untuk menentukan tinggi meja, dan panjang lengan bawah (Plb) untuk menentukan lebar laci. Keseluruhan data antopometri yang disebutkan diatas akan menjadi dasar rancangan meja staff. Tabel 4.1 Data-Data Hasil Perhitungan Secara Manual Standar Deviasi 3.932 Persentil 5% 19.63186 Persentil 50% 26.1 Persentil 95% 32.56814

Dimensi Tsd

Total 991.8

Mean 26.1

Plb

997

26.23

2.34

22.3807

26.23

30.0793

Lpg

1133.7

29.83

3.88

23.4474

29.83

36.2126

Tld

1823.4

47.98

3.78

41.7619

47.98

54.1981

Jktd

2837

75.46

5.42

45.14995

75.46

84.3759

Rt

6056.5

159.38

34.26

103.0223

159.38

215.7377

4.1.5 Perancangan Produk Ukuran perancangan meja staff yang didapat dari data dimensi tubuh manusia diambil dari hasil perhitungan secara manual, sebab setiap nilai dihitung dengan teliti satu demi satu dengan menggunakan rumus yang ada, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat untuk rancangan meja staff. Urutan perancangan produk meja staff diantaranya, panjang meja dari data rentangan

tangan yaitu 160 cm. Lebar meja dari data jangkauan tangan ke depan yaitu 84 cm. Tinggi meja dari data tinggi siku duduk ditambah lebar pinggang yaitu 78 cm. Lebar laci dari data panjang lengan bawah yaitu 30 cm. Panjang laci dari data setengah panjang meja dikurangi lebar laci yaitu 52 cm. Kemudian untuk panjang sekat dari tinggi lutut duduk yaitu 61 cm serta lebar sekat dari setengah tinggi lutut duduk 25 cm. 4.2.1 Analisis Produk Meja staff yang dirancang, disesuaikan dari enam dimensi tubuh, yakni tinggi siku duduk (Tsd), lebar pinggang (Lpg), tinggi lutut duduk (Tld), panjang lengan bawah (Plb), jangkauan tangan ke depan (Jktd), dan rentangan tangan (Rt). Keseluruan dimensi tubuh yang digunakan untuk perancangan meja staff, memiliki rancangan detailnya, yakni tinggi siku duduk (Tsd) untuk menentukan tinggi meja staff, tinggi lutut duduk (Tld) untuk menentukan panjang dan lebar sekat, rentangan tangan (Rt) untuk menentukan panjang meja staff, jangkauan tangan ke depan (Jktd) untuk menentukan lebar meja staff, lebar pinggang (Lpg) untuk menentukan tinggi meja, dan panjang lengan bawah (Plb) untuk menentukan lebar laci. Penentuan dimensi tubuh untuk perancangan meja staff menggunakan tipe perancang data ekstrim, dengan menggunakan persentil 95%. Menggunakan data ekstrim dengan persentil 95%, karena bertujuan agar hasil produk jadi dari keseluruhan rancangan meja staff yang disesuaikan dengan dimensi tubuh, dapat mengantisipasi ukuran meja staff yang tidak cukup memadai untuk pengguna yang mungkin bisa melampaui batas ukuran. 4.2.2 Analisis Perbandingan Produk Perbandingkan meja staff yang telah dirancang dengan produk asli, yakni untuk meja staff yang telah dirancang telah disesuaikan dengan dimensi tubuh, sehingga memberikan kenyamanan. Meja staff yang dirancang memiliki laci yang dapat menyimpan berbagai dokumen dalam jumlah banyak serta tersedia sekat tersendiri untuk tempat menaruh tas dan juga diberikan pijakkan kaki. Sedangkan produk asli tidak tersedia pijakkan kaki dan beberapa sekat, kemudian pada bagian kolong meja terdapat pembatas, sehingga tidak ada runag bergerak bebas untuk kaki seseorang yang sedang beraktivitas diatas meja staff tersebut. 5.1 Kesimpulan Kesimpulan diambil dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dan menjawab dari tujuan. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil: 1. Data yang digunakan untuk merancang ukuran tinggi meja staff adalah tinggi siku duduk (Tsd), tinggi lutut duduk (Tld), rentangan tangan (Rt), jangkauan tangan ke depan (Jktd), lebar pinggang (Lpg), dan panjang lengan bawah (Plb). 2. Tipe Perancangan yang digunakan dalam merancang meja staff adalah data ekstrim, dengan persentil yang digunakan adalah 95%.

3. Ukuran perancangan meja staff, antara lain panjang meja adalah 160 cm, lebar meja adalah 84 cm, tinggi meja adalah 78 cm, panjang laci adalah 52 cm, lebar laci adalah 30cm, panjang sekat adalah 61 cm, dan lebar sekat adalah 25 cm. 4. Kelebihannya meja staff yang dirancang adalah meja staff telah disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia, sehingga memberikan kenyamanan saat digunakan. Kekurangan dari meja staff yang dibuat yakni meja staff hanya sesuai untuk populasi mahasiswa kelas 3id02, sehingga tidak sesuai untuk populasi para pengguna meja staff pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Nurmianto, Eko. 1991. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Prima Printing. Wignjosoebroto, Sritomo. 1993. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya: Guna Widya. http://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/antropometri/

Beberapa Aspek yang berhubungan dengan Ergonomik yaitu : 1. Pengukuran dan Antropometrik Antropometrik adalah suatu bidang ilmu yang berhubungan dengan pengukuran tubuh manusia. Misalnya tinggi badan dan jangkauan tangan. Isu-isu mengenai jangkauan, kenyamanan penglihatan, dan tinggi meja menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Istilah antropometri berasal dari anthro yang artinya manusia dan metri yang artinya adalah ukuran, jadi Antropometri merupakan satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.

Antropometri digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (disain) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Pada dasarnya manusia memiliki : Bentuk; Ukuran (tinggi, lebar); Berat yang berbeda satu dengan yang lainnya. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN TUBUH MANUSIA : Umur : Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar. Jenis kelamin (sex) : Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dari wanita. Suku/bangsa (ethnic) : Setiap suku, bangsa, kelompok etnik memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Posisi tubuh (posture) : Sikap akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh.

ANTROPOMETRI

A. DEFINISI Antropometri berasal dari bahasa Yunani Antro yang berarti manusia dan metric yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasamya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan ke kuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Jadi Antropometri merupakan cabang dari disiplin ergonomi khususnya yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk menganalisa, mengevaluasi dan membakukan jarak jangkau yang memungkinkan rata-rata manusia untuk melaksanakan kegiatannya dengan dan gerakan-gerakan yang sederhana. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayananjasa produksi. Terutarna dalam perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas dalam dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi Hal tersebut tidak akan terlepas dari bahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator maupun penerapan data.data anthropometrinya.

Kalau sebelumnya perancangan mesin semata-mata ditekankan pada kernampuannya untuk berproduksi semata dengan atau, sedikit sekali memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan elemen manusia maka sekarang dengan ergonomi proses perancangan mesin akan memperhatikan aspek-aspek manusia dalam interaksinya dengan mesin secara lebih baik lagi. Dengan kata lain di sini manusia tidak harus menyesuaikan dirinya dengan mesin yang dioperasikan (the man fits to the design), melainkan sebaliknya yaitu mesin dirancang dengan terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya (design fits to the man). Proses rancang bangun yang menerapkan pertimbangan ergonomis untuk mendesain fasilitas akomodasi agar menghasilkan kepuasan baik dari si penggguna jasa (masyarakat) maupun pemberi produksi. Kepuasan tersebut dapat berupa kenyamanan maupun kesehatan yang ditinjau dari sudut pandang ilmu anatomi, fisiologi, psikologi kesehatan dan keselamatan kerja, perancangan dan manajemen. Dalam rangka untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akornodasi maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis. Seperti telah dijelaskan terdahulu, disiplin ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistern tersebut dengan baik; yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman. Dengan sistem kerja di sini dimaksudkan sistem hubungan manusia-mesin (teknologi) yang dipertimbangkan sebagai sistem yang terpadu (integral).

DESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTERDESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTER Afi Choirunnisak, Annisa Marta S, Yohannes Delianto, Herni Ratna P. Diploma Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh manusia. Anthropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan lebih efektif dan efisien, sehingga produktivitas pekerja dapat meningkat. Karya Ilmiah ini merupakan hasil praktikum yang bertujuan untuk merancang tata letak peralatan pada meja kerja staf tata usaha dengan kegiatan menulis dan menggunakan komputer. Work design digunakan untuk menganalisa prinsip dan teknik guna mendapatkan rancangan sistem dan tata kerja yang paling efektif. Perancangan ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi ukuran panjang tangan, panjang siku, lebar bahu, dan tebal dada staf tata usaha. Pengukuran tersebut menggunakan peralatan anthropometer. Dengan data antropometri dapat ditentukan desain tata letak yang ergonomis, sesuai dengan ukuran daerah kerja normal dan daerah kerja maksimal bagi staf tata usaha. Desain tata letak yang diperoleh, tepat dan sesuai untuk meja kerja staf tata usaha yang mengoperasikan komputer dan menulis di atas meja yang sama. Sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan mengurangi kelelahan kerja. Kata Kunci : antropometri, tata letak, sistem kerja, operator ABSTRACT Anthropometry is the science which studied about body dimension of human. Anthropometri and ergonomy are relate because the ergonomic work situation can reached with anthropometry data. With ergonomic design system can be right that work system more effectively and efficient, so productivity of operator more increasing. This scientific article is result our practice to design layout of work table for administration staff, do their job to write or using computer. Work design is used to analyse of principles and technique to get design system and layout which most effectifely and efficient.. This design is done with accumulate the data, such us measurement of hand, long of elbow, wide of shoulder, and thick of chests administration staff. Anthropometer are equipment to measuring of dimension of operators body.

Ergonomic layout which appropriate with dimension of work area and maximal work area can created with anthropometri data. The result is right design of work table for operator to operate computer or to write on the same table with ergonomic movement. So operator feels comfortable to work and lost fatigue. Keywords : antrhropometry, layout, work system, operator PENDAHULUAN Penggunaan peralatan kerja pada suatu sistem kerja dimaksudkan untuk membantu keterbatasan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan tercapai kerja yang optimal, mutu produk yang baik, kesalahan yang sedikit, beban kerja yang lebih ringan, dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian segala usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja tersebut haruslah disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang di alami oleh manusianya bukan pada fasilitas atau peralatan kerjanya. Sesuai dengan prinsip ergonomi bahwa peralatan kerja maupun faktor kerja harus disesuaikan dengan manusia dan bukan manusia yang harus menyesuaikan diri dengan faktor kerjanya (1). Dalam industri, teknik perancangan tempat kerja sangat penting dalam menunjang jalannya suatu industri. Perencanaan tempat kerja harus memenuhi standar mutu, kenyamanan, dan keamanan bagi pekerja atau operator. Antropometri merupakan salah satu aspek penting untuk merancang sebuah industri karena terdiri dari keterangan-keterangan mengenai kondisi fisik pekerja. Dengan adanya antropometri dapat dibuat tempat kerja yang sesuai dengan bentuk badan agar tidak tegang dan terdapat keleluasaan pekerja bergerak secara alami. Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh operator. Antropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan menjadi lebih efektif dan efisien. Perancangan peralatan dan perancangan tata letak yang sesuai dengan tata letak antropometri pekerja dapat meningkatkan produktivitas kerja. Antropometri Antropometri dari bahasa Yunani antroporoc yang berarti manusia dan asfasd yang berarti mengukur, secara literal berarti pengukuran manusia, dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Kini antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Data antropometri diperlukan agar rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang mengoperasikannya. Ukuran tubuh pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual. Namun dengan demikian persoalan akan muncul apabila situasi berubah jika lebih banyak produk standar yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang sehingga sulit untuk menentukan ukuran individu yang akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi

yang ada mengingat ukuran individu bervariasi dalam suatu populasi. Permasalahan tersebut dapat teratasi jika merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan mudah digunakan (2).

Gambar 1. Antropometri pekerja kantoran

Gambar 2. Antropometri Horizontal Faktor Manusia Istilah faktor manusia (human factor) adalah hal yang lebih luas yang mencakup hubungan biomedical dan psikososial pada masyarakat dalam sistem. Hal ini tidak hanya mencakup human engineering, tetapi juga meliputi daya tahan hidup, seleksi, dan pelatihan personel, peralatan pelatihan, penampilan kerja, pengukuran, dan evaluasi (3) Mc Cormish dalam Bernes (1980) (4) melakukan pendekatan faktor manusia di dalam dua bagian. Pendekatan pertama adalah fokus utama faktor manusia berhubungan dengan pertimbangan faktor manusia dalam desain benda dan fasilitas yang dibuat manusia, salah satu hal dalam faktor manusia yang penting untuk diperhatikan dalam proses desain benda atau fasilitas lainnya adalah antropometri. Sistem Kerja Sistem kerja sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama . Sistem terbentuk atas susunan sebagai berikut : 1. Elemen merupakan bagian operasi sistem yang terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. 2. Atribut merupakan sifat dari elemen sistem yang terdiri dari sifat input, proses, atau output. 3. Hubungan adalah keterkaitan antara elemen dengan atribut sistem. Sistem kerja merupakan kumpulan elemen-elemen suatu sistem yang berasal dari luar diri pekerja, sangat mempengaruhi kerja dan hasil kerja manusia. Cakupan sistem kerja ini cukup luas meliputi: keseluruhan proses produksi dan lingkungan sekelilingnya (5). Studi Gerakan Studi gerakan adalah suatu studi untuk menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau dihilangkan saja sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja yang dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Prinsip ergonomis gerakan, faktor manusia, dan pekerjaannya sangat penting untuk dipelajari karena yang diinginkan oleh prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kenyamanan dalam bekerja tetapi dalam produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam bekerja. Menurut Nurmiantoro dkk (2003) (6), prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan -gerakannya saja. 2. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja. 3. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman, dan nyaman (7). Tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk desain yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomis. Penyelidikan ergonomis dibedakan menjadi : 1. Penyelidikan tentang tampilan/display Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang. 2. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia. METODOLOGI PENELITIAN Obyek penelitian Obyek yang diukur adalah pekerja staf tata usaha yang bekerja di sekretariat DIII Agroindustri. Staf tata usaha yang diukur, satu orang berjenis kelamin laki laki dengan umur sekitar 25 tahun dan dua orang berjenis kelamin perempuan umur sekitar 23 tahun. Alat yang Digunakan Percobaan penelitian ini dilakukan di laboratorium Sistem Produksi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran antropometri antara lain adalah untuk mengukur panjang tangan, panjang siku, lebar bahu dan ketebalan dada dengan menggunakan penggaris, meteran, dan alat pengukur ketebalan dada yang berskala centimeter.

Metode Pelaksanaan Study ini dimulai dengan mengukur data antropometri pekerja yang bersangkutan meliputi panjang tangan, lebar bahu, tebal dada dengan menggunakan alat ukur anthropometer. Data yang diperoleh divisualisasikan kedalam sebuah tabel sebagai data awal. Selanjutnya menghitung ratarata dari data baik panjang tangan, panjang siku, tebal dada dari data yang sudah ada. Standar deviasi dari masing masing bagian yang diukur, dihitung dan kemudian menghitung persentil 5% dari masing masing bagian. Persentil 5 digunakan untuk menunjukkan batas bawah desain agar hanya 5% dari populasi yang tidak mampu menjangkau letak peralatan secara ergonomis. Ukuran ini digunakan untuk mengakomodir individu ekstrim yang berukuran tubuh minimum. Langkah selanjutnya mengidentifikasi peralatan kerja di atas meja kerja pekerja, dan mengukur dimensi alat-alat yang digunakan. Dalam desain tata letak awal ini akan diplotkan area kerja normal dan area kerja maksimal pekerja, untuk menilai keergonomisan kerja pekerja. Setelah dilakukan analisis, selanjutnya akan dirancang desain tata letak peralatan kerja yang sesuai dengan data anthropometri pekerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Data antropometri pekerja kantor diperlukan sebagai dasar dalam menentukan dimensi meja kerja. Data antropometri pekerja yang dilakukan pengukuran untuk perancangan meja kantor adalah jangkauan tangan maksimal, panjang siku- ujung jari, lebar bahu, tebal dada. Data tersebut kemudian dihitung rata-rata dari masing-masing dimensi antropometri. Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dalam perancangan areal atau stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan antara lain sikap dan posisi kerja. Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman ini, pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal seperti mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk atau menyamping dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu yang lama. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. Pekerja tidak seharusnya duduk pada saat bekerja dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, punggung berada dalam sikap atau posisi miring. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan posisi kerja yang tidak ergonomis. Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan kerja dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khusus yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu situasi fisik atau situasi kerja yang ada. Meskipun pekerja yang sehat sudah diseleksi secara ketat dan diharapkan akan mampu beradaptasi dangan situasi dan kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain sebagainya, akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan terus berakumulasi. Perancangan sistem kerja harus memperhatikan prosedur-prosedur

untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Table 1. Data Antrophometri Pekerja No. 1. 2. 3. 4. Dimensi Anthropometri Jangkauan tangan maksimal Panjang Siku - Ujung Jari Lebar Bahu Tebal Dada Pekerja TU A C 71 70 45 43,2 35 36,5 19,5 17,5 Xrata-rata 82 47 40 16,1 74,33333 45,06667 37,16667 17,7

Keterangan : A dan B : pekerja tata usaha wanita C : pekerja tata usaha pria Tabel 1 merupakan data antropometri staf tata usaha D III Agorindustri. Hal lain yang harus diperhatikan adalah kelelahan dan kebosanan. Kelelahan diartikan dengan menurunnya efisiensi dan berkurangnya kekuatan untuk bertahan melakukan pekerjaannya. Beberapa tipe kelelahan yang mungkin terjadi adalah lebih disebabkan oleh ketegangan fisik di semua organ, kerja mental lewat satu sisi dari fungsi yang menjemukan. Kerja yang monoton atau karena kerja yang menjemukan dan jumlah faktor yang terus menerus membuat lelah. Data yang diperoleh dirata-ratakan karena diharapkan akan didapatkan desain rancangan yang dapat digunakan secara umum. Jangkauan tangan maksimal digunakan untuk menentukan jarak maksimal letak objek kerja. Dengan demikian pekerja kantor dapat mencapainya dengan mudah. Panjang siku- ujung jari digunakan untuk menentukan daerah normal atau daerah kerja untuk pekerja. Lebar bahu digunakan untuk menentukan titik dari jangkauan tangan dan daerah normal. Tebal dada digunakan untuk mengetahui jarak antara meja dengan tubuh manusia. Setelah data antropometri diperoleh selanjutnya ditentukan standar deviasi untuk setiap dimensi antropometri. Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Standar deviasi atau SD dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(1) dengan;

SD = Standar Deviasi n = Jumlah sampel

= Data dimensi yang diukur x = Rata- rata

Dari rumus tersebut didapat data perhitungan standar deviasi. Data standar deviasi tersebut (Tabel 2) selanjutnya digunakan dalam perhitungan persentil. Tabel 2. Hasil Perhitungan Standar Deviasi No. 1. 2. 3. 4. Dimensi Anthropometri Jangkauan tangan maksimal Panjang Siku - Ujung Jari Lebar Bahu Tebal Dada ( - x) 88.66667 7.226667 13.16667 5.84 SD 6.658328 1,900877 2,565801 1,708801

Perhitungan persentil sangat erat kaitannya dengan desain tata letak. Dengan adanya persentil dapat ditentukan jangkauan dalam menjangkau peralatan yang terletak pada meja yang digunakan pekerja untuk melakukan aktivitasnya. Persentil yang akan digunakan adalah persentil 5 yang akan menentukan jangkauan pekerja yang memiliki ukuran dari ukuran rata- rata sehingga dapat menjangkau daerah tersebut. Persentil dilambangkan dengan C, digunakan untuk menunjukkan batas desain agar dapat nyaman untuk bekerja melakukan aktivitasnya. Persentil adalah nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir (ascending) menjadi 100 bagian yang sama besar. Persentil dihitung dengan menggunakan rumus (2). Tabel 3 menunjukkan data perhitungan persentil. C1 = 5 = x - 1,64 SD (2) dengan; x = Rata- rata SD = Standar deviasi Tabel 3. Data Perhitungan Persentil 5 Dimensi Anthropometri persentil 5 Jangkauan tangan maksimal 63,4137 Panjang Siku - Uju ng Jari 41,9492 Lebar Bahu 32,9588 Tebal Dada 14,8976

Pemilihan persentil 5 diharapkan semua dimensi antropometri yang diukur dapat menjangkau ukuran yang dapat dikatakan ekstrim kecil. Dari data perhitungan persentil tersebut kemudian

dapat melakukan perancangan tata letak dengan berbagai alat penunjang seperti terdapat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Bahan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Alat Meja Monitor CPU Keyboard Area Mouse Printer Speaker Tempat Pensil Tumpukan buku Tumpukan kertas Lebar 50 35 18 16 19 20 8 8 18 25 Lebar 1 : 10 5 3,5 1,8 1,6 1,9 2 0,8 0,8 1,8 2,5 Panjang 150 37.5 43 46 23 36 9 9 26 36 Panjang 1 : 10 15 3,75 4,3 4,6 2,3 3,6 0,9 0,9 2,6 3,6

Dari perhitungan tersebut kemudian dilakukan perancangan desain tata letak peralatan dengan membandingkan antara bekerja dengan menggunakan komputer dan menggunakan manual. Perbedaan antara kedua desain tersebut adalah penyusunan peralatan yang dianggap paling prioritas digunakan. Setelah mengkaji ulang permasalahan tersebut ternyata staf tata usaha di program Diploma Agroindustri lebih sering menggunakan komputer sehingga desain tata letak menggunakan komputer (Gambar 3) lebih mempunyai efektifitas tinggi dari pada desain untuk bekerja dengan manual/menulis (Gambar 4). Dimensi-dimensi fungsional diperoleh dengan cara pengukuran langsung dari pada data statis. Misalnya, gerakan menjangkau, mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat adalah suatu hal yang sukar untuk didefinisikan. a. Daerah kerja horizontal Daerah normal ditandai dengan lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap, sedangkan daerah maksimum ditandai dengan lengan di rentangkan keluar dan diputar sekitar bahu. b. Ketinggian permukaan kerja dari atas lantai Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja : 1. meja yang tepat untuk bekerja sambil duduk 2. meja yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk.

Gambar 3. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Komputer Pada Gambar 4 terlihat garis lengkung kecil dan besar yang menunjukkan area kerja normal dan maksimal pekerja. Area kerja normal merupakan area kerja yang digunakan untuk bekerja, sehingga seluruh peralatan kerja utama harus ada dalam area ini seperti keyboard, mouse, permukaan layar monitor. Sedangkan untuk peralatan penunjang yang tidak utama, dimasukkan dalam area kerja maksimal, seperti CPU, printer, speaker, tumpukan kertas. Dalam area ini, tangan cukup untuk menjangkau saja. Berbeda dengan pekerjaan menggunakan komputer, untuk bekerja secara manual (menulis), peralatan yang diperlukan dalam area kerja normal adalah buku, tumpukan kertas, dan tempat pensil. Peralatan yang lain merupakan peralatan penunjang sehingga diletakkan dalam area kerja maksimal (Gambar 3).

Monitor

Tumpukan Kertas

Area Mouse

Keyboard

Gambar 4. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Menulis Peralatan kerja penunjang berbeda-beda untuk setiap jenis pekerjaan dan setiap pekerja. Untuk itu hasil rancangan yang diperoleh sangat spesifik untuk pekerja staf tata usaha D III Agroindustri. Akan tetapi dimensi area kerja normal dan maksimal yang digambarkan dengan garis lengkung di Gambar 3 dan 4 dapat digunakan secara umum untuk seluruh pekerja yang data antropometrinya sesuai. Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia, maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan produk yang tidak mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya. Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko bahaya akibat kesalahan kerja. Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kesalahan manusia banyak disebabkan kesalahan rancangan produk. Ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia berawal pada perancangannya yang tidak manusiawi dan berakibat pada tahap pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya. Mengingat perancangan tata letak peralatan sangat berhubungan dengan kenyamanan, dan tingkat kebosanan, maka diharapkan dengan menggunakan desain tata letak yang sesuai, kenyamanan kerja dapat dicapai dan kebosanan dapat ditekan. S istem kerja dengan memperhatikan postur kerja dan metode kerja yang baik dapat menekan terjadinya kelelahan dan kebosanan pada diri pekerja.

KESIMPULAN Telah diperoleh dua desain tata letak peralatan kerja yang ergonomis bagi staf tata usaha di program D III Agroindustri, yaitu desain untuk bekerja menggunakan komputer dan manual untuk menulis. Desain yang diterapkan sebaiknya disesuaikan dengan tugas utama pekerja. DAFTAR PUSTAKA (1) Sutalaksana, IZ. Ruhana A. dan John, H.T. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Industri ITB; 1979. (2) Pheasant,S.T. Antropometri Ergonomics and Design. London : Thylor and Francis; 1988. (3) Huchingson, R. Dale.New Horizons for Human Factor in Design. Mc Graw Hill Inc USA; 1981 (4) Barnes, R.M. Motion and Times Study. John Willey and Sons, Singapore; 1980 (5) Madyana, A.M. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Yogyakarta : Fakultas Teknik Industri , Universitas Atmajaya Yogyakarta; 1996. (6) Nurmianto, Eko. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Jakarta : Guna Widya; 2003. (7) Sastrowinoto. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergnomi. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindom; 1985.