anekdot dalam apresiasi seni

2
Nama : Muhammad Faris NIM : 1006761963 Tugas : Anekdot dalam Apresiasi Seni DOA Sebuah Sanggar Tari terkenal di Surabaya bernama Al-Hikam sedang melakukan latihan terakhir sebelum pentas sesungguh-nya di kejuaraan tari nasional di Surabaraya, pada hari minggu depan. Saat latihan terakhir selesai kemudian sang instruktur mengumpulkan para anak didik-nya untuk memberikan semangat dan wejangan untuk mendukung. Lalu berbicara-lah sang Instruktur, “ ok anak-anak hari ini adalah hari terakhir kita untuk berlatih dan bapak akan memberikan jurus ampuh untuk kalian agar menang pentas kali ini,” ucap sang instruktur kepada anak didiknya. Mendengar hal tersebut seketika murid-murid tersebut semangat kembali setelah seharian berlatih di hari terakhir ini dan kemudian berteriak “apa itu pak jurus ampuhnya!” teriak murid-murid tersebut. Melihat antusiasme murid-muridnya akhirnya ia memberitahu jurus tersebut “Jurus telah memenangkan sanggar tari kita selama tiga tahun berturut-turut adalah Doa” dengan gagah sang Instruktur menjawab. Seketika tempat latihan itu-pun menjadi sunyi senyap... KARYA ILLAHI Jono, Alendro, dan Ahmad adalah tiga orang sahabat dekat dari kecil sampai kuliah sekarang. Pada suatu hari mereka bertiga hendak berpergian ke sebuah Pameran seni lukis Internasional yang diadakan oleh perkumpulan Pelukis Indonesia di Jakarta Convention Hall (JCC), kebetulan Alendro mendapat undangan untuk tiga orang sehingga ia membawa kedua sahabatnya tersebut. Sesampai di tempat tersebut kemudian, tanpa ragu- ragu mereka langsug menuju lukisan-lukisan dari para pelukis terkenal baik dari Internasional maupu dari Indonesia. Saat selesai melihat pameran lukisan tersebut, mereka bertiga

Upload: keshigomu

Post on 28-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Anekdot Dalam Apresiasi Seni

TRANSCRIPT

Page 1: Anekdot Dalam Apresiasi Seni

Nama : Muhammad Faris

NIM : 1006761963

Tugas : Anekdot dalam Apresiasi Seni

DOA

Sebuah Sanggar Tari terkenal di Surabaya bernama Al-Hikam sedang melakukan latihan terakhir sebelum pentas sesungguh-nya di kejuaraan tari nasional di Surabaraya, pada hari minggu depan. Saat latihan terakhir selesai kemudian sang instruktur mengumpulkan para anak didik-nya untuk memberikan semangat dan wejangan untuk mendukung. Lalu berbicara-lah sang Instruktur, “ ok anak-anak hari ini adalah hari terakhir kita untuk berlatih dan bapak akan memberikan jurus ampuh untuk kalian agar menang pentas kali ini,” ucap sang instruktur kepada anak didiknya. Mendengar hal tersebut seketika murid-murid tersebut semangat kembali setelah seharian berlatih di hari terakhir ini dan kemudian berteriak “apa itu pak jurus ampuhnya!” teriak murid-murid tersebut. Melihat antusiasme murid-muridnya akhirnya ia memberitahu jurus tersebut “Jurus telah memenangkan sanggar tari kita selama tiga tahun berturut-turut adalah Doa” dengan gagah sang Instruktur menjawab. Seketika tempat latihan itu-pun menjadi sunyi senyap...

KARYA ILLAHI

Jono, Alendro, dan Ahmad adalah tiga orang sahabat dekat dari kecil sampai kuliah sekarang. Pada suatu hari mereka bertiga hendak berpergian ke sebuah Pameran seni lukis Internasional yang diadakan oleh perkumpulan Pelukis Indonesia di Jakarta Convention Hall (JCC), kebetulan Alendro mendapat undangan untuk tiga orang sehingga ia membawa kedua sahabatnya tersebut. Sesampai di tempat tersebut kemudian, tanpa ragu-ragu mereka langsug menuju lukisan-lukisan dari para pelukis terkenal baik dari Internasional maupu dari Indonesia. Saat selesai melihat pameran lukisan tersebut, mereka bertiga menuju kafe dekat sana dan berbincang-bincanglah mereka mengenai pameran tersebut. Jono yang sangat menyukai lukisan modern tersebut mengatakan “wah hebat sekali yah lukisan tersebut seperti asli jadi pangli gw” kata Jono. Lalu disambar perkataan Jono oleh Alendro yang merupakan pencinta lukisan Kontemporer “ahh jika hanya pemandangan dan manusia saja kurang pemaknaan sosial bagusan juga lukisan Kontemporer bisa ada makna sosialnya” kata Alendro. Kemudian kedua orang tersebut terlibat dalam perbandingan tersebut merasa aneh karena si Ahmad tidak mengatakan apa-apa, lalu Jono memanggilnya “Am kenapa sieh kok diem ajah ‘gak suka yah’ sama lukisan-lukisanya yah!” tanya Jono. “ah enggak kok gw suka banget,” sama lukisannya tetapi gw sudah terkesima dengan karya yang lain, Jawab Ahmad. Tertarik dengan perkataan Ahmad kemudian Alendro bertanya, “karya apa tuh”. Bumi dan alam semesta ini yang merupakan karya Illahi.