andongan
DESCRIPTION
AndonganTRANSCRIPT
Andongan (sag) Penghantar
Karena beratnya maka penghantar yang direntangkan antara dua tiang transmisi mempunyai bentuk lengkung tertentu (catenary curve) yang dapat dinyatakan oleh persamaan-persamaan tertentu.
Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang Sama Tingginya
Bila penghantar ditunjang oleh tiang-tiang yang sama tingginya, maka persamaannya adalah (periksa gambar 7(a)):
y=ccosh xc(m)
l=csinh xc(m)
d= y−c=c(cosh xc−1)(m)
c= TW
(m)
Dimana: T=teganganmendatar dari penghantar(kg)
W=berat penghantar per satuan panjang ( kgm )l=panjang penghantar sebenarnyadari titik terendah sampai titik koordinat ( x , y )(m)
d=andongan (sag ) pada titik (x , y )(m)
Pada umumnya bentuk lengkungan penghantar dianggap parabolis, sehingga bila gawang adalah S (m), maka andongan (sag) D dan panjang penghantar sebenarnya L0 dinyatakan oleh
D=W S2
8T(m)
L0=S+ W S2
24T 2 =S+ 8D 2
3S(m)
Gambar 7(a) Tiang Penunjang Sama Tingginya.
Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang Tidak Sama Tingginya
Apabila tiang-tiang penunjang tidak sama tingginya maka yang dihitung adalah andongan yang miring (obligue), yang dinyatakan oleh rumus
D=W S2
8T(m)
Yakni jarak D antara garis AB (periksa gambar 7(b)) dan garis singgung pada lengkung kaawat yang sejajar dengan garis AB tersebut.
Hubungan antara andongan miring dan andongan pada titik-titik penunjang dinyatakan oleh
D0=D (1− H4 D
)2
D0+H=D (1+ H4 D
)
Tegangan tarik pada titik penunjang A dan B dinyatakan oleh
T A=T +WD
T B=T+W (D0+H )
Gambar 7(b) Tiang Penunjang tidak Sama Tingginya.
Arismunandar, Dr. A. dan Dr. S. Kuwahara. 1993. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Kuat Tarik Penghantar
Kuat tarik kerja maksimum untuk kawat yang direntang diandaikan sebagai berikut:
(1) Kurang dari ½ , 2 kali kuat-tarik maksimumnya (ultimate tensile strength), untuk penghantar tembaga “hard-drawn”.
(2) Kurang dari ½ , 5 kali kuat-tarik maksimumnya, untuk penghantar lilit.
Bila ada sudut mendatar pada saluran transmisi, maka terdapat komponen gaya mendatar karena tarikan kawat. Komponen ini dinyatakan oleh rumus (periksa gambar 29):
Dalam hal biasa: H a=2P sin θ2
Dalam hal khusus: H a=P1sin θ1+P2 sinθ2
Dimana: H a=komponen gayamendatar (kg )
P=tarikan kawat yangdiandaikan(kg)
θ ,θ1 ,θ2=sudut−sudut mendatar
Gambar 29 Gambar 30
Baban tegak terhadap titik topang adalah jumlah berat kawat dan gandengan isolator ditambah dengan komponen tegak dari tarikan penghantar. Beban tegak pada titik B (gambar 30) dinyatakan oleh persamaan:
W c=12 (wc+wB ) (S1+S2 )+P ( tan δ1+ tan δ2 )+w t
Dimana: W c= jumlahbeban tegak (kg)
w c=berat satuan penghantar ( kgm
)
wB=berat satuanbenda−benda lain pada penghatar ,misalnya esdan salju ( kgm
)
¿0untuk Indonesia
w t=berat gandengan isolator(kg)
P=tegangan kawat mendatar (kg)
S1 , S2=lebar gawang sebelahmenyebelah (m)
δ 1 , δ 2=sudut tehak terhadap tiang−tiang sebelahmenyebelah
Kecuali beban-beban diatas, beban-beban lain seperti beban eksentrik tegak dan beban-beban tek-seimbang perlu dipertimbangkan bila ada.
Tegangan pada bagian-bagian baja
Tegangan (stress) yang diperbolehkan terhadap bagian-bagian menara transmisi ditetapkan dalam standar-standar. Di Jepang, misalnya digunakan standar-standar sebagai berikut:
Tegangan-tarik (tensile stress) yang diperbolehkan (asal kurang dari 0,7σ B
1,5 ) ¿
σY
1,5
Tegangan-tekan (compression stress) yang diperbolehkan ¿σY
1,5
Tegangan-lentur (bending stress) yang diperbolehkan ¿σY
1,5
Tegangan-geser (shearing stress) yang diperbolehkan (asal kurang dari 0,7σB
1,5√3 ) ¿
σY
1,5√3
Tegangan-pikul (bearing stress) yang diperbolehkan ¿1,1σY
Tegangan-lekuk (buckling stress) yang diperbolehkan dinyatakan oleh persamaan-persamaan berikut:
Bila 0< λk<Λ :
σ k a=σY
1,5 {K0−K 1( λk
π √E /σY)−K2( λk
π √E /σY)
2}Bila Λ≤ λk :
σ k a=1
2,2π2 Eλk
2
Asal Λ=π √ 1,5 E2,2K σ Y
Dimana: σ Y=teganganlumer ( yielding stress )daribehan( kgcm2 )
σ B=tegangantarik maksimumdari bahan( kgcm2 )
λk=perbandingankerampingan efektip=lkr
lk=panjang buckling dari behan(cm)
r= jari− jari girasi (gyration )dari dearah permukaanbeban (cm)
E=modulus elastisitas=2,1×106( kgcm2 )
Λ=nilaibatas dari λk
K , K0 ,K1 , K2=koefisien yang tergantung darikonstruksi danbentuk bagian bahan seperti tertera dalam tabel20
Tabel 20. Nilai-nilai K , K0 ,K1 , K2
EksentrisitasK K0 K 1 K2
(1) Kecil sekali, misalnya pada pipa baja, penampang persegi, dsb. 0,6 1,0 0 0,352(2) Relatif kecil, misalnya pada bagian-bagian utama yang terdiri baja siku sama-sisi pada satu lapisan.
0,5 0,945 0,0123
0,316
(3) Besar, seperti bila bagian-bagian kecil terhubungkan pada satu flange.
0,3 0,939 0,424 0
Catatan: Untuk (3) digunakan persamaan σ k a=0,61,5
σ y
Perbandingan kerampingan ( lkr
) dari begian-bagian yang tertekan dibatasi oleh hal-hal
sebagai berikur:
(a) tidak lebih dari 200 untuk bagian-bagian utama (termasuk lengan/palang)
(b) tidak lebih dari 220 untuk bagian-bagian yang tertekan, kecuali bagian-bagian utama
(c) tidak lebih dari 250 untuk bagian-bagian pelengkap (auxiliary) yang memperkuat bagian-bagian yang tertekan
Dalam standar-standar ditetapkan ketebalan minimum dari bagian-bagian menara dan tiangbaja sebagai berikut:
(a) Untuk lempeng baja biasa: 4 mm untuk bagian-bagian utama dari tiang (termasuk palang), 5 mm untuk bagian-bagian utama dari menara, serta 3 mm untuk bagian-bagian lainnya
(b) Untuk pipa baja: 2 mm untuk bagian-bagian utama dari tiang baja, 2,4 mm untuk bagian-bagian utama dari menara baja, serta 1,6 mm untuk bagian-bagian lainnya
Untuk melindungi bagian-bagian baja dari karat dipakai cara mengecat dan cara galvanisasi. Cara terakhir disukai di Jepang, yaitu dengan “hot-dipping”