anggina stabil presn
TRANSCRIPT
ANGINA STABLE
Angina Stable
Management of Stable Angina: Summary of NICE guidance. BMJ. 2011Scottish Intercollegrate Guidelines Network. Management of stable angina: a national clinical guideline. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guidelines Network; 2007.
sindrom klinis berupa nyeri yang khas pada bagian depan dada
(dapat menyebar ke bagian bahu, rahang, punggung, lengan dan
leher) yang disebabkan aktivitas fisik atau stres emosional dimana hal tersebut dapat meningkatkan
kebutuhan jantung terhadap oksigen.1,2
Stable
unstable
Prinzmetal’s
Patofisiologi Angina
>50%
>70%
Suply Oksigen Kebutuhan Oksigen
Denyut Jantung
Kontraktilitas
Tekanan Dinding Miokardial
Aliran Darah Koroner
Ketersediaan Oksigen
Pengambilan Oksigen
Suply dan Kebutuhan Oksigen
MUNCULNYA GEJALA/SERANGAN
Diagnosis R
iway
at k
linis
Type of discomfort
Lokasi
Keterkaitan terhadap aktifitas
Durasi
Faktor lain
Klasifikasi berdasarkan gejalaJenis Angina Karakteristik
Typical angina (definite) (1)Ketidaknyamanan dada bagian
substernal dengan karakteristik dan
durasi, (2) dipicu oleh aktifitas fisik
atau stres emosional (3) akan reda
dengan istirahat atau dengan
pemberian nitroglycerin
Atypical angina (probable) Memenuhi dua karakteristik di atas
non cardiac chest pain Memenuhi satu karakteristik di
atas atau tidak sama sekali.
Klasifikasi berdasarkan canadian cardiovascular society
Kelas Deskripsi
1 Aktifitas fisik rutin seperti berjalan kaki atau naik tangga tidak
menimbulkan serangan angina.
2 Angina dipicu oleh emosi, udara dingin atau makanan dan berjalan
menaiki tangga dengan cepat.
3 Ditandai dengan adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas
fisik rutin. Angina terjadi ketika berjalan 1-2 blok atau saat menaiki
tangga dengan biasa.
4 Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas fisik dengan nyaman.
Gejala angina mungkin juga terjadi pada saat istirahat.
Cont....
• Pemeriksaan Fisik– Pemeriksaan fisik meliputi penilaian BMI,
lingkar pinggang untuk membantu evaluasi dari adanya sindrom metabolik.4
Metabolic Syndrome
Faktor Resiko
PE
ME
RIK
SA
AN
L
AB
OR
AT
OR
IUM
• Uji dari troponin jantung, untuk mengidentifikasi nekrosis miokard
• Pengukuran iso enzim jantung (yaitu kreatinin kinase dan myocardial band [CKMB]) untuk mengesampingkan serangan jantung
• Pengecekan gula darah• Trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL• TSH (thyroid stimulating hormone)• Protein C-reaktif dan LED, untuk mengevaluasi
tingkat peradangan• Hb, Hct, dan darah lengkap untuk mengetahui
adanya anemia.• Hemocysteine serum untuk memprediksi
sindrom koroner akut.6
Pemeriksaan spesifik
Non Invasive• Resting electrocardiogram (ECG)• ECG stress testing
Invasive• Coronary angiography
Penatalaksanaan terapi
Non FarmakologiFarmakologi
Tujuan Terapi
Memperbaiki prognosis melalui pencegahan myocardial infarction (MI) dan kematian.
Meminimalkan atau menghilangkan gejala
angina.4
Terapi non farmakologi
Nyeri Dada
Efek samping atau
Kontraindikasi serius
Ya
Ya Terapi CA2= chanel blocker,
Tidak Ya Tidak
Ya Ya
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Ya Kontraindikasi serius Tidak
Ya
Ya Ya Tidak
Kontraindikasi serius Tidak
Tidak
Ya Ya
NTG Sublingual
Anti-Anggina Resiko
Follow-up rutin : diet, exercise, management diabetes
angina vasospatik long acting nitrate
Clopidogrel
Peningkatan LDL atau
Ca-chanel blocker jika tidak
eksaserbasi angina
Kemungkinan terjadi coronary artery disease (CAD)sedang sampai tinggi (>10%)Tidak berisiko tinggi mengalami CADStratifikasi resiko telah dilkukan atau tidak diperlukan
Terapi dengan obat Modifikasi Faktor
Aspirin 75-162 Mg/hari
abnormalitas lipid lainnya ?
Terapi berhasil
Mulai dilakukan program edukasi
Terapi secara tepat Terapi berhasil
(Prinzmetal)
Medikasi atau kondisi yang
memicu/menyebabkan
HDL-C>40 mg/dl
TG<150mg/dl
jika tdk ada kontraindikasi
Pertimbangkan
revaskularisasi
Terapi Beta-blocker bila tdk
ada kontra indikasi (khusus-
nya bila ada MI atau indikasi lain)
Tambahkan atau ganti dgn
Pertimbangkan Ace inhibitor
Smoking cessatiom programMerokok
Tekanan darah meningkat ? Target TD <130/180mmHg
Diet, phisical activity dan
penurunan berat badan
IMT 18,5-24,9 Kg/M2
Lingkar Pinggang < 90 CM
pd wanita dan <103 CM
LDL Target-c<100mg/dl
Terapi berhasil
ada kontraindikasi
Riwayat mengarah pd
Terapi berhasil
Tambahkan terapi nitrate long acting
Anti Platelet
Pilihan utama pada pengobatan Stable
Angina yaitu menggunakan antiplatelet.
Antiplatelet yang digunakan adalah
aspirin dengan dosis rendah (75-162
mg/hari).6
Jika kontraindikasi diganti dengan
Clopidogrel
• bekerja pada jalur siklooksigenase dengan cara menghambat enzim siklooksigenase, sehingga terjadi hambatan pembentukan tromboksan A2, akibatnya agregasi platelet tidak terjadi.5
Mekanisme Kerja
Aspirin
• Meta Analisis (medline 1966 - 2006)• 6 RCT (9853 Pasien)• stable cardiovascular disease(Aspirin 50 – 325
mg/hari)• ↓ 21 %kardiovaskuler (non fatal MI, non fatal
stroke dan cardiovascular death) CI 95% 0,72-0,88• Efek Samping• peningkatan terjadinya bleeding (odds ratio 2.2 95%
CI 1,4-3,4) pada pengobatan 1000 pasien dengan rata-rata pengobatan selama 33 bulan dapat mencegah 33 kasus kejadian kardiovaskuler, 12 non fatal MI, 25 stroke dan 14 kematian.
LIPID LOWERING AGENT
HMG-CoA reductase
inhibitors (statins)
Bile acid sequestrants
(Resins)
Nicotinic Acid (Niacin; Vitamin
B3)
Fibric Acid Derivatives (Fibrates)
• HMG-CoA reductase inhibitors (statins)– Mekanisme
• Menghambat secara kompetitif selective pada HMG – CoA reductase, sehingga produksi enzim melvonate sebagai prekusor pembentukan cholesterol dan sterol berkurang
• menghambat HMG-CoA reduktase di dalam sel-sel endotel, sel-sel otot halus, dan sel-sel inflamasi (Pleiotropic effect)
– Efficacy• Decreases LDL by 18-55% • Decreases triglycerides by 7-30% • Increases HDL by 5-15%
– Contoh Obat• Simvastatin• Atorvastatin• pravastatin
Bile acid sequestrants (Resins)
• Menghambat pemecahan lemak oleh empedu sehingga tidak masuk dalam enterohepatic circulation dan meningkatkan pembuangan lemak bersama feses.
Mekanisme
• Decreases LDL by 15-30% • No change or increase in triglycerides • Increases HDL by 3-5%
Efficacy:
Nicotinic Acid (Niacin; Vitamin B3)
• dapat menurunkan sintesis hepatic terhadap LDL dan VLDL serta mengurangi esterifikasi Trigliserida
Mekanisme
• Decreases LDL by 5-25% • Decreases triglycerides by 20-
50% • Increases HDL by 15-35%
Efficacy
Fibric Acid Derivatives (Fibrates)
• Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase dan menurunkan sintesis serta sekresi VLDL dari liver
Mekanisme
• Decreases LDL by 5-20% (may be increased in patients with high TG)
• Decreases triglycerides by 20-50%
• Increases HDL by 10-20%
Efficacy
Terapi penurunan kolesterol dapat menurunkan risiko kematian akibat coronary heart disease (CHD), dan beberapa penelitian klinis mencatat bahwa golongan penurun LDL-c (statin) dapat menurunkan risiko kejadian iskemik (MI) pada pasien yang mengalami Coronary Artery Disease (CAD).5 Target LDL-c yang harus dicapai adalah <100 mg/dl, trigliserida <150mg/dl, HDL-c >40mg/dl.10
Pasien Stable Coronary Disease
434 Pasien (Atorvastatin
80mg)
538 Pasien (Atorvastatin
10mg)
Hasil
kelompok yang mendapatkan
atorvastatin 80 mg mengalami penurunan angka kematian akibat CHD sebanyak 22%,
nonfatal non–procedure-related myocardial
infarction, resusitasi setelah cardiac arrest,
atau fatal/nonfatal stroke (hazard ratio,
0.78; 95 % CI, 0.69 to 0.89; P<0.001).11
ACE inhibitor• ACE inhibitor digunakan pada
prophylaxis management of coronary artery disease
• ACE inhibitor disarankan untuk diberikan pada pasien angina stabil, terutama dengan left ventricular ejection ≤ 40%, hipertensi, DM, CKD.10 Target tekanan darah yang harus dicapai adalah <130/80 mmHg.3
Mekanisme Kerja
menghambat kerja ACE (Angiotensin
Converting Enzyme) untuk
mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II, mengkatalisasi
degradasi bradikinin menjadi metabolit
inaktif.9
Penelitian yang dilakukan HOPE dan Europe
• Pada penggunaan trandolapril dapat menurunkan resiko kematian oleh cardiovascular atau Non-fatal MI pada 14.100 pasien dengan CAD (Coronary Artery Disease) dan left ventricular ejection fraction sebesar 40%.4
Systematic Review yang dilakukan oleh HOPE
• penambahan ACE inhibitor pada terapi pengobatan standar meningkatkan outcome termasuk menurunkan risiko kematian dan MI pada pasien dengan stable ischemic heart disease. risk ratio (RR) pada total mortality yaitu 0,85 (95%CI 0,76-0,95) dan RR cardiovascular mortality sebesar 0,75 (95%CI 0,65-0,87) 13
• Cardio Selektif• Non Cardio SelektifBeta Blocker
• menghambat secara kompetitif ikatan katekolamin endogen dengan reseptor β-1 sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung, kontraktilitas dan tekanan arterial yang memicu penurunan kebutuhan oksigen pada otot jantung.3
MekanismeKerja
• Dihidropiridine• Non – dihidropridine
Calcium Chanel Blocker
• bekerja dengan menghambat masuknya ion Ca2+ melewati kanal kalsium. Inhibisi terhadap ion Ca2+ menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah perifer
Mekanisme kerja
Beta Blocker & CCB
• Penelitian meta analisis pada penggunaan Beta-blocker dalam jangka waktu yang lama.
• Dari 26 penelitian sebanyak 6189 pasien yang sudah diidentifikasi mendapat terapi Beta-blocker secara signifikan menurunkan angka kematian jika dibandingkan dengan kontrol (OR 0,40, 95% CI 0,2-0,79), tetapi tidak berbeda secara statistik dibandingkan dengan placebo (OR 0.92, 95% CI 0,62-1,38) dan dengan Calcium Chanel Blocker (CCB) (OR 0,84, 95% CI 0.49-1.44).
• Beta-blocker secara signifikan dapat mengurangi konsumsi nitrat jika dikombinasi dengan CCB, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dari serangan angina diantara setiap group. Beta-blocker kemungkinan dapat menurunkan kematian dan unStable Angina jika dibandingkan dengan kontrol (tidak mendapatkan terapi), tetapi tidak efektif bila dibandingkan dengan agen antiangina yang lain dalam pencegahan MI pada pasien Stable Angina.14
Nitrat
Nitrit oksid menstimulasi
guanylyl cyclase, yang memandu
konversi guanosine triphosphate menjadi
cyclic guanosine monophosphat,
dimana perubahan ini menyebabkan
vasodilatasi
Nitrat
Short Acting
Long Acting
Short Acting
• pilihan terapi saat serangan akut karena dapat meredakan gejala angina dengan cepat, serta mencegah iskemia jika digunakan beberapa saat sebelum exercise.1,
evidence
• Systematic review dan meta-analysis dari 19 penelitian yang menggunakan metode RCT. Efek nitrat terhadap lamanya exercise (treadmill/bicycle ergometer) setelah pemberian nitrat dosis tunggal, nitrat memperpanjang durasi exercise secara signifikan, yaitu 71 detik (mean difference 71,25; 95%CI 49,29-93,20; p<0.00001, pada 19 penelitian), waktu sebelum onset angina secara signifikan diperpanjang 96 detik (mean difference 96,32; 95%CI 70,95-121,69; p<0.00001, pada 9 penelitian), dan waktu sebelum terjadi 1 mm ST depression secara signifikan diperpanjang 69 detik (mean difference 69,34; 95%CI 46,47-92.22; p<0.00001, pada 7 penelitian).
Penggunaan nitrat secara long term memiliki manfaat dalam mencegah terjadinya angina dan meningkatkan durasi exercise, namun tidak dapat meningkatkan kualitas hidup.17
Long
act
ing • diberikan jika pasien
memiliki kontraindikasi terhadap beta-blocker, atau dapat ditambahkan jika terapi dengan beta-blocker kurang adekuat.5
EvidenceSystematic review dan meta-analysis:• 7 clinical trial yang mengevaluasi efektivitas
nitrat pada Stable Angina, baik pemberian continuous (multiple dose/hari) maupun intermittent (1x/hari) menunjukkan bahwa nitrat dapat mengurangi frekuensi serangan angina sebanyak 2,45 episode/minggu (95%CI 0,86-4,04 episode/minggu; P=0,003). 17
Cont...
• 7 penelitian lainnya juga menunjukkan penurunan konsumsi Nitroglycerin sebanyak 2,67 tablet/minggu, baik secara continuous maupun intermittent (95%CI 0,82-4,53; P=0,005). Dalam 13 studi yang mengevaluasi durasi exercise (exercise selama 1-6 jam) setelah konsumsi nitrat, kedua regimen memperpanjang durasi exercise secara signifikan yaitu 31 detik (mean difference 31,38; 95%CI 11,28-51,47; P=0,002) dan 53 detik (mean difference 52,56; 95%CI 15,86-89,27; P=0,005). Namun, tidak terjadi peningkatan kualitas hidup pasien dan 51,6% pasien mengalami sakit kepala.17
Terapi Invasive
Revascularisasi
Coronary Artery Bypass
Grafting
Percutaneous Coronary
Intervention