analisis swot

15
A. Identifikasi Dan Analisis Masalah Setelah tujuan dan sasaran serta indikator kinerja diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan identitas dan menilai faktor-faktor internal untuk mengetahui mana yang menjadi kekuatan dan keiemahan. Kemudian diikuti dengan melakukan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang sudah teridentifikasi, tujuannya adalah dalam rangka mengetahui dan menentukan kekuatan dan kelemahan yang menjadi faktor kunci keberhasilan atau faktor strategis dalam mencapai sasaran. Untuk mencapai tujuan dan sasaran atau untuk merubah posisi kinerja kearah yang diinginkan, diperlukan faktor-faktor kunci unggulan yang didapat dari diketahuinya faktor-faktor pendorong dan penghambat yang bersumber dari faktor internal dan faktor eksternal organisasi. Faktor internal dapat diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu Kekuatan sebagai faktor pendorong (Strenghts) dan kategori Kelemahan (Weaknesses) sebagai faktor penghambat, sedangkan faktor eksternal diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu Peluang (Opportunities) sebagai

Upload: reni-carica

Post on 03-Aug-2015

123 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Swot

A. Identifikasi Dan Analisis Masalah

Setelah tujuan dan sasaran serta indikator kinerja diketahui, langkah selanjutnya adalah

melakukan identitas dan menilai faktor-faktor internal untuk mengetahui mana yang menjadi

kekuatan dan keiemahan. Kemudian diikuti dengan melakukan penilaian terhadap kekuatan

dan kelemahan yang sudah teridentifikasi, tujuannya adalah dalam rangka mengetahui dan

menentukan kekuatan dan kelemahan yang menjadi faktor kunci keberhasilan atau faktor

strategis dalam mencapai sasaran.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran atau untuk merubah posisi kinerja kearah yang

diinginkan, diperlukan faktor-faktor kunci unggulan yang didapat dari diketahuinya faktor-

faktor pendorong dan penghambat yang bersumber dari faktor internal dan faktor eksternal

organisasi.

Faktor internal dapat diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu Kekuatan sebagai faktor

pendorong (Strenghts) dan kategori Kelemahan (Weaknesses) sebagai faktor

penghambat, sedangkan faktor eksternal diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu

Peluang (Opportunities) sebagai faktor pendorong dan kategori Ancaman (Threats) sebagai

faktor penghambat.

Untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan ekstemai menggunakan alat

analisis SWOT dan pembobotan analisa USG sebagaimana terlihat pada Matrik dibawah ini:

MATRIKS 4.1 PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

NO FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL URG DUK KETERKAITAN TOTAL RANKING

I STRENGTH/KEKUATAN1. Adanya sistem kelembagaan yang

baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

5 5 4 14 1

2. Tersedianya jaringan air minum eksiting

4 4 3 11 4

3. Ketersediaan sumber daya manusia 3 3 3 9 5

Page 2: Analisis Swot

NO FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL URG DUK KETERKAITAN TOTAL RANKING

4. Adanya sistem pengelolaan air secara swadaya

3 4 4 11 4

5.

6.

Keberadaan unit distribusi air minum yang lengkapAdanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

4

4

5

5

3

4

12

13

3

2

WEAKNESSES/KELEMAHAN1. Kurangnya sumber daya air baku

untuk penyediaan air minum4 4 4 12 3

2. Kurang optimalnya tekanan air 4 3 4 11 43. Adanya penurunan debit sumber air

baku5 4 5 14 1

4.

5.

6.

Tingkat kebocoran yang tinggi yaitu diatas 20%Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendahKurang optimalnya sistem monitoring dan evaluasi

4

5

4

4

4

5

4

4

3

12

13

12

3

2

3

lII OPPORTUNITIES/PELUANG1. Adanya partisipasi masyarakat yang

tinggi4 3 4 12 3

2. Adanya undang-undang dan peraturan yang memayungi upaya penyediaan air minum

4 5 4 13 2

3. Sikap kooperatif dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat

4 4 3 11 4

4.

5.

Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

5

4

5

4

4

4

14

12

1

3

IV THREATHS/ANCAMAN1. Adanya konflik kepentingan dalam

pemanfaatan air di sarbagitaku5 4 4 13 1

2.

3.

4.

5.

Tingginya biaya operasi dan pemeliharaan Tingginya harga tarif air yang harus dibayar masyarakatRendahnya kualitas prasarana dan sarana air minum terbangun.Belum tersedianya sparepart produksi lokal

4

4

4

3

4

4

4

3

3

3

4

4

11

11

12

10

3

3

2

4

Page 3: Analisis Swot

Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dan dengan mengambil peringkat I, II, dan III, maka

diperoleh faktor internal (faktor kekuatan & kelemahan) dan faktor eksternal (faktor peluang

& ancaman) yang berpengaruh, yaitu sebagaimana terlihat pada Tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.2 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

FAKTOR-FAKTOR INTERNALNO STRENGTHS NO WEAKNESSESS1 Adanya sistem kelembagaan yang baik

dari instansi/organisasi pengelola air minum

W1 Adanya penurunan debit sumber air baku

S2 Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

W2 Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendah

S3 Keberadaan unit distribusi air minum yang lengkap

W3 Tingkat kebocoran yang tinggi yaitu diatas 20%

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNALNO OPPORTUNITIES NO THREATHSO1 Adanya sistem Penyediaan Air Minum

di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

W1 Adanya konflik kepentingan dalam pemanfaatan air di sarbagitaku

O2 Adanya undang-undang dan peraturan yang memayungi upaya penyediaan air minum

W2 Rendahnya kualitas prasarana dan sarana air minum terbangun.

O3 Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

W3 Tingginya harga tarif air yang harus dibayar masyarakat

B. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan

Dalam memilih dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) dilakukan tahapan

sebagai berikut:

1. Evaluasi faktor internal dan faktor eksternal

Untuk dapat menentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK), maka perlu dilakukan

evaluasi terhadap setiap faktor yang telah teridentifikasi pada Sub Bab IV.A. Suatu

disebut strategis apabila memiliki nilai lebih dari faktor yang lain. Faktor yang telah

memberikan nilai dukungan (kontribusi) tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai

keberhasilan yang diraih organisasi selama ini dan untuk yang akan datang, dianggap

sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut menjadi Faktor Kunci Keberhasilan

(FKK). Adapun aspek yang dinilai dari tiap faktor adalah:

a. Urgensi faktor terhadap misi, meliputi nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF);

Page 4: Analisis Swot

b. Dukungan faktor terhadap misi, meliputi nilai dukungan (ND) dan nilai bobot

dukungan (NBD);

c. Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi nilai keterkaitan (NK), nilai rata-rata

keterkaitan (NRK), dan nilai bobot keterkaitan (NBK).

Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh hasil evaluasi faktor internal dan eksternal

sebagaimana teriihat pada Tabel 4.3 berikut:

Page 5: Analisis Swot

TABEL 4.3 HASIL EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Page 6: Analisis Swot

TABEL 4.4 ARTI SINGKATAN

SINGKATAN ARTI KETERANGAN

NU NILAI URGENSI 5,4,3.2,1

BF BOBOT FAKTOR BF=NU

∑ NU x 100%

ND NILAI DUKUNGAN 5,4,3,2,1

NBD NILAI BOBOT DUKUNGAN NBD = ND x BF

NK NILAI KETERKAITAN 5,4,3.2.1

NRK NILAI RATA-RATA KETERKAITAN NRK=TNK

∑ N-1

NBK NILAI BOBOT KETERKAITAN NBK = NRK x BF

TNB TOTAL NILAI BOBOT TNB = NBD + NBK

FKK FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

TNK TOTAL NILAI KETERKAITAN

2. Pemilihan dan Penetapan Faktor Kunci Keberhasilan

Hasil evaluasi faktor internal dan eksternal selanjutnya digunakan sebagai acuan atau

dasar pemilihan dan penetapan Faktor Kunci Keberhasilan sebagai berikut:

a. Dipilih berdasarkan TNB yang terbesar

b. Kalau TNB sama, pilih BF terbesar

c. Kalau BF sama, pilih NBD terbesar

d. Kalau NBD sama, pilih NBK terbesar

e. Kalau NBK sama, pilih berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rasionalitas.

Penilaian terhadap setiap faktor tersebut diatas secara kualitatif digunakan model skala

nilai (rating scale) yang dikonversikan kedalam angka yaitu:

1. Sangat baik : 5 (sangat tinggi nilai urgensi/dukungan /keterkaitan)

Page 7: Analisis Swot

2. Baik : 4 (tinggi nilai urgensi/dukungan /keterkaitan)

3. Cukup : 3 (cukup nilai urgensi/dukungan/keterkaitan)

4. Kurang : 2 (kurang nilai urgensi/dukungan /keterkaitan)

5. Buruk/jelek : 1 (sangat kurang nilai urgensi / dukungan / keterkaitan)

Dengan skala tersebut di atas maka dapat dilakukan terhadap Faktor Internal dan

Eksternal untuk masing-masing NU, BF, NBD, NRK dan TNB.

Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dapat dievaluasi seperti pada Tabel 4.4. diatas.

Berdasarkan hasil evaluasi faktor eksternal dan internal, dipilih dan ditetapkan Faktor

Kunci Keberhasilan sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5. berikut:

TABEL 4.5 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

FAKTOR-FAKTOR INTERNALNO STRENGTHS NO WEAKNESSES

S1Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

W1Adanya penurunan debit sumber air baku

S2Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

W2Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendah

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNALNO OPPORTUNITIES NO THREATHS

S1

Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

W1

Adanya konflik kepentingan dalam pemanfaatan air di sarbagitaku

S2

Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

W2Rendahnya kualitas prasarana dan sarana air minum terbangun

C. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan hasil perhitungan dan evaluasi faktor keterkaitan internal dan ekstemal,

diperoleh pemanfaatan dari matriks keterkaitan faktor internal dan ekstemal pada Tabel 4.4.

tersebut, kemudian akan didapatkan besaran nilai secara berturut-turut masing-masing: untuk

Page 8: Analisis Swot

Kekuatan (S) = 4,61; Kelemahan (W) = 3,14; Peluang (O) = 4,21; dan Ancaman (T) = 2,89

yang kemudian apabila digambarkan peta kekuatan organisasi ini, akan tampak seperti

diperlihatkan pada Gambar 4.5

Gambar 1. Peta Posisi Kekuatan Organisasi

Sasaran dan kinerja disusun dalam suatu format perumusan tujuan sebagaimana terlihat pada

Tabel 4.6. berikut:

Page 9: Analisis Swot

Tabel 4.6. Perumusan Tujuan

FAKTOR KEKUATAN KUNCI

NO KEKUATAN KUNCI PELUANG KUNCI ALTERNATIF TUJUAN

1 Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

Memantapkan sistem kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional

2 Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

Mengoptimalkan manajemen pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik

Setelah tujuan dirumuskan dan divalidasi kesesuainya dengan misi dan tugas, dilanjutkan dengan

penentuan atau pemilihan alternatif yang terbaik berdasarkan nilai manfaat (M) bagi publik, dan

nilai kemampuan mengatasi kelemahan (KML) dan kemampuan mengatasi ancaman (KMA)

yang diperkirakan dapat menghambat pencapaian tujuan. Penilaian dapat dilakukan dengan

memakai skala 1-5. Pemilihan atau penentuan tujuan berdasarkan:

1. Total Nilai (TN) yang paling besar

2. Kalau TN sama dipilih yang paling besar manfaatnya bagi publik

Penilaian dan penentuan tujuan dalam format Tabel 4.7. berikut:

FAKTOR KEKUATAN KUNCIALTERNATIF TUJUAN

M KML KMA TNKEKUATAN KUNCI PELUANG KUNCI

Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

Memantapkan sistem kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional

5 4 5 14

Adanya manajemen Adanya koordinasi Mengoptimalkan manajemen 4 4 4 12

Page 10: Analisis Swot

FKK EKSTERNAL

pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik

Dalam tahap ini adalah membuat strategi dengan memadukan antara faktor kunci keberhasilan

agar terjadi sinergi dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan dan menetapkan strategi termuat

dalam Diagram 4.8. berikut

DIAGRAM FORMULASI STRATEGI SWOT

Kekuatan (S)

1. Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

2. Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

Kelemahan (W)

1. Adanya penurunan debit sumber air baku

2. Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendah

Peluang (O)

1. Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

2. Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

STRATEGI S-O1. Memantapkan sistem

kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional

2. Mengoptimalkan manajemen pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik

STRATEGI W-O1. Memanfaatkan sistem

penyediaan air minum secara regional untuk mengatasi permasalahan penurunan debit sumber air baku

2. Meningkatkan koordinasi yang baik dari para stakeholder untuk meningkatkan jangkauan pelayanan.

Ancaman (T)

1. Adanya konflik kepentingan dalam pemanfaatan air di sarbagitaku

2. Rendahnya kualitas prasarana dan sarana air minum terbangun

STRATEGI S-T

1. Melakukan sosialisasi untuk memaparkan neraca air yang akan digunakan sebagai sumber air baku.

2. Memaksimalkan manajemen pekerjaan yang baik untuk melakukan monitoring dan evaluasi dalam mengatasi rendahnya kualitas sarana dan prasarana air minum

STRATEGI W-T

1. Mengubah tinjauan teknis dari pelayanan berupa sambungan rumah menjadi sistem keran umum.

2. Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana untuk meningkatkan jangkauan pelayanan air minum.

FKK INTERNAL

Page 11: Analisis Swot