anatomi fisiologi manusia
TRANSCRIPT
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM EKSKRESI
Disusun Oleh:
Rika Cahya Wulan
ACD 110 068
Dosen : Dr. Suatma,M.BioMed
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2013
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Proses pengeluaran zat pada manusia dibedakan menjadi 3 yaitu: defekasi, sekresi,
dan ekskresi. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan berupa tinja (feses)
yang dikeluarkan melalui anus. Sekresi adalah proses pengeluaran getah oleh kelenjar yang
berguna bagi tubuh. Getah tersebut umumnya mengandung enzim atau
hormon. Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi
bagi tubuh.
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa
hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus
dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru,
2. Ginjal,
3. Kulit, dan
4. Hati.
A. Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.) adalah
organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya adalah untuk menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering disebut “bernapas”.
Pada umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga manusia.
1. Anatomi Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga
dada (mediastinum), dilindungi oleh
struktur tulang selangka. Rongga
dada dan perut dibatasi oleh suatu
sekat disebut diafragma. Berat paru-
paru kanan sekitar 620 gram,
sedangkan paru-paru kiri sekitar 560
gram. Masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-
pembuluh besar serta struktur-struktur lain di dalam rongga dada. Selaput yang membungkus
paru-paru disebut pleura. Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-
paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang
kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan
pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan
bernafas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga gelambir
(lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus medius), dan gelambir
bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas
(lobus superior) dan gelambir bawah (lobus inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan
yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima
buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan
mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen
pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih
terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus satu dengan
yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf,
dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini
bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada
alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah terjadi pertukaran udara di
dalam darah, O2masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli
ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi,
tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus
akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan
berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu
pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang
memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah kolapnya alveolus.
2. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak
dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya sebagai penjaga
keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi
dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem
ekskresi, fungsi paru-paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Dalam sistem pernapasan, fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk
membuang karbondioksida di dalam darah dan menggantinya dengan oksigen.
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
3. Fisiologi Paru-Paru
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu
bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat dengan
darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-
kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke
semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan
pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon
dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler
dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan
keluar melalui hidung dan mulut.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan
oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bias menimbulkan
kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia
serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap,
dll. bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti menjadi
kebiru-biruan misalnya di bibir, telinga, lengan, dan kaki (sianosis).
Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran udara
pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara pernapasan berlangsung
di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara pernapasan selanjutnya diangkut oleh
hemoglobin dalam eritrosit untuk dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara
pernapasan dari darah menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan
ekspirasi pada saat bernapas selain melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa
otot yang ada pada tulang rusuk dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan
rongga perut). Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam
pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme
pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi
pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi,
sebab tidak berguna dalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali
dikeluarkan adalah udara ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh
karena itu, ruang rugi merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi
dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik
meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah pertukaran gas
lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli sendiri tidak berungsi atau hanya
sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya aliran darah yang melewati kapiler
paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segi fungsional, alveoli ini harus juga
dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi fisiologis.
4. Penyakit Paru-Paru
a. Pneumonia (radang paru-paru)
b. Tuberkulosis (TBC)
c. Asma
d. Kanker paru-paru
e. Bronkhitis
B. Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari
kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
Fungsi Ginjal:
Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah
merah (SDM) di sumsum tulang.
Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme seperti amonia
Mengekskresikan zat yang jumlahnya berlebih, seperti vitamin yang larut dalam air
Mempertahankan cairan ekstraseluler dengan cara mengeluarkan air bila berlebih
Mempertahankan keseimbangan asam basa
Zat yang dikeluarkan ginjal berupa urin.
Urin mengandung berbagai macam zat, yaitu:
o Zat-zat sisa perombakan protein, misalnya: urea, asam urat, dan amonia.
o Zat warna empedu sehingga urin berwarna kuningan.
o Garam, khususnya garam dapur.
o Zat-zat yang berlebihan dikonsumsi (Vit C dan obat-obatan) juga kelebihan zat
yang dihasilkan sendiri oleh tubuh (hormon).
Ginjal terdiri atas tiga bagian utama:
o Bagian kulit ginjal (korteks)
o Sumsum ginjal (medulla)
o Rongga ginjal (pelvis renalis)
Pada bagian korteks banyak sekali mengandung nefron sehingga permukaan kapiler
ginjal menjadi luas. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi dan saluran (tubulus) yang
panjang. Badan malpighi tersusun dari kapsula Bowman dan Glomerulus. Kapsula Bowman
bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Pada kapsula Bowman
darah dari glomerulus akan disaring kemudian masuk ke pembuluh lanjutan kapsula bowman
yang terletak di sumsum ginjal. Sumsum ginjal terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut
disebut piramida. terdapat pembuluh lanjutan kapsula bowman yang didalamnya terjadi
penyerapan kembali (reabsorbsi).
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh
ureter ke kandung kemih yang berfungsi untuk tempat penampungan sementara urin sebelum
keluar tubuh. Urin yang akan keluar dari kandung kemih melewati saluran yaitu uretra.
A. Letak
Ginjal terletak dibelakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai
dari vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal kanan lebih rendah
daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan ke bawah karena
kontraksi diafragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsul fibrosa, lalu dikelilingi oleh lemak
perinefrik, kemudian oleh fascia perinefrik yang juga menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks
ginjal merupakan zona luar ginjal dan medulla ginjal merupakan zona dalam yang terdiri dari
piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medulla terdiri dari ansa
henle, fasa rekta, dan bagian akhir dari duktus kolektivus.
B. Struktur detail
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang
sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram
atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, venarenal, dan ureter.
C. Vaskularisasi
Pada pelvis ginjal metanefrik menerima suplay darah dari cabang pelvis aorta. Seiring
ginjal bergerak ke atas ke posisi terakhir di abdomen posterior, arteri ini mengalami regresi
dan ginjal diperdarahi oleh arteri renalis, yang berasal dari aorta pada level yang lebih tinggi.
Sering terjadi arteri awal tetap persisten sebagai arteri renalis tambahan. Dapat terjadi juga
satu atau kedua ginjal tetap berada di pelvis. Jika kedua ginjal tetap berada di pelvis,
keduanya dapat saling berdekatan dan berfusi pada bagian bawah, membentuk ginjal tapal
kuda yang tidak dapat bergerak naik karena adanya arteri mesentrika inferior di atasnya. Jika
tonjolan ureter membelah dapat terbentuk dua ureter atau dua pelvis ginjal yang bermuara
pada satu ureter.
D. Bagian-bagian Ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebutkapsula fibrosa ginjal dan
diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar
adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari
ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.
Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring
akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman
terdapat tiga lapisan:
a. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus.
b. lapisan kaya protein sebagai membran dasar.
c. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit).
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk
filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah atau pun molekul protein
yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
1. FILTRASI GLOMERULUS
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus
dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa)
terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan
molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar
lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai ”filtrat glomerulus” dan
kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular
filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar
125ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir
urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.
2. TUBULUS
a. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran
yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis
sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya
terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan).
Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border).
Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi
isi filtrat glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium.
Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus.
b. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel
kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti
sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel berwarna basofil
(kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian
ini terletak di korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
E. HORMON PADA GINJAL
· Hormon yang bekerja pada ginjal
o Hormon antidiuretik ( ADH atau vasopressin )
Merupakan peptida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior, hormon ini
menngkatkan reabsorbsi air pada duktus kolektifus.
o Aldosteron
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, hormon ini
meningkatkan reabsorbsi natrium pada duktus kolektivus.
o Peptida Natriuretik ( NP )
Diproduksi oleh sel jantung dan meningatkan ekskresi natrium pada duktus
kolektivus.
o Hormon paratiroid
Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini
meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.
· Hormon yang dihasilkan oleh ginjal
o Renin
Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus jukstaglomerular, hormon ini
menyebabkan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada
tubulus proximal dan bekerja melalui aldosteron ada tubulus distal. Hormon ini juga
merupakan vasokonstriktor kuat.
o Vitamin D
Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal, berperan meningkatkan
absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
o Eritropoeitein
Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormon ini meningkatkan pembentukan
sel darah merah di sumsum tulang.
o Prostaglandin
Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada tonus pembuluh darah
ginjal.
Tahap Pembentukan Urine:
Proses Filtrasi (ultrafiltrasi)
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus
dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa)
terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan
molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar
lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai “filtrat glomerulus” dan
kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular
filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar
125 ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir
urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.
Proses Absorpsi
Filtrat glomerulus direabsorpsi dari bagian lain nefron ke kapiler di sekitarnya.
Tubulus kontortus proksimalis merupakan bagian yng paling lebar dan panjang dari nefron
keseluruhan (sekitar 1,4 cm panjangnya). Sel yang melapisi bagian dalam saluran ini
mengandung sejumlah besar mitokondria untuk menghasilkan energi untuk manjalankan
transportasi aktif karena sebagian besar reabsorpsi filtrat glomerulus berlangsung disini.
Sebagian zat, misalnya glukosa dan asam amino, direabsorpsi secara total dan dalam keadaan
normal tidak terdapat di urine. Reabsorpsi zat sisa umumnya incomplete sehingga, sebagai
contoh, sejumlah besar urea diekskresikan. Direabsorpsi zat lain berada dibawah
pengendalian beberapa hormone. Hormone antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH)
mengembalikan insersi protein ke dalam dinding tubulus kontortus proksimalis dan duktus
koligentes sehingga air dapat meninggalkan filtrate yang menyebabkan jumlah urine
berkurang. Pembentukan urine yang pekat dipermudah oleh susunan fisik ansa Henle dan
kapiler disekitarnya, yang membentuk dan mempertahankan kondisi untuk reabsopsi air oleh
osmosis. Kalsitonin mengatur reabsopsi kalsium dan fosfat aldosteron mempengaruhi
reabsorpsi natrium.
Proses Sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi
selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun, pH darah dan
cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang
bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan
tubuh tetap alkalis.
DAFTAR PUSTAKA
Agus. Makalah Sistem Ekskresi Pada
Manusia.http://wwwagusgitulho.blogspot.com/2012/10/makalah-sistem-ekskresi-pada-
manusia.html(diakses tanggal 20 september 2013)
Buduanto,A.2005.Guidance to AnatomyII.Surakarta: Universitas Surabaya.
Eni,Dkk. FISIOLOGI GINJAL.http://redcrossarena.blogspot.com/2012/12/fisiologi-
ginjal.html (diakses tanggal 20 september 2013)
Ganong,W,F(1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17. Jakarta:EGC
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2.
Bandung: Ganeca Exact.
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga
Serangkai.
Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-17.