analisis terhadap pelaksanaan lesson study...

88
ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : MUHAMMAD FAHRUDIN NIM: 063111113 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: doandang

Post on 19-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

DI MA SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

MUHAMMAD FAHRUDIN

NIM: 063111113

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Fahrudin

NIM : 063111113

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 10 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Muhammad Fahrudin

NIM: 063111113

Page 3: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

Muhammad Fahrudin

Page 4: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA

SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK Nama : Muhammad Fahrudin

NIM : 063111113

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 5: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA

SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK Nama : Muhammad Fahrudin

NIM : 063111113

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 6: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

ABSTRAK

Judul : Analisis Pelaksanaan Lesson Study Dalam Pembelajaran

Fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak

Penulis : Muhammad Fahrudin

NIM : 063111113

Salah satu faktor yang dapat menentukan mutu pendidikan adalah

profesionalisme guru. Skripsi ini adalah hasil dari penelitian kualitatif. Skripsi ini

bertujuan untuk Menganalisis pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih

di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak. Penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif - kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Subyek penelitian adalah guru pelajaran fiqih MA Sholahuddin

Wonoslam, Demak dan kelompok kerja Lesson Study yang terdiri 6 (guru)

observer dan pengawas. Peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang

yang diamati dalam pelaksanaan plan, do dan see. Sedangkan untuk melakukan

observasi terhadap pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih, peneliti

dibantu oleh seorang guru yang telah mendapat persetujuan dari Kepala

Madrasah. Peneliti dan guru tersebut melakukan observasi dan penilaian terhadap

pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih selama dan setelah

pelaksanaan kegiatan lesson study. Observasi dilakukan untuk mengamati

pelaksanaan kegiatan lesson study yang terdiri dari tiga tahap yaitu plan, do dan

see oleh kelompok kerja dan guru fiqih.

Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan kegiatan Lesson Study

dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahudidin Wonosalam, Demak, dilaksanakan

dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah Lesson Study, yaitu meliputi

kegiatan perencanaan (plan), dimana guru fiqih dan kelompok kerja lesson study

dapat menyusun RPP sesuai dengan tujuan dan standar kompetensi pembelajaran

fiqih. Tahap Pelaksanaan (Do), guru fiqih melaksanakan pembelajarannya sesuai

dengan RPP yang disusun bersama dengan kelompok kerja. Dan tahap refleksi

(see), guru fiqih mampu merubah diri dalam mengajar berdasarkan masukan dari

guru sejawat yang menjadi observer dalam pembelajaran.

Page 7: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:

158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang

(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

{t ط a ا

{z ظ b ب

‘ ع t ت

gh غ |s ث

f ف j ج

q ق {h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م |z ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

’ ء sy ش

y ي {s ص

{d ض

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang اَو = au

i> = I panjang اَي = a u> = u panjang

Page 8: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil aalamin.

Puji serta syukur bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, yang telah

memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohom pertolongan dan kemudahan

dalam segala urusan. Allahumma salli ala Muhammad, shalawat serta salam

semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita nabi

Muhammad saw. yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah swt.

Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan

dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Drs. Abdul Wahid, M.Ag, dosem pembimbing I dan Drs. Karnadi Hasan,

M.Pd, dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penulisan skripsi.

3. Bapak dan ibu dosen serta segenap civitas akadik Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

4. Bapak M. Ali Akhmadi, SE, selaku Kepala Madrasah Aliyah Sholahuddin

Wonosalam, Demak, yang telah memberikan ijin untuk meneliti dan selalu

memberikan pengarahan selama proses penelitian.

5. Bapak M. Faizun, Spd.I, selaku guru fiqih di MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi selama penelitian berlangsung.

6. Semua dewan guru dan siswa/siswi MA Sholahuddin Wonosalam, Demak,

yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

7. Kedua orang tua saya (Bpk. Ky. Ahmad Junaidi dan Ibu Nuriyah)

Page 9: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

8. Adikku tersayang, Nurul Qori’ah dan A. Rizal Ilham Ma’arif, yang selalu

memberikan semangat untuk terus berjuang mencapai cita-cita.

9. Dinda tercinta, Riris Ismiyati, A.Md, Keb., yang selalu memberikan

dorongan dan motivasi dalam hidupku.

10. Teman-teman kuliah di IAIN Walisongo Semarang jurusan PAI yang

menjadi partner selama proses perkuliahan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut

dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalaamu.alaikum Wr.Wb.

Semarang, 30 Mei 2011

Muhammad Fahrudin

Page 10: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

TRANSLITERASI ............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

BAB I ..... : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Penegasan Istilah ...................................................................... 9

C. Alasan Memilih Judul .............................................................. 11

D. Rumusn Masalah ...................................................................... 11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 11

F. Metode Penelitian .................................................................... 12

BAB II .... : KAJIAN TEORI ............................................................................ 18

A. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................. 18

B. Lesson Study ............................................................................ 21

1. Pengertian Lesson Study ..................................................... 21

2. Sejarah Lesson Study .......................................................... 24

3. Tujuan Lesson Study ........................................................... 25

4. Manfaat Lesson Study ......................................................... 27

5. Tipe Lesson Study ............................................................... 29

6. Syarat Pelaksanaan Lesson Study ....................................... 31

7. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson Study ..................... 32

Page 11: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

B. Pembelajaran Fiqih ................................................................... 35

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih ........................................... 35

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih............................... 37

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih.................................... 38

4. Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih ............... 38

D. Lesson Study Dalam Pembelajaran Fiqih ................................ 42

BAB III .. : IMPLEMENTASI LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN

................. FIQIH DI MA SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK ...... 47

A. Gambaran Umum MA Sholahuddin Wonosalam, Demak ....... 47

1. Sejarah Singkat Berdirinya MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak ............................................................. 47

2. Struktur Organisasi ............................................................... 47

3. Keadaan Guru dan Siswa ...................................................... 49

4. Sarana dan Prasarana ............................................................ 52

B. Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran Fiqih

di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak ................................. 53

BAB IV : ANALISI PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MA SHOLAHUDDIN

WONOSALAM, DEMAK ............................................................ 61

1. Tahap Perencanaan (Plan) ........................................................ 61

2. Tahap Pelaksanaan (Do)………………………. ...................... 65

3. Tahap Refleksi (See)…………………………………. ............ 68

BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 70

A. Kesimpulan ............................................................................... 70

B. Saran-saran………………………………………………… ... 70

C. Penutup…………………………………………………….. ... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

Page 12: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam lesson study di Indonesia. ........ 33

Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam pembelajaran fiqih di MA

Sholahuddin

Wonosalam, Demak. ............................................................................... 67

Page 13: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Judul Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Waisongo Semarang

2011.

Lampiran 2 : Panduan Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Sholahuddin

Wonosalam, Demak.

Lampiran 3 : Panduan Waancara Guru Rekan Sejawat.

Lampiran 4 : Lembar Observasi Kegiatan Pembelajran Menggunakan

Lesson Study.

Lampiran 5 : Lembar Observasi Untuk Pengembangan Kompetensi

Pedagogic Guru Fiqih MA Sholahuddin Wonosalam, Demak.

Lampiran 6 : Angket Untuk Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Lesson

Study.

Lampiran 7 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa.

Lampiran 8 : Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Lesson

Study.

Lampiran 9 : Angket Untuk Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran

Menggunakan Lesson Study.

Lampiran 10 : Panduan Wawancara Untuk Guru Model Lesson Study.

Lampiran 11 : RPP pembelajaran fiqih.

Lampiran 12 : Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Sholahuddin

Wonosalam, Demak, tahun pelajaran 2010/2011.

Lampiran 13 : Daftar Guru Madrasah Aliyah Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tahun pelajaran 2010/2011.

Lampiran 14 : Daftar Siswa Madrasah Aliyah Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tahun pelajaran 2010/2011.

Lampiran 15 : Daftar Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Sholahuddin

Wonosalam, Demak, tahun pelajaran 2010/2011.

Lampiran 16 : Surat Ijin Riset.

Lampiran 17 : Surat Keterangan Riset.

Lampiran 18 : Piagam KKN.

Lampiran 19 : Piagam Paska.

Page 14: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Membicarakan pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada

khususnya, tidak bias dilepaskan dari pembicaraan sumber daya manusia. Hal

ini terjadi karena pendidikan sebagai proses untuk mengangkat harkat dan

martabat manusia mampu menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1

Pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah berperan membentuk

manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Menghayati dan mengamalkan agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik

dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

Menurut Marimba dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat

Pendidikan Islam telah menyebutkan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian menurut ukuran-ukuran Agama Islam”.2

Bahwa maksud dari pengertian pendidikan agama Islam menurut Marimba itu

merupakan suatu bimbingan jasmani dan rohani kepada semua orang tanpa

mengenal adanya faktor usia dan status sosial.

Proses Belajar-Mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu

kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat

mempengaruhi para peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang

1 Undang-undang RI Nomor. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2004,

hlm. 7.

2 Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), hlm. 23.

Page 15: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

2

telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantarkan para

peserta didik untuk menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik

intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu

dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi

dalam lingkungan belajar yang diatur pendidikan melalui proses pengajaran.

Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah: guru, metode, media, kurikulum dan lain

sebagainya. Namun faktor guru dalam hal ini mempunyai peran yang sangat

besar dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.

UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP Nomor

19/2005 telah merumuskan parameter bagaimana seorang guru bisa

dikategorikan sebagai pendidik yang profesional. Merujuk pada UU dan PP di

tersebut, seorang pendidik dikatakan memiliki keprofesionalan jika mereka

setidaknya memiliki 4 kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Namun demikian

untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha-usaha yang sistemik dan

konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pihak

pengambil kebijakan.3

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa Guru mempunyai

tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam sistem

pendidikan, Guru PAI memiliki landasan yang teramat kuat akan keharuan

kepemilikan profesional karena Islam adalah agama yang mementingkan

keprofesionalan. Dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara

profesional dalam arti harus dengan benar dan benar itu hanya mungkin

dilakukan oleh orang ahli.

Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1, Tentang

Guru dan Dosen, (Jakarta: Media Pustaka Mandiri, 2005), hlm. 6.

Page 16: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

3

(البخارى رواه) .واالساعة فانتظروا اهله غري إىل األمر وسد اذاArtinya: “Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli,

maka tunggulah kehancuran”. (HR. Bukhari).4

Selain aspek profesionalitas guru, hal penting lainnya yang harus

dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah pembaruan

dalam efektivitas metode pembelajaran5. Pembaruan efektivitas metode

pembelajaran dimaksudkan bahwa harus ada upaya terobosan untuk mencari

strategi dan metode pembelajaran yang efektif oleh guru di dalam kelas.

Pada saat ini kita masih sering melihat model pembelajaran

konvensional yang berlangsung di berbagai lembaga pendidikan. Sebuah

sistem dimana guru selalu ditempatkan sebagai pihak ”serba bisa” yang

berkuasa sepenuhnya untuk mentransfer berbagai ilmu pengetahuan dan

memberikan doktrin-doktrin. Sementara itu, siswa sebagai obyek penerima

ilmu pengetahuan harus melaksanakan segala doktrin yang disampaikan oleh

guru tanpa boleh membantah. Ketika mengajar di kelas, sang guru seolah-olah

mempunyai hak penuh untuk berbicara, sementara siswa harus diam

mendengarkan dengan baik tanpa diberi kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan kritisnya.

Fenomena guru diatas, tidak bisa dipungkiri terjadi juga pada guru-

guru PAI (Pendidikan Agama Islam) yang mengajar di sekolah umum (non

agama) maupun yang berbasis agama. Melihat kenyataan ini, perlu kiranya

kita mencari solusi pemecahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan formal di Indonesia

digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan formal yang berbasis agama dan

non agama. Akan tetapi, pendidikan nasional seperti yang diamanatkan GBHN

dari waktu ke waktu pada dasarnya adalah pendidikan yang diarahkan untuk

4 Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2004, hlm. 113.

5 Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. (Malang.

UM Press, 2004), hlm. 1.

Page 17: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

4

membentuk watak, karakter dan kepribadian bangsa yang berlandaskan pada

ajaran moral, disamping sudah barang tentu untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan dan penguasaan teknologi pada anak didik.6 Untuk

itulah dalam hal ini, perhatian terhadap pendidikan agama sebagai media

pembentukan kepribadian, watak, dan karakter bangsa pada semua jenjang

pendidikan, menjadi sesuatu yang sangat penting.

Bertolak dari pemikiran di atas, Pusat Kurikulum (Puskur)

DEPDIKNAS telah merancang kurikulum pendidikan agama untuk SD

sampai SMU sedemikian rupa sehingga bisa menjadi dasar pembentukan

karakter bangsa. Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana

dirumuskan oleh Puskur adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,

bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari

sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan

kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.7

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhan terbagi

dalam empat cakupan: Al Quran dan Hadits, Keimanan, Akhlak, dan

Fiqih/Ibadah. Empat cakupan tersebut setidaknya menggambarkan bahwa

ruang lingkup Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat mewujudkan

keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah

SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya

(Hablun min Allah wa Hablun minan al-Nas).

Selain itu, Pendidikan Agama Islam menurut Puskur berfungsi untuk:

(1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan

6 GBHN 1999-2004, dalam http://www.dephut.go.id/INFORMASI/UNDANG2

/tapmpr/gbhn_99-04.htm, diunduh pada tanggal 25 Agustus 2010.

7 A. Qodri A. Azizy, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar

dan Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Depag, 2004), hlm. 7.

Page 18: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

5

hidup di dunia dan akhirat; (2) Pengembangan keimanan dan ketakwaan

kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang

telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; (3) Penyesuaian

mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan

agama Islam; (4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan

peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari; (5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif

budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari; (6) Pengajaran tentang ilmu

pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan non nyata), sistem dan

fungsionalnya; (7) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke

lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

Lebih lanjut dalam Pusat Kurikulum (Puskur) dijelaskan bahwa tujuan

pendidikan Agama Islam adalah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 8

Rendahnya mutu pendidikan Indonesia, merupakan tanggung jawab

kita bersama, tidak hanya merupakan tanggung jawab guru sebagai pendidik.

Pemerintah juga memiliki andil yang besar dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia

untuk melakukan perbaikan adalah melakukan perubahan atau revisi

kurikulum secara berkesinambungan, program Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG), Sertifikasi Guru, program

kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,

proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen, dan masih banyak program

lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut.

8 A. Qodri A. Azizy, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar

dan Madrasah Ibtidaiyah, hlm. 6.

Page 19: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

6

Upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara intensif, tetapi

pengemasan pendidikan sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan

pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di

Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan

pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogyanya dimulai dari bagaimana

siswa dan guru belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata

pada hasil belajar. Podhorsky & Moore (2006) dalam bukunya I Wayan

Santyasa, menyatakan, bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai

sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan

praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan

kelas dengan teacher proof curriculum. Dengan demikian, praktikpraktik

pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa

belajar.9

Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian

terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar serta menganalisis dampaknya

terhadap perolehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu

menciptakan suatu proses yang mampu memfasilitasi para guru untuk

melakukan kajian terhadap materi pembelajaran dan strategi-strategi mengajar

secara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan

perolehan belajar. Guru seyogyanya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas

dalam pembelajaran, tetapi lebih menciptakan program-program

pengembangan yang profesional. Upaya tersebut merupakan implikasi dari

reformasi pendidikan dengan tujuan agar mampu mencapai peningkatan

perolehan belajar siswa secara memadai.

Program-program pengembangan profesi guru tersebut membutuhkan

fasilitas yang dapat memberi peluang kepada mereka learning how to learn

dan to learn about teaching. Fasilitas yang dimaksud, misalnya lesson study.

9 I Wayan Santyasa, “Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran”, Disajikan dalam

”Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar,

dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa

Penida, dalam http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI_LESSON_STUDY.pdf,

diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

Page 20: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

7

Di Indonesia sendiri, lesson study berkembang melalui proyek IMSTEP

(Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project), yiatu

sebuah proyek kerjasama antara tiga perguruan tinggi di Indonesia dengan

JICA (Japan International Corporation Agency) untuk meningkatkan mutu

pendidikan matematika dan IPA di Indonesia. Proyek ini telah diterapkan

sejak tahun 1998.10 Lesson Study adalah suatu pendekatan peningkatan

pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Disamping sebagai

pendekatan peningkatan pembelajaran, lesson study juga merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan mutu atau profesionalisme guru dalam mengajar.

Lesson Study yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi

masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif.

Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia

pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik

komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvensional semacam ini lebih

cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered)

dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan

hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan

kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk

merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke

pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah. Dalam hal

ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna

mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia

menuju ke arah yang jauh lebih efektif.

Ada beberapa kelebihan penggunaan lesson study, sebagaimana yang

dijelaskan oleh Cerbin dan Cobb dalam bukunya Putu Ashintya Widhiartha,

2003, antara lain:

1. Agar memahami lebih baik bagaimana peserta didik memahami apa yang

diajarkan.

10 Putu Ashintya Widhiartha, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik Pendidikan Nonformal, (Surabaya: Prima Printing, 2008), hlm. 7.

Page 21: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

8

2. Untuk menciptakan produk yang bias digunakan oleh pendidik lain di

kelompok.

3. Untuk memperbaiki cara mengajar termasuk sistematika, penemuan secara

kolaborasi.

4. Untuk membentuk pengetahuan pedagogik yang berdasar pada manfaat

apa yang dapat guru terima sebagai pengetahuan lain dalam mengajar.11

Madrasah Aliyah Sholahuddin Wonosalam, Demak, merupakan salah

satu sekolah di Jawa Tengah khususnya yang sudah menerapkan model lesson

study sejak pertengahan tahun 2009. Penerapan metode pembelajaran lesson

study tidak hanya diterapkan dalam mata pelajaran umum saja, akan tetapi

juga diterapkan dalam pembelajaran agama Islam, khususnya pelajaran Fiqih.

Sebelum adanya model pembelajaran dengan menggunakan lesson

study, pembelajaran fiqih di MA Sholahudin Wonosalam, Demak masih

menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana posisi guru sebagai

pengajar sangat dominan, dalam setiap pembelajarannya pun hanya

menggunakan metode ceramah, dan diskusi. Siswa tidak dilibatkan secara

aktif dalam setiap pembelajaran, Dari sekian tahun penerapan metode

konvensional yang berjalan, tujuan pembelajaran fiqih khususnya tidak

mengalami kemajuan, hasil belajar siswa juga tidak menunjukkan perubahan

signifikan, baik di ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Disamping itu juga, selama menggunakan metode pembelajaran

konvensional, guru tidak mengalami perkembangan dalam pengembangan

kompetensi yang harus dimiliki, guru selalu terpaku dalam aturan kurikulum

yang baku, sehingga mengalami stagnasi.

Setelah guru-guru sering mengikuti seminar dan pelatihan tentang

lesson study, mulailah guru mempunyai inisiatif untuk menerapkan model

lesson study dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang mencakup

pelajaran al-qur’an dan hadist, akhlak, dan pelajaran fiqih itu sendiri.

11 Putu Ashintya Widhiartha, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik Pendidikan Nonformal, hlm. 36-37.

Page 22: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

9

Setelah pembelajaran fiqih menggunakan lesson study, pembelajaran

fiqih mengalami kemajuan, siswa mulai dilibatkan secara aktif setiap

pembelajaran, guru semakin kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, metode

pembelajaran semakin bervariatif, tidak hanya ceramah dan diskusi saja,

kemudian hasil belajar siswa juga semakin meningkat, tujuan pembelajaran

fiqih dapat tercapai dengan baik sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar pembelajaran fiqih, guru selalu memanfaatkan teknologi dan

media pembelajaran, sehingga pembelajaran fiqih semakin aktif, kreatif dan

menyenangkan bagi siswa. Inilah yang kemudian penulis merasa terpanggil

untuk mengadakan penelitian dan mengkaji secara konseptual tentang

pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak.

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk memudahkan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi

kesalahpahaman tentang judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah

yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu:

1. Analisis

Analisis diartikan sebagai “penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara)”.12

Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis

pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak, mulai dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan

(do), dan refleksi (see).

2. Lesson Study

Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui

pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan

berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk

membangun learning community. Lesson study merupakan suatu

kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran

12 Anton, M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, (Jakarta: Balai Pustaka,

2003), hlm. 43.

Page 23: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

10

(do) dan observasi serta refleksi (see) terhadap perencanaan dan

implementasi pembelajaran, dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.13

3. Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotor”.14

Pengertian Fiqih sebagai kurikulum merupakan salah satu materi

pelajaran dalam pendidikan agama Islam yang membahas tentang hukum-

hukum Islam yang bersifat amali. Materi ini diberikan dengan tujuan

untuk memberikan pemahaman dan pengalaman pada siswa dalam

menyelesaikan permasalahan yang muncul di sekitarnya yang bersifat

amaliyah berdasarkan hukum-hukum Islam.15

Dalam penelitian ini, pembelajaran Fiqih yang dimaksud adalah

pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah, yang merupakan peningkatan dari

pelajaran fiqih yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah

Tsanawiyah/SMP, dengan cara mempelajari, memperdalam, serta

memperkaya kajian fiqih baik yang menyangkut aspek ibadah maupun

muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah usul

fiqih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup

bermasyarakat. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui dan

memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara pelaksanaan hukum

Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah sera

melaksanakan dan mengamalkan dengan baik dan benar baik dalam

13 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Meningkatkan Keprofesionalan

Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA), (Bandung: FPMIPA UPI dan JICA, 2007), hlm. 10.

14 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, edisi 2, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,

2008), hlm. 13.

15Ahmad Munjib, “Pengertian Fiqih”, dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/

education/2137383-pengertian-mata-pelajaran-fiqih/#ixzz1MF5T6pyg, diunduh tanggal 26

Agustus 2010.

Page 24: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

11

hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,

sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan

lingkungannya.16

C. ALASAN MEMILIH JUDUL

Adapun yang menjadi alasan dan motivasi yang mendasari penulis

tertarik memilih judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengingat bahwa lesson study adalah model pembelajaran yang sedang

dikembangkan dalam meningkatkan mutu pendidikan Nasional Indonesia

umumnya dan pendidikan Jawa Tengah khususnya.

2. Mengingat adanya kontribusi lesson study dalam Pendidikan Agama

Islam, khususnya pelajaran fiqih dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Mengingat bahwasanya di MA Sholahudin Wonosalam, Demak sudah

diterapkannya lesson study dalam pembelajaran Fiqih.

D. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah

pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin

Wonosalam Demak?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan lesson

study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam Demak.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

menambah wawasan khususnya bagi penulis dan tenaga pendidik pada

umumnya baik teoritis maupun praktis.

16 Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Depag RI, 2008), hlm. 84.

Page 25: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

12

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi perkembangan ilmu

pendidikan umumnya dan ilmu pendidikan Agama Islam khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai data untuk

kegiatan penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :

a. Guru, sebagai bahan informasi dan bahan masukan dalam

mengembangkan kompetensi guru dan model pembelajaran.

b. Stakeholder yang terlibat dalam upaya pengembangan lembaga

pendidikan Islam

F. METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan masalah yang

diteliti, perlu digunakan suatu metode penelitian yang sesuai dengan ruang

lingkup permasalahan dari penelitian.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research)

dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang melibatkan kerja di

lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar belakang,

lokasi atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar

alamiahnya.17

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 – 26 Februari

2011 dengan melibatkan semua guru yang tergabung dalam kelompok

kerja yang terdiri dari 6 guru dan kepala Madrasah sebagai

17 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi IV, (Jogjakarta, Penerbit Rake

Sarasin, 2000), hlm. 66.

Page 26: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

13

pembimbing serta guru yang membantu peneliti dalam mengumpulkan

data penelitian.

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah

Sholahudin Wonosalam, Demak, dengan alamat Jl. Demug-Trengguli

KM 1 Kerangkulon, Wonosalam, Demak, untuk mengetahui

pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran fiqih.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara

sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, bersifat

verbal, kalimat-kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengedepankan

pengungkapan apa-apa yang dieksplorasikan atau diungkapkan oleh para

responden dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Dengan kata lain, metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang dan pelaku yang diamati.18

4. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada penelitian tentang analisis pelaksanaan

kegiatan lesson study dalam pembelajaran fiqih di MA Solahudin

Wonosalam, Demak, yang meliputi kegiatan perencanaan (plan),

pelaksanaan (do), dan refleksi (see).

5. Sumber Data

Menurut Moleong, bahwa dalam penelitian kualitatif, sumber data

utama adalah kata-kata dan tindakan. Adapun selebihnya, seperti dokumen

18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remadja

Rosdakarya, 2009), hlm. 130.

Page 27: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

14

dan lain-lain adalah tambahan.19 Sedangkan menurut M. Basrowi, sumber

data yang dapat dipakai ada dua, yaitu sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer adalah guru, kepala sekolah dan siswa. Sumber data

sekunder adalah sumber data yang berasal dari pihak yang masih ada

kaitannya dengan sumber primer.20Dari keterangan di atas, dapat dipahami

bahwa sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Kepala Sekolah dan Guru

Sumber data yang diperoleh dari kepala sekolah/guru adalah

melalui wawancara. Adapun sebagai sumber informasi dalam

penelitian ini antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru

bidang studi, dan guru rekan/ sejawat.

Sumber data tindakan yaitu sumber data yang diperoleh melalui

pengamatan, baik dengan berperan serta maupun sekedar mengamati.

Dalam hal ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan

lesson study yang terdiri dari tiga tahap yaitu plan, do dan see. Dan

pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru Fiqih di MA Sholahudin Wonosalam, Demak.

2) Sumber Data Tertulis

Sumber data tertulis yaitu sumber data selain kata-kata dan

tindakan yang merupakan sumber data ketiga. Walaupun demikian

sumber data tertulis tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data,

bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas

sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi,

dan dokumen resmi.21

19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157.

20 M. Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2008), hlm. 125.

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 159.

Page 28: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

15

6. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi diartikan “sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.22

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dua kali, observasi

yang pertama dilakukan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan lesson

study yang terdiri dari tiga tahap yaitu plan, do dan see oleh kelompok

guru yang ikut dalam pelaksanaan lesson study pembelajaran Fiqih.

Observasi yang kedua dilakukan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Fiqih.

b. Angket

Angket atau yang disebut juga dengan kuesioner adalah

“kumpulan pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah

penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke

responden untuk memperoleh informasi di lapangan”.23

Angket dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

respon guru dan siswa terhadap pelaksanaan lesson study dalam

pembelajaran Fiqih di MA Sholahuddin, Wonosalam, Demak.

c. Interview/Wawancara

Wawancara yaitu alat pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula. Ciri utamanya adalah adanya kontak langsung dengan tatap

muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi

(interviewee).24

22 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 158.

23 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2002), hlm. 76.

24 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006), hlm. 179.

Page 29: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

16

Bentuk wawancara ada tiga yaitu wawancara terstruktur,

wawancara setengah struktur, dan wawancara tidak terstruktur.25

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur (structured interview), yaitu semua pertanyaan

dirumuskan dengan cermat dan disiapkan secara tertulis (interview

guide). Peneliti menggunakan daftar pertanyaan tersebut untuk

melakukan wawancara agar percakapan dapat terfokus. Wawancara

dilakukan kepada pihak kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru

bidang studi, dan guru yang melaksanakan lesson study. Wawancara

digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum sekolah,

tentang perencanaan dan pelaksanaan lesson study.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.26 Jadi, seorang peneliti

harus meminta sumber ini kepada pihak yang ingin diteliti.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

gambaran umum MA Sholahudin Wonosalam, Demak, bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bentuk penilaian, dan dokumen

lain yang menunjang dalam pembelajaran.

7. Metode Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Yang dimaksud analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

25 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), hlm. 118.

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 231.

Page 30: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

17

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan analisis

kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.27

Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran secara

menyeluruh tentang implementasi lesson study dalam pembelajaran Fiqih

dan menganalisis kompetensi pedagogik guru Fiqih melalui lesson study.

Gambaran hasil penelitian tersebut kemudian ditelaah, dikaji dan

disimpulkan sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian.

Data-data yang peneliti dapatkan, akan dianalisa dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan,

yaitu :

a. Pengumpulan data sekaligus reduksi data. Setelah pengumpulan data

selesai, lalu dilakukan reduksi data, yaitu menggolongkan,

mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu.

b. Penyajian data. Data yang direduksi disajikan dalam bentuk narasi.

c. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Penarikan kesimpulan dari data yang

telah disajikan pada tahap kedua.28

Jadi, dalam menganalisis data, peneliti akan menyusun data yang

diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,

analisis dokumen, catatan lapangan, dalam bentuk narasi dan bukan angka-

angka dan hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang

diteliti.

27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2009), hlm. 244-245.

28 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 288.

Page 31: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Kajian penelitian merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah yang sejenis,

sehingga diketahui secara jelas posisi dan kontribusi peneliti, ada selain itu

juga berupa buku yang telah diterbitkan. Kajian penelitian ini berfungsi

sebagai dasar autentik tentang orisinalitas atau keaslian penelitian.

Sebelum penelitian ini dilakukan memang sudah ada penelitian-

penelitian sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu penelitian ini menunjukkan

adanya perbedaan. Berikut ini beberapa penelitian-penelitian sebelumnya

yang dapat penulis dokumentasikan sebagai kajian pustaka:

1. Fitri Yuliastuti, mahasiswa Jurusan Sejarah, Program Studi Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, dalam penelitian

skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan Lesson Study Pada Pembelajaran

IPS di SMP 1 Banguntapan”, tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk

(1) Mengetahui pelaksanaan lesson study secara detail di SMP 1

Banguntapan (2) Mengetahui manfaat dari pelaksanaan lesson study di

SMP 1 Banguntapan. (3) Mengetahui kendala dari pelaksanaan lesson

study di SMP 1 Banguntapan. (4) Mengetahui solusi yang dilakukan untuk

mengatasi kendala yang dihadapi di SMP 1 Banguntapan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan lesson study di sekolah ini

dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: plan (perencanaan), do (pelaksanaan)

dan see (refleksi). Dalam kegiatan plan dilakukan kegiatan mereview

silabus dan menyusun RPP. Dalam kegiatan do, ada tiga kegiatan

penting,yaitu: kegiatan guru, observer dan siswa. Dalam kegiatan see

dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan, baik oleh guru

maupun observer. Sebelum pelaksanaan tahapan tersebut dilakukan,

terlebih dahulu dilakukan pembentukan tim. Semua kegiatan tersebut

Page 32: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

19

dilakukan secara kolaborasi antara guru dan observer. Lesson study

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. (2)

Pelaksanaan lesson study memberikan manfaat bagi guru, siswa dan

sekolah. Salah satu manfaat yang dirasakan oleh guru adalah dengan

adanya lesson study akan meningkatkan profesionalisme dalam mengajar.

Manfaat yang dirasakan siswa adalah siswa lebih antusias saat belajar di

dalam kelas. Manfaat bagi sekolah adalah lesson study yang dilaksanakan

akan membantu program sekolah dalam meningkatkan kualitas proses dan

hasil belajar. (3) Kendala yang dihadapi adalah dalam hal biaya, budaya,

waktu dan kurikulum. (4) Solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah

dengan tetap melaksanakan lesson study secara terus-menerus, selain itu

diperlukan pengaturan jadwal yang lebih baik dan untuk mengatasi

masalah biaya solusi yang dilakukan adalah dengan musyawarah kepada

wali murid terkait dengan masalah biaya yang dihadapi. Selain itu, pihak

sekolah sedang mencari solusi alternatif yang lain untuk mengatasi

berbagai kendala yang mereka hadapi.1

2. “Penerapan Lesson Study Dalam Proses Pembelajaran IPS (Sejarah)

Kelas VII di MTs Surya Buana Malang,” Skripsi yang ditulis oleh Ika

Rudyharti, tahun 2009, Jurusan Sejarah, Program Studi Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Tujuan dari

penelitian ini adalh untuk mengetahui penerapan kegiatan lesson study

dalam pembelajaran IPS (Sejarah) di MTs Surya Buana Malang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) tahap lesson study (plan, do, dan see)

dilaksanakan dengan baik bersama pihak guru dan observer lainnya serta

dapat digunakan untuk perbaikan pada kegiatan lesson study selanjutnya,

(2) nilai rata-rata siswa kelas VII A mengalami peningkatan sekitar 13 %.2

1 Fitri Yuliastuti, “Pelaksanaan Lesson Study Pada Pembelajaran IPS di SMP 1

Banguntapan”, dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/4623 2 Ika Rudyharti, “Penerapan Lesson Study Dalam Proses Pembelajaran IPS (Sejarah) Kelas

VII di MTs Surya Buana Malang,” dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/

sejarah/article/view/4623

Page 33: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

20

3. Skripsi berjudul “Lesson Study dan Implementasinya dalam Peningkatan

Kompetensi Guru Bahasa Arab: Studi Kasus di MGMP (Musyawarah

Guru Mata Pelajaran) An Nur Malang”. Yang ditulis oleh Khoirul Adib,

mahasiswa Program Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak sistemik implementasi

model lesson study dalam peningkatan kompetensi guru Bahasa Aarab.

Hasil penelitian ini adalah: 1) pelaksanaan lesson study di MGMP An Nur

diawali dari workshop lesson study di UM. Secara konseptual, sebagian

besar guru di lingkup MGMP An Nur cukup memahami dengan baik

lesson study sebab mereka cukup intens dalam mengikuti workshop dan

simulasi lesson study yang diadakan sebelumnya. Secara praksis,

implementasi lesson study di MGMP An Nur telah dilaksanakan sesuai

dengan kerangka kerja lesson study yaitu planning (perencanaan), doing

(implementasi), dan seeing (refleksi). Meskipun pada putaran-putaran awal

implementasi lesson study sangat "teks book" sehingga pelaksanaannya

terkesan rigid dan kurang lancar, akibatnya, atmosfir pembelajaran

menjadi terasa kaku dan tidak alamiah, namun seiring pembiasaan yang

terus-menerus dilakukan hal tersebut bisa dieliminir. Dari implementasi

lesson study ini juga dihasilkan; Pertama, para guru senior lebih

antisipatif, sedangkan guru yunior lebih improvisasi. Kedua, para guru

yunior lebih responsif-adaptif terhadap perubahan pembelajaran,

sedangkan guru senior cenderung pasif-reaktif terhadap atmosfir

pembelajaran 'baru'. Ketiga, dalam hal observasi, pengamatan guru yunior

relatif berorientasi pada fakta luar dan satu dimensi, sedangkan guru senior

tampak lebih mendalam (tentang "apa" di balik fakta). 2). Secara empiris,

LS di MGMP An Nur Malang telah berdampak sistemik positif pada:

peningkatan kompetensi pedagogis guru, peningkatan kompetensi

kepribadian guru, peningkatan kompetensi sosial guru, dan sekaligus

peningkatan kompetensi profesional guru. Dari hasil analisis, dampak

sistemik yang dominan adalah dalam peningkatan kompetensi sosial dan

kompetensi pedagogis. Dari paparan di atas maka fenomena baru

Page 34: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

21

pembelajaran yang dijumpai dalam penelitian ini, selanjutnya dianggap

sebagai temuan empiris yang berimplikasi bagi munculnya paradigma baru

pembelajaran, idealnya meliputi (melewati) tiga prinsip pembelajaran yang

khas yakni, prinsip kolaborasi (al-Mabda’ al-Ta'awuny - dalam istilah

Jawa disebut Gumbul), prinsip refleksi (al-Mabda’ al-Ta'ammuly - dalam

istilah Jawa disebut Wadul), dan prinsip habituasi (al-Mabda’ al-

Ta'awwudy/al-Tatawwury) dalam istilah Jawa disebut Cukul). 3

Adapun perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan

penelitian sebelumnya adalah penulis hanya akan meneliti secara

komprehensif tentang analisis pelaksanaan kegiatan lesson study dalam

pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, yang meliputi

kegiatan perencanaan (palan), pelaksanaan (do) dan refleksi (see).

B. LESSON STUDY

1. Pengertian Lesson Study

Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas

pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Di negara tersebut,

kata atau istilah lesson study lebih populer dengan sebutan

“Jugyoukenkyuu”.4 Jugyou (instruction = pengajaran, atau Lesson =

pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian).5

Lesson Study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu,

adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan

pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut

dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru untuk

3 Khoirul Adib, “Lesson Study dan Implementasinya dalam Peningkatan Kompetensi Guru

Bahasa Arab: Studi Kasus di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) An Nur Malang”, dalam http://pasca.sunan-ampel.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/Ringkasan-Disertasi_adib.pdf

4 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif”, (Malang: Bayumedia Publishing, 2009), hlm. 2. 5 I Wayan Santyasa, Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran, (Makalah Disajikan

dalam ”Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa Penida), hlm. 4, dalam http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI

LESSON_STUDY.pdf, diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

Page 35: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

22

merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi

(reflect) terhadap pembelajaran (Lesson s).6

Menurut Catherine Lewis, Lesson Study yaitu suatu model (pola)

pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian (studi) pembelajaran

secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.7

Sedangkan menurut Styler dan Hiebert dalam bukunya Herawati

Susilo, dkk., mengatakan bahwa lesson study adalah suatu proses

kolaboratif pada sekelompok guru ketika mengidentifikasi masalah

pembelajaran, merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi

kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan

dibelajarkan); membelajarkan peserta didik sesuai skenario (salah seorang

guru melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati),

mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi

skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran

dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain.8

Slamet Mulyana (2007) dalam makalahnya Ahmad Sudrajat

memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model

pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara

kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.9

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa Lesson Study bukan

sebuah metode atau strategi pembelajaran tetapi serangkaian kegiatan

pembelajaran yang dapat diterapkan di dalamnya berbagai metode atau

strategi pembelajaran yang dianggap efektif dan sesuai dengan situasi,

kondisi, dan permasalahan faktual yang dihadapi guru di dalam kelas, dan

6 I Wayan Santyasa, Ibid., hlm. 4. 7 Catherine Lewis. Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Dalam

http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm, diunduh 12 Februari 2010. 8 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif., hlm. 3. 9 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA), (Bandung: UPI Press, 2007), hlm. 10.

Page 36: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

23

Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang

tak pernah berakhir (continuous improvement), alias inovasi yang tiada

henti.

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam

pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk

meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru

secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan,

melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson

Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus

menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk

mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni

memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus,

berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat

mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang

secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada

tataran individual maupun manajerial.10

Lesson Study pada dasarnya adalah salah satu bentuk kegiatan

pengembangan profesional guru secara kolaboratif, yang bercirikan guru

membuka pelajaran yang dikelolanya, untuk guru sejawat lainnya sebagai

observer, sehingga memungkinkan guru-guru dapat membagi pengalaman

pembelajaran dengan sejawatnya. Lesson study merupakan proses

pelatihan guru yang bersiklus, diawali dengan seorang guru: 1)

merencanakan pelajaran melalui eksplorasi akademik terhadap materi ajar

dan alat-alat pelajaran; 2) melakukan pembelajaran berdasarkan rencana

dan alat-alat pelajaran yang dibuat, mengundang sejawat untuk

mengobservasi; 3) melakukan refleksi terhadap pelajaran melalui tukar

pandangan, ulasan, dan diskusi dengan para observer, sehingga akan

tercapai pembelajaran yang efektif, inovatif dan menyenangkan.

10 Akhmad Sudrajat, “Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”,

hlm. 2, dalam http://ideguru.wordpress.com/2010/04/09/lesson-study-untuk-meningkatkan-proses-

dan-hasil-pembelajaran/, diunduh tanggal 12 Februari 2010.

Page 37: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

24

Lesson study juga sebagai salah satu program kegiatan untuk

meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran dapat

dikembangkan di sekolah sebagai studi untuk analisis atas suatu praktik

pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset

untuk menemukan inovasi pembelajaran tertentu.

2. Sejarah Lesson Study

Sejarah lesson study tidak terlepas dari Kounaikenshu di Jepang, yaitu

sebuah CPD (Continuing Professional Development) atau dengan kata lain

bentuk pengembangan profesional berkelanjutan. Kounaikenshu yang

mulai berkembang pada sekitar tahun 1960-an pada dasarnya adalah

bentuk pelatihan berkelanjutan berbasis sekolah (school-based in service

training), di mana setiap guru secara terus menerus melakukan workshop

bersama rekan-rekannya untuk meningkatkan kualitas profesional mereka.

Kounaikenshu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu diskusi sebelum

proses belajar mengajar, proses belajar mengajar, dan diskusi setelah

proses belajar mengajar. Seluruh proses tersebut bertujuan meningkatkan

kompetensi guru dan melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru di dalam

proses belajar mengajar.11

Setelah banyak memperoleh keberhasilan dan melalui berbagai

evolusi Kounaikenshu pada tahun 90-an berkembang menjadi Jugyou

Kenkyuu. Salah satu pakar yang mempopulerkan istilah jugyou kenkyuu

sendiri adalah merupakan salah satu tokoh reformasi pendidikan Jepang

yaitu Prof. Manabu Sato yang merupakan dosen di Universitas Tokyo.

Beliau mengemukakan perlunya perubahan dalam pola pembelajaran yang

tertutup, perubahan itu adalah penciptaan masyarakat belajar di sekolah

dan membuka seluas-luasnya proses pembelajaran di kelas untuk diamati

oleh siapa saja, teknik pembelajaran yang terbuka akan menerima masukan

dari siapa saja yang melihatnya, sehingga proses pembelajaran dapat

dikembangkan.

11 Putu Ashintiya Widhiartha, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik, Pendidikan Non Formal, (Surabaya: Prima Printing, 2008), hlm. 1.

Page 38: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

25

Istilah Lesson Study sendiri dimunculkan pertama kali oleh Makoto

Yoshida, seorang pakar pendidikan Jepang pada disertasi doktornya di

Universitas of Chicago, yang kemudian dianggap sebagai salah satu pionir

yang merintis penerapan Lesson Study di Amerika bersama dengan

Catherine Lewis seorang profesor pendidikan dari Mills College Oakland.

Lesson Study semakin berkembang di Amerika sejak adanya even The

Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang

merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar

Matematika dan IPA kelas 8 pada tahun 1995.

Di Indonesia sendiri Lesson Study berkembang melalui proyek

IMSTEP (Indonesian Mathematics and Science Teacher Education

Project), yaitu sebuah proyek kerjasama antara tiga perguruan tinggi di

Indonesia dengan JICA (Japan International Corporation Agency) untuk

meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia. Proyek

yang dimulai pada tahun 1998 ini melibatkan IKIP Bandung, IKIP

Yogyakarta dan IKIP Malang.12 Lesson Study di Indonesia saat ini mulai

gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam

rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa

sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study

dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan

untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan

tinggi.

3. Tujuan Lesson Study

Bill Cerbin & Bryan Kopp dalam artikel Akhmad Sudrajat,

mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama,

yaitu untuk:

a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa

belajar dan guru mengajar;

12 Putu Ashintiya Widhiartha, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik, Pendidikan Non Formal, hlm. 2-7.

Page 39: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

26

b. Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para

guru lainnya, di luar peserta Lesson Study;

c. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri

kolaboratif;

d. Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru

dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.13

Adapun ciri-ciri esensial dari Lesson Study, antara lain:

a. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson Study didahului

adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin

ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan

tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan

akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa,

pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran

yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar,

dan sebagainya.

b. Materi pelajaran yang penting. Lesson Study memfokuskan pada

materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik

lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari

siswa.

c. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari

Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan

siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya

dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil,

bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta

hal-hal lainnya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta

kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada

bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam

13 Akhmad Sudrajat, “Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran

hlm. 8.

Page 40: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

27

sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau

pengawas sekolah.

d. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh

dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai

kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa

tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari

tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran

secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang

diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh,

bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan

videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap,

dan bukan sebagai pengganti.14

Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari

Lesson Study pada dasarnya adalah untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar siswa agar

tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang diharapkan, dan apabila

kegiatan ini dilakukan dengan baik, maka akan menjadikan guru semakin

profesional dan inovatif.

4. Manfaat Lesson Study

Menurut Mohamed Naim Daipi, manfaat Lesson Study antara lain:

a. Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,

b. Guru dapat memperoleh pandangan dan kritikan membina daripada

anggota lainnya, dan

c. Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir

Lesson Study.15

14 Meini Sondag, “Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”,

dalam unipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100630-meini-lesson-study.doc, diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

15 Mohamed Naim Daipi, “Kajian Pengajaran, Lesson Study”, dalam http://www.slideshare.net/mohamednaim/lesson-study-kajian-pengajaran, diunduh tanggal 20 Mei 2011.

Page 41: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

28

Sedangkan Putu Ashintya Widhiartha, mengemukakan manfaat lesson

study, antara lain:

1) Lesson Study Memicu Munculnya Motivasi untuk Mengembangkan

Diri.

2) Lesson study Melatih Pendidik ‘Melihat’ Peserta Didik.

3) Lesson Study Menjadikan Penelitian sebagai Bagian Integral

Pendidikan.

4) Lesson Study Membantu Penyebaran inovasi dan Pendekatan Baru.

5) Lesson Study Menempatkan Para pendidik pada Posisi Terhormat.16

Sementara Sumar Hendayana berpendapat bahwa manfaat Lesson

Study antara lain:

a) Meningkatnya pengetahuan guru tentang materi ajar dan

pembelajarannya;

b) Meningkatnya pengetahuan guru tentang cara mengobservasi aktivitas

belajar siswa;

c) Menguatnya hubungan kolegalitas baik antara guru maupun dengan

observer selain guru;

d) Menguatnya hubungan antara pelaksana pembelajaran sehari-hari

dengan tujuan pembelajaran jangka panjang;

e) Meningkatnya motivasi guru untuk senantiasa berkembang;

f) Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran (termasuk komponen-

komponennya seperti bahan ajar, teaching material (hands on), dan

strategi pembelajaran.17

Menurut Tim Lesson Study, dalam bukunya Herawati Susilo,

menunjukkan bahwa lesson study memberikan manfaat bagi guru sebagai

berikut:

- Mengurangi ketergantungan guru (dari komunitasnya) dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.

16 Putu Ashintiya Widhiartha, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik, Pendidikan Non Formal., hlm. 17-24. 17 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA)., hlm. 39.

Page 42: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

29

- Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi

pembelajarannya.

- Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan

urutan kurikulum.

- Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas

belajar peserta didik.

- Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran.

- Meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya

berakibat pada peningkatan mutu lulusan (peserta didik).

- Memungkinkan guru memiliki banyak kesempatan untuk membuat

bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembalajarannya sehingga

dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktik

pembelajaran dari perspektif peserta didik.

- Mempermudah guru berkonsultasi kepada pakar dalam hal

pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran.

- Memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.

- Meningkatkan ketrampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.18

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa

manfaat Lesson Study antara lain: mengurangi keterasingan dalam

perencanaan pembelajarannya; membantu dengan mengobservasi

pembelajarannya; memperdalam pemahaman tentang materi pelajaran;

membantu supaya lebih fokus pada aktivitas belajar siswa; meningkatkan

kolaborasi antar sesama guru; meningkatkan mutu guru dan mutu

pembelajaran; memberi kesempatan pada guru untuk memberi makna ide-

ide pendidikan dalam praktek pembelajarannya; mempermudah dalam

berkonsultasi dengan pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi

pelajaran; dan memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.

18 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif., hlm. 17.

Page 43: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

30

5. Tipe Lesson Study

Lesson study adalah suatu kegiatan kolaboratif yang berkelanjutan

dari sejumlah guru dan pakar pendidikan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah. Pada praktiknya, ada 3 jenis lesson study yang

biasa dilaksanakan: (1) Lesson Study Berbasis Kelompok Sekolah; (2)

Lesson Study Berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); dan

(3) Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS).19

Lesson Study Berbasis Sekolah dilaksanakan dengan tujuan utama

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut

semua bidang studi yang diajarkan. Karena kegiatan Lesson Study

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan refleksi, maka setiap guru terlibat

secara aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Dalam setiap langkah dari

kegiatan Lesson Study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk

melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman

pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model

pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran,

mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang

dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran,

mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa

di kelas, melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi

kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari setiap proses yang

dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil

pembelajaran lainnya.20

Walaupun lesson study model/tipe ini secara umum hanya melibatkan

warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan

untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau

undangan yang diperlukan karena kedudukannya.21

19 Syuhadi, “Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS)”, dalam

http://id.wordpress.com/tag/lesson-study-berbasis-sekolah/, diunduh tanggal 26 Agustus 2010. 20 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA)., hlm. 47. 21 Harun Imansyah, “Konsep dan Prinsip-prinsip Lesson Study”. Dalam

http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/DFPMIPA/JUR.PEN.FISIKA/1959101301986011-

Page 44: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

31

Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari

Columbia University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri

unsur guru dan kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan.

Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision

maker di sekolah. Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study,

diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan

tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada

mata pelajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula

mengundang pihak lain yang dianggap kompeten dan memiliki kepedulian

terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas sekolah atau ahli dari

perguruan tinggi.

6. Syarat Pelaksanaan Lesson Study

Lesson Study akan mudah dilaksanakan bila memenuhi persyaratan

kurikulum dan persyaratan sikap guru sebagai berikut:

a. Persyaratan Kurikulum

Lesson Study lebih mungkin dilaksanakan di negara yang

kurikulumnya sederhana dan luwes. Dengan karakteristik kurikulum

seperti itu, guru dapat memusatkan perhatian dalam mencari cara

membelajarkan peserta didik yang terbaik sehingga menarik minat

mereka dan berdampak hasil belajar yang mendalam dan tidak mudah

melupakan isi pembelajaran karena cukup waktu.22 Pemerintah

melalui Permen no. 22 tahun 2006 memberikan kebebasan kepada

guru dan satuan pendidikan atau sekolah untuk menetapkan sendiri

kurikulum yang dianggap paling cocok dengan kondisi sekolah.

b. Persyaratan Sikap Guru

Lesson study akan mudah dilaksanakan bila guru memiliki lima

sikap sebagai berikut.

HARUN IMANSYAH/Sampel_training_workshop/&file:prinsip_LS.pdf, diunduh pada tanggal 26 Agustus 2010.

22 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif, hlm. 18.

Page 45: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

32

1) Semangat “mengkritik diri sendiri” merupakan salah satu nilai

yang dikembangkan dalam lesson study (bahasa Jepangnya

hansei), yaitu melakukan refleksi secara jujur untuk memperbaiki

kekurangan diri sendiri.

2) Keterbukaan terhadap masukan yang diberikan oleh orang lain.

Berbagai pengalaman melalui lesson study merupakan suatu hal

yang perlu dipelajari karena biasanya guru merasa malu bila

proses pembelajaran dilihat orang lain.

3) Guru pelaksana lesson study mengedepankan sikap mau

mengakui kesalahan. Perubahan akan terjadi bila orang mau

menyediakan waktu dan upaya untuk melakukan perubahan

karena mungkin di dalamnya ada kesalahan-kesalahan.

4) Bersikap terbuka terhadap ide orang lain, tidak berusaha mencari

hasil pemikiran sendiri yang “asli” atau “murni” yang terpenting

adalah hasil pemikiran itu dapat menggalakkan peserta didik

untuk belajar.

5) Guru mau memberi masukan secara jujur dan penuh respek. Sikap

ini perlu dikembangkan oleh guru yang terlibat dalam lesson

study.23

Karena dalam penelitian ini yang dikaji adalah Lesson Study berbasis

sekolah, maka pada dasarnya pelaksanaan kegiatan Lesson Study sangat

mudah, asalkan guru mata pelajaran (dalam hal ini guru model)

mempunyai guru sejawat yang mau diajak dan bekerja sama untuk

melaksanakannya, karena kegiatan Lesson Study memerlukan rekan guru

yang lain untuk menjadi observer.

7. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson Study

Pelaksanaan Lesson Study sebagaimana yang telah dikembangkan

oleh tim JICA (Japan International Corporation Agency) IMSTEP

23 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif., hlm. 19-20.

Page 46: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

33

(Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project), yaitu

sebuah proyek kerjasama antara tiga perguruan tinggi di Indonesia dengan

JICA, merumuskan langkah-langkah lesson study dalam tiga langkah,

yang terdiri dari: plan (merencanakan atau merancang), do

(melaksanakan), see (mengamati dan sesudah itu merefleksi hasil

pengamatan). Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai siklus

pengkajian pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut dilukiskan seperti

pada Gambar 1.

Siklus Pengkajian Pembelajaran

Gambar 1. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam lesson study di Indonesia.24

24 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif., hlm. 34.

P L A N

Secara kolaboratif guru merencanakan pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik berbasis permasalahan di kelas

D O

Seorang guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat peserta

didik. Sementara itu, guru lain mengobservasi kegiatan belajar

peserta didik

S E E

Secara kolaboratif guru merefleksikan keefektifan

pembelajaran dan saling belajar dengan prinsip kolegialitas

Page 47: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

34

Peningkatan mutu pendidikan melalui Lesson Study dimulai dari

tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk merancang pembelajaran yang

dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, bagaimana supaya

siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.25 Perencanaan

dilakukan secara kolaboratif oleh beberapa orang guru yang termasuk

dalam suatu kelompok lesson study (jumlah bervariasi 6-10 orang).

Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana

menjelaskan suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi

tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif

dan efisien atau permasalahan fasilitas. Selanjutnya guru secara bersama-

sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang

dituangkan dalam rencana pembelajaran (RPP) atau Lesson plan.

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do)

pembelajaran, dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran

yang telah direncanakan. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai

guru model, sedangkan anggota kelompok lainnya mengamati (observer).

Fokus pengamatan diarahkan pada kegiatan belajar peserta didik dengan

berpedoman pada prosedur dan instrumen yang telah disepakati pada tahap

perencanaan, bukan pada penampilan guru yang sedang bertugas

mengajar. Selama pembelajaran berlangsung, para pengamat tidak

diperkenankan mengganggu proses pembelajaran walaupun mereka boleh

merekam dengan kamera video atau kamera digital. Tujuan utama

kehadiran pengamat yakni belajar dari pembelajaran yang sedang

berlangsung.26

Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See).

Setelah selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan

pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk

25 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA)., hlm. 11. 26 Herawati Susilo, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif., hlm. 35.

Page 48: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

35

untuk membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan

menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran.

Selanjutnya pengamat diminta menyampaikan komentar dari pembelajaran

terutama berkenaan dengan aktivitas siswa, kritik dan saran hendaknya

disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajaran. Sebaliknya, guru

model harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya.27

Pada dasarnya pelaksanaan Lesson Study pada tahap perencanaan

(plan) sama dengan persiapan guru yang akan mengajar, dimana pada

tahap ini guru menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa

(LKS), Media dan Alat Peraga, Instrumen penilaian proses dan hasil

pembelajaran dan Lembar Observasi Pembelajaran. Pada tahap

pelaksanaan (do), tugas guru mata pelajaran (model) mengajar sesuai

dengan rencana pembelajaran yang sudah disusun bersama-sama dengan

rekan sejawatnya, kemudian guru yang lain mengobservsi kegiatan

pembelajaran, baik guru maupun aktivitas belajar siswa, namun yang

dititik beratkan adalah observasi terhadap aktivitas belajar siswanya.

Sedangkan pada tahap refleksi diadakan diskusi antara guru yang mengajar

dan guru yang melakukan observasi, kegiatan diskusi ini bertujuan untuk

membahas kekurangan dalam pembelajaran, sehingga diharapkan

pembelajaran berikutnya akan lebih baik.

C. PEMBELAJARAN FIQIH

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Belajar adalah usaha untuk dapat mengerti dunia. Untuk melakukan

ini, kita menggunakan semua alat mental kita. Caranya adalah, kita

berpikir tentang situasi, sama baiknya kita berpikir tentang kepercayaan,

harapan, dan perasaan kita yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa

27 Sumar Hendayana, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Untuk Meningkatkan

Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA)., hlm. 18.

Page 49: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

36

yang kita pelajari. Definisi belajar bergantung pada teori belajar yang

dianut oleh seseorang.28 Untuk menentukan definisi tentang belajar dapat

dilakukan pendekatan dari berbagai segi. Belajar itu sendiri sesungguhnya

masalah yang dihadapi sepanjang sejarah umat manusia, dialami setiap

orang. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan,

kegemaran dan sikap, terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena

belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pembelajaran adalah, proses,

cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.29

Menurut Dr. Oemar Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajara.

Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan

tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio

visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian

informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya.30

Istilah Fiqih berasal dari bahasa arab “NَPِQَ - NُPَTْUَ - VXًPْQِ” yang berarti

paham, sedang menurut syara’ berarti mengetahui hukum-hukum syar’i

yang berhubungan dengan amal perbuatan orang mukallaf, baik amal

perbuatan anggota maupun batin, seperti mengetahui hukum wajib, haram,

mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.31

Sedangkan menurut istilah fiqih adalah Pengetahuan tentang hukum-

hukum syari’at mengenai amal perbuatan, hukum-hukum yang mana

diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci bagi hukum-hukum tersebut.32

28 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 34. 29 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai

Pustaka,1984), hlm.17 30 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm.57 31 Moh. Riva’i, Ushul Fiqih untuk PGA 6 Tahun., Mu’allimin, Madrasah Menengah Atas,

Persiapan IAIN dan Madrasah-Madrasah yang Sederajat., (Bandung: Alma’arif, 1990), Cet. ke -5, hlm. 9

32 Musthafa Ahmad Az-Zarqa’, Al Madkhal Al Fiqhi Al ‘Am, (Damaskus : Al Adib, 1967-1968), I, hlm. 42

Page 50: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

37

Mata pelajaran Fiqih sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan

kepada peserta didik demi mendukung kemampuan seseorang dalam hal

hukum islam. Fiqih berfungsi sebagai landasan seorang muslim apabila

akan melakukan praktek ibadah. Oleh karena itulah mata pelajaran Fiqih

penting mendapat perhatian yang besar bagi seoarang anak di usia dini,

agar kedepannya dia akan terbiasa menjalankan kehidupan sesuai dengan

hukum islam yang ada.

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan dari fiqih yang telah

dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan

tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta

memperkaya kajian fiqih baik yang menyangkut aspek ibadah maupun

muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah ushul

fiqih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup

bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran fiqih memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-

hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.33

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:

a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara

pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah

maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan

pribadi dan sosial.

33 Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah, (Jakarta: Depag RI, 2008), hlm. 84.

Page 51: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

38

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dan baik sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya

maupun hubungan dengan lingkungannya.34

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih

Ruang lingkup pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi:

kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam; hukum

Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara

pengelolaannya; hikmah kurban dan akikah; ketentuan hukum Islam

tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan; konsep

perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang

pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam tentang

wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan

kafaalah beserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam

tentang jinaayah, Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang

peradilan dan hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan

Islam tentang siyaasah syar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklif;

dasar-dasar istinbaath dalam fiqih Islam; kaidah-kaidah usul fiqih dan

penerapannya.35

4. Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih

Standar kompetensi mata pelajaran Fiqih berisi sekumpulan

kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh

pelajaran Fiqih di MA. Dalam skripsi ini, penulis akan menjabarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran fiqih di Madrasah

34 Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah, hlm. 84. 35 Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah, hlm. 88-89.

Page 52: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

39

Aliyah untuk kelas X, adapun secara rinci dapat kita lihat sebagai

berikut:36

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami prinsip-prinsip

dan syari’at dalam Islam

� Mengidentifikasi prinsip-prinsip

ibadah dalam Islam

� Menjelaskan tujuan (muqashid)

syari’at Islam

� Menunjukkan perilaku orang

yang berpegang pada prinsip-

prinsip dan tujuan ibadah dan

syariah

� Menerapkan cara berpegang pada

prinsip-prinsip dan tujuan ibadah

dan syariah.

2. Memahami hukum Islam

tentang zakat dan hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang zakat dan hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan

perundang-undangan tentang

zakat

� Menunjukkan contoh penerapan

ketentuan zakat

� Menerapkan cara pelaksanaan

zakat sesuai ketentuan

perundang-undangan.

3. Memahami hukum Islam

tentang haji dan hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang haji dan hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan

perundang-undnagan tentang haji

36 Muhammad M. Basyuni, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah, hlm. 104-107.

Page 53: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

40

� Menunjukkan contoh penerapan

ketentuan haji

� Mempraktikkan pelaksanaan haji

sesuai ketentuan perundang-

undangan tentang haji.

4. Memahami hikmah kurban

dan akikah

� Menjelaskan tata cara

pelaksanaan kurban dan

hikmahnya

� Menerapkan cara pelaksanaan

kurban

� Menjelaskan ketentuan akikah

dan hikmahnya

� Menerapkan cara pelaksanaan

akikah.

5. Memahami ketentuan hukum

Islam tentang pengurusan

jenazah

� Menjelaskan tata cara

pengurusan jenazah

� Memperagakan tatacara

pengurusan jenazah.

6. Memahami hukum Islam

tentang kepemilikan

� Mengidentifikasi aturan Islam

tentang kepemilikan

� Menjelaskan ketentuan tentang

akad

� Memperagakan aturan Islam

tentang kepemilikan dan akad

7. Memahami konsep

perekonomian dalam Islam

dan hikmahnya

� Menjelaskan aturan Islam tentang

jual beli dan hikmahnya

� Menjelaskan aturan Islam tentang

khiyaar

� Menjelaskan aturan Islam tentang

Page 54: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

41

musaaqah, muzaara’ah dan

mukhaabarah serta hikmahnya

� Menjelaskan aturan Islam tentang

syirkah dan hikmahnya

� Menjelaskan aturan Islam tentang

muraabahah, mudhaarabah, dan

salam

� Menerapkan cara jual beli,

khiyaar, musaaqah, muzaara’ah,

mukhaabarah, syirkah,

muraabahah, mudhaarabah, dan

salam.

8. Memahami hukum Islam

tentang pelepasan dan

perubahan harta beserta

hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang wakaf beserta hikmah

pelaksanaannya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang hibah dan hikmah

pelaksanaannya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang sadakah beserta hikmah

pelaksanaannya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang hadiah beserta hikmah

pelaksanaannya

� Menerapkan cara pelaksanaan

wajaf, hibah, sedekah, dan

hadiah.

9. Memahami hukum Islam

tentang wakalah dan sulhu

beserta hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang wakalah beserta

hikmahnya

Page 55: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

42

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang sulhu beserta hikmahnya

� Menerapkan cara wakalah dan

sulhu.

10. Memahami hukum Islam

tentang daman dan kafalah

beserta hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang daman beserta

hikmahnya

� Menjelaskan ketentuan Islam

tentang kafalah beserta

hikmahnya

� Menerapkan cara daman dan

kafalah.

11. Memahami riba, bank dan

asuransi

� Menjelaskan hukum riba, bank,

dan asuransi

� Menerapkan ketentuan Islam

tentang riba, bank, dan asuransi.

D. LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

Selama pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah

tentang pendidikan akan selalu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya

untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaannya,

mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filosofis sampai dengan hal-hal

yang sifatnya teknis-operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang

pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara

yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka

menciptakan sumber daya manusia yang handal, baik dalam bidang akademis,

sosio-personal, maupun mental-spiritual.

Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di

Indonesia termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

umumnya dan pembelajaran fiqih pada khususnya cenderung dilakukan secara

Page 56: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

43

konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral dengan didominasi metode

ceramah.

Dalam kasus pembelajaran fiqih misalnya, praktik pembelajaran

konvensional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru

mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-

centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata

tidak banyak memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan mutu proses

dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran

dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa

memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong pada

kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi).

Dalam kondisi seperti ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan

sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam

praktik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya dan

pembelajaran fiqih pada khususnya menuju ke arah yang jauh lebih efektif.

Untuk dapat memulai kegiatan Lesson Study dalam pembelajaran

fiqih maka diperlukan perubahan dari dalam diri guru fiqih itu sendiri

sehingga - paling tidak - memiliki sikap sebagai berikut:

1. Semangat introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini

terhadap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan

mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri dengan pertanyaan seperti:

a. Apakah saya sudah melakukan tugas sebagai guru fiqih dengan baik?

b. Apakah pembelajaran fiqih yang saya lakukan telah sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan akan dicapai siswa?

c. Apakah saya telah membuat siswa merasa jenuh dengan pembelajaran

fiqih saya?

d. Adakah strategi-strategi lain yang lebih baik yang bisa digunakan

untuk melaksanakan pembelajaran fiqih ini selain strategi yang biasa

saya gunakan?

e. Apakah ada alternatif kegiatan belajar lain yang juga cocok untuk

pembelajaran fiqih ini?

Page 57: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

44

f. Adakah media pembelajaran yang lebih baik yang dapat dipakai untuk

pembelajaran fiqih ini selain media pembelajaran yang biasa saya

gunakan?

g. Mengapa siswa saya tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran

fiqih dari saya?

h. Apakah selama ini saya telah menggunakan instrumen evaluasi fiqih

yang tepat?, dan lain-lain.37

2. Serangkaian pertanyaan tersebut harus dijawab dengan jujur oleh setiap

guru fiqih yang ingin terlibat/dilibatkan dalam kegiatan Lesson Study.

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tentu akan

mendorong guru fiqih pada proses pencarian cara untuk menyempurnakan

kekurangan-kekurangan PBM-nya selama ini.

3. Keberanian membuka diri untuk dapat menerima saran dari orang

lain untuk peningkatan kualitas diri.

4. Keberanian untuk mengakui kesalahan diri sendiri.

5. Keberanian untuk mau mengakui dan memakai ide orang lain yang

baik.

6. Keberanian memberikan masukan yang jujur dan penuh penghormatan.38

Tahap pelaksanaan Lesson Study dalam pembelajaran fiqih pada

dasarnya sama dengan tahap pelaksanaan Lesson Study pada umumnya.

Yang perlu diperhatikan adalah memilih topik pelajaran yang akan diajarkan

terlebih dulu sebelum melaksanakan lesson study.

Dalam penetapan topik pelajaran (unit lesson), aspek-aspek yang perlu

dipertimbangkan antara lain: a) topik-topik yang esensial dan strategis, b)

topik yang sulit bagi siswa, c) topik yang sulit diajarkan guru, d) topik yang

37 Ahmad Munjin Nasih dan Khoirul Adib, Artikel “Lesson Study Dalam Pembelajaran

Pendidikan Islam (PAI) Di Sekolah Umum”, hlm.8, dalam http://anmad-munjin-nasih/lesson-

study-dalam-pembelajaran-pendidikan-islam-di-sekolah-umum/html, diunduh pada tanggal 12 Desember 2010.

38 Ahmad Munjin Nasih dan Khoirul Adib, Artikel “Lesson Study Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam (PAI) Di Sekolah Umum”, hlm. 8.

Page 58: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

45

tidak disukai siswa, e) topik-topik yang siswanya banyak mengalami

ketidakpahaman.

Setelah memilih topik pelajaran yang akan diajarkan, maka tahap

selanjutnya adalah melaksanakan tahapan-tahapan Lesson Study mulai dari

perencanaan (plan), pelaksanaan (do) pembelajaran dan refleksi (see).

1. Tahap Perencanaan (plan)

Dalam tahapan perencanaan, para guru yang tergabung dalam

lesson study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan

pembelajaran fiqih yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan

kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran, seperti: kompetemsi dasar, cara membelajarkan siswa,

karakteristik siswa dan mensiasti kekurangan fasilitas dan sarana belajar.

Berikut adalah petangkat pembelajaran yang disusun dalam tahap

perencenaan suatu kegiatan lesson study antara lain adalah:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, atau yang kita sebut dengan RPP.

Adapun komponen RPP meliputi :

- Standar kompetensi dan kompetensi dasar.

- Pokok bahasan.

- Indikator.

- Model pembelajaran.

- Langkah-langkah pembelajaran.

- Urutan metode pembelajaran.

- Media pembelajarn.

- Instrumen evaluasi meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Lembar kerja siswa

c. Teaching guide (panduan guru)

d. Media pembelajaran.

Penyusunan lembar observasi untuk mengumpulkan data Proses

Belajar Mengajar (PBM) merupakan suatu elemen penting lesson study

yang didasarkan pada rencana pembelajaran yang disusun. Lembar

Page 59: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

46

obsevasi ini akan memandu pengamat untuk memperhatikan aspek-aspek

khusus yang menjadi fokus kegiatan lesson study.

2. Tahap Pelaksanaan (do)

Pada tahapan yang pelaksanaan, setidaknya terdapat dua kegiatan

utama yaitu:

a. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran fiqih yang dilakukan oleh guru

fiqih sesuai dengan RPP pembelajaram fiqih yang telah disusun

bersama pada tahap perencanaan.

b. Kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau

kelompok kerja lesson study yang lainnya.

3. Tahap Refleksi (see)

Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikutu

seluruh peserta/kelompok kerja lesson study yang dipandu oleh kepala

sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari

penyanpaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikan pembelajaran,

dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus

atas proses pembelajaran fiqih yang dilakukan. Setelah kegiatan refleksi

selesai, kemudian melakukan kegiatan tindak lanjut (act), Dari hasil

refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru, rekomendasi maupun

keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses

pembelajaran fiqih, baik pada tataran individual maupun manajerial.39

Dengan diadakannya kegiatan tindak lanjut diharapkan kegiatan

lesson study selanjutnya akan berjalan dengan lebih baik dan sempurna

sehingga pembelajaran fiqih dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

39 Ika Fatikh, “Pentingnya Lesson Study Bagi Pembelajaran PAI”, dalam

http://ikafatikhjatibarang.blogspot.com/2011/04/lesson-study.html

Page 60: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

47

BAB III

IMPLEMENTASI LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

DI MADRASAH ALIYAH SHOLAHUDDIN WONOSALAM, DEMAK

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Sholahuddin Wonosalam, Demak

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Sholahuddin

Madrasah Aliyah Sholahuddin merupakan salah satu madrasah

dibawah yayasan Islam Sholahuddin, yang didirikan pada tanggal 10

Nopember 2000 M./ 13 sya’ban 1421 H, oleh Bapak H. Zainal Arifin dan

Ibu Hj. Kamnah. Dalam kurun waktu sembilan bulan setelah berdirinya

Yayasan Islam Sholahuddin, akhirnya berdirilah Madrasah Aliyah

Sholahuddin yaitu suatu lembaga pendidikan setingkat dengan

SMU/SMK, dan satu-satunya lembaga sosial pendidikan yang pertama

kali dimiliki oleh yayasan Islam Sholahuddin.1

Adapun pendiri MA Sholahuddin itu sendiri adalah Bapak M. Ali

Akhmadi SE, M.Baedhowi, S.Ag. dan Abdul Wahid MHS. Madrasah

Aliyah Sholahuddin yang bernaung dibawah panji Yayasan Islam

Sholahuddin resmi didirikan tanggal 29 Juli 2001 M. yang bertepatan

dengan 18 Robi’ust Tsani 1422 H, dan berkedudukan di Jl. Demung-

Trengguli Km. 01, Desa Kerangkulon Kecamatan Wonosalam Kabupaten

Demak.2

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran skematik tentang

hubungan-hubungan, kerjasama diantara orang-orang yang terdapat di

dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi

adalah unsur terpenting di dalam suatu organisasi atau sekolahan, dengan

struktur organisasi yang jelas setiap guru yang terdapat di MA

1 Wawancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, Kepala Sekolah MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak, tanggal 7 Februari 2011. 2 Data dokumentasi MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, tanggal 7 Februari 2011.

Page 61: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

48

Sholahuddin Wonosalam, Demak, dapat mengetahui wewenang, tugas dan

tanggung jawab yang harus dilakukannya.

Di samping itu, untuk mencapai tujuan pendidikan harus melalui

suatu organisasi, organisasilah yang merencanakan dan menentukannya.

Oleh sebab itu organisasi mempunyai tugas-tugas dan bagian-bagian.

Dengan adanya pembagian tugas, maka bagian-bagian akan bertanggung

jawab atas wewenang yang diberikan kepada bagian masing-masing.

Pengorganisasian memungkinkan suatu lembaga pendidikan

beroperasi secara efektif. Hal tersebut merupakan dasar mempersatukan

usaha-usaha pendidikan dalam mencapai tujuan. Dapat dikatakan bahwa

susksesnya dalam bidang lembaga pendidikan membutuhkan lembaga

pendidikan yang efektif.

Dari bentuk struktur organisasi yang ada di MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak, dapat diketahui bahwa Madrasah Aiyah Sholahuddin

dibawah naungan yayasan Islam Sholahuddin. Adapun yang menjadi

kepala MA Sholahuddin Wonosalam, Demak pada tahun pelajaran

2010/2011 adalah Bpk. M. Ali Akhmadi, SE. Dalam melaksanakan

koordinasi kepengurusan madrasah dan mengambil kebijakan, kepala

madrasah dibantu oleh komite madrasah.

Dalam kepengurusan madrasah tidak terdapat wakil kepala

madrasah, namun terdapat wakil kepala urusan dan kepala TU. Wakil

kepala urusan terdiri dari kepala urusan kurikulum, kesiswaan, sarana

prasarana, dan humasy (hubungan masyarakat), sedangkan bagian kepala

tata usaha (TU) terdiri dari bendahara TU, staf TU, dan tukang kebun.

Kemudian dibawah wakil kepala urusan terdapat kepala bagian,

yang terdiri dari kepala bagian BP/BK, laboratorium, prpustakaan,

pramuka, sosial agama, dan seni olahraga. Kemudian struktur di bawahnya

adalah dewan guru, dewan guru adalah semua guru yang mengajar mata

pelajaran yang ada di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, termasuk

Page 62: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

49

yang menjabat kepengurusan di atas, kecuali karyawan yang menjabat

sebagai tukang kebun dan penjaga perpustakaan.3

Dari semua kepengurusan yang ada, masing-masing mempunyai

tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala madrasah, dapat diperoleh keterangan bahwa

pengurus yayasan dan pengurus madrasah selalu berkoordinasi setiap

semester sekali dalam rangka mengevaluasi dan mendiskusikan

perkembangan madrasah. Kemudian ditingkat madrasah, koordinasi antar

pengurus juga selalu dilaksanakan setiap bula, hal ini bertujuan untuk

mengevaluasi kegiatan belajar mengajar dan untuk mendiskusikan

permasalahn-permasalah yang ada dalam sekolah maupun dalam

pembelajaran.4

Dari data yang penulis peroleh, dapat diketahui bahwa,

keorganisasian di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, dapat dikatakan

berjalan dengan baik, karena masing-masing guru atau pengurusan

menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang mereka miliki.

Disamping itu, kepala madrasah juga selalu menjalankan roda

kepemimpinannya sesuai dengan tugasnya sebagai seorang manager dalam

madrasah.

3. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Berdasarkan dokumentasi hasil wawancara dengan kepala MA

Sholahuddin Wonosalam, Demak, yang menerangkan, bahwa tenaga

guru yang ada sekarang berjumlah 24 orang tenaga pengajar termasuk

di dalamnya Kepala Madrasah. Mayoritas guru berpendidikan minimal

sarjana (S.1 dan S.2),5 dengan kata lain dapat dikatakan bahwa guru

3 Dokumentasi MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, tahun pelajaran 2010/2011,

tanggal 7 Februari 2011. 4 Wawancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, kepala MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tanggal 7 Februari 2011. 5 Wancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, kepala MA Sholahuddin Wonosalam, Demak,

tanggal 7 Februari 2011.

Page 63: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

50

atau tenaga pendidiknya benar-benar memiliki dedikasi dan

profesionalitas yang tinggi serta kemampuannya teruji.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh ada empat tahapan

seleksi yang harus dilalui oleh setiap calon guru yang akan mengajar di

MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, yakni : seleksi administrasi dan

kompetensi (minimal S1 dan menguasai bahasa Inggris aktif), seleksi

aqidah dan ke-Islam-an, psikotes serta mikro teaching (simulasi di

depan para guru). Tidak hanya sampai di sini, bagi calon guru yang

dianggap telah memenuhi syarat dan mampu melewati tahapan seleksi

tersebut, akan diberi kesempatan untuk magang selama tiga bulan.

Dari pengalaman magang inilah akan diketahui sejauh mana layak dan

tidaknya calon guru tersebut untuk mengajar di MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak.6

Setiap guru yang ada, mengampu satu mata pelajaran, walupun

ada guru yang mengampu dua mata pelajaran. Berdasarkan data yang

penulis peroleh menunjukkan bahwa setiap mata pelajaran diampu

oleh guru yang berlatar belakang pendidikan sesui dengan mata

pelajaran yang diampunya. Jadi mata pelajaran ekonomi misalnya

diampu oleh guru yang latar belakang pendidikannya dari jurusan

ekonomi, mata pelajaran bahasa inggris, juga diampu oleh guru yang

pendidikannya dari bahasa inggris, mata pelajaran matematika, juga

diampu oleh guru yang pendidikannya dari jurusan matematika, begitu

juga dengan mata pelajaran fiqih, diampu oleh guru yang

pendidikannya dari pendidikan agama, dan lain sebagainya.7

Walaupun ada sebagian mata pelajaran yang diampu oleh guru dengan

latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, namun guru yang

mengampunya dapat dikatakan biasa dan menguasai mata pelajaran

yang diajarkannya, karena guru yang mengajar di MA Sholahuddin

6 Wawancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, kepala MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tanggal 7 Februari 2011. 7 Data dokumentasi MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, tanggal 7 Februari 2011.

Page 64: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

51

Wonosalam, Demak semuanya adalah lulusan perguruan tinggi dengan

kualifikasi akademiknya S.1 dan S.2.

b. Keadaan Siswa

Belajar merupakan proses untuk mengetahui sesuatu yang

belum kita ketahui, yang dilakukan oleh seseorang/peserta didik. Yang

menjadi sasarans adalah siswa, tanpa siswa proses pembelajaran tidak

berjalan dengan baik. Oleh karena itu, siswa merupakan faktor yang

harus ada dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Madrasah Aliyah Sholahuddin Wonosalam, Demak pada tahun

pelajaran 2010/2011 mempunyai siswa sebanyak 334 anak, dengan

perincian kelas X-1 berjumlah 39 anak, kelas X-2 berjumlah 39 anak,

kelas X-3 berjumlah 39 anak, kelas X-4 berjumlah 40 anak, kelas XI-1

berjumlah 41 anak, kelas XI-2 berjumlah 40 anak, kelas XII-1

berjumlah 32 anak, kelas XII-2 berjumlah 32 anak, dan kelas XII-3

berjumlah 32 anak. Dari keseluruhan siswa tang ada, siswa perempuan

berjumlah 168 dan siswa laki-laki berjumlah 166.8

Dilihat dari latar belakang pendidikan siswa, kebanyakan siswa

yang belajar di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, berasal dari

MTs Swasta dan SMP, siswa yang memiliki latar belakang

pendidikkan agama lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang

berlatar belakang pendidikan umum.

Dari data statistik kelulusan siswa per tahunnya, siswa yang

belajar di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, prosentasenya

terbilang berhasil dan lulus semuanya, hal ini tentunya dipengaruhi

oleh keberhasilan proses belajar mengajar yang diterapkan di

madrasah.

4. Sarana dan Prasarana

Dengan mempergunakan sarana atau alat bantu yang sesuai dengan

sifat dan tujuan dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang lebih baik.

8 Data dokumentas MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, tanggal 7 Februari 2011.

Page 65: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

52

Penciptaan alat bantu baik secara khusus untuk tujuan belajar dapat

diciptakan bersama dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang canggih. Untuk itu perlu juga didukung dengan adanya

kesadaran dari pihak guru akan kepentingan dan kedudukan alat-alat

pelajaran/pengajar.

Tidak semua metode dalam setiap situasi pembelajaran

memerlukan penggunaan sarana dan prasarana atau alat bantu berupa

benda konkrit, akan tetapi banyak pula kegiatan pembelajaran sekarang

yang memerlukan kreativitas guru dalam menggunakan alat-alat yang

cukup rumit misalnya Televisi, computer maupun internet.

Penggunaan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran

bertujuan mempertinggi prestasi belajar umumnya. Dengan demikian

teranglah bahwa guru harus mempunyai pengertian akan fungsi dan

kedudukan sarana dan prasarana belajar dalam kreativitas mengajar.

Setiap lembaga pendidikan tentunya harus dilengkapi dengan

sarana dan prasarana yang memadai. Karena keberadaannya sangat

penting dalam menunjang dan mendukung kemajuan dan keberhasilan

pendidikan. Semakin lengkap dan baik sarana dan prasarana yang

dimilikinya akan semakin baik dalam proses pendidikannya, baik kualitas

maupun kuantitasnya.

Kepala MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, menjelaskan bahwa:

“Sarana pembelajaran pendidikan di MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, saat ini terbilang cukup lengkap, diantaranya papan tulis,

alat laboratorium, komputer, LCD, tape recorder, ruang komputer,

Al-Qur’an dan buku pelajaran agama utamanya buku pelajaran

Fiqih dapat mencukupi kebutuhan siswa”.9

Kemampuan seorang guru untuk produktif, menetapkan dan

mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang sesuai dapat mempertinggi

efesinsi pada metode mengajar yang digunakan itu, yang pada gilirannya,

mampu mendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran yang khususnya

9 Wawancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, kepala MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tanggal 7 Februari 2011.

Page 66: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

53

dalam mata pelajaran fiqih dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

yang diharapkan secara optimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Ahmad Rowi, selaku

guru wakil kepala bidang kurikulum, menjelaskan bahwa media dan

sarana prasarana yang ada di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak,

secara optimal digunakan dan dimanfaatkan oleh guru dalam

pembelajaran, termasuk guru fiqih yang selalu menggunakan LCD dalam

proses belajar mengajar.10

B. Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran Fiqih di MA

Sholahuddin Wonosalam, Demak.

Kegiatan Lesson Study di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak

adalah Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS), yang penerapannya baru

dilaksanakan pada pertengahan tahun 2009. Adapun pelajaran yang

menggunakan Lesson Study adalah pelajaran matematika, IPA dan

Pendidikan Agama Islam, khususnya pelajaran fiqih.

Kegiatan Lesson Study dalam pembelajaran fiqih merupakan inisiatif

guru mata pelajaran fiqih itu sendiri, yang kemudian mendapat dukungan dari

pihak sekolah untuk dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran fiqih.

Ide untuk melaksanakan Lesson Study dalam pembelajaran fiqih dilakukan

oleh Bpk. M. Faizun, S.Pd.I Alh dan Drs.KH.Ahmad Rowi,MH, mereka

adalah guru mata pelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak.11

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan,

dapat penulis deskripsikan implementasi atau penerapan kegiatan Lesson

Study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak

adalah sebagai berikut:

10

Wawancara dengan Bpk. Ahmad Rowi, wakil kepala bidang kurikulum MA

Sholahuddin Wonosalam, Demak, tanggal 8 Februari 2011. 11

Wawancara dengan Bpk. M. Ali Akhmadi, Kepala Sekolah MA Sholahuddin

Wonosalam, Demak, tanggal 9 Februari 2011.

Page 67: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

54

1. Tahap Perencanaan (Plan)

Sebagaimana telah di jelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa tahap

pertama pelaksanaan lesson study adalah merancang pembelajaran.

Kegiatan merancang pembelajaran itu sendiri sebaiknya dilakukan secara

kolaboratif dalam kelompok kerja. Hal ini penting agar masing-masing

guru, khususnya yang merasa kurang mampu, dapat saling belajar dengan

yang lain. Ini adalah bagian dari esensi dari lesson study, yakni kolaboratif

dan kolegialitas.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru

pelajaran fiqih, prinsip atau kegiatan merancang pembelajaran secara

kolaboratif dan kolegalitas, dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan

lesson study dengan guru sejawat atau guru yang lainnya. Kegiatan ini

melibatkan guru sejawat 6 orang dan kepala sekolah.12

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, diperoleh data

bahwa kegiatan untuk merencanakan pembelajaran ini dilakukan oleh para

guru di sekolah dan dilaksanakan setelah jam pelajaran sekolah habis. Jadi,

sehari sebelum guru mata pelajaran fiqih melaksanakan open class

(pembelajaran yang diobservasi) sudah dilakukan perencanaan

pembelajaran oleh kelompok kerja Lesson Study.

Dalam pelaksanaannya, guru model (dalam hal ini guru pelajaran

fiqih), memaparkan secara terbuka situasi dan kondisi siswanya dan

fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Setelah itu, guru yang

tergabung dalam kelompok kerja bersama-sama mendiskusikan dan

menyusun rencana pembelajaran yang akan diterapkan dan dilaksanakan

oleh guru mata pelajaran fiqih pada keesokan harinya. Kegiatan ini

dipandu oleh kepala sekolah langsung.13

Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru-guru juga

mendiskusikan masalah materi atau topik pelajaran yang akan diajarkan,

12

Wawancara dengan Bpk. M. Faizun guru pelajaran fiqih MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tanggal 19 Februari 2011. 13

Observasi dan pengamatan dengan Bpk. M. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal

21 Februari 2011.

Page 68: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

55

pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa serta

jenis evaluasi yang akan digunakan.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dapat penulis deskripsikan sebagai berikut:

a. Pemilihan materi atau topik pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, menunjukkan

bahwa dalam pemilihan materi/topik pembelajaran fiqih, guru-guru

mendasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi ajar atau

kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan). Pada saat itu,

pemilihan materi fiqih dipilih materi/topic pembelajaran tentang

“Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah”.14

b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.

Dalam menyusun RPP, guru-guru juga mengkaji standar

kompetensi, kompetensi dasar mata pelajaran fiqih. Kegiatan ini

dilakukan bertujuan agar guru-guru memahami dan mengerti isi

kurikulum atau silabus yang telah disusun oleh sekolah atau guru, agar

tujuan pembelajaran fiqih tercapai dengan baik dan maksimal.

c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.

Setelah guru menganalisi isi kurikulum atau silabus pelajaran

fiqih, guru menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, diperoleh

data bahwa pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan

pada karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa

(karakteristik siswa yang akan diajar), ketersediaan sarana dan

prasarana pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran

14

Observasi dan pengamatan dengan Bpk. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal 21

Februari 2011.

Page 69: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

56

yang sering dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut

berdasarkan pengalaman sebelumnya.15

e. Penyusunan skenario pembelajaran.

Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran,

selanjutnya para guru menyusun langkah-langkah pembelajaran, mulai

dari tahap awal (pre-tes, apersepsi, motivasi), langkah-langkah

kegiatan inti, dan penutup (pemantapan, aplikasi, post-tes).

f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.

Pada tahap akhir dalam menyusu RPP, guru-guru menulis dan

menyusun RPP sesuai format yang ditetapkan atau disepakati.

Pada tahap perencanaan (Plan), guru-guru tidak hanya

mendiskusikan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

saja, namun juga mendiskusikan dan menyusun lembar observasi yang

akan digunakan dalam tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar fiqih.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis peroleh, dalam

mendiskusikan lembar observasi, guru-guru menentukan indikator-

indikator selama proses pembelajaran berlangsung, baik indikator yang

dilihat dari guru maupun siswanya.16

2. Tahap Pelaksanaan (Do) Pembelajaran

Bagian yang sangat penting dari kegiatan Lesson Study adalah tahap

pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran atau biasa disebut

open class atau open lesson. Karena sesungguhnya, tahap pelaksanaan

pembelajaran merupakan tahap untuk membuktikan, apakah rencana

pembelajaran yang telah disusun dengan cermat dan mempertimbangkan

berbagai aspek pembelajaran dapat menghasilkan proses pembelajaran

yang efektif dengan hasil belajar siswa yang maksimal.

15

Observasi dan pengamatan dengan Bpk. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal 21

Februari 2011. 16

Observasi dan pengamatan dengan Bpk. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal 21

Februari 2011.

Page 70: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

57

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru mata pelajaran fiqih

mengaplikasikan atau melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

yang telah disusun dengan guru yang lain, pelaksanaan pembelajaran fiqih

dilakukan pada hari senin, tanggal 21 Februari 2011 di kelas X-1, pukul

12.30 – 02.00 WIB.

Adapun guru yang menjadi model dalam pembelajaran fiqih adalah

Bpk. M. Faizun, topik atau materi pelajaran yang diajarkan dalam

pembelajaran pada waktu itu adalah tentang “Memahami ketentuan hukum

Islam tentang pengurusan jenazah”.

Sedangkan guru yang menjadi observer antara lain adalah Bpk. M.

Ali Ahmadi, Bpk. H. Ahmad Rowi, Bpk. Suyitno, Bpk. Nur Wahab, Ibu.

Yulia Rohmatin, Ibu. Endang Arum dan Ibu. Nur Hidayati.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, dapat diperoleh

data bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru mata pelajaran fiqih

melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan skenario

pembelajaran yang tertuang dalam RPP yang telah disusun bersama oleh

para guru atau kelompok kerja. Hal ini dapat dilihat dengan beberapa

indikator sebagai berikut:

a. Dalam tahap awal proses belajar mengajar sebelum pelajaran dimulai,

guru memberikan apresiasi, motivasi dan pre-tes kepada siswanya,

b. Pada tahap inti, guru membagi peserta didiknya menjadi kelompok-

kelompok, guru merancang denah tempat duduk peserta didik,

menggunakan metode dan media pembelajaran yang sudah ditentukan

dalam RPP, dan membimbing siswanya yang kesulitan dalam belajar.

c. Pada tahap penutup, guru memberikan penekanan dan pemantapan

materi yang telah dibahas, guru memberikan post-tes kepada

siswanya.17

17

Observasi dan pengamatan dengan Bpk. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal 21

Februari 2011.

Page 71: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

58

Sementara para observer/pengamat dalam pelaksanaan

pembelajaran terdiri dari 6 guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil

observasi dan pengamatan yang penulis lakukan, para observer datang

lebih awal sebelum proses belajar mengajar dimulai. Setelah proses belajar

dimulai, dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan observasi, para

observer melakukannya dengan cermat terhadap setiap langkah aktivitas

guru dan belajar siswa. Sebagai contoh, ketika ada siswa yang diam saja,

melamun, tidak memperhatikan penjelasan guru, bermain sendiri ketika

teman-teman kelompoknya sedang belajar, dan lain sebagainya. Para

observer hanya menggunakan lembar observasi/buku catatan saja,

sementara dokumentasi/foto dan video sebagai perekam aktivitas belajar

belum ada, hal ini dikarenakan belum tersedianya fasilitas video, posisi

mereka berdiri di belakang siswa yang sedang belajar.

3. Tahap Refleksi (See)

Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson

study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study

dapat dilihat dari kegiatan refleksinya. Sebuah pembelajaran yang sudah

disusun skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya

tidak sepenuhnya berhasil. Perlu disadari, bahwa tidak ada pembelajaran

yang sempurna. Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai

dengan skenario merupakan hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya

kelas (pembelajaran) merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu

tentu banyak hal menarik dalam kegiatan belajar yang dapat ditemukan

dan dicatat oleh pengamat. Temuan-temuan tersebut akan menjadi bahan

diskusi refleksi.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, diperoleh hasil

bahwa kegiatan refleksi dilakukan setelah jam pelajaran sekolah selesai,

jadi tidak langsung setelah kegiatan proses belajar mengajar selesai pada

Page 72: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

59

waktu itu, hal ini dikarenakan guru sejawat yang lainnya, terkadang harus

mengajar mata pelajaran yang diampunya.18

Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi, diskusi dipimpin

oleh moderator dan harus dilakukan secara interaktif. Berdasarkan hasil

observasi yang penulis lakukan, diperoleh data bahwa yang menjadi

moderator dalam diskusi refleksi adalah kepala sekolah langsung, dan

diskusi berjalan secara interaktif, semua guru yang menjadi observer

dalam pembelajaran fiqih, melaporkan temuan-temuannya pada waktu

proses belajar mengajar berlangsung dan saling memberikan alternatif

solusi permasalahannya dan menyusun kegiatan tindak lanjut untuk

kegiatan Lesson Study yang akan datang.

Adapun hasil dari diskusi yang dilakukan oleh guru fiqih dan

observer dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama-tama guru fiqih memberikan ulasan mengenai pelaksanaan

Lesson Studi itu sendiri. Dalam penyampaiannya, guru fiqih menjelaskan

mulai dari penyampaian materi, yang dirasa sudah tepat dan efektif,

kemudian dalam menggunakan metode dan media pembelajaran juga tepat

dan efektif, guru fiqih merasa sudah menerapkan pembelajaran sesuai

dengan rencana pembelajaran yang disusun pada waktu persiapan.

Selanjutnya observer mengemukakan saran atau pertanyaan seputar

interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung dan guru fiqih

menanggapinya.19

Sementara guru observer menyampaian penemuan yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data hasil observasi

yang dilakukan observer secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:20

a. Dalam memberikan motivasi kepada siswa, guru fiqih masih kurang,

karena pemberian motivasi masih umum, yang diharapkan adalah

pemberian motivasi secara individu dan kelompok.

18

Wawancara dengan Bpk. Ali Akhmadi, Kepala Sekolah MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, tanggal 21 Februari 2011. 19

Observasi refleksi lesson study, tanggal 21 Februari 2011 20

Data observasi observer pembelajaran fiqih, tanggal 21 Februari 2011.

Page 73: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

60

b. Apersepsi yang digunakan tepat.

c. Guru menguasai materi dengan baik.

d. Guru fiqih komunikatif.

e. Metode dan media menarik dan tepat.

f. Menguasai kelas secara optimal.

g. Pembelajaran menjadi aktif, dialogis, kreatif dan menyenangkan.

h. Guru fiqih melakukan pengelompokkan siswa sehingga semua siswa

aktif dalam pembelajaran.

i. Penilaian mencakup tiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor)

j. Penilaian dilakukan sepanjang proses belajar, baik dengan lisan

maupun observasi terhadap aktifitas siswa.

k. Siswa belajar dengan penuh semangat, antusias dan enjoy.

l. Terjadi interaksi antar semua siswa.

m. Kerjasama antar siswa meningkat dan mereka sangat akrab dengan

guru fiqih.

n. Tujuan pembelajaran dapat tercapai.

o. Pembelajaran selesai tepat waktu.

Adapun saran, pendapat, harapan, komentar dan tindak lanjut yang

disepakati antara lain adalah:

1) Ada peningkatan profesionalisme guru fiqih.

2) Diharapkan guru fiqih dalam memberikan motivasi kepada siswa lebih

ditingkatkan dan lebih spesifik baik secara kelompok maupun

individu.

3) Lebih memperhatikan kemampuan tiap siswa.

4) Pembelajaran menjadi semakin aktif, dialogis, kreatif dan

menyenangkan.

5) Reward atau apresiasi lebih di perbanyak.21

21

Observasi langsung kegiatan refleksi, tanggal 21 Februari 2011.

Page 74: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

61

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

DI MA SHOLAHUDDIN WONOSALAM DEMAK

Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan, diperoleh beberapa data

yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui kegiatan

Lesson Study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak.

Data tersebut merupakan hasil catatan penelitian yang diperoleh melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung di Madrasah Aliyah Sholahuddin

Wonosalam, Demak, dengan cara melakukan wawancara langsung dan

observasi/pengamatan tentang kegiatan Lesson Study dalam pembelajaran fiqih

sebagai upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru fiqih itu sendiri, serta

didukung dengan dokumen-dokumen penting yang dibuat dalam pengajaran dan

juga melakukan pengamatan secara langsung disaat guru melaksanakan Lesson

Study dalam proses belajar mengajar.

Dari data yang sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya memasuki

tahap analisa data sebagai mana yang dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa

tehnik analisa data yang dipakai yakni menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Dimana analisis ini dilakukan pada taraf deskriptif artinya menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematis sehingga lebih mudah untuk dipahami dan

disimpulkan.

Untuk mempermudah analisisnya maka penulis melaporkan hasil

penelitian yang ada kedalam tahap pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran

fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, yaitu:

1. Tahap Perencanaan (Plan)

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan menunjukkan bahwa

dalam kegiatan perencanaan, guru fiqih terlebih dulu membentuk kelompok

kerja untuk melakukan kegiatan lesson study, adapun guru yang tergolong ke

dalam kelompok kerja lesson study pembelajaran fiqih antara lain adalah:

Page 75: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

62

a. Bpk. Ali Akmadi, Kepala Madrasah MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak. Dalam kegiatan lesson study, beliau sebagai pembimbing dan

moderator dalam kegiatan perencanaan dan refleksi.

b. Bpk. Suyitno, (guru koordinator keagamaan), sebagai observer I dalam

kegiatan lesson study pembelajaran fiqih.

c. IbuYulia Rohmatin, (guru Bahasa Inggris), sebagai observer II dalam

kegiatan lesson study pembelajaran fiqih.

d. Bpk. Drs. Ahmad Rowi, (guru fiqih dan Qur’an Hadits), sebagai observer

III dalam kegiatan lesson study pembelajaran fiqih.

e. Bpk. Suyitno, (guru Aqidah Akhlak), sebagai observer VI dalam kegiatan

lesson study pembelajaran fiqih.

f. Ibu Nur Hidayati, (guru Kimia), sebagai observer V dalam kegiatan lesson

study pembelajaran fiqih, dan

g. Ibu Layinatul Asifah, (guru Bahasa Indonesia), sebagai observer VI dalam

kegiatan lesson study pembelajaran fiqih.1

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja lesson study

dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak, terdiri

dari 8 orang, dengan perincian (1 guru mata pelajaran fiqih sebagai guru

modelnya, Kepala Madrasah sebagai pembimbing dan moderator dan 6 guru

sebagai observer). Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kegiatan lesson

study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak,

sudah sesuai dengan ketentuan yang sekurang-kurangnya kegiatan lesson

study harus diikuti minimal 6 orang observer.

Langkah selanjutnya, kelompok kerja yang sudah dibentuk kemudian

memfokuskan kegiatan lesson study dengan cara menyepakati tema

permasalahan dan pembelajaran yang akan diangkat dalam kegiatan

pembelajaran fiqih. Berdasarkan data hasil observasi yang penulis lakukan,

dapat diperoleh hasil bahwa tema pembelajaran fiqih yang akan diajarkan

1 Hasil Observasi kegiatan perencanaan dalam kegiatan lesson study, tanggal 21 Februari

2011.

Page 76: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

63

adalah tentang “Memahami Ketentuan Hukum Islam Tentang Pengurusan

Jenazah”.2

Setelah menentukan tema pembelajaran yang akan diajarkan, kemudian

kelompok kerja lesson study membuat perencanaan pembelajaran fiqih yang

akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran ini dituangkan dalam bentuk

perangkat pembelajaran dan lembar instrumen observasi pengumpulan data

Proses Belajar Mengajar.

Adapun perangkat pembelajaran yang dibahas dalam kegiatan

perencanaan antara lain:

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, diperoleh hasil

bahwa dalam menyusun RPP, guru fiqih terlebih dulu mempresentasikan

RPP yang sudah dibuat terlebih dulu, kemudian ditanggapi oleh guru yang

lain. Adapun hasil penyusunan RPP adalah sebagai berikut:

Dalam menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

kelompok kerja memilih dari kurikulum yang sudah ada. Pokok bahasan

juga dipilih dari kurikulum fiqih yang sudah ada. Adapun penyusunan

indikator disusun bersama-sama oleh kelompok kerja. Dalam menyusun

skenario pembelajaran, para guru lebih memfokuskan pada pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Dalam pemilihan metode dan media, guru fiqih

dan guru yang lain memanfaatkan media yang ada di sekolah dan

membuat media sendiri. Penyusunan instrument evaluasi meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

Hasil pengamatan yang penulis lakukan terhadap hasil diskusi

penyusunan RPP, dapat diperoleh data bahwa: rancangan kegiatan belajar

sudah sesuai dengan indikator dan bahan pembelajaran, serta bervariasi.

Aktivitas siswa dirancang antara lain menerima informasi, melihat

demonstrasi guru, belajar kelompok, dan melakukan percobaan. Upaya

guru dalam memberikan motivasi kepada siswa dirancang melalui

demonstrasi pada kegiatan pendahuluan dengan menggunakan media yang

2 Hasil Observasi, tanggal 21 Februari 2011.

Page 77: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

64

nampaknya cukup menarik, sehingga diharapkan mampu melibatkan siswa

dalam kegiatan pembelajaran.

b. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

fiqih adalah menggunakan perangkat lunak dan keras. Perangkat lunak

yang digunakan adalah: CD yang berisi film tentang pengurusan jenazah

(mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati dan memakamkan).

Adapun perangkat kerasnya adalah LCD, kain kafan dan boneka sebagai

simbol jenazah untuk praktek demonstrasi para siswa.3

c. Menyusun Instrument Evaluasi

Instrument evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran fiqih

adalah :

- Lembar pertanyaan untuk evaluasi ranah kognitif,

- Lembar pengamatan untuk evaluasi ranah afektif, dan

- Lembar unjuk kerja untuk evaluasi ranah psikomotor.

Pada akhir kegiatan perencanaan (plan), guru fiqih dan guru yang

tergabung dalam kelompok kerja melakukan uji waktu dengan simulasi

pembelajaran fiqih di dalam kelas mulai dari tahap awal sampai tahap

demonstrasi siswa dalam mengurus jenazah. Adapun simulasi demonstrasi

yang dilakukan guru adalah cara memandikan dan mengkafani jenazah.4

Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan perencanaan (plan)

yang dilakukan guru fiqih dan guru yang lain sudah sesuai dengan tahap

perencanaan dalam kegiatan lesson study dan dapat dikatakan baik.

3 Hasil Observasi, tanggal 21 Februari 2011

4 Hasil Observasi, tanggal 21 Februari 2011

Page 78: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

65

2. Tahap Pelaksanaan (Do)

Pada tahap pelaksanaan (do), terdapat dua kegiatan utama, yaitu:

a. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih.

Pelaksanaan pembelajaran fiqih dilakukan oleh Bpk. M. Faizun,

beliau adalah guru fiqih kelas X.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, dapat diperoleh

data bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru mata pelajaran fiqih

melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan skenario

pembelajaran yang tertuang dalam RPP yang telah disusun bersama oleh

para guru atau kelompok kerja. Hal ini dapat dilihat dengan beberapa

indikator sebagai berikut:

1) Dalam tahap awal proses belajar mengajar sebelum pelajaran dimulai,

guru memberikan apresiasi, motivasi dan pre-tes kepada siswanya,

2) Pada tahap inti, guru membagi peserta didiknya menjadi kelompok-

kelompok, guru merancang denah tempat duduk peserta didik,

menggunakan metode dan media pembelajaran yang sudah ditentukan

dalam RPP, dan membimbing siswanya yang kesulitan dalam belajar.

� Dalam mengelompokkan peserta didik, terlebih dulu guru fiqih

merubah denah tempat duduk siswa, menjadi seperti pada gambar

di bawah ini:5

5 Observasi di kelas X-1, tanggal 21 Februari 2011.

Page 79: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

66

Gambar I

Denah tempat duduk siswa

Dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam, Demak

Keterangan:

= Siswa Putra

= Siswa Putri

= Observer

� Penggunaan metode dan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, diperoleh hasil

bahwa metode yang digunakan guru fiqih adalah menggunakan

metode diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas dan

demonstrasi/praktek langsung. Adapun media pembelajaran yang

digunakan guru fiqih antara lain papan tulis dan LCD sebagai

media penyampaian materi, kemudian dalam prakteknya, guru

fiqih menyediakan media berupa kain kafan sebanyak yang

dibutuhkan, mejan sebagai tempat peletakan jenazahnya, kapas,

minyak wangi, boneka sebagai media jenazahnya.6

6 Observasi di kelas X-1, tanggal 21 Februari 2011.

Page 80: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

67

3) Pada tahap penutup, guru memberikan penekanan dan pemantapan

materi yang telah dibahas, guru memberikan post-tes kepada

siswanya.7

b. Kegiatan Observasi oleh Observer

Berdassrkan hasil observasi yang penulis lakukan, menunjukkan

bahwa observer dalam kegiatan pembelajaran fiqih menggunakan lesson

study di MA Sholahuddin Wonosalam Demak, terdiri dari 6 guru observer.

Para observer datang lebih awal sekitar 5-10 menit sebelum pembelajaran

dilaksanakan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer tidak

mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi

guru maupun siswa. Para observer/pengamat juga melakukan pengamatan

secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru,

siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan

yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.

Sebagian adari observer juga melakukan perekaman melalui photo

digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan

kegiatan perekaman ini sama sekali tidak mengganggu jalannya proses

pembelajaran. Observer melakukan pencatatan tentang perilaku belajar

siswa selama pembelajaran fiqih berlangsung, diantaranya adalah tentang

komentar atau diskusi siswa, terjadinya proses konstruksi pemahaman

siswa melalui aktivitas belajar siswa.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelaksanaan

pembelajaran fiqih melalui lesson study berjalan dengan baik dan berjalan

sesuai dengan rencana yang disusun dalam tahap perencanaan.

7 Observasi dan pengamatan dengan Bpk. Faizun selaku Guru pelajaran fiqih, tanggal 21

Februari 2011.

Page 81: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

68

3. Tahap Refleksi (See)

Tahapan refleksi merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya

perbaikan proses pembelajaran fiqih selanjutnya akan bergantung dari

ketajaman analisis para peserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran fiqih yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, diperoleh hasil bahwa

kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta

atau kelompok kerja lesson study yang dipandu oleh Kepala Madrasah (Bpk.

M. Ali AKhmadi). Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang

telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau

kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran fiqih yang

dilakukannya, yaitu mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan

dalam menjalankan RPP fiqih yang telah disusun.8

Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran

secara bijak terhadap proses pembelajaran fiqih yang telah dilaksanakan

(bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-

sarannya, pengamat juga didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil

pengamatan, dan tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang

berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta

untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran fiqih.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan diperoleh hasil bahwa

seluruh peserta observer memiliki catatan-catatan pembicaraan yang

berlangsung dalam diskusi.

Adapun penemuan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,

berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan observer secara garis besar

dapat dilihat sebagai berikut:9

a. Dalam memberikan motivasi kepada siswa, guru fiqih masih kurang,

karena pemberian motivasi masih umum, yang diharapkan adalah

pemberian motivasi secara individu dan kelompok.

8 Observasi, tanggal 22 Februari 2011

9 Data observasi observer pembelajaran fiqih, tanggal 21 Februari 2011.

Page 82: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

69

b. Apersepsi yang digunakan tepat.

c. Guru menguasai materi dengan baik.

d. Guru fiqih komunikatif.

e. Metode dan media menarik dan tepat.

f. Menguasai kelas secara optimal.

g. Pembelajaran menjadi aktif, dialogis, kreatif dan menyenangkan.

h. Guru fiqih melakukan pengelompokan siswa sehingga semua siswa aktif

dalam pembelajaran.

i. Penilaian mencakup tiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor)

j. Penilaian dilakukan sepanjang proses belajar, baik dengan lisan maupun

observasi terhadap aktifitas siswa.

k. Siswa belajar dengan penuh semangat, antusias dan enjoy.

l. Terjadi interaksi antar semua siswa.

m. Kerjasama antar siswa meningkat dan mereka sangat akrab dengan guru

fiqih.

n. Tujuan pembelajaran dapat tercapai.

o. Pembelajaran selesai tepat waktu.

Adapun saran, pendapat, harapan, komentar dan tindak lanjut yang

disepakati antara lain adalah:

1) Ada peningkatan profesionalisme guru fiqih.

2) Diharapkan guru fiqih dalam memberikan motivasi kepada siswa lebih

ditingkatkan dan lebih spesifik baik secara kelompok maupun individu.

3) Lebih memperhatikan kemampuan tiap siswa.

4) Pembelajaran menjadi semakin aktif, dialogis, kreatif dan menyenangkan.

5) Reward atau apresiasi lebih di perbanyak.10

10

Observasi langsung kegiatan refleksi, tanggal 21 Februari 2011.

Page 83: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

70

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan

lesson study dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam,

Demak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Pelaksanaan lesson study

dalam pembelajaran fiqih di MA Sholahuddin Wonosalam Demak, dilakukan

dalam tiga tahapan, yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (do) dan refleksi

(see). Dalam kegiatan plan dilakukan kegiatan mereview silabus dan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan do,

ada tiga kegiatan penting, yaitu: kegiatan guru, observer dan siswa. Dalam

kegiatan see dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan, baik

oleh guru maupun observer. Sebelum pelaksanaan tahapan tersebut, guru

fiqih melakukan pembentukan kelompok kerja lesson study. Semua kegiatan

tersebut dilakukan secara kolaborasi antara guru dan observer. Lesson study

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fiqih di MA

Sholahuddin Wonosalam Demak.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti lakukan, maka

hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:

1. Kepala madrasah dan guru fiqih khususnya dan guru lain pada umumnya

harus selalu adanya keinginan yang kuat untuk selalu meningkatkan

kualitas pembelajarannya.

Kepala madrasah sebagai penanggung jawab semua kegiatan yang

ada di madrasah terlebih dulu harus memiliki komitmen yang kuat untuk

selalu membina guru-guru agar dapat selalu mengembangkan

kompetensinya agar kualitas pembelajaran terus meningkat. Begitu juga

setiap guru harus memiliki motivasi yang kuat untuk selalu berubah ke

Page 84: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

71

arah yang lebih baik. Keinginan yang kuat untuk selalu berubah

merupakan modal yang sangat besar.

2. Memasukkan kegiatan Lesson Study sebagai program sekolah dalam

peningkatan kompetensi guru.

3. Menyusun kepanitiaan atau kerja kelompok Lesson Study dalam setiap

pembelajaran. Kepanitiaan sangat dibutuhkan untuk melaksanakan Lesson

Study berbasis sekolah (LSBS), untuk mengatur jadwal kegiatan open

lesson. Kepanitiaan juga menunjukkan keseriusan madrasah untuk

melaksanakan LSBS.

4. Melaksanakan evaluasi kegiatan Lesson Study secara berkala.

C. PENUTUP

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis panjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberikan taufiq dan hidayah-

Nya.

Penulisan skripsi ini tentu banyak kekurangan, jauh dari sempurna karena

keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu saran dan perbaikan

diharapkan. Dan penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat, terutama

bagi pengembangan keprofesionalan dan kompetensi guru serta rekonstruksi

Pendidikan Islam agar menjadi berkualitas.

Page 85: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adib, Khoirul, “Lesson Study dan Implementasinya dalam Peningkatan Kompetensi

Guru Bahasa Arab: Studi Kasus di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

An Nur Malang”, dalam http://pasca.sunan-ampel.ac.id/wp-

content/uploads/2011/03/Ringkasan-Disertasi_adib.pdf

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)

Azizy, A. Qodri A., Standar Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar

dan Madrasah Ibtidaiyyah, (Jakarta: Depag, 2004)

Az-Zarqa’, Musthafa Ahmad, Al Madkhal Al Fiqhi Al ‘Am, (Damaskus : Al Adib, 1967-

1968)

Basrowi, M., dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2008)

Basyuni, Muhammad M., Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama

Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Depag RI, 2008)

Daipi, Mohamed Naim, “Kajian Pengajaran, Lesson Study”, dalam

http://www.slideshare.net/mohamednaim/lesson-study-kajian-pengajaran,

diunduh tanggal 20 Mei 2011.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, edisi 2, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2008)

Fatikh, Ika, “Pentingnya Lesson Study Bagi Pembelajaran PAI”, dalam

http://ikafatikhjatibarang.blogspot.com/2011/04/lesson-study.html

GBHN 1999-2004, dalam http://www.dephut.go.id/INFORMASI/UNDANG2

/tapmpr/gbhn_99-04.htm, diunduh pada tanggal 25 Agustus 2010.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Hendayana, Sumar, et.al., Lesson Study, Suatu Strategi Meningkatkan Keprofesionalan

Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA), (Bandung: FPMIPA UPI dan JICA, 2007)

Imansyah, Harun, “Konsep dan Prinsip-prinsip Lesson Study”. Dalam

http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/DFPMIPA/JUR.PEN.FISIKA/195910130

1986011-HARUN IMANSYAH/Sampel_training_workshop/&file:prinsip_LS.pdf,

diunduh pada tanggal 26 Agustus 2010.

Page 86: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

Lewis, Catherine., Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Dalam

http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm, diunduh 12 Februari

2010.

Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005)

Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987)

Moeliono, Anton, M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, (Jakarta: Balai Pustaka,

2003)

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remadja Rosdakarya,

2009)

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi IV, (Jogjakarta, Penerbit Rake

Sarasin, 2000)

Munjib, Ahmad, “Pengertian Fiqih”, dalam http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2137383-pengertian-mata-pelajaran-fiqih/#ixzz1MF5T6pyg,

diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

Nasih, Ahmad Munjin dan Khoirul Adib, Artikel “Lesson Study Dalam Pembelajaran

Pendidikan Islam (PAI) Di Sekolah Umum”, hlm.8, dalam http://anmad-munjin-

nasih/lesson-study-dalam-pembelajaran-pendidikan-islam-di-sekolah-umum/html,

diunduh pada tanggal 12 Desember 2010.

Nasution, S., Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Nurhadi, et.al., Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. (Malang. UM

Press, 2004)

Poerwadarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai

Pustaka,1984)

Riva’I, Moh., Ushul Fiqih untuk PGA 6 Tahun., Mu’allimin, Madrasah Menengah Atas,

Persiapan IAIN dan Madrasah-Madrasah yang Sederajat., (Bandung: Alma’arif,

1990)

Rudyharti, Ika, “Penerapan Lesson Study Dalam Proses Pembelajaran IPS (Sejarah)

Kelas VII di MTs Surya Buana Malang,” dalam http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/4623

Santyasa, I Wayan, “Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran”, Disajikan dalam

”Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK,

Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida,

Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa Penida, dalam

Page 87: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI_LESSON_STUDY.pdf,

diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

Sondag, Meini, “Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”,

dalam unipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100630-meini-lesson-study.doc,

diunduh tanggal 26 Agustus 2010.

Sudrajat, Akhmad, “Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”,

hlm. 2, dalam http://ideguru.wordpress.com/2010/04/09/lesson-study-untuk-

meningkatkan-proses-dan-hasil-pembelajaran/, diunduh tanggal 12 Februari 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,

2009)

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2002)

Susilo, Herawati, et.al., Lesson Study Berbasis Sekolah” Guru Konservatif Menuju Guru

Inovatif”, (Malang: Bayumedia Publishing, 2009)

Syuhadi, “Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS)”, dalam

http://id.wordpress.com/tag/lesson-study-berbasis-sekolah/, diunduh tanggal 26

Agustus 2010.

Tafsir, Ahmad., Ilmu Pendidikan dalan Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2004)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1, Tentang

Guru dan Dosen, (Jakarta: Media Pustaka Mandiri, 2005)

Undang-undang RI Nomor. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2004

Widhiartha, Putu Ashintiya, et.al., Lesson Study, Sebuah Upaya Peningkatan Mutu

Pendidik, Pendidikan Non Formal, (Surabaya: Prima Printing, 2008)

Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006)

Yuliastuti, Fitri, “Pelaksanaan Lesson Study Pada Pembelajaran IPS di SMP 1

Banguntapan”, dalam http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/4623

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2006)

Page 88: ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl... · ﺏ b ﻅ z} ﺕ t ﻉ ‘ ... Gambar 2 Denah tempat duduk siswa dalam

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Muhammad Fahrudin

Nomor Induk Mahasiswa : 063111113

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 12 Juli 1987

Alamat Asal : Desa Getas RT 06 RW II Kec. Wonosalam

Kabupaten Demak

Pendidikan Formal :

1. SDN Getas 02 tahun 1994-2000

2. MTs Nurul Huda Dempet tahun 2000-2003

3. MAN Demak tahun 2003-2006

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama

Islam lulus 2011

Yang menyatakan,

Muhammad Fahrudin