anastesi lokal dan regional.pptx
DESCRIPTION
PresentaseTRANSCRIPT
ANASTESI LOKAL
Dibawakan pada Sistem FarmakoterapiFakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muslim IndonesiaMakassar
2013
drg. Lilies Anggarwati Astuti
Anestesi lokal ad/ obat yg dapat memblok secara reversibel transmisi impuls saraf ke susunan saraf pusat pd penggunaan lokal
Menghambat saluran Na+ (Na+ Channel) pd dinding sel saraf
Menghilangkan rasa sakit/sensasi pd daerah tertentu dari tubuh
PENDAHULUAN
Local Anesthetic
Binds to Receptor Site
Na+ channel is blocked
Sodium conductance ↓
Rate of Membrane depolarization ↓
No Action Potential
Conduction blockade
KEUNTUNGAN
- Penderita ttp sadar mencegah aspirasi- Tdk perlu pengelolaan airway- Komunikasi ttp berlangsung- Teknik sederhana- Murah- Relaksasi otot optimal- Perawatan pasca bedah berkurang
KERUGIAN
- Perasaan takut selama operasi- Takut obat sudah habis sebelum operasi
selesai- Tidak selalu efektif 100 %- Intoksikasi bila masuk pembuluh darah /
overdose
Anestesia lokal IDEAL :
- Bekerja reversibel sempurna- Tidak iritatif- Potensi tinggi- Pemberian Topikal seefektif Regional- Toksisitas sistemik minimal- Mudah dimetabolisme- Stabil saat penyimpanan dan sterilisasi
Struktur Kimia
a. Gugusan Aromatik (Benzena)b. Gugusan Aminoc. Dihubungkan oleh rantai (ikatan)
intermediate• Ikatan Amide• Ikatan Ester
Golongan Anestesi Lokal
a. Golongan Ester (amino-ester)- Relatif tidak stabil- Metabolisme plasma oleh
pseudocholinesterase- Masa kerja pendek- Relatif tidak toksik- Dpt bersifat alergenContoh : Procaine, Chlorprocaine, Tetracaine
b. Golongan Amide (amino-amide)- Lebih stabil- Metabolisme hepar- Masa kerja lebih panjang- Tidak bersifat alergenContoh : Lidocaine, Mepivacaine, Bupivacaine,
Rapivacaine, Prilocaine, Etidocaine
1. Dobucaine-HCl Anestesi kuat, toksisitas sistemik ↑, daya kerja lama
2. Lidocaine-HCl • Mulainya cepat, bebas iritasi lokal• Dimetabolisir di mikrosome hepar, diekskresi
via urine• Injeksi : 0,5 – 2,0%, Topikal : 4%• Bebas reaksi alergi
3. Mepivacaine-HCl • Kerja cepat, lama kerja > 20 % dari Lidocaine• Konsentrasi 1-4%• Maks dose : 500 mg• Tidak digunakan anastesi spinal
4. Prilocaine • Sama dengan Lidocaine (Konsentrasi dan lama
kerja)• Kerugian Methemoglobine hingga 10% dari
kadar Hb• Kontraindikasi pd anemia dan fetus
5. Bupivacaine-HCl• Lebih kuat dan lebih lama kerjanya dibanding
Lidocaine atau Mepivacaine• Namun lebih lambat• Konsentrasi : 0,25-0,5%• Maks dose : 200 – 500 mg
6. Etidocaine • Anestesi paling baru• Struktur seperti Lidocaine• Potensi dan masa kerja lebih lama
Sifat Obat Lokal Anestesi
Pemilihan Anestesi lokal :a. Potencyb. Onset timec. Duration of effectd. Toxicitye. Specific Nerve
Farmakokinetik
Sifat-sifat obat anestesi lokal bergantung pada :
a. Lipid solubilityb. Protein bindingc. pKad. Tissue diffusibilitye. Vasodilator activity
Konsentrasi obat lokal anastesi
a. Kecepatan absorbsi dari tempat suntikb. Kecepatan distribusi ke dalam jaringanc. Kecepatan metabolisme dan ekskresid. Faktor lain : Umur, Status kardiovaskuler, Fungsi
Hepar
a. Absorbsi1. Tempat penyuntikan
Interkostal, ruang epidural di lumbal, pleksus brachialis, dan jaringan subkutis paling mudah absorbsi
2. DosisKonsentrasi berbanding lurus dosis total.
3. Sifat-sifat obat Anestesi LokalBergantung pada sifat-sifat yg berkaitan dengan aktivitas vasodilator dan kelarutan dalam lemak
4. Penambahan obat vasokonstriktor (adrenalin/epinefrin)
Anestesi Lokal vasodilator cepat diserap ↑ toksisitas + lama kerja singkat
Penambahan vasokonstriktor memperpanjang lama kerja dan memperkecil toksisitas
Kontraindikasi :- Anestesi end organ : telinga dan jari- Infiltrasi dan blok saraf pada partus spontan- Usia lanjut- Hipertensi- Penyakit Kardiovaskuler- DM- Tirotoksikosis
b. Distribusi• Dipengaruhi oleh ambilan organ (Organ Uptake)• Bergantung pada perfusi jaringan• Vaskularisasi ↑ Konsentrasi ↑
c. Metabolisme dan Ekskresi• Metabolisme bergantung dari struktur kimia• Gol. Ester Hidrolisa dalam plasma oleh enzim
pseudocholinesterase. Ekskresi dlm urine, PABA, dan Etil Etanol
• Gol. Amide Metabolisme di Hati. Eksresi dlm urine dan dalam bentuk utuh.
Indikasi Anestesi Lokal
• Operasi emergensi• Alergi GA• Pasien dengan PPOK• Tindakan dimana dengan anestesi lokal akan
lebih aman
Kontra Indikasi
• Alergi atau hipersensitivitas• Tenaga terampil yg kurang• Prasarana Resusitasi• Tidak ada alat injeksi steril• Infeksi lokal atau iskemik• Pembedahan luas• Distorsi anatomik• Pasien dengan terapi antikoagulan• Dibutuhkan anestesi segera• Pasien tidak kooperatif
Toksisitas / Komplikasi Anestesi Lokal :
1) Intoksikasi (overdosis)2) Allergis (Allergen – Antibody)
Intoksikasi Alergis
1. Berlaku umum 1. Individual
2. Tergantung dosis 2. Tidak tergantung dosis
3. Gejala berbeda 3. Gejala sama
4. Pengobatan berbeda 4. Pengobatan sama
1) Intoksikasi
• Bergantung pada dosis, tempat injeksi, jenis obat, kecepatan injeksi, dan penambahan epinefrin
• GEJALA INTOKSIKASI
1. Gejala Sistemika. SSP (dgn atau tanpa gejala stimulasi) : eksitasi,
depresib. SKV : hipertensi, hipotensi, syok, cardiac arrest
2. Gejala lokal- Kerusakan saraf- Gangguan otot
3. Gejala lain-lain- Methemoglobinemia (prilocaine)- Adikasi (cocaine)
• PENGELOLAAN INTOKSIKASI
1. Beri oksigen via nasal-mask2. IV-line3. Konvulsi
a. Diazepam (5-10 mg IV)b. Pentothal 50 – 100 mg IVc. Suksinilkolin (pilihan terakhir) Intubasi
4. Hipotensi/Bradikardia. Ephedrin 5-10 mg IVb. Atropin 0,5 mg IV
5. Cardiac Arresta. Adrenalin 0,5 – 1 mg IVb. Resusitasi Kardiopulmoner (RKP)
• PENCEGAHAN INTOKSIKASI
1. Dosis yang dianjurkan (direkomendasikan)2. Lakukan aspirasi (berulang)3. Kontak verbal dengan pasien4. Test-dose / Test sensitivitas5. Pilih obat yang kurang toksis6. Penyuntikan perlahan-lahan (< 10 ml/menit)
2) Reaksi Alergi
• Jarang, sering pada gol. Ester• Sering : “dugaan alergi” akibat adrenaline
(additif) dan zat preservasi (Methylprabean)• Gejala : Takikardi, hipertensi, berkeringat,
pucat, ketakutan, takipneu• Alergi berat Cardiac Arrest Adrenaline + RKP
Dosis, Hubungan dengan Lokasi Pemberian1) Penggunaan Infiltrasi dan Epidural
Jenis obat Konsentrasi Lama kerja Dosis Maksimal
Procaine 2 – 4 % 30 menit 1000 mg
Lidocaine 1 – 4 % 1 – 2 jam 500 mg
Mepivacaine 1 – 2 % 1 – 2 jam 500 mg
Tetracaine 0,1 – 0,25 % 2 – 3 jam 75 mg
Bupivacaine 0,25 – 0,75 % 5 – 7 jam 200 mg
Etidocaine 0,5 – 1 % 5 – 6 jam 300 mg
Dosis, Hubungan dengan Lokasi Pemberian2) Penggunaan Topikal/Spray
Jenis obat Konsentrasi Lama kerja Dosis Maksimal
Cocaine 4 % 30 menit 250 mg
Lidocaine 2 – 4 % 15 menit 200 mg
Tetracaine 0,5 % 45 menit 50 mg
9. Cara Pemberian (Regional Anastesi)
• Topical / surface anastesi• Field Block / infiltrasi• Nerve Block, ganglion block• Regional anastesi pd lengan
o Brachial Plexus Blocko Interscalenuso Supraclavicularo Axillary
• Intravascular Regional• Spinal