analisis unjuk kerja jaringan wlan - core.ac.uk · yohanes bagus adityas putra ... bersama...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN WLAN
“Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh :
Yohanes Bagus Adityas Putra
105314022
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERFORMANCE ANALYSIS OF WORKING WLAN
“Cause Study SMA Negeri 1 Sewon”
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements
To Obtain The Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Study Program
By :
Yohanes Bagus Adityas Putra
105314022
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENTS OF SCIENCE TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat dan menggunakan hasil karya atau sebagian dari hasil karya orang lain,
kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohanes Bagus Adityas Putra
NIM : 105314022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Analisis Unjuk Kerja Jaringan WLAN Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”
bersama perangkat keras yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Salah satu teknologi yang berkembang dalam bidang informasi adalah
perangkat wireless. Teknologi ini sangat dibutuhkan guru dan siswa-siswi SMA
Negeri 1 Sewon untuk kegiatan belajar mengajar menggunakan device mereka.
Maka dibutuhkan kualitas layanan jaringan yang baik untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar. Untuk mengetahui kualitas layanan jaringan WLAN perlu
dilakukan pengukuran yang meliputi Hotspot Enviroment, Site Coverage, dan
Performa jaringan.
Dalam tugas akhir ini dilakukan pengukuran dan perhitungan pada
jaringan WLAN yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Sewon. Penelitian diawali
dengan pengumpulan data berupa peta gedung dan jumlah access point yang telah
terpasang. Setelah data tersebut diperoleh dilakuka site survey untuk mengetahui
letak dan penempatan access point. Kemudian melakukan pengukuran coverage
setiap access point. Selanjutnya menguji performa setiap access point serta
jaringan dengan parameter throughput, jitter, dan packet loss. Pengukuran
menggunakan tools Iperf dengan mengirimkan paket TCP dan UDP berdasarkan
kategori kualitas sinyal.
Hasil yang akan didapat dari analisis beberapa scenario pengujian adalah
kesesuaian jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon dengan teori membangun
jaringan hotspot, pemetaan coverage seluruh access point berdasarkan kategori
kualitas sinyal, channel overlapping dan performa perangkat WLAN.
Kata kunci : wireless, FTP, UDP, coverage, throughput, jitter, packet loss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
One of the technology developing in the field information is wireless
devices. This technology is needed by the teaches and students of SMA Negeri 1
Sewon for learning activity using their devices. Then it needs the quality of a good
network to support the learing activity. To determine the quality of WLAN it
needs to be measured which includes hotspot environment, site survey, and
network performance.
In this final task performed measurements and calsulations on the WLAN
owned by SMA Negeri 1 Sewon. The study begins with the collection of data in
the form of a map of the building and the number of access point that have been
installed. Once the data obtained, do site survey to determine the location and
placement of accesss point. Then do the meansurement of coverage in each access
point. Next test the performance of each access point and network with parameter
of throughput, jitter, and packet loss. Measurement using tools Iperf to send
packet TCP and UDP based on the signal quality category.
The result that will be obtained form the analysis of several scenarions
testing is the sultability of WLAN network SMA Negeri 1 Sewon with the theory
of building hotspot network, mapping coverage of the entrie access point based on
the signal quality category, channel overlapping and performance of WLAN
device.
Keyword : wireless, FTP, UDP, coverage, throughput, jitter, packet loss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS UNJUK KERJA
JARINGAN WLAN “Studi Kasus SMA Negeri 1 Sewon”.
Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
komputer program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
4. Bapak B. Herry Suharto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran waktu, kebaikan, dan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. dan Bapak St. Yudianto
Asmoro, S.T., M.Kom selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah
diberikan.
6. Ibu Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan berharga
selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Pihak sekretariat dan laboran yang turut membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Kedua orang tua tercinta Emanuel Tyas Triwiyana dan Theresia Sri Suratini.
Terimakasih untuk setiap doa, cinta, kasih sayang, perhatian, dan dukungan
yang selalu diberikan kepada saya.
10. kakak saya Christina Ayuning Tyas dan Zefnad Ogoney yang telah
memberikan doa dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
11. Ponakan saya Clara Melanesya Tyas Ogoney yang telah memberikan doa dan
dukungan dalam proses penyelsaian skripsi ini.
12. Bulik, Om, Pakdhe, Budhe, dan Ponakan-ponakan yang selalu memberikan
dukungan dan doa.
13. Vinsensia Feviriani Tristaningsih yang telah memberikan doa, semangat,
cinta, sayang dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
14. Babe, Kanjeng Mamik, Mbak.Ririn, dan Defty, Terimakasih atas doa dan
dukungannya kepada saya.
15. Yohanes Prasetya Jati dan Markus Aryo Samodra, Terimakasih atas kerjasama
dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
16. Sahabat-sahabat.ku Omk St.Lukas Tambran Dedi, Aryo, Karisma, Lek.pri,
Candra, Asih, Rangga, dan lain-lain, Terimakasih telah memberikan semangat
kepada saya.
17. Teman-teman team futsal GKD’48 dan team sepak bola Jetis FC, Terimakasih
telah memberikan semangat kepada saya.
18. Teman-teman pergunjingan Gedangan Bedu, Yolanda, Udo, Petruk, Kancil,
Gadul, Jodi, Mbah.Komplong, Garnis, Terimakasih atas pergunjinganya dan
telah memberikan semangat kepada saya.
19. Seluruh teman-teman kuliah Teknik Informatika 2010 (@_HMPS) Aan, Apen,
Anonk, Bendot, CB, Duwek, Limpunk, Lutvi, Ndhupan, Very, Jack, Jacky,
Kejut, Mendo, Agung Surono, Yulius, Lia, Tita, Ika, Festi, Ayuk, dan lain-
lain. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama menjalani masa perkuliahan.
20. Teman-teman kost Antaxena Ajik, Eko, Liyus, Tepik, Mas.Budi, Irna, Lucky,
Dondon, Roni, Karjo, Mas dan Mbak Jalal, Terimakasih atas kebersamaan dan
semangatnya kepada saya.
21. SMA Negeri 1 Sewon yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
Khususnya Ibu Witri yang membantu dalam pengumpulan data.
22. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi pernaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
Penulis
Yohanes Bagus Adityas Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
MOTTO
Kita semua selalu dihadapkan pada ribuan kesempatan emas yang
tersamarkan denga baik oleh kesulitan.....
Dengan kata lain, di balik segala jenis masalah yang menghadang
kita,,,, sebenarnya terdapat banyak sekali kesempatan emas untuk
kehidupan kita.
~Charles Swindoll~
Sejatinya sebuah impian yang menginginkan kenyataan,,,
Pastinya akan berusaha dengan sungguh-sungguh bukan hanya
berusaha dengan seadanya.
Bila perancangan kita tidak seperti yang
diharapkan ingatlah dan senyumlah…
Manusia merancang dengan cita-cita…. Tapi Allah
merancang dengan Cinta-Nya.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus, Bunda Maria, OrangTua, Kakak,Keluarga,Dosen,Kekasih,dan
Teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR JUDUL (BAHASA INGGRIS) ............................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ...................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK .................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
MOTTO .................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xxii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xxvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.4 Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.5 Metodologi Penelitian .............................................................. 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 7
2.1 Jaringan Komputer ................................................................... 7
2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer ................................................. 8
2.2.1 Jaringan Wireless Local Area Network ...................... 9
2.2.2 Standart 802.11a/b/g/n ............................................... 10
2.3 Model Jaringan WLAN ............................................................ 14
2.3.1 Ad-Hoc Mode ............................................................ 14
2.3.2 Infrastructure Mode.................................................... 15
2.4 Teknologi WLAN .................................................................... 16
2.5 Arsitek WLAN ..................................................................... 19
2.6 Model TCP/IP ..................................................................... 20
2.6.1 TCP ..................................................................... 21
2.6.2 UDP (User Datagram Protocol) ................................ 24
2.6.3 IP (Internet Protocol) ................................................. 26
2.7 Membangun Wireless Hotspot ................................................. 27
2.7.1 Hotspot Enviroment ................................................... 27
2.7.2 Site Coverage ............................................................. 29
2.7.3 Memilih Perangkat ..................................................... 31
2.7.4 Otentifikasi ................................................................. 33
2.7.4.1 Open System Authentication ........................ 33
2.7.4.2 Shared Key Authentication (WEP) .............. 34
2.7.4.3 WPA Pre-Shared Key (WPA Personal) ....... 36
2.7.4.4 WPA2 Pre-Shared Key (WPA2 Personal) ... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2.7.4.5 WPA Enterprise / RADIUS (802.1X / EAP) 37
2.8 Antenna WiFi ..................................................................... 39
2.8.1 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) ..................... 40
2.8.2 Gain ..................................................................... 41
2.8.3 Polarisasi ................................................................. 43
2.8.4 Beamwidth .................................................................. 46
2.8.5 Tipe Antenna .............................................................. 48
2.9 Signal Strength ..................................................................... 52
2.10 Satuan Kekuatan Sinyal ........................................................... 53
2.10.1 dB (Decible) ............................................................... 53
2.10.2 dBm (dB miliWatt) .................................................... 53
2.10.3 dBi (dB isotropic) ..................................................... 56
2.10.4 Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) ............... 56
2.11 Parameter Performa Jaringan .................................................. 57
2.11.1 Throughput ................................................................. 58
2.11.2 Jitter ..................................................................... 59
2.11.3 Packet loss ................................................................ 60
2.11.4 Delay ..................................................................... 61
2.11.5 Packet Drop ............................................................... 62
2.11.2 Reliability ................................................................... 62
2.11.3 Bandwith .................................................................. 62
2.12 Alat Pengukuran ..................................................................... 63
2.12.1 Iperf ..................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
2.12.2 Vistumbler ................................................................. 65
2.12.3 Speedtest .................................................................. 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 68
3.1 Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 68
3.2 Rencana Pengujian ................................................................... 69
3.2.1 Pengujian Kuat Sinyal dan Coverage ......................... 72
3.2.2 Pengujian Performa Access Point .............................. 73
3.2.3 Pengujian Jaringan WLAN ........................................ 75
3.2.4 Pengujian Kecepatan Internet .................................... 76
3.3 Pengolahan Data dan Analisis Data ......................................... 77
3.3.1 Throughput ................................................................. 77
3.3.2 Packet loss.................................................................. 78
3.3.3 Jitter ..................................................................... 78
BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN ................ 79
4.1 Topologi Jaringan ..................................................................... 79
4.1.1 Topologi Jaringan Fisik ............................................. 79
4.2.1 Pemetaan WiFi ........................................................... 80
4.2.1.1 Posisi User ................................................... 82
4.3.1 Topologi Jaringan Logik ............................................ 84
4.2 Data Penelitian ..................................................................... 86
4.2.1 Data Kondisi Sepi ...................................................... 86
4.2.2 Data Kondisi Normal ................................................. 87
4.2.3 Data Kondisi Sibuk .................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
4.3 Kondisi Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access
Point (AP) ..................................................................... 88
4.3.1 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-Wifi-Sewon ...................................................... 88
4.3.2 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-Smase-01 .......................................................... 91
4.3.3 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-Smase-02 .......................................................... 93
4.3.4 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-SMAN1SEWON .............................................. 95
4.3.5 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-SMA1Sewon .................................................... 97
4.3.6 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-TU-Sewon ........................................................ 99
4.3.7 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-Wifi-Sewon, Smas-01, dan Smase-02 .............. 101
4.3.8 Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point-SMAN1Sewon, SMA1Sewon, dan TU-Sewon 103
4.4 Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP .................. 105
4.5 Pengujian Access Point ............................................................ 106
4.5.1 Kondisi Access Point-Wifi-Sewon............................. 107
4.5.1.1 Throughput ................................................... 107
4.5.1.2 Packet loss ................................................... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
4.5.1.3 Jitter ............................................................. 112
4.5.2 Kondisi Access Point-Smase-01 ................................ 114
4.5.2.1 Throughput ................................................... 114
4.5.2.2 Packet loss ................................................... 116
4.5.2.3 Jitter ............................................................. 118
4.5.3 Kondisi Access Point-Smase-02 ................................ 120
4.5.3.1 Throughput ................................................... 120
4.5.3.2 Packet loss ................................................... 122
4.5.3.3 Jitter ............................................................. 125
4.5.4 Kondisi Access Point-SMAN1SEWON .................... 127
4.5.4.1 Throughput ................................................... 127
4.5.4.2 Packet loss ................................................... 129
4.5.4.3 Jitter ............................................................. 131
4.5.5 Kondisi Access Point-SMA1SEWON ....................... 133
4.5.5.1 Throughput ................................................... 133
4.5.5.2 Packet loss ................................................... 135
4.5.5.3 Jitter ............................................................. 138
4.5.6 Kondisi Access Point-TU-Sewon............................... 140
4.5.6.1 Throughput ................................................... 140
4.5.6.2 Packet loss ................................................... 142
4.5.6.3 Jitter ............................................................. 144
4.6 Pengujian WLAN ..................................................................... 146
4.6.1 Kondisi WLAN-Smase-01 ......................................... 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
4.6.1.1 Throughput ................................................... 147
4.6.1.2 Packet loss ................................................... 150
4.6.1.3 Jitter ............................................................. 153
4.6.2 Kondisi WLAN-Smase-02 ......................................... 155
4.6.2.1 Throughput ................................................... 155
4.6.2.2 Packet loss ................................................... 158
4.6.2.3 Jitter ............................................................. 160
4.6.3 Kondisi WLAN-SMAN1SEWON ............................. 163
4.6.3.1 Throughput ................................................... 163
4.6.3.2 Packet loss ................................................... 165
4.6.3.3 Jitter ............................................................. 168
4.6.4 Kondisi WLAN-SMA1SEWON ................................ 170
4.6.4.1 Throughput ................................................... 171
4.6.4.2 Packet loss ................................................... 173
4.6.4.3 Jitter ............................................................. 176
4.6.5 Kondisi WLAN-TU-SEWON .................................... 178
4.6.5.1 Throughput ................................................... 178
4.6.5.2 Packet loss ................................................... 180
4.6.5.3 Jitter ............................................................. 183
4.7 Analisis Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada Kondisi Sepi,
Normal, dan Sibuk.................................................................... 185
4.8 Kondisi Kualitas Internet SMA Negeri 1 Sewon ..................... 187
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 188
5.2 Saran ..................................................................... 189
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 191
LAMPIRAN ..................................................................... 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembagian Channel 802b/g/n.............................................. 13
Gambar 2.2 Model Jaringan Ad-hoc........................................................ 15
Gambar 2.3 Model Jaringan Infrastructure ............................................. 16
Gambar 2.4 Arsitektur IEEE 802.11 berdasarkan model OSI ............... 19
Gambar 2.5 Proses Pembuatan koneksi TCP (Three-way Handshake) 23
Gambar 2.6 Cell Layout for Three Channels .......................................... 29
Gambar 2.7 Polarisasi Antenna .............................................................. 43
Gambar 2.8 Polarisasi Vertikal ............................................................... 44
Gambar 2.9 Polarisasi Horisontal .......................................................... 45
Gambar 2.10 Polarisasi Circural .............................................................. 45
Gambar 2.11 Polarisasi Cross .................................................................. 46
Gambar 2.12 Beamwidth Antenna............................................................. 47
Gambar 2.13 Antenna Omnidirectional .................................................... 48
Gambar 2.14 Pola Radiasi Antenna Omni ................................................ 48
Gambar 2.15 Antenna Grid ....................................................................... 49
Gambar 2.16 Pola Radiasi Antenna Grid ................................................. 49
Gambar 2.17 Antenna Parabolic ............................................................... 50
Gambar 2.18 Pola Radiasi Antenna Parabolic ......................................... 50
Gambar 2.19 Antena Sectoral ................................................................... 51
Gambar 2.20 Pola Radiasi Antenna Sectoral ............................................ 52
Gambar 2.21 Hasil Output TCP ................................................................ 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Gambar 2.22 Hasil Output UDP................................................................ 64
Gambar 2.23 Screenshot Vistumbler ......................................................... 65
Gambar 2.24 Screenshot Speedtest ........................................................... 67
Gambar 3.1 Rencana pengujian kuat sinyal setiap Access Point ............ 72
Gambar 3.2 Rencana pengujian kualitas Access Point ............................ 73
Gambar 3.3 Rencana pengujian kualitas jaringan WLAN ...................... 75
Gambar 3.4 Rencana pengujian kecepatan internet ................................ 76
Gambar 4.1 Topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon ............................ 79
Gambar 4.2 Denah Lokasi penempatan access point SMA Negeri 1 Sewon 82
Gambar 4.3 Denah posisi user jaringan WiFi SMAN1SEWON, SMA1SEWON,
dan TU-SEWON ................................................................. 83
Gambar 4.4 Denah posisi ruang kelas siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon 83
Gambar 4.5 Denah posisi penempatan access point siswa-siswi SMA Negeri 1
Sewon .................................................................................. 84
Gambar 4.6 Pemetaan topologi logik SMA Negeri 1 Sewon.................. 85
Gambar 4.7 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-wifi-SEWON 90
Gambar 4.8 Channel overlapping dari access point-wifi-SEWON ........ 90
Gambar 4.9 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Smase-01 92
Gambar 4.10 Channel overlapping dari access point-Smase-01 .............. 92
Gambar 4.11 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Smase-02 94
Gambar 4.12 Channel overlapping dari access point-Smase-02 .............. 94
Gambar 4.13 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMAN1SEWON
.................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
Gambar 4.14 Channel overlapping dari access point-SMAN1SEWON .. 96
Gambar 4.15 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMA1SEWON 98
Gambar 4.16 Channel overlapping dari access point-SMA1SEWON ..... 98
Gambar 4.17 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-TU-SEWON 100
Gambar 4.18 Channel overlapping dari access point-TU-SEWON ......... 100
Gambar 4.19 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Wifi-SEWON,
Smase-01, an Smase-02 ...................................................... 103
Gambar 4.20 Mapping kuat sinyal dan coverage access point-SMAN1SEWON,
SMA1SEWON, dan TU-SEWON ...................................... 105
Gambar 4.21 Grafik rata-rata throughput access point-Wifi-SEWON ..... 109
Gambar 4.22 Grafik rata-rata packet loss access point-Wifi-SEWON ..... 111
Gambar 4.23 Grafik rata-rata jitter access point-Wifi-SEWON ............... 113
Gambar 4.24 Grafik rata-rata throughput access point-Smase-01 ............ 115
Gambar 4.25 Grafik rata-rata packet loss access point-Smase-01 ............ 118
Gambar 4.26 Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01 ...................... 120
Gambar 4.27 Grafik rata-rata throughput access point-Smase-02 ............ 122
Gambar 4.28 Grafik rata-rata packet loss access point-Smase-02 ............ 124
Gambar 4.29 Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02 ...................... 126
Gambar 4.30 Grafik rata-rata throughput access point-SMAN1SEWON 128
Gambar 4.31 Grafik rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON 131
Gambar 4.32 Grafik rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON .......... 133
Gambar 4.33 Grafik rata-rata throughput access point-SMA1SEWON ... 135
Gambar 4.34 Grafik rata-rata packet loss access point-SMA1SEWON ... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
Gambar 4.35 Grafik rata-rata jitter access point-SMA1SEWON ............. 139
Gambar 4.36 Grafik rata-rata throughput access point-TU-SEWON ....... 142
Gambar 4.37 Grafik rata-rata packet loss access point-TU-SEWON ....... 144
Gambar 4.38 Grafik rata-rata jitter access point-TU-SEWON ................. 146
Gambar 4.39 Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-01 ................... 150
Gambar 4.40 Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 .................... 152
Gambar 4.41 Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01 ............................. 155
Gambar 4.42 Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-02 ................... 157
Gambar 4.43 Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 .................... 160
Gambar 4.44 Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02 ............................. 162
Gambar 4.45 Grafik rata-rata throughput WLAN-SMAN1SEWON ....... 165
Gambar 4.46 Grafik rata-rata packet loss WLAN-SMAN1SEWON ........ 168
Gambar 4.47 Grafik rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON ................. 170
Gambar 4.48 Grafik rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON .......... 173
Gambar 4.49 Grafik rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON .......... 175
Gambar 4.50 Grafik rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON .................... 177
Gambar 4.51 Grafik rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON .............. 180
Gambar 4.52 Grafik rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON .............. 183
Gambar 4.53 Grafik rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON ........................ 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembagian Channel 2,4 GHz menurut ITU ........................ 12
Tabel 2.2 Standar jaringan 802.11 ....................................................... 12
Tabel 2.3 Kategori Kekuatan Sinyal WLAN menurut Cisco .............. 52
Tabel 2.4 Konversi dB ke watt ............................................................ 54
Tabel 2.5 Konversi dB ke Watt ........................................................... 55
Tabel 2.6 Standarisasi nilai jitter versi THIPON ................................ 59
Tabel 2.7 Standarisasi nilai packet loss versi THIPON....................... 60
Tabel 2.8 Standarissi nilai delay versi THIPON ................................. 61
Tabel 3.1 Tabel data pengujian kecepatan internet ............................. 77
Tabel 4.1 Tabel kategori kuat sinyal menurut Cisco ........................... 88
Tabel 4.2 Rata-rata throughput access point-Wifi-SEWON selama enam hari
(dalam Mbps) ..................................................................... 107
Tabel 4.3 Rata-rata packet loss access point-Wifi-SEWON selama enam hari
(dalam %) ..................................................................... 110
Tabel 4.4 Rata-rata jitter access point-Wifi-SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 112
Tabel 4.5 Rata-rata throughput access point-Smase-01 selama enam hari
(dalam Mbps) ..................................................................... 114
Tabel 4.6 Rata-rata packet loss access point-Smase-01 selama enam hari
(dalam %) ..................................................................... 116
Tabel 4.7 Rata-rata jitter access point-Smase-01 selama enam hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
(dalam ms) ..................................................................... 118
Tabel 4.8 Rata-rata throughput access point-Smase-02 selama enam hari
(dalam Mbps) ..................................................................... 121
Tabel 4.9 Rata-rata packet loss access point-Smase-02 selama enam hari
(dalam %) ..................................................................... 123
Tabel 4.10 Rata-rata jitter access point-Smase-02 selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 125
Tabel 4.11 Rata-rata throughput access point-SMAN1SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 127
Tabel 4.12 Rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON selama enam
hari (dalam %) ..................................................................... 129
Tabel 4.13 Rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 132
Tabel 4.14 Rata-rata throughput access point-SMA1SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 134
Tabel 4.15 Rata-rata packet loss access point-SMA1SEWON selama enam
hari (dalam %) ..................................................................... 136
Tabel 4.16 Rata-rata jitter access point-SMA1SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 138
Tabel 4.17 Rata-rata throughput access point-TU-SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 141
Tabel 4.18 Rata-rata packet loss access point-TU-SEWON selama enam
hari (dalam %) ..................................................................... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
Tabel 4.19 Rata-rata jitter access point-TU-SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 145
Tabel 4.20 Rata-rata throughput WLAN-Smase-01 selama enam hari
(dalam Mbps) ..................................................................... 148
Tabel 4.21 Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 selama enam hari
(dalam %) ..................................................................... 151
Tabel 4.22 Rata-rata jitter WLAN-Smase-01 selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 153
Tabel 4.23 Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 selama enam hari
(dalam Mbps) ..................................................................... 156
Tabel 4.24 Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 selama enam hari
(dalam %) ..................................................................... 159
Tabel 4.25 Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 161
Tabel 4.26 Rata-rata throughput WLAN-SMAN1SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 164
Tabel 4.27 Rata-rata packet loss WLAN-SMAN1SEWON selama enam
hari (dalam %) ..................................................................... 166
Tabel 4.28 Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 168
Tabel 4.29 Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 171
Tabel 4.30 Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON selama enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxix
hari (dalam %) ..................................................................... 174
Tabel 4.31 Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 176
Tabel 4.32 Rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON selama enam
hari (dalam Mbps) ............................................................... 179
Tabel 4.33 Rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON selama enam
hari (dalam %) ..................................................................... 182
Tabel 4.34 Rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON selama enam hari
(dalam ms) ..................................................................... 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan nirkabel merupakan salah satu alternatif terbaik dalam
membangun sebuah jaringan komputer yang praktis. Salah satu teknologi
penting dan menjadi trend dalam jaringan komputer adalah teknologi
jaringan komputer nirkabel. Teknologi ini adalah perkembangan dari
teknologi jaringan komputer lokal yang memungkinkan efisiensi dalam
implementasi dan pengembangan jaringan komputer. Karena dapat
meningkatkan mobilitas user dan mengingat keterbatasan dari teknologi
jaringan komputer menggunakan media kabel. [1]
Wireless Local Area Network (WLAN) menggunakan frekuensi 2,4
Ghz yang menggunakan pita ISM (Industrial, Scientific, Medical) yang
dialokasi oleh FCC (Federal Communication Commision). Sebuah komisi
komunikasi dunia untuk keperluan industri, sains, dan badan kesehatan.
Tipe untuk standarisasi WLAN terbagi menjadi 802.11a,802.11b,802.11g,
dan 802.11n.
SMA Negeri 1 Sewon merupakan salah satu SMA Negeri di
Kabupaten Bantul, berdiri sejak tahun 1983. Selama 30 tahun SMA Negeri
1 Sewon telah membantu untuk mendidik siswa-siswinya agar dapat
melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. Selama 30 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
SMA Negeri 1 Sewon menghadapi berbagai tantangan dalam dunia
pendidikan. Dengan semakin berkembangnya SMA Negeri 1 Sewon dan
berkembangnya dunia pendidikan, maka sekolah dituntut selalu bisa
meningkatan fasilitas dan kualitas pembelajaran. Salah satunya dengan
menyediakan jaringan WLAN yang baik dan nyaman. Untuk menyediakan
jaringan WLAN yang baik bagi siswa-siswi dalam mengakses jaringan
internet di SMA Negeri 1 Sewon, maka harus dilakukan peningkatan
jaringan wireless. SMA Negeri 1 Sewon memilih menggunakan jaringan
nirkabel karena kemudahan yang ditawarkan. Antara lain user dapat
terhubung kedalam satu jaringan untuk mengambil file, mengambil data,
serta melakukan koneksi ke internet tanpa menggunakan kabel. Jaringan
nirkabel lebih mudah diimplementasikan karena tidak membutuhkan
pemasangan kabel yang kompleks. Sehingga dapat menghemat waktu dan
biaya. Jaringan nirkabel relative lebih mudah untuk dipelihara dan
dilakukan perubahan secara fisik jika ada penambahan user dan perubahan
posisi user.
Teknologi ini sangat dibutuhkan guru maupun siswa-siswi SMA
Negeri 1 Sewon. Sehingga fasilitas tersebut mempermudah dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Di lingkungan SMA Negeri 1 Sewon terdapat 6
access point yang tersebar di beberapa gedung sekolah. Penempatan
access point juga menggunakan beberapa parameter yaitu daerah
jangkauan (coverage), jumlah pemakai, dan letak access point yang
sedapat mungkin dijangkau oleh kabel UTP sebagai uplink dari suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
access point yang terhubung ke switch khusus untuk wireless. Namun
beberapa kendala masih ditemui di lapangan, yaitu koneksi internet yang
lambat dan sinyal WiFi yang tidak stabil. Sehingga user merasa kesulitan
karena tiba-tiba koneksi internet terputus saat sedang proses belajar
mengajar. Upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan menggunakan
sistem login sehingga hanya siswa-siswi, guru, dan kepala sekolah yang
hanya bisa terhubung dengan jaringan WLAN dan penambahan jumlah
access point yang sebelumnya berjumlah 4 sekarang menjadi 6.
Penambahan jumlah access point ini bertujuan untuk memperluas
jangkauan sinyal, diharapkan internet dapat diakses dari titik manapun.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis jaringan WLAN di
SMA Negeri 1 Sewon. Analisis berkaitan dengan seberapa baik layanan
kualitas jaringan WLAN dan Seberapa baik kualitas akses internet
menggunakan jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. Penulis akan
menganalisis skenario yang berkaitan dengan sinyal terkait jarak antar
perangkat wireless untuk mengetahui pengaruhnya terhadap parameter
performa jaringan yaitu: throughput, jitter, dan packet loss. Hasil analisis
diharapkan memberikan data yang dapat sebagai acuan untuk perbaikan
jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon.[2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dituliskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas pada penelitiian ini, yaitu:
1. Seberapa baik layanan kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1
Sewon?
2. Seberapa baik kualitas akses internet menggunakan jaringan WLAN
di SMA Negeri 1 Sewon?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa baik layanan kualitas jaringan WLAN SMA
Negeri 1 Sewon.
2. Mengetahui seberapa baik kualitas akses internet menggunakan
jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon.
3. Memberi rekomendasi kepada SMA Negeri 1 Sewon guna menambah
efektifitas penggunaan jaringan WLAN dalam proses pembelajaran,
sehingga kualitas internet dapat tercapai.
1.4 Batasan Masalah
1. Pengambilan data difokuskan pada jaringan WLAN SMA Negeri 1
Sewon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Cuaca tidak diperhitungkan.
3. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan WLAN.
4. Parameter yang diuji hanya mencakup throughput,packet loss,jitter,
coverage, inetervernsi/overlapping, dan keceptan internet.
5. Pengambilan data menggunakan aplikasi / tools Iperf, Vistumbler, dan
Speedtest.
6. Pengujian dilakukan selama enam hari pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi literatur:
a. Teori WLAN
b. Teori sinyal
c. Teori parameter peforma jaringan
2. Menentukan waktu pengukuran parameter kualitas layanan jaringan
WLAN. Pengukuran akan dilakukan berdasarkan interval waktu
3. Melakukan pengukuran dan monitoring terhadap parameter kualitas
layanan jaringan WLAN yang sudah ditentukan.
4. Evaluasi
5. Kesimpulan dan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan
judul/rumusan masalah di tugas akhir.
BAB III METODE PENGAMBILAN DATA
Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan
metode dalam pengambilan data.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang
telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan penggabungan teknologi komputer
dan komunikasi dari sekumpulan komputer berjumlah banyak yang
terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan
tugasnya [3]. Jaringan kompter adalah sebuah sistem yang terdiri atas
komputer dan perangkat lainnya yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:
1. Membagi sumber daya, misalnya membagi printer, CPU, memory,
ataupun harddisk.
2. Komunikasi, misalnya e-mail, instant messangging, dan chatting.
3. Akses informasi, misalnya web browsing, download file, dan upload
file.
Dalam sebuah jaringan komputer, antara satu komputer dengan
komputer lainnya, dapat dihubungkan dengan menggunakan media kabel
ataupun nirkabel. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat
penggunaan media nirkabel sudah banyak diterapkan. Hal ini dikarenakan
semakin banyak user membutuhkan jaringan dengan mobilitas tinggi. [2]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan luasnya daerah kerja
yang digunakan pada internet tersebut [3].
1. Local Area Network
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer bersifat
pribadi, yang menghubungkan beberapa komputer ataupun
workstation dalam suatu kantor ataupun pabrik-pabrik untuk
pemakaian resource bersama dan saling bertukar informasi.
2. Metropolitan Area Network
Metropolitan Area Network (MAN) biasanya terdiri atas dua atau
lebih LAN dalam area geografis. MAN mencakup area geografis
sebuah kota seperti sebuah bank dengan banyak kantor cabang di
suatu kota.
3. Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan yang memiliki luas
jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau
benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk
menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesin-mesin
dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga end system. Host
dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup disebut
dengan subnet. Tugas subnet adalah unutk membawa pesan dari satu
host ke host lainnya. Seperti halnya telepon yang membawa
pembicaraan dari pembicara ke pendengar.
4. Jaringan Tanpa Kabel
Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital
assistant (PDA). Merupakan cabang industri komputer yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut
mempunyai mesin-mesin desktop personal computer (PC) yang
terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan untuk terhubung
ke komputer pusat.
5. Internetwork
Terdapat banyak jaringan di dunia ini. Orang yang terhubung
ke jaringan sangat berharap bisa berkomunikasi dan bisa
terhubung ke jaringan lainnya. Dengan sebuah mesin yang
disebut gateway untuk melakukan dan melaksanakan
terjemahan yang diperlukan baik perangkat keras maupun
lunaknya. Kumpulan jaringan terinterkoneksi tersebut disebut
internetwork atau internet.[2]
2.2.1 Jaringan Wireless Local Area Network
Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) adalah
jaringan yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih
menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi
data[4]. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan
munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti, walkie
talkie, remote control, dan perangkat radio lainnya. Hal ini muncul
pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.
Sehingga pengguna dapat langsung terhubung pada jaringan di area
WLAN tanpa menggunakan kabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dengan WLAN ini siapapun yang berada pada area WLAN
dapat dengan mudah terhubung pada jaringan tanpa harus
terhubung secara fisik ke dalam jaringan. WLAN mempunyai
fleksibilitas, mendukung mobilitas, menawarkan efisiensi dalam
waktu dan biaya penginstalan karena apabila ingin memperluas
atau memindah jaringan tidak perlu menarik kabel atau
memindahkan kabel yang sudah ada.
2.2.2 Standart 802.11 a/b/g/n
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama
IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi
kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja
pada frekuensi 2,4 Ghz, dan kecepatan transfer data (throughput)
teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali
mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan
transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.
Kecepatan transfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet
tradisional ( IEEE 802.3 10 Mbps atau 10 Base-T). Peralatan yang
menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.
Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada
frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interfensi dengan
cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang
menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi
802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang
digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis
maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan
oleh peralatan 802.11a relative sukar menembus dinding atau
penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relative lebih
pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak
kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik
hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar
tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang
dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi
yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz
dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps.
Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat
saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang
menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access
point 802.11b, dan sebliknya. Channel yang dipakai untuk
frekuensi 2,4Ghz ada 11 channel untuk Indonesia dan Amerika.[5]
802.11b/g/n menggunakan frekuensi 2,4GHz atau memiliki
range mulai dari 2,4 GHz – 2,5 GHz. Frekuensi tersebut dibagi
menjadi 13 channel mulai dari channel 1 yaitu 2,412GHZ sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan channel 13 yaitu 2,472 GHz. Channel ke-14 sebelumnya
digunakan di Jepang namun sudah tidak terpakai lagi.
Tabel 2.1. Pembagian channel 2,4 GHz menurut ITU (International
Telecomunications Union) [6]
Tabel 2.2. Standar jaringan 802.11 [7]
802.11
Protocol
Freq
(GHz)
Bandwidth
(Mhz)
Data rate per
stream
(Mbit/s)
Allowable
MIMO
streams
Modulation
Approximate
Indoor range
Approximate
outdoor range
(m) (ft) (m) (ft)
--- 2,4 20 1,2 1 DSSS,
FHSS 20 66 100 330
a
5
20
6,9,12,18,24,3
6,
48,54
1 OFDM
35 115 120 390
3,7 -- -- 5,00
0
16,00
0
b 2,4 20 5.5,11 1 DSSS 38 125 140 460
g 2,4 20
6,9,12,18,24,3
6,
48,54
1 OFDM,
DSSS 38 125 140 460
n 2,4/5
20
7.2, 14.4, 21.7,
28.9, 43.3,
57.8, 65, 72.2 4 OFDM
70 230 250 820
40 70 230 250 820
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1 2 131211109876543
2,412 2,417 2,422 2,427 2,432 2,437 2,442 2,447 2,452 2,457 2,462 2,467 2,472
Pembagian channel dalam 802.11b/g/n memiliki lebar
22MHz. Dimana dalam 802.11b dan 802.11g memiliki channel
width yang sama yaitu 22 MHz sedangkan untuk 802.11n memiliki
channel width 20 dan 40 MHz dengan jumlah arus aliran 1, 2, 3,
dan 4. Selain memiliki channel width adapun modulasi yang
digunakan dalam 802.11b adalah CCK, DSSS dan untuk 802.11
g/n menggunakan modulasi CCK, DSSS, dan OFDM. Ketiganya
menggunakan RF band yang sama yaitu 2,4 GHz. Hal ini
mengakibatkan sinyal dari sebuah channel masih akan dirasakan
oleh channel lainnya yang bertetangga. Misalnya pada channel 1
masih akan terasa di channel 2,3,4, dan 5. Karena rentang frekuensi
yang saling overlapping (tumpang tindih) maka penggunaan
channel yang berdekatan akan mengakibatkan gangguan
interference. Secara lengkap gambaran interference yang akan
terjadi dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Pembagian channel 802.11b/g/n
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa
interference channel 802.11b/g/n akan terhindar jika menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
aturan +5 atau -5 dengan frekuensi yang sudah digunakan. Sebagai
contoh, channel 1 tidak akan overlapping dengan channel 6 dan 11.
2.3 Model Jaringan WLAN
Jaringan wireless dikonfigurasikan ke dalam dua jenis jaringan,
yaitu mode infrastruktur dan ad-hoc [8]. Konfigurasi infrastruktur adalah
komunikasi antar masing-masing Personal Computer (PC). Komunikasi
ad-hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing
komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode
ini tergantug dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain
dengan jaringan berkabel.
2.3.1 AdHoc Mode
Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat
sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point
untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki
transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara
langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 2.1.
Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa
berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan
kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada
jarak antara kedua komputer tersebut [7].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2.2. Model Jaringan Ad-hoc
(http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure) [8].
2.3.2 Infrastructure Mode
Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses
jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan
wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur gambar
2.2. Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani
komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point
mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada
suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat
memperluas jangkauan dari WLAN [7].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.3. Model jaringan infrastructure
(http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure) [8]
2.4 Teknologi WLAN
Dalam teknologi WLAN memiliki beberapa jenis antara lain :
1. Teknologi Narrowband.
Sebuah sistem radio narrowband (narrow bandwith)
menyampaikan dan menerima informasi dari pengguna di
dalam pita frekuensi radio yang spesifik dan sempit, tetapi
mempunyai performa lenih baik dari pada wideband.
2. Teknologi Spread Spectrum.
Kebanyakan sistem wireless LAN menggunakan teknologi
spread spectrum. Sebuah teknik radio frekuensi wideband
yang dikembangkan oleh militer untuk digunakan pada sistem
keamanan dan sebuah sistem komunikasi militer. Teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
spread spectrum memungkinkan transmisi data dilakukan
dengan menggunakan transmission power yang rendah, namun
dengan frekuensi yang lebar. Dalam teknologi pread spectrum
ada dua teknologi yang di pakai, yaitu :
a). Teknologi Frenquency-Hoping Spread Spectrum (FHSS).
Cara kerja dari teknik ini juga tidak berbeda jauh dari
namanya. Teknik ini memodulasi sinyal data dengan sinyal
pembawa (carrier) dengan kanal freuensi yang melompat-
lompat seiring dengan fungsi waktu. Dengan kata lain, setiap
satu satuan waktu akan terjadi proses transfer paket data
dengan dimodulasi atau dibungkus dalam suatu kanal frekuensi
carrier.
b). Teknologi Direct-Sequence Spread Spectrum (DSSS).
Teknik spread spectrum yang satu ini sebagai yang paling
banyak dan paling umum digunakan di dunia jaringan wireless.
Perangkat WIFI yang menggunakan standar 802.11b dan
802.11n menggunakan teknik ini adalah sebuah kode
penyebaran yang disisipkan ditengah-tengah proses
pengiriman. Proses pengiriman data menggunakan teknologi
ini melibatkan serangkaian kode penyebaran yang seiring
disebut dengan istilah chipping code.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Teknologi Infrared.
Teknologi ini jarang digunakan dalam WLAN komersil.
Infrared menggunakan frekuensi tinggi dibawah cahaya yang
dapat dilihat di dalam spectrum elektromagnetik cahaya untuk
membawa atau mengirimkan data.
4. Teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing
(OFDM).
OFDM merupakan teknik transmisi menggunakan beberapa
frekuensi yang saling tegak lurus. Masing-masing sub-carrier
dimodulasi dengan teknik modulasi tertentu pada rasio simbol
yang rendah. Teknik OFDM mendukung WLAN unutk dapat
mencapai data rate 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps
dengan menggunakan 52 sub-carrier yang berbeda dan
ditransmisikan secara parallel. Teknik ini digunkan pada
standar 802.11a dan 802.11g.
5. Teknologi High Rate Direct Sequence Spread Spectrum
(HR/DSSS).
HR/DSSS merupakan penambahan dari sistem DSSS yang
bekerja pada band frekuensi 2,4 GHz untuk mendukung data
rate 5,5 Mbps dan 11 Mbps. Untuk mendapatkan data rate
yang lebih tinggi maka ditambahkan CCK (Complemetary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Code Keying) pada pola modulasi. Teknik ini digunakan pada
standar 802.11b [9].
2.5 Arsitek WLAN
WLAN bekerja paa dua lapisan terbawah model OSI (Open System
Intercomention).
Gambar 2.4. Arsitektur IEEE 802.11 berdasarkan model OSI [10].
Pada gambar 2.4 dapat dlihat bahwa WLAN menggunakan
arsitektur logika physical layer dan data link layer yang dibagi menjadi
dua bagian pada arsitektur WLAN yaitu LLC (Logical Link Layer) dan
MAC (Medium Access Control), namun hanya MAC yang digunakan
sebagai fungsi logika WLAN.
Sub layer medium access control dan Sub layer MAC memiliki
tanggung jawab untuk akses medium, pengalamatan, pembangkitan frame,
dan mengecek deretan frame untuk konfigurasi pembagian media fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Standar IEEE 802.11 menggunakan CSMA/CA (Carrier Sense Multiple
Access/Collision Avoidance) pada MAC. CSMA/CA dapat membuat
sebuah grup perangkat wireless untuk berkomunikasi dengan membagi
frekuensi dan ruang yang sama. Sebuah client akan mengirimkan data
maka terlebih dahulu akan dilakukan pengecekan pada kanal transmisi
untuk memastikan tidak ada perangkat lain yang sedang mengirimkan
data, apabila kondisi tersebut dipenuhi maka perangkat tersebut akan
mengirimkan data.
Physical layer berfungsi untuk menjaga transmisi data yang
dilakukan pada kanal komunikasi. Layer ini merupakan interface antara
media wireless dengan MAC layer [10].
2.6 Model TCP/IP
Arsitektur protocol Transmission Control Protocol/Internet
Protocol(TCP/IP) merupakan hasil dari penelitian protocol dan
pengembangan dilakukan pada jaringan percobaan packet-switched,
ARPANET, yang didanai DARPA, dan secara umum ditujukan sebagai
satu set protokol TCP/IP [14]. Set protocol ini terdiri atas sekumpulan
besar protocol yang telah diajukan sebagai standar internet oleh Internet
Architectur Board (IAB).
Model TCP/IP terdiri atas lima layer yaitu:
1. Application Layer, merupakan layer program aplikasi yang
menggunakan protokol TCP/IP. Beberapa diantaranya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Telnet, FTP (File Transfer Protocol), SMTP (Simple Mail
transport Protocol), SNMP (Simple Network Management
Protocol), HTTP (Hypertext Transfer Protocol), DHCP (Dynamic
Host Configuration Protocol) dan DNS(Domian Name System) .
2. Transport Layer, berisi protokol yang bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi antar dua komputer. Pada layer ini
terdiri atas dua protokol, yaitu: TCP (Transport Control Protocol)
dan UDP (User Datagram Protocol).
3. Internet Layer, berfungsi untuk menangani pergerakan paket data
dalam jaringan dari komputer pengirim ke komputer tujuan.
Protokol yang berada dalam fungsi ini antara lain: IP(Internet
Protocol),ICMP(Internet Control Message Protocol),dan IGMP
(Internet Group Management Protocol).
4. Network Layer, merupakan layer paling bawah yang bertanggung
jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik [14].
2.6.1 TCP
TCP (Transmision Control Protocol) merupakan protokol
yang berada pada layer transport dari layer TCP/IP. TCP adalah
protokol yang bersifat byte stream, connection-oriented dan
reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan komunikasi
byte-stream, yang berarti bahwa data dinyatakan sebagai suatu
urutan-urutan byte. Connecton-oriented berarti sebelum terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
proses pertukaran data antar komputer terlebih dahulu harus
dibentuk suatu hubungan. Hal ini dapat dianalogikan dengan
proses pendialan nomor telepon dan akhirnya terbentuk hubungan.
Kehandalan TCP dalam mengirimkan data didukung oleh
mekanisme yang disebut Positive Acknowledgement with Re-
transmission (PAR). Data yang dikirim dari layer aplikasi akan
dipecah-pecah dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan diberi
nomor urut sebelum dikirim ke layer berikutnya. Unit data yang
sudah dipecah-pecah tadi disebut segment. TCP selalu meminta
konfirmasi setiap kali selesai mengirimkan data, apakah data
tersebut sampai pada komputer tujuan dan tidak rusak. Jika data
berhasil sampai tujuan, TCP akan mengirimkan data urutan
berikutnya. Jika tidak berhasil, maka TCP akan melakukan
pengiriman ulang urutan data yang hilang atau rusak tersebut.
Dalam kenyataannya TCP menggunakan sebuah acknowledgement
(ACK) sebagai suatu pemberitahuan antara komputer pengirim dan
penerima.
Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan Three-
way Handshake . Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan
sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement
yang dikirimkan oleh kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP
Window. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut[14]:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
`
Komputer
KlienServer
SYN
SYN, ACK
ACK
Gambar 2.5. Proses Pembuatan koneksi TCP
(Three-way Handshake) [14].
Keterangan dari gambar 2.5 adalah sebagai berikut:
Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan
sebuah segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host
kedua (yang hendak diajak untuk berkomunikasi).
Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen
dengan acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.
Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan
host kedua. TCP menggunakan proses handshake yang sama
untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host
yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses
transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima
dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan
koneksi yang reliable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.6.2 UDP (User Datagram Protocol)
UDP merupakan protokol yang juga berada pada layer
transport selain TCP. Protokol ini bersifat connectionless dan
unreliable dalam pengiriman data. Connectionless berarti tidak
diperlukannya suatu bentuk hubungan terlebih dahulu untuk
mengirimkan data. Unreliable berarti pada protokol ini tidak
dijamin akan sampai pada tujuan yang benar dan dalam kondisi
yang benar pula. Kehandalan pengiriman data pada protokol ini
menjadi tanggung jawab dari program aplikasi pada layer atasnya.
Jika dibandingkan dengan TCP, UDP adalah protokol yang lebih
sederhana dikarenakan proses yang ada didalamnya lebih sedikit.
Dengan demikian aplikasi yang memanfaatkan UDP sebagai
protokol transport dapat mengirimkan data tanpa melalui proses
pembentukan koneksi terlebih dahulu. Hal ini pun terjadi pada saat
mengakhiri suatu koneksi, sehingga dalam banyak hal proses yang
terjadi sagatlah sederhana dibanding jika mengirimkan data
melalui protokol TCP.
Protokol UDP akan melakukan fungsi
ultiplexing/demultiplexing seperti yang dilakukan protokol TCP,
bila suatu program aplikasi akan memanfaatkan protokol UDP
untuk mengirimkan informasi dengan menentukan nomor port
pengirim (source port) dan nomor port penerima (destination
port), kemudian menambahkan sedikit fungsi koreksi kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
lalu meneruskan segmen yang terbentuk ke protokol layer internet.
Pada layer Internet segmen tersebut ditambahi informasi dalam
bentuk datagram IP dan keudian ditentukan cara terbaik untuk
mengantarkan segmen tersebut ke sisi penerima. Jika segmen
tersebut tiba pada sisi penerima, protokol UDP menggunakan
nomor port informasi IP pengirim dan penerima untuk
mengantarkan data dalam segmen ke proses program aplikasi yang
sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan jika suatu program
aplikasi akan menggunakan protokol UDP sebagai protokol
transport [14]:
Tidak ada pembentukan koneksi. Protokol UDP hanya mengirim
informasi begitu saja tanpa melakukan proses awal sebelumnya.
Tidak ada pengkondisian koneksi. Protokol UDP tidak melakukan
penentuan kondisi koneksi yang berupa parameter-parameter
seperti buffer kirim dan terima, kontrol kemacetan, nomor urutan
segmen, dan acknowledgement.
Memiliki header kecil. Protokol UDP meiliki 8 byte header
dibanding 20 header byte pada TCP.
Tidak ada pengaturan laju pengiriman. Protokol UDP hanya
menekankan kecepatan kirim pada laju program aplikasi dalam
menghasilkan data, kemampuan sumber kirim (berdasarkan CPU,
laju pewaktuan, dan lain-lain) dan bandwidth akses menuju
Internet. Jika terjadi kemacetan jaringan, sisi penerima tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menerima seluruh data yang dikirim. Dengan demikian laju
penerimaan data dibatasi oleh faktor kemacetan jaringan yang
terjadi, walaupun pada sisi kirim tidak memperhatikannya.
2.6.3 IP (Internet Protocol)
IP merupakan protokol yang paling penting yang berada
pada layer Internet TCP/IP. Semua protokol TCP/IP yang berasal
dari layer atasnya mengirimkan data melalui protokol IP ini.
Seluruh data harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP dan
dikirimkan sebagai datagram IP untuk sampai ke sisi penerima.
Dalam melakukan pengiriman data, protokol IP ini bersifat
unreliable, connectionless dan datagram delivery service.
Unreliable berarti protokol IP tidak menjamin datagram
yang dikirim pasti sampai ke tujuan. Protokol IP hanya melakukan
cara terbaik untuk menyampaikan datagram yang dikirim ke
tujuan. Jika pada perjalanan datagram tersebut terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan (putusnya jalur, kemacetan, atau sisi penerima
yang dituju sedang mati), protokol IP hanya memberikan
pemberitahuan pada sisi kirim kalau telah terjadi permasalahan
pengiriman data ke tujuan melalui protokol ICMP. Connectionless
berarti tidak melakukan pertukaran kontrol informasi (handshake)
untuk membentuk koneksi sebelum mengirimkan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Datagram delivery service berarti setiap datagram yang
dikirim tidak tergantung pada datagram yang lainnya. Dengan
demikian kedatangan datagram pun bisa jadi tidak berurutan.
Metode ini dipakai untuk menjamin sampainya datagram
ketujuannya, walaupun salah satu jalur menuju tujuan mengalami
masalah[14].
2.7 Membangun Wireless HotSpot
2.7.1 Hotspot Environment
A. Ukuran Fisik
Ukuran fisik lokasi adalah faktor kunci pertama untuk
dipertimbangkan. Hal ini merupakan salah satu unsur (bersama
dengan kepadatan pengguna) yang akan menentukan berapa
banyak Access Point (AP) harus dipasang. Sebuah AP dapat
menjangkau area melingkar sekitar 300 meter ke segala arah.
Beberapa AP diharapkan dapat mencakup untuk area yang luas
[11].
B. Jumlah Pengguna
Faktor kunci berikutnya dalam menentukan tata letak
HotSpot adalah jumlah pengguna dan kepadatan pengguna per
area. Jumlah pengguna (bersama dengan pola penggunaan
mereka) akan menentukan bandwidth yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memberikan kepuasan pengguna. Target minimum untuk
bandwidth 100Kbps per pengguna aktif. Menentukan dari model
penggunaan berapa banyak pengguna yang terhubung aktif
bersamaan. Sebagai contoh, sebuah area dengan 5 pengguna aktif
membutuhkan 500Kbps atau konektivitas internet yang lebih baik.
Jumlah pengguna di daerah tertentu dapat mempengaruhi
jumlah AP yang diperlukan karena keterbatasan kemampuan dari
AP. Pada area dengan banyak pengguna, seperti convention hall,
mungkin diperlukan lebih banyak AP untuk menangani beban,
meskipun AP tunggal dapat menyediakan cakupan untuk daerah
fisik pengguna 20-25 per AP adalah pedoman yang baik [11].
C. Model penggunaan
Faktor kunci ketiga adalah jenis aplikasi pengguna yang
akan berjalan saat terhubung ke HotSpot.
Bandwidth minimum yang diperlukan untuk menyediakan
pengguna menjalankan aplikasi di lokasi, dengan kapasitas yang
cukup untuk mendapatkan kualitas yang baik. Jumlah ini, dikalikan
dengan jumlah pengguna secara simultan, menentukan bandwidth
internet minimum yang diperlukan. Sebagai contoh, jika anda
menentukan penggunaan di situs anda memerlukan 200Kbps
bandwidth untuk kinerja yang memadai dan anda berharap ada
pengguna lebih dari 5 secara aktif menggunakan bandwidth yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1
11
6 1
6
611
1 11
ini pada satu waktu (dari populasi yang berpotensi besar pengguna
terhubung), seorang koneksi internet 1Mbps akan diperlukan.
200Kbps X 5 pengguna simultan = 1,000Kbps = 1,0 Mbps
bandwidth yang dibutuhkan [11].
2.7.2 Site Coverage
A. Ukuran AP cell, tata letak, dan penempatan
Banyak pilihan untuk memecahkan masalah cakupan
dengan menambahkan lebih banyak Access Points, namun
perawatan harus selalu dilakukan sebelum membuat keputusan
tersebut. Menempatkan Access Point di dekat dinding eksterior
atau jendela dapat menyebabkan pengguna tidak diinginkan
menggunakan atau lebih buruk lagi, hacker jaringan. Penempatan
access point perlu dipertimbangkan dengan cermat dengan
menggunakan data dari survei RF ditambah dengan pertimbangan
keamanan untuk menempatkan access points di tempat yang paling
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.6. Cell Layout for Three Channels [11].
Ketika menerapkan access points anda harus
mempertimbangkan tata letak saluran dan ukuran cell. Karena sifat
membatasi band ISM hanya ada 3 non-interfering (non-
overlapping). Dalam rangka menerapkan tata letak saluran yang
sesuai anda harus terbiasa dengan bidang RF (Radio Frequency)
yang dipancarkan oleh access point yang diberikan[11].
B. AP density
Dalam lingkungan kecil seperti rumah, ukuran cell tidak
menjadi perhatian utama, daerah penggunaan biasanya tercakup
dengan baik dan backhaul yang paling sering menjadi faktor
pembatas, bukan throughput AP. Dalam lingkungan instalasi besar
seperti hotel, bandara, dan kantor, kepadatan AP mungkin perlu
ditingkatkan untuk memungkinkan lebih banyak AP untuk
melayani lebih banyak pengguna. Ini harus selalu dicek dua kali
dalam survei situs dan implementasi. Dalam banyak kasus
menurunkan output daya access point akan memungkinkan
peningkatan jumlah AP di daerah tertentu, memungkinkan untuk
lebih banyak pengguna untuk dilayani dengan throughput yang
lebih tinggi [11].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.7.3 Memilih Perangkat
A. RF Power
Dalam banyak access points fitur ini tidak tersedia.
Kurangnya fitur ini menyebabkan masalah dalam menerapkan
lingkungan multi-AP. Biasanya, sebuah AP Enterprise akan
mendukung berbagai kekuatan 5-100 milliWatts.
B. Antena
Access point harus mempunyai konektor antenna eksternal,
sehingga bisa dipasang berbagai tipe antenna agar sesuai dengan
kebutuhan. Beberapa AP bahkan memiliki antenna tertanam,
sehingga mustahil untuk beralih ke antenna model lain.
C. Power over Ethernet (PoE)
PoE dapat menjadi perbedaan antara biaya yang efektif
implementasi HotSpot dan satu tidak efektif. PoE memungkinkan
menyalurkan power secara langsung ke perangkat remote melalui
kabel CAT5 ethernet. Karena access points sering dimasukkan ke
tempat di mana sulit untuk mendapatkan listrik (langit-langit dan
lorong-lorong panjang). PoE menjadi pilihan karena dengan
memasang kabel power menyebabkan biaya tinggi di sebabkan
pemborosan kabel, karena tiap perangkat membutuhkan dua kabel
yaitu kabel UTP untuk data dan kabel listrik untuk powernya, lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan adanya PoE cukup menggunakan satu kabel yaitu kabel
UTP dimana transfer data dan aliran listrik terjadi dalam satu
kabel. Umumnya PoE yang di gunakan mengacu ke standar IEEE
802.3af dimana maksimum power per port adalah 15.4W,
kemudian standar ini di perbaharui oleh IEEE 802.3at dimana
maksimum power per port adalah 34.2W, ini disebabkan banyak
perangkat baru yang membutuhkan supplay power lebih tinggi.
D. Long and Short Preamble Support
Generasi pertama dari 802.11 menunjukkan penggunaan
144-bit preamble yang digunakan untuk membantu wireless
receiver mempersiapkan akuisisi wireless sinyal. Sebagai 802.11
ditujukan tingkat transmisi yang lebih tinggi dan model
penggunaan baru seperti VoIP, pendek, lebih efisien 56-bit. Setelah
pengenalan preamble pendek, AP pertama dan NIC di pasar
termasuk pilihan konfigurasi untuk menggunakan long dan short
preamble. Hal ini menyebabkan masalah interoperabilitas untuk
pengguna Mobile Station (MS) yang tidak menawarkan pilihan
tersebut. Jika AP diaktifkan menggunakan short preamble dan MS
menggunakan long preamble maka keduanya tidak bisa terhubung.
Maka dari itu diciptakan pilihan long atau short preamble,
produsen hardware mengembangkan sistem yang secara otomatis
bisa mendukung pengaturan yang baik. Dalam proses ini, option
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk user menghilang dari interface konfigurasi perangkat. Saat
ini masih ada hardware yang dapat dikonfigurasi menggunakan
long atau short preamble [11].
2.7.4 Otentifikasi
Jenis otentikasi terikat dengan Service Set Identifier (SSID)
yang dikonfigurasi untuk access point. Jika Anda ingin melayani
berbagai jenis perangkat client dengan access point yang sama,
mengkonfigurasi beberapa SSID.
Sebelum perangkat wireless client dapat berkomunikasi
pada jaringan Anda melalui access point, Harus terotentifikasi ke
access point dengan menggunakan otentifikasi terbuka atau
shared-key authentication. Untuk keamanan maksimum, perangkat
client juga harus otentifkasi ke jaringan menggunakan MAC-
address atau Extensible Authentication Protocol (EAP). Kedua
jenis otentifikasi ini bergantung pada server otentifikasi pada
jaringan.
2.7.4.1 Open System Authentication
Pada open system authentication ini, bisa dikatakan tidak
ada ”authentication” yang terjadi karena client bisa langsung
terkoneksi dengan AP (Access point). Setelah client melalui
proses open system authentication dan association, client sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diperbolehkan mengirim data melalui AP namun data yang
dikirim tidak akan dilanjutkan oleh AP kedalam jaringannya.
Bila keamanan WEP diaktifkan, maka data-data yang dikirim
oleh client haruslah dienkripsi dengan WEP Key. Bila ternyata
setting WEP Key di client berbeda dengan setting WEP Key di
AP (Access Point) maka AP tidak akan menggenal data yang
dikirim oleh client yang mengakibatkan data tersebut akan di
buang (hilang). Jadi walaupun client diijinkan untuk mengirim
data, namun data tersebut tetap tidak akan bisa melalui jaringan
AP bila WEP Key antara client dan AP ternyata tidak sama.
2.7.4.2 Shared Key Authentication (WEP)
Lain halnya open system authentication, Shared Key
Authentication mengharuskan client untuk mengetahui lebih
dahulu kode rahasia (passphare key) sebelum mengijinkan
terkoneksi dengan AP. Jadi apabila client tidak mengetahui
”Key” tersebut maka client tidak akan bisa terkoneksi dengan
access point. Pada Shared Key Authentication, digunakan juga
metode keamanan WEP.
Pada proses Authenticationnya, Shared Key akan
”meminjamkan” WEP Key yang digunakan oleh level
keamanan WEP, client juga harus mengaktifkan WEP untuk
menggunakan Shared Key Authentication. WEP menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
algoritma enkripsi RC4 yang juga digunakan oleh protokol
https. Algoritma ini terkenal sederhana dan mudah
diimplementasikan karena tidak membutuhkan perhitungan
yang berat sehingga tidak membutuhkan hardware yang terlalu
canggih. Pengecekan WEP Key pada proses Shared Key
Authentication dilakukan dengan metode challenge dan
response sehingga tidak ada proses transfer password WEP
Key. Metode yang dinamakan challenge dan response ini
menggantikan pengiriman password dengan pertanyaan yang
harus dijawab berdasarkan password yang diketahui.
Prosesnya adalah client meminta ijin kepada server untuk
melakukan koneksi. Server akan mengirim sebuah string yang
dibuat secara acak dan mengirimkanya kepada client. Client
akan melakukan enkripsi antara string yang diberikan oleh
server dengan password yang diketahuinya. Hasil enkripsi ini
kemudian dikirimkan kembali ke server. Server akan
melakukan proses dekripsi dan membandingkan hasilnya. Bila
hasil dekripsi dari client menghasilkan string yang sama
dengan string yang dikirimkan oleh server, berarti client
mengetahui password yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.7.4.3 WPA Pre-Shared Key (WPA Personal)
Metode Keamanan WEP memiliki banyak kelemahan.
Badan IEEE menyadari permasalahan tersebut dan membentuk
gugus tugas 802.11i untuk menciptakan keamanan yang lebih
baik dari WEP. Sebelum hasil kerja dari 802.11i selesai, aliansi
Wi-fi membuat metode keamanan baru yang bisa bekerja
dengan hardware yang terbatas kemampuannya. Maka
muncullah Wi-Fi Protected Access (WPA) pada bulan April
2003. Standar Wi-Fi ini untuk meningkatkan fitur keamanan
pada WEP. Teknologi ini di desain untuk bekerja pada produk
Wi-Fi eksisting yang telah memiliki WEP (semacam software
upgrade).
Kelebihan WPA adalah meningkatkan enkripsi data dengan
teknik Temporal Key Integrity Protocol (TKIP). enkripsi yang
digunakan masih sama dengan WEP yaitu RC4. Karena pada
dasarnya WPA ini merupakan perbaikan dari WEP dan bukan
suatu level keamanan yang benar – benar baru. Walaupun
beberapa device ada yang sudah mendukung enkripsi AES
yaitu enkripsi dengan keamanan yang paling tinggi. TKIP
mengacak kata kunci menggunakan ”hashing algorithm” dan
menambah Integrity Checking Feature, untuk memastikan
kunci belum pernah digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.7.4.4 WPA2 Pre-Shared Key (WPA2 Personal)
802.11i akhirnya menyelesaikan metode keamanan yang
awalnya ditugaskan dari IEEE. Level keamanan ini kemudian
dinamakan sebagai WPA2. WPA2 merupakan level keamanan
yang paling tinggi. Enkripsi utama yang digunakan pada
WPA2 ini yaitu enkripsi AES. AES mempunyai kerumitan
yang lebih tinggi daripada RC4 pada WEP sehingga para
vendor tidak sekedar upgrade firmware seperti dari WEP ke
WPA. Untuk menggunakan WPA2 diperlukan hardware baru
yang mampu bekerja dengan lebih cepat dan mendukung
perhitungan yang dilakukan oleh WPA2. Sehingga tidak semua
adapter mendukung level keamanan WPA2 ini.
2.7.4.5 WPA Enterprise / RADIUS ( 802.1X / EAP )
Metode keamanan dan algoritma enkripsi pada WPA
radius ini sama saja dengan WPA Pre-Shared Key, tetapi
authentikasi yang digunakan berbeda. Pada WPA enterprise ini
menggunakan authentikasi 802.1X atau EAP (Extensible
Authentication Protocol ). EAP merupakan protokol layer 2
yang menggantikan PAP dan CHAP. Spesifikasi yang dibuat
oleh IEEE 802.1X untuk keamanan terpusat pada jaringan
hotspot Wi-fi. Tujuan standar 8021x IEEE adalah untuk
menghasilkan kontrol akses, autentikasi, dan manajemen kunci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
untuk wireless LAN. Spesifikasi ini secara umum sebenarnya
ditunjukan untuk jaringan kabel yang menentukan bahwa setiap
kabel yang dihubungkan ke dalam switch harus melalui proses
auntetikasi terlebih dahulu dan tidak boleh langsung
memperbolehkan terhubung kedalam jaringan.
Pada spesifikasi keamanan 802.1X, ketika login ke jaringan
wireless maka server yang akan meminta username dan
password dimana ”Network Key” yang digunakan oleh client
dan AP akan diberikan secara otomatis sehingga key tersebut
tidak perlu dimasukkan lagi secara manual. Setting security
WPA enterprise/corporate ini membutuhkan sebuah server
khusus yang berfungsi sebagai pusat auntentikasi seperti server
RADIUS (Remote Authentication Dial-In Service) . Dengan
adanya radius server ini. Auntentikasi akan dilakukan per-client
sehingga tidak perlu lagi memasukkan passphrase atau network
key yang sama untuk setiap client. “Network key” di sini
diperoleh dan diproses oleh server radius tersebut. Fungsi
radius server adalah menyimpan username dan password
secara terpusat yang akan melakukan autentikasi client yang
hendak login kedalam jaringan.
Sehingga pada proses authentikasi client menggunakan
username dan password. Jadi sebelum terhubung ke wireless
LAN atau internet, pengguna harus melakukan autentikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
telebih dahulu ke server tersebut. proses Authentikasi 802.1X /
EAP ini relatif lebih aman dan tidak tersedia di WEP [11].
2.8 Antenna WiFi
Pada sistem komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai
pelepas energi elektromagnetik ke udara atau ruang bebas, atau sebaliknya.
Sebagai penerima energi itu dari ruang bebas. Antena merupakan bagian
yang penting dalam sistem komunikasi sehari-hari. Antena kita jumpai
pada pesawat televisi, telepon genggam, radio, dan lain-lain.
Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing
dari saluran transmisi menjadi gelombang bebas di udara, dan sebaliknya.
Saluran transmisi adalah alat yang berfungsi sebagai penghantar atau
penyalur energi gelombang elektromagnetik. Suatu sumber yang
dihubungkan dengan saluran transmisi yang tak terhingga panjangnya
menimbulkan gelombang berjalan yang uniform sepanjang saluran itu.
Jika saluran ini dihubungkan singkat maka akan muncul gelombang
berdiri yang disebabkan oleh interferensi gelombang datang dengan
gelombang yang dipantulkan. Jika gelombang datang sama besar dengan
gelombang yang dipantulkan akan dihasilkan gelombang berdiri murni.
Konsentrasi - konsentrasi energi pada gelombang berdiri ini berosilasi dari
energi listrik seluruhnya ke energi magnet total dua kali setiap periode
gelombang itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2.8.1 Voltage Standing Wave Ratio(VSWR)
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang
berdiri (standing wave) maksimum (|V|max) dengan minimum
(|V|min). Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang
tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang
direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang
direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien
refleksi tegangan (г), yaitu :
Γ=
=
di mana ZL adalah impedansi beban ( load ) dan Z0 adalah
impedansi saluran lossless. Koefisien refleksi tegangan (г)
memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya
magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa kasus yang
sederhana, ketika bagian imajiner dari г adalah nol, maka :
a. : г = -1 refleksi negatif maksimum, ketika saluran
terhubung singkat.
b. : г = 0 tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan
matched sempurna.
c. : г = -1 refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam
rangkaian terbuka.
Rumus untuk mencari nilai VSWR adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
S=
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1
(S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan
matching sempurna. Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk
didapatkan. Oleh karena itu, nilai standar VSWR yang diijinkan
untuk fabrikasi antena adalah VSWR ≤2.
2.8.2 Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antenna yang terkait
dengan kemampuan antenna mengarahkan radiasi sinyalnya atau
penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang
dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm,
atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena
itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah decibel.
Gain dari sebuah antenna adalah kualitas nyala yang
besarnya lebih kecil daripada penguatan antenna tersebut yang
dapat dinyatakan dengan [16].
Gain=G=k.D
Dimana:
k=efisiensi antenna, 0 ≤k ≤ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gain antenna dapat diperoleh dengan mengukur power
pada main lobe dan membandingkan powernya dengan power pada
antenna referensi. Gain antenna diukur dalam decibel, bisa dalam
dBi ataupun dBd. Jika antenna referensi adalah sebuah dipole,
antenna diukur dalam dBd. “d” di sini mewakili dipole, jadi gain
antenna diukur relative terhadap sebuah antena dipole. Jika antenna
referensi adalah sebuah isotropic, jadi gain antena diukur relatif
terhadap sebuah antenna isotropic.
Gain dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan
daya maksimum antena yang diukur dengan antenna referensi yang
diketahui gainnya. Maka dapat dituliskan pada persamaan
G=
Decibel (dB) merupakan satuan gain antena. Decibel adalah
perbandingan dua hal. Decibel ditetapkan dengan dua cara, yaitu :
A. Ketika mengacu pada pengukuran daya.
XdB=10log10(
)
B. Ketika mengacu pada pengukuran tegangan.
XdB=20log10(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2.8.3 Polarisasi
Polarisasi antenna merupakan orientasi perambatan radiasi
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antenna
dimana arah elemen antenna terhadap permukaan bumi sebagai
referensi lain. Energi yang berasal dari antenna yang dipancarkan
dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut
dengan wave front. Pada umumnya semua titik pada gelombang
depan sama dengan jarak antara antenna. Selanjutnya dari antenna
tersebut, gelombang akan membentuk kurva yang kecil atau
mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak, right angle ke arah
dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi dapat
digambarkan sebagaimana Gambar:
Gambar 2.7. Polarisasi Antenna [16].
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Ada empat macam polarisasi antenna yaitu polarisasi
vertikal, polarisasi horizontal, polarisasi circular, dan polarisasi
cross
1. Polarisasi Vertikal
Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh
medan magnetik dan gaya listrik yang selalu berada di
sudut kanan. Kebanyakan gelombang elektromagnetik
dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier.
Arah dari polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa
polarisasi tersebut adalah vertikal jika garis medan listrik
yang disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka
gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal.
Gambar 2.8. Polarisasi Vertikal
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Polarisasi Horizontal
Antenna dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen
antenna horizontal terhadap permukaan tanah. Polarisasi
horizontal digunakan pada beberapa jaringan wireless.
Gambar 2.9. Polarisasi Horisontal
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
3. Polarisasi Circular
Polarisasi circular pernah digunakan pada beberapa
jaringan wireless. Dengan antenna berpolarisasi circular,
medan elektromagnet berputar secara konstan terhadap
antenna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 2.10. Polarisasi Circular
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
4. Polarisasi Cross
Polarisasi cross terjadi ketika antenna pemancar
mempunyai polarisasi horizontal, sedangkan antenna
penerima mempunyai polarisasi vertikal atau sebalikanya.
Gambar 2.11. Polarisasi Cross
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
2.8.4 Beamwidth
Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas pancaran
gelombang frekuensi radio utama (main lobe) yang dihitung pada
titik 3 dB menurun dari puncak lobe utama [16]. Besarnya
beamwidth adalah sebagai berikut :
B=
Dimana:
B= 3dB beamwidth(derajat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
f= frekuensi(GHz)
d=diameter antenna(m)
Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan pola
radiasi, maka beamwidthdapat dirumuskan sebagai :
β = θ2-θ1
Gambar 2.12 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe
utama ( main lobe,nomor 1 ), lobe sisi samping ( side lobe, nomor
dua ), dan lobe sisi belakang ( back lobe, nomor 3 ). Half Power
Beamwidth (HPBW) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titik-
titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada
lobe utama. First Null beamwidth (FNBW) adalah besar sudut
bidang diantara dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya
nol.
Gambar 2.12. Beamwidth Antenna
(https://www.academia.edu/6571522/Sis_Kom_Ber).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2.8.5 Tipe Antena
A. Antena Omnidirectional
Gambar 2.13. Antenna Omnidirectional
(teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macam-
antena-233481.html).
Antenna omni mempunyai sifat umum radiasi atau
pancaran sinyal 360º yang tegak lurus ke atas.
Omnidirectional antenna secara normal mempunyai gain
sekitar 3-12 dBi. Antenna ini akan melayani atau hanya
memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360
derajat, sedangkan pada bagian atas antenna tidak
memiliki sinyal radiasi[17].
Gambar 2.14. Pola radiasi antenna omni
(http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-Antena-Media-
Transmisi#scribd).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Antena Grid
Gambar 2.15. Antenna Grid
(teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macam-
antena-233481.html).
Antenna Grid Wifi 2,4 GHz dengan gain 21 Db, sangat
cocok digunakan untuk Antenna Wifi. Bisa digunakan
untuk Point to Point atau Point to multi point. Antena
grid memiliki kekuatan sinyal hingga 24 dB, sementara
antenna parabolic hingga 18 dB. Menambah gain
antenna, namun akan membuat pola pengarahan antenna
menjadi lebih sempit[13].
Gambar 2.16. Pola radiasi antenna grid
(http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-Antena-
Media-Transmisi#scribd).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Antenna Parabolik
Antena Parabolik dipakai untuk jarak menengah atau
jarak jauh dan gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi.
Gambar 2.17. Antenna Parabolic
(teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macam-
antena-233481.html).
Gambar 2.18. Pola radiasi antenna parabolic
(http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-Antena-
Media-Transmisi#scribd).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
D. Antena Sectoral
Gambar 2.19. Antena Sectoral
(teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macam-
antena-233481.html).
Antenna sectoral hampir mirip dengan antenna
omnidirectional. Antenna ini digunakan untuk access
point to serve a Pont-to-Multi-Point (P2MP). Antenna
sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding
omnidirectional antenna di sekitar 10-19 dBi. Bekerja
pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini
adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian
pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat
kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horizontal kebanyakan memancar ke
arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan
jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada
bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan
menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector
atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
Gambar 2.20 Pola Radiasi Antenna Sectoral
(http://www.scribd.com/doc/248115590/Teori-Macam-Antena-
Media-Transmisi#scribd).
2.9 Signal Strength
Semakin kuat sinyal maka semakin baik dan handal
konektivitasnya. Satuan kekuatan sinyal WiFi ditunjukkan dengan satuan
dBm. Rentang kuat sinyal WiFi di antara -10 dBm sampai kurang lebih -
99 dBm. Sinyal yang nilainya mendekati angka positif maka semakin kuat
sinyal tersebut.
Pada buku “Cisco Aironet 802.11a/b/g Wireless LAN Client
Adapters (CB21AG and PI21AG) Installation and Configuration Guide”
disebutkan kategori sinyal sebagai berikut[12]:
Category
Signal Strength
Colour
Range Percentage
Excellent Green -57 to -10 dBm 75 – 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 2.3. Kategori Kekuatan Sinyal WLAN menurut Cisco [12].
2.10 Satuan Kekuatan Sinyal
2.10.1 dB (Decibel)
Merupakan satuan perbedaan (atau rasio) antara kekuatan
daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang
Alexander Graham Bell (makanya huruf "B" merupakan huruf
besar). Satuan ini digunakan untuk menunjukkan efek dari sebuah
perangkat terhadap kekuatan atau daya pancar suatu signal.
2.10.2 dBm (dB milliWatt)
Merupakan satuan kekuatan signal atau daya pancar (Signal
Strengh or Power Level). 0 dbm didefinisikan sebagai 1 mW
(milliWatt) beban daya pancar, contohnya bisa dari sebuah
Antenna ataupun Radio. Daya pancar yang kecil merupakan angka
negatif (contoh: -90 dBm). Formula perhitungan dari mW ke dBM
adalah sebagai berikut:
mW = 10dBm/10
Good Green -75 to -58 dBm 40 – 74%
Fair Yellow -85 to -76 dBm 20 – 39%
Poor Red -95 to -86 dBm 0 – 19%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
milliwatt (mW) adalah satu per seribu watt (W), atau 1000
milliwatts = 1 watt. watt adalah Standar Unit International dari
daya (power). 1 watt = 1 joule energi per detik.
Rumus untuk menghitung dari dBm ke mWatt : dBm = log10
(mW)*10
dBm Watts dBm Watts dBm Watts
0 1.0 mW 16 40 mW 32 1.6 W
1 1.3 mW 17 50 mW 33 2.0 W
2 1.6 mW 18 63 mW 34 2.5 W
3 2.0 mW 19 79 mW 35 3.2 W
4 2.5 mW 20 100 mW 36 4.0 W
5 3.2 mW 21 126 mW 37 5.0 W
6 4 mW 22 158 mW 38 6.3 W
7 5 mW 23 200 mW 39 8.0 W
8 6 mW 24 250 mW 40 10 W
9 8 mW 25 316 mW 41 13 W
10 10 mW 26 398 mW 42 16 W
11 13 mW 27 500 mW 43 20 W
12 16 mW 28 630 mW 44 25 W
13 20 mW 29 800 mW 45 32 W
14 25 mW 30 1.0 W 46 40 W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
15 32 mW 31 1.3 W 47 50 W
Tabel 2.4 Konversi dB ke Watt
36 dBm 4.00 watts ( Batas Maximum ERP yang
diperbolehkan FCC di Amerika)
23 dBm 200 milliwatts (Daya keluaran yang umum pada
WLAN 915MHz)
20 dBm 100 milliwatts ( Batas Maximum ERP yang
diperbolehkan E.T.S.I. di Europe)
Daya kurang dari 0 dBm:
dBm Watts dBm Watts
-1 0,79 mW -40 0,0001 mW
-5 0,32 mW -50 0,00001 mW
-10 0,1 mW -60 0,000001 mW
-20 0,01 mW -70 0,0000001 mW
-30 0,001 mW -80 0,00000001mW
Tabel 2.5 Konversi dB ke Watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2.10.3 dBi (dB isotropic)
Satuan ini merupakan penguatan dari sebuah antenna
terhadap suatu antenna standard imaginari (isotropic antenna)
adalah teori isotropic. Teori isotropic untuk antenna tidak dapat di
wujudkan tetapi berguna untuk menghitung secara teoritis
coverage dan fade area. Penguatan (Gain) dari antenna (diatas 1
Ghz) biasanya menggunakan satuan dBi. Sebuah antenna grid 24
dBi memiliki penguatan (Gain) sebesar 24 dBi terhadap antenna
standard imaginari 0 dBi (isotropic antenna).
2.10.4 Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). EIRP adalah
energi efektif yang didapat pada main lobe dari antenna pengirim.
Menghitung EIRP adalah dengan menjumlahkan penguatan
antenna (dalam satuan dBi) dengan level energi (dalam satuan
dBm) pada antenna tersebut.
Dalam sistem komunikasi radio, setara isotropically
terpancar daya (EIRP) atau, kalau tidak, efektif isotropically
terpancar daya adalah jumlah daya yang teoritis Isotropic antenna
(yang mendistribusikan daya merata di seluruh penjuru) akan
mengeluarkan untuk menghasilkan daya puncak kepadatan diamati
dalam arah maksimum mendapatkan antenna. EIRP dapat
memperhitungkan kerugian yang di jalur transmisi dan konektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan termasuk mendapatkan dari antenna. EIRP yang seringkali
dinyatakan dalam hal decibel atas referensi daya emitter oleh
Isotropic radiator setara dengan kekuatan sinyal. EIRP yang
memungkinkan perbandingan antara berbagai emitters berapapun
jenis, ukuran atau bentuk. Dari EIRP dan dengan pengetahuan
yang nyata dari antenna mendapatkan itu, dimungkinkan untuk
menghitung real bidang kuasa dan kekuatan nilai-nilai.
2.11 Parameter Performa Jaringan
Kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk
berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat
kinerja tertentu ke aliran data berbeda-beda. Sebagai contoh, laju bit yang
diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping dan / atau bit error
rate (BER) dapat dijamin. Jaminan performa jaringan penting jika
kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming
multimedia secara real-time seperti voice iver IP, game online dan IP-TV,
karena sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak
memperbolehkan adanya delay, dan dalam jaringan di mana kapasitas
resource-nya terbatas, misalnya dalam komunikasi data seluler. Sebuah
jaringan atau protokol yang mendukung performa jaringan dapat
menyepakati sebuah kontrak traffic dengan software aplikasi dan
kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase pembentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Beberapa alasan yang menyebabkan performa jaringan penting
adalah :
Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.
Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.
Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitive
terhadap delay, seperti voice dan video.
Merespon perubahan aliran trafik yang ad di jaringan.
Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika
ditransmisikan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masaalah
dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut
dengan parameter-paraeter performa jaringan. [5]
2.11.1 Troughput
Throughput adalah ukuran dari kecepatan dimana data dapat
dikirim melewati jaringan dalam (bit per second bps). Kemampuan
throughput dalam menopang hardware (perangkat keras) disebut
dengan bandwidth. Ada kenyataanya, istilah bandwidth kadang-
kadang digunakan sebagai sinonim dari throughput. Jika tp adalah
Throughput, dz adalah ukuran data yang dikirim, dan t adalah
waktu yang dibutuhkan, maka rumus untuk menentukan
throughput adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2.11.2 Jitter
Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada
jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh
variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket
(congestion) yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban
trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula
peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya
akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan
nilai QoS akan semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS
jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin.
Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan
berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi TIPHON, yaitu :
Kategori
Degresi
Peak Jitter Indeks
Sangat Bagus 0 ms 4
Bagus 0 s/d 75 ms 3
Sedang 75 s/d 125 ms 2
Jelek 125 s/d 225 ms 1
Tabel 2.6. Standarisasi nilai Jitter versi THIPON [13].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2.11.3 Packet loss
Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket
IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan,
dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu:
a. Terjadinya overload trafik didalam jaringan,
b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan,
c. Error yang terjadi pada media fisik,
d.Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa
disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer.
Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan
mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat
kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet
loss sesuai standar THIPON, yaitu seperti tampak pada tabel
berikut.
Kategori Besar Packet Loss
Sangat Bagus 0%
Bagus 1-3%
Sedang 4-15%
Jelek 16-25%
Tabel 2.7. Standarisasi nilai packet loss versi THIPON [13].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2.11.4 Delay
Delay merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
data atau informasi untuk sampai ke tempat tujuan data atau
informasi tersebut dikirim. Delay pada suatu jaringan akan
menentukan langkah apa yang akan kita ambil ketika kita
memenejemen suatu jaringan. Ketika Delay besar, dapat diketahui
jaringan tersebut sedang sibuk atau kemungkinan yang lain adalah
kapasitas jaringan tersebut yang kecil sehingga bisa melakukan
tindakan pencegahan agar tidak terjadi overload. Misalkan dengan
memindahkan sebagian aliran data ke jalur lain atau memperbesar
kapasitas jaringan kita. [5]
Kategori Besar Delay
Sangat Bagus <150 ms
Bagus 150 s/d 300 ms
Sedang 300 s/d 450 ms
Jelek >450 ms
Tabel 2.8. Standarisasi nilai delay versi THIPON [13].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2.11.5 Packet Drop
Packet drop berkaitan dengan antrin pada link. Jika ada
paket datang pada suatu antrian yang sudah penuh, maka paket
akan didrop/buang sesuai dengan jenis antrian yang dipakai.
2.11.6 Reliability
Relibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data
dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki
kebutuhan realibility yang berbeda. Untuk proses pengiriman data,
e-mail, dan pengaksesan internet, jaringan internet harus dapat
diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio dan saluran
telepon.
2.11.7 Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang
digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka
ini, bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen
sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Frekuensi
sinyal dapat diukur dalam satuan Hertz. Didalam jaringan
komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim
untuk kecepatan transfer data yaitu jumlah data yang dibawa dari
sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu. Jenis
bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second).[5]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2.12 Alat Pengukuran
2.12.1 Iperf
Iperf merupakan program yang berfungsi untuk
menghasilkan paket secara otomatis. Paket yang dapat dihasilkan
oleh Iperf adalah paket TCP dan UDP. Program Iperf dijalankan di
ujung-ujung jaringan yang akan diukur performanya [15].
Fitur yang didukung antara lain :
1. TCP
Pengukuran bandwith.
Mendukung TCP windows size via socket
buffers.
Client dan server dapat membuat beberapa
koneksi secara simultan.
Setelah menjalankankan iperf dengan mengirimkan paket
TCP maka didapatkan output seperti pada gambar. Throughput
jaringan dapat dilihat pada kolom bandwidth.
Gambar 2.21. Hasil Output TCP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2. UDP
Client dapat membuat paket UDP sesuai dengan
bandwith yang diinginkan.
Pengukuran packet loss.
Pengukuran delay jitter
Mendukung multicast
Client dan server dapat membuat beberapa
koneksi secara simultan.
Setelah menjalankan iperf dengan mengirimkan paket UDP
maka didapatkan output seperti pada gambar. Pada pengukuran
dengan paket UDP didapatkan data jitter dan packet loss.
Gambar 2.22. Hasil Output UDP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2.12.2 Vistumbler
Vistumbler merupakan salah satu software yang tidak asing
lagi bagi pengguna yang berhubungan langsung dengan wireless.
Vistumbler menampilkan kekuatan sinyal (live scanning) berupa
grafik. Selain itu Vistumbler juga mampu memberikan tampilan
informasi yang detail tentang channel yang digunakan, MAC
Address dari access point, SSID, presentase sinyal, sinyal tertinggi
(High RSSI), RSSI, Authentication, Encryption, Network Type,
fungsi GPS, dan Manufacturer.
Gambar 2.23. Screenshot Vistumbler
Pada penelitian ini difokuskan pada kolom RSSI untuk
mengetahui kekuatan sinyal sebuah access point yang didapat dari
tempat tertentu untuk menentukan coverage access point tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Identitas access point sendiri dapat dilihat pada kolom SSID dan
Mac Address.
2.12.3 Speedtest
Speedtest merupakan tools untuk mengecek kecepatan
internet yang digunakan. Dengan melakukan pengujian
menggunakan speedtest. User akan mengetahui seberapa baik
kualitas kecepatan internet yang didapatkan dari ISP (Internet
Service Provider) sesuai dengan yang ditawarkan.
Pengukuran kecepatan internet dilakukan dengan
menggunakan aplikasi speedtest. Membuka aplikasi speedtest
melalui browser yang telah tersedia. Masukan alamat speedtest
“www.speedtest.net” pada kolom browser. Untuk memulai
menjalankan aplikasi speedtest klik button beginning test
kemudian plikasi speedtest akan melakukan pengukuran terhadap
parameter download, upload, dan latency. Dari hasil pengukuran
download, upload, dan latency dengan aplikasi speedtest kita dapat
menyimpulkan apakah sudah sesuai atau belum dengan layanan
yang ditawarkan oleh ISP (Internet Service Provider). Seperti yang
dapat digambarkan pada Gambar 2.24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 2.24. Screenshot Speedtest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB III
METODOLOGI
3.1 Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa langkah-
langkah penelitian. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan mulai
pemetaan topologi fisik, logik, WiFi, dan pengukuran parameter jaringan.
1. Pemetaan topologi fisik
Dalam penelitian pemetaan topologi fisik dimulai dari wawancara
terhadap staf IT SMA Negeri 1 Sewon, selanjutnya melihat dan
menganalisi model jaringan yang dipakai SMA Negeri 1 Sewon untuk
saling berkomunikasi. Mengklasifikasikan menurut jenis topologi
yang dipakai. Dan memetakan hasil topologi fisik dalam sebuah
gambar.
2. Pemetaan WiFi
Dalam penelitian pemetaan WiFi dimulai dengan melihat blueprint
penempatan WiFi di lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Selanjutnya
menghitung seberapa kuat sinyal, pemilihan channel, teknologi yang
dipakai dan daerah coverage yang dapat di jangkau setiap access
point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. Pemetaan topologi logik
Dalam penelitian pemetaan topologi logik dimulai dari melihat hasil
dari topologi fisik yang sebelumnya telah di dapat. dan menganalisis
aliran data yang terjadi dalam jaringan yang dipakai SMA Negeri 1
Sewon khususnya jaringan WLAN untuk saling berkomunikasi.
Mengklasifikasikan jenis topologi yang dipakai.
4. Pengukuran parameter jaringan
Dalam penelitian pengukuran parameter jaringan dilakukan dengan
dua skenario. Skenario pertama untuk mengukur bandwith apakah
sesuai atau tidak dengan layanan yang diberikan ISP untuk SMA
Negeri 1 Sewon dan skenario kedua untuk menghitung throughput,
jitter, dan packetloss dengan cara mengukur performa pada setiap
access point dan jaringan WLAN yang berada di SMA Negeri 1
Sewon.
3.2 Rencana Pengujian
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa langkah
penelitian dan seknario pengujian. Adapun flowchart penelitian dan
skenario pengujian sebagai berikut :
Pengujian pertama mengukur kuat sinyal dan coverage pada setiap
access point dengan menggunakan aplikasi Vistumbler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pengujian kedua mengukur kualitas performa setiap access point di
SMA Negeri 1 Sewon terhadap parameter Througput, Jitter dan
Packet Loss. Pengujian menggunakan tools Iperf dengan
mengirimkan paket UDP dan TCP.
Pengujian ketiga mengukur kualitas jaringan WLAN di SMA Negeri
1 Sewon terhadap parameter Througput, Jitter dan Packet Loss.
Pengujian menggunakan tools Iperf sebagai paket generator untuk
mengirimkan paket TCP dan UDP.
Pengujian keempat untuk mengukur bandwith internet dengan
menggunakan aplikasi speedtest, pengujian ini di maksudkan untuk
mengukur kualitas kecepatan internet apakah sudah sesuai dengan
layanan yang diberikan oleh ISP (Internet Service Provider).
Pengujian dilakukan selama enam hari pada kondisi jaringan sepi,
normal, dan sibuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Mulai
Pemetaan topologi fisik,
pemetaan wifi, topologi logik
Sitesurvey
Pengukuran kualitas jaringan
Selesai
Analisi Data
Kesimpulan dan Saran
Mulai
Diagram 3.1 Alur Pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.2.1 Pengujian Kuat Sinyal dan Coverage
Skenario ini untuk mendapatkan data kuat sinyal dan coverage
dari setiap access point yang berada di SMA Negeri 1 Sewon.
Client
Access Point
Timur
TenggaraSelatanBarat Daya
Barat
Barat Laut Utara Timur Laut
U
Gambar 3.1. Rencana pengujian kuat sinyal setiap Access Point
Keterangan :
Skenario ini menggunakan tools Vistumbler yang di-install pada
sebuah laptop untuk mengetahui kekuatan sinyal, channel dan
daerah coverage. Pengukuran dilakukan dari delapan penjuru arah
setiap access point yang akan diukur. Setiap pengukuran 1 arah
dilakukan sebanyak 30 kali. Pengukuran dari jarak yang paling
dekat dengan access point dengan kategori sinyal excellent
kemudian berjalan menjauhi accesss point sampai blank. Saat
sinyal memasuki kategori good diberi tanda pada peta perbatasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sinyal excellent dan good. Dilakukan hal yang sama pada saat
memasuki kategori sinyal fair dan poor hingga benar-benar tidak
menangkap sinyal. Dilakukan pada setiap access point yang berada
di SMA Negeri 1 Sewon dan untuk mendapatkan pengamatan
yang lebih jelas, data disajikan dalam bentuk gambar peta dan
warna sebagai tanda kuat sinyal.
3.2.2 Pengujian Performa Access Point
Skenario ini untuk mendapatkan data kualitas performa setiap
access point di SMA Negeri 1 Sewon terhadap parameter kualitas
jaringan Througput, Jitter dan Packet Loss.
Router Mikrotik
750G
SwitchSwitch
AP_Kepsek
AP_TU
AP_Guru
AP_Sewon1
AP_Sewon2
AP_Sewon3
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Server
Server Server
Gambar 3.2. Rencana pengujian kualitas Access point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Keterangan :
Pengujian kualitas jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon
dilakukan dengan mengirimkan paket TCP dan UDP dari laptop
server. Parameter yang diambil dari pengujian ini adalah
throughput, jitter, dan packet loss. Alasan pemilihan parameter
tersebut karena pada protocol TCP nilai thoughput sangat
berpengaruh terhadap pengiriman packet data. Sedangkan pada
protokol UDP nilai jitter dan presentase packet loss yang tinggi
menunjukan kondisi jaringan yang buruk. Karena protocol UDP
sensitive terhadap jitter dan packet loss.
Skenario ini menguji kualitas masing-masing access point
menggunakan tools Iperf sebagai paket generator. Iperf akan
mengirimkan paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya selama
rentang waktu 60 detik. Iperf di-install pada sisi server dan client.
Pada sisi server, laptop dihubungkan pada switch access point
dengan menggunakan kabel, kemudian pada sisi client, laptop
terhubung pada access point menggunakan wifi. Client melakukan
pengiriman paket ke server mulai dari kategori kualitas sinyal
excellent hingga poor dalam kondisi waktu sepi, sibuk, dan normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3.2.3 Pengujian Jaringan WLAN
Router Mikrotik
750G
SwitchSwitch
AP_Kepsek
AP_TU
AP_Guru
AP_Sewon1
AP_Sewon2
AP_Sewon3
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Server
Gambar 3.3. Rencana pengujian kualitas jaringan WLAN.
Keterangan :
Skenario ini menguji kualitas jaringan WLAN menggunakan tools
Iperf sebagai paket generator untuk mengirimkan paket TCP dan
UDP. Pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dalam
rentang waktu 60 detik. Iperf di-install pada sisi server dan client.
Pada sisi server, laptop dihubungkan pada router mikrotik dengan
menggunakan kabel, kemudian pada sisi client, laptop terhubung
pada access point menggunakan wifi.Client melakukan pengiriman
paket ke server mulai dari kategori kualitas sinyal excellent sampai
kualitas sinyal poor dalam kondisi sepi, normal, dan sibuk selama
6 hari. Pengujian ini dilakukan terhadap 5 access point karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
access point-wifi-sewon sudah lagsung terhubung dengan router. 5
access point yaitu access point SMAN1Sewon,SMA1Sewon,TU-
Sewon,Smase-01, dan Smase-02 yang terhubung dengan router
melalui perantara switch.
3.2.4 Pengujian Kecepatan Internet
INTERNET
Router Mikrotik
750G
SwitchSwitch
AP_Kepsek
AP_TU
AP_Guru
AP_Sewon1
AP_Sewon2
AP_Sewon3
Pengukuran dengan
speedTest
Gambar 3.4. Rencana pengujian kecepatan internet
Keterangan :
Mengukur kualitas internet menggunakan speedtest pada router
yang mendapatkan internet langsung dari Internet Service Provider
(ISP). SMA Negeri 1 Sewon berlangganan dari ISP Lintas Data
Prima dengan kapasitas bandwith 4Mbps. Skenario ini untuk
mengetahui apakah bandwith yang berada SMA Negeri 1 Sewon
sudah sesuai dengan yang ditawarkan ISP. Pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menggunakan aplikasi speedtest yang tersedia di internet dilakukan
sebanyak 30 kali. Seperti yang dapat digambarkan pada Gambar
3.1.
No Download
(Mbps)
Upload (Mbps) Latency (ms)
1
2
3
30
Tabel 3.1 Tabel data pengujian kecepatan internet
3.3 Pengolahan Data dan Analisi Data
3.3.1 Throughput
Pengukuran dilakukan tiap-tiap acces point dengan
melakukan mengirim file ke server dari client workstation melalui
jaringan WLAN. Penggunaan Iperf akan langsung memperlihatka
besarnya throughput. Besarnya throughput masuk dapat diketahui
apakah masuk klasifikasi baik atau buruk. Dari hasil tersebut,
penyebab throughput dan pengaruh kualitas sinyal pada kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sepi, normal, dan sibuk terhadap besarnya throughput dapat
dinamis.
3.3.2 Packet loss
Dari hasil pengukuran besarnya packet loss pada setiap
pengiriman data ke server dapat dilihat. Berdasarkan standar
THIPON, standar presentase packet loss untuk jaringan adalah
sebagai berikut : Sangat bagus (0%), Bagus (1-3%), Sedang (4-
15%), dan Jelek (16-25%) [12]. Berdasarkan standarisasi tersebut,
packet loss saat pengirimn tersebut termasuk dapat diketahui
apakah dalam kategori sangat bagus, bagu, sedang, atau jelek.
3.3.3 Jitter
Pengukuran jitter dilakukan dengan mengirim file yang
disimpan pada server dari client. Dari data hasil pengunduhan file
tersebut, dapat diketahui besarnya tumbukan antar paket
(congestion). Jitter akan dibandingkan dengan teori-teori yang
ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besarnya jitter dapat
diketahui apakah termsuk dalam kategori baik atau buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB IV
DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.1 Topologi Jaringan
4.1.1 Topologi Jaringan Fisik
Hasil Penelitian jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon.
Berdasarkan pemetaan topologi secara fisik SMA Negeri 1 Sewon
mempunyai 6 access point yang tersebar di lingkungan SMA
Negeri 1 Sewon dan topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon
adalah sebagai berikut:
INTERNET
Router Mikrotik
750G
SwitchSwitch
SMAN1EWON
TU-SEWON
SMA1SEWON
Wifi-SewonSmase-01
Smase-02
Gambar 4.1. Topologi jaringan SMA Negeri 1 Sewon
1. Luas area SMA Negeri 1 Sewon + 20.000 m2
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Jumlah pemakai guru ada +55 orang dan siswa-siswi ada
+720 orang.
3. Pengukuran dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi
internal yang terdapat dalam jaringan nirkabel, seperti
gangguan pada media transmisi.
4. Access point yang digunakan Ubiquilty picostation M2,
Ubiquilty Univi, Linksys WRT54GL, dan Engenius.
5. Besar bandwidth yang disediakan oleh SMA Negeri 1
Sewon 4 Mbps.
6. Access point SMA Negeri 1 Sewon terbagi menjadi 2 lokasi
pertama 3 access point berada di indoor yaitu access point
SMAN1Sewon berada di ruang kepala sekolah, TU-Sewon
yang berada diruang Tata Usaha, dan SMA1Sewon berada
di ruang guru. 3 access point lainya berada di outdoor.
Yaitu access point Smase-01, Smase-02, dan Wifi-Sewon.
4.1.2 Pemetaan WiFi
Hasil penelitian pemetaan WiFi SMA Negeri 1 Sewon.
Terbagi menjadi dua tempat indoor dan outdoor. Indoor terbagi
menjadi 3 tempat di ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang
tata usaha. Outdoor terbagi menjadi 3 tempat yaitu sebelah selatan,
utara, dan timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Penempataan
access point terlihat pada gambar 4.2. Access point yang dimilki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
oleh SMA Negeri 1 Sewon kurang memadai karena menurut
pedoman pembangunan WiFi yang baik satu access point
maksimal digunakan untuk 25 user dan satu access point maksimal
menjangkau jarak 300m2
. menurut ukuran luas area yang dimiliki
SMA Negeri 1 Sewon, jumlah access point yang dimiliki SMA
Negeri 1 Sewon belum memadai dan menurut jumlah user, access
point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon kurang memadai.
Karena jika menurut jumlah user seharusnya SMA Negeri 1 Sewon
memiliki +31 access point. Dari hasil penempatan WiFi kuat sinyal
yang dipancarkan dari setiap access point sudah cukup baik dengan
daerah coverage yang dihasilkan oleh setiap access point juga
sudah baik karena dapat mencakup seluruh lingkungan SMA
Negeri 1 Sewon. Dari keenam access point yang dimiliki SMA
Negeri 1 Sewon belum satupun sesuai dengan standar penempatan
dan pemilihan channels sesuai dengan Cell Layout for Three
Channels seperti yang telah dijelaskan pada bab II pada gambar
2.6. Seharusnya pemilihan channels setiap access point jangan
tumpang tindih karena menyebabkan terjadinya overlapping.
Karena hanya ada 3 channels yang digunakan untuk membatasi
band ISM dengan perhitungan +5 atau -5. Sebagai contoh,
channels 1 tidak akan overlapping dengan channel 6 dan 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
R.Kelas
R.K
ela
sR
.Ke
las
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
R.K
ela
s
Tempat Parkir
Lab.Komputer
Perpustakaan
PSB
Smase-01
Smase-02
Wifi-Sewon
R.Guru
R.TU
R.Kepsek
TU-SEWON
SMAN1SEWON
SMA1SEWON
U
+ 70m
+ 70m
+ 70m
+ 40m
+ 10m
+ 50m
Gambar 4.2. Denah Lokasi penempatan access point SMA Negeri
1 Sewon
4.1.2.1 Posisi User
Gambar 4.3 menunjukan posisi user yang
menggunakan jaringan WLAN SMAN1SEWON
yang berada pada ruang kepala sekolah yang hanya
di gunakan kepala sekolah dan jika ada tamu ,
WLAN SMA1SEWON yang berada di ruang guru
yang di gunakan oeh guru dan jika ada rapat , dan
WLAN TU-SEWON yang berada di ruang tata
usaha yang hanya diguakan oleh pegawai tata usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Ruang Kepala Sekolah Ruang TU
Ruang Guru
TU-SEWONSMAN!SEWON SMASEWON
Gambar 4.3. Denah posisi user jaringan WiFi SMAN1SEWON,
SMA1SEWON, dan TU-SEWON
Gambar 4.4 menunjukan posisi user yang
berada di jaringan WiFi Wifi-Sewon, WiFi Smase-
01, dan WiFi Smase-02. Terletak pada bagian
selatan, utara, dan timur lingkungan SMA Negeri 1
Sewon. Gambar berikut menunjukan denah ruang
kelas dari siswa-siswi SMA Negeri 1 Sewon.
12'-6"
8'-0
"
12'-6"
8'-0
"
12'-6"
8'-0
"
12'-6"
8'-0
"
5'-0"
8'-0
"
2'-6"5'-0" 5'-0" 5'-0" 5'-0"
R.Kelas R.KelasR.Kelas R.Kelas WC
Gambar 4.4. Denah posisi ruang kelas siswa-siswi SMA Negeri 1
Sewon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
R.Kelas
R.K
ela
sR
.Ke
las
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
R.K
ela
s
Tempat Parkir
Lab.Komputer
Perpustakaan
PSB
Smase-01
Smase-02
R.Guru
R.TU
R.Kepsek
U
Wifi-Sewon
Gambar 4.5. Denah posisi penempatan access point siswa-siswi
SMA Negeri 1 Sewon.
4.1.3 Topologi Jaringan Logik
Berdasarkan pemetaan topologi secara logik, SMA Negeri
1 Sewon mendapatkan layanan internet dari Internet Service
Provider (ISP) Lintas Data Prima sebesar 4Mbps. Server yang
berada di gedung PSB membagi bandwith dalam jaringan Local
Area Network (LAN) dan WLAN. Jaringan LAN terbagi dalam
labkomputer, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan tata
usaha. Jaringan WLAN terbagi dalam 2 switch yang berada dalam
ruang perpustakaan dan ruang tata usaha. Switch yang berada di
ruang perpustakaan membagi dalam jaringan LAN komputer
perpustakaan dan jaringan WLAN Smase-01 dan Smase-02. Switch
yang berada di ruang tata usaha membagi dalam jaringan LAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
komputer kepala sekolah dan tata usaha. Jaringan WLAN
SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON masuk dalam
switch yang berada di ruang tata usaha. Jaringan WLAN Wifi-
Sewon dan LAN labkomputer langsung mendapat layanan dari
router yang berada di ruang server. Berikut adalah gambar
pemetaan topologi jaringan logik SMA Negeri 1 Sewon.
R.Kelas
R.K
ela
sR
.Ke
las
R.Kelas
R.Kelas
R.Kelas
R.K
ela
s
Tempat Parkir
Lab.Komputer
Perpustakaan
PSB
Smase-01
Smase-02
R.Guru
R.TU
R.Kepsek
U
Wifi-Sewon
SMAN1SEWON
SMA1SEWON
TU-SEWON
Gambar 4.6. Pemetaan topologi logik SMA Negeri 1 Sewon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.2 Data Penelitian
Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama 4 bulan
adalah data mentah yang didapat dari Speedtest, Vistumbler, dan Iperf.
Dimana masing-masing aplikasi yang digunakan seperti :
Speedtest untuk menghitung bandwith internet.
Vistumbler untuk menghitung kuat sinyal dan coverage.
Iperf untuk menghitung throughput, jitter, dan packet loss.
Data mentah yang sudah didapat kemudian dihitung dengan
menggunakan persamaan pada bab 2. Bandwith internet didapat dari
penghitungan Speedtest. Kuat sinyal dan coverage didapatkan dari hasil
pemetaan menggunakan aplikasi Vistumbler. throughput, jitter, dan packet
loss didapatkan dari penghitungan menggunaan Iperf. Hasil penghitungan
parameter-parameter kinerja jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon
disajikan dalam bentuk table pada masing-masing kondisi.
4.2.1 Data Kondisi Sepi
Data performansi jaringan pada kondisi sepi diambil pada
waktu pulang sekolah atau proses kegiatan belajar-mengajar telah
usai sekitar malam hari pada pukul 19.00 sampai 06.00 pagi secara
realtime (survey). Kondisi saat sepi dimana tidak ada aktivitas
menggunakan internet atau tidak ada pengakses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4.2.2 Data Kondisi Normal
Data performansi jaringan pada kondisi normal diambil
pada waktu kegiatan belajar-mengajar berlangsung yaitu pada
pukul 07.00 sampai 10.00 secara realtime (survey). Pengguna
jaringan saat kodisi normal pada setiap WLAN berbeda-beda.
Pengguna jaringan WLAN wifi-sewon, smase-01,dan smase-02
kebanyakaan siswa-siswi rata-rata 20 pengguna, WLAN SMA 1
SEWON rata-rata 8 pengguna, WLAN TU-SEWON rata-rata 4
pengguna, dan WLAN SMAN 1 SEWON rata-rata 4 pengguna.
4.2.3 Data Kondisi Sibuk
Data performansi jaringan pada kondisi sibuk diambil pada
waktu kegiatan belajar-mengajar berlangsung yaitu pada pukul
10.00 sampai 14.00 secara realtime (survey). Pengguna jaringan
saat kodisi sibuk pada setiap WLAN berbeda-beda. Pengguna
jaringan WLAN wifi-sewon, smase-01,dan smase-02 kebanyakaan
siswa-siswi rata-rata 35 pengguna, WLAN SMA 1 SEWON rata-
rata 12 pengguna, WLAN TU-SEWON rata-rata 6 pengguna, dan
WLAN SMAN 1 SEWON rata-rata 6 pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4.3 Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping Access
Point (AP)
Dalam skenario yang sudah disebutkan pada bab 3, akan dilakukan
pengukuran coverage area menggunakan tools vistumbler untuk
mengetahui kekuatan sinyal. Kemudian dipetakan sesuai dengan kualitas
Sinyal.
Tabel 4.1. Tabel kategori kuat sinyal menurut Cisco
4.3.1 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point -
Wifi-SEWON.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point -wifi-SEWON yang
berlokasi dibagian timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat
digambarkan seperti Gambar 4.7. Dari hasil mapping terhadap kuat
sinyal dan coverage dari access point -wifi-SEWON kuat sinyal
yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik, karena
Category
Signal Strength
Colour
Range Percentage
Excellent Green -57 to -10 dBm 75 – 100%
Good Green -75 to -58 dBm 40 – 74%
Fair Yellow -85 to -76 dBm 20 – 39%
Poor Red -95 to -86 dBm 0 – 19%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sudah mencakup bagian timur lingkungan SMA Negeri 1 Sewon.
Penempatan access point yang terlalu ketimur dari lingkungan
SMA Negeri 1 Sewon mengakibatkan sinyal yang dipancarkan
access point banyak keluar dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon.
Penggunaan antenna jenis omnidirectional sudah cukup baik
karena sudah memancarkan sinyal secara 360 derajat dan dapat
mencakup area dari penempatan wifi tersebut. Selain kuat sinyal
dan coverage dari access point-wifi-SEWON juga terjadinya
channel overlapping dari media lain yang tersebar di sekitar
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat digambarkan seperti
Gambar 4.8. Dari hasil pengamatan terlihat access point-wifi-
sewon mengalami channel overlapping dengan wifi IDS-3-SMAN
1 Sewon dan Pyiramid_Cleoptra yang sama-sama menggunakan
channel 5 sebagai pemancar sinyal dan dengan wifi LABKOM,
SMA1SEWON, AndroidAP, dan RizkiCG yang menggunakan
channel 1 yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 5.
Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifi-
sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi
dari media lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.7. Mapping kuat sinyal dan coverage access point-Wifi-
SEWON.
Gambar 4.8. Channel overlapping dari access point-wifi-SEWON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4.3.2 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point –
Smase-01.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-01 yang
berlokasi dibagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat
digambarkan seperti Gambar 4.9. Dari hasil mapping terhadap kuat
sinyal dan coverage dari access point –Smase-01 kuat sinyal yang
di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah
mencakup bagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. access
point –Smase-01 mengalami channel overlapping dari media lain
dapat digambarkan seperti Gambar 4.10. Karena pemilihan
channel dari access point –Smase-01 tidak sama dengan channel
yang digunakan media lainnya tetapi masih dalam lingkup range
channels lain. Dari hasil penelitian Smase-01 mengalami channel
overlapping dengan access point SMAN1SEWON. Dapat di
simpulkan pancaran sinyal dari access point –Smase-01 akan
maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 4.9 mapping kuat sinyal dan coverage access point-
Smase-01.
Gambar 4.10. Channel overlapping dari access point-Smase-01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.3.3 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point –
Smase-02.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-02 yang
berlokasi dibagian selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dapat
digambarkan seperti Gambar 4.11. Dari hasil mapping terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –Smase-02 kuat sinyal
yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena
sudah mencakup bagian selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon.
Hanya saja penempatan access point yang terlalu keselatan
mengakibatkan sinyal dan coverage terbuang dari lingkungan
SMA Negeri 1 Sewon. Access point –Smase-02 mengalami
channel overlapping dari media lain dapat digambarkan seperti
Gambar 4.12. Dari hasil pengamatan terlihat access point-Smase-
02 mengalami channel overlapping dengan wifi TU-SMA
SEWON Sewon dan KingOfKamal yang menggunakan channel 6
sebagai pemancar sinyal yang masih termasuk dalam range
jangkuan channel 9. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan
access point-wifi-sewon tidak maksimal dan terganggung karena
adanya intervensi dari media lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Gambar 4.11. Mapping kuat sinyal dan coverage access point-
Smase-02.
Gambar 4.12. Channel overlapping dari access point-Smase-02.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
4.3.4 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point –
SMAN1SEWON.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –SMAN1SEWON yang
berlokasi diruangan kepla sekolah dapat digambarkan seperti
Gambar 4.13. Penempatan access point yang hanya diletakan
dibawah meja ruang SMA Negeri 1 Sewon mengakibatkan
pancaran sinyal kurang maksimal, walaupun demikian kuat sinyal
yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik karena
sudah mencakup seluruh ruangan kepala sekolah SMA Negeri 1
Sewon. Access point –SMAN1SEWON mengalami channel
overlapping dari media lain dapat digambarkan seperti Gambar
4.14. Dari hasil pengamatan terlihat access point-SMAN1Sewon
mengalami channel overlapping dengan wifi Smase-01 yang
menggunakan channel 12 sebagai pemancar sinyal yang masih
termasuk dalam range jangkuan channel 11. Ini mengakibatkan
sinyal yang dipancarkan access point-wifi-sewon tidak maksimal
dan terganggung karena adanya intervensi dari media lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.13. Mapping kuat sinyal dan coverage access point –
SMAN1SEWON.
Gambar 4.14. Channel overlapping dari access point –
SMAN1SEWON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.3.5 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point –
SMA1SEWON.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –SMA1SEWON yang
berlokasi di ruang guru SMA Negeri 1 Sewon dapat digambarkan
seperti Gambar 4.15. Dari hasil mapping terhadap kuat sinyal dan
coverage dari access point –SMA1SEWON kuat sinyal yang di
pancarkan dari access point sudah sangat baik karena sudah
mencakup seluruh ruang guru SMA Negeri 1 Sewon. Selain kuat
sinyal dan coverage dari access point-SMA1Sewon juga terjadi
channel overlapping dari media lain yang tersebar di sekitar
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat digambarkan seperti
Gambar 4.16. Dari hasil pengamatan terlihat access point –
SMA1Sewon mengalami channel overlapping dengan wifi
LABKOM, IDS3, AndroidAP, Android, Oppo R829, dan Riski
yang sama-sama menggunakan channel 1 dan wifi IDS-3-SMAN 1
Sewon, wifi-sewon dan Pyiramid_Cleoptra yang menggunakan
channel 5 yang masih termasuk dalam range jangkuan channel 1.
Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-wifi-
sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya intervensi
dari media lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
.
Gambar 4.15. mapping kuat sinyal dan coverage access point –
SMA1SEWON.
Gambar 4.16. Channel overlapping dari access point –
SMA1SEWON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4.3.6 Kuat Sinyal, Coverage dan Channel Overlapping Access Point –
TU-SEWON.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –TU-SEWON yang
berlokasi di ruang TU (Tata Usaha) SMA Negeri 1 Sewon dapat
digambarkan seperti Gambar 4.17. Dari hasil mapping terhadap
kuat sinyal dan coverage dari access point –TU-SEWON kuat
sinyal yang di pancarkan dari access point sudah sangat baik
karena sudah mencakup seluruh ruang TU (Tata Usaha) SMA
Negeri 1 Sewon. Selain kuat sinyal dan coverage dari access point
–TU-SEWON juga terjadinya channel overlapping dari media lain
yang tersebar di sekitar lingkungan SMA Negeri 1 Sewon. Dapat
digambarkan seperti Gambar 4.18. Dari hasil pengamatan terlihat
access point –TU-SEWON mengalami channel overlapping
dengan wifi king kamal 09 yang sama-sama menggunakan channel
6 dan wifi Smase-02 menggunakan channel 9 yang masih dalam
jangkuan range channel 6. Ini mengakibatkan sinyal yang
dipancarkan access point-wifi-sewon tidak maksimal dan
terganggung karena adanya channel overlapping dari media lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar 4.17. Mapping kuat sinyal dan coverage access point –
TU-SEWON.
Gambar 4.18. Channel overlapping dari access point –TU-
SEWON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4.3.7. Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping
Access Point Wifi-Sewon, Smase-01, dan Smase-02.
Access point SMA Negeri 1 Sewon terbagi menjadi dua
tempat yaitu indoor dan outdoor. Berdasarkan pengukuran
terhadap 3 access point yang berada diluar ruangan (outdoor) SMA
Negeri 1 Sewon dapat di gambarkan seperti Gambar 4.19. Terlihat
coverage dari ketiga access point sudah mencakup seluruh
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon dengan kekuatan sinyal yang
reatif sudah sangat baik. Karena coverage yang dihasilkan dari
ketiga access point sudah mencakup seluruh lingkungan SMA
Negeri 1 Sewon seharusnya tidak perlu adanya penamabahan
access point untuk memperluas coverage. Hanya penempatan dan
pemilihan channels access point yang perlu dipertimbangkan dan
dibenahi. Karena penempatan access point yang tidak sesuai
dengan Cell Layout for Three Channels dan kurang strategis hal ini
yang sering kali menghambat user untuk melakukan koneksi secara
real time. Penempatan access point yang kurang strategis
mengakibatkan pancaran sinyal yang dihasilkan dari access point
banyak yang keluar dari lingkungan SMA Negeri 1 Sewon.
Pemilihan channel yang kurang tepat mengakibatkan terjadinya
intervensi terhadap perangkat lainnya (channel overlappnig). Tidak
maksimalnya access point dalam memancarkan sinyal. Hal ini
terjadi pada hampir semua access point mengalami channel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
overlapping. Ini mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access
point-wifi-sewon tidak maksimal dan terganggung karena adanya
channel overlapping dari media lain. Seharusnya penempatan dan
pemiihan channels pada access point sesuai pedoman
pembangunan jaringan WiFi yang baik dan benar. Pemilihan
antenna jenis omnidirectional sudah cukup baik karena
memancarkan sinyal secara 360 derajat mencakup area dari access
point tersebut. Umur dari access point itu sendiri harus
diperhatikan. Seperti halnya terjadi dengan access point- Smase-01
yang berada dibagian utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon.
Kondisi access point-Smase-01 yang berada diluar ruangan
mengharuskan access point-Smase-01 ini terkena panas matahari
dan hujan dengan suhu dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini
menjadi salah satu penyebab access point-Smase-01 itu sendiri
kurang maksimal untuk memancarkan sinyal dan sering kali access
point-Smase-01 mati secara tiba-tiba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Gambar 4.19. Mapping kuat sinyal dan coverage access point
Wifi-SEWON, Smase-01, dan Smase-02.
4.3.8. Kondisi Kuat Sinyal, Coverage, dan Channel Overlapping
Access Point SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-
SEWON.
Berdasarkan pengukuran terhadap 3 access point yang
berada didalam ruangan (indoor) SMA Negeri 1 Sewon. Tepatnya
berada diruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang tata usaha
dapat di gambarkan seperti Gambar 4.20. Terlihat coverage dari
ketiga access point sudah mencakup masing-masing ruangan
dengan kuat sinyal yang sangat bagus. Sebaiknya ketiga ruangan
tersebut tidak perlu memiliki access point sendiri-sendiri karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
ruangan yang saling berdekatan dan user yang hanya tertentu
seperti access point-SMAN1sewon yang berada diruang kepala
sekolah yang hanya dipakai oleh kepala sekolah dan jika ada tamu.
Selain itu access point-TU-sewon yang hanya dipakai pegawai
Tata Usaha yang berjumlah 6 orang. Penempatan access point dan
pemilihan channels perlu di perhatikan karena selama ini hanya
ditempatkan tanpa memperhitungkan coverage dan pancaran sinyal
yang dihasilkan dari access point. Penggunaan antenna jenis
omnidirectional sudah sangat baik karena memancarkan sinyal
secara 360 derajat mengelilingi access point. Hal ini
mengakibatkan pancaran sinyal yang dihasilkan banyak keluar dari
ruangan dan daerah coverage dari kuat sinyal saling bertumpang-
tindih antar ruangan. Penyederhanaan jumlah access point untuk
ruangan kepala sekolah, ruang guru, dan tata usaha. Pemilihan
jenis antenna untuk access point harus diperhatikan untuk
mencapai sinyal yang maksimal. Pemilihan channel yang kurang
tepat (channel overlappig) menyebabkan tidak maksimalnya
access point dalam memancarkan sinyal. Hal ini terjadi pada
hampir semua access point mengalami channel overlapping.
Mengakibatkan sinyal yang dipancarkan access point-TU-Sewon
tidak maksimal dan terganggung karena adanya channel
overlapping dari media lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.20 Mapping kuat sinyal dan coverage access point
SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON.
4.4 Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP
Dalam scenario yang sudah di sebutkan pada bab III, akan
dilakukan pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dari
client ke server dalam interval waktu 60s. Pengujian menggunakan paket
generator Iperf yang dapat menghasilkan dan mengirimkan paket-paket
TCP dan UDP dengan ketentuan sesuai scenario pengujian. Berikut adalah
sintaks yang digunakan untuk pengujian ini.
1.Pengiriman paket TCP
Server
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Client
2. Pengiriman paket UDP
Server
Client
4.5 Pengujian Access Point
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan
UDP pada semua access point. TCP dan UDP adalah dua protocol yang
banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat
dengan tujuan yang berbeda. TCP (Transmission Control Protocol)
misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki
kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan.
Sebaliknya UDP (User Datagram Protocol). Bersifat connectionless
oriented, yang berarti protokol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat
menjamin sampainya paket ke node tujuan.
Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran
parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size
menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan
pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan
menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram[13]. Pada
pengujian ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan
UDP tanpa mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data
lengkap hasil pengujian dapat di lihat di lampiran.
4.5.1 Kondisi Access Point-Wifi-sewon
4.5.1.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk. Besaran rata-rata throughput access point-Wifi-
Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.21. Kualitas
sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal
good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.2
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Wifi-SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 20.783 17.483 8.0183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Good 13.783 8.255 2.206
Fair 7.678 2.095 0.227
Poor 2.121 0.228 0.047
Tabel. 4.2. Rata-rata throughput access point-Wifi-
SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil.
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada
jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas
sinyal excellent. Hasil throughput sebesar 20.783 Mbps
pada kualitas sinyal excellent pada saat jam sepi sudah
cukup baik untuk standart 802.11g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
0
5
10
15
20
25
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Gambar 4.21. Grafik rata-rata throughput access point-
Wifi-SEWON
4.5.1.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata
packet loss access point-Wifi-Sewon pada saat pengujian
dapat digambarkan seperti Gambar 4.22. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
Wifi-Sewon pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas
sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss
menjadi besar. Tabel 4.3 menunjukan besaran rata-rata
data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada
kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama
enam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Wifi-Sewon
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0
Good 0 0.075 0.983
Fair 0.191 0.631 2.566
Poor 0.371 2.15 3.483
Tabel. 4.3. Rata-rata packet loss access point-Wifi-
SEWON Selama enam hari (dalam %).
Dari hasil packet loss terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata packet loss. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat packet loss lebih kecil daripada
kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya
pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss
semakin besar.
Kinerja packet loss pada Gambar 4.22 menunjukan
trendline packet loss semakin rendah kualitas sinyal pada
kondisi sibuk, maka semakin naik besaran packet loss. Hal
ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet
loss terhadap kualitas sinyal excellent pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk dalam kategori sangat bagus sesuai
dengan standart THIPON yaitu 0%. Packet loss terhadap
kualitas sinyal good kondisi sepi masuk dalam kategori
sangat bagus. Packet loss pada kualitas sinyal fair dan
poor saat sepi, good, fair, dan poor saat normal, dan pada
kualitas sinyal good dan fair saat sibuk dalam kategori
bagus yaitu kurang dari 3%. Sedangkan untuk kualitas
sinyal poor saat kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.22. Grafik rata-rata packet loss access point-
Wifi-SEWON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4.5.1.3 Jitter
Tabel 4.4 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.23 menunjukan
jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk.
Wifi-SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0.800 5.576 11.376
Good 4.624 11.886 25.435
Fair 14.702 32.626 51.576
Poor 27.747 59.993 105.452
Tabel. 4.4. Rata-rata jitter access point-Wifi-Sewon
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standart THIPON jitter access point-
Wifi-Sewon terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair,
dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori
bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap
kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
0
20
40
60
80
100
120
140
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75
ms, sedangkan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi
sibuk termasuk dalam kategori sedang.
Trendline Jitter access point-Wifi-SEWON pada
Gambar 4.23 menunjukan bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .
Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya
kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan
semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga
nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.23. Grafik rata-rata jitter access point-Wifi-
SEWON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4.5.2 Kondisi access point-Smase-01
4.5.2.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-Smase-01 pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.24.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal
good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.5
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 17.2 14.366 5.948
Good 9.321 6.416 1.242
Fair 3.05 1.543 0.1720
Poor 0.465 0.279 0.036
Tabel. 4.5. Rata-rata throughput access point-Smase-01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada
kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya
pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
sebesar 17.2 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada
jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Gambar 4.24. Grafik rata-rata throughput access point-
Smase-01
4.5.2.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase-
01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar
4.25. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang
dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat
pengujian access point-Smase-01 pada sinyal good, fair,
dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan
lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet
loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini
dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk,
sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.6
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel. 4.6. Rata-rata packet loss access point-Smase-01
Selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.25 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa
kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim
menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus
sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%.
Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan
fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus,
karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor
pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Excellent 0 0 0
Good 0 0.1295 0.606
Fair 0.321 0.388 2.816
Poor 0.871 1.533 4.233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Gambar 4.25. Grafik rata-rata packet loss access point-
Smase-01
4.8.2.3 Jitter
Tabel 4.7 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.26 menunjukan
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk.
Smase-01
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 2.862 5.944 14.724
Good 6.333 13.4075 30.921
Fair 18.447 29.624 88.267
Poor 30.1715 68.690 163.794
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tabel. 4.7. Rata-rata jitter access point-Smase-01
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good,
fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam
kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
terhadap kualitas sinyal excellent dan good, pada kondisi
sibuk juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang
dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek.
Trendline Jitter access point-Smase-01 pada
Gambar 4.26 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin
besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter
akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
Gambar 4.26. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01
4.5.3 Kondisi access point-Smase-02
4.5.3.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-Smase-02 pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.27.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal
good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.8
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Smase-02
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 23.9 17.9 7.18
Good 18.183 11.833 2.118
Fair 8.036 2.145 0.567
Poor 1.742 0.443 0.051
Tabel. 4.8. Rata-rata throughput access point-Smase-02
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput menunjukan perbedaan
kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran
rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat
throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk.
Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi
sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil.
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada
jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 23.9 Mbps
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
0
5
10
15
20
25
30
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup
baik untuk standar 802.11g.
Gambar 4.27. Grafik rata-rata throughput access point-
Smase-02
4.5.3.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata
packet loss access point-Smase-02 pada saat pengujian
dapat digambarkan seperti Gambar 4.28. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good,
fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan
lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet
loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk,
sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.9
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.9. Rata-rata packet loss access point-Smase-02
Selama enam hari (dalam %).
Besaran packet loss pada sinyal excellent dan good
saat kondisi sepi dan besaran packet loss pada sinyl
excellent saat kondisi normal termasuk dalam kategori
sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0%.
Besaran packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat
kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat
kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan
Smase-02
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.036
Good 0 0.1 0.25
Fair 0.176 0.51 2.066
Poor 0.371 1.983 3.466
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan
standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Sedangkan
kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori
sedang.
Kinerja packet loss menunjukan trendline packet
loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi
sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.28. Grafik rata-rata packet loss access point-
Smase-02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
4.5.3.3 Jitter
Tabel 4.10 menunjukan data besaran rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.29 menunjukan
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk.
Smase-02
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.591 5.444 13.391
Good 6.022 12.128 28.594
Fair 16.016 27.791 77.325
Poor 30.171 60.023 146.128
Tabel. 4.10. Rata-rata jitter access point-Smase-02
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-Smase-02 pada kualitas sinyal excellent, good, fair,
dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal
excellent dan good pada saat kondisi sibuk dalam kategori
bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter untuk kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori
sedang, dan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori jelek.
Hasil trendline Jitter access point-Smase-02
menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi
sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi
karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi
dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin
besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter
akan semakin besar.
Gambar 4.29. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
4.5.4 Kondisi access point-SMAN1SEWON
4.5.4.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-SMAN1SEWON pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.30.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal
good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.11
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 22.383 17.983 12.1
Good 18.266 11.866 6.603
Fair 6.633 2.14 0.676
Poor 1.251 0.648 0.154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
0
5
10
15
20
25
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Tabel. 4.11. Rata-rata throughput access point-
SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput menunjukan perbedaan
kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran
rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat
throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk.
Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi
sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil.
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada
jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 22.38 Mbps
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup
baik untuk standar 802.11g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Gambar 4.30. Grafik rata-rata throughput access point-
SMAN1SEWON
4.5.4.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata
packet loss access point-SMAN1SEWON pada saat
pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.31.
Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian
sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar.
Tabel 4.12 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Tabel. 4.12. Rata-rata packet loss access point-
SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam %).
Besaran packet loss pada sinyal excellent, good, dan
fair saat kondisi sepi dan pada kualitas sinyal excellent
saat normal termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai
dengan standar THIPON yaitu 0%. Besaran packet loss
pada kualitas sinyal poor saat kondisi sepi, pada kualitas
sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan
kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk
dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON
yaitu kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada
kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Kinerja packet loss pada Gambar 4.31 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin
naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai
packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
Good 0 0.1 0.161
Fair 0 0.355 1.8
Poor 0.125 1.983 3.466
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.31. Grafik rata-rata packet loss access point-
SMAN1SEWON
4.5.4.3 Jitter
Tabel 4.13 menunjukan data besaran rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.32 menunjukan
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk.
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-SMAN1SEWON pada kualitas sinyal excellent,
good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan
kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk
dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
jitter untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori sedang.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.070 5.536 11.934
Good 5.911 12.656 24.482
Fair 13.767 24.550 41.049
Poor 22.723 40.629 91.085
Tabel. 4.13. Rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
Hasil trendline Jitter access point-SMAN1SEWON
pada Gambar 4.32 menunjukan semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .
Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya
kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan
semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga
nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
Gambar 4.32. Grafik rata-rata jitter access point-
SMAN1SEWON
4.5.5 Kondisi access point-SMA1SEWON
4.5.5.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-SMA1SEWON dapat
digambarkan seperti Gambar 4.33. Kualitas sinyal
keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan
poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.14 menunjukan
besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap
kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang
dilakukan selama enam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain
kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada
kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya
pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan
bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin
kecil.
Tabel. 4.14. Rata-rata throughput access point-
SMA1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada
jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 28.316 21.25 12.683
Good 18.616 11.9 4.046
Fair 9.753 5.296 1.095
Poor 3.615 1.321 0.285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
0
5
10
15
20
25
30
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 28.166 Mbps
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup
baik untuk standar 802.11n.
Gambar 4.33. Grafik rata-rata throughput access point-
SMA1SEWON
4.5.5.2 Packet Loss
Pengujian besaran rata-rata packet loss access point-
SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.34.
Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian
sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar.
Tabel 4.15 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
.
Tabel 4.15. Rata-rata packet loss access point-
SMA1SEWON Selama enam hari (dalam %).
Secara keseluruhan besaran packet loss pada
kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi
sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus
sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3%.
Namun besaran packet loss kualitas sinyal excellent saat
sepi, normal, dan sibuk, pada kualitas sinyal good saat
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0
Good 0 0 0.043
Fair 0 0.106 0.535
Poor 0.125 0.855 2.033333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
kondisi sepi dan sibuk, pada kualitas sinyal fair saat
kondisi sepi termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai
standar THIPON yaitu 0%.
Kinerja packet loss pada Gambar 4.34 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin
naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai
packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.34. Grafik rata-rata packet loss access point-
SMA1SEWON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4.5.5.3 Jitter
Tabel 4.16 menunjukan data besaran rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.35 menunjukan
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk.
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-SMA1SEWON secara kesuluruhan pada kualitas
sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk dalam kategori bagus karena kurang
dari 75 ms.
Tabel. 4.16. Rata-rata jitter access point-SMA1SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0.933 4.600 9.524
Good 4.070 9.447 20.172
Fair 8.061 19.1675 33.087
Poor 16.273 30.207 44.652
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
Hasil trendline Jitter access point-SMA1SEWON
pada Gambar 4.35 menunjukan semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .
Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya
kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan
semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga
nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.35. Grafik rata-rata jitter access point-
SMA1SEWON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4.5.6 Kondisi access point-TU-SEWON
4.5.6.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-TU-SEWON dapat
digambarkan seperti Gambar 4.36. Kualitas sinyal
keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan
poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.17 menunjukan
besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap
kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang
dilakukan selama enam hari.
Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain
kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban
jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi
semakin kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 4.878 3.38 2.873
Good 3.241 2.646 1.54
Fair 2.811 1.596 0.438
Poor 0.626 0.218 0.0581
Tabel. 4.17. Rata-rata throughput access point-TU-
SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada
jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 4.878 Mbps
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup
baik untuk standar 802.11b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
0
1
2
3
4
5
6
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Gambar 4.36. Grafik rata-rata throughput access point-TU-
SEWON
4.5.6.2 Packet Loss
Pengujian besaran rata-rata packet loss access point-
TU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.37.
Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian
sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar.
Tabel 4.18 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.18. Rata-rata packet loss access point-TU-
SEWON Selama enam hari (dalam %).
Secara keseluruhan besaran packet loss pada
kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi
sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus
sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3%,
kecuali pada sinyal poor saat kondisi sibuk termasuk
dalam kategori sedang. Namun besaran packet loss
kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk dan
kualitas sinyal good saat sepi termasuk dalam kategori
sangat bagus sesuai standar THIPON yaitu 0%.
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0
Good 0 0.05 0.138
Fair 0.063 0.388 2.816
Poor 0.601 1.766 4.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
0
1
2
3
4
5
6
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Kinerja packet loss pada Gambar 4.37 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin
naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai
packet loss semakin rendah bahkan 0%. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga
paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.37. Grafik rata-rata packet loss access point-TU-
SEWON
4.5.6.3 Jitter
Tabel 4.19 menunjukan data besaran rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.38 menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi
sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON
nilai jitter access point-TU-SEWON secara kesuluruhan
pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada
kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori bagus
karena kurang dari 75 ms.
Tabel. 4.19. Rata-rata jitter access point-TU-SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
Hasil trendline Jitter access point-TU-SEWON
pada Gambar 4.38 menunjukan semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .
Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal.
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.084 3.089 4.830
Good 3.341 6.461 8.274
Fair 8.525 13.510 16.331
Poor 16.156 25.434 36.563
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya
kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan
semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga
nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.38. Grafik rata-rata jitter access point-TU-
SEWON
4.6 Pengujian WLAN
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan
UDP pada semua WLAN. TCP dan UDP adalah dua protocol yang
banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat
dengan tujuan yang berbeda. TCP (Transmission Control Protocol)
misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki
kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node
tujuan. Sebaliknya UDP (User Datagram Protocol). Bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
connectionless oriented, yang berarti protokol ini tidak memiliki
mekanisme yang dapat menjamin sampainya paket ke node tujuan.
Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran
parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size
menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan
pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan
menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi
UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram. Pada pengujian
ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan UDP tanpa
mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data lengkap hasil
pengujian dapat di lihat di lampiran.
4.6.1 Kondisi WLAN-Smase-01
Access point-Smase-01 ini berada di sebelah utara
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas
bagian utara. Access point-Smase-01 terkoneksi kabel melalui
switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat
Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan
jarak switch ke access point-Smase-01 + 35m.
4.6.1.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN-
Smase-01 dapat digambarkan seperti Gambar 4.39.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.20 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 16.866 14.033 5.448
Good 8.915 6.083 1.149
Fair 2.943 1.3745 0.172
Poor 0.381 0.246 0.036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Tabel. 4.20. Rata-rata throughput WLAN-Smase-01
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent
dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar
802.11g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Gambar 4.39. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-
01
4.6.1.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access
point-Smase-01 pada saat pengujian dapat digambarkan
seperti Gambar 4.40. Kualitas sinyal keseluruhan packet
loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari
pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal
good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil
pengukuran yang telah dilakukan pada access point-
Smase-01 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan
WLAN-Smase-01 mengalami penurunan terjadi pada
kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak
yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar.
Tabel 4.21 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.21. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01
Selama enam hari (dalam %).
Smase-01
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.075
Good 0.038 0.167 0.911
Fair 0.341 0.538 3.066
Poor 1.205 1.75 4.433
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Kinerja packet loss pada Gambar 4.40 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran
nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas
sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah
terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi
hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada
kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai
dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss
terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada
kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena
kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada
kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.40. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-
01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
4.6.1.3 Jitter
Tabel 4.22 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk. Gambar 4.41 menunjukan kinerja jitter berdasarkan
kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama
enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 3.028 6.277 15.058
Good 6.936 14.094 31.754
Fair 19.260 32.438 88.600
Poor 34.004 70.523 164.338
Tabel. 4.22. Rata-rata jitter WLAN-Smase-01
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good,
fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam
kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari
75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
pada access point-Smase-01 nilai jitter dari pengukuran
WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan
sibuk.
Trendline Jitter WLAN-Smase-01 pada Gambar
4.41 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada
kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan
menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
Gambar 4.41. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01
4.6.2 Kondisi WLAN-Smase-02
Access point-Smase-02 ini berada di sebelah selatan
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas
bagian selatan. Access point-Smase-02 terkoneksi kabel melalui
switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat
Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan
jarak switch ke access point-Smase-01 + 25m.
4.6.2.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN-
Smase-02 dapat digambarkan seperti Gambar 4.42.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.23 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 19.75 17.9 7.18
Good 15.816 11.833 2.118
Fair 7.7016 2.145 0.567
Poor 1.742 0.443 0.051
Tabel. 4.23. Rata-rata throughput WLAN-Smase-02
Selama enam hari (dalam Mbps).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
0
5
10
15
20
25
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent
dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar
802.11g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Gambar 4.42. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase-
02
4.6.2.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access
point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan
seperti Gambar 4.43. Kualitas sinyal keseluruhan packet
loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari
pada saat pengujian access point-Smase-02 pada sinyal
good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil
pengukuran yang telah dilakukan pada access point-
Smase-02 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan
WLAN-Smase-02 mengalami penurunan terjadi pada
kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi
baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak
yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal
dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar.
Tabel 4.24 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.24. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02
Selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.43 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa
kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim
menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
Smase-02
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.166
Good 0.075 0.155 0.85
Fair 0.215 0.843 2.4
Poor 0.923 2.233 4.033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus
sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%.
Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan
fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus,
karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor
pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.43. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase-
02
4.6.2.3 Jitter
Tabel 4.25 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk. Gambar 4.44 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk selama enam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Smase-02
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 2.091 6.106 14.224
Good 6.355 13.128 29.428
Fair 16.849 28.624 78.161
Poor 31.791 61.190 147.628
Tabel. 4.25. Rata-rata jitter WLAN-Smase-02
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-Smase-02 terhadap kualitas sinyal excellent, good,
fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam
kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi
sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari
75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
pada access point-Smase-02 nilai jitter dari pengukuran
WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan
sibuk.
Trendline Jitter WLAN-Smase-02 pada Gambar
4.44 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada
kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan
menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.44. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
4.6.3 Kondisi WLAN-SMAN1SEWON
Access point-SMAN1SEWON ini berada di ruang kepala
sekolah SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMAN1SEWON
terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha
dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di
ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke
switch + 55m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 15m.
4.6.3.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN-
SMAN1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.45.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.26 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 18.716 16.316 10.033
Good 14.283 10.366 5.603
Fair 5.546 1.815 0.589
Poor 1.037 0.577 0.154
Tabel. 4.26. Rata-rata throughput WLAN-
SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
0
5
10
15
20
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 18.716 Mbps pada kualitas sinyal excellent
pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
Gambar 4.45. Grafik rata-rata throughput WLAN-
SMAN1SEWON
4.6.3.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access
point-SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat
digambarkan seperti Gambar 4.46. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
SMAN1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan pada access point-SMAN1SEWON hasil packet
loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMAN1SEWON
mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good,
fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan
sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh
antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari
kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat
pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
packet loss semakin besar. Tabel 4.27 menunjukan besaran
rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan
selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.091
Good 0.018 0.155 0.561
Fair 0.091 0.495 2.066
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Tabel. 4.27. Rata-rata packet loss WLAN-
SMAN1SEWON selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.46 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa
kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim
menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus
baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada
besaran kurang dari 3%. Pada kualitas siyal poor pada
kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena
lebih dari 3%.
Poor 0.708 2.066 3.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Gambar 4.46. Grafik rata-rata packet loss WLAN-
SMAN1SEWON
4.6.3.3 Jitter
Tabel 4.28 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk. Gambar 4.47 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.571 5.870 11.934
Good 6.411 12.656 25.815
Fair 14.340 24.550 42.549
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Poor 23.558 42.327 92.751
Tabel. 4.28. Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-SMAN1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent,
good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata
dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hanya
pada kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk
dalam kategori sedang karena besaran nilai jitter dalam 75
s/d 125 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah
dilakukan pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter
dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk
semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik
sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-SMAN1SEWON pada
Gambar 4.47 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan
menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.47. Grafik rata-rata jitter WLAN-
SMAN1SEWON
4.6.4 Kondisi WLAN-SMA1SEWON
Access point-SMA1SEWON ini berada di ruang guru SMA
Negeri 1 Sewon. Access point-SMA1SEWON terkoneksi kabel
melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat
Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 55 m dan
jarak switch ke access point-Smase-01 + 10 m. Access point ini
dipakai hanya oleh guru dan jika ada pertemuan atau rapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
4.6.4.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN-
SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.48.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.29 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 24.666 18.25 10.35
Good 15.733 9.4 3.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Fair 7.586 4.463 0.8465
Poor 3.615 0.916 0.235
Tabel. 4.29. Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 24.666 Mbps pada kualitas sinyal excellent
pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
0
5
10
15
20
25
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
Gambar 4.48. Grafik rata-rata throughput WLAN-
SMA1SEWON
4.6.4.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan
WLAN-SMA1SEWON pada saat pengujian dapat
digambarkan seperti Gambar 4.49. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
SMA1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor.
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan pada access point-SMA1SEWON hasil packet
loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMA1SEWON
mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan
sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh
antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari
kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat
pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
packet loss semakin besar. Tabel 4.30 menunjukan besaran
rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan
selama enam hari.
Tabel. 4.30. Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON
selama enam hari (dalam %).
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.075
Good 0.02 0.121667 0.688333
Fair 0.48 1.185 1.21
Poor 1.145 2.121667 3.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Kinerja packet loss pada Gambar 4.49 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa
kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim
menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus
baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada
besaran kurang dari 3%. Pada kualitas siyal poor pada
kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena
lebih dari 3%.
Gambar 4.49. Grafik rata-rata packet loss WLAN-
SMA1SEWON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
4.6.4.3 Jitter
Tabel 4.31 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk. Gambar 4.50 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk selama enam hari.
SMA1SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.100 5.267 10.024
Good 5.070 10.447 21.505
Fair 9.228 20.167 34.087
Poor 17.440 31.540 45.652
Tabel. 4.31. Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-SMA1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent,
good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata
dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari
pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua
kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi,
normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-SMA1SEWON pada
Gambar 4.50 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan
menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Gambar 4.50. Grafik rata-rata jitter WLAN-
SMA1SEWON
4.6.5 Kondisi WLAN-TU-SEWON
Access point-TU-SEWON ini berada di ruang tata usaha
SMA Negeri 1 Sewon. Access point-TU-SEWON terkoneksi
kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari
switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB
(Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 55 m
dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 2 m. Access point ini
dipakai hanya oleh staf tata usaha.
4.6.5.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN-
TU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.51.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.32 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 3.876 2.811 1.631
Good 2.908 1.648 1.282
Fair 1.975 1.1245 0.308
Poor 0.579 0.145 0.0481
Tabel. 4.32. Rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON
Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal
perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan
antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Throughput (Mbps)Sepi
Throughput (Mbps)Normal
Throughput (Mbps)Sibuk
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan
tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada
jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 3.876 Mbps pada kualitas sinyal excellent
pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11b.
Gambar 4.51. Grafik rata-rata throughput WLAN-TU-
SEWON
4.6.5.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah
dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
WLAN-TU-SEWON pada saat pengujian dapat
digambarkan seperti Gambar 4.52. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
TU-SEWON pada sinyal good, fair, dan poor.
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan pada access point-TU-SEWON hasil packet loss
untuk pengukuran jaringan WLAN-TU-SEWON
mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good,
fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan
sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh
antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari
kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat
pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
packet loss semakin besar. Tabel 4.33 menunjukan besaran
rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan
selama enam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Tabel 4.33. Rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON
selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.52 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas
sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa
kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim
menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus
baik kondisi sepi, normal, dan sibuk karena berada pada
besaran kurang dari 3%. Pada kualitas sinyal fair dan poor
pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena
lebih dari 3%.
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.078
Good 0 0.091 1.086
Fair 0.14 1.013 3.166
Poor 0.801 2.166 4.866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
0
1
2
3
4
5
6
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%)Sepi
Packet Loss (%)Normal
Packet Loss (%)Sibuk
Gambar 4.52. Grafik rata-rata packet loss WLAN-TU-
SEWON
4.6.5.3 Jitter
Tabel 4.34 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal,
dan sibuk. Gambar 4.53 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk selama enam hari.
TU-SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.584 3.411 5.1638
Good 4.174 7.1283 9.274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Fair 9.192 14.010 17.164
Poor 17.478 26.267 37.063
Tabel. 4.34. Rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON
Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access
point-TU-SEWON terhadap kualitas sinyal excellent,
good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata
dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
pada access point-TU-SEWON nilai jitter dari pengukuran
WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan
sibuk.
Trendline Jitter WLAN-TU-SEWON pada Gambar
4.53 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada
kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas
sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi
Jitter (ms) Normal
Jitter (ms) Sibuk
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan
menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.53. Grafik rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON
4.7 Analisis Performa Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada
Kondisi Sepi, Normal, dan Sibuk
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan pada ketiga
parameter throughput, packet loss, dan jitter. Menurut kualitas sinyal
excellent, good, fair, dan poor yang berada pada access point dan
jaringan WLAN Wifi-Sewon, Smase-01, Smase-02, SMAN1SEWON,
SMA1SEWON, dan TU-SEWON saat kondisi sepi, normal, dan sibuk.
Menujukan bahwa kualitas dari access point dan jaringan WLAN di SMA
Negeri 1 Sewon sudah baik. Dilihat dari ketiga parameter tersebut yaitu
throughput pada saat kondisi sepi lebih besar pada saat kondisi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
dan sibuk. Karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas
jaringan tersebut. Hal ini terjadi karena banyaknya pengguna pada saat
jam sibuk sehingga beban jaringan bertambah dan trafik menjadi lebih
tinggi.
Besar packet loss dalam kualitas sinyal excellent saat kondisi sepi,
normal, dan sibuk dimasing-masing access point dan jaringan WLAN
termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON karena
0%. Besaran rata-rata packet loss pada kualitas sinyal good dan fair saat
kondisi sepi, normal,dan sibuk dimasing-masing access point dalam
kategori bagus sesuai dengan standar THIPON antara 1-3%. Besaran rata-
rata packet loss kualitas sinyal poor saat kondisi sepi dan norml termasuk
dan dalam kategori bagus, sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat
kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang antara 4-15%. Secara
keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal saat kondisi sepi,
normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar
THIPON karena antara 1-3%.
Jitter untuk semua kualitas sinyal dan kondisi pada masing-masing
access point dan WLAN termasuk dalam kategori bagus dan sedang
sesuai standar jitter THIPON. Kualitas sinyal excellent, good , fair, dan
poor pada kondisi sepi dan sibuk dalam kategori bagus antara 0-75 ms.
Kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk masuk dalam
kategori bagus antara 0-75 ms. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor
pada kondisi sibuk masuk dalam kategori sedang yaitu antara 75-125 ms.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
4.8 Kondisi Kualitas Internet SMA Negeri 1 Sewon
SMA Negeri 1 Sewon menggunakan layanan Internet service
Provider (ISP) Lintas Data Prima. Berdasarkan hasil pengukuran yang
telah dilakukan besaran rata-rata download, upload, dan latency pada
jaringan kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon dapat di gambarkan
seperti Gambar 4.6. Hasil pengukuran Setelah 30 kali pengujian
didapatkan rata-rata download 3.68 Mbps dan rata-rata upload sebesar
3.86 Mbps. Besaran rata-rata download dan upload sudah sesuai dengan
layanan yang diberikan pihak LDP terhadap SMA Negeri 1 Sewon yaitu
sebsar 4Mbps. Sedangkan untuk hasil pengukuran latency Setelah 30 kali
pengujian didapatkan rata-rata 24.83 ms. Besaran rata-rata latency sudah
sesuai dengan teori karena hasil dari rata-rata latency tidak lebih dari
150ms termasuk dalam kategori sangat bagus atau excelltent. Dari hasil
pengukuran kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon tidak ada masalah.
Layanan yang di berikan pihak LDP sudah sesuai dengan standar.
Pengukuran dilakukan saat jaringan LAN maupun WLAN SMA Negeri 1
Sewon dalam kondisi tanpa pengakses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan dan analisa kinerja jaringan wireless local area
network (WLAN) di SMA Negeri 1 Sewon yang telah dilakukan,
kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
1. Kualitas sinyal dan coverage dari masing-masing access point sudah baik.
Secara luas area fisik access point yang dimiliki SMA Negeri 1 Sewon
sudah memadai. Tetapi secara jumlah pengguna (user) jumlah access point
kurang memadai, karena secara penghitungan SMA Negeri 1 Sewon harus
memiliki + 31 access point. Dalam penempatan dan tata letak dari setiap
access point belum sesuai dengan standar penempatan dan tata letak yang
baik dan benar. Pemilihan channel pada setiap access point masih kurang
tepat karena masih saling tumpang tindih (chnnels overlapping) dan belum
sesuai dengan Cell Layout for Three Channels.
2. Performa Throughput pada tiap access point saat kondisi sepi, normal, dan
sibuk dalam kategori baik. Pada kondisi sepi throughput lebih besar dari
pada kondisi normal dan sibuk. Throughput access point TU-Sewon lebih
rendah dari access point lainnya karena teknologi yang dipakai 802.11b.
Packet loss yang terjadi saat pengukuran paling besar pada kualitas sinyal
poor saat kondisi sibuk. Besar packet loss pada kualitas sinyal excellent,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk masuk dalam
kategori bagus. Sedang besar packet loss pada kualitas sinyal excellent
saat sepi, normal, dan sibuk masuk dalam kategori sangat bagus. Jitter
untuk semua kualitas sinyal dan kondisi pada masing-masing access point
termasuk dalam kategori bagus dan sedang.
3. Jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon menunjukan performa yang cukup
baik. Rata-rata throughput terbaik yang di dapat dari setiap jaringan
WLAN adalah setengah dari throughput performa setiap accesss point
pada setiap kondisi. Jitter yang didapat dari masing-masing jaringan
WLAN menurut standar THIPON masuk dalam kategori bagus antara 0-
75ms, hanya pada kualitas sinyal poor masuk dalam kategori sedang 75-
125ms. Rata-rata packet loss setiap jarigan WLAN pada kualitas sinyal
excellent dan good masuk dalam kategori sanagt bagus karena dibawah
1%. Untuk kualitas sinyal fair dan poor rata-rata nilai packet loss masuk
dalam kategori bagus yaitu antara 1-3%. Hanya pada kualitas sinyal poor
pada kondisi sibuk masuk dalam kategori sedang.
4. Kualitas internet SMA Negeri 1 Sewon yang didapat dari Internet Service
Provider (ISP) Lintas Data Prima sudah baik. Bandwith yang diperoleh
sudah sesuai dengan layanan dari ISP Lintas Data Prima.
5.2 Saran
Terdapat beberapa saran dari penulis guna perbaikan kualitas
jaringan WLAN SMA Negeri 1 Sewon. Adapun saran tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
1. Menambahkan jumlah access point di sekitar lingkungan outdoor
SMA Negeri 1 Sewon untuk memenuhi standar pembangunan hotspot
yang baik dan benar.
2. Menetukan jumlah pengguna atau tata letak yang akan dipasang
sebuah access point. Setiap tempat akan berbeda dalam segi kepadatan
pengguna karena mempengaruhi jumlah access point yang akan
dipasang pada daerah/tempat yang dituju. Krena satu access point
maksimal hanya dapat menampung 20-25 user.
3. Pemblokiran situs-situs pada jam-jam tertentu yang hanya memakan
bandwith.
4. Perawatan dan perbaikan pada setiap access point terlebih pada access
point yang berada diluar lingkungan (outdoor). Perbaikan penempatan
access point sesuai dengan pedoman penempatan dan tata letak access
point yang baik dan benar untuk mendapatkan daerah coverage dan
kuat sinyal yang bagus. Selain itu pemilihan channels yang tepat agar
setiap access point tidak saling tumpang tindih (channels overlapping),
pemilihan channels yang tepat sesuai dengan Cell Layout for Three
Channels.
5. Pemilihan perangkat access point yang sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Mulai dari pemilihan jenis antenna yang akan dipakai,
jenis teknologi yang akan di setting pada setiap access point, kabel
UTP yang akan dipakai, dan instalasi jaringan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
DAFTAR PUSTAKA
1. Purwanto, T. D., & Cholil, W. (2013). Analisa Kinerja Wireless Radius
Server Pada Perangkat Access Point 802.11 g (Studi Kasus di Universitas
Bina Darma). Semantik 2013, 3(1), 371-376.
2. Yudha, Andri, 2013, Analisis Unjuk Kerja Wireless Distribution System
(WDS) “Studi Kasus Rumah Sakit Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta”,
Skripsi, Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Tanebaun, Andrew.S. (2003). “Computer Networks”. NJ: Pearson Prentice
Hall.
4. Syamsudi. M. 2010. “Cara Cepat Belajar Infrastriktur Jaringan
Wireless(Tutorial Singkat Jaringan Wireless)”. Yogyakarta: Gava Media.
5. Dhani, Thomas. 2012, Analisis Unjuk Kerja Wireless LAN, Skripsi,
Teknik Informatika Uiversitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
6. S,to. 2007. “Wireless Kung Fu :Networking & Hacking”. Jasakom.
7. Adi Kusuma, Dominikus, 2013, Analisis Perbandingan Kinerja Standar
IEEE 802.11b dengan Standar IEEE 802.11g Pada Teknologi Wireless
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
LAN, Skripsi, Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
8. Unkown, 2014. Wireless Ad-hoc vs Infrastructure.
http://www.sysneta.com/wireless-ad-hoc-vs-infrastructure (diakses tanggal
10 Juni 2014).
9. Yanto. 2013, Analisis QOS (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet
(Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura), Skripsi, Teknik
Informatika Universitas Tanjungpura, Pontianak.
10. Sukadarmika, Gede. 2010, Analisis Coverage WLAN (Wireless Local
Area Network) 802.11a Menggunakan Opnet Modeler, Skripsi, Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali.
11. Hammond, John, 2003, Wireless Hotspot! Deployment Guide,.Mobile
Platforms Group- WVP.Intel in Communication.
12. Cisco. 2006. Cisco Aironet 802.11a/b/g Wireless LAN Client Adapters
(CB21AG and PI21AG) Installation and Configuration Guide, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
13. Tiphon.”Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over
Network (TIPHON) General aspects of Quality of Service”,
DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.PDF).1999.
14. Kusmayadi,Dede.2012. “Perancangan dan Implementasi PC router dengan
sistem pengaturan berbasis web”. Skripsi. Teknik Komputer. Unikom.
15. Mark Gate, et al, “Iperf User Docs”, Maret 2003,
http://www.netcheif.com/downloads/iperf.pdf, (diakses tanggal 20
Agustus 2014).
16. Wibowo, Yohanes Tri Joko. 2008. “Antena Wireless Untuk Rakyat”.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
17. Unkwon. “Introduction to Wi-Fi Antennas”
http://www.system.de/documents/MOXA_WLAN_Antennas_DS.pdf,
(tanggal 2 desember 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
LAMPIRAN
Spesifikasi Alat
Pengujian akan dilakukan menggunakan beberapa perangkat/alat sebagai
berikut :
1. Router
Router menggunakan Mikrotik RB 750G
Gambar RB Mikrotik 750G
Product Code RB750
Architecture MIPS-BE
CPU AR7241 400MHz
Current Monitor No
Main Storage/NAND 64MB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
RAM 32MB
SFP Ports 0
10/100 Ethernet ports 5
10/100/1000 Ethernet ports Yes
Switch Chip 1
Wireless chip model 0
Number of USB ports 0
MiniPCIe 0
Power Jack 10-28v
POE Input 10-28 VDC
Dimentions 113X89X28mm
OS RoutersOS v3
Temperature Range -40C .. +55C
RouterOS License Level4
BootLoader RouterBOOT
Serial Port No serial port
Power Consumption Up to 3W
Tabel Spesifikasi RB Mikrotik 750G
2. Access Point
SMA Negeri 1 Sewon menggunakan 6 buah access point dalam
jaringan WLAN. Terbagi menjadi 2 lokasi pertama 3 access point berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
di indoor yaitu access point SMAN1Sewon berada di ruang kepala
sekolah, TU-Sewon yang berada diruang Tata Usaha, dan SMA1Sewon
berada di ruang guru. 3 access point lainya berada di outdoor. Yaitu
access point Smase-01, Smase-02, dan Wifi-Sewon. Dengan
menggunakan 4 macam merk access point yang berbeda.
A. Ubiquity Picostation M2
Gambar Access Point Ubiquity Picostation M2
Processor Atheros MIPS 24KC, 400MHz
Memory Information 32MB SDRAM, 8MB Flash
Networking Interface 1 X 10/100 BASE-TX
Wireless Approvals FCC Part 15.247, IC RS210, CE
RoHS Compliance YES
Antenna Connector External RP-SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Antenna -External, 5 dBi Omni Antenna
(USA)
- External, 5 dBi Omni Antenna
(EU)
Indoor/Outdoor Range Over 200m/ 500m
Frequency 2412-2462 MHz
Max Power Consumption 8 Watts
Enclosur Size 13.6 cm Length X 2.0 cm Height X
3.9 cm Width
Enclosur characteristics Outdoor UV Stabilized Plastic
Power Rating Up to 24V. POE Supply included
Power Method Passive Power over Ethernet (pairs
4,5+7,8 return)
Power supply (PoE) 15V, 0.8A Power Adapter
(Included)
Operating Temperature -20C t0 +70C
Wireless standar 802.11g/n
Wireless Tx power 630mW
Tabel Spesifikasi Access Point Ubiquity Picostation M2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
B. Linksys WRT54GL
Gambar Access Point Linksys WRT54GL
Packaged Quantity 1
PC connectivity 10/100M Auto-Sensing RJ45
Enclouser Type Dekstop
Connectivity Technology Wireless
Data Link Protocol Ethernet
Frequency Band 2,4GHz
Data Transfer Rate 54Mbps
Wireless Standar 802.11b/g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Wireless Tx Power 18 dBm
Encryption Algorithm WPA2
Compliant Standards UpnP
Manufacture Cisco
Port forwarding 4-5 Watt
Input voltage range 220 volt (Input Power By
External Adaptor 12 volt DC/
0.5A)
Dimension 186 (W) X 48 (H) X 154 (D)
mm
Quality of service 1-13 operating channel
Antenna Qty 2 external omni-directional (4
dBi)
Directivity Omni-directional
OS Provided Linux
OS Required Microsoft Windows Vista/
2000 XP
Peripheral CD-ROM
Tabel Spesifikasi Access Point Linksys WRT54GL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
C. Ubiquiti Unifi-UAP
Gambar Access Point Ubiquiti Unifi-UAP
Dimensions 200 X 200 X 36.5 mm
Weight 290 g
Networking Interface 10/100 Ethernet Port
Buttons Reset
Antenna Intergrated 3 dBi Omni (support
2X2 MIMO with spatial
diversity)
Power Method PoE 12-24V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Power Consumption 4 W
Maximum Tx Power 20 dBm
Frequency 2,4 GHz
BSSID Up to Four per Radio
Power Supply 24V.0.5A PoE
Wireless Standar 802.11b/g/n
Temperature -10 to 70 C
Standar Data Rate - 802.11 b (1,2,5.5,11
Mbps)
- 802.11 g
(6,9,12,18,24,36,48,54
Mbps)
- 802.11 n (6.5 to 300
Mbps)
Tabel Spesifikasi Access Point Ubiquiti Unifi-UAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
D. EnGenius ECB3220
Gambar Access Point EnGenius
Brand EnGenius
Model ECB-3220
Standards IEEE 802.3/3u, IEEE 802.11b/g
Power requirements Power supply: 90-240VDC +/-
10% Device: 12V/1A
Media Access Protocol Carrier sense multiple access
with collision avoidance
Device Management Configuration:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Web-based configuration;
HTTP Telnet configuration
SNMP V1/V2C MIBI, MIBII
Firmware Upgrade:
Upgrade Firmware via web-
browser
Wireless Data Rates Up to 54Mbps
Frequency Band 2.4GHz-2.484GHz
Channels 11 for North America
Antenna TNC Type Female Reverse
Transmitted Power 25 +/- 2dBm @ 1,2,5.5 &
11Mbps
23 +/- 2dBm @ 6,9,12 &
18Mbps
22 +/- 2dBm @ 24 & 36 Mbps
21 +/- 2dBm @ 48 & 54 Mbps
Ip auto-configuration DHCP client/server
Interface One 10/100 Mbps RJ-45 LAN
port
Temperature Operating : -10C to 50C (14F to
132F)
Storage : -40C to 70C (-40F to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
158F)
Operating mode Point-to-point/ point-to-
multipoint bridge/ AP/ Client
bridge/ WDS
Tabel Spesifikasi Access Point EnGenius
Hasil Pengujian Kualitas Unjuk Kerja Access Point (AP)
Data Mentah AP Wifi-Sewon
Kondisi Sepi
Wifi Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 19 22.3 22.5 20.3 19.9 20.7 20.783
Good 12.4 12.7 14.5 13.9 14.8 14.4 13.783
Fair 8.13 9.33 7.65 7.55 6.8 6.61 7.678
Poor 1.88 2.46 3.15 1.88 2.21 1.15 2.121
Wifi Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 1.072 1.109 0.103 1.102 1.139 0.28 0.800
Good 4.693 4.743 5.591 4.444 4.555 3.72 4.624
Fair 12.221 18.238 12.942 12.795 16.795 15.226 14.702
Poor 26.79 28.385 31.572 25.79 26.79 27.16 27.747
Wifi Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Fair 0.3 0 0.3 0.1 0.22 0.23 0.191
Poor 0.69 0.45 0.34 0.22 0.28 0.25 0.371
Kondisi Normal
Wifi Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 18.1 17.8 17.5 16.5 17.7 17.3 17.483
Good 8.38 9.96 9.7 7.76 6.29 7.44 8.255
Fair 2.32 1.68 1.96 2.1 2.31 2.2 2.095
Poor 0.133 0.145 0.365 0.325 0.217 0.187 0.228
Wifi Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 5.897 4.185 6.608 5.271 6.271 5.228 5.576
Good 9.865 12.215 13.986 11.578 12.578 11.098 11.886
Fair 31.787 33.355 28.024 30.449 32.499 39.643 32.626
Poor 51.444 48.359 67.875 45.546 48.546 98.193 59.993
Wifi Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0.11 0 0 0.22 0.12 0.075
Fair 0.97 0.38 0.35 0.63 0.93 0.53 0.631
Poor 1.6 2.4 2.9 1.6 2.5 1.9 2.15
Kondisi Sibuk
Wifi Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 7.97 9.22 8.38 8.18 6.92 7.44 8.018
Good 2.41 2.49 2.25 1.89 2.31 1.89 2.206
Fair 0.235 0.217 0.21 0.315 0.105 0.281 0.227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Poor 0.0159 0.008 0.097 0.039 0.057 0.0675 0.047
Wifi Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 12.098 12.804 11.447 11.203 10.203 10.506 11.376
Good 25.004 25.594 26.007 23.682 24.682 27.62 25.431
Fair 52.342 68.418 46.689 45.977 47.977 48.054 51.576
Poor 92.466 107.06 111.167 98.182 116.182 107.657 105.452
Wifi Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 1.7 2.6 0 1.6 0.983
Fair 2.8 2.3 2.7 3.6 2.6 1.4 2.566
Poor 4.6 3.4 3.9 2.6 3.5 2.9 3.483
Data Mentah AP Smase-01
Kondisi Sepi
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 18.3 16.4 18.1 16.8 17 16.6 17.2
Good 7.86 8.91 10.2 9.02 10.4 9.54 9.321
Fair 3.57 2.58 4.04 2.91 2.58 2.62 3.05
Poor 0.183 0.444 0.934 0.328 0.347 0.556 0.465
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 3.906 3.39 1.083 3.583 2.807 2.403 2.862
Good 6.587 5.43 5.836 6.096 7.095 6.958 6.333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Fair 19.712 17.058 19.085 17.237 18.168 19.424 18.447
Poor 25.069 22.758 39.628 22.587 37.789 33.198 30.171
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0.26 0 0 0.741 0.38 0.55 0.3218
Poor 0.36 0.6 1.5 1.5 0.7 0.57 0.8716
Kondisi Normal
Smase-01 (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 15.6 14.7 14.4 14.6 13.6 13.3 14.366
Good 6.51 7.48 6.26 6.32 6.11 5.82 6.416
Fair 1.27 1.32 1.87 1.57 1.78 1.45 1.543
Poor 0.374 0.546 0.164 0.215 0.118 0.26 0.279
Smase-01 (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 5.446 6.185 7.294 4.366 6.271 6.104 5.944
Good 10.938 13.607 14.968 12.215 13.968 14.749 13.407
Fair 25.354 26.881 27.904 32.323 32.499 32.787 29.624
Poor 67.875 48.152 58.546 98.193 70.933 68.444 68.690
Smase-01 (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.3 0 0 0.037 0.22 0.22 0.1295
Fair 0.43 0.53 0.26 0 0.78 0.33 0.388
Poor 1.5 1.6 1.6 1.3 1.1 2.1 1.533
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Kondisi Sibuk
Smase-01 (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 6.25 6.48 6.37 5.53 5.42 5.64 5.948
Good 0.987 1.01 1.44 1.31 1.15 1.56 1.242
Fair 0.334 0.118 0.178 0.118 0.206 0.0783 0.172
Poor 0.0409 0.0324 0.0488 0.0304 0.0374 0.0269 0.036
Smase-01 (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 14.217 14.244 13.295 13.385 15.903 17.305 14.724
Good 25.088 26.881 39.639 35.968 30.048 27.904 30.921
Fair 98.193 102.76 82.549 78.294 87.844 79.963 88.267
Poor 134.102 139.24 196.171 178.115 145.9 189.24 163.794
Smase-01 (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 1.4 0.53 0 0.93 0.78 0 0.606
Fair 2.8 3.6 2.6 3.2 2.1 2.6 2.816
Poor 3.9 4.4 3.8 5.4 3.2 4.1 4.133
Data Mentah AP Smase-02
Kondisi Sepi
Smase-02 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 22.3 24.6 24.4 25.5 23.6 23 23.9
Good 18.1 18.6 19.5 18.1 17.6 17.2 18.183
Fair 9.02 8.91 8.7 7.24 7.34 7.01 8.036
Poor 2.41 1.83 1.15 2.52 1.92 0.623 1.742
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Smase-02 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 1.599 2.108 2.678 1.176 0.994 0.991 1.591
Good 4.828 6.266 5.119 7.461 5.681 6.777 6.022
Fair 11.085 17.058 15.125 17.237 18.168 17.424 16.016
Poor 25.069 22.758 39.628 22.587 37.789 33.198 30.171
Smase-02 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0.33 0.22 0 0.28 0.23 0.176
Poor 0.69 0.45 0.34 0.22 0.28 0.25 0.371
Kondisi Normal
Smase-02 (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 18.1 17.8 17.3 17.9 17.5 18.8 17.9
Good 13.2 11.3 11.6 10.4 12 12.5 11.833
Fair 2.2 1.96 2.41 1.89 2.31 2.1 2.145
Poor 0.315 0.353 0.524 0.419 0.629 0.419 0.443
Smase-02 (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 5.446 4.185 7.294 3.366 6.271 6.104 5.444
Good 8.938 13.607 13.968 12.215 9.292 14.749 12.128
Fair 24.354 27.881 22.904 27.323 32.499 31.787 27.791
Poor 67.875 48.152 48.546 98.193 45.933 51.444 60.023
Smase-02 (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.11 0 0 0.37 0.12 0 0.1
Fair 0.33 0.53 0.26 0.93 0.38 0.63 0.51
Poor 2.8 1.6 2.6 1.2 2.1 1.6 1.983
Kondisi Sibuk
Smase-02 (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 9.12 6.48 6.82 8.18 6.19 6.29 7.18
Good 2.59 2.41 1.57 1.78 1.84 2.52 2.118
Fair 0.55 0.419 0.905 0.38 0.524 0.629 0.567
Poor 0.0339 0.057 0.0405 0.105 0.0271 0.0468 0.051
Smase-02 (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 13.217 14.244 11.295 11.385 12.903 17.305 13.391
Good 25.088 20.602 39.639 35.968 30.048 20.223 28.594
Fair 72.54 102.76 72.549 78.294 67.844 69.963 77.325
Poor 119.102 139.24 196.171 170.115 112.9 139.24 146.128
Smase-02 (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0.22 0.036
Good 0.33 0.53 0.26 0 0.38 0 0.25
Fair 2.8 1.6 2.6 1.2 2.6 1.6 2.066
Poor 3.9 4.4 2.8 2.4 4.2 3.1 3.466
Data Mentah AP SMAN1SEWON
Kondisi Sepi
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Excellent 24.5 24.1 21.4 20.2 22.7 21.4 22.383
Good 18.3 17.6 18.1 18.6 18.7 18.3 18.266
Fair 7.18 6.98 5.91 5.57 7.63 6.53 6.633
Poor 1.34 0.967 1.09 1.85 1.21 1.05 1.251
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 1.007 0.733 0.891 1.445 1.283 1.062 1.070
Good 6.088 7.533 4.377 5.567 6.755 5.147 5.911
Fair 13.54 12.812 17.292 14.801 11.314 12.844 13.767
Poor 19.311 24.134 25.004 20.816 25.001 22.072 22.723
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0 0 0 0 0 0
Poor 0 0 0 0.22 0.28 0.25 0.125
Kondisi Normal
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 17.5 18.3 17.7 18.9 18.2 17.3 17.983
Good 13.9 12.8 12.3 10.7 10.4 11.1 11.866
Fair 1.94 2.67 1.68 1.81 2.44 2.3 2.14
Poor 0.642 0.464 0.688 0.706 0.992 0.399 0.6485
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 6.137 4.752 4.781 6.625 5.225 5.701 5.536
Good 11.384 12.761 12.34 11.42 15.451 12.581 12.656
Fair 19.041 29.809 24.395 23.38 21.024 29.656 24.550
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Poor 36.752 33.818 46.41 36.271 49.873 40.65 40.629
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.11 0 0 0.37 0.12 0 0.1
Fair 0.33 0.53 0.26 0 0.38 0.63 0.355
Poor 2.8 1.6 2.6 1.2 2.1 1.6 1.983
Kondisi Sibuk
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 12.9 10.4 11.8 12.1 11.8 13.6 12.1
Good 7.9 6.1 6.5 5.7 7.14 6.28 6.603
Fair 0.691 0.997 0.552 0.738 0.706 0.375 0.676
Poor 0.0982 0.0369 0.378 0.0257 0.111 0.28 0.154
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 13.39 10.174 14.012 11.361 12.098 10.574 11.934
Good 20.799 28.119 23.958 23.953 26.417 23.648 24.482
Fair 47.517 52.625 36.986 31.992 39.607 37.571 41.049
Poor 71.395 82.144 106.125 81.682 100.639 104.526 91.085
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.33 0 0.26 0 0.38 0 0.161
Fair 2.8 0 2.6 1.2 2.6 1.6 1.8
Poor 3.9 4.4 2.8 2.4 4.2 3.1 3.466
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Data Mentah SMA1SEWON
Kondisi Sepi
SMA1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 28.5 28.3 28.4 28 28.7 28 28.316
Good 18.2 17.9 19.9 18.8 18.5 18.4 18.616
Fair 10.6 9.04 8.93 10.4 11.2 8.35 9.7533
Poor 3.76 2.94 3.66 4.94 3.39 3 3.615
SMA1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0.806 0.407 1.137 1.306 0.84 1.107 0.933
Good 2.856 3.734 4.908 3.526 5.15 4.25 4.0706
Fair 9.449 7.64 7.68 8.935 7.154 7.512 8.061
Poor 12.771 12.747 22.586 16.263 17.801 15.474 16.273
SMA1SEWON (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0 0 0 0 0 0
Poor 0 0 0 0.22 0.28 0.25 0.125
Kondisi Normal
SMA1SEWON (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 20.5 23.7 20.4 19.4 21 22.5 21.25
Good 12.7 12.4 13.4 11.1 11.2 10.6 11.9
Fair 5.12 5.24 4.62 6.22 5.6 4.98 5.296
Poor 1.75 1.47 2.1 0.402 0.609 1.6 1.3218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
SMA1SEWON (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 4.243 5.135 3.448 6.822 3.912 4.045 4.600
Good 7.758 11.618 9.825 10.131 8.334 9.016 9.447
Fair 16.773 18.352 19.076 21.336 17.801 21.667 19.167
Poor 25.263 26.741 33.763 24.034 34.842 36.601 30.207
SMASEWON (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0 0.26 0 0.38 0 0.106667
Poor 0.5 1.6 0.11 1.2 0.12 1.6 0.855
Kondisi Sibuk
SMASEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 11.3 13.6 14.1 12.2 13.6 11.3 12.683
Good 3.27 4.78 3.92 4.01 3.19 5.11 4.046
Fair 1.36 0.922 1.46 0.827 1.25 0.756 1.095
Poor 0.336 0.228 0.161 0.396 0.239 0.353 0.285
SMASEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 12.613 7.389 11.959 7.708 9.09 8.389 9.524
Good 21.872 17.643 19.591 18.76 20.446 22.721 20.172
Fair 35.094 36.272 28.089 28.771 36.533 33.763 33.087
Poor 57.145 39.976 47.068 41.428 45.228 37.068 44.652
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
SMASEWON (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0.26 0 0 0 0.043333
Fair 0 0 0.16 1.2 0.25 1.6 0.535
Poor 3.9 0 2.8 2.4 0 3.1 2.033333
Data Mentah AP TU-SEWON
Kondisi Sepi
TU-Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 3.91 3.88 4.88 5.96 4.81 5.83 4.878
Good 3.06 3.09 3.26 3.35 3.36 3.33 3.241
Fair 2.8 2.97 2.68 2.92 2.86 2.64 2.811
Poor 0.419 0.594 0.831 0.645 0.628 0.64 0.626
TU-Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0.997 0.65 0.772 1.667 0.959 1.462 1.084
Good 2.156 3.745 4.643 2.312 3.32 3.872 3.341
Fair 8.979 9.455 10.652 8.474 6.198 7.395 8.525
Poor 15.077 17.211 16.748 15.492 15.184 17.227 16.156
TU-Sewon (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0 0 0 0.38 0 0.063
Poor 0.36 0.6 0.88 1.5 0 0.27 0.601
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Kondisi Normal
TU-Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 3.4 3.81 3.21 3.23 3.46 3.17 3.38
Good 2.15 2.52 2.06 3.09 2.61 3.45 2.646
Fair 1.49 1.94 1.73 1.67 1.47 1.28 1.596
Poor 0.243 0.14 0.225 0.23 0.242 0.228 0.218
TU-Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 1.983 2.68 2.727 3.751 3.598 3.8 3.089
Good 4.835 5.295 7.589 7.249 8.14 5.662 6.461
Fair 10.149 13.147 11.068 16.175 16.326 14.198 13.510
Poor 22.509 20.509 34.256 25.346 22.368 27.617 25.434
TU-Sewon (Normal)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.3 0 0 0 0 0 0.05
Fair 0.43 0.53 0.26 0 0.78 0.33 0.388
Poor 2.9 1.6 1.6 1.3 1.1 2.1 1.766
Kondisi Sibuk
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 2.62 2.31 2.72 3.33 2.94 3.32 2.873
Good 1.4 1.3 1.29 2.03 1.88 1.34 1.54
Fair 0.464 0.386 0.366 0.386 0.415 0.614 0.438
Poor 0.0955 0.0694 0.0209 0.0597 0.0693 0.0341 0.058
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 3.345 5.408 4.36 4.534 5.765 5.571 4.830
Good 6.869 8.643 7.654 7.534 10.303 8.643 8.274
Fair 15.658 16.413 14.415 16.213 17.758 17.53 16.331
Poor 25.518 34.94 38.345 28.943 49.635 41.997 36.563
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0.53 0 0.11 0.19 0 0.138333
Fair 2.8 3.6 2.6 3.2 2.1 2.6 2.816667
Poor 3.9 4.4 3.8 9.4 3.2 4.1 4.8
Hasil Pengujian Kualitas Unjuk Kerja Wireless Local Area Network (WLAN)
Data Mentah WLAN Smase-01
Kondisi Sepi
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Throughput (Mbps) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 17.3 16.4 17.1 16.8 17 16.6 16.866
Good 7.86 8.91 9.2 9.02 9.4 9.1 8.915
Fair 3.57 2.58 3.4 2.91 2.58 2.62 2.9433
Poor 0.183 0.444 0.534 0.328 0.347 0.455 0.381
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 3.906 3.39 2.083 3.583 2.807 2.403 3.028
Good 6.587 6.43 7.45 6.096 8.095 6.958 6.936
Fair 19.712 19.085 19.085 20.089 18.168 19.424 19.260
Poor 25.069 32.758 39.628 35.587 37.789 33.198 34.004
Smase-01 (Sepi)
Kuat
Sinyal
Packet Loss (%) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0.11 0.12 0.038
Fair 0.26 0 0.12 0.741 0.38 0.55 0.3418
Poor 1.36 0.6 1.5 1.5 1.7 0.57 1.205
Kondisi Normal
Smase-01 (Normal)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 14.6 14.7 13.4 14.6 13.6 13.3 14.033
Good 6.51 6.48 6.26 6.32 5.11 5.82 6.083
Fair 0.897 1.32 1.23 1.57 1.78 1.45 1.374
Poor 0.374 0.347 0.164 0.215 0.118 0.26 0.2463
Smase-01 (Normal)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 5.446 6.185 7.294 5.366 6.271 7.104 6.277
Good 11.937 14.607 14.968 13.215 15.089 14.749 14.094
Fair 31.354 33.764 31.904 32.323 32.499 32.787 32.438
Poor 67.875 58.152 58.546 98.193 70.933 69.444 70.523
Smase-01 (Normal)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Good 0.3 0 0.23 0.037 0.22 0.22 0.167
Fair 0.43 0.53 1.05 0 0.78 0.44 0.538
Poor 1.8 1.6 1.6 1.3 2.1 2.1 1.75
Kondisi Sibuk
Smase-01 (Sibuk)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 6.25 5.48 4.37 5.53 5.42 5.64 5.448
Good 0.987 1.01 1.44 1.31 1.15 0.997 1.149
Fair 0.334 0.118 0.178 0.118 0.206 0.0783 0.172
Poor 0.0409 0.0324 0.0488 0.0304 0.0374 0.0269 0.036
Smase-01 (Sibuk)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 14.217 14.244 14.295 14.385 15.903 17.305 15.058
Good 27.088 28.881 39.639 35.968 30.048 28.904 31.754
Fair 98.193 102.76 82.549 80.294 87.844 79.963 88.600
Poor 136.102 140.5 196.171 178.115 145.9 189.24 164.338
Smase-01 (Sibuk)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0.33 0.12 0.075
Good 1.4 1.03 0 0.93 1.78 0.33 0.911
Fair 2.8 3.6 2.6 3.2 3.6 2.6 3.066
Poor 4.2 4.4 3.8 5.4 4.7 4.1 4.433
Data Mentah WLAN Smase-02
Kondisi Sepi
Smase-02 (Sepi)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 19.3 20.6 20.4 19.5 18.6 20.1 19.75
Good 15.1 16.3 16.5 15.2 16.6 15.2 15.816
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Fair 8.02 7.9 8.7 7.24 7.34 7.01 7.701
Poor 2.41 1.83 1.15 2.52 1.92 0.623 1.742
Smase-02 (Sepi)
Kuat Sinyal Jitter (ms)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 1.599 2.108 2.678 1.176 1.994 2.991 2.091
Good 5.828 6.266 6.119 7.461 5.681 6.777 6.355
Fair 15.085 17.058 16.125 17.237 18.168 17.424 16.849
Poor 27.089 25.758 39.628 27.287 37.789 33.198 31.795
Smase-02 (Sepi)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0.33 0.12 0.075
Fair 0 0.33 0.45 0 0.28 0.23 0.215
Poor 0.998 1.45 0.34 1.22 0.28 1.25 0.923
Kondisi Normal
Smase-02 (Normal)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 18.1 17.8 17.3 17.9 17.5 18.8 17.9
Good 13.2 11.3 11.6 10.4 12 12.5 11.833
Fair 2.2 1.96 2.41 1.89 2.31 2.1 2.145
Poor 0.315 0.353 0.524 0.419 0.629 0.419 0.443
Smase-02 (Normal)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 6.448 5.184 7.294 5.336 6.271 6.104 6.106
Good 11.938 13.607 13.968 12.215 12.292 14.749 13.128
Fair 24.354 27.881 27.904 27.323 32.499 31.787 28.624
Poor 67.875 50.152 48.546 98.193 50.933 51.444 61.190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Smase-02 (Normal)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.11 0 0.33 0.37 0.12 0 0.155
Fair 1.33 0.53 1.26 0.93 0.38 0.63 0.843
Poor 2.8 2.1 2.6 2.2 2.1 1.6 2.233
Kondisi Sibuk
Smase-02 (Sibuk)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 9.12 6.48 6.82 8.18 6.19 6.29 7.18
Good 2.59 2.41 1.57 1.78 1.84 2.52 2.118
Fair 0.55 0.419 0.905 0.38 0.524 0.629 0.567
Poor 0.0339 0.057 0.0405 0.105 0.0271 0.0468 0.051
Smase-02 (Sibuk)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 13.217 14.244 11.295 14.385 14.903 17.305 14.224
Good 25.088 25.602 39.639 35.968 30.048 20.223 29.428
Fair 72.54 102.76 73.549 78.294 70.844 70.983 78.161
Poor 120.102 139.24 196.171 170.115 120.9 139.24 147.628
Smase-02 (Sibuk)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0.33 0 0.45 0 0.22 0.166
Good 0.33 1.53 0.26 0 1.38 1.6 0.85
Fair 2.8 1.6 2.6 2.2 2.6 2.6 2.4
Poor 3.9 4.4 3.8 3.4 4.2 4.5 4.033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Data Mentah WLAN SMAN1SEWON
Kondisi Sepi
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 20.5 18.5 17.4 20.2 18.2 17.5 18.716
Good 15.3 14.7 13.2 15.5 13.7 13.3 14.283
Fair 5.2 6.98 5.3 5.57 5.7 4.53 5.546
Poor 0.987 0.967 1.09 1.05 1.08 1.05 1.037
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Jitter (ms)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 1.007 1.733 1.897 1.445 1.283 2.062 1.571
Good 7.088 7.533 5.377 5.567 6.755 6.147 6.411
Fair 13.54 12.812 17.292 14.801 14.314 13.284 14.340
Poor 20.311 24.134 25.004 24.826 25.001 22.072 23.558
SMAN1SEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0.11 0.018
Fair 0 0.33 0 0.22 0 0 0.091
Poor 0 1.5 0 1.22 0.28 1.25 0.708
Kondisi Normal
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 16.5 15.3 14.7 16.9 17.2 17.3 16.316
Good 10.9 9.8 10.3 10.7 9.4 11.1 10.366
Fair 0.994 1.67 1.68 1.81 2.44 2.3 1.815
Poor 0.642 0.464 0.597 0.689 0.672 0.399 0.577
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 6.137 5.752 5.781 6.625 5.225 5.701 5.870
Good 11.384 12.761 12.34 11.42 15.451 12.581 12.656
Fair 19.041 29.809 24.395 23.38 21.024 29.656 24.550
Poor 38.752 37.818 46.41 38.461 49.873 42.65 42.327
SMAN1SEWON (Normal)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.11 0 0 0.37 0.12 0.33 0.155
Fair 0.33 0.53 0.45 0.65 0.38 0.63 0.495
Poor 2.8 1.8 2.6 1.5 2.1 1.6 2.066
Kondisi Sibuk
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 9.9 10.4 10.8 8.7 9.8 10.6 10.033
Good 5.9 5.1 6.5 5.7 5.14 5.28 5.603
Fair 0.691 0.677 0.552 0.538 0.706 0.375 0.589
Poor 0.0982 0.0369 0.378 0.0257 0.111 0.28 0.154
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 13.39 10.174 14.012 11.361 12.098 10.574 11.934
Good 23.799 28.119 26.958 23.953 26.417 25.648 25.815
Fair 47.517 52.625 38.986 37.992 39.607 38.571 42.549
Poor 81.395 82.144 106.125 81.682 100.639 104.526 92.751
SMAN1SEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0.22 0.33 0.091
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Good 0.33 1.2 0.26 0 0.38 1.2 0.561
Fair 2.8 1.6 2.6 1.2 2.6 1.6 2.066
Poor 3.9 4.4 3.8 3.4 4.2 3.1 3.8
Data Mentah WLAN SMA1SEWON
Kondisi Sepi
SMASEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 25.6 24.3 25.4 24 24.7 24 24.666
Good 15.2 14.9 15.9 14.8 15.2 18.4 15.733
Fair 7.6 6.04 8.93 6.4 8.2 8.35 7.586
Poor 3.76 2.94 3.66 4.94 3.39 3 3.615
SMASEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Jitter (ms)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 1.806 0.407 1.137 1.306 0.84 1.107 1.100
Good 4.856 5.734 4.908 5.526 5.15 4.25 5.0706
Fair 9.449 7.64 7.68 8.935 11.154 10.512 9.228
Poor 15.771 16.747 22.586 16.263 17.801 15.474 17.440
SMASEWON (Sepi)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0.12 0.02
Fair 0 0 1.2 0.33 0.6 0.75 0.48
Poor 0.33 1.12 1.67 1.22 1.28 1.25 1.145
Kondisi Normal
SMASEWON (Normal)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 17.5 17.7 20.4 17.4 18.2 18.3 18.25
Good 10.7 9.4 8.4 10.1 9.2 8.6 9.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Fair 4.12 5.24 4.62 4.22 3.6 4.98 4.463
Poor 1.2 0.897 0.789 0.402 0.609 1.6 0.916
SMASEWON (Normal)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 4.243 5.135 5.448 6.822 5.912 4.045 5.267
Good 10.758 11.618 9.825 10.131 11.334 9.016 10.447
Fair 19.773 18.352 19.076 21.336 20.801 21.667 20.167
Poor 25.263 30.741 33.763 28.034 34.842 36.601 31.540
SMASEWON (Normal)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0.4 0.33 0.121
Fair 1.5 1.8 1.26 0.8 1.3 0.45 1.185
Poor 1.5 1.6 2.11 2.8 2.12 2.6 2.121
Kondisi Sibuk
SMASEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 8.3 9.6 10.1 12.2 10.6 11.3 10.35
Good 3.27 3.78 3.92 4.01 3.19 5.11 3.88
Fair 0.36 0.922 1.46 0.827 0.754 0.756 0.8465
Poor 0.336 0.228 0.161 0.297 0.239 0.153 0.235
SMASEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 12.613 7.389 11.959 10.708 9.09 8.389 10.024
Good 21.872 20.643 19.591 23.76 20.446 22.721 21.505
Fair 35.094 36.272 30.089 30.771 36.533 35.763 34.087
Poor 57.145 45.978 47.068 41.428 45.228 37.068 45.652
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
SMASEWON (Sibuk)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0.12 0.33 0.075
Good 1.11 0.33 0.26 0.34 1.2 0.89 0.688
Fair 0.25 1.8 1.16 1.2 1.25 1.6 1.21
Poor 3.9 3.3 2.8 2.4 3.4 3.1 3.15
Data Mentah WLAN TU-SEWON
Kondisi Sepi
TU-Sewon (Sepi)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 3.91 3.88 2.88 3.95 4.81 3.83 3.876
Good 3.06 3.09 3.26 2.35 2.36 3.33 2.908
Fair 1.8 2.97 2.68 1.9 1.86 0.643 1.975
Poor 0.419 0.594 0.831 0.645 0.345 0.64 0.579
TU-Sewon (Sepi)
Kuat Sinyal Jitter (ms)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 1.997 1.65 1.772 1.667 0.959 1.462 1.584
Good 3.152 3.745 4.643 4.312 5.32 3.872 4.174
Fair 8.979 9.455 10.652 8.474 8.198 9.395 9.192
Poor 18.007 17.211 16.748 18.492 17.184 17.227 17.478
TU-Sewon (Sepi)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0 0 0 0 0 0 0
Fair 0 0 0 0.33 0.38 0.13 0.14
Poor 0.36 0.6 0.88 1.5 1.2 0.27 0.801
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Kondisi Normal
TU-Sewon (Normal)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 3.4 1.81 3.21 3.23 2.05 3.17 2.811
Good 2.15 2.52 2.06 1.09 1.61 0.459 1.648
Fair 0.498 0.678 1.73 1.67 0.891 1.28 1.124
Poor 0.113 0.14 0.225 0.023 0.242 0.128 0.145
TU-Sewon (Normal)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 2.91 2.68 3.727 3.751 3.598 3.8 3.411
Good 7.835 6.295 7.589 7.249 8.14 5.662 7.128
Fair 13.149 13.147 11.068 16.175 16.326 14.198 14.010
Poor 25.509 20.509 34.256 25.346 24.368 27.617 26.267
TU-Sewon (Normal)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0 0 0
Good 0.3 0 0 0 0 0.25 0.091
Fair 0.43 0.53 1.26 1.3 1.78 0.78 1.013
Poor 2.9 2.6 1.6 1.3 2.1 2.5 2.166
Kondisi Sibuk
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat Sinyal Throughput (Mbps)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 1.62 2.31 2.72 0.867 0.949 1.32 1.631
Good 0.897 1.3 1.29 0.985 1.88 1.34 1.282
Fair 0.0464 0.386 0.366 0.386 0.315 0.354 0.308
Poor 0.0555 0.0694 0.0209 0.0597 0.0493 0.0341 0.048
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat Sinyal Jitter (ms) Rata
1 2 3 4 5 6
Excellent 4.345 5.408 5.36 4.534 5.765 5.571 5.163
Good 8.869 8.643 8.654 10.534 10.303 8.643 9.274
Fair 17.658 16.413 17.415 16.213 17.758 17.53 17.1645
Poor 28.518 34.94 38.345 28.943 49.635 41.997 37.063
TU-Sewon (Sibuk)
Kuat Sinyal Packet Loss (%)
Rata 1 2 3 4 5 6
Excellent 0 0 0 0 0.13 0.34 0.078
Good 0 1.53 1.2 1.5 1.4 0.89 1.086
Fair 2.8 3.6 2.6 3.2 3.2 3.6 3.166
Poor 3.9 4.4 3.8 9.4 3.6 4.1 4.866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI