analisis syok anafilaktik

6
Bagaimana etiologi dan mekanisme: pusing, 1 Mekanisme anafilaksis melalui 3 fase, fase sensitisasi, aktivasi, dan efektor. Fase sensitisasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil, fase aktivasi adalah waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang sama sampai timbulnya gejala. Fase efektor adalah waktu terjadi respon kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas sel mast/basofil dengan aktivitas farmakologis. Alergen masuk ditangkap makrofag makrofag mempresentasikan antigen tersebut kepada limfosit T limfosit T mensekresikan sitokin (IL4,IL13) menginduksi limfosit B berproliferasi menjadi sel plasma sel plasma memproduksi IgE spesifik untuk antigen tersebut kemudian terikat pada reseptor permukaan sel mast dan basofil sel mast (di jaringan) dan basofil (di darah) pecah dan melepas isinya yang berupa granula yang menimbulkan reaksi pada paparan ulang. Alergen yang sama masuk diikat oleh IgE spesifik memicu terjadinya reaksi segera dengan pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamin, serotonin, bradikinin, bahan vasoaktif dari granul berupa performed mediator menghasilkan amin vasoaktif yang menyebabkan vasodilatasi dan menghasilkan protease yang berperan dalam kerusakan jaringan vasodilatasi menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang kemudian menyebabkan pusing. Obat apa saja yang bisa diperiksa dengan skin test dan bagaimana cara pemeriksaannya? 2

Upload: nyimas-inas-mellanisa

Post on 06-Feb-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tutorial blok 22

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Syok Anafilaktik

Bagaimana etiologi dan mekanisme: pusing, 1

Mekanisme anafilaksis melalui 3 fase, fase sensitisasi, aktivasi, dan efektor. Fase sensitisasi

merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor

spesifik pada permukaan mastosit dan basofil, fase aktivasi adalah waktu selama terjadinya

pemaparan ulang dengan antigen yang sama sampai timbulnya gejala. Fase efektor adalah

waktu terjadi respon kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas sel

mast/basofil dengan aktivitas farmakologis.

Alergen masuk ditangkap makrofag makrofag mempresentasikan antigen tersebut

kepada limfosit T limfosit T mensekresikan sitokin (IL4,IL13) menginduksi limfosit B

berproliferasi menjadi sel plasma sel plasma memproduksi IgE spesifik untuk antigen

tersebut kemudian terikat pada reseptor permukaan sel mast dan basofil sel mast (di

jaringan) dan basofil (di darah) pecah dan melepas isinya yang berupa granula yang

menimbulkan reaksi pada paparan ulang.

Alergen yang sama masuk diikat oleh IgE spesifik memicu terjadinya reaksi segera

dengan pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamin, serotonin, bradikinin, bahan

vasoaktif dari granul berupa performed mediator menghasilkan amin vasoaktif yang

menyebabkan vasodilatasi dan menghasilkan protease yang berperan dalam kerusakan

jaringan vasodilatasi menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang kemudian

menyebabkan pusing.

Obat apa saja yang bisa diperiksa dengan skin test dan bagaimana cara

pemeriksaannya? 2

Tes alergi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain tes tusuk kulit (skin prick test), uji gores (scratch test), tes kulit/intracutaneus test, tes tempel (patch test), RAST/Radioallergosorbent Test. Pada pasien ini dilakukan tes kulit/intracutaneus test.

Cara pemeriksaan Intrakutaneus test : sejumlah 0,02 ml ekstrak alergen dalam 1 ml semprit tuberkulin disuntikkan secara superfisial pada kulit sehingga timbul 3 mm gelembung. Dimulai dengan konsentrasi terendah yang menimbulkan reaksi, kemudian ditingkatkan berangsur masing-masing dengan konsentrasi 10 kali lipat sampai menimbulkan indurasi 5-15 mm. Uji ini seringkali digunakan untuk titrasi alergen pada kulit.

Tes Kulit  pada Pemberian Injeksi Antibiotik

1. Tes kulit hanya direkomendasikan untuk antibiotik golongan penisilin, harus menggunakan penisilin dan metabolitnya yang telah terbukti menimbulkan reaksi alergi.

2. Tes kulit terhadap penisilin dengan metabolit determinan mayor dan minor merupakan tes yang paling dipercaya untuk evaluasi IgE-mediated alergi penisilin. Nilai ramal

Page 2: Analisis Syok Anafilaktik

negatif tes kulit terhadap penisilin adalah mendekati 100%, dan nilai ramal prositif adalah antara 40%-100%.

3. Tes kulit memberikan bukti sensitisasi terhadap obat tertentu tetapi harus selalu dinterpretasikan sesuai konteks klinis dan tidak digunakan untuk skrining alergi obat.

4. Berhubung saat ini di Indonesia belum tersedia sediaan metabolit penisilin, maka tes kulit untuk antibiotik tidak direkomendasikan. Jika diperlukan antibiotik secara  parenteral, maka diperlukan perangkat penanganan reaksi anafilaksis.

Bagaimana mekanisme bentol-bentol merah dan gatal bila makan ikan laut atau

udang? (Cari kandungan yang ada di ikan yang bisa menyebabkan alergi) 2

Alergi seafood bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut: kandungan protein yang tinggi

pada seafood, faktor keturunan, tubuh yang intoleran terhadap protein .

Reaksi alergi makanan menimbulkan gambaran urtikaria yang gatal dan potensial menjadi

anafilaksis.

Alergen masuk lewat saluran cerna ditangkap makrofag makrofag mempresentasikan

antigen tersebut kepada limfosit T limfosit T mensekresikan sitokin (IL4,IL13)

menginduksi limfosit B berproliferasi menjadi sel plasma sel plasma memproduksi IgE

spesifik untuk antigen tersebut kemudian terikat pada reseptor permukaan sel mast dan

basofil sel mast (di jaringan) dan basofil (di darah) pecah dan melepas isinya yang berupa

granula yang menimbulkan reaksi pada paparan ulang.

Alergen yang sama masuk diikat oleh IgE spesifik memicu terjadinya reaksi segera

dengan pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamin, serotonin, bradikinin

permeabilitas vaskular meningkat vasodilatasi eritema, histamin merangsang pruritic

agent (gatal)

Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan laboratorium? Hb 12,5

gr%, leukosit: 11.000/mm3, diff.count: 0/4/7/70/18/1, LED: 10 mm/jam 2

Hb 12,5 normal

Leukosit meningkat (normal 5000-10.000)

Diff count basofil normal (0-1), eosinofil meningkat (1-3), neutrofil batang meningkat (2-

6), neutrofil segmen normal (50-70), limfosit menurun (20-40), monosit menurun (2-8)

shift to the left (infeksi fase akut)

LED Metode Westergreen : Pria : 0 - 15 mm/jam, Wanita : 0 - 20 mm/jam

Metode Wintrobe : Pria : 0 - 9 mm/jam, Wanita 0 - 15 mm/jam normal

Page 3: Analisis Syok Anafilaktik

Alergen masuk ditangkap makrofag makrofag mempresentasikan antigen tersebut

kepada limfosit T limfosit T mensekresikan sitokin (IL4,IL13) menginduksi limfosit B

berproliferasi menjadi sel plasma sel plasma memproduksi IgE spesifik untuk antigen

tersebut kemudian terikat pada reseptor permukaan sel mast dan basofil mengaktivasi

transkripsional gen sitokin sitokin sitokin disekresikan proses inflamasi dengan

pengerahan leukosit leukosit >>

Epidemiologi 2

Insiden anafilaksis sangat bervariasi, di Amerika Serikat disebutkan bahwa angka kejadian anafilaksis berat antara 1-3 kasus/10.000 penduduk, paling banyak akibat penggunaan antibiotik golongan penisilin dengan kematian terbanyak setelah 60 menit penggunaan obat. Insiden anafilaksis diperkirakan 1-3/10.000 penduduk dengan mortalitas sebesar 1-3/1 juta penduduk.Sementara di Indonesia, khususnya di Bali, angka kematian dari kasus anafilaksis dilaporkan 2 kasus/10.000 total pasien anafilaksis pada tahun 2005 dan mengalami peningkatan prevalensi pada tahun 2006 sebesar 4 kasus/10.000 total pasien anafilaksis.

Anafilaksis dapat terjadi pada semua ras di dunia. Beberapa sumber menyebutkan bahwa anafilaksis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama perempuan dewasa muda dengan insiden lebih tinggi sekitar 35% dan mempunyai risiko kira-kira 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Berdasarkan umur, anafilaksis lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda, sedangkan pada orang tua dan bayi anafilaksis jarang terjadi.

Tatalaksana 2

A.     Penanganan Utama dan segera  :1.      Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.

2.      Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.

3.      Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml )

        Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01  

ml/kgbb), dapat diulang tiaplima menit, pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan

0,1 –  0,3  ml

        Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak adarespon  pada pemberian secara IM,

atau   terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1 : 1000

( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.

4.      Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi.

5.      Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila  tekanan darah systole kurang dari 100

mmHg.

6.      Pemberian oksigen 5-10 L/menit

7.      Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis.

B.     Penanganan Tambahan  :

1.      Pemberian Antihistamin   :

Page 4: Analisis Syok Anafilaktik

Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan bila timbul urtikaria.

2.      Pemberian Kortikosteroid   :

Hydrokortison inj  7 – 10 mg / kg BB, dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau

deksametason 2-6 mg/kgbb. untuk mencegah reaksi berulang.

Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik.

3.      Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda – tanda

bronkospasme, dapat diikuti  dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau

brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamo ).

C.     Penanganan penunjang   :

1.      Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan.

2.      Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama.

SKDI 2

Reaksi anafilaktik 4A

Page 5: Analisis Syok Anafilaktik

Sensitisasi alergen

Pajanan ulang alergen (Ceftriaxone pada tes kulit)

Pelepasan mediator-mediator kimia dari sel mast

Bronkokonstriksi Vasodilatasi perifer sistemik

Peningkatan permeabilitas kapiler

Gejala:Sesak napasPusingKeringat dinginTakikardiTekanan darah menurunKehilangan kesadaran

Riwayat alergi makanan Riwayat atopi

Syok Anafilaktik

Tatalaksana

Reaksi Hipersensitivitas Tipe I(Anafilaksis yang diperantarai

IgE)

Fase aktivasi