analisis terhadap pemberhentian kepala daerah …

19
ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH YANG MELANGGAR SUMPAH JABATAN Bayi Priyono Institut Pemerintahan Dalam Negeri AOSTRAK Negara Kesatuan Republik Indonesia rnenyelenggarakan pemelintahan Negara dan pembangunan nasional untuk rnencapai rnasyarakat adil, rnakrnur, dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD l945.SesLrai dengan amanat UUD 1945, pemerinrah daerah benvenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan meuurut asas otonon'li dan tugas penlbantuan. Penrberian otononri luas kepada daerah diarahkan untuk men'tpercepat te'rrrLrjudnya kesejalrteraan ntasyarakat ntelalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran sefta masyarakat. Salalr satu perLrbahan yarrg nrerupakan hasil dari gerakan mene'ta'g orde baru a<Jalah perubahan tefhadap sistem penlerintaltan daerah. Sisterr pemerintahan daerah pasca reformasi mengalarri babak baru yang lebih menrberikan harapan bagi ter."vr.rjr_rd nya keadilan dan penreraraan bagi rrasyarakat, melalui pemberlakLran LIU No. 22 fahLrn J999 tentang Pemerintahan Daerah, vang kemudian diganti UU No.32 Tahun 2004, dan kemudian pada 30 Seprember 201.1 diganti dengan UU No.23 fahun 2014 rentang Pernerintahan Daerah. Berdasarkan keputusan DPRD tersebut, presiden ntenetapkan penrberhertian sementara kepala daerah dan/atau uakil kepala daerah. Apabila kcpala daerah dan/atau rvakil kepala daerah, dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang ntemperoleh kekuatan hukum yang tetap. pemberhentian kepala daerah jika dilihat dalarn Pasal 78 ayat (2) hurufc UU No. 23 Tahun 2014. dapat nrenimbulkan 0enafsiran. Spesifikasi penelitian ini dilakukan dengan cara metode pendekatan yuridis normatif, yaitLr rnenguji dan nrengkaji data sekunder. Berkenaan dengan pendekatan yuridi.s normorifyatlg digLrnakan, maka penelitian yang dilakukan melalui dLra tahap yaitu stLldi kepustakaan dan penelitian lapangan yang hanya bersifat penunjaug, analisis data yang dipergunakan adalah analisis yuriclis kualitatif, yaitu data yang diperoleh, kemudian disusrn secara sistematis, menyeluruh dan terintegrasi untuk mencapai kejelasan masa lah yang akan dibahas. Hasil penilitian menunjukkan bahrva Implikasi usulan DpRD terlradap perrbe.hentian Kepala daoah. yang rnenyebabkan seorang kepala daerah dibcrhentikan dalarn masa jabatannya, tentunva tidak terlepas dari kewenangan yang dimiliki DpRD. Dalanr menanggapi usulan pernberhentian Kepala Daerah tersebut DpRD nrenggunakan hak angket yang dilakukan setelah diajukan hak interpelasi untuk meltdapat persetujuatr dari rapat paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 darijumlah anggota DPRD dau persetujuan diambil sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DpRD yang had ir. Kata kunci: pernberhentian, kepala daeralr, Lrsulan DpRD, rnasa jabatan, sunrpah iabatan

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAHYANG MELANGGAR SUMPAH JABATAN

Bayi PriyonoInstitut Pemerintahan Dalam Negeri

AOSTRAK

Negara Kesatuan Republik Indonesia rnenyelenggarakan pemelintahan Negaradan pembangunan nasional untuk rnencapai rnasyarakat adil, rnakrnur, dan merataberdasarkan Pancasila dan UUD l945.SesLrai dengan amanat UUD 1945, pemerinrahdaerah benvenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan meuurutasas otonon'li dan tugas penlbantuan. Penrberian otononri luas kepada daerah diarahkanuntuk men'tpercepat te'rrrLrjudnya kesejalrteraan ntasyarakat ntelalui peningkatanpelayanan, pemberdayaan, dan peran sefta masyarakat.

Salalr satu perLrbahan yarrg nrerupakan hasil dari gerakan mene'ta'g orde baru a<Jalahperubahan tefhadap sistem penlerintaltan daerah. Sisterr pemerintahan daerah pascareformasi mengalarri babak baru yang lebih menrberikan harapan bagi ter."vr.rjr_rd nyakeadilan dan penreraraan bagi rrasyarakat, melalui pemberlakLran LIU No. 22 fahLrnJ999 tentang Pemerintahan Daerah, vang kemudian diganti UU No.32 Tahun 2004,dan kemudian pada 30 Seprember 201.1 diganti dengan UU No.23 fahun 2014 rentangPernerintahan Daerah. Berdasarkan keputusan DPRD tersebut, presiden ntenetapkanpenrberhertian sementara kepala daerah dan/atau uakil kepala daerah. Apabilakcpala daerah dan/atau rvakil kepala daerah, dinyatakan bersalah berdasarkan putusanpengadilan yang ntemperoleh kekuatan hukum yang tetap. pemberhentian kepala daerahjika dilihat dalarn Pasal 78 ayat (2) hurufc UU No. 23 Tahun 2014. dapat nrenimbulkan0enafsiran.

Spesifikasi penelitian ini dilakukan dengan cara metode pendekatan yuridis normatif,yaitLr rnenguji dan nrengkaji data sekunder. Berkenaan dengan pendekatan yuridi.snormorifyatlg digLrnakan, maka penelitian yang dilakukan melalui dLra tahap yaitu stLldikepustakaan dan penelitian lapangan yang hanya bersifat penunjaug, analisis data yangdipergunakan adalah analisis yuriclis kualitatif, yaitu data yang diperoleh, kemudiandisusrn secara sistematis, menyeluruh dan terintegrasi untuk mencapai kejelasanmasa lah yang akan dibahas.

Hasil penilitian menunjukkan bahrva Implikasi usulan DpRD terlradap perrbe.hentianKepala daoah. yang rnenyebabkan seorang kepala daerah dibcrhentikan dalarn masajabatannya, tentunva tidak terlepas dari kewenangan yang dimiliki DpRD. Dalanrmenanggapi usulan pernberhentian Kepala Daerah tersebut DpRD nrenggunakan hakangket yang dilakukan setelah diajukan hak interpelasi untuk meltdapat persetujuatrdari rapat paripurna DPRD yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 darijumlah anggotaDPRD dau persetujuan diambil sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DpRDyang had ir.

Kata kunci: pernberhentian, kepala daeralr, Lrsulan DpRD, rnasa jabatan, sunrpahiabatan

Page 2: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

lurnal Manajenren pernbangurran I Vol. .1, No, .1/ Desembet 2014: 1 _ 19

PENDAHULT]AN

Latar Belakang

pcmhanBunrrr dacralr sebagai bagianL integral dari pembangunan nasional,pada hakekatnya adalah upaya untuknreiringkatkan kapasitas pemerintahandaerah sehingga tercipta suatukemampuan yang handal dan profesionaldalam menjalankan pemerintahan sertanrenberikan pelayanan prima kepadanasyarakat. Pembangunan daerah dapatdilakukan melalui dua pendekatanyartu n.relalui pcndekatan sentralistisdan melalui pendekatan desentralisasi.Pcndekatan sentralistis mengandungarli bah\\'a wewenang untuk mengaturdan nrcngurus urusan pemerintahanadalal.r pemerintah pusat. Sedangkanpendekatan desentralisasi mengandungarti bahwa pembangr.rnan daerahsebagian besar merupakan wewenangdaerah dan dilaksanakan sendiri olehdaerah (Pemerintah Daerah) secaraotonom. Pembangunan daerah melaluidcsentralisasi atau otonomi daerah,memberikan peluang dan kesempatan bagiterwuj udnya pemerintahan yang bersihdan baik (giood governance) di daerah.'

Negara Kesatuan Republik Indonesianrenyelenggarakan pemerintahan Negaradan pembangunan nasional untukmencapai masyarakat adil, makmur,dan merata berdasarkan Pancasila danlJndang-lJndang Dasar 1945. Dalamrangka penyeleuggaraan pemerintahan,Negara Kesatuan Republik lndonesiadibagi atas daerah-daerah provinsi dandaerah provinsi terdiri atas daerah-daerah

1 .luli Panglima Saftgil1, Desentralisasi Fiskaldol Keuangdn Daerah dalan Otanom| Ghalialndonesia..Jakarla. 2003. h|n. L

kabupaten dan kota. Tiap-tiap dacrahtersebut mempunl'ai hak dan kelvajibanmengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintahannya untuk meningkatkanefisiensi dan efektivitas penl,elenggaraanpemerintahan dan pelayanan kepadamasyarakat.

Sesuai dengan amanat UUD 1945,pemerintah daerah berwenang untukmengatur dan mengurus sendiri trusanpemerintahan menurut asas otonomi dantugas pembantuan. Pemberran oronofiuluas kepada daerah diarahkirn untukmempercepat terwujudnya kesejalrteraar.rmasyarakat melalui peningkatanpelayanan, pcmberdayaan dan pcranserta masyarakat. Di sau.rping itr,L melalLriotonomi luas. daerah cliharapkan marnpumeningkatkan daya saing denganmemperhatikan prinsip demokrasi,pemerataan. keadilan. keist imervaandan kekhususan serta potensi dankeanekaragaman daerah dalam sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah(UU No.23 Tahun 2014), saat inikita mengenal dua istilah penrerintal.r yaituPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Pemerintah Pusat adalah adalah PresidenRepublik lndonesia yang meniegangkekuasaan pemerintahan negara Repr:blikIndonesia sebagaimana dimaksud dalarnUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia-fahun 1945 (IJUD l9zl5). Sistenrpemerintahan yar.rg diatur dalam UU No.23 'fahun 20l4yaitu adanya pemberianotonomi daerah kepada pemerintah daerah.Adapun pengertian dari otonomi daerahadalah hak, wewenang, dan kewajibandaerah otonom untuk mengatur danmengurus sendiri Urusan Pemerintahandan kepentingan masyarakat setempat

Page 3: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

dalam sistem Negara Kesatuan RepublikI ndonesia.'

Sc.irk bergulirnva reformasi. ycng

ditandai dengan berakhirnya masa

pemerintahan orde barr.r pada bulan mei1998. memba*'a perubahan yang signifikandalam perjalanan pemerintahan khususnyadi daerah, dengan amandemen terhadap

UUD 1945, yang di dalamnya memuatperubahan Pasal 18 lllJD 1945. dengan

senlallgat untuk mempertegas pembagian

daeral.r dalam Negara Kesatuan RepublikIr.rdonesia yang meliputi daerah provinisidan dalam daerah provinsi terdapat

daeralr kabupaten dan kota. Dari Pasal

18 tlUD 1945 hasil amandemen tersebutpenyelenggaraar.r pemerintahan daerah

dilakukan atas beberapa prinsip, yaitu dialntaranya: daerah mengatur dan mengurussendiri urusan pcmcrintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantr.ran. daeraltmenjalankan otonomi seluas-luasnya.adanya kekhusur;an dan keragaman

daerah. mengakui dan nenglrormatikesatuan masyarakat hukunr adat beserta

hal-hak tradisionalnya. mengakui dan

nrenghormati pemerintahan daerah yangbcrsilat khr"rsus dan islimewa, badanperuakilan dipilih langsung dalar.n suatupemilihan umum. hubungan pusatdan

daerah harus dilaksanakan secara selaras

dan adil.r

Salah satu perubahan yang merupakanhasil dari gerakan lnenentang orde

2 l,ihat. l'asrl I angkr 6 lltl No. 23 T.thun 2014.

cliul bandingkan Kristian Widya Wicaksono..'llniinistrosl lan lJitokr($i Penterintah. Crahallrru. Yog)akarta. 2006. hlttt. 4l Hal inidilararbclillllngi bukti cnrpiris. bahrva Pcnrerrntahl).r(rrlr nr. nrlil:r) .,/, er /"ri / /'r,ri .rll /ia rterr rrnit

oryrnisasi pcnrcrintah yang bcrhubungan secara

ldngtung dcngnn mas|arlkal

3 Ni nratLrl Hurl,t Olononti Dacrolt l"ilosoli, Seju"ohPerkenthangu lan Problenattka. Pusaka Pelajar'.

\bgl akana. 2005. hlm 5.

Analis s lerhadap Pemberhentian Kepala Daerah . . (Bayi Priyono)

baru adalah perubahan terhadap sistem

pemerintahan daerah. Sistem pelnerintahan

daerah pasca reformasi mengalalni babak

baru yang lebih memberikan harapan bagi

terwujudnya keadilan dan pemerataan

bagi masyarakat, melalui pemberlakuart

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah yang kernudian diganti dengan

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pen.rerintahan Daerah dan lJndang-

Undang Nornor i3 Tahun 2004 tentangPerimbangan Kcuangan Antara Pusat dal.l

Daerah, dan kernudian pada tanggal 30

SepLember 2014 diganti dengan Undang-

LJndang Nornor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

Dalam LIU No.23 Tahun 2014.keu'enangan-hewenangan dalam pendele-

gasian keu'enangan Pusat kcpacla Dacrah

dapat terlihat dari lirngsi, tugas dan

wewenang Dei.l,an Perwakilan RakyatDaerah (DPRD), di mana salah satu

kewenangannya adalah mengusulkanpenrberhentian Kepala Daerah

sebagaimana yang diamanatkan clalanr

Pasal 78 UU No. 23 Tahun 2014. Darialasan sebagaimana tersebut di atas,

dilakukan proses pemberhentian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang salali satunl,a IJt.l No.23 ]-ahun 2014, di mana UU t.r--o. 23

Tahun 20121 sebagai instnrr.r.ren hukumsebagai alat pengubah masyarakat (l/rc

law of sociul engeneering), yar.rg berlakr-r

sebagai aturan positif'. Pemerintah Daerahdalam melakukan upaya perubahan-

perubahan masyarakat memiliki hukun.r

positif secara khusus berdasarkan arah

kebij akan-kebijakan otonom denganmengacu kepada tJU No. 23 Tahun 2014

Page 4: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

turrrrf Marralortreb Pettrba|rgunat| I Vol. 1, No. 1/ Desembet 2014:1 - 19

tersebut, akan tetapi apabila mengacukepada hukum ketatanegaraan dalampenerapan sistem trias politika dilndonesia dan konsepsi negala hukumpada saat ini, di mana trias politika tidaksebagai pemisahan kekuasaan (.teparationof power), akan tetapi sebagai pembagiankekuasaaan (divison ol' powers) yangdiartikan bahwa hanya fungsi pokoklahyang dibedakan menurut silatnya sertadiserahkan kepada pada badan menurutsifatnya serta diserahkan kepada badanyang berbeda Qlistinct lazrf. tetapi untukselebihnya kerjasama di antara fungsi-fungsi tersebut tetap diperlukan untukkelancerran oruanisasi.l

Berangkat dari otononi daerahtersebut, dalarn UU No.23 Tahun 2014.salah satu yang dosoroti dalam UU No. 23'fahun 20 l4 adalah pemberhentiar.r kepaladaerah, jika kepala daerah ntelanggarsunrpah darr jarr j inya nT aka tindak lanjr,rtrryaDPRD r.nengusulkan kepada presidenberdasarkan putusan Mahkamah Agungataspendapat DPRD. UU No.23 Tahun20 I 4 tidak n'rengatur pertanggungjawabankepala daerah kepada DPRD yangberiniplikasi padapernberhentian kepaladaelah. Dalam hal meminta laporanperlanggungjawaban Kepala Daerahkepada DPRD yang diatur dalar-n Pasal80 ayat (l) l.ruruf a yang dimaksudkansebagai pemberdayaan DPRD. untukn.rervuj udkan Cheks andbalances, Namun,dalam peraktiknya tidak jarang menjadisalah satu sumber potensi konflik antaraDPRD dengan kepala daerah.

Laporan penanggungiawaban kepaladaerah jr-rga telah diatur .juga dalamPeraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

4 Milian lludiardjo. 1)osnrDosar llnt Politik.(lramcdia l\rslaka tltanta..ldkarlo. 2005. hlm. 55.

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah.Laporan Keterangan Pertanggungj awabanKepala Daerah Kepada DewanPerawakilan Rakyat Daerah. dan

Inforamasi Laporan PenyelengaraanPemerintah Daerah Kepada Masayarakat,dalam penjelasan umunl PeraturanPemerintah Nomor 3 Tahun 2007 bahwa .

untuk terwujudnya pelakasJnaan otonomidaerah sejalan dengan menciptakanpemerintahan yang bersih. bertanggungjau'ab serta mampu menjawab tuntutanperubahan secara efektif dan elisiensesuai dengan prinsiptata pemerintahanyang baik, rnaha kepala daerahrvajib rrelapolkan peneyelenggaraanpemelintahan. Yalg men jadi persoalan,jika seorang kepala daelah tidakmampu nlempe anggungjawabkanpenyelenggaraan pcmerintahan kepadaDPRD rnaka untuk menciptakan suatupenrerintahan yang baik yang dicita-citakan tidak dapat ter*.ujud sebab ticlakmemungkinkan terciptanya CheckundBalances.5

Dalam hal melakukan pemberhentiankepala daerah dapat dilakr-rkan dalam duamekanisme yaitu Pertarna, kepala daerahdiberhentikan dengan usulan dan/ataukeputusan De$'an Perwakilan Rakl,atDaerah (DPRD) dan disetujui oleh presiden.kedua. pemberhentian kepala daerah oleh

,.,pr€sLlg{ tanpa usulan dan atau keputusan

( DPMeit"Ultu kepala daerah diperkirakan-telah melakukan penyelewengan. r.uaka,

harus diadakan penyelidikan denganpersetujuan presiden. Pemberhentiankepala daerah dapat dilaksanakan hanyaberdasarkan atas hukum dalt peraturan

5 Sfi Soenrantri M. Konsepruolikts Dersar-DtsctrKonstifitsi Bdgi I)emokrasi litng Berlanjut, I)ulLurtLttlnrutt Konf)etut :\ltluttlutkun !)idloe ,\lru ttlRelorni.$i Konstitr$t di I nlont.:tttt. ll) trA KunrpulaN4akalah. Oktober 2(X)1. hlnr. 51.

Page 5: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

)'ang diberlakukan tanpa adanyakepentingan. Peurberl.rentian atas usulanDPRD apabila terjadi krisis )<epercal,aanmaka DI)RD ntenggunakan hak anghetuntr"rk rneualtggaptnya. penggunaan hakutrgkct sctelalr rnrndrpat f,crsctujLtart rapatparipurna DPRD 1,ang dihadiri sekurang-kulangnya 3/4 dari juurlah anggota DPRDdan diambil dengan persetu.juan sekurang-kurangnr,a 213 dari .jumlah anggota DPRDy'ang hadir untuk melakukan penyelidikanterhadap kepala daerah dan/atau wakilliepala daeralr. Dalam hal ditemukanbukti tindak pidar.ra dirnaksud. DPRI)menyerahkan proses penyelesaianyahepada aparat penegak hlrkunt sesuaidengan peratulan perundang-undangan.Apabila liepala daerah dan/atau wakilkcpala daerah dinyatahan bersalah karenamelakukar.r tindak pidana dengan ancamanpaling singkal 5 (lima tahun) atau lebihberdasarkan pritusan peltgadilan yangbelum r.nemperoleh kekuatan hukunr yangtetap. DPRD mengusulkarr pemberlrentiansementara dengan keptusan DPRD.

Berdasarkan keputusan DPRD terse-but, presiden menetapkan pemberhentiansementara kepala daerah dan/atau wakilkepala daerah. Apabila kepala daerahdan,/atau wakil kepala daerah. dinyatakanbersalah berdasarkan putusan pengadilanyang menrperoleh kekuatan hukum yangtetap. pimpinan DPRD mengusulkanpemberhentian berdasarkan rapat paripumaDPRD 1,ang dihadiri sekurang-kurangnya3/4 darijunlah anggota DPRD dan putusandiambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRDyanghadir. Berdasarkan keputusan DPRDtersebut. presiden memberhentikan kepaladaerah darVatau wakil kepala daerah"sedangkan penrberhentian tanpa melaluiusulan DPRD. bahwa kepala daerah dani

Analis s terhadap Pemberhenlian Kepala Daerah . . (Bayi priyono)

atau wakil kepala daerah diberhentikanoleh presiden, karena terbukti melakukanmakar dat./atau perbuatan lain yangdapat nrentecah belah Negara KesatuanRepublik Indor.resia yang dinyarakandengan putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukr-rm yang tetap.

Pada prinsipnl a pentberhentian KepalaDaerah dan/atau \lhkil Kepala Daeral.rdapat dilakukan pada rnasa jabatannyadan pada akhir ntasa jabatan. Nanrundalam hal ir.ri yang perlu dikaji adalahjika seorang kepala daerah diberhentikansebelum masa .jabatannya selesai. sebabjika seorang kepala daerah diberhcntikanapabila menleliuhi alasan dalam Pasal 78UU No. 23 I ahun 20 14. Apabila salahsatu unsur yang terdapat dalant Pasal78UU No. 23 Tahr:n 201 4 dilanggaroleh Kepala Daeral.r. maka dalam hal iniDPRD mempunyai kewenangan untukmengusulkan pemberhentian KepalaDaerah baik di tingkat Provinsi maupun ditingkat Kabr-rpaten dan Kota, sebagaimanayang diatr.rr dalam Pasal 79UU No.23Tahun 2014.

Berbicara dugaan kepala daeraltmelanggar sumpah/janji dan tidakmelaksanakan kewajibannya sebenarnyamerupakan masalah hukun.r yangmemerlukan pembuktian hukum terlebihdahulu. Namun, Undang-Undarig No. 32Tahun 2004 mengatur pengecualian tidakditempuh melalui pengadilan negeri,pengadilan tinggi, tetapi langsung keMahkamah Agung. Proses pemberhentiankepala daerah, menurut UU No. 23Tahun 2014, lama, berbelit, dan agaksulit dilaksanakan. Bisa saja putusanMahkamah Agung yang menyatakanbenar bahwa kepala daerah melanggarsumpah dan .janji dan tidak melaksanakankewajibannya maka tindak selanjutnya

Page 6: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

lurnal Manaiertrerr Perrbasrgutian I Vol. 1,

olch DPRD mengadakan rapar paripurnaru'ltuh menindaklaniuti Putusan MahkamahAgung.

Pada sisi lain rapat paripurna DpRDbisa saja terjadi oleh karena tin.rbulnyaperubahan polirik di DPIID. anggotaDPRD tidak lagi berpandangan bahwakepala daerah melanggar sumpah dan janjidan atau tidak melaksanakan keu'ajibankepala daerah. Sebab. setelah putusanMahkalnah Agung disampaikan ke DpRD.DPRD altan. melaksanakan rapat paripurnakembali untuk memutuskan pendapatlersebut dalam hal ini tentunya dapatmenintbulkan persoalan sebab putusanMrhkentah Agung ) anS menrpunl aikekuatan hukum )'ang tetap akan diputusanlagi dalam rapat paripuna DPRD. Dalamhal ini dapat terjadi konflik kepentinganyang memunculkan adanya sebuahsupremasi l.nkum di ntana hukunt harusditegakkan dan supremasi politik yangmenyebabkan putusan Mahkamah Agungtidak se(a mefta dilaksanakan begitu sajaakan tetapi harus drputusltan lagi dalamrapat paripumaDPRD. Bila tidak didukung2/3 (dua per tiga) anggota DPRD. apakahputusan Mahkamah Agut.rg dapat dikatakanmempunyai kekuatan hukum.

Pemberhentian kepala daerah jikadilihat dalam Pasal 78 ayat (2) hurufc UUNo. 23 Tahun 20 14. dapat menimbulkanpenal'siran. Dalam hal pember.hentiankepala daerah atas usulan DPRD yang perludikaji adalah implikasi dari usulan DpRDserta akibat hukum dari pemberhentiankepala daerah. Berdasarkan hal tersebut,analisis akan dituangkan kedalam makalahyang berjudul:,.Analisis terhadapPemberhentian Kepala Daerah yangMelanggar Sumpah Jabatan"

6

No. 1/ Desember 2014 1 - 19

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakangmasalah yang dikemukakan, maliarumusan ntasalah dalarn penelitian inidapat dirumuskan adalalr bagaimanaper.nberhentian kepala daerah ) angmelanggar sumpah jabatan dapatdiberhentiltan berdasarkan peraturanperundang-undangan?

Metode Pendekatan

Dalam n.rakalah ini rnelrggunakalrrnetode pendekatan yur.irlls norntatifyartu metode yang menggurakan datasekunder sebagai sumber utama yangdipeloleh meialui penelitian kepustakaan.Data yang digunakan dalam penelitianini diperoleh dari penelitian kepustakaan(librury rcseurchl, sebagai suatu teknikpengumpulan data dengan rnemant-aatkanberbagai literatr-rr berupa peraturanperundang-undangan. bukr-r-buku. karyailmiah. makalah, artikel. bahan kuliah,media masa dan slu.nber lainnya.

TINJAT]AN TEOIIETIK PEMBER-HENTIAN KEPALA DAERAH

Kedudukan Kepala Daerah

Implementasi kebijakan otonomisecara efektif dilaksanakan di Indonesiasejak I Januari 2001, memberikan prosespembelajaran berharga. terutama esensiuyadalam kehidupan membangun demokrasi,kebersamaan, keadilan, pemerataan, dankeanekaragaman daerah dalam kesatuanmelalui dorongan pemerintah untuktumbuh dan berkembangnya prakarsaawal (daerah dan masyarakatnya) menujukesejahteraan masyarakat. prinsipdasar otonomi daerah dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan daerah

Page 7: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

secara konsepsional adalah: pendelegasian

kewenangan (delegation o.f autority),pentbagian pendapatan (income sharing,l<ekuasaan (dicreation), keanekaragaman

dalam kesatuan (uniformity in unitry),kemandirian lokal. pengembanganIrapasitas daerah (capucity building).('Otonomi daerah sendiri, sebagai suatukonsep,"'ang drtuangkar.r di dalant Pasal Iangka (6) LIU No. 23 Tahun 2014 diartikansebagai hak. wewenang. dan kervajibandaerah otononr untuk nengatur dannreugr-ln ls sendiri Urusan Pemerintahandan kepentingan masyarakat setempatdalarr sistem Negara Kesatuan RepublikIndonesia.T

Penyeler.rggaraan otonomi seringkalidikaitkrn dcngarr desenrlclisasi. l angsering diarlikan sebagai pelimpahan ataupembagian kewenangan (kekuasaan)pemerintah pusat kepada pemerintahdaerah (locul gowrnnlent). Dalamhal ini pengertian localgovernmentbisa mempunyai dua arti. Pertama,Iocal governmenl ),ang mendasarkanpada asas dekonsentrasi. Kedua. localslLtlc gorcrnmcnl dalam arti localse lfau lontsntous golernmenl.s Dalampencapaian tujuan otonomi daerah harusclipelhatikan beberapa unsur yang aluatpenting. Unsur-rursur tersebut menurutSyaukani, antara lain nemantapkankelembagaan. peningkatan kemampuanaparatur pemerintah daerah, dankemampuan finansial (keuangan) daerah

6 Berva Ragarvino. Desentrolisasi dalan KerangkaOtononli L)aerah di lndonesia. Unpad, Bandung,2003. hlm. 7.

ScI)o Pamungkas. Invstosi di Era OtonomiDtterah. MIH llKSW.20l0. hlm. l.l'ri Ratnawali. Desentrilisasi dan flubunganPenkrintuh I'usut dan Dacrah di Indonesia-dalarr Sidik .lat-nika. Otonomi Dderult PerspektiJllubungan Internasiorai BIGRAF Publishing.Yog)akarta. 2000. hlm. I8-28.

Analisis terhadap Pemberhentian Kepala Daerah ... (Bayi Priyono)

untuk membiayai pembangunan. Olehkarena itu, pemerintah daerah dituntutdapat memperbaiki dan mengembangkanunsur-unsur itu sehingga mampumenangani berbagai persoalan yang

mungkin terjadi dalam penyelenggaraan

otonomi daerah.')

Dari berbagai batasan tentang otonontidaerah tersebut di atas. dapat dipahanribal.rwa sesungguhnya otonomi nterupakanrealisasi dari pengakuan pemerintah bahwakepentingan dan kehendak rakyatlahyang menjadi satlr-satLlnya sumber untukmenentukan pemerintahan negara. Dengankata lain otononi menurut Kuntana Magnar,yaitu "memberikan kemungkinan yanglebih besar bagi rakyat untuk turut sertadalam mengambil bagian dan tanggungjawab dalam proses pemerintahan"lo. Dilain pihak Bagir Manan. menjelaskanbahwa otonorni menganJung ttrlurn-ru j uan.yaitu:"

a. Pembagian dan pembatasankekuasaan. Salah satu persoalanpokok dalam negara hukum yangdemokratik. adalah bagaimana disatupihak menjamin dan melindungi hak-hak pribadi rakyat dari kemungkinanteriadinya hal-hal yang sewenang-\\ enang. Dengan nremberi ueuerrangkepada daerah untuk mengatur danmengurus rumah tangganya sendiri,berarti pemerintah pusat membagikekuasaan yang dimiliki dan sekaligusmembatasi kekuasaannya terhadapurusan-urusan yang dilimpahkankepada kepala daerah;

Sydukani. Mendtop Haralrdn Masd Depan OtononiDaeraA, Cerbang Dnyaku. Kallim.200l. hlo1. 179.

Bagir Manan dan Kqntana Magnar. l3therapcrlvlavlah Hukun Tata i\'egaro /r?./oresi.r. Alunrni.Bandung. I997. hlm. 27.

lbld.,hlm.29.

9

10

11

Page 8: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

lurnal Manaietrretr Pernt'asrsunarr I Vol. 1, No. .1/ Desember 20j4. 1 _ ,lg

b. Efisiensi dan e1'ehtivitas pelaksanaantugas-tr-lgas pet.nerintahan. Adalahterlalu sr-rlit bahkan tidak r.nungkinuntrrk meletakkan dan mengharapkanPemerintah Pusat dapat menjalankantugas dengan sebaik-baiknya terhadapsegala persoalan apabila hal tersebutbcrsilat kedaelahan yang beranekaragarr coraknya. Oleh sebab itu untuknenjamin efisiensi dan ef'ektivitasdalam melaksanakan tugas dankewajibannl a. kepada daerah perludiberi wewenang untuk tu.ut sertantengatur dan mengurus pelaksanaantugas-tugas pemerintahan dalam ling-kungan rumah tangganya, diharapkanmasalah-masalah yang bersifat lo-kal akan niendapat perhatian danpelayanan yang waj ar dan baik;

c. Pembangunan-pembangunan adalahsuatu proses mobilisasi taktor-fak-tor sosial. ekonomi, politik rnaupunbudaya untr-rk mencapai dan mencip-takan perikehidupan sejahtera;

d. Dengan adanya pemerir.rtaharr daerahyang berhak mengatur dan mengurusurusan dan kepentingan rurnah tanggadaerahnya, partisipasi rakyat dapatdibangkitkan dan per.nbangunanbenar-benar diarahkan kepadakepentingan nyata daerah yangbersangkutan, karena merekalah yangpaling mengetahui kepentingan dankebutuhannya.

Sebelum membahas mengenaipemberhentian kepala daerah menurutUU No. 23 Tahun 2014, terlebih dahuludikemukakan kedudukan kepala daerahdalan.r struktur pemerintahan daerahmenurut ULJ No.23 Tahun 2014. pada

daerah ditentukan adanya lembagaeksekutif pemerintah dan lembaga

I

legislatif yang sederajat dan salingmengontrol satu sana lain. Hubunganantara kepala daerah dan DpRD ditatasedemikian rripa sehingga benar-benarsederajat dan tidak didominasi salah satudiantar keduanya. Masing-masing badanatau lembaga menjalankan peran sesuaidengan kedudukan. tugas pokok danfungsinya dalam systenr pemerintaliannegara Indonesia. Pemerintah daerahdan DPRD rnerupakan kesatuar.r integralyang memberikan pelayanan publiksesuai dengan ketentuan hukum yangdiamanatkan oleh UUD 1945. Kepaladaerah menyelenggarakan pemerintahandi daerahanya hal ini tersirat dari ketentuanPasal I angka 2 UII No. 23 Tahun 201.1,yang menyatakan:

"Pemerintahan Daerah adalah pe-nyelenggaraan urusan pemerintahanoleh pemerintal.r daerah dan clewanperwakilan rakyat daerah ntenurut asasotonomi dan lugas pembantuan denganprinsip otonomi seluas-luasnya dalamsistem dan prinsip Negara KesatuanRepLrblik Indonesia sebagainranadimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republih lndonesiaTahun 1945".

Menurut Montesquieu pemerintahandalam arti luas meliputi bidang legislatif,eksekutif dan yudikatif. Sedangkanpemerintahan dalam arti sempit menunjukpada aparatur atau alat perlengkapannegara yang melakasanakan tugasdankewenagan pemerintah dalam arti sempityaitu bidang eksekutif saja. Menurut VanVollenhoven sebagaimana dikutip olehSadjino, pemerintahan dalam sempithanya meliputi bidang Acsllirr saja. yairusegala tugas dan kewenangan negaradikurangi bidang perundang-undangan

Page 9: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

(r)e / gev in g), peradilan (rec htspraak), danbidang kepolisian ( polit iel.t)

tserdasarkan Pcsol 57 UU No.23 Tahun 2014, rnenyatakan bahwa"Penyelenggara Pemerintahan Daerahprovinsi dan kabupatedkota terdiri ataskepala daerah dan DPRD dibantu olehPerangkat Daerah". Dari ketentuan diatas terlihat bahna DPRD dan kepaladaerah merupakan unsur penvelenggarapenierintahan daerah yang keduanyanrempunyai kedudr-rkan sederajat, tidakdapat saling menjatuhkan. Hubunganantara kepala daerah dan DPRD terjalinsecara fungsional dan kemitraan. Halini tercermin dalar.n rnembuat kebijakandaerah berupa peraturan daerah.

Hubungar.r kemitraan bermakna bahwaantara Kepala Daerah dan DPRD adalahsama-sama mitra lier.ja dalam membuatkebijakan daeralr dan melaksanakanotonomi daerah sesuai dengan fungsimasing-masing sehingga antar kedualembaga perlu membangun suatu sinergihubungan kerja yang saling mendukung,bukan merupakan lawan atau pesaingsatu santa lain dalan melaksanakanfungsi masing-masing. Setiap daerahdipimpin oleh seorang kepala daerah yangbcrdasarkan asas desentralisasi. yangnerupakan kepala eksekutif yang dibantuoleh seorang wakil kepala daerah. kepaladaerah provinsi disebut gubernur karenajabatannya juga merupakan wakil kepalapemerintah pusat di daerah berdasarkanasas dekosentrasi. dalam menjalankantugas dan kewenangannya nlenurut asasdesentralisasi.

12 Sadiin,'. Fungst Kepo!istan dalantGood Oovernance. LaKsBangYogyakarta, 2005, hlm. 24.

PRESSindo,

Analisis terhadap Pemberhenlian Kepala Daerah ... (8ayi priyono)

Pemberhentian Kepala Daerah

Pemberhentian sering disdbut denganistllah impeachment bensal darj kata"lo impeuch", yang berani memintapertanggungjawaban. Jika tuntutannyaterbukti. maka hukumannya adalah"removul.fi.om rffice" , atau pemberhentiandari jabatan. Dengan kata lain, kata"impeachment" itu sendiri bukanlahpemberhentian, tetapi baru bersifatpenuntutan atas dasar pelanggaran hukun.tyang dilakukan. Oleli karena itu, dikatakanCharles L. Black. '-,Srrlclly speaking,'impeuchment' means'occur-oting' or'churgc . " ,Artirlya, kata intpeuchnrcntitr"r dalarn bahasa Indonesia dapat kitaalih bahasakan sebagai dakwaan atautuduhan.ll

Menurut We bster s New WorldDic t i o nary, rstilah" t o impe ach",berarti,..t.)bring (a public olJicial) before the propertribunal on thecharges of u,rongdoing".Sementara itu, Encyclopedia Britanicamenjelaskan pengertian intpeachmenlsebagai, "a criminal proceedinginstitutedagainst a public fficial by a legislativebodY" 'ta

Impeachmenl menurut Black LawDictionary adalah:r5

"A criminal proceeding qgainst apublic o/fcex Before a quasipoliticulcourt, in.\-l ituted hy a utri enaccusationcalled 'article o/ impeachment ". For

limly Asshiddiqic, Pokok,l'okok Ilu*um l'ataNegdra Indonesid, Bhuana llmu populer, Jaka(a.2007, hlm 600.

Winarno Yudho, l,lekanisne Impeachment ctanHukum Acara Mahkamah Konstitusi. dalamLaporan Penelitian. Jakarta, 2005, hlm.27.Kunthi Dyah Waftan| lmpeachnen dalamKe tatanegaraan lndonesia, U Press. yoglakarta,2007, hlm. 16.

74

Page 10: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

lutnal M-naretnen petnbangurran I Vol. 1, No. .1/ Desembet 2014. 1 _ jg

ex(rmple a u)ri en uccusationby thehouse o.f representatiyes o/ the IJnitedStutes to theSenate ol the United States,agoinst the President, Wce President,or an officer ol'the United States".

Lebih jelas, menurut MarsilamSimanjuntak impeachmefi adalah: r6Suatu

proses tuntutan hukum (pidana) khususterhadap seorang pejabar publik ke depansebuah quasi-pengadilanpolitik, karenaadatuduhan pelanggaran hukum sebagaimanayang ditentukan Undang-undang Dasar.Hasil aklrir dari mekanisme impeachmenlini adalah pemberhentian dari jabatan.dengan tidak menutup kemur.rgkinanmelanjutkan proses tuntulan pidana biasabagi kesalahannya sesudah turun darijabatar.rnya. Dengan demikian nyatalahbahwa imp,'ttL hmc nr \crarli proscspendakuaan atas perbuatan menyimpangdari pejabat publik. Pengertian demikianseringkali kurang dipahami, sehinggaseolah-olah lembaga"impeachment, ituidentik dengan'pemberhentian'. Padahalproses permintaan pefianggungjawabanyang disebut impeachment itu tidak selaluberakhir dengan tindakan pemberhentianterhadap pejabar yang dimintaipertanggungjawaban.

Proses impeachment merupakansalah satu kekuasaan yang dipegangoleh parlemen. Ini adalah sebagai bentukdari firngsi kontrol parlemen terhadappara pejabat publik yang telah diberikanamanat oleh rakyat untuk melaksanakantugas dan kewajibannya. Sehinggaapabila seorang pejabat publik dalammasa jabatannya terbukti melakukanpelanggaran baik yang telah diatur dalamkonstitusi maupun hukum positif yangberlaku, kepadanya dapat dihadapkan

16 tbid.,

10

pada proses impeachment dengan tujuanmemberhentikan yang bersangkutan darijabatannya.

Dalam Pasal 78 ayat (l) UU No.23 Tahun 2014, kepala daerah dan/atauwakil kepala daerah berhenti karena:meninggal dunia; permintaan sendiri; ataudiberhentikan. Dalam hal kepala daerahdaerah yang diberhentikan dari jabatannyakerena:

a. berakhir masa jabatannya;b. tidak dapat melaksanakan tugas secara

berkelanjutan atau berhalangan tetapsecara berturut-tllrut selana 6 (enam)bulan;

c. dinyatakan nrelanggar sumpah/janjijabatan kepala daerahlwakil kepaladaeral.r;

d. tidak melaksanakan kewajiban kepalaCaerah dan wakil kepala daerahsebagaimana dinmksud dalam pasal

67 huruf b;e. melanggar larangan bagi kepala daerah

dan wakil kepala daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 76 ayai' (l),kecuali hurufc, hurufi, dan hurufj;

f. melakukan perbuatan tercela;g. diberi tugas dalam jabatan tertentu

oleh Presiden yang dilarang untukdirangkap oleh ketentu,ur peraruranperundang-undangan;

h. menggunakan dokumen dadatauketerangan palsu sebagai persyaratanpada saat pencalonan kepala daeraVwakil kepala daerah berdasarkanpembr-rktian dari lembaga yangberwenang menerbitkan dokumen;dan/atau

i. mendapatkansanksi pemberhentian.

Mekanisme pemberhentian kepaladaerah atas pelanggaran sumpah/janjijabatan dalam Pasal 81 ayar (1) UU No. 23Tahun 20 I 4, menengaskan:

Page 11: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

a. melanggar sumpah{anii jabatan

kepala daeralr/wakil kepala daerah;

b. tidak melaksanakan kewajiban kepaladaerah dan u,akil kepala daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal67 hr"rruf b;

c. melar.rggar larangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 76 kecualilrr:ruf c, huruf i. dan hurufj; darVatau

d. rnelakr-ikan perbuatan tercela.

Berdasarkan isi dari pasal tersebutDPRD mempunyai kewenanganuntuk mengusulkan pemberhentianKepala Daerah. Prihal pemberhentiankepala daerah melaluiusulan DPRD,apabila kepala daerah mengahadapikrisis keperoayaan yangluas karenamelakukan tindak pidana yang melibatkantangguligiawabnya. maka dalam halini DPRD menggunakan hak angketuntuk menanggapinya. Pelaksanaan hakangket. dilakukan sebagai kelanjutan hakinterpelasi yang dilaksanakan setelahmendapat persetujuan Rapat ParipurnaDPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya % (tiga perempat) dari jumlahanggota DPRD dan diambil persetujuansekurang-kurangny a 2/3 (dua per tiga) darijumlah anggota DPRD yang hadir untukmelakukan peneyelidikan terhadap kepaladaerah.

Pemberl, entian kepala daerah melaluinrekanisme sebagaimana diatur dalamPasal 79 UU No. 23 Tahun 2014, yangmenyatakan:

(I) Pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 78 ayat (l)huruf a dan huruf b serta ayat (2)huruf a dan huruf b diumumkan olehpimpinan DPRD dalam rapat paripurna

Analisis teftadap Pemb€rhenlian Kepa a Daerah . . (Bayi Priyono)

dar.r diusulkan oleh pimpinan DPRDkepada Presiden r.r.relalui Menteriuntuk gubernur darVatau wakilgubernur serta kepada Menteri melaluigubernur sebagai wakil PemerintahPusat untuk bupati dan/atau wakilbupati atau wali kota dan/atauwakil wali kota untuk mendapatkanpenetapan pemberhentran.

(2) Dalam hal pimpinan DPRD tidakmengusulkan pen.rberhentiar.r kepaladaerah darVatau wakil kepala daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1),Presiden memberhentikan gubernurdarVatau wakil gubernur atas usulMenteri serta Menteri memberhentikanbupati dan/atau wakil bupati atau walikota dan/atau wakil wali kota atas usulgubernur sebagai wakil PemerintahPusat.

(3) Dalam hal gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat tidak mengusulkanpemberhentian bupati dan/atau wakilbupati atau wali kota dan/atau wakilwali kota sebagaimana dimaksud padaayat (2), Menteri memberhentikanbupati dan/atau wakil bupati atau walikota dan/atau wakil wali kota.

Pemberhentian Kepala Daeraholeh Presiden tanpa melalui usulanDPRD dijabarkan lebih lanjut Pasal 127

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun2005 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun2008 tentang Perubahan Ketiga AtasPeraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan, dan Pemberhentian KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah, yangdinyatakan:

( I ) Kepala Daerah darVatau Wakil KepalaDaerah diberhentikan oleh Presiden

11

Page 12: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

tulriat Malrareltret| perlrbangtrnatr I Vol. l, No. 1/ Desembe( 2014: 1 _ 19

tanpa melalui usulan DPRD, karenaterbukti rnelakukan tindak pidanakorupsi, terorisme, rnakar datVatautindak pidana terhadap keanranannegara yang dinyatakan denganputusan pengadilar.r "vang telahmempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Presiden memproses pemberhentiansebagaimana dimaksud pada ayat (1),berdasarkan putusan Pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukumtetap yang menyatakan Gubernurdan/atau Wakil Gubernur terbuktimelakukan tindah pidana korupsi,teronsme, makar dan/atau tindakpidana terhadap keamanan negara,melalui usulan Menteri Dalam Negeri.

(3) Menteri Dalarn Negeri memprosespemberhentian sebagair.nana dimaksudpada ayat (l). berdasarkan putusanPetrgadilan l ang relah rnempurryaikekuatan lrukum tetap yangmenyatakan Bupati dan/atau WakilBupati atau WaliKota dan/atau WakilWaliKota terbukti melakukan tindakpidana korupsi, terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanannegal'a, melalui usulan Gubernur.

Kepaladaerahdiberhentikan semenraraoleh Presiden tanpa melalui usulan DpRD,apabila melakukan tindak pidana kejahatanyang diancam dengan pidana penjarapaling singakat 5 (lima) tahun atau lebihberdasarkan putusan pengadilan. presidenn.renlperoses penrberhentian semenraraberdasarkan putusan Pengadilan Negeriyang menyatakan kepala daerah terbuktimelakukan tindak pidana kejahatanmelalui usulan dari Menteri DalamNegeri. Proses pemberhentian sementaraKepala Daerah, dilakukan apabila berkasperkara dakwaan melakukan tindak pidana

l2

korupsi. terorisme. makar dan/atau tindakpidana terhadap keamanan negara telahmelimpahkan ke pengadiJan dan dalamproses penututan dengan dibuktikanreglster perkara. Berdasarkan buktiregister perkara Pr.esiden memberhentikansementara kepala daerah melalui usulanMenteri Dalam Negeri.

Bahwa kepala daerah diberhentikansecara langsung oleh Presiden tanpamcialui usulrn DPItD. karena kepaladaerah tersebut terbr-rkti melakukantindak pidana korupsi. teronsnle. makerdan/atau tinilakan pidana terhadapkearnananan negara yallg'dinyatakandengan keputusan pengadilan 1.ang telahmernpunyai kekuatan lrul<um tetaD.Presidcn mc Ipcrr )scs pelll bcrhentianberdasarkan putusan pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum yangIetap yang menyatakan bahwa kepaladaerah terbukri nrelakukan rindak piianasebagainrarra yang relah diseburkun di u,u.,melalui usulan Menteri Dalam Negeri.Menteri Dalam Negeri memperosesberdasarkan Putusan Pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum tetapyang menyatakan bahwa kepala daerahterbukti melakukan tindak pidana korupsi,terorisme, maker dan/atau tindak nidanaterhadap keamanan negara. melalui usulanGubernur.

Analisis Pemberhentian Kepala Daerahyang Melanggar Sumpah Jabatan

Kepala daerah dipilih langsungoleh rakyat yang syarat. dan tata caranyasudah diatur dalam peraturan perundang-undangan.Calon kepala daerah dapatdicalonkan baik oleh partai polirik aiaugabungan paltai politik pserta pemiluyang memperoleh sejumlah ktrrsi rertentudalam Dewan Perwakilan Daerah dan/

Page 13: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

atau nternperoleh dukungan suara dalan.rPemilu Lcgislatif dalam .jumlal.r tertentu.Kemudian setelah terpilih kepala daerah)rang utendapatkan suara lerbanyakdalam pemilihau uu.llml (pemilu). makabakal calon kepala daer.al.r lersebut akanciiangkar menjadi kepala daerah yangakan memintpin daerahnya setelahmengucapkan surnpah/janji di dalammenjabat kepala daer.ah yang didampingioleh wakil kepala daerah dalammenjalankan tugas maupr-u.l fungsinya didalam pemerintahan daerah sesuai denganperaturan perundang-undangan.

Dalarn diri kepala daerah terdapatdua fungsi yaitu sebagai kepala daerahotonont vang memirnpin penyelenggaraandan bertanggung jawab sepenuhnyatentar.rg .jalannl'a penrerintalran daerahvang kedua firngsi sebagai kepaia wilayahvang nrentimpin penyelenggaraan urusanpemcrintahan umum yang ntenjadi tugaspenerintahan pusat di daerah. Dalampengangkatan kepala daerah yang dipilihmelalui penrilihan umum, haruslahd.ipertinbangkan dengan seksar.na danmatang sebelum diangkat menjadi kepaladaerah yang akan nremirr.rpin penterintahanyang ada didaerahnya. apakah sudahme rnenuhi kedua fi-rngsi tersebut. Karenaltu, pemerintahan daerah dapat berjalansebagairlana mestinya sesuai dengan yangdiarnanatkan oleh UUD I 945 dan peraturanperundang-undangan yang lainnya. i r

Kemudian di dalam menjalankantugasn),a sebagai kepala pemerintahandaerah. kepala daerah tidak dapatberbuat ser.r,enang-wenang karena dapatdiberhentikan sesuai dengan peraruran

17 Agussalim Andi (jadiong. I'encrintah DuerahKujidn I'olitik dan llukun. Chalia tndoDesia.tlogor'. 2007. hlnr. 95.

Analisis lefhadap Pemberhenlian Kepaia Daerah.. (Bayi priyono)

perundang-undangan. Adapun beberapahal yang menyebabkan kepala daerahberhenti diatur dalarn I,asal 78UU No. 23Tahun 20lzl, yang menl'atakan:

(I) Kepala daerah dan/atau wakil kepaladaerah berhenti l<arenat

a. menrnggal dunia;b. pernintaan sendiri: atauc. diberhentikan.

(2) Kepala daerah dar/atau wakil kepaladaerah diberhentikan sebagaimanadimaksud pada ayat ( 1) hurufc karena:

a. berakhir masa jabatannya;

b. tidak dapat melaksanakan tu_gas secara berkelanjutan atauberhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. dinyatakan nrelanggar sur.npalr/janji jabatan kepala daeral/wakilkepala daerah:

d. tidak melaksanakan kervajibankepala daerah dan r.vakil kepaladaerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 67 huruf b:

e. melanggar larangan bagi kepaladaerah dan wakil kepala daerahsebagaimana dimaksud dalarnPasal 76 ayat ( I ). kecuali huruf c,huruf i, dan hurufi;

f.

g

nelakukan perbuatan tercela;

diberi tugas dalam jabatan tertentuoleh Presiden yang dilaranguntuk dirangkap oleh ketentuanperaturan perundang-undangan;

h. menggunakan dokumen danlatau keterangan palsu sebagaipersyaratan pada Saat pencalonankepala daerah,rwakil kepaladaerah berdasarkan pembuktiandari lembaga yang berwenangmenerbitkan dokumeni dan/atar-r

13

Page 14: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

Jurnal Mar.rajetrrerr pernt angunat| I Vol. i, No. 1/Desember2014.1_19

i. merrdapatkan sanksi pember_hentian.

Usulan Pemeber.hentian KepalaI)aerah dijabarkan lebih lanjut dalam pasal123 ayat (;l) Peraturan pemerintah Nomor6 Tahun 2005. nren),atakan:

Pemberhentian Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daeral.r sebagaimanadimaksucl pada ay,at (2) huruf d dan hurufe, dilaksanakan dengan ketentuan:

a. Pemberhentian Kepala Daerah dar.rWakil Kepala Daerah tliusr.rlkankepada Presiden berdasarkan putusanMahkamah Agung atas pendapatDPRD. hahwa Kepala Daerah dan/atau\lrahil Kepala Daerah melanggarsumpah,janji .jabatan dan tidaknrelaksanal<an kcwaj ibanr 11,a.

b. Pcndapat DPRD sebagainana climak-sud pada huruf a, dipr_rtuskan melaluiRapat Par.ipurna DpRD yang dihadirioleh sekurang kurangnya3/zl (tigaperempat) dari jumlah anggotaDPRD dan putusan diambil denganpersetutuan sekurang_kurangnya 213(dua per tiga) dari jumlah anggotaDPRD yang hadir.

c. Mahkau.rah Agrng wajib rnenreriksa,mengadili. dan nemutus pendapatDPRD rer.sebut paling lambat 30 (tigapuluh) hari serelah permintaan DpRDditerima Mahkamah Agung danputusannya bersifat fi nal.

d. Apabila Mahkamah Agung memu-tuskan bahwa Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah rerbuktimelanggar sumpah/janji jabatan dan/atau tidak melaksanakan kewajiban,DPRD menyelenggarakan RapatParipurna DPRD yang dihadirioleh sekurang-kurallgnya 3/4 (tigaperenpat) dari jumlah anggota

DPRD dan putusan diambil denganpersetujuan sekurang-kurangnya 213(dua per tiga) dari jumlah anggotaDPRD yang hadir untr.ur memurusKanusul pemberhentian Kepala Daerahdan/atau Wakil Kepala Daerah kepaclaPresiden.

e. Presiden *ajib memploses usulpet.nberhentian Ke pala Daerah ,Jan/

atau Wakil Kepala Daeralt tersebut,paling lambat 30 (tiga puluh) harisejak DPRD menyampaikan usulleISeDut.

Jika demikian t,ang lnenjadi problemadalah apabila kepala daerah tersebutnrelanggar sumpalr dan janji jabatannyasementara untuk usulan pentberhentiannyaharus didukur.rg atau disetujui 2/3 darijumlah 3/,1 anggota DPI{D yang hadirsehingga ust-llan tcrsebut bisa disampaikankepada presiden, sehingga presidendapat nrengantbil keputusan untukmemberhentikan senlentara kepala daeralrtersebul san.rpai proses hukumnya selcsaidan telah ntempunyai putusan pengadilanyang mempunyai kekuatan hukum 1.angtetap. Sebab asas Iegalitas dalam negarahukum menyatakan bal.rwa setiap tindakpemerintahan harus didasarkan atasperaturan perundang-undangan (LIle I t e I i i kegronslag), dengan landasan ini, undang-undang dalam arti formil <1an undang-undang dasar sendiri merupakan tumpuandasar tindak pernerintah. Dalam hubunganini pembentukan undang-undang meru-pakan bagian penting dari negara hukum.

Dalam menanggapi r.rsulan DpRD.presiden wajib memperoses usulanpemberhentian kepala daerah tersebut,atau melakukan pemberher.rtian semenraraterhadap kepala daerah, sementarasecara hukum pemberhentian sementarakepala daerah merupakan tindakan yang

Page 15: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

melanggal asas kepastian hukr"rm. sebab

tidak adil dan dernokratis seorang yangbelunr ada kepastian hukum (inkrach vangetvijhl tetapi sudah diusulkan untuk diskorsing (pemberhentian sementara).

Berbicara tentang kepala daeralrmelanggar sumpah dan .janji .jabatanmerupakan tindakan melawan hukum.sebab kepaia daeral.r telah melanggar isidari dalam konsep tindakan pemerintahdimaksudkan setiap kebijakan kepaladaerah r"urtuk menirnbulkan akibat-akibathuhum dalam bidang pemerintahan atauadministrasi negara. Setiap kebijakan yangdikehrarkan oleh kepala daerah tentunyaharus data dipertanggunglawabkan.Berdasarkan pengertian ini, tampak adabeberapa unsur yang terdapat di dalamnya,unsur-unsur tindakan hukum pemerintahansebagai berikut:r3

l. Perbuatan itu dilakukan oleh aparatpemerintah dalam kedudukannyasebagai penguasa maupun sebagai alatperlengkapan pemerintahan denganprakarsa dan tanggung iawab sendiri;

2. Perbuatan tersebut dilaksanakandalam rar.rgka menjalankan fungsipemerintahan;

3. Perbuatan tersebut dimaksudkan seba-gai sarana untuk menimbulkan akibathukum di bidang administrasi; dan

4. Perbuatan yang bersangkutandilakukan dalam rangka pemeliharaankepentingan negara dan rakyat.

Unsur-unsrr yang dikemukakan diatas perlu ditambah, terutama dalamkaitannya dengan negara hukum yang

18 Muchsan. Beberapa Catatan tentang Hukum.4.l inistrdsi Negcrra dan Perudilan AdninisrasiNegara lndonesia, Libcrry. Yogyakarta. 1997, hlm.t8.

Analisis terhadap Pemberhentian Kepala Daerah .,. (Bayi Priyono)

mengedepankan asas legalitas. yaituperbuatan hukum administrasi harusdidasarkan pada peratr-rran perundang-undangan yang berlaku. Pada prinsipnya,tindakar.r hukum administrasi hanya dapatdilakukan dalam hal dan clengan carayang telah diatur dan diperkenankan olehperaturan perundang-undangan. Dalamprinsip asas penyelenggaraan pemerintahankepala daerah yang r.nelanggar sumpahdan.ianii jabatan. tet)tlnt.va hal ini sangatbeftentangan dengan asas kebijaksanaanasas penl eJunggrrarn kcpentilrgan umunl.sebab kepala daerah dalam P'asal 65UUNo. 23 I ahun 201 ,1. menyatakan:

Dalam melaksanakan tugas sebagai-mana dimaksud pada ayar (1) kepaladaerah berwenang:

a. mengajukan rancangan Perda;

b. menetapkan Perda yang telah menda-pat persetujuan bersama DPRD;

c. menetapkan Perkada dan keputusankepala daerah;

d. mengambil tindakar, tertentu dalamkeadaan mendesak yang sangatdibutuhkan olel.r Daerah dan/ataumasyarakat; dan

e. melaksanakan wewenang lainsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Berlakunya UU No. 23 Tahtn 20L4,salah satu yang menjadi kajian ini adalahmengenai pemberhentian kepala daerah,artinya jika kepala daerah diberhentikanmaka hal ini tentunya dapat menyebabkankekosongan jabatan kepala daerah.Mengenai seorang Kepala Daerah yangdiberhentikan sebelum masa jabatannya

selesai, tentunya rnelalui usulan DPRDkepada presiden berdasarkan putusanMahkamah Agung yang menyatakan

15

Page 16: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

lurnal Manarerrrerl Perrrt'angunan I Vol. l, No. 1/ Desembet 2014: j - 19

bahwakepala daerah telah melanggarsumpah/j anj i jabatan dan /atau tidakmelaksanakan kewajiban kepala daerah.Dalam hal ini sesuai dengan ketentuanyang terdapatdalam pasal 80 ayat ( I ) hurufa UU No.23 Tahun 2014, menyatakan:

"Pemberhentian kepala daerah darVatau wakil kepala daerah diusulkankepada Presider.r urrtuk gubernur dan/atau wakil gubernur scrta kepadaMenteri untuk bupati darVatau wakilbupati atau wali kota dan/atau wakilwali kota berdasarkan putusanMahkamah Agung atas pendapatDPRD bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakanmelanggar sunpaVjanji jabatan,tidak melaksanakan kewajiban kepaladaerah dan/atau r.vakil kepala daerahsebagaimana dimaksud dalam pasal

67 huruf b, atau melanggar laranganbagi kepala daerah dan/atau wakilkepala daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 76 ayat (1), kecuali hurufc, huruf i, hurufj, dan/atau melakukanperbuatan tercela".

Dalam ketentr"ran Pasal 80 ayat (l)huruf b dan huruf c, menyatakan bahwa"Pendapat DPRD sebagaimana dimaksudpada huruf a, diputuskan melalui RapatParipurna DPRD yang dihadiri oleh palingsedikit 3i4 (tiga perempat) dari jumlahanggota DPRD dan putusan diambil denganpersetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga)dari jumlah anggota DPRD yang hadir, dan"Mahkamah Agung memeriksa, mengadili,dan memutus pendapat DPRD tersebutpaling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelahpermintaan DPRD diterima MahkamahAgung dan putusannya bersifat final

Dapat ditarik kesimpulan bahwakeputusan Mahkamah Agung tidak bisa

T6

dijalankan apabila tidak disetujui 2/3anggota DPRD, sebab bisa saja dalamperjalanan rapat paripurna anggotaDPRD, ter.jadi perubahan politik. Dimana dalam putusan Mahakamah Agungsupremasi hukum lebih drjunjung sebabNegara Indonesia adalah negara hukum,menyadari bahwa untuk memastikanterwujudnya kekuasaan kehakinran yangmerdeka diperlukan jaminan )ang tegasdalan'r konstitusi, langkah besar yangdihasilkan dalam amandemen UUD 1 945tidak hanya menyebutkan secara eksplisitkekuasaan kehakiman yang rnerdeka.Berdasarkan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945,menegaskan:"tekuasaun kehukimanmerupakan kckuusaan long merdekauntuk menyelenggarakun paradilun gunomenegakkn httkum dan keadilan" . Tidakhanya itu, sedangkan ber.dasarkan pasal

24 ayat (2) UUD 1945, mengamanatkanbahwa kekuasaan kehakiman tidak hanyadilakukan oleh sebuah Mahkamah Agungtetapi juga oleh sebuah MahkamahKonstitusi. Bahkan bagi seorang hakim,Pasal 24A ayat (.2\ UllD 1945 secaraeksplisit menentukan, "hakim agungharus memilikiintegritus tlan kepribadianyang tidak tercela, adil, profe.sional, danberpengialaman di bidang hukum " .

Khusus untuk menjaga kernandiriandanintegritas hakim, amandemen UUD1945 juga memunculkan sebuah lembagabaru, yaitu Komisi Yudisial. Dalam pasal

1 Undang-Undang Nomor 48Tahun2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,menyatakan: "ekuasaan Kehakimanadalah kekuasaan negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilanguna menegakkan hukum dan keadilanberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, demiterselenggaranya Negara Hukum Republik

Page 17: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

Indonesia. .lilia dibandingkan dengan pasal24 a1,at (l) UUD 1945, kerenruan yangterdapat dalaln Pasal I Undang_UndangNomor 48 Tahr"rn 2009 jelas berbedakarena terjadi penambahan kata/fiasa:"negara"."berdasarkan pancasila',, dan"demi terselenggaranya Negara HukumI{epublik Indonesia".

Jika demikian yang menjadi problemadalah apabila kepala claerah tersebutnrelanggar sunrpah dan .lanji jabatannyasetrentara untuk usulan pemberhentiamryaharus didukung atau clisetujui 2/3 clarijunrlah 3/4 anggota DpRD vang haclirsehingga usulan tersebut bisa disampaikankepada Presiden. sehingga presidendapat mengambil keputusan untukrurelnberhentil,an sementara kepala daeralitersebut sampai proses hukumnya selesaidan telah mempunyai putusan pengadilanyang mempunyai kekuatan hukr"rm yangtetap.

_ Sebagai unsur penyelenggaraPemerinlahan di daerah, DpRD juganrenrpunyai lungsi legislasi. anggcrandan pengawasan. Tugas dan wewenangpenga\4,asan DPRD Secara khusustercantum dalan Pasal l0l ayat (l) hurufc Jo. Pasal I 54 a1'at ( I ) huruf c UU No.23 Tahun 2014, Pengawasan ini bertujuanmengembangkan kehidupan demokrasimenjamin kererwakilan rakyat dandaerah dalanr melaksanakan tugas danKewenangannya. serta mengembangkanmekanisme checks and balances anraralembaga legislatif daneksekutif demimewujudkan keadilan dan kesejahteraanrakyat. Pemberhentian kepala daerah danwakil kepala daerah diusulkan kepadaPresiden berdasarkan putusan MakamahAgung atas pendapat DpRD bahwakepala daerah dan/atau wakil kepaladaerah dinyatakan melanggar sumpah./

Analisis lerhadap pemberhentian Kepala Daerah ... (Bayi prjyono)

janjijabararr dan arlu riJak melaksanakankewajiban kepala daerah dan wakil kepaladaerah.

Implikasi usulan DpRD terhadappemberhentian kepala daerah. DPRDmempunyai kewenangan untuk meng-usulkan pemberhentian kepala daerah,apabila seorang kepala daerah melanggarsumpah dan janji jabatan. pemberhentiankepala daerah diusulkan kepada presidenberdasarkan pt-ltl-lsan Makamah Agungatas pendapat DpRD bahwa kepaladaerah dinyatakan ntelanggar sumpah/janjr jabatan clan/atau trdak ntelaksanakankew.ajiban J<epala daerah dan wakil kepaladaerah. Putusan Mahkamah Agung tidakserta nterta dijalankan sebab putusantersebut dikembalikan lagi kepada DpRDuntuk dipr-rtuskan lagi dalam rapat paripunaDPRD. Putusan Mahkamah Agung bisadilaksanakan apabila didr-rkung 314 dariiumlah anggota DpRD yang hadir ,serta diambil keputusan 2/3 dari anggotaDPRD, artinya jika.jurnlah anggota DpRDtidak quorum maka putusan tersebut tidakbisa dilaksanakan.

Implikasi Usulan DPRD terhadapPemberhentian Kepal:r Daerah

Dalam UU No. 23 Tahun 2014 mem_punyai kewenangan untuk mengusulkanpemberhentian kepala daerah, apabilas.eorang kepala daerah melanggar sumpahdan janji jabatan. pemberhentian keialadaerah diusulkan kepada presidenberdasarkan putusan Makamah Agungatas pendapat DpRD bahwa kepaladaerah dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau tidak melaksanakankewajiban kepala daerah dan wakil kepaladaerah. Putusan Mahkamah Agung tidakserta mefta dijalankan sebab putusantersebut dikembalikan lagi kepada DpRD

t7

Page 18: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

trrrnal Ma$aiernen Pett rangurran I Vol. 1,

untuk diputuskan Iagi dalam rapat paripunaDPRD. Putusan Mahkamah Agung bisadilaksanakan apabila didukung 314 darijumlali anggota DPRD yang hadir, serladiambil keputusarr 2 3 dari anggotaDPRD. artinya jika jurnlah anggota DPRDtidak quorur,T lnaka putusan tersebut tidakbisa dilaksanakan.

Akibat hukum terl.radap pemberhentiankepala daerah. menyebabkan kekosonganjabatan kepala daerah. Jika seorangkepala daerah diberhentikan maka DPRDmelaksanakan rapat paripurna untukmelantik wakil kepala daerah, untukmenjabat sebagai kepala daerah. Sementaraprihal rapat paripurna membutuhkanwaktu larrg tidak singkar. hal ini tcnlunyamenimbulkan persoalan sebab secarahukunr kekosongan jabatan tidak bolehterjadi, karena hal ini menyangkut denganasas tertib peny elenggaraan pemerintahanyang lebih mengutamakan kepentinganrakyat, untuk menjaga kesinarnbungandan keberlanjutan penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan, olehkarena ada beberapatindakan pemerintahan(h e s t u ur s ha nde ling) 1'ang hanya dilakukandalam kapasitas sebagai kepala daerah,seperti pengesahan peraturan daerah danperaturan kepala daerah.

KESIMPULAN

Implikasi usulan DPRD terhadappemberhentian Kepala daerah, yangmenyebabkan seorang kepala daerahdiberhentikan dalaur rnasa jabatamrya,tentunya tidak terlepas dari kewenanganyang dimiliki DPRD. Dalam menanggapiusulan pemberhentian Kepala Daerahtersebut DPRD menggunakan hak angketyang dilakukan setelah diajukan hakinterpelasi untuk mendapat persetujuandari rapat paripurna DPRD yang dihadirisekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah

1B

No. 1/ Desember 2014. 1 - 19

anggota DPRD dan persetujuan diambilsekurang-kurangnya 213 dari jumlahanggota DPRD yang hadir. Sebagai ursurpenyelenggara Pemerintahan di daerah,DPRD iLrga mempunyai fungsi legislasi,anggaran dan pengawasan. Tugas danwewenang pengawasan DPRD secara khusustercantrun dalam ULI No. 23 Tahun 2014,Pengawasan ini bertu.juan mengenrbangkankehidupan demokrasi menjamin keter-wakilan rakyat dan daerah dalantmelaksanakan tr-rgas dan kewenangamrya,serta mengembangkan mekanisme c/rcckiand balanccs antara lentbaga legislatif daneksekutif demi mewujudkan keadilan dankesejahteraan rakyat.

Dalanr penganrbilan keputusan rapatparipurna DPRD untuk urengusulkanpemberhentian Kepala Daerah dihadirisekurang-kurangnya 314 anggota DPRDdan diambil persetujuan sekurang-kurangnya 213 dari anggota DPRD,artinya keputusan untuk mengusulkanpemberhentian Kepala daerah harusdisetujui 2/3 dari anggota DPRD, tentunyahal ini dapat menimbulkan persoalan sebabtanpa dihadiri 3/zl darianggota DPRDserta tidak disetujui oleh 2/3 dari anggotaDPRD maka putusan tersebut tidak bisadilaksanakan sementara Kepala Daerahjelas-jelas telah melanggar sumpah danjanji jabatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim Andi G adjong, Penerintuh Daerah. Kujictn Polilik dqn Hukum, Chalia

lndonesia, Bogor. 2007.

Bagir Manan dan Kuntana Maglrar, BeberapaMasaloh Hukum Tqta NegaraIndone.sia, Alunni, Bandung, I 997.

Bewa Ragawino, Desentralisosi dalamKerangka Otononti Daerah diIndonesia, Unpad, Bandung, 2003.

Page 19: ANALISIS TERHADAP PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH …

Jinrll' Asshiddiqie, Pctkok-Pokok Hukunr Tata

Nagura Indonesla, Bhuana llmuPopuler, Jakarta, 2007.

J Lr I i Pangl inra Saragih, De s en tru I is at i F is kaldun Keuangan Duerah dalantOtononti, Chalia Indonesia, Jakarta,2003.

Kuntlri Dyah Wardani, Impeachmen dalantKetalanegaraan Indonesia, UIIPress. Yogyakarta, 2007

Kristian Widya Wicaksono, Administrasi danBirokrasi Penerintah, Graha Ilmu,Yogyakarta, 2006.

Mirianr Budiardjo, Dusur-Dasar Ilnu Politik,Cramedia Pustaka Utama, Jakarta,2005.

Muclrsan, Ile berepa (' ot.tton I entong HukltnlAdnini;tnni Neguru datt PeruclilunAdntinistra.si Negtn'u htdonesia,LiberD,. Yogyakarta, I 997.

Ni'rnatLrl Huda, Otononti Daerah Filosof,,\eluralt Perkembungun danProblcnatikq, Pusaka Pelajar,Yogyakada,.2005.

Analisis terhadap Pemberhentran Kepa a Daerah. ,. (Bayi Priyono)

Sadjino, Fungsi Kepolisian dalamPeldksanadn Gr.ttxl G.overnance ,

LaKsBang PRESSindo, Yogyakarta,2005,

Setyo Parnungkas,lnvcstusi di Era OnnomiDaeruh, MIH UKSW 201 0.

Sri Soernantri M. Konseprualitas Dasur-DasarKonstitusi Bagi Dentokrasi Yang

Berlanjut, dulam Laporan Kon/rensi:Melanjutkan Dialog MenujuReformasi Konstitltsi di Indonesia,IDEA Kumpulan Makalah, Oktober2001 .

Syaukani, trIenatap Hurapan Ma:su DepcntOtononri Daeruh, Gerbang Dayaku,Kaltim, 200 | .

Tri Ratnawati, Desentrulisu.si dan HubunganPenerintah Pusut dqn Dueroh diInclonesia. dalam Sidik Jatrn ika,Otonomi Daerah. Par.spektiJHubungan Internosknal. BIGRAFPublishing, Yogyakarla, 2000.

Winarno Yudho, Me kunisnte lmpeochment dunHukum Acara Mahkunnh KonsIitusi:dalam Laporan Penelitian, Jakarta,2005.

t9