angka kematian ibu

Upload: chompz-mumu-phantars

Post on 14-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    1/12

    Maternal Mortality Rate pada

    Ibu Hamil di Indonesia

    Aprianus Musa Dopong(102011156)

    Kelompok F2

    Email: [email protected]

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Terusan Arjuna no. 6, Jakarta 11510

    Pendahuluan

    Data menyebutkan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000

    kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/1000 kelahiran hidup.

    Di Provinsi NTT menunjukkan AKI dan AKB yang lebih tinggi dari angka nasional yakni

    AKI sebesar 306/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 57/1000 kelahiran hidup.

    Beberapa faktor ditengarai menjadi aspek penyebab dari masih tingginya angka kematianibu saat melahirkan. Mulai dari kelahiran berisiko, yakni kelahiran di usia yang masih relatif

    muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, hingga akses layanan kesehatan terhadap ibu-ibu

    hamil.

    Dalam kasus di NTT, misalnya, Angka Kematian Bayi (AKB) turun dari 62/1000 pada

    2004 menjadi 57/1000 pada 2002. Angka Kematian Ibu (AKI) 554/100.000 pada 2004

    menurun menjadi 306/100.000 pada 2007. Sedangkan untuk Usia Harapan Hidup (UHH)

    65,05 pada 2004 naik menjadi 65,1 pada 2007. Kesertaan Program Keluarga Berencana

    42,2% pada 2007 (SDKI) naik menjadi 55,7% pada 2010.

    Sedangkan angka kemiskinan di NTT telah menurun dari 27,58% pada tahun 2008,

    menjadi 21,23% pada tahun 2011 ini. Untuk mengentaskan kemiskinan ini Program Keluarga

    Berencana (KB) yang berjalan di Nusa Tenggara Timur dapat menjadi pintu masuk.

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    2/12

    Tujuan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah:

    1. Memahami penyebab-penyebab tingginyaMaternal Mortality Rate2. Dapat memahami cara penanggulangan terhadap tingginyaMaternal Mortality Rate

    Isi

    Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematin ibu

    akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per

    1000 kehamilan hidup pada tahun yang sama. Menurut hasil diskusi kelompok, kelompok

    kami menyimpulkan Angka Kematian Ibu dipengaruhi oleh:

    1. Host1.1.Usia ibu

    Kehamilan pada usia remaja sering disertai resiko tinggi mengalami persalinan macet,

    tekanan darah tinggi pada ibu hamil, anemia kekurangan zat besi, dan berat badan lahir

    rendah (BBLR) (World Health Organization, 1989). Resiko paling besar dihadapi oleh ibu

    yang berusia di bawah tujuh belas tahun karena pada tahap itu wanita muda itu masihmengalami pertumbuhan. Akibatnya yang terjadi dari adanya komplikasi-komplikasi ini

    dapat dikurangi dengan memberikan perawatan prenatal yang baik, tetapi kondisi sosial ibu

    dan kehamilannya ini memang sedemikin rupa sehingga kunjungan pada perawatan prenatal

    seringkali dilupakan, terlambat, atau dilakukan dengan tidak teratur.1 Kesiapan seorang

    wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai anak) ditentukan dengan tiga hal yaitu

    kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologi), dan sosioekonomi. Secara umum seorang

    wanita dikatakan siap secara fisik jika menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar

    usia 20 tahun. Sehingga usai 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.2

    Usia 35 tahun keatas, kehamilan resiko tinggi bayi meninggal atau cacat atau bahkan ibu

    meninggal saat persalinan terjadi. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat

    menyebabkan ibu dan bayi menjadi sakit atau bahkan meninggal, sebelum persalinan

    berlangsung. Banyak faktor resiko ibu hamil dan salah faktor penting adalah usia. Ibu hamil

    pada usia lebih dari 35 tahun lebuh beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada

    usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun.3

    1.2.Jumlah anak

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    3/12

    Jumlah anak berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu. Masalah yang

    berkaitan dengan peningkatan angka kematian ibu pada usia reproduksi (masa subur) 21-35

    tahun pada wanita seperti kurangnya pengaturan fertilisasi (kontrasepsi), kurangnya

    perawatan kehamilan (ante natal care), serta proses persalinan yang aman berpengaruh

    terhadap peningkatan anggka kematian ibu.4

    2. Agent2.1.Status gizi

    Ibu hamil memerlukan makanan yang banyak dari biasanya. Selain untuk keperluaan

    dirinya, ibu hamil juga makan untuk dikandungnya. Salah satu kondisi berbahaya yang sering

    dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidakcukupan asupan makanan, misalkan karena mual

    dan muntah atau kurang asupan zat besi.3

    Anemia adalah kurangnya kadar Hb (hemoglobin) dalam darah. Hb adalah komponen di

    dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika

    Hb kurang, jaringan di dalam tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh sebagai

    bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah.

    Jika jumlah sel darah merah banyak, jumlah Hb pun banyak dan begitu pula sebaliknya.3

    Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi, misalnya untuk membuat jaringan

    tubuh janin membentuknya menjadi organ, dan juga untuk memproduksi energi agar ibu

    hamil tetap beraktivitas normal sehari-hari. Karena itu ibu hamil lebih banyak memerlukan

    zat besi dibanding ibu yang tidak hamil. Total penderita anemia pada ibu hamil di Indonesia

    adalah 70%. Artinya dari 10 ibu hamil, 7 orang menderita anemia.3

    Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia memalui beberapa tahap. Awalnya

    tejadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Lambat laun hal itu dapat mempengaruhi kadar

    Hb dalam darah. Di dalam ubuh sebagian zat besi dalm bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi

    zat besi dari makanan tidak cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya daya serap zat besi

    dari makanan sangat rendah. Zat besi pada pangan hewani lebi tinggi penyerapannya, yaitu

    20-30% sedangkan dari sumber nabati hanya 1-6%.3

    Kadar Hb dalam darah merupakan cara mengetahui anemia atau tidaknya seseorang.

    Dikatakan anemia jika kadar Hb dalam darah kurang dari 12 mg%. Bila terjadi anemia kerja

    jantung akan dipacu lebih cepat agar memenuhi kebutuhan oksigen kesemua organ tubuh.

    Akibatnya penderita sering berdebar-debar dan jangtung cepat lelah. Gejalah lainnya, lemas-

    lemas, cepat lelah, cepat letih, mata sering berkunang-kunang, dan sering mengantuk. Wajah,

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    4/12

    selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku tampak pucat. Anemia sangat berat dapat

    mengakibatkan penderita sesak napas, bahkan lemah jantung.3

    Wanita hamil sering terkena anemia pada trisemestes ke tiga. Karena pada saat ini janin

    menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah

    lahir.3

    Faktor utama penyebab anemia gizi adalah kurang kurang cukupnya zat besi di dalam

    makanan sehari-hari. Kehamilan berulang atau jarak antar kehamilan yang terlalu dekat juga

    menyebabkan anemia. Karena kehamilan kembali dalam jarak yang dekat akan mengambil

    cadangan zat besi dalam tubuh ibu yang jumlahnya belum kembali ke kadar normal.3

    Akibat anemia pada ibu hamil yaitu:

    Perdarahan saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup Meninggal saat persalinan Meningkatkan resiko persalinan prematur Berat bayi lahir rendah (BBLR) Gangguan jantung, ginjal, dan otakKlaisifikasi anemia yaitu:

    Anemia ringan, bila kadar Hb >10 mg% Anemia sedang, bila kadar Hb 5-8 mg% Anemia berat, bila kadar Hb < 5 mg% Normal, bila kadar Hb 12-14 mg%.3

    2.2.Proses persalinanInfeksi yang terjadi setelah persalinan jangan dianggap sepele. Hal ini dikarenakan luka-

    luka yang terjadi selama proses persalinan dapat menjadi sumber masukan kuman-kuman

    penyakit ke dalam tubuh.5

    Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman-kuman dalam tubuh saat berlangsungnya

    persalinan. Diantranya saat ketuban pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung

    sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya

    adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat

    proses persalinan.5

    Awalnya infeksi tidak memberikan gejalah, tetapi setelah berlangsung 1-2 minggu baru

    terlihat. Gejalah adanya infeksi pascapersalinan beragam. Diantaranya suhu tubuh > 380C,

    terkadang disertai menggil, rasa nyeri dan panas ketika buang air, rasa nyeri di perut bawah,

    dan jumlah sel darah putih (leukosit) meningkat.5

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    5/12

    Infeksi yang terjadi di oragan reproduksi menyebabkan gangguan kesehatan. Selain itu,

    infeksi dapat menyebar lewat pembuluh darah balik ke berbagai organ penting seperti

    jantung, paru-paru, ginjal, dan otak, mengakibatkan abses pada organ tersebut.5

    Persalinan yang dilakukan oleh dukun dimana dukun kurang mengetahui mekanisme

    persalinan, memberikan pertolongan dengan jalan:6

    Mekanisme alami yang bersifat keturuna Menggunakan kekuatan, bila terjadi hambatan Menimbulkan:Persalinan terlantarKomplikasi berat:Ruptura uteriPerdarahan pascapartusAsfiksia sampai kematian janinTidak mengetahui terdapat kelainan letak

    Di Indonesia persalinan dukun sekitar 70-75%, sehingga muncul gagasan menempatkan

    bidan di desa dengan rencana mengganti dukun.6

    3. Lingkungan dan pengaruhnyaTingginya angka kematian ibu dan kematian perinatal tidak dapat dipisahkan dari profil

    perempuan di Indonesia yang tergolong sangat buruk. Berikut adalah profil perempuan di

    Indonesia:7

    Status kesehatan perempuanDerajat kesehatan perempuan masih rendahAngka kesakitan dan kematian bersalin masih tinggiPendidikan perempuan masih tergolong rendahDiperlukan bantuan peningkatan pendapatan keluarga saat ibu sedang hamil tuaKemiskinan dan rendahnya pendidikan yang menyebabkan masyarakat berorientasi

    pada pengobatan tradisional

    Status biologis perempuanPerkawinan usia muda (< 20 tahun) masih tinggi Jarak waktu hamil dan bersalin pendekKehamilan pada usia < 35 tahun masih banyak Jumlah anak banyak (grandemultipara) masih tinggi

    Status pelayanan kesehatan

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    6/12

    Data hasil pelayana kesehatanAngka kematian maternal tinggi, yakni 350/100.000 kelahiran hidup atau 50-

    100 kali lebih tinggi dari negara maju

    Angka kematian perinatal 56/10.000Trias klasik (perdarahan, infeksi, dan gastosia) masih menjadi 95% kematian

    langsung

    Persalinan oleh dukun masih 75-80%Cakupan bumil memeriksakan diri sekitar 48,3%Diberbagai pusat pelayanan kesehatan, angka kematian maternal dan perinatal

    sudah dapat diturunkan

    Kejadian kematian maternal dan perinatal masih mempunyai peluang untukdihindari

    Bentuk pelayanan kesehatan yang dicanangkan Belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

    menyeluruh

    Masuh sulit dijangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendahMasih belum terjangkau karena jarak yang jauhMasih belum mampu memenuhi kebutuhan dari segi penyediaanBelum mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat

    Tabel 1. UNICEF 1994 tentang beberapa negara

    Negara Pendapatan per

    kapita

    Harapan hidup Fertilitas AKI/100000

    Brunei 14.240 76,3 3,1 60

    Indonesia 880 64,6 2,9 450

    Vietnam 190 67,3 3,9 120

    Filipina 960 68,3 3,9 100

    Malasia 3.520 73,0 3,6 59

    Thailand 2.210 71,8 2,1 50

    Singapura 23.360 77,4 1,7 10

    Dari uraian Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa:7

    Ada hubungan erat antara pendapatan perkapita dengan umur harapan hidup danangka kematian maternal sebagai tolak ukur kemampuan negara dalam

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat.

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    7/12

    Sekalipun pendapatan perkapita di Indonesia lebih tinggi dari Vietnam, angkakematian maternal lebih tinggi dari Vietnam. Situasi demikian dapat terjadi karena:

    Vietnam merupakan negara dalam satu daratan dan bukan merupakan negarakepulauan seperti Indonesia

    Indonesian negara kepulauan dengan sekitar 13.000 pulau besar dan kecil:Rujukan kesehatan tidak mudah dilakukan dengan baikDistribusi penduduk tidak rataKeberadaan dokter ahli terkosentrasi di perkotaan yang menjanjikan pendapatan Jumlah tenaga ahli obstetri dan ginekologi jauh dari mencukupiSeratus perempuan Indonesia masih very poorGerakan KB Nasional baru mulai tahun 1970 dan belum menjadi kebutuhan

    keluarga

    Bahwa upaya peningkatan status perempuan dan peningkatan perkapita merupakanconditio sine qua non, sehingga AKI dan AKP dapat diturunkan. Dengan demikian

    pemerintah dapat menurunkan pemerintah seharusnya menempatkan peningkatan

    kesejaterahan dan pendidikan menjadi prioritas utama.

    Masalah over populasi dan lingkungan untuk hidup merupakan tantangan yang sangatberat. Sangat ironi bila negara yang sangat subur dan makmur, ikan di air laut dan air

    tawar berlimpah, manusia Indonesia menghadapi kekurangan air bersih, gizi rendah

    dan lingkungan yang memberikan dampak yang mempersulit kesehatan.

    4. Hubungan pelayanan kesehatan denganMaternal Mortality Rate4.1.Fasilitas

    Di tingkat pusat rujukan, masih dijumpai angka kematian ibu yang cukup tinggi. Hal ini

    disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya:7

    Terlambat mengenal keadaan darurat dan melakukan rujukan pada pelayanan primersehingga diterima di tempat rujukan dalam keadaan terminal.

    Fasilitas di tempat rujukan kurang memadai dan memprihatikan sehingga pertolonganadekuat sulit dilakukan.

    Letak pusat rujukan beganti-ganti sehingga pertolong terlambat dilakukan. Sifat komunal bangsa yang masyarakatnya selalu perlu mengadakan musyawarah

    lebih dahulu sebelum mengambil keputusan sehingga pertolongan terlambat.

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    8/12

    4.2.Kunjungan antenatal/ perawatan prenatalTidak terdapat satupun pertanyaan bahwa faktor penting dalam menurunkan angka

    kematian ibu dan bayi adalah supervisis medis yang dimulai pada saat awal kehamilan. Pada

    tahun 1915, 10.000 bayi lahir hidup, 60,8 ibu dan 999 bayi di bawah 1 tahun mati. Pada tahun

    1987, jumlah kelahiran yang sama, 1,9 ibu dan 140 bayi mati. Walaupun semua keadaan telah

    ditingkatkan, tidak semua kelompok memiliki keadaan seimbang. Angka kematian maternal

    pada wanita kulit hitam 47% lebih tinggi dari wanita berkulit putih. Penelitian menunjukan

    hal ini akan lebih luas karena lebihbanyak stres, nutrisi rendah, dan kurangnya supervisi

    medis di antara wanita kulit hitam.8

    Tujuan semua perawatan prenatal adalah untuk memberikan kesehatan maksimal bagi

    calon ibu dan bayinya. Hal ini dipenuhi denang tuntutan sebagai berikut:8

    Tentukan bahwa wanita itu benar-benar hamil Evaluasi dan tangani keadaan medis lain yang mungkin ada Diagnosa dan obati penyulit kehamilan yang terjadi Berikan dukungan akan kebutuhan psikologis pada wanita untuk menurunkan stres

    yang berhubungan dengan penyulit

    Jelaskan diet nutrisi Siapkan wanita untuk persalinan dan perawatan anak dengan pendidikan dan bantuan Jelaskan dan kemudian dan berikan perawatan post-partum dan supervisi medis bagi

    neonatus.

    5. PenanggulanganMaternal Mortality RateUntuk dapat menurunkan AKI dapat dicanangkan pokok upaya, yaitu:6

    5.1.Meningkatkan pelaksanaan antenatal careDengan melakukan antenatal care dapat diupayakan:6

    4 kali ANC sudah dianggap cukup yaitu sekali setiap semester dan dua kali semesterketiga

    Tujuan:Mempersiapkan kehamilan sehat optimalMempersiapkan persalinan aman dan bersihMenentukan kehamilan dengan resikoMempersiapkan kesehatan pasca partus dan laktasiMemberikan KIE-motivasi keluarga berencana

    Memberikan vaksinasi tetanus toksoid

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    9/12

    Mengarahkan persalinan aman dan bersihHamil resiko rendah, dapat setempatHamil resiko meragukan, konsultasi ke rumah sakit

    Hamil resiko tinggi, rujuk ke rumah sakit5.2.Meningkatkan status wanita Indonesia

    Mempersiapkan perkawinan dan hamil saat reproduksi sehat optimal Melakukan pemeriksaan sebelum hamil dan perkawinan Meningkatkan gizi saat hamil, laktasi dengan orientasi empat sehat lima sempurna Mengupayakan agar cukup istirahat terutama hamil tua sehingga mantap menghadapi

    persalinan

    Mempersamakan status wanita dan pria sejak kanak-kanak sehingga pertumbuhannyaseimbang, sebagai persiapan sebagai mata rantai penerus generasi.6

    5.3.Melaksanakan gerakan keluarga berencana Memprsiapkan gerakan keluarga berencanaMempersiapkan hamil sehat optimal umur di atas 20 tahun dan di bawah 35 tahunMenyiapkan jarak kehamilan di atas 2 tahunMempersiapkan kemungkinan APM pada kasus tertentuMempergunakan metode KB elektif

    Mengurangi hamil dengan resiko tinggiKomplikasi hamil menurunMorbiditas dan mortalitas menurun

    Meningkatkan hubungan antarkeluarga lebih harmonisKonsep catur warga sebagai, sebagai generasi penggantiMeningkatkan poleksosbudhankam keluargaKonsep NKKBS terlaksana, khususnya perhatian terhadap anak sehingga

    mengurangi pengaruh peer gruop

    Mempersiapkan keluarga menghadapi masa tua bahagia dan sejaterah, dalammengorbitkan anak sesuai dengan kemampuan menghadapi abad ilmu pengetahuan,

    teknologi, dan informasi

    Poleksosbudhankam keluarg mantab sebagai unit terkecil kehidupan bangsaberkelanjutan menjadi poleksosbudhankamnas.6

    5.4.Meningkatkan sistem rujukan Kelambatan sistem rujukan merupakan salah satu kendala tingginya AKI

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    10/12

    Memprcepat keputusan rujukan dapat mengurangi AKI karena diterima di pusatpertolongan dalam keadaan adekuat

    Peningkatan sistem rujukan yang tepat merupakan kendala karena keadaan geografisIndonesia luas dan berpulau

    Pemerintah harus siap membantu sistem rujukan karena memerlukan tenaga dan biayayang tidak sedikit.6

    5.5.Mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat Di desa dipersiapkan bidanPengganti dukun beranak pertolongan persalinan legeartis dengan polindesMempercepat proses rujukan dengan kehamilan resiko tinggiMelaksanakan posyandu/bulanMemberikan KIE-motivasiGerakan KBGizi sehat Imunisasi

    Puskesmas: setiap kecamatan telah memiliki Puskesmas sebagai realisasimendekatkan pelayanan medis modern di tengah masyarakat.

    Memberikan pelayanan POED (Pelayanan Obstetri Esensial Darurat) dan PONED(Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Darurat):

    Memberikan oksitosinPlasenta manuilMempersiapkan rujukan ibu

    Membantu pelaksanaan posyandu di desa terdekatMelakukan pertolongan persalinan dengan resiko rendahMemberikan pendidikan dan kerja sama dengan dukunMenerima rujukan dari bidan di desaMengkoordinasi audit AKI

    Rumah sakit kabupatenSecara medis dan ilmu pengetahuan mampu berperan optimalMembina Puskesmas di tingkat kabupatenTangan kanan pelayanan kesehatan tingkat kabupatenMelaksanakan: Rumah Sakit Sayang Ibu

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    11/12

    Dengan empat spesialis pokok: spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakitdalam, dan spesialis obstetri dan ginekologi

    Menyiapkan POEK (Pelayanan Obstetri Esensial Komperhensif) dan PONEK(Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Komperhensif)

    POED dan PONEDDapat melakukan bedah seksio sesarea darurat atau berencana dan histerektomiMemberikan obat intravenous

    Kasus resiko tinggi di rujuk ke RS propinsi serta menerima kembali perawatanlanjut

    Koordinasi audit AKI Rumah sakit propinsiSecara medis dan ilmu pengetahuan sebagai top rujukan propinsiMembina RS kabupatenMampu melakukan semau tindakan medis spesialistisKoordinasi audit AKIMelaksanakan: Rumah Sakit Sayang IbuTangan koordinasi pelayanan kesehatan melalui kewilayahan kesehatan tingkat

    propinsi.6

    5.6.Faktor keterlambatan upayaKeterlambatan dalam pertolongan dapat merupakan kunci utama penyebab tingginya

    AKI. Keterlambatan ini dapat terjadi:

    Keterlambatan memutuskan rujukan yang disebabkan:Kemiskinan dan pengetahuan yang rendahFaktor kultur keluarga dan masyarakatKekurangan sarana penunjang

    Terlambat dalam perjalananDapat dipikirkan bahwa Indonesia memiliki daerah luas dan kepulauanDistribusi penduduk yang merataPusat pelayanan kesehatan tidak merata

    Terlambat dalam memberikan pertolongan di pusat kesehatanKekurangan sarana penunjangKesiapan memberikan pertolongan belum memadaiTerlambat mengambil keputusan tindakan

  • 5/24/2018 Angka Kematian Ibu

    12/12

    Terlambat diterima di pusat pelayanan kesehatanKeadaan umum penderita yang tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan

    segera

    Diterima dalam keadaan agonal

    Obat-obatan life saving tidak tersedia.6Kesimpulan

    Daftar pustaka

    1. World Healt Organization. Perawatan ibu & bayi: pedoman praktis. EGC. 2000.2. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam

    keperawatan. Jartata: Salemba Medika; 2009.

    3. Sinsin Iis. Seri kesehatan ibu dan anak masa kehamilan dan persalinan. Jakarta: AlexMedia Komputindo; 2008.

    4. Manuaba Ida Ayu Chandranita, Manuaba Ida Bagus Gde Fajar, Manuaba Ida Bagus Gde.Memahami kesehatan reproduksi wanita. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2009.

    5. Kasdu Dini. Solusi problem persalinan. Jakarta: Puspa Swara; 2005.6. Manuaba Ida Bagus Gde. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan

    KB. Jakarta: EGC; 2001.

    7. Manuaba Ida Bagus Gde, Manuaba Ida Ayu Chandranita, Manuaba Ida Bagus Gde Fajar.Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.

    8. Hamilton PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2001.