anemometer

136
1 TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS SKRIPSI Oleh: ASHURI NIM: 04540017 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG MALANG 2009

Upload: havid-noor-pamungkas

Post on 14-Aug-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anemometer

TRANSCRIPT

Page 1: Anemometer

1

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN

DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

SKRIPSI

Oleh:

ASHURI

NIM: 04540017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

MALANG

2009

Page 2: Anemometer

2

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN

DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

SKRIPSI

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh:

ASHURI

NIM: 04540017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

MALANG

2009

Page 3: Anemometer

3

HALAMAN PERSETUJUAN

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN

DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

SKRIPSI

Oleh:

ASHURI

NIM: 04540017

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Imam Tazi, M.Si NIP. 150 327 265

Pembimbing II

Ahmad Barizi, M.A NIP. 150 283 991

Malang, 02 Juni 2009

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fisika

Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849

Page 4: Anemometer

4

HALAMAN PENGESAHAN

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN

DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

SKRIPSI

Oleh:

ASHURI NIM: 04540017

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan

Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Tanggal 22 Juni 2009

Susunan Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Penguji Utama : Drs. Abdul Basid, M.Si ( ) NIP. 131 918 439

2. Ketua Penguji : Irjan, M.Si ( ) NIP. 150 381 861

3. Sekr. Penguji : Imam Tazi, M.Si ( ) NIP. 150 327 265

4. Anggota Penguji : Ahmad Barizi, M.A ( ) NIP. 150 283 991

Mengetahui dan Mengesahkan,

Ketua Jurusan Fisika

Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849

Page 5: Anemometer

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada Menuntut ilmu sesaat lebih baik daripada

qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik qiyamul lail, dan menuntut ilmu lebih baik

dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.dari pada puasa tiga bulan.

Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu Istikomah itu lebih baik daripada seribu

karomah.karomah.karomah.karomah.

Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi Dengan ketulusan hati kupersembahkan Skripsi

iniiniiniini untukuntukuntukuntuk:

Ibunda Ibu Mar’Ibu Mar’Ibu Mar’Ibu Mar’iyahiyahiyahiyah dan Ayahanda BapakBapakBapakBapak

Abdul AzizAbdul AzizAbdul AzizAbdul Aziz tercinta yang telah bekerja keras

mengasuh, mendidik, membimbing dan berdo’a

yang tiada henti dengan penuh kasih sayang,

keikhlasan dan kesabaran.

Saudara-saudaraku tersayang “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah, “Kak Siti Afiyah,

Kak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak AsmaKak Siti Saleha dan Kak Asmaniyah”niyah”niyah”niyah” senyum,

tawa, motivasi dan kerukunan adalah semangat

dalam hidupku, dan semoga kita menjadi anak

yang shaleh dan shalehah dan berbakti kepada

orang tua.

TemanTemanTemanTeman----teman seperjuanganteman seperjuanganteman seperjuanganteman seperjuangan dan orang-orang

yang mewarnai hari-hariku yang selalu

memberikan motivasi, kasih sayang dan do’anya

yang begitu tulus kepadaku.

Page 6: Anemometer

6

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

¨ôÏΒ uρ ÿϵ ÏG≈tƒ#u βr& Ÿ≅Å™öムyy$tƒ Ìh9 $# ;N≡u Åe³t6ãΒ /ä3s)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uρ ÏiΒ Ïµ ÏFuΗ÷q§‘ y“ Ìôf tG Ï9 uρ à7ù=à ø9$#

ÍνÌøΒr' Î/ (#θ äótG ö;tG Ï9 uρ ÏΒ Ï&Î# ôÒsù ö/ä3 ‾=yè s9 uρ tβρ ãä3 ô± n@ ∩⊆∉∪

““““Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari

karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.” (QS. Arrum: 46).

“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”“Naiknya derajat seseorang itu karena ia berani menempuh bahaya”

“Cita“Cita“Cita“Cita----cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”cita tidak akan tercapai melainkan dengan menempuh segala rintangan”

“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhia“Manusia itu dengan sopan santunnya, bukan dengan perhiasan dan pakaiannya”san dan pakaiannya”san dan pakaiannya”san dan pakaiannya”

٭٭٭٭(AlAlAlAl----BalaqahBalaqahBalaqahBalaqah)٭٭٭٭

Page 7: Anemometer

7

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.). Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memabawa kita

dari alam kekeliruan, kesalahan dibawa ke alam kebenaran dan keselamatan di

dunia dan akhirat. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah

berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu

ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Malang.

3. Drs. M. Tirono M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Imam Tazi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, karena atas bimbingan,

bantuan dan kesabaran beliau penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ahmad Barizi, M.A selaku pembimbing II yang senantiasa mengarahkan dan

membimbing penulisan skripsi ini yang berhubungan dengan Agama Islam.

Page 8: Anemometer

8

6. Bapak dan Ibu dosen Fisika yang senantiasa memberikan ilmu dan informasi

yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang sepenuh hati memberikan dukungan moril

maupun sprituil serta ketulusan do’anya sehingga penulis skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Teman-teman seperjuangan Fisika, terutama angkatan 2004 yang telah

memberikan dukungan, bantuan dan loyalitas serta kerjasamanya selama

penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas

semua amal baik kalian dengan balasan yang berlipat ganda.

Kejahilan serta keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, menjadi celah

timbulnya kekurangan dalam penulisan ini. Oleh sebab itu, dengan hati terbuka

penulis menerima masukan demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Dengan

memohon Rahmat Allah SWT, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Mei 2009

Penulis

Page 9: Anemometer

9

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................... i

Halaman Pengajuan........................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii

Halaman Pengesahan........................................................................................ iv

Halaman Persembahan...................................................................................... v

Motto ................................................................................................................. vi

Kata Pengantar ................................................................................................ vii

Daftar Isi ........................................................................................................... ix

Daftar Tabel..................................................................................................... xii

Daftar Gambar ...............................................................................................xiii

Daftar Lampiran............................................................................................. xiv

Abstract............................................................................................................ xv

Abstrak............................................................................................................ xvi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 9

1.5 Batasan Masalah............................................................................ 10

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angin ............................................................................................ 12

2.1.1 Pemanfaatan Arah Angin dalam Perspektif Al-Qur’an .......... 19

2.1.2 Kecepatan Angin Dalam Perspektif Al-Qur’an...................... 23

2.2 Sensor............................................................................................28

2.2.1 Optocoupler .......................................................................... 28

2.2.2 Photodioda............................................................................ 32

Page 10: Anemometer

10

2.3 Personal Komputer ........................................................................ 33

2.3.1 Siklus Pengolahan Data Komputer ........................................ 34

2.4 Port Printer .................................................................................... 35

2.5 Telepon Genggam ......................................................................... 39

2.5.1 Pemanfaatan Alam Semesta Sebagai Teknologi dalam

Perspektif Islam ................................................................... 40

2.5.2 Telepon Genggam Siemens M35 .......................................... 44

2.5.3 SMS (Short Message Service) .............................................. 45

2.5.4 PDU untuk kirim SMS ke SMS Center ................................. 47

2.5.5 PDU untuk SMS terima dari SMS Center ............................. 50

2.5.6 Sandi Data ............................................................................ 50

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 52

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 52

3.2.1 Alat....................................................................................... 52

3.2.2 Bahan ................................................................................... 52

3.3 Diagram Blok Alat ........................................................................ 53

3.4 Cara Kerja Alat.............................................................................. 54

3.5 Perancangan Perangkat Keras ........................................................ 56

3.5.1 Komputer.............................................................................. 56

3.5.2 Optocoupler .......................................................................... 57

3.5.3 Rangakaian Photodioda......................................................... 58

3.5.4 Piringan Pendetekasi Kecepatan Angin ................................. 59

3.5.5 Piringan Pendeteksi Arah Angin ........................................... 61

3.5.6 Sirip Penunjuk Arah Angin ................................................... 62

3.6 Pembuatan Program (Software) ..................................................... 62

3.7 Teknik Pengambilan Data ............................................................. 65

3.7.1 Pengujian Mekanik (Sensor) ................................................. 65

3.7.2 Pengujian Alat (Keseluruhan) ............................................... 65

Page 11: Anemometer

11

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 67

4.2 Pembahasan................................................................................... 70

4.2.1 Pengujian Mekanik (Sensor) ................................................. 70

4.2.2 Pengujian Alat ...................................................................... 73

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 75

5.2 Saran .............................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: Anemometer

12

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Port Printer dan Alamat Standarnya.................................................... 35

Tabel 2.2 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector .......... 37

Tabel 2.3 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector .......... 38

Tabel 2.4 Operator SMS Centre Nasional........................................................... 49

Tabel 2.5 Operator SMS Centre Internasional .................................................... 49

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin.................................... 68

Tabel 4.2 Hasil Data Pengukuran Kecepatan Angin pada Alat dan Anemometer 69

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer.......................................... 69

Page 13: Anemometer

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian Skala Mata Angin Menurut Kompas............................. 21

Gambar 2.2 Optocoupler.................................................................................... 28

Gambar 2.3 Contoh Rangkaian Menggunakan Optocoupler............................... 30

Gambar 2.4 Kurva Keluaran Optocoupler .......................................................... 31

Gambar 2.5 Rangkaian Dalam dan Bentuk Kemasan Optocoupler ..................... 31

Gambar 2.6 Rangkaian Photodioda .................................................................... 32

Gambar 2.7 Siklus Pengolahan Data .................................................................. 34

Gambar 2.8 Siklus Pengolahan Data yang Dikembangkan ................................. 34

Gambar 2.9 Konektor Telepon Genggam Siemens M35..................................... 44

Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem Alat Telemetri Arah mata Angin

dan Kecepatan Angin Berbasis SMS............................................. 53

Gambar 3.2 Rangkaian Siklus Pengolahan Data................................................. 56

Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Pengolahan Data Komputer...................... 56

Gambar 3.4 Rangkaian Optocoupler .................................................................. 57

Gambar 3.5 Rangkaian Photodioda .................................................................... 58

Gambar 3.6 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin............................................. 59

Gambar 3.7 Piringan Pendeteksi Arah Angin ..................................................... 62

Gambar 3.8 Sirip Penunjuk Arah Angin............................................................. 62

Gambar 3.9 Flowchart Software Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Melalui

SMS.............................................................................................. 63

Gambar 4.1 Hasil Pengiriman Reguest............................................................... 67

Page 14: Anemometer

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Skematika Rangkaian Keseluruhan.................................... 78

Lampiran 2 Gambar Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Berbasis SMS ......... 79

Lampiran 3 Gambar Baling-baling, Gambar Sirip Arah Angin dan Handphone

yang Melayani Request................................................................. 80

Lampiran 4 Listing Software Visual Basic ......................................................... 81

Page 15: Anemometer

15

ABSTRACT

Ashuri, 2009. A Telemetry of Wind Direction and Wind Speed Based on SMS.

Thesis. Physic Department, Sciences and Technology Faculty. The State Islamic University (UIN) Maulana Malik Ibrahim of Malang. Advisor: (1) Imam Tazi, M.Si (2) Ahmad Barizi, M.A

Keywords: Telemetry, Wind, SMS (Short Message Service).

The weather that will be happening does not only depend on daily duration

and intensity of solar radiant energy which is accepted in atmosphere over territorial surface but also be affected by factor of wind speed and direction where the wind functions as horizontal temperature control. Koran explains that the wind can move a ship and people are happy because of it. The ship is sailed through the blowing wind. In addition, the plane can fly because of the wind and the blowing wind controls the cloud that brings the rain. According to Ibnu Abi Hatim in Tafsir Ibnu Katsir, ‘Ubaidillah bin ‘Amr said: “there are eight winds; four of them contains rahmat and the other contains adzab”. Four winds containing rahmat are an-Nasyirat, al-Mubasysyirat, al-Mursalat, and adz-Dzariyat. The wind that contains adzab is ‘Aqiim and Sharsbar in land; ‘Aashif and Qaashif in sea. Hurricane from the sea sinks them because of their paganism.

Handphone is one of the technology products which its aim is to have communication wherever and whenever. Along with technology development in mobile system area, handphone becomes not only sending voice data but also character data or well-known as SMS (Short Message Service).

By the run of era, it is needed a tool which can read fast, easily and produce accurate data. Then it is born the tool that can measure direction and wind speed using optocoupler sensor, HP (Handphone), and PC (Personal Computer) which data can be presented directly in PC and can be controlled from long range through utilizing SMS technology on handphone.

This thesis objective is to design and create direction grader and wind speed utilizing propeller rotation effect, optocoupler sensor, photodiode, computer, Handphone, and to know how big the accuracy of direction grader and wind speed is through utilizing SMS (Short Message Service) facility on HP (Handphone) by the aim to have a good accuracy level yang and it is hoped to be useful for transferring information of direction and wind speed early via SMS.

Result of mechanics testing data analysis (sensor) founds that there is linier connection between wind speed gauge and anemometer wind speed, and data result of instrument testing between instrument wind speed and anemometer wind speed. The result which is measured shows that the error percentage of

relative means for Anemometer ( anKR ) is 3,42 %.

Page 16: Anemometer

16

ABSTRAK

Ashuri, 2009, Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS. Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : (1) Imam Tazi, M.Si (2) Ahmad Barizi, M.A

Kata Kunci : Telemetri, Angin, SMS (Short Message Service).

Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian

dari energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai penyebar suhu secara mendatar. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa angin dapat meluncurkan bahtera (kapal) dan mereka bergembira karenanya. Kapal itu dilayarkan melalui perantara hembusan angin. Dengan adanya angin ini pesawat dapat terbang dan angin bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan. Menurut Ibnu Abi Hatim dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ’Ubaidillah bin ’Amr berkata: “ Angin itu ada delapan; empat diantaranya mengandung rahmat dan empat lainnya mengandung adzab”. Sedangkan empat angin yang mengandung rahmat adalah; an-Naasyiraat, al-Mubasysyirat, al-Mursalaat dan adz-Dzaariyaat. Sedangkan angin yang mengandung adzab adalah; ’Aqiim dan Sharsbar di daratan serta ’Aashif dan Qaashif di lautan. Angin Taufan dari laut menenggelamkannya karena kekafirannya.

Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapan pun saja. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service).

Dengan berkembangnya zaman, dibutuhkan alat yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan sensor optocoupler, HP (Handphone), dan PC (Perconal Computer) yang datanya dapat ditampilkan langsung di PC dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam.

Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan efek putaran baling-baling, sensor optocoupler, photodioda, komputer, Handphone, dan untuk mngetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan fasilitas SMS (Short Message Service) pada HP (Handphone) dengan tujuan memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dan diharapkan bisa bermanfaat untuk menginformasikan arah dan kecepatan angin sejak dini melalui SMS.

Hasil analisis data pengujian mekanik (Sensor) didapat hubungan yang linier antara alat pengukur kecepatan angin dengan kecepatan angin anemometer

Page 17: Anemometer

17

dan hasil data pengujian alat antara kecepatan angin alat dengan kecepatan angin anemometer yang terukur oleh alat menunjukkan bahwa prosentase kesalahan

relatif rata-rata terhadap Anemometer (anKR ) sebesar 3, 42 %.

Page 18: Anemometer

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satunya

yang dapat kita lihat adalah kehidupan para nelayan di daerah pantai yang mana

mereka sangat tergantung pada cuaca untuk melakukan kegiatan mereka. Selain

kehidupan para nelayan tersebut, masih terdapat bidang-bidang kehidupan lain

seperti bidang penerbangan, meteorologi, pengawasan cuaca, dan pertanian.

Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian dari

energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga

dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai

penyebar suhu secara mendatar.

Melihat perkembangan tekhnologi handphone khususnya SMS (Short

Message Service) yang sangat pesat pada masyarakat saat ini, maka penulis

berusaha untuk mengaplikasikan teknologi SMS dengan sensor optocoupler. Hal

ini diharapkan akan membantu masyarakat atau konsumen handphone agar bisa

lebih memanfaatkan teknologi yang digunakannya yaitu SMS. Teknologi

merupakan ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi

kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Secara tegas dan berulang-ulang Al-

Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah SWT

sebagaimana surat Al-Jatsiyah ayat 13 sebagai berikut:

Page 19: Anemometer

19

t¤‚ y™uρ / ä3s9 $Β ’Îû ÏN≡uθ≈ yϑ¡¡9 $# $ tΒuρ ’Îû ÇÚö‘ F$# $Yè‹ÏΗsd çµ÷Ζ ÏiΒ 4 ¨β Î) ’ Îû šÏ9≡ sŒ ;M≈ tƒUψ 5Θ öθ s)Ïj9

šχρã©3x tGtƒ ∩⊇⊂∪

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang

di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. Al-Jatsiyah: 13).

Ayat diatas menjelaskan adanya potensi dan tersedianya lahan yang

diciptakan Allah SWT untuk mengantarkan manusia memanfaatkan alam dan

membuka rahasia-rahasianya. Pada akhirnya dengan pemanfaatan alam dan

terbukanyanya rahasia alam menjadi awal penciptaan teknologi yang

menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi umat manusia. Salah satu teknologi

yang sudah dihasilkan adalah ditemukan dan dimanfaatkannya pesawat telepon

(Quraish Shihab, 1996).

Kondisi pengontrolan pengukuran arah dan kecepatan angin pada

kehidupan masyarakat saat ini khususnya di BMG (Badan Meteorologi dan

Geofisika) masih tergolong konvensional (berdasarkan kondisi) yaitu relatif hanya

menggunakan prinsip pengontrolan jarak dekat (manual) atau bisa dikatakan

prinsip pengontrolan yang belum mampu dilakukan dalam jarak jauh. Hal ini

merupakan alasan utama penulis untuk membuat sebuah alat pengendali

pengukuran arah dan kecepatan angin yang prinsip pengontrolannya bisa

dilakukan dari jarak jauh dengan harapan dapat memudahkan dan mempercepat

dalam memberikan informasi tentang kekuatan arah dan kecepatan angin. BMG

(Badan Meteorologi dan Geofisika) dan Departemen Perhubungan bagian

penerbangan mempunyai kendala waktu dan jarak dalam hal mengontrol atau

Page 20: Anemometer

20

mengendalikan pengukuran arah dan kecepatan angin di lapangan. Sehingga

membutuhkan sistem pengukuran kecepatan angin seperti ini.

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa angin dapat meluncurkan bahtera

dan mereka bergembira karenanya, kemudian datanglah angin badai dan datang

pula gelombang dari segenap penjuru menimpa mereka, dan mereka menduga

bahwa mereka telah terkepung maka mereka berdoa kepada Allah SWT dengan

mengikhlaskan diri kepada-Nya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat yunus ayat 22

yang berbunyi:

uθ èδ “Ï% ©!$# ö/ä. çÉi|¡ ç„ ’ Îû Îhy9ø9 $# Ìóst7 ø9$# uρ ( #L ym #sŒÎ) óΟçFΖä. †Îû Å7 ù=à ø9$# tø ty_ uρ ΝÍκÍ5 8xƒ ÌÎ/

7π t6ÍhŠ sÛ (#θãm Ìsù uρ $ pκ Í5 $pκ øEu !% y ìxƒÍ‘ ×# Ϲ$ tã ãΝèδ u!%y uρ ßl öθ yϑø9 $# ÏΒ Èe≅ä. 5β%s3tΒ (#þθ ‘Ζsß uρ öΝåκ ¨Ξr&

xÝ‹Ïm é& óΟÎγ Î/ (#âθtã yŠ ©! $# tÅÁ Î=øƒèΧ ã& s! tÏe$!$# ÷ È⌡s9 $uΖ oKø‹pgΥ r& ôÏΒ Íν É‹≈yδ ā sðθä3uΖ s9 zÏΒ tÌÅ3≈¤±9 $# ∩⊄⊄∪

Artinya: “Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan di

lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa mereka dengan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai dan datang pula gelombang dari segenap penjuru menimpa mereka, dan mereka menduga bahwa mereka telah terkepung maka mereka berdoa kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan diri kepada-Nya. (Mereka berkata): Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari ini, demi pastilah kami akan termasuk orang-orang bersyukur.” (QS. Yunus: 22).

Dalam tafsirnya M. Quraish Shihab, Dialah Yang Maha Kuasa itu, bukan

selain-Nya yang menjadikan kamu dapat berlayar di lautan melalui bahtera yang

berlayar di air. Sehingga apabila kamu telah telah berada di dalam bahtera, dan

meluncurlah bahtera itu membawa mereka yakni orang-orang yang ada di

Page 21: Anemometer

21

dalamnya dengan kekuatan tiupan angin yang baik yang dapat mengantar mereka

ke tujuan, dan dengan demikian mereka merasa tenang berlayar dan bergembira

karenanya. Kata rih adalah bentuk tunggal. Biasanya al-Qur’an menggunakan

bentuk jamaknya yakni riyaah untuk angin yang baik dan menyenangkan, dan

yang bentuk tunggal untuk angin yang membawa bencana atau yang sesuai

dengan yang diinginkan (Quraish Shihab, 2002: 52-53).

ôÏΒ uρ ÿϵ ÏG≈tƒ#u βr& Ÿ≅Å™öムyy$tƒ Ìh9 $# ;N≡u Åe³t6ãΒ /ä3s)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uρ ÏiΒ Ïµ ÏFuΗ÷q§‘ y“ Ìôf tG Ï9 uρ à7ù=à ø9$#

ÍνÌøΒr' Î/ (#θ äótG ö;tG Ï9 uρ ÏΒ Ï&Î# ôÒsù ö/ä3 ‾=yè s9 uρ tβρ ãä3 ô± n@ ∩⊆∉∪

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Arrum: 46).

Allah SWT menceritakan nikmat-nikmat-Nya kepada para makhluk, yaitu

dikirimnya angin sebagai pembawa berita dari pemilik rahmat dengan datagnya

hujan setelah itu. Untuk itu, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari ramat-Nya,” yaitu hujan

yang diturunkan-Nya, sehingga dengan air itu pula para hamba dan negeri-negeri

menjadi hidup. “Dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya,” di

lautan. Kapal itu dilayarkan melalui perantaraan hembusan angin. “Dan (juga)

supaya kamu dapat mencari karunia-Nya,” di dalam perdagangan, mencari nafkah

serta melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke

negara lain. “Mudah-mudahan kamu bersyukur,” yaitu bersyukur kepada Allah

SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kalian, baik berupa nikmat-

Page 22: Anemometer

22

nikmat lahir maupun nikmat-nikmat bathin yang tidak mampu dihitung dan

dicatat (Abdullah, 2003: 382).

Awan yang tebal ditiup angin kemudian menurunkan hujan. Karenanya

dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan

dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan.

Dalam Al-Qur’an Allah SWT menerangkan pada surat Arrum ayat 48

yang berbunyi:

ª! $# “ Ï% ©!$# ã≅ Å™öムyx≈ tƒÌh9 $# çÏWçG sù $ \/$ysy™ … çµ äÜÝ¡ ö6 u‹sù ’Îû Ï !$ yϑ ¡¡9 $# y# ø‹x. â !$ t± o„ … ã& é#yè øg s† uρ

$Z |¡ Ï. “utIsù s−øŠ sθø9 $# ßlãøƒ s† ôÏΒ ÏµÎ=≈ n=Åz ( !#sŒÎ* sù z>$|¹ r& ϵ Î/ tΒ â !$t± o„ ôÏΒ ÿÍν ÏŠ$t7 Ïã #sŒ Î) ö/ ãφ tβρçųö;tG ó¡ o„ ∩⊆∇∪

Artinya: “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Arrum: 48).

Allah SWT menjelaskan bagaimana Dia Menciptakan awan yang dapat

menurunkan air hujan. Dia berfirman yang artinya “Allah, Dia-lah yang mengirim

angin, lalu angin itu menggerakkan awan,” adakalanya dari lautan sebagaimana

yang diceritakan oleh banyak orang, atau sesuai yang dikehendaki oleh Allah

SWT (Abdullah, 2004: 384).

Dimulai dari awan-awan ditiup oleh angin. Awan cumulonimbus pada

mulanya terbentuk apabila angin meniup beberapa awan cumulus yang kecil

menuju satu kawasan dimana awan-awan kecil itu berada, kemudian awan-awan

Page 23: Anemometer

23

kecil bergabung membentuk awan yang lebih besar, lalu bertumpukan. Apabila

awan-awan kecil bergabung, proses pergerakan ke atas (updrafts) di dalam awan

yang lebih besar bertambah cepat. Proses perkembangan ke arah atas ini

menyebabkan awan memasuki kawasan yang lebih sejuk di dalam atmosfer

dimana titik-titik air dan salju terbentuk dan mulai berkembang menjadi menajadi

lebih besar dan akhirnya butir-butir air dan salju menjadi lebih berat, maka

butiran-butiran berjatuhan menjadi hujan, dan salju (Abtokhi, A., 2007: 143).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Adz-Zaariyaat ayat 41-42

yang berbunyi:

’Îû uρ >Š%tæ øŒ Î) $ uΖù= y™ö‘r& ãΝÍκ ön= tã yxƒ Ìh9 $# tΛ É)yè ø9 $# ∩⊆⊇∪ $tΒ â‘x‹ s? ÏΒ > óx« ôM s? r& ϵ ø‹n=tã āωÎ) çµ÷G n= yèy_ ÉΟŠÏΒ§9 $%x. ∩⊆⊄∪

Artinya: “Dan juga pada kisah ’Aad ketika Kami turunkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikan seperti serbuk” (QS. Adz-Zaariyaat: 41-42).

Angin yang dimaksud ayat di atas adalah angin yang mengakibatkan

kerusakan, tidak menghasilkan manfaat sedikit pun. Demikian yang dikatakan

oleh adh-Dhahhak, Qatadah, dan ulama’ lainnya. Segala sesuatu yang dirusak oleh

angin tersebut, maksudnya menjadi (seperti) sesuatu yang hancur berkeping-

keping (Abdullah, 2004: 542).

Melihat fenomena di atas dan perkembangan teknologi elektronika pada

saat ini, banyak dibuat alat yang dapat membantu kegiatan manusia. Begitu pula

untuk mengetahui berapa besarnya arah dan kecepatan angin, maka dapat

diketahui dengan teknologi elektronika yang ada, bisa dengan sistem analog atau

Page 24: Anemometer

24

digital. Sedangkan peralatan yang menggunakan sistem analog, data yang

dihasilkan berupa skala, kemungkinan besar dan banyak terjadi kesalahan dalam

pembacaan sehingga tidak dapat dibaca dengan tepat dan mudah. Hal ini dapat

mengurangi keakuratan atau ketelitian data yang dihasilkan.

Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang

bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun juga. Seiring

dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya

mengirimkan data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short

Message Service).

Dengan berkembangnya zaman, dibutuhkan alat pengukur arah mata angin

dan kecepatan angin melalui SMS yang dapat membaca dengan cepat dan mudah

serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan

kecepatan angin yang menggunakan komputer dan printer port yang datanya

ditampilkan di komputer dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan

teknologi SMS pada telepon genggam.

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT mengirim angin (kepada

tumbuh-tumbuhan) kemudian mereka melihat tumbuh-tumbuhan itu menjadi

kuning (kering).

÷È⌡s9 uρ $uΖ ù=y™ö‘r& $ \t†Í‘ çν ÷ρr&tsù # vx óÁãΒ (#θ4=sà ©9 .ÏΒ Íν ω ÷èt/ tβρãà õ3tƒ ∩∈⊇∪

Artinya: “Dan sungguh, jika kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-

tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kering (kuning), benar-benar tetaplah mereka susudah itu menjadi orang yang ingkar” (QS. Ar-Ruum: 51).

Page 25: Anemometer

25

Penjelasan ayat di atas adalah Allah SWT mengirim angin, yang kering

kepada tumbuh-tumbuhan yang mereka tanam, lalu tumbuh, menua dan tegak

lurus di atas pokonya, maka mereka itu melihat tumbuh-tumbuhan itu mushfarra,

yaitu menguning. Maka mulailah terjadi kerusakan, dimana mereka setelah itu

tetap menjadi orang-orang yang ingkar. Yaitu mengingkari nikmat-nkmat yang

telah diberikan kepada mereka.

Ibnu Abi Hatim berkata bahwa ’Ubaidillah bin ’Amr berkata: “ Angin itu

ada delapan; empat diantaranya mengandung rahmat dan empat lainnya

mengandung adzab”.

Sedangkan empat angin yang mengandung rahmat adalah; an-Naasyiraat,

al-Mubasysyirat, al-Mursalaat dan adz-Dzaariyaat. Sedangkan angin yang

mengandung adzab adalah; ’Aqiim dan Sharsbar di daratan serta ’Aashif dan

Qaashif di lautan (Abdullah, 2004: 385).

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan

masalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang rangkaian alat pengukur arah dan kecepatan angin

dengan memanfaatkan efek putaran baling-baling, sensor optocoupler,

photodioda, komputer, dan HP.

2. Seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin melalui

SMS.

Page 26: Anemometer

26

1.3 Tujan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merangkai alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan

efek putaran baling-baling, sensor optocoupler, photodioda, komputer, dan

HP.

2. Mengetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan

angin melalui SMS.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Dengan alat pengukur arah dan kecepatan angin diharapkan hasil

pembuatan dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam pengukuran

yang sesungguhnya.

2. Perancangan dan pembuatan alat ini dapat dimanfaatkan untuk

mengetahui data-data mengenai arah dan kecepatan angin dalam bidang

penerbangan, meteorologi, klimatologi dan pertanian.

3. Dengan prinsip kerja dan pembuatan alat ini diharapkan dapat berfungsi

sebagai alat pengukur arah dan kecepatan angin secara digital (sistem

digit) dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan

kebutuhan.

Page 27: Anemometer

27

1.5 Batasan masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya kemampuan dari

penulis, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor optocoupler.

2. Handphone yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siemens M 35.

3. Tidak diikut sertakan dalam pembahasan dalam kekuatan angin pada

putaran baling-baling sebagai obyek dan sensor optocoupler dan

photodioda sebagai pendeteksinya.

4. Ukuran piringan disesuaikan dengan ukuran mekanik yang tetap mengacu

pada teori.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai skripsi ini maka

sistematika dan pembahasan ini disusun sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah.

BAB II: Tinjauan pustaka

Pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang mendukung dalam

penelitian dan komponen penunjang dalam pembuatan alat ini.

BAB III: Metode penelitian

Page 28: Anemometer

28

Perancangan serta pembuatan sistem meliputi: Membahas

mengenai perencanaan yang diperlukan dalam realisasi pembuatan

sistem penunjang dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini dibahas hasil

pengujian mekanik (sensor), pengujian alat dan pembahasan alat.

BAB V Penutup, isi dari bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran.

Page 29: Anemometer

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angin

Pada prinsipnya angin atau aliran udara bergerak dari tempat yang

bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Angin adalah pergerakan

udara pada arah horisontal atau hampir horisontal, sedangkan aliran udara adalah

pergerakan udara arah vertikal. Angin diberi nama berdasarkan dari mana arah

angin itu bertiup.

Udara yang bergerak dekat permukaan bumi yang tidak tetap kecepatan

dan arahnya dinamai turbulensi. Terjadinya turbulensi disebabkan oleh gesekan

udara dengan permukaan. Gesekan ini sangat dipengaruhi oleh kekasaran

permukaan, lebih kasar permukaan bumi lebih besar pula turbulensi. Turbulensi

kecil terjadi pada permukaan laut oleh karena kecilnya gesekan.

Sebagaimana Allah SWT berfirman alam Al-Qur’an surat Al-Jatsiyah ayat

4-5 yang berbunyi:

’Îû uρ ö/ä3 É) ù=yz $ tΒuρ ‘] ç6 tƒ ÏΒ >π−/ !#yŠ ×M≈tƒ#u 5Θ öθ s) Ïj9 tβθãΖ Ï%θム∩⊆∪ É#≈n=ÏG ÷z$#uρ È≅ø‹©9$# Í‘$pκ ¨]9 $#uρ !$ tΒ uρ

tΑ t“Ρr& ª!$# zÏΒ Ï !$ yϑ ¡¡9$# ÏΒ 5−ø— Íh‘ $ uŠ ômr' sù ϵ Î/ uÚ ö‘ F$# y‰÷è t/ $ pκ ÌEöθtΒ É#ƒÎ óÇn@ uρ Ëx≈ tƒÌh9 $# ×M≈tƒ#u

5Θ öθ s)Ïj9 tβθ è=É) ÷è tƒ ∩∈∪

Artinya: “Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata

yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran

Page 30: Anemometer

30

angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal”.(QS. Al-Jatsiyah: 4-5).

Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang adanya pergantian

malam dan siang secara selisih berganti, terus-menerus, yang tidak hilang karena

gelap yang ditimbulkan malam dan sinar terang oleh siang. Dan Allah SWT juga

menurunkan awan menjadi hujan pada saat dibutuhkan yang disebut sebagai rizki,

karena melalui hujan itu tercapailah rizki. Kemudian dihidupkan-Nya dengan air

hujan itu bumi sesudah matinya. “ dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi

sesudah matinya”. Yakni, setelah sebelumnya gersang, tidak ada tumbuh-

tumbuhan dan tidak ada sesuatu padanya. Perkisaran arah angin, baik arah angin

selatan, arah angin utara, arah angin barat maupun arah angin timur, atau juga

arah angin laut, siang maupun malam hari. Di antaranya ada yang dimaksudkan

untuk hujan, dan ada yang dimaksudkan untuk penyerbukan, bahkan ada juga

yang dimaksudkan untuk bernafas, dan ada juga yang tidak dapat berproduksi.

Yang kedua, “Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang

yakin”. Yang ketiga, “Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi orang-

orang yang berakal”. Hal itu meningkat dari keadaan mulia menuju kepada yang

lebih mulia dan lebih tinggi darinya (Abdullah, 2004: 335).

Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang keberadaan angin yang

bagi setiap orang yang berakal, dan menyadari manfaatnya akan mengambil

hikmah sehingga akan meningkatkan keimanannya kepada sang pencipta Allah

SWT. Dengan adanya angin ini pesawat dapat terbang sehingga mampu

mengantar kita menuju ke suatu tempat yang kita inginkan. Angin juga yang

membuat udara di tempat kita berada menjadi tidak pengap, angin pula yang

Page 31: Anemometer

31

mampu mengawinkan beberapa tanaman dalam proses penyerbukan (Abtokhi, A.,

2007:149). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 57 yang

berbunyi:

θ èδ uρ ”Ï% ©!$# ã≅ Å™öムyx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š ÷t/ ô“y‰ tƒ ϵÏG uΗ÷qu‘ ( #L ym !#sŒ Î) ôM ‾=s% r& $ \/$ysy™

Zω$ s)ÏO çµ≈ oΨø) ß™ 7$ s#t6 Ï9 ;MÍh‹Β $uΖ ø9 t“Ρr' sù ϵ Î/ u !$ yϑ ø9$# $ oΨô_ t÷z r' sù ϵ Î/ ÏΒ Èe≅ä. ÏN≡ tyϑ ¨V9 $# 4 š Ï9≡ x‹x.

ßl Ìøƒ éΥ 4’ tAöθ yϑ ø9$# öΝä3ª= yès9 šχρ ãā2x‹ s? ∩∈∠∪

Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira

sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf: 57).

Ayat di atas memberikan penjelasan tentang angin, maksudnya angin itu

bertiup menerbangkan awan yang membawa air hujan. Angin itu membawa awan-

awan yang mengandung banyak air hujan sehingga benar-benar berat dan dekat

dari bumi dalam keadaan pekat. Sebagaimana Allah SWT telah menghidupkan

tanah ini setelah kematiannya, maka seperti itu pula Kami menghidupkan jasad

manusia pada hari kiamat kelak, setelah akhir kesudahannya menjadi hancur

berantakan, Allah SWT menurunkan air dari langit membanjiri bumi selama

empat puluh hari, dari itu tumbuhlah jasad manusia dalam kuburnya seperti biji

tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dalam tanah (Abdullah, 2002: 397).

Ada beberapa jenis angin yang diketahui antara lain sebagai berikut:

a. Angin Laut dan Angin Darat

Page 32: Anemometer

32

Angin laut dan angin darat terjadi dari perbedaan sifat thermal daratan dan

lautan. Dikarenakan kecilnya daya hantar dan panas jenis dari permukan daratan,

maka terjadi perbedaan suhu harian di darat lebih kurang lima kali sampai enam

kali daripada di atas lautan. Akibatnya di daratan pada siang hari lebih panas dan

pada malam hari lebih dingin.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

β Î) ù' t± o„ ÇÅ3 ó¡ ç„ yxƒ Ìh9 $# zù=n=ôà uŠ sù y‰ Ï.#uρu‘ 4‘n=tã ÿÍν Ìôγ sß 4 ¨β Î) ’Îû y7 Ï9≡sŒ ;M≈tƒ Uψ Èe≅ ä3Ïj9 9‘$ ¬6 |¹

A‘θ ä3x© ∩⊂⊂∪

Artinya: “Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi Setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur” (QS. Asy-Syuura: 33).

Allah SWT yang menggerakkan angin di lautan. Seandainya Dia

menghendaki, niscaya Dia akan mendiamkannya, sehingga kapal-kapal itu tidak

dapat bergerak, bahkan tetap diam, tidak pergi dan tidak pulang, terus berhenti di

permukaan air. Sesungguhnya di dalam proses ditundukkan-Nya lautan dan

ditiupkan angin sesuai kebutuhan perjalanan mereka terdapat tanda-tanda atas

segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada Makhluk-Nya bagi orang-orang

yang banyak bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan banyak

bersyukur di saat memperoleh kesenangan.

Pada siang hari udara di daratan dipanasi mengembang dan naik karena

mempunyai berat jenis yang kecil. Akibatnya tekanan udara di atas daratan

menjadi lebih kecil. Sedangkan proses yang terjadi di atas lautan pada saat yang

sama suhunya lebih rendah dari pada di daratan karena mempunyai kerapatan dan

Page 33: Anemometer

33

tekanan lebih besar, akibatnya terjadi pergerakan udara dari laut ke darat, angin

ini dinamai angin laut.

b. Angin Lembah dan Angin Gunung

Di siang hari terdapat pemanasan yang lebih cepat di tepi lembah atau

lereng gunung, akibatnya udara di atas lereng gunung mengembang dan naik

begitu pula terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara pada lembah dan di atas

lereng gunung mengakibatkan udara akan bergerak dari lembah ke lereng gunung

dan dinamai angin lembah.

Dan juga Firman Allah SWT dalam surat Shaad ayat 36 yang berbunyi:

$ tΡö¤‚|¡ sù çµs9 yxƒÌh9 $# “Ìøg rB Íν ÌøΒ r' Î/ ¹ !% sâ‘ ß] ø‹ym z>$|¹ r& ∩⊂∉∪

Artinya: “Kemudian, Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendaki-Nya” (QS. Shaad: 36).

Al-hasan al-Bashri Rahimahullah berkata: “ Ketika Sulaiman Alaihissalam

telah menyembelih kuda-kudanya (disebabkan) murka karena Allah SWT, maka

Allah Ta’ala menggantikannya dengan sesutu yang lebih baik dan angin yang

begitu cepat yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan

dan perjalannya di waktu sore, sama dengan perjalanan sebulan (pula)” (Abdullah,

2004: 69).

Pada malam hari terjadi keadaan kebalikannya dimana udara di atas lereng

gunung lebih cepat menjadi dingin, akibatnya terjadi perbedaan suhu dan tekanan

udara antara lereng gunung dan lebah. Di samping itu pengaruh gravitasi

mempercepat pergerakan udara dari lereng gunung ke lembah, aliran udara ini

dinamai angin gunung.

Page 34: Anemometer

34

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an surat saba’ ayat 12 yang

berbunyi:

z≈yϑ ø‹n=Ý¡ Ï9 uρ yxƒ Ìh9$# $ yδ–ρ ߉äî Ööκ y− $yγ ãm#uρu‘uρ Ööκ y− ( $ uΖù= y™r& uρ … çµ s9 t ÷tã ÌôÜÉ) ø9$# ( zÏΒuρ ÇdÉfø9 $#

tΒ ã≅ yϑ ÷è tƒ t÷t/ ϵ÷ƒ y‰ tƒ ÈβøŒ Î* Î/ ϵÎn/u‘ ( tΒ uρ ùø Ì“tƒ öΝåκ ÷]ÏΒ ôtã $tΡ Í÷ö∆ r& çµ ø%É‹ çΡ ôÏΒ É>#x‹tã ÎÏè ¡¡9 $#

∩⊇⊄∪

Artinya: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala” (QS. Saba’: 12).

Allah SWT menyebutkan nikmat yang diberikannya kepada puteranya

Dawud A.S, yaitu Sulaiman A.S berupa ditundukkannya angin bagi beliau guna

mengantarkan tempat duduknya yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan

perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan

sebulan.

c. Angin Musim

Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala besar terjadi

antara benua dan samudera. Sistem yang terjadi dinamakan angin musim

(monsoon).

d. Angin Pasat

Perbedaan panas yag terjadi terus-menerus antara daerah pada khatulistiwa

dan daerah bertekanan tinggi pada sub tropis menyebabkan adanya perbedaan

tekanan udara antara kedua daerah itu. Akibatnya timbul pergerakan udara dari

Page 35: Anemometer

35

kedua daerah sub tropis dikedua belahan bumi mengalir ke khatulistiwa.

Pergerakan udara itu kekal sepanjang tahun dan dinamakan angin pasat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 164 yang

berbunyi:

¨β Î) ’Îû È, ù=yz ÏN≡ uθ≈yϑ ¡¡9$# ÇÚ ö‘ F$# uρ É#≈n=ÏG ÷z$#uρ È≅øŠ ©9 $# Í‘$yγ ¨Ψ9$# uρ Å7ù= àø9 $#uρ ÉL©9 $# “ Ìøg rB ’ Îû Ìóst7 ø9 $# $ yϑ Î/ ßì xΖ tƒ $ ¨Ζ9$# !$ tΒuρ tΑt“Ρ r& ª!$# zÏΒ Ï !$yϑ¡¡9$# ÏΒ & !$Β $uŠôm r' sù ϵÎ/ uÚ ö‘ F$# y‰ ÷è t/

$ pκÌEöθ tΒ £] t/ uρ $ pκÏù ÏΒ Èe≅ à2 7π −/!# yŠ É#ƒÎóÇ s? uρ Ëx≈ tƒÌh9 $# É>$ ys¡¡9$#uρ ̤‚ |¡ ßϑ ø9$# t÷t/ Ï !$yϑ ¡¡9 $#

ÇÚ ö‘ F$#uρ ;M≈tƒ Uψ 5Θ öθ s)Ïj9 tβθ è= É)÷è tƒ ∩⊇∉⊆∪

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. Al-Baqarah: 164).

Ayat ini mengundang manusia berpikir dan merenung tentang sekian

banyak hal. Salah satunya adalah merenungkan tentang bahtera-bahtera yang

berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia. Ini mengisyaratkan

sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan alat-alat canggih

maupun masa lampau yang hanya mengandalkan angin dengan segala akibatnya

(Quraish Shihab, 2000: 349-350).

e. Angin Lokal

Angin merupakan proses cuaca yang sangat peka terhadap indra perasa

manusia sehingga terdapatlah ratusan nama lokal dari angin yang sangat berkesan

Page 36: Anemometer

36

bagi sesuatu daerah. Pada umumnya ada dua tipe angin lokal yakni angin panas

dan angin dingin. Angin panas dapat berasal dari daerah sumber panas maupun

oleh karena adanya pemanasan dinamis dari udara yang turun dari daerah yang

lebih tinggi.

2.1.1 Pemanfaatan Arah Angin dalam Perspektif Al-Qur’an

Arah dari angin musim berubah setiap musim, tergantung dari otak surya.

Di jawa terkenal dengan adanya angin musim barat terjadi pada waktu musim

hujan dan angin musim timur pada waktu musim kemarau.

Β r& öΝà6ƒÏ‰ ôγ tƒ ’Îû ÏM≈yϑè=àß Îhy9ø9 $# Ìóst7 ø9$# uρ tΒ uρ ã≅Å™öムyx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š ÷t/ ô“y‰ tƒ

ÿϵÏF uΗ÷qu‘ 3 ×µ≈s9 Ï r& yì ¨Β «!$# 4 ’n?≈ yès? ª! $# $£ϑtã šχθà2Îô³ç„ ∩∉⊂∪

Artinya: “Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)” (QS. An-Naml: 63).

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa apa yang diciptakan-Nya

berupa petunjuk-petunjuk yang ada di langit dan di bumi, dan siapa pula yang

mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya,

yaitu di tengah-tengah awan yang mengandung hujan, dimana hamba-hamba

Allah SWT berharap tanpa putus asa, berdoa mohon dilepaskan dari bencana

(Abdullah, 2004: 232).

Page 37: Anemometer

37

Arah angin adalah arah dari mana asal angin itu bertiup dan dinyatakan

dengan sudut skala kompas. Sudut 0o atau 360o menyatakan Utara;

90o menyatakan Timur; 180o menyatakan Selatan dan 270o menyatakan Barat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 31 yang

berbunyi:

u !$ xuΖãm ¬! uöxî tÏ. Îô³ãΒ ÏµÎ/ 4 tΒ uρ õ8Îô³ç„ «!$$ Î/ $ yϑ‾Ρ r(s3sù §yz š∅ÏΒ Ï !$yϑ¡¡9 $# çµà sÜ÷‚ tFsù

çö©Ü9 $# ÷ρr& “ Èθ ôγs? ϵ Î/ ßw† Ìh9 $# ’Îû 5β%s3tΒ 9,‹Ås y™ ∩⊂⊇∪

Artinya: “Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh” (QS. Al-Hajj: 31).

Ayat di atas menjelaskan tentang mengikhlaskan ketundukan hanya

kepada-Nya dengan berpaling dari kebathilan serta teguh dalam kebenaran.

Kemudian Allah SWT membuat contoh tentang orang musyrik yang berada dalam

kesesatan, kehancuran dan jauhnya mereka dengan kebenaran. Barang siapa

mempersekutukan sesuatu dengan Allah SWT, maka adalah ia seolah-seolah jatuh

dari langit, yakni jatuh dari langit kemudian burung yang ada di udara

menyambarnya, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh, yakni tinggi

dan menghancurkan orang yang jatuh seperti itu (Abdullah, 2003: 526-527).

Page 38: Anemometer

38

Gambar 2.1 Pembagian Skala Mata Angin Menurut Kompas

(Manan, M.E., 1986: 89-94).

Macam-macam angin dibedakan berdasarkan pola umum sirkulasi udara

pada atmosfer bumi. Macam-macam angin tersebut adalah:

1) Prevailing wind, angin yang mengikuti pola umum sirkulasi udara. Pada

daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari tenggara untuk bumi

belahan selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Untuk

daerah beriklim sedang, angin secara umum berhembus dari arah barat, yakni

dari arah barat laut untuk belahan bumi selatan dan dari arah barat daya untuk

belahan bumi utara. Sebaliknya untuk daerah kutub, angin umumnya

berhembus dari arah timur, yakni searah dengan angin pada daerah tropis.

Prevailing wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim

sedang disebut westerly wind, dan di daerah kutub disebut polar wind.

N

ESE

E

S

W

SE

SSE SSW

SW

WSW

ENEE

NNE

NE

WNW

NW

NNW

Page 39: Anemometer

39

2) Angin yang tidak mengikuti pola umum sirkulasi udara, antara lain adalah

season wind (angin musiman) dan angin lokal. Contoh angin musiman ini

adalah angin musoon. Arah angin ini akan berubah sesuai musim. Umumnya

angin akan berubah dari arah timur laut selama periode enam bulan dan dari

arah barat daya selama enam bulan berikutnya. Sedangkan angin lokal adalah

angin yang bertiup pada lapisan udara dekat permukaan bumi yang

dipengaruhi oleh letak geografis setempat. Contoh angin lokal ini adalah

angin darat dan angin laut. Angin ini terjadi akibat perbedaan suhu udara di

atas laut dengan di atas wilayah daratan. Pada siang hari suhu udara di atas

daratan akan lebih panas dibandingkan dengan di atas laut, sehingga tekanan

di daratan lebih rendah yang mengakibatkan angin berhembus dari laut ke

arah daratan, oleh sebab itu disebut angin laut. Sebaliknya pada siang hari,

daratan akan menjadi lebih dingin sehingga tekanan udara akan menjadi lebih

tinggi. Ini akan menyebabkan angin berhembus dari darat ke laut, yang

disebut angin darat (Lakitan, B., 26-27: 1994).

Menurut Ance Gunarsih Kartasapoetra, Angin merupakan gerakan atau

perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa

udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik

(temperatur dan kelembapan) yang seragam dalam arah yang horizontal.

Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang

bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin dilihat

dari mana arah angin itu datang, misalnya dari barat disebut angin barat. Dikenal

juga ada angin laut dan angin darat. Prinsip terjadinya kedua macam angin

Page 40: Anemometer

40

tersebut disebabkan karena terjadinya pemanasan di daratan dan lautan oleh

matahari.

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 45 yang

berbunyi:

ó> ÎôÑ $#uρ Μçλ m; Ÿ≅ sVΒ Íο4θ uŠ ptø: $# $ u‹÷Ρ ‘‰9$# >!$ yϑ x. çµ≈oΨ ø9 t“Ρr& zÏΒ Ï!$ yϑ¡¡9$# xÝn=tG ÷z$$sù ϵÎ/ ÛV$t6 tΡ

ÇÚ ö‘ F$# yxt7ô¹ r' sù $Vϑ‹Ï± yδ çνρâ‘ õ‹ s? ßx≈tƒ Ìh9 $# 3 tβ% x.uρ ª! $# 4’ n?tã Èe≅ ä. & óx« # ‘ω tGø) •Β ∩⊆∈∪

Artinya: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin, dan adalah Allah, maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-Kahfi: 45).

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa kehidupan dunia dalam

kehancuran, kefanaan, dan keberakhirannya seperti air hujan yang Allah SWT

turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka

bumi. Semua yang ada di dalamnya, berupa biji-bijian, lalu tumbuh indah dam

meninggi serta menjadi bunga. Setelah itu semuanya menjadi kering yang

diterbangkan oleh angin, yakni diporak-porandakan dan diterbangkan ke kanan

dan ke kiri (Abdullah, 2003: 263).

2.1.2 Kecepatan Angin Dalam Perspektif Al-Qur’an

Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah

kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasilkan sistem

fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegunungan yang lebih

rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian,

Page 41: Anemometer

41

sistem dengan dua pusat (bi-cen-tered) antara khatulistiwa dan kutub berubah

menjadi sistem dengan banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing

terjal, dan angin diperlemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai

pegunungan pada kerak bumi berfungsi sebagai koridor udara atau angin raksasa.

Koridor-koridor ini akan membantu angin menyebarkan udara ke seluruh

penujuru bumi secara merata. Kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Sang

Pencipta telah diterangkan dalam firman-Nya pada surat Al-Israa’ ayat 68 yang

berbunyi:

óΟçFΨ ÏΒr' sù r& β r& y# Å¡ øƒs† öΝ ä3Î/ |=ÏΡ%y Îhy9ø9 $# ÷ρ r& Ÿ≅Å™öムöΝà6 ø‹n=tæ $ Y6Ϲ%tn ¢ΟèO Ÿω (#ρ߉ Åg rB ö/ ä3s9

¸ξ‹Å2uρ ∩∉∇∪

Artinya: “Maka Apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu” (QS. Al-Israa’: 68).

Allah SWT meniupkan angin keras yang membawa batu-batu kecil, yakni

hujan yang di dalamnya terdapat batu. Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid

dan beberapa ulama’ lainnya (Abdullah, 2003: 188).

Kecepatan angin sering menimbulkan berbagai kerusakan. Diakibatkan

angin dan kecepatan angin tersebut. Menurut kelas atau tingkatan (Beaufort class)

kecepatan angin dibagi menjadi dua belas, yaitu sebagai berikut:

1. Angin Sepoi-sepoi

Angin sunyi bisa mengakibatkan gerakan angin terlihat pada arah asap

dengan kecepatan 0,3 m/s-1,7 m/s.

Page 42: Anemometer

42

2. Angin Sangat Lemah

Angin sangat lemah bisa mengakibatkan angin terasa pada muka dengan

kecepatan 3,6 m/s-5 m/s.

3. Angin Lemah

Angin Lemah bisa menyebabkan daun dan ranting kecil bergerak-gerak

dengan kecepatan 5,3 m/s-7,2 m/s.

4. Angin Sedang

Angin sedang bisa menyebabkan kertas dapat terbang, ranting dan cabang

kecil bergerak dengan kecepatan 7,5 m/s-9,7 m/s.

5. Angin Agak Kuat

Angin agak kuat bisa menyebabkan pohon-pohon kecil bergerak dengan

kecepatan 10 m/s-12,2 m/s.

6. Angin Kuat

Angin kuat bisa menyebabkan dahan besar bergerak dengan kecepatan

12,5 m/s-15,3 m/s.

7. Angin Kencang

Angin kencang bisa menyebabkan pohon-pohon seluruhnya bergerak

dengan kecepatan 15,6 m/s-18,3 m/s.

8. Angin Sangat Kuat

Angin sangat kuat bisa menyebabkan ranting-ranting patah dengan

kecepatan 18,6 m/s-21,4 m/s.

Page 43: Anemometer

43

9. Badai

Badai bisa menyebabkan genting dapat terlempar dengan kecepatan 21,7

m/s-25 m/s.

10. Badai Kuat

Badai kuat bisa menyebabkan pohon-pohon dapat tumbang dengan

kecepatan 25,3 m/s-26,4 m/s.

11. Angin Ribut

Angin ribut bisa menyebabkan pohon-pohon tumbang dengan kecepatan

26,7 m/s-28,9 m/s.

12. Taufan Dahsyat

Taufan dahsyat bisa menyebabkan pohon-pohon tumbang dan rumah

rubuh dengan kecepatan 28,9 m/s (Kartasapoetra, A. G., 2004: 15-18).

Kekuatan angin atau taufan dahsyat juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an

surat Al-Israa’ ayat 69 yang berbunyi:

ôΘ r& óΟçGΖÏΒ r& β r& öΝä. y‰‹ÏèムϵŠÏù ¸οu‘$ s? 3“t÷z é& Ÿ≅Å™÷ãsù öΝä3 ø‹n= tæ $ ZϹ$ s% zÏiΒ ËxƒÌh9 $# Νä3s% Ìøó ã‹sù

$yϑ Î/ ÷Λän öx x. §ΝèO Ÿω (#ρ߉ ÅgrB ö/ä3s9 $ uΖø‹n=tã ϵ Î/ $Yè‹Î;s? ∩∉∪

Artinya: “Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taufan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami.” (QS. Al-Israa’: 69).

Pengertian Ayat ini secara umum dijelaskan bahwa apakah manusia itu

merasa aman tak ditelan oleh bumi, atau tak dikirimkan padanya angin keras atau

angin kuat yang membawa batu-batu dari darat, atau angin taufan dari laut yang

Page 44: Anemometer

44

menenggelamkannya kerena kekafirannya (Ahmad Mustafa Al-Maragi, 1993:

142).

Dalam tafsir Ibnu Katsir juga dijelaskan tentang orang-orang yang

menentang Allah SWT, setelah mereka mengakui pentauhidan kepada Kami di

laut, setelah mereka berhasil keluar dari daratan, akan merasa aman dari kehendak

Allah SWT (yang kuasa) untuk mengembalikan mereka ke laut untuk yang kedua

kalinya, lali Dia dikirimkan kepada mereka angin topan yang memporak-

porandakan segala sesuatu dan menenggelamkan bahtera (Abdullah, 2003: 189).

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 18 yang

berbunyi:

ã≅ sWΒ šÏ%©!$# (#ρ ãx x. óΟ ÎγÎn/ tÎ/ ( óΟ ßγè=≈ yϑôã r& >Š$ tΒtx. ôN£‰tF ô© $# ϵ Î/ ßw† Ìh9 $# ’Îû BΘöθ tƒ 7#Ϲ%tæ ( āω

tβρ①ω ø)tƒ $ £ϑÏΒ (#θ ç7|¡ Ÿ2 4’ n?tã & óx« 4 š Ï9≡ sŒ uθ èδ ã≅≈n=āÒ9$# ߉‹Ïèt7 ø9 $# ∩⊇∇∪

Artinya: “Keadaan yang aneh dari orang-orang yang kafir kepada Tuhan-Nya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh” (QS. Ibrahim: 18).

Ayat ini menjelaskan keadaan amal-amal mereka itu dengan satu

perumpamaan, yaitu keadaan yang aneh dari orang-orang yang kafir kepada

Tuhan mereka adalah bahwa amal-amal mereka yang mereka lakukan di dunia

dan yang kamu dan mereka anggap baik, adalah seperti abu yang ditiup dengan

keras oleh angin. Jika demikian keadaanya, pastilah abu akan dengan sangat

mudah diterbangkan oleh angin. jangan duga akan ada abu yang tersisa. angin itu

yang meniup terjadi pada suatu hari yang berangin kencang segala sehingga

Page 45: Anemometer

45

menerbangkan segala sesuatu apalagi abu ke segala penjuru (Quraish Shihab,

2002: 40).

2.2 Sensor

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi

untuk mengukur sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk

mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan

dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang

peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern.(Petruzella, F.

1996: 157).

2.2.1 Optocoupler

Optocoupler (disebut juga optoisolator atau isolator yang tergandeng

optik) menggabungkan LED (Light Emitting Diode) dan fotodioda dalam satu

kemasan. Gambar 2.2 menunjukkan salah satu contoh dari optocoupler, ia

mempunyai LED pada sisi masukan dan fotodioda pada sisi keluaran.

Gambar 2.2 Optocoupler

R1 R2

V1 V2 Vin Vout

I2 +

-

+ -

Page 46: Anemometer

46

Tegangan sumber 1V dan tahanan seri 2R menghasilkan arus melalui LED.

Sebagai gantinya, cahaya dari LED mengenai fotodioda, dan ini menyebabkan

timbulnya arus balik .2I Dengan menambahkan tegangan-tegangan melingkari

simpal keluaran, diperoleh:

0212 =+− RIVVout (2-1)

atau

222 RIVVout −= (2-2)

Dimana:

V = Tegangan keluaran (volt)

I = Kuat arus listrik (amper)

R = Hambatan kawat (ohm)

Perhatikan bahwa tegangan keluaran tergantung pada arus balik .2I Bila

tegangan masuk 1V berubah, jumlah cahayanya juga berubah. ini berarti bahwa

tegangan keluar berubah sejalan dengan tegangan masuk. itulah sebabnya

mengapa gabungan LED dan fotodioda disebut optocoupler, alat yang dapat

menggandeng simpal masuk ke rangkaian keluar.(Malvino, A.P., 1985: 99).

Optocoupler merupakan gabungan dari sebuah LED (Light Emitting

Diode) dan sebuah fototransistor dalam satu paket. Optocoupler memiliki LED di

sisi input dan transistor di sisi output. Tegangan sumber kiri )( inV dan resistor seri

memberikan sebuah arus ke LED. Kemudian cahaya dari LED mengenai

fototransistor, sehingga menimbulkan perubahan arus pada sisi kolektor, dan ini

Page 47: Anemometer

47

menimbulkan perubahan tegangan pada terminal kolektor-emitor. Gambar 2.3

menunjukkan gambar sebuah optocoupler.

Gambar 2.3 Contoh Rangkaian Menggunakan Optocoupler

R1 didapatkan dengan rumus:

f

din

I

VVR

−=1 (2-3)

dimana fI adalah arus forward dioda dan dV adalah tegangan pada dioda

sedangkan R2 didapatkan dengan rumus:

c

cecc

I

VVR =2 (2-4)

Pada saat transistor megalami siturasi, tegangan ouput ( )outV besarnya

kira-kira nol.(Malvino, A., 1989: 233). Pada saat Vin nol atau tidak ada arus pada

LED, transistor menjadi terbuka (open circuit), dan tegangan output ( )outV

meningkat kira-kira sebesar .ccV Kurva keluaran optocoupler ditunjukkan oleh

gambar 2.4.

R2 R1

Vout

+Vcc

+

Page 48: Anemometer

48

Gambar 2.4 Kurva Keluaran Optocoupler

Jumlah cahaya berubah-ubah sesuai tegangan input. Ini artinya tegangan

output bervariasi sesuai dengan tegangan input. Kombinasi sebuah LED dan

sebuah fototransistor ini kemudian disebut optocoupler. Rangkaian ini dapat

mengkopel sinyal input ke rangkaian output.

Gambar 2.5 Rangkaian Dalam dan Bentuk Kemasan Optocoupler

Pada gambar diatas terlihat bahwa antara LED dan fototransistor terdapat

daerah yang kosong yang berfungsi sebagai sensor untuk menghalangi atau

melewatkan cahaya dan pemancar LED dengan cara memberikan suatu sekat

yang tidak tembus cahaya. Dan celah antara LED dan fototransistor dipasang

piringan berbentuk silindris dan mempunyai lubang n buah. Karena keluaran

fototransistor terkena sinar dari LED berupa sinyal listrik yang sesuai dengan

intensitas cahaya pantulan, LED yang ditangkap oleh fototransistor tersebut,

maka dalam satu putaran akan dihasilkan n buah pulsa, dan f dari pulsa tersebut

sebesar:

celah

mA

Sesuai tipe Optocoupler

mA ILED

Ic

Page 49: Anemometer

49

Hzn

f60

ϖ= (2-5)

2.2.2 Photodioda

Sebuah photodioda dapat dijabarkan sebagai sumber arus terkendali

cahaya, atau sebagai konverter cahaya ke arus, apabila diinginkan. Jika cahaya

jatuh mengenai permukaan peka cahaya pada photodioda akan timbul sedikit arus

dari katoda ke anoda yang besarnya sebanding dengan kuat cahaya yang

melaluinya.( Agus Sugiharto, 2002: 98).

Gambar 2.6 Rangkaian Photodioda

Anoda pada sebuah dioda yang tidak terhubung akan semakin positif dari

katoda sampai tegangan pada kedua terminal tersebut menyebabkan dioda

terhantar. Selanjutnya arus akan mengalir dengan arah kebalikkannya dari anoda

ke katoda, dalam keadaan seimbang. Kedua arus ini saling meniadakan dan akan

muncul tegangan pada dioda. Bila tegangan bias mundur pada photodioda itu

dihilangkan, pembawa muatan minoritas akan mengalir kembali jika hubungan

Page 50: Anemometer

50

disinari. Ini mengakibatkan kenaikan jumlah hole pada bagian P dan jumlah

elektron pada bagian N. Tetapi tegangan barier adalah negatif pada bagian P dan

positif pada bagian N. sehingga pembawa minoritas akan mengalir untuk

mengurangi tegangan barier itu. Bila ada tegangan luar dipasangkan pada terminal

dioda maka pembawa minoritas akan kembali ke bagian semula melalui rangkaian

luar. Elektron-elektron melewati hubungan dari P ke N sekarang mengalir keluar

melalui terminal N menuju ke terminal P.(Agus Sugiharto, 2002: 99-101).

2.3 Personal Computer (PC)

Personal Computer terdiri dari: Processor, input device, memory, output

device, monitor/secreen, Casing unit, Central Processing Unit (CPU), Strage

Device.

Menurut buku Computer Annual (Robert H. Blissmer), komputer adalah

suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berokut:

a. Menerima input

b. Memproses input tadi sesuai dengan programnya

c. Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan

d. Menyediakan output dalam bentuk informasi.

(Hartono, J. 1999: 1).

Page 51: Anemometer

51

2.3.1 Siklus Pengolahan Data Komputer

Suatu proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar, yang disebut

dengan siklus pengolahan data (data procesing cycle), yaitu input, processing, dan

output.

Gambar 2.7 Siklus Pengolahan Data

Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan

lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan (expanded data

processing cycle) dapat ditambahkan tiga atau lebih tahapan lagi, yaitu

origination, storage, dan distribution.

Gambar 2.8 Siklus Pengolahan Data yang Dikembangkan

Origination. Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang

biasanya merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen dasar.

Input. Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukkan

data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device).

Processing. Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah

dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemroses (processing device), yang dapat

berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan,

mengendalikan atau mencari di storage.

INPUT PROCESSING OUTPUT

ORIGINATION INPUT PROCESSING DISTRIBUTION OUTPUT

OUTPUT

Page 52: Anemometer

52

Output. Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan

data ke alat output (output device), yaitu berupa informasi.

Distribution. Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak

yang berhak dan membutuhkan informasi.

Storage. Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan ke simpanan

luar (storage). Hasil dari pengolahan yang disimpan di storage dapat

dipergunakan sebagai bahan input untuk proses selanjutnya. Pada gambar, tampak

adanya 2 buah anak panah yang berlawanan arah, menunjukkan hasil pengolahan

dapat disimpan di storage dan dapat diambil kembali untuk proses pengolahan

data selanjutnya.(Hartono, J., 1999: 2-4).

2.4 Port Printer

Port paralel printer adalah sebuah port yang umumnya sudah disediakan

oleh komputer untuk berhubungan dengan printer. Port ini biasanya terdiri atas 3

alamat (untuk mode ECP dan EPP, port printer yang lebih lanjut, terdapat 8

alamat), yaitu Port Data, Port Status, dan Port Kontrol. Port printer biasanya

memiliki alamat standar, yaitu:

Tabel 2.1 Port Printer dan Alamat Standarnya

Port Alamat Banyaknya Jalur

Port Data H0378 8

Port Status H0379 5

Port Kontrol H037A 4

Page 53: Anemometer

53

Port Printer identik dengan angin dimana fungsi angin juga sebagai

penghubung atau penghantar. Allah SWT menundukkan angin kepada nabi

Sulaiman A.S dan juga untuk memindahkan tempat nabi Sulaiman A.S.

Sebagaimana dalam Firman-Nya yang berbunyi:

z≈yϑ ø‹n=Ý¡ Ï9 uρ tw†Ìh9$# ZπxϹ%tæ “ Ìøg rB ÿÍν ÌøΒ r' Î/ ’n< Î) ÇÚö‘ F$# ÉL©9 $# $ uΖø. t≈t/ $pκÏù 4 $Ζà2 uρ Èe≅ ä3Î/

> óx« tÏϑ Î=≈ tã ∩∇⊇∪

Artinya: “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami maha mengetahui segala sesuatu”(QS. Al-Anbiyaa: 81).

Allah SWT menundukkan angin bagi Sulaiman A.S yang kadang-kadang

bertiup sangat kencang dan kadang-kadang bertiup lembut. Pada masing-masing

keadaan itu, angin berjalan dengan perintahnya ke negeri sunyi mana pun dia

kehendaki. Maka, dia dan para sahabatnya keluar pada waktu pagi ke arah mana

pun yang mereka kehendaki, kemudian kembali ke rumahnya di Syam pada hari

itu juga (Ahmad Mushthafa Al-Marighi, 1989: 95).

Arti istilah Port dianggap berkaitan erat dengan komputer jaringan, istilah

ini dianggap sebagai sebuah kanal dalam sistem komunikasi. Biasanya port ini

diberi nomor logic. Atau port adalah tempat, saluran, tujuan. Suatu alat yang

dapat digunakan untuk menghubungkan komputer dengan peripheral lainnya.

Interface yang memungkinkan sebuah PC dapat mengirimkan atau menerima

informasi ke atau dari piranti external, seperti printer atau modem. Sebuah PC

umumnya terdiri dari port serial, paralel dan beberapa port USB. Parallel adalah

sistem pengiriman data digital, dimana beberapa bit data dikirim sekaligus pada

Page 54: Anemometer

54

satu saat dengan menggunakan jalur terpisah. Jadi port paralel adalah salah satu

jenis soket pada personal komputer untuk berkomunikasi dengan peralatan luar

untuk mengirim data digital seperti printer model lama. Karena itu parallel port

sering juga disebut printer port. Perusahaan yang memperkenalkan port ini adalah

Centronic, maka port ini juga disebut dengan Centronics port. Kesederhanaan

port ini dari sisi pemrograman dan antarmuka dengan hardware membuat port ini

sering digunakan untuk percobaan-percobaan sederhana dalam perancangan

peralatan elektronika.

Protokol EPP mempunyai empat macam siklus transfer data yang berbeda,

yaitu:

1. Siklus baca data (Data Read)

2. Siklus baca alamat (Address Read)

3. Siklus tulis data (Data Write)

4. Siklus tulis alamat (Address Write)

Daftar pin DB-25 dan Centronics (PS = Printer Status, PC = Printer

Control).

Tabel 2.2 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector

Pin No

(D-Type

25)

Pin No

(Centronics)

SPP

Signal

Direction

In/out

Register

Hardware

Inverted

1 1 nStrobe In/Out Control Yes

2 2 Data 0 Out Data

3 3 Data 1 Out Data

Page 55: Anemometer

55

Tabel 2.3 Pin Assignments of the D-Type 25 pin Parallel Port Connector

Pin No

(D-Type

25)

Pin No

(Centronics)

SPP

Signal

Direction

In/out

Register

Hardware

Inverted

4 4 Data 2 Out Data

5 5 Data 3 Out Data

6 6 Data 4 Out Data

7 7 Data 5 Out Data

8 8 Data 6 Out Data

9 9 Data 7 Out Data

10 10 nAck In Status

Dengan keterbatasan arus port parallel maka diperlukan rangkaian buffer

(penyangga) sehingga tidak membebani arus dari port parallel untuk menyuplai

rangkaian luar.

Alamat-alamat Port Parallel, yaitu:

1. Alamat (dalam format Hexa) 3BC-3BF = Digunakan untuk Port Parallel yang

terpadu dengan kartu-kartu Video, tidak mendukung alamat-alamat ECP.

2. Alamat (dalam format Hexa) 378-37F = Biasa digunakan untuk LPT1.

3. Alamat (dalam format Hexa) 278-27F = Biasa digunakan untuk LPT2.

4. Alamat dasar 3BCh pertama kali diperkenalkan sebagai alamat port parallel

pada card-card video lama. LPT1 biasanya memiliki alamat dasar 378,

sedangkan alamat LPT2 adalah 278. Ini adalah alamat umum yang biasa

Page 56: Anemometer

56

dijumpai, namun alamat dasar ini bisa berlainan antara satu komputer dengan

komputer lainnya.(Solihat I., 2008: 1-9).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Haqqah ayat 6-7 yang

berbunyi:

$ ¨Βr& uρ ׊$tã (#θ à6Î=÷δ é' sù 8xƒ ÌÎ/ A |Àö|¹ 7π uŠÏ?%tæ ∩∉∪ $yδ t¤‚y™ öΝÍκön=tã yì ö7y™ 5Α$ uŠ s9 sπuŠ ÏΨ≈yϑ rOuρ

BΘ$−ƒ r& $ YΒθÝ¡ ãm ” utIsù tΠ öθs)ø9 $# $pκÏù 4 tç÷|À öΝåκ ¨Ξr(x. ã—$ yfôã r& @≅øƒ wΥ 7π tƒÍρ%s ∩∠∪

Artinya: “Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)” (QS. Al-Haqqah: 6-7).

Ayat di atas meberikan penjelasan bahwa kaum ’Ad telah dibinasakan

dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Dia yakni Allah SWT

menimpakannya sebagai siksa atas mereka selama tujuh malam dan delapan hari

terus-menerus tanpa henti-hentinya berhembus sangat kencang, pada waktu itu

mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang

telah lapuk bagian dalamnya (Quraish Shihab, 2002: 411).

2.5 Telepon Genggam

Telepon genggam adalah suatu jenis telepon bergerak yang menggunakan

teknologi cellular sebagai akses komunikasinya, sehingga memudahkan

seseorang untuk berkomunikasi dimanapun dan dalam kondisi apapun. Sebuah

telepon genggam dapat mengirim dan menerima data suara dengan menggunakan

Page 57: Anemometer

57

pemancar RF (Radio Frekuensi). Dengan adanya telepon genggam, maka

komunikasi lebih mudah dan lebih efisien tetapi lebih mahal. Seiring dengan

perkembangan teknologi di bidang mobile system, telepon genggam tidak hanya

mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut Short Message

Service (SMS). Disamping itu, pesatnya perkembangan teknologi saat ini

menyebabkan telepon genggam tidak hanya dapat berkomunikasi antar sesama

telepon genggam, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan komputer. Hal ini

menyebabkan pengiriman data antara komputer dan telepon genggam dapat

dilakukan.(Bustam Khang, 2003).

2.5.1 Pemanfaatan Alam Semesta Sebagai Teknologi Dalam Perspektif Islam

Ilmu pengetahuan alam (natural science) pada umumnya ”diartikan

sebagai ilmu yang mempelajari susunan benda-benda serta perkembangannya”.

Dalam perkembangan sains Islam, tidak ada pembagian atau pembedaan dalam

ilmu alam secara langsung. Sumber rangsangan yang mendorong penelitian

tentang ilmu ini, seperti ilmu-ilmu lainnya adalah kajian Al-Quran.

Kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Sang Pencipta telah diterangkan

dalam firman-Nya pada surat Al-Anbiya’ ayat 30 yang berbunyi:

óΟ s9uρ r& ttƒ tÏ% ©!$# (#ÿρãx x. ¨βr& ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9$# uÚö‘ F$#uρ $ tFtΡ%Ÿ2 $ Z)ø? u‘ $yϑ ßγ≈oΨø) tFxsù ( $ oΨù=yè y_uρ zÏΒ Ï !$ yϑ ø9 $# ¨≅ä. > óx« @c yr ( Ÿξ sùr& tβθ ãΖ ÏΒ÷σ ム∩⊂⊃∪

Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan

Page 58: Anemometer

58

segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).

Ayat pada surat Al-Anbiya’ diatas dipahami oleh banyak ulama

kontemporer sebagai isyarat tentang teori Big Bang (Ledakan Besar), yang

mengawali terciptanya langit dan bumi. Ketika Al-Quran berbicara tentang hal itu,

dikaitkannya dengan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT serta keharusan

beriman pada-Nya. Ini berarti bahwa sains dan hasil-hasilnya harus selalu

mengingatkan manusia terhadap Kehadiran dan Kemahakuasaan Allah SWT.,

selain juga harus memberi manfaat bagi kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi

Rabbik (Quraish Shihab, 2005 : 444).

Al-Quran memperkenalkan istilah sakhkhara yang maknanya bermuara

kepada ”kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan

segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang

teknik contohnya dalam mengontrol dan memberikan iformasi melalui SMS

(Short Message Service)”. Ketika Al-Quran memilih kata sakhkhara yang arti

harfiahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya

dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap

sebagai sesuatu yang posisinya berada dibawah manusia. Adanya potensi itu, dan

tersedianya lahan yang diciptakan Allah SWT, serta ketidakmampuan alam raya

membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan

dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya semua itu

mengantarkan mauusia berpotensi untuk memanfaatkan alam yang telah

ditundukkan Tuhan. Keberhasilan memanfaatkan alam itu merupakan buah

teknologi.

Page 59: Anemometer

59

Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman yang berbunyi:

ª! $#uρ ü“Ï% ©!$# Ÿ≅ y™ö‘r& yx≈tƒ Ìh9 $# çÏWçFsù $ \/$pt xā çµ≈oΨ ø)Ý¡ sù 4’ n<Î) 7$s# t/ ;MÍh‹Β $uΖ ÷ u‹ôm r'sù ϵ Î/ uÚ ö‘ F$#

y‰÷è t/ $ pκ ÌEöθ tΒ 4 y7Ï9≡ x‹ x. â‘θà± –Ψ9 $# ∩∪

Artinya: “Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu” (QS. Faatir: 9).

Ayat ini menjelaskan apakah kalian tidak memperhatikan dan berfikir

sehingga kamu mengetahui bahwa Allah SWT yang telah mengadakan angin

setelah sebelumnya tidak ada, kemudian menjadikan angin itu dapat menjalankan

awan yang berat, lalu turunlah dari padanya hujan ke atas bumi yang tandus, yang

tiada bertetumbuhan tiap-tiap tanaman yang subur (Mushthafa Al-Marighi, 1987:

193).

Demikian pula dalam bidang sains bahwa SMS (Short Message Service)

merupakan bagian dalam bidang teknologi yang mampu mengirim segala macam

pelayanan dan informasi dalam bentuk sistem informasi pendek yang sangat

cepat, singkat, dan jelas. Pelayanan SMS mampu memberikan atau mengirim

informasi-informasi pendek ke seluruh penjuru dunia dan memberikan pelayanan

yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam urusan mencari

rizki (bisnis) antar partner atau teman juga membutuhkan Handphone untuk

SMS, memperlancar mendapatkan informasi dalam profesi, meberikan kabar

gembira atau informasi yang baik jarak jauh, dan lain sebagainya. SMS (Short

Message Service) mempunyai kesamaan fungsi dengan angin yaitu memberikan

informasi atau kabar gembira dan kubur buruk kepada manusia. Allah SWT

Page 60: Anemometer

60

menyatakan dan menggambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqaan ayat 48 yang

berbunyi:

uθ èδ uρ ü“Ï% ©!$# Ÿ≅y™ö‘r& yx≈tƒ Ìh9 $# #Mô³ç0 š÷t/ ô“y‰ tƒ ϵÏG yϑ ômu‘ 4 $ uΖø9 t“Ρ r&uρ zÏΒ Ï !$yϑ ¡¡9 $# [!$ tΒ

#Y‘θ ßγsÛ ∩⊆∇∪

Artinya: “Dia-lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih” (QS. Al-Furqaan: 48).

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa Allah SWT yang mengirim angin

sebagai pembawa kabar gembira dengan datangnya hujan. Ath-Thahur adalah

nama bagi sesuatu yang digunakan untuk bersuci, seperti al-wagud adalah nama

bagi sesuatu yang digunakan untuk menyalakan api, dan al-wadhu’ adalah nama

bagi apa yang digunakan untuk berwudhu’, Yakni, kami turunkan dari awan air

yang kalian gunakan untuk bersuci, seperti mencuci pakaian dan mandi, serta

kalian gunakan untuk menanak makanan dan kalian minum sebagai air yang tawar

lagi segar (Mushthafa Al-Marighi, 1989: 38).

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 22 yang

berbunyi:

$ uΖù=y™ö‘ r& uρ yx≈ tƒÌh9 $# yxÏ%≡uθ s9 $ uΖø9 t“Ρr' sù zÏΒ Ï !$yϑ¡¡9$# [ !$ tΒ çνθßϑä3≈oΨ øŠ s) ó™r' sù !$tΒ uρ óΟ çFΡ r& …çµ s9 tÏΡ Ì“≈sƒ ¿2

∩⊄⊄∪

Artinya: “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr: 22).

Page 61: Anemometer

61

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Allah SWT meniupkan angin

untuk mengawinkan mendung sehingga menurunkan hujan, mengawinkan pohon-

pohon dan tumbuh-tumbuhan sehingga terbuka daun-daun dan bunga-bunganya.

Allah SWT menyebutkan dengan bentuk jamak untuk menunjukkan angin yang

membuahi, bukan angin yang mandul, karena angin yang kedua ini sering

disebutkan dengan bentuk mufrad dan dengan disifati dengan mandul karena tidak

dapat membuahi, karena pembuahan itu hanya terjadi antara dua benda (bunga

jantan dan bunga betina) atau lebih (Abdullah, 2003: 8-9).

2.5.2 Telepon Genggam Siemens M35

Kemampuan telepon genggam saat ini memungkinkan agar dapat

mengganti start up, logo maupun ring-sound. Semakin banyak merek telepon

genggam saat ini juga menimbulkan masalah pada interface telepon genggam

dengan komputer atau dengan yang lain. Agar sebuah komputer atau periperal lain

dapat berkomunikasi dengan telepon genggam maka perlu diketahui fungsi

konektor pada setiap telepon genggam. (Bustam Khang, 2003). Susunan konektor

telepon genggam Siemens M35 dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Konektor Telepon Genggam Siemens M35

Page 62: Anemometer

62

2.5.2 SMS (Short Message Service)

SMS (Short Message Service) atau layanan pesan singkat mempunyai

sejarah tersendiri sebagai media layanan yang paling meledak abad ini. Untuk

mempermudah, selanjutnya kita akan menyebutnya sebagai SMS saja. Awalnya

SMS berfungsi untuk memberikan layanan pengiriman pesan teks singkat antar

perangkat mobile phone (telpon genggam/telepon bergerak). SMS sebetulnya

hanya layanan tambahan terhadap dua layanan utama (layanan voice dan switched

data) dalam sistem jaringan komunikasi GSM. Namun, karena keberhasilan SMS

yang tidak terduga, dengan ledakan pelanggan yang mempergunakannya,

menjadikan SMS komunikasi lain, seperti CDMA, UMTS, bahkan jaringan

telepon rumah (fixed phone) juga mulai mengadopsi teknologi yang sebetulnya

sangat sederhana ini.

SMS merupakan sebuah revolusi, dimana layanan yang tidak berbasis

suara malah lebih meledak. Dalam industri komunikasi bergerak yang

sesungguhnya berbasis suara, yang bahkan tidak mengalami perubahan teknologi

berarti dibandingkan pengembangan perangkat komunikasi bergerak. SMS pada

awalnya tidak terhitung sebagai layanan penting dalam jaringan GSM karena

SMS dikembangkan terutama sebagai alat pengirim informasi data konfigurasi

dari handset GSM dan tidak lebih dari sekedar layanan tambahan dan bagian dari

protokol jaringan.(Zakaria, T.M, 2006: 2-4).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 117 yang

berbunyi:

Page 63: Anemometer

63

ã≅ sVtΒ $ tΒ tβθ à)ÏΖム’Îû Íν É‹≈ yδ Íο 4θ uŠ ysø9 $# $ u‹÷Ρ‘‰9 $# È≅ sVyϑ Ÿ2 8xƒ Í‘ $pκÏù ;ÅÀ ôMt/$ |¹ r& y öym

7Θ öθs% (#þθ ßϑ n=sß öΝßγ|¡ àΡ r& çµ ÷Gx6 n= ÷δr'sù 4 $tΒ uρ ãΝßγyϑ n=sß ª!$# ôÅ3≈ s9uρ öΝßγ|¡ àΡr& tβθßϑ Î=ôà tƒ ∩⊇⊇∠∪

Artinya: “Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS. Al-Imran: 117).

Yang dimaksud dengan Sirrun ialah dingin yang sangat. Demikianlah

menurut pendapat Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Al-Hasan, Qatadah,

Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan lain-lainnya. Sedangkan menurut Ata,

Sirrun ialah dingin yang disertai dengan es (salju) dan yang mengandung panas

yang sangat. Karena sesungguhnya cuaca yang sangat dingin terlebih lagi

dibarengi dengan salju yang dapat mematikan tumbuh-tubuhan dan buah-buahan,

sama halnya dengan api membakar sesuatu (Abul Fida Ismail, 2000: 101-102).

Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Ahgaf ayat 24 yang berbunyi:

$£ϑ n=sù çν ÷ρr& u‘ $ZÊ Í‘%tæ Ÿ≅ Î6 ø) tGó¡ •Β öΝÍκÉJtƒ ÏŠ ÷ρr& (#θ ä9$ s% #x‹≈yδ ÖÚ Í‘% tæ $tΡãÏÜøÿ ’Ε 4 ö≅ t/ uθ èδ $ tΒ

Λä ù=yf÷è tG ó™$# ϵÎ/ ( Óxƒ Í‘ $ pκÏù ë># x‹tã ×Λ Ï9r& ∩⊄⊆∪

Artinya: “Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan Itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih.” (Q.S. Al-Ahgaf: 24).

Ayat Al-Qur’an ini memberikan penjelasan tentang keberadaan angin yang

bagi setiap orang yang berakal, dan memberikan pelajaran kepada hambanya yang

Page 64: Anemometer

64

mengingkari ayat-ayat Allah SWT berupa angin yang mengandung azab yang

pedih.

2.5.3 PDU (Protocol Data Unit) untuk kirim SMS ke SMS Centre

PDU untuk mengirim SMS terdiri dari 8 sub header, yaitu:

1. Nomer SMS center. Terdiri dari 3 sub header:

Jumlah pasangan SMS center dalam bilangan heksa.

Nasional/Internasional kode (81 kode Nasional, 91 kode Internasional).

No SMS centre sendiri dalam pasangan heksa dibolak balik, jika ada

bilangan heksa yang tidak memiliki pasangan maka dipasangkan dengan

huruf F didepannya.

2. Tipe SMS

Untuk SEND tipe SMS=, jadi bilangan heksanya adalah 01

3. Nomer referensi SMS

Nomer referensi biarkan 0 → heksanya 00. Biasanya diberikan secara

otomatis oleh ponsel atau gateway.

4. Nomer ponsel penerima

5. Bentuk SMS

0 → 00 dikirim sebagai SMS

1→ 01 dikirim sebagai telex

1→ 02 dikirim sebagai fax

6. Skema enkonding I/O, ada dua skema enconding, yaitu:

Skema 7 bit→ ditandai dengan angka 0→ 00

Page 65: Anemometer

65

Skema 8 bit → ditandai dengan angka lebih besar dari 0 → diubah ke

heksa.

7. Jangka waktu sebelum expired

8. Isi SMS, terdiri dari 3 subheader, yaitu:

Panjang Isi (jumlah huruf isi SMS). Misalnya untuk kata ”hello” → ada 5

huruf → 05.

Isi SMS sesuai dengan skema enconding yanhg dipakai dalam pasangan

bilangan heksa.

(Wardhana L., 2006).

Contoh: untuk nomor SMS Center Telkomsel dapat ditulis dengan dua

cara, yaitu:

Cara 1: 0811000000 diubah menjadi:

a. 06, artinya 6 pasang

b. 81, artinya 1 pasang

c. 80-11-00-00-00, artinya 5 pasang

Digabung menjadi: 06818011000000 dan total 6 pasang.

Cara 2: 62811000000 diubah menjadi:

a. 07, artinya 7 pasang

b. 91, artinya 1 pasang

c. 26-18-01-00-00-F0, artinya 6 pasang

Digabung menjadi: 07912618010000F0 dan total 7 pasang.

Berikut ini beberapa nomor SMS Centre operator seluler di indonesia:

Page 66: Anemometer

66

Tabel 2.4 Operator SMS Centre Nasional

No Operator Seluler SMS Centre No Kode PDU 1 Telkomsel 0811000000 06818011000000 2 Satelindo 0816125 0580806121F5 3 Exelcom 0818445009 06808080440590 4 Indosat-M3 0855000000 06808055000000

Tabel 2.5 Operator SMS Centre Internasional

No Operator Seluler SMS Centre No Kode PDU 1 Telkomsel 62811000000 07912618010000F0 2 Satelindo 62816125 0591268185100F9 3 Exelcom 62818445009 07912618485400F9 4 Indosat-M3 62855000000 07912658050000F0

Contoh: Untuk nomor ponsel yang dituju = 628123084570 dapat ditulis

dengan dua cara, yaitu:

Cara 1: 08123084570 diubah menjadi:

a. 0B, artinya ada 11 angka

b. 81

c. 80-21-03-48-75-F0

Digabung menjadi 0B818021034875F0

Cara 2: 62812384570 diubah menjadi:

a. 0C, artinya ada 12 angka

b. 91

c. 26-18-32-80-54-07

Digabung menajdi 0C91261832805407. (Bustam Khang, 2002: 13).

Page 67: Anemometer

67

2.5.4 PDU (Protocol Data Unit) untuk SMS terima dari SMS Centre

Terdiri dari 8 header sama seperti SMS kirim untuk SMS centre, terdiri

dari:

Nomer SMS centre.

Tipe SMS untuk terima = 4 04.

Nomer ponsel pengirim.

Bentuk SMS.

Skema Encoding

Tanggal dan waktu SMS diterima di SMS centre, diwakili oleh 12

bilangan heksa (6 pasangan) yang mewakili yy//mm//dd hh:mm:ss

Batas waktu validitas jika tidak dibatasi dilambangkan dengan 00.

Isi SMS.

(Bustam, Khang, 2003).

2.5.5 Sandi Data

Di dalam komunikasi data, karakter harus dikirimkan pada kanal

komunikasi dari satu titik berikutnya. Karakter-karakter tidak dapat dikirimkan

secara langsung apa adanya, tetapi harus disandikan lebih dulu dengan sandi yang

telah dikenal. Kebanyakan terminal dirancang menggunakan salah satu sandi

berikut ini:

a. Sandi tujuh-bit dari Internasional Standard Organization (ISO) yang dikenal

sebagai internasional Alphabet No. 5 (IA5); versi Amerika Serikat yang

disebut American Standard Code for Information Interchange.

Page 68: Anemometer

68

b. Sandi lain, Extended Binary-code Decimal Interchange Code (EBCDIC),

adalah sandi 8 bit yang banyak digunakan beberapa terminal IBM.(DC Green,

1995: 24).

Pendeteksian dan pembetulan kesalahan sering digunakan pada

komunikasi data untuk mengatasi adanya korupsi atau informasi yang hilang dari

isyarat data yang datang pada sisi penerima. Dalam pendeteksian kesalahan yang

paling sederhana, bit paritas ditambahkan pada akhir setiap karakter ASCII 8 bit.

Bit paritas supaya cacah 1 pada setiap karakter berjumlah ganjil, disebut sebagai

paritas ganjil, atau berjumlah genap, disebut paritas genap.(DC Green, 1995: 219).

Page 69: Anemometer

69

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan di Laboratorium Instalation Research

Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam rancang bangun ini adalah:

1. Personal Computer

2. Optocoupler

3. Baling-baling

4. Trafo (Transformer)

5. Handphone siemens M35

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam perancangan alat adalah:

1. Resistor (sesuai rangkaian)

2. Kabel

3. Triplek (plywood)

4. Baut (bolt)

Page 70: Anemometer

70

5. Fotodioda

6. Besi

3.3 Diagram Blok Alat

Secara umum sistem pengukuran arah dan kecepatan angin dan pendeteksi

arah angin dapat digambarkan secara blok diagram sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem Alat Telemetri

Arah mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS

Sesuai dengan gambar di atas maka dapat dijelaskan masing-masing

bagian blok diagram adalah sebagai berikut:

a. Optocoupler 1 bit : Untuk menghasilkan pulsa sesuai dengan putaran dari

piringan pendeteksi kecepatan angin dan untuk

mengetahui adanya penghalang atau tidak adanya

penghalang dari piringan kecepatan angin.

b. Optocoupler 5 bit : Sensor pendeteksi arah angin terdiri dari 5 buah

fotodioda yang berfungsi untuk menghasilkan data

PC

Optocoupler 1 bit

P r i n t e r

P o r t

Optocoupler 5 bit

HP1 HP2

Jaringan GSM

Page 71: Anemometer

71

arah angin sesuai dengan pola pada piringan

pendeteksi arah angin.

c. Personal computer : Menerima, memproses, dan menyimpan data arah dan

kecepatan angin yang ditransferkan ke handphone.

d. Handphone 1 : Berfungsi sebagai menerima request SMS yang

diterima dari pemantau komputer dan mengirim data

arah dan kecepatan angin ke HP pengguna.

e. Handphone 2 : Berfungsi mengirim SMS permintaan hasil

pengukuran berupa kode ke HP alat pengukur arah dan

kecepatan angin dan menerima SMS data arah dan

kecepatan angin dari komputer ke HP alat pengukur

arah dan kecepatan angin.

3.4 Cara Kerja Alat

Untuk mengaktifkan alat ini, telepon genggam dihidupkan terlebih dahulu

supaya komputer dapat menginisialisasi data yang diterima oleh telpon genggam,

disediakan sebuah saklar (switch) yang berfungsi untuk menyambung atau

memutus arus (rangkaian). Light Emitting Diode (LED) yang berfungsi sebagai

cahaya infra merah akan memancarkan cahaya yang kemudian ditangkap oleh

fotodioda sebagai pendeteksi cahaya. Jika cahaya yang dipancarkan melewati

lubang pada piringan maka cahaya akan diterima dan diteruskan oleh fotodioda.

Namun jika cahaya terhalang maka fotodioda tidak dapat mendeteksi cahaya

tersebut. Apabila baling-baling belum berputar maka pada komputer akan muncul

Page 72: Anemometer

72

tampilan: Arah: (Sesuai dengan arah yang ditunjuk oleh penunjuk arah sebelum

terkena angin), kecepatan: 0 Km/h. Alat ini bisa diamati dengan dua cara.

Pertama dengan cara pengamatan langsung, apabila baling-baling

pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung

kecepatan angin secara otomatis yang dapat dilihat pada komputer, sama halnya

dengan penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus yang

dapat dilihat pada komputer.

Kedua dengan cara pengamatan jarak jauh dengan cara mengirimkan sms

pada alat tersebut yang sudah dilengkapi telepon genggam sebagai komunikasi

jarak jauh, isi sms request adalah dengan mengetik paswordnya, jam dan menit

contohnya (BMG 08.30) dan nomor telepon genggam harus sama dengan yang

terprogram pada komputer, jika sms dan nomor telepon genggam ditulis selain itu

maka alat tidak akan mengirimkan umpan balik, apabila baling-baling pengukur

kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan

angin secara otomatis, kemudian hasil dari kecepatan tersebut akan dikonversi

kebilangan septet sehingga dapat dibaca oleh telepon genggam, sebelum dikirim

hasil akan disimpan diregister terlebih dahulu, kemudian penunjuk arah angin

akan menunjukkan arah angin yang berhembus, hasil dari sensor penunjuk arah

angin berupa arah angin akan menentukan pilihan PDU yang sudah diprogram di

komputer terlebih dahulu sehingga mempercepat proses pengiriman. Setelah

semua selesai maka data siap dikirimkan melalui sms kepada telepon genggam

yang merequest.

Page 73: Anemometer

73

3.5 Perancangan Perangkat Keras

3.5.1 Komputer

Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa

tugas yaitu menerima input, memproses input tadi sesuai dengan programnya,

menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output

dalam bentuk informasi.

Suatu proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar, yang disebut

dengan siklus pengolahan data (data procesing cycle), yaitu input, processing, dan

output.

Gambar 3.2 Rangkaian Siklus Pengolahan Data

Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan

lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan (expanded data

processing cycle) dapat ditambahkan tiga atau lebih tahapan lagi, yaitu

origination, storage, dan distribution. Penggunaan siklus pengolahan data pada

komputer dapat digambarkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Pengolahan Data Komputer

INPUT PROCESSING OUTPUT

ORIGINATION INPUT PROCESSING DISTRIBUTION OUTPUT

OUTPUT

Page 74: Anemometer

74

3.5.2 Optocoupler

Rangkaian optocoupler dapat dilihat dalam gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rangkaian Optocoupler

Untuk menentukan besarnya 1R dapat dihitung dengan rumus:

f

dcc

I

VVR

−=1 (3-1)

Dalam perancangan ini besarnya fI adalah sebesar 12 mA dan besarnya

ccV adalah sebesar 5 V. Dari data sheet Motorolla H22A2, dengan fI sebesar 12

mA, maka besarnya tegangan maju dioda (iV ) sebesar 1,2 Volt.

Maka besarnya 1R dapat ditentukan, yaitu:

Ω==−= 33066,31612

2.151 mA

R

untuk menghitung besarnya 2R maka

c

cecc

I

VVR =2 (3-2)

Dalam perancangan ini besarnya ,fI bergantung pada besarnya fI sebesar

20 mA maka besarnya cI = 0,48 mA dan besarnya 4,0=ccV volt (dapat diketahui

pada lampiran data sheet Motorolla H22A2).

R2 R1

Vout

+Vcc

+

Page 75: Anemometer

75

Maka nilai Ω=Ω=−= 10000960000048,0

4,052R

maka resistor yang digunakan sebesar 10 k.Ω

3.5.3 Rangkaian Photodioda

Untuk mendeteksi cahaya inframerah yang melewati piringan

berlubang, maka digunakan photodioda yang gambar rangkaiannya sebagai

berikut:

Gambar 3.5 Rangkaian Photodioda

Dengan menggunakan besar tegangan open circuit pada dioda sebesar

0,44 V dan arus reserve pada dioda dipilih sebesar 450 µA, maka besarnya

tahanan R dapat dihitung dengan rumus:

Ω=

−=

−=−=+=

1000110.450

44,05

.

6

R

R

VVRI

VVV

VVV

occcL

occcR

ocRcc

Page 76: Anemometer

76

3.5.4 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin

Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm,

dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan

piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masing-

masing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masing-

masing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64

= 5,625°. Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan

jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena

pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan

mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.

Gambar 3.6 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin

Jika banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu, maka dengan

mengabaikan faktor gesekan pada poros didapat persarsamaan kecepatan angin

sebagai berikut:

Page 77: Anemometer

77

n

fn

f

Wn

fW

Wnf

p

p

p

roptocouple

.260

.60.260

.2

.6060

.

πϖ

πϖ

πϖ

=

=

=

=

=

Dimana:

f = frekuensi, yaitu jumlah pulsa tiap detik (Hz)

n = jumlah celah (n = 32)

W = jumlah putaran tiap menit (rpm)

π = 3,14

pϖ = kecepatan sudut yang ditempuh piringan tiap detik (rad/det).

Sedangkan persamaan kecepatan linear dari angin yang diukur memenuhi

persamaan:

bbrv ϖ.= (3-3)

Dimana:

v = kecepatan linear (m/s)

rb = jari-jari baling-baling (rb = 20 cm)

bϖ = kecepatan sudut baling-baling (rad/det)

Karena piringan dan baling-baling terletak pada poros yang sama, maka

,pb ϖϖ = sehingga persamaan menjadi:

Page 78: Anemometer

78

hkmn

frv

smn

frv

rv

b

b

bb

/2,7

/2

π

πϖ

=

=

=

3.5.5 Piringan Pendeteksi Arah Angin

Piringan untuk pendeteksi arah angin dibuat dari bahan mika yang tembus

cahaya, namun untuk bit gelap diberi tanda hitam dengan menggunakan tinta.

Piringan yang digunakan untuk mendeteksi arah angin adalah sebuah piringan

tipis dengan diameter piringan 9 cm dan dibagi menjadi 32 bagian, dimana

masing-masingg bagian sebesar 11,25o dan terdiri dari 5 jalur dengan pola

tertentu.

Sensor yang digunakan pada piringan pendeteksi arah angin ini adalah

lima buah photodioda yang disusun dalam sate garis, sehingga masing-masing

sensor akan berada di tiap-tiap jalur pada pola piringan. Jika piringan berputar

maka masing-masing photodioda akan mengeluarkan output yang mewakili 1 bit

kode biner sesuai dengan pola yang dideteksinya. Jika photodioda mendeteksi

pola terang, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi tinggi (1) dan jika

photodioda mendeteksi pola gelap, maka outputnya berupa tegangan dengan

kondisi rendah ( 0 ).

Page 79: Anemometer

79

Gambar 3.7 Piringan Pendeteksi Arah Angin

3.5.6 Sirip Penunjuk Arah Angin

Sirip penunjuk arah angin berfungsi untuk menunjukkan arah angin yang

akan diukur. Jika angin bertiup maka sirip penunjuk arah angin akan bergerak

sesuai dengan arah angin yang bertiup. Panjang sirip secara keseluruhan adalah 34

cm dengan panjang sirip sebelah kanan 16 cm dan sebelah kiri sirip 18 cm.

Gambar 3.8 Sirip Penunjuk Arah Angin

3.6 Pembuatan Program (Software)

Program yang digunakan atau software yang digunakan adalah program

Visual Basic 6.0 yang merupakan program untuk menjalankan sistem yang

dikendalikan oleh optocoupler. Untuk membuat aplikasi SMS yang sederhana kita

Page 80: Anemometer

80

“hanya” membutuhkan Ponsel Siemens M35, kabel data 5 in 1, komputer yang

memiliki port COM dan dilengkapi Visual Basic 6.0 (Sanggala, E., 2006: 1).

Perancangan software terlebih dahulu dilakukan dengan membuat

diagram alir (flowchart). Setelah itu, program dibuat dengan mengikuti diagram

alir tersebut. Diagram alir sistem ini digambarkan pada Gambar 3.1.

1. Diagram Alir (flowchart)

Start

Inisialisasi HP

Baca sensor kecepatan

Tampil hasil pengukuran

Jam 08.31

Jam 08.32

Jam 08.33

Jam 08.34

Jam 08.30 No

No

No

No

No

Yes

Yes

Yes

Yes

Yes

Baca Sensor Arah

Page 81: Anemometer

81

2. Diagram Alir (flowchart)

Gambar 3.9 Flowchart Software Pengukur Arah dan Kecepatan Angin

Melalui SMS

Jam 08.36

Jam 08.37

Jam 08.38

Jam 08.39

Jam 08.35 No

No

No

No

No

Yes

Yes

Yes

Yes

Yes

Kirim hasil pengukuran Melalui SMS

end

Page 82: Anemometer

82

3.7 Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Pengujian Mekanik (Sensor)

Dalam uji pengambilan data yang dibutuhkan adalah optocoupler yang

didistribusikan pada baling-baling pengukur arah dan kecepatan angin terkena

tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis

yang dapat dilihat pada komputer.

Sensor optocoupler dihubungkan pada personal computer dan hendphone

sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sensor listrik untuk pendigitalisasi baling-

baling dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.1.

2. Memberikan ukuran 1 bit pada optocoupler kecepatan angin sesuai yang

diinginkan.

3. Memberikan ukuran 5 bit pada optocoupler yaitu lima buah photodioda yang

disusun dalam sate garis arah mata angin kemudian menghubugkan output

photodioda arah mata angin pada personal computer.

4. Menghubungkan output dari personal computer ke handphone untuk

mengetahui output hasil data arah dan kecepatan angin yang dihasilkan.

5. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditampilkan ke Handphone.

3.7.2 Pengujian Alat (Keseluruhan)

Pengujian alat (keseluruhan) ini, mempunyai tujuan untuk mengetahui

ketidakpastian atau kesalahan relatif terhadap Anemometer (KRan ) rata-rata.

Adapun persamaan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 83: Anemometer

83

00

00 100

tantantantantan

)( ×−=darsanemometeranginkecepa

alatanginkecepadarsanemometeranginkecepaKRan

(3-4)

Adapun untuk mencari kesalahan relatif rata-rata terhadap Anemometer

( anKR ) menggunakan persamaan berikut:

n

KRKR

N

ian

an

∑== 1

00

00 )( (3-5)

dimana:

anKR ( 00 ) = kesalahan relatif (00 )

anKR ( 00 ) = kesalahan relatif rata-rata (0

0 )

n = banyaknya data

Page 84: Anemometer

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat

bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditentukan. Pengujian

dilakukan untuk mengatahui kerja perangkat keras pada masing-masing blok

rangkaian penyusun sistem, antara lain pengujian dengan menggunakan baling-

baling mangkuk sebagai penggerak pengukur kecepatan angin bersamaan itu pula

piringan yang tembus cahaya dapat berputar sehingga sensor optocoupler dan

photodioda mendeteksi perubahan pola gelap-terang dan piringan. Untuk

komunikasi jarak jauh memanfaatkan teknologi SMS (Short Message Service)

pada telpon genggam. Telepon genggam ini digunakan sebagai menerima request

dari telepon genggam user dan digunaan sebagai output pada saat mengirim data

arah dan kecepatan angin setelah menerima SMS request.

4.1 Hasil Penelitian

Gambar 4.1 Hasil Pengiriman Reguest

Page 85: Anemometer

85

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin

Page 86: Anemometer

86

Tabel 4.2 Hasil Data Pengukuran

Kecepatan Angin pada Alat dan Anemometer

NO V Alat (X), m/s V Anemometer (Y), m/s

1 0,65 0,62

2 0,86 0,82

3 1,02 0,99

4 1,22 1,18

5 1,39 1,38

6 1,69 1,62

7 1,88 1,82

8 2,23 2,11

9 2,39 2,34

10 2,59 2,54

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer

NO V Anemometer (m/s) V Alat (m/s) AlatAn VV − )( 0

0AnKR

1 0,62 0,65 0,03 4,83

2 0,82 0,86 0,04 4,87

3 0,99 1,02 0,03 3,03

4 1,18 1,22 0,04 3,38

5 1,38 1,39 0,01 0,72

6 1,62 1,69 0,07 4,32

7 1,82 1,88 0,06 3,29

8 2,11 2,23 0,12 5,68

9 2,34 2,39 0,05 2,13

10 2,54 2,59 0,05 1,96

11 AnKR ( 0

0 ) 3,42

Page 87: Anemometer

87

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengujian Mekanik (Sensor)

Bagian yang diuji pada sensor arah dan kecepatan angin adalah pada

tegangan output photodioda dan optocoupler. Pengujian penunjuk arah angin

disini untuk mengetahui simpangan dan piringan penunjuk arah angin. Sensitivitas

dari piringan arah angin itu adalah sebagai berikut:

Sensitivitas = o

o

25,1132

360 =

Apabila sensor tepat berada di tengah-tengah sensitivitas maka akan

ditampilkan arah angin sesuai dengan program. Tapi bila arah angin bergeser ke

kiri atau ke kanan maka akan terjadi simpangan sebesar 11,25.

Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm,

dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan

piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masing-

masing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masing-

masing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64

= 5,625 .o Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan

jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena

pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan

mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.

Sedangkan persamaan kecepatan linier dari angin yang diukur memenuhi

persamaan:

bbrv ϖ.= (4-1)

Page 88: Anemometer

88

Dimana:

v = kecepatan linear (m/s)

rb = jari-jari baling-baling (rb = 20 cm)

bϖ = kecepatan sudut baling-baling (rad/det)

Karena piringan dan baling-baling terletak pada poros yang sama, maka

,pb ϖϖ = sehingga persamaan menjadi:

hkmn

frv

smn

frv

rv

b

b

bb

/2

/2

π

πϖ

=

=

=

Adapun cara pengambilan data sensor ini adalah sebagai berikut:

menghubungkan alat arah mata angin dan kecepatan angin dengan sumber

tegangan 220 volt dari adaptor dan keluarannya menghasilkan tegangan +5 volt,

kemudian menyalakan Handphone pada alat pengukur arah mata angin dan

kecepatan angin. Kemudian dinyalakan alat, meletakkan alat pada ketinggian

tertentu supaya tertiup angin. Namun dalam pengkalibrasian (perbandingan),

pengujian pengukuran alat arah mata angin dan kecepatan angin terhadap

anemometer ini menggunakan gaya kipas angin (fan) yang mempunyai tegangan 1

volt sampai 3 volt dikarenakan dalam pencarian kipas (fan) tidak ada yang

mempunyai ukuran tegangan tinggi yang bisa dirubah-rubah sampai lebih dari 3

volt, maka peneliti menggunakan kipas yang berukuran tegangan 1 volt sampai 3

volt. Kipas (fan) mempunyai tegangan 1 volt, 2 volt, 3 volt dan dalam setiap

tegangan 1 volt yang terdiri dari 5 bit atau 2n (25 ) terdapat 32 biner data pada alat

Page 89: Anemometer

89

arah mata angin dan kecepatan angin berdasarkan SMS (Short Message Service)

dapat menghasilkan 3 data arah mata angin (derajat) dan kecepatan angin dengan

nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang

kipas (fan) untuk menghasilkan data arah mata angin (derajat) dan data kecepatan

angin yang dibandingkan terhadap anemometer. Apabila menggunakan 6 bit atau

2 n (2 6 ) terdapat 64 biner data, tetapi pada alat pengukur arah mata angin dan

kecepatan angin ini cukup menggunakan 5 bit atau 2n (25 ) karena sudah

menghasilkan data yang teliti terhadap anemometer standar. Hasil Durasi pada

harga mutlak antara nilai alat pengukur kecepatan angin dengan anemometer

standar menghasilkan data relatif yang kurang sistematis terjadi karena terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur

papan di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam mengatur papan atau hembusan

angin di belakang kipas yang menjadi patokan nilai data kecepatan angin yang

sebenarnya. Hal ini terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan di

belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor optocoupler

yang kurang stabil. Berdasarkan sensivitas 11,25o nilai percelah pada piringan

arah angin dan pada nilai besarnya sudut interval dari tiap pola pada sensor

optocoupler alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari 1 bit adalah 360/64 =

5,625 .o Kemudian pada tegangan 2 volt juga menghasilkan 3 data arah mata

angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan

yang digeser-geser di belakang kipas (fan). Tegangan 3 volt terakhir

menghasilkan 4 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang

berbeda, sehingga menghasilkan nilai data arah mata angin dan kecepatan angin

Page 90: Anemometer

90

keseluruhan sebanyak sepuluh data. Kemudian mengirim SMS (Short Message

Service) request ke telepon genggam yang terpasang pada alat arah mata angin

dan kecepatan angin, tunggu balasan dari telepon genggam yang terpasang pada

alat tersebut.

Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa, pada kecepatan angin (V alat) 0,65

m/s, 0,86 m/s, 1,02 m/s, 1,22 m/s, 1,39 m/s, 1,69 m/s, 1,88 m/s, 2,23 m/s, 2,39

m/s, 2,59 m/s mempunyai hubungan yang baik dengan kecepatan angin

Anemometer (V anemometer) 0,62 m/s, 0,82 m/s, 0,99 m/s, 1,18 m/s, 1,38 m/s,

1,62 m/s, 1,82 m/s, 2,11 m/s, 2,34 m/s, 2,54 m/s. Dengan demikian sensor dapat

bekerja dengan baik karena terlihat dari garis lurus linier yang dibentuk.

4.2.2 Pengujian Alat

Pengujian alat ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sensitivitas

rangkaian mekanik (sensor) untuk membandingkan nilai kecepatan angin pada

alat dengan nilai kecepatan anemometer dan mencari kesalahan relatif terhadap

anemometer (KRan ) alat ( 00 ). Kecepatan angin yang diukur memiliki prosentase

kesalahan relatif terkecil dan terbesar. Kesalahan relatif yang terkecil 0,7200 dan

kesalahan relatif yang terbesar 5,68.00

Pada hasil pengujian sensor arah angin dengan menggunakan dioda

pemancar Light Emitting Diode (LED) dan resistor sebagai beban pada port

keluaran photodioda didapatkan bahwa ketika kondisi piringan terbuka maka poit

output dari photodioda berlogika 1 (high), sedangkan bila kondisi piringan

tertutup maka tegangan output berlogika 0 (low), hal ini ditunjukkan pada nilai

Page 91: Anemometer

91

tegangan 220 volt dikonversi menjadi 5 volt sesuai kebutuhan rangkaian. Kondisi

high (1), low (0) inilah yang akan diolah oleh personal komputer (PC) menjadi

data arah mata angin dan kecepatan angin yang melalui SMS.

Pada hasil pengujian sensor penunjuk kecepatan angin dengan

menggunakan dioda pemancar LED (Light Emitting Diode) dan resistor sebagai

beban pada port keluaran optocoupler, didapatkan ketika kondisi piringan terbuka

maka point output dari optocoupler berlogika 1 (high), hal ini ditunjukkan pada

nilai tegangan 220 volt yang dikonversi menjadi 5 volt sesuai kebutuhan

rangkaian. Sedangkan bila kondisi piringan tertutup maka tegangan output

berlogika 0 (low). Kondisi high (1), low (0) inilah yang akan diolah oleh personal

komputer (PC) menjadi data arah dan kecepatan angin yang melalui SMS.

Data hasil pengujian alat memiliki prosentase kesalahan relatif terbesar

5,68 00 , pada prosentase kesalahan relatif dapat terjadi karena terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur papan

atau hembusan angin di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam menetapkan

hembusan angin di belakang kipas yang menjadi patokan kecepatan angin

sebenarnya terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan atau

penghalang di belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor

yang kurang stabil.

Page 92: Anemometer

92

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Telemetri Arah Mata Angin

dan Kecepatan Angin Berbasis SMS (Short Message Service) yang telah

diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem yang dibuat ini dapat bekerja dengan baik. Sensor optocoupler dan

photodiode dapat menerima sinyal dari efek putaran baling-baling, sehingga

mampu menghasilkan nilai arah dan kecepatan angin pada komputer dan HP.

2. Alat ini mampu mengukur arah dan kecepatan angin dengan nilai minimal

untuk arah angin 0o -11,25o dan nilai maksimum 315o -360o , sedangkan

untuk kecepatan angin dengan nilai minimal 0,65 m/s dan nilai maksimal 2,59

m/s dan memiliki Kesalahan Relatif Rata-rata terhadap Anemometer ( anKR )

sebesar 3,4200 .

5.2 Saran

Dalam pengembangan lebih lanjut, diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengukur jarak jauh arah dan kecepatan angin berbasis SMS tidak hanya

untuk mengirim data arah dan kecepatan angin tetapi bisa juga untuk

mengukur suhu dan tekanan.

Page 93: Anemometer

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad, 2002. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Bogor: Pustaka Imam

asy-Syafi’i.

Abdullah bin Muhammad, 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Bogor: Pustaka Imam

asy-Syafi’i.

Abdullah bin Muhammad, 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Bogor: Pustaka Imam

asy-Syafi’i.

Abdullah bin Muhammad, 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Bogor: Pustaka Imam

asy-Syafi’i.

Abdullah bin Muhammad, 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Bogor: Pustaka Imam

asy-Syafi’i.

Abtokhi, A., 2007. Akankah Al-Qur’an yang Ku Baca Menolongku. Malang: UIN

Malang Press.

ETSI, 1996, Technical Realization of the Short Message Service (SMS) Pont-to-

Pont (PP) (GSM 03.40).>(Didownload 12 Juni 2008).

Green, DC, 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi

Hogenboom. 1992. Data Sheet Book 4 Peripheral Chips. Jakarta: PT. Elexmedia

Komputindo.

Hartono, J., 1999. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Ismail, A. A. F., 2000. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartasapoetra, Ance G., 2004, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 94: Anemometer

94

Kang, Bustam, 2003, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Jakarta: PT

Elex Media Computindo.

Lakitan, Benyamin, 1994, Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo.

Malvino, Barmawi., 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Manan, M., dkk., 1986. Alat Pengukuran Cuaca di Stasiun Klimatologi. Bogor:

IPB Bogor.

Petruzella, Frank D., 1996. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi.

Solihat I., 2008. Port Paralel. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Sanggala, E., Aplikasi SMS Dengan VB dan Mobile FBUS 1.5 ActiveX Control.

Bandung: Universitas Pasundan Bandung.

<http://www.softwarecave.com>(Didownload 12 Juni 2008).

Shihab, M. Q., 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Al-Maraghi, A. M., 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra

Semarang.

Wardhana, L., 2006. Mikrokontroler AVR Seri ATMMega8535. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta.

Zakaria, T.M., 2006. Aplikasi SMS Untuk Berbagai Keperluan. Bandung:

Informatika Bandung.

Page 95: Anemometer

95

Lampiran 1.

Gambar Skematika Rangkaian Keseluruhan

Page 96: Anemometer

96

Lampiran 2.

Gambar Pengukur Arah dan Kecepatan Angin Berbasis SMS

Gambar Rangkaian Keseluruhan dari Atas

Gambar Box Alat

Page 97: Anemometer

97

Lampiran 3.

Gambar Baling-baling Kecepatan Angin

Gambar Sirip Arah Angin

Gambar Handphone yang melayani Request

Page 98: Anemometer

98

Lampiran 4.

Listing Software Visual Basic (VB)

Option Explicit

Dim wkt As Integer, Wkt1 As Integer

Dim Index As Integer, Temp As Integer

Dim Buffer As String

Dim Nilai_Arah_Angin As Byte

Dim Derajat_Arah_Angin As Double

Dim ProsesStop As Boolean

Dim Waktu As Integer

Dim Nilai As Integer

Dim Hasil As Integer

Dim No As Long

Dim Idx As Integer

Dim Idx1 As Integer

Dim No_Grafik As Long

Dim Nama_File As String

Dim V As Double, V1 As Double

Dim Wkt_Pengamatan As Long

Dim Wkt_Grafik As Long

Dim X_Angin As Long

Dim XOld_Angin As Long

Dim Y_Angin As Long

Page 99: Anemometer

99

Dim YOld_Angin As Long

Dim sqlcmd As String

Dim Bil_Derajat As String

Dim Counter_Interval As Integer

Dim PulsaAwal As Integer, PulsaAwal1 As Integer

Const Wkt_Mulai As String = "08:30:00"

Const Wkt_Stop As String = "08:39:00"

Const Interval As Integer = 1

Dim Skala As String

Private Type RSMS

NoSMS As String

Tanggal As String

Waktu As String

No_Pengirim As String

No_HPAlat As String

No_HPPelanggan As String

No_Kartu As String

SMST As String

SMSK As String

TanggalK As String

WaktuK As String

StatusIsiPulsa As Boolean

StatusInfoPulsa As Boolean

Page 100: Anemometer

100

End Type

Dim TSMS As RSMS

Dim Stts As Boolean

Dim JumlPulsa As Long

Public Sub Atur_Tabel(ID_Pengamatan As String)

sqlcmd = "Select

No_Item_Pengamatan,Waktu,Bil_Derajat,Kecepatan1,Kecepatan2 From

ItemPengamatan Where ID_Pengamatan = '" & ID_Pengamatan & "' order by

No_item_Pengamatan "

Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd)

Set Tabel_Pengamatan.DataSource = MyRs

With Tabel_Pengamatan

.HeadFont.Bold = True

.Columns(0).Caption = "No"

.Columns(0).Visible = False

.Columns(1).Caption = "TGL/WKT"

.Columns(1).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX")

.Columns(2).Caption = "DERAJAT"

.Columns(2).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXX")

.Columns(3).Caption = "KECEPATAN Km/h"

.Columns(3).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXX")

.Columns(4).Caption = "KECEPATAN m/s"

.Columns(4).Width = TextWidth("XXXXXXXXXXXXXXXXX")

Page 101: Anemometer

101

End With

End Sub

Public Sub Gb_Grafik(Start As Integer, Intv As Double, Index As Long)

Dim maxX As Integer, maxY As Integer

Dim i As Integer, z As Integer

maxX = Grafik(Index).ScaleWidth

maxY = Grafik(Index).ScaleHeight

Grafik(Index).Cls

'posisi 0

Call DrawText(Grafik(Index), Start, 30 + 5, maxY - 28, False, False, False, 10,

5, 0, 7, "Verdana")

For i = 1 To 60

If i = 1 Then

Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -

(14 * 40)), vbBlack

Else

Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -

(14 * 40)), &HE0E0E0

End If

If i = 60 Then

Page 102: Anemometer

102

Grafik(Index).Line ((14 * i) + 30, maxY - (14 * 2))-((14 * i) + 30, maxY -

(14 * 40)), vbBlack

End If

If (i < 60) Then

If i Mod 2 = 0 Then

Call DrawText(Grafik(Index), Start + (i * Intv), (14 * i) + 30 + 5, maxY

- 28, False, False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

End If

End If

Next i

For i = 2 To 40

If i = 2 Then

Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),

vbBlack

Else

Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),

&HE0E0E0

End If

If i = 40 Then

Grafik(Index).Line (45, maxY - (14 * i))-((14 * 60) + 30, maxY - (14 * i)),

vbBlack

End If

If (i > 2) And (i < 40) Then

Page 103: Anemometer

103

Call DrawText(Grafik(Index), (i - 2) * 10, 16, maxY - (14 * i) - 5, False,

False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

End If

Next

'JUDUL

Call DrawText(Grafik(Index), "Sistem Monitoring Arah & Kecepatan Angin",

280, 20, False, False, False, 20, 10, 0, 12, "Verdana")

Call DrawText(Grafik(Index), "Kecepatan Angin", 0, maxY \ 2 + 50, False, False,

False, 10, 5, 90, 7, "Verdana")

'If Combo1.ListIndex = 0 Then

' Skala = "Detik"

'Else

'End If

Call DrawText(Grafik(Index), "Waktu" & "(" & Skala & ")", maxX \ 2 - 20,

maxY - 14, False, False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

'Call DrawText(Grafik(Index), "Ket :", (14 * 60) + 28, maxY \ 2 - 18, False,

False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 3)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \

2) - 3), vbBlue

Page 104: Anemometer

104

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 2)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \

2) - 2), vbBlue

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) - 1)-((14 * 60) + 28 + 18, (maxY \

2) - 1), vbBlue

'Call DrawText(Grafik(Index), "O2", (14 * 60) + 28, maxY \ 2, False, False,

False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 15)-((14 * 60) + 28 + 18,

(maxY \ 2) + 15), vbRed

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 16)-((14 * 60) + 28 + 18,

(maxY \ 2) + 16), vbRed

'Grafik(Index).Line ((14 * 60) + 28, (maxY \ 2) + 17)-((14 * 60) + 28 + 18,

(maxY \ 2) + 17), vbRed

'Call DrawText(Grafik(Index), "CO2", (14 * 60) + 28, maxY \ 2 + 18, False,

False, False, 10, 5, 0, 7, "Verdana")

End Sub

Private Sub Gb_GrafikData(V_Angin, wkt_Pengamatan1 As Long)

Dim maxX As Integer, maxY As Integer

maxX = Grafik(No_Grafik).ScaleWidth

maxY = Grafik(No_Grafik).ScaleHeight

Y_Angin = CInt(V_Angin * 14) / 10

If (wkt_Pengamatan1 Mod 60) > 0 Then

Page 105: Anemometer

105

Grafik(No_Grafik).Line (44 + (14 * XOld_Angin), maxY - (28 +

YOld_Angin))-(44 + (14 * wkt_Pengamatan1), maxY - (28 + Y_Angin)), vbRed

'Grafik(No_Grafik).Line (28 + (14 * XOld_Angin), maxY - (28 + YO2old))-

(28 + (14 * wkt), maxY - (28 + YO2)), vbBlue

XOld_Angin = wkt_Pengamatan1

ElseIf Wkt_Pengamatan > 0 Then

No_Grafik = No_Grafik + 1

Idx = No_Grafik

Call ObjLoad(Grafik(No_Grafik - 1), Grafik(No_Grafik), Grafik(No_Grafik

- 1).Top)

Grafik(No_Grafik).Font = Grafik(0).Font

Grafik(No_Grafik).Font.Bold = True

Grafik(No_Grafik).AutoRedraw = True

Grafik(No_Grafik).ScaleMode = Grafik(0).ScaleMode

Grafik(No_Grafik - 1).Visible = False

Call Gb_Grafik(TPengamatan.Interval / 1000 * 60 * No_Grafik,

TPengamatan.Interval / 1000, No_Grafik)

Wkt_Grafik = 0

XOld_Angin = Wkt_Grafik

End If

YOld_Angin = Y_Angin

End Sub

Page 106: Anemometer

106

Private Sub Save_Pengamatan()

sqlcmd = "Insert Into Pengamatan Values('" & LIDPengamatan.Caption & "','"

& Format(DTTanggal1.Value, "dd/MM/yyyy") & "','" & LWaktu1.Caption & "','"

& LWaktu2.Caption & "') "

MyDb.BeginTrans

MyDb.Execute (sqlcmd)

MyDb.CommitTrans

End Sub

Private Sub Save_Item_Pengamatan(No_Item_Pengamatan As String,

ID_Pengamatan As String, Tgl_wkt As String, Bil_Derajat As Double, Kecepatan

As Double, Kecepatan1 As Double)

sqlcmd = "INSERT INTO ItemPengamatan VALUES('" &

No_Item_Pengamatan & "','" & ID_Pengamatan & "','" & Tgl_wkt & "','" &

Bil_Derajat & "','" & Kecepatan & "','" & Kecepatan1 & "')"

MyDb.BeginTrans

MyDb.Execute (sqlcmd)

MyDb.CommitTrans

End Sub

Private Sub Setting_Awal()

Atur_Tabel (Format(Date, "yyMMdd"))

wkt = 0

JumlPulsa = 0

Stts = False

Page 107: Anemometer

107

Call Set_Bit(&H37A, 5)

TBacaSMS.Enabled = True

TKirimSMS.Enabled = False

LIDPengamatan.Caption = Format(Date, "yyMMdd")

DTTanggal1.Value = Date

DTTanggal2.Value = Date

LWaktu1.Caption = ""

LWaktu2.Caption = ""

No_Grafik = 0

Text1.Text = ""

wkt = 1

TPengamatan.Enabled = False

CmdMulai.Enabled = True

TPengamatan.Enabled = False

Grafik(0).Visible = True

Call Gb_Grafik(0, 1, 0)

End Sub

Private Sub CmdBerkas_Click()

FBerkas.Show vbModal

End Sub

Private Sub CmdMulai_Click()

Page 108: Anemometer

108

Timer3.Enabled = True

mulai_Pengamatan

Save_Pengamatan

cek_Kecepatan

End Sub

Private Sub mulai_Pengamatan()

Dim i As Integer

Wkt_Pengamatan = 0

Wkt_Grafik = 0

X_Angin = 0

XOld_Angin = 0

Y_Angin = 0

YOld_Angin = 0

No = 0

Idx = 0

If No_Grafik > 0 Then

For i = 1 To No_Grafik

Grafik(i).Visible = False

Unload Grafik(i)

Next

End If

Skala = LInterval.Caption & " Menit"

Call Gb_Grafik(0, 1, 0)

Page 109: Anemometer

109

LWaktu1.Caption = Wkt_Mulai

LWaktu2.Caption = Wkt_Stop

Timer2.Enabled = True

' No = No + 1

' Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No, "0000"),

LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"), Derajat_Arah_Angin,

Arah_Angin(Derajat_Arah_Angin), V)

End Sub

Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)

ProsesStop = True

Timer3.Enabled = False

End

End Sub

Private Sub TBacaSMS_Timer()

If wkt = 0 Then

MSComm1.Output = "ATE1" & Chr(13)

wkt = wkt + 1

ElseIf wkt = 1 Then

Buffer = MSComm1.Input

If Not (Buffer = vbNullString) Then

Page 110: Anemometer

110

If (InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10) & "OK") > 0) Then

LKoneksi.Caption = "HP TERHUBUNG"

wkt = wkt + 1

Else

LKoneksi.Caption = "HP ERROR"

wkt = 0

End If

Else

LKoneksi.Caption = "HP BELUM TERHUBUNG"

wkt = 0

End If

ElseIf wkt = 2 Then

Index = 0

MSComm1.Output = "AT+CMGL=0" & Chr(13)

wkt = wkt + 1

ElseIf wkt = 3 Then

Buffer = ""

Buffer = MSComm1.Input

If Not (Buffer = vbNullString) Then

Temp = 0

If (InStr(Buffer, "AT+CMGL=0") > 0) And (InStr(Buffer, "OK") > 0)

Then

TxtRead.Text = Buffer

Page 111: Anemometer

111

LKoneksi.Caption = "HP TERHUBUNG"

wkt = 4

Else

LKoneksi.Caption = "HP ERROR"

wkt = 0

End If

Else

LKoneksi.Caption = "HP BELUM TERHUBUNG"

wkt = 0

End If

ElseIf wkt = 4 Then

Index = 0

MSComm1.Output = "AT+CMGL=1" & Chr(13)

wkt = wkt + 1

ElseIf wkt = 5 Then

Buffer = ""

Buffer = MSComm1.Input

If Not (Buffer = vbNullString) Then

Temp = 0

If (InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") > 0) And (InStr(Buffer, "OK") > 0)

Then

If Len(Buffer) > 16 Then

TxtRead.Text = Buffer

Page 112: Anemometer

112

If InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") > 0 Then

Buffer = Mid(Buffer, InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") + 9,

Len(Buffer) - InStr(Buffer, "AT+CMGL=1") - 8)

End If

Buffer = Trim(Mid(Trim(Buffer), 10, Len(Trim(Buffer)) -

InStr(Trim(Buffer), "CMGL:")))

Dim a As Integer

a = InStr(Buffer, ",") - 1

Index = CInt(Left(Buffer, a))

Buffer = Mid(Buffer, InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) + 2,

Len(Buffer) - InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) - 1)

If InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) > 0 Then

Buffer = Mid(Buffer, 1, InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10)) - 1)

End If

TxtRead.Text = Buffer

TSMS.SMST = BacaSMS(Buffer)

TxtRead.Text = TSMS.SMST

TSMS.No_Pengirim = No_Pengirim

wkt = wkt + 1

Else

LKoneksi.Caption = "No Message Found"

wkt = 2

End If

Page 113: Anemometer

113

Else

wkt = 4

End If

Else

wkt = 0

End If

ElseIf wkt = 6 Then

MSComm1.Output = "AT+CMGD=" & Str(Index) & Chr(13)

wkt = wkt + 1

ElseIf wkt = 7 Then

TxtSend.Text = ""

Buffer = ""

Buffer = MSComm1.Input

If Not (Buffer = vbNullString) Then

TxtRead.Text = Buffer

If InStr(Buffer, Chr(13) & Chr(10) & "OK") > 0 Then

wkt = 4

If Cek_SMS Then

TBacaSMS.Enabled = False

Wkt1 = 0

TKirimSMS.Enabled = True

End If

Else

Page 114: Anemometer

114

wkt = 0

End If

Else

wkt = 6

End If

End If

End Sub

Private Function Cek_SMS() As Boolean

Dim SMS1 As String

Dim jam As String

Dim menit As String

Cek_SMS = False

If Len(TSMS.SMST) = 9 Then

If UCase(Left(TSMS.SMST, 3)) = "BMG" Then

SMS1 = Mid(TSMS.SMST, 5, Len(TSMS.SMST) - 4)

If IsNumeric(Left(SMS1, 2)) Then

If CInt(Left(SMS1, 2)) <= 24 Then

jam = Left(SMS1, 2)

If Mid(SMS1, 3, 1) = "." Then

If IsNumeric(Right(SMS1, 2)) Then

If CInt(Right(SMS1, 2)) < 60 Then

menit = Right(SMS1, 2)

Dim Kecepatan_Angin As String

Page 115: Anemometer

115

Kecepatan_Angin =

Get_Kecepatan_Angin(LIDPengamatan.Caption, jam, menit)

TSMS.SMSK = "Arah Angin: " & Bil_Derajat & " Derajat "

& "Kecepatan:" & Kecepatan_Angin & " Km/h"

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Else

TSMS.SMSK = "Maaf Format SMS Salah"

End If

Call KirimSMS(TSMS.No_Pengirim, TSMS.SMSK)

Page 116: Anemometer

116

Cek_SMS = True

End If

End Function

Function Get_Kecepatan_Angin(ID_Pengamatan1 As String, Jam1 As String,

Menit1 As String) As String

Dim sqlcmd1 As String

Dim Wkt_Request As String

Get_Kecepatan_Angin = 0

Wkt_Request = Jam1 & ":" & Menit1 & ":" & "00"

sqlcmd1 = "Select Top 1 Bil_Derajat,Kecepatan1 From ItemPengamatan

Where Waktu <='" & Wkt_Request & "' and ID_Pengamatan = '" &

ID_Pengamatan1 & "' order by No_Item_Pengamatan Desc"

Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd1)

If Not (MyRs.BOF And MyRs.EOF) Then

Bil_Derajat = Trim(Str(MyRs!Bil_Derajat))

Get_Kecepatan_Angin = Trim(Str(MyRs!Kecepatan1))

End If

End Function

Private Sub Form_Load()

MSComm1.PortOpen = True

wkt = 0

JumlPulsa = 0

Stts = False

Page 117: Anemometer

117

LKoneksi.Caption = ""

TxtRead.Text = ""

TxtSend.Text = ""

LInterval.Caption = Str(Interval)

TBacaSMS.Enabled = True

TKirimSMS.Enabled = False

Timer1.Enabled = True

Timer3.Enabled = True

Timer2.Enabled = False

Setting_Awal

' Atur_Tabel

End Sub

Private Sub Timer1_Timer()

Call Set_Bit(&H37A, 5)

Nilai_Arah_Angin = Inp(&H378) And 31

Derajat_Arah_Angin = Round(Nilai_Arah_Angin * 11.25, 2)

LDerajat.Caption = Derajat_Arah_Angin

End Sub

Private Sub Timer2_Timer()

Dim Time1 As String

Time1 = Format(Time, "hh:nn:ss")

If Time1 = Wkt_Mulai Then

mulai_Pengamatan

Page 118: Anemometer

118

TPengamatan.Interval = 1000

Counter_Interval = 1

Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No,

"0000"), LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"),

Derajat_Arah_Angin, V, V1)

Atur_Tabel (LIDPengamatan.Caption)

MyRs.MoveLast

Call Gb_GrafikData(V, Wkt_Grafik)

Wkt_Pengamatan = Wkt_Pengamatan + 1

Wkt_Grafik = Wkt_Grafik + 1

TPengamatan.Enabled = True

Timer2.Enabled = False

End If

End Sub

Private Sub Timer3_Timer()

V = Round(0.4512 * JumlPulsa, 2)

V1 = Round(V * (10 / 36), 2)

LKecepatanAngin.Caption = V

Stts = False

JumlPulsa = 0

PulsaAwal = Inp(&H379) And 255

PulsaAwal1 = Inp(&H379) And 255

End Sub

Page 119: Anemometer

119

Private Sub cek_Kecepatan()

Dim Pulsa As Integer

ProsesStop = False

JumlPulsa = 0

PulsaAwal = Inp(&H379) And 255

PulsaAwal1 = Inp(&H379) And 255

Do

Do

Pulsa = Inp(&H379) And 255

DoEvents

Loop Until Pulsa <> PulsaAwal

If PulsaAwal = PulsaAwal1 Then

JumlPulsa = JumlPulsa + 1

PulsaAwal = Pulsa

Else

PulsaAwal = PulsaAwal1

End If

DoEvents

Loop Until ProsesStop

End Sub

Private Sub Stop_Kecepatan()

ProsesStop = True

Timer3.Enabled = False

Page 120: Anemometer

120

End Sub

Private Sub TKirimSMS_Timer()

If Wkt1 = 0 Then

MSComm1.Output = "AT+CMGS=" + Str(JumlSMS) + Chr(13)

Wkt1 = Wkt1 + 1

ElseIf Wkt1 = 1 Then

Buffer = ""

Buffer = MSComm1.Input

If Not (Buffer = "") Then

TxtSend.Text = Buffer

If (InStr(Buffer, ">") > 0) Then

Wkt1 = Wkt1 + 1

Else

Wkt1 = 0

End If

Else

Wkt1 = 0

End If

ElseIf Wkt1 = 2 Then

MSComm1.Output = KirimSMS(No_Pengirim, TSMS.SMSK) +

Chr(&H1A)

Wkt1 = Wkt1 + 1

TKirimSMS.Interval = 3000

Page 121: Anemometer

121

ElseIf Wkt1 = 3 Then

Buffer = ""

Buffer = MSComm1.Input

TKirimSMS.Interval = 500

If Not (Buffer = "") Then

TxtSend.Text = Buffer

If (InStr(Buffer, "OK") > 0) Then

TKirimSMS.Enabled = False

Wkt1 = 0

TKirimSMS.Enabled = False

TBacaSMS.Enabled = True

Else

Wkt1 = 0

End If

Else

Wkt1 = 2

End If

End If

End Sub

Private Sub TPengamatan_Timer()

On Error Resume Next

If Counter_Interval = (Interval * 60) Then

No = No + 1

Page 122: Anemometer

122

Call Save_Item_Pengamatan(LIDPengamatan.Caption & Format(No,

"0000"), LIDPengamatan.Caption, Format(Time, "hh:nn:ss"),

Derajat_Arah_Angin, V, V1)

Atur_Tabel (LIDPengamatan.Caption)

MyRs.MoveLast

Call Gb_GrafikData(V, Wkt_Grafik)

Wkt_Pengamatan = Wkt_Pengamatan + 1

Wkt_Grafik = Wkt_Grafik + 1

Counter_Interval = 1

If Format(Time, "hh:nn:ss") >= Wkt_Stop Then

TPengamatan.Enabled = False

Timer2.Enabled = True

For Idx = 0 To No_Grafik

Nama_File = Str(LIDPengamatan.Caption) & " - " & Idx

Nama_File = App.Path & "\grafik\" & Nama_File & ".bmp"

SavePicture Grafik(Idx).Image, Nama_File

Next

End If

Else

Counter_Interval = Counter_Interval + 1

Text1.Text = Counter_Interval

End If

End Sub

Page 123: Anemometer

123

Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _

Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)

Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _

Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer

Option Explicit

Global RsDb As New ADODB.Recordset

Global No_Pengirim As String

Global JumlSMS As Long

Global TglSms As String

Global WaktuSMS As String

Global sqlcmd As String

Global Pesan As String

Function HextoBin(ByVal Hexa As Long) As String

Dim Temp As Long

Dim Bin As Long

Dim BinStr As String

Dim Hasil As String

If IsNumeric(Hexa) Then

Temp = CLng(Hexa)

While Temp > 0

Bin = Temp Mod 2

BinStr = BinStr & Trim(Str(Bin))

Temp = Temp \ 2

Page 124: Anemometer

124

Wend

For Bin = Len(BinStr) To 1 Step -1

Hasil = Hasil & Mid(BinStr, Bin, 1)

Next

HextoBin = String(8 - Len(Hasil), "0") + Hasil

End If

End Function

Function BinToHex(ByVal Bin As String) As String

Dim Hasil As Long

Dim Hasil1 As String

Dim i, a As Integer

Hasil = 0

a = 1

For i = Len(Bin) - 1 To 0 Step -1

Hasil = Hasil + ((2 ^ i) * Int(Mid(Bin, a, 1)))

a = a + 1

Next

Hasil1 = Hex(Hasil)

BinToHex = String(2 - (Len(Hasil1)), "0") + Hasil1

End Function

Function BacaPDU(PSMS As Long, PDU As String) As String

Dim i As Long, a As Long

Dim Temp As String, Temp1 As String

Page 125: Anemometer

125

Dim Hasil As String, Hasil1 As String, Hasil2 As String

If PSMS Mod 8 = 0 Then

PDU = PDU + "00"

End If

a = 1

Hasil2 = ""

For i = 1 To Len(PDU) Step 2

Temp = Mid(PDU, i, 2)

Temp = HextoBin(CLng("&H" & Temp))

Hasil = Mid(Temp, a + 1, Len(Temp) - a)

Hasil1 = "0" + Hasil + Temp1

Hasil2 = Hasil2 + Chr(CLng("&H" & BinToHex(Hasil1)))

If a Mod 8 = 0 Then

Temp1 = Left(Temp, a)

a = 1

Temp1 = ""

i = i - 2

Else

Temp1 = Left(Temp, a)

a = a + 1

End If

Next

'BacaPDU = Hasil2

Page 126: Anemometer

126

BacaPDU = Left(Hasil2, PSMS)

End Function

Function BacaSMS(SMS As String) As String

On Error Resume Next

Dim Temp As String

Dim PSMC As Long

Dim NoIntSMC As String

Dim NoSMC As String

Dim PPengirim As Long

Dim NoIntPengirim As String

Dim NoPengirim As String

Dim i As Integer

Dim Protokol As String

Dim KodeSMS As String

Dim PSMS As Long

PSMC = CLng("&H" + Mid(SMS, 1, 2))

Temp = Mid(SMS, 3, Len(SMS) - 2)

NoIntSMC = Mid(Temp, 1, 2)

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

NoSMC = Mid(Temp, 1, PSMC * 2)

Temp = Mid(Temp, (PSMC * 2) + 1, Len(Temp) - (PSMC * 2))

PPengirim = CLng("&H" + Mid(Temp, 1, 2))

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

Page 127: Anemometer

127

NoIntPengirim = Mid(Temp, 1, 2)

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

If PPengirim Mod 2 = 0 Then

NoPengirim = Mid(Temp, 1, PPengirim)

Temp = Mid(Temp, PPengirim + 1, Len(Temp) - PPengirim)

Else

NoPengirim = Mid(Temp, 1, PPengirim + 1)

Temp = Mid(Temp, PPengirim + 2, Len(Temp) - PPengirim)

End If

i = 1

No_Pengirim = ""

While i <= Len(NoPengirim)

If Not (Mid(NoPengirim, i, 1) = "F") Then

No_Pengirim = No_Pengirim + Mid(NoPengirim, i + 1, 1) +

Mid(NoPengirim, i, 1)

Else

No_Pengirim = No_Pengirim + Mid(NoPengirim, i + 1, 1)

End If

i = i + 2

Wend

Protokol = Mid(Temp, 1, 2)

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

KodeSMS = Mid(Temp, 1, 2)

Page 128: Anemometer

128

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

TglSms = Mid(Temp, 1, 6)

TglSms = Mid(TglSms, 6, 1) & Mid(TglSms, 5, 1) & "/" & Mid(TglSms, 4, 1)

& Mid(TglSms, 3, 1) & "/" & Mid(TglSms, 2, 1) & Mid(TglSms, 1, 1)

Temp = Mid(Temp, 7, Len(Temp) - 6)

WaktuSMS = Mid(Temp, 1, 8)

WaktuSMS = Mid(WaktuSMS, 2, 1) & Mid(WaktuSMS, 1, 1) & ":" &

Mid(WaktuSMS, 4, 1) & Mid(WaktuSMS, 3, 1) & ":" & Mid(WaktuSMS, 2, 1) &

Mid(WaktuSMS, 1, 1)

Temp = Mid(Temp, 9, Len(Temp) - 8)

PSMS = CLng("&H" + Mid(Temp, 1, 2))

Temp = Mid(Temp, 3, Len(Temp) - 2)

Pesan = Mid(Temp, 1, PSMS * 2)

BacaSMS = BacaPDU(PSMS, Pesan)

End Function

Function KirimPDU(ByVal Kata As String) As String

Dim Data As String

Dim data1 As String

Dim Temp As String

Dim Hasil As String

Dim i As Integer

Dim a As Integer

Dim z As Long

Page 129: Anemometer

129

Data = ""

For i = 1 To Len(Kata)

If i Mod 8 > 0 Then

If (i < Len(Kata)) Then

Temp = Hex(Asc(Mid(Kata, i + 1, 1)))

Temp = HextoBin("&H" + Temp)

Else

Temp = String(Len(Kata), "0")

End If

Temp = Right(Temp, i Mod 8)

data1 = Mid(Kata, i, 1)

data1 = HextoBin(Asc(data1))

data1 = Mid(data1, 2, Len(data1) - (i Mod 8))

Data = Temp + data1

Hasil = Hasil + BinToHex(Data)

End If

Next

KirimPDU = Hasil

End Function

Function KirimSMS(NoPenerima As String, SMS As String) As String

Dim i As Byte

Dim NoPenerima1 As String, Temp As String

Dim JumlPenerima As Byte

Page 130: Anemometer

130

Dim JumlPenerima1 As String

Dim JumlSMS1 As String

JumlPenerima = Len(NoPenerima)

If Not (Len(NoPenerima) Mod 2 = 0) Then

NoPenerima = NoPenerima + "F"

End If

i = 1

NoPenerima1 = ""

While i <= Len(NoPenerima)

NoPenerima1 = NoPenerima1 + Mid(NoPenerima, i + 1, 1) +

Mid(NoPenerima, i, 1)

i = i + 2

Wend

JumlPenerima1 = String(2 - Len(Hex(JumlPenerima)), "0") +

Hex(JumlPenerima)

JumlSMS1 = String(2 - Len(Hex(Len(SMS))), "0") + Hex(Len(SMS))

Temp = "000100" + JumlPenerima1 + "91" + NoPenerima1 + "0000" +

JumlSMS1 + KirimPDU(SMS)

JumlSMS = (Len(Temp) - 2) \ 2

KirimSMS = Temp

End Function

Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _

Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)

Page 131: Anemometer

131

Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _

Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer

Public Sub Set_Bit(Alamat_Port, Nomor_Bit)

Dim Nilai As Byte, Status_Port As Byte, Nilai_Baru As Byte

Select Case Nomor_Bit

Case 0: Nilai = 1

Case 1: Nilai = 2

Case 2: Nilai = 4

Case 3: Nilai = 8

Case 4: Nilai = 16

Case 5: Nilai = 32

Case 6: Nilai = 64

Case 7: Nilai = 128

Case Else

MsgBox "Nomor_bit harus antara 0 sampai 7"

'GoTo Out_Range

End Select

Status_Port = Inp(Alamat_Port)

Nilai_Baru = Status_Port Or Nilai

Out Alamat_Port, Nilai_Baru

End Sub

Public Sub Clear_Bit(Alamat_Port, Nomor_Bit)

Dim Nilai As Byte, Status_Port As Byte, Nilai_Baru As Byte

Page 132: Anemometer

132

Select Case Nomor_Bit

Case 0: Nilai = 254

Case 1: Nilai = 253

Case 2: Nilai = 251

Case 3: Nilai = 247

Case 4: Nilai = 239

Case 5: Nilai = 223

Case 6: Nilai = 191

Case 7: Nilai = 127

Case Else

MsgBox "Nomor_Bit harus antara 0 sampai 7"

GoTo Out_Range

End Select

Status_Port = Inp(Alamat_Port)

Nilai_Baru = Status_Port And Nilai

Out Alamat_Port, Nilai_Baru

Out_Range:

End Sub

Option Explicit

Declare Function CreateFont Lib "gdi32" Alias "CreateFontA" (ByVal Height As

Long, _

ByVal Width As Long, _

ByVal Escapement As Long, _

Page 133: Anemometer

133

ByVal Orientation As Long, _

ByVal fontwidth As Long, _

ByVal Italic As Long, _

ByVal Unerline As Long, _

ByVal StrikeOut As Long, _

ByVal CharSet As Long, _

ByVal OutputPrecision As Long, _

ByVal ClipPrecision As Long, _

ByVal Quality As Long, _

ByVal PitchAndFamily As Long, _

ByVal FontName As String) As Long

Declare Function SelectObject Lib "gdi32" (ByVal hdc As Long, ByVal hObject

As Long) As Long

Declare Function DeleteObject Lib "gdi32" (ByVal hObject As Long) As Long

Public Const DEFAULT_CHARSET = 1

Public Const OUT_DEFAULT_PRECIS = 0

Public Const CLIP_DEFAULT_PRECIS = 0

Public Const PROOF_QUALITY = 2

Public Const FF_DONTCARE = 0

Global MyDb As ADODB.Connection

Global MyRs As ADODB.Recordset

Type Item_PengamatanRec

No_Item_Pengamatan As String

Page 134: Anemometer

134

ID_Pengamatan As String

Tgl_wkt As String

Bil_Derajat As Double

Arah_Angin As String

Kecepatan As Double

End Type

Global Item_Pengamatan As Item_PengamatanRec

Private Sub OpenDb()

Dim sqlcmd As String

Set MyDb = New ADODB.Connection

Set MyRs = New ADODB.Recordset

MyDb.CursorLocation = adUseClient

MyDb.ConnectionString = "Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0; " & _

"Persist Security Info=False;Data Source=" & App.Path & _

"\Database.mdb;Mode=readwrite"

MyDb.Open

sqlcmd = "Select*from Pengamatan"

Set MyRs = MyDb.Execute(sqlcmd)

End Sub

Public Sub DrawText(Obj As Object, Text, X As Long, Y As Long, Underlined

As Boolean, Italic As Boolean, Strike As Boolean, Height As Integer, Width As

Integer, ByVal angle As Integer, ByVal FWidth As Long, FName As String)

Dim lHFont As Long, lTFont As Long

Page 135: Anemometer

135

lHFont = CreateFont(Height, Width, angle * 10, angle * 10, FWidth,

CLng(Italic), CLng(Underlined), CLng(Strike), DEFAULT_CHARSET,

OUT_DEFAULT_PRECIS, CLIP_DEFAULT_PRECIS, PROOF_QUALITY,

FF_DONTCARE, FName)

lTFont = SelectObject(Obj.hdc, lHFont)

Obj.CurrentX = X

Obj.CurrentY = Y

Obj.ForeColor = vbBlack

Obj.Print Text

SelectObject Obj.hdc, lTFont

DeleteObject lHFont

End Sub

Public Sub ObjLoad(ObjParent As Object, ObjChild As Object, TopObj As

Integer)

Load ObjChild

ObjChild.Top = TopObj

ObjChild.Visible = True

End Sub

Sub main()

OpenDb

FMenuUtama.Show

End Sub

Page 136: Anemometer

136

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Jl. Gajayana No. 50 Malang 65144. Telp (0341) 551354.

KARTU KONSULTASI Nama : Ashuri NIM : 04540017 Fakultas/Jurusan : Sains dan Teknologi / Fisika Judul : Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin

Berbasis SMS Pembimbing : I . Imam Tazi, M.Si II. Ahmad Barizi, M.A

No Tanggal Materi Tanda Tangan

Pembimbing

1. 10 Nopember 2008 Persetujuan Proposal

2. 09 Januari 2009 Bab I ,Bab II dan III

3. 16 Januari 2009 Revisi Bab I, Bab II dan III

4. 08 Mei 2009 Revisi Bab III dan IV

5. 16 Desember 2009 Kajian Al-Qur’an dan Sains

6. 30 Januari 2009 Konsultasi Kajian Al-Qur’an

dan Sains

7. 16 Pebruari 2009 Revisi Kajian Al-Qur’an dan

Sains

8. 16 Mei 2009 Revisi Bab IV dan V

9. 20 Mei 2009 Bab V dan Abstrak

10. 22 Mei 2009 Revisi Bab V dan Abstrae

11. 02 Juni 2009 ACC Keseluruhan

Mengetahui, Ketua Jurusan Fisika

Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 131 971 849