analisis volatilitas harga komoditas kopi di provinsi … · 2020. 9. 18. · robusta, luas...

85
ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN NASRAWATI 105961113516 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 01-Sep-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI

DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

NASRAWATI

105961113516

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

ii

ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI

DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

NASRAWATI

105961113516

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

iii

Page 4: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

iv

Page 5: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Volatilitas

Harga Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah benar merupakan

hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 31 Agustus 2020

Nasrawati

105961113516

Page 6: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

vi

ABSTRAK

NASRAWATI. 105961113516. Analysis of the Volatility of Coffee Commodity

Prices in South Sulawesi Province. Supervised by SRI MARDIYATI and

SUMARNI B.

This study aims to determine how the volatility of coffee commodity prices

in South Sulawesi Province and what factors influence the volatility of coffee

commodity prices in South Sulawesi Province.

This study uses secondary data (time series) from 1990-2019. This type of

research is quantitative. The analysis used in this study is Autoregressive

Conditional Heteroscedasticity (ARCH) Generalized Autoregressive Conditional

Heteroscedasticity (GARCH) and multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the coffee commodity in South

Sulawesi Province has low price volatility with an ARCH probability value of

0.1889, the factors (variables) that significantly influence the price volatility of

coffee commodities in South Sulawesi Province are coffee production and

inflation, the value of the F test. (over all test) is 7,132 and it affects the

confidence level of 99 percent, the coefficient of the price volatility of coffee is

34.56 percent.

Keywords: Volatility, Prices, Coffee.

Page 7: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

vii

ABSTRAK

NASRAWATI. 105961113516. Analisis Volatilitas Harga Komoditas Kopi di

Provinsi Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan SUMARNI B.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana volatilitas harga

komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan dan faktor-faktor apa yang

mempengaruhi volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari tahun 1990-

2019 jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

(ARCH) Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH)

dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komoditas kopi di

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki volatilitas harga yang rendah dengan nilai

probabilitas ARCH sebesar 0,1889, faktor (variabel) yang berpengaruh nyata

terhadap volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah

produksi kopi dan inflasi, nilai uji F (over all test) adalah 7,132 dan berpengaruh

terhadap tingkat kepercayaan 99 persen, coefisien volatilitas harga komoditas

kopi 34,56 persen.

Kata Kunci : Volatilitas, Harga, Kopi.

Page 8: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-

lah sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula kami

ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah

yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh

berkah.

Judul skripsi yang akan dibahas adalah “Analisis Volatilitas Harga

Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan”. skripsi ini merupakan tugas akhir

yang di ajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sarjana S1 Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penyusun sangat berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat

memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penyusun

miliki.

Kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;

1. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., Selaku pembimbing Utama dan Sumarni B,

S.P., M.Si., Selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing saya

dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P., Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

ix

4. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,

baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penyusun.

6. Semua teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal

hingga akhir yang tidak dapat di sebut satu persatu.

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 31 Agustus 2020

Nasrawati

Page 10: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

x

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ………………………………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….... v

ABSTRAK ………………………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xii

DAFTAR DIAGRAM .……………………………………………………... xiii

DAFTAR KURVA …………………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Komoditas Kopi ................................................................................. 5

2.2 Konsep Volatilitas .............................................................................. 8

2.3 Teori Harga ........................................................................................ 11

2.4 Konsep Inflasi .................................................................................... 19

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga ....................... 22

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 25

2.7 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 32

Page 11: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

xi

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 32

3.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 33

3.4 Teknik Analisis Data .......................................................................... 33

3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 38

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 39

4.1 Keadaan Geografis ............................................................................. 39

4.2 Keadaan Demografis .......................................................................... 40

4.3 Keadaan Pertanian .............................................................................. 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 45

5.1 Keragaan Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan ................... 45

5.2 Volatilitas Harga Komoditas Kopi ..................................................... 47

5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga

Komoditas Kopi .................................................................................

55

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 58

6.2 Saran .................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59

LAMPIRAN …………………………………………………………………

62

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 68

Page 12: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Luas Lahan dan Produksi Kopi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan 2019 ................................................................................ 2

2. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2016-2019 ........................................................... 41

3. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2016-2019 ......................................................................... 42

4. Kelompok Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Menurut

Kelompok Umur ......................................................................................... 43

5. Hasil Uji Autokorelasi Harga Kopi Periode 1990-2019 ............................ 48

6. Uji Stasioneritas Data Harga Kopi dengan Konstanta/Tren atau Tanpa

Konstanta/Tren Periode 1990–2019 . .......................................................... 49

7. Uji Stasioneritas Data Harga Kopi First Difference Periode

1990–2019 . ................................................................................................. 49

8. Model Rataan Harga Kopi Terbaik . ........................................................... 50

9. Model ARCH GARCH Terbaik . ................................................................ 52

10. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Volatilitas Harga Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan .............. 55

Page 13: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Nomor Halaman

Teks

1. Nilai Kurtosis Data Harga Kopi Periode 1990–2019 .................................. 48

2. Uji Normalitas Residual Model Arima (1,1,2) Untuk

Harga Kopi di Sulawesi Selatan Periode 1990–2019 .................................. 50

3. Uji Normalitas Residual Terhadap Model ARCH (1) Untuk

Harga Kopi di Sulawesi Selatan Periode 1990–2019 .................................. 52

Page 14: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

xiv

DAFTAR KURVA

Nomor Halaman

Teks

1. Kurva Perkembangan Luas Lahan Kopi di Provinsi Sulawesi

Selatan Pada Tahun 1990-2019 ................................................................... 45

2. Kurva Perkembangan Produksi Kopi di Provinsi Sulawesi

Selatan Pada Tahun 1990-2019 ................................................................... 46

3. Kurva Volatilitas Harga Kopi di Sulawesi Selatan Periode

1990–2019 ................................................................................................... 54

Page 15: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Lokasi Penelitian .............................................................................. 63

2. Perilaku ACF dan PACF Data Harga Kopi First Difference

Periode 1990/2019 …................................................................................ 64

3. Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan .……………………………………... 65

4. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Data di Badan Pusat Statistik…… 66

5. Website Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan ……………………….. 66

6. Surat Penelitian Badan Pusat Statistik ………………………………….. 67

Page 16: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terkenal sebagai negara agraris dimana mayoritas rakyat

Indonesia berprofesi sebagai petani, sektor yang sudah sepantasnya menjadi

pokok prioritas pemerintah dalam pembangunan. Pertanian yang menjadi

tumpuan mayoritas rakyat Indonesia untuk mempertahankan hidup. Selama ini

kegiatan usahatani lebih banyak dilakukan petani yang belum mempunyai akses

terhadap manajemen usaha, jangkauan pasar dan efisiensi produksi. Jenis

komoditas perkebunan yang dikembangkan di Indonesia yaitu komoditas kakao,

kopi, cengkeh, karet, kelapa dan lain-lainnya (Yasier, 2016).

Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia

setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia dengan produksi 651 ribu ton biji kopi

atau 8,9 persen dari produksi dunia. Ada sekitar 67% total produksi kopi di

ekspor, sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Selain itu produk-produk hasil Perkebunan memiliki prospek yang bagus untuk

dikembangkan. Prospek itu antara lain adalah tumbuhnya industri hilir sampai

hulu, hal ini menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan petani

dengan nilai jual yang tinggi, tersedianya lahan yang cukup luas serta

menghasilkan aneka produk olahan yang memenuhi kebutuhan masyarakat,

(Panggabean, 2011).

Provinsi yang menjadi sentra produksi kopi di indonesia antara lain di Aceh,

Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Bali,

Page 17: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

2

NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Papua. Kopi merupakan salah

satu komoditi unggulan Indonesia di bidang perkebunan yang peranannya dalam

perekenomian nasional sangat penting. Enam kontribusi komoditas kopi terhadap

ekonomi nasional, yaitu: sebagai sumber devisa Negara, pendapatan petani,

menciptakan lapangan kerja, pembangunan wilayah, pendorong agribisnis serta

agroindustri, dan pendukung konservasi lingkungan.

Sulawesi Selatan adalah sentra pengembangan jenis kopi arabika dan

robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun

terakhir di uraikan pada Tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Perkembangan Produksi, Luas Lahan dan Produktivitas Tanaman Kopi di

Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2015-2019

Tahun Produksi (ton) Luas Lahan (ha) Produktivitas (ha/ton)

2015 30.548 72.852 620

2016 31.901 73.429 638

2017 33.486 73.465 633

2018 34.716 73.375 675

2019 32.197 69.657 658

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan dalam angka 2020

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah tertinggi perkembangan

produksi tanaman kopi di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 sebesar 34.716 ton,

luas lahan pada tahun 2017 sebesar 73.465 ha dan produktivitas pada tahun 2018

sebesar 675 ha/kg. Berdasarkan Tabel tersebut mengalami fluktuasi dari tahun ke

tahun.

Kopi termasuk komoditas terbesar kedua yang paling banyak

diperdagangkan di dunia setelah minyak bumi dan jenis minuman yang paling

Page 18: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

3

banyak dikonsumsi di dunia setelah air. Kopi merupakan komoditas pertanian

yang memiliki nilai volatilitas harga yang tinggi yang ditandai dengan tingginya

fluktuasi harga dari waktu ke waktu (Rahardjo, 2012).

Fluktuasi atau naik turunnya harga dapat dilihat dengan volatilitas, dimana

volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode

tertentu. Bagi masyarakat umum, volatilitas seringkali disamakan dengan resiko.

Semakin tinggi volatilitas, maka ketidakpastian dari return yang akan diperoleh

juga akan semakin tinggi. Volatilitas harga yang tinggi juga menunjukan

karakteristik penawaran dan permintaan yang tidak biasa di pasar modal. bila

volatilitasnya sangat tinggi maka harga akan mengalami kenaikan dan penurunan

yang tinggi sehingga memberikan ruang untuk melakukan perdagangan atau

transaksi demi mendapatkan keuntungan dari adanya perbedaan (margin) dari

harga awal dengan harga akhir pada saat dilakukan transaksi. Sedangkan, harga

yang volatilitasnya rendah maka pergerakan harga kopinya sangat rendah. Pada

volatilitas rendah biasanya pengusaha tidak bisa memperoleh keuntungan tetapi

harus memegang saham dalam jangka panjang agar memperoleh dividend yield.

Oleh karenanya, pengusaha yang suka melakukan strategi trading sangat

menyukai volatilitas yang tinggi sedangkan pengusaha jangka panjang sangat

menyukai volatilitas rendah tetapi harga kopi nya mengalami peningkatan.

Tinggi rendahnya volatilitas harga kopi ini dapat dipengaruhi oleh faktor

makro dan mikro. Tingkat bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas

nasional dan politik yang termasuk faktor makro yang mempunyai pengaruh

terhadap potensi keuntungan perusahaan. faktor mikro ialah faktor yang memiliki

Page 19: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

4

dampak langsung terhadap perusahaan seperti perubahan manajemen, harga,

ketersediaan bahan baku, dan produktivitas tenaga kerja. Faktor yang beraneka

ragam tersebut tentunya mengakibatkan harga kopi bergerak sangat fluktuatif.

Hal tersebut merupakan alasan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian terkait analisis volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi

Sulawesi Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana volatillitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volatillitas harga komoditas kopi

di Provinsi Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis volatillitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi

Selatan.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volatillitas harga

komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penyusun tentunya bermanfaat sebagai penerapan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan yang akan menjadi penyeimbang pada dunia kerja

dalam hal memperluas wawasan dan melatih kemandirian.

Page 20: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

5

2. Bagi pemerintah penelitian ini bermanfaat dalam menentukan kebijakan

harga. Dan juga bermanfaat sebagai tambahan informasi dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Kopi

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari

Indonesia. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti

kekuatan karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.

Kata qahwah mengalami perubahan menjadi kahveh berasal dari bahasa Turki dan

berubah lagi menjadi coffea dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata coffea

segera diserap kedalam Bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat

mencapai 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing, daun tumbuh

berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem

percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain.

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Konsumsi kopi

dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari

spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.

Namun, kopi baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut

dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,

(Rahardjo, 2012).

Page 21: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

6

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai

ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan

penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai

devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu

setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia, (Rahardjo, 2012)

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan

berenergi. Pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar

3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat

ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh

berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih

6 dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang

menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes,

batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (Najiyati, 2001).

Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang

terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi.

Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya

saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Teknologi budi daya dan

pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan,

pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma,

pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen.

Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa

kopi (Rahardjo, 2012).

Menurut Najiyati, (2001) Ada dua jenis kopi yaitu sebagai berikut:

Page 22: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

7

a. Kopi Arabika

Kopi arabika masuk ke Indonesia pada tahun 1696 yang dibawa oleh

perusahaan dagang Dutch East India Co. dari Ceylo (Yahmadi, 2007). Kopi

arabika merupakan kopi yang paling banyak dikembangkan di dunia maupun di

Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki

iklim kering sekitar 1350-1850 meter dari permukaan laut. Sedangkan di

Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh subur di daerah tinggi sampai

ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Jenis kopi ini cenderung tidak

tahan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), namun kopi ini

memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat (Cahyono, 2012).

Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita

rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan

daun hijau tua dan berombak-ombak. Biji kopi Arabika berukuran cukup besar,

dengan bobot 18-22 g tiap 100 biji. Warna biji agak coklat dan biji yang

terolah dengan baik akan mengandung warna agak kebiruan dan kehijauan. Biji

bermutu baik dengan cita rasa khas kopi Arabika yang kuat dan rasa sedikit

asam, kandungan kafein: 1-1,3%. Kopi Arabika memang dikenal terlebih

dahulu oleh konsumen di banyak negara, sehingga kelezatan kopi Arabika

lebih dikenal superior dibandingkan dengan kopi Robusta. Jenis-jenis kopi

yang termasuk dalam golongan Arabika adalah Abesinia, Pasumah, Marago

dan Congensis (Najiyati, 2001).

b. Kopi Robusta

Page 23: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

8

Kopi robusta atau yang disebut dengan Coffea canephora, pada awalnya

hanya dikenal sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga

beberapa meter tingginya. Hingga akhirnya kopi robusta pertama kali

ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh Emil Laurent. Namun terlepas dari

itu ada yang menyatakan jenis kopi robusta ini telah ditemukan lebih dahulu

oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard dan John Speake pada

tahun 1862 (Yahmadi, 2007).

Kopi robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi robusta

dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit

asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,

cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas dari pada kopi arabika yang

harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi ini dapat ditumbuhkan di

dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi

jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini

menjadikan kopi robusta lebih murah (Cahyono, 2012).

2.2 Konsep Volatilitas

Volatilitas berasal dari kata dasar volatil (volatile). Istilah ini mengacu pada

kondisi yang berkonotasi tidak stabil, cenderung bervariasi dan sulit diperkirakan.

Volatilitas dapat digambarkan dengan adanya kecenderungan suatu data

berfluktuasi secara cepat dari waktu ke waktu. Seringkali ditemukan adanya

pengelompokan volatilitas (volatility clustering) dalam data, yakni volatilitas

bernilai besar selama periode waktu tertentu dan bernilai kecil untuk selama

periode waktu yang lain atau dengan kata lain berkumpulnya sejumlah galat

Page 24: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

9

dengan besar yang relatif sama beberapa waktu yang berdekatan. Volatilitas

adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu

(Firmansyah, 2006). Ukuran tersebut menunjukkan penurunan dan peningkatan

harga dalam periode yang pendek dan tidak mengukur tingkat harga, namun

derajat variasinya dari satu periode ke periode berikutnya. Volatilitas yang tinggi

mencerminkan karakteristik penawaran dan permintaan yang tidak biasa.

Volatilitas dalam ekonomi berhubungan dengan harga suatu komoditas

seperti komoditas pertanian, Volatilitas harga yang terjadi di pasar tidak terjadi

dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kenaikan harga-

harga secara umum atau biasa disebut dengan inflasi biasa disebabkan oleh

berbagai faktor makroekonomi, pasar komoditas maupun pasar energi (yang

akhirnya menyebabkan kenaikan barang-barang lain). Volatilitas pasar terjadi

akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Akibatnya para pelaku

pasar melakukan penilaian kembali terhadap aset yang mereka perdagangkan.

Pada dasar yang efisien, tingkat harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat

sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi baru tersebut,

(Surmaryanto, 2009).

Karakteristik komoditas pertanian pada umumnya memiliki tingkat

volatilitas yang tinggi. Menurut Tangerman (2011) ada tiga alasan yang dapat

menjelaskan hal ini yaitu:

a. Produksi pertanian bervariasi dari waktu ke waktu akibat faktor alam seperti

cuaca dan hama.

Page 25: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

10

b. Elastisitas harga pada permintaan dan penawaran relatif kecil, khusus pada

sisi penawaran terjadi dalam jangka pendek, dan

c. Produksi sangat bergantung pada waktu sehingga penawaran tidak dapat

terlalu merespon perubahan harga dalam jangka pendek, walaupun hal itu

dapat dilakukan disaat siklus produksi telah tercapai.

Pemerintah memiliki peranan yang besar dalam menetapkan kebijakan yang

mampu mengatasi masalah volatilitas harga pada komoditas pertanian.

OECDFAO (2011) menjelaskan bahwa kebijakan yang koheren diperlukan untuk

upaya mengurangi volatilitas dan membatasi dampak negatifnya. Kebijakan

tersebut terdiri atas: pertama, mitigasi volatilitas melalui peningkatan transparansi

pasar, perbaikan informasi global dan nasional serta peningkatan sistem

pengawasan terhadap prospek pasar. dan kedua, pengelolaan volatilitas melalui

mekasnisme jarring pengaman sosial untuk membantu konsumen yang paling

rentan ketika harga naik. Lebih lanjut, Achsani. (2011) menguraikan bahwa

kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengurangi efek volatilitas harga adalah

melalui pengadaan persediaan barang, ketentuan terkait barang-barang publik,

pengumpulan cadangan modal yang bukan merupakan bantuan luar negeri. Jenis

kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi volatilitas harga adalah

kebijakan gabungan dan mengurangi hambatan ekspor, dan selanjutnya juga

dibutuhkan stabilitas pada pasar berjangka di setiap negara (pasar jangka

regional).

Bagi negara berkembang, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh

pemerintah dalam mengatasi volatilitas harga adalah berusaha meminimalisasi

Page 26: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

11

campur tangan secara langsung karena hal ini menyebabkan beberapa kerugian.

Kerugian yang dimaksud yaitu kemungkinan tujuan yang tidak tercapai, tingginya

biaya, permasalahan di pasar internasional. Komunitas donor internasional dapat

menciptakan kontribusi yang penting dalam mempersiapkan negara berkembang

dalam merespon volatilitas harga khususnya bidang pertanian dengan cara

membantu produsen pada saat krisis bahan, mendirikan infrastruktur dan institusi

yang memungkinkan pemerintah dan produsen untuk mengatur risiko, misalnya

melalui pasar berjangka yang bisa meminimalisasi akibat dari risiko. Untuk

mendukung kebijakan pemerintah terkait upaya mengatasi fluktuasi harga maka

tingkat pengetahuan terhadap pola volatilitas menjadi faktor penting dalam

mempengaruhi tingkat keberhasilan, (Jordaan, 2007).

2.3 Teori Harga

Menurut Philip Kotler (2009), harga adalah elemen pemasaran campuran

yang paling mudah untuk mengatur keistimewaan produk. Harga juga

mengkomunikasikan pada pasar penempatan nilai produk atau merek yang

dimaksud suatu perusahaan. Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap

besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya.

Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila

dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya

itu tinggi. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai kepuasannya terhadap suatu

produk itu rendah maka dia tidakakan bersedia untuk membayar atau membeli

produk itu dengan harga yang mahal. Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan

yang terjadi dalam mekanisme pasar antara pembeli dan penjual. Dalam transaksi

Page 27: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

12

pembelian, maka kedua belah pihak akan memperoleh suatu imbalan. Besarnya

imbalan itu ditentukan oleh perbedaan antara nilai dari sesuatu yang diberikan

dengan nilai dari sesuatu yang diterima.

Menurut Tjiptono (2002), Harga merupakan nilai, yang dinyatakan dalam

satuan mata uang atau alat tukar, terhadap sesuatu barang tertentu. Dalam

kenyataannya besar kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh

faktor fisik saja yang diperhitungkan, akan tetapi faktor-faktor psikologis dan

faktor-faktor lain berpengaruh pula terhadap harga. Dengan demikian dapatlah

diartikan pula bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari

keduanya.

Philip Kotler (2009) mengungkapkan bahwa harga adalah salah satu unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya

menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah

disesuaikan ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak

waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan

perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya. Dapat dijelaskan

dari pengertian di atas bahwa unsur-unsur bauran pemasaran yang dimaksud

adalah harga, produk, saluran, dan promosi, yaitu apa yang dikenal dengan istilah

empat P (Price, Product, Plance, dan Promotion). Harga bagi suatu usaha atau

badan usaha menghasilkan pendapatan (income), adapun unsur-unsur bauran

pemasaran lainnya yaitu Product (produk), Place (tempat) dan Promotion

Page 28: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

13

(Promosi) menimbulkan biaya atau beban yang harus ditanggung oleh suatu usaha

atau badan usaha.

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan

penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur biaya

saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak

perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan

harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga

mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang

dapat dicapai oleh perusahaan, (Philip Kotler, 2009).

Harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Stanton (2007) bahwa “Harga adalah jumlah uang

(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”.

Ilmu ekonomi mengajarkan bahwa, harga adalah hasil pertemuan dari

transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh permintaan dan penawaran di

pasar, (Surnowo, 2013). Berdasarkan definisi tersebut maka harga merupakan

jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan

jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan

bermacam-macam barang dan pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan

sesuatu yaitu produk dan jasa. harga adalah “Apa yang dibebankan untuk sesuatu.

Setiap transaksi dagang dapat dianggap sebagai suatu pertukaran uang, uang

adalah harga untuk sesuatu”,

Page 29: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

14

Teori harga merupakan teori ekonomi yang menerangkan tentang perilaku

harga-harga atau jasa-jasa. Isi dari teori harga pada intinya adalah harga suatu

barang atau jasa yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya ditentukan oleh

permintaan dan penawaran.

a. Permintaan

Kehidupan sehari-hari, agar kebutuhannya terpenuhi maka masyarakat

selaku konsumen membeli barang dan jasa atau keperluannya. Berapa jumlah

barang atu jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, biasanya dalam percakapan

sehari-hari dinamakan permintaan. Permintaan terhadap sejumlah barang atau

jasa dapat terwujud apabila didukung dengan daya beli konsumen. Permintaan

erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah harga barang. Permintaan

merupakan jumlah kemungkinan suatu barang dan jasa yang dibeli oleh para

konsumen pada berbagai kemungkinan tingkat harga yang berlaku, pada waktu

tertentu, dan pada tempat tertentu, (Surnowo, 2013).

1) Hukum Permintaan

Hukum permintaan pada dasarnya menerangkan mengenai sifat

hubungan antara perubahan harga suatu barang dan perubahan jumlah

barang yang diminta. menurut Sukirno (2012), Hukum permintaan

menjelaskan bahwa “apabila harga barang turun permintaan akan bertambah

dan apabila harga barang naik permintaan berkurang”.

2) Kurva Permintaan

Kurva permintaan adalah kurva atau diagram yang melambangkan

skedul atau hukum permintaan (Ahman, 2009). “kurva permintaan dapat

Page 30: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

15

didefenisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan

antara harga suatu barang tertentu dalam jumlah barang tersebut yang

diminta para pembeli”.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Menurut Mankiw (2003).

Ada empat, yaitu sebagai berikut:

a. Harga

Permintaan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga, harga barang

yang akan dibeli (P), harga pengganti maupun harga barang pelengkap.

Konsumen akan membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan bila

harga barang terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen

memindahkan konsumsi dan pembeliannya kepada barang pengganti yang

lebih murah harganya.

b. Pendapatan Konsumen

Konsumen tidak akan dapat melakukan pembelian barang kebutuhan

apabila pendapatan tidak ada atau tidak memadai. Dengan demikian, maka

perubahan pendapatan akan mendorong konsumen untuk mengubah

permintaan akan barang kebutuhannya. Berdasarkan sifat perubahan

permintaan terhadap berbagai barang apabila terjadi perubahan pendapatan

akan dibedakan dalam beberapa golongan, yaitu barang esensial, barang

normal, barang inferior dan barang mewah.

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap

suatu barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan

Page 31: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

16

semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi

kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada disuatu tempat

d. Selera Konsumen

Semakin tinggi tingkat minat dan keinginan konsumen terhadap suatu

barang, maka akan semakin tinggi pula tingkat permintaannya. Sebaliknya,

semakin berkurang keinginan konsumen akan suatu barang maka

permintaan juga akan berkurang.

b. Penawaran

Penawaran adalah banyaknya permintaan yang ditawarkan oleh penjual

pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu,

(Surnowo, 2013).

1) Hukum Penawaran

Isi dari hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi harga

suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Semakin

rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan,

(Ahman, 2009).

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Menurut Mankiw (2003).

Ada lima, yaitu sebagai berikut:

a. Harga barang dan jasa

Page 32: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

17

Harga barang atau jasa naik, maka penawaran terhadap barang atau

jasa tersebut tentu akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang atau

jasa turun, maka penawaran terhadap barang atau jasa tersebut akan turun

pula.

b. Biaya produksi

Biaya produksi memiliki pengaruh terhadap penawaran suatu

barang atau jasa. Yang dimaksud biaya produksi berhubungan dengan

biaya membeli bahan baku, alat dan mesin, gaji karyawan, dan

sebagainya dalam proses produksi suatu barang atau jasa.

c. Teknologi

Kemajuan teknologi, maka biaya produksi akan turun dan

menaikkan permintaan barang dan jasa. Namun jika tidak tersedia

teknologi produksi, maka produksi biaya produksi naik dan permintaan

dapat berkurang.

d. Pajak

Pajak merupakan ketetapan dari pemerintah, dan memiliki

pengaruh terhadap permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa di

pasar.

e. Jumlah produsen

Jika jumlah produsen suatu barang ada banyak, maka jumlah

penawaran terhadap barang tersebut juga akan tinggi. Sebaliknya, jika

jumlah produsen suatu barang ada sedikit, maka penawaran terhadap

barang tersebut tentu juga akan rendah.

Page 33: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

18

c. Tujuan Penetapan Harga

Tujuan strategi penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu, agar

tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini penting, karena tujuan perusahaan

merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan

pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga. Menurut Philip Kotler (2009),

Ada beberapa tujuan penetapan harga yang diambil, yaitu:

1) Memperoleh laba yang maksimum. Salah satu tujuan yang paling lazim

dalam penetapan harga adalah untuk memperoleh laba jangka pendek yang

maksimal. Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat

harga yang memperhatikan total hasil penerimaan penjualan (sales revenue)

dan total biaya.

2) Mendapatkan share pasar tertentu. Sebuah perusahaan dapat menetapkan

tingkat harga tertentu untuk mendapatkan atau meningkatkan share pasar,

meskipun mengurangi tingkat keuntungan pada masa itu. Strategi ini

dilakukan perusahaan karena perusahaan percaya bahwa jika share pasar

bertambah besar, maka tingkat keuntungan akan meningkat pada masa depan.

3) Memerah pasar (Market skimming). Perusahaan mengambil manfaat

memperoleh keuntungan dari bersedianya pembeli membayar dengan harga

yang lebih tinggi dari pembeli yang lain, karena barang yang ditawarkan dalam

hal ini perusahaan menetapkan harga yang tinggi, karena hendak menarik

manfaat dari sekelompok besar pembeli yang bersedia membayar harga yang

tinggi, yang disebabkan produk perusahaan tersebut mempunyai nilai sekarang

(Present Value) yang sangat tinggi bagi mereka.

Page 34: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

19

4) Mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu itu

Perusahaan menetapkan harga untuk memaksimum kan penerimaan penjualan

pada masa itu. Tujuan itu hanya mungkin dapat dicapai, apabila terdapat

kombinasi harga dan kuantitas produk yang dapat menghasilkan tingkat

pendapatan yang paling besar. Penetapan harga dengan tujuan ini biasanya

terdapat pada perusahaan yang mungkin dalam keadaan kesulitan keuangan

atau perusahaan yang menganggap masa depannya suram atau tidak menentu.

5) Mencapai keuntungan yang di targetkan. Perusahaan menetapkan harga

tertentu untuk dapat mencapai tingkat laba yang berupa “rate of return” yang

memuaskan. Meskipun harga yang lebih tinggi dapat memberikan atau

menghasilkan tingkat laba yang lebi besar, tetapi perusahaan merasa tetap puas

dengan tingkat laba yang berlaku (conventional) bagi suatu tingkat investasi

dan resiko yang ditanggung.

6) Mempromosikan produk. Perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah

untuk mendorong penjualan bagi produknya dan bukan semata-mata bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

2.4 Konsep Inflasi

Inflasi secara umum didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum dan

terus menerus. Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola

tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand agregat) relatif

terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk

merespon kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang

bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan

Page 35: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

20

berjalannya waktu. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja yang tidak

berdampak bagi kenaikan harga barang lain tidak bisa disebut dengan inflasi.

Kenaikan musimanpun, seperti kenaikan harga pada saat menjelang hari Raya

Idul Fitri, Natal atau tahun baru tidak bisa disebut dengan inflasi, karena kenaikan

tersebut bersifat sementara dan tidak memiliki pengaruh lanjutan.

Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai penyakit ekonomi yang

memerlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya. Karena kenaikan ini

berlangsung secara terus menerus maka perlu adanya tindakan dari pemerintah

untuk dapat mengendalikannya, yaitu dengan kebijakan moneter untuk kembali

menstabilkan perekonomian. Sesuai dengan pernyataan dari Latumaerissa (2011)

definsi singkat dari inflasi ialah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara

terus menerus. Selain terjadi secara terus menerus, kenaikan harga bisa disebut

dengan inflasi apabila kenaikan harga tersebut mencakup keseluruhan jenis

barang. Sesuai dengan pernyataan dari N. Gregory, (2012) inflasi ialah kenaikan

tingkat harga secara keseluruhan.

Inflasi tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa sebab yang

mengakibatkan terjadinya inflasi di suatu negara. Beberapa sebab yang dapat

menimbulkan inflasi antara lain pemerintah terlalu berambisi untuk menyerap

sumber-sumber ekonomi lebih besar daripada sumber-sumber ekonomi yang

dapat dilepaskan oleh pihak bukan pemerintah pada tingkat harga yang berlaku

berbagai golongan dalam masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan

relatif lebih besar daripada kenaikan produktifitas mereka, adanya harapan yang

berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang-barang dan jasa naik

Page 36: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

21

lebih cepat daripada tambahan keluarnya yang mungkin dicapai oleh

perekonomian yang bersangkutan, adanya kebijakan pemerintah baik yang

bersifat ekonomi atau non ekonomi yang mendorong kenaikan harga, pengaruh

alam yang dapat mempengaruhi produksi dan kenaikan harga, pengaruh inflasi

luar negeri, khususnya bila negara yang bersangkutan mempunyai sistem

perekonomian terbuka. Pengaruh inflasi luar negeri ini akan terlihat melalui

pengaruh terhadap harga-harga barang impor (Dwi Eko Waluyo, 2009).

Terdapat beberapa macam inflasi yang dapat terjadi dalam perekonomian,

baik berdasrakan parah atau tidaknya suatu inflasi dan didasarkan pada sebab-

sebab awal terjadinya inflasi. Menurut Latumaerissa (2011) inflasi dapat

dikelompokkan dalam beberapa golongan jika didasarkan atas parah tidaknya

suatu inflasi, sebagai berikut:

a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)

c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)

d. Hiperinflasi (di atas 100%)

Parah tidaknya suatu inflasi dapat diukur dengan suatu indikator yang dapat

dihitung sehingga dapat ditentukan, inflasi yang terjadi termasuk pada inflasi yang

ringan, sedang, berat atau bahkan hiperinflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak

digunakan ialah indek harga konsumen (IHK) yang juga dikenal dengan consumer

price index (CPI). CPI mengukur pembelian standar untuk barang pada waktu

yang beralainan, meliputi harga makanan, pakaian, perumahan, bahan bakar,

Page 37: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

22

transportasi, perawatan medis, biaya perkuliahan, dan barang juga jasa lain yang

dibeli untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut Samuelson (2004), Tingkat inflasi dapat diperoleh dengan

menghitung indeks harga konsumen tahun berjalan dikurangi dengan indeks harga

konsumen tahun sebelumnya dan kemudian dibagi dengan indeks harga

konsumen tahun sebelumnya dengan demikian akan diperoleh berapa persen

tingkat inflasi yang sedang berlangsung pada tahun tersebut yang dapat

dikategorikan pada tingkat ringan, sedang, berat atau hiperinflasi.

Rahardja dan Manurung (2008) mengungkapkan bahwa ada tiga syarat yang

harus dipenuhi agar keadaan dapat dikatakan terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga,

bersifat umum, dan berlangsung terus menerus. Dimana dalam hal kenaikan

harga, harga suatu barang dikatakan naik jika harganya lebih tinggi daripada harga

barang di periode sebelumnya. Bersifat umum, kenaikan harga komoditas bisa

dikatakan mengalami inflasi jika menyebabkan harga-harga secara secara umum

naik. Dan yang dimaksud berlangsung terus-menerus yaitu terjadinya dalam

rentang waktu yang lama, bukan hanya sesaat saja.

Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa hal jika didasarkan pada sebab-sebab

awalnya. Pertama, inflasi yang timbul dikarenakan permintaan masyarakat yang

kuat, kenaikan harga produk akhir mendahului kenaikan harga input yang disebut

dengan demand pull inflation. Kedua, inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos

produksi, sebaliknya dari demand pull inflation, harga input mendahului kenaikan

harga produk akhir. Pada umumnya, inflasi yang terjadi diberbagai negara di

dunia ialah kombinasi dari kedua macam inflasi tersebut dan sering kali keduanya

Page 38: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

23

memperkuat satu sama lain. Jika didasarkan pada asas inflasi yang dibedakan

menjadi domestic inflation dan imported inflation, domestic inflation ialah inflasi

yang berasal dari dalam negeri, sedangkan imported inflation ialah inflasi yang

berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya

karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,

panen yang gagal, dsb. Inflasi yang berasal dari luar negeri ialah inflasi yang

timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara

langganan berdagang negara kita (Latumaerissa, 2011).

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga

Menurut Schwert (1989) tingkat volatilitas dapat dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor makro dan faktor mikro.

a. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian secara

keseluruhan, antara lain tingkat bunga yang tinggi, inflasi, tingkat

produktivitas nasional, politik, dan lain-lain yang memiliki dampak penting

pada potensi keuntungan perusahaan.

b. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak langsung pada perusahaan

itu sendiri, seperti perubahan manajemen, harga, dan ketersediaan bahan

baku, produktivitas tenaga kerja dan faktor lain yang dapat mempengaruhi

kinerja keuntungan perusahaan individual.

Menurut Panetta et all (2006) yang dimuat dalam penelitian oleh Tim Studi

Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia, mengelompokkan

faktor-faktor penentu volatilitas dalam empat kategori antara lain :

a. Faktor Sektor Riil

Page 39: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

24

Salah satu latar belakang yang cukup menentukan volatilitas aset

finansial adalah stabilitas ekonomi makro, termasuk pada aspek riil. Beberapa

studi empiris menyebutkan bahwa volatilitas memiliki keterkaitan yang erat

dengan siklus bisnis dan ekonomi. Misalnya, volatilitas cenderung meningkat

selama periode krisis dan menurun pada periode di mana ekonomi tumbuh

dengan pesat. Beberapa penelitian, seperti Schwert (1989) menemukan bahwa

volatilitas saham secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat produksi industri.

Pergerakan harga komoditas di pasar dunia, seperti minyak bumi, juga dapat

mempengaruhi volatilitas harga saham.

Selain siklus bisnis, faktor-faktor fundamental perusahaan juga terbukti

dapat berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Misalnya, beberapa studi

menemukan bahwa tingkat volatilitas harga saham dipengaruhi secara positif

oleh tingkat utang (leverage) perusahaan. Selain kedua faktor fundamental di

atas, berbagai penelitian juga memperhatikan faktor-faktor lain seperti ukuran

perusahaan, rasio book-to-market, dan umur perusahaan, namun tidak

ditemukan adanya pengaruh yang signifikan

b. Faktor Sektor Keuangan

Faktor-faktor yang berkembang di sektor keuangan juga dapat

berpengaruh terhadap volatilitas harga. Berbagai studi menemukan pengaruh

signifikan volume perdagangan terhadap volatilitas return. Berbagai inovasi

di sektor finansial yang ditandai dengan dikembangkannya berbagai produk

investasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan likuiditas, juga

berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham. Perilaku investor

Page 40: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

25

yang cenderung mengikuti tren yang berlaku (herding behavior) juga turut

berdampak pada meningkatnya volatilitas. Di samping itu, tingkat volatilitas

yang semakin tinggi juga turut dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah

hedge fund yang melakukan aktivitas di pasar modal.

c. Kejadian Luar Biasa

Volatilitas harga juga dapat terjadi menyusul kejadian-kejadian luar

biasa (shock) yang berimbas pada pasar finansial. Panetta et all (2006).

mencatat terjadinya lonjakan volatilitas harga minyak pada tahun 2004-2005,

yang turut berdampak pada volatilitas harga di pasar modal Amerika Serikat.

Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai kejadian yang terjadi pada tahun 2004-

2005, seperti topan hurricane, turunnya peringkat utang sektor otomotif, dan

gejolak politik di Thailand dan Filipina.

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan hal yang diperlukan dalam mendukung

hasil penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini

yaitu yang berhubungan dengan judul, terkait tentang analisis volatilitas harga.

Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian jurnal, skripsi ataupun thesis terkait

judul yang sesuai. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini.

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1

Analisis

Volatilitas Harga,

Volatilitas

Spillover, dan

Menganalisis

volatilitas harga

digunakan metode

ARCH/GARCH,

Hasil-hasil penelitian ditunjukkan

bahwa sebelum liberalisasi

perdagangan volatilitas harga

produsen dan konsumen adalah

Page 41: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

26

Trend Harga Pada

Komoditas

Bawang Putih

(Allium Sativum

L.) Di Jawa

Timur. Wijaya,

M. A., Anindita,

R., & Setiawan,

B. (2014).

volatilitas

spillover

digunakan metode

EGARCH, dan

untuk mengukur

trend harga

digunakan metode

Kuadrat Terkecil.

high volatility, sedangkan

sesudah liberalisasi perdagangan

volatilitas harga produsen adalah

high volatility dan volatilitas

harga konsumen adalah low

volatility. Sebelum liberalisasi

perdagangan mengindikasi

volatilitas spillover, sedangkan

sesudah liberalisasi perdagangan

tidak mengindikasi volatilitas

spillover. Trend harga produsen

dan konsumen sesudah

liberalisasi perdagangan adalah

meningkat sangat tinggi daripada

trend harga produsen dan

konsumen sebelum liberalisasi

perdagangan. Kedua trend harga

tersebut merupakan garis uptrend.

2

Analisis

Volatilitas Harga

Cabai Merah

Keriting di

Kabupaten Gowa.

Ari Yahya (2018)

Metode analisis

data yang

digunakan dalam

penelitian ini

yaitu analisis

trend.

Hasil analisis data tentang

volatilitas harga cabai merah

keriting di tingkat produsen

memiliki volatilitas yang cukup

tinggi disetiap bulannya, selama

kurun waktu 2 tahun terakhir

diketahui bahwa -321,7 terjadi

penurunan harga cabai merah

keriting sebesar Rp 321,7 per

kilogram setiap bulannya.

Volatilitas harga cabai merah

keriting di tingkat konsumen

memiliki volatilitas sedang

disetiap bulannya, selama kurun

waktu 2 tahun terakhir diketahui

bahwa -367,7 terjadi penurunan

harga cabai merah keriting

sebesar Rp 367,7 per kilogram

setiap bulannya.

3

Pengaruh

Volatilitas Harga

Terhadap Inflasi

Bahan Makanan

di Kota Malang

(Studi Pada

Komoditas

Data yang

digunakan adalah

data sekunder

harga daging sapi

dan cabe rawit

periode Januari

2014-Desember

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komoditas daging sapi dan

cabe rawit tidak mengalami

volatilitas yang tinggi meskipun

mengalami kejutan harga yang

tinggi dan berlangsung lama.

Untuk model peramalan yang

Page 42: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

27

Daging Sapi dan

Cabe Rawit)

Sholehah (2016)

2015 yang

diperoleh dari

Pusat Informasi

Harga Pangan

Strategis (PIHPS)

dan inflasi bahan

makanan periode

tahun 2014 yang

diperoleh dari

Badan Pusat

Statistik (BPS) di

Kota Malang

cocok pada harga komoditas

daging sapi adalah ARIMA

(1,1,1) dan dilanjutkan dengan

model ARCH (1) karena model

memiliki sifat heteroskedastisitas.

Hampir sama dengan harga

daging sapi, model peramalan

yang terpilih untuk harga

komoditas cabe rawit adalah

ARIMA (1,0,1) dan GARCH

(2,1). Tentang bagaimana

pengaruh volatilitas harga

terhadap inflasi bahan makanan

di Kota Malang, volatilitas harga

daging sapi dan cabe rawit sama-

sama memiliki pengaruh terhadap

inflasi bahan makanan. Volatilitas

harga daging sapi menunjukkan

hubungan yang positif dan cabe

rawit menjukkan hubungan yang

negatif terhadap inflasi bahan

makanan di Kota Malang.

4

Volatilitas Harga

Komoditas

Timah.

Munandar, A. I.,

Siregar, H.,

Andati, T., &

Anggraeni, L.

(2016).

Metode penelitian

menggunakan

ARCH-GARCH

model dan

verfikasi dengan

interview pakar

timah

Hasil penelitian menunjukkan

model EGARCH (1,1,1)

merupakan model terbaik

menjelaskan volatilitas harga

komoditas timah. Faktor

perubahan harga minyak mentah,

perubahan harga tembaga,

perubahan harga timbal dan

perubahan T-Bill 3M secara

signifikan mempengaruhi

volatilitas perubahan harga timah.

Pakar berpendapat volatilitas

tinggi sejak tahun 2001 hingga

2015 menyebabkan industri hilir

komoditas timah sulit

berkembang di Indonesia.

5

Volatilitas Harga

Minyak Dunia

dan Dampaknya

Terhadap Kinerja

Sektor Industri

Pengolahan Dan

Metode analisis

yang digunakan

adalah model

ARCH-GARCH

dan CGE

Recursive

Harga minyak dunia menunjukan

volatilitas yang cenderung

bervariasi antarwaktu (time

varying) dan terus meningkat.

Volatilitas harga minyak dunia

tersebut memberikan pengaruh

Page 43: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

28

Makroekonomi

Indonesia.

Asmara, A.,

Oktaviani, R., &

Firdaus, M.

(2016)

Dynamic.

yang berbeda-beda bagi setiap

industri. Namun demikian,

volatilitas harga minyak dunia

tersebut cenderung memberikan

pengaruh negatif terhadap kinerja

sektor industri dan makro

ekonomi Indonesia. Daya tahan

yang lebih baik terhadap shock

volatilitas harga minyak dunia

ditunjukan oleh sektor industri

yang cenderung memiliki

keterkaitan yang kuat dengan

sektor pertanian seperti terjadi

pada sektor industri makanan

olahan dan industri pupuk dan

pestisida.

6

Analisis

Volatilitas Harga

Daging Sapi di

Provinsi

Kepulauan

Bangka Belitung.

Pipit, P., Pranoto,

Y. S., &

Evahelda, E.

(2019).

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah analisis

model

Autoregressive

Conditional

Heteroscedasticit

y (ARCH) dan

Generalized

Autogressive

Conditional

Heteroscedasticit

y (GARCH)) dan

analisis model

VAR/VECM

(Vector

Autoregression

(VAR) atau

Vector Error

Correction Model

(VECM)) dengan

bantuan aplikasi

Eviews 8.0

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa volatilitas harga daging

sapi di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung rendah dengan

nilai koefisien ARCH sebesar

0,467403 dan akan bertahan

dalam jangka waktu yang lama

dengan koefisien GARCH

sebesar 0,807681. Faktor-faktor

yang mempengaruhi volatilitas

harga daging sapi di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

dalam jangka panjang yaitu harga

daging sapi domestik dengan nilai

presentase sebesar 4,60692, suku

bunga dengan nilai presentase

sebesar 3,41990 dan nilai tukar

rupiah dengan nilai presentase

sebesar 3,03446. Pada jangka

pendek tidak terdapat faktor yang

mempengaruhi volatilitas harga

daging sapi di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

7

Analisis

Volatilitas Return

Harga Minyak

Kelapa Sawit di

Model analisis

yang digunakan

dalam penelitian

ini adalah Model

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa return harga minyak

mentah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return harga

Page 44: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

29

Pasar

Internasional,

Janah, R. S., &

Budiningharto, S.

(2010).

Autoregressive

(AR) yang

diproses dengan

menggunakan

Exponential

Generalized

Autoregressive

Conditional

Heteroskedastic

(EGARCH).

minyak kelapa sawit. Rata-rata

return harga minyak kelapa sawit

mengalami peningkatan pada saat

musim kedelai. Rata-rata return

harga minyak kelapa sawit

cenderung tetap pada saat musim

panen raya kelapa sawit. Variabel

return harga minyak kelapa sawit

satu bulan sebelumnya, tiga bulan

sebelumnya dan empat bulan

sebelumnya memberikan dampak

psikologis terhadap peningkatan

return harga minyak kelapa sawit.

Sedangkan variabel return harga

minyak kelapa sawit dua bulan

sebelumnya memberikan dampak

psikologis terhadap penurunan

return harga minyak kelapa sawit.

Variance equation menunjukkan

adanya time varying volatility

dalam model ini, tetapi tidak

terjadi leverage effect. Variabel

return harga minyak bumi

berpengaruh terhadap volatilitas

return harga minyak kelapa sawit.

Musim panen kelapa sawit dan

musim panen kedelai tidak

berpengaruh terhadap volatilitas

return harga minyak kelapa

sawit.

8

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Volatilitas Harga

Saham Pada

Perusahaan,

Aditya Ananda,

Mahdy. (2015)

Metode empiris

yang digunakan

adalah

Generalized

Method of

Moments (GMM)

yang merupakan

penyempurnaan

dari metode

Instrumental

Variable.

Hasil penelitian ini adalah secara

simultan variabel dividen yield

(DYIELD), dividen payout ratio

(DPAYOUT), longterm debt to

asset ratio (LDAR), pertumbuhan

perusahaan (GROWTH) tidak

berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham (PVOL)

pada tingkat kepercayaan 95%,

sedangkan secara parsial hanya

pertumbuhan perusahaan

(GROWTH) berpengaruh

signifikan terhadap volatilitas

harga saham (PVOL) pada

tingkat signifikansi 5% (α = 5%).

Page 45: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

30

Nilai adjusted R Square

menunjukkan 0,124 (12,4%),

artinya hanya 12,4% variabel

dependen volatilitas harga saham

mampu dijelaskan oleh variabel

independen pada model regresi

penelitian ini sedangkan sisanya

sebesar 87,6% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak

diikutsertakan dalam penelitian

ini.

9

Analisis

Volatilitas Harga

Bawang Putih di

Kota Manado,

Kalengkongan, C.

S., Langi, Y. A.,

& Nainggolan, N.

(2020).

Metode yang

digunakan

menggunakan

model

Generalized

Autoregressive

Conditional

Heteroscedasticit

y (GARCH).

Hasil volatilitas harga bawang

putih cenderung stabil pada

Januari 2015 sampai Maret 2017

dan pada Juli 2018 sampai

Februari 2019, sedangkan pada

April 2017 sampai Juni 2018

volatilitas harga bawang putih

berfluktuasi dengan amplitude

yang lebih besar.

10

Volatilitas Harga

Cabai Merah

Keriting dan

Bawang Merah,

Sumantri, A. T.,

Junaidi, E., &

Sari, R. M.

(2016).

Analisis data

dilakukan dengan

menggunakan

model ARCH

GARCH

Hasil analisis menyimpulkan

bahwa nilai volatilitas cabai

merah keriting lebih tinggi

dibandingkan bawang merah. Hal

ini menunjukkan bahwa tingat

risiko harga cabai merah keriting

lebih besar dibandingkan dengan

bawang merah. Upaya

meminimalisir volatilitas harga

perlu dilakukan karena terkait

dengan pemenuhan kebutuhan

konsumen. Upaya mengatasi

volatilitas harga bawang merah

dan cabai merah keriting dapat

dilakukan melalui upaya yang

terintegrasi antara petani,

pedagang pemerintah dan pihak

lainnya. Kerjasama yang

dilakukan antara berbagai pihak

tersebut hendaknya diiringi

dengan konsistensi dan komitmen

yang kuat seperti pembinaan yang

berkelanjutan dan adanya

pengawasan yang baik. Hal ini

Page 46: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

31

dilakukan agar dalam upaya

mencapai hasil yang diharapkan

dapat lebih efisien.

2.7 Kerangka Pemikiran

Komsumsi kopi terus meningkat seiring dengan gaya hidup yang semakin

modern. Kopi saat ini sedang menjadi tren tersendiri bagi penikmat kopi di dunia

khususnya di Indonesia, selain memiliki citarasa yang khas dari rasa yang lembut,

kuat, dan tajam. Sehingga banyak orang yang tertarik dengan kopi. volatilitas

harga adalah besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya harga, volatilitas tinggi

berarti harga naik tinggi dengan cepat lalu tiba-tiba turun dalam dengan cepat

pula, sehingga memunculkan selisih sangat besar antara harga terendah dan harga

tertinggi dalam suatu waktu. Adapun faktor yang mempengaruhi volatilitas adalah

produksi kopi dan inflasi.

Page 47: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

32

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Volatilitas Harga Komoditas Kopi di

Provinsi Sulawesi Selatan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

bahwa Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang memiliki

perkembangan sektor perkebunan kopi yang cukup tinggi. Pelaksanaan penelitian

tersebut dimulai bulan April sampai Juli 2020.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Komoditas Kopi

Volatilitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Produksi Kopi

2. Inflasi

Harga Konsumen Harga Produsen

Page 48: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

33

Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif dan sumber data yaitu

dari data sekunder (time series) dalam kurun waktu 30 tahun. Data sekunder

adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara. Data sekunder merupakan data deret waktu (time series),

yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke

minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun (Kuncoro, 2007). Data deret waktu

biasa digunakan untuk melihat perkembangan kegiatan tertentu dan sebagai dasar

untuk menarik suatu trend, sehingga bisa digunakan untuk membuat perkiraan-

perkiraan yang sangat berguna bagi dasar perencanaan. Adapun instansi yang

dijadikan sebagai sumber data penelitian ini adalah BPS (Badan Pusat Statistik)

Sulawesi Selatan, Kementrian Pertanian serta literatur-literatur yang berkaitan

dengan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam

penelitian ini adalah metode dokumentasi, menurut (Suharsimi, 2006) metode

dokumentasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh data informasi

mengenai berbagai hal yang ada kaitannya mengenai penelitian dengan jalan

melihat kembali laporan-laporan tulisan, baik berupa angka maupun keterangan.

Selain data-data laporan tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali

berbagai data, informasi, referensi, sumber pustaka, media massa dan internet.

Page 49: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

34

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

ARCH (Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) GARCH (Generalized

Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) dan analisis regresi linier

berganda.

Model ARCH GARCH dengan bantuan software Eviews 8. Pendekatan ini

dipilih karena tidak semua data memenuhi asumsi homoskedastisitas. Data yang

memiliki varian error term yang tidak sama, di mana error term lebih besar di

beberapa titik pada deret data, disebut data yang mengalami heteroskedastisitas.

Dengan adanya heteroskedastisitas, maka pendekatan ordinary least squares tetap

bisa digunakan (unbiased). Namun, tingkat kepercayaan dengan metode

konvensional ini akan rendah, sehingga tidak akurat. Berbeda dengan pendekatan

konvensional, model ARCH GARCH memandang heteroskedastisitas sebagai

varian untuk dimodelkan. Pendekatan ini tidak hanya memperbaiki kekurangan

metode konvensional, namun juga menghitung varian dari setiap error term

(Engle 2001). Adapun tahapan-tahapan analisis volatilitas menggunakan model

ARCH GARCH adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi Efek ARCH

Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan

heteroskedastisitas pada data harga kopi dengan mengamati nilai koefisien

korelasi dari kuadrat data harga tersebut. Apabila hasil pengujian menunjukkan

bahwa nilai autokorelasi pada kuadrat data harga kopi signifikan pada 29 beda

Page 50: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

35

kala yang diperiksa dari perilaku ACF dan PCAF data tersebut, maka data

tersebut dikatakan memiliki efek ARCH, (Engle 2001).

b. Estimasi Model menurut Engle, (2001) sebagai berikut.

1) Identifikasi dan penentuan model rataan (mean equation) Penentuan model

rataan dilakukan dengan mengikuti prosedur metode Box-Jenkins sebagai

berikut.

a) Uji stasioneritas data Uji stasioneritas data diperlukan untuk menghindari

spurious regression. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji

Augmented Dickey-Fuller (ADF-Test) untuk mendeteksi keberadaan

akar unit. Data dikatakan stasioner jika tidak mengandung akar unit. Jika

nilai t-statistic dalam uji ADF lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon

berarti data tidak stasioner dan perlu dilakukan pembedaan atau

differencing.

b) Penentuan model ARIMA tentative Model ARIMA tentative dibuat

berdasarkan collerogram (pola ACF dan PACF) pada data yang sudah

stasioner untuk menentukan orde AR (p) dan orde MA (q) dari suatu

model ARIMA (p.d.q) tentative. Orde d ditentukan berdasarkan

stasioneritas data.

2) Pemilihan model ARIMA terbaik Model arima terbaik adalah model yang

memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu residual peramalan acak,

parsimonius, parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol, kondisi

invertibilitas dan stasioneritas terpenuhi (koefisien AR dan MA masing

masing kurang dari satu), proses iterasi corvengence, dan MSE kecil. Pada

Page 51: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

36

tahapan ini akan dilakukan pemilihan model ARIMA terbaik berdasarkan

nilai Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwatrz Criterion (SC) yang

terkecil.

c. Identifikasi dan Penentuan Model ARCH GARCH

Menurut Engle (2001), Penentuan model ARCH GARCH dapat dilakukan

jika model rataan yang diperoleh mengandung efek ARCH dengan tahapan

sebagai berikut.

1) Pengujian efek ARCH Pada tahapan ini dilakukan uji Lagrange Multiplier

(ARCH-LM test), di mana hipotesis nol (H0) tidak terdapat ARCH error.

Data yang tidak mengandung ARCH error tidak perlu dimodelkan dengan

ARCH-GARCH.

2) Penentuan model ARCH GARCH Secara berturut turut pada tahap ini

dilakukan simulasi beberapa model ragam dengan menggunakan model

ARIMA terbaik, pendugaan parameter model, dan pemilihan model ARCH-

GARCH terbaik dari beberapa model alternatif berdasarkan ukuran

kebaikan model dan koefisien yang nyata. Model yang baik adalah model

yang memiliki nilai AIC dan SC yang terkecil. Syarat lain pada model

ARCH GARCH yang harus dipenuhi adalah memiliki koefisien yang

signifikan, nilai koefisien tidak lebih besar dari satu (δ + α < 1), dan

koefisien tidak bernilai negatif (k > 0, δ > 0, α > 0).

d. Evaluasi Model

Evaluasi model dilakukan dengan memeriksa kecukupan model. Jika model

tidak memadai, maka kembali ke tahap identifikasi untuk mendapatkan model

Page 52: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

37

yang lebih baik, (Engle 2001). Langkah yang dilakukan adalah dengan

menganalisis residual sebagai berikut.

1) Kenormalan residual

Uji yang digunakan untuk mengukur apakah residual menyebar

normal adalah uji Jarque-Bera, yaitu mengukur perbedaan antara skewness

(kemenjuluran) dan kurtosis (keruncingan) data dari sebaran normal, serta

memasukkan ukuran keragaman.

2) Kebebasan residual

Uji yang digunakan untuk mengukur keberadaan autokorelasi pada

data yang dianalisis adalah uji statistik L jung-Box, yaitu dengan memeriksa

koefisien autokorelasi kuadrat residual. Model tidak layak jika nilai Q*

lebih besar dari nilai X 2 (α) dengan derajat bebas k-p-q atau jika P (X2 (k –

p – q) > Q* ) lebih kecil dari taraf nyata 0,05.

3) Keberadaan efek ARCH-GARCH atau keberadaan heteroskedastisitas

Tahapan ini dilakukan pengujian untuk melihat keberadaan efek

ARCH pada model ARCH GARCH terpilih melalui uji Lagrange Multiplier

(ARCH-LM).

e. Perhitungan Nilai Volatilitas

Model terbaik akan digunakan untuk mengestimasi nilai volatilitas harga

kopi. Ukuran volatilitas ditunjukkan oleh nilai standar deviasi yang merupakan

Page 53: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

38

akar kuadrat dari ragam model ARCH GARCH yang diestimasi. Semakin besar

volatilitas maka semakin besar kemungkinan harga naik atau turun secara drastis,

(Engle 2001).

Analisis regresi linier berganda menurut Sugiono, (2016) adalah hubungan

secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,....Xn) dengan

variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn + e

Keterangan:

Y’ = Volatilitas harga kopi

X1 = Produksi kopi

X2 = Inflasi

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

e = Error

3.5 Definisi Operasional

a. Kopi adalah salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Page 54: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

39

b. Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya harga

dalam waktu tertentu.

c. Harga adalah jumlah uang yang harus di bayarkan untuk sebuah produk

dan jasa.

d. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan.

e. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat

harga. Infasi artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu

menunjukan inflasi.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaaan Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 0° 12’- 8° Lintang Selatan 116°

48’- 122° 36’ Bujur Timur. Jumlah sungai yang mengalir di wilayah Sulawesi

Selatan tercatat sekitar 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di

Page 55: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

40

Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu

sungai, yaitu Sungai Saddang yang mengalir melalui Kabupaten Tator, Enrekang,

dan Pinrang. Panjang sungai tersebut masing-masing 150 km. di Sulawesi Selatan

terdapat empat danau, yaitu Danau Tempe, dan Sidenreng yang berda di

Kabupaten Luwu Wajo serta Danau Matana dan Towuti yang berlokasi di

Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak tujuh gunung,

dengan gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470

mdpl. Gunung ini berdiri tegak di perbatasan Kabupaten Enrekang dan Luwu.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 46.71,48 yang

meliputi 20 kabupaten dan 3 kota. Kabupaten Luwu Utara merupakan kabupaten

terluas dengan luas 7.502,68 atau luas kabupaten tersebut merupakan 16,46%

dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Batas wilayah Sulawesi Selatan

berdasarkan letak astronomis yaitu di Sebelah Utara berbatasan dengan Sulawesi

Barat, di Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara,

di Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan di Sebelah Selatan

berbatasan dengan Laut Flores.

Provinsi Sulawesi Selatan dan pada umumnya daerah di Indonesia

mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai

September dan musim hujan yang terjadi pada bulan Desember sampai bulan

Maret. Berdasarkan pengamatan ditiga Stasiun Klimatologi (Maros, Hasanuddin

dan Maritim Paotere) selama tahun 2016 rata-rata suhu udara 27,6°C di kota

Makassar dan sekitarnya tidak menunjukkan suhu yang nyata. Suhu udara

Page 56: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

41

maksimum di Stasiun Klimatologi Hasanuddin 36,2°C dan suhu minimum

28,4°C.

4.2 Keadaan Demografis

Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja,

Bugis, Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi

yang tampak pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung

dan ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan

Mandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layer

tradisionalnya pinisi, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa

pulau di Samudra Pasifik, bahkan sampai ke pantai Afrika.

4.2.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di suatu daerah sangat

penting untuk diketahui, karena aspek ini berkaitan dengan penyediaan sarana dan

prasarana sosial ekonomi, dan dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan

saat ini dan saat mendatang. Perkembangan penduduk di Sulawesi Selatan selama

4 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2016-2019

Tahun Luas

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

2016 46.083,94 8.606,375 192

2017 46.083,94 8.690,294 190

2018 45.764,53 8.771,970 192

2019 46.717,48 8.851,200 193

Page 57: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

42

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka 2020.

Seiring dengan bertumbuhnya penduduk, kepadatan penduduk pada tahun

2016-2019 menunjukkan bahwa penduduk cenderung mengalami peningkatan

dari 192 jiwa/km2 pada tahun 2016 hingga mencapai 193 jiwa/km pada

tahun 2019.

4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan jumlah

penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016-2019 mengalami

fluktuasi yang cenderung meningkat dari tahun ketahun dimana pada tahun 2019

jumlah penduduk mencapai 8.851,240 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk serta rasio

jenis kelamin,dimana rasio jenis kelamin yaitu angka yang menunjukkan

perbandingan antara laki-laki dan perempuan. Jumlah dan rasio jenis kelamin

penduduk Sulawesi Selatan pada tahun 2016-2019 dapat dilihat pada Tabel

berikut.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2016-2019

Tahun Jenis Kelamin

Jumlah Rasio Jenis

Kelamin Laki-Laki Perempuan

2016 4.204,110 4.402,265 8.606,375 95

2017 4.246,101 4.444,193 8.690,294 95

Page 58: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

43

2018 4.286,893 4.485,077 8.771,970 95

2019 4.326,409 4.524,831 8.851,240 95

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka 2020

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terkecil

terjadi pada tahun 2016 terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 4.204,110 jiwa

dan penduduk perempuan sebanyak 4.246,101 jiwa dengan jumlah 8.606,375.

jumlah penduduk terbesar terjadi pada tahun 2019 yaitu penduduk laki-laki

sebanyak 4.326,409 dan penduduk perempuan sebanyak 4.524,831 jiwa dengan

jumlah sebanyak 8.851,240 serta rasio jenis kelamin selama 4 tahun yaitu 95.

4.2.3 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan

menjadi 3 kelompok, yaitu penduduk usia belum produktif, penduduk usia

non produktif serta penduduk usia produktif. Penduduk usia belum produktif

yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun (anak-anak), Penduduk usia non

produktif yaitu penduduk yang tidak memungkinkan melakukan sejumlah

pekerjaan, penduduk yang tergolong usia lebih dari atau sama dengan 65

tahun (lansia). Sedangkan penduduk usia produktif yaitu penduduk yang

masih dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu produk dan jasa

yang tergolong dalam usia 15-64 tahun. Komposisi penduduk Provinsi

Sulawesi Selatan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4. Kelompok Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok

Umur

Page 59: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

44

Kelompok Umur Jenis Kelamin jumlah

Total Laki-Laki Perempuan

0-14 1.253,792 1.203,294 2.457,086

15-64 2.836,853 3.003,654 5.840.507

≥65 235.764 317.953 553.717

Jumlah 4.326,409 4.524,901 8.851,310

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka 2020

Tabel 4 menunjukkan bahwa besarnya jumlah penduduk usia produktif lebih

besar di bandingkan jumlah penduduk usia belum produktif dan usia non

produktif yaitu sebanyak 5.840,507 jiwa, sedangkan pada kelompok umur 14

tahun kebawah sebesar 2.457,086 jiwa dan kelompok umur lebih dari 65

tahun sebesar 553.717 jiwa. Hal ini memungkinkan penyediaan tenaga kerja

untuk sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan tercukupi sehingga

kegiatan produksi subsektor perkebunan dapat berjalan dengan baik.

4.3 Keadaan Pertanian

Berdasarkan luas wilayah daratan Sulawesi Selatan yang digunakan untuk

pengembangan sektor pertanian yaitu Luas panen tanaman padi di Sulawesi

Selatan pada tahun 2019 seluas 1.010.188,75 ha dengan produksi padi

5.054.166,96 ton. Kabupaten Bone merupakan kabupaten dengan produksi

tanaman pangan padi, jagung dan kedelai tertinggi. Produksi padi tertinggi berada

di kabupaten Bone 772.874,27 ton yang sejalan dengan produksi beras 441.218,72

ton.

Selain tanaman pangan, Sulawesi Selatan juga penghasil produksi tanaman

hortikultura. Adapun rincian data produksi tanaman hortikultura di Sulawesi

Page 60: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

45

Selatan pada tahun 2019 yaitu 1.017.620 kuintal bawang merah, 210.546 kuintal

cabai, 506.285 kuintal kentang, 504.525 kuintal kubis, 585.128 kuintal tomat dan

2.818 kuintal bawang putih. Produksi tanaman biofarmaka tahun 2019 yaitu

13.473.810 kg jahe, 3.133.000 kg laos, 110.394 kg kencur, 9.552.180 kg kunyit.

Sementara untuk daerah penghasil tanaman hias terbanyak adalah kabupaten

Gowa. Dengan rincian jenis tanaman hias anggrek 17.839 tangkai, krisan 471.556

tangkai dan mawar 9.799 tangkai.

Tiga populasi ternak paling banyak di Sulawesi Selatan ialah sapi potong

1.370.797 ekor, 826.177 ekor babi dan 756.021 ekor kambing. Produksi daging

unggas untuk ayam kampung 31.294.308 ton, ayam petelur 9.355.621 ton, ayam

pedaging 65.137.337 ton dan itik 3.163.243 ton.

Sementara untuk hasil perkebunan pada tahun 2019 di Sulawesi Selatan

ialah kelapa sawit 80.804 ton, kelapa 56.889 ton, karet 297 ton, kopi 32.197 ton,

kakao 118.775 ton, tebu 2.125 ton, dan tembakau 1.335 ton.

Produksi perikanan di provinsi Sulawesi Selatan didominasi dari perikanan

tangkap. Dimana pada tahun 2019 mencapai 398.5635,3 ton. Perikanan menjadi

salah satu daya tarik masyarakat di Sulawesi Selatan yang digambarkan bahwa

rumah tangga perikanan di tahun 2019 meningkat jika dibandingkan tahun 2018.

Dimana jumlah rumah tangga perikanan di 2019 meningkat 12.625 rumah tangga

dibandingkan 2018.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keragaan Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan

Page 61: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

46

5.1.1. Luas Lahan Tanaman Kopi

Luas lahan merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi kopi. Dimana

luas lahan kopi akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya akan

mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usahatani. Luas lahan sebagai salah

satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap

usahatani kopi. Adapun perkembangan luas lahan kopi di Provinsi Sulawesi

Selatan pada tahun 1990–2019 dapat dilihat pada kurva sebagai berikut.

Kurva 1. Perkembangan Luas Lahan Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan Pada

Tahun 1990-2019

Berdasarkan kurva 1 dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah luas

lahan kopi di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami fluktuasi. Dimana

peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 109.008 ha. Peningkatan

tersebut disebabkan akibat bertambahnya jumlah penduduk. Sedangkan

penurunan luas lahan kopi terendah terjadi pada tahun 1991 sebesar 43.012 ha.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018

Luas Lahan

Page 62: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

47

Penurunan tersebut disebabkan terjadinya petani melakukan alih fungsi lahan dan

penurunan kualitas lahan.

5.1.2. Produksi Tanaman Kopi

Produksi adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam volatilitas

harga, hal ini dikarenakan produksi merupakan banyaknya jumlah barang yang

akan di tawarkan kepada konsumen apabila produksi tinggi maka jumlah barang

yang ditawarkan juga tinggi sebaliknya apabila jumlah barang yang diproduksi

rendah maka jumlah barang yang ditawarkan juga rendah. Adapun perkembangan

produksi di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1990–2019 dapat dilihat pada

kurva sebagai berikut.

Kurva 2. Perkembangan Produksi Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan Pada

Tahun 1990-2019

Berdasarkan kurva 2 dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah produksi

kopi di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami fluktuasi. Dimana peningkatan

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018

Produksi

Page 63: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

48

tertinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar 48.477 ribu ton. peningkatan tersebut

disebabkan terjadinya kelebihan pasokan kopi. Sedangkan penurunan produksi

kopi terendah terjadi pada tahun 1990 sebesar 12.304 ribu ton. Penurunan tersebut

disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang menguntungkan.

5.2 Volatilitas Harga Komoditas Kopi di Sulawesi Selatan

Fluktuasi harga merupakan salah satu permasalahan umum pada

pemasaran komoditas kopi. dimana fluktuasi harga komoditas kopi yang tinggi

menyebabkan penerimaan dan keuntungan usaha yang diperoleh petani dari hasil

kegiatan usahataninya sangat berfluktuasi. dimana kondisi tidak kondusif bagi

pengembangan agribisnis karena keuntungan yang diperoleh dari kegiatan

tersebut menjadi tidak stabil padahal tingkat keuntungan yang tinggi dan stabil

pada umumnya merupakan daya tarik utama bagi pelaku bisnis untuk melakukan

investasi dan memperluas suatu usaha yang di jalankan.

Berdasarkan identifikasi efek ARCH Tahap awal penelitian yaitu

mengidentifikasi keberadaan efek ARCH dengan mengamati nilai kurtosis dari

data harga kopi. kurtosis yaitu kecenderungan data berada di luar distribusi. Data

yang memiliki efek ARCH adalah data yang mengandung heteroskedastisitas,

yaitu memiliki nilai kurtosis > 3 dan nilai autokorelasi pada kuadrat data

signifikan pada 29 beda kala pertama yang diperiksa dari perilaku ACF dan PACF

data tersebut. Hasil pengujian menunjukkan nilai kurtosis data harga kopi sebesar

9,90 artinya terdapat indikasi efek ARCH.

Page 64: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

49

Identifikasi efek ARCH ini dapat dilihat dari perilaku ACF dan PACF data

harga kopi pada Lampiran 1. Adapun nilai kurtosis data harga kopi disajikan pada

diagram 1 sedangkan Tabel 5 menunjukkan hasil uji autokorelasi data harga kopi.

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi Harga Kopi Periode 1990-2019

Uraian Nilai

Prob 1-29 signifikan

Uji autokorelasi ada autokorelasi

Diagram 1. Nilai Kurtosis Data Harga Kopi Periode 1990–2019

0

2

4

6

8

10

12

14

-20000 0 20000 40000 60000 80000

Series: ResidualsSample 1990 2019Observations 30

Mean 0.000000Median -5314.500Maximum 87676.50Minimum -18399.50Std. Dev. 22019.21Skewness 2.556188Kurtosis 9.903505

Jarque-Bera 92.24347Probability 0.000000

Berdasarkan estimasi model secara umum terdapat dua tahapan yang

dilakukan dalam spesifikasi model ARCH GARCH, yaitu tahap identifikasi dan

penentuan model rataan dan tahap identifikasi dan penentuan model ARCH

GARCH. Tahap identifikasi dan penentuan model ARCH GARCH dilakukan jika

model rataan yang diperoleh mengandung efek ARCH. Tahap identifikasi dan

penentuan model rataan diawali dengan pengujian stasioneritas data. Uji

stasioneritas dilakukan untuk melihat adanya pengaruh tren pada data harga

kopi. Hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa data harga kopi belum stasioner.

Hal ini terlihat dari nilai uji ADF yang lebih kecil dari nilai kritis tingkat 1%.

Adapun nilai uji stasioneritas data harga kopi disajikan pada Tabel berikut.

Page 65: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

50

Tabel 6. Uji Stasioneritas Data Harga Kopi dengan Konstanta/Tren atau Tanpa

Konstanta/Tren Periode 1990–2019

Nilai Kritis ADF test

t-statistic Prob *

2.786655 1.0000

1% -3.689194

5% -2.971853

10% -2.625121

Pengujian yang dilakukan pada data yang tidak stasioner akan menyebabkan

terjadinya regresi palsu. Setelah dilakukan pembedaan pertama (first difference),

data kemudian diuji stasioneritas kembali. Stasioneritas data akan menentukan

derajat integrasi dalam pembangunan model ARIMA di tahap berikutnya.

Adapun hasil uji stasioneritas data harga kopi first difference disajikan pada Tabel

berikut.

Tabel 7. Uji Stasioneritas Data Harga Kopi First Difference Periode 1990-2019

Nilai Kritis ADF test

t-statistic Prob *

-5.819007 0.0000

1% -3.689194

5% -2.971853

10% -2.625121

Berdasarkan hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa data harga kopi

sudah stasioner. Hal ini terlihat dari nilai ADF test yang lebih besar dari nilai

kritis pada berbagai tingkat kepercayaan. Data yang stasioner setelah dilakukan

first difference sebanyak satu kali menunjukkan bahwa model rataan pada

penelitian adalah model ARIMA.

Page 66: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

51

Langkah selanjutnya adalah pemilihan model ARIMA didasarkan atas

beberapa kriteria, yaitu parameter, stasioneritas terpenuhi yang ditunjukkan oleh

koefisien AR dan MA yang masing-masing kurang dari satu, nilai Akaike

Information Criteria (AIC) dan Schwatrz Criterion (SC) yang terkecil. Dari

beberapa model ARIMA tersebut diperoleh model terbaik yaitu ARIMA (1,1,2)

pada tabel 7. Adapun uji normalitas residual model ARIMA (1,1,2) disajikan pada

diagram 2.

Diagram 2. Uji Normalitas Residual Model ARIMA (1,1,2) untuk Harga Kopi di

Sulawesi Selatan Periode 1990–2019

0

2

4

6

8

10

12

14

-20000 0 20000 40000 60000 80000

Series: ResidualsSample 1990 2019Observations 30

Mean 0.000000Median -5314.500Maximum 87676.50Minimum -18399.50Std. Dev. 22019.21Skewness 2.556188Kurtosis 9.903505

Jarque-Bera 92.24347Probability 0.000000

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa uji normalitas residual

sudah menyebar normal. Hal ini bisa dilihat dari nilai uji JB, probabilitas 0,000

artinya residual sudah menyebar normal.

Tabel 8. Model Rataan Harga Kopi Terbaik

Parameter model terbaik

ARIMA (1,1,2)

Sig √

AIC 21.58602

SC 21.77461

AR 1.5528

MA (1) -0.9537

MA (2) 0.8849

Page 67: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

52

Berdasarkan uji terhadap model rataan harga kopi terpilih menunjukkan

bahwa model ARIMA terpilih sudah memenuhi kondisi invertibilitas dan

stasioneritas yang ditunjukkan oleh koefisien AR dan MA yang masing-masing

lebih kecil dari satu. Adapun koefisien AR (1) yaitu 1,5528. koefisien MA (1)

yaitu -0,9537, dan koefisien MA (2) yaitu 0,8849. Selain itu, model juga telah

memenuhi persyaratan memiliki nilai Akaike Information Criteria (AIC) yaitu

21.58602 dan Schwatrz Criterion (SC) yaitu 21.77461. Tabel 7 Menunjukkan

bahwa model ARIMA terpilih sudah memenuhi semua persyaratan yang

ditetapkan.

Berdasarkan tahap identifikasi dan penentuan model ARCH GARCH

tersebut, Langkah pertama pada tahap identifikasi dan penentuan model ARCH

GARCH adalah dengan melakukan pengujian efek ARCH terhadap model Arima

terbaik. Hal ini dilakukan untuk menguji keberadaan ARCH error dalam data. Jika

data tidak mengandung ARCH error, maka tidak perlu dilanjutkan ke model

ARCH GARCH. Uji heteroskedastisitas menunjukan F-statistik sebesar 168,17

dengan nilai probabilitas 0,0000 yang menunjukkan adanya efek ARCH, sehingga

dapat dilanjutkan dengan pemodelan ARCH GARCH.

Langkah kedua adalah penentuan model ARCH GARCH yang tepat dengan

cara melakukan simulasi beberapa model ragam terhadap model ARIMA terbaik

yang telah diperoleh. Kriteria model ARCH GARCH terbaik yaitu memiliki nilai

SC dan AIC terkecil, memiliki koefisien yang signifikan, nilai koefisien varian

dan residual masing-masing tidak lebih dari satu dan tidak bernilai negatif, dan

sudah tidak terdapat efek ARCH.

Page 68: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

53

Berdasarkan kriteria tersebut, maka model terbaik yang digunakan dalam

peramalan volatilitas harga kopi adalah Model ARCH (1). Adapun hasil uji

terhadap model ARCH (1) pada Tabel berikut.

Tabel 9. Model ARCH GARCH Terbaik

Parameter model terbaik

ARCH (1)

Sig Prob>0,001

AIC 21.76834

SC 21.95516

Residual 1,1315

Berdasarkan evaluasi model dilakukan untuk memeriksa kecukupan model.

Hasil uji normalitas residual menunjukkan bahwa model ARCH terpilih memiliki

residual yang menyebar normal. Adapun hasil uji normalitas residual terhadap

model ARCH(1) disajikan pada diagram berikut.

Diagram 3. Uji Normalitas Residual Terhadap Model ARCH (1) untuk Harga

Kopi di Sulawesi Selatan Periode 1990–2019

0

1

2

3

4

5

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

Series: Standardized Residuals

Sample 1990 2019

Observations 30

Mean 0.323623

Median 0.183073

Maximum 2.326759

Minimum -1.078603

Std. Dev. 0.958481

Skewness 0.492713

Kurtosis 2.253785

Jarque-Bera 1.909877

Probability 0.384836

Hal ini bisa dilihat dari nilai uji JB, probabilitas 0,000 artinya residual sudah

menyebar normal. Di samping itu uji efek ARCH juga menunjukkan nilai

probabilitas 0,3848 (prob > 0,05), artinya sudah tidak terdapat efek ARCH.

Berdasakan perhitungan nilai volatilitas dilakukan model terbaik yang

digunakan dalam peramalan volatilitas harga kopi yaitu model ARCH(1).

Page 69: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

54

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh persamaan model ARCH(1) sebagai

berikut:

Ht = 14323.21 + 1.1315 ε t-

(0,0000) (0.1889)

Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa parameter estimasi sudah

signifikan pada taraf nyata 10%. Hal ini bisa dilihat dari nilai probabilitas suku

ARCH (ε t- ) sebesar 0,1889. Nilai ini lebih besar dari 0,001 (P > 0,001). Model

telah memenuhi syarat model ARCH GARCH, yaitu memiliki nilai koefisien

yang tidak lebih dari 1 dan tidak bernilai negatif. Model ini juga menunjukkan

bahwa pergerakan harga kopi hanya di pengaruhi oleh besarnya volatilitas pada

satu tahun sebelumnya, tetapi tidak dipengaruhi oleh varian harga. Hal ini artinya

jika harga kopi sehari sebelumnya memiliki nilai residual harga yang relatif

besar, maka tingkat harga esok hari akan cenderung besar. Model ragam harga

kopi hanya terdiri dari suku ARCH dengan nilai koefisien sebesar 1,1315 nilai

tersebut menunjukkan tinggi rendahnya volatilitas harga kopi.

Volatilitas harga kopi yang rendah mencerminkan karakteristik permintaan

dan penawaran yang sudah dapat diprediksi waktunya dan kecenderungan

perubahan harga sudah dapat diperkirakan. Hal ini disebabkan kopi merupakan

komoditas yang bersifat musiman, di mana produksinya berkurang di musim

hujan akibat biji kopi yang sudah merah akan berjatuhan dari tangkai dan

melimpah di musim kemarau. Hasil estimasi volatilitas harga kopi menunjukkan

adanya variasi harga kopi antar waktu selama periode 1990 sampai 2019. Variasi

harga kopi tercermin dari nilai standar deviasi bersyarat yang merupakan akar

Page 70: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

55

kuadrat dari varian model ARCH GARCH. Adapun hasil estimasi volatilitas

harga kopi 1990 sampai 2019 disajikan pada kurva berikut.

Kurva 3. Volatilitas Harga Kopi di Sulawesi Selatan Periode 1990–2019

Berdasarkan kurva 3 volatilitas yang tinggi kembali terjadi pada tahun 2018

sebesar Rp 68.832 dan pada tahun 2019 sebesar Rp 110.466. Pada tahun tersebut

disebabkan terjadinya gejolak harga kopi yang ditandai dengan nilai conditional

standard deviation (CSD) lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Dan

volatilitas harga yang terendah terjadi pada tahun 1991 sebesar Rp 4.390 dan pada

tahun 1993 sebesar Rp 5.840. Pada tahun tersebut disebabkan karena adanya

kelebihan pasokan produksi kopi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

meskipun volatilitas harganya rendah, namun variasi harga musiman masih

terjadi, Oleh karena itu, kebijakan pembatasan impor kopi sebagai salah satu

upaya perlindungan terhadap petani domestik perlu diimbangi dengan

manajemen distribusi pasokan yang baik sebagai langkah antisipasi gejolak

harga. manajemen distribusi pasokan dapat dilakukan melalui pengaturan pola

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

199019921994199619982000200220042006200820102012201420162018

Harga Kopi

Page 71: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

56

produksi, pola tanam, dan pengembangan daerah produksi baru sebagai daerah

penyangga. Upaya ini diikuti dengan perbaikan system logistik, pascapanen, dan

tata niaga, khususnya untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil.

5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Komoditas Kopi

Berdasarkan hasil dari analisis penelitian yang sudah dilakukan maka dapat

diketahui bahwa variabel independen yaitu dimana produksi kopi, dan inflasi

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu volatilitas

harga kopi. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan data time series selama 30

tahun terakhir dari tahun 1990-2019. Adapun hasil analisis regresi linear berganda

disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Harga Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan

Variabel Bebas Koefisien t_statistik Prob

Produksi Kopi (LN_X1) 1.385092 3.736420 0.0009

Inflasi (LN_X2) -0.726492 -2.701571 0.0118

Konstanta = 0.033768 ***) : Signifikan (α=1%

= 0.345677 (34,56%)

**) : Signifikan (α=5%)

hitung = 7.132

P = 0.0032 *) : Signifikan (α=10%)

ns) : non Signifikan

Sumber: Data sekunder diolah, 2020

Hasil persamaan regresinya :

LN_Y = 0.033 + 1.385092LN_X1 - 0.726492LN_X2

Page 72: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

57

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai

uji F yaitu 7.132 dan berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen, hal

ini berarti bahwa kedua variable bebas (produksi kopi dan inflasi) yang digunakan

dalam model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas

harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan berpengaruh secara bersama-

sama (silmutanously) terhadap naik turunnya volatilitas harga tersebut. Hasil

analisis juga memberikan pemahaman bahwa variabel yang di gunakan untuk

menduga volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan mampu

menjelaskan koefisien volatilitas harga kopi tersebut sebesar 34,56 persen.

Hasil pendugaan dalam analisis regresi menunjukkan bahwa variabel yang

berpengaruh nyata terhadap volatilitas harga komoditas kopi adalah produksi

kopi, variabel produksi kopi mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1.385092.

Nilai pada variabel tersebut menunjukkan kolerasi positif dan berpengaruh nyata

pada arah kepercayaan 95 persen (0.0009 < 0,05) terhadap volatilitas harga

artinya bahwa secara kuantitatif apabila produksi kopi naik 1 persen maka harga

komoditas kopi tersebut meningkat sebesar 1.385092 persen. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya ananda, (2015) yang

menjelaskan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap volatilitas

harga saham pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dengan nilai adjusted R square

menunjukkan 0,124 (12,4%).

Nilai koefisien variabel regresi untuk variabel inflasi adalah -0.726492 nilai

pada variabel tersebut menunjukkan kolerasi negatif terhadap volatilitas harga

tetapi secara statistik berpengaruh nyata pada arah kepercayaan 95 persen

Page 73: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

58

(0.0118 < 0,05) terhadap volatilitas harga artinya bahwa secara kuantitatif apabila

inflasi naik 1 persen maka volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi

Selatan tersebut menurun sebesar -0.726492 persen. Menurut Aditya ananda,

(2015) inflasi suatu proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan

saling mempengaruhi sebagai penyebab meningkatnya harga.

Page 74: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

59

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki

volatilitas harga kopi yang rendah mencerminkan permintaan dan penawaran

yang sudah dapat diprediksi waktunya dan pergerakan harga hanya dipengaruhi

oleh besarnya volatilitas harga pada periode satu tahun sebelumnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga komoditas kopi di Provinsi

Sulawesi Selatan adalah produksi kopi dan inflasi yang secara signifikan sama-

sama berpengaruh nyata terhadap volatilitas. Dengan demikian semakin tinggi

nilai produksi maka volatilitas harga kopi meningkat dan semakin tinggi inflasi

maka volatilitas harga kopi menurun.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka terdapat saran

sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan volatilitas harga komoditas kopi pemerintah harus

mengambil kebijakan dengan upaya penyediaan kopi sepanjang musim

dilakukan melalui manajemen distribusi, perbaikan system logistik, pascapanen

dan tata niaga, khususnya untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil.

2. Sebaiknya petani kopi lebih memperhatikan faktor produksi, karena ketika

faktor tersebut tidak diperhatikan maka volatilitas harga kopi akan menurun.

Page 75: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

60

DAFTAR PUSTAKA

Achsani NA, (2011). Dealing With Commodity Price Volatility in East Asia.

Deparment of Economics. Faculty of Economics and Management.

Bogor Agricultural University (IPB) and Fiscal Policy Office Minister of

Finance of the Republic of Indonesia.

Aditya Ananda, Mahdy. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Harga Saham Pada Perusahaan. Indonesia.

Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara, A., Oktaviani, R., & Firdaus, M. (2016). Volatilitas Harga Minyak Dunia

dan Dampaknya Terhadap Kinerja Sektor Industri Pengolahan dan

Makro Ekonomi Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 29(1), 49-69.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, Dalam Angka. 2016-2020.

Cahyono, Bambang. (2012). Sukses Berkebun Kopi. Penerbit Mina: Jakarta.

Eko Waluyo Dwi. (2009). Ekonomika Makro. Cetakan Ketiga. Malang : Penerbit

UMM.

Engle R. (2001). The use of ARCH/GARCH Models In Applied Econometrics. J

Econ Perspect.

Fandy Tjiptono, (2002). Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi

Offset.

Firmansyah. (2006). Analisis Volatilitas Harga Kopi Internasional. Jakarta:

Usahawan.

Julius R. Latumaerissa (2011), Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:

Salemba Empat.

Janah, R. S., & Budiningharto, S. (2010). Analisis Volatilitas Return Harga

Minyak Kelapa Sawit di Pasar Internasional (Doctoral dissertation,

Universitas Diponegoro).

Page 76: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

61

Jordaan, H., B. Grové, A. Jooste, and ZG Alemu. (2007). Measuring the Price

Volatility of Certain Field Crops in South Africa using the

ARCH/GARCH Approach. Agrekon, Vol 46, No 3, September 2007.

Kalengkongan, C. S., Langi, Y. A., & Nainggolan, N. (2020). Analisis Volatilitas

Harga Bawang Putih di Kota Manado Menggunakan Model GARCH.

Kuncoro Mujarab, (2007), Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis

dan Ekonomi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory, 2003. Pengantar Ekonomi. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Munandar, A. I., Siregar, H., Andati, T., & Anggraeni, L. (2016). Volatilitas

Harga Komoditas Timah. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, 6(2), 152779.

N. Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, (2012). Pengantar Ekonomi

Mikro, Jakarta: Salemba Empat.

Najiyati, S. & Danarti. (2001). Kopi : Budidaya dan Penanganan Pascapanen.

Penebar Swadaya. Jakarta.

OECD-FAO.Organisation for Economic Co-operation and Development. (2011).

Agricultural Outlook 2011-2020. Paris (FR): OECD.

Pipit, P., Pranoto, Y. S., & Evahelda, E. (2019). Analisis Volatilitas Harga

Daging Sapi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Ekonomi

Pertanian dan Agribisnis, 3(3), 619-630.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. (2009), Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid

1. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Panggabean, Edy. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: PT. Argo Media Utama.

Panetta, Fabio, et all. (2006). The Recent Behaviour Of Financial Market

Volatility. BIS Papers No 29. Switzerland.

Rahardja, Pratama dan Mandalla Manurung. (2008). Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar. Edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Rahardjo, Pudji. (2012). Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta.

Page 77: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

62

Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. (2004). Ilmu Makro-ekonomi. Edisi

Tujuh Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sumantri, A. T., Junaidi, E., & Sari, R. M. (2016). Volatilitas Harga Cabai Merah

Keriting dan Bawang Merah. Jurnal Agribisnis Terpadu, 9(2).

Sumaryanto, (2009). Analisis Volatilitas Harga Eceran Beberapa Komoditas

Pangan Utama dengan Model ARCH/GARCH. Jurnal Agro Ekonomi Vol

27 No. 2. Oktober 2009: 135-163.

Sarnowo, Henry., Danang Sunyoto. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi

Mikro. Yogyakarta: CAPS.

Sukirno, Sadono, 2012. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Stanton William. (2007). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 7 Jilid 1. Jakarta.

Penerbit Erlangga.

Sholehah, F. H. (2016). Pengaruh Volatilitas Harga Terhadap Inflasi Bahan

Makanan Di Kota Malang (Studi Pada Komoditas Daging Sapi Dan

Cabe Rawit). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(2).

Schwert, G. William. (1989). “Why Does Stock Market Volatility Change Over

Time?”. The Journal Of Finance Vol. XLIV, No.5.

Tangerman S. (2011). Policy Solutions to Agricultural Market Volatility: A

Synthesis. Geneva (CH). International Centre For Trade and Sustainable

Development.

Wijaya, M. A., Anindita, R., & Setiawan, B. (2014). Analisis Volatilitas Harga,

Volatilitas Spillover, dan Trend Harga pada Komoditas Bawang Putih

(Allium Sativum L.) di Jawa Timur. Agricultural Socio-Economics

Journal, 14(2), 127.

Yahmadi, Mudrig. (2007). Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan

Budidaya & Pengolahan Kopi di Indonesia. PT Bina Ilmu Offset: Jawa

Timur.

Yahya, Ari. (2018). Analisis Volatilitas Harga Cabai Merah Keriting. Kabupaten

Gowa. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Yasier Andi Muhammad. (2016). Analisis Pendapatanusaha Tani Kopi di

Kecematan Bungin Kabupaten Enrekang. Skripsi. Fakultas Ekonomi

Esis, Universitas Negeri Makassar.

Page 78: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

63

LAMPIRAN

Page 79: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

64

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Page 80: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

65

Lampiran 2. Perilaku ACF dan PACF Data Harga Kopi First Difference Periode

Page 81: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

66

1990–2019

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob

. |**** | . |**** | 1 0.515 0.515 8.7865 0.003

. |**. | . |* . | 2 0.351 0.117 13.021 0.001

. |* . | . | . | 3 0.209 -0.015 14.573 0.002

. |**. | . |* . | 4 0.224 0.128 16.425 0.002

. |* . | . *| . | 5 0.089 -0.108 16.727 0.005

. |* . | . | . | 6 0.089 0.043 17.041 0.009

. |* . | . | . | 7 0.081 0.044 17.316 0.015

. | . | . *| . | 8 0.026 -0.083 17.345 0.027

. | . | . | . | 9 0.010 0.025 17.350 0.044

. | . | . | . | 10 -0.007 -0.023 17.352 0.067

. | . | . | . | 11 -0.033 -0.048 17.407 0.096

. | . | . | . | 12 -0.054 -0.003 17.560 0.130

. *| . | . *| . | 13 -0.092 -0.079 18.041 0.156

. *| . | . | . | 14 -0.126 -0.061 18.994 0.165

. *| . | . | . | 15 -0.114 0.010 19.829 0.179

. *| . | . *| . | 16 -0.135 -0.073 21.087 0.175

. *| . | . | . | 17 -0.123 -0.002 22.208 0.177

. *| . | . | . | 18 -0.083 0.040 22.765 0.200

. *| . | . | . | 19 -0.087 -0.057 23.426 0.219

. *| . | . | . | 20 -0.071 0.027 23.907 0.246

. | . | . | . | 21 -0.045 0.018 24.122 0.287

. | . | . | . | 22 -0.052 -0.055 24.443 0.324

. *| . | . *| . | 23 -0.152 -0.129 27.600 0.231

. *| . | . | . | 24 -0.158 -0.047 31.617 0.137

. *| . | . | . | 25 -0.129 -0.005 34.803 0.092

. *| . | . *| . | 26 -0.188 -0.132 43.291 0.018

. *| . | . | . | 27 -0.180 -0.020 53.629 0.002

. *| . | . | . | 28 -0.166 -0.044 66.890 0.000

. *| . | . | . | 29 -0.098 0.022 76.117 0.000

Lampiran 3. Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Harga Kopi di Sulawesi Selatan

Page 82: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

67

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Date: 08/09/20 Time: 17:52

Sample: 1990 2019

Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error

t-Statistic Prob.

C 0.033768 3.087324

0.010938 0.9914

LN_X1 1.385092 0.370700

3.736420 0.0009

LN_X2 -0.726492 0.268915

-2.701571 0.0118

R-squared 0.345677

Mean dependent var 9.740447

Adjusted R-squared 0.297209

S.D. dependent var 0.733944

S.E. of regression 0.615285

Akaike info criterion 1.961176

Sum squared resid 10.22153

Schwarz criterion 2.101296

Log likelihood -26.41764

Hannan-Quinn criter. 2.006002

F-statistic 7.132011

Durbin-Watson stat 0.276949

Prob(F-statistic) 0.003260

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Data di Badan Pusat Statistik

Page 83: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

68

Lampiran 5. Website Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

Lampiran 6. Surat Penelitian Badan Pusat Statistik

Page 84: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

69

Page 85: ANALISIS VOLATILITAS HARGA KOMODITAS KOPI DI PROVINSI … · 2020. 9. 18. · robusta, luas perkebunan kopi nasional, produksi dan produktivitas lima tahun terakhir di uraikan pada

70

RIWAYAT HIDUP

Nasrawati, lahir di Jeneponto sebagai anak ketiga dari

tiga bersaudara pada tanggal 24 November 1997, dan

merupakan buah kasih sayang dari orang tua H. Nehru dan ST.

Norma.

Pendidikan formal yang dilalui penyusun adalah MAN 1 Gowa dan lulus

pada tahun 2015. Pada tahun 2016 penyusun lulus seleksi perguruan tinggi dengan

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penyusun pernah magang di Balai Benih

Hortikultura Loka Bantaeng. Selain itu penyusun juga aktif di Himpunan

Mahasiswa Agribisnis periode 2019/2020 sebagai Bendahara Umum. Tugas akhir

dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul

“Analisis Volatilitas Harga Komoditas Kopi di Provinsi Sulawesi Selatan”.