anjelo sebagai sumber utama nafkah utama keluarga...
TRANSCRIPT
i
ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH UTAMA
KELUARGA (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Ayis Rakasiwi
NIM : 21113035
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan
dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Ayis Rakasiwi
NIM : 21113035
Judul : ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH
KELUARGA (STUDI KASUS DI BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG)
dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan
dalam sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 4 April 2018
Pembimbing,
Heni Satar Nurhaida.S.H.,M.Si
NIP. 19701127 199903 2001
iii
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul:
ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH KELUARGA (STUDI
KASUS DI BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG)
Oleh:
Ayis Rakasiwi
NIM : 21113035
telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin, tanggal 9 Juli 2018,
dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
dalam hukum Islam
Dewan Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang : Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. ......................
Sekretaris Sidang : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.si. ....................
Penguji I : Dr.Ilyya Muhsin, M.Si. ......................
Penguji II : Sukron Ma‟Mun, S.Hi.,M.Si. ......................
Salatiga, 28 Mei 2018
Dekan Fakultas Syari‟ah
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.
NIP.19670115 199803 2 002
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ayis Rakasiwi
NIM : 21113035
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Fakultas : Syari‟ah
Judul Skripsi : ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH
KELUARGA (STUDI KASUS DI BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG)
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Mei 2018
Yang menyatakan
Ayis Rakasiwi
NIM: 21113035
v
MOTTO
A call of Pride, Passion, and Adventure. Be a part of greatness
( sebuah panggilan untuk Kebanggaan, Semangat, dan Petualangan. Jadilah
bagian dari sebuah kebesaran )
-ImamDarto (presenter)-
Life to Ride, Ride to Jannah
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-
Nya, shalawat serta salam senoga tetap tercurah kepada Rosulillah SAW,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Udin dan ibu Tukini yang selalu
memberikan semangat, dukungan, do‟a dan kasih sayang yang tak pernah
hentinya. Terimakasih Tuhan kau telah memberikan orang tua terhebat.
Kakak saya Yoga Giri Rakasiwi S.Pd yang selalu memberi semangat serta
doa dan dukunganya serta tak henti-hentinya untuk segera menyelesaikan
kuliah dan bersegera untuk memulai kehidupan yang lebih mandiri lagi
dan dengan hasil usaha saya sendiri.
Dosen pembimbing saya, ibu Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si., yang
dengan ikhlas dan sabar telah membimbing, mengarahkan serta
mencurahkan waktu dantempatnya sehingga skripsi ini terselesaikan.
Tak lupa Seluruh sahabat dan teman- teman seangkatan jurusan Ahwal
Al Syakhshiyyah dan juga teman-teman se angkatan 2013 se IAIN
SALATIGA lainya atas segala semangat dan hiburannya sehingga
membantu selama perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan.
Sahabat GGS crew (Apid, Dicky, Rudi, Hajir, Mahmud, Susanto, Saichu,
Samsul )yang telah berjuang, dan menghibur selama perkuliahan hingga
skripsi ini terselesaikan.
vii
Keluarga posko 8 ( Abidin, Beny, Esa, Lupita, Lailia, Herlina, Nadya,
Nia) yang telah belajar bersama tentang kehidupan bermasyarakat selama
masa KKN di dusun Konang, kecamatan Candi Mulyo,Magelang dan
berjuang bersama demi meraih gelar masing-masing
Dan juga rekan-rekan “Bikers Abal-Abal dan juga pak Isom” yang telah
membantu dan mengisi waktu luang untuk bermotoran dan juga
bertouring-touring ria, dan tengah berjuang bersama menyelesaikan
skripsi dan tugas akhir demi meraih gelar masing-masing.
Tak lupa teman-teman Kupang Dukuh Bersatu yang telah membantu
menghibur dan berbagi keluh kesah setiap harinya.
Serta rekan-rekan Dranken Monster ( Adly, Bhara, Donny, Hanip, Yudha
dan Satria, tak lupa Bayu yang telah berkeluarga ) yang telah berbagi
keluh kesah tentang kehidupan dan mengajarkan tentang arti sebuah
persahabatan yang semenjak masa SMA hingga saat ini.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohmanirohim
Alhamdulillahirobil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayahnya dan taufiq-Nya
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Anjelo Sebagai Sumber Utama Nafkah Keluarga ( studi kasus di
Bandungan kab.Semarang)” tanpa halangan berarti.
Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi Akhiruzaman, Nabi
Muhamad SAW, kepada keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa
dan menjadikannya suritauladan. Beliaulah visioner yang telah memberikan
spirit perjuangan kepada penulis dan semoga kita semua sebagai umatnya
mendapatkan syafaatnya min hadza ila yaumil qiyamah, Aamiin Ya
Robbal‟alamin
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah.
3. Dr. Ilyya Muhsin, S.HI.,M.Si., selaku Wakil Dekan Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Syariah.
4. Sukron Ma‟mun, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam.
ix
5. Heni Satar Nurhaida.S.H.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang
dengan ikhlas membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu
dan tenaganya sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Seluruh dosen dan staf IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya yang bermanfaat dan membantu selama perkuliahan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Kedua orang tua, kakak dan juga keluarga besar yang telah
memberikan dan mencurahkan semangat dan kemampuanya untuk
mendukung memenuhi keinginan penulis hingga saat ini. Tanpa
mereka mungkin karya ini tidak akan terselesaikan dan bahkan tak
akan pernah ada.
8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan dan seangkatan di Ahwal Al
Syakhshiyyah angkatan 2013 atas segala semangat dan hiburanya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kemampuan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,
serta pembaca pada umumnya. Aamiin.
Ambarawa, 4 April 2018
Ayis Rakasiwi
Nim : 211 13 03
x
ABSTRAK
Rakasiwi, Ayis. “ANJELO SEBAGAI SUMBER NAFKAH UTAMA KELUARGA
(Studi kasus di Bandungan Kabupaten Semarang)”. Skripsi Fakultas Syari’ah
Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing Heni Satar Nurhaida.S.H,.M.Si.
Kata Kunci: Anjelo, Sumber Nafkah Utama , Nafkah Keluarga.
Penelitian ini berusaha mengungkap problematika nafkah suami yang berasalkan
dari bekerja sebagai seorang Anjelo (Antar Jemput Lonte). Dalam penelitian ini
peneliti berusaha mengungkap bagaimana cara kerja seorang suami yang mencari
sumber nafkah yang halal. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah bagaimana aktifitas Anjelo di Bandungan ? Bagaimanakah
tinjauan hukum islam terhadap Anjelo sebagai sumber nafkah keluarga?
Melalui penelitian lapangan (field Resesearch) dengan pendekatan yuridis
sosiologis yang secara umum bersifat diskriptif, peneliti berusaha untuk
mengungkap dan fokus mendiskripsikan permasalahan diatas. Dengan metode
tersebut dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber sesuai dengan data
yang dibutuhkan. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga mencari sumber-
sumber yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Penelitian juga akan
mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Peneliti
juga akan menggunakan data serta dokumentasi yang ada. Dan untuk menguji
hasil temuan data tersebut maka peneliti akan menganalisis data dengan
menggunakan kerangka teoritik yang peneliti susun.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Anjelo adalah suatu pekerjaan yang cara
kerjanya mencarikan pengunjung karaoke untuk membantu mencarikan tempat
atau room yang akan digunakan untuk berkaraoke dan juga mencarikan pemandu
karaoke (PK) untuk mendampingi saat berkaraoke. Anjelo akan mendapatkan
uang tips karena membantu pengunjung dan mencarikan pemandu karaoke (PK),
dan juga mendapatkan uang tips dari pemandu karaoke (PK). Pada umumnya
hanya terlihat seperti tukang ojek konvensional biasa saja. Namun didalam
karaoke pengunjung dan pemandu karaoke (PK) biasanya juga memesan minum
minuman keras, dan kemudian mereka tak segan untuk berbuat cabul disana.
Sedangkan didalam Undang-Undang KHI (Kompilasi Hukum Islam) pada bab
XII tentang “Hak dan Kewajiban Suami Istri” pasal 77 ayat (3), serta dengan
hadist-hadist dari para sahabat semua melarang pekerjaan ini.Kemudian didukung
dengan KUHP pasal 296 dan telah ada akibat hukumnya.Dari syariat islam telah
menjelaskan bahwa mencari nafkah untuk keluarga adalah amalan yang mulia
menghasilkan suatu pahala. Dan seorang tidak akan memperoleh pahala kecuali
apabila amalan yang ia tunaikan sejalan dengan apa syariat islam. Selain tidak
mendapatkan pahala dan berkah, namun malah akan mendapatkan dosa apabila
menghiraukan peringatan ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ...............................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................viii
ABSTRAK ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .................................................................. 7
E. Penegasan Istilah ........................................................................ 7
F. Tinjuan Pustaka..........................................................................8
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian ......................................... 13
2. Sumber data ....................................................................... 14
3. Metode pengumpulan data ................................................. 15
4. Metode analisa data............................................................ 16
xii
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 17
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Keluarga ................................................................................... 19
B. Pengertian Tentang Nafkah ...................................................... 22
C. Macam-Macam Nafkah ........................................................... 28
1. Nafkah untuk keluarga ....................................................... 29
2. Nafkah anak untuk orang tua ............................................. 30
D. Sumber Nafkah Utama Keluarga ............................................. 35
E. Nafkah Dalam Keluarga..........................................................41
BAB III : HASIL PENELITIAN TERHADA ANJELO DI BANDUNGAN
A. Gambaran Umum Tentang Kecamatan Bandungan .................. 45
B. Sekilas Tentang Anjelo………………………………………..50
C. Profil Dari Para Pekerja Anjelo……………………………….54
BAB IV : PEMBAHASAN
A. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANJELO SEBAGAI
SUMBER UTAMA NAFKAH KELUARGA .......................... 67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT telah menciptakan manusia dengan memiliki fitrah untuk
salik berpasangan antara laki-laki dengan perempuan. Maka
dianjurkanlah untuk melakukan hubungan yaitu perkawinan sebagaimana
tercantum di dalam Kompilasi Hukum Islam ayat 2 yaitu pernikahan
merupakan akad yang sangat kuat atau miitsaaqon gholiidhan untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakanya merupakan ibadah.
Sedangkan didalam Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974
berbunyi pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan keutuhan yang
Maha Esa. Selain bertujuan untuk melaksanakan syariat dari Allah SWT
dan anjuran dari Rosullah SAW, perkawinan memiliki tujuan yakni untuk
beribadah kepada Allah serta untuk menjaga keturunan agar dapat
melanjutkan kelangsungan kehidupan dimasa yang telah ditentukan.
Selain adanya tujuan didalam pernikahan juga terdapat hak-hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh pasangan suami istri serta memiliki
hak dan kewajiban bersama ( Sabiq, 2006 : 39).
1. Hak-hak dan kewajiban istri atas suami yakni istri mengetahui
suamimya dengan penghormatan dan kemulian, melindungi suami
2
dari berbagai kesusahan dan kekacauan, mengikuti keinginanya serta
patuh dan ta‟at kepada suami (As-Subki, 2010 : 144).
2. Hak-Hak dan kewajiban suami atas istri yakni berprasangka baik
terhadap istri, melindungi istri dalam keaadaan apapun, memberikan
nafkah lahir maupun batin secara adil (As- Subki, 2010 : 173).
3. Hak-Hak dan kewajiban bersama yakni saling menghargai antara
suami dan istri, saling menjaga hubungan baik antara suami dengan
istri, serta istri tidak lalai bercampur tangan dalam hubungan seksual
suami istri (As-Subki, 2010 : 201).
Sedangkan didalam Kompilasi Hukum Islam pasal 80 ayat 2 salah satu
kewajiban suami atas istri yakni melindungi istrinya dan memberikan segala
sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Kewajiban suami salah satunya untuk menanggung nafkah keluarganya dan
mencakupi segala keperluan keluarganya.
Sebagaimana dalil yang tercantum dalam Al-qur‟an yaitu Q.s. An Nisa
ayat 19, 34 dan Q.s Al- Baqarah 233. Ayat-ayat tersebut menjelaskan
kewajiban suami atau ayah untuk menafkahi keluarganya dengan baik.Tak
hanya dalam surat dalam Al-qur‟an, Rosullah SAW memerintahkan kepada
seorang suami untuk memberikan nafkah istri dan anak-anaknya. Hadistnya
berbunyi “Bertaqwalah kepada Allah, dan menjaga istri-istrimudan jadikanlah
mereka amanat Allah. Kamu telah menikahi mereka kemudian kalimatullah.
Sesungguhnya mereka itu untukmu, tidak boleh seorang menggaulinya tidak
diizinkan masuk kerumahmu jika mereka berbuat demikian maka pukullah
3
(didiklah) dan kamu mempunyai kewajiban istri memberi nafkah dan pakaian
kepada mereka dengan baik”.
Namun terdapat hukum wajib yang mengatakan bahwa setiap orang yang
ditahan untuk hak dan manfaat lainya, maka nafkahnya atas orang yang
menahanya ini. Kaidah inilah yang dianut islam dengan syariat agung.
Seorang suami wajib menanggung nafkah istrinya dan bukan orang lain dan
ini berlakulah segala konsekuensinya secara spontanitas. Istri juga menjadi
tidak bebas lagi setelah dikukuhkannya ikatan tersebut, sehingga timbul
hikmah pernikahan dengan terjaga dan terhindarnya diri dari hal-hal yang
haram. Ada beberapa syariat yang menyebabkan nafkah menjadi wajib bagi
para ahli fiqh berpendapat yaitu jika :
1) Akad nikah sah.
2) Istri menyerahkan diri kepada suami.
3) Suami dapat berhubungan seksual denganya.
4) Tidak menolak ajakan, kecuali suami hendak mencelakai diri dan
hartanya tidak aman
Disamping adanya dalil dalil dan pendapat para ahli fiqh, Allah telah
memerintahkan suatu perkara melainkan perkara tersebut pasti dicintainya
dan memiliki keutamaan disisi-Nya, serta membawa kebaikan bagi para
hamba. Termasuk dalam pemberian nafkah bagi para keluarganya. Nafkah
mempunyai arti sesuatu yang bersirkulasi karena dibagi atau diberikan
kepada orang dan membuat kehidupan orang orang yang mendapakanya
tersebut berjalan lancar karena dibagi maupun diberikan, maka nafkahn
4
tersebut secara fisik habis atau hilang dari pemiliknya. Sedangkan secara
terminologi nafkah adalah segala sesuatu yang wajib diberikan berupa harta
untuk mematuhi agar dapat bertahan hidup. Dengan demikian hal ini yang
termasuk didalam nafkah adalah sandang, pangan, papan. Kewajiban tentang
pemberian nafkah terjadi terjadi pada tiga tempat dan bab yaitu : Istri dengan
sebab perkawinannya, kerabat seketurunannya (nasab), hamba ataupun orang
lainya sebab dibawah penguasaan. Kewajiban disebabkan perkawinan
merupakan dasar pertama dan lebih utama dari pada sebab dibawah
penguasan. Keutamaan kewajiban karena nasab berurutan secara hirarki dari
yang paling dekat sampai seterusnya.
Begitu penting tentang pemberian nafkah untuk keluarga bagi para suami
membuat mereka harus bekerja untuk memberi nafkah kepada keluarganya.
Dari yang bekerja serabutan hingga pekerjaan menjadi seorang manager
dalam sebuah perusahaan dilakukan. Dalam pemberian nafkah ini seharusnya
seorang pencari nafkah (suami) seharusnya harus mengetahui tentang
pekerjaan dan sumber harta mereka yang didapatkan. Pekerjaan yang
dilakukan itu seorang suami baiknya pekerjaan yang baik, serta sumber
hartanya pun sebaiknya diketahui tentang halal tidaknya sumberharta yang
mereka dapatkan.
Semakin maju dan berkembangnya dunia, hal ini membuat semakin
berkembanya pula kebutuhan hidup sehari-hari, sebagaimana perubahan
persepektif tentang nafkah. Mereka para pencari nafkah (suami) rela
5
melakukan pekerjaan apa saja asalkan kewajiban tentang pemberian nafkah
terhadap keluarganya terpenuhi. Sebagaimana yang terjadi didaerah
Bandungan kabupaten Semarang. Bandungan terkenal sebagai daerah yang
memiliki udara yang sejuk hal ini sangat cocok untuk bidang pertanian, selain
untuk sektor bidang pertanian Bandungan sangat cocok untuk bidang wisata
keluarga. Maka didirikanlah pondok-pondok keluarga, hotel-hotel hingga
villa. Tak hanya itu didaerah ini (Bandungan) juga terdapat karaoke-karaoke
yang bersistem keluarga hingga yang plus-plus. Dikatakan plus-plus karena
karaoke ini menyediakan para pemandu karaoke atau (PK) warga sekitar
menyebutnya. Dan karena pekerjaan sebagai seorang pemandu lagu ini
dilakukan pada malam hari maka mereka tidak mungkin berangkat ke tempat
karaoke sendirian dengan pakaian dan make up yang sedemkian rupa berjalan
atau berangkat sendirian ke tempat karaoke.
Hal ini lah yang membuat muncul lapangan pekerjaan baru pekerjaan
yang bertugas sebagai tukang antar jemput pemandu lagu, ataupun
mencarikan para tamu untuk dicarikan pemandu jika stok pemandu karaoke
(PK) ini telah terpakai semua. Tukang ojek ini dinamakan Anjelo atau PTL
dan sebagainya, hampir disetiap daerah lokalisasi berbeda mempunyai julukan
sendiri untuk para pekerja antar jemput dan mencarikan pemandu lagu ini.
Namun untuk daerah Bandungan sendiri lebih terkenal dengan PTL atau
Anjelo (Antar Jemput Lonte atau pemandu lagu). Mereka melakukan
pekerjaan ini semata mata untuk memenuhi kewajiban seorang suami dalam
pemberian nafkah untuk keluarganya. Para pekerja sebagai Anjelo ini
6
sebagian besar adalah penduduk Bandungan dan sekitarnya. Dari sinilah
muncul sebuah rumusan masalah untuk penelitian yang berjudul Anjelo
Sebagai Sumber Utama Nafkah Keluarga dalam Persepektif Hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus permasalahan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana aktifitas Anjelo di Bandungan ?
2. Bagaimanakah tinjauan Hukum Islam terhadap Anjelo sebagai sumber
nafkah utama keluarga ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil dari rumusan masalah penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana aktifitas Anjelo di Bandungan.
2. Untuk mengetahui tinjauanHukum Islam terhadap Anjelo sebagai sumber
nafkah utama keluarga.
D. Kegunaan Penelitian
Didalam penelitian ini mempunyai 2 macam kegunaan, yaitu :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
memperkaya khazanah Hukum Keluarga Islam.
7
2. Praktis
Didalam Penelitian ini, peneliti memberikan pemahaman untuk
para Anjelo, Pemandu Karaoke, masyarakat sekitar, maupun pihak-pihak
yang terlibat didalamnya agar dapat memahami pentingnya sumber
nafkah halal untuk keluarganya. Diharapkan nantinya akan berimbas
kepada masa keluarganya.
E. Penegasan Istilah
Agar terdapat kejelasan pengertian dalam penelitian ini nantinya dan
supaya terhindar dari kerancauan atau kesalahan penafsiran istilah digunakan
dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan dan
penegasan istilah sebagai berikut :
1. Anjelo adalah sebuah istilah yang umum digunakan bahkan lebih
sering digunakan orang-orang sekitaran tempat lokalisasi untuk
menyebut seorang ojek yang mengantar jemput pemandu karaoke
(PK) dan mencarikan pengunjung PK atau wanita tuna susila. Anjelo
adalah kepanjangan dari Antar Jemput Lonte.
2. Sumber Nafkah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah belanja untuk hidup; (uang) pendapatan. Pengertian nafkah
dalam judul ini adalah sebagai penghasilan. Penghasilan yang
digunakan untuk menghidupi, membiyayai hidup keluarga.
3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Didalam judul ini
8
keluarga diartikan dalam ruang lingkup ayah, ibu, anak, adik hingga
kakek dan nenek. Keluarga ini sendiri sebagai obyek untuk
dipenuhinya nafkah bagi pelaku Anjelo.
F. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, banyak
diuntungkan dalam beberapa penelitian dengan kata kunci pencarian nafkah
keluarga perspektif Hukum Islam, diantaranya penelitian penelitian tersebut
yang hampir mirip dengan penelitian yang penyusun tulis adalah sebagai
berikut :
1. Skripsi karya Hasbi (2017) yang berjudul “Hukum Memberi Nafkah
Dari Hasil Mengemis”. Keluarga adalah sebuah ikatan yang dimiliki
oleh seseorang dalam hidupnya. Ikatan keluarga terbina dengan
adanya hubungan darah, hubungan perkawinan dan hubungan
persaudaraan yang timbul oleh keduanya. Sebagai keluarga dalam
suami yang mencarikan kepada keluarga. Nafkah terdsebut diberikan
berupa nafkah yang halal dan didapatkan dengan cara yang
halaldiantaranya bukan dari meminta-minta (mengemis). Namun
dalam fenomena di masyarakat, banyak orang Banda Aceh yang
berprofesi sebagai pengemis,padahal masih sehat dan kuat fisiknya.
Hal ini dilihat di lapangan dan adanya beberapa himbauan yang
dikeluarkan oleh Pemkot Banda Aceh terkait pengemis. Untuk itu,
tujuan penelitian ini adalah hukum memberikan nafkah keluarga dari
hasil mengemis. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti
9
menggunakan penelitian normatif yaitu suatu metode yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder sesuai dengan
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data dianalisis dengan
menggunakan metode diskriptif-analisis, yaitu menjelaskan secara
umum mengenai konsep hukum memberikan nafkah kepada keluarga
dari hasil mengemis. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menurut hukum islam, Undang – Undang dan peraturan yang berlaku
diIndonesia. Kegiatan mengemis adalah kegiatan yang dilarang dan
tidak baik untuk dilakukan. Namun, pada salah satu hadist
diperbolehkan mengemis yaitu dengan tiga kriteria yaitu : (1) Ketika
seseorang menanggung beban diyat (denda) atau pelunasan hutang
dengan orang lain, (2) Ketika seseorang ditimpa musibah yang
menghabiskan seluruh hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia
mendapatkan sandaran hidupdan, (3) Ketika seseorang tertimpa
kefakiran yang sangat berat. Setiap manusia apalagi sebagai kepala
keluarga, hendaknya mencari nafkah yang halal untuk menghidupi
keluarganya. Nafkah yang diberikan kepada keluarga dari hasil
mengemis sedangkan dirinya masih sanggup bekerja adalah haram.
Adapun hasil mengemis yang bisa dikatakan halal apabila ia memang
benar-benar terdesak untuk menanggung keperluan hidupnya namun
harus mencari pekerjaan untuk tidak mengemis selamanya.
2. Skripsi karya Sri (2014) yang berjudul “ Pengaruh Istri Sebagai
Pencari Nafkah Utama Terhadap Kehidupan Berumah Tangga Dalam
10
Perspektif Hukum Islam (studi kasus di dusun Jolopo, DesaBanjarsari,
Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung). Keharmonisan
rumah tangga tak bisa dilepaskan dari kesederhanaan suami dan istri
dalam memahami hak dan kewajiban masing-masing. Suami
mempunyai kewajiban untuk memenuhi nafkah keluarga sedangkan
istri mempunyai kewajiban utama mengatur rumah tangga dengan
sebaik-baiknya. Hal ini bukan berarti istri tidak boleh bekerja karena
islam tak melarang perempuan untuk belajar maupun bekerja selama
wanita itu membutuhkan atau pekerjaan tersebut,membutuhkanya dan
dapat memelihara kehormatan diri.Realitas dalam kehidupan saat ini
jarang dijumpai seorang istri sebagai pencari nafkah utama. Istri
sebagai pencari nafkah utama menjadikan seorang istri berperan
ganda, bahkan peran utama sebagai ibu rumah tangga terlupakan dan
terabaikan karena kesibukan dalam mencari nafkah sehingga memberi
pengaruh terhadap kehidupan berumah tangga.
Fenomena istri sebagai pencari nafkah utama dijumpai di dusun
Jolopo, desa Banjarsari kecamatanNgadirejo, kabupaten Temanggung.
Istri sebagai pencari nafkah utama dalam kehidupan berumah tangga,
disebabkan karena suami kurang bertanggung jawab terhadap
keluarga. Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang difokuskan
rumahtangga, kemudian bagaimana pengaruh istri sebagai pencari
nafkah utama terhadap kehidupan berumah tangga dalam perspektif
hukum islam.
11
Penelitian ini merupakan Field Research atau penelitian
lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di dusun Jolopo, desa
Banjarsari, kecamatan Ngadirejo, kabupaten Temanggung. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah tempat keluarga
yang istrinya berperan sebagai pencari nafkah utama. Penelitian ini
bersifat diskriptif analisis yang mana penulis mendeskripsikan
menceritakan kehidupan menganalisa pengaruhnya terhadap
kehidupan rumah tangga dalam persepektif hukum islam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa istri sebagai pencari
nafkah utama memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap
kehidupan rumah tangga. Pengaruh positif istri sebagai pencari
sumber nafkah utama yaitu menjadikan perekonomian rumah tangga
menjadilebih baik. Pengaruh negatifnya, kewajiban sebagai ibu rumah
tangga menjadi terabaikan diantaranya yaitu, istri menjadi kurang taat
kepada suami, istri kurang menjaga kehormatan diri, kebutuhan
seksualitas suami istri menjadi tidak terpenuhi dan pekerjaan rumah
tangga terabaikan. Dalam perspektif hukum islam wajibnya
memperhitungkan seberapa besar dan kepentingan ketika tidak
menghindarkan sesuatu dalam kerugiaan. Istri sebagai pencari nafkah
utama dalam subjek penelitian ini menimbulkan pengaruh negatif
yang lebih besar daripada pengaruh positifnya, sehingga hal ini tidak
sesuai dengan hukum islam.
12
3. Skripsi karya Muhammad Sasidin (2016) dengan judul “ Peran Istri
Sebagai Pencari Nafkah Utama Dalam Keluarga Di Desa Danyang
Kabupaten Ponorogo (Telaah Kompilasi Hukum Islam dan Counter
Legal Draft-KHI). Permasalahan yang komplek dalam kehidupan
masyarakat modern sekarang ini telah menyebabkan terjadinya
banyak perubahan fungsi dan peran dalam tatanan masyarakat,
khususnya dalam kehidupan rumah tangga. Masalah ekonomi
keluarga misalnya, karena tuntutan pemenuhan kebutuhan rumah
tangga serta tidak mampunya suami memberikan nafkah keluarga
menyebabkan banyak istri yang bekerja, baik di dalam maupun luar
negri. Tanah yang kurang subur serta minimnya lahan pekerjaan di
desa tersebut telah menyebabkan penduduknya banyak yang bekerja
diluar negri, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menyebabkan
terjadinya keterbalikan peran dan fungsi dalam rumah tangga, dimana
istri bekerja mencari nafkah keluarga sedangkan suami mengurus
rumah tangga.
Adapun hasil hasil dari analisis yang penyusun lakukan adalah
pada dasarnya istri bekerja itu hukumnya boleh, tetapi untuk kasus
yang ada di desa kaidah fiqhiyah yang mengatakan meninggalkan
kemafsadatan lebih diutamakan dari pada mendatangkan
kemaslahatan, sesuai dengan penelitian penyusun bahwasanya bekerja
menimbulkan mudarat diantaranya adalah ketidakjelasan kedudukan
istri, ketimpangan peran hak seksualitas suami istri tidak terpenuhi
13
dengan baik, anak kurang diperhatikan. Maka dengan demikian sesuai
dengan kaidah tersebut istri lebih utama dirumah, sehingga tujuan dari
pernikahan terwujud yaitu membina keluarga yang sakinah
mawwadah dan rahmah.
Berdasarkan penulusuran pustaka yang telah dilakukan
mengenai pencarian nafkah utama keluarga dalam perspektif hukum
islam yang telah dibahas oleh sejumlah penulis. Namun diantara
mereka belum ada yang memfokuskan tentang Anjelo sebagai sumber
utama nafkah keluarga dalam perspektif hukum islam.
G. Metedologi Penelitian
Metodologi Penelitian merupakan tindakan yang dapat membantu
terlaksananya penelitian dengan hasil yang lebih baik.
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
Research) dengan pendekatan yuridis sosiologis yang secara
umum bersifat diskriptif. Dimaksudkan melalui pendekatan
yuridis sosiologis dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
yang nyata dengan memberikan data yang akurat tentang objek
yang akan diteliti.
14
2. Sumber data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber asli
yang memuat informasi atau data dari responden
(Amirin,1990:132). Dalam hal ini yang akan penulis lakukan
dalam penelitianini mendapatkan keterangan para Anjelo (PTL)
atau tukang ojek pelaku prostitusi di sekitaran tempat lokalisasi
Bandungan, kabupaten Semarang.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peulis dari subjek penelitianya dalam
format dokumentasi (Azwar, 2007:91). Metode dokumentasi
dengan menelusuri para pekerja Anjelo ini bekerja dan menurut
sumber para penumpang ojek Anjelo ini.
3. Metode pengumpulan data
Adapun cara penulis dalam menggunakan data adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2013:145) mengemukakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatun
proses yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua
diantara proses yang terpenting adalah proses pengamatan dan
proses ingatan.
15
Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan jalan
pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Dalam
metode ini penulis menggunakan langkah awal untuk mengetahui
kondisi objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap
cara kerja Anjelo dalam mencari sumber nafkah yang halal
dengan melihat, memperhatikan, mendengar, atau sebagainya
tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalah yang
diteliti dengan demikian penelitian ini menggunakan cara
pengamatan di lokalisasi Bandungan tepatnya di karaoke Number
One, mengamati dan mengingat tentang sistem kerja para Anjelo
disana. Penulis
b. Wawancara
Metode wawancara yaitu metode yang dipergunakan dalam
penelitian dengan cara dialog yang dilakukan oleh pelaku sebagai
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 1998:145). Adapun metode wawancara yang dilakukan
dengan tanya jawab secara lisan mengenai masalah masalah yang
ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan
yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam metode ini penulis
mewawancarai Anjelo sebagai narasumbernya yaitu RN alias
pam-pam, AD alias kovet, dan juga bapak KY. karena Anjelo
sebagai informan guna mendapatkan informasi. Disini penulis
16
mewawancarai 3 pelaku Anjelo guna mendapatkan data dari
mereka.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiono (2013:240) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya karya monumental dari seorang. Sedangkan menurut
Arikunto (1998:236) dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku-buku,
surat kabar, majalah, prasasti notulen-notulen, lengger, agenda,
dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi yang akan
ditampilkan oleh penulis bila diperbolehkan nantinya adalah
struktur organisasi ojek disekitaran lokalisasi Bandungan dengan
julukan nama yang terkenal Anjelo (PTL) dan kartu anggota.
4. Metode Analisi Data
Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa agar
diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisaan data
tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu, analisa untuk
meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk
uraian (Moeloeng,2011: 288).
Dalam metode ini penulis akan mengolah data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan mengamati dari sumber-sumber lain agar
lebih mengetahui lebih dalam tentang pekerjaan Anjelo ini.
17
H. Sitematika Penulisan
Untuk memberikan kejelasan dan ketepatan pembahasan dalam
menyusun sistematika penulisan penelitian yang terdiri atas 5 (lima) bab
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan
istilah, tinjauanpustaka, metedologi penelitian, dan
sistematikapenulisan.
Bab II : Landasan teori yang terdiri dari pengertian tentang
pengertian keluarga, pengertian nafkah, macam-macam
nafkah, sumber nafkah keluarga, nafkah dalam keluarga.
Bab III : Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum tentang
kecamatan Bandungan, sekilas tentang Anjelo, profil dari
para Anjelo (hasil wawancara).
Bab IV : Mengalisis tentang bagaimana tinjauan Hukum Islam
terhadap Anjelo sebagai sumber utama nafkah keluarga dan
juga tinjauan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia.
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari
peneliti, kesimpulan tersebut berisi tentang cara kerja
Anjelo di Bandungan dan pekerjaan sebagai seorang Anjelo
menurut Undang-Undang (KHI dan KUHP), berikutnya
adalah saran-saran dari peneliti.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keluarga
Dalam sejumlah kamus Bahasa Indonesia atau Melayu keluarga
diartikan dengan sanak saudara; kaum kerabat dan kaum saudaramara.
Juga digunakan untuk pengertian : seisi rumah; anak; bin; ibu; bapak dan
anak-anaknya. Meliputi orang seisirumah yang menjadi tanggungan.
Dalam KBBI diterangkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah
orang yang menjadi tanggungan dan menetap satu rumah dengan dirinya.
Artinya, ada yang dimaksud dengan keluarga atau saudara kandung,
saudara sepupu, dan saudara tiri.
Sedangkan menurut Undang-Undang 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Perkependudukan dan Pembangunan Keluarga, pada bab 1
pasal 1 ayat (6) berbunyi keluarga adalah unit terkecil didalam
masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedetail itu keluarga telah diatur didalam
udang-undang, maka keluarga mempunyai peran yang sangat penting bagi
kehidupan anggotanya. Setiap anggota keluarga mempunyai tugas, hak
dan kewajiban masing-masingyang berguna bagi keharmonisan dalam
keluarga tersebut.
Kemudian didalam buku yang berjudul Bimbingan Keluarga dan
Wanita Islam mengungkapkan Rahasia Isu Emansipasi karya Husain „Ali
Turkamani (1992:30) terjemahan dari buku “The Center of Stabilly”
19
menjelaskan yang dimaksud keluarga adalah unit dasar unsur
fundamental masyarakat, yang dengan itu kekuatan – kekuatan yang tertib
dalam komunitas sosial dirancang dalam masyarakat. Perpaduan mental
dan spiritual antara pria dan wanita membentuk sebuah organisasi ini
adalah menegakkan keadilan dan menciptakan peradaban. Pengertian
keluarga menurut etimologi berasal dari dua kata yakni ”Kawulan dan
Warga”, kawulan berarti hamba dan warga berarti anggota. Sedangkan
menurut terminologi keluarga adalah satu kesatuan (unit) dimana
anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dari tujuan
unit tersebut.
Keluarga juga terdiri dari beberapa pengertian lain menurut keluarga
adalah lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga
juga berfungsi sebagai transmeter budaya atau mediator sosial
anak(Herlock,1999:220).
Menurut Sayekti, keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
atau seseorang perempuan yang sudah sendirian atau tanpa anak-anak,
baik anak sendiri atau anak adopsi, dan tinggal dalam rumah tangga
(Ulfatmi, 2011:19).
Keluarga merupakan suatu unit, terdiri dari beberapa orang masing-
masing mempunyai kedudukan dan peranan tertentu. Keluarga itu dibina
oleh sepasang suami dan istri yang telah sepakat untuk mengarungi hidup
bersama dengan tulus dan setia, didasari keyakinan yang dikukuhkan
20
melalui perkawinan, dipateri dengan kasih sayang, ditujukan untuk saling
melengkapi dan meningkatakan diri dalam menuju ridha Allah SWT.
Didalam kamus Arab-Indonesia keluarga diterjemahkan oleh (Mahmud
Yunus,2007:52).
Sedangkan keluarga secara istilah adalah masyarakat terkecil
sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai sumber
intinya berikut anak-anaknya yang lahir karena mereka. Jadi setidak-
tidaknya keluarga adalah pasangan suami istri, baik mempunyai anak atau
tidak mempunyai anak (Erwin Nofianto,2001:34-35).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Peranankeluarga, menggambarkan seperangkat perilaku internasional,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.bagi peranan
yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Ayah : Mempunyai peran sebagai suami dari istri, berperan sebagai‟
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Ibu : Mempunyai peran sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
21
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu
juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.
3. Anak : Mempunyai peranan sebagai anak-anak melaksanakan peranan
psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembanganya, baik fisik,
mental, sosial dan spiritual (Departemen Kesehatan RI ,1988).
B. Pengertian Tentang Nafkah
Nafkah adalah kata yang diadopsi dari dari bahasa arab yang
memiliki arti sesuai konteks kalimat yang menggunakanya. Nafkah
adalah bentuk kata kerja nafaqa yang sering disamakan pengertianya
dengan nafada, nadama,zahaba. Kata-kata tersebut memiliki kesamaan
dalam segi pengerttianya, yaitu sama-sama menunjukan keberpindahan
suatu hal ke hal yang lain. Kata madayang berarti berlalu atau lewat dan
zahaba yang berarti pergi, serta kharajayang berarti keluar, sama-sama
merujuk pengertian perpindahan dari satu tempat ke tempat atau situasi
yang lain. Kata nafada yang berarti habis, juga menunjuk perpindahan
dan perubahan sesuatu dari yang semula ada tidak ada.
Maka nafkah sebagai kata dasar atau kata bendanya, akan mempunyai
arti sesuatu yang dipindahkan atau dialihkan dan dikeluarkan untuk suatu
hal dan tujuan tertentu. Kata nafaqa atau infaq hanya dipergunakan untuk
pengertian positif (Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syantha
Dimyanthi:40).
22
Keberadaan hukum nafkah dengan demikian adalah akibat dari
adanya sebuah beban tanggung jawab (zaimah). Oleh karena itu, sebagian
fuqaha mengibaratkan karatestik hukum nafkah seperti kataristik hukum
kufarat yang menjadi sebuah kewajiban sabagai akibat dari adanya beban
pertanggung jawaban atas sebuah perbuatan. Selain kesamaan tersebut,
hukum nafkah juga memiliki tingkatan-tingkatan besaran kewajiban
menyesuaikan kemampuan pihak yang berkewajiban nafkah. sebagai
kufarat yang menentukan pula tingkatan besaran kewjiban menyesuaikan
perbuatan apa yang terjadi penyebabnya (Zakarriya Al-anshari:200).
Dalam Alquran terdapat kewajiban nafkah atas suami terhadap
istrinya. Nafkah hanya diwajibkan atas suami, karena tuntunan akad nikah
dan karena keberlangsungan bersenang-senang sebagaimana istri wajib
taat kepada suami selalu menyertainya, mengatur rumah tangga mendidik
anak-anaknya. Ia tertahan untuk melaksanakan haknya, “setiap orang
tertahan untuk hak oranng lain dan memanfaatnya, maka nafkahnya atas
orang yang menahanya. Allah telah berfirman :
23
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan(QS. Al-Baqarah (2) : 233)”.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda , “Ada tiga golongan
utama yang akan masuk surga dan tiga golongan utama yang akan
masuk neraka. Adapun tiga golongan yang akan masuk surga adalah
syahid (yang gugur dan berperang dijalan Allah), hamba yang saleh,
dan mau memperbaiki ibadah tuanya dan orang yang mampu
menjaga kesucian dirinya dan orang lain serta memberi nafkah
24
keluarganya. Sedangkan tiga golongan utama yang akan masuk
neraka adalah tiran (penguasa zalim), orang kaya yang tidak
memberikan hak Allah dalam hartanya, dan orang miskin yang
sombong” (HR Turmudzi).
Dari Sa‟ad bin Abi Waqas r.a, Rasulullah berkata
kepadanya, “Hendaklah engkau menafkahkan hartamu untuk mencari
ridha Allah niscaya engkau diberi pahala atas apa yang masuk
kedalam mulut istrimu” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu mas‟ud Al-Badri r.a., Rasulullah bersabda,
“Apabila seorang lelaki telah memberi nafkah kepada keluarganya
dan ia mengharap ridha Allah, maka ia telah berbuat satu kebaikan”
(HR Bukhari dan Muslim).
Al Hafizh Ibnul Hajar Al Aslqalani berkata,“Memberi nafkah
kepada keluarga merupakan perkara wajib atas suami”. Syari‟at
menyebutnya sebagai sedekah, untuk menghindari anggapan bahwa para
suami telah menunaikan kewajiban mereka (memberi nafkah) tidak akan
mendapatkan balasan apa yang diberikan bagi orang yang bersedekah.
Oleh sedekah (yang berhak mendapatkan pahala). Sehingga tidak
memberikan sedekah kepada selain keluarga mereka, sebagai pendorong
untuk lebih mengutamakan sedekah yang wajib mereka keluarkan (Yakni
nafkah kepada keluarga) dari sedekah yang sunnat.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist yang disampaikan oleh
Rosulullah SAW. Pada Haji Wada‟ :Takwalah kamu sekalian kepada
25
Allah SWT, dalam mempergauli istrimu, karena kemu menikahi mereka
atas nama Allah dan halal bagimu “kesucian” mereka atas nama Allah.
Dan kamu wajib menjaga mereka agar tidak menyimpang karena kamu
pasti membencinya. Jika kemudahan istrimu melakukan penyelewengan,
pukullah ia dengan pukulan yang tidak melukai namun begitu tetap ada
kewajiban bagimu untuk memberinya nafkah dan pakaian dengan cara
yang ma’aruf(baik).
Satu hal juga yang tidak kalah penting untuk diingat, bahwa suami
wajib memberikan nafkah dari rezeki yang halal. Jangan sekali-kali
memberi nafkah dari jalan yang haram, karena setiap daging yang tumbuh
dari barang yang haram berhak mendapatkan api neraka. Sang suami akan
dimintai pertanggung jawaban tentang nafkah yang diberikan kepada
keluarganya.
Menurut Kompilasi Hukum Islam pada bab XII yang mengantur
tentang “Hak dan Kewajiban Suami Istri” bagian ketiga pada pasal 80
ayat (1-4) terutamanya di dalam ayat (4) yang berbunyi “ sesuai nafkah
dengan penghasilanya suami menanggung :
1. Nafkah, kiswah dan tempat tinggal bagi isteri;
2. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi
isteri dan anak;
3. Biaya pendidikan bagi anak.
Jadi tegaslah bahwasanya membelanjakan sebagian harta untuk
menafkahi istri dan keluarganya adalah merupakan suatu kewajiban
26
mutlak bagi suami dan sekaligus sebagai hak istri dan suami. Adapun
beberapa dan bagaimana suami memberikan nafkah kepada istrinya
adalah dengan cara yang ma‟aruf (Aqil,tt:53).
Ukuran bil ma‟aruf adalah ukuran tahu sama tahu, bukan takaran
yang pasti. Istri sejatinya tahu akan kempuan suami dalam memberikan
nafkah. Tidak sepatutnya istri menuntut nafkah melebihi kesanggupan
suami. Begitupun suami hendak ia bersikap bijak dalam memberikan
nafkah, bijak dalam arti tidak kikir dan tidak boros, tapi pertengahan
antara keduanya.
Bil ma‟aruf juga berarti keharusan mendapat rezeki yang halal, baik
zat maupun „aradhi. Kehalalan ini sangat penting bagi pembentukan
keluarga sakinah (Al Farisi, 2008:66). Karena itu para ulama menetapkan
hukum melakukan “muayarah bil ma‟aruf” sebagai kewajiban yang harus
dilakukan oleh para suami agar mendapatkan kebaikan dalam rumah
tangganya perlu mendalami tabiat perempuan secara umum dan tabi‟at.
C. Macam - macam Nafkah
Suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan keluarganya.
Karena suami sebagai kepala keluarga sehingga beban ini diwajibkan
untuk sang suami, walaupun di kehidupan nyatanya banyak juga istri
yang ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Kepada istri,
nafkah yang wajib diberikan oleh suami terdiri dari atas dua macam,
yakni nafkah lahiriyah dan nafkah batiniyah.
27
Dalam hal nafkah batiniyah seorang suami wajib memenuhi
kebutuhan biologis istrinya secara penuh dengan cara-cara yang ma‟aruf
serta mempertimbangkan norma-norma kesopanan. Sehingga nantinya
diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang shalih/shalihah. Sedangkan
nafkah lahiriyah, suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya berupa
sandang, pangan dan papan yang kadarnya disesuaikan dengan tingkat
kemampuanya, artinya besarnya nafkah yang wajib diberikan oleh suami
kepada istrinya adalah dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga secara
wajar, yaitu tidak kurang dan tidak berlebihan. Dimana tingkat
kewajaranya bagi satu keluarga dengan keluarga yang lain akan berbeda-
beda.
Satu hal yang harus lebih diperhatikan olehsuami adalah bahwa suami
yang baik akan selalu berusaha melakukan hal-hal yang membahagiakan
bagi anak dan istrinya. Ia akan selalu mengutamakan nafkah keluarga
dalam membelanjakan hartanya diatas kepentingan-kepentingan lainya
(Kauma, 2003:85-86).
Sedangkan untuk pemberianya, nafkah sendiri terbagi atas dua
kategori penerimanya yaitu :
1. Nafkah Untuk Keluarga
Hubungan keluarga perkawinan menimbulkan kewajiban nafkah
atas suami untuk istri dan anak-anaknya. Dalam hubungan ini Al
Qur‟an Surat Al-Baqarah : 233 mengajarkan bahwa seorang suami
(ayah) berkewajiban memberikan memberikan nafkah bagi
28
keluarganya yang terdiri dari seorang ibu beserta anak-anaknya.
Seorang ayah (suami) diwajibkan jangan sampai keluarganya
menderita kesengsaraanya karena istri (ibu) beserta anak-anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian.
Didalam kandungan Ayat-Ayat Al-Qur‟an yang mewajibkan anak
agar berbuat baik terhadap orang tuanya, seperti pada ayat 23 surat
Al-Isra‟, ayat 15 surat Luqman, dan sebagainya menunjuk kepada
adanya anak untuk memberi nafkah kepada orang tuanya apabila
memerlukan.Dalam kandungan surat ayat-ayat Alqur‟an yang
berisikan tentang kewajiban nafkah telah adanya ketentuan bahwa
orang tua (dalam hal ini terutama) berkewajiban mencukupkan nafkah
hidup anak-anaknya apabila mereka memerlukan, demikian pula anak
berkewajiban mencakupkan nafkah ibu bapaknya apabila mereka
memerlukanya, tanpa memerhatikan agama yang dianutnya apakah
sama berlainan.Kecuali kita peroleh pula ketentuan bahwa setiap
kerabat mempunyai hak waris kerabat lain berkewajiban memberi
nafkah apabila memerlukan.
2. Nafkah Anak untuk Orangtua
Undang–Undang perkawina Nomor 1 tahun 1974 mengatur
kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya, tercantum didalam bab
X tentang Hak dan Kewajiban Antara Orang Tua dan Anak.
Sedangkan didakam pasal 45 Undang-Undang menentukan:
29
A. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak
meraka sebaik-baiknya.
B. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
beerlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri,
kewajiban mana berlaku terus-menerus meskipun perkawinan
antara kedua orang tua putus. Didalam Undang-Undang tidak
menegaskan tentang siapa yang dibebani nafkah pemeliharaan
dan pendidikan anak. Dalam hal ini dikembalikan kembali
kepada ketentuan Undang-Undang pasal 31 ayat (3) yang
menegaskan bahwa suami adalah kepala keluarga dan istri ibu
rumah tangga, dilanjutkan dengan ketentuan pasal 34 ayat (1)
yang menyatakan bahwa suami wajib melindungi istrinya dan
memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga
sesuai dengan kemampuan-kemampuanya. Dengan demikian
undang-undang menentukan juga bahwa yang dibebani
nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak adalah suami
(bapak dari anak).
Sedangkan nafkah orang tua diatur dalam undang-undang
pasal 46 yang menegaskan :
1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendaan
mereka yang baik.
30
2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut
kemampuanya, orang tua dan keluarga dalam garis lurus ke
atas, bila mereka memerlukan bantuan.
Ketentuan ayat (1) pasal 46 tersebut berjalan benar dengan ajaran
islam yang memerintahkan anak untuk berbuat baik kepada orang
tuanya. Berbuat baik itu mencakup kewajiban memelihara seperti
yang ditentukan pada ayat (2) berikutnya, dan ini pun paralel dengan
ketentuan hukum islam. Nafkah keluarga dalam garis mendatar tidak
disinggung dalam undang-undang, yang dalam hukum islam
ditentukan.
Ketentuan Nafkah Untuk Anak. Ayah berkewajiban untuk
memberi nafkah kepada anak-anaknya. Kewajiban ayah ini
memerlukan syarat-syarat sebagai berikut :
a) Anak - anak membutuhkan nafkah (fakir) dan tidak mampu
bekerja; anak dipandang tidak mampu bekerja apabila masih
kanak-kanak atau telah lebih besar tetapi tidak mendapatkan
pekerjaan atau perempuan.
b) Ayah berkemampuan harta dan berkuasa memberi nafkah, baik
karena memang mempunyai pekerjaan yang menghasilkan atau
berkekayaan yang menjadi tiang hidupnya.
Atas dasar adanya syarat-syarat tersebut, apabila anak yang fakir
telah sampai pada umur mampu bekerja, meskipun belum baligh, dan
31
tidak ada halangan apapun untuk bekerja, maka gugurlah kewajiban
ayah untuk memberi nafkah kepada anak.
Berbeda halnya apabila anak yang telah mencapai umur dapat
bekerja itu terhalang untuk berkerja disebabkan sakit atau kelemahan-
kelemahan lain, maka ayah tetap bekewajiban memberikan nafkah
untuk anaknya itu.
Bagi anak perempuan, kewajiban ayah memberikan nafkah
kepadanya berlangsung sampai ia kawin, kecuali apabila anak telah
mempunyai pekerjaan yang dapat menjadi tiang hidupnya, tetapi
tidak boleh dipaksa untuk bekerja mencari nafkah sendiri. Apabila ia
telah kawin, maka nafkahnya menjadi kewajiban suami apabila
suaminya meninggal dan tidak mendapat warisan yang cukup untuk
nafkah hidupnya, maka ayahnya berkewajiban lagi memberi nafkah
kepadanya seperti pada waktu belum kawin.
Apabila ayah dalam keadaan fakir, tetapi mampu bekerja dan
benar-benar telah bekerja, tetapi penghasilanya tidak mencukupi,
kewajiban memberi nafkah kepada anak-anaknya itu tetap, tidak
menjadi gugur; apabila ibu anak-anak berkemampuan dapat
diperintahkan untuk mencukupkan nafkah anak-anaknya yang
menjadi kewajiban ayah mereka itu, tetapi tidak diperhitungkan
sebagai utang ayah yang pada saat berkemampuan dapat ditagih
untuk mengembalikanya. Misalnya, apabila suatu ketika anak sakit
dan harus dirawat di rumah sakit yang biayanya tidak terpikul oleh
32
ayah, hingga ibu harus menjual perhiasanya untuk menutup biaya
anaknya itu, maka pada saatnya ibu berhak menagih ayah untuk
mengganti biaya yang pernah dibayarkan untuk membiayai anak yang
pernah sakit dulu. Nampaknya contoh ini juga janggal, seorang ibu
harus menagih kepada ayah karena harta yang dikeluarkan untuk
pengobatan anak. Tetapi apabila dingat demikian besar tanggung
jawab ayah terhadap anak-anaknya, dan mungkin pada akhirnya
terjadi perceraian antara ibu dan bapak, janggal itu akan hilang.
Apabila tiba-tiba ibu pun termasuk fakir juga, maka nafkah anak
dimintakan kepada kakek (bapak dari ayah), dan pada saatnya kakek
berhak minta ganti nafkah yang diberikan kepada cucunya itu kepada
ayah. Apabila bapak itu tidak ada lagi, maka nafkah anak itu
dibebankan kepada kakek (bapak dari ayah), sebab kakek
berkedudukan sebagai pengganti ayah dalam hal ayah telah tidak ada
lagi. Demikianlah menurut pendapat jumhur fuqaha‟. Menurut
pendapat Imam Malik, wajib nafkah itu hanya terbatas pada anak-
anak, sebab ayat Al-Qur‟an dengan tegas menyebutkan kewajban
ayah untuk memberi nafkah kepada anak-anaknya. Dengan demikian
kakek menurut Imam Malik tidak dibebani wajib nafkah untuk cucu-
cucunya.
Ketentuan Nafkah Untuk Orang Tua kewajiban anak memberi
nafkah orang tua termasuk dalam pelaksanaan perintah Al Qur‟an
agar anak berbuat kebaikan kepada kedua orang tuanya. Ayat 15Surat
33
Luqman menyebutkan kewajiban anak untuk orang tua, meskipun
orang tua itu adalah orang musyrik. Ayat tersebut memerintahkan
agar anak berbuat yang ma‟ruf terhadap dua orang tuanya. Kata
“ma’ruf” dapat diartikan antara lain hendaknya jangan sampai terjadi
anak menikmati hidup berkecukupan, tetapi membiarkan kedua orang
tuanya dalam keadaan fakir dan memerlukan bantuan untuk
mencukupkan kebutuhan hidupnya. Amat tidak layak apabila orang
tua sampai minta-minta kepada kerabat lain, padahal anak-anaknya
cukup mampu untuk memberikan nafkah hidup orang tuanya itu.
Imam Malik berpendapat bahwa kewajiban anak memberi nafkah
orang tua itu hanya terbatas sampai ayah ibunya sendiri, tidak
termasuk kakek dan neneknya. Tetapi jumhur furqaha‟ berpendapat
bahwa kakek dan nenek dipandang sebagai orang tua yang berhak
nafkah dari cucunya. Dengan demikian, tanpa memandang agama
yang dipeluk orang tua, yang berkemampuan wajib memberikan
nafkah untuk orang tua, tanpa dibedakan apakah orang tua itu kuasa
atau tidak. Ibu tiri juga berhak nafkah dari anak tirinya, untuk
melangsungkan berbuat baik kepada ayah kandungnya. Nafkah yang
diwajibkan itu termasuk juga biaya pembantu rumah tangga, apabila
orang tua memerlukanya.
Kewajiban memberi nafkah orang tua itu menjadi gugur apabila
anak tidak mampu bekerja, baik karena menderita sakit maupun
karena masih kecil. Dalam hal ini nafkah orang tua dan anak
34
bersangkutan menjadi tanggungan kerabat lain yang lebih dekat,
berturut-turut sesuai urutan „ashabah dalam hukum waris. Dalam hal
tidak ada sama sekali kerabat yang berkemampuan untuk memberikan
nafkah, maka nafkah orang tua itu diperoleh dari negara yang berasal
dari baitul mal kaum muslimin.
D. Sumber Nafkah Keluarga
Rezeki yang diperoleh oleh suami kepada istri dan anak-anaknya
adalah hasil yang diusahakan suami dengan cara yang berkah dan halal.
Sumber utama nafkah yang diberikan kepada keluarganya adalah harta
yang diperoleh dari suami dengan bekerja. Suatu pekerjaan yang
dilakukannya (suami) akan menimbulkan upah yang halal untuk
dinikmati oleh istri dan anak-anak mereka, bahkan keluarga besar mereka.
Selain sumber utama yaitu pekerjaan, nafkah juga bisa diberikan suami
dalam bentuk warisan yang sudah menjadi haknya atas bagian yang ia
dapat dari orang tuanya. Nafkah yang wajib diberikan adalah berupa
makanan dan perlengkapan rumah tangga. Makanan tersebut dibagi
menjadi empat bagian sebagai berikut :
1. Makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain
bekerja seperti sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dan
lain-lain. makanan yang diperoleh dari hasil bekerja ini adalah
makanan yang dibeli dengan upah yang diberikan oleh pemberi
kerja. Namun, kadar haram dan tidaknya tergantung pada ia pada
pekerjaan yang dilakukan. Jika seorang pria bekerja sebagai
35
buruh di tempat yang terlarang, maka nafkah yang diberikan atau
makanan yang diberikan kepada keluarga adalah termasuk pada
haram juga.
2. Makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun
pekerjaan itu halal, tetapi dibenci Allah seperti pengamen. Ada
beberapa kriteria pengemis atau pengamen yang diperbolehkan
dalam islam menurut hadist salah satunya adalah orang yang
benar-benar membutuhkan. Namun pada kajian ini banyak sekali
pengemis yang melakukan pekerjaannya karena tidak mau bekerja
sehingga makanan yang dibawa untuk keluarganya tidak halal.
3. Makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran,
walimah, warisan, dan lain-lain.
4. Makanan dari rampasan yaitu makanan yang didapat dalam
peperangan (ghoniyah).
Makanan yang diberikan kepada keluarga sebaiknya diperiksa
terlebih dahulu kadar kehalalannya, haram atau tidak, dari sumber dan
tempatnya juga. Makanan yang disediakan oleh alam seperti sayuran ikan
umbi-umbian dan berbagai jenis makanan lain adalah halal. Dan makanan
tersebut berubah menjadi haram apabila didapat dari kebun atau
mencurinya dari orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya. Rezeki yang
halal adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dan boleh dikerjakan
atau dimakan dengan pengertian bahwa orang yang melakukannya tidak
ada hak dan norma yang dilanggar atau tidak adanya akibat hukum. Baik
36
itu hukum islam maupun Undang-undang dasar, serta tidak menimbulkan
adanya sanksi terutama sanksi dari Allah.
Syariat islam telah menjelaskan bahwa mencari nafkah untuk
keluarga adalah amalan yang mulia dan menghasilkan suatu pahala. Dan
seorang tidak akan memperoleh pahala kecuali apabila amalan yang ia
tunaikan sejalan dengan apa syariat islam. Imam An-Nawawi juga
mengatakan, memberikan nafkah dari segala sesuatu yang halal dan
larangan memberikan nafkah dari segala sesuatu yang haram juga
menunjukan bahwa minuman, makanan, pakaian, dan semacamnya
haruslah berasal dari segala sesuatu yang halal, bersih, dan tidak
mengandung syubhat ( kesamaran).
Selain kewajiban memberikan nafkah, suami juga harus memilih jenis
makanan dan minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT, karena
manusia mempengaruhi karakter dan peragai manusia menjadi seperti
sabar, tenang, dan qonaah. Manusia dapat terhindar dari akhlak
mazmumah karena tidak menkomsumsi makanan dan minuman yang
haram.
Adapun dampak makanan dan minuman yang haram ini adalah : akan
mempengaruhi sikap dan mental menjadi tidak terpuji seperti mudah
marah, kasar ucapan, maupun percakapannya, merusak jiwa, berbahaya
dan merusak hak orang lain, memubadzirkan dan bagi kesehatan,
menimbulkan permusuhan dan kebencian, menghalangi mengingat Allah
(Imam Nawawi, 2009:164).
37
Dari sekian penjelasan tadi jelaslah bahwa seorang muslim
hendaknya senantiasa memberikan nafkah untuk keluarganya dengan
yang halal, halal dari perbuatan pekerjaanya, dan halal dari sumber
tempat pekerjaannya. Karena selain berkewajiban dengan nafkah juga
bernilai sebagai sedekah yang diberian oleh Allah. Nafkah yang diberikan
tersebut juga akan berpengaruh kepada pola berkehidupan sehari-harinya,
terutama terhadap anak. Anak yang dibesarkan dengan makanan dan
minuman yang halal, akan membentuk sikap yang baik dalam hidupnya,
begitu pula juga sebaliknya.
Menafkahi keluarga dengan nafkah yang halalan-thayyiba, akan
membekali setiap anggota keluarga dengan fisik dan organ tubuh yang
halal dan baik. Anak-anak yang terlahir pun akan terbentuk dari saripati
makanan yang halal dan baik pula. Setiap anggota keluarga akan bisa
berfikir dan berasa dengan jernih dan baik pula. Dengan pikiran dan hati
yang jernih, seseorang akan lebih mudah untuk menerima nasihat-nasihat
keagamaan dengan jernih pula untuk mengamalkanya dengan baik dan
benar (Halim, 2007:271).
Berdasarkan petunjuk Al-qur‟an dan al-hadist, hukum memberikan
nafkah keluarga adalah wajib bagi suami. Maka dari itu setiap suami
wajib mencukupi nafkah keluarga itu sesuai dengan kemampuanya.
secara lahiriyah, para anggota keluarga hanya dapat hidup dan beribadah
dengan baik manakala terpenuhinya nafkah. Hal ini berarti bahwa semua
anggota keluarga hanya dapat beramal lantaran nafkah yang diberikan
38
oleh suami. Sehingga sudah sepantasnya suami memberikan nafkah yang
halalan-thayyiba kepada semua anggota keluarganya (Halim, 2007:144-
146). Allah SWT memerintahkan para suami untuk menafkahi
keluarganya dari rezeki yang halal dalam Q.S At-Talaq ayat 7 dan Q.S
An-Nahl ayat 114 seperti berikut :
Artinya : ”Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”( Qur’an surat At-Talaq ayat7).
Pernyataan tentang hukum kewajiban memberikan nafkah untuk
keluarga diperkuat lagi dalam kandungan ayat Al-qur‟an yang termuat di
dalam surat An –Nahl ayat 114, yang berbunyi sebagai berikut :
39
Surat An-Nahl ayat 114 :
Artinya :“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Sebagaimana yang seharusnya terjadi di Bandungan kab.Semarang,
disana mempunyai keindahan alam yang sangat indah dan sejuk. Hal ini
membuat bermunculan bermacam-macam bisnis yang sangat
menggiurkan bagi warga sekitar. Dari bisnis karaoke yang berbasis
keluarga hingga karaoke yang menyediakan pemandu karaoke (PK)
untuk mendampingi berkaraoke ria sambil minum-minuman keras bagi
tamunya dan pemandunya karaoke (PK). Tak hanya minum-minuman
keras terkadang sampai menjalani hubungan istri diluar nikah (zina). Hal
ini lah yang membuat bisnis ini semakin menjamur di kawasan ini. Yang
membuat para warga sekitar bahkan luar wilayah Bandungan pun
berbondong-bondong ikut dalam lingkaran bisnis ini. Walaupun sebagian
besar dari mereka tidak terjun langsung sebagai pelaku prostitusi dengan
mengantar jemput pemandu karaoke (PK) terkadang juga sering
mencarikan untuk tamu.
40
E. Nafkah dalam Keluarga
Didalam Kompilasi Hukum Islam bab XII tentang “Hak dan
kewajiban suami istri” Bagian ketiga pada pasal 80 ayat (1-4) namun
keutamaanya terdapat pada ayat (4) yang berbunyi “sesuai dengan
penghasilanya suami menanggung:
1. Nafkah, kiswah dan tempat tinggal kediaman bagi istri;
2. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatanbagi
istri dan anak;
3. Biaya pendidikan bagi anak.
Dan diperkuat lagi dengan kelanjutanya pada ayat (5) yang berbunyi “
kewajiban suami terhadap istri tersebut pada ayat (4) huruf a dan b diatas
mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.
Hukum yang umum mengatakan bahwa setiap orang yang ditahan
untuk hak dan manfaat lainya, maka nafkahnya atas orang yang
menahanya ini. Kaidah inilah yang dianut Islam dengan syariat yang
agung. Seorang suami wajib memberikan nafkah untuk istrinya bila akad
nikahnya sudah sah benar. Maka itu seorang suami wajib menanggung
nafkah istrinya bukan orang lain dan ini berarti berlakulah segala
konsekuensinya secara spontanitas. Istri juga menjadi tidak bebas lagi
setelah dihukuminya ikatan tadi, sehingga timbul hikmah pernikahan
dengan terjaga dan terhindarnya dari hal-hal yang haram (Abdul Hamid,
1995:134).
41
Seorang istri wajib taat kepada suaminya, begitu juga tinggalnya
dirumah suaminya, mengelola dan mengatur rumahnya serta menjaga dan
mendidik anak-anak. Nabi bersabda, “Seorang suami adalah pemimpin
rumahnya maka ia pun harus bertanggung jawab atas apa yang di
pimpinya. Sedangkan seorang istri juga pemimpin di rumah suaminya.”
Telah tetap ketentuan-ketentuan Islam yang adil, yaitu suami
memberi nafkah kepada istri, sebagai ganti dari ketidakbebasan istri
karenanya; ketaatan padanya, menjaga hartanya, mengasuh dan mengurus
anak-anaknya, mengurus urusan rumah tangga dan suaminya. Setiap
mereka mempunyai hak dan kewajiban.
Kewajiban memberi nafkah oleh suami kepada istrinya berlaku dalam
fiqh didasarkan kepada prinsip pemisahaan harta antara suami dan istri.
Prinsip tersebut mengikuti alur pikir bahwa suami adalah pencari rezeki,
rezeki yang diperolehnya itu menjadi haknya secara secara penuh dan
untuk selanjutnya suami berkedudukan sebagai pemberi nafkah.
Sebaliknya istri bukan pencari rezeki dan untuk memenuhi keperluanya ia
berkedudukan sebagai penerima nafkah. Oleh karena itu, kewajiban
nafkah tidak relevan dalam komunitas yang mengikuti
prinsippenggabungan harta dalam rumah tangga (Amir
Syarifudin,2007:165-166).
Dalam hukum positif Indonesia, permasalahan nafkah atau
pemenuhan kebutuhan keluarga juga telah diatur dan dinyatakan menjadi
kewajiban suami. Kewajiban tersebut diatur dalam Undang-Undang No 1
42
Tahun 19974, pasal 34 ayat (1) yang berbunyi : “Suami wajib melindungi
istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga
sesuai keperluanya”.
Keberadaan nafkah tentu mempunyai pengaruh dan fungsi yang
sangat besar dalm membina keluarga yang bahagia, tentrem dan sejahtera.
Tidak terpenuhi nafkah yang tidak cukup dapat berakibat krisis
perkawinan yang berujung pada perceraian. Banyak kasus-kasus
perceraian yang disebabkan karena nafkah yang tidak terpenuhi. Hal
tersebut bisa terjadi karena suami belum mendapat pekerjaan atau kendala
lainya dalam sebuah hubungan berumah tangga.
Selain persoalan nafkah yang dibebankan kepada suami, selanjutnya
muncul persoalan besaran nafkah yang harus diberikan oleh suami dan
kapan waktunya suami telah wajib memberi nafkah tersebut. Terjadinya
perbedaan pendapat ulama dalam hal kapankah seorang istri berhak atas
nafkah dari suaminya dikarenakan ayat dan hadist tidak menjelaskan
secara khusus dari Nabi SAW. Mengenai hal tersebut sehingga
dikalangan ulama berpendapat perbedaan dalam menetapkan syarat-syarat
wajibnya seorang istri mendapatkan nafkah (Wahbah az-Zuhaili,
2002:734-735).
Penentuan waktu pemberian nafkah kepada istri memang belum
ditentukan secara khusus oleh Al-Qur‟an dan Hadist, sama halnya dengan
berapa kadar pemberian nafkah tersebut. Ibn Rusydi dalam kitabnya
Bidayah al-Mujtahid, mengemukakan pendapat bahwa besarnya nafkah
43
tidak ditentukan oleh syara‟, akan tetapi berdasarkan keadaan masing-
masing suami-istri dan hal ini akan berbeda-beda berdasarkan perbedaan
tempat, waktu dan keadaan (Asy-shifa‟,1990:462). Intinya besaran nafkah
yang harus dipenuhi oleh seorang suami adalah untuk mencukupi
kebutuhan kehidupan rumah tangganya.
44
BAB III
HASIL PENELITIAN TERHADAP ANJELO DI BANDUNGAN
A. Gambaran Umum Tentang Kecamatan Bandungan
Berdasarkan fisik peta rupa bumi Indonesia skala 1: 25.000 lembar
1408-541 Sumowono, 1408-523 Ambarawa dan 1408-542 Ungaran,
kecamatan Bandungan dalam koordinat UTM. Posisi ini menyebabkan
kecamatan Bandungan berada pada wilayah iklim tropis. Relief daerah
kecamatan Bandungan berada pada ketinggian lebih dari 400 meter diatas
permukaan laut (Mdpl) berdampak pada suhu udara di wilayah ini relatif
sejuk. Secara administrasi kecamatan Bandungan berbatasan dengan 4
kecamatan yang termasuk dalam wilayah kabupaten Semarang dan 1
kecamatan yang berada di kabupaten Kendal.
Kecamatan Bandungan memiliki luas 48,23 km2. Kecamatan yang
dieresmikan pada tanggal 1 Januari 2007 ini terbagi menjadi 9 desa dan 1
kelurahan. Desa dan kelurahan di kecamatan Bandungan adalah Desa
Mlilir, Desa Duren, Desa Jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Desa
Candi, Desa Banyu kuning, Desa Jimbaran, Desa pakopen dan kelurahan
Bandungan. Wilayah terluas berdasarkan data statistik dari BPS
kabupaten Semarang adalah desa Candi sedangkan desa dengan luas
wilayah tersempit adalah desa Jimbaran.
45
Kecamatan Bandungan berada di lereng Gunung Ungaran bagian
selatan. Berdasarkan morfologi gunung Ungaran, kecamatan Bandungan
memiliki satuan morfologi utama, yaitu morfologi gunung Ungaran Tua,
gunung Ungaran muda (daerah puncak, lereng dan kaki), daerah
manifestasi panas bumi dan aluvial.
Sedangkan untuk iklimnya kecamatan Bandungan memiliki
temperatur tertinggi adalah 22,64 °C dan temperatur terendah 13,91°C.
Kondisi suhu di kecamatan Bandungan ini mempengaruhi musim masa
tanam dan panen. Hasil perhitungan tersebut telah dilakukan uji validitas
dengan tingkat kebenaran 80% (Bapeda Kabupaten Semarang, 2011).
Dengan didukung oleh iklim yang seperti ini penduduk di kecamatan
Bandungan sangatlah cocok untuk sektor pertanian maupun ternak.Selain
bertani disawah, penduduk di Bandungan ada juga yang bertani menanam
sayur-sayuran buah-buahan dan juga untuk tanaman hiasnya contohnya
tanaman sedap malam, krisan, dahlia, mawar, lili dan masih banyak lagi.
Untuk dikirim ke kota-kota besar di setiap hari banyak sekali truck-truck
ekspedisi maupun mobil-mobil pickup berlalu lalang keluar masuk
Bandungan untuk mengangkuti hasil bumi di Bandungan, hasil bumi dari
Bandungan ini juga dijual disekitaran pinggir jalan. Namun yang dijual di
pinggir jalan ini biasanya untuk mereka para pelancong yang berwisata di
Bandungan maupun sekitarnya.
Tak hanya itu masyarakat Bandungan juga mengembangkan sektor
pariwisata, yang didukung dengan pemandangan alam yang indah
46
ditambah udara yang sejuk membuat orang-orang sekitaran Bandungan
berbondong berkunjung kesana. Bahkan orang-orang di luar Bandungan
pun juga berkunjung untuk beberapa hari hanya sekedar melepas penat
dari hiruk pikuk ramainya kota.
Dari sinalah mulai bermunculan tempat penginapan yang berkonsep
hotel-hotel yang berbintang, home stay, maupun penginapan yang hanya
menyediakan kamar saja.Tak hanya hotel maupun penginapan saja di
Bandungan juga berkembang untuk dunia malamnya.Seperti cafe, tempat
karaoke yang bersistem tentang keluarga maupun karaoke yang
menyediakan wanita malamnya untuk menemani berkaraoke.Bahkan
hingga saat ini malah berkembang sangat pesat untuk dunia malamnya.
Dunia malam di Bandungan berkembang dengan pesat hingga
bermunculan hotel-hotel maupun tempat penginapan dan juga karaoke.
Dengan semakin pesatnya perkembang dunia malam ini, hingga membuat
menyerap tenaga kerja yang banyak pula. Hingga membuat warga sekitar
Bandungan pun merambah dalam dunia ini.Bukan hanya dari pihak dalam
saja, dari pihak luarpun juga berperan besar ikut mengembangkan bisnis
ini. Sehingga menggeser tatanan kehidupan sosial sebagian
masyarakatnya. Yang dahulunya sebagai petani, ataupun ternak, sekarang
memilih ikut terjun kedalam dunia ini.
Terjun dalam dunia malam disana sangat menggiurkan.Dengan
penghasilan yang lumayan besar dan lebih mudah didapat pula.Faktor-
faktor inilah yang mempengaruhi sebagian penduduk disana di sekitaran
47
lokalisasi untuk ikut merambah dalam dunia ini. Jenis pekerjaan yang
muncul dalam dunia malam ini seperti pemandu karaoke (orang yang
sering menemani parapengunjung saat berkaraoke), ada juga yang
mendirikan tempat penginapan untuk menyediakan para pengunjung
untuk sekedar menginap beristirahat bahkan ada juga yang menggunakan
tempat-tempat penginapan ini untuk berzina oleh para pasangan yang
belum halal dan juga yang berniatan memang untuk sekedar melepas
nafsu saja dengan para gadis yang disediakan disana, ada juga profesi
sebagai OB di hotel-hotel, operator di tempat karaokean, maupun ojek-
ojek khusus yang mengantar jemput para gadis pemandu karaoke. Tak
hanya mengantar jemput saja, para ojek ini juga bertugas untuk menawari
para pengunjung yang ingin ditemani wanita saat berkaraoke.
Untuk bisnis dalam dunia malam ini sangatlah menjanjikan dalam
pendapatan.Untuk cara kerjanya sendiri tidaklah terlalu berat. Karena
mereka tidak bekerja di siang hari yang sangat bersahabat dengan panas
matahari.Untuk tukang antar jemputnya atau ojeknya ini sangatlah
berbeda dengan ojek-ojek pada umumnya. Karena mereka tidak mangkal
di pangkalan mereka mangkal di lobi-lobi karaoke sambil menunggu para
tamu datang. Untuk tukang ojek ini di Bandungan lebih dikanal dengan
nama Anjelo (Antar Jemput wanita tuna susila).
Berdeda dengan tukang ojek pada umumnya, baik tukang ojek
konvrnsional maupun ojek online yang mangkal ataupun yang sedang
nunggu orderan. Yang membedakan mereka (Anjelo) adalah cara kerja
48
mereka. Apabila seorang tukang ojek pada umumnya menerima orderan
menggunakan aplikasi maupun menunggu pelanggan di pangkalan ojek.
Sedankan si Anjelo ini cukup menerima tamu yang ingin berkaraoke.
Kemudian si Anjelo ini menawarkan jasa lain seperti menawarkan kepada
si tamu untuk ditemani dengan menggunakan jasa pemandu karaoke (PK)
ataukah tidak, tetapi para tamu lebih sering memilih ditemani saat
berkaraoke. Setelah itu si Anjelo ini mencarikan tempat atau room untuk
para tamu kemudian menjemput si pemandu karaoke PK ini untuk diajak
bekerja menerima tamu..
Untuk pemandu karaoke ini, mereka adalah seorang perempuan
yang bekerja menjajakan jasa mereka untuk menemani pengunjung untuk
berkaraoke. Mereka mendapatkan penghasilan dari jasa menemani
pengunjung berkaraoke tak hanya untuk menemani berkaraoke saja,
biasanya mereka juga melayani jasa pemuas nafsu untuk pengunjung.
Sedangkan Ledies club (LC) sendiri adalah nama lain dari pemandu
karaoke ini, atau lebih kerennya adalah nama keren. Untuk soal
pendapatan dari seorang PK alias LC tidak disebutkan berapa
nominalnya. Yang terpenting cukup dan bahkan lebih untuk biaya hidup
sehari-hari. Terkadang seorang LC ini juga memacari seorang untuk
menjadikanya ojek langganan, yang sering disebut dengan Tukiman.
Tukiman sendiri adalah seorang lelaki yang menjadi pacar sekaligus
ojek pribadi dari seorang PK atau LC. Tukiman dibiyayai hidupnya oleh
pacar mereka yaitu seorang PK atau LC ini. Berbeda dengan Anjelo,
49
Tukiman ini sendiri sebenarnya hanya pemuda biasa yang ikut hidup
numpang dengan PK atau LC. Karna Tukiman ini adalah kepanjangan
dari Turu Karo Mangan dengan PK atau Anjelo. Yang membedakan
dengan Anjelo adalah kalau seorang Tukiman mereka belum berkeluarga,
karena mereka ikut hidup dengan PK atau LC. Sedangkan Anjelo mereka
kebanyakan sudah berkeluarga ataupun masih hidup numpang dengan
orang tua.
B. Sekilas Tentang Anjelo
Anjelo adalah suatu istilah yang umum digunakan di tempat
lokalisasi. Ada juga yang namanya PTL (Petugas Tenaga
Lapangan).Tetapi disetiap daerah mempunyai julukan istilahnya masing-
masing.Namun secara umum atau garis besarnya, pekerjaan ini tetap
samayaitu tukang antar jemput wanita susila.Namun sebagian besar dari
mereka tidak suka jika mereka disebut sebagi Anjelo, karena menurut
mereka istilah Anjelo ini sangatlah tidak sopan atau kasar, mereka lebih
suka jika mereka disebut sebagai PTL saja.Tidak hanya mengantar
jemputnya saja pekerjaan ini juga, tetapi juga melayani para tamu untuk
mencarikan wanita untuk sekedar menemani saat berkaraoke di lokalisasi
bahkan juga untuk melayani tamu.Yang dimaksud dalam kata tamu ini
adalah mereka para lelaki hidung belang yang mencari kesenangan untuk
memuaskan nafsu birahi.
Seorang Anjelo biasanya atau bahkan hampir semua para Anjelo ini
adalah seorang laki-laki.Karena pekerjaan ini membutuhkan daya tahan
50
tubuh yang cukup untuk berkendara mengantar dan menjemput para
pemandu karaoke (PK) pergi kesana-kemari.
Tidak hanya untuk menemani saat berkaraoke saja, tetapi ada juga
mereka para tamu yang ingin memuaskan nafsu birahinya, mereka juga
dapat memesan kepada Anjelo ini untuk mencarikan wanitanya.Rata-rata
untuk Anjelo ini mulai bekerja saat sore menjelang malam hari.Karena
pada saat siang hari mereka memanfaatkanya untuk beristirahat setelah
hampir semalaman bekerja.
Untuk syarat–syarat menjadi seorang Anjelo adalah tidak ada
ketentuan syarat kusus yang jelas untuk sebagai seorang Anjelo ini. Untuk
sebagai seorang Anjelo biasanya haruslah dari pihak manajemen karaoke
yang nanti akan menunjuknya, karena pihak manajemen akan
mempertimbangkan siapa yang akan menjadi Anjelo ini. Untuk sebagai
seorang PTL yang tidak terikat dengan pihak karaoke haruslah
mendaftarkan diri kepada pihak yang terkait atau ketua paguyuban PTL,
karena akan mendapatkan kartu anggota dan akan ada iuran awal sebagai
anggota. Sedangkan untuk seorang Tukiman tidak ada syarat, karena
seorang Tukiman hanya terikat dengan seorang PK, jadi haruslah ada
hubungan denganya.
Jika dilihat dari segi penghasilanya, bekerja sebagai Anjelo ini
lumayan menjanjikan karena sebagian besar mereka dapat mengangkat
perekonomian mereka sendiri bahkan keluarga mereka. Tidak perlu
memerlukan skill khusus untuk menjadi Anjelo ini sendiri, cukuplah
51
dapat mengendari sepeda motor dan mengerti seluk beluk kecamatan
Bandungan dan hafal tempat-tempat lokalisasi yang di tentukan oleh para
tamu maupun untuk pemandu karaoke (PK) itu sendiri.Hampir di setiap
tempat-tempat karaoke mempunyai PTL atau anjelo ini.Dan untuk
menjadi seorang Anjelo atau PTL ini haruslah berpengalaman terlebih
dahulu di tempat karaoke tersebut. Hingga nanti dari pihak management
karaoke tersebut menunjuk untuk untuk menjadi Anjelo atau PTL ini.
Untuk cara kerjanya mereka para Anjelo ini cukup nongkrong di
parkiran atau di lobi sambil menunggu tamu datang ke tempat karaoke
dimana mereka bekerja. Ketika tamu datang mereka menawarkan untuk
membuka kaan room dan menawari LC atau PK nya yang seperti apa
kriterianya. Kemudian setelah ada kesepakataan si Anjelo ini mencarikan
wanita yang ditentukan oleh tamu tersebut, Anjelo ini mencarikannya
dengan mendatangi ke tempat kontrakan ataupun tempat kos ataupun
panti-panti yang telah tersedia di tempat karaoke, dan letaknya tak jauh
dari tempat lokalisasi tersebut dan langsung mengajaknya untuk bekerja
istilahnyakemudian mengantarkan ke dalam room yang telah dipesan tadi.
Dari mencarikan pemandu karaoke yang diharapkan dari tamu, mulailah
si Anjelo mendapatkan upah. Tak hanya dari para tamu saja si Anjelo ini
juga mendapatkan upah namun si Anjelo ini juga mendapatkan upah dari
LC atau PK. Si LC (Ladies Club) ini mendapatkan saweran dari tamu
tadi.
52
PekerjaanAnjelo ini sangatlah menjanjikan, karena dalam
memberikan upah, para tamu memberikan upah minimum sebesar Rp
50.000,00 untuk membuka room dan mencarikan LC tadi.Uang sebesar
Rp 50.000,00 tadi hanya dari tamu saja belum dari si LC yang kalau
mendapatkan saweran lebih pasti si Anjelo ini mendapatkan upah yang
lebih dari yang tamu berikan tadi. Upah ini bahkan bisa lebih jika sedang
sangat ramai. Tidak hanya upah dari para tamu saja seorang Anjelo masih
dapat mendapatkan gaji pokok dari tempat karaoke tempat karaoke
mereka beekerja. Untuk gajinya hanya gaji pokok UMR kabupaten
Semarang. Kebanyakan gaji dari mereka si Anjelo in mereka gunakan
untuk berkaraoke dan juga untuk menyawer si PK atau LC itu sendiri.
Jadilah pekerjaan pekerjaan ini sangatlah menjanjikan bagi para
pelakunya.Pendapatan yang lumayan banyak dan mendapatkanya juga
tidak terlalu sulit maka orang mana yang tidak tertarik kedalam lingkaran
bisnis ini.
Begitu sangat menjanjikannya bekerja sebagai Anjelo ini membuat
orang-orang berbondong-bondong untuk bekerja sebagai Anjelo ini.Tidak
hanya warga sekitaran Bandungan saja, tetapi dari luar wilayah
Bandungan pun ikut bekerja di dalam lingkaran bisnis haram ini. Untuk
seorang pemuda yang baru saja lulus sekolah mereka lebih memilih untuk
bekerja didalam lingkaran bisnis panas ini. Walaupun tidak langsung
sebagai Anjelo, berawal dari operator lagu yang bertugas menggantikan
lagu saat berkaraoke.
53
C. Profil Dari Para Pekerja Anjelo
1. Saudara RN alias Pam-Pam.
RN adalah seorang tulang punggung untuk keluarganya di rumah.
RN adalah seorang anak yatim yang ditinggal meninggal ayahnya
sejak ia masih kecil. Ibunya hanya sebagai buruh pabrik, harta dari
orang tuanya telah habis untuk berobat ayahnya sewaktu sakit
sebelum meninggal.
RN ini awalnya bekerja sebagai satpam, dia sempat bersekolah
terlebih dahulu untuk mencari sertifikat satpam. Setelah sertifikat
sebagi satpam ia dapatkan kemudian ia mendaftarkan diri di sebuah
tempat karaoke, Number One namanya. Dia bekerja sebagai satpam
lumayan lama disana.Hingga akhirnya dia ditawari oleh pihak
manager untuk menjadi seorang Anjelo atau PTL, dan dia (RN)
tertarik dan akhirnya dia tidak lagi menjadi seorang satpam,
melainkan seorang Anjelo atau PTL ini.
Awalnya ibunya tidak mengijinkan RN bekerja di Bandungan,
namun karena itu orangnya bandel, biar bisa bantu perekonomian
keluarga alasan RN kepada ibunya, akhirnya ibunyapun
memperbolehkannya. Menurut RN untuk dari segi pendapatan dari
menjadi seorang satpam dengan menjadi seorang Anjelo sangatlah
jauh berbeda.Jika menjadi seorang satpam pendapatanya hanyalah
sebesar UMR kabupaten Semarang, “sedangkan menjadi seorang
Anjelo saya bisamen dapatkannya dalam semalam saja haha” sambil
54
tertawa saat dia wawancarai soal pendapatan. Dan untuk UMR
kabupaten Semarang Rp. 1.745.000,00.
Untuk setiap Anjelo mempunyai nama julukan sendiri di tempat
kerjanya, tak halnya RN dia mempunyai nama julukan sendiri disana
dengan Nama Pam-Pam. Karena mempunyai tubuh yang sangat subur
atau gemuk seperti Pam-Pam dalam sinetron tuyul dan mbakyul. RN
adalah seorang pemuda kelahiran tahun 1995 (23 tahun), dia bekerja
di daerah Bandungan sejak 2017 awal.
RN alias Pam-Pam menjadi seorang Anjelo membuat dia lebih
tercukupi dari sebelumnya yang hanya menjadi sebagai seorang
satpam, yaitu pertama jika dilihat dari segi pendapatanya atau
penghasilanya lebih menjanjikan dan banyak.Kedua kerjanya santai
nunggu giliran tak usah keliling untuk patroli lagi. Dan yang ketiga
soal bonusnya lebih banyak karena dia dapat berkaraoke dengan
gratis jika ada tamu yang ikut mengajaknya dan minum-minuman
gratis ( Minuman keras).
Hal inilah yang membuat ia makin menikmati pekerjaannya.
Dengan penghasilan yang menggiurkan tersebut RN dapat ikut
membantu perekonomian keluarga, bahkan dapat mengangkat derajat
kehidupan keluarganya serta menyekolahkan adiknya.
Maka dari itu setelah lulus dari sekolah menengah atas dia RN
sudah sangat rajin bekerja serabutan, ia sadar sebagai anak pertama
dia harus bekerja untuk menafkahi keluarganya.Karena menurutnya
55
nafkah adalah penghasilan yang ditujukan untuk keluarga.Sebagai
seorang anak yatim dan juga anak pertama ia menjadi tulang
punggung keluarganya untuk memberi nafkah keluarganya. Memang
ibunya bekerja sebagai buruh namun itu hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari saja. Maka ia juga ikut menafkahi keluarganya
dari sebagai seorang Anjelo.
Yang dahulu awalnya RN hanya mempunyai sepeda motor yang ia
gunakan untuk harian. Namun setelah bekerja sabagai Anjelo ini ia
dapat memodifikasi motornya hingga sedemikian rupa, “agar seperti
teman-temanya” katanya. Bahkan dia juga dapat membeli motor baru
dirumahnya, agar dapt bergonta-ganti imbuhnya. Tak hanya itu ia
juga dapat membelikan emas ibunya dan yang RN kenakan sendiri
yaitu kalung emas yang dipakainya.“Walaupun tak seberapa yang
penting pantas untuk dipakai kondangan” katanya.RN juga
membiayai sekolah adiknya sejak dari TK hingga saat ini masih
dalam pendidikan sekolah dasar. Ia bercita-cita akan menyekolahkan
adiknya hingga SMK kelak.
RN juga sadar akan zakat saat Ramadhan dan juga sedekah, karena
menurutnya sebagai orang muslim wajib itu sangatlah wajib untuk
membayar zakat dan juga bersedekah. Ia membayar zakat dan iuran
masjid dengan hasil dari Anjelo ini.
56
2. AD alias kovet
Mas AD alias kovet ini adalah nama yang akrab disana untuk nama
panggilan AD ini. Pria kelahiran tahun 1987 (31 tahun) yang lahir asli
Semarang kota. AD awalnya tidak bekerja dealer sepeda motor
pabrikkanbuatan Jepang, yang berada di Semarang. Saat bekerja di
dealer motor ini dia bekerja tidak bertahan lama. Karena dia
mempunyai seorang bos yang menurutnya rewel dan seenaknya saja.
Kemudian di tahun 2009 dan untuk lebih detailnya kapan ia juga
sudah lupa saat ditanya sejak kapan bekerja di karaoke Bandungan
ini. Awalnya dia bukan sebagai seorang Anjelo, dia hanya seorang
operator.Operator adalah orang yang menggantikan lagu saat tamu
atau custommer meminta mengganti lagu ketika sedang
berkaraoke.Karena loyalitasnya dengan tempat kerjanya di karaokean
Number one, kemudian dia dialih tugaskan dari pihak manager.Yang
awalnya AD dari seorang operator kemudian pindah sebagai PTL
atau Anjelo ini.Menurutnya AD lebih suka menjadi Anjelo ini
ketimbang menjadi operator karena menurutnya “kerjanya lebih enak
mas, santai katanya, penghasilanya pun lumayan laah dalam
sehari.Bisa kirim-kirim uang untuk istri dan anak di Cilacap sana”
katanya.Karena menurutnya sebagai seorang kepala keluarga itu
harus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nafkah
menurutnya adalah terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, tidak kurang
57
dan kalau lebih buat kebutuhan yang lain. “Dan yang pasti masih bisa
buat nyawer lagi”, katanya sambil tertawa saat sedang diwawancarai.
AD adalah seorang ayah dari seorang anak yang masih balita
perempuan. Dan dia mempunyai istri, tetapi tinggalnya di cilacap
dengan orang tuanya.AD telah menikah dan telah dikaruniai seorang
balita. Dia menikah di Cilacap sana namun dia tetap bekerja sebuah
tempat karaoke di Bandungan. Jadi di Bandungan dia ngekos dan
hidup sendiri.Yang terpenting tak lupa mengirim uang nafkah untuk
mereka.Menurut si AD istrinya juga tahu kalau dia bekerja di karaoke
di Bandungan, dan tidak mengetahui kalau dia menjadi seorang
Anjelo, yang istrinya tau ia masih menjadi sebagai seorang operator
di tempat karaoke, namun kelak istrinya akan diberitahu, imbuh AD
“sementara kebutuhan mereka terpenuhi dulu sambil menabung untuk
membangun rumah serta menyekolahkan anaknya kelak ke dalam
sebuah universitas.Jangan seperti bapaknya laah harus pontang-
panting sejak kecil”, agar bisa seperti teman-teman.
Namun semenjak AD bekerja di Bandungan untuk perekonomian
keluarganya terangkat. Hampir di setiap dua bulan sekali ia sering
menyetorkan uang untuk anak istri dan keluarganya dari hasil sebagai
Anjelo atau PTL ini.Memang AD bekerja di Bandungan sebelum
mereka menikah, setelah menikahpun si AD tetap di izinkan sang
istri, bahkan mertuanya untuk bekerja di Bandungan. Walaupun
sekarang sudah beralih profesi menjadi Anjelo tak lagi operator,
58
ternyata si AD belum menceritakan beralihnya profesinya kepada
istri. Dan alasan sang istri tetap memperbolehkan suaminya untuk
tetap bekerja di dalam lingkaran bisnis panas ini karena “untuk
mendapatkan uangnya sangat mudah mas, jadi sewaktu-waktu dia
dapat meminta transferan untuk bergaya seperti saat ini” imbuh AD.
Ketika ia sedang rindu keluarga ia mudik ke Cilacap untuk bertemu
anak istri dan mertuanya, sedangkan jika dengan orang tua
kandungnya ia bisa mudik sewaktu-waktu karena jaraknya lumayan
dekat tidak terlalu jauh, Semarang kota tepatnya namun dia malah
jarang sekali untuk mudik kesana. Sebagai seorang muslim, dia juga
tetap mempunyai kewajiban untuk membayar zakat dan terkadang dia
juga masih tetap bersedekah. Ia sadar untuk seorang muslim ia juga
tetap untuk bersedekah dan mendapat pahala, agar kelak ia masuk
surga, imbuhnya. Ia (AD) tidak mengetahui halal atau tidaknya
sumber nafkah yang ia terima dari pekerjaanya. Yang AD tau adalah
bekerja dan tetap menjalankan kewajiban untuk memberi nafkah
untuk anak istrinya, dan kalau lebih ya disedekahkan.
3. Bapak KY
Bapak KY adalah seorang Anjelo yang sama dengan RN dan AD.
Dia juga sudah mempunyai keluarga di rumah, dia tinggal di
Banyubiru kabupaten Semarang, umur 34 tahun mempunyai seorang
istri dan dua orang anak, anak pertama sudah duduk di bangku
sekolah dasar (SD) sedangkan untuk anak keduanya baru berumur 2
59
tahun. Awalnya dia bekerja sebagai operator sama seperti AD. Bapak
KY bekerja sebagai operator di karaokesejak tahun 2011 kemudian
2013 oleh management karaoke dia ditugaskan menjadi Anjelo atau
PTL hingga saat ini. Bapak KY juga menggantungkan
perekonomiannya sebagai Anjelo ini. Sama halnya dengan rekan-
rekan kerjanya, dia mengandalkan dari hasil Anjelo ini sebagai
sumber nafkah untuk keluarganya. Menurutnya pengertian tentang
nafkah yang ia ketahui adalah kebutuhan sehari-hari seperti uang
belanja untuk masak dan uang saku anaknya terpenuhi.
Dia juga mempergunakan uang dari hasil sebagai Anjelo atau PTL
ini ia gunakan untuk kehidupan sosial pirukunan sebagai tetangga dan
dia guunakan sebagai untuk membayarkan zakat. Karena menurutnya
“sebagian dari harta kita adalah harta orang lain juga, jadi jangan lupa
dengan orang lain kalau kita mempunyai uang lebih”.
Istri dan keluarga dari bapak KY ini juga mengetahui pekerjaan
suaminya yang bekerja di Karaoke di Bandungan. Dia juga tidak
keberatan walaupun hati kadang was-was takut suaminya yang
awalnya bekerja disana malah menjadi pengunjung disana dan ikut
menyawer para pemandu karaoke (PK) atau Ledies Club (LC) nya
sendiri. Namun istri dari bapak KY ini begitu mempercayai
suaminya. Mungkin sudah resiko bekerja disana (di karaoke
Bandungan) jika nanti sewaktu-waktu suami ada khilafnya.Untuk
anaknya sendiri juga tidak protes kalau ayahnya juga bekerja di
60
karaoke Bandungan itu. Mungkin karena belum cukup umur. “Karena
dijaman sekarang serba mahal jadi ya harus disyukuri untuk
penghasilanya berapa dan mensyukuri kalau suaminya sudah
berusaha yang terbaik untuk keluarga” kurang lebihnya seperti itu
saat istri saya tanya tentang pekerjaannya kata pak KY.
Namun menurut bapak KY ini lebih suka disebut sebagai PTL
ketimbang sebagai Anjelo. Karena panggilan PTL lebih sopan
daripada Anjelo.PTL (Pekerja Tenaga Lapangan) lebih sopan dan
enak didengar daripada dipanggil dengan istilah kasar seperti Anjelo
yang artinya (Antar Jemput wanita tuna susila). Sama halnya dengan
RN maupun AD , bapak KY beralasan menjadi seorang menjadi PTL
atau Anjelo ini karena sebagai seorang Anjelo sangat mudah muntuk
mendapatkan uang ketimbang menjadi operator yang sangat jarang
sekali mendapatkan uang tips dari para tamu. Paling kalau menjadi
operator bonusnya sebotol minuman keras berjenis congyang ataupun
sebungkus rokok saja.Sehingga pak KY lebih meyukai pekerjaan
menjadi seorang Anjelo ataupun PTL ini.
D. Kesimpulan dari hasil wawancara
Jadi, Bandungan adalah sebuah kecamatan baru sejak tahun 2007.
Bandungan mempunyai udara yang sejuk dan dikaruniai dengan tanah
yang subur, hal inilah yang menjadi Bandungan sebagai destinasi
tempat wisata.Selain dari pihak luar seperti investor asing ada juga
masyarakat lokal yang memanfaatkan Bandungan sebagai tempat
61
dunia malam yang sudah tidak asing lagi ditelinga para penikmat
dunia malam, jika mendengar kata Bandungan, pastinya mereka
langsung menjurus kesana.Hiburan malam ini pun berkembang sangat
pesat sampai saat ini pun masih berkembang dan menjamur
hampir.Hal ini lah yang kemudian memunculkan berbagai jenis
pekerjaan baru disekitaran tempat hiburan malam tersebut.
Dari hotel yang berkelas melati maupun yang berkedok panti-panti
telah menyediakan tempat dan juga wanita-wanita untuk berbuat zina
maupun hanya sekedar karaoke yang tidak berbasis keluarga, karena
karaoke tersebut menyediakan wanita-wanita penghibur untuk
menemani berkaraoke sambil ditemani berbagai macam minuman
keras.
Karena begitu menggiurkanya ikut dalam lingkaran bisnis ini maka
banyak sekali orang yang datang ke Bandungan kabupaten Semarang
ini untuk dapat masuk ke dalam pusaran bisnis ini.Tidak hanya dari
warga sekitar saja, tetapi dari wilayah luar Bandunganpun juga ikut
masuk kedalam bisnis ini. Bahkan untuk para Pemandu Karaoke (PK)
maupun wanita-wanita penghibur lainya adalah mereka para
pendatang, bukan warga asli di Bandungan.Wanita-wanita tersebut
datang dan meminta izin keluarganya untuk bekerja sebagai buruh
pabrik dan menempati rumah kontrakan maupun ngekos disekitaran
bandungan.Agar keluarganya tidak mengetahui pekerjaan yang
sebenarnya.
62
Tak hanya dengan hotel dan wanitanya saja, semenjak
bermunculannya dunia malam di Bandungan ini, membuat lapangan
pekerjaan semakin banyak.Hanya bermodalkan ijazah SMP ataupun
SMA dan mengikuti training selama beberapa hari, maka seorang
laki-laki dapat bergabung kedalam pekerjaan ini.Soal hasil tak usah
ditanyakan lagi.
Anjelo atau sering disebut PTL di Bandungan adalah sebuah
pekerjaan yang muncul setelah berkembang pesatnya dunia
malam.Hal ini menggeser budaya dan pola pikir masyarakat
disana.Yang seharusnya mereka bertani maupun berkebun untuk
mencukupi kebutuhan menafkahi keluarga maupun untuk sekedar
kebutuhan sehari-hari mereka.Anjelo adalah sebuah pekerjaan dimana
mereka membantu tamu untuk sekedar berkaraoke ataupun memenuhi
nafsu mereka para tamu.Cara kerja Anjelo ini ketika para tamu datang
mereka menanyakan terlebih dahulu mau berkaraoke atau ke panti,
panti adalah istilah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seks
para tamu, dan jika tamu datang dan hanya untuk berkaraoke mereka
menawarkan untuk memilih room dan durasi saat berkaraoke. Tak
hanya membuka room untuk para tamu, tapi seorang Anjelo ini juga
menawari tamu mau didampingi wanita seperti apa kriterianya.
Setelah terjadi kesepakatan antara tamu dan Anjelo ini maka, Anjelo
berangkat mencarikan wanita yang dijadikan untuk menemani saat
berkaraoke atau sering disebut PK (Pemandu Karaoke) atau LC
63
(Ladies Club) karena tamu yang datang tak hanya dari sekitaran saja
tapi dari luar daerah wilayah kabupaten Semarang, maka wajarlah
banyak sekali istilah didalamnya. Setelah mencari dikosan ataupun di
panti-panti sekitaran tempat karaoke lalu mereka mengajak PK itu
bekerja dan mengantarkan ke dalam room yang sudah dipesan tadi.
Setelah diantarkan kemudian mereka para Anjelo mendapatkan uang
tips dari tamu, dari para PK yang diajaknya bekerja tadi juga dapat
uang tips dari hasil saweran.Dari sinilah para Anjelo atau PTL
mendapatkan penghasilan. Walaupun hanya uang tips yang didapat
oleh para Anjelo, namun penghasilannya jika ditotal lumayan
menggiurkan untuk orang awam. Sekitaran 400-800 ribu kalau ramai.
Dan itu penghasilan bukan setiap bulan, melainkan pendapatan
permalam yang didapat dari tips para tamu dan juga dari para PK
karena telah mengajaknya bekerja. Selain uang tip dari pengunjung,
Anjelo yang bekerja di karaoke, mereka mendapatkan gaji UMR yang
bersumber dari tempat karaoke mereka bekerja. Namun uang gaji
dan uang tip yang didapatkan selalu digabungkan dengan dan
diberikan kepada keluarga. Malah lebih sering uang gaji mereka
dipergunakan untuk berkaraoke dan menyawer PK.
Jadi, untuk menjadi seorang Anjelo haruslah hafal dengan para
wanita pemandu karaoke (PK). Semakin banyak mereka kenal maka
peluang mereka untuk memperoleh uang tips pun juga akan semakin
banyak pula. Namun para Anjelo tidak mengetahui pekerjaan mereka
64
itu dilarang atau diperbolehkan untuk menghidupi menafkahi
keluarga mereka.
Seperti halnya menjadi seorang Anjelo ini. Hal yang membuat
bekerja sebagai Anjelo ini sebaiknya ditinggalkan karena sumber
nafkah untuk keluarga mereka berasal dari harta yang belum
diketahui kejelasan akan halalnya uang dari anjelo ini. Karena
pekerjaan sebagai Anjelo ini membantu terhadap perbuatan zina
didalamnya. Seperti halnya saat para LC atau PK disawer merka akan
bergoyang sambil di cekoki minum-minuman keras. Dan ketika
disawer para LC atau PK ini akan bernyanyi sambil bergoyang
memamerkan lekuk tubuhnya. Tak hanya itu, para tamu tak jarang
sering juga memegang beberapa organ vital dari para PK ataupun LC
ini. Dan mereka tidak marah ketika bagian-bagian tersebut di pegang-
pegang oleh para tamu, karena mereka sadar mereka telah disawer.
Terkadang para tamu pun juga ada yang mengajak para LC atau PK
ini untuk berbuat zina, jika ada kesepakatan diantara mereka.
Inilah yang membuat pekerjaan sebagai Anjelo ini sebaiknya
ditinggalkan dan dilarang. Karena jenis pekerjaan ini hampir mirip
dengan seorang mucikari.Mencarikan wanita untuk para tamu sebagai
pemuas nafsu.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
bekerja sebagai Anjelo ini.Pendidikan adalah faktor pendorong yang
berperan utama dalam bergabungnya ke dalam bisnis ini.Karena
65
hampir di setiap bagian hanya membutuhkan orang yang berijazah
minimal SMP sederajat.Kurangnya pemahaman warga sekitar tentang
pemahaman mereka terhadap lokalisasi dan keikut sertaan mereka
dalam membantu berlangsungnya sebuah prostitusi.
Tetapi faktor ekonomi lah yang menjadi mereka faktor utama para
Anjelo ini untuk masuk kedalam lingkaran bisnis haram ini.Memang
akhir-akhir ini memang sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Dimana semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kebutuhan mereka sehari-hari yang membuat orang-orang bekerja
sembarangan tanpa memngetahui sumber-sumber kehalalan dan
pekerjaan apa yang dilakukan dan dari mana sumber harta yang
mereka didapatkan.Tak hanya itu saja pasti setiap orang mempunyai
keinginan untuk bergaya hidup yang dipandang waah oleh oranglain.
Tak hanya faktor ekonomi saja, namun faktor pendidikan mereka
pun berpengaruh terhadap pola pikir setiap individu masing-masing.
Semakin rendah pendidikanya akan semakin rendah pula pola pikir
mereka. Serta kurangnya pemahaman mereka tentang agama. Padahal
agama adalah pedoman dan tuntunan yang utama untuk bekal hidup.
Dari pihak keluarga seharunya menanyakan pekerjaan dan sumber
harta yang mereka terima, mereka makan, mereka belanjakan, mereka
sodakohkan, dan lain-lain. Agar lebih jelas untuk faktor kehalalannya.
66
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Praktek Anjelo di Bandungan
Anjelo adalah sebuah pekerjaan antar jemput penumpang,tak halnya
seperti ojek konvensional biasa yang mangkal di pangkalan. Namun yang
membedakan Anjelo ini dengan ojek konvensional adalah cara kerja mereka,
dan pelanggan yang mereka angkut. Untuk ojek konvensional mereka
mengangkut semua penumpang di pangkalan. Sedangkan untuk Anjelo
mereka hanya menganggkut PK (Pemandu Karaoke) ataupun pengunjung
karaoke.
Tidak hanya mengantar jemput PK (Pemandu Karaoke) saja, pekerjaan
Anjelo juga mencarikan tamu atau pengunjung karaoke untuk mencarikan PK
(Pemandu Karaoke) saat mereka berkaraoke. Namun terkadang mereka juga
membantu pengunjung karaoke untuk mencarikan room yang cocok saat
digunakan berkaraoke, dengan demikian mereka akan mendapatkan uang tip
tambahan selain dari si PK (Pemandu Karaoke).
Mereka para Anjelo yang mengandalakan pekerjaan ini sebagai sumber
mata pencaharian mereka guna untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan
keluarganya. Walaupun dalam prakteknya mereka sudah mendapatkan gaji
UMR dari tempatkaraoke mereka bekerja, namun gaji tersebut malah selalu
mereka gunakan untuk berkaraoke dan juga menyawer PK ditempat karaoke
67
tersebut maupun di tempat karaoke lain dan berfoya-foya. Dan uang tip dari
hasil sebagai Anjelo mereka gunakan untuk memberikan nafkah terhadap
keluarga.
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Islam Terhadap Anjelo Sebagai Sumber
Utama Nafkah Keluarga
Nafkah adalah akibat dari adanya sebuah beban tanggung jawab
(zaimah).Oleh karena itu, sebagian fuqaha mengibaratkan karakteristik hukum
nafkah seperti hukum kufarat yang menjadi sebuah kewajiban sebagai akibat
dari adanya beban pertanggung jawaban atas suatu perbuatan. Selain
kesamaan tersebut, hukum nafkah juga memiliki tingkatan-tingkatan besaran
kewajiban-kewajiban menyesuaikan kemampuan pihak yang berkewajiban
nafkah. Sebagai kufarat yang menentukan pula tingkatan besaran kewajiban
menyesuaikan perbuatan apa yang terjadi penyebabnya ( Zakariya Al-
Anshari:200).
Dalam Alqur‟an terdapat kewajiban nafkah atas suami terhadap istrinya.
Nafkah hanya diwajibkan atas suami, karena tuntunan akad nikah dan karena
keberlangsungan bersenang-senang sebagaimana istri wajib taat kepada suami
selalu menyertainya, mengatur rumah tangga mendidik anak-anaknya. Ia
tertahan untuk melaksanakan haknya, “setiap orang tertahan untuk hak orang
lain dan memanfaatkanya, maka nafkah atas orang yang menahanya”.
Suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan keluarganya. Kepada
istri , nafkah wajib diberikan oleh suami terdiri dari atas dua macam, yakni
nafkah lahiriyah dan nafkah batiniyah. Dalam hal nafkah batiniyah suami
68
wajib memenuhi kebutuhan biologis istrinya secara penuh dengan cara-cara
yang ma‟aruf serta mempertimbangkan norma-norma kesopanan.Sehingga
nantinya diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang shalih atau shalihah.
Sedangkan nafkah lahiriyahnya, suami wajib memberikan nafkah kepada
istrinya berupa sandang, pangan, dan papan yang kadarnya disesuaikan
dengan tingkat kemampuanya.Artinya besaran nafkah yang wajib diberikan
oleh suami kepada istrinya adalah dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga
secara wajar, yaitu tidak kurang dan tidak berlebihan. Dimana ada tingkat
kewajaranya bagi satu keluarga dengan keluarga yang lain adalah berbeda-
beda.
Sehingga inilah yang membedakan sifat antar keluarga satu dengan yang
lainya. Ada yang sederhana saja dengan mensyukuri apa yang mereka
dapatkan. Dan ada juga keluarga yang mempunyai sifat konsumtif dan
bermewah-mewahan yang selalu menginginkan hal-hal maupun barang-
barang yang baru agar dipandang oleh orang-orang disekitarnya. Keluarga
inilah yang bisa dan akan terbiasa nantinya untuk menghalalkan segala cara
untuk tetap bdapat hidup mewah, apabila tidak didukung dengan usaha dan
kerja kerasnya. Kepala keluarganya lah yang bertanggung jawab atas
pencarian nafkah setiap harinya untuk keluarganya.
Selain kewajiban memberi nafkah, sebagai seorang pencari nafkah
hendaknya memperhatikan sumber kehalalan harta mereka terlebih dahulu
sebelum mereka berikan kepada keluarga mereka maupun
orangtuanya.Syariat islam telah menjelaskan bahwa mencari nafkah untuk
69
keluarga adalah amalan yang mulia dan menghasilkan suatu pahala. Dan
seorang tidak akanmemperoleh pahala kecali apabila amalan yang ia tunaikan
sejalan dengan apa syariat islam. Imam An-Nawawi juga mengatakan,
memberikan nafkah dari segala sesuatu yang haram juga menunjukan bahwa
minuman, makanan, pakaian dan semacamnya haruslah berasal dari segala
sesuatu yang halal, bersih, dan tidak mengandung syubhat (kesamaran).
Selain kewajiban memberikan nafkah, suami juga harus memilih jenis
makanan dan minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT, karena
manusia mempengaruhi karakter dan peragai manusia menjadi seperti sabar,
tenang, dan qonaah, manusia terhindar dari ahlak mazmumah karena tidak
menkonsumsi makanan dan minuman yang haram.
Saat ini kebutuhan semakin meningkat ditambah dengan sifat konsumtif
seseorang maupun di dilam keluarga.Hal ini membuat seseorang haruslah
bekerja lebih giat ataupun mempunyai penghasilan yang lebih, agar dapat
mencukupi sifat konsumtif mereka. Tetapi jika mereka bersabar maka mereka
akan menabung terlebih dahulu agar dapat terpenuhi kebutuhan mereka.
Selain dengan menabung ataupun bekerja dengan lebih giat lagi, orang-orang
lebih memilih jalan pintas untuk mendapatkan segala sesuatunya, lebih-lebih
tentang uang. Sifat konsumtif dan agar dipandang waah oleh orang lain adalah
alasan yang sering digunakan seseorang untuk melakukan segala sesuatunya
tanpa melihat dari segi halal dan tidaknya yang dilakukanya.
Dengan tidak memperhatikan cara-cara mereka ataupun sumber-sumber
yang didapatkanya tanpa disadari hal ini akan membuat pengaruh-pengaruh
70
yang bermunculan dari apa yang dikerjakan ataupun diusahakannya. Semakin
tidak dari sumber maupun dengan cara yang tidak dikehendaki oleh agama
atau dengan cara yang halal, maka cara tersebut akan berakibat bagi para
penikmat hasil atau usaha tersebut, seperti keluarga dan orang-orang
disekitarnya, lebih tepatnya di Bandungan.
Memang semakin berkembangnya kehidupan malam disana membuat
orang-orang di Bandungan bahkan sampai luar Bandunganpun ikut
berbondong-bondong masuk kedalam lingkaran bisnis ini.Karena jumlah
penghasilan yang mengiurkan membuat siapa yang tidak ingin tertarik
kedalamnya. Tidak perlu memerlukan ijazah sekolah yang tinggi-tinggi
asalkan mau bekerja dengan tekun dan giat akan mendapatkan penghasilan
UMR dan juga dapat bonus.
Hal ini lah yang membuat para pemuda dan juga para suami yang mencari
nafkah dan menggantungkan hidupnya dengan bekerja di Bandungan ini.Bisa
dilihat dari mereka yang bekerja sebagai Anjelo di Bandungan.Anjelo ini
sendiri adalah sebuah pekerjaan yang mengantar jemput para PK (Pemandu
Karaoke) untuk bekerja menemani para tamu yang meminta ditemani saat
sedang berkaraoke.
Tidak hanya mengantar jemputnya saja si Anjelo ini juga membukakan
room atau mencarikan room saat para tamu datang, si Anjelo menawarkan
kepada tamu mau room yang seperti apa kemudian Anjelo ini mengantarkan
tamu ke dalam room dan kemudian mencarikan PK untuk tamu tadi, setelah
itu mengantarkanya ke dalam room yang sudah dipesan oleh tamu tadi, dan
71
dari sinilah si Anjelo mendapatkan uang tip dari tamu. Setelah selesai nanti si
PK yang tadi dijemputnya juga akan memberikan uang kepada si Anjelo tadi
karena sudah mengajaknya bekerja. Dan mereka bekerja seperti itu hingga
pagi hari.Bisa dibayangkan untuk pendapatan mereka jika sehari saja
penghasilan mereka dari bekerja sebagai seorang Anjelo ini.Hal ini lah yang
membuat orang-orang tertarik.
Tapi jika dilihat dari segi agama dan juga norma-norma yang berlaku
karaoke dan bar di Bandungan ini bisa dibilang meresahkan.Karena
didalamnya mengandung unsur-unsur yang tak seharusnya diperuntukan
untuk laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Banyak sekali
pelanggaran norma di sana setiap kegiatan yang dilakukan. Seperti saat
pertama membuka room, tamu akan sekaligus memesan minuman keras yang
dipergunakan untuk menemani mereka saat berkaraoke. Saat memesan miras
mereka biasanya tak hanya sekali namun ketika minuman mereka habis
mereka akan menambah beberapa botol, karena biasanya saat berkaraoke
mereka tidaklah sendirian selalu ada teman dan beberpa PK yang menemani
saat berkaraoke.Jadi sangatlah wajar jika saat minum-minuman keras mereka
selalu nambah, nambah dan menambah.
Selain berpesta miras ketika berkaraoke, biasanya para tamu tak segan-
segan memegang atau menciumi tubuh dari si PK. Terkadang mereka bahkan
berbuat cabul didalam room, tapi tak sampai untuk berbuat berhubungan
badan. Karena untuk sampai berhubungan badan akan ada tarifnya lagi
nantinya dari si PK. Dan biasanya saat dipegang-pegang atau diciumi tersebut
72
si PK tergantung uang saweran dari tamu. Semakin banyak rupiah yang
disawerkan maka semakin si PK menari dengan kegirangan seakan lupa
daratan. Namun sebaliknya jika sekiranya saweranya kurang maka si PK ini
akan jaga jarak dan hanya akan berkaraoke saja.
Karena sudah mendapatkan dorongan minuman keras si PK ini tak lagi
canggung untuk bergoyang untuk berusaha mendapatkan saweran lebih dari
tamu. Hampir setiap tamu yang datang selalu berkaraoke lagu dangdut yang
seakan mengajak unntuk berjoget ketika mendengarkan alunan musik
dangdut, apalagi jika ditambah dengan alunan musik gendangnya.Hal ini lah
mungkin yang dirasakan seseorang saat bernyanyi dangdut. Seakan–akan lupa
akan dengan penat di sianghari yang mereka kerjakan.
Sebetulnya berkaraoke itu boleh-boleh saja, asalkan tidak mengganggu
ketertiban umum. Dengan inilah mereka berkaraoke diluar rumah dan
memilih tempat karaoke yang ada di sekitaran Bandungan.Yang membuat
karaoke ini sebaiknya tidak dilakukan. Karena saat berkaraoke jika itu
mengganggu orang lain, dan orang lain terganggu dengan suara kebisingan
yang ditimbulkan ketika berkaraoke. Tidak hanya itu berkaraoke sabaiknya
dihindari apa bila didalamnya ada unsur miras, dan wanita pemandu karaoke
PK yang menemani saat berkaraoke. Karena ketika ada PK pastilah ada unsur
dibalik pemberian saweran yang dilakukan tersebut.Hal tersebut terasa biasa
oleh PK karena sudah sangat seringnya, yang terpenting dapat uang
banyak.Didalam agama telah dilarang untuk meninggalkan perbuatan yang
apabila itu kemudharatanya lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya.
73
Sudah dijelaskan dengan detail dalam hadist diatas tentang pemberian
nafkah yaitu dari sumber yang baik, sumber yang halal lebih tepatnya.
Apabila tetap melaksanakan pekerjaan yang dilarang tersebut maka akan
berakibat dosa, dan akan mendapatkan siksaan api neraka untuk di akhiratnya.
Sedangkan untuk di dunia, sudah ada KUHP yang melarang pekerjaan ini,
terlebih itu sumber pendapatan dari pekerjaan tersebut untuk menafkahi
keluarganya. Apabila terdapat pelanggaran terhadap KUHP maka akan ada
terdapat hukuman kurungan dan denda.
Dan hukum bekerja sebagai Anjelo adalah haram.Karena lebih banyak
kemudharatannya ketimbang kebaikanya.Dan tidak hanya sebagai Anjelo saja
tetapi yang berkaitan dengan dunia malam yang selalu mengarah untuk
berfoya-foya saja di tiap malamnya, dan mengabaikan kewajibannya terhadap
Allah SWT.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dari
penelitaian yang dilakukan.Telah dijelaskan panjang lebar pada bab-bab yang
terletak di awalbab. Dan tersusunlah kesimpulan dari penelitian ini, :
1. Cara kerja dan Aktifitas Para Anjelo di Bandungan
Cara kerja mereka adalah dengan cara menunggu di lobi tempat
mereka bekerja ataupun di parkiran sambil menunggu giliran seperti
tukang ojek di pangkalan, tetapi mereka lebih rapi. Ketika tamu
datang mereka menawarkan diri untuk membuka kaan atau
memboking room tempat berkaraoke untuk berapa lama dan
menawarkan ingin ditemani pemandu karaoke (PK) yang seperti apa
yang di inginkan para tamu. Setelah mendengarkan permintaan tamu
tersebut, kemudian mereka mengantarkan ke dalam room yang
ditentukan kriterianya tadi, namun mereka terlebih dahulu registrasi,
namun untuk para Anjelo dan petugas registrasi sudah hafal, jadi
tidak terlalu lama untuk masalah registrasi ini. Anjelo mengantarkan
tamu kedalam room, kemudian Anjelo keluar untuk mencarikan PK.
Anjelo dengan kriteria yang ditentukan oleh pengunjung tadi untuk
mencari pemandu karaoke (PK) ini tidak laah sulit untuk mereka.
Mereka tinggal mendatangi kontrakan-kontrakan mereka yang sudah
75
siap ber makeup untuk bekerja, tak hanya di kontrakan di panti-panti
pun terkadang sudah siap para pemandu karaoke (PK) ini.
Kemudian mengantarkan kedalam room yang sudah dipesan oleh
tamu tadi yang sudah menunggu didalamnya. Setelah itu mereka
Anjelo diberikan uang tips oleh para tamu atas pelayanan dan
mencarikan pemandu karaoke (PK). Tak hanya dari tamu saja dari
pihak pemandu karaoke (PK) pun juga memberikan uang tips untuk
Anjelo atau PTL ini karena sudah mengajaknya bekerja. Jadi untuk
para Anjelo ini mendapatkan dua uang tips dari tamu maupun dari
para pemandu karaoke (PK) atau dari pekerja tuna susila lainya.
Dikarenakan ketika saat sedang berkaraoke para tamu terbiasa
untuk menyawer dan sesekali diiringi dengan melakukan perbuatan
asusila atau cabul. Semakin banyak dan besaran nominan yang
disawerkan, maka akan semakin hot pula goyangan serta perbuatan
cabul yang dilakukan oleh keduanya. Hal ini lah yang menyebabkan
karaoke ini menjadi primadona dan dilarang oleh agama maupun
negara. Tak hanya untuk berkaraoke biasanya para tamu juga
mencancari wanita yang mau digunakan untuk memuaskan nafsunya
.Untuk para pemandu karaoke (PK) terkadang ada yang tidak mau
mau untuk diajak tidur bersama, walaupun saat berkaraoke mereka
sudah dipegang-pegang dan diraba-raba saat disawer oleh para
tamu.Jika begitu para tamu biasanya meminta Anjelo lagi untuk
mencarikannya, tak hanya wanita tuna susila saja tetapi terkadang
76
juga hotel-hotel yang yang berkelas melati maupun yang berbintang
tergantung permintaan para tamu. Dan disinilah para Anjelo
mendapatkan uang tips lagi dari tamu dan juga wanita tuna susilanya.
Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, Anjelo atau PTL ini adalah
jenis pekerjaan yang mengandalkan seseorang untuk berkunjung
supaya si Anjelo atau PTL ini mendapatkan uang tips dari para tamu
dan juga pemandu karaoke (PK) dan juga wanita pekerja tuna susila.
2. Pekerjaan Anjelo Menurut Tinjauan Hukum Islam
Menurut kompilasi Hukum Islam (KHI) didalamnya telah diatur
tentang hak dan kewajiban sebagaimana tercantum pada bab XII tentang
Hak Dan Kewajiban Suami Istri tepatnya pada pasal 77 ayat (3) berbunyi
:“Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun
kecerdasanyadan pendidikan agamnya”.Sangatlaah jelas tentang hak dan
kewajiban seorang suami istri. Ditambah dengan Imam Muslim
meriwayatkan sebuah hadist yang disampaikan oleh Rosulullah SAW.
Pada Haji Wada‟ :Takwalah kamu sekalian kepada Allah SWT, dalam
mempergauli istrimu, karena kemu menikahi mereka atas nama Allah dan
halal bagimu “kesucian” mereka atas nama Allah. Dan kamu wajib
menjaga mereka agar tidak menyimpang karena kamu pasti
membencinya. Jika kemudahan istrimu melakukan penyelewengan,
pukullah ia dengan pukulan yang tidak melukai namun begitu tetap ada
77
kewajiban bagimu untuk memberinya nafkah dan pakaian dengan cara
yang ma’aruf (baik).
Kontras sekali jika seorang ayah atau suami dari sebuah keluarga
yang mengandalkan hasil nafkah keluarga mereka dari sebuah hasil yang
ikut mendukung berjalanya sebuah prostitusi, yakni menjadi seorang
Anjelo atau PTL.Karena untuk memberi nafkah untuk keluarga harus lah
mempunyai kejelasan sumber kehalalanya.Tak hanya itu seorang suami
hendaklah memberikan makanan kepada anak-anak mereka yang
bersumberkan dari kegiatan yang dihalalkan oleh agama.
Selain didalam KHI, di KUHP pun juga telah diatur dengan sangatlah
jelas seperti bunyi pasal296 menyatakan “Barang siapa dengan sengaja
menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain, dan
menjadikanya sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda
paling banyak lima belas ribu rupiah”. Sedangkan pasal 506 menyatakan
“Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang
wanitadan menjadikanya sebagai pelacur, diancam dengan pidana
kurungan paling lama satu tahun”.
Dari penjelasan demi penjelasan tersebut seorang suami seharusnya
tidak ikut dalam lingkaran prostitusi ini dan menjadikanya sebagai
sumber utama nafkah keluarga. Karena telah banyak dalil-dalil yang
menjelaskan tentang haramnya sumber nafkah utama yang sudah
diketahui dengan jelas keharamannya. Tidak hanya didalam Undang-
78
Undang di Al-qur‟an dan hadist-hadist pun juga telah dijelaskan tentang
barang siapa yang ikut dalam lingkaran bisnis ini akan ada sanksi dan
denda bagi para pelakunya.
Selain melanggar hukum dengan apa yang dilakukan oleh seorang
suami atau orang yang menafkahi keluarganya dengan sebagai Anjelo
atau PTL ini. Pekerjaan sebagai seorangAnjelo atau PTL ini dilarang di
oleh agama karena pekerjaan ini telah membantu atau melancarkan
jalanya sebuah prostitusi sehingga untuk kehalalan sumber harta yang
diberikan suami untuk menafkahkan harta mereka tidaklah ada sumber
kehalalan dari harta mereka yang peroleh serat yang dimakan.
Jika hal ini tetap saja dipertahankan, maka hubungan suatu keluarga
yang tetap memakan suatu penghasilan nafkah kepala rumah tangga
dengan hasil seperti itu. Maka akan dipastikan lama kelamaan rumah
tangga tersebut tidaklah harmonis, karena terlalu sering memakan sumber
yang tidak halal. Akan timbul banyak perselisihan nantinya dalam rumah
tangga tersebut.Selain akan menimbulkan ketidakharmonisan berkeluarga
lambat laun akan khilaf juga seorang Anjelo ini dan akan timbul benih-
benih perselingkuhan dalam rumah tangga mereka.
Dari hasi penelitian menunjukkan bahwa Syariat islam telah
menjelaskan bahwa mencari nafkah untuk keluarga adalah amalan yang
mulia dan menghasilkan suatu pahala. Dan seorang tidak akan
memperoleh pahala kecuali apabila amalan yang ia tunaikan sejalan
79
dengan apa yangdisyariatkan oleh islam. Selain tidak mendapatkan pahala
akan juga malah mendapatkan dosa, apabila menghiraukan peringatan ini.
B. SARAN
1. Untuk para pencari nafkah,terutama di sekitaran Bandungan sebaiknya
lebih selektif lagi dalam memilih pekerjaan yang dipergunakan untuk
menafkahi keluarganya. Agar mengetahui halal atau tidaknya sumber
nafkah yang diberikan untuk keluarganya.
2. Untuk jajaran pemerintah daerah maupun dari pemerintah Bandungan,
sebaiknya lebih sering melakukan sosialisasi maupun bimbingan
kerohanian bagi warganya, baik warga lokal maupun pendatang.
3. Sebagai seorang istri sebaiknya mempertanyakan sumber harta yang
suami peroleh, agar lebih mengetahui sumber kahalalan apa yang
didapatkan suami, dari sumber apa yang mereka makan dan belanjakan.
80
Daftar Pustaka
Al-Qur‟an dan Hadist
Undang-Undang Repubilk Indonesia No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : PT Pineka Cipta.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.
2009. Fiqh Munakahat, Jakarta: AMZAH.
Basyir, Ahmad Azhar. 1996. Hukum Perkawinan Islam. Yokyakarta:
Perpustakaan Fakulatas Hukum Universitas Indonesia
Camila, 2013. Tradisi Pernikahan Masyarakat Arab Saudi, Jakarta:
Universitas Indonesia
Dharmawan, Arya H., et al. Nafkah Keluarga Petani Miskin dan
Keberlanjutan Hutan Jati Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jurnal
Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 8.1
Hadikusuma, Hilaman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia.
Lampung:Mandar Maju
INDARYANTI, Yoyoh. 2010. Pola nafkah ganda untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Kumpulan Artikel, 15
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, Jakarta:Bumi Aksara,
1999.
Kisyik, Abdul Hamid. 1996. Bimbingan Islam utuk Mencapai Keluarga
Sakinah, Bandung: Al-Bayan
81
M. Ali Usman, dkk., Hadist Qudsi, Bandung : CV. Diponegoro, 1995.
Mardani. 2011. Hukum Perkawinan Islam Di Dunia Islam Modern,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Moloeng, Leksi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
Muhammad Amin. 2005. HukumKeluarga Islam di dunia Islam, Jakarta:
Raja GrafindoPersada
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Para PTL atau Anjelo yang sedang menunggu tamu datang.