anju

22
PUTUSAN No:35/Pdt.G/2011/PN.Sim “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : Sondang L.P. br. Nainggolan : Perempuan, Agama Kristen Protestan, Pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Jl. Bioskop Pratama Keluruhan Serbelawan Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Ojak Nainggolan, S.H., M.H., Hengki Silaen, S.H. dan Sarah Hasibuan S.H., Advokat-Penasehat Hukum yang berkantor di Jalan Kejaksaan No. 180/P-I Komplek Kejaksaan Permai Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

Upload: lia-armaya

Post on 19-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dfgfdhjdjkkfkcjmsxgvsbfs

TRANSCRIPT

PUTUSANNo:35/Pdt.G/2011/PN.SimDEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :Sondang L.P. br. Nainggolan: Perempuan, Agama Kristen Protestan, PekerjaanWiraswasta, beralamat di Jl. Bioskop PratamaKeluruhan Serbelawan Kecamatan Dolok BatuNanggar Kabupaten Simalungun, dalam hal inimemberikan kuasa kepada Ojak Nainggolan, S.H.,M.H., Hengki Silaen, S.H. dan Sarah HasibuanS.H., Advokat-Penasehat Hukum yang berkantor diJalan Kejaksaan No. 180/P-I Komplek KejaksaanPermai Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusustertanggal 06 September 2011, selanjutnya disebutsebagaiPENGGUGAT;M E L A W A N:Edwarlin Herman Muller Napitupulu : Laki-laki, Agama Kristen Protestan, PekerjaanWirawasta, beralamat di Jl. Sangnawaluh ParluasanBarat Kelurahan Serbelawan Kecamatan DolokBatu Nanggar Kabupaten Simalungun, selanjutnyadisebut sebagai TERGUGAT; Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Simalungun Nomor :35/Pen/Pdt.G/2011/PN.SIM tanggal 26 September 2011 tentang Penghunjukan Majelis Hakim yang akan memeriksa perkara gugatan perdata Nomor : 35/Pdt.G/2011/PN.SIM antara pihak-pihak tersebut di atas;Telah mempelajari berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara;Telah memdengar keterangan para saksi dari kedua belah pihak;Telah memeriksa surat bukti dari kedua belah pihak;TENTANG DUDUK PERKARAMenimbang bahwa, Penggugat dengan surat gugatan tertanggal 23 Sepetember 2011 yang diterima dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 26 September 2011 dengan nomor Register : 35/Pdt.G/2011/PN.SIM, telah mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut :1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami-istri yang sah yang yelah melangsungkan perkawinan secara Agama Kristen pada tanggal 19 November 1995 dan diberkati di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serbalwan, Ressort Dolok Hilir, oleh Pendeta R. Sihombing dan atas pemebrkatan tersebut telah dibuatkan Surat Keterangan Kawin satu Surat Hatorangan Hot Ripe yang diterbitkan oleh Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serbalwan, Ressort Dolok Hilir, ditanda tangani oleh Pendeta R. Sihombing dan Guru Huria/Guru Jemaat Gr. S. Manullang, tertanggal 19 November 1995.2. Bahwa awal perkawinan, Penggugat dan Tergugat hidup serumah dan tinggal bertjama di Jalan HM. Joni Gang Pendidikan Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Hidup dalam keadaan harmonis dan rukun serta damai sejahtera. Dengan kondisi ekonomi, sekitar tahun 2000 Penggugat pindah ke Jalan Sangnawaluh Parluasan Barat, Kelurahan Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupetn Simalungun, sedangkan Tergugat masih tinggal di Medan dan tidak berapa lama kemudian Tergugat ikut pindah ke Serbelawan dan selama tinggal di Serbawalan Penggugat dan Tergugat tidak pernah ada terlibat permasalahan dalam membangun rumah tangga, walaupun hidup dengan kebutuhan yang pas-pasan;3. Bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat kurang lebih 15 Tahun belum dikaruniai si buah hati (anak) yang selama ini diidam-idamkan, meskipun Penggugan dan Tergugat sudah berusaha termasuk dengan upaya bayi tabung ke Surabaya;4. Bahwa pada hari Kamis tanggal 10 September 2009 sekitar pukul 12.00 Wib, Penggugat mengikuti acara adat bersama rombongan dari Serbalawan berangkat ke daerah Desa Muara, Kabupaten Tapanuli Utara dan kembali ke rumahnya di Serbalawan pada tanggal 11 September 2009 sekitar pukul 11.00 Wib. Keesokan harinya pada hari Sabtu tanggal 12 September 2009 sekitar pukul 10.00 Wib, ketika Penggugat dan Tergugat sedang duduk berduan di ruang makan, tiba-tiba Tergugat memberitahukan kepada Penggugat bahwa Tergugat telah kawin lagi dengan seorang perempuan yaitu bermana KATERINA br. TAMPUBOLON yang perkawinannya dilangsungkan di Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir;5. Bahwa Penggugat sangat terkejut mendengar pengakuan Tergugat, dimana selama perkawinan Penggugat sangat menyayangi Tergugat penuh rasa cinta dan kasih saying serta setia menemani Tergugat walaupun belum ada anak dari hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat. Penggugat sangat terpukul, menangis dan meratapi perjalanan kehidupan berumah yangga yang akhirnya Penggugat telah dimadu tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin Penggugat.6. Bahwa perkawinan kedua dari Tergugat, mengawali percekcokan/pertengkaran di antara Penggugat dan Tergugat. Awalnya Penggugat masih ragu atas perkawinan kedua Tergugat tersebut, akan tetapi Tergugat meyakinkan Penggugat dengan mengatakan Jika Penggugat tidak percaya? Penggugat dapat menanyakan langsung kepada kakak ipar Tergugat bernama Mama ROBIN br. SITORUS dan Tergugat memberikan nomor Handphone milik Mama ROBIN br. SITORUS. Kemudian Penggugat menanyakan kebenaran Perkawinan kedua dari Tergugat tersebut.7. Bahwa rasa penasaran dengan perbuatan Tergugat, Penggungat menanyakan langsung melalui komunikasi handphone kepada Mama ROBIN br. SITORUS, waktu itu Mama ROBIN br. SITORUS membenarkan bahwa Tergugat telah melangsungkan perkawinan dengan KATERINA br. TAMPUBOLON yang perkawinannya dilangsungkan pada hari Jumat tanggal 11 September 2009 diGereja Pentakosta, Desa Parsambilan, Kecamatan Sialen, Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya acara adatnya di rumah Mama ROBIN br. SITORUS;8. Bahwa atas perkawinan kedua Tergugat, mengakibatkan kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat terjadi percekcokan/pertengkaran. Dan paling ironisnya sejaka tanggal 06 Desember 2009, Tergugat membawa Istri kedua Tergugat dan tinggal bersama satu rumah di Jl. WR. Supratman, Kelurahan Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, tepatnya rumah tempat tinggal tersebut adalah rumah Penggugat dan Tergugat yang dibeli bersama sejaka perkawinan Penggugat dan Tergugat.9. Bahwa Penggugat sangat keberatan atas perbuatan Tergugat yang telah memadu Penggugat, sehingga sejak itu Tergugat tidak pernah hidup serumah lagi atau tinggal bersama Penggugat;10. Bahwa Penggugat tidak pernah memberikan ijin ataupun persetujuan kepada Tergugat untuk kawin lagi apalagi kawin dengan KATERINA br. TAMPUBOLON, padahal hubungan antara Penggugat dengan Tergugat masih sah sebagai suami istri, belum ada cerai diantara Penggugat dengan Tergugat baik secara agama, adat istiadat, maupun secara hukum.Berdasarkan uraian-uraian dan fakta hukum yang telah Penggugat uraikan di atas, maka dengan hormat, mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Simalungun berkenan memanggil para pihak untuk duduk bersidang di ruang siding Pengadilan Negeri Simalungun yang khusus ditentukan untuk itu seraya mengambil putusan hukum yang amarnya:1. Menerima dan mengabulkan gugata Penggugat untuk seluruhnya.2. Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah dilangsungkan secara Agama Kristen yang diberkati oleh pendeta R. Sihombing dan atas pemebrkatan tersebut telah dibuatkan Surat Keterangan Kawin satu Surat Hatorangan Hot Ripe yang diterbitkan oleh Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serbalwan, Ressort Dolok Hilir, ditanda tangani oleh Pendeta R. Sihombing dan Guru Huria/Guru Jemaat Gr. S. Manullang, tertanggal 19 November 1995 adalah sah dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.3. Menyatakan Perkawinan antara Penguggat dan Tergugat yang telah dilangsungkan secara Agama Kristen yang diberkati oleh Pendeta R. Sihombing dan atas pemebrkatan tersebut telah dibuatkan Surat Keterangan Kawin satu Surat Hatorangan Hot Ripe yang diterbitkan oleh Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serbalwan, Ressort Dolok Hilir, ditanda tangani oleh Pendeta R. Sihombing dan Guru Huria/Guru Jemaat Gr. S. Manullang, tertanggal 19 November 1995, adalah Putus Karena Perceraian;4. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini;5. Menyatakan putusan dalam Perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta meskipun ada Perlawanan, Banding dan Kasasi (Unit voerbaar bij Voorad).Apabila Pengadilan Negeri Simalungun berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);Menimbang bahwa, pada hari sidang pertama yang telah ditetapkan, Penggugat prinsipal tidak hadir akan tetapi diwakili oleh Kuasanya tersebut diatas dipersidangan sedangkan Tergugat prinsipal hadir;Menimbang bahwa, Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak, melalui mediasi dengan mediator Gabe Dorris Saragih, SH., sesuai dengan Pertama Nomor : 2 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Permata Nomor : 01 Tahun 2008 namun usaha perdamaian yang telah dilaksanakan tersebut tidak berhasil sesuai Laporan Mediator tertanggal 15 Nopember 2011, maka oleh karena itu acara persidangan dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan Penggugat tertanggal 23 September 2001, dan atas Pertanyaan Majelis Hakim, Penggugat menyatakan tetap pada isi gugatannya serta tidak ada mengajukan perubahan;Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, Tergugat mengajukan jawabannya secara tertulis tertanggal 06 Desember 2011, sebagai berikut:

DALAM EKSEPSII. TENTANG GUGATAN PENGGUGAT PREMATUR 1. Bahwa Gugatan Penggugat setelah dibaca dan diteliti secara cermat oleh Tergugat, maka ditemukan suatu fakta bahwa dasar Gugatan Penggugat Prematur.Bahwa Penggugat pada halama 1 gugatannya yang mendalilkan. Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri sah yang telah melangsungkan perkawinan secara agama Kristen pada tanggal 19 November 1995 dan diberkati di gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Serbelawan oleh Pendeta R. Sihombing sesuai dengan Surat Hatorangon Hot Ripe tertanggal 19 November 1995.Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil tersebut diatas, karena sampai sekarang perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat baru dilaksanakan menurut Hukum agamanya, dan tidak dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil yang berwenang untuk itu, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.Bahwa dalil penolakan Tergugat terhadap dalil Penggugat diatas didasarkan kepada ketentuan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang mengatur bahwa suatu perkawinan itu sah menurut hukum positif di Indonesia adalah apabila dilakukan apabila dilaksanakan sesuai dengan Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 yang mengatur sebagai berikut :1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, diatur tentang syarat untuk sahnya suatu perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, maka ketentuan pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dalam pelaksanaan suatu Perkawinan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena aturan tersebut berlaku secara imperative atau hukum yang memaksa dan bukan sebagai hukum yang bersifat fakultatif;

Bahwa dengan demikian dihubungkan dengan ketentuan Pasal 2 UU tentang Perkawinan dapat diambil kesimpulan, bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat hanya memunuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1), karena perkawinan tersebut belum dicatatkan kepada Kantor Catatan Sipil, oleh karenanya perkawinan antara Pengugat dengan Tergugat tersebut, ditinjaui berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Perkawinan belum memenuhi isi dan ketentuan dari pasal 2 ayat (2) UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yang telah dilaksanakan menurut hukum agamanya untuk dicatatkan menurut Undang-undangan perkawinan yang berlaku di Indonesia (Hukum Positif).Bahwa memperhatikan fakta-fakta tersebut diatas nyata dan jelaslah, bahwa gugata Penggugat dalam perkara aquo adalah premature, karena perkawinan Penggugat dengan Tergugat baru dilaksanakan menurut hukum agamanya saja, sehingga dapat ditarik kesimpulan belum ada perkawinan yang sah menurut hukum Perkawinan yang berlaku di Indonesia atau hukum positif, oleh karenanya beralasan hukum hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk menolak gugatan penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.2. Bahwa Gugatan Penggugat setelah dibaca dan diteliti secara cermat oleh Tergugat, nyata dan jelas gugatan Penggugat alah Prematur, karena Penggugat Perceraiannya kepada Putusan Pengadilan yang belum berkekuatan hukum yang tetap, sebagaimana akan diuraikan oleh Tergugat dibawah ini sebagai berikut : Bahwa dalil Penggugat pada halaman 4 angaka 13 dengan mendasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 165/Pid.B/2011/PN.SIM tanggal 30 Juni 2011 atas nama Tergugat. Bahwa dalil Pengugat tersebut adalah Prematur karena perkara atas Putusan tersebut sekarang masih dalam Proses Pemeriksaan pada Pengadilan Tinggi Sumatera Utara, karena Tergugat telah mengajukan Permohonan Banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 165/Pid.B/2011/PN.SIM tanggal 30 Juni 2011, sesuai dengan Akte Banding No. No. 165/ Akta Pid.B/2011/PN.Sim tanggal 07 Juli 2011, dengan demikian sampai jawaban ini dibuat oleh Tergugat, Putusan tersebut belum berketentuan hukum yang tetap, dengan demikian gugatan Penggugat layak dinyatakan adalah merupakan gugatan yang premature. Bahwa dalil Penggugat pada halaman 6 angka 19 mendalilkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun sesuai dengan Putusan Nomor 220/Pid.B/2010/PN-Sim tanggal 28 Juni 2010.Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 220/Pid.B/2010/PN-Sim tanggal 28 Juni 2010 belum berkekuatan hukum yang tetap, karena Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 664/Pid.B/2010/PT Mdn tertanggal 2 Desember 2010 yang amarnya menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun tersebut, sekarang masih dalam proses pemeriksaan di Tingkat Kasasi sesuai dengan Permohonan Kasasi pada tanggal 24 Maret 2011 No. 220Akta.Pid.B/2010/PN-Sim., dan sampai dengan jawaban ini dibuat oleh Tergugat,Putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dengan demikian gugatan penggugat layak dinyatakan adalah merupakan gugatan yang premature. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diata nyata dan jelaslah, bahwa gugatan Penggugat dalam perkara aquo adalah premature, oleh karenanya beralasan hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

II. DALAM POKOK PERKARA1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat dalam Gugatannya, kecuali ada yang diakui secara tegas oleh Tergugat dalam Jawaban ini.2. Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam Eksepsi secara mutatis mutandis sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Jawaban ini.3. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat pada angka 4 s/d 16 yang pada intinya mendalilkan Tergugat telah kawin lagi dengan seorang perempuan yang bernama Katerina br. Tampubolon di Desa Parsambilan. Kec. Silaen, Kab. Toba Samosir, dengan alasan-alasan sebagai berikut: Bahwa sesuai dengan Laporan Penggugat kepihak kepolisian di Polres Simalungun yaitu Laporan Polisi No. : LP/254/xii/2009/Reksrim tanggal 23 Desember 2009, Tergugat telah dilaporkan oleh Penggugat dengan Gugatan melanggar Pasal 279 ayat (1) KUHP, dengan dugaan telah kawin dengan perempuan lain. Bahwa laporan Penggugat kepada pihak kepolisian tentang adanya perkawinan antara Tergugat dengan perempuan lain haruslah dikaitkan dengan defenisi perkawinan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perkawinan yang berlaku di Indonesia, yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 1974, dimana suatu perkawinan yang sah haruslah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) yang mengatur sebagai berikut.1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwa ternyata dalam proses pemeriksaan atas laporan Penggugat tersebut di Kepolisian, berdasarkan keterangan-keterangan dari para saksi yang telah diperiksa pihak kepolisian, Pihak Penyidik tidak dapat membuktikan bahwa Tergugat telah melakukan perkawinan yang sah menurut hukum Perkawinan yang berlaku di Indonesia dengan seorang perempuan yang bernama Katerina br. Tampubolon di Desa Parsambilan, Kec. Silaen, Kab. Toba Samosir. Bahwa selanjutnya perkara yang diduga dilakukan oleh Tergugat tersebuttelah disidangkan dan telah diputus oleh Pengadilan Negeri Simalungun sesuai dengan Putusan No. 165/Pid.B/2011/PN.SIM tanggal 30 Juni 2011, dan terhadap Putusan Pengadilan tersebut Tergugat selaku terdakwa sangat keberatan dengan putusan Pengadilan Negeri Simalungun tersebut. Bahwa terhadap Putusan tersebut Tergugat selaku terdakwa telah mengajukan Upaya hukum Banding ke Pengadilan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Akte Banding 165/Akta Pid.B/2011/PN.Sim., tertanggal 07 Juli 2011, dan terhadap Permohonan Banding tersebut sampai dengan sekarang masih dalam pemeriksaan pada Pengadilan Tinggi Sumatera Utara, atau dengan perkataan lain sampai dengan sekarang belum mempunyai kekuatan hukum tetap. Bahwa dengan demikian berdasakan dalil-dalil penolakan Tergugat diatas, maka secara hukum Penggugat belum dapat menjadikan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 165/Pid.B/2011/PN.Sim tertanggal 30 Juni 2011 tersebut sebagai dasar untuk mendalilkan adanya perkawinan tergugat dengan perempuan lain yang mengakibatkan timbulnya perselisihan dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat, sehingga oleh karenanya dimohonkan kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak seluruh dalil-dalil Penggugat sebagai telah diuraikan pada angaka 4 s/d 16.

TUNTUTAN ; Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan replik secara tertulis tertanggal 20 Desember 2011, yang pada pokoknya sama dengan dalil-dalil gugatan;Menimbang, bahwa atas Replik Penggugat maka Tergugat mengajukan duplik secara tertulis tertanggal 10 Januari 2012 yang pada pokoknya sama dengan dalil-dalil jawaban;Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti tertulis, yaitu :1. Fotocopy Surat Keterangan No.: 38/D.V/R.4/Serb/XII-09 tertanggal 24 Desember 2011, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................................... P-I;2. Fotocopy Surat Hatorangan Hot Ripe/Surat Keterangan Kawin antara Ir. Edwarlin H.M Napitupulu dengan Sondang L.P. Nainggolan, SE. tertanggal 19 Nopember 1995, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda ....P-II3. Fotocopy Putusan No: 165/Pid.B/2011/PN.Sim, atas nama terdakwa Edwarlin Herman Muller Napitupulu, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................. P-III;4. Fotocopy Putusan No: 166/Pid.B/2011/PN.Sim, atas nama terdakwa Chaterine Friskawati Br. Tampubolon, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................. P-IV;5. Fotocopy Putusan No: 480/Pid.B/2010/PN.Sim, atas nama terdakwaEdwarlin Herman Muller Napitupulu, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................. P-V;6. Fotocopy Putusan No: 220/Pid.B/2010/PN.Sim, atas nama terdakwaEdwarlin Herman Muller Napitupulu, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................. P-VI;7. Fotocopy Kartu Pasien atas nama Sondang Nainggolang dan Hasil Laboratorium dari dr. Zaman Kaban Sp. OG, Spesialis Kebinanan & Penyakit Kandungan atas nama Edwarlin Herman Muller Napitupulu, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda .................. P-VII;8. Fotocopy Kartu Pasien atas nama Sondang Nainggolang dan Hasil Laboratorium dari dr. Zaman Kaban Sp. OG, Spesialis Kebinanan & Penyakit Kandungan, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda ............ P-VIII;9. Fotocopy Photo/Gambar Pemberkatan Pernikahan antara Edwarlin H.M Napitupulu dengan Sondang Nainggolan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan Serbelawan Ressort Dolok Ilir, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda ...................... P-IX;10. Fotocopy Photo/Gambar Pemberkatan Secara Adat atas perkawinan antara Edwarlin H.M Napitupulu dengan Sondang Nainggolan, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda ...................... P-X;11. Fotocopy Photo/Gambar Pemberkatan Secara Adat atas perkawinan antara Edwarlin H.M Napitupulu dengan Sondang Nainggolan, fotocopy tersebut telah dilegalisir sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda ...................... P-XI;

TENTANG HUKUMNYA:DALAM EKSEPSI:Menimbang, bahwa maksud dan tujuan eksepsi Tergugat adalah sebagaimana tersebut diatas;Menimbang bahwa, Tergugat dalam jawabannya tertanggal 06 Desember 2011 telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah premature karena perkawinan antara penggugat dengan tergugat tersebut tidak pernah didaftarkan/dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil sehingga tidak sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 jo. PP No. 9 Tahun 1975, selain itu Penggugat mendasarkan gugatan, sehingga Tergugat mohon agar Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima;Menimbang, bahwa memperhatikan alasan yang dikemukakan Tergugat dalam Eksepsinya tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa eksepsi Tergugat telah memasuki materi pokok perkara dan baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan pokok perkara dan bukan mengenai kewenangan mengadili, sehingga berdasarkan pasal 162 RBG harus diperiksa dan diputus bersama dengan pokok perkara, sehingga eksepsi tersebut harus ditolak;

DALAM POKOK PERKARA:Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti yang termaksud dalam uraian diatas;Menimbang, bahwa pada inti gugatan Penggugat adalah mengenai perkawinan Penggugat dan Tergugat yang telah dilangsungkan pada tanggal 19 November 1995 dan diberkati di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Seberlawan Ressort Dolok Hilir, yang dicatat dalam Surat Keterangan Kawin atau Surat Hatorangan Hot Ripe yang diterbitkan oleh Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Seberlawan Ressort Dolok Hilir tertanggal 19 November 1995, supaya dinyatakan putus karena perceraian karena tidak dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri dengan alasan bahwa sejak Tergugat menikah lagi dengan Chaterine Br. Tampubolon pada tahun 2009 tanpa seijin Penggugat, antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi percekcokan/pertengkaran yang mengakibatkan Penggugat sering mengalami penyiksaan batin dan kekerasan bahkan penyekapan sehingga akhirnya Penggugat sudah tidak tahan lagi dan mengadukan hal tersebut ke Kantor Polisi untuk diproses secara hukum dan terhadap pengaduan-pengaduan tersebut Tergugat sudah disidangkan dan divonis bersalah oleh Pengadilan. Bahwa sekarang Penggugat dan Tergugat sudah tidak tinggal serumah lagi.Bahwa seluruh keluarga bahkan pihak gereja sudah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil.Menimbang, bahwa atas dalil-dalil Penggugat tersebut, sebaliknya Tergugat telah menyangkal/membantahnya dengan mengatakan bahwa pertengkaran adalah hal biasa dalam rumah tangga tanpa mempersoalkan dari pihak mana pertengkaran itu dimulai. Bahwa tidak benar gugatan Penggugat yang mendalikan adanya perkawinan tergugat dengan perempuan lain yang mengakibatkan timbulnya perselisihan dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sehingga mengakibatkan Penggugat mengalami kekerasan, penyiksaan batin bahkan penyekapan oleh Tergugat sehingga atas pengaduan Penggugat ke Polisi, Tergugat telah disidangkan dan diputus bersalah oleh Pengadilan. Bahwa Putusan Pengadilan tersebut belumlah mempunyai kekuatan hokum tetap sehingga Penggugat tidak dapat mendasarkan dalilnya kepada putusan pidana Pengadilan Simalungun No. 480/Pid.B/2010/PN.Sim tersebut. Bahwa tidak benar keluarga Penggugat berupaya mendamaikan dan menyelesaikan persoalan antara Penggugat dengan Tergugat, pihak kelurga Penggugat justru memaksa Tergugat untuk menceraikan PENGGUGAT, dan hal ini ditolak oleh Tergugat karena sejak semuala Tergugat tidak pernah ingin menceraikan Penggugat, oleh karena itu Tergugat memohon kepada Majelis Hakim untuk menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;