anggaran pendapatan dan belanja negara
TRANSCRIPT
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
1. Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar atau terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk suatu jangka waktu tertentu bisanya satu
tahun.
2. Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatanpemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam
suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi
negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah
direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung
pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek
pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan
untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah
menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomia
3. Tujuan Penyusunan APBN
Tujuan Penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan Negara
dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk menngkatkan produksi dan kesempatan kerja
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
4. Cara perhitungan APBN
Kebijakan fiskal tercermin pada volume APBN yang dijalankan pemerintah,
karena APBN memuat rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Dengan
demikian APBN dipakai oleh pemerintah sebagai alat stabilisasi ekonomi. Anggaran yang tidak
seimbang akan bisa berpengaruh terhadap pendaptan nasional. Perubahan pendapatan nasional
(tingkat penghasilan) akan ditentukan oleh besarnya angka multplier (angka pengganda). Angka
pengganda ditentukan oleh besarnya marginal propensity to consume investasi (I)
dankonsumsi ( C ) adalah 1/(1-MPC), sedangkan untuk lump-sum tax (Tx) dan
pembayaran transfer (Tr) adalahMPC/(1-MPC).
5. Penerimaan APBN
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak
yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan
Bangunan(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),Cukai, danPajak
lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber
penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi
penerimaan dari sumber daya alam,
setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan kontribusi
yang lebih kecil terhadap total penerimaan anggaran, jumlahnya semakin meningkat secara
signifikan tiap tahunnya. Berbeda dengan sistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000,
pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak lagi dianggap
sebagai bagian dari penerimaan. Dalam pengadministrasian penerimaan negara,
departemen/lembaga tidak boleh menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung
untuk membiayai kebutuhannya. Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkait.
6. Pengeluaran APBN
a. Macam-macam pengeluaran Negara.
Menurut Organisasi
1. Pemerintah Pusat 2. Pemerintah Propinsi
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
Menurut Sifat
1. Pengeluaran Investasi 2. Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
3. Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat 4. Pengeluaran Penghematan Masa Depat 5. Pengeluaran Yang Tidak Produktif
6. Pengeluaran Pemerintah Pusat
b. Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:
Pengeluaran untuk Belanja
1. Belanja Pemerintah Pusat 2. Belanja Pegawai 3. Belanja Barang
4. Belanja Modal 5. Pembayaran Bunga Utang
6. Subsidi 7. Belanja Hibah 8. Bantuan Sosial
9. Belanja Lain-lain 10. Dana yang dialokasikan ke Daerah
11. Dana Perimbangan 12. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 13. Pengeluaran untuk Pembiayaan
14. Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah 15. Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
16. Pembiayaan lain-lain 17. Pengeluaran Pemerintah Provinsi
c. Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
Pengeluaran untuk Belanja
1. Belanja Operasi, yang terdiri dari
2. Belanja Pegawai
3. Belanja Barang dan jasa
4. Belanja Pemeliharaan
5. Belanja perjalanan Dinas
6. Belanja Pinjaman
7. Belanja Subsidi
8. Belanja Hibah
9. Belanja Bantuan Sosial
10. Belanja Operasi Lainnya
Belanja Modal, terdiri dari:
1. Belanja Aset Tetap
2. Belanja aset lain-lain
3. Belanja tak tersangka
Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa, terdiri dari
1. Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
2. Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota
3. Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
1. Pembayaran Pokok Pinjaman
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Belanja investasi Permanen
4. Pemberian pinjaman jangka panjang
5. Pengeluaran Pemerintah Kabupaten / Kota
d. Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:
Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari
1. Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan
2. Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan
3. Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan
4. Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
5. Pembayaran Pokok Pinjaman
6. Penyertaan modal pemerintah
7. Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah otonom Lainnya
Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari
1. Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan
2. Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan
3. Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan
4. Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
5. Pembayaran Pokok Pinjaman
6. Penyertaan modal pemerintah
7. Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah otonom Lainnya