anatomi fungsional saluran pernafasan

18
BAB I ANATOMI FUNGSIONAL SALURAN PERNAFASAN A. Rongga Hidung dan Nasal 1. Hidung Eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang,kartilago hialin,dan jaringan fibroareola. a. Septum Nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan kanan rongga nasa. Bagian anterior Septum adalah kartilago. b. Naris (Nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal. (1). Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung. (2). Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril. c. Tulang Hidung (1). Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung. (2). Vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal (3). Lantai Rongga Nasal adlah palatum keras terbentuk dari tulang maksila dan palatinum. (4). Langit-langit Rongga Nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid,pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal,dan pada sisi posterior dari tulang sfenoid. (5). Konka (turbinatum)nasalis superior,tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga

Upload: risca-retno

Post on 14-Feb-2015

78 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

BAB I

ANATOMI FUNGSIONAL SALURAN PERNAFASAN

A. Rongga Hidung dan Nasal

1. Hidung Eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini

tersusun dari kerangka kerja tulang,kartilago hialin,dan jaringan fibroareola.

a. Septum Nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan kanan rongga nasa. Bagian

anterior Septum adalah kartilago.

b. Naris (Nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.

(1). Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.

(2). Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.

c. Tulang Hidung

(1). Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.

(2). Vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior

septum nasal

(3). Lantai Rongga Nasal adlah palatum keras terbentuk dari tulang maksila dan

palatinum.

(4). Langit-langit Rongga Nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform

tulang etmoid,pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal,dan pada sisi posterior

dari tulang sfenoid.

(5). Konka (turbinatum)nasalis superior,tengah dan inferior menonjol pada sisi

medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membran mukosa (epitel

kolumna bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mukus dan banyak

mengandung pembuluh darah.

(6). Meatus Superior,Medial dan Inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang

terletak di bawah konka.

d. 4 Pasang sinus Paranasal (Frontal,Etmoid,Maksila dan Sfenoid)adalah kantong

tertutup pada bagian frontal etmoid,maksila dan sfenoid. Sinus ini dilapisi membran

mukosa.

Page 2: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

(1). Sinus berfungsi untuk meringankan tulang Kranial,memberi area permukaan

tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang

masuk,memproduksi mukus dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.

(2). Sinus Paranasal mengalirkan cairannya ke Meatus rongga nasal melalui duktus

kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi

tegak,aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat,terutama pada

kasus infeksi sinus.

(3). Duktus Nasolakrima dari kelenjar air mata mebuka ke arah Meatus Inferior.

2. Membran mukosa nasal

a. Strutur

(1) Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel

rambut, keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak

di dalam nostril. Kulit di bagian dalam ini mengandung rambut( vibrissae) yang

berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.

(2) Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk

mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium

bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi

dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.

b. Fungsi

(1) Penyaringan partikel kecil . Silia pada epitelium respiratorik melambai ke

depan dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentuk

suatu perangkap untuk partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan,

dibatukkan, atau di bersinkan keluar.

(2) Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan

dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh

radiasi panas dari pembuluh darah yang terletaka dibawahnya.

Page 3: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

(3) Resepsi odor. Epitelium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung di

bawah lempeng kribriform, mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami

spesialisasi untuk indra penciuman.

B. Faring

Faring adalah tabung muskular berukuran 12.5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang

tengkorak sampai esofagus. Faring terrbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

1.Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui

dua naris internal (koana)

Dua tuba Eustachius (auditorik) menhubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba

berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sis gendang telinga.

Amandel (adenoid )faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris

internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.

2. Osofaring

Dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular suatu perpanjangan palatum keras tulang

Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical)kecil yang menjulur ke bawah dari

bagian tengah tepi bawah palatum lunak.

Amandel palatinum terletak pada kedua sis orofaring posterior.

Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakna gerbang untuk sistem

respiratorik selanjutnya .

C. Laring

Laring Kotak suara menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek

berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago: tiga berpasangan

dan tiga tidak berpasangan.

1. Kartilago tidak berpasangan

Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih

besar dan lebih mernonjol pada laki – laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas.

Page 4: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

Kartilago Krikoid adlah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal. Terletak dibawah

kartilago tiroid.

Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada trepian anterior kartilago tiroid .

Saat menelan, epiglotis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya

makanan dan cairan.

2. Kartilago berpasangan

• Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini melekat

pada pita suara sejati., yaitu lipatan berpasangan dari epitelium skuamosa bertingkat.

• Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung katilago aritenoid.

• Kartilago kuneiform berupa batang batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak.

3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.

• Pasangan bagian atas adalh lipatan ventrikular (pita suara semu). Yang tidak berfungsi saat

produksi suara.

• Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid da pada

kartilago aritenoid serta kartilago krikoid.

• Pembuka di antara kedua pita ini adalah glotis.

• Saat bernafas pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh oto laring dan glotis berbentuk

triangular)

• Saat menelan pita suara teraduksi (tertarik menutup) dan glotis membentuk celah sempit.

• Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukura pembukaan glotis dan derajata

ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.

D. Trakea

Trake (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak

di atas permukaan arterior esofagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra

serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua

bronkus utama.

(1) Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk – c. Ujung

posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan

ekspansi esofagus.

Page 5: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

(2) Trakea dilapisi epitelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang

mengandung banyak sel goblet.

E. Percabangan bronkus

1. bronkus primer ( utama ) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus

dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trachea bawah ke kanan.

Objek asing yang masuk ke dalam trachea kemungkinan di tempatkan di dalam bronkus kanan.

2. setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekundeer dan

tersier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau

lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.

3. bronki disebut ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru , setelah itu disebut intra

pulmonar.

4. struktur mendasar dari kedua pparu-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya :

bronki, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar dan alveoli. Tidak ada

kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.

F. Paru- Paru

1. paru-paru adalah organ berbentuk piramyd seperti spons dan berisi udara, terletak dalam

rongga thoraks.

a. paru kanan memiliki 3 lobus; paru kiri memiliki 2 lobus.

b. setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah

permukaan diafragmatik ( bagian dasar ) terletak di atas diafragma, sebuah permukaan

mediastinal ( medial ) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal

terletak di atas kerangka iga.

c. permukaan mediastinal memiliki hilus ( akar ), tempat masuk dan keluarnya permbuluh

darah bronki, pulmonary, dan bronchial dari paru.

2. Pleura adalah membrane penutup yang membungkus setiap paru.

a. pleura parietal melapisi rongga thoraks ( kerangka iga, diafragma, mediastinum ).

Page 6: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

b. pleura visceral melapisi paru dan bersmbungan dengan pleura parietal di bagian bawah

paru.

c. rongga pleura ( ruang intrapleural ) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan

visceral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel

pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan

( tekanan intrapleural ) agak negatef dibanding kan tekanan atmosfer.

d. resesus pleura adalah area rongga yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul disaat

pleura pparietal bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernafas, paru-

paru bergerak keluar masuk melalui area ini.

(1) Resesus Pleura kostomediastinal terletak di tepi anterior kedua sisi pleura,

tempat pleura parietal berbelok dari kerangka iga ke permukaan lateral

mediastinum.

(2) resesus pleura kostodiafragmatik terletak di tepi posterior kedua sisi pleura

dantara diafragma dan permukaan kostal internal torraks.

Page 7: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

BAB 2

Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi

pada Manusia

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami

gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :

1. Ventilasi pulmoner.

Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif dan

pasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding dada sedikit

ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma berkontraksi. Pada ekspirasi

diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi dengan demikian rongga dada menjadi

kecil kembali, maka udara terdorong keluar.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan Ventilasi

Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.

Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh

bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah

penyempitan

saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi

yang

mengganggu jalan napas.

Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit

jalan

nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.

Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut

pleura

Page 8: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

Influenza (Flu )

Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain

pilek, hidung tersumbat, bersin- bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

Faringingitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus.

Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan

diberi antibiotic

Laringitis, radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya

antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak

bicara.

Bronkitis, radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita

mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang

tenggorokan sehingga penderita sesak napas.

Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan batang

hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)

Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa

atau polip, pembengkakan ditekak atau amandel.

OSAS merupakan suatu kelainan di mana seorang individu mengalami apnea saat

tidur dan memiliki gejala yang berhubungan dengan apnea tersebut. Terdapat

sumbatan napas total yang berulang pada penderita OSAS atau berkurangnya

ventilasi karena peningkatan resistensi jalan napas. Beberapa faktor yang berkaitan

dengan timbulnya oklusi saluran napas ini.

Page 9: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

2. Difusi Gas

Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area yang

bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membran

pernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaan

membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan tekanan

gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting yaitu alveoli

dan darah.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan Difusi

Tuberkolosis/TBC,

merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil

pada

dinding alveolus.

Asidosis

Adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga

pernapasan terganggu.

Emfisema

Adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan

udara.

Fibrosis Pulmonal

Merupakan penyakit paru interstitial, yang memiliki gejala terdapat usaha bernapas

kronik dan batuk tidak berdahak. Selain itu, terdapat juga hemoptisis, mengi, dan

nyeri dada. Penyakit ini melibatkan banyak komponen pada parenkim paru, yaitu

alveolus, epitel alveolar, endotel, dan ruang interstitialnya. Beberapa penyebab dari

fibrosis pulmonal ini yaitu paparan terhadap asbetos, konsumsi obat-obatan,

pneumonia, dan penyebab idiopatik.

Pneumonia adalah infeksi alveoli. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis

bakteri baik (misalnya, Streptococcus pneumoniae ) dan virus. Jaringan cairan

menumpuk di alveoli mengurangi luas permukaan terkena udara. Jika cukup alveoli

yang terkena, pasien mungkin membutuhkan oksigen tambahan.

Page 10: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

Emfisema adalah gangguan pada dinding alveoli halus memecah, mengurangi area

pertukaran gas paru-paru. Kondisi berkembang perlahan dan jarang merupakan

penyebab langsung kematian. Namun, hilangnya bertahap pertukaran gas daerah

memaksa jantung untuk memompa volume yang selalu lebih besar dari darah ke paru-

paru dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Strain ditambahkan dapat

menyebabkan gagal jantung.

Penyebab langsung dari emfisema tampaknya pelepasan enzim proteolitik sebagai

bagian dari proses inflamasi yang mengikuti iritasi pada paru-paru. Kebanyakan orang

menghindari kerusakan semacam ini selama infeksi, dll dengan menghasilkan enzim

inhibitor (a serpin ) yang disebut alpha-1 antitrypsin. Orang-orang langka yang

mewarisi dua gen cacat untuk alfa-1 antitrypsin sangat rentan terhadap emfisema

berkembang.

3. Transportasi Gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan

dari jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). Masuknya O2

kedalam sel darah yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian

membentuk oksihemoglobin sebanyak 97% dan sisa 3 % yang

ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel .

Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan Transportasi

Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.

Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga

menyebabkan

tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.

Asfiksi

Adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang

disebabkan oleh : tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya

alveolus terisi lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau HCN, atau

gangguan sitokrom (enzim pernapasan).

Page 11: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

Difteri

Adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang

dihasilkan oleh kuman difteri.

Kankerparu-paru

Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar

keseluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan

merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena

kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes

kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.

Embolisme paru ini yaitu hipoksemia dan peningkatan gradien tekanan

oksigen antara Alveolus dan arteri, yang berarti terdapat pertukaran oksigen

yang tidak efisien

Page 12: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami

telah berhasil menyusun makalah ini.

Pada penulisan makalah ini,kami berusaha menggunakan bahasa yang

sederhana,mudah dicerna dan mudah dimengerti, sehingga dapat dengan mudah dicerna

dan diambil inti sari dari materi pembelajaran.

Kami sebagi penulis menyadari walaupun sudah berusaha dengan kemampuan yang

maksimal, mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih

banyak kekurangan dan kelemahannya baik dari segi bahasa, pengolahan maupun

penyusunan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bisa

membangun suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang Kebutuhan

dasar Manusia 1 ( KDM 1 ).

Penulis

Page 13: Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“Sistem Pernafasan Dan Kelainannya”

Kelompok 9

1. Yohanes tommy

2. Vira Dwi virgita

3. Wulan suci N s

4. Mi’rodzul ekandarie

5. Anis Ni’matul Zuhroh

6. Siska H

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Tahun ajaran 2011/2012