analisis udara -pertamina

Upload: vivi-opier

Post on 03-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    1/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-1

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    Bab-2RENCANA PEMANTAUAN

    LINGKUNGAN HIDUP

    2.1. BAGIAN HULU

    2.1.1. Kualitas Udara

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)

    b) IndikatorMenurunnya kualitas udara.

    2) Sumber Dampak

    Emisi gas buang dan debu dari kegiatan mesin mesin diesel dan beberapa

    kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas konstrusi BS dan GPF

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas udara (SO2, CO,dan debu)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu)

    Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar

    sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida

    Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh

    penurunan kualitas udara

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium

    Metode analisis: SO2(Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR

    dg alat NDIR Analyzer), debu (Gravimetrik dg alat Hi-Vol)

    Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara

    ambien.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    2/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-2

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Kompleks BS dan GPF

    Dua titik/lokasi sepanjang jalan yang dilalui mobilisasi yang berdekatan

    dengan pemukiman.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi BS dan GPF .

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas udara (SO2, CO2, NOx,

    H2S dan debu)

    b) Indikator

    Menurunya kualitas udara

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan operasi produksi di GPF Emisi gas dari peralatan utama

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas udara (SO2, CO2, NOx,

    H2S dan debu)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi efektivitas penggunaan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU) dan

    Sulfur Recovery Unit (SRU)

    Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh

    penurunan kualitas udara

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium

    Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), NOx (Saltzman

    dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), H2S (Tiosianat

    dg alat Spektrofotometer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol)

    Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    3/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-3

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Kompleks BS dan GPF

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Tiga bulan sekali selama operasi BS dan GPF berlangsung,

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.2. Kebisingan

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kebisingan

    b) Indikator

    Peningkatan kebisingan

    2) Sumber Dampak

    Aktivitas pembangunan konstruksi BS dan GPF

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kebisingan

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter

    Membandingkan hasil pengukuran dengan baku tingkat kebisingan (Kep MenLH No. 48 Tahun 1999)

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Kompleks BS dan GPF

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan konstruksi BS dan GPF

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    4/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-4

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.3. Kualitas Air Permukaan

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air pemukaan

    2) Sumber Dampak

    Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar dan limbah air hidrotest,

    pembersihan peralatan sebelum komisioning pada konstruksi BS dan GPF yang

    dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mencegah pencemaran air permukaan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Sampling menggunakan sistemgrab samplekemudian dilakukan analisis di

    laboratorium.

    Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS dan GPF

    c) Frekuensi Pemantauan LingkunganSetiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan konstruksi BS dan GPF

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    5/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-5

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air permukaan.

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air pemukaan.

    2) Sumber Dampak

    Air formasi dari kegiatan pemboran sumur pengembangan dan opersional BS dan

    GPF.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, Sulfida terlarut (H2S), Amonia

    (sebagai NH3), Phenol total.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mencegah pencemaran air permukaan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Sampling menggunakan sistem grab samplekemudian dilakukan analisis di

    laboratorium.

    Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Perairan di sekitar lokasi kegiatan BS dan GPF.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap tiga bulan sekali selama operasional BS dan GPF

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggaic) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.4. Kualitas Air Laut

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air permukaan (kekeruhan, minyak dan lemak)

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    6/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-6

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air laut.

    2) Sumber Dampak

    Pemasangan pipa penyalur gas melalui laut (alternatif 3)

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kekeruhan, minyak dan lemak.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengefektifkan pengawasan dan mengevaluasi dalam pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

    Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003

    Membandingkan hasil analisis dengan baku mutu air laut.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Tiga lokasi: bagian hulu, tengah, dan bagian hilir perairan laut sekitar

    pemasangan pipa penyalur gas.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Tga kali: sebelum dilakukan kegiatan, saat kegiatan berlangsung, dan setelah

    kegiatan selesai.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.5. Erosi Tanah

    A. Tahap Konstruksi1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Jenis paramneter penentu besarnya erosi yang dipantau (erodibilitas tanah,

    panjang dan besar lereng, penutup lahan/crops factors, dan teknik pengolahan

    dan konservasi lahan)

    b) Indikator

    Berserakannya material kasar (pasir, krikil, krakal) di permukan tanah, solum

    tanah menjadi tipis, cepatnya titik layu tanaman, keruhnya aliran permukaan

    bebas serta keruhnya air sungai.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    7/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-7

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2) Sumber Dampak

    Pembukaan lahan (land clearing) dan pematangan lahan yang menyebabkan

    vegetasi penutup lahan berkurang atau bahkan hilang sehingga lahan terbuka.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Faktor penentu perubahan erosi (erodibilitas tanah, panjang dan besar lereng,

    penutup lahan/crops factors, teknik pengolahan dan konservasi).

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Memantau pelaksanaan pengelolaan lingkungan.

    Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan apakah sesuai dengan baku mutu

    tentang erosi (erosi terbolehkan).

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Melakukan observasi langsung di lapangan dengan mengumpulkan data

    parameter penyebab erosi, khususnya pengubahan penutup lahan oleh

    vegetasi (crop)

    Analisis data secara matematis menggunakan rumus USLE yakni A =

    R.K.L.C.P.P)

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Lokasi-lokasi pemboran sumur gas

    Jalan row (sempadan jalur pemasangan pipa gas)

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dua kali selama setahun pada periode hujan (awal musim hujan, dan

    pertengahan musim penghujan)

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, DitjenMigas, dan KLH.

    2.1.6. Gangguan Sistem Irigasi dan Drainase

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parmeter

    Parameter yang dipantau dari gangguan sistem irigasi dan drainase adalah

    luas, frekuensi dan lama genangan bagian hulu pemasangan pipa serta lama

    kekeringan bagian hilir pemasangan pipa tidak memenerima air irigasi.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    8/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-8

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Adanya genangan air disaluran bagian hulu lokasi pemasangan pipa dan

    tidak ada aliran air di saluran hilir lokasi pemasangan pipa.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

    3) Parameter Lingkungan yang Dipantau

    Luas, lama dan kedalaman genangan akibat terganggunya drainase

    Luas lahan sawah yang tidak mendapat irigasi akibat terganggunya saluran

    irigasi.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Memantau pelakasanaan pengelolaan lingkungan.

    Memantau terjadinya gangguan drainase (terjadinya genangan) di atas lokasi

    pemasangan pipa, dan luas sawah yang tidak mendapat air irgasi.

    Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan apakah masih terjadi

    genangan di bagian hilir atau terputusnya aliran di saluran bagian hilir lokasi

    pemasangan pipa.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung yakni mengamati,

    mengukur dan mencatat parameter genangan di lapangan tentang luas,

    lama dan kedalaman genangan, serta luas areal sawah yang tidak terairi

    akibat gangguan pemasangan pipa penyalur gas tersebut.

    Analisis data: analisis secara deskriptif tentang lama, kedalaman dan

    frekuensi genangan yang terjadi, serta lama tidak ada aliran di saluran

    irigasi.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Daerah sekitar dan sepanjang pemasangan pipa (di sebelah hulu jalur pipauntuk drainase) dan area sawah irigasi di bagian hilir jalur pemasanga pipa.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dua kali selama setahun (khususnya) pada awal/pertengahan musim

    penghujan dan akhir musim penghujan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan: Pemkab Banggai, Bapedalda Kabupaten Banggai, Bapedalda

    Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    9/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-9

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.7. Keselamatan berlalulintas

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kecelakaan lalulintas

    b) Indikator

    Terjadinya kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan

    atau luka-luka pada pengguna jalan.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi

    Kegiatan pemasangan pipa yang memotong ruas jalan.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang

    digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan

    material/bahan konstruksi. Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Depan kantor kecamatan Kintom, Batui, Toili.

    Sepanjang rute pengangkutan.

    Pada ruas jalan yang terpotong pipa.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Tiap bulan pada saat kegiatan mobilisasi perlatan dan material.

    Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material.

    Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalanumum.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    10/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-10

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    B. TAHAP OPERASI

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Keselamatan berlalulintas

    b) Indikator

    Terjadi kecelakaan lalulintas

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pengangkutan kondensat dan sulfur lewat transportasi darat.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilalui oleh rute

    pengangkutan kondensat dan pengumpulan data sekunder dari

    puskesmas di wilayah kecamatan Kintom dan Batui

    Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Pemantauan dilakukan pada ruas jalan yang dijadikan rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dilakukan sekali dalam setahun.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    C. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Keselamatan berlalulintas.

    b) Indikator

    Terjadi kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau

    luka-luka pada pengguna jalan.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    11/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-11

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan demobilisasi peralatan.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan

    proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah

    kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Sepanjang rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.1.8. Kerusakan Jalan dan Jembatan

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kerusakan jalan dan jembatan.

    b) Indikator

    Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan

    jalan atau kekuatan jembatan.

    2) Sumber Dampak

    Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan.

    Kondisi permukaan/kerusakan jalan dan jembatan

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan/jalan dan efektivitas pengelolaannya

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    12/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-12

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) etode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang

    digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan.

    Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)

    Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat

    kerusakan dan jenis tindakan perbaikan

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Jalan antara Batui Toili serta jembatan di Kecamatan Kintom

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap kali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan

    pengguna jalan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana: PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan: Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kerusakan jalan dan jembatan

    b) Indikator

    Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan

    jalan atau kekuatan jembatan

    2) Sumber DampakPengangkutan kondensat dan sulfur lewat jalur darat

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur

    kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada

    jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan

    ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan efektivitas pengelolaannya.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    13/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-13

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)

    Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan

    dan jenis tindakan perbaikan.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dilakukan setahun sekali.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGMb) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    C. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kerusakan jalan dan jembatan

    b) Indikator

    Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan

    jalan atau kekuatan jembatan

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan demobilisasi peralatan.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur

    kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada

    jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan

    ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan

    proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah

    kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    14/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-14

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.1.9. Kelancaran Lalulintas

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kelancaran lalulintas

    b) Indikator

    Terjadi kemacetan lalulintas

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur pipa gas yang memotong jalan umum.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level

    Of Service) berdasarkan nilai DS (degree of saturation) pada ruas jalan dan

    tundaan lalulintas (delay)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kemacetan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungana) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk masing-

    masing arah pada ruas jalan

    Metoda analisis dilakukan dengan menggunakan metoda dari MKJI.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Di ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan/konstruksi fasilitas

    produksi gas.

    Pada ruas jalan yang terpotong oleh pipa.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    15/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-15

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Sekali pada awal pemasangan pipa yang memotong jalan umum.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.1.10. Vegetasi

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    b) Indikator

    Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan

    dengan rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka sehingga terjadi penurunan

    keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metodequadrat sampling.

    Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif

    analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama

    operasional.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    16/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-16

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Peningkatan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi.

    b) Indikator

    Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan

    dengan rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Reklamasi lahan untuk penghijauan.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan

    Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif

    analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang

    LNG.c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang

    waktu enam bulan.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    17/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-17

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.11. Satwa Liar

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    b) Indikator

    Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat

    dibandingkan dengan rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Land clearingmenyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa

    liar hilang sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahansatwa liar darat.

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode

    IPA (Index Point Abudance).

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Sekali setelah persiapan lahan dan pemasangan pipa penyalur gas selesai

    dilakukan dan dua kali dalam satu tahun selama operasional.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidupa) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    18/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-18

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    2) Sumber Dampak

    Reklamasi lahan untuk penghijauan.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengamatan langsung di lapangan

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang

    LNG.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang

    waktu enam bulan.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.12. Biota Air Tawar

    A. Tahap Konstrusi

    1) Dampak Penting yang Dipantaua) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton,

    benthos, ikan).

    b) Indikator

    Indeks diversitas/keanekaragaman biota air.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan konstruksi BS dan GPF mempengaruhi kualitas air sungai sehingga akan

    berdampak pada biota air tawar/biota sungai

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    19/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-19

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun

    keanekaragamannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian

    dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan

    pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisisb) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Perairan sekitar kegiatan.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali sebelum dan satu kali sesudah kegiatan konstruksi BS dan GPF

    dilakukan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton,

    benthos, ikan).

    b) Indikator

    Indeks diversitas/keanekaragaman biota air.

    2) Sumber Dampak

    Pemboran sumur pengembangan

    Kegiatan operasi produksi di GPF

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupunkeanekaragamannya.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    20/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-20

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian

    dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan

    pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Perairan sekitar kegiatan.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama kegiatan operasi.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidupa) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.13. Biota Air Laut (Plankton, Benthos, Terumbu karang)

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    b) Indikator

    Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan konstruksi pemasangan pipa penyalur gas dapat meyebabkan kekeruhan

    air laut dan mempengaruhi kualitas air laut sehingga akan berdampak pada biota

    laut.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun

    keanekaragamannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian

    dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan

    pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    21/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-21

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek untuk

    mengamati prosentase penutupan karang hidup.

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Perairan sekitar kegiatan.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali pada sebelum pemasangan pipa dan satu kali setelah kegiatan

    selesai dilaksanakan (selama masa konstruksi).

    Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.1.14. Pola Kepemilikan Lahan

    A. Tahap Prakonstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Kepemilikan lahan

    b) Indikator

    Persentase perubahan kepemilikan lahan dalam masyarakat

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan HidupMengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan

    kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Observasi dan wawancara dengan masyarakat khususnya tentang pola

    kepemilikan lahan dan penggunanya oleh masyarakat.

    Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    22/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-22

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    2.1.15. Kesempatan Berusaha

    A. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Kesempatan berusaha

    b) Indikator

    Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha

    baik yang secara langsung mendukung aktivitas operasional PPGM maupun

    untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja/karyawan dan masyarakat di

    sekitarnya.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pemboran sumur pengembangan

    Kegiatan operasi produksi di GPF.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis

    usaha yang secara langsung dapat mendukung operasional PPGM maupun secara

    tidak langsung untuk memenuhi permintaan kebutuhan barang dan jasa para

    pekerja/karyawan dan warga sekitar, seperti penginapan/kos-kosan, warung

    makan, toko kelontong, dan sebagainya.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau

    mengembangkan usaha.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode pengumpulan dan analisis data

    Pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui jumlah dan

    jenis usaha yang dibuka dan atau dikembangkan penduduk lokal.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    23/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-23

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    Pengumpulan data sekunder dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

    Koperasi (Perindangkop)

    Analisis data: deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Dinas Perindangkop.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali selama tahap operasi.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Perindangkop Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    2.1.16. Proses Sosial

    A. Tahap Prakonstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Proses sosial

    b) Indikator

    Munculnya konflik atau ketidakpuasan warga masyarakat dalam proses

    pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Terganggunya proses sosial dalam masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui gangguan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan efektivitas

    upaya pengelolaan yang telah dilakukan.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat

    terhadap proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang telah

    dilaksanakan.

    Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    24/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-24

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Dua kali: selama dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    B. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Proses sosial

    b) Indikator

    Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan dan bahkan konflik

    sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang.

    2) Sumber Dampak

    Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF)

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang DipantauGangguan proses sosial dalam masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi

    gangguan proses sosial.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pola

    hubungan sosial antara penduduk lokal dengan para pendatang.

    Data sekunder dari Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten

    Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga

    Kerja Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama tahap konstruksi

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    25/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-25

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    C. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Proses sosial

    b) Indikator

    Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik

    sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan penerimaan tenaga kerja.

    Kegiatan operasi produksi di GPF.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Gangguan proses sosial dalam masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi

    gangguan proses sosial.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pola

    hubungan antara penduduk lokal dengan para pendatang.

    Data sekunder dari Pemrakarsa dam Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga

    Kerja Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama tahap operasi.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    26/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II- 6

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.17. Pelapisan Sosial

    A. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Pelapisan sosial

    b) Indikator

    Munculnya strata atau kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat akibat

    banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan

    penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lokal.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan operasi produksi di GPF.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi

    perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat pendidikan, jenis

    matapencaharian dan tingkat penghasilan baik penduduk lokal maupun

    para pendatang.

    Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Dinas Tenaga Kerja

    Kabupaten Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai,

    dan Kantor Pemrakarsa.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama tahap operasi.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana: PT Pertamina EP.

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    27/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II- 7

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.18. Sikap dan Persepsi Masyarakat

    A. Tahap Prakonstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Sikap dan persepsi masyarakat.

    b) Indikator

    Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait proses pembebasan lahan

    dan tanam tumbuh.

    2) Sumber Dampak

    Adanya proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Sikap dan persepsi negatif masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta efektivitas upaya

    pengelolaan yang telah dilakukan.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Survei langsung di lapangan untuk mengetahui proses pembebasan lahan

    dan tanam tumbuh serta tingkat keresahan dari atau penolakan masyarakat

    terhadap kegiatan tersebut.

    Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    B. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Sikap dan persepsi masyarakat

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    28/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-28

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya berbagai

    dampak kegiatan seperti debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan

    sebagainya

    Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait adanya tenaga kerja

    pendatang yang mempunyai tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih

    baik dibandingkan penduduk lokal.

    2) Sumber Dampak

    Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja

    Konstruksi BS dan GPF

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Sikap dan persepsi negatif masyarakat

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi

    negatif masyarakat.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Survei langsung di lapangan untuk mengetahui tingkat keresahan,

    ketidaknyamanan dan penolakan masyarakat terhadap berbagai aktivitasproyek.

    Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten

    Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga

    Kerja Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama tahap konstruksi.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    29/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-29

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    C. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Sikap dan persepsi masyarakat

    b) Indikator

    Adanya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik

    sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan tenaga

    kerja pendatang

    Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya berbagai

    dampak kegiatan seperti debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan

    sebagainya.

    2) Sumber Dampak

    Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan pada tahap operasi.

    Operasi produksi di GPF.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Sikap dan persepsi negatif masyarakat

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi

    negatif masyarakat terhadap proyek.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Survei langsung di lapangan untuk mengetahui ada tidaknya kecemburuan

    dan keresahan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja dan

    ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dari berbagai aktivitas proyek

    lainnya.

    Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten

    Banggai. Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten

    Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama tahap operasi.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    30/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-30

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    D. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Sikap dan persepsi masyarakat

    b) Indikator

    Adanya keluhan, protes dan penilaian negatif masyarakat terhadap munculnya

    pengangguran.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan penglepasan tenaga kerja

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Sikap dan persepsi negatif masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi

    negatif masyarakat.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Survei langsung di lapangan untuk mengetahui adanya keresahan, keluhan

    dan protes masyrakat terhadap kegiatan tenaga kerja.

    Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten

    Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga

    Kerja Kabupaten Banggai.c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    31/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-31

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.19. Sanitasi Lingkungan

    A. Tahap konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Sanitasi lingkukngan

    b) Indikator

    Sampah atau limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik

    yang tidak terkelola dengan baik di lokasi proyek.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pembangunan/konstruksi BS dan GPF

    Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Sampah atau limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Untuk mengetahui perubahan kondisi sanitasi lingkungan di lokasi proyek.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Survei langsung di lapangan untuk mengetahui ada tidaknya upaya

    pengelolaan sampah dan limbah serta tingkat penyediaan fasilitas sanitasi di

    lokasi proyek.

    Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa

    Analisis data: deskriptif - evaluatif

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Di lokasi pembangunan/konstruksi BS, GPF dan pemasangan pipa penyalur gas

    serta Kantor Pemrakarsa.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama pembangunan/konstruksi BS, GPF, dan pemasanganpipa penyalur gas.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi

    Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    32/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-32

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.1.20. Tingkat Kesehatan Masyarakat

    A. Tahap operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Tingkat kesehatan masyarakat

    b) Indikator

    Adanya gangguan kesehatan masyarakat akibat muncul/berkembangnya

    berbagai jenis penyakit seperti: kulit, ISPA, Diare, penyakit kelamin (PMS), dsb.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pemboran sumur pengembangan

    Kegiatan operasional produksi di GPF

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Angka kesakitan terhadap jenis-jenis penyakit tersebut yang dialami oleh

    karyawan/masyarakat di sekitar.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan masyarakat.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui jenis-jenis penyakit

    yang muncul dan atau berkembang di masyarakat.

    Data sekunder dari Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kabupaten

    Banggai.

    Analisis data: deskriptif evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa sekitar tapak proyek.

    Lokasi pemboran sumur pengembangan dan operasional produksi di GPF.

    Puskesmas atau Puskesmas Pembantu setempat dan Dinas KesehatanKabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali selama pemboran sumur pengembangan dan operasi

    produksi di GPF.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT Pertamina EP.

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi

    Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    33/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-33

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2.2. BAGIAN HILIR

    2.2.1. Kualitas Udara

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)

    b) Indikator

    Menurunya kualitas udara

    2) Sumber Dampak

    Emisi gas buang dan debu dari mesin diesel, beberapa kendaraan berat dan

    peralatan yang digunakan untuk aktivitas konstruksi kilang LNG dan pelabuhan

    khusus

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu)

    Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar

    sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida

    Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh

    penurunan kualitas udara

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan, analisis di laboratorium.

    Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg

    alat NDIR Analyzer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol).

    Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien.

    b) Lokasi Pemantauan LingkunganKompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Selama tahap pembangunan konstruksi Kompleks kilang LNG dan pelabuhan

    khusus setiap tiga bulan sekali

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    34/64

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    35/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-35

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Peningkatan kebisingan

    2) Sumber Dampak

    Kebisingan dari aktivitas pembangunan/konstruksi kilang LNG dan pelabuhan

    khusus

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kebisingan

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter

    Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep

    Men LH No. 48 Tahun 1999)

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Area kilang LNG dan pelabuhan khusus

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan

    khusus.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis ParameterKebisingan

    b) Indikator

    Peningkatan kebisingan

    2) Sumber Dampak

    Operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kebisingan

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    36/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-36

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter

    Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep

    Men LH No. 48 Tahun 1999)

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Area kilang LNG dan pelabuhan khusus

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap 3 bulan sekali selama operasional kilang LNG dan pelabuhan khusus.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.3. Kualitas Air Permukaan

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air pemukaan

    2) Sumber Dampak

    Tumpahan tidak sengaja jenis cair yang terkontaminasi bahan pencemar dan

    bahan bakar, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke

    sungai.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mencegah pencemaran air permukaan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

    Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Perairan sungai di sekitar kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    37/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-37

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Tiga bulan selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.4. Kualitas Air Laut

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air laut (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS, TDS, Fenol,

    Amonia)

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air laut.

    2) Sumber Dampak

    Konstruksi/pembangunan kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas

    pendukungnya.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.Kualitas air permukaan (kekeruhan, minyak dan lemak)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi penurunan kualitas air laut dan mengevaluasi pengelolaannya

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.

    Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003.

    Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Perairan laut sekitar pelabuhan khusus.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap tiga bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan

    khusus.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    38/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-38

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS,

    TDS, Fenol, Amonia)

    b) Indikator

    Menurunnya kualitas air laut.

    2) Sumber Dampak

    Operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kualitas air laut (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS, TDS, Fenol,

    Amonia)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi efektivitas IPAL

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.

    Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003.

    Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut.b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Outlet IPAL

    Perairan laut sekitar kilang

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap tiga bulan sekali selama operasional kilang LNG berlangsung

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.5. Keselamatan Berlalulintas

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kecelakaan lalulintas

    b) Indikator

    Terjadi kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau

    luka-luka pada pengguna jalan.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    39/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-39

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi

    Kegiatan pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas

    pengdukungnya.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang

    digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan

    material/bahan konstruksi.

    Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Depan kantor kecamatan Kintom dan Batui.

    Sepanjang rute pengangkutan.

    Pada ruas jalan yang berbatasan langsung dengan kompleks kilang LNG.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material.

    Sekali pada awal waktu pembangunan kilang LNG.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Keselamatan berlalulintas.

    b) Indikator

    Terjadi kecelakaan lalulintas yang menyebabkan kerusakan kendaraan atau

    luka-luka pada pengguna jalan.

    2) Sumber DampakKegiatan demobilisasi peralatan.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    40/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-40

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan

    proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah

    kecamatan Kintom-Batui

    Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Sepanjang rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.6. Kerusakan Jalan dan Jembatan

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kerusakan jalan dan jembatan.

    b) Indikator

    Prosentasi kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan

    perkerasan jalan atau kekuatan jembatan.

    2) Sumber Dampak

    Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan.

    Kondisi permukaan/kerusakan jalan dan jembatan

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan/jalan dan efektivitas pengelolaannya

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    41/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-41

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang

    digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan.

    Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)

    Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan

    dan jenis tindakan perbaikan

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Jalan antara Batui Kintom

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Setiap kali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan

    pengguna jalan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kerusakan jalan dan jembatan

    b) Indikator

    Prosentasi kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan

    perkerasan jalan atau kekuatan jembatan

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan demobilisasi peralatan.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur

    kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada

    jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan

    ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    42/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-42

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan

    proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah

    kecamatan Kintom-Batui

    Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai.

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.7 Kelancaran Lalulintas

    A. Tahap Konstruksi1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Kelancaran lalulintas

    b) Indikator

    Terjadi kemacetan lalulintas.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas

    pendukungnya.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level

    Of Service) berdasarkan nilai DS (degree of saturation) pada ruas jalan dan

    tundaan lalulintas (delay)

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kemacetan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk masing-

    masing arah pada ruas jalan

    Metoda analisis dilakukan dengan menggunakan metoda dari MKJI.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    43/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-43

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Di ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kompleks kilang

    LNG.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Sekali pada awal pembangunan kompleks kilang LNG.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.8. Keselamatan Pelayaran

    A. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Keselamatan lalulintas di alur pelayaran

    b) Indikator

    Terjadinya kecelakaan di alur pelayaran

    2) Sumber DampakKegiatan pengangkutan LNG lewat laut/pengoperasian pelabuhan khusus.

    3) Parameter lingkungan yang dipantau.

    Jumlah kejadian kecelakaan.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan

    a) Metode Pengumpulan dan analisis data:

    Wawancara dengan penduduk di sekitar pelabuhan khusus dan nelayan

    Pengamatan di lapangan terhadap lalulintas air

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan

    Pemantauan dilakukan pada alur pelayaran dan pemukiman di sekitar wilayah

    pelabuhan/pelabuhan khusus.

    c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Dilakukan sekali dalam setahun.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten

    Banggai

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    44/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-44

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.

    2.2.9. Vegetasi

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    b) Indikator

    Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan

    dengan rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka sehingga terjadi penurunan

    keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode

    quadrat sampling.

    Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif

    analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi PemantauanSekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama

    operasional.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    45/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-45

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Peningkatan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi.

    b) Indikator

    Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan

    rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Reklamasi lahan untuk penghijauan.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan

    Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif

    analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang

    LNG.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang

    waktu enam bulan.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggaic) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.2.10. Satwa Liar

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    46/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-46

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Indikator

    Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat

    dibandingkan dengan rona awal.

    2) Sumber Dampak

    Land clearingmenyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa

    liar hilang sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan

    satwa liar darat.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode

    IPA (Index Point Abudance).

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan satu kali dalam satu tahun

    selama operasional.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Pasca Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    b) Indikator

    Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.

    2) Sumber Dampak

    Reklamasi lahan untuk penghijauan.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    47/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-47

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    4) Tujuan Pemantauan Lingkungan

    Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengamatan langsung di lapangan

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang

    LNG

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selangwaktu enam bulan.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.2.11. Biota Air Laut (Plankton, Benthos, Terumbu karang)

    A. Tahap Konstrusi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis Parameter

    Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    b) Indikator

    Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.

    2) Sumber Dampak

    Konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus di Uso (alternatif 1)

    Konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus di Padang (alternatif 2)3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun

    keanekaragamannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian

    dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan

    pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    48/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-48

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    Pengamatan terumbu karang dengan metode transek.

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan

    sekitar kegiatan (Uso)

    Pada lokasi kilang LNG (Padang)

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Pemantauan plankton, benthos dilakukan satu kali selama kegiatan

    konstruksi.

    Pemantauan terumbu karang dilakukan satu tahun sekali.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    B. Tahap Operasi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis ParameterPenurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    b) Indikator

    Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.

    2) Sumber Dampak

    Operasional Kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas lainnya.

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun

    keanekaragamannya.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian

    dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan

    pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

    Pengamatan terumbu karang dengan metode transek.

    Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    49/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-49

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Perairan sekitar kegiatan

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Enam bulan sekali.

    Pemantauan terumbu karang dilakukan satu tahun sekali.

    6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen

    Migas, dan KLH.

    2.2.12. Pola Kepemilikan Lahan

    A. Tahap Prakonstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Kepemilikan lahan

    b) Indikator

    Persentase perubahan kepemilikan lahan dalam masyarakat.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan

    kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

    5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data Observasi dan wawancara dengan masyarakat tentang pola kepemilikan

    lahan dan penggunaannya oleh masyarakat.

    Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    50/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-50

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai.

    c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi

    Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    2.2.13. Kesempatan Berusaha

    A. Tahap Konstruksi

    1) Dampak Penting yang Dipantau

    a) Jenis parameter

    Kesempatan berusaha

    b) Indikator

    Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha

    baik yang secara langsung mendukung aktivitas PPGM maupun secara tidak

    langsung untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja/karyawan dan masyarakat

    di sekitarnya.

    2) Sumber Dampak

    Kegiatan konstruksi komplek kilang LNG dan pelabuhan khusus

    3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis

    usaha yang secara langsung dapat mendukung kegiatan PPGM maupun secara

    tidak langsung untuk memenuhi permintaan kebutuhan barang dan jasa para

    pekerja/karyawan dan warga masyarakat sekitar, seperti penginapan/kos-kosan,

    warung makan, toko kelontong, dan sebagainya.

    4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau

    mengembangkan usaha.5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

    a) Metode pengumpulan dan analisis data

    Pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui jumlah dan jenis

    usaha yang dibuka dan atau dikembangkan penduduk lokal.

    Pengumpulan data sekunder dari Dinas Perindangkop.

    Analisis data: deskriptif-evaluatif.

    b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Dinas Perindangkop.

  • 8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina

    51/64

    RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-51

    PT. PERTAMINA EP -PPGM

    c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Lingkungan

    Pemantauan dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan setelah konstruksi kilang LNG

    dan pelabuhan khusus.

    6) Institusi Pemantauan Lingkungan

    a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)

    b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai

    c) Pelaporan : Kantor Dinas Perindangkop Kabupaten Banggai, Bapedalda

    Provinsi Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

    B.