analisis timbal dan kadmium dalam cacing tanah
TRANSCRIPT
ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) dan
KADMIUM (Cd), dalam CACING TANAH
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
(SSA)
Oleh :
Syarifah Fitria Ulfa 081524069
PENDAHULUAN
Cacing tanah banyak digunakan sebagai obat dan makanan karena manfaatnya yang cukup banyak, namun Cacing tanah memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya dalam jumlah yang cukup tinggi yang dapat memberikan efek toksik jika dikonsumsi.
Cacing tanah banyak hidup di tempat-tempat kaya zat organik, seperti tempat sampah. Cacing tanah yang banyak dijumpai di habitat ini adalah Megascolex sp., Drawida sp., dan Pontoscolex corethurus
Metode yang dipilih untuk penetapan
kadar timbal dan kadmium di dalam
cacing tanah ini adalah spektrofotometri
serapan atom.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
melihat kandungan logam berat timbal
dan kadmium di dalam tubuh 3 spesies
cacing tanah yang hidup di habitat
sampah berbeda.
METODOLOGIMETODOLOGI
Bahan dapat dibaca
pada bahan
Alat seminar halaman 6
SampelSampel cacing tanah yang diteliti diambil dari tumpukan sampah organik di :
- Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Kecamatan Medan Sunggal,
- Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Marelan dan
- Lahan Pertanian di Kawasan Fakultas Pertanian USU.
3 (tiga) spesies cacing tanah yang diteliti adalah :
Megascolex sp Drawida sp Pontoscolex corethrurus
Determinasi sampel di lakukan oleh
Bagian Taksonomi dan Ekologi Hewan
Fakultas MIPA Biologi Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penyiapan Sampel
Cacing segar
Bubuk cacing (sampel)
Dicuci dengan air mengalir
Bilas dengan Akuabides
Keringkan di oven pada suhu 100°C
Gerus sampai halus dan homogen
Prosedur Destruksi Basah
Tambahkan 5 ml HNO3 65% v/v
Panaskan di atas hotplate pada suhu 100°C
Bubuk Cacing
Mengering
Tambahkan 10 ml HNO3 65% v/v
Residu larutDisaring dengan kertas saring Whatman No.42 dengan membuang 2 ml larutan pertama hasil penyaringan sebanyak 2 kali
Diencerkan dengan akuabides sampai garis tanda
Larutan sampel
Pemeriksaan Kualitatif Timbal
2 ml larutan sampel
Warna merah tua pada lapisan bawah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan larutan NH4OH 1 N hingga pH 7
ditambahkan kristal kalium sianida (KCN)
ditambahkan 2 ml larutan ditizon 0,005%
dikocok kuat
dibiarkan lapisan memisah
Pemeriksaan Kualitatif Kadmium
2 ml larutan sampel
Warna merah muda pada lapisan
bawah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan larutan NH4OH 1 N hingga pH 12
ditambahkan kristal kalium sianida (KCN)
ditambahkan 2 ml larutan ditizon 0,005%
dikocok kuat
dibiarkan lapisan memisah
Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Kadmium
Larutan Standar Cd 1000 ppm
Larutan standar Cd 100 ppm
Larutan Standar Cd 10 ppm
Dipipet 10 mlDimasukkan kedalam labu tentukur 100 mlDitambahkan 10 ml HNO3 1% v/vDitepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Dipipet 10 mlDimasukkan kedalam labu tentukur 100 mlDitambahkan 10 ml HNO3 1% v/vDitepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Larutan Standar Cd 10 ppm
Larutan dengan konsentrasi 0,01 mcg/ml; 0,025 mcg/ml; 0,05 mcg/ml; 0,075 mcg/ml dan 0,1 mcg/ml
Dipipet 0,1 ml; 0,25 ml; 0,5 ml ; 0,75 ml dan 1 mlDimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan 10 ml HNO3 1% v/v
Ditepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Hasil
Diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 228,8 nm
Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Timbal
Larutan Standar Pb 1000 ppm
Larutan standar Pb 100 ppm
Larutan Standar Pb 10 ppm
Dipipet 10 mlDimasukkan kedalam labu tentukur 100 mlDitambahkan 10 ml HNO3 1% v/vDitepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Dipipet 10 mlDimasukkan kedalam labu tentukur 100 mlDitambahkan 10 ml HNO3 1% v/vDitepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Larutan Standar Pb10 ppm
Larutan dengan konsentrasi 0,05 mcg/ml; 0,1 mcg/ml; 0,2 mcg/ml ; 0,3 mcg/ml dan 0,4 mcg/ml
Dipipet 0,5 ml; 1 ml; 2 ml ; 3 ml dan 4 ml
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan 10 ml HNO3 1% v/v
Ditepatkan sampai garis tanda dengan akuades
Hasil
Diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 217 nm
Larutan sampel yang diperoleh dari proses destruksi basah
Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 217 nm untuk timbal dan 228,8 untuk kadmium
Diperoleh nilai absorbansi yang berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan standar timbal (Pb) dan kadmium (Cd)
Konsentrasi timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi
Penetapan Kadar Timbal dan Kadmium dalam Sampel
Uji Perolehan Kembali Kadmium
Bubuk cacing ditimbang ± 1 g sebanyak 6 kali
Ditambahkan 1 ml larutan standar kadmium (konsentrasi
1 mcg/ml)
Dilanjutkan dengan prosedur destruksi sama seperti proses destruksi basah
Diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 228,8 nm
Uji Perolehan Kembali Timbal
Bubuk cacing ditimbang ± 1 g sebanyak 6 kali
Ditambahkan 1 ml larutan standar timbal (konsentrasi 1 mcg/ml)
Dilanjutkan dengan prosedur destruksi sama seperti proses destruksi basah
Diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 217 nm
Pemeriksaan Kuantitatif
Kurva Kalibrasi Timbal
y = 0,0325x-0,0004
r = 0,9994
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Timbal
Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan bukti adanya korelasi linier yang menyatakan
adanya hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi.
HASIL DAN PEMBAHASANPemeriksaan KualitatifPemeriksaan KuantitatifUji validasi
Hasil Pemeriksaan Kualitatif
Pontoscolex corethaurus Megascolex sp.
Drawida sp.
Pemeriksaan Kuantitatif
Kurva Kalibrasi Timbal
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Timbal
Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan bukti adanya korelasi linier yang
menyatakan adanya hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi.
Pemeriksaan Kuantitatif
Kurva Kalibrasi Kadmium
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Kadmium
Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan bukti adanya korelasi linier yang
menyatakan adanya hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi.
Kadar Timbal dan Kadmium dalam cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex
corethaurus
Catatan : kadar tersebut merupakan kadar rata-rata dari 6 kali setelah diuji secara statistik
No. Sampel Kadar Timbal (mcg/g) Kadar Kadmium(mcg/g)
1. Drawida sp 6,5381 0,20918 1,1734 0,05655
2. Megascolex sp 8,4259 0,16987 0,4303 0,01275
3 Pontoscolex sp 9,0923 0,13234 1,1380 0,04109
Hasil analisis timbal dan kadmium pada cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex corethaurus menunjukkan kadar timbal sebesar 6,5381 0,20918 mcg/g (Drawida sp); 8,4259 0,16987 mcg/g (Megascolex sp); 9,0923 0,13234 mcg/g (Pontoscolex corethaurus) dan kandungan kadmium sebesar 1,1734 0,05655 mcg/g (Drawida sp); 0,4303 0,01275 mcg/g (Megascolex sp); 1,1380 0,04109 mcg/g (Pontoscolex corethaurus)
Terdapat perbedaan kadar timbal dan kadmium yang signifikan pada ketiga jenis cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex corethaurus.
Kadar Timbal paling rendah terdapat pada Drawida sp. dan paling tinggi terdapat dalam Pontoscolex sp. Kadar kadmium paling rendah terdapat dalam Megascolex sp dan paling tinggi terdapat dalam Drawida sp.
Hal ini mungkin dapat disebabkan karena adanya pencemaran dari cemaran asap kendaraan bermotor karena lokasi pengambilan sampel ini sangat dekat dengan jalan raya dan karena tingginya jumlah material yang mengandung timbal dan kadmium di tempat penumpukan sampah
Kadar cemaran timbal dan kadmium di
dalam ketiga jenis cacing tanah ini berada
dalam jumlah yang mengkhawatirkan
karena melebihi batas maksimum
cemaran logam dalam makanan
berdasarkan SNI No.7387-2009, yaitu 2
mcg/g untuk timbal dan 0,2 mcg/g untuk
kadmium,
Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Dari hasil perhitungan diperoleh :LOD◦Timbal = 0,0277 mcg/g◦Kadmium = 0,0076 mcg/gLOQ ◦timbal = 0,0925 mcg/g◦kadmium = 0,0253 mcg/g
Rata-rata persen recovery logam timbal
dalam sampel adalah 97,07 % dan
Rata-rata persen recovery logam kadmium
dalam sampel adalah 88,35%
Suatu metode dikatakan teliti jika nilai
recovery-nya berada dalam rentang 80-
120%.
Uji Perolehan Kembali
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN Cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan
Pontoscolex corethaurus mengandung timbal dan
kadmium.
Kadar cemaran timbal dan kadmium di dalam ketiga
jenis cacing tanah ini melewati batas maksimum cemaran
logam berat yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional dalam SNI No.7387-2009 yaitu 2 mcg/g untuk
timbal dan 0,2 mcg/g untuk kadmium. Terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kandungan timbal dan
kadmium dalam tubuh ketiga cacing tanah ini secara
statistik.
SaranDisarankan kepada peneliti selanjutnya
agar dapat meneliti mengenai pengaruh habitat dan faktor lingkungan lainnya seperti asap kendaraan bermotor terhadap kandungan logam berat yang diakumulasi cacing tanah pada tiap spesies.
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti logam-logam berat lainnya yang mungkin terdapat dalam cacing tanah, seperti Zn dan Cu.