anemometer
DESCRIPTION
anemometerTRANSCRIPT
1
TELEMETRI ARAH MATA ANGIN
DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS
SKRIPSI
Oleh:
ASHURI
NIM: 04540017
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MALANG
2009
2
TELEMETRI ARAH MATA ANGIN
DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
ASHURI
NIM: 04540017
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MALANG
2009
3
HALAMAN PERSETUJUAN
TELEMETRI ARAH MATA ANGIN
DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS
SKRIPSI
Oleh:
ASHURI
NIM: 04540017
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Imam Tazi, M.Si NIP. 150 327 265
Pembimbing II
Ahmad Barizi, M.A NIP. 150 283 991
Malang, 02 Juni 2009
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849
4
HALAMAN PENGESAHAN
TELEMETRI ARAH MATA ANGIN
DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS
SKRIPSI
Oleh:
ASHURI NIM: 04540017
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan
Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal 22 Juni 2009
Susunan Dewan Penguji: Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Drs. Abdul Basid, M.Si ( ) NIP. 131 918 439
2. Ketua Penguji : Irjan, M.Si ( ) NIP. 150 381 861
3. Sekr. Penguji : Imam Tazi, M.Si ( ) NIP. 150 327 265
4. Anggota Penguji : Ahmad Barizi, M.A ( ) NIP. 150 283 991
Mengetahui dan Mengesahkan,
Ketua Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada
qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik
dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.
Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu
karomah.karomah.karomah.karomah.
Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi
iniiniiniini untukuntukuntukuntuk:
Ibunda Ibu Mar’Ibu Mar’Ibu Mar’Ibu Mar’iyahiyahiyahiyah dan Ayahanda BapakBapakBapakBapak
Abdul AzizAbdul AzizAbdul AzizAbdul Aziz tercinta yang telah bekerja keras
mengasuh, mendidik, membimbing dan berdo’a
yang tiada henti dengan penuh kasih sayang,
keikhlasan dan kesabaran.
Saudara-saudaraku tersayang “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah,
Kak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak Asmaniyah”niyah”niyah”niyah” senyum,
tawa, motivasi dan kerukunan adalah semangat
dalam hidupku, dan semoga kita menjadi anak
yang shaleh dan shalehah dan berbakti kepada
orang tua.
TemanTemanTemanTeman----teman seperjuanganteman seperjuanganteman seperjuanganteman seperjuangan dan orang-orang
yang mewarnai hari-hariku yang selalu
memberikan motivasi, kasih sayang dan do’anya
yang begitu tulus kepadaku.
6
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
¨ôÏΒ uρ ÿϵ ÏG≈tƒ#u βr& Ÿ≅Å™öムyy$tƒ Ìh9 $# ;N≡u Åe³t6ãΒ /ä3s)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uρ ÏiΒ Ïµ ÏFuΗ÷q§‘ y“ Ìôf tG Ï9 uρ à7ù=à ø9$#
ÍνÌøΒr' Î/ (#θ äótG ö;tG Ï9 uρ ÏΒ Ï&Î# ôÒsù ö/ä3 ‾=yè s9 uρ tβρ ãä3 ô± n@ ∩⊆∉∪
““““Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari
karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.” (QS. Arrum: 46).
“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”
“Cita“Cita“Cita“Cita----cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”
“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhiasan dan pakaiannya”san dan pakaiannya”san dan pakaiannya”san dan pakaiannya”
٭٭٭٭(AlAlAlAl----BalaqahBalaqahBalaqahBalaqah)٭٭٭٭
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.). Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memabawa kita
dari alam kekeliruan, kesalahan dibawa ke alam kebenaran dan keselamatan di
dunia dan akhirat. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah
berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu
ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang.
3. Drs. M. Tirono M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Imam Tazi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, karena atas bimbingan,
bantuan dan kesabaran beliau penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ahmad Barizi, M.A selaku pembimbing II yang senantiasa mengarahkan dan
membimbing penulisan skripsi ini yang berhubungan dengan Agama Islam.
8
6. Bapak dan Ibu dosen Fisika yang senantiasa memberikan ilmu dan informasi
yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang sepenuh hati memberikan dukungan moril
maupun sprituil serta ketulusan do’anya sehingga penulis skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Teman-teman seperjuangan Fisika, terutama angkatan 2004 yang telah
memberikan dukungan, bantuan dan loyalitas serta kerjasamanya selama
penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas
semua amal baik kalian dengan balasan yang berlipat ganda.
Kejahilan serta keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, menjadi celah
timbulnya kekurangan dalam penulisan ini. Oleh sebab itu, dengan hati terbuka
penulis menerima masukan demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Dengan
memohon Rahmat Allah SWT, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Mei 2009
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Halaman Pengajuan........................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iv
Halaman Persembahan...................................................................................... v
Motto ................................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Daftar Isi ........................................................................................................... ix
Daftar Tabel..................................................................................................... xii
Daftar Gambar ...............................................................................................xiii
Daftar Lampiran............................................................................................. xiv
Abstract............................................................................................................ xv
Abstrak............................................................................................................ xvi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 9
1.5 Batasan Masalah............................................................................ 10
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Angin ............................................................................................ 12
2.1.1 Pemanfaatan Arah Angin dalam Perspektif Al-Qur’an .......... 19
2.1.2 Kecepatan Angin Dalam Perspektif Al-Qur’an...................... 23
2.2 Sensor............................................................................................28
2.2.1 Optocoupler .......................................................................... 28
2.2.2 Photodioda............................................................................ 32
10
2.3 Personal Komputer ........................................................................ 33
2.3.1 Siklus Pengolahan Data Komputer ........................................ 34
2.4 Port Printer .................................................................................... 35
2.5 Telepon Genggam ......................................................................... 39
2.5.1 Pemanfaatan Alam Semesta Sebagai Teknologi dalam
Perspektif Islam ................................................................... 40
2.5.2 Telepon Genggam Siemens M35 .......................................... 44
2.5.3 SMS (Short Message Service) .............................................. 45
2.5.4 PDU untuk kirim SMS ke SMS Center ................................. 47
2.5.5 PDU untuk SMS terima dari SMS Center ............................. 50
2.5.6 Sandi Data ............................................................................ 50
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 52
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 52
3.2.1 Alat....................................................................................... 52
3.2.2 Bahan ................................................................................... 52
3.3 Diagram Blok Alat ........................................................................ 53
3.4 Cara Kerja Alat.............................................................................. 54
3.5 Perancangan Perangkat Keras ........................................................ 56
3.5.1 Komputer.............................................................................. 56
3.5.2 Optocoupler .......................................................................... 57
3.5.3 Rangakaian Photodioda......................................................... 58
3.5.4 Piringan Pendetekasi Kecepatan Angin ................................. 59
3.5.5 Piringan Pendeteksi Arah Angin ........................................... 61
3.5.6 Sirip Penunjuk Arah Angin ................................................... 62
3.6 Pembuatan Program (Software) ..................................................... 62
3.7 Teknik Pengambilan Data ............................................................. 65
3.7.1 Pengujian Mekanik (Sensor) ................................................. 65
3.7.2 Pengujian Alat (Keseluruhan) ............................................... 65
11
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 67
4.2 Pembahasan................................................................................... 70
4.2.1 Pengujian Mekanik (Sensor) ................................................. 70
4.2.2 Pengujian Alat ...................................................................... 73
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 75
5.2 Saran .............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Port Printer dan Alamat Standarnya.................................................... 35
Tabel 2.2 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector .......... 37
Tabel 2.3 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector .......... 38
Tabel 2.4 Operator SMS Centre Nasional........................................................... 49
Tabel 2.5 Operator SMS Centre Internasional .................................................... 49
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin.................................... 68
Tabel 4.2 Hasil Data Pengukuran Kecepatan Angin pada Alat dan Anemometer 69
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer.......................................... 69
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembagian Skala Mata Angin Menurut Kompas............................. 21
Gambar 2.2 Optocoupler.................................................................................... 28
Gambar 2.3 Contoh Rangkaian Menggunakan Optocoupler............................... 30
Gambar 2.4 Kurva Keluaran Optocoupler .......................................................... 31
Gambar 2.5 Rangkaian Dalam dan Bentuk Kemasan Optocoupler ..................... 31
Gambar 2.6 Rangkaian Photodioda .................................................................... 32
Gambar 2.7 Siklus Pengolahan Data .................................................................. 34
Gambar 2.8 Siklus Pengolahan Data yang Dikembangkan ................................. 34
Gambar 2.9 Konektor Telepon Genggam Siemens M35..................................... 44
Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem Alat Telemetri Arah mata Angin
dan Kecepatan Angin Berbasis SMS............................................. 53
Gambar 3.2 Rangkaian Siklus Pengolahan Data................................................. 56
Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Pengolahan Data Komputer...................... 56
Gambar 3.4 Rangkaian Optocoupler .................................................................. 57
Gambar 3.5 Rangkaian Photodioda .................................................................... 58
Gambar 3.6 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin............................................. 59
Gambar 3.7 Piringan Pendeteksi Arah Angin ..................................................... 62
Gambar 3.8 Sirip Penunjuk Arah Angin............................................................. 62
Gambar 3.9 Flowchart Software Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Melalui
SMS.............................................................................................. 63
Gambar 4.1 Hasil Pengiriman Reguest............................................................... 67
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Skematika Rangkaian Keseluruhan.................................... 78
Lampiran 2 Gambar Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Berbasis SMS ......... 79
Lampiran 3 Gambar Baling-baling, Gambar Sirip Arah Angin dan Handphone
yang Melayani Request................................................................. 80
Lampiran 4 Listing Software Visual Basic ......................................................... 81
15
ABSTRACT
Ashuri, 2009. A Telemetry of Wind Direction and Wind Speed Based on SMS.
Thesis. Physic Department, Sciences and Technology Faculty. The State Islamic University (UIN) Maulana Malik Ibrahim of Malang. Advisor: (1) Imam Tazi, M.Si (2) Ahmad Barizi, M.A
Keywords: Telemetry, Wind, SMS (Short Message Service).
The weather that will be happening does not only depend on daily duration
and intensity of solar radiant energy which is accepted in atmosphere over territorial surface but also be affected by factor of wind speed and direction where the wind functions as horizontal temperature control. Koran explains that the wind can move a ship and people are happy because of it. The ship is sailed through the blowing wind. In addition, the plane can fly because of the wind and the blowing wind controls the cloud that brings the rain. According to Ibnu Abi Hatim in Tafsir Ibnu Katsir, ‘Ubaidillah bin ‘Amr said: “there are eight winds; four of them contains rahmat and the other contains adzab”. Four winds containing rahmat are an-Nasyirat, al-Mubasysyirat, al-Mursalat, and adz-Dzariyat. The wind that contains adzab is ‘Aqiim and Sharsbar in land; ‘Aashif and Qaashif in sea. Hurricane from the sea sinks them because of their paganism.
Handphone is one of the technology products which its aim is to have communication wherever and whenever. Along with technology development in mobile system area, handphone becomes not only sending voice data but also character data or well-known as SMS (Short Message Service).
By the run of era, it is needed a tool which can read fast, easily and produce accurate data. Then it is born the tool that can measure direction and wind speed using optocoupler sensor, HP (Handphone), and PC (Personal Computer) which data can be presented directly in PC and can be controlled from long range through utilizing SMS technology on handphone.
This thesis objective is to design and create direction grader and wind speed utilizing propeller rotation effect, optocoupler sensor, photodiode, computer, Handphone, and to know how big the accuracy of direction grader and wind speed is through utilizing SMS (Short Message Service) facility on HP (Handphone) by the aim to have a good accuracy level yang and it is hoped to be useful for transferring information of direction and wind speed early via SMS.
Result of mechanics testing data analysis (sensor) founds that there is linier connection between wind speed gauge and anemometer wind speed, and data result of instrument testing between instrument wind speed and anemometer wind speed. The result which is measured shows that the error percentage of
relative means for Anemometer ( anKR ) is 3,42 %.
16
ABSTRAK
Ashuri, 2009, Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS. Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : (1) Imam Tazi, M.Si (2) Ahmad Barizi, M.A
Kata Kunci : Telemetri, Angin, SMS (Short Message Service).
Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian
dari energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai penyebar suhu secara mendatar. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa angin dapat meluncurkan bahtera (kapal) dan mereka bergembira karenanya. Kapal itu dilayarkan melalui perantara hembusan angin. Dengan adanya angin ini pesawat dapat terbang dan angin bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan. Menurut Ibnu Abi Hatim dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ’Ubaidillah bin ’Amr berkata: “ Angin itu ada delapan; empat diantaranya mengandung rahmat dan empat lainnya mengandung adzab”. Sedangkan empat angin yang mengandung rahmat adalah; an-Naasyiraat, al-Mubasysyirat, al-Mursalaat dan adz-Dzaariyaat. Sedangkan angin yang mengandung adzab adalah; ’Aqiim dan Sharsbar di daratan serta ’Aashif dan Qaashif di lautan. Angin Taufan dari laut menenggelamkannya karena kekafirannya.
Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapan pun saja. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service).
Dengan berkembangnya zaman, dibutuhkan alat yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan sensor optocoupler, HP (Handphone), dan PC (Perconal Computer) yang datanya dapat ditampilkan langsung di PC dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam.
Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan efek putaran baling-baling, sensor optocoupler, photodioda, komputer, Handphone, dan untuk mngetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan fasilitas SMS (Short Message Service) pada HP (Handphone) dengan tujuan memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dan diharapkan bisa bermanfaat untuk menginformasikan arah dan kecepatan angin sejak dini melalui SMS.
Hasil analisis data pengujian mekanik (Sensor) didapat hubungan yang linier antara alat pengukur kecepatan angin dengan kecepatan angin anemometer
17
dan hasil data pengujian alat antara kecepatan angin alat dengan kecepatan angin anemometer yang terukur oleh alat menunjukkan bahwa prosentase kesalahan
relatif rata-rata terhadap Anemometer (anKR ) sebesar 3, 42 %.
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satunya
yang dapat kita lihat adalah kehidupan para nelayan di daerah pantai yang mana
mereka sangat tergantung pada cuaca untuk melakukan kegiatan mereka. Selain
kehidupan para nelayan tersebut, masih terdapat bidang-bidang kehidupan lain
seperti bidang penerbangan, meteorologi, pengawasan cuaca, dan pertanian.
Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian dari
energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga
dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai
penyebar suhu secara mendatar.
Melihat perkembangan tekhnologi handphone khususnya SMS (Short
Message Service) yang sangat pesat pada masyarakat saat ini, maka penulis
berusaha untuk mengaplikasikan teknologi SMS dengan sensor optocoupler. Hal
ini diharapkan akan membantu masyarakat atau konsumen handphone agar bisa
lebih memanfaatkan teknologi yang digunakannya yaitu SMS. Teknologi
merupakan ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Secara tegas dan berulang-ulang Al-
Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah SWT
sebagaimana surat Al-Jatsiyah ayat 13 sebagai berikut:
19
t¤‚ y™uρ / ä3s9 $Β ’Îû ÏN≡uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒuρ ’Îû ÇÚö‘ F$# $Yè‹ÏΗsd çµ÷Ζ ÏiΒ 4 ¨β Î) ’ Îû šÏ9≡ sŒ ;M≈ tƒUψ 5Θ öθ s)Ïj9
šχρã©3x tGtƒ ∩⊇⊂∪
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. Al-Jatsiyah: 13).
Ayat diatas menjelaskan adanya potensi dan tersedianya lahan yang
diciptakan Allah SWT untuk mengantarkan manusia memanfaatkan alam dan
membuka rahasia-rahasianya. Pada akhirnya dengan pemanfaatan alam dan
terbukanyanya rahasia alam menjadi awal penciptaan teknologi yang
menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi umat manusia. Salah satu teknologi
yang sudah dihasilkan adalah ditemukan dan dimanfaatkannya pesawat telepon
(Quraish Shihab, 1996).
Kondisi pengontrolan pengukuran arah dan kecepatan angin pada
kehidupan masyarakat saat ini khususnya di BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika) masih tergolong konvensional (berdasarkan kondisi) yaitu relatif hanya
menggunakan prinsip pengontrolan jarak dekat (manual) atau bisa dikatakan
prinsip pengontrolan yang belum mampu dilakukan dalam jarak jauh. Hal ini
merupakan alasan utama penulis untuk membuat sebuah alat pengendali
pengukuran arah dan kecepatan angin yang prinsip pengontrolannya bisa
dilakukan dari jarak jauh dengan harapan dapat memudahkan dan mempercepat
dalam memberikan informasi tentang kekuatan arah dan kecepatan angin. BMG
(Badan Meteorologi dan Geofisika) dan Departemen Perhubungan bagian
penerbangan mempunyai kendala waktu dan jarak dalam hal mengontrol atau
20
mengendalikan pengukuran arah dan kecepatan angin di lapangan. Sehingga
membutuhkan sistem pengukuran kecepatan angin seperti ini.
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa angin dapat meluncurkan bahtera
dan mereka bergembira karenanya, kemudian datanglah angin badai dan datang
pula gelombang dari segenap penjuru menimpa mereka, dan mereka menduga
bahwa mereka telah terkepung maka mereka berdoa kepada Allah SWT dengan
mengikhlaskan diri kepada-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat yunus ayat 22
yang berbunyi:
uθ èδ “Ï% ©!$# ö/ä. çÉi|¡ ç„ ’ Îû Îhy9ø9 $# Ìóst7 ø9$# uρ ( #L ym #sŒÎ) óΟçFΖä. †Îû Å7 ù=à ø9$# tø ty_ uρ ΝÍκÍ5 8xƒ ÌÎ/
7π t6ÍhŠ sÛ (#θãm Ìsù uρ $ pκ Í5 $pκ øEu !% y ìxƒÍ‘ ×# Ϲ$ tã ãΝèδ u!%y uρ ßl öθ yϑø9 $# ÏΒ Èe≅ä. 5β%s3tΒ (#þθ ‘Ζsß uρ öΝåκ ¨Ξr&
xÝ‹Ïm é& óΟÎγ Î/ (#âθtã yŠ ©! $# tÅÁ Î=øƒèΧ ã& s! tÏe$!$# ÷ È⌡s9 $uΖ oKø‹pgΥ r& ôÏΒ Íν É‹≈yδ ā sðθä3uΖ s9 zÏΒ tÌÅ3≈¤±9 $# ∩⊄⊄∪
Artinya: “Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan di
lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa mereka dengan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai dan datang pula gelombang dari segenap penjuru menimpa mereka, dan mereka menduga bahwa mereka telah terkepung maka mereka berdoa kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan diri kepada-Nya. (Mereka berkata): Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari ini, demi pastilah kami akan termasuk orang-orang bersyukur.” (QS. Yunus: 22).
Dalam tafsirnya M. Quraish Shihab, Dialah Yang Maha Kuasa itu, bukan
selain-Nya yang menjadikan kamu dapat berlayar di lautan melalui bahtera yang
berlayar di air. Sehingga apabila kamu telah telah berada di dalam bahtera, dan
meluncurlah bahtera itu membawa mereka yakni orang-orang yang ada di
21
dalamnya dengan kekuatan tiupan angin yang baik yang dapat mengantar mereka
ke tujuan, dan dengan demikian mereka merasa tenang berlayar dan bergembira
karenanya. Kata rih adalah bentuk tunggal. Biasanya al-Qur’an menggunakan
bentuk jamaknya yakni riyaah untuk angin yang baik dan menyenangkan, dan
yang bentuk tunggal untuk angin yang membawa bencana atau yang sesuai
dengan yang diinginkan (Quraish Shihab, 2002: 52-53).
ôÏΒ uρ ÿϵ ÏG≈tƒ#u βr& Ÿ≅Å™öムyy$tƒ Ìh9 $# ;N≡u Åe³t6ãΒ /ä3s)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uρ ÏiΒ Ïµ ÏFuΗ÷q§‘ y“ Ìôf tG Ï9 uρ à7ù=à ø9$#
ÍνÌøΒr' Î/ (#θ äótG ö;tG Ï9 uρ ÏΒ Ï&Î# ôÒsù ö/ä3 ‾=yè s9 uρ tβρ ãä3 ô± n@ ∩⊆∉∪
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Arrum: 46).
Allah SWT menceritakan nikmat-nikmat-Nya kepada para makhluk, yaitu
dikirimnya angin sebagai pembawa berita dari pemilik rahmat dengan datagnya
hujan setelah itu. Untuk itu, Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari ramat-Nya,” yaitu hujan
yang diturunkan-Nya, sehingga dengan air itu pula para hamba dan negeri-negeri
menjadi hidup. “Dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya,” di
lautan. Kapal itu dilayarkan melalui perantaraan hembusan angin. “Dan (juga)
supaya kamu dapat mencari karunia-Nya,” di dalam perdagangan, mencari nafkah
serta melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke
negara lain. “Mudah-mudahan kamu bersyukur,” yaitu bersyukur kepada Allah
SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kalian, baik berupa nikmat-
22
nikmat lahir maupun nikmat-nikmat bathin yang tidak mampu dihitung dan
dicatat (Abdullah, 2003: 382).
Awan yang tebal ditiup angin kemudian menurunkan hujan. Karenanya
dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan
dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT menerangkan pada surat Arrum ayat 48
yang berbunyi:
ª! $# “ Ï% ©!$# ã≅ Å™öムyx≈ tƒÌh9 $# çÏWçG sù $ \/$ysy™ … çµ äÜÝ¡ ö6 u‹sù ’Îû Ï !$ yϑ ¡¡9 $# y# ø‹x. â !$ t± o„ … ã& é#yè øg s† uρ
$Z |¡ Ï. “utIsù s−øŠ sθø9 $# ßlãøƒ s† ôÏΒ ÏµÎ=≈ n=Åz ( !#sŒÎ* sù z>$|¹ r& ϵ Î/ tΒ â !$t± o„ ôÏΒ ÿÍν ÏŠ$t7 Ïã #sŒ Î) ö/ ãφ tβρçųö;tG ó¡ o„ ∩⊆∇∪
Artinya: “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Arrum: 48).
Allah SWT menjelaskan bagaimana Dia Menciptakan awan yang dapat
menurunkan air hujan. Dia berfirman yang artinya “Allah, Dia-lah yang mengirim
angin, lalu angin itu menggerakkan awan,” adakalanya dari lautan sebagaimana
yang diceritakan oleh banyak orang, atau sesuai yang dikehendaki oleh Allah
SWT (Abdullah, 2004: 384).
Dimulai dari awan-awan ditiup oleh angin. Awan cumulonimbus pada
mulanya terbentuk apabila angin meniup beberapa awan cumulus yang kecil
menuju satu kawasan dimana awan-awan kecil itu berada, kemudian awan-awan
23
kecil bergabung membentuk awan yang lebih besar, lalu bertumpukan. Apabila
awan-awan kecil bergabung, proses pergerakan ke atas (updrafts) di dalam awan
yang lebih besar bertambah cepat. Proses perkembangan ke arah atas ini
menyebabkan awan memasuki kawasan yang lebih sejuk di dalam atmosfer
dimana titik-titik air dan salju terbentuk dan mulai berkembang menjadi menajadi
lebih besar dan akhirnya butir-butir air dan salju menjadi lebih berat, maka
butiran-butiran berjatuhan menjadi hujan, dan salju (Abtokhi, A., 2007: 143).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Adz-Zaariyaat ayat 41-42
yang berbunyi:
’Îû uρ >Š%tæ øŒ Î) $ uΖù= y™ö‘r& ãΝÍκ ön= tã yxƒ Ìh9 $# tΛ É)yè ø9 $# ∩⊆⊇∪ $tΒ â‘x‹ s? ÏΒ > óx« ôM s? r& ϵ ø‹n=tã āωÎ) çµ÷G n= yèy_ ÉΟŠÏΒ§9 $%x. ∩⊆⊄∪
Artinya: “Dan juga pada kisah ’Aad ketika Kami turunkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikan seperti serbuk” (QS. Adz-Zaariyaat: 41-42).
Angin yang dimaksud ayat di atas adalah angin yang mengakibatkan
kerusakan, tidak menghasilkan manfaat sedikit pun. Demikian yang dikatakan
oleh adh-Dhahhak, Qatadah, dan ulama’ lainnya. Segala sesuatu yang dirusak oleh
angin tersebut, maksudnya menjadi (seperti) sesuatu yang hancur berkeping-
keping (Abdullah, 2004: 542).
Melihat fenomena di atas dan perkembangan teknologi elektronika pada
saat ini, banyak dibuat alat yang dapat membantu kegiatan manusia. Begitu pula
untuk mengetahui berapa besarnya arah dan kecepatan angin, maka dapat
diketahui dengan teknologi elektronika yang ada, bisa dengan sistem analog atau
24
digital. Sedangkan peralatan yang menggunakan sistem analog, data yang
dihasilkan berupa skala, kemungkinan besar dan banyak terjadi kesalahan dalam
pembacaan sehingga tidak dapat dibaca dengan tepat dan mudah. Hal ini dapat
mengurangi keakuratan atau ketelitian data yang dihasilkan.
Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang
bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun juga. Seiring
dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya
mengirimkan data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short
Message Service).
Dengan berkembangnya zaman, dibutuhkan alat pengukur arah mata angin
dan kecepatan angin melalui SMS yang dapat membaca dengan cepat dan mudah
serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan
kecepatan angin yang menggunakan komputer dan printer port yang datanya
ditampilkan di komputer dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan
teknologi SMS pada telepon genggam.
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT mengirim angin (kepada
tumbuh-tumbuhan) kemudian mereka melihat tumbuh-tumbuhan itu menjadi
kuning (kering).
÷È⌡s9 uρ $uΖ ù=y™ö‘r& $ \t†Í‘ çν ÷ρr&tsù # vx óÁãΒ (#θ4=sà ©9 .ÏΒ Íν ω ÷èt/ tβρãà õ3tƒ ∩∈⊇∪
Artinya: “Dan sungguh, jika kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-
tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kering (kuning), benar-benar tetaplah mereka susudah itu menjadi orang yang ingkar” (QS. Ar-Ruum: 51).
25
Penjelasan ayat di atas adalah Allah SWT mengirim angin, yang kering
kepada tumbuh-tumbuhan yang mereka tanam, lalu tumbuh, menua dan tegak
lurus di atas pokonya, maka mereka itu melihat tumbuh-tumbuhan itu mushfarra,
yaitu menguning. Maka mulailah terjadi kerusakan, dimana mereka setelah itu
tetap menjadi orang-orang yang ingkar. Yaitu mengingkari nikmat-nkmat yang
telah diberikan kepada mereka.
Ibnu Abi Hatim berkata bahwa ’Ubaidillah bin ’Amr berkata: “ Angin itu
ada delapan; empat diantaranya mengandung rahmat dan empat lainnya
mengandung adzab”.
Sedangkan empat angin yang mengandung rahmat adalah; an-Naasyiraat,
al-Mubasysyirat, al-Mursalaat dan adz-Dzaariyaat. Sedangkan angin yang
mengandung adzab adalah; ’Aqiim dan Sharsbar di daratan serta ’Aashif dan
Qaashif di lautan (Abdullah, 2004: 385).
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang rangkaian alat pengukur arah dan kecepatan angin
dengan memanfaatkan efek putaran baling-baling, sensor optocoupler,
photodioda, komputer, dan HP.
2. Seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin melalui
SMS.
26
1.3 Tujan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merangkai alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan
efek putaran baling-baling, sensor optocoupler, photodioda, komputer, dan
HP.
2. Mengetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan
angin melalui SMS.
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan alat pengukur arah dan kecepatan angin diharapkan hasil
pembuatan dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam pengukuran
yang sesungguhnya.
2. Perancangan dan pembuatan alat ini dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui data-data mengenai arah dan kecepatan angin dalam bidang
penerbangan, meteorologi, klimatologi dan pertanian.
3. Dengan prinsip kerja dan pembuatan alat ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai alat pengukur arah dan kecepatan angin secara digital (sistem
digit) dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan
kebutuhan.
27
1.5 Batasan masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya kemampuan dari
penulis, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor optocoupler.
2. Handphone yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siemens M 35.
3. Tidak diikut sertakan dalam pembahasan dalam kekuatan angin pada
putaran baling-baling sebagai obyek dan sensor optocoupler dan
photodioda sebagai pendeteksinya.
4. Ukuran piringan disesuaikan dengan ukuran mekanik yang tetap mengacu
pada teori.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai skripsi ini maka
sistematika dan pembahasan ini disusun sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah.
BAB II: Tinjauan pustaka
Pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang mendukung dalam
penelitian dan komponen penunjang dalam pembuatan alat ini.
BAB III: Metode penelitian
28
Perancangan serta pembuatan sistem meliputi: Membahas
mengenai perencanaan yang diperlukan dalam realisasi pembuatan
sistem penunjang dan pembuatan sistem secara keseluruhan.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini dibahas hasil
pengujian mekanik (sensor), pengujian alat dan pembahasan alat.
BAB V Penutup, isi dari bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran.
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Angin
Pada prinsipnya angin atau aliran udara bergerak dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Angin adalah pergerakan
udara pada arah horisontal atau hampir horisontal, sedangkan aliran udara adalah
pergerakan udara arah vertikal. Angin diberi nama berdasarkan dari mana arah
angin itu bertiup.
Udara yang bergerak dekat permukaan bumi yang tidak tetap kecepatan
dan arahnya dinamai turbulensi. Terjadinya turbulensi disebabkan oleh gesekan
udara dengan permukaan. Gesekan ini sangat dipengaruhi oleh kekasaran
permukaan, lebih kasar permukaan bumi lebih besar pula turbulensi. Turbulensi
kecil terjadi pada permukaan laut oleh karena kecilnya gesekan.
Sebagaimana Allah SWT berfirman alam Al-Qur’an surat Al-Jatsiyah ayat
4-5 yang berbunyi:
’Îû uρ ö/ä3 É) ù=yz $ tΒuρ ‘] ç6 tƒ ÏΒ >π−/ !#yŠ ×M≈tƒ#u 5Θ öθ s) Ïj9 tβθãΖ Ï%θム∩⊆∪ É#≈n=ÏG ÷z$#uρ È≅ø‹©9$# Í‘$pκ ¨]9 $#uρ !$ tΒ uρ
tΑ t“Ρr& ª!$# zÏΒ Ï !$ yϑ ¡¡9$# ÏΒ 5−ø— Íh‘ $ uŠ ômr' sù ϵ Î/ uÚ ö‘ F$# y‰÷è t/ $ pκ ÌEöθtΒ É#ƒÎ óÇn@ uρ Ëx≈ tƒÌh9 $# ×M≈tƒ#u
5Θ öθ s)Ïj9 tβθ è=É) ÷è tƒ ∩∈∪
Artinya: “Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata
yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran
30
angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal”.(QS. Al-Jatsiyah: 4-5).
Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang adanya pergantian
malam dan siang secara selisih berganti, terus-menerus, yang tidak hilang karena
gelap yang ditimbulkan malam dan sinar terang oleh siang. Dan Allah SWT juga
menurunkan awan menjadi hujan pada saat dibutuhkan yang disebut sebagai rizki,
karena melalui hujan itu tercapailah rizki. Kemudian dihidupkan-Nya dengan air
hujan itu bumi sesudah matinya. “ dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi
sesudah matinya”. Yakni, setelah sebelumnya gersang, tidak ada tumbuh-
tumbuhan dan tidak ada sesuatu padanya. Perkisaran arah angin, baik arah angin
selatan, arah angin utara, arah angin barat maupun arah angin timur, atau juga
arah angin laut, siang maupun malam hari. Di antaranya ada yang dimaksudkan
untuk hujan, dan ada yang dimaksudkan untuk penyerbukan, bahkan ada juga
yang dimaksudkan untuk bernafas, dan ada juga yang tidak dapat berproduksi.
Yang kedua, “Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang
yakin”. Yang ketiga, “Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi orang-
orang yang berakal”. Hal itu meningkat dari keadaan mulia menuju kepada yang
lebih mulia dan lebih tinggi darinya (Abdullah, 2004: 335).
Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang keberadaan angin yang
bagi setiap orang yang berakal, dan menyadari manfaatnya akan mengambil
hikmah sehingga akan meningkatkan keimanannya kepada sang pencipta Allah
SWT. Dengan adanya angin ini pesawat dapat terbang sehingga mampu
mengantar kita menuju ke suatu tempat yang kita inginkan. Angin juga yang
membuat udara di tempat kita berada menjadi tidak pengap, angin pula yang
31
mampu mengawinkan beberapa tanaman dalam proses penyerbukan (Abtokhi, A.,
2007:149). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 57 yang
berbunyi:
θ èδ uρ ”Ï% ©!$# ã≅ Å™öムyx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š ÷t/ ô“y‰ tƒ ϵÏG uΗ÷qu‘ ( #L ym !#sŒ Î) ôM ‾=s% r& $ \/$ysy™
Zω$ s)ÏO çµ≈ oΨø) ß™ 7$ s#t6 Ï9 ;MÍh‹Β $uΖ ø9 t“Ρr' sù ϵ Î/ u !$ yϑ ø9$# $ oΨô_ t÷z r' sù ϵ Î/ ÏΒ Èe≅ä. ÏN≡ tyϑ ¨V9 $# 4 š Ï9≡ x‹x.
ßl Ìøƒ éΥ 4’ tAöθ yϑ ø9$# öΝä3ª= yès9 šχρ ãā2x‹ s? ∩∈∠∪
Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf: 57).
Ayat di atas memberikan penjelasan tentang angin, maksudnya angin itu
bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan. Angin itu membawa awan-
awan yang mengandung banyak air hujan sehingga benar-benar berat dan dekat
dari bumi dalam keadaan pekat. Sebagaimana Allah SWT telah menghidupkan
tanah ini setelah kematiannya, maka seperti itu pula Kami menghidupkan jasad
manusia pada hari kiamat kelak, setelah akhir kesudahannya menjadi hancur
berantakan, Allah SWT menurunkan air dari langit membanjiri bumi selama
empat puluh hari, dari itu tumbuhlah jasad manusia dalam kuburnya seperti biji
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dalam tanah (Abdullah, 2002: 397).
Ada beberapa jenis angin yang diketahui antara lain sebagai berikut:
a. Angin Laut dan Angin Darat
32
Angin laut dan angin darat terjadi dari perbedaan sifat thermal daratan dan
lautan. Dikarenakan kecilnya daya hantar dan panas jenis dari permukan daratan,
maka terjadi perbedaan suhu harian di darat lebih kurang lima kali sampai enam
kali daripada di atas lautan. Akibatnya di daratan pada siang hari lebih panas dan
pada malam hari lebih dingin.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
β Î) ù' t± o„ ÇÅ3 ó¡ ç„ yxƒ Ìh9 $# zù=n=ôà uŠ sù y‰ Ï.#uρu‘ 4‘n=tã ÿÍν Ìôγ sß 4 ¨β Î) ’Îû y7 Ï9≡sŒ ;M≈tƒ Uψ Èe≅ ä3Ïj9 9‘$ ¬6 |¹
A‘θ ä3x© ∩⊂⊂∪
Artinya: “Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi Setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur” (QS. Asy-Syuura: 33).
Allah SWT yang menggerakkan angin di lautan. Seandainya Dia
menghendaki, niscaya Dia akan mendiamkannya, sehingga kapal-kapal itu tidak
dapat bergerak, bahkan tetap diam, tidak pergi dan tidak pulang, terus berhenti di
permukaan air. Sesungguhnya di dalam proses ditundukkan-Nya lautan dan
ditiupkan angin sesuai kebutuhan perjalanan mereka terdapat tanda-tanda atas
segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada Makhluk-Nya bagi orang-orang
yang banyak bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan banyak
bersyukur di saat memperoleh kesenangan.
Pada siang hari udara di daratan dipanasi mengembang dan naik karena
mempunyai berat jenis yang kecil. Akibatnya tekanan udara di atas daratan
menjadi lebih kecil. Sedangkan proses yang terjadi di atas lautan pada saat yang
sama suhunya lebih rendah dari pada di daratan karena mempunyai kerapatan dan
33
tekanan lebih besar, akibatnya terjadi pergerakan udara dari laut ke darat, angin
ini dinamai angin laut.
b. Angin Lembah dan Angin Gunung
Di siang hari terdapat pemanasan yang lebih cepat di tepi lembah atau
lereng gunung, akibatnya udara di atas lereng gunung mengembang dan naik
begitu pula terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara pada lembah dan di atas
lereng gunung mengakibatkan udara akan bergerak dari lembah ke lereng gunung
dan dinamai angin lembah.
Dan juga Firman Allah SWT dalam surat Shaad ayat 36 yang berbunyi:
$ tΡö¤‚|¡ sù çµs9 yxƒÌh9 $# “Ìøg rB Íν ÌøΒ r' Î/ ¹ !% sâ‘ ß] ø‹ym z>$|¹ r& ∩⊂∉∪
Artinya: “Kemudian, Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendaki-Nya” (QS. Shaad: 36).
Al-hasan al-Bashri Rahimahullah berkata: “ Ketika Sulaiman Alaihissalam
telah menyembelih kuda-kudanya (disebabkan) murka karena Allah SWT, maka
Allah Ta’ala menggantikannya dengan sesutu yang lebih baik dan angin yang
begitu cepat yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan
dan perjalannya di waktu sore, sama dengan perjalanan sebulan (pula)” (Abdullah,
2004: 69).
Pada malam hari terjadi keadaan kebalikannya dimana udara di atas lereng
gunung lebih cepat menjadi dingin, akibatnya terjadi perbedaan suhu dan tekanan
udara antara lereng gunung dan lebah. Di samping itu pengaruh gravitasi
mempercepat pergerakan udara dari lereng gunung ke lembah, aliran udara ini
dinamai angin gunung.
34
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an surat saba’ ayat 12 yang
berbunyi:
z≈yϑ ø‹n=Ý¡ Ï9 uρ yxƒ Ìh9$# $ yδ–ρ ߉äî Ööκ y− $yγ ãm#uρu‘uρ Ööκ y− ( $ uΖù= y™r& uρ … çµ s9 t ÷tã ÌôÜÉ) ø9$# ( zÏΒuρ ÇdÉfø9 $#
tΒ ã≅ yϑ ÷è tƒ t÷t/ ϵ÷ƒ y‰ tƒ ÈβøŒ Î* Î/ ϵÎn/u‘ ( tΒ uρ ùø Ì“tƒ öΝåκ ÷]ÏΒ ôtã $tΡ Í÷ö∆ r& çµ ø%É‹ çΡ ôÏΒ É>#x‹tã ÎÏè ¡¡9 $#
∩⊇⊄∪
Artinya: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala” (QS. Saba’: 12).
Allah SWT menyebutkan nikmat yang diberikannya kepada puteranya
Dawud A.S, yaitu Sulaiman A.S berupa ditundukkannya angin bagi beliau guna
mengantarkan tempat duduknya yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan
perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan
sebulan.
c. Angin Musim
Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala besar terjadi
antara benua dan samudera. Sistem yang terjadi dinamakan angin musim
(monsoon).
d. Angin Pasat
Perbedaan panas yag terjadi terus-menerus antara daerah pada khatulistiwa
dan daerah bertekanan tinggi pada sub tropis menyebabkan adanya perbedaan
tekanan udara antara kedua daerah itu. Akibatnya timbul pergerakan udara dari
35
kedua daerah sub tropis dikedua belahan bumi mengalir ke khatulistiwa.
Pergerakan udara itu kekal sepanjang tahun dan dinamakan angin pasat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 164 yang
berbunyi:
¨β Î) ’Îû È, ù=yz ÏN≡ uθ≈yϑ ¡¡9$# ÇÚ ö‘ F$# uρ É#≈n=ÏG ÷z$#uρ È≅øŠ ©9 $# Í‘$yγ ¨Ψ9$# uρ Å7ù= àø9 $#uρ ÉL©9 $# “ Ìøg rB ’ Îû Ìóst7 ø9 $# $ yϑ Î/ ßì xΖ tƒ $ ¨Ζ9$# !$ tΒuρ tΑt“Ρ r& ª!$# zÏΒ Ï !$yϑ¡¡9$# ÏΒ & !$Β $uŠôm r' sù ϵÎ/ uÚ ö‘ F$# y‰ ÷è t/
$ pκÌEöθ tΒ £] t/ uρ $ pκÏù ÏΒ Èe≅ à2 7π −/!# yŠ É#ƒÎóÇ s? uρ Ëx≈ tƒÌh9 $# É>$ ys¡¡9$#uρ ̤‚ |¡ ßϑ ø9$# t÷t/ Ï !$yϑ ¡¡9 $#
ÇÚ ö‘ F$#uρ ;M≈tƒ Uψ 5Θ öθ s)Ïj9 tβθ è= É)÷è tƒ ∩⊇∉⊆∪
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. Al-Baqarah: 164).
Ayat ini mengundang manusia berpikir dan merenung tentang sekian
banyak hal. Salah satunya adalah merenungkan tentang bahtera-bahtera yang
berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia. Ini mengisyaratkan
sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan alat-alat canggih
maupun masa lampau yang hanya mengandalkan angin dengan segala akibatnya
(Quraish Shihab, 2000: 349-350).
e. Angin Lokal
Angin merupakan proses cuaca yang sangat peka terhadap indra perasa
manusia sehingga terdapatlah ratusan nama lokal dari angin yang sangat berkesan
36
bagi sesuatu daerah. Pada umumnya ada dua tipe angin lokal yakni angin panas
dan angin dingin. Angin panas dapat berasal dari daerah sumber panas maupun
oleh karena adanya pemanasan dinamis dari udara yang turun dari daerah yang
lebih tinggi.
2.1.1 Pemanfaatan Arah Angin dalam Perspektif Al-Qur’an
Arah dari angin musim berubah setiap musim, tergantung dari otak surya.
Di jawa terkenal dengan adanya angin musim barat terjadi pada waktu musim
hujan dan angin musim timur pada waktu musim kemarau.
Β r& öΝà6ƒÏ‰ ôγ tƒ ’Îû ÏM≈yϑè=àß Îhy9ø9 $# Ìóst7 ø9$# uρ tΒ uρ ã≅Å™öムyx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š ÷t/ ô“y‰ tƒ
ÿϵÏF uΗ÷qu‘ 3 ×µ≈s9 Ï r& yì ¨Β «!$# 4 ’n?≈ yès? ª! $# $£ϑtã šχθà2Îô³ç„ ∩∉⊂∪
Artinya: “Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)” (QS. An-Naml: 63).
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa apa yang diciptakan-Nya
berupa petunjuk-petunjuk yang ada di langit dan di bumi, dan siapa pula yang
mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya,
yaitu di tengah-tengah awan yang mengandung hujan, dimana hamba-hamba
Allah SWT berharap tanpa putus asa, berdoa mohon dilepaskan dari bencana
(Abdullah, 2004: 232).
37
Arah angin adalah arah dari mana asal angin itu bertiup dan dinyatakan
dengan sudut skala kompas. Sudut 0o atau 360o menyatakan Utara;
90o menyatakan Timur; 180o menyatakan Selatan dan 270o menyatakan Barat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 31 yang
berbunyi:
u !$ xuΖãm ¬! uöxî tÏ. Îô³ãΒ ÏµÎ/ 4 tΒ uρ õ8Îô³ç„ «!$$ Î/ $ yϑ‾Ρ r(s3sù §yz š∅ÏΒ Ï !$yϑ¡¡9 $# çµà sÜ÷‚ tFsù
çö©Ü9 $# ÷ρr& “ Èθ ôγs? ϵ Î/ ßw† Ìh9 $# ’Îû 5β%s3tΒ 9,‹Ås y™ ∩⊂⊇∪
Artinya: “Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh” (QS. Al-Hajj: 31).
Ayat di atas menjelaskan tentang mengikhlaskan ketundukan hanya
kepada-Nya dengan berpaling dari kebathilan serta teguh dalam kebenaran.
Kemudian Allah SWT membuat contoh tentang orang musyrik yang berada dalam
kesesatan, kehancuran dan jauhnya mereka dengan kebenaran. Barang siapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah SWT, maka adalah ia seolah-seolah jatuh
dari langit, yakni jatuh dari langit kemudian burung yang ada di udara
menyambarnya, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh, yakni tinggi
dan menghancurkan orang yang jatuh seperti itu (Abdullah, 2003: 526-527).
38
Gambar 2.1 Pembagian Skala Mata Angin Menurut Kompas
(Manan, M.E., 1986: 89-94).
Macam-macam angin dibedakan berdasarkan pola umum sirkulasi udara
pada atmosfer bumi. Macam-macam angin tersebut adalah:
1) Prevailing wind, angin yang mengikuti pola umum sirkulasi udara. Pada
daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari tenggara untuk bumi
belahan selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Untuk
daerah beriklim sedang, angin secara umum berhembus dari arah barat, yakni
dari arah barat laut untuk belahan bumi selatan dan dari arah barat daya untuk
belahan bumi utara. Sebaliknya untuk daerah kutub, angin umumnya
berhembus dari arah timur, yakni searah dengan angin pada daerah tropis.
Prevailing wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim
sedang disebut westerly wind, dan di daerah kutub disebut polar wind.
N
ESE
E
S
W
SE
SSE SSW
SW
WSW
ENEE
NNE
NE
WNW
NW
NNW
39
2) Angin yang tidak mengikuti pola umum sirkulasi udara, antara lain adalah
season wind (angin musiman) dan angin lokal. Contoh angin musiman ini
adalah angin musoon. Arah angin ini akan berubah sesuai musim. Umumnya
angin akan berubah dari arah timur laut selama periode enam bulan dan dari
arah barat daya selama enam bulan berikutnya. Sedangkan angin lokal adalah
angin yang bertiup pada lapisan udara dekat permukaan bumi yang
dipengaruhi oleh letak geografis setempat. Contoh angin lokal ini adalah
angin darat dan angin laut. Angin ini terjadi akibat perbedaan suhu udara di
atas laut dengan di atas wilayah daratan. Pada siang hari suhu udara di atas
daratan akan lebih panas dibandingkan dengan di atas laut, sehingga tekanan
di daratan lebih rendah yang mengakibatkan angin berhembus dari laut ke
arah daratan, oleh sebab itu disebut angin laut. Sebaliknya pada siang hari,
daratan akan menjadi lebih dingin sehingga tekanan udara akan menjadi lebih
tinggi. Ini akan menyebabkan angin berhembus dari darat ke laut, yang
disebut angin darat (Lakitan, B., 26-27: 1994).
Menurut Ance Gunarsih Kartasapoetra, Angin merupakan gerakan atau
perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa
udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik
(temperatur dan kelembapan) yang seragam dalam arah yang horizontal.
Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin dilihat
dari mana arah angin itu datang, misalnya dari barat disebut angin barat. Dikenal
juga ada angin laut dan angin darat. Prinsip terjadinya kedua macam angin
40
tersebut disebabkan karena terjadinya pemanasan di daratan dan lautan oleh
matahari.
Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 45 yang
berbunyi:
ó> ÎôÑ $#uρ Μçλ m; Ÿ≅ sVΒ Íο4θ uŠ ptø: $# $ u‹÷Ρ ‘‰9$# >!$ yϑ x. çµ≈oΨ ø9 t“Ρr& zÏΒ Ï!$ yϑ¡¡9$# xÝn=tG ÷z$$sù ϵÎ/ ÛV$t6 tΡ
ÇÚ ö‘ F$# yxt7ô¹ r' sù $Vϑ‹Ï± yδ çνρâ‘ õ‹ s? ßx≈tƒ Ìh9 $# 3 tβ% x.uρ ª! $# 4’ n?tã Èe≅ ä. & óx« # ‘ω tGø) •Β ∩⊆∈∪
Artinya: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin, dan adalah Allah, maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-Kahfi: 45).
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa kehidupan dunia dalam
kehancuran, kefanaan, dan keberakhirannya seperti air hujan yang Allah SWT
turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka
bumi. Semua yang ada di dalamnya, berupa biji-bijian, lalu tumbuh indah dam
meninggi serta menjadi bunga. Setelah itu semuanya menjadi kering yang
diterbangkan oleh angin, yakni diporak-porandakan dan diterbangkan ke kanan
dan ke kiri (Abdullah, 2003: 263).
2.1.2 Kecepatan Angin Dalam Perspektif Al-Qur’an
Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah
kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasilkan sistem
fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegunungan yang lebih
rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian,
41
sistem dengan dua pusat (bi-cen-tered) antara khatulistiwa dan kutub berubah
menjadi sistem dengan banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing
terjal, dan angin diperlemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai
pegunungan pada kerak bumi berfungsi sebagai koridor udara atau angin raksasa.
Koridor-koridor ini akan membantu angin menyebarkan udara ke seluruh
penujuru bumi secara merata. Kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Sang
Pencipta telah diterangkan dalam firman-Nya pada surat Al-Israa’ ayat 68 yang
berbunyi:
óΟçFΨ ÏΒr' sù r& β r& y# Å¡ øƒs† öΝ ä3Î/ |=ÏΡ%y Îhy9ø9 $# ÷ρ r& Ÿ≅Å™öムöΝà6 ø‹n=tæ $ Y6Ϲ%tn ¢ΟèO Ÿω (#ρ߉ Åg rB ö/ ä3s9
¸ξ‹Å2uρ ∩∉∇∪
Artinya: “Maka Apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu” (QS. Al-Israa’: 68).
Allah SWT meniupkan angin keras yang membawa batu-batu kecil, yakni
hujan yang di dalamnya terdapat batu. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid
dan beberapa ulama’ lainnya (Abdullah, 2003: 188).
Kecepatan angin sering menimbulkan berbagai kerusakan. Diakibatkan
angin dan kecepatan angin tersebut. Menurut kelas atau tingkatan (Beaufort class)
kecepatan angin dibagi menjadi dua belas, yaitu sebagai berikut:
1. Angin Sepoi-sepoi
Angin sunyi bisa mengakibatkan gerakan angin terlihat pada arah asap
dengan kecepatan 0,3 m/s-1,7 m/s.
42
2. Angin Sangat Lemah
Angin sangat lemah bisa mengakibatkan angin terasa pada muka dengan
kecepatan 3,6 m/s-5 m/s.
3. Angin Lemah
Angin Lemah bisa menyebabkan daun dan ranting kecil bergerak-gerak
dengan kecepatan 5,3 m/s-7,2 m/s.
4. Angin Sedang
Angin sedang bisa menyebabkan kertas dapat terbang, ranting dan cabang
kecil bergerak dengan kecepatan 7,5 m/s-9,7 m/s.
5. Angin Agak Kuat
Angin agak kuat bisa menyebabkan pohon-pohon kecil bergerak dengan
kecepatan 10 m/s-12,2 m/s.
6. Angin Kuat
Angin kuat bisa menyebabkan dahan besar bergerak dengan kecepatan
12,5 m/s-15,3 m/s.
7. Angin Kencang
Angin kencang bisa menyebabkan pohon-pohon seluruhnya bergerak
dengan kecepatan 15,6 m/s-18,3 m/s.
8. Angin Sangat Kuat
Angin sangat kuat bisa menyebabkan ranting-ranting patah dengan
kecepatan 18,6 m/s-21,4 m/s.
43
9. Badai
Badai bisa menyebabkan genting dapat terlempar dengan kecepatan 21,7
m/s-25 m/s.
10. Badai Kuat
Badai kuat bisa menyebabkan pohon-pohon dapat tumbang dengan
kecepatan 25,3 m/s-26,4 m/s.
11. Angin Ribut
Angin ribut bisa menyebabkan pohon-pohon tumbang dengan kecepatan
26,7 m/s-28,9 m/s.
12. Taufan Dahsyat
Taufan dahsyat bisa menyebabkan pohon-pohon tumbang dan rumah
rubuh dengan kecepatan 28,9 m/s (Kartasapoetra, A. G., 2004: 15-18).
Kekuatan angin atau taufan dahsyat juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an
surat Al-Israa’ ayat 69 yang berbunyi:
ôΘ r& óΟçGΖÏΒ r& β r& öΝä. y‰‹ÏèムϵŠÏù ¸οu‘$ s? 3“t÷z é& Ÿ≅Å™÷ãsù öΝä3 ø‹n= tæ $ ZϹ$ s% zÏiΒ ËxƒÌh9 $# Νä3s% Ìøó ã‹sù
$yϑ Î/ ÷Λän öx x. §ΝèO Ÿω (#ρ߉ ÅgrB ö/ä3s9 $ uΖø‹n=tã ϵ Î/ $Yè‹Î;s? ∩∉∪
Artinya: “Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taufan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami.” (QS. Al-Israa’: 69).
Pengertian Ayat ini secara umum dijelaskan bahwa apakah manusia itu
merasa aman tak ditelan oleh bumi, atau tak dikirimkan padanya angin keras atau
angin kuat yang membawa batu-batu dari darat, atau angin taufan dari laut yang
44
menenggelamkannya kerena kekafirannya (Ahmad Mustafa Al-Maragi, 1993:
142).
Dalam tafsir Ibnu Katsir juga dijelaskan tentang orang-orang yang
menentang Allah SWT, setelah mereka mengakui pentauhidan kepada Kami di
laut, setelah mereka berhasil keluar dari daratan, akan merasa aman dari kehendak
Allah SWT (yang kuasa) untuk mengembalikan mereka ke laut untuk yang kedua
kalinya, lali Dia dikirimkan kepada mereka angin topan yang memporak-
porandakan segala sesuatu dan menenggelamkan bahtera (Abdullah, 2003: 189).
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 18 yang
berbunyi:
ã≅ sWΒ šÏ%©!$# (#ρ ãx x. óΟ ÎγÎn/ tÎ/ ( óΟ ßγè=≈ yϑôã r& >Š$ tΒtx. ôN£‰tF ô© $# ϵ Î/ ßw† Ìh9 $# ’Îû BΘöθ tƒ 7#Ϲ%tæ ( āω
tβρ①ω ø)tƒ $ £ϑÏΒ (#θ ç7|¡ Ÿ2 4’ n?tã & óx« 4 š Ï9≡ sŒ uθ èδ ã≅≈n=āÒ9$# ߉‹Ïèt7 ø9 $# ∩⊇∇∪
Artinya: “Keadaan yang aneh dari orang-orang yang kafir kepada Tuhan-Nya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh” (QS. Ibrahim: 18).
Ayat ini menjelaskan keadaan amal-amal mereka itu dengan satu
perumpamaan, yaitu keadaan yang aneh dari orang-orang yang kafir kepada
Tuhan mereka adalah bahwa amal-amal mereka yang mereka lakukan di dunia
dan yang kamu dan mereka anggap baik, adalah seperti abu yang ditiup dengan
keras oleh angin. Jika demikian keadaanya, pastilah abu akan dengan sangat
mudah diterbangkan oleh angin. jangan duga akan ada abu yang tersisa. angin itu
yang meniup terjadi pada suatu hari yang berangin kencang segala sehingga
45
menerbangkan segala sesuatu apalagi abu ke segala penjuru (Quraish Shihab,
2002: 40).
2.2 Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi
untuk mengukur sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang
peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern.(Petruzella, F.
1996: 157).
2.2.1 Optocoupler
Optocoupler (disebut juga optoisolator atau isolator yang tergandeng
optik) menggabungkan LED (Light Emitting Diode) dan fotodioda dalam satu
kemasan. Gambar 2.2 menunjukkan salah satu contoh dari optocoupler, ia
mempunyai LED pada sisi masukan dan fotodioda pada sisi keluaran.
Gambar 2.2 Optocoupler
R1 R2
V1 V2 Vin Vout
I2 +
-
+ -
46
Tegangan sumber 1V dan tahanan seri 2R menghasilkan arus melalui LED.
Sebagai gantinya, cahaya dari LED mengenai fotodioda, dan ini menyebabkan
timbulnya arus balik .2I Dengan menambahkan tegangan-tegangan melingkari
simpal keluaran, diperoleh:
0212 =+− RIVVout (2-1)
atau
222 RIVVout −= (2-2)
Dimana:
V = Tegangan keluaran (volt)
I = Kuat arus listrik (amper)
R = Hambatan kawat (ohm)
Perhatikan bahwa tegangan keluaran tergantung pada arus balik .2I Bila
tegangan masuk 1V berubah, jumlah cahayanya juga berubah. ini berarti bahwa
tegangan keluar berubah sejalan dengan tegangan masuk. itulah sebabnya
mengapa gabungan LED dan fotodioda disebut optocoupler, alat yang dapat
menggandeng simpal masuk ke rangkaian keluar.(Malvino, A.P., 1985: 99).
Optocoupler merupakan gabungan dari sebuah LED (Light Emitting
Diode) dan sebuah fototransistor dalam satu paket. Optocoupler memiliki LED di
sisi input dan transistor di sisi output. Tegangan sumber kiri )( inV dan resistor seri
memberikan sebuah arus ke LED. Kemudian cahaya dari LED mengenai
fototransistor, sehingga menimbulkan perubahan arus pada sisi kolektor, dan ini
47
menimbulkan perubahan tegangan pada terminal kolektor-emitor. Gambar 2.3
menunjukkan gambar sebuah optocoupler.
Gambar 2.3 Contoh Rangkaian Menggunakan Optocoupler
R1 didapatkan dengan rumus:
f
din
I
VVR
−=1 (2-3)
dimana fI adalah arus forward dioda dan dV adalah tegangan pada dioda
sedangkan R2 didapatkan dengan rumus:
c
cecc
I
VVR =2 (2-4)
Pada saat transistor megalami siturasi, tegangan ouput ( )outV besarnya
kira-kira nol.(Malvino, A., 1989: 233). Pada saat Vin nol atau tidak ada arus pada
LED, transistor menjadi terbuka (open circuit), dan tegangan output ( )outV
meningkat kira-kira sebesar .ccV Kurva keluaran optocoupler ditunjukkan oleh
gambar 2.4.
R2 R1
Vout
+Vcc
+
48
Gambar 2.4 Kurva Keluaran Optocoupler
Jumlah cahaya berubah-ubah sesuai tegangan input. Ini artinya tegangan
output bervariasi sesuai dengan tegangan input. Kombinasi sebuah LED dan
sebuah fototransistor ini kemudian disebut optocoupler. Rangkaian ini dapat
mengkopel sinyal input ke rangkaian output.
Gambar 2.5 Rangkaian Dalam dan Bentuk Kemasan Optocoupler
Pada gambar diatas terlihat bahwa antara LED dan fototransistor terdapat
daerah yang kosong yang berfungsi sebagai sensor untuk menghalangi atau
melewatkan cahaya dan pemancar LED dengan cara memberikan suatu sekat
yang tidak tembus cahaya. Dan celah antara LED dan fototransistor dipasang
piringan berbentuk silindris dan mempunyai lubang n buah. Karena keluaran
fototransistor terkena sinar dari LED berupa sinyal listrik yang sesuai dengan
intensitas cahaya pantulan, LED yang ditangkap oleh fototransistor tersebut,
maka dalam satu putaran akan dihasilkan n buah pulsa, dan f dari pulsa tersebut
sebesar:
celah
mA
Sesuai tipe Optocoupler
mA ILED
Ic
49
Hzn
f60
ϖ= (2-5)
2.2.2 Photodioda
Sebuah photodioda dapat dijabarkan sebagai sumber arus terkendali
cahaya, atau sebagai konverter cahaya ke arus, apabila diinginkan. Jika cahaya
jatuh mengenai permukaan peka cahaya pada photodioda akan timbul sedikit arus
dari katoda ke anoda yang besarnya sebanding dengan kuat cahaya yang
melaluinya.( Agus Sugiharto, 2002: 98).
Gambar 2.6 Rangkaian Photodioda
Anoda pada sebuah dioda yang tidak terhubung akan semakin positif dari
katoda sampai tegangan pada kedua terminal tersebut menyebabkan dioda
terhantar. Selanjutnya arus akan mengalir dengan arah kebalikkannya dari anoda
ke katoda, dalam keadaan seimbang. Kedua arus ini saling meniadakan dan akan
muncul tegangan pada dioda. Bila tegangan bias mundur pada photodioda itu
dihilangkan, pembawa muatan minoritas akan mengalir kembali jika hubungan
50
disinari. Ini mengakibatkan kenaikan jumlah hole pada bagian P dan jumlah
elektron pada bagian N. Tetapi tegangan barier adalah negatif pada bagian P dan
positif pada bagian N. sehingga pembawa minoritas akan mengalir untuk
mengurangi tegangan barier itu. Bila ada tegangan luar dipasangkan pada terminal
dioda maka pembawa minoritas akan kembali ke bagian semula melalui rangkaian
luar. Elektron-elektron melewati hubungan dari P ke N sekarang mengalir keluar
melalui terminal N menuju ke terminal P.(Agus Sugiharto, 2002: 99-101).
2.3 Personal Computer (PC)
Personal Computer terdiri dari: Processor, input device, memory, output
device, monitor/secreen, Casing unit, Central Processing Unit (CPU), Strage
Device.
Menurut buku Computer Annual (Robert H. Blissmer), komputer adalah
suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berokut:
a. Menerima input
b. Memproses input tadi sesuai dengan programnya
c. Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan
d. Menyediakan output dalam bentuk informasi.
(Hartono, J. 1999: 1).
51
2.3.1 Siklus Pengolahan Data Komputer
Suatu proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar, yang disebut
dengan siklus pengolahan data (data procesing cycle), yaitu input, processing, dan
output.
Gambar 2.7 Siklus Pengolahan Data
Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan (expanded data
processing cycle) dapat ditambahkan tiga atau lebih tahapan lagi, yaitu
origination, storage, dan distribution.
Gambar 2.8 Siklus Pengolahan Data yang Dikembangkan
Origination. Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang
biasanya merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen dasar.
Input. Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukkan
data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device).
Processing. Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah
dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemroses (processing device), yang dapat
berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan,
mengendalikan atau mencari di storage.
INPUT PROCESSING OUTPUT
ORIGINATION INPUT PROCESSING DISTRIBUTION OUTPUT
OUTPUT
52
Output. Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan
data ke alat output (output device), yaitu berupa informasi.
Distribution. Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak
yang berhak dan membutuhkan informasi.
Storage. Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan ke simpanan
luar (storage). Hasil dari pengolahan yang disimpan di storage dapat
dipergunakan sebagai bahan input untuk proses selanjutnya. Pada gambar, tampak
adanya 2 buah anak panah yang berlawanan arah, menunjukkan hasil pengolahan
dapat disimpan di storage dan dapat diambil kembali untuk proses pengolahan
data selanjutnya.(Hartono, J., 1999: 2-4).
2.4 Port Printer
Port paralel printer adalah sebuah port yang umumnya sudah disediakan
oleh komputer untuk berhubungan dengan printer. Port ini biasanya terdiri atas 3
alamat (untuk mode ECP dan EPP, port printer yang lebih lanjut, terdapat 8
alamat), yaitu Port Data, Port Status, dan Port Kontrol. Port printer biasanya
memiliki alamat standar, yaitu:
Tabel 2.1 Port Printer dan Alamat Standarnya
Port Alamat Banyaknya Jalur
Port Data H0378 8
Port Status H0379 5
Port Kontrol H037A 4
53
Port Printer identik dengan angin dimana fungsi angin juga sebagai
penghubung atau penghantar. Allah SWT menundukkan angin kepada nabi
Sulaiman A.S dan juga untuk memindahkan tempat nabi Sulaiman A.S.
Sebagaimana dalam Firman-Nya yang berbunyi:
z≈yϑ ø‹n=Ý¡ Ï9 uρ tw†Ìh9$# ZπxϹ%tæ “ Ìøg rB ÿÍν ÌøΒ r' Î/ ’n< Î) ÇÚö‘ F$# ÉL©9 $# $ uΖø. t≈t/ $pκÏù 4 $Ζà2 uρ Èe≅ ä3Î/
> óx« tÏϑ Î=≈ tã ∩∇⊇∪
Artinya: “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami maha mengetahui segala sesuatu”(QS. Al-Anbiyaa: 81).
Allah SWT menundukkan angin bagi Sulaiman A.S yang kadang-kadang
bertiup sangat kencang dan kadang-kadang bertiup lembut. Pada masing-masing
keadaan itu, angin berjalan dengan perintahnya ke negeri sunyi mana pun dia
kehendaki. Maka, dia dan para sahabatnya keluar pada waktu pagi ke arah mana
pun yang mereka kehendaki, kemudian kembali ke rumahnya di Syam pada hari
itu juga (Ahmad Mushthafa Al-Marighi, 1989: 95).
Arti istilah Port dianggap berkaitan erat dengan komputer jaringan, istilah
ini dianggap sebagai sebuah kanal dalam sistem komunikasi. Biasanya port ini
diberi nomor logic. Atau port adalah tempat, saluran, tujuan. Suatu alat yang
dapat digunakan untuk menghubungkan komputer dengan peripheral lainnya.
Interface yang memungkinkan sebuah PC dapat mengirimkan atau menerima
informasi ke atau dari piranti external, seperti printer atau modem. Sebuah PC
umumnya terdiri dari port serial, paralel dan beberapa port USB. Parallel adalah
sistem pengiriman data digital, dimana beberapa bit data dikirim sekaligus pada
54
satu saat dengan menggunakan jalur terpisah. Jadi port paralel adalah salah satu
jenis soket pada personal komputer untuk berkomunikasi dengan peralatan luar
untuk mengirim data digital seperti printer model lama. Karena itu parallel port
sering juga disebut printer port. Perusahaan yang memperkenalkan port ini adalah
Centronic, maka port ini juga disebut dengan Centronics port. Kesederhanaan
port ini dari sisi pemrograman dan antarmuka dengan hardware membuat port ini
sering digunakan untuk percobaan-percobaan sederhana dalam perancangan
peralatan elektronika.
Protokol EPP mempunyai empat macam siklus transfer data yang berbeda,
yaitu:
1. Siklus baca data (Data Read)
2. Siklus baca alamat (Address Read)
3. Siklus tulis data (Data Write)
4. Siklus tulis alamat (Address Write)
Daftar pin DB-25 dan Centronics (PS = Printer Status, PC = Printer
Control).
Tabel 2.2 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector
Pin No
(D-Type
25)
Pin No
(Centronics)
SPP
Signal
Direction
In/out
Register
Hardware
Inverted
1 1 nStrobe In/Out Control Yes
2 2 Data 0 Out Data
3 3 Data 1 Out Data
55
Tabel 2.3 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector
Pin No
(D-Type
25)
Pin No
(Centronics)
SPP
Signal
Direction
In/out
Register
Hardware
Inverted
4 4 Data 2 Out Data
5 5 Data 3 Out Data
6 6 Data 4 Out Data
7 7 Data 5 Out Data
8 8 Data 6 Out Data
9 9 Data 7 Out Data
10 10 nAck In Status
Dengan keterbatasan arus port parallel maka diperlukan rangkaian buffer
(penyangga) sehingga tidak membebani arus dari port parallel untuk menyuplai
rangkaian luar.
Alamat-alamat Port Parallel, yaitu:
1. Alamat (dalam format Hexa) 3BC-3BF = Digunakan untuk Port Parallel yang
terpadu dengan kartu-kartu Video, tidak mendukung alamat-alamat ECP.
2. Alamat (dalam format Hexa) 378-37F = Biasa digunakan untuk LPT1.
3. Alamat (dalam format Hexa) 278-27F = Biasa digunakan untuk LPT2.
4. Alamat dasar 3BCh pertama kali diperkenalkan sebagai alamat port parallel
pada card-card video lama. LPT1 biasanya memiliki alamat dasar 378,
sedangkan alamat LPT2 adalah 278. Ini adalah alamat umum yang biasa
56
dijumpai, namun alamat dasar ini bisa berlainan antara satu komputer dengan
komputer lainnya.(Solihat I., 2008: 1-9).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Haqqah ayat 6-7 yang
berbunyi:
$ ¨Βr& uρ ׊$tã (#θ à6Î=÷δ é' sù 8xƒ ÌÎ/ A |Àö|¹ 7π uŠÏ?%tæ ∩∉∪ $yδ t¤‚y™ öΝÍκön=tã yì ö7y™ 5Α$ uŠ s9 sπuŠ ÏΨ≈yϑ rOuρ
BΘ$−ƒ r& $ YΒθÝ¡ ãm ” utIsù tΠ öθs)ø9 $# $pκÏù 4 tç÷|À öΝåκ ¨Ξr(x. ã—$ yfôã r& @≅øƒ wΥ 7π tƒÍρ%s ∩∠∪
Artinya: “Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)” (QS. Al-Haqqah: 6-7).
Ayat di atas meberikan penjelasan bahwa kaum ’Ad telah dibinasakan
dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Dia yakni Allah SWT
menimpakannya sebagai siksa atas mereka selama tujuh malam dan delapan hari
terus-menerus tanpa henti-hentinya berhembus sangat kencang, pada waktu itu
mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang
telah lapuk bagian dalamnya (Quraish Shihab, 2002: 411).
2.5 Telepon Genggam
Telepon genggam adalah suatu jenis telepon bergerak yang menggunakan
teknologi cellular sebagai akses komunikasinya, sehingga memudahkan
seseorang untuk berkomunikasi dimanapun dan dalam kondisi apapun. Sebuah
telepon genggam dapat mengirim dan menerima data suara dengan menggunakan
57
pemancar RF (Radio Frekuensi). Dengan adanya telepon genggam, maka
komunikasi lebih mudah dan lebih efisien tetapi lebih mahal. Seiring dengan
perkembangan teknologi di bidang mobile system, telepon genggam tidak hanya
mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut Short Message
Service (SMS). Disamping itu, pesatnya perkembangan teknologi saat ini
menyebabkan telepon genggam tidak hanya dapat berkomunikasi antar sesama
telepon genggam, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan komputer. Hal ini
menyebabkan pengiriman data antara komputer dan telepon genggam dapat
dilakukan.(Bustam Khang, 2003).
2.5.1 Pemanfaatan Alam Semesta Sebagai Teknologi Dalam Perspektif Islam
Ilmu pengetahuan alam (natural science) pada umumnya ”diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari susunan benda-benda serta perkembangannya”.
Dalam perkembangan sains Islam, tidak ada pembagian atau pembedaan dalam
ilmu alam secara langsung. Sumber rangsangan yang mendorong penelitian
tentang ilmu ini, seperti ilmu-ilmu lainnya adalah kajian Al-Quran.
Kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Sang Pencipta telah diterangkan
dalam firman-Nya pada surat Al-Anbiya’ ayat 30 yang berbunyi:
óΟ s9uρ r& ttƒ tÏ% ©!$# (#ÿρãx x. ¨βr& ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9$# uÚö‘ F$#uρ $ tFtΡ%Ÿ2 $ Z)ø? u‘ $yϑ ßγ≈oΨø) tFxsù ( $ oΨù=yè y_uρ zÏΒ Ï !$ yϑ ø9 $# ¨≅ä. > óx« @c yr ( Ÿξ sùr& tβθ ãΖ ÏΒ÷σ ム∩⊂⊃∪
Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan
58
segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).
Ayat pada surat Al-Anbiya’ diatas dipahami oleh banyak ulama
kontemporer sebagai isyarat tentang teori Big Bang (Ledakan Besar), yang
mengawali terciptanya langit dan bumi. Ketika Al-Quran berbicara tentang hal itu,
dikaitkannya dengan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT serta keharusan
beriman pada-Nya. Ini berarti bahwa sains dan hasil-hasilnya harus selalu
mengingatkan manusia terhadap Kehadiran dan Kemahakuasaan Allah SWT.,
selain juga harus memberi manfaat bagi kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi
Rabbik (Quraish Shihab, 2005 : 444).
Al-Quran memperkenalkan istilah sakhkhara yang maknanya bermuara
kepada ”kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang
teknik contohnya dalam mengontrol dan memberikan iformasi melalui SMS
(Short Message Service)”. Ketika Al-Quran memilih kata sakhkhara yang arti
harfiahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya
dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap
sebagai sesuatu yang posisinya berada dibawah manusia. Adanya potensi itu, dan
tersedianya lahan yang diciptakan Allah SWT, serta ketidakmampuan alam raya
membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan
dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya semua itu
mengantarkan mauusia berpotensi untuk memanfaatkan alam yang telah
ditundukkan Tuhan. Keberhasilan memanfaatkan alam itu merupakan buah
teknologi.
59
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman yang berbunyi:
ª! $#uρ ü“Ï% ©!$# Ÿ≅ y™ö‘r& yx≈tƒ Ìh9 $# çÏWçFsù $ \/$pt xā çµ≈oΨ ø)Ý¡ sù 4’ n<Î) 7$s# t/ ;MÍh‹Β $uΖ ÷ u‹ôm r'sù ϵ Î/ uÚ ö‘ F$#
y‰÷è t/ $ pκ ÌEöθ tΒ 4 y7Ï9≡ x‹ x. â‘θà± –Ψ9 $# ∩∪
Artinya: “Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu” (QS. Faatir: 9).
Ayat ini menjelaskan apakah kalian tidak memperhatikan dan berfikir
sehingga kamu mengetahui bahwa Allah SWT yang telah mengadakan angin
setelah sebelumnya tidak ada, kemudian menjadikan angin itu dapat menjalankan
awan yang berat, lalu turunlah dari padanya hujan ke atas bumi yang tandus, yang
tiada bertetumbuhan tiap-tiap tanaman yang subur (Mushthafa Al-Marighi, 1987:
193).
Demikian pula dalam bidang sains bahwa SMS (Short Message Service)
merupakan bagian dalam bidang teknologi yang mampu mengirim segala macam
pelayanan dan informasi dalam bentuk sistem informasi pendek yang sangat
cepat, singkat, dan jelas. Pelayanan SMS mampu memberikan atau mengirim
informasi-informasi pendek ke seluruh penjuru dunia dan memberikan pelayanan
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam urusan mencari
rizki (bisnis) antar partner atau teman juga membutuhkan Handphone untuk
SMS, memperlancar mendapatkan informasi dalam profesi, meberikan kabar
gembira atau informasi yang baik jarak jauh, dan lain sebagainya. SMS (Short
Message Service) mempunyai kesamaan fungsi dengan angin yaitu memberikan
informasi atau kabar gembira dan kubur buruk kepada manusia. Allah SWT
60
menyatakan dan menggambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqaan ayat 48 yang
berbunyi:
uθ èδ uρ ü“Ï% ©!$# Ÿ≅y™ö‘r& yx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š÷t/ ô“y‰ tƒ ϵÏG yϑ ômu‘ 4 $ uΖø9 t“Ρ r&uρ zÏΒ Ï !$yϑ ¡¡9 $# [!$ tΒ
#Y‘θ ßγsÛ ∩⊆∇∪
Artinya: “Dia-lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih” (QS. Al-Furqaan: 48).
Ayat ini memberikan penjelasan bahwa Allah SWT yang mengirim angin
sebagai pembawa kabar gembira dengan datangnya hujan. Ath-Thahur adalah
nama bagi sesuatu yang digunakan untuk bersuci, seperti al-wagud adalah nama
bagi sesuatu yang digunakan untuk menyalakan api, dan al-wadhu’ adalah nama
bagi apa yang digunakan untuk berwudhu’, Yakni, kami turunkan dari awan air
yang kalian gunakan untuk bersuci, seperti mencuci pakaian dan mandi, serta
kalian gunakan untuk menanak makanan dan kalian minum sebagai air yang tawar
lagi segar (Mushthafa Al-Marighi, 1989: 38).
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 22 yang
berbunyi:
$ uΖù=y™ö‘ r& uρ yx≈ tƒÌh9 $# yxÏ%≡uθ s9 $ uΖø9 t“Ρr' sù zÏΒ Ï !$yϑ¡¡9$# [ !$ tΒ çνθßϑä3≈oΨ øŠ s) ó™r' sù !$tΒ uρ óΟ çFΡ r& …çµ s9 tÏΡ Ì“≈sƒ ¿2
∩⊄⊄∪
Artinya: “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr: 22).
61
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Allah SWT meniupkan angin
untuk mengawinkan mendung sehingga menurunkan hujan, mengawinkan pohon-
pohon dan tumbuh-tumbuhan sehingga terbuka daun-daun dan bunga-bunganya.
Allah SWT menyebutkan dengan bentuk jamak untuk menunjukkan angin yang
membuahi, bukan angin yang mandul, karena angin yang kedua ini sering
disebutkan dengan bentuk mufrad dan dengan disifati dengan mandul karena tidak
dapat membuahi, karena pembuahan itu hanya terjadi antara dua benda (bunga
jantan dan bunga betina) atau lebih (Abdullah, 2003: 8-9).
2.5.2 Telepon Genggam Siemens M35
Kemampuan telepon genggam saat ini memungkinkan agar dapat
mengganti start up, logo maupun ring-sound. Semakin banyak merek telepon
genggam saat ini juga menimbulkan masalah pada interface telepon genggam
dengan komputer atau dengan yang lain. Agar sebuah komputer atau periperal lain
dapat berkomunikasi dengan telepon genggam maka perlu diketahui fungsi
konektor pada setiap telepon genggam. (Bustam Khang, 2003). Susunan konektor
telepon genggam Siemens M35 dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Konektor Telepon Genggam Siemens M35
62
2.5.2 SMS (Short Message Service)
SMS (Short Message Service) atau layanan pesan singkat mempunyai
sejarah tersendiri sebagai media layanan yang paling meledak abad ini. Untuk
mempermudah, selanjutnya kita akan menyebutnya sebagai SMS saja. Awalnya
SMS berfungsi untuk memberikan layanan pengiriman pesan teks singkat antar
perangkat mobile phone (telpon genggam/telepon bergerak). SMS sebetulnya
hanya layanan tambahan terhadap dua layanan utama (layanan voice dan switched
data) dalam sistem jaringan komunikasi GSM. Namun, karena keberhasilan SMS
yang tidak terduga, dengan ledakan pelanggan yang mempergunakannya,
menjadikan SMS komunikasi lain, seperti CDMA, UMTS, bahkan jaringan
telepon rumah (fixed phone) juga mulai mengadopsi teknologi yang sebetulnya
sangat sederhana ini.
SMS merupakan sebuah revolusi, dimana layanan yang tidak berbasis
suara malah lebih meledak. Dalam industri komunikasi bergerak yang
sesungguhnya berbasis suara, yang bahkan tidak mengalami perubahan teknologi
berarti dibandingkan pengembangan perangkat komunikasi bergerak. SMS pada
awalnya tidak terhitung sebagai layanan penting dalam jaringan GSM karena
SMS dikembangkan terutama sebagai alat pengirim informasi data konfigurasi
dari handset GSM dan tidak lebih dari sekedar layanan tambahan dan bagian dari
protokol jaringan.(Zakaria, T.M, 2006: 2-4).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 117 yang
berbunyi:
63
ã≅ sVtΒ $ tΒ tβθ à)ÏΖム’Îû Íν É‹≈ yδ Íο 4θ uŠ ysø9 $# $ u‹÷Ρ‘‰9 $# È≅ sVyϑ Ÿ2 8xƒ Í‘ $pκÏù ;ÅÀ ôMt/$ |¹ r& y öym
7Θ öθs% (#þθ ßϑ n=sß öΝßγ|¡ àΡ r& çµ ÷Gx6 n= ÷δr'sù 4 $tΒ uρ ãΝßγyϑ n=sß ª!$# ôÅ3≈ s9uρ öΝßγ|¡ àΡr& tβθßϑ Î=ôà tƒ ∩⊇⊇∠∪
Artinya: “Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS. Al-Imran: 117).
Yang dimaksud dengan Sirrun ialah dingin yang sangat. Demikianlah
menurut pendapat Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Al-Hasan, Qatadah,
Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan lain-lainnya. Sedangkan menurut Ata,
Sirrun ialah dingin yang disertai dengan es (salju) dan yang mengandung panas
yang sangat. Karena sesungguhnya cuaca yang sangat dingin terlebih lagi
dibarengi dengan salju yang dapat mematikan tumbuh-tubuhan dan buah-buahan,
sama halnya dengan api membakar sesuatu (Abul Fida Ismail, 2000: 101-102).
Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Ahgaf ayat 24 yang berbunyi:
$£ϑ n=sù çν ÷ρr& u‘ $ZÊ Í‘%tæ Ÿ≅ Î6 ø) tGó¡ •Β öΝÍκÉJtƒ ÏŠ ÷ρr& (#θ ä9$ s% #x‹≈yδ ÖÚ Í‘% tæ $tΡãÏÜøÿ ’Ε 4 ö≅ t/ uθ èδ $ tΒ
Λä ù=yf÷è tG ó™$# ϵÎ/ ( Óxƒ Í‘ $ pκÏù ë># x‹tã ×Λ Ï9r& ∩⊄⊆∪
Artinya: “Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan Itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih.” (Q.S. Al-Ahgaf: 24).
Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang keberadaan angin yang
bagi setiap orang yang berakal, dan memberikan pelajaran kepada hambanya yang
64
mengingkari ayat-ayat Allah SWT berupa angin yang mengandung azab yang
pedih.
2.5.3 PDU (Protocol Data Unit) untuk kirim SMS ke SMS Centre
PDU untuk mengirim SMS terdiri dari 8 sub header, yaitu:
1. Nomer SMS center. Terdiri dari 3 sub header:
Jumlah pasangan SMS center dalam bilangan heksa.
Nasional/Internasional kode (81 kode Nasional, 91 kode Internasional).
No SMS centre sendiri dalam pasangan heksa dibolak balik, jika ada
bilangan heksa yang tidak memiliki pasangan maka dipasangkan dengan
huruf F didepannya.
2. Tipe SMS
Untuk SEND tipe SMS=, jadi bilangan heksanya adalah 01
3. Nomer referensi SMS
Nomer referensi biarkan 0 → heksanya 00. Biasanya diberikan secara
otomatis oleh ponsel atau gateway.
4. Nomer ponsel penerima
5. Bentuk SMS
0 → 00 dikirim sebagai SMS
1→ 01 dikirim sebagai telex
1→ 02 dikirim sebagai fax
6. Skema enkonding I/O, ada dua skema enconding, yaitu:
Skema 7 bit→ ditandai dengan angka 0→ 00
65
Skema 8 bit → ditandai dengan angka lebih besar dari 0 → diubah ke
heksa.
7. Jangka waktu sebelum expired
8. Isi SMS, terdiri dari 3 subheader, yaitu:
Panjang Isi (jumlah huruf isi SMS). Misalnya untuk kata ”hello” → ada 5
huruf → 05.
Isi SMS sesuai dengan skema enconding yanhg dipakai dalam pasangan
bilangan heksa.
(Wardhana L., 2006).
Contoh: untuk nomor SMS Center Telkomsel dapat ditulis dengan dua
cara, yaitu:
Cara 1: 0811000000 diubah menjadi:
a. 06, artinya 6 pasang
b. 81, artinya 1 pasang
c. 80-11-00-00-00, artinya 5 pasang
Digabung menjadi: 06818011000000 dan total 6 pasang.
Cara 2: 62811000000 diubah menjadi:
a. 07, artinya 7 pasang
b. 91, artinya 1 pasang
c. 26-18-01-00-00-F0, artinya 6 pasang
Digabung menjadi: 07912618010000F0 dan total 7 pasang.
Berikut ini beberapa nomor SMS Centre operator seluler di indonesia:
66
Tabel 2.4 Operator SMS Centre Nasional
No Operator Seluler SMS Centre No Kode PDU 1 Telkomsel 0811000000 06818011000000 2 Satelindo 0816125 0580806121F5 3 Exelcom 0818445009 06808080440590 4 Indosat-M3 0855000000 06808055000000
Tabel 2.5 Operator SMS Centre Internasional
No Operator Seluler SMS Centre No Kode PDU 1 Telkomsel 62811000000 07912618010000F0 2 Satelindo 62816125 0591268185100F9 3 Exelcom 62818445009 07912618485400F9 4 Indosat-M3 62855000000 07912658050000F0
Contoh: Untuk nomor ponsel yang dituju = 628123084570 dapat ditulis
dengan dua cara, yaitu:
Cara 1: 08123084570 diubah menjadi:
a. 0B, artinya ada 11 angka
b. 81
c. 80-21-03-48-75-F0
Digabung menjadi 0B818021034875F0
Cara 2: 62812384570 diubah menjadi:
a. 0C, artinya ada 12 angka
b. 91
c. 26-18-32-80-54-07
Digabung menajdi 0C91261832805407. (Bustam Khang, 2002: 13).
67
2.5.4 PDU (Protocol Data Unit) untuk SMS terima dari SMS Centre
Terdiri dari 8 header sama seperti SMS kirim untuk SMS centre, terdiri
dari:
Nomer SMS centre.
Tipe SMS untuk terima = 4 04.
Nomer ponsel pengirim.
Bentuk SMS.
Skema Encoding
Tanggal dan waktu SMS diterima di SMS centre, diwakili oleh 12
bilangan heksa (6 pasangan) yang mewakili yy//mm//dd hh:mm:ss
Batas waktu validitas jika tidak dibatasi dilambangkan dengan 00.
Isi SMS.
(Bustam, Khang, 2003).
2.5.5 Sandi Data
Di dalam komunikasi data, karakter harus dikirimkan pada kanal
komunikasi dari satu titik berikutnya. Karakter-karakter tidak dapat dikirimkan
secara langsung apa adanya, tetapi harus disandikan lebih dulu dengan sandi yang
telah dikenal. Kebanyakan terminal dirancang menggunakan salah satu sandi
berikut ini:
a. Sandi tujuh-bit dari Internasional Standard Organization (ISO) yang dikenal
sebagai internasional Alphabet No. 5 (IA5); versi Amerika Serikat yang
disebut American Standard Code for Information Interchange.
68
b. Sandi lain, Extended Binary-code Decimal Interchange Code (EBCDIC),
adalah sandi 8 bit yang banyak digunakan beberapa terminal IBM.(DC Green,
1995: 24).
Pendeteksian dan pembetulan kesalahan sering digunakan pada
komunikasi data untuk mengatasi adanya korupsi atau informasi yang hilang dari
isyarat data yang datang pada sisi penerima. Dalam pendeteksian kesalahan yang
paling sederhana, bit paritas ditambahkan pada akhir setiap karakter ASCII 8 bit.
Bit paritas supaya cacah 1 pada setiap karakter berjumlah ganjil, disebut sebagai
paritas ganjil, atau berjumlah genap, disebut paritas genap.(DC Green, 1995: 219).
69
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di Laboratorium Instalation Research
Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam rancang bangun ini adalah:
1. Personal Computer
2. Optocoupler
3. Baling-baling
4. Trafo (Transformer)
5. Handphone siemens M35
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam perancangan alat adalah:
1. Resistor (sesuai rangkaian)
2. Kabel
3. Triplek (plywood)
4. Baut (bolt)
70
5. Fotodioda
6. Besi
3.3 Diagram Blok Alat
Secara umum sistem pengukuran arah dan kecepatan angin dan pendeteksi
arah angin dapat digambarkan secara blok diagram sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem Alat Telemetri
Arah mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS
Sesuai dengan gambar di atas maka dapat dijelaskan masing-masing
bagian blok diagram adalah sebagai berikut:
a. Optocoupler 1 bit : Untuk menghasilkan pulsa sesuai dengan putaran dari
piringan pendeteksi kecepatan angin dan untuk
mengetahui adanya penghalang atau tidak adanya
penghalang dari piringan kecepatan angin.
b. Optocoupler 5 bit : Sensor pendeteksi arah angin terdiri dari 5 buah
fotodioda yang berfungsi untuk menghasilkan data
PC
Optocoupler 1 bit
P r i n t e r
P o r t
Optocoupler 5 bit
HP1 HP2
Jaringan GSM
71
arah angin sesuai dengan pola pada piringan
pendeteksi arah angin.
c. Personal computer : Menerima, memproses, dan menyimpan data arah dan
kecepatan angin yang ditransferkan ke handphone.
d. Handphone 1 : Berfungsi sebagai menerima request SMS yang
diterima dari pemantau komputer dan mengirim data
arah dan kecepatan angin ke HP pengguna.
e. Handphone 2 : Berfungsi mengirim SMS permintaan hasil
pengukuran berupa kode ke HP alat pengukur arah dan
kecepatan angin dan menerima SMS data arah dan
kecepatan angin dari komputer ke HP alat pengukur
arah dan kecepatan angin.
3.4 Cara Kerja Alat
Untuk mengaktifkan alat ini, telepon genggam dihidupkan terlebih dahulu
supaya komputer dapat menginisialisasi data yang diterima oleh telpon genggam,
disediakan sebuah saklar (switch) yang berfungsi untuk menyambung atau
memutus arus (rangkaian). Light Emitting Diode (LED) yang berfungsi sebagai
cahaya infra merah akan memancarkan cahaya yang kemudian ditangkap oleh
fotodioda sebagai pendeteksi cahaya. Jika cahaya yang dipancarkan melewati
lubang pada piringan maka cahaya akan diterima dan diteruskan oleh fotodioda.
Namun jika cahaya terhalang maka fotodioda tidak dapat mendeteksi cahaya
tersebut. Apabila baling-baling belum berputar maka pada komputer akan muncul
72
tampilan: Arah: (Sesuai dengan arah yang ditunjuk oleh penunjuk arah sebelum
terkena angin), kecepatan: 0 Km/h. Alat ini bisa diamati dengan dua cara.
Pertama dengan cara pengamatan langsung, apabila baling-baling
pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung
kecepatan angin secara otomatis yang dapat dilihat pada komputer, sama halnya
dengan penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus yang
dapat dilihat pada komputer.
Kedua dengan cara pengamatan jarak jauh dengan cara mengirimkan sms
pada alat tersebut yang sudah dilengkapi telepon genggam sebagai komunikasi
jarak jauh, isi sms request adalah dengan mengetik paswordnya, jam dan menit
contohnya (BMG 08.30) dan nomor telepon genggam harus sama dengan yang
terprogram pada komputer, jika sms dan nomor telepon genggam ditulis selain itu
maka alat tidak akan mengirimkan umpan balik, apabila baling-baling pengukur
kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan
angin secara otomatis, kemudian hasil dari kecepatan tersebut akan dikonversi
kebilangan septet sehingga dapat dibaca oleh telepon genggam, sebelum dikirim
hasil akan disimpan diregister terlebih dahulu, kemudian penunjuk arah angin
akan menunjukkan arah angin yang berhembus, hasil dari sensor penunjuk arah
angin berupa arah angin akan menentukan pilihan PDU yang sudah diprogram di
komputer terlebih dahulu sehingga mempercepat proses pengiriman. Setelah
semua selesai maka data siap dikirimkan melalui sms kepada telepon genggam
yang merequest.
73
3.5 Perancangan Perangkat Keras
3.5.1 Komputer
Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa
tugas yaitu menerima input, memproses input tadi sesuai dengan programnya,
menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output
dalam bentuk informasi.
Suatu proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar, yang disebut
dengan siklus pengolahan data (data procesing cycle), yaitu input, processing, dan
output.
Gambar 3.2 Rangkaian Siklus Pengolahan Data
Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan (expanded data
processing cycle) dapat ditambahkan tiga atau lebih tahapan lagi, yaitu
origination, storage, dan distribution. Penggunaan siklus pengolahan data pada
komputer dapat digambarkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Pengolahan Data Komputer
INPUT PROCESSING OUTPUT
ORIGINATION INPUT PROCESSING DISTRIBUTION OUTPUT
OUTPUT
74
3.5.2 Optocoupler
Rangkaian optocoupler dapat dilihat dalam gambar 3.4.
Gambar 3.4 Rangkaian Optocoupler
Untuk menentukan besarnya 1R dapat dihitung dengan rumus:
f
dcc
I
VVR
−=1 (3-1)
Dalam perancangan ini besarnya fI adalah sebesar 12 mA dan besarnya
ccV adalah sebesar 5 V. Dari data sheet Motorolla H22A2, dengan fI sebesar 12
mA, maka besarnya tegangan maju dioda (iV ) sebesar 1,2 Volt.
Maka besarnya 1R dapat ditentukan, yaitu:
Ω==−= 33066,31612
2.151 mA
R
untuk menghitung besarnya 2R maka
c
cecc
I
VVR =2 (3-2)
Dalam perancangan ini besarnya ,fI bergantung pada besarnya fI sebesar
20 mA maka besarnya cI = 0,48 mA dan besarnya 4,0=ccV volt (dapat diketahui
pada lampiran data sheet Motorolla H22A2).
R2 R1
Vout
+Vcc
+
75
Maka nilai Ω=Ω=−= 10000960000048,0
4,052R
maka resistor yang digunakan sebesar 10 k.Ω
3.5.3 Rangkaian Photodioda
Untuk mendeteksi cahaya inframerah yang melewati piringan
berlubang, maka digunakan photodioda yang gambar rangkaiannya sebagai
berikut:
Gambar 3.5 Rangkaian Photodioda
Dengan menggunakan besar tegangan open circuit pada dioda sebesar
0,44 V dan arus reserve pada dioda dipilih sebesar 450 µA, maka besarnya
tahanan R dapat dihitung dengan rumus:
Ω=
−=
−=−=+=
−
1000110.450
44,05
.
6
R
R
VVRI
VVV
VVV
occcL
occcR
ocRcc
76
3.5.4 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin
Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm,
dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan
piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masing-
masing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masing-
masing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64
= 5,625°. Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan
jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena
pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan
mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.
Gambar 3.6 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin
Jika banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu, maka dengan
mengabaikan faktor gesekan pada poros didapat persarsamaan kecepatan angin
sebagai berikut:
77
n
fn
f
Wn
fW
Wnf
p
p
p
roptocouple
.260
.60.260
.2
.6060
.
πϖ
πϖ
πϖ
=
=
=
=
=
Dimana:
f = frekuensi, yaitu jumlah pulsa tiap detik (Hz)
n = jumlah celah (n = 32)
W = jumlah putaran tiap menit (rpm)
π = 3,14
pϖ = kecepatan sudut yang ditempuh piringan tiap detik (rad/det).
Sedangkan persamaan kecepatan linear dari angin yang diukur memenuhi
persamaan:
bbrv ϖ.= (3-3)
Dimana:
v = kecepatan linear (m/s)
rb = jari-jari baling-baling (rb = 20 cm)
bϖ = kecepatan sudut baling-baling (rad/det)
Karena piringan dan baling-baling terletak pada poros yang sama, maka
,pb ϖϖ = sehingga persamaan menjadi:
78
hkmn
frv
smn
frv
rv
b
b
bb
/2,7
/2
π
πϖ
=
=
=
3.5.5 Piringan Pendeteksi Arah Angin
Piringan untuk pendeteksi arah angin dibuat dari bahan mika yang tembus
cahaya, namun untuk bit gelap diberi tanda hitam dengan menggunakan tinta.
Piringan yang digunakan untuk mendeteksi arah angin adalah sebuah piringan
tipis dengan diameter piringan 9 cm dan dibagi menjadi 32 bagian, dimana
masing-masingg bagian sebesar 11,25o dan terdiri dari 5 jalur dengan pola
tertentu.
Sensor yang digunakan pada piringan pendeteksi arah angin ini adalah
lima buah photodioda yang disusun dalam sate garis, sehingga masing-masing
sensor akan berada di tiap-tiap jalur pada pola piringan. Jika piringan berputar
maka masing-masing photodioda akan mengeluarkan output yang mewakili 1 bit
kode biner sesuai dengan pola yang dideteksinya. Jika photodioda mendeteksi
pola terang, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi tinggi (1) dan jika
photodioda mendeteksi pola gelap, maka outputnya berupa tegangan dengan
kondisi rendah ( 0 ).
79
Gambar 3.7 Piringan Pendeteksi Arah Angin
3.5.6 Sirip Penunjuk Arah Angin
Sirip penunjuk arah angin berfungsi untuk menunjukkan arah angin yang
akan diukur. Jika angin bertiup maka sirip penunjuk arah angin akan bergerak
sesuai dengan arah angin yang bertiup. Panjang sirip secara keseluruhan adalah 34
cm dengan panjang sirip sebelah kanan 16 cm dan sebelah kiri sirip 18 cm.
Gambar 3.8 Sirip Penunjuk Arah Angin
3.6 Pembuatan Program (Software)
Program yang digunakan atau software yang digunakan adalah program
Visual Basic 6.0 yang merupakan program untuk menjalankan sistem yang
dikendalikan oleh optocoupler. Untuk membuat aplikasi SMS yang sederhana kita
80
“hanya” membutuhkan Ponsel Siemens M35, kabel data 5 in 1, komputer yang
memiliki port COM dan dilengkapi Visual Basic 6.0 (Sanggala, E., 2006: 1).
Perancangan software terlebih dahulu dilakukan dengan membuat
diagram alir (flowchart). Setelah itu, program dibuat dengan mengikuti diagram
alir tersebut. Diagram alir sistem ini digambarkan pada Gambar 3.1.
1. Diagram Alir (flowchart)
Start
Inisialisasi HP
Baca sensor kecepatan
Tampil hasil pengukuran
Jam 08.31
Jam 08.32
Jam 08.33
Jam 08.34
Jam 08.30 No
No
No
No
No
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Baca Sensor Arah
81
2. Diagram Alir (flowchart)
Gambar 3.9 Flowchart Software Pengukur Arah dan Kecepatan Angin
Melalui SMS
Jam 08.36
Jam 08.37
Jam 08.38
Jam 08.39
Jam 08.35 No
No
No
No
No
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Kirim hasil pengukuran Melalui SMS
end
82
3.7 Teknik Pengambilan Data
3.7.1 Pengujian Mekanik (Sensor)
Dalam uji pengambilan data yang dibutuhkan adalah optocoupler yang
didistribusikan pada baling-baling pengukur arah dan kecepatan angin terkena
tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis
yang dapat dilihat pada komputer.
Sensor optocoupler dihubungkan pada personal computer dan hendphone
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sensor listrik untuk pendigitalisasi baling-
baling dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.1.
2. Memberikan ukuran 1 bit pada optocoupler kecepatan angin sesuai yang
diinginkan.
3. Memberikan ukuran 5 bit pada optocoupler yaitu lima buah photodioda yang
disusun dalam sate garis arah mata angin kemudian menghubugkan output
photodioda arah mata angin pada personal computer.
4. Menghubungkan output dari personal computer ke handphone untuk
mengetahui output hasil data arah dan kecepatan angin yang dihasilkan.
5. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditampilkan ke Handphone.
3.7.2 Pengujian Alat (Keseluruhan)
Pengujian alat (keseluruhan) ini, mempunyai tujuan untuk mengetahui
ketidakpastian atau kesalahan relatif terhadap Anemometer (KRan ) rata-rata.
Adapun persamaan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
83
00
00 100
tantantantantan
)( ×−=darsanemometeranginkecepa
alatanginkecepadarsanemometeranginkecepaKRan
(3-4)
Adapun untuk mencari kesalahan relatif rata-rata terhadap Anemometer
( anKR ) menggunakan persamaan berikut:
n
KRKR
N
ian
an
∑== 1
00
00 )( (3-5)
dimana:
anKR ( 00 ) = kesalahan relatif (00 )
anKR ( 00 ) = kesalahan relatif rata-rata (0
0 )
n = banyaknya data
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat
bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditentukan. Pengujian
dilakukan untuk mengatahui kerja perangkat keras pada masing-masing blok
rangkaian penyusun sistem, antara lain pengujian dengan menggunakan baling-
baling mangkuk sebagai penggerak pengukur kecepatan angin bersamaan itu pula
piringan yang tembus cahaya dapat berputar sehingga sensor optocoupler dan
photodioda mendeteksi perubahan pola gelap-terang dan piringan. Untuk
komunikasi jarak jauh memanfaatkan teknologi SMS (Short Message Service)
pada telpon genggam. Telepon genggam ini digunakan sebagai menerima request
dari telepon genggam user dan digunaan sebagai output pada saat mengirim data
arah dan kecepatan angin setelah menerima SMS request.
4.1 Hasil Penelitian
Gambar 4.1 Hasil Pengiriman Reguest
85
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin
86
Tabel 4.2 Hasil Data Pengukuran
Kecepatan Angin pada Alat dan Anemometer
NO V Alat (X), m/s V Anemometer (Y), m/s
1 0,65 0,62
2 0,86 0,82
3 1,02 0,99
4 1,22 1,18
5 1,39 1,38
6 1,69 1,62
7 1,88 1,82
8 2,23 2,11
9 2,39 2,34
10 2,59 2,54
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer
NO V Anemometer (m/s) V Alat (m/s) AlatAn VV − )( 0
0AnKR
1 0,62 0,65 0,03 4,83
2 0,82 0,86 0,04 4,87
3 0,99 1,02 0,03 3,03
4 1,18 1,22 0,04 3,38
5 1,38 1,39 0,01 0,72
6 1,62 1,69 0,07 4,32
7 1,82 1,88 0,06 3,29
8 2,11 2,23 0,12 5,68
9 2,34 2,39 0,05 2,13
10 2,54 2,59 0,05 1,96
11 AnKR ( 0
0 ) 3,42
87
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengujian Mekanik (Sensor)
Bagian yang diuji pada sensor arah dan kecepatan angin adalah pada
tegangan output photodioda dan optocoupler. Pengujian penunjuk arah angin
disini untuk mengetahui simpangan dan piringan penunjuk arah angin. Sensitivitas
dari piringan arah angin itu adalah sebagai berikut:
Sensitivitas = o
o
25,1132
360 =
Apabila sensor tepat berada di tengah-tengah sensitivitas maka akan
ditampilkan arah angin sesuai dengan program. Tapi bila arah angin bergeser ke
kiri atau ke kanan maka akan terjadi simpangan sebesar 11,25.
Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm,
dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan
piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masing-
masing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masing-
masing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64
= 5,625 .o Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan
jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena
pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan
mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.
Sedangkan persamaan kecepatan linier dari angin yang diukur memenuhi
persamaan:
bbrv ϖ.= (4-1)
88
Dimana:
v = kecepatan linear (m/s)
rb = jari-jari baling-baling (rb = 20 cm)
bϖ = kecepatan sudut baling-baling (rad/det)
Karena piringan dan baling-baling terletak pada poros yang sama, maka
,pb ϖϖ = sehingga persamaan menjadi:
hkmn
frv
smn
frv
rv
b
b
bb
/2
/2
π
πϖ
=
=
=
Adapun cara pengambilan data sensor ini adalah sebagai berikut:
menghubungkan alat arah mata angin dan kecepatan angin dengan sumber
tegangan 220 volt dari adaptor dan keluarannya menghasilkan tegangan +5 volt,
kemudian menyalakan Handphone pada alat pengukur arah mata angin dan
kecepatan angin. Kemudian dinyalakan alat, meletakkan alat pada ketinggian
tertentu supaya tertiup angin. Namun dalam pengkalibrasian (perbandingan),
pengujian pengukuran alat arah mata angin dan kecepatan angin terhadap
anemometer ini menggunakan gaya kipas angin (fan) yang mempunyai tegangan 1
volt sampai 3 volt dikarenakan dalam pencarian kipas (fan) tidak ada yang
mempunyai ukuran tegangan tinggi yang bisa dirubah-rubah sampai lebih dari 3
volt, maka peneliti menggunakan kipas yang berukuran tegangan 1 volt sampai 3
volt. Kipas (fan) mempunyai tegangan 1 volt, 2 volt, 3 volt dan dalam setiap
tegangan 1 volt yang terdiri dari 5 bit atau 2n (25 ) terdapat 32 biner data pada alat
89
arah mata angin dan kecepatan angin berdasarkan SMS (Short Message Service)
dapat menghasilkan 3 data arah mata angin (derajat) dan kecepatan angin dengan
nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang
kipas (fan) untuk menghasilkan data arah mata angin (derajat) dan data kecepatan
angin yang dibandingkan terhadap anemometer. Apabila menggunakan 6 bit atau
2 n (2 6 ) terdapat 64 biner data, tetapi pada alat pengukur arah mata angin dan
kecepatan angin ini cukup menggunakan 5 bit atau 2n (25 ) karena sudah
menghasilkan data yang teliti terhadap anemometer standar. Hasil Durasi pada
harga mutlak antara nilai alat pengukur kecepatan angin dengan anemometer
standar menghasilkan data relatif yang kurang sistematis terjadi karena terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur
papan di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam mengatur papan atau hembusan
angin di belakang kipas yang menjadi patokan nilai data kecepatan angin yang
sebenarnya. Hal ini terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan di
belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor optocoupler
yang kurang stabil. Berdasarkan sensivitas 11,25o nilai percelah pada piringan
arah angin dan pada nilai besarnya sudut interval dari tiap pola pada sensor
optocoupler alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari 1 bit adalah 360/64 =
5,625 .o Kemudian pada tegangan 2 volt juga menghasilkan 3 data arah mata
angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan
yang digeser-geser di belakang kipas (fan). Tegangan 3 volt terakhir
menghasilkan 4 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang
berbeda, sehingga menghasilkan nilai data arah mata angin dan kecepatan angin
90
keseluruhan sebanyak sepuluh data. Kemudian mengirim SMS (Short Message
Service) request ke telepon genggam yang terpasang pada alat arah mata angin
dan kecepatan angin, tunggu balasan dari telepon genggam yang terpasang pada
alat tersebut.
Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa, pada kecepatan angin (V alat) 0,65
m/s, 0,86 m/s, 1,02 m/s, 1,22 m/s, 1,39 m/s, 1,69 m/s, 1,88 m/s, 2,23 m/s, 2,39
m/s, 2,59 m/s mempunyai hubungan yang baik dengan kecepatan angin
Anemometer (V anemometer) 0,62 m/s, 0,82 m/s, 0,99 m/s, 1,18 m/s, 1,38 m/s,
1,62 m/s, 1,82 m/s, 2,11 m/s, 2,34 m/s, 2,54 m/s. Dengan demikian sensor dapat
bekerja dengan baik karena terlihat dari garis lurus linier yang dibentuk.
4.2.2 Pengujian Alat
Pengujian alat ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sensitivitas
rangkaian mekanik (sensor) untuk membandingkan nilai kecepatan angin pada
alat dengan nilai kecepatan anemometer dan mencari kesalahan relatif terhadap
anemometer (KRan ) alat ( 00 ). Kecepatan angin yang diukur memiliki prosentase
kesalahan relatif terkecil dan terbesar. Kesalahan relatif yang terkecil 0,7200 dan
kesalahan relatif yang terbesar 5,68.00
Pada hasil pengujian sensor arah angin dengan menggunakan dioda
pemancar Light Emitting Diode (LED) dan resistor sebagai beban pada port
keluaran photodioda didapatkan bahwa ketika kondisi piringan terbuka maka poit
output dari photodioda berlogika 1 (high), sedangkan bila kondisi piringan
tertutup maka tegangan output berlogika 0 (low), hal ini ditunjukkan pada nilai
91
tegangan 220 volt dikonversi menjadi 5 volt sesuai kebutuhan rangkaian. Kondisi
high (1), low (0) inilah yang akan diolah oleh personal komputer (PC) menjadi
data arah mata angin dan kecepatan angin yang melalui SMS.
Pada hasil pengujian sensor penunjuk kecepatan angin dengan
menggunakan dioda pemancar LED (Light Emitting Diode) dan resistor sebagai
beban pada port keluaran optocoupler, didapatkan ketika kondisi piringan terbuka
maka point output dari optocoupler berlogika 1 (high), hal ini ditunjukkan pada
nilai tegangan 220 volt yang dikonversi menjadi 5 volt sesuai kebutuhan
rangkaian. Sedangkan bila kondisi piringan tertutup maka tegangan output
berlogika 0 (low). Kondisi high (1), low (0) inilah yang akan diolah oleh personal
komputer (PC) menjadi data arah dan kecepatan angin yang melalui SMS.
Data hasil pengujian alat memiliki prosentase kesalahan relatif terbesar
5,68 00 , pada prosentase kesalahan relatif dapat terjadi karena terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur papan
atau hembusan angin di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam menetapkan
hembusan angin di belakang kipas yang menjadi patokan kecepatan angin
sebenarnya terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan atau
penghalang di belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor
yang kurang stabil.
92
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Telemetri Arah Mata Angin
dan Kecepatan Angin Berbasis SMS (Short Message Service) yang telah
diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem yang dibuat ini dapat bekerja dengan baik. Sensor optocoupler dan
photodiode dapat menerima sinyal dari efek putaran baling-baling, sehingga
mampu menghasilkan nilai arah dan kecepatan angin pada komputer dan HP.
2. Alat ini mampu mengukur arah dan kecepatan angin dengan nilai minimal
untuk arah angin 0o -11,25o dan nilai maksimum 315o -360o , sedangkan
untuk kecepatan angin dengan nilai minimal 0,65 m/s dan nilai maksimal 2,59
m/s dan memiliki Kesalahan Relatif Rata-rata terhadap Anemometer ( anKR )
sebesar 3,4200 .
5.2 Saran
Dalam pengembangan lebih lanjut, diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengukur jarak jauh arah dan kecepatan angin berbasis SMS tidak hanya
untuk mengirim data arah dan kecepatan angin tetapi bisa juga untuk
mengukur suhu dan tekanan.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad, 2002. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’i.
Abdullah bin Muhammad, 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’i.
Abdullah bin Muhammad, 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’i.
Abdullah bin Muhammad, 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’i.
Abdullah bin Muhammad, 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’i.
Abtokhi, A., 2007. Akankah Al-Qur’an yang Ku Baca Menolongku. Malang: UIN
Malang Press.
ETSI, 1996, Technical Realization of the Short Message Service (SMS) Pont-to-
Pont (PP) (GSM 03.40).>(Didownload 12 Juni 2008).
Green, DC, 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi
Hogenboom. 1992. Data Sheet Book 4 Peripheral Chips. Jakarta: PT. Elexmedia
Komputindo.
Hartono, J., 1999. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Ismail, A. A. F., 2000. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Kartasapoetra, Ance G., 2004, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.
94
Kang, Bustam, 2003, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Jakarta: PT
Elex Media Computindo.
Lakitan, Benyamin, 1994, Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo.
Malvino, Barmawi., 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.
Manan, M., dkk., 1986. Alat Pengukuran Cuaca di Stasiun Klimatologi. Bogor:
IPB Bogor.
Petruzella, Frank D., 1996. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi.
Solihat I., 2008. Port Paralel. Bandung: Universitas Islam Bandung.
Sanggala, E., Aplikasi SMS Dengan VB dan Mobile FBUS 1.5 ActiveX Control.
Bandung: Universitas Pasundan Bandung.
<http://www.softwarecave.com>(Didownload 12 Juni 2008).
Shihab, M. Q., 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Al-Maraghi, A. M., 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra
Semarang.
Wardhana, L., 2006. Mikrokontroler AVR Seri ATMMega8535. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Zakaria, T.M., 2006. Aplikasi SMS Untuk Berbagai Keperluan. Bandung:
Informatika Bandung.
95
Lampiran 1.
Gambar Skematika Rangkaian Keseluruhan
96
Lampiran 2.
Gambar Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Berbasis SMS
Gambar Rangkaian Keseluruhan dari Atas
Gambar Box Alat
97
Lampiran 3.
Gambar Baling-baling Kecepatan Angin
Gambar Sirip Arah Angin
Gambar Handphone yang melayani Request
98
Lampiran 4.
Listing Software Visual Basic (VB)
Option Explicit
Dim wkt As Integer, Wkt1 As Integer
Dim Index As Integer, Temp As Integer
Dim Buffer As String
Dim Nilai_Arah_Angin As Byte
Dim Derajat_Arah_Angin As Double
Dim ProsesStop As Boolean
Dim Waktu As Integer
Dim Nilai As Integer
Dim Hasil As Integer
Dim No As Long
Dim Idx As Integer
Dim Idx1 As Integer
Dim No_Grafik As Long
Dim Nama_File As String
Dim V As Double, V1 As Double
Dim Wkt_Pengamatan As Long
Dim Wkt_Grafik As Long
Dim X_Angin As Long
Dim XOld_Angin As Long
Dim Y_Angin As Long
99
Dim YOld_Angin As Long
Dim sqlcmd As String
Dim Bil_Derajat As String
Dim Counter_Interval As Integer
Dim PulsaAwal As Integer, PulsaAwal1 As Integer
Const Wkt_Mulai As String = "08:30:00"
Const Wkt_Stop As String = "08:39:00"
Const Interval As Integer = 1
Dim Skala As String
Private Type RSMS
NoSMS As String
Tanggal As String
Waktu As String
No_Pengirim As String
No_HPAlat As String
No_HPPelanggan As String
No_Kartu As String
SMST As String
SMSK As String
TanggalK As String
WaktuK As String
StatusIsiPulsa As Boolean
StatusInfoPulsa As Boolean
100
End Type
Dim TSMS As RSMS
Dim Stts As Boolean
Dim JumlPulsa As Long
Public Sub Atur_Tabel(ID_Pengamatan As String)
sqlcmd = "Select
No_Item_Pengamatan,Waktu,Bil_Derajat,Kecepatan1,Kecepatan2 From
ItemPengamatan Where ID_Pengamatan = '" & ID_Pengamatan & "' order by
No_item_Pengamatan "
Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd)
Set Tabel_Pengamatan.DataSource = MyRs
With Tabel_Pengamatan
.HeadFont.Bold = True
.Columns(0).Caption = "No"
.Columns(0).Visible = False
.Columns(1).Caption = "TGL/WKT"
.Columns(1).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX")
.Columns(2).Caption = "DERAJAT"
.Columns(2).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXX")
.Columns(3).Caption = "KECEPATAN Km/h"
.Columns(3).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXX")
.Columns(4).Caption = "KECEPATAN m/s"
.Columns(4).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXX")
101
End With
End Sub
Public Sub Gb_Grafik(Start As Integer, Intv As Double, Index As Long)
Dim maxX As Integer, maxY As Integer
Dim i As Integer, z As Integer
maxX = Grafik(Index).ScaleWidth
maxY = Grafik(Index).ScaleHeight
Grafik(Index).Cls
'posisi 0
Call DrawText(Grafik(Index), Start, 30 + 5, maxY - 28, False, False, False, 10,
5, 0, 7, "Verdana")
For i = 1 To 60
If i = 1 Then
Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -
(14 * 40)), vbBlack
Else
Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -
(14 * 40)), &HE0E0E0
End If
If i = 60 Then
102
Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -
(14 * 40)), vbBlack
End If
If (i < 60) Then
If i Mod 2 = 0 Then
Call DrawText(Grafik(Index), Start + (i * Intv), (14 * i) + 30 + 5, maxY
- 28, False, False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
End If
End If
Next i
For i = 2 To 40
If i = 2 Then
Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),
vbBlack
Else
Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),
&HE0E0E0
End If
If i = 40 Then
Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),
vbBlack
End If
If (i > 2) And (i < 40) Then
103
Call DrawText(Grafik(Index), (i - 2) * 10, 16, maxY - (14 * i) - 5, False,
False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
End If
Next
'JUDUL
Call DrawText(Grafik(Index), "Sistem Monitoring Arah & Kecepatan Angin",
280, 20, False, False, False, 20, 10, 0, 12, "Verdana")
Call DrawText(Grafik(Index), "Kecepatan Angin", 0, maxY \ 2 + 50, False, False,
False, 10, 5, 90, 7, "Verdana")
'If Combo1.ListIndex = 0 Then
' Skala = "Detik"
'Else
'End If
Call DrawText(Grafik(Index), "Waktu" & "(" & Skala & ")", maxX \ 2 - 20,
maxY - 14, False, False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
'Call DrawText(Grafik(Index), "Ket :", (14 * 60) + 28, maxY \ 2 - 18, False,
False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 3)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \
2) - 3), vbBlue
104
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 2)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \
2) - 2), vbBlue
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 1)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \
2) - 1), vbBlue
'Call DrawText(Grafik(Index), "O2", (14 * 60) + 28, maxY \ 2, False, False,
False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 15)-((14 * 60) + 28 + 18,
(maxY \ 2) + 15), vbRed
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 16)-((14 * 60) + 28 + 18,
(maxY \ 2) + 16), vbRed
'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 17)-((14 * 60) + 28 + 18,
(maxY \ 2) + 17), vbRed
'Call DrawText(Grafik(Index), "CO2", (14 * 60) + 28, maxY \ 2 + 18, False,
False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")
End Sub
Private Sub Gb_GrafikData(V_Angin, wkt_Pengamatan1 As Long)
Dim maxX As Integer, maxY As Integer
maxX = Grafik(No_Grafik).ScaleWidth
maxY = Grafik(No_Grafik).ScaleHeight
Y_Angin = CInt(V_Angin * 14) / 10
If (wkt_Pengamatan1 Mod 60) > 0 Then
105
Grafik(No_Grafik).Line (44 + (14 * XOld_Angin), maxY - (28 +
YOld_Angin))-(44 + (14 * wkt_Pengamatan1), maxY - (28 + Y_Angin)), vbRed
'Grafik(No_Grafik).Line (28 + (14 * XOld_Angin), maxY - (28 + YO2old))-
(28 + (14 * wkt), maxY - (28 + YO2)), vbBlue
XOld_Angin = wkt_Pengamatan1
ElseIf Wkt_Pengamatan > 0 Then
No_Grafik = No_Grafik + 1
Idx = No_Grafik
Call ObjLoad(Grafik(No_Grafik - 1), Grafik(No_Grafik), Grafik(No_Grafik
- 1).Top)
Grafik(No_Grafik).Font = Grafik(0).Font
Grafik(No_Grafik).Font.Bold = True
Grafik(No_Grafik).AutoRedraw = True
Grafik(No_Grafik).ScaleMode = Grafik(0).ScaleMode
Grafik(No_Grafik - 1).Visible = False
Call Gb_Grafik(TPengamatan.Interval / 1000 * 60 * No_Grafik,
TPengamatan.Interval / 1000, No_Grafik)
Wkt_Grafik = 0
XOld_Angin = Wkt_Grafik
End If
YOld_Angin = Y_Angin
End Sub
106
Private Sub Save_Pengamatan()
sqlcmd = "Insert Into Pengamatan Values('" & LIDPengamatan.Caption & "','"
& Format(DTTanggal1.Value, "dd/MM/yyyy") & "','" & LWaktu1.Caption & "','"
& LWaktu2.Caption & "') "
MyDb.BeginTrans
MyDb.Execute (sqlcmd)
MyDb.CommitTrans
End Sub
Private Sub Save_Item_Pengamatan(No_Item_Pengamatan As String,
ID_Pengamatan As String, Tgl_wkt As String, Bil_Derajat As Double, Kecepatan
As Double, Kecepatan1 As Double)
sqlcmd = "INSERT INTO ItemPengamatan VALUES('" &
No_Item_Pengamatan & "','" & ID_Pengamatan & "','" & Tgl_wkt & "','" &
Bil_Derajat & "','" & Kecepatan & "','" & Kecepatan1 & "')"
MyDb.BeginTrans
MyDb.Execute (sqlcmd)
MyDb.CommitTrans
End Sub
Private Sub Setting_Awal()
Atur_Tabel (Format(Date, "yyMMdd"))
wkt = 0
JumlPulsa = 0
Stts = False
107
Call Set_Bit(&H37A, 5)
TBacaSMS.Enabled = True
TKirimSMS.Enabled = False
LIDPengamatan.Caption = Format(Date, "yyMMdd")
DTTanggal1.Value = Date
DTTanggal2.Value = Date
LWaktu1.Caption = ""
LWaktu2.Caption = ""
No_Grafik = 0
Text1.Text = ""
wkt = 1
TPengamatan.Enabled = False
CmdMulai.Enabled = True
TPengamatan.Enabled = False
Grafik(0).Visible = True
Call Gb_Grafik(0, 1, 0)
End Sub
Private Sub CmdBerkas_Click()
FBerkas.Show vbModal
End Sub
Private Sub CmdMulai_Click()
108
Timer3.Enabled = True
mulai_Pengamatan
Save_Pengamatan
cek_Kecepatan
End Sub
Private Sub mulai_Pengamatan()
Dim i As Integer
Wkt_Pengamatan = 0
Wkt_Grafik = 0
X_Angin = 0
XOld_Angin = 0
Y_Angin = 0
YOld_Angin = 0
No = 0
Idx = 0
If No_Grafik > 0 Then
For i = 1 To No_Grafik
Grafik(i).Visible = False
Unload Grafik(i)
Next
End If
Skala = LInterval.Caption & " Menit"
Call Gb_Grafik(0, 1, 0)
109
LWaktu1.Caption = Wkt_Mulai
LWaktu2.Caption = Wkt_Stop
Timer2.Enabled = True
' No = No + 1
' Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No, "0000"),
LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"), Derajat_Arah_Angin,
Arah_Angin(Derajat_Arah_Angin), V)
End Sub
Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)
ProsesStop = True
Timer3.Enabled = False
End
End Sub
Private Sub TBacaSMS_Timer()
If wkt = 0 Then
MSComm1.Output = "ATE1" & Chr(13)
wkt = wkt + 1
ElseIf wkt = 1 Then
Buffer = MSComm1.Input
If Not (Buffer = vbNullString) Then
110
If (InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10) & "OK") > 0) Then
LKoneksi.Caption = "HP TERHUBUNG"
wkt = wkt + 1
Else
LKoneksi.Caption = "HP ERROR"
wkt = 0
End If
Else
LKoneksi.Caption = "HP BELUM TERHUBUNG"
wkt = 0
End If
ElseIf wkt = 2 Then
Index = 0
MSComm1.Output = "AT+CMGL=0" & Chr(13)
wkt = wkt + 1
ElseIf wkt = 3 Then
Buffer = ""
Buffer = MSComm1.Input
If Not (Buffer = vbNullString) Then
Temp = 0
If (InStr(Buffer, "AT+CMGL=0") > 0) And (InStr(Buffer, "OK") > 0)
Then
TxtRead.Text = Buffer
111
LKoneksi.Caption = "HP TERHUBUNG"
wkt = 4
Else
LKoneksi.Caption = "HP ERROR"
wkt = 0
End If
Else
LKoneksi.Caption = "HP BELUM TERHUBUNG"
wkt = 0
End If
ElseIf wkt = 4 Then
Index = 0
MSComm1.Output = "AT+CMGL=1" & Chr(13)
wkt = wkt + 1
ElseIf wkt = 5 Then
Buffer = ""
Buffer = MSComm1.Input
If Not (Buffer = vbNullString) Then
Temp = 0
If (InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") > 0) And (InStr(Buffer, "OK") > 0)
Then
If Len(Buffer) > 16 Then
TxtRead.Text = Buffer
112
If InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") > 0 Then
Buffer = Mid(Buffer, InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") + 9,
Len(Buffer) - InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") - 8)
End If
Buffer = Trim(Mid(Trim(Buffer), 10, Len(Trim(Buffer)) -
InStr(Trim(Buffer), "CMGL:")))
Dim a As Integer
a = InStr(Buffer, ",") - 1
Index = CInt(Left(Buffer, a))
Buffer = Mid(Buffer, InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) + 2,
Len(Buffer) - InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) - 1)
If InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) > 0 Then
Buffer = Mid(Buffer, 1, InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) - 1)
End If
TxtRead.Text = Buffer
TSMS.SMST = BacaSMS(Buffer)
TxtRead.Text = TSMS.SMST
TSMS.No_Pengirim = No_Pengirim
wkt = wkt + 1
Else
LKoneksi.Caption = "No Message Found"
wkt = 2
End If
113
Else
wkt = 4
End If
Else
wkt = 0
End If
ElseIf wkt = 6 Then
MSComm1.Output = "AT+CMGD=" & Str(Index) & Chr(13)
wkt = wkt + 1
ElseIf wkt = 7 Then
TxtSend.Text = ""
Buffer = ""
Buffer = MSComm1.Input
If Not (Buffer = vbNullString) Then
TxtRead.Text = Buffer
If InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10) & "OK") > 0 Then
wkt = 4
If Cek_SMS Then
TBacaSMS.Enabled = False
Wkt1 = 0
TKirimSMS.Enabled = True
End If
Else
114
wkt = 0
End If
Else
wkt = 6
End If
End If
End Sub
Private Function Cek_SMS() As Boolean
Dim SMS1 As String
Dim jam As String
Dim menit As String
Cek_SMS = False
If Len(TSMS.SMST) = 9 Then
If UCase(Left(TSMS.SMST, 3)) = "BMG" Then
SMS1 = Mid(TSMS.SMST, 5, Len(TSMS.SMST) - 4)
If IsNumeric(Left(SMS1, 2)) Then
If CInt(Left(SMS1, 2)) <= 24 Then
jam = Left(SMS1, 2)
If Mid(SMS1, 3, 1) = "." Then
If IsNumeric(Right(SMS1, 2)) Then
If CInt(Right(SMS1, 2)) < 60 Then
menit = Right(SMS1, 2)
Dim Kecepatan_Angin As String
115
Kecepatan_Angin =
Get_Kecepatan_Angin(LIDPengamatan.Caption, jam, menit)
TSMS.SMSK = "Arah Angin: " & Bil_Derajat & " Derajat "
& "Kecepatan:" & Kecepatan_Angin & " Km/h"
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Else
TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"
End If
Call KirimSMS(TSMS.No_Pengirim, TSMS.SMSK)
116
Cek_SMS = True
End If
End Function
Function Get_Kecepatan_Angin(ID_Pengamatan1 As String, Jam1 As String,
Menit1 As String) As String
Dim sqlcmd1 As String
Dim Wkt_Request As String
Get_Kecepatan_Angin = 0
Wkt_Request = Jam1 & ":" & Menit1 & ":" & "00"
sqlcmd1 = "Select Top 1 Bil_Derajat,Kecepatan1 From ItemPengamatan
Where Waktu <='" & Wkt_Request & "' and ID_Pengamatan = '" &
ID_Pengamatan1 & "' order by No_Item_Pengamatan Desc"
Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd1)
If Not (MyRs.BOF And MyRs.EOF) Then
Bil_Derajat = Trim(Str(MyRs!Bil_Derajat))
Get_Kecepatan_Angin = Trim(Str(MyRs!Kecepatan1))
End If
End Function
Private Sub Form_Load()
MSComm1.PortOpen = True
wkt = 0
JumlPulsa = 0
Stts = False
117
LKoneksi.Caption = ""
TxtRead.Text = ""
TxtSend.Text = ""
LInterval.Caption = Str(Interval)
TBacaSMS.Enabled = True
TKirimSMS.Enabled = False
Timer1.Enabled = True
Timer3.Enabled = True
Timer2.Enabled = False
Setting_Awal
' Atur_Tabel
End Sub
Private Sub Timer1_Timer()
Call Set_Bit(&H37A, 5)
Nilai_Arah_Angin = Inp(&H378) And 31
Derajat_Arah_Angin = Round(Nilai_Arah_Angin * 11.25, 2)
LDerajat.Caption = Derajat_Arah_Angin
End Sub
Private Sub Timer2_Timer()
Dim Time1 As String
Time1 = Format(Time, "hh:nn:ss")
If Time1 = Wkt_Mulai Then
mulai_Pengamatan
118
TPengamatan.Interval = 1000
Counter_Interval = 1
Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No,
"0000"), LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"),
Derajat_Arah_Angin, V, V1)
Atur_Tabel (LIDPengamatan.Caption)
MyRs.MoveLast
Call Gb_GrafikData(V, Wkt_Grafik)
Wkt_Pengamatan = Wkt_Pengamatan + 1
Wkt_Grafik = Wkt_Grafik + 1
TPengamatan.Enabled = True
Timer2.Enabled = False
End If
End Sub
Private Sub Timer3_Timer()
V = Round(0.4512 * JumlPulsa, 2)
V1 = Round(V * (10 / 36), 2)
LKecepatanAngin.Caption = V
Stts = False
JumlPulsa = 0
PulsaAwal = Inp(&H379) And 255
PulsaAwal1 = Inp(&H379) And 255
End Sub
119
Private Sub cek_Kecepatan()
Dim Pulsa As Integer
ProsesStop = False
JumlPulsa = 0
PulsaAwal = Inp(&H379) And 255
PulsaAwal1 = Inp(&H379) And 255
Do
Do
Pulsa = Inp(&H379) And 255
DoEvents
Loop Until Pulsa <> PulsaAwal
If PulsaAwal = PulsaAwal1 Then
JumlPulsa = JumlPulsa + 1
PulsaAwal = Pulsa
Else
PulsaAwal = PulsaAwal1
End If
DoEvents
Loop Until ProsesStop
End Sub
Private Sub Stop_Kecepatan()
ProsesStop = True
Timer3.Enabled = False
120
End Sub
Private Sub TKirimSMS_Timer()
If Wkt1 = 0 Then
MSComm1.Output = "AT+CMGS=" + Str(JumlSMS) + Chr(13)
Wkt1 = Wkt1 + 1
ElseIf Wkt1 = 1 Then
Buffer = ""
Buffer = MSComm1.Input
If Not (Buffer = "") Then
TxtSend.Text = Buffer
If (InStr(Buffer, ">") > 0) Then
Wkt1 = Wkt1 + 1
Else
Wkt1 = 0
End If
Else
Wkt1 = 0
End If
ElseIf Wkt1 = 2 Then
MSComm1.Output = KirimSMS(No_Pengirim, TSMS.SMSK) +
Chr(&H1A)
Wkt1 = Wkt1 + 1
TKirimSMS.Interval = 3000
121
ElseIf Wkt1 = 3 Then
Buffer = ""
Buffer = MSComm1.Input
TKirimSMS.Interval = 500
If Not (Buffer = "") Then
TxtSend.Text = Buffer
If (InStr(Buffer, "OK") > 0) Then
TKirimSMS.Enabled = False
Wkt1 = 0
TKirimSMS.Enabled = False
TBacaSMS.Enabled = True
Else
Wkt1 = 0
End If
Else
Wkt1 = 2
End If
End If
End Sub
Private Sub TPengamatan_Timer()
On Error Resume Next
If Counter_Interval = (Interval * 60) Then
No = No + 1
122
Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No,
"0000"), LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"),
Derajat_Arah_Angin, V, V1)
Atur_Tabel (LIDPengamatan.Caption)
MyRs.MoveLast
Call Gb_GrafikData(V, Wkt_Grafik)
Wkt_Pengamatan = Wkt_Pengamatan + 1
Wkt_Grafik = Wkt_Grafik + 1
Counter_Interval = 1
If Format(Time, "hh:nn:ss") >= Wkt_Stop Then
TPengamatan.Enabled = False
Timer2.Enabled = True
For Idx = 0 To No_Grafik
Nama_File = Str(LIDPengamatan.Caption) & " - " & Idx
Nama_File = App.Path & "\grafik\" & Nama_File & ".bmp"
SavePicture Grafik(Idx).Image, Nama_File
Next
End If
Else
Counter_Interval = Counter_Interval + 1
Text1.Text = Counter_Interval
End If
End Sub
123
Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _
Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _
Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Option Explicit
Global RsDb As New ADODB.Recordset
Global No_Pengirim As String
Global JumlSMS As Long
Global TglSms As String
Global WaktuSMS As String
Global sqlcmd As String
Global Pesan As String
Function HextoBin(ByVal Hexa As Long) As String
Dim Temp As Long
Dim Bin As Long
Dim BinStr As String
Dim Hasil As String
If IsNumeric(Hexa) Then
Temp = CLng(Hexa)
While Temp > 0
Bin = Temp Mod 2
BinStr = BinStr & Trim(Str(Bin))
Temp = Temp \ 2
124
Wend
For Bin = Len(BinStr) To 1 Step -1
Hasil = Hasil & Mid(BinStr, Bin, 1)
Next
HextoBin = String(8 - Len(Hasil), "0") + Hasil
End If
End Function
Function BinToHex(ByVal Bin As String) As String
Dim Hasil As Long
Dim Hasil1 As String
Dim i, a As Integer
Hasil = 0
a = 1
For i = Len(Bin) - 1 To 0 Step -1
Hasil = Hasil + ((2 ^ i) * Int(Mid(Bin, a, 1)))
a = a + 1
Next
Hasil1 = Hex(Hasil)
BinToHex = String(2 - (Len(Hasil1)), "0") + Hasil1
End Function
Function BacaPDU(PSMS As Long, PDU As String) As String
Dim i As Long, a As Long
Dim Temp As String, Temp1 As String
125
Dim Hasil As String, Hasil1 As String, Hasil2 As String
If PSMS Mod 8 = 0 Then
PDU = PDU + "00"
End If
a = 1
Hasil2 = ""
For i = 1 To Len(PDU) Step 2
Temp = Mid(PDU, i, 2)
Temp = HextoBin(CLng("&H" & Temp))
Hasil = Mid(Temp, a + 1, Len(Temp) - a)
Hasil1 = "0" + Hasil + Temp1
Hasil2 = Hasil2 + Chr(CLng("&H" & BinToHex(Hasil1)))
If a Mod 8 = 0 Then
Temp1 = Left(Temp, a)
a = 1
Temp1 = ""
i = i - 2
Else
Temp1 = Left(Temp, a)
a = a + 1
End If
Next
'BacaPDU = Hasil2
126
BacaPDU = Left(Hasil2, PSMS)
End Function
Function BacaSMS(SMS As String) As String
On Error Resume Next
Dim Temp As String
Dim PSMC As Long
Dim NoIntSMC As String
Dim NoSMC As String
Dim PPengirim As Long
Dim NoIntPengirim As String
Dim NoPengirim As String
Dim i As Integer
Dim Protokol As String
Dim KodeSMS As String
Dim PSMS As Long
PSMC = CLng("&H" + Mid(SMS, 1, 2))
Temp = Mid(SMS, 3, Len(SMS) - 2)
NoIntSMC = Mid(Temp, 1, 2)
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
NoSMC = Mid(Temp, 1, PSMC * 2)
Temp = Mid(Temp, (PSMC * 2) + 1, Len(Temp) - (PSMC * 2))
PPengirim = CLng("&H" + Mid(Temp, 1, 2))
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
127
NoIntPengirim = Mid(Temp, 1, 2)
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
If PPengirim Mod 2 = 0 Then
NoPengirim = Mid(Temp, 1, PPengirim)
Temp = Mid(Temp, PPengirim + 1, Len(Temp) - PPengirim)
Else
NoPengirim = Mid(Temp, 1, PPengirim + 1)
Temp = Mid(Temp, PPengirim + 2, Len(Temp) - PPengirim)
End If
i = 1
No_Pengirim = ""
While i <= Len(NoPengirim)
If Not (Mid(NoPengirim, i, 1) = "F") Then
No_Pengirim = No_Pengirim + Mid(NoPengirim, i + 1, 1) +
Mid(NoPengirim, i, 1)
Else
No_Pengirim = No_Pengirim + Mid(NoPengirim, i + 1, 1)
End If
i = i + 2
Wend
Protokol = Mid(Temp, 1, 2)
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
KodeSMS = Mid(Temp, 1, 2)
128
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
TglSms = Mid(Temp, 1, 6)
TglSms = Mid(TglSms, 6, 1) & Mid(TglSms, 5, 1) & "/" & Mid(TglSms, 4, 1)
& Mid(TglSms, 3, 1) & "/" & Mid(TglSms, 2, 1) & Mid(TglSms, 1, 1)
Temp = Mid(Temp, 7, Len(Temp) - 6)
WaktuSMS = Mid(Temp, 1, 8)
WaktuSMS = Mid(WaktuSMS, 2, 1) & Mid(WaktuSMS, 1, 1) & ":" &
Mid(WaktuSMS, 4, 1) & Mid(WaktuSMS, 3, 1) & ":" & Mid(WaktuSMS, 2, 1) &
Mid(WaktuSMS, 1, 1)
Temp = Mid(Temp, 9, Len(Temp) - 8)
PSMS = CLng("&H" + Mid(Temp, 1, 2))
Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)
Pesan = Mid(Temp, 1, PSMS * 2)
BacaSMS = BacaPDU(PSMS, Pesan)
End Function
Function KirimPDU(ByVal Kata As String) As String
Dim Data As String
Dim data1 As String
Dim Temp As String
Dim Hasil As String
Dim i As Integer
Dim a As Integer
Dim z As Long
129
Data = ""
For i = 1 To Len(Kata)
If i Mod 8 > 0 Then
If (i < Len(Kata)) Then
Temp = Hex(Asc(Mid(Kata, i + 1, 1)))
Temp = HextoBin("&H" + Temp)
Else
Temp = String(Len(Kata), "0")
End If
Temp = Right(Temp, i Mod 8)
data1 = Mid(Kata, i, 1)
data1 = HextoBin(Asc(data1))
data1 = Mid(data1, 2, Len(data1) - (i Mod 8))
Data = Temp + data1
Hasil = Hasil + BinToHex(Data)
End If
Next
KirimPDU = Hasil
End Function
Function KirimSMS(NoPenerima As String, SMS As String) As String
Dim i As Byte
Dim NoPenerima1 As String, Temp As String
Dim JumlPenerima As Byte
130
Dim JumlPenerima1 As String
Dim JumlSMS1 As String
JumlPenerima = Len(NoPenerima)
If Not (Len(NoPenerima) Mod 2 = 0) Then
NoPenerima = NoPenerima + "F"
End If
i = 1
NoPenerima1 = ""
While i <= Len(NoPenerima)
NoPenerima1 = NoPenerima1 + Mid(NoPenerima, i + 1, 1) +
Mid(NoPenerima, i, 1)
i = i + 2
Wend
JumlPenerima1 = String(2 - Len(Hex(JumlPenerima)), "0") +
Hex(JumlPenerima)
JumlSMS1 = String(2 - Len(Hex(Len(SMS))), "0") + Hex(Len(SMS))
Temp = "000100" + JumlPenerima1 + "91" + NoPenerima1 + "0000" +
JumlSMS1 + KirimPDU(SMS)
JumlSMS = (Len(Temp) - 2) \ 2
KirimSMS = Temp
End Function
Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _
Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
131
Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _
Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Public Sub Set_Bit(Alamat_Port, Nomor_Bit)
Dim Nilai As Byte, Status_Port As Byte, Nilai_Baru As Byte
Select Case Nomor_Bit
Case 0: Nilai = 1
Case 1: Nilai = 2
Case 2: Nilai = 4
Case 3: Nilai = 8
Case 4: Nilai = 16
Case 5: Nilai = 32
Case 6: Nilai = 64
Case 7: Nilai = 128
Case Else
MsgBox "Nomor_bit harus antara 0 sampai 7"
'GoTo Out_Range
End Select
Status_Port = Inp(Alamat_Port)
Nilai_Baru = Status_Port Or Nilai
Out Alamat_Port, Nilai_Baru
End Sub
Public Sub Clear_Bit(Alamat_Port, Nomor_Bit)
Dim Nilai As Byte, Status_Port As Byte, Nilai_Baru As Byte
132
Select Case Nomor_Bit
Case 0: Nilai = 254
Case 1: Nilai = 253
Case 2: Nilai = 251
Case 3: Nilai = 247
Case 4: Nilai = 239
Case 5: Nilai = 223
Case 6: Nilai = 191
Case 7: Nilai = 127
Case Else
MsgBox "Nomor_Bit harus antara 0 sampai 7"
GoTo Out_Range
End Select
Status_Port = Inp(Alamat_Port)
Nilai_Baru = Status_Port And Nilai
Out Alamat_Port, Nilai_Baru
Out_Range:
End Sub
Option Explicit
Declare Function CreateFont Lib "gdi32" Alias "CreateFontA" (ByVal Height As
Long, _
ByVal Width As Long, _
ByVal Escapement As Long, _
133
ByVal Orientation As Long, _
ByVal fontwidth As Long, _
ByVal Italic As Long, _
ByVal Unerline As Long, _
ByVal StrikeOut As Long, _
ByVal CharSet As Long, _
ByVal OutputPrecision As Long, _
ByVal ClipPrecision As Long, _
ByVal Quality As Long, _
ByVal PitchAndFamily As Long, _
ByVal FontName As String) As Long
Declare Function SelectObject Lib "gdi32" (ByVal hdc As Long, ByVal hObject
As Long) As Long
Declare Function DeleteObject Lib "gdi32" (ByVal hObject As Long) As Long
Public Const DEFAULT_CHARSET = 1
Public Const OUT_DEFAULT_PRECIS = 0
Public Const CLIP_DEFAULT_PRECIS = 0
Public Const PROOF_QUALITY = 2
Public Const FF_DONTCARE = 0
Global MyDb As ADODB.Connection
Global MyRs As ADODB.Recordset
Type Item_PengamatanRec
No_Item_Pengamatan As String
134
ID_Pengamatan As String
Tgl_wkt As String
Bil_Derajat As Double
Arah_Angin As String
Kecepatan As Double
End Type
Global Item_Pengamatan As Item_PengamatanRec
Private Sub OpenDb()
Dim sqlcmd As String
Set MyDb = New ADODB.Connection
Set MyRs = New ADODB.Recordset
MyDb.CursorLocation = adUseClient
MyDb.ConnectionString = "Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0; " & _
"Persist Security Info=False;Data Source=" & App.Path & _
"\Database.mdb;Mode=readwrite"
MyDb.Open
sqlcmd = "Select*from Pengamatan"
Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd)
End Sub
Public Sub DrawText(Obj As Object, Text, X As Long, Y As Long, Underlined
As Boolean, Italic As Boolean, Strike As Boolean, Height As Integer, Width As
Integer, ByVal angle As Integer, ByVal FWidth As Long, FName As String)
Dim lHFont As Long, lTFont As Long
135
lHFont = CreateFont(Height, Width, angle * 10, angle * 10, FWidth,
CLng(Italic), CLng(Underlined), CLng(Strike), DEFAULT_CHARSET,
OUT_DEFAULT_PRECIS, CLIP_DEFAULT_PRECIS, PROOF_QUALITY,
FF_DONTCARE, FName)
lTFont = SelectObject(Obj.hdc, lHFont)
Obj.CurrentX = X
Obj.CurrentY = Y
Obj.ForeColor = vbBlack
Obj.Print Text
SelectObject Obj.hdc, lTFont
DeleteObject lHFont
End Sub
Public Sub ObjLoad(ObjParent As Object, ObjChild As Object, TopObj As
Integer)
Load ObjChild
ObjChild.Top = TopObj
ObjChild.Visible = True
End Sub
Sub main()
OpenDb
FMenuUtama.Show
End Sub
136
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. Gajayana No. 50 Malang 65144. Telp (0341) 551354.
KARTU KONSULTASI Nama : Ashuri NIM : 04540017 Fakultas/Jurusan : Sains dan Teknologi / Fisika Judul : Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin
Berbasis SMS Pembimbing : I . Imam Tazi, M.Si II. Ahmad Barizi, M.A
No Tanggal Materi Tanda Tangan
Pembimbing
1. 10 Nopember 2008 Persetujuan Proposal
2. 09 Januari 2009 Bab I ,Bab II dan III
3. 16 Januari 2009 Revisi Bab I, Bab II dan III
4. 08 Mei 2009 Revisi Bab III dan IV
5. 16 Desember 2009 Kajian Al-Qur’an dan Sains
6. 30 Januari 2009 Konsultasi Kajian Al-Qur’an
dan Sains
7. 16 Pebruari 2009 Revisi Kajian Al-Qur’an dan
Sains
8. 16 Mei 2009 Revisi Bab IV dan V
9. 20 Mei 2009 Bab V dan Abstrak
10. 22 Mei 2009 Revisi Bab V dan Abstrae
11. 02 Juni 2009 ACC Keseluruhan
Mengetahui, Ketua Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849