analsis usahatani cabai merah keriting

2
ANALSIS USAHATANI CABAI MERAH KERITING(Capsicum annum L. Var. Longum sendt) DI DESA BANYUDONOKEC. DUKUN KAB. MAGELANG Oleh: RESHA SITI SHAFIAH MALIK ( 02720014 ) Agribisnis Dibuat: 2008-04-21 , dengan 3 file(s). Keywords: Analisis usaha tani Tanaman cabai berasal dari daratan Amerika Tengah hingga Amerika Selatan dan Peru. Cabai dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Cabai besar (Capsicum annum L.) dan Cabai kecil atau rawit (Capsicum frutescens L.).Tanaman cabai merah keriting termasuk salah satu komoditi hortikultura yang cukup penting dan banyak dibutuhkan masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Keunggulan cabai merah keriting dibanding dengan varietas cabai yang lain salah satunya adalah tanaman ini lebih tahan terhadap serangan penyakit keriting daun. Tujuan penelitian adalah : (1) Bagaimana biaya dan pendapatan usahatani cabai merah keriting di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. (2) Bagaimana efisiensi usahatani cabai merah keriting di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Penentuan daerah dilakukan di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Jawa Tengah Penentuan yang ditentukan secara sengaja (purposive). Penentuan sampel dipilih secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dari jumlah petani sebanyak 148 orang, diambil 25% sebagai sample dengan jumlah 37 orang petani contoh. Metode pengumpulan data pada penelitian menggunakan metode observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala fenomena yang diselidiki. Metode Interview yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara langsung atau tanya jawab dengan responden. Metode Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang mendukung serta melengkapi data primer dalam penelitian dengan mencatat data tentang keadaan penduduk, sarana dan prasarana yang dimiliki di daerah penelitian. Data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh langsung dari petani dan data sekunder berasal dari kantor desa serta kepustakaan yang tercantum pada daftar pustaka. Analisis yang dipergunakan adalah (1) Analisis Biaya Produksi, (2) Analisis Penerimaan Usahatani, (3) Analisis Pendapatan Usahatani dan (4) Analisis Efisiensi Usahatani Dari hasil analisis usahatani cabai merah keriting disimpulkan rata-rata biaya produksi sebesar Rp 26.475.061,00 per hektar. Rata-rata penerimaan total usahatani cabai merah keriting adalah sebesar Rp 39.956.396,00 per hektar dan rata-rata pendapatan sebesar Rp 12.921.336,00 per hektar. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C sebesar 1,50. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani di daerah penelitian ini memberikan keuntungan karena nilai R/C ratio lebih dari satu (>1). Chili comes from Middle America land to South America and Peru. Chili can be grouped become two kinds namely big chili (Capsicum annum L.) and little chili or small (Capsicum frutescens L.). The curly red pepper included one important horticulture commodities and needed

Upload: sempiternal

Post on 25-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

budidaya

TRANSCRIPT

  • ANALSIS USAHATANI CABAI MERAH KERITING(Capsicum annum L. Var. Longum sendt) DI DESA BANYUDONOKEC. DUKUN KAB. MAGELANG

    Oleh: RESHA SITI SHAFIAH MALIK ( 02720014 )

    Agribisnis Dibuat: 2008-04-21 , dengan 3 file(s).

    Keywords: Analisis usaha tani

    Tanaman cabai berasal dari daratan Amerika Tengah hingga Amerika Selatan dan Peru. Cabai

    dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Cabai besar (Capsicum annum L.) dan Cabai kecil

    atau rawit (Capsicum frutescens L.).Tanaman cabai merah keriting termasuk salah satu komoditi

    hortikultura yang cukup penting dan banyak dibutuhkan masyarakat mulai dari kalangan bawah

    hingga kalangan atas. Keunggulan cabai merah keriting dibanding dengan varietas cabai yang

    lain salah satunya adalah tanaman ini lebih tahan terhadap serangan penyakit keriting daun.

    Tujuan penelitian adalah : (1) Bagaimana biaya dan pendapatan usahatani cabai merah keriting

    di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. (2) Bagaimana efisiensi usahatani

    cabai merah keriting di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.

    Penentuan daerah dilakukan di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Jawa

    Tengah Penentuan yang ditentukan secara sengaja (purposive). Penentuan sampel dipilih secara

    acak sederhana (Simple Random Sampling) dari jumlah petani sebanyak 148 orang, diambil 25%

    sebagai sample dengan jumlah 37 orang petani contoh.

    Metode pengumpulan data pada penelitian menggunakan metode observasi yaitu dengan

    melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala fenomena yang

    diselidiki. Metode Interview yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    wawancara langsung atau tanya jawab dengan responden. Metode Dokumentasi yang digunakan

    untuk mengumpulkan data sekunder yang mendukung serta melengkapi data primer dalam

    penelitian dengan mencatat data tentang keadaan penduduk, sarana dan prasarana yang dimiliki

    di daerah penelitian.

    Data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh

    langsung dari petani dan data sekunder berasal dari kantor desa serta kepustakaan yang

    tercantum pada daftar pustaka. Analisis yang dipergunakan adalah (1) Analisis Biaya Produksi,

    (2) Analisis Penerimaan Usahatani, (3) Analisis Pendapatan Usahatani dan (4) Analisis Efisiensi

    Usahatani

    Dari hasil analisis usahatani cabai merah keriting disimpulkan rata-rata biaya produksi sebesar

    Rp 26.475.061,00 per hektar. Rata-rata penerimaan total usahatani cabai merah keriting adalah

    sebesar Rp 39.956.396,00 per hektar dan rata-rata pendapatan sebesar Rp 12.921.336,00 per

    hektar.

    Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R/C sebesar 1,50. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani di

    daerah penelitian ini memberikan keuntungan karena nilai R/C ratio lebih dari satu (>1).

    Chili comes from Middle America land to South America and Peru. Chili can be grouped

    become two kinds namely big chili (Capsicum annum L.) and little chili or small (Capsicum

    frutescens L.). The curly red pepper included one important horticulture commodities and needed

  • by lower people until upper people. The superiority of curly red pepper than other variety was

    stronger to attack of leaf curly disease.

    The objective of the research: (1) How much cost and agriculture effort income of curly red

    pepper at Banyudono Village Dukun Subdistrict Magelang Regency. (2) How efficient of

    agriculture effort of curly red pepper at Banyudono Village Dukun Subdistrict Magelang

    Regency.

    Determination of area was conducted at Banyudono Village Dukun Subdistrict Magelang

    Regency Middle Java by purposive. Determination of sample was chosen by simple random

    sampling from amount of the farmers 148 people, taken by 25% as sample by 37 people of

    sample farmers.

    Data compiling method at the research use observation method namely by observation and

    systematically report to phenomenon indication was researched. The interview method was data

    compiling method was conducted by direct interview or questioner with responder. The

    documentation method used to compile secondary data that support and completing primary data

    in the research with data report about population condition, equipment had research area.

    Data was taken represent primary and secondary data. Primary data obtained directly from the

    farmer and secondary data obtained from the village office and literature content at the

    references. The analysis used (1) The analysis of Production Cost, (2) The analysis of agriculture

    effort revenue, (3) The analysis of agriculture effort income and (4) The analysis of agriculture

    effort efficiency.

    From the analysis result of agriculture effort of curly red pepper can be concluded that average of

    cost production Rp.26.475.061, 00 per hectare. Total revenue average of agriculture effort of

    curly red pepper Rp.39.956.396, 00 per hectare and income average Rp.12.921.336, 00 per

    hectare.

    From the calculation result obtained R/C value was 1, 50. This shows that agriculture effort in

    the research area gave advantage because value of R/C ratio was more than one (>1).