anggaran persediaan

43
MODUL 10 Anggaran Persediaan Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui Anggaran Persediaan Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan Maksimal Mahasiswa dapat menjelaskan Persediaan Barang dalam Proses Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan Barang Jadi Pengertian Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Anggaran Persediaan Material Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni : 1. Jumlah Materaial yang Tersedia

Upload: venom8755

Post on 16-Jun-2015

3.481 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggaran Persediaan

MODUL 10

Anggaran Persediaan

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui Anggaran Persediaan

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan

Maksimal

Mahasiswa dapat menjelaskan Persediaan Barang

dalam Proses

Mahasiswa dapat menjelaskan Anggaran Persediaan

Barang Jadi

Pengertian

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci

berapa nilai persediaan pada periode yang akan dating. Pada perusahaan manufaktur

persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang

setengah jadi dan persediaan barang jadi.

Anggaran Persediaan Material

Dalam anggaran ini yang akan direncanakan adalah berapa nilai persediaan material

untuk setiap akhir periode.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yakni :

1. Jumlah Materaial yang Tersedia

Semakin besar jumlah material yang tersedia atau yang akn disediakan maka

nilai persediaan akan semakin besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai

persediaan bias didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua

bulan.

2. Harga Beli Material per Satuan

Bila material yang ada di gudang dibeli dari beberapa supplier dan pada setiap

pembelian harganya berbeda, maka akan timbul permasalahan yakni persediaan

yang direncanakan akan dinilai dengan harga yang mana?

Page 2: Anggaran Persediaan

Ada 3 metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan permasalah tersebut

yakni :

a. FIFO (First in First Out)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang pertama dibeli

langsung diproses, bila dari pembelian pertama telah diproses semua maka akan

mengambil dari pembelian kedua dan seterusnya. Dengan demikian bila ada

persediaan akhir, maka persediaan tersebut berasal dari pembelian terakhir atau

persediaan tersebut dinilai dengan harga pada pembelian terakhir.

Misalnya

Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00

Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00

Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00

Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00

Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00

Persediaan akhir

Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar

= 6.000 x Rp. 1.350,00 = Rp. 8.100.000,00

b. LIFO (Last in First Out)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa material yang terakhir dibeli

langsung diproses, bila dari pembelian terakhir telah diproses semua maka

akan mengambil dari pembelian sebelumnya dan seterusnya. Dengan

demikian bila ada persediaan akhir maka persediaan tersebut berasal dari

pembelian pertama atau persediaan tersebut dinilai dengan harga pada

pembelian pertama.

Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00

Pembelian 1 (tahun 2003) 6.000 kg Rp. 1.200,00

Pembelian 2 (tahun 2003) 7.000 kg Rp. 1.250,00

Pembelian 3 (tahun 2003) 6.500 kg Rp. 1.300,00

Pembelian 4 (tahun 2003) 7.500 kg Rp. 1.350,00

Persediaan akhir = 6.000 kg

Page 3: Anggaran Persediaan

Maka nilai persediaan akhir menurut metode FIFO sebesar

5.000 x Rp. 1.000,00 = Rp. 5.000.000,00

1.000 x Rp. 1.200,00 = Rp. 1.200.000,00

= Rp. 6.200.000,00

c. Average

Dalam metode ini persediaan material pada akhir periode akan dinilai

dengan harga rata-rata dari pembelian material.

Misalnya :

Persediaan awal (akhir 2002) 5.000 kg Rp, 1.000,00

Pembelian tahun 2002

Pembelian 1 : 6.000 kg Rp. 1.200,00

Pembelian 2 : 7.000 kg Rp. 1.250,00

Pembelian 3 : 6.500 kg Rp. 1.300,00

Pembelian 4 : 7.500 kg Rp. 1.350,00

Persediaan akhir tahun 2003 = 6.000 kg

Maka nilai persediaan akhir menurut metode AVERAGE sebesar :

= 6.000 x 1.000 + 1.200 + 1.250 + 1.300 + 1.350

5

= 6.000 x 1.220

= Rp. 7.320.000,00

Anggaran Persediaan Barang Dalam Proses

Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai,

sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar-

kecilnya nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada :

1. Unit/jumlah Barang dalam Proses

Semakin besar jumlah barang yang masih dalam proses maka nilai

persediaannya akan semakin besar.

Page 4: Anggaran Persediaan

2. Tingkat Penyelesaian Produk

Tingkat penyelesaian produk dilihat dari penyelesaian masing-masing

komponen produksi yaitu material, TKL & Overhead pabrik.

3. Tarif Biaya Produksi

Bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak sama maka masing-masing

unsure biaya tersebut berdasarkan pada tarif-tarif biaya material, tarif biaya TKL

dan tarif BOP.

Misalnya pada akhir periode terdapat 1.000 unit barang dalam proses dengan tingkat

penyelesaian sebagai berikut :

- Material : 60 %

- TKL : 40 %

- BOP : 50 %

Sedangkan tarif yang telah ditentukan adalah :

- Material : Rp. 1.200,00

- TKL : Rp. 800,00

- BOP : Rp. 1.000,00

Maka nilai persediaan akhir barang dalam proses diperhitungkan sebagai berikut :

- Material : 1.000 x 60 % x Rp. 1.200,00 = Rp. 720.000,00

- TKL : 1.000 x 40 % x Rp. 800,00 = Rp. 320.000,00

- BOP : 1.000 x 50 % x Rp. 1.000,00 = Rp. 500.000,00

= Rp.1.540.000,00

Anggaran Persediaan Barang Jadi

Persediaan barang jadi diperlukan untuk melayani penjualan yang tidak direncanakan

atau penjualan nonreguler. Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen

kemungkinan akan membeli produk merek lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah :

Page 5: Anggaran Persediaan

1. Unit Persediaan

Besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-rata penjualan per bulan

atau pendekatan yang lain.

2. Metode Penentuan Harga Pokok

Ada dua pendekatan dalam penentuan harga pokok yaitu :

a. Metode Full Costing

Metode full costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang

memasukkan semua biaya produksi sebgai komponen haraga pokok produk, yaitu

material, tenaga kerja langsung, BOP variable dan BOP tetap.

HPP/unit:

Material/unit : XX

TKL/unit : XX

BOP variabel/unit : XX

BOP tetap/unit : XX

XX

Misalnya anggaran produksi tahun 2003 sebesar 1.000 unit dengan biaya

produksi sebagai berikut :

Material : Rp. 5.000.000,00

TKL : Rp. 6.000.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000.000,00

BOP tetap : Rp. 2.000.000,00

Rp.20.000.000,00

Sedangkan anggaran penjualan tahun 2003 sebesar 900 unit, sehingga

perkiraan persediaan akhir sebesar 100 unit.

Perhitungan HPP/unit

Material : Rp. 5.000,00

TKL/unit : Rp. 6.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000,00

BOP tetap : Rp. 2.000,00

Rp.20.000,00

Page 6: Anggaran Persediaan

Maka nilai persediaan akhir menurut metode full costing sebesar :

Nilai PA = 100 x Rp. 20.000,00

= Rp. 2.000.000,00

b. Metode Variabel Costing

Metode variable costing adalah metode penentuan harga produk yang

memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel sebagai komponen harga

pokok produk, yaitu material, TKL dan BOP variabel.

HPP/unit:

Material/unit : XX

TKL/unit : XX

BOP variabel/unit : XX

BOP tetap/unit : XX

XX

Dari contoh diatas bila persediaan akhir 100 unit dinilai dengan metode

variabel costing dihitung sebagai berikut :

HPP/unit:

Material : Rp. 5.000,00

TKL : Rp. 6.000,00

BOP variabel : Rp. 7.000,00

Rp.18.000,00

Nilai PA = 100 x Rp. 18.000,00

= Rp. 1.800.000,00

Rangkuman

Yang akan direncanakan dalam anggaran persediaan material adalah berapa nilai

persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya nilai persediaan material adalah jumlah material yang tersedia dan harga beli

material persatuan. Ada tiga metode yang dapat dipilih untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut yaitu FIFO, LIFO, dan AVERAGE.

Barang dalam proses merupakan material yang telah diproses tetapi belum selesai

sehingga masih memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar

Page 7: Anggaran Persediaan

kecilnya nilai persediaan barang dalam proses tergantung pada jumlah barang dalam

proses, tingkat penyelesaian produk dan tarif biaya produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai persediaan barang jadi adalah unit

persediaan dan metode penentuan harga pokok.

LATIHAN

Setiap produk diproses melalui 2 tahap yaitu tahap I dan II. Setelah melalui tahap I rata-

rata tingkat penyelesaian komponen produksi adalah sebagai berikut.

Tingkat penyelesaian produk

Keterangan Tingkat penyelesaian (%) Tarif (Rp.)

Material

TKL

BOP

50

60

70

2.000

1.000

3.000

Pada akhir periode sebanyak 1500 unit bahan selesai diproses tetapi baru diproses pada

tahap I.

Berapa nilai persediaan akhir tersebut.

Tes Formatif Modul 10

Pada tahun 2003 anggaran produksi dan anggaran penjualan tidak sama besarnya.

a. Anggaran produksi tahun 2003

TW. I : 7.500 unit

TW. II : 7.500 unit

TW. III : 8.500 unit

TW. IV : 6.500 unit

30.000 unit

Page 8: Anggaran Persediaan

b. Anggaran penjualan tahun 2003

TW. I : 6.000 unit

TW. II : 6.000 unit

TW. III : 8.000 unit

TW. IV : 8.000 unit

28.000 unit

c. Biaya produksi tahun 2003

Material : Rp. 60.000.000,00

TKL/unit : Rp. 30.000.000,00

BOP variabel : Rp. 45.000.000,00

BOP tetap : Rp. 15.000.000,00

Rp.150.000.000,00

Berapa nilai persediaan barang jadi pada akhir tahun 2003 ?

Page 9: Anggaran Persediaan

MODUL 11

Anggaran Penambahan Aktiva Tetap

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memakai Anggaran Penambahan

Aktiva Tetap

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :

- Pengertian penambahan aktiva tetap

- Tujuan penambahan aktiva tetap

- Kriteria Investasi

Pengertian

Aktiva tetap bagi setiap perusahaan biasanya merupakan bagian terbesar dari

keseluruhan aktiva yang dimiliki, aktiva tetap tersebut diantaranya berupa mesin,

kendaraan, alat-alat berat, gedung dan tanah.

Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan, karena selain pada

aktiva tersebut tertanam modal yang relative besar, modal dalam aktiva tersebut akan

kembali dalam waktu yang cukup lama.

Tujuan Penambahan Aktiva Tetap

Setiap penambahan aktiva tetap pasti mempunyai tujuan tertentu, seperti :

1. Penggantian Aktiva yang Rusak

Agar jalannya perusahaan tidak terganggu maka sebagian aktiva yang sudah rusak

perlu segera diganti sehingga rencana produksi yang telah disusun dapat direalisir.

2. Perluasan Usaha

Bila kapasitas yang ada tidak dapat memenuhi semua permintaan, perusahaan

perlu untuk menambah kapasiatas sehingga dapat memenuhi semua permintaan.

3. Penggantian Teknologi

Adakalanya teknologi yang digunakan perusahaan sudah dapat ketinggalan dan

sudah tidak begitu produktif. Bila hal demikian terjadi berarti perusahan memerlukan

Page 10: Anggaran Persediaan

mesin-mesin yang teknologinya lebih maju, lebih canggih, sehingga produktivitas

dapat meningkat dengan cepat.

4. Pendirian Usaha Baru

Untuk mendirikan usaha yang baru perusahaan membutuhkan berbagai jenis

aktiiva seperti tanah, gedung, pabrik, mobil dan mesin-mesin yang diperlukan.

Kriteria Investasi

Untuk memutuskan apakah penambahan aktiva tetap jadi dilakukan atau tidak, selain

mendasarkan pada berbagai aspek, perusahaan perlu menentukan kriteria investasi.

Penentuan kriteria investasi lebih mendasarkan pada pertimbangan finansial terhadap

rencana penambahan aktiva tersebut.

Beberapa teknik yang bisa digunakan yaitu :

1. Payback Period

Dalam metode ini investasi pada aktiva tetap akan diukur dengan berapa lama

waktu kembalinya modal pada investasi tersebut. Semakin cepat waktunya semakin

menguntungkan.

2. Average Rate of Return

Dalam metode ini investasi pada aktiva tetap akan diukur dengan rata-rata

keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut.

Apabila ada berbagai alternatif investasi maka investasi yang menghasilkan

keuntungan terbesar itulah yang akan dipilih.

3. Net Present Value (NPV)

Dalam metode ini suatu investasi akan diukur dengan nilai sekarang bersih, yaitu

nilai sekarang dari penerimaan yang akan datang dikurangi dengan nilai sekarang

investasi. Investasi yang dipilih adalah investasi yang menghasilkan nilai sekarang

bersih terbesar.

Page 11: Anggaran Persediaan

Rangkuman

Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan karena selain pada

aktiva tersebut tertanam modal yang relatif besar, modal dalam aktiva tersebut akan

kembali dalam waktu yang cukup lama.

Tujuan penambahan aktiva tetap adalah : Penggantian aktiva yang rusak,

perluasan usaha, penggantian teknologi dan pendirian usaha baru.

Penentuan kriteria investasi lebih mendasarkan pada pertimbangan finansial

terhadap rencana penambahan akhiri tersebut. Beberapa teknik yang bisa digunakan

yaitu: payback period, average rate of return dan net present value (NPV)

LATIHAN

1. Mengapa perlu penambahan aktiva tetap ?

2. Menurut pendapat anda apa tujuan penambahan aktiva tetap?

3. Kemukakan beberapa teknik yang bisa digunakan dalam penentuan kriteria

investasi

Tes Formatif Modul 11

Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika

pernyataan tersebut salah atau tidak benar.

1. B - S Penambahan aktiva tetap memerlukan banyak pertimbangan karena pada

aktiva tersebut tertanam modal yang besar

2. B - S Agar perusahaan terlihat maju maka perusahaan perlu menambah aktiva

tetap

3. B - S Bila kapasitas yang ada tidak memenuhi semua permintaan maka perlu

menambah aktiva tetap

4. B - S Salah satu tujuan penambahan aktiva tetap karena perusahaan akan

mendirikan usaha baru

5. B - S NPV adalah metode investasi pada aktiva tetap dimana akan diukur berapa

lama waktu kembalinya modal.

Page 12: Anggaran Persediaan

MODUL 12

Anggaran Utang

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mengetahui Anggaran Utang

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :

- Pengertian anggaran utang

- Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran

utang

- Bentuk anggaran utang.

Pengertian

Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada waktu

yang akan datang. Untuk utang jangka pendek biasanya dilakukan perusahaan untuk

keperluan-keperluan seperti pembelian material, bahan pembantu maupun pinjaman bank

untuk keperluan kas. Sedangkan utang dalam jangka panjang biasanya dilakukan untuk

kepentingan pembelian aktiva tetap dan pembiayaan investasi yang jumlahnya relatif

besar. Baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang perlu direncanakan dan

disusun anggarannya agar dapat memperlancar jalannya perusahaan.

Faktor yang mempengaruhi Anggaran Utang

Besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada :

1. Anggaran Pembelian Material

Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti memerlukan

pembelian material yang semakin besar sehingga kemungkinan untuk tidak

membayar dengan tunai akan semakin besar, karena kondisi keuangan yang terbatas.

2. Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utang

yang akan diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat bunga,

jangka waktu dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.

Page 13: Anggaran Persediaan

3. Tersedianya Modal Kerja

Bila modal kerja yang tersedia relatif besar maka sebagian besar pembelian

material dan keperluan yang lain dilakukan secara tunai, sehingga akan meminimkan

utang yang akan diambil.

4. Kepercayaan Suplier dan Bank

Bila perusahaan cukup mendapatkan kepercayaan dari para suplier dan pihak

pemberi kredit karena selama ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih mudah

untuk mendapatkan fasilitas kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk masa-

masa yang akan datang.

Bentuk Anggaran Utang

Sebagaimana dalam penyusunan anggaran piutang, anggaran utang juga akan memuat

berapa jumlah utang yang terjadi pada suatu periode dan berapa besarnya pembayaran

atau pelunasan utang pada setiap periode yang disesuaikan dengan syarat pembayaran

yang ada.

Contoh berikut akan memberikan gambaran bagaimana cara penyusunan anggaran

utang pada periode yang akan datang.

Anggaran pembelian material semester I tahun 2003 akan direncanakan pada setiap

bulan sebagai berikut :

Tabel 15.1.

Anggaran Pembelian Material Tahun 2003

Bulan Jumlah Material (kg) Harga per kg (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

7.500

1,000,00

1.100,00

1.200,00

1.300,00

1.400,00

1.500,00

Page 14: Anggaran Persediaan

Karena terbatasnya modal kerja yang tersedia, setiap pembelian material hanya 20 %

yang dibayarkan secara tunai, 50% nya dibayar pada bulan berikutnya sedangkan sisanya

dibayar pada bulan berikutnya dari pembayaran sebelumnya.

Perhitungan pembayarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 15.2.

Pembayaran Material

Bulan Biaya Pembelian Tunai (20%) Utang (80%)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

5.000.000,00

6.050.000,00

7.200.000,00

8.450.000,00

9.800.000,00

11.250.000,00

1.000.000,00

1.210.000,00

1.440.000,00

1.090.000,00

1.960.000,00

2.250.000,00

4.000.000,00

4.840.000,00

5.760.000,00

6.760.000,00

7.840.000,00

9.000.000,00

Tabel 15.3

Anggaran Uang Semester I Tahun 2003

Bulan Utang Pembayaran Utang

Jan Feb Maret April Mei Juni

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

4.000.000

4.840.000

5.760.000

6.760.000

7.840.000

9.000.000

-

-

-

-

-

-

2.500.000

-

-

-

-

-

1.500.000

3.025.000

-

-

-

-

-

1.815.000

3.600.000

-

-

-

-

-

2.160.000

4.225.000

-

-

-

-

-

2.535.000

4.900.000

-

- 2.500.000 4.525.000 5.415.000 6.385.000 7.435.000

Keterangan :

1) Pembayaran bulan Juli terdiri dari :

- Uang bulan Mei : 30 % (9.800.000) : 2.940.000

- Uang bulan Juni : 50% (11.250.000) : 5.625.000

: 8.565.000

Page 15: Anggaran Persediaan

2) Pembayaran bulan Agustus terdiri dari :

Utang bulan Juni : 30 % (11.250.000) = 3.375.000

Bila pada awal Januari 2003 terdapat saldo utang dari tahun 2002 sebesar

Rp. 2.000.000,00, maka perhitungan saldo awal dan akhir pada setiap bulan

diperhitungkan sebagai berikut :

(Utang sebesar Rp.2.000.000,00 tersebut akan dibayar pada bulan Januari 2003)

Tabel 15.4.

Saldo Awal dan Akhir Uang

Bulan Saldo Utang Jumlah Pembayaran Saldo akhir

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

2.000.000

4.000.000

5.760.000

6.340.000

7.575.000

10.375.000

4.000.000

4.840.000

5.760.000

6.760.000

7.840.000

9.000.000

6.000.000

8.840.000

12.100.000

14.335.000

16.760.000

19.375.000

2.000.000

2.500.000

4.525.000

5.415.000

6.385.000

7.435.000

4.000.000

6.340.000

7.575.000

8.920.000

10.375.000

11.940.000

Rangkuman

Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang pada

waktu yang akan datang. Besar kecilnya angaran utang akan tergantung pada anggaran

pembelian material, syarat pembayaran, tersedianya modal kerja, dan kepercayaan suplier

dan bank.

Anggaran utang akan memuat berapa jumlah utang yang terjadi pada suatu

periode dan berapa besarnya pembayaran atau pelunasan utang pada setiap periode yang

disesuaikan dengan syarat pembayaran yang ada.

Page 16: Anggaran Persediaan

LATIHAN

1. Apa yang anda ketahui tentang anggaran utang ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran utang ?

3. Masalah-masalah apa saja yang dimuat dalam anggaran utang ?

Tes Formatif Modul 12

Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika

pernyataan tersebut salah atau tidak benar.

1. B - S Anggaran utang merupakan anggaran yang merencanakan jumlah utang

pada periode sekarang dan yang akan datang

2. B - S Kebutuhan material yang besar memerlukan pembelian material yang

semakin besar pula

3. B - S Syarat pembayaran utang yang lemah akan menjadikan nilai utang yang

diambil semakin besar

4. B - S Jika modal kerja yang tersedia besar maka sebagian besar pembelian

material dilakukan secara kredit

5. B - S Anggaran utang akan memuat berapa jumlah utang yang terjadi dan berapa

besarnya pembayaran utang pada setiap periode.

Page 17: Anggaran Persediaan

MODUL 13

Kegiatan Belajar 1

Pengertian, Kegunaan, Format, Laporan Anggaran,

Laporan Anggaran Penjualan

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami Laporan Anggaran

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan :

- Pengertian laporan anggaran

- Kegunaan laporan anggaran

- Format laporan anggaran

Mahasiswa dapat menyusun laporan anggaran

penjualan

Pengertian

Di dalam anggaran komprehensif yang telah disusun termuat di dalamnya laporan

anggaran. Laporan anggaran (Budget Report) adalah laporan yang sistematis dan

terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya.

Apa saja jenis anggaran yang akan dilaporkan tergantung apakah aktivitas tersebut

telah disusun rencana/anggaran atau belum. Bila suatu aktivitas telah disusun

anggarannya maka pada akhir periode akan dapat disusun laporan anggaran.

Kegunaan Laporan Anggaran

Setiap laporan yang disusu akan berguna bagi manajemen untuk menyusun

kebijakan tindak lanjut (Follow up) pada waktu yang akan datang.

Format Laporan Anggaran

Untuk menyusun laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap-tahap

berikut :

1. Perbandingan Data Anggaran dan Realisasi

Page 18: Anggaran Persediaan

Dalam bagian ini data yang menyangkut anggaran dan realisasi dibangdingkan

untuk mencari selisih atau perbedaan. Data yang menyangkut anggaran diambil dari

rencana secara keseluruhan sedangkan data realisasi biasanya akan disediakan oleh

bagian akuntansi.

2. Analisis Selisih

Pada bagian ini setiap perbedaan/selisih yang terjadi akan diidentifikasi, dicari

sebabnya yang kemudian akan digunakan untuk menentukan tindak lanjut pada

waktu yang akan datang. Selisih/perbedaan yang terjadi akan menyangkut dua

kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah ada selisih yang menguntungkan

seperti penjualan yang lebih besar, harga jual yang lebih tinggi, biaya yan lebih

rendah. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah ada selisih yang merugikan

seperti turunnya unit penjualan, turunnya harga jual dan kenaikan harga.

3. Menentukan Follow Up

Perbedaan yang terjadi pada waktu yang lalu dianalisis untuk dilakukan

evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan dipakai untuk menentukan kebijakan Follow

Up. Pada waktu melakukan analisis, setiap perbedaan yang terjadi akan ditelusuri

apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Setelah diketahui penyebab perbedaan

antara anggaran dan realisasi maka kebijakan Follow Up yang akan datang adalah

memeperkecil atau menghilangkan perbedaan tersebut.

Laporan Anggaran Penjualan

Laporan anggaran penjualan dapat disusun bila anggaran penjualan telah tersusun

dan realisasi penjualan telah tercatat oleh akuntansi. Untuk laporan anggaran penjualan,

perbedaan antara anggaran dan realisasi penjualan dapat diidentifikasikan menjadi :

Page 19: Anggaran Persediaan

1. Perbedaan Kuantitas

Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan unit penjualan dalam

anggaran dengan unit realisasi penjualan. Nilai tersebut akan dihitung sebagai

berikut :

SK = (KR - KA). HA

Keterangan :

SK : Selisih Kuantitas

KR : Kuantitas Realisasi

KA : Kuantitas Anggaran

HA : Harga Anggaran

2. Perbedaan Harga

Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan harga jual per unit

dalam anggaran dengan realisasi penjualan. Nilai perbedaan tersebut dihitung

sebagai berikut :

SH = (HR - HA). KR

Keterangan :

SH : Selisih Harga

HR : Harga Realisasi

HA : Harga Anggaran

KR : Kuantitas Realisasi

Contoh berikut akan memperjelas keterangan di atas. Penjualan tahun 2002

dianggarkan sebesar 5.000 unit dengan harga per unit sebesar Rp. 1.000,00 pada

akhir tahun 2002 bagian akuntansi telah mencatat penjualannya sebesar 4.800 unit

dengan harga per unit sebesar Rp. 950,00. Dari data tersebut dapat disusun laporan

anggaran tahun 2002 sebagai berikut :

Page 20: Anggaran Persediaan

1. Perbandingan Data

Tabel 17.1.

Anggaran dan Realisasi Penjualan

Anggaran Realisasi

Unit 5.000 4.800

Harga/Unit 1.000 950

Nilai Penjualan 5.000.000 4.560.000

Dari perbandingan tersebut terdapat selisih sebesar Rp. 440.000,00 (turun)

2. Analisis Selisih

a. Selisih Kuantitas

SK = (KR - KA) HA

= (4.800 - 5.000) 1.000 = 200.000 (turun)

b. Selisih Harga

SH = (HR - HA) KR

= (950 - 1.000) 4.0800 = 240.000 (turun)

Total Selisih = 440.000 (turun)

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa penurunan penjualan sebesar

Rp.440.000,00 disebabkan karena :

- Penurunan kuantitas/unit penjualan sebesar 200 unit yang dinilai dengan

harga Rp,1.000,00 per unit

- Penurunan harga sebesar Rp. 50,00 untuk 4.800 unit

3. Follow Up

Kebijakan tindak lanjut (Follow Up) untuk waktu yang akan datang adalah

kebijakan untuk :

- Meningkatkan unit penjualan

- Menaikan harga jual sesuai rencana.

Page 21: Anggaran Persediaan

Rangkuman

Laporan anggaran adalah laporan yang sistematis dan terperinci tentang realisasi

pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya.

Laporang anggaran berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijakan tindak

lanjut (Follow Up) pada waktu yang akan datang.

Untuk menyusun Laporan anggaran secara umum dapat menggunakan tahap 2 :

perbandingan data anggaran dan menentukan Follow Up.

Laporan anggaran penjualan dapat disususn bila anggaran penjualan telah tersusun

dan realisasi penjualan telah tercatat oleh alumni.

LATIHAN

1. Mengapa perlu laporan anggaran ?

2. Kemukakan kegunaan laporan anggaran ?

3. Kemukakan tahap-tahap yang dapat digunakan dalam menyusun laporan anggaran

Tes Formatif Modul 13 Kegiatan Belajar 1

Lingkarilah huruf “B” bila pernyataan tersebut benar, dan lingkarilah huruf “S” jika

pernyataan tersebut salah atau tidak benar.

1. B - S Laporan anggaran (Budget report) adalah laporan sistematis dan terperinci

tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya

2. B - S Laporan anggaran tidak terlalu berguna bagi manajemen untuk menyatu

kebijaka tidak pada waktu yang akan datang

3. B - S Dalam menyusun laporang anggaran perlu menggunakan perbandingan

data anggaran dan realisasi untuk mencari selisih atau perbedaan

4. B - S Laporan anggaran penjualan dapat disusun bila anggaran penjualan telah

tersusun dan realisasi penjualan telah dicatat.

5. B - S Perbedaan antara anggaran dan realisasi penjualan dapat diidentifikasi

menjadi perbedaan kualitas dan perbedaan harga.

Page 22: Anggaran Persediaan

Kegiatan Belajar 2

Laporan Anggaran Biaya Produksi

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami Laporan Anggaran

Biaya Produksi

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menyusun laporan anggaran biaya

produksi

Laporan Anggaran Biaya Produksi

Untuk menyusun laporan anggaran biaya produksi perlu data mengenai anggaran

produksi dan realisasi produksi pada satu periode. Laporan anggaran tersebut akan terdiri

dari :

- Laporan anggaran biaya material

- Laporan anggaran biaya tenaga kerja langsung

- Laporan anggaran biaya overhead pabrik.

1. Laporan Anggaran Biaya Material

Laporan anggaran biaya material dapat disusun bila anggaran biaya material

telah tersusun dan realisasi biaya material telah tercatat oleh bagian akuntansi.

Perbedaan antara besarnya anggaran biaya material dan realisasi biaya material

dapat diidentifikasikan menjadi :

a. Perbedaan Kuantitas

Yaitu nilai perbedaan yang disebabkan karena perbedaan jumlah material

yang seharusnya digunakan dengan jumlah material yang dianggarkan, dinilai

dengan harga menurut anggaran.

SK = (URS - KA) HA

Keterangan :

SK = Selisih Kuantitas

URS = Unita Realisasi Standar

KA = Kuantitas Anggaran

HA = Harga Anggaran

Page 23: Anggaran Persediaan

Perbedaan kuantitas tersebut akan menjadikan biaya naik atau biaya turun.

Biaya akan naik bila URS lebih besar dari KA, sebaiknya bila URS lebih kecil

dari KA maka biayanya turun.

b. Perbedaan Efisiensi

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara kuantitas yang

seharusnya dengan kuantitas realisasi yang dinilai dengan harga anggaran. Bila

kuantitas realisasi lebih besar dari kuantitas seharusnya maka akan menaikkan

biaya (tidak efisien), sebaliknya bila kuantitas lebih rendah dari kualitas

seharusnya maka akan menurunkan biaya (terjadi efisiensi).

SE = (KR - URS) HA

Keterangan :

SE = Selisih Efisiensi

URS = Kuantitas Realisasi

KR = Kuantitas Realisasi

HA = Harga Anggaran

c. Perbedaan Harga

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara harga material per

satuan dalam anggaran dengan realisasi.

SH = (HR - HA) KR

Keterangan :

SH = Selisih Harga

HR = Harga Realisasi

KR = Kuantitas Realisasi

HA = Harga Anggaran

Contoh berikut ini akan memperjelas keterangan di atas. Anggaran produksi

tahun 2002 sebesar 5.000 unit. Untuk memproduksi satu unit produk diperlukan 4

kg material, dengan harga per kg sebesar Rp.2.000,00. Realisasi produksi tahun

2002 sebesar 5.500 unit, material yang digunakan 21.000 kg dengan harga

Rp.2.250,00/kg

Page 24: Anggaran Persediaan

Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran biaya material sebagai

berikut :

3) Perbandingan Data

Anggaran Realisasi

Produksi

SUR

Jumlah material

Harga/kg

Biaya Meterial

5.000 unit

4 kg

20.000 kg

Rp.2.000,00

Rp.40.000.000,00

5.500 unit

3,82 kg

21.000 kg

Rp.2.250,00

Rp.47.250.000,00

Dari perbandingan tersebut terdapat kenaikan biaya material sebesar

Rp.7.250.000,00

3) Analisis Selisih

a) Selisih Kuantitas

SK = (URS - KA) HA

= (22.000 - 20.000) 2000 = 4.000.000 (Naik)

Catatan :

URS = Realisasi produksi x SUR

= 550 x 4

= 22.000

b) Selisih Efisiensi

SE = (KR - URS) HA

= (21.000 - 22.000) 2000 = 2.000.000 (Turun)

c) Selisih Harga

SH = (HR - HA) KR

= (2.250 - 2.000) 21.000 = 5.250.000 (Naik)

= 7.250.000 (Naik)

3) Follow Up

Kebijakan tindak lanjut (Follow Up) untuk waktu yang akan datang adalah

sebagai berikut :

Page 25: Anggaran Persediaan

- Mempertahankan tingkat efisiensi

- Mencari distributor baru yang menjual material lebih murah.

2. Laporan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Laporan anggaran biaya TKL dapat disusun bila anggaran biaya TKL telah

disusun dan realisasi biaya TKL telah tercatat oleh bagian akuntansi. Perbedaan

antara anggaran dan realisasi biaya TKL dapat diidentifikasikan menjadi :

a. Selisih Kuantitas

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan jumlah jam kerja

langsung (JKL) yang seharusnya digunakan (URS) dengan jumlah JKL yang

dianggarkan, dinilai dengan tarif anggaran.

SK = (URS - KA) TA

Keterangan :

SK = Selisih Kuantitas

URS = Unita Realisasi Standar/JKL yang seharusnya digunakan

KA = Kuantitas Anggaran/JKL yang dianggarkan

TA = Tarif / JKL yang dianggarkan.

b. Selisih Efisiensi

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara JKL yang

seharusnya dengan JKL realisasi. Bila realisasi lebih rendah terjadi efisiensi dan

sebaliknya.

SE = (KR - URS) TA

Keterangan :

SE = Selisih Efisiensi

URS = JKL yang seharusnya

KR = JKL realisasi

TA = tarif/JKL anggaran

c. Selisih Tarif

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan antara tarif realisasi

dengan anggaran.

ST = (TR - TA) KR

Page 26: Anggaran Persediaan

Keterangan :

ST = Selisih Tarif

TR = Tarif / JKL Realisasi

KR = Kuantitas Realisasi

TA = Tarif / JKL Anggaran

Contoh berikut akan memperjelas keterangan diatas. Anggaran produksi tahun

2002 sebesar 5.000 unit. Untuk memproduksi satu unit produk memerlukan 3 JKL

dengan tarif per JKL sebesar Rp.1.500,00. Realisasi produksi tahun 2002 sebesar

4.800 unit, JKL yang digunakan 15.360 JKL dengan tarif /JKL Rp.1450,00.

Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran biaya TKL sebagai berikut.

1) Perbedaan Data :

Anggaran Realisasi

Produksi 5.000 unit 4.850 unit

Pemakaian JKL/Unit 3 JKL 3.2 JKL

Jumlah JKL 15.000 JKL 15.360 JKL

Tarif/JKL Rp.1.500,00 Rp.1.450,00

Biaya TKL Rp.22.500,00 Rp.22.272,00

(Terjadi penurunan biaya sebesar 228.000)

2) Analisis Selisih :

a) SK = (URS - KA) TA

= (14.400 - 15.000) 1.500 = 900.000 (turun)

b) SE = (KR - URS) TA

= (15.260 - 14.400) 15.360 = 1.440.000 (Naik)

c) ST = (TR - TA) KR

= (1.450 - 1.500) 15.360 = 768.000 (turun)

= 228.000 (turun)

Page 27: Anggaran Persediaan

3) Follow Up

Kebijakan tindak lanjut yang perlu diambil

- Pengawasan produksi diperketat

3. Laporan Anggaran Overhead Pabrik (BOP)

Laporan anggaran BOP dapat disusun bila anggaran BOP dan realisasinya

sudah disediakan. Perbedaan antara anggaran dan realisasi BOP dapat diidentifikasi

menjadi :

a. Selisih Kuantitas

Yaitu selisih yang disebabkan karena perbedaan unit produksi yang

dianggarkan dengan unit produksi yang direalisasikan, dinilai dengan tarif BOP

variabel dalam anggaran

SK = (KR - KA) TA

Keterangan :

SK = Selisih Kuantitas

KR = Kuantitas Realisasi / Unit produksi yang direalisasi

KA = Kuantitas Anggaran / Unit produksi

TA = Tarif Anggaran / Tarif BOP variabel yang dianggarkan

b. Selisih Tarif

Yaitu selisih yang disebabkan perbedaan tarif BOP variabel dalam

anggaran dengan tarif BOP variabel realisasi

ST = (TR - TA) KR

Keterangan :

ST = Selisih Tarif

TR = Tarif realisasi/tarif BOP variabel yang direalisasi

KR = Kuantitas Realisasi/unit produksi yang direalisasi

TA = Tarif anggaran / tarif BOP variabel Anggaran

Contoh berikut akan memperjelas keterangan di atas. Biaya overhead pabrik

tahun 2002 dianggarkan sebesar Rp. 10.000.000 (40 % tetap). Sedangkan anggaran

Page 28: Anggaran Persediaan

produksinya sebesar 1.000 unit. Realisasi produksi hanya 90 % dengan BOP

sebesar Rp. 9.850.000,00.

Dari data tersebut dapat disusun laporan anggaran BOP sebagai berikut :

1) Perbandingan Data :

Anggaran Realisasi

Produksi 1.000 unit 900 unit

BOP Total 10.000.000 9.850.000

BOP Tetap (40 %) 4.000.000 4.000.000

BOP variabel 6.000.000 5.850.000

Tarif BOP variabel / unit 6.000 6.500

2) Analisis Selisih :

a) Selisih Kuantitas

SK = (KR - KA) TA

= (900 - 1000) 6.000 = 600.000 (turun)

b) Selisih Tarif

ST = (TR - TA) KR

= (6500 - 6000) 900 = 450.000 (naik)

= 150.000.

Page 29: Anggaran Persediaan

LATIHAN

Anggaran produksi tahun 2002 sebesar 1.000 unit dan hanya terealisir 90 % nya.

Jumlah material yang dianggarkan 3.000 kg dengan total biaya material Rp. 4.500.000.

Realisasi biaya material sebesar Rp. 3.700.000 dengan pemakaian material 2.650 kg.

Susunlah laporan anggaran material tahun 2002.!

Tes Formatif Kegiatan Belajar 2

Anggaran BOP tahun 2002 sebesar Rp. 50.000.000, ( Y = 20.000.000 + 3.000X).

Realisasi produksi hanya 80 % nya, dengan BOP sebesar Rp. 46.000.000.

Susunlah laporan anggaran BOP tahun 2002.!