analisis umkm rusty craft

31
LAPORAN PENELITIAN BISNIS UMKM KERAJINAN "RUSTY CRAFT" Diselesaikan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Pengantar Oleh: Aanisah Kusdinar P. 12/330633/EK/18819 Renantyas Asna 12/330642/EK/18827 Adrianus Rio P. 12/330650/EK/18835 Aliya Assrafy 12/330659/EK/18843 Stefani Ria Juliana 12/330667/EK/18851 Mirza Aulia Rahma 12/330675/EK/18859 Izzat Ajjiba Nugroho 12/330683/EK/18867 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Upload: aliyaassrafy

Post on 07-Aug-2015

131 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENELITIAN BISNIS UMKM

KERAJINAN "RUSTY CRAFT"

Diselesaikan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Pengantar

Oleh:

Aanisah Kusdinar P. 12/330633/EK/18819

Renantyas Asna 12/330642/EK/18827

Adrianus Rio P. 12/330650/EK/18835

Aliya Assrafy 12/330659/EK/18843

Stefani Ria Juliana 12/330667/EK/18851

Mirza Aulia Rahma 12/330675/EK/18859

Izzat Ajjiba Nugroho 12/330683/EK/18867

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2012

A. Profil Perusahaan

Rusty Craft merupakan entitas wirausaha yang bergerak di bidang kerajinan

khususnya kerajinan kain flannel dan kain perca. Berikut ini adalah profil perusahaan yang

kami teliti:

Nama : “Rusty Craft”

Pemilik : Ibu Rusti

Alamat : RT 5 RW 10 Kamalkulon, Margomulyo, Sayegan, Sleman

Wirausaha ini berdiri sejak 8 Juli 2007 lewat sebuah hobi mengoleksi dan membuat

boneka kain yangdimiliki Ibu Rusti. Namun, sebelum memulai usaha ini, Bu Rusti sudah

memulai berjualan kecil-kecilan pada tahun 2005. Pada awal usahannya, Ibu Rusti hanya

bermodalkan uang Rp 50.000,00 sebelum akhirnya mendapatkan modal dari KUR BNI.

B. Definisi Bisnis

Jenis barang produksi yang dihasilkan oleh Rusty Craft antara lain boneka flannel,

sajadah, tempat pensil, kaos-kaos lucu, gantungan kunci, aksesoris alat tulis, dan tas. Target

pemasaran produk Rusty Craft ini adalah anak-anak hingga dewasa. Namun, Rusty Craft juga

melayani pemesanan khusus seperti souvenir pernikahan dan merchandise yang dipesan

khusus oleh instansi pemerintahan hingga instansi keuangan, seperti bank. Harga yang

ditawarkan oleh Rusty Craft ini pun cukup terjangkau, sebagai contohnya souvenir ulang

tahun hanya dibanderol harga Rp 8.500,- bantal mobil dijual seharga Rp 15.000,- dan masih

banyak lagi pernak-pernik yang cantik dan menarik yang dijual dengan harga murah. Selain

harganya yang terjangkau, kita bisa memilih atau membuat sendiri desain yang kita inginkan.

Produk dari Rusty Craft ini juga mudah ditemukan di Yogyakarta karena Rusty Craft telah

bekerja sama dengan beberapa toko penyalur dan swalayan di Yogyakarta untuk memasarkan

produknya. Di sini Rusty Craft bertindak sebagai penyuplai barang. Oleh karena itu, tidak

mengherankan apabila bisnis kerajinan ini memiliki banyak pelanggan setia.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan analisis dari berbagai pendekatan spesifik, kami menemui beberapa

masalah terkait usaha Rusty Craft. Berikut kami sertakan pula solusi yang memungkinkan

untuk diimplementaikan dalam perspektif kami sebagai calon pelaku bisnis atau manajer.

2

Chapter 2 : Business Ethics and Social Responsibility

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Perusahaan Rusty Craft telah melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan

dengan baik dalam proses pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah mencakup

kegiatan pengurangan dan penanganan limbah produksi. Limbah dari perusahaan

Rusty Craft sendiri berupa kain flannel. Disini Rusty Craft memiliki pengelolaan

limbah yang sistematis yakni dengan menempatkan kotak-kotak tersendiri di setiap

meja produksi untuk menampung limbah dari produksinya. Limbah-limbah tersebut

kemudian akan dipisahkan menjadi limbah yang masih dapat diolah kembali dan

limbah yang tidak dapat diolah kembali. Limbah yang masih dapat diolah kembali

akan dijadikan hiasan tambahan bagi barang produksi utama maupun sebagai isi

boneka pengganti dakron. Namun jika limbah-limbah tersebut sudah tidak layak untuk

diolah kembali, biasanya akan dijual ke pedagang lain. Dari hal tersebut, sudah jelas

terlihat bahwa Rusty Craft telah menerapkan system 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)

dengan baik dan juga telah melakukan pengolahan limbah secara ramah lingkungan

dan bebas polusi. Selain itu Rusty Craft dapat meminimalisir biaya pengelolaan

limbah.

Perusahaan juga telah memiliki surat izin gangguan produksi yang biasa

disebut dengan HO (Hinderordonnantie) dari pemerintah daerah setempat. Surat

tersebut merupakan pernyataan tertulis bahwa masyarakat maupun pemerintah daerah

setempat tidak keberatan dengan adanya gangguan atas lokasi usaha yang sedang

dijalankan. Salah satu syarat umum untuk mendapatkan surat ini adalah tidak adanya

pencemaran lingkungan atau tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan dari

kegiatan produksi.

Di sisi internal perusahaan, Rusty Craft juga telah menerapkan CSR terhadap

karyawannya. Rusty Craft merekrut tenaga kerja dari masyarakat yang berada di

sekitar tempat produksi. Rusty Craft kemudian memberikan pelatihan mengenai

proses produksi, termasuk kegiatan menggunting, menjahit, hingga mengelola limbah

pabrik secara benar. Tak hanya itu untuk menunjang kesejahteraan karyawannya,

perusahaan Rusty Craft juga berusaha untuk membangun atmosfir kerja yang nyaman

diantara para staf maupun manajer perusahaan itu sendiri. Rusty Craft juga sering

memberikan bonus kepada karyawannya yang melakukan kerja lembur. Selain

karyawan mendapatkan keuntungan dengan adanya upah tambahan, mereka juga

3

dapat tetap bekerja di lingkungan keluarganya sehingga quality time bersama keluarga

semakin bertambah. Walaupun kebebasan yang diberikan kepada karyawan cukup

besar, namun perusahaan tetap menerapkan batasan-batasan kebebasan untuk

menunjang produktivitas perusahaan. Batasan kebebasan tersebut diimplementasikan

dengan adanya sebuah kode etik tertulis dan beberapa tata tertib karyawan. Hal

tersebut merupakan salah satu etika bisnis yang telah diterapkan oleh perusahaan

Rusty Craft.

Dengan adanya kontribusi positif perusahaan terhadap lingkup internal

maupun eksternal, maka akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi karyawan yang

bekerja dalam perusahaan tersebut sehingga meningkatkan motivasi dan loyalitas

mereka terhadap pekerjaaan. Selain itu, CSR terhadap konsumen dan lingkungan

dapat menciptakan brand loyalty. Hal ini akan membuat sebuah merk menjadi lebih

dikenal dan diingat.

CSR dalam hal lain dapat dilakukan secara sederhana. Rusty Craft bisa turut

menjadi penyedia hadiah pada acara 17 Agustus-an, sebagai bentuk timbal balik

terhadap anak-anak sekitar yang juga menjadi salah satu faktor penyusun komponen

demografi usia rendah. Rusty Craft juga dapat menyelenggarakan lomba-lomba

mendidik, dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Hari Kartini, dan Hari Anak

Sedunia. Selain memberi pengetahuan tentang hari-hari besar, Rusty Craft juga dapat

meningkatkan brand awareness dan menjadi positioning yang baik. Secara spesifik

lomba dapat diadakan di lapangan sekitar atau di wilayah produksi ataupun

pemasaran. Lomba yang dapat kami usulkan ialah lomba desain kerajinan dan lomba

membuat kerajinan sederhana dari barang-barang habis pakai. Lomba desain di sini

dapat dikategorikan menurut umur atau pendidikan. Pastinya sangat menarik untuk

mengikuti lomba ini dengan adanya hadiah yang menarik, mungkin dengan uang tunai

ataupun barang-barang kerajinan Rusty Craft yang sangat bagus. Selain terbuka,

lomba ini memungkinkan cakupan yang sangat luas dan dapat dikerjakan di tempat

terpisah, sehingga pengumpulannya sangat fleksibel dan termudahkan oleh adanya

dukungan teknologi plus internet. Desain yang menang akan diproduksi dan

dimasukkan ke dalam pasar. Lomba lainnya ialah memanfaatkan barang habis pakai

atau barang bekas untuk dimanfaatkan lebih lanjut sebagai barang hias yang bernilai

ekonomi. Lomba ini sangat populer dengan dengan prinsip profit, people, and planet

yang mendukung bisnis yang berkesinambungan dan ramah lingkungan. Menjadi

4

masukan tersendiri bagi pemerintah dan dapat meningkatkan dan mengembangan

kreativitas warga sekitar.

Chapter 8 : Employee Behavior and Motivation

2. Motivasi Karyawan

Beliau merekrut karyawannya yang berdomisili di dekat rumah produksi. Hal

itu dilakukan dengan pertimbangan untuk membantu perekonomian masyarakat di

sekitarnya. Lokasi rumah produksi yang terletak di Seyegan, Sleman sangat dekat

dengan masyarakat yang notabene bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi

tersebut terlihat dari banyaknya sawah yang terbentang di sekitar lokasi. Kedua,

beliau juga mempertimbangkan aspek kemudahan dalam merekrut berdasarkan

semangat kekeluargaan yang terjalin pada masyarakat pedesaan. Semakin dengan

hubungannya maka semakin mudah untuk berinteraksi dan diatur. Paling tidak, bila

telah mengenal sebelumnya maka akan ada perasaan pekewuh di dalam bekerja.

Mengenai memotivasi karyawan dan kepuasan serta kenyamanan kerja. Ibu

Rusti sendiri memotivasi karyawan dengan cara menerapkan sistem upah lembur. Jadi

bila ada karyawan yang mau melembur pekerjaan maka akan mendapat tambahan

honorarium. Melembur disini dalam artian bisa dibawa pulang atau diselesaikan di

tempat kerja sampai malam bila ada karyawan yang tidak memiliki peralatan untuk

mengerjakan. Ibu Rusti lebih memberikan kebebasan dalam bekerja, tetapi tetap bisa

terkendali dan bertanggung jawab. Alasan beliau memilih untuk memberikan upah

lembur sebagai sarana memotivasi karyawan disebabkan karena tingkat pendidikan

karyawan yang relatif masih dibawah rata – rata. Maksudnya, sarana untuk

merangsang semangat kerja orang yang berpendidikan rendah tentunya berbeda

dengan cara merangsang orang yang berpendidikan tinggi. Orang yang berpendidikan

tinggi lebih menginginkan untuk diberikan banyak tanggung jawab untuk

membuatnya semangat dan termotivasi dalam bekerja. Orang yang berpendidikan

rendah lebih menginginkan untuk diberikan banyak uang untuk lebih semangat dalam

bekerja meskipun dengan pekerjaan ekstra, seperti lembur.

Gaya kepemimpinannya sangatlah luwes dan terkesan demokratis. Beliau

selalu berusaha untuk mengadakan briefing untuk mencapai keputusan bersama,

sehingga segala sesuatu tidak semena – mena diputuskan oleh beliau. Terkadang

5

meminta pertimbangan dari karyawan juga merupakan alternatif yang baik untuk

memecahkan suatu masalah. Kemudian, untuk menjaga agar karyawan tetap semangat

dalam bekerja, Bu Rusti harus secermat mungkin dalam mengatur jadwal kerja

karyawan. Mulai dari menentukan jam kehadiran karyawan, kemudian jam istirahat

dan estimasi waktu yang diberikan untuk beristirahat, serta jam pulang karyawan

sehingga bisa fokus kepada keluarganya lagi. Untuk itu, beliau menetapkan jam

kehadiran maksimal pukul 07.30 wib. Fasilitas di dalam rumah produksi dapat

dikategorikan cukup memadai dan nyaman. Terdapat toilet yang cukup bersih, radio

yang benyiarkan alunan musik sebagai pendamping dalam bekerja sehingga karyawan

menjadi semakin nyaman. Disana juga disediakan dispenser serta mie instan bila ada

karyawan yang ingin memasak makanan. Pada pukul 11.30 wib para karyawan

dipersilakan untuk beristirahat dan dapat meninggalkan rumah produksi. Bisa diisi

dengan beribadah dahulu, ataupun memasak makanan bagi keluarga. Kemudian para

karyawan diwajibkan untuk kembali lagi pada pukul 13.00 wib dan melanjutkan

seluruh pekerjaan. Karyawan dipersilakan untuk pulang pada pukul 16.00 wib dan

dapat membawa sisa pekerjaan bila ingin menambah gaji melalui lembur.

Untuk karyawan yang bergerak di bidang operasional, misalnya sopir kantor

lebih diberikan keleluasaan dalam penentuan jadwal. Hal ini dikarenakan kepadatan

kerja tidak selalu terjadi setiap hari. Bisa saja sekarang pekerjaan bisa seharian penuh,

tetapi besok hari pekerjaan bisa dikatakan lebih santai. Sehingga penentuan jadwal

untuk karyawan operasional menyesuaikan dengan banyaknya pekerjaan per hari.

Semua usaha tentunya tidak semulus dengan apa yang direncanakan. Banyak

sekali halangan yang menjadi batu sandungan pada setiap rencana yang kita buat. Tak

jarang masalah tersebut datang secara mendadak, sehingga mau tidak mau seorang

manajer harus dengan cepat membuat suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Namun manajer harus tetap memerhatikan kejernihan pikiran dalam

membuat suatu keputusan yang krusial. Kejernihan pikiran inilah dalam menentukan

keputusan itulah yang kurang dimiliki oleh Ibu Rusti. Beliau terkesan tergesa – gesa

dalam memutuskan sesuatu, tampak selalu panik, dan tidak bisa berpembawaan

tenang. Terkadang hal itu bisa membuat karyawan kebingungan dalam menerima

arahan dari beliau. Hal itulah yang harus dijadikan catatan pada perusahaan beliau.

6

Dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern, seorang

manajer harus bisa memperlakukan karyawannya dengan baik. Cara – cara

yang kurang efektif harus segera ditinggalkan, sehingga tidak akan menyebabkan

efektivitas karyawan semakin menurun. Berikut beberapa evaluasi kami dalam

perusahaan Ibu Rusti.

Pertama, kami mengkritisi tentang terlalu mudahnya karyawan untuk masuk

dan keluar. Beliau berdalih tidak mempermasalahkan hal tersebut, sebab menurut

beliau, bila ada karyawan yang keluar maka pasti dia akan menciptakan suatu usaha

baru, sehingga lapangan pekerjaan akan semakin terbuka. Namun, hal tersebut akan

berdampak sangat buruk bila terjadi secara terus menerus. Lalu kami menawarkan

solusi agar karyawan tidak mudah untuk keluar masuk, yaitu dengan membujuk

karyawan itu sepandai mungkin. membujuk di sini dimaksudkan menggunakan

pendekatan tertentu .Caranya adalah dengan memberikan tanggung jawab yang lebih

tinggi kepada orang tersebut sehingga membuatnya tertantang untuk tetap bertahan.

Sebagai konsekuensi logis, pekerjaan yang dihasilkan akan memuaskan ataupun

kurang memuaskan. Bila hasil pekerjaannya baik maka kita akan memberinya

tantangan lebih tinggi lagi. Bila hasilnya kurang memuaskan maka kita beri opsi

untuk diberi kesempatan sekali lagi. Secara tidak langsung, kita akan menanamkan

pemikiran kepada mereka bahwa uang bukan satu – satunya untuk memicu semangat

kerja.

Kedua, tempat kerja akan dibuat senyaman dan semewah mungkin di mata

para karyawan. Caranya adalah dengan merenovasi tempat kerja. Salah satu hal

yang bisa menciptakan ketenangan pada saat bekerja adalah dengan alunan musik.

Maka kami akan menambahkan sound system lengkap dengan pemutar musik yang

bisa membaca data dari flashdisk atau CD. Tentunya flashdisk atau CD tersebut berisi

musik yang bisa menenangkan jiwa. Bisa juga diisi sesuai dengan permintaan jenis

musik dari karyawan.

Ketiga, mempergiat briefing kerja. Briefing bisa dilakukan sebelum memulai

pekerjaan dan sesudah pekerjaan. Waktu pelaksanaannya sekitar 07.30 - 08.00. Selain

itu, khusus untuk hari jumat sehabis briefing maka akan diisi dengan acara ceramah

singkat. Ceramah tersebut bisa berisi tentang cerita untuk membuat rekan karyawan

semakin bersemangat, bisa diisi dengan topik tentang keagamaan, yang jelas diisi

7

dengan topik yang bermacam – macam yang tentunya dapat membangkitkan gairah

kerja dan motivasi. Ceramah tersebut diberikan secara bergiliran oleh masing –

masing karyawan per minggunya. Secara tidak langsung, hal itu akan mendorong

karyawan untuk tidak bolos kerja, karena bila mereka ketinggalan sehari kerja maka

sama saja mereka kehilangan momen yang tidak bisa terulang lagi.

Keempat, kami akan memasang aplikasi pengingat untuk mengingatkan

kepada karyawan bila akan memasuki waktu istirahat dan waktu akan pulang.

Pengingat tersebut layaknya bel pergantian jam pada waktu SMA, yang diisi dengan

suara orang. Hal – hal yang perlu diingatkan kepada karyawan adalah tentang

kebersihan sebelum meninggalkan tempat kerja, dan juga jangan lupa untuk berdoa

bila pekerjaan sudah selesai. Sehingga secara tidak langsung, kita tidak serta merta

melupakan nilai religius dan hati kita selalu diingatkan kepada tuhan.

Kelima, membentuk suatu tim penasihat khusus. Tim tersebut bertugas untuk

memberikan pertimbangan dan beberapa opsi dan solusi dalam penyelesaian masalah.

Tim tersebut berisi orang – orang yang dipercaya dan dianggap sudah handal dan

dipandang mampu. Tim tersebut terdiri dari manajer, sekretaris, bendahara, dan ketua

divisi.

Juga dengan diadakannya “upgrading” (vacation and motivation) dalam

jangka 6-12 bulan, diharapkan akan menumbuhkan motivasi kerja pada setiap

karyawan dan kembali bertemu dengan tujuan utama usaha. Upgrading di sini

mencakup vacation yang berarti berwisata. Berwisata ini dapat diwujudkan dengan

keluar dari kantor untuk tujuan menghindari kepenatan kerja dan tugas. Sangat

disarankan untuk tidak memberi tahu waktu rutin hal seperti ini dilaksanakan, untuk

memudahkan bagi manajemen untuk melihat tingkat kelelahan dan kepenatan

karyawan. Selain itu, dengan pengimplementasian yang mendekati kejutan dalam

kerja, tentu sangat berpeluang untuk menambah kebetahan, kesenangan, dan loyalitas

karyawan. Mengajak pergi mereka dengan kendaraan masing-masing saja sebatas

pergi ke tempat wisata, hiburan umum, dan makan bersama di suatu tempat yang

ditentukan secara spontan saja sudah sangat menyenangkan. Kami mengusulkan hal

ini ditanggung dan diperhatikan penuh oleh manajemen Rusty Craft. Motivating pun

juga tak jauh beda dengan ide vacation yang telah dikemukakan sebelumnya.

Bedanya, di sini lebih ditekankan pengembangan sisi mentalitas dan kekeluargaan.

8

Hal ini dapat dilakukan dengan sharing, bercerita, mengeluarkan uneg-uneg,

menonton film dan video pendek pembangkit motivasi. Pengembangan religiusitas

adalah opsi baik lainnya. Mengingat sisi ini cukup sensitif, maka dalam

implementasinya harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pendekatan khusus.

menutupnya dengan makan bersama selalu menjadi ide bagus untuk mewujudkan

pepatah "perut kenyang, hati senang, kerja tenang".

3. Rekruitmen dan Pengembangan SDM

Tenaga kerja merupakan faktor penting bagi sebuah perusahaan untuk

menjalankan proses produksi. Oleh karena itu, tenaga kerja yang berkualitas serta

sesuai dengan kebutuhan perusahaan merupakan kunci utama untuk memperoleh

kesuksesan bisnis. Pentingnya arti tenaga kerja bagi sebuah perusahaan sehingga

dibutuhkan proses recruiting yang akurat agar mendapat tenaga kerja yang memenuhi

kriteria perusahaan.

Proses perekrutan staff atau tenaga kerja juga terjadi di Rusty Craft. Rusty

Craft menggunakan metode External Recruiting atau melibatkan penarikan orang-

orang dari luar organisasi untuk melamar pekerjaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan

pergantian tenaga kerja yang berasal dari penduduk sekitar atau dari pihak luar Rusty

Craft. Namun, pergantian tenaga kerja ini tidak diimbangi dengan adanya tahap

seleksi yang baik dari pihak pemilik Rusty Craft. Pasalnya pergantian tenaga kerja ini

berlangsung tanpa adanya kontrol yang jelas dari pihak pemilik. Pihak pemilik

membiarkan penduduk sekitar tempat produksi yang berminat atau berkeinginan

untuk “membantu” pekerjaan di Rusty Craft dapat masuk menjadi bagian dari tenaga

kerja di sana. Meski dari segi ekonomi hal ini dapat memberikan lapangan pekerjaan

bagi penduduk sekitar, tetapi penduduk sekitar yang ikut dalam proses produksi

belum tentu memiliki kualitas kerja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh Rusty

Craft.

Tahap seleksi yang buruk dari Rusty Craft dapat mengakibatkan kerugian yang

cukup besar bagi perusahaan, salah satunya penurunan kualitas produk. Oleh karena

itu, Rusty Craft seharusnya menerapkan tahap seleksi sebelum benar-benar merekrut

karyawan yang baru. Tahap seleksi yang dibutuhkan terutama seleksi tes bagi calon

tenaga kerjanya. Seleksi tes yang pertama adalah tes kemampuan menjahit.

Kemampuan menjahit sangat penting karena Rusty Craft merupakan perusahaan yang

berproduksi di bidang kerajinan dengan bahan dasar kain flannel. Tentu tenaga kerja

9

yang paling banyak dibutuhkan adalah tenaga kerja di bidang menjahit yang tidak

setiap orang dapat melakukannya, atau dalam hal ini harus memiliki kemampuan

khusus. Sehingga Rusty Craft mampu menghasilkan produk dengan jahitan yang rapi

dan memiliki kualitas tinggi.

Kedua adalah seleksi tes bagi pembuat pola dasar (designer). Pembuat pola

dasar (designer) harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal merancang atau pun

menggambar untuk pola dasar yang nantinya akan dibentuk menjadi produk-produk

jadi, seperti boneka dan lain sebagainya. Pembuat pola dasar tidak harus memiliki

latar belakang pendidikan dalam bidangnya karena yang dibutuhkan adalah skill.

Ketiga, seleksi bagi staff administrasi dan keuangan. Recruitment ini sedikit

berbeda dengan tahap seleksi tes pada tenaga kerja di bidang yang lain karena staff

administrasi dan keuangan harus benar-benar memiliki dasar pendidikan serta

kemampuan yang handal dalam bidangnya. Tahap seleksi yang tepat bagi administrasi

adalah dengan application form, tes, serta interview.

Keempat, seleksi diperuntukan bagi penduduk sekitar yang tidak memiliki

kriteria di atas namun memiliki keinginan serta kegigihan dalam bekerja. Karena

selain membutuhkan pekerja yang memiliki kemampuan tetapi Rusty Craft juga

membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keinginan dan kegigihan yang tinggi.

Tenaga kerja ini nantinya akan ditempatkan pada proses produksi seperti pada tahap

mengelem, pemotongan kain flannel, dan lain sebagainya.

Setelah menyeleksi dan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi kriteria

perusahaan, Rusty Craft harus melatih kemampuan tenaga kerjanya agar

menghasilkan tenaga kerja yang lebih berkualitas. Salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mengasah kemampuan tenaga kerja adalah dengan training, baik

dengan on-the-job training maupun off-the-job training.

Pada Rusty Craft on-the-job training diperuntukan bagi tenaga kerja yang

memiliki kemampuan, yaitu di bidang menjahit, administrasi dan keuangan, serta

pembuat pola dasar. Hal ini dilakukan selain untuk mengasah kemampuan tenaga

kerja namun juga agar tenaga kerja tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan

kerjanya. On-the-job training dipertimbangkan akan lebih sesuai bagi tenaga kerja

yang berpengalaman karena tenaga kerja tersebut sudah memiliki kemampuan dan

hanya perlu diasah sedikit agar mendapat kualitas yang sesuai dengan Rusty Craft.

On-the-job training tenaga kerja baru dapat dilakukan oleh pemilik atau staff Rusty

Craft yang sudah berpengalaman dalam perusahaan tersebut.

10

Tenaga kerja yang belum berpengalaman dapat di-training dengan off-the-job

training. Training ini dipertimbangkan sesuai dengan tenaga kerja yang belum

memiliki pengalaman karena mereka harus diajari dari pengetahuan dasar, misal cara

memotong kain flannel yang baik agar menghasilkan potongan yang rapi dan sesuai

dengan kualitas dari Rusty Craft. Karena off-the-job training harus dilakukan dengan

pembimbing yang benar-benar profesional, Rusty Craft seharusnya bekerja sama

dengan lembaga-lembaga pelatihan atau kursus agar dapat menghasilkan tenaga kerja

yang sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Selain itu, kerja sama ini dapat

menghindarkan hilangnya tenaga kerja setelah mereka selesai di-training. On-the-job

training juga dibutuhkan bagi tenaga kerja yang telah selesai melakukan off-the-job

training dan akan bekerja di Rusty Craft. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja baru

dapat beradaptasi dengan kondisi kerjanya di Rusty Craft.

Chapter 7 : Operations Management and Quality

4. Quality Control (QC)

Dalam hal controlling juga masih terdapat masalah, di mana cukup banyak

kuota barang yang dikembalikan/retur. Hal ini terjadi karena lack of quality control

dari pemilik ke karyawannya. Dalam bagan proses produksi pun tidak ditampakkan

adanya quality control yang memadahi. Diperbolehkannya pekerjaan dibawa pulang

oleh karyawan merupakan salah satu faktor dominan yang menjadikan kurang

baiknya quality control. Maka, pemilik harus mendisiplinkan peraturan dengan

menetapkan produksi harus berada di rumah produksi dan menetapkan standarisasi

yang dipatenkan sehingga kualitas barang tetap terjamin.

Mengenai masalah retur yang berulang kali dijumpai oleh Rusty Craft, dapat

diperhatikan bahwa kesalahan yang terjadi pada produk hanyalah kesalahan kecil

yang parsial, tidak keseluruhan. Hal itu menjadi kecenderungan kurang baiknya

sistem pada alur produksi Rusty Craft, baik di awal maupun akhirnya. Mengingat

masalah ini mencakup konteks struktural-organisatoris, maka perlu diadakan

perubahan daripadanya, dengan menambahkan bagian pengontrol dari tiap alur

produksi. Bagian pengontrol ini mengecek dan memastikan barang atau komponen

barang yang lewat sudah memenuhi standar dan meminimalisir retur akan terjadi.

11

Menyikapi kualitas yang kabur akibat pekerjaan dibawa pulang, sebaiknya

proses membawa pulang secara bertahap namun simultan dan perlahan dapat

dihilangkan. Kami berpendapat bahwa pada dasarnya produksi yang baik secara

fundamental-realistis memang terjadi di dalam rumah produksi. bagi manajemen

Rusty Craft sendiri sepertinya perlu menetapkan dan mensosialisaikan standardisasi

yang jelas dan gamblang di rumah produksi Rusty Craft.

5. Packaging

Packaging harus diperbaiki karena saat ini pemilik hanya menggunakan

packaging berupa plastik dan mika bening untuk membungkus produk, sehingga

pemilik sebaiknya menambahkan hiasan seperti pita agar kemasan lebih menarik.

Permasalahan lainnya dalam packaging adalah perawatan kemasan produk, karena

saat ini banyak kemasan produk yang rusak seperti tergores dan berdebu sehingga

kemasan menjadi tidak menarik lagi. Padahal apabila kemasan tidak menarik maka

pembeli kurang tertarik dan akan berpikir bahwa kualitas barang kurang terjamin.

Oleh karena itu, sebaiknya tempat penyimpanan kemasan dibuat tertutup dan apabila

ada dana yang mencukupi maka sebaiknya ruang penyimpanan diperbaiki karena saat

ini ruang penyimpanan tampak sangat kotor dan tidak tertata.

12

Produksi

pemolaan pemotongan penjahitan pengisian dacron finishing packaging

Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi

Gambar 1 : Proses produksi dan inspeksi

Chapter 6 : Organizing the Business

6. Pertanggungjawaban dan Pengawasan di Level Divisi

Masih masalah struktural, di dalam struktur oraganisasi Rusty Craft tidak ada

penempatan kepala divisi secara jelas. Sekecil apapun usaha tersebut, harus tetap ada

salah satu penanggung jawab dari setiap divisi untuk dapat mempertanggungjawabkan

proses operasi di tiap tahapan produksi. Hal ini dapat secara sederhana diatasi dengan

pendelegasian yang jelas dari setiap divisi.

Menurut observasi kami, pertanggungjawaban per divisi sangatlah minim.

manajemen dapat mewajibkan tiap pengemban posisi dan tanggung jawab itu suatu

pertanggungjawaban tertulis yang mencakup proses apa saja yang mereka lewati dan

yang mereka hasilkan. Untuk ekspektasi dan target pada pada periode berikutnya juga

dapat disarankan. Baiknya hal ini dilakukan secara rutin tiap bulannya, dalam sistem

tatap muka, sehingga hal-hal partikular dapat dijelaskan secara gamblang.

Pengawasan dalam proses produksi, bisnis ini memang masih belum mampu

melakukan pengawasan dengan baik karena masih banyak kesalahan dalam proses

produksi, salah satu contohnya adalah ada barang yang ada sudah melalui proses

packaging padahal belum saatnya melalui proses packaging karena masih ada bagian

produk itu yang belum terpasang. Ini membuat banyak barang retur dan tentu saja

mambuat kerugian bagi perusahaan. Pengawasan yang dilakukan pemilik juga tidak

bisa dilakuakan secara efektif karena pemilik membebaskan karyawan mangerjakan

13

Pemilik

Ibu Rusty

Produksi

Tetap

Borongan

SDM Administrasi Marketing Desain

Gambar 2: Struktur organisasi Rusty Craft

dimana saja dan kapan saja, yang terpenting pesanan barang sudah terpenuhi. Apabila

karyawan melakukan proses produksi di rumahnya maka akan membuat produk yang

dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan pesanan, tentu saja ini akan membuat

kerugian bagi Rusty Craft. Olah karena itu, sebaiknya aturan untuk membuat barang

pesanan di rumah sebaiknya dihilangkan karena pemilik tidak bisa mengawasi proses

produksi dan kemungkinan ada karyawan yang melakukan tindak kecurangan dalam

penggunaan bahan baku.

Digambarkan dalam Gambar 1, bahwa Rusty Craft menerapkan sistem

departementalisasi untuk proses produksi, dimana pendelegasian tugas untuk

karyawan sangat jelas dan setiap proses akan lebih baik apabila terdapat sekat yang

memisahkan antar departemen sehingga akan terlihat terstruktur. Namun pada

kenyataannya produksi Rusty Craft dilakukan pada satu ruangan, yang tidak ada

sekat/batas setiap departemen, sehingga memungkinkan adanya barang yang

tercampur satu sama lain. Kami menawarkan dua pilihan dengan adanya pembatas

yang memisahkan antar proses produksi sehingga alur dari proses produksi tersebut

jelas secara nyata. Pertama, kami menawarkan adanya ruangan tersndiri dari setiap

proses produksi, sehingga masing-masing memiliki ruang gerak lebih luas. Kedua,

pada keadaan saat ini dimana ruang produksi menjadi satu tempat, dilakukan adanya

pemisah dengan menggunakan bilik ataupun tembok yang rendah.

7. Kepemimpinan

Kepemimpinan yang dimiliki oleh pemilik Rusty Craft ini memang kurang

karena pemilik belum mampu membuat pegawai betah dalam bekerja, hal ini tampak

dari bebasnya karyawan yang masuk dan keluar kerja. Tentu saja hal ini kurang baik

karena banyaknya produk yang akan dibuat karyawan menjadi tidak terkontrol

sehingga banyak barang yang sisa dan tentu saja itu membuat kerugian apabila tidak

laku. Namun, pemilik saat ini sudah mampu memotivasi karywan, hal ini terbukti

dengan adanya meeting sebulan sekali dengan semua karyawan yang membahas apa

yang kurang dalam proses produksi dan juga memberi bonus untuk pegawai yang

dianggap memiliki kinerja yang baik. Dalam hal pengambilan keputusan , memang

pemilik tampak kurang tegas karena pemilik beranggapan bahwa bisni ini dijalankan

berdasarkan kekeluargaan. Sifat kurang tegas ini memang harus dihilangkan agar

setiap keputusan dapat diambil dengan cepat. Kecepatan pengambilan keputusan ini

14

mempengaruhi kecepatan bisnis untuk mendapatkan profit, untuk itu ketegasan

merupakan kunci dari keberhasilan suatu bisnis.

Chapter 3 : Entrepreneurship, New Ventures. and Business Ownership

8. Toko Sendiri

Pemilik kurang berani dalam mengambil resiko dalam hal membuka toko

sendiri. Padahal dengan membuka toko, konsumen dapat lebih mudah mengakses dan

pemilik dapat memperluas target pasar. Dengan membuka toko sendiri, profit yang

didapat akan semakin menjanjikan.

Memiliki toko sendiri sebenarnya keputusan yang cukup berisiko. Hal itu

lebih pada rencana jangka menengah atau jangka panjang. Untuk jangka pendek lebih

rasional untuk membuka stand atau pusat pemasaran Rusty Craft. Kami menawarkan

nama Rusty Shop. Pengadaan tempatnya untuk awal-awal dapat memanfaatkan lahan

sisa di rumah produksi. Harus dihias dan ditampilkan seindah dan semenarik mungkin

agar menarik dan membedakan dirinya dengan keberadaan rumah produksi. Lebih

jauh lagi, manajemen dapat memaksimalkan tempat toko yang dipakai Ibu Rusti

untuk menjual batik di kota. Terkadang, butuh pula untuk melobi tempat di sunmor

(sunday morning) di lembah UGM untuk memasukkan produk ke dalam persaingan

langsung. Di sini kami melihat besar keumungkinan Rusty Craft untuk menang,

pasalnya keterjangkauan harga, keunikan, dan brand menarik yang ditawarkan

dengan warna pink yang menjadi ciri khas. Ide ini diharapkan dapat dikembangkan

lebih lanjut dan dalam berbagai pintasan menarik lainnya.

Chapter 11 : Marketing processes and Consumer Bahavior

9. Segmentasi Pasar

Memperluas segmentasi pasar tentu menjadi keuntungan tersendiri. Rusty

Craft yang memiliki segmen di penyalur-penyalur, event-event pemerintah, dan

remaja, lebih baik mengembangkannya kepada segmen anak-anak. Dengan desain

produk yang lebih fresh dan menarik untuk anak-anak yang dapat ditawarkan. Sebagai

contoh mainan edukatif, yang dapat berperan sebagai salah satu alternatif produk yang

mungkin diproduksi dan menjanjikan profit. Mungkin nama yang menggelitik yang

dapat kami sampaikan misalkan "Rusty edutoy". Bisa jadi ide ini diterapkan pada

15

jangka waktu menengah, karena membutuhkan perencanaan dan term pelaksanaan

yang lumayan lama.

Mainan mendidik sederhana yang bisa kami ajukan semisal "jam rumus

fisika", "cakram 7 warna", "puzzle flannel", dst.

Chapter 12 : Princing, Distributing, and Promoting Products

10. Harga

Produk yang dihasilkan Rusty Craft ini cukup variatif dan inovatif sehingga

konsumen dapat memilih produk sesuai keinginan mereka. Rusty Craft juga bersedia

memproduksi barang sesuai design yang kita inginkan. Ini menjadi nilai tambah bagi

produk Rusty Craft. Dalam hal menjaga kualitas produk memang perlu ditingkatkan

karena masih ada produk yang retur, namun apabila barang yang dihasilkan tidak

sesuai keinginan maka pemilik akan mengganti barang tersebut.

Ini juga menjadi nilai tambah agar konumen tetap setia dengan produk Rusty Craft.

Dalam hal variasi bentuk produk, bisnis ini telah melakukan membuat pola bentuk

dengan baik sehingga bisa membuat penggunaan bahan baku menjadi lebih efektif.

Namun, dalam hal kombinasi warna memang perlu diperbaiki karena terkadang ada

produk yang memiliki warna yang tidak bersesuaian sehingga kurang menarik untuk

dilihat. Padahal nilai jual dari produk kesenian adalah visualisasinya.

Harga yang ditawarkan relatif murah untuk ukuran sebuah barang seni.

Seharusnya ada kenaikan harga barang walaupun sedikit, untuk merepresentasikan

barang yang dapat pula merangkap fungsi sebagai fine art. Adapun untuk harga yang

dibuat berdasarkan pesanan harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam proses

pembuatan.

16

Harga produk kerajinan yang ditawarkan oleh Rusty Craft cukup terjangkau,

contohnya baju anak yang dihiasi dengan sulaman kain flanel dijual dengan harga Rp

50.000,00, sedangkan pensil dengan hiasan boneka flanel diatasnya dihargai Rp

3.000,00. Harga-harga ini merupakan harga produk yang dijual saat pameran dan

memang pemilik hanya melayani pembelian dalam jumlah sedikit saat pameran

karena pemilik lebih berkonsentrasi untuk memproduksi barang untuk dipasarkan

dalam partai besar. Tentu saja apabila suatu produk dijual dalam partai besar maka

harganya akan sangat merosot. Ini bukan hal yang baik karena keuntungan pemilik

akan berkurang. Oleh karena itu sebaiknya pemilik mempertimbangkan ulang untuk

membuat toko sendiri dan mamasarkan produknya sendiri karena dengan membuat

toko sendiri akan memaksimalkan laba dan akan semakin dekat dengan konsumen.

Rusty Craft juga bisa saja menarik kos lebih mahal untuk barangnya yang

bernilai seni, namun pembuatannya terbatas, melalui pesanan atau order yang

spesifik, dan tidak dijual dan diproduksi massal.

11. Trademark dan Media Promosi

Logo “R” yang manjadi icon Rusty Craft ini

memang sedikit banyak menjadikan pembeda

dengan produk flanel lain yang bisanya tidak

mencantumkan logo di produknya. Logo Rus’t Craft

yang sebelumnya hanya berlatar hitam dan putih

memang nampak kuno, namun saat ini Rus’t Craft telah mengganti logonya menjadi

lebih fresh dengan menambahkan warna hijau sebagai latar. Namun alangkah lebih

baiknya bila warna latar belakang logo dibuat lebih full color agar lebih menarik

perhatian. Nama bisnis yang yang digunakan oleh Rusty Craft saat ini adalah Rus’t

Craft, perubahan nama ini seharusnya tidak dilakukan Rusty Craft karena konsumen

akan sedikit bingung dengan merek produk yang dibelinya sehingga konsumen

mungkin mengira produk Rus’t Craft ini bukan produk Rusty Craft. Nama “Rusty

Craft” juga lebih menarik perhatian dibanding Rus’t Craft, oleh karena itu sebaiknya

bisnis ini tidak mengganti nama produk mereka dan mempertimbangkan nama produk

yang lebih menarik minat konsumen.

17

Selama ini Rusty Craft menggunakan media jejaring sosial Facebook sebagai

alat promosi. Selain itu juga sering mengikuti pameran kerajinan. Akan lebih efektif

bila pemilik mengikuti perkembangan jejaring sosial misalnya dengan adanya Twitter,

promosi akan lebih mudah. Blog juga dapat menjadi salah satu solusi untuk

memasarkan barang. Blog harus dirancang dengan menarik dan memancing minat

konsumen.

Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh Rusty Craft adalah melalui pameran

dan juga bekerjasama dengan beberpa swalayan di Yogyakarta, seperti Mirota

Kampus, Pamela Swayalan 1-3-6-7, Purnama, Matahari dan Mulia. Selain pemasaran

di dalam Yogyakarta, Rusty Craft sudah berhasil bekerjasama dengan pemerintah

yaitu dengan membuat souvenir maskot Sea Games di Palembang dan PON di

Kalimantan.

Pemilik menggunakan media sosial (blog dan facebook) dan pameran untuk

mempromosikan produknya. Pemilik memang sangat rajin mengikuti pameran dan

memang pameran adalah salah satu wadah mempromosikan produk yang baik untuk

bisnis kerajinan Bahkan saat ini DISPERINDAG dan BNI memberikan peluang

mengikuti setiap pameran yang hingga diluar kota Jogjakarta. Bisnis ini juga

mempromosikan produknya melalui blog dan juga facebook, namun tampaknya

pemilik kurang berminat untuk mempromosikan produknya melalui internet. Hal ini

terbukti dari posting terakhir yang dilakukan pada tahun 2011. Padahal

mempromosikan produk kerajinan di media sosial merupakan cara yang bagus karena

dapat menghemat cost dan banyak orang dari luar daerah yang mengetahui produk

yang kita buat.

Lebih jauh lagi, bagi kami penting untuk UMKM seperti Rusty Craft untuk

bergabung dalam perserikatan atau organisasi yang mengakomodir usaha yang bertipe

kurang-lebih sama. Dengan begitu, diharapkan dapat terjadi simbiosis yang

mengembangkan satu sama lain ke depannya dan selanjutnya.

D. Penutup

Rusty Craft adalah satu contoh nyata UMKM yang sedang berkembang. Dalam

dinamika bisnisnya, entitas wirausaha ini mengalami beberapa masalah, di antaranya : CSR,

18

QC, motivasi karyawan, harga, pasar, promosi, hingga packaging. Namun, bukan berarti hal-

hal tersebut menjadi hambatan yang menjatuhkan usaha ini namun dapat menjadi tantangan

ke depannya. Solusi-solusi dari tiap pendekatan spesifik yang kami sertakan dapat memandu

Rusty Craft ke arah yang lebih baik.

E. Lampiran Gambar

19

20

21