angiofibroma nasofaring

17
ANGIOFIBROMA NASOFARING Dokter Pembimbing : dr. Patar Lbn Raja Sp. THT-KL Disusun Oleh : Fella Noprita Muqhny / 081001083

Upload: onlyfella

Post on 03-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Angiofibroma Nasofaring

ANGIOFIBROMA NASOFARING

Dokter Pembimbing : dr. Patar Lbn Raja Sp. THT-KL

Disusun Oleh : Fella Noprita Muqhny / 081001083

Page 2: Angiofibroma Nasofaring

1. Pendahuluan

Angiofibroma nasofaring adalah suatu tumor nasofaring yang secara histologis jinak, tetapi secara klinis bersifat ganas.

Karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya.

Page 3: Angiofibroma Nasofaring

2. Etiologi

Jenis kelamin dan umur penderita yaitu banyak ditemukan pada pria kisaran umur 14-25 tahun. Itulah sebabnya tumor ini disebut juga Angiofibroma Nasofaring Belia.

Penyebab dari angiofibroma nasofaring belia belum dapat diketahui secara pasti.

Pada dasarnya teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Teori jaringan asal dan 2. Teori ketidakseimbangan hormonal.

Page 4: Angiofibroma Nasofaring

3. Histopatologi

Secara histopatologis angiofibroma nasofaring mengandung dua unsur yaitu jaringan pembuluh darah dan jaringan ikat fibrosa dengan sel-sel bintang dan fibroblas muda.

Pada tumor yang baru tumbuh, komponen pembuluh darah tampak mendominasi dibandingkan jaringan ikat fibrosa yang hanya sedikit

Page 5: Angiofibroma Nasofaring

4. Patofisiologi

Tumor pertama kali tumbuh dibawah mukosa di tepi sebelah posterior dan lateral koana di atap nasofaring.

Tumor akan tumbuh besar dan meluas dibawah mukosa, sepanjang atap nasofaring, mencapai tepi posterior septum dan meluas kearah bawah membentuk tonjolan massa di atap rongga hidung posterior.

Page 6: Angiofibroma Nasofaring

Gambar 1: Lokasi tumor nasofaring

Page 7: Angiofibroma Nasofaring

5. Gejala Klinis

Hidung tersumbat Epistaksis masif yang berulang. Lemah, anemia, gangguan menelan,

gangguan pernapasan karena tersumbatnya hidung dan nasofaring.

Tumor juga dapat mengakibatkan deformitas wajah bila mendesak bola mata, menyebabkan proptosis sehingga wajah penderita angiofibroma nasofaring tampak seperti kodok, ini dikenal dengan “wajah kodok”.

Page 8: Angiofibroma Nasofaring

Gambar 2: “Muka kodok” pada penderita angiofibroma nasofaring

Page 9: Angiofibroma Nasofaring

6. Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan :

1 •Anamnesis

2 •Pemeriksaan Fisik

3 •Radiologis•Pemeriksaan Jaringan

Page 10: Angiofibroma Nasofaring

Anamnesis

Epistaksis berulang

Rasa sumbatan pada hidung

Rasa penuh pada wajah

Page 11: Angiofibroma Nasofaring

Pemeriksaan fisik

Rhinoskopi anterior dan posterior akan terlihat:1. massa tumor yang konsistensinya

kenyal, 2. warnanya bervariasi dari abu-abu

sampai merah muda, 3. permukaan licin.

Page 12: Angiofibroma Nasofaring

Pemeriksaan Radiologis :

Pada pemeriksaan radiologis konvensional (Rontgen kepala AP, lateral dan Waters) akan terlihat gambaran klasik yang dikenal sebagai tanda “Holman Miller”.

Yaitu pendorongan prosesus pterigoideus ke belakang sehingga fisura pterigopalatina melebar.

Page 13: Angiofibroma Nasofaring

7. Pengobatan

Tindakan operasi merupakan pilihan utama selain terapi hormonal, radioterapi.

Berbagai pendekatan operasi dapat dilakukan sesuai dengan lokasi tumor dan perluasannya, seperti melalui transpalatal, rinotomi laretal, rinotomi sublabial (sublabial mid-facial degloving) . atau kombinasi dengan kraniotomi frontotemporal.

Page 14: Angiofibroma Nasofaring

Gambar 4 : operasi dengan pendekatan sublabial (midfacial degloving).

Page 15: Angiofibroma Nasofaring

Pengobatan hormonal diberikan pada pasien stadium I dan II dengan preparat testosterone reseptor bloker (flutamid).

Pengobatan radioterapi dapat dilakukan dengan stereotatik radioterapi (gamma knife) atau jika tumor meluas ke intracranial dengan radioterapi konformal 3 dimensi.

Page 16: Angiofibroma Nasofaring

8. Prognosis

Prognosis angiofibroma pada penderita muda adalah baik meskipun kekambuhan merupakan persoalan penyakit karena pengaruhnya terutama berhubungan dengan kondisi psikologis penderita.

Page 17: Angiofibroma Nasofaring

DAFTAR PUSTAKA

  Arsyad S Efiaty, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI, 2012.

Adams GL, et al. Boies-Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997.

Tewfik TL. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Available from URL: http://www.emedicine.com/ent/topic470.htm

 Gambar 1: www.csmc.edu/images/nasopharyngeal_tumor_8082Gambar 2: www.monografies.com/trabajos63/alteracronesGambar 3: www.ajronline.org/cgi/content_nwfull/189Gambar 4: www.scielo.br/img/ftpe/rboto