analisis swot danamon

15
ANALISIS SWOT PRODUK CMM (CONSUMER MASS MARKET) PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk Direpresentasikan oleh : Zulfikar Akbar 43 PLSI

Upload: zulfikar-akbar

Post on 26-Dec-2015

406 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Analisis SWOT Umum Danamon

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Swot Danamon

ANALISIS SWOT PRODUK

CMM (CONSUMER MASS MARKET)

PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk

Direpresentasikan oleh :

Zulfikar Akbar

43 PLSI

Magister Perangkat Lunak Sistem Informasi

Universitas Gunadarma

Jakarta

2014

Page 2: Analisis Swot Danamon

1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengan

nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia

hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan

Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank

Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan

Nasional (BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN

merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai Rp 32 triliun. Saat itu juga,

sebuah bank BTO dilebur ke Perseroan sebagai bagian dari program pembenahan BPPN. Pada

tahun 2000, delapan bank BTO lainnya dilebur ke dalam Bank Danamon. Namun sebagai

surviving entity, Bank Danamon bangkit menjadi salah satu pilar perbankan nasional. Dalam

kurun waktu tiga tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan restrukturisasi luas mencakup

manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai prilaku serta identitas perusahaan. Upaya ini

berhasil meletakkan fondasi maupun prasarana baru bagi Perseroan guna meraih pertumbuhan

berdasarkan transparasi, responsibilitas, integritas dan profesionalisme (TRIP) (Sumber: Biro

riset infobank).

Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia Finance Indonesia

sebagai pemegang saham pengendali. Dengan kendali manajemen baru, serta modal 180-hari

pemetaan modal bisnis dan strategi baru, Bank Danamon terus menjalani perubahan

transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan

pelaku regional unggulan, sehingga mendapatkan beberapa penghargaan. Beberapa penghargaan

yang diterima oleh Bank Danamon baru-baru ini antara lain:

1. Ranking pertama secara keseluruhan dalam survei Banking Service Excellence yang

diselenggarkan oleh Marketing Research Indonesia periode 2003 yang diumumkan pada bulan

April 2004

2. Bisnis Indonesia Award 2003 sebagai Bank Nasional Terbaik

3. InfoBank Award 2003 sebagai Bank Dengan Predikat Sangat Baik (Untuk Kategori Bank

dengan Aset di atas Rp 20 triliun)

Page 3: Analisis Swot Danamon

4. Kartu Kredit Cicilan Tetap 'fixnfast' Bank Danamon mendapat penghargaan dari MasterCard

International sebagai The Best MasterCard Electronic Program se Asia-Pasifik Tahun 2003.

(Sumber: Biro riset infobank)

Asia Financial Indonesia Pte. Ltd. (AFI) saat ini memiliki saham Danamon sebesar 66%.

Pemegang saham AFI adalah Temasek Holdings (Pte) Ltd. dan Deutsche Bank AG. Temasek

Holdings merupakan perusahaan induk investasi Singapura dimana banyak anak perusahaannya

menjadi perusahaan terkemuka di Singapura seperti DBS Bank, salah satu kelompok perusahaan

layanan keuangan terbesar di Asia serta perusahaan penerbangan Singapore Airlines, sedangkan

saham Bank Danamon lainnya sebanyak 10% dimiliki oleh Republik Indonesia (Menteri

Keuangan) dan sisanya sebesar 24% dimiliki oleh publik. Bank Danamon dengan motto Percaya

Pada Keyakinan Anda, menyatakan keyakinannya pada prospek ekonomi dan bisnis

kepada para nasabahnya. Gabungan dari kekuatan tim manajemen yang sangat berpengalaman

dalam memahami kebutuhan perbankan para nasabahnya di Indonesia serta didukung oleh

pemegang saham baru yang memiliki pengalaman dan standar internasional, Bank Danamon

memiliki segala unsur yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.

Salah satu produk yang dikeluarkan oleh Bank Danamon dalam mendapatkan keuntungan

adalah dengan membuat divisi Consumer Mass Market (CMM) yaitu produk Dana Pinjam Siap

Pakai (DP-SIP). DP-SIP merupakan produk unsecured personal loan (kredit tanpa agunan)

dengan segmentasi (target pasar) pasar yaitu karyawan swasta dengan status Permanent

Employee (karyawan tetap) dan bekerja pada perusahaan yang telah diverifikasi dan disetujui

oleh tim Risk Management.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Visi Bank Danamon adalah Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai

kesejahteraan, dan Misi Bank Danamon adalah Danamon bertekad untuk menjadi lembaga

keuangan terkemuka di Indonesia yang keberadaannya diperhitungkan. Sedangkan tujuan Bank

Danamon adalah Suatu organisasi yang terpusat pada nasabah, yang melayani semua segmen

dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan

penjualan dan pelayanan dan didukung oleh teknologi kelas dunia. Organisasi adalah alat untuk

Page 4: Analisis Swot Danamon

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan terlebih dahulu agar sesuai dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu organisasi harus pasti dan fleksibel. Kemajuan dan keberhasilan

suatu perusahaan merupakan perwujudan dari organisasi itu sendiri yang didukung oleh para

pegawai dan pimpinan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang tepat maka masing-

masing bagian mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan adanya

pembagian tugas dan wewenang yang baik maka setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif

dan efisien.

3. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

3.1. Faktor Internal Perusahaan

1. Kekuatan Perusahaan (Strenghts)

a. Market leader

Produk DP-SIP ini menjadi market leader di dalam pangsa pasarnya. Hal ini dapat dilihat

dari produk kredit ini yang sudah berlangsung selama 5 tahun.

b. Brand awareness

Produk DP-SIP merupakan pelopor konsep kredit tanpa agunan yaitu dengan syarat

pengajuan kredit hanya dengan fotocopy KTP, Slip gaji/tagihan kartu kredit, dan Materai 6000.

hal ini membuat masyarakat memilih produk kredit tanpa agunan DP-SIP, karena mudah dalam

hal pengajuan kredit dibandingkan bank lain pada produk yang sama.

c. Networking luas

Produk DP-SIP mempunyai networking perusahaan yang luas yang berawal dari satu

perusahaan hingga menjalin kerjasama dengan perusahaan yang lain.

Page 5: Analisis Swot Danamon

2. Kelemahan Perusahaan (Weakness)

a. Suku bunga tinggi

Produk DP-SIP memberikan suku bunga 2% kepada masyarakat jika ingin mengajukan

kredit. Hal ini mengakibatkan produk DP-SIP berkurangnya minat masyarakat untuk

mengajukan kredit pada Produk DP-SIP Bank Danamon, karena produk sejenis pada bank lain

memberikan suku bunga yang lebih rendah yaitu 1,5%.

b. Promosi kurang efektif

Promosi yang sudah dilakukan belum efektif karena belum dilakukan secara berkala.

Perusahaan ingin melakukan promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik secara

berkala, agar seluruh masyarakat Indonesia dapat mengetahui keberadaannya.

3.2. Faktor Eksternal Perusahaan

1. Peluang Perusahaan (Opportunities)

a. Memperluas jaringan

Indonesia memiliki berbagai macam perusahaan yang membutuhkan dana mendesak.

Bank Danamon dengan produk DP-SIP dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang

belum bekerjasama

b. Kemajuan teknologi dan komunikasi

Terjadinya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan

pengaruh positif terhadap usaha ini. Dengan menggunakan fasilitas website, DP-SIP

mendapatkan saran dan kritik dari konsumen serta mendapatkan mitra usaha. Teknologi seperti

telepon, fax, dan telepon genggam telah memperlancar komunikasi dan bisnis serta pembayaran

yang mudah dengan e-banking

Page 6: Analisis Swot Danamon

2. Ancaman Perusahaan (Threats)

a. Kondisi ekonomi yang tidak stabil

Kondisi ekonomi yang tidak stabil akan berdampak pada usaha ini mengakibatkan suku

bunga yang berfluktuasi. Suku bunga yang berfluktuasi dapat mempengaruhi perhitungan bunga

yang diberikan.

b. Tingkat persaingan

Semakin banyaknya perbankkan yang menawarkan berbagai macam jenis kredit dan

pelayanan sebaik mungkin yang berbeda pada setiap bank dalam memuaskan dan memenuhi

harapan konsumen, sehingga tingkat persaingan menjadi ketat.

c. Perubahan pola dan gaya hidup

Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif yang disertai

peningkatan daya beli masyarakat menyebabkan bergesernya pola konsumsi yang mengarah

kepada peningkatan intensitas masyarakat termasuk untuk pembayaran yang tidak lagi

menggunakan uang tunai melainkan kartu kredit.

4. Analisis Matriks SWOT

4.1. Analisis Matriks IFE

Matriks IFE didapat dari hasil identifikasi faktor internal yang berpengaruh terhadap

pemasaran DP-SIP melalui kuesioner yang diisi oleh tiga orang pakar dari perusahaan.

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison (perbandingan

berpasangan) sehingga diperoleh bobot dari masing-masing variabel internal. Penentuan rating

juga dilakukan oleh responden yang sama dan hasilnya merupakan rata-rata, sehingga diperoleh

skor terbobot untuk masing-masing faktor.

Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kemudian faktor-faktor internal yang telah diperoleh

tersebut dimasukan ke dalam matriks IFE untuk mendapatkan total nilai bobot. Pemberian bobot

Page 7: Analisis Swot Danamon

dan rating untuk matriks IFE dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 7. Hasil analisis matriks IFE

pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa faktor strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan

adalah brand awareness yang ditunjukkan dengan nilai masing-masing faktor yang memiliki skor

terbobot paling besar, yaitu 0,66. Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor strategi

internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan adalah promosi yang dilakukan kurang

efektif yang memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu 0,34. Sehingga perusahaan harus

melakukan promosi secara berkala agar seluruh masyarakat Indonesia mengetahui keberadaan

DP-SIP. Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar 2,51 yang

menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat. Perusahaan telah mampu memanfaatkan

kekuatannya dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya dengan baik.

Tabel 4.1. Matriks IFE

IE reduksi komponen matrik internal didapat dari hasil FGD (Focus Group Discussion)

yaitu Cluster, Sales Manager, dan Supervisor. Dari hasil FGD tersebut didapat 5 komponen yang

diukur yaitu Market leader, Brand awareness, Networking luas, Promosi kurang efektif dan Suku

Bunga Tinggi.

4.2. Analisis Matriks EFE

Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi

peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan

Page 8: Analisis Swot Danamon

matriks EFE hampir sama dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-

faktor strategis yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Pemberian bobot dan rating untuk

matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil analisis matriks EFE pada Tabel 4.2

memperlihatkan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman utama yang

harus dihadapi PT Bank Danamon Indonesia. Peluang utama yang dimiliki perusahaan adalah

memperluas jaringan, yaitu sebesar 0,69.

Matriks EFE juga memperlihatkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi PT

Bank Danamon Indonesia, yaitu faktor yang memiliki skor terbobot paling kecil. Dari Tabel 12

terlihat bahwa faktor yang memiliki skor terbobot paling kecil adalah tingkat persaingan, yaitu

sebesar 0,34. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi dalam menghadapi konsumen

agar konsumen merasa puas dan harapan konsumen terpenuhi. Analisis matriks EFE secara

umum menghasilkan skor terbobot sebesar 2,61 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal

perusahaan dibawah rata-rata. Berdasarkan total skor tersebut juga menunjukkan bahwa

perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau tidak menghindari

ancaman-ancaman eksternal.

Tabel 4.2. Matriks EFE

4.3. Analisa Matriks IE

Matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan kemudian digabung untuk dipetakan pada

matriks IE sehingga diketahui posisi perusahaan. Hal ini dapat mempermudah dalam

memberikan pemilihan alternatif strategi pemasaran. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting

Page 9: Analisis Swot Danamon

bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam perbankan.

Nilai matriks IFE sebesar 2,51, sedangkan nilai matriks EFE sebesar 2,61 yang apabila dipetakan

dalam matriks IE terletak pada sel V. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1. Hasil Analisis Matriks IE

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain

(pertahankan dan pelihara). Strategi yang dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar merupakan strategi

untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada lewat usaha pemasaran

yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar merupakan strategi memperkenalkan produk

atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. Strategi pengembangan produk adalah

strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk

atau jasa yang sudah ada.

5. Strategi Bisnis

QSPM digunakan untuk menentukan prioritas strategi dan alternatif-alternatif strategi

yang telah didapatkan melalui matriks IE. Perhitungan dengan QSPM dapat dilihat pada Tabel

5.1, sedangkan tiga alternatif yang diperoleh dari matriks IE yang kemudian dimasukkan ke

dalam QSPM adalah:

Page 10: Analisis Swot Danamon

1. Meningkatkan kegiatan promosi yaitu: menyebarkan brosur dan mengadakan pameran.

2. Menambah jaringan yaitu: memperluas kerjasama dengan perusahaan lain dalam memasarkan

produk pinjaman.

3. Memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada seperti, proses kredit yang lebih cepat

yaitu dalam jangka waktu satu hari. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang menjadi

prioritas utama yaitu meningkatkan kegiatan promosi.

Tabel 5.1 QSPM