analisis strategi pemasaran usaha kerajinan …/analisis...analisis strategi pemasaran usaha...

111

Click here to load reader

Upload: buihanh

Post on 09-May-2019

280 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Oleh:

TAUFIK HIDAYAT

K7407143

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

Oleh:

TAUFIK HIDAYAT

K7407143

Ditulis dan diajukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Taufik Hidayat. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN

PAYUNG HIAS DI KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN. Skripsi

: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Januari, 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui Strategi pemasaran yang

diterapkan perajin payung hias di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. (2)

Mengetahui kendala yang dihadapi perajin payung hias di Kecamatan Juwiring dan cara

mengatasinya. (3) Mengetahui alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh

pengrajin payung di Kecamatan Juwiring agar dapat meningkatkan penjualan produk

kerajinan payung hias..

Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat dan peristiwa, serta

arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling (sampling bertujuan). Sedangkan teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT yang

diaplikasikan dengan metode interaktif. Sedangkan validitas data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik trianggulasi metode dan trianggulasi sumber/data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Strategi pemasaran

yang diterapkan oleh perajin payung hias di Kecamatan Juwiring terangkum dalam

strategi Marketing Mix, meliputi produk dengan jenis yang beragam, pengembangan

produk dengan melakukan inovasi dan adanya ciri khas pada masing-masing perajin.

Penetapan harga didasarkan pada harga bahan baku, tingkat kesulitan dan tingkat seni

masing-masing dari perajin. Proses distribusi dilakukan melalui distribusi langsung ke

pembeli maupun tidak langsung dengan menggunakan perantara agen. Promosi

dilakukan melalui ucapan, mengikuti pameran dengan bantuan pihak ketiga dan media

internet. Hubungan dengan masyarakat terbangun saling menguntungkan, masyarakat

terbantu dengan penyediaan lapangan kerja dan bahan baku selain pabrik. (2) Kendala-

kendala yang dihadapi perajin diantaranya belum adanya pembukuan yang rapi, akses

terhadap informasi pasar yang kurang, bahan baku jeruji yang terbatas, hambatan masuk

Page 6: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

pasar luar negeri, menejemen yang kurang tertata, modal terbatas dan kurangnya

dukungan pemerintah. Upaya yang dilakukan perajin untuk menghadapi permasalahan

tersebut dengan mempertahankan kualitas payung hias dan memberikan pelayanan

terbaik kepada konsumen, mengikuti pameran seperti pada Expo dengan bantuan pihak

ketiga, mengutamakan modal sendiri dan meminjam ke orang lain, mengambil bahan

baku jeruji seadanya dari perajin jeruji tanpa menunggu pesanan banyak,

mempertahankan ciri khas, berusaha mengikuti selera konsumen, mengadakan inovasi

dan mengadakan promosi melalui internet. (3) Alternatif strategi pemasaran yang tepat

bagi perajin payung hias meliputi: kesempatan pasar, produk, teknologi, perantara,

keuangan, dan permodalan. Analisis tersebut berperan dalam pembentukan strategi yang

tepat melalui analisis SWOT sebagai alat formulai strategi. Sehingga dapat ditentukan

pula aternatif strategi pemasaran bagi perajin payung hias di Kecamatan Juwiring.

Page 7: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Taufik Hidayat. MARKETING STRATEGY ANALYSIS OF PAINTED

UMBRELLA HANDY CRAFT BUSINESS IN JUWIRING RESIDENCE

DISTRICT OF KLATEN. Thesis: Faculty Of Teacher Training and Education.

Sebelas Maret University, Surakarta, January 2012.

The objectives of the research are : (1) For understanding what is the marketing

strategy used by the craftsman of painted umbrella handy craft in Juwiring, District of

Klaten. (2) And then, to know the constraint faced by craftsman and how to solve it. (3)

And for understanding the alternative of marketing strategy which can used by

craftsman in Juwiring to decrease the selling product of painted umbrella handy craft.

The method used in this research is descriptive qualitative method. The kind of

data source used in this research is the informant, place and event, and also archive and

document. Sampling technique used in this study was purposive sampling technique.

While the data collection techniques used are the method of observation, interviews, and

documentation This research used SWOT analysis to analyze data which applied with

interactive method. Triangulation method and triangulation data are used to ensure data

validity for this research.

According to the result of the research, we can conclude that : (1) marketing

strategy used by the craftsman in Juwiring Residence covered in Marketing Mix, there

are include product and its variety, innovation for developing product, and the

characteristic of personal craftsman. Fixing cost is based on the raw material price,

difficulty level, and art level of craftsman. Distribution process is done through direct

distribution to the consumer, or indirectly by using an agent as an intermediary.

Promotion is done through person to person, joined the exhibition with the help of a

third party and internet media. Awakened the benefit relationship with the society and

they helped with the provision of employment.(2) The constrains which faced by the

craftsman such as: the absence of a neat bookkeeping, lack of information access about

the market, limited of raw material (grating), obstacle for foreign market entry, bad of

management, limited capital, and there are no more support from the government.

Craftsman effort to confront these problems by maintaining the quality of painted

Page 8: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

umbrella, and give the best service to the consumer, joined the exhibition expo, used

their own capital or lent to another people, take the raw materials from another

craftsman, maintain the characteristic, understand the consumer taste, make an

innovation and promote their product through internet. (3) The alternative of marketing

strategy which is suitable for craftsman comprise : market chance, product, technology,

agent, finances, and capital. That analysis has function to make the good strategy by

SWOT analysis as a strategy formula. So, from the SWOT analysis, we can also

determine the alternative of marketing strategy for the craftsman in Juwiring Residence.

Page 9: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh:7)

Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal:

Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang berdoa untuknya (Al

Hadits, HR. Imam Muslim)

Ilmu itu tidak akan pernah diraih oleh badan yang bersantai-santai, carilah dengan niat

yang benar, ikhtiar yang tinggi dan doa kepada pemilik alam semesta ini (Penulis)

Bagaikan sebuah anak panah, tak akan berguna sebelum lepas dari busurnya. Tidak

akan berguna ilmu yang banyak, sebelum diri sendiri dan orang sekitar dapat merasakan

manfaat dari ilmu yang diperoleh. (Penulis)

Page 10: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Karya ini dengan aku persembahkan untuk:

Alloh SWT

Kedua orang tuaku, Pak Wid dan Almarhumah Ibu Wantini, Kasih sayang

dan cinta selalu engkau berikan untukku. Robbighfirli Wali Walidayya War

Hamhuma Kama Robbayani Shoghiron.

Almarhum Kakakku, perhatian dan kasih sayang telah engkau berikan sampai

datangnya ketetapan pemilik jiwa ini. Allohummarhamhu.....

Keluarga Besarku, Jazakumullohu khoiron katsiron atas doa dan dorongan

semangatnya

Guru, Dosen dan Asatidzku, Melalui engkaulah aku tahu banyak hal

Teman seperjuangan di SKI FKIP UNS 2007-2010, akhi dan ukhti......

Para mujahid di Panrenov NH, Lazis UNS dan jama’ah Nurul Huda, Bangun

Kembali Masjid Kita!

Keluarga besar SDII Al Abidin Surakarta,

Sahabat dolanku, Tri, Hery, Suko, Adi, Septiyan, Sakim, Udin, Cahyo, Hanif,

Miswan, Teddy. Terima kasih atas kebersamaannya

Mas Nanang, Cahyo, Bang Soim dan sahabat di Masjid Al Huda Nirbitan.

Bersama kalian menambah semangat untuk belajar dien ini

Teman-teman C1 Pendidikan Ekonomi ‘07

Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adikku di PTN FKIP UNS.

FKIP UNS, Almamaterku,..........

Page 11: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, petunjuk

bantuan serta saran-saran yang bermanfaat dari berbagai pihak, yang semuanya itu dapat

memberikan kemudahan dan menunjang dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segenap rasa syukur, hormat dan bahagia

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan P. IPS FKIP UNS yang telah memberikan ijin dalam penulisan

skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang telah memberikan ijin

dalam penulisan skripsi ini.

4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin dalam

penulisan skrpsi ini.

5. Dra. Kristiani, M.Si. selaku pembimbing pertama yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan pengarahan serta petunjuk sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan pengarahan serta petunjuk sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

7. Tim Penguji Skripsi, yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji

penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan

studi di bangku kuliah.

Page 12: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

8. Seluruh Staf Pengajar FKIP UNS khususnya Program Studi Ekonomi bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial.

9. Kepala BAPEDA Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin penelitian.

10. Kepala Desa Kwarasan, Kenaiban, Tanjung dan Tlogorandu beserta pamong desa

yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

11. Perajin payung hias di Kecamatan Juwiring, yang telah memberikan informasi yang

dibutuhkan penulis selama penelitian.

12. Seluruh informan yang telah memberikan informasi-informasi yang sangat berguna

dalam penulisan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi

ini dapat membuka khasanah ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Surakarta, 20 Januari 2012

Penulis

Page 13: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... v

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. .........1

A. Latar Belakang Masalah………………….....………………........… 1

B. Perumusan Masalah………………………........................................ 6

C. Tujuan Penelitian……………..…...................................................... 7

D. Manfaat Penelitian…………………………………………..........… 7

BAB II LANDASAN TEORI………………………...…………………........... 9

A. Tinjauan Pustaka…………..……………………......................……. 9

B. Kerangka Pemikiran……………….………….....................………. 32

BAB III METODE PENELITIAN…………………......................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian…...…………..................................... 34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian…...…………………........................ 34

C. Sumber Data…………………...…………....................................... 36

D. Teknik Sampling………………………..……………..................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data………………..……………….............. 40

F. Validitas Data…………………………..……....…...................……43

G. Teknik Analisis Data….................................…..…………….…… 45

H. Prosedur Penelitian…………………..……………...................….. 47

Page 14: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………… 49

A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………..……................. 49

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ……………........……….... 52

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori............. 66

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI & SARAN ............................................. 87

A. Kesimpulan ................................................................................ 87

B. Implikasi ..................................................................................... 92

C. Saran ........................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA…………………..………….………......................... 95

LAMPIRAN ………………………………......…………………………... 98

Page 15: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Diagram Analisis SWOT ................................................................. 22

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran ......................................................................... 33

Gambar 3 : Prosedur Penelitian ........................................................................... 47

Gambar 4 : Skema Pemasaran Payung Hias ...................................................... 53

Gambar 5 : Diagram Hasil Analisis SWOT ........................................................ 82

Page 16: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Komoditas UMKM Kabupaten Klaten...................................................3

Tabel 2 : Identifikasi Sentra Kerajinan Payung di Kecamatan Juwiring...............4

Tabel 3 : Jumlah Perajin Payung dan Pembuat Kerangka.....................................5

Tabel 4 : Diagram Matrik SWOT.........................................................................25

Tabel 5 : Diagram Matrik Internal-Eksternal.......................................................26

Tabel 6 : Faktor Internal Kerajinan Payung Hias.................................................75

Tabel 7 : Faktor Eksternal Kerajinan Payung Hias..............................................80

Tabel 8 : Analisis dengan menggunakan Matrik General Elektric ......................81

Tabel 9 : Matrik SWOT........................................................................................83

Page 17: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara......................................................................98

Lampiran 2 : Daftar Nama Informan..................................................................100

Lampiran 3 : Field Note......................................................................................101

Lampiran 4 : Trianggulasi Sumber Data.............................................................160

Lampiran 5 : Trianggulasi Metode......................................................................188

Lampiran 6 : Daftar Nama Perajin......................................................................199

Lampiran 7 : Dokumentasi..................................................................................200

Lampiran 8 : Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi....................................207

Lampiran 9 : Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi....................................208

Lampiran 10 : Surat Permohonan Ijin Research/Try Out....................................209

Lampiran 11 : Surat Permohonan Ijin Penelitian................................................210

Lampiran 12 : Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian.........................211

Page 18: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap negara dalam melakukan pembangunan mempunyai tujuan untuk

menyejahterakan rakyatnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, satu

sasaran utama dari pembangunan sektor ekonomi adalah peningkatan kesempatan

berusaha dan peningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM). Diharapkan dengan pengembangan

UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang besar sehingga nantinya masyarakat

akan lebih produktif dan mempunyai daya saing untuk menghasilkan barang atau

jasa.

Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia selama ini menunjukkan

posisi strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah terbukti mampu hidup dan

berkembang ketika krisis melanda Indonesia. Saat krisis ekonomi melanda

Indonesia di tahun 1997, banyak usaha berskala besar yang mengalami kerugian,

sedangkan UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.

Demikian pula di kala krisis finansial global yang bermula di Amerika Serikat

tahun 2008, UMKM tetap menjadi sumber penghidupan banyak orang. Neddy

Rafinaldy (2006) menjelaskan peran itu ditandai dengan kedudukannya sebagai

pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, penyedia lapangan

kerja terbesar, pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

UMKM di Indonesia mempunyai kontribusi yang sangat signifikan.

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian menunjukkan bahwa jumlah pelaku

UMKM sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,91 persen dari seluruh jumlah

pelaku usaha di Indonesia. Jumlah tenaga kerjanya mencapai 90,9 juta pekerja

atau sebanding dengan 97,1 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Nilai

investasi UMKM mencapai Rp 640,4 triliun atau 52,9 persen dari total investasi.

1

Page 19: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Menghasilkan devisa sebesar Rp 183,8 triliun atau 20,2% dari jumlah devisa

Indonesia. Bidang-bidang usaha yang ada sangatlah beragam, seperti makanan-

minuman, jasa, pertanian, perikanan, kerajinan, ritel, transportasi dan lain

sebagainya. Artinya, kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi 2010

tidak dapat diabaikan (http://www.ekon.go.id).

Pengembangan UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai

hambatan dan tantangan. Kemajuan teknologi dan informasi yang semakin cepat

membuat UMKM berhadapan dengan industri besar yang mempunyai

kemampuan finansial yang lebih dan teknologi serba canggih. Namun demikian

dengan berbagai keterbatasan, UMKM masih diharapkan menjadi andalan

perekonomian Indonesia. Keberadaan UMKM dimasing-masing daerah menjadi

tolak punggung pendapatan sebagian besar masyarakat. Hal ini tentunya

mendorong pemerintah untuk lebih memberikan perhatian khusus kepada para

pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk lebih maju.

Di Kabupaten Klaten, proporsi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah

40 persen, 27 persen, dan 33 persen. UMKM yang ada memasarkan output

produksinya ke beberapa area pemasaran seperti lokal, regional, nasional dan

internasional. Sebagian besar produk UMKM di Kabupaten Klaten memiliki

daerah pemasaran di luar Kabupaten Klaten (75 persen). Cakupan pemasaran

tersebut terdiri dari 21 persen memiliki pasar regional, 42 persen nasional dan 12

persen berorientasi ekspor. Banyak UMKM di Kabupaten Klaten memiliki

hambatan dalam mengembangkan usaha. Setidaknya terdapat 80 persen UMKM

di Kabupaten Klaten memiliki hambatan dalam pengembangan usaha

(http://www.umkm-soloraya.com).

Tabel 1: Komoditas UMKM kabupaten Klaten.

Nama

Komoditi/

Produk

Jumlah

UMKM

Spesifik Produk Kapasitas

Per Bulan

Keterangan

Pande

besi/

Logam

1.624 alat pertanian, alat

dapur, kompor,

timbangan, barang

teknik, ornamen

661.458

unit

Sentra/Kelompok

Batik 1.070 Batik tulis 1.938 unit Sentra/Kelompok

ATBM 1.390 Lurik, serbet, 160.583 Sentra/Kelompok

Page 20: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

handuk unit

Bordir 196 Pakaian adat, fayet 70.875

unit

Sentra/Kelompok

Konveksi 1.700 Hem,pakaian,celana,

training

76.500

unit

Sentra/Kelompok

Jasa Jahit 672 Jahit pakaian jadi 14.000

unit

Sentra/Kelompok

Tali

Temali

100 Benang, tali temali 1.076 unit Sentra/Kelompok

Kulit 125 Tas, ikat pinggang,

hiasan

4.940 unit Sentra/Kelompok

Aneka

kerajinan

2572 Anyaman 8.362 unit Sentra/Kelompok

Wayang kulit &

kelitik

2.310 unit Sentra/Kelompok

Alat dapur 5.743 unit Sentra/Kelompok

Sangkar burung 2.000 unit Sentra/Kelompok

Ukir kayu, topeng,

kerajinan kayu

4.220 unit Sentra/Kelompok

Gerabah 22.135

unit

Sentra/Kelompok

Benang aval 5.600 unit Sentra/Kelompok

Mainan anak 840 unit Sentra/Kelompok

Tulang tanduk 9.072 unit Sentra/Kelompok

Payung 3.480 unit Sentra/Kelompok

Sulak bulu 3.266 unit Sentra/Kelompok

Kipas 2.520 unit Sentra/Kelompok

Kapas kecantikan 3.780 unit Sentra/Kelompok

(Sumber: http:// dinkop-umkm.jatengprov.go.id.htm, diakses tanggal 11 Januari

2011)

Komoditas yang dihasilkan UMKM di Kabupaten Klaten dapat dibagi

menjadi tiga katagori. Katagori pertama yaitu logam yang memproduksi alat

pertanian, alat dapur, kompor, timbangan, barang teknik dan ornamen. Jumlah

UMKM komoditas logam sebanyak 1.624 UMKM dengan kapasitas perbulan

mencapai 661.458 unit. Katagori kedua adalah tekstil, terdiri dari batik dengan

1.070 UMKM, ATBM dengan 1.390 UMKM, bordir dengan 196 UMKM,

konveksi dengan 1.700 UMKM dan jasa jahit dengan 672 UMKM. Katagori yang

ketiga berupa kerajinan, terdiri dari tali temali, kulit dan aneka kerajinan. Jumlah

UMKM yang ada mencapai 2.797 UMKM, terdiri dari 100 UMKM komoditas tali

temali, 125 UMKM komoditas kulit dan 2.572 UMKM komoditas aneka

Page 21: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kerajinan. Komoditas aneka kerajinan menghasilkan spesifikasi produk yang

beraneka ragam, meliputi anyaman, wayang kulit & kelitik, alat dapur, sangkar

burung, ukir kayu & topeng, gerabah, benang aval, mainan anak, tulang tanduk,

payung hias, sulak bulu, kipas dan kapas kecantikan.

Salah satu sentra UMKM kerajinan yang sudah ada sejak jaman kolonial

Belanda sampai sekarang adalah kerajinan payung di Kecamatan Juwiring,

Kabupaten Klaten. Para perajinnya masih bisa ditemui didusun Gumantar, Tanon,

Tlogorandu dan Terban. Kerajinan payung ini merupakan seni warisan pada era

keraton. Tahun 1960-an merupakan masa kejayaan dari usaha kerajinan payung.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah memberikan temuan payung

yang lebih baik sebagai alat tadah hujan. Payung yang dibuat melalui pabrik-

pabrik besar mempunyai kelebihan, yaitu lebih awet dan mudah untuk dibawa.

Kerajinan payung Juwiring mengalami perubahan. Kreativitas dan

ketekunan sebagian perajin memunculkan payung hias yang unik. Perajin payung

di Kecamatan Juwiring saat ini ada yang membuat payung motho, payung yang

fungsi utamanya adalah sebagai perangkat kematian dan adapula payung hias.

Payung hias mempunyai banyak fungsi dan bercorakkan seni yang tinggi. Payung

ini berfungsi hiasan desain interior, pajangan, kap lampu, dekorasi pengantin,

simbol keraton, alat pembeda pejabat keraton dan alat tari-tarian. Selain itu

digunakan pula sebagai upacara bersih desa, labuhan dilaut, Mauludan, upacara

keraton, dan payung pengantin.

Payung hias dari kecamatan Juwiring juga diminati oleh konsumen

mancanegara, sehingga area penjualannya pun sampai di ekspor ke luar negeri.

Untuk area dalam negeri, payung ini merupakan simbol wajib bagi keraton

Surakarta dan Yogyakarta. Pemasaran dikota lain meliputi daerah Ponorogo,

Blitar, Cirebon, Bali.

Tabel 2: Identifikasi Sentra Kerajinan Payung di Kecamatan Juwiring

Kriteria Keterangan

Spesifikasi Produk Payung Hias

Lokasi Dusun Gumantar, Tanon, Tlogorandu, Terban dan

Kebon gede

Bahan Baku Bambu, kayu mlinjo, kertas, kain, cat, lem, minyak cat,

benang wol/ benang emas

Page 22: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tujuan Pemasaran Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Bali,

Ponorogo, Blitar dan Luar Negeri

Macam Produk Payung susun, payung agung, payung kembang,

payung dekorasi, payung tradisional

Fungsi Produk Hiasan desain interior, pajangan, kap lampu tempel,

kap lampu duduk, kap lampu gantung, dekorasi

pernikahan, payung agung/ simbol keraton, alat

penanda pejabat keraton, upacara adat, alat pelengkap

tarian, perangkat upacara kelahiran dan kematian

Omzet Penjualan Per

Bulan

Rp. 2.500.000,00 s.d. Rp. 5.000.0000,00

Produksi Per Bulan Tergantung jenis payung yang dihasilkan

(Sumber: diolah dari data primer tahun 2011)

Potensi yang dimiliki perajin payung hias memungkinkan produk ini untuk

bisa berkembang. Potensi itu dapat dilihat melalui bahan baku yang mudah

didapatkan dan beberapa macam fungsi produk yang ditawarkan. Disamping itu

potensi lainnya adalah pemasaran produk yang mencapai luar negeri. Tentunya

hal ini menjadikan payung hias mampu bersaing dengan produk hiasan lainnya.

Payung hias merupakan produk warisan budaya yang mengandung nilai

seni. Nilai yang tidak bisa dilihat oleh setiap orang, tetapi hanya kalangan tertentu

sehingga konsumennya pun orang-orang yang senang terhadap budaya. Apabila

sasaran pasar bisa dijadikan lebih luas maka kerajinan payung hias akan

bertambah maju. Berdasarkan potensinya, payung hias menjadi sebuah kerajinan

yang perlu dikembangkan.

Tabel 3. Jumlah perajin payung dan pembuat kerangka

Dusun Perajin Payung Perajin Kerangka Payung

Gumantar 14 7

Tanon 11 -

Tlogorandu 3 -

Terban 2 -

Kebongede - 8

Jumlah 30 perajin 15 perajin

(Sumber: diolah dari data primer tahun 2011)

Tabel 3 menunjukkan persebaran lokasi perajin payung di Kecamatan

Juwiring. Walaupun jumlah perajin tidak sebesar dahulu, perajin payung sekarang

ada 30 perajin ditambah dengan 15 perajin kerangka payung. 14 perajin payung

dan 7 perajin kerangka berlokasi di Gumantar, 11 perajin payung di Tanon, 3

Page 23: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perajin payung di Tlogorandu, 2 perajin payung di Terban dan di Kebongede

terdapat 8 perajin kerangka payung.

Realita yang ada telah menggambarkan bahwa usaha kerajinan terutama

yang berskala mikro dan kecil mengalami berbagai permasalahan dalam

menerapkan strategi pemasaran. Permasalahan yang timbul baik dari dalam

maupun dari luar negeri menyangkut masalah produk, harga, promosi dan

distribusi. Hal tersebut juga terjadi dalam usaha kerajinan payung hias di

kecamatan Juwiring. Permasalahan yang terjadi adalah inovasi produk yang

masih kurang, sebagian perajin yang kurang menjaga kualitas, tidak adanya

paguyuban yang memungkinkan para perajin untuk duduk bersama membahas

suatu permasalahan, promosi yang dilakukan sangat minim, tidak adanya catatan

pembukuan dalam proses produksi maupun penjualan dan modal yang dimiliki

terbatas.

Permasalahan yang ada perlu untuk segera diminimalisir melalui berbagai

solusi yang mungkin dapat diterapkan. Analisis strategi pasar merupakan salah

satu wujud langkah nyata yang dapat ditempuh untuk meminimalisir kekurangan

dengan memanfaatkan peluang yang ada dan menggunakan kelebihan untuk

mengantisipasi ancaman sehingga nantinya dapat mengembangkan usaha

kerajinan payung hias. Strategi pemasaran yang baik tentunya akan dapat

meningkatkan penjualan. Terobosan baru sangatlah dibutuhkan bagi peningkatan

usaha, bisa dari segi produk, harga, promosi maupun distribusi.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka hal ini menjadi suatu yang

menarik untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, untuk membatasi

permasalahan penelitian ini maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian yang

berjudul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN

PAYUNG HIAS DI KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan pokok masalah sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh perajin payung hias di

Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten?

2. Kendala apa saja yang dihadapi perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

dan bagaimana cara mengatasinya?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh perajin

payung hias di Kecamatan Juwiring agar dapat meningkatkan penjualan

produk kerajinan payung hias?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Strategi pemasaran yang diterapkan para perajin payung hias di

Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring dan cara mengatasinya.

3. Mengetahui alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh perajin

payung di Kecamatan Juwiring agar dapat meningkatkan penjualan produk

kerajinan payung hias.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang rinci, akurat

dan aktual sehingga dapat memberikan manfaat antara lain sebaga berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah khasanah keilmuan mengenai pengembangan strategi

pemasaran usaha mikro dan kecil.

b. Dapat menambah bahan masukan pada penelitian berikutnya yang berkaitan

pengembangan strategi pemasaran usaha mikro dan kecil.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Klaten, dalam

rangka merumuskan kebijakan untuk usaha mikro dan kecil khususnya

produk kerajinan payung hias.

Page 25: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi positif kepada pihak

perajin payung hias di Kecamatan Juwiring dan pihak-pihak yang terkait

dalam pembinaan pengembangan usaha mikro dan kecil.

c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk

membandingkan antara teori yang penulis terima di bangku perkuliahan

dengan praktik dan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.

Page 26: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Melalui pemasaran, akan didapat

manfaat yang besar bagi organisasi dan stakeholder-nya. Arti pemasaran

seringkali digambarkan sebagai aktivitas penjualan maupun periklanan.

Padahal, pengertian pemasaran jauh lebih luas dibandingkan penjualan maupun

periklanan. American Marketing Association (dalam Fandy Tjiptono,

Gregorius Chandra & Dadi Adriana, 2008) mendefinisikan “ Pemasaran adalah

fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengomunikasikan dan

menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan

sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan

stakeholder-nya”.

Ahli pemasaran yang lain telah memberikan definisi pemasaran yang

berbeda. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 6) pemasaran adalah “Proses

dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai

dari pelanggan sebagai imbalannya”. Sedangkan Wiliam J. Stanton (dalam

Husein Umar, 2003) menjelaskan pemasaran merupakan suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada konsumen saat ini maupun

kepada konsumen potensial.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan proses dimana perusahaan mengidentifikasi kebutuhan dan

keinginan konsumen, baik konsumen yang ada saat ini maupun konsumen

potensial, menentukan produk apa yang akan diproduksi, menentukan harga

9

Page 27: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dari produk itu, kemudian menentukan cara-cara berpromosi dan

mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen dengan tujuan untuk

menangkap nilai sebagai imbalannya.

b. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap konsumen.

Perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan konsumen untuk memenuhi apa yang mereka harapkan. Konsep

pemasaran berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen yang

didukung oleh usaha pemasaran untuk memberikan kepuasan konsumen dalam

rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan pemasaran

dilakukan tidak hanya ketika barang sudah tersedia, namun dimulai jauh

sebelum itu. Kotler & Trias (2007) berpendapat bahwa pemasaran dimulai

dengan menganalisis kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh produk

dan jasa.

Penerapan konsep pemasaran bertujuan pula supaya kepuasan konsumen

terpenuhi dengan lebih efektif dan efisien dibanding para pesaing, seperti yang

dijelaskan Kotler & Armstrong (2008:12) bahwa “Konsep pemasaran

menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan

akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan dengan

lebih baik daripada pesaing”. Kebutuhan diartikan sebagai kekuatan dasar yang

mendorong pelanggan untuk ambil bagian dan terlibat dalam pertukaran yang

mana ketika tidak terpuaskan akan ada kesenjangan antara kondisi aktual

dengan dimensi fisik atau psikologi, sedangkan keinginan mencerminkan

hasrat seseorang terhadap cara-cara tertentu dalam memuaskan kebutuhan

dasar (Boyd, Walker & Larreche, 2000).

Konsep pemasaran mempunyai tujuan akhir. Tujuan akhir dari konsep

pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Dalam suatu

organisasi bisnis tujuan utamanya adalah laba. Sedangkan untuk organisasi

publik, tujuannya adalah mendapatkan dana yang memadai untuk melakukan

aktivitas-aktivitas sosial dan pelayanan publik. Untuk mencapai hal itu, ada

Page 28: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

tiga elemen kunci yang menentukan kesuksesan dalam implementasinya.

Menurut Fandy Tjiptono et al (2008) ketiga elemen tersebut adalah:

1). Kepuasan Pelanggan

Konsekuensi kepuasan pelanggan sangat penting bagi kalangan bisnis,

pemerintah dan juga konsumen. Bagi bisnis, kepuasan pelanggan dipandang

sebagai salah satu kinerja pasar. Kepuasan akan memberikan peningkatan

pertumbuhan penjualan dan pembelian ulang produk. Bagi pemerintah,

kepuasan pelanggan dapat membantu mengidentifikasi industri yang

mendapatkan tindakan atau tidak. Sedangkan bagi konsumen, konsep

kepuasan pelanggan bermanfaat memberikan informasi lebih jelas terhadap

produk tertentu.

2).Kualitas Layanan

Kulitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang

menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Kualitas layanan menunjukkan

perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan perusahaan

dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan diwujudkan dengan

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta penyampaiannya

dalam mengimbangi harapan pelanggan. Sedangkan harapan pelanggan bisa

berupa tingkat kinerja yang diperkirakan, seharusnya dan terbaik yang dapat

diterima konsumen.

3). Loyalitas Pelanggan

Dalam konteks merek, loyalitas mencerminkan komitmen psikologis

terhadap merek tertentu, sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata

menyangkut pembelian merek tertentu yang sama berulang kali bisa jadi

dikarenakan merek itulah satu-satunya yang ada pada saat itu. Loyalitas

pelanggan berlaku juga untuk jasa, organisasi dan aktivitas.

c. Strategi Pemasaran

Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategia yang artinya seni atau

ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai

suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan

Page 29: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

material untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian istilah tersebut dalam

konteks bisnis strategi dapat diartikan sebagai arah bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih yang merupakan pedoman untuk mengalokasikan

sumber daya dan usaha suatu organisasi.

Perusahaan yang ingin berhasil dalam melakukan pemasarannya

membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat diterapkan. Strategi tidak hanya

diimplementasikan semata-mata hanya berorientasi jangka pendek, tetapi

dalam kaitannya dengan jangka panjang dengan disertai adanya tindak lanjut

secara terus-menerus dan senantiasa meningkat. Menurut Hamel dan Prahalad

yang dikutip oleh Freddy Rangkuti (2006: 4) “Strategi merupakan tindakan

yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan

dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan dimasa depan”.

Menurut Basu Swastha DH dan Irawan (2001: 70) menyatakan bahwa:

Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana

keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentuan strategi ini dapat

dilakukan oleh menejer pemasaran dengan membuat tiga macam

keputusan yaitu : 1) konsumen manakah yang akan dituju?, 2) kepuasan

seperti apakah yang diinginkan konsmen?, 3) marketing mix seperti apa

yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut”.

Dalam pengembangannya strategi pemasaran terdiri atas berbagai elemen

yang dititikberatkan pada elemen-elemen pemasaran.

Strategi pemasaran menurut Kottler & Amstrong (2008: 58) adalah

“Logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai

pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan”. Menurut Basu

Swastha dan Irawan (2001: 75) menyatakan “Ada empat konsep yang

mendasari strategi pemasaran yaitu: a) Segmentasi pasar, b) Penentuan posisi

pasar (market positioning), c) Strategi memasuki pasar ( market entry

strategy), d) Strategi marketing mix”.

d. Strategi Marketing Mix

Basu Swastha & Irawan (2001:193) menyebutkan “Marketing Mix dapat

diartikan sebagai kombinasi dari keempat variabel atau kegiatan yang

Page 30: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan adalah produk, struktur harga,

kegiatan promosi dan sistem distribusi. Menurut Mahfoedz (2010:61) “ Bauran

pemasaran ialah sarana pemasaran taktis meliputi produk, harga, tempat dan

promosi yang dibaurkan untuk mendapat respons yang diinginkan dari pasar

sasaran”. Kotler dalam Chai Lee Goi (2009) menambahkan political power dan

public opinion/ public relation dalam bauran pemasaran sehingga akan menjadi

6P. Bauran pemasaran menjadi salah satu perangkat yang menopang dari

keberhasilan perusahaan. Keberhasilan itu akan diraih apabila perusahaan

mampu menerapkan marketing mix yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,

sehingga kepuasan terpenuhi dan terbentuk pula sebuah hubungan yang kuat

dengan pelanggan.

1) Produk

Produk yang ditawarkan perusahaan dapat berupa barang, jasa,

pelayanan maupun informasi. Masing-masing mempunyai karakteristik

tersendiri. Perusahaan melakukan berbagai terobosan yang inovatif supaya

produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Para

pemasar berusaha keras supaya produk yang ditawarkan dapat meningkat

penjualannya sehingga siklus dari kehidupan perusahaan akan mengalami

pertumbuhan pula.

Kottler & Amstrong (2008) menjelaskan produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,

akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu

keinginan atau kebutuhan. Namun hal ini tidak hanya sekadar barang-

barang yang berwujud saja, tetapi mencakup obyek-obyek fisik, jasa, acara,

orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini. Mahmud

Mahfoedz (2010) juga mengungkapkan suatu produk bukan sekedar

komponen fisik, melainkan barang atau jasa yang mencerminkan potensi

untuk memenuhi rentang kebutuhan konsumen baik yang disadari maupun

yang tidak disadari.

Page 31: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Produk bisa jadi terdiri dari suatu kombinasi fisik dan elemen jasa

atau pelayanan dan keseimbangan antara keduanya secara bervariasi.

Produk meliputi variasi produk, kualitas, desain, fasilitas, nama merek,

kemasan, ukuran, layanan, garansi dan pengembalian.

2) Harga

Harga merupakan salah satu dari unsur bauran pemasaran. Para

konsumen seringkali membandingkan harga salah satu produk dengan

produk yang lain. Keinginan konsumen adalah untuk mendapatkan harga

yang lebih murah dengan kualitas yang sama dengan produk sejenis.

Menurut Andry Kusnadi, Ryan Sastradiharja, Frida Findriani dan

Timotheus Lesmana (2008:142) menyatakan “Price (harga) adalah sejumlah

uang yang harus dibayar konsumen untuk memperoleh produk. Price bukan

hanya mencakup harga yang tertera pada barang, tetapi juga mencakup

potongan harga (discount), batas kredit, kelonggaran pembayaran dan

periode pembayaran”.

Dalam memposisikan harga dari suatu produk, perusahaan harus

tepat dalam melakukan penetapannya, jangan sampai terlalu rendah yang

menyebabkan perusahaan merugi maupun terlalu tinggi yang membuat

konsumen akan berpaling ke produk lain. Untuk itu harus ada penetapan

harga yang sesuai. Penetapan harga menurut Freddy Rangkuti (2009)

sebagai sebuah usaha dalam memilih harga yang paling sesuai dari berbagai

kemungkinan untuk menjualnya yang kadangkala merupakan suatu tindakan

penyeimbang.

3) Promosi

Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang terpenting.

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan.

Andry Kusnadi et al (2008:140) menjelaskan bahwa “Promosi adalah

aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan

produk serta membujuk pelanggan sasaran agar membeli produk”.

Page 32: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Keseluruhan program komunikasi pemasaran perusahaan disebut juga

bauran promosi. Bauran promosi terdiri dari:

a) Periklanan

Setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung

(tanpa personil) dan promosi ide, barang atau jasa dilakukan oleh

sponsor tertentu.

b) Personal selling

Presentasi langsung yang dilakukan oleh personil wiraniaga

perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan

konsumen

c) Promosi penjualan

Motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan

suatu produk barang atau jasa

d) Publisitas

Penyampaian informasi yang didesain untuk membangkitkan minat

lebih pada perseorangan atau perusahaan melalui media informasi

tanpa pengeluaran biaya karena pertimbangan besarnya minat

khalayak.

4) Distribusi

Distribusi mempunyai berbagai fungsi dalam pemasaran. Menurut

Mahmud Mahfoedz (2010) fungsi distribusi adalah membawa produk

kepasar sasaran dengan berbagai rangkaian aktivitas, yang terpenting dari

aktivitas tersebut adalah penjualan (dan pengiriman barang) dari produsen

ke konsumen akhir. Fungsi distribusi lainnya adalah mempromosikan

produk, menyimpannya dan menanggung resiko selama proses distribusi.

Freddy Rangkuti (2009:23) menulis “Distribusi adalah menempatkan

suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai

sejenis aktivitasnya yang keseluruhan berkaitan dengan bagaimana

menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen”. Menjadi

bagian yang penting adalah mengambil keputusan – keputusan tentang

penempatan produk berkaitan dengan usaha-usaha untuk menyediakan

Page 33: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

produk dalam jumlah yang sesuai dan lokasi yang tepat pada saat

diinginkan konsumen. Dalam melaksanakan tugas ini, perusahaan

membutuhkan kerjasama dengan berbagai perantara dan saluran distribusi.

Perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran

barang dari produsen ke konsumen akhir ataupun pelanggan Oleh

karenanya, proses distribusi sangat mempengaruhi dari keberhasilan

perusahaan. Produsen dan konsumen dalam hal ini dihubungkan dengan

kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang yang dihasilkan

produsen kepada konsumen. Bentuk dari wujud perantara bisa dilakukan

dengan melalui distributor atau dealer maupun dalam wujud seorang

perantara berkomunikasi dengan pembeli atas nama perusahaan.

Sementara yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah rangkaian dari

perantara.

Distribusi memiliki beberapa bauran. McCarthy dalam Fandy Tjiptono

et al (2008) mengungkapkan distibution meliputi beberapa aspek yaitu

saluran distribusi, cakupan distribusi, kelengkapan produk, lokasi, sediaan,

fasilitas penyimpanan dan transportasi.

5) Political Power

Kekuatan politik dalam suatu negara maupun daerah akan

mempengaruhi kegiatan pemasaran suatu produk. Pejabat- pejabat terkait

dan pemerintah mempunyai peranan penting dalam menciptakan keadaan

ekonomi negara. Kotler (1986) menyatakan kekuatan politik merupakan

kunci untuk memenangkan dukungan dari pejabat industri, anggota dewan

dan pemerintah untuk masuk dan beroperasi di pasar sasaran. Untuk

mencapai tujuan ini, pemasar harus memiliki keterampilan negosiasi yang

baik dengan otoritas yang relevan.

Perusahaan harus mengidentifikasi pihak-pihak untuk membuka pintu

gerbang pasar. Lobi yang baik dengan pengambil keputusan akan

menguntungkan kegiatan pemasaran. Dukungan dari pemerintah dan

pejabat terkait memberikan peluang bagi sebuah perusahaan untuk lebih

Page 34: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berkembang. Pemasar harus mampu melobi dan mempunyai keterampilan

bernegosiasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pihak terkait.

Peraturan dan kebijakan pemerintah sebagai penyelenggara negara

menentukan kondisi perekonomian negara. Kekuatan politik dalam

penyelenggaraan negara akan berdampak kepada para pengusaha dan

pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat melalui penerapan kebijakan

pemerintah untuk membatasi masuknya barang-barang impor yang

menguntungkan pengusaha produk dalam negeri. Political Power

termasuk pula peraturan pemerintah terhadap produk yang dipasarkan

maupun aturan / larangan dari pemerintah setempat.

Usaha mikro sering menghadapi kendala. Keterbatasan dana dan

kemampuan membuat usaha mikro hanya dapat menerima keputusan

pemerintah. Keterampilan melobi dan bernegosiasi dengan pihak pembuat

keputusan tidak ada, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat

mempengaruhi keputusan pemerintah. Pengusaha mikro akan

mengabaikan untuk menjaga hubungan dengan kekuatan politik.

6) Public Relation

Merupakan strategi untuk menarik opini masyarakat dalam waktu

lebih lama bertujuan membangun sebuah citra. Menurut Mahmud

Mahfoedz (2005) public relation merupakan sarana yang dilakukan

dengan menjalin hubungan dengan berbagai konsumen perusahaan dan

masyarakat umum dengan tujuan untuk membangun citra perusahaan yang

positif agar mendapat nama baik dan mengatasi kabar angin , laporan dan

berita-berita yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Hubungan masyarakat bisa dilakukan dengan memberikan

tanggapan atas suatu berita yang tidak benar melalui media. Jika

perusahaan mengembangkan informasi atau laporan yang menarik,

informasi tersebut dapat dimuat diberbagai media yang membawa hasil

yang lebih memiliki kredibilitas lebih tinggi daripada iklan sehingga akan

membuahkan hasil yang luar biasa. Hubungan masyarakat yang baik dapat

tercapai melalui berbagai hal, diantaranya dukungan kegiatan kemanusian,

Page 35: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

partisipasi kegiatan sosial, mensponsori kegiatan masyarakat dan

menyelenggarakan pameran.

Citra perusahan sangat tergantung dari opini masyarakat. Perusahaan

harus memahami sikap, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Cara pandang

masyarakat di satu daerah dengan daerah lain mempunyai perbedaan. Para

pemasar harus berusaha menciptakan opini masyarakat dan bekerjasama

secara baik dengan media. Menurut Mahmud Mahmudz (2005) dalam

penetapan tujuan pemasaran, public relation dapat memberikan kontribusi:

a) Membangun kesadaran: Public relation dapat menempatkan informasi

dalam media untuk menarik perhatian pada produk, orang, atau

gagasan.

b) Membangun kredibilitas: Public relation dapat meningkatkan

kredibilitas dengan mengkomunikasikan pesan dalam konteks

editorial.

c) Memotivasi wiraniaga dan penyalur: Public relation dapat membantu

memberikan semangat kepada para penyalur dan wiraniaga.

e. Lingkungan Pemasaran

Setiap usaha harus mampu memonitor dan menyelidiki keadaan

lingkungan pemasaran yang terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan di

luar kendali perusahaan dan berperan penting dalam menentukan posisi. Dalam

penyusunan strategi pemasaran, perlu menganalisis faktor-faktor lingkungan

yang terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

1) Lingkungan Internal

Lingkungan ini merupakan kekuatan yang berhubungan erat dengan

pelaksanaan fungsi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan

dalam melayani konsumen. Faktor-faktor lingkungan internal yang akan

memberikan pengaruh besar terhadap perusahan adalah:

a) Produksi dan Operasi

yaitu aspek-aspek yang berkaitan dengan keluwesan proses operasi dan

kebijakan yang berkaitan dengan infrastruktur produksi.

Page 36: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b) Sumber Daya Manusia

yaitu aspek yang bertujuan menyangkut individu–individu yang

menjalankan operasi perusahaan agar memiliki kompetensi terhadap

pekerjaannya.

c) Pemasaran

yaitu aspek yang menyangkut perusahaan untuk mempengaruhi

konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan

pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan konkrit dan

terprogram melalui produk (product), harga (price), promosi (promotion),

distribusi (distribution), kekuatan politik (political power) dan hubungan

masyarakat ( public relation).

d) Keuangan

yaitu aspek yang menyangkut kemampuan keuangan usaha seperti

permodalan dan kondisi keuangan perusahaan.

2) Lingkungan Eksternal

Tinjauan terhadap suatu usaha tidak akan terlepas pada informasi

tentang kekuatan-kekuatan luar (outside forces) yang memungkinkan

bersinggungan dengan tujuan perusahaan. Mahmud Mahfudz (2005) membagi

lingkungan eksternal menjadi dua, yaitu: lingkungan eksternal makro dan

lingkungan eksternal mikro.

a) Lingkungan Eksternal Makro

Lingkungan dari pengaruh eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas

dan kesempatan pemasaran perusahaan, meliputi:

(1) Demografi

Demografi mengacu kepada ciri populasi manusia, yang meliputi faktor-

faktor seperti ukuran, distribusi dan pertumbuhan. Hal ini memerlukan

perhatian khusus dalam pemasaran dikarenakan kumpulan manusia

dapat membentuk pasar.

(2) Ekonomi

Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan yang akan datang

dapat mempengaruhi keberhasilan strategi pemasaran perusahaan.

Page 37: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Faktor-faktor ekonomi yang perlu dianalisis oleh perusahaan adalah

sebagai berikut :

1. Tahapan siklus bisnis, perekonomian dapat diklasifikasikan seperti

dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan dan kemakmuran.

2. Gejala inflasi dan deflasi harga barang-barang dan jasa.

3. Kebijakan keuangan, tingkat suku bunga dan evaluasi atau revaluasi

uang dalam hubunganya dengan uang asing dan valuta asing.

4. Kebijakan fiskal, berupa tingkat pajak untuk perusahaan dan

perorangan.

5. Neraca pembayaran internasional yang mungkin surplus atau defisit.

(3) Persaingan

Lingkungan pemasaran yang kompetitif sangat berpengaruh terhadap

program pemasaran. Secara umum perusahaan menghadapi tiga

persaingan meliputi persaingan merek, persaingan produk substitusi dan

persaingan antar perusahaan.

(4) Sosial Budaya

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kebudayaan telah menjadikan

pasar di Indonesia yang sekarang berbeda dari pasar yang ada pada

waktu tahun-tahun sebelumnya. Tugas yang dihadapi oleh eksekutif

pemasaran menjadi lebih rumit karena pola kebudayaan masyarakat

yang berubah lebih cepat daripada kebiasaan yang lalu.

(5) Politik dan Hukum

Lingkungan yang terbentuk oleh politik dan hukum dalam masyarakat.

Penetapan kondisi politik dan hukum yang berdampak kepada setiap

usaha akan menjadi sebuah peluang bagi suatu usaha dan bisa juga

menjadi sebuah ancaman yang membatasi gerak perusahaan.

(6) Teknologi

Teknologi sebagai salah satu elemen lingkungan eksternal mencakup

perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi yang mendorong

terciptanya peluang dan ancaman pada bisnis

Page 38: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b) Lingkungan Eksternal Mikro

(1) Pasar

Pasar dapat didefinisikan sebagai; (1) suatu tempat bertemunya pembeli

dan penjual, barang atau jasa yang dijual di tempat dan terjadi

pergantian kepemilikan. Definisi lain adalah (2) permintaan barang atau

jasa yang diajukan oleh sekelompok tertentu pembeli potensial.

(2) Pemasok

Hubungan antara produsen dengan pemasok merupakan salah satu

faktor dari keberhasilan pemasaran. Eksekutif pemasaran seringkali

kurang memperhatikan sisi kecukupan persediaan pada transaksi

pertukaran. Peran penting pemasok akan sangat terlihat ketika terjadi

kekurangan. Harga dan jasa pemasok sangat berpengaruh terhadap

sistem pemasaran perusahaan.

(3) Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran merupakan organisasi perusahaan independen yang

secara langsung sangat mempengaruhi arus barang dan jasa. Perantara

meliputi perantara penjualan seperti pedagang grosir dan pengecer

maupun berbagai fasilitator yang menyediakan sarana seperti

transportasi, pergudangan dan pembiayaan yang diperlukan untuk

menyelesaikan pertukaran antara pembeli dan penjual.

f. Cara Membuat Analisis SWOT

Profil perusahaan yang mencerminkan keunggulan dan kelemahan

perusahaan dapat diketahui setelah identifikasi dan evaluasi variabel

dilakukan. Pemberian bobot dan nilai masing-masing variabel sepenuhnya

bergantung pada pendapat manajemen. Oleh karena itu, jika posisi,

pengalaman, dan pemahaman manajerial amat berpengaruh (Suwarsono

Muhammad, 2004:102).

Hasil penilaian faktor internal dan faktor eksternal diterapkan sebagai

koordinat pada Diagram Analisis SWOT. Hal ini digunakan untuk

Page 39: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mengetahui kinerja (termasuk pada kuadran I, II, III, atau IV) dalam

pemasaran.

(+)

Peluang

III

Mendukung Strategi

Turn-Around

I

Mendukung Strategi

Pertumbuhan/Agresif

Mendukung Strategi

Defensif

IV

Mendukung Strategi

Diversifikasi

II

(-)

Ancaman

Gambar 1: Diagram Analisis SWOT

Sumber: Freddy Rangkuti (2006:19)

Dari diagram analisis SWOT pada Gambar diatas dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Kuadran I

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijaksanaan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

strategy), yaitu membesarkan perusahaan dengan meningkatkan usaha,

memperluas pangsa pasar, dan memperluas wilayah pemasaran.

2) Kuadran II

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan ialah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan strategi diversifikasi, yaitu menganekaragamkan produk yang

diusahakan.

Kekuatan Kelemahan

Page 40: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi ia

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus yang harus

dilakukan ialah meminimalkan masalah-masalah internal untuk dapat

merebut peluang yang lebih baik, dengan strategi putar haluan (turn

around), yaitu dengan merubah usaha.

4) Kuadran IV

Perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan memiliki kelemahan internal dan menghadapi berbagai macam

ancaman. Strategi yang dapat dilakukan ialah bertahan (defensif) dengan

mempertahankan usaha dan pelanggan yang ada.

g. Menyusun Formula Strategi

Formula strategi disusun berdasarkan analisis yang diperoleh. Bentuk dari

analisis tersebut terdiri dari:

1) Matrik Faktor Strategi Internal

2) Matrik Faktor Strategi Eksternal

3) Matrik Internal – Eksternal

4) Matrik SWOT

1) Matrik Faktor Strategi Internal

Tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk

merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength

and weakness perusahaan (Freddy Rangkuti, 2006: 24). Langkahnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00

Page 41: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor

strategis internalnya.

2) Matrik Faktor Strategi Eksternal

Faktor strategi eksternal (EFAS) perlu diketahui untuk menyusun matrik

faktor strategi eksternal. Berikut iniadalah cara-cara penentuan Eksternal

Strategic Factors Analysis Summary(EFAS):

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, dengan skala mulai dari

1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis

perusahaan.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Untuk status kekuatan (memberi dampak positif) diberi nilai

mulai dari 1 (sangat kurang berpeluang), 2 (kurang berpeluang), 3

(berpeluang), dan 4 (sangat berpeluang). Untuk status kelemahan (memberi

dampak negatif) diberi nilai mulai dari 1 (sangat mengancam), 2

(mengancam), 3 (kurang mengancam), dan 4 (sangat kurang mengancam).

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

Page 42: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.

3) Matrik SWOT

Matrik ini digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel

kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 4: Diagram Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

Tentukan lima sampai

dengan sepuluh

faktor-faktor

kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan lima

sampai sepuluh

faktor-faktor

kelemahan internal

OPPORTUNITIES

(O)

Tentukan lima sampai

sepuluh faktor-faktor

peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

TREATHS (T)

Tentukan lima sampai

sepuluh faktor-faktor

ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Freddy Rangkuti (2006:31)

Keterangan:

Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Page 43: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

4) Matrik Internal – Eksternal

Diagram ini dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi

pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi

utama, yaitu:

a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel

1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah ditetapkan (sel 4 dan sel 5).

c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

Tabel 5 : Diagram Matrik Internal-Eksternal

KEKUATAN INTERNAL BISNIS

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi

1

GROWTH

Konsentrasi

melalui integrasi

vertikal

2

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

3

RETRENCHMENT

Turnaround

Sedang

4

STABILITY

Hati-hati

5

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

STABILITY

Tak ada perubahan

6

RETRENCHMENT

Captive Company

Atau Divestment

D

A

Y

A

T

A

R

I

K

I

N

D

U

S

T

R

I

Page 44: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Profit Strategi

Rendah

7

GROWTH

Difersifikasi Kosentrik

8

GROWTH

Difersifikasi Konglomerat

9

RETRENCHMENT

Bangkrut atau Likuidasi

Sumber: Freddy Rangkuti (2006: 42)

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Pengertian

Definisi UMKM telah ditetapkan dalam perundang-undangan RI.

UMKM berdasarkan UU No 20 Tahun 2008:

1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

Page 45: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

World Bank, membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu :

1) Medium Enterprise, dengan kriteria :

a) Jumlah karyawan maksimal 300 orang

b) Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta

c) Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

2) Small Enterprise, dengan kriteria :

a) Jumlah karyawan kurang dari 30 orang

b) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta

c) Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

3) Micro Enterprise, dengan kriteria :

a) Jumlah karyawan kurang dari 10 orang

b) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu

c) Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

Leonardus Sardiman (2009:55-56) mendefinisikan UMKM dengan 3 ciri,

yaitu:

1) Pendanaan disuplai oleh satu orang atau grup kecil

2) Operasional bisnis yang terlokalisasi

3) Ukuran bisnis yang cukup kecil jika dibandingkan dengan kompetitor-

kompetitor

4) Memiliki kurang dari 100 karyawan.

Usaha kecil tidak hanya usaha rakyat yang melakukan perijinan kepada

pemerintah, tetapi meliputi pula usaha kecil informal dan usaha kecil

tradisional. Sutrisno Iwantoro (2003) mengungkapkan usaha kecil informal

adalah usaha kecil yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan

hukum seperti petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan,

pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Sedangkan usaha kecil

tradisional adalah usaha kecil yang menggunakan alat produksi sederhana

yang telah digunakan secara turun-temurun, atau berkaitan dengan seni dan

budaya.

Page 46: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan tonggak dari perekonomian

Indonesia. Sektor ini mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian

negara. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor ini, sehingga

pemerintah harus lebih memperhatikan dari kelangsungan UMKM di

Indonesia. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

diharapkan dapat memenuhi kewajiban negara dalam rangka memberikan

kesempatan bekerja seluas-luasnya bagi setiap warga negara.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai

prinsip dan tujuan. Sesuai dengan pasal 1 UU No. 20 Tahun 2008,

pemberdayaan UMKM merupakan tanggungjawab Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam

bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha

yang tangguh dan mandiri.

Berdasarkan pasal 4 dan pasal 5 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM,

prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut:

1) Prinsip pemberdayaan UMKM:

a) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan untuk

berkarya dengan prakarsa sendiri.

b) Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel dan

berkeadilan.

c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar

sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

d) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

e) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu.

2) Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang, dan berkeadilan.

Page 47: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

c) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam

pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari

kemiskinan.

c). Tantangan dan permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Tantangan yang dihadapi pengusaha mikro dan kecil dapat dibagi dalam

dua kategori: Pertama, bagi pengusaha mikro dan kecil dengan omset kurang

dari Rp 50 juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga

kelangsungan hidup usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan

dengan “aman” sudah cukup. Kedua, bagi pengusaha dengan omset antara Rp

50 juta hingga Rp 1 milyar, tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks.

Biasanya mereka mulai memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih

lanjut. Berdasarkan pengamatan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM

(dalam Kuncoro,2000:8) menyatakan bahwa:

urutan prioritas permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil adalah

(1) Masalah belum dipunyainya sistem administrasi keuangan dan

manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan

pengelolaan perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal

dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari

bank maupun modal ventura karena kebanyakan PK mengeluh

berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan tidak memenuhi

syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3) Masalah menyusun

perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin

ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai

oleh perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat

berubah; (5) Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya

persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku

berkulaitas rendah, dan tingginya harga bahan baku; (6) Masalah

perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah

menggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar

dikuasai perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti; (7)

Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan tenaga kerja yang

terampil.

Page 48: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut R. Maryatmo dan Y. Sri Susilo (1996) menyatakan permasalahan

yang sering dihadapi oleh UKM adalah masalah pengelolaan usaha

(manajemen), terbatasnya akses pasar (pemasaran) dan akses ke sumber

pembiayaan (permodalan).

d. Kerajinan

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam kebudayaan yang

melatarbelakangi. Banyaknya budaya menjadi keunggulan tersendiri bagi

negara, seperti kerajinan yang beraneka ragam. Bahkan kerajinan bisa jadi

sebagai ciri khas dari suatu daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lain,

misalnya kerajinan keris yang hanya ada dipulau Jawa. Pengertian dari

kerajinan disebutkan bahwa:

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan

yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan

tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari

berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni

maupun barang pakai, http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajinan.

Sumintarsih (dalam Isyanti, Emiliana Sadilah, Isni Herawati, Sumardi dan

I.W. Pantja Sunjata. 2003: 17) menyatakan bahwa “Kerajinan merupakan

bagian dari karya manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan

manusia pendukungnya. Kerajinan tersebut membutuhkan modal ketelitian,

keuletan, ketekunan dan mengandalkan keterampilan tangan”. Kerajinan

merupakan hasil karya manusia yang membutuhkan suatu keterampilan khusus

untuk menghasilkan suatu benda seni maupun barang pakai.

Kerajinan yang mencerminkan suatu budaya bangsa salah satunya adalah

kerajinan tradisional. Isyanti et al (2003:2) mengungkapkan “Kerajinan

tradisional yang merupakan salah satu budaya bangsa adalah merupakan

wujud/cerminan dari hasil karya manusia melalui suatu sistem pendekatan

yang ada saat itu”. Untuk membuat suatu karya kerajinan diperlukan

keterampilan.

Page 49: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Kerangka Pemikiran

Masalah-masalah yang terjadi sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian, dituangkan dalam bentuk suatu kerangka pemikiran, yaitu suatu

penalaran atau alur untuk menggambarkan pola pikir terhadap permasalahan

penelitian yang diilustrasikan dalam gambar. Pada mulanya Kecamatan Juwiring

merupakan pusat produksi payung terkenal di Indonesia selain Tasikmalaya.

Produksi payung ini menyerap tenaga kerja yang besar terutama bagi masyarakat

kecamatan Juwiring. Hampir sebagian besar penduduk di dusun Gumantar,

Tanon, Tlogorandu dan beberapa dusun disekitarnya adalah perajin payung. Hal

itu mengingat payung yang dihasilkan pada mulanya berfungsi sebagai payung

tadah hujan yang setiap orang akan memerlukannya.

Teknologi berkembang dengan begitu pesat. Payung yang berfungsi

sebagai tadah hujan mulai ditemukan dengan harga yang lebih murah dan lebih

awet. Payung tersebut berbahan dasar kain dan plastik yang dibuat dipabrik-

pabrik. Payung kertas buatan perajin semakin lama berkurang pangsa pasarnya.

Sebagian perajin membuat terobosan dengan menggeser payung buatan mereka

menjadi payung hias. Berbagai ragam dan bentuk dihasilkan. Fungsi dari payung

hias beraneka macam, seperti hiasan desain interior, pajangan, kap lampu,

pelengkap keraton, payung pejabat keraton, dekorasi pernikahan, alat tari, dan

pelengkap upacara adat. Area pemasaran tersebar diberbagai wilayah, Solo, Jogja,

Bali, Cirebon, Ponorogo bahkan sampai luar negeri.

Realita yang ada telah menggambarkan bahwa usaha kerajinan rakyat

terutama yang berskala mikro dan kecil mengalami berbagai permasalahan.

Permasalahan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar. Hal tersebut

tentunya tidak terkecuali bagi usaha kerajinan payung hias di kecamatan Juwiring.

Permasalahan yang terjadi adalah modal yang terbatas, sebagian perajin yang

kurang menjaga kualitas, inovasi yang masih kurang, promosi minim, tidak

adanya catatan pembukuan dan persaingan antar perajin. Untuk itu diperlukan

analisis bauran pemasaran dan analisis faktor lingkungan.

Analisis bauran pemasaran meliputi produk, harga, promosi, distribusi dan

hubungan masyarakat. Kemudian melihat dengan menganalisis faktor-faktor

Page 50: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

lingkungan pemasaran yang meliputi faktor internal maupun eksternal. Setelah

mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh perajin, maka peneliti

kemudian melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT ini berfungsi untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, peluang dan ancaman dari

perusahaan pesaing. Dengan demikian dapat diketahui apakah strategi yang telah

diterapkan perajin sudah tepat atau belum, apabila belum tepat maka dapat

disusun alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat. Dengan demikian

peningkatan penjualan akan tercapai.

Secara skematis kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Kesempatan Pasar

Alternatif Strategi

Pemasaran

Analisis SWOT

Strategi Bauran Pemasaran:

1. Produk (Product)

2. Harga (Price)

3. Promosi (Promotion)

4. Distribusi (Place)

5. Hubungan Masyarakat

(Pubic Relation)

Kendala-kendala yang

dihadapi dalam pemasaran

Upaya-upaya didalam

menghadapi kendala

pemasaran

Usaha kerajinan payung hias di Kec. Juwiring

Page 51: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diempat desa di Kecamatan Juwiring, yaitu desa

Kenaiban, Tanjung, Kwarasan dan Tlogorandu Kabupaten Klaten Propinsi Jawa

Tengah. Pemilihan lokasi ini dikarenakan hanya keempat desa tersebut yang

memiliki usaha kerajinan payung hias.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai dengan

terselesainya laporan ini.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Ketepatan penggunaan bentuk penelitian dalam mengkaji suatu permasalahan

yang utuh sangat penting ditekankan. Melalui bentuk penelitian akan diperoleh

kedalaman materi permasalahan yang disajikan. Berdasarkan latar belakang

permasalahan yang ada maka bentuk penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.

Penelitian dimana peneliti memperoleh data dari area yang berlatar belakang

alamiah yang berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku

yang diamati. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J.

Moleong, 2000:3) “Sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”.

Bentuk penelitian ini mengharuskan peneliti untuk terjun langsung

kelapangan mengamati segala keadaan yang terjadi dan berhubungan dengan

orang-orang yang diambil informasinya. Keberhasilan penelitian ini sangat

tergantung dari hasil pengamatan yang diperoleh. Kirk dan Miller (dalam Lexy J.

Moleong, 2000) menjelaskan penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

34

Page 52: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Hal ini

memungkinkan sekali peneliti untuk ikut terjun langsung, berbaur dengan obyek

yang diteliti supaya memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.

Faktor terpenting yang perlu dipersiapkan adalah berjalannya penelitian itu.

Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses dari pada hasil. Artinya

peranan proses dalam penelitian ini sangat besar sekali. Ketika peneliti ingin

menelaah sikap manajer terhadap karyawannya, peneliti mengamatinya dalam

hubungan sehari-hari kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang melekat. Lexy J. Moleong

(2000) menyebutkan berbagai karakteristik diantaranya:

a. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada suatu

konteks dari suatu keutuhan.

b. Manusia sebagai alat (instrumen), yaitu manusia saja yang dapat berhubungan

dengan responden dan memahami kenyataan-kenyataan yang timbul.

c. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, karena lebih mudah

dihadapkan kepada kenyataan ganda dan menyajikan secara langsung.

d. Analisis data yang digunakan secara induktif.

e. Teori dari dasar. Penelitian ini menghendaki arah bimbingan penyusunan

teori yang berasal dari data.

f. Data yang diperoleh berwujud deskriptif.

g. Lebih mementingkan proses daripada hasil.

h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.

j. Desain yang bersifat sementara.

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

2. Strategi Penelitian

Penggunaan strategi penelitian yang tepat dapat mempengaruhi hasil dari

apa yang diteliti. Strategi penelitian yang dipilih akan digunakan untuk

mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil

penelitian dan juga mendukung cara menetapkan jumlah sampel serta pemilihan

Page 53: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

alat penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. H.B. Sutopo

(2002: 113) menjelaskan bahwa “Bentuk strategi penelitian dalam penelitian

kualitatif bisa berupa studi kasus tunggal atau studi kasus ganda dan secara khusus

dibedakan adanya jenis penelitian terpancang atau terbuka tanpa fokus

sebelumnya”.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang.

“Suatu penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut

mengarah pada satu karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan

pada satu sasaran” (H.B. Sutopo, 2002:112). Penelitian ini akan mengarah hanya

kepada satu karakteristik dan satu sasaran yaitu perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring Kabupaten Klaten.

Penelitian terpancang (embedded research) menurut Yin (dalam H.B.

Sutopo, 2002:42) yaitu ”Penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus

penelitian ini berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan

dan minat penelitiannya sebelum peneliti terjun ke lapangan”. Dalam penelitian

ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang

dilakukan perajin payung di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.

C. Sumber Data

Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Sumber data

menjadi sangat penting karena ketiadaan sumber data, penelitian tidak akan bisa

diteliti maupun dipahami. Peneliti juga dituntut untuk tidak sembarang dalam

mengambil sumber data. Ketidaktepatan dalam memilih akan mengurangi hasil

penelitian yang dilakukan. H.B. Sutopo (2002) mengungkapkan peneliti harus

paham mengenai berbagai sumber data, karena ketepatan dalam memilih dan

menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data

suatu informasi yang diperoleh.

Sumber utama dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan

yang diperoleh dari pengamatan maupun wawancara sumber data yang ada.

Lofland (dalam Lexy J. Moleong, 2000:112) menyatakan bahwa ”Sumber data

Page 54: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan”. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Narasumber (informan)

Informan dalam penelitian adalah seseorang yang dipandang mengetahui

permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk

memberikan informasi kepada peneliti. Informan bukan sekedar memberikan

tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan

selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.

2. Tempat dan Peristiwa

Kegiatan penelitian kualitatif tidak terlepas dari tempat dan peristiwa

yang terjadi. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa bisa digali

lewat sumber lokasinya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengkaji secara

lebih cermat dalam menarik kesimpulan atas permasalahan yang terjadi.

Peristiwa sebagai sumber data memungkinkan peneliti untuk lebih terjun

langsung kelapangan. H.B. Sutopo (2002, 51) mengungkapkan “Dari

pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses

bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri

secara langsung”

3. Arsip dan Dokumen

Dokumen merupakan salah satu data tambahan bagi peneliti. Menurut

HB. Sutopo (2002: 54) menyatakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan

bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas

tertentu. Bila ia merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan

terencana dalam organisasi, ia cenderung disebut arsip”. Dalam mengkaji

dokumen maupun arsip, peneliti perlu menguji keaslian dokumen tersebut

bisa melalui kesaksian seseorang yang mengetahui.

Dalam penelitian ini penulis memilih perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring Kabupaten Klaten yang mempunyai pengetahuan mendalam sesuai

dengan masalah yang diteliti sebagai sumber informan. Tempat yang akan diteliti

adalah di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten, sedangkan peristiwa yang

dimaksud adalah kegiatan pemasaran payung hias. Arsip dan dokumen yang

Page 55: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

digunakan dapat berupa data tentang jumlah perajin, kondisi wilayah dan jumlah

penduduk serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini

maupun buku-buku literatur lainnya.

D. Teknik Sampling (cuplikan)

Lexy J. Moleong (2000) berpendapat ada dua maksud dari adanya cuplikan.

Pertama, untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

sumber dan bangunannya (construction). Kedua, maksud dari cuplikan adalah

menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang

muncul.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan sesuai dengan fokus

penelitian. Pada penelitian ini peneliti tidak menentukan jumlah sampel seperti

yang sering dijelaskan pada penelitian kuantitatif, tetapi peneliti menentukan

sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang

permasalahan yang sedang diteliti. Bukan banyaknya orang yang akan

diwawancarai, namun yang terpenting adalah mencari kelengkapan informasi

sebanyak mungkin untuk dijadikan data yang akurat dalam membahas

permasalahan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan H. B.

Sutopo (2002: 55) sebagai berikut:

Cuplikan/sampling dalam penelitian kualitatif sering juga dinyatakan

sebagai internal sampling. Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan

diambil untuk mewakili informasinya dengan kelengkapan dan

kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber

datanya, karena jumlah informan yang kecil saja bisa menjelaskan informasi

tertentu secara lebih lengkap dan benar dari pada informasi yang diperoleh

dari jumlah narasumber yang lebih banyak, yang mungkin kurang

mengetahui dan memahami informasi yang sebenarnya.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini tidak sebagai yang

mewakili populasinya, tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Peneliti

tidak menentukan jumlah sampel, tetapi menentukan informan untuk

diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang sedang

diteliti. Untuk itu teknik pengambilan dalam penelitian ini yaitu Purposive

Page 56: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sampling (sampel bertujuan). Lexy J. Moleong (2000) memberikan ciri sebagai

berikut:

1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu

2. Pemilihan sampel secara berurutan

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel

4. Pemilihan sampel berakhir jika sudah terjadi pengulangan

Jumlah sampel pada penelitian ini akan berkembang (Snowball) yaitu dari

satu informan ke informan lain sampai informasi yang dibutuhkan mencukupi.

Peneliti akan bertanya kepada informan pertama dan kemudian memintanya

menunjukkan kepada informan yang lain yang dianggap lebih mengetahui

mengenai permasalan yang sedang diteliti. Dengan demikian diharapkan agar data

yang diperoleh bisa lengkap dan mendalam sehingga hasilnya akan benar-benar

sesuai permasalahan. Hal ini senada dengan yang dikemukakan Yin (dalam H.B.

Sutopo, 2002:57) bahwa:

Snowball sampling digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data

berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak

tahu siapa yang tepat untuk dipilih karena tidak mengetahui kondisi dan

struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut, sehingga ia tidak bisa

merencanakan pengumpulan data secara pasti. Untuk itu peneliti bisa

langsung datang memasuki lokasi dan bertanya mengenai informasi yang

diperlukannya kepada siapa pun yang dijumpai pertama.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti pertama-tama akan

mendatangi salah seorang perajin payung yang dianggap telah lama berkecimpung

dalam kerajinan tersebut dan setelah mewawancarainya kemudian meminta untuk

ditunjukkan ke informan lain. Selanjutnya dari informan kedua, setelah peneliti

bisa mewawancarainya bilamana informan kedua mengetahui orang lain yang

lebih memahami informasinya sehingga peneliti bisa menemui informan

berikutnya dan bertanya lebih jauh dan mendalam. Demikian seterusnya sampai

peneliti merasa sudah mendapat jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti.

Page 57: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini ada tiga teknik

pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Definisi wawancara menurut Andi Prastowo (2011:212) adalah “Suatu

metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara

langsung untuk bertukar informasi atau ide dengan tanya jawab secara lisan

sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu”. Metode ini

menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pewawancara dan yang

diwawancarai sehingga terjadi komunikasi didalamnya.

Ada dua jenis wawancara, “Wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing)” (H.B.

Sutopo, 2002:58). Kedua jenis wawancara ini mempunyai pengertian yang

berbeda. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang terfokus dimana

masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Pertanyaan yang

akan diajukan sudah dibuat peneliti secara pasti yang kemudian respondennya

diharap menjawab sesuai kerangka kerja pewawancara. Wawancara ini biasa

digunakan dalam penelitian kuantitatif. Sedangkan wawancara tidak terstruktur

atau wawancara mendalam biasa digunakan dalam penelitian kualitatif.

Wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang mengarah pada kedalaman

informasi serta tidak secara formal terstruktur guna menggali pandangan subyek

yang diteliti.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam wawancara:

a. Penentuan informan

Peneliti harus memperoleh informan yang tepat. Agar mendapatkan

informasi yang benar, akurat dan terpercaya peneliti sejak awal harus

berusaha untuk menentukan informan yang dianggap menguasai

permasalahan.

Page 58: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Persiapan wawancara

Peneliti perlu mempersiapkan diri dan memahami karakteristik informan.

Disamping itu peneliti harus mempersiapkan mengenai apa saja yang akan

digali dari informan. Informasi yang akan digali tersebut bisa dicatat dalam

bentuk tertulis sebagai pedoman supaya peneliti tidak melenceng dari

permasalahan.

c. Langkah awal

Peneliti diharapkan dapat menciptakan suasana santai dalam proses

wawancara. Peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan dan

memberikan kesempatan untuk menuangkan apa yang ada dipikiran mereka

sehingga tercipta suasana akrab.

d. Pelaksanaan wawancara bersifat produktif

Proses wawancara tetap dijaga santai tetapi kritis. Peneliti hendaknya

memberikan kesempatan seluasnya kepada informan untuk mengungkapkan

apa yang diketahuinya dan tetap menjaga topik pembicaran tidak keluar dari

fokus masalah.

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.

Wawancara dianggap cukup ketika peneliti merasa informasi yang

diperoleh sudah mencakup permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti bisa

menghentikan wawancara dan menarik simpulan sementara atas informasi

yang baru saja diperolehnya.

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur atau

sering disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing) karena peneliti ingin

mendapatkan informasi yang rinci sejujurnya, dan lebih mendalam dalam suasana

yang santai, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan

santai dalam kehidupan sehari-hari.

2. Observasi

Metode observasi sangat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Melalui

observasi, peneliti mengoptimalkan kemampuan dari segi kepercayaan, perhatian,

kebiasaan dan sebagainya yang memungkinkan peneliti untuk melihat suatu gejala

yang tampak pada obyek penelitian sebagaimana yang dilihat oleh subyek

Page 59: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

penelitian. Hal ini terwujud karena adanya pengerahan segala daya dari indra yang

dimiliki oleh peneliti. Sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 128)

“Observasi dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran,

peraba dan penyerap”.

Teknik observasi dalam penelitian dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung seperti ungkapan Spardley yang dikutip H.B Sutopo (2002: 65)

menjelaskan “Peran dalam observasi dapat dibagi menjadi (1) tidak berperan sama

sekali, (2) berperan yang terdiri dari berperan pasif dan berperan aktif dan (3)

berperan penuh”.

Pengambilan peran dalam metode observasi dapat dijelaskan seperti berikut:

a. Observasi tak berperan yaitu kehadiran peneliti untuk melakukan observasi

sama sekali tidak diketahui oleh subjek yang diamati.

b. Berperan pasif yaitu peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali

tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir

dalam konteksnya. Sedangkan berperan aktif ialah peneliti memainkan

berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan

dengan penelitiannya dan bisa mengarahkan kepada peristiwa yang sedang

dipelajari demi kemantapan datanya.

c. Observasi berperan penuh yaitu peneliti benar-benar terlibat dan memiliki

peran dalam lokasi studinya seperti sebagai penduduk ataupun anggota

lembaga yang sedang dikaji.

Dalam penelitian ini peneliti tergolong dalam kategori observasi dengan

berperan pasif karena peneliti mendatangi lokasi penelitian dan berperan sebagai

pengamat pasif.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai

sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan (Moleong , 2000). Peran dokumen juga menjadi penting, disebabkan

manfaat dokumen bisa dijadikan sebagai alat menguji, menafsir bahkan

meramalkan data-data yang sudah didapat sebelumnya.

Page 60: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dokumen dapat berwujud dokumen pribadi maupun dokumen resmi.

Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang secara tertulis

tentang tindakan, pengamatan atau pengalamannya. Diantara dokumen pribadi

yang ada seperti buku harian, surat pribadi dan autobiografi. Sedangkan dokumen

resmi merupakan catatan tertulis yang dikeluarkan oleh lembaga atau instansi

resmi. Dokumen resmi terdiri dari dua macam, internal dan eksternal. Dokumen

internal meliputi memo, pengumuman, instruksi, laporan rapat, keputusan

pinpinan kantor serta aturan lembaga yang digunakan untuk kalangan sendiri.

Dokumen eksternal berisi informasi yang dikeluarkan oleh lembaga sosial, seperti

majalah, buletin dan berita yang disiarkan media massa.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa data tentang

jumlah perajin payung, data penduduk kecamatan Juwiring dan kondisi

geografisnya. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini

maupun literatur lainnya juga dapat digunakan untuk menambah kedalaman atas

permasalahan yang sedang diteliti.

F. Validitas Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

keshahihan (validitas). Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya

digunakan untuk menyanggah balik tuduhan yang mengatakan suatu penelitian

tidak ilmiah. Melalui validitas data, diharapkan hasil penelitian benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan sehingga mutu dari seluruh proses pengumpulan data

dapat diterima.

Trianggulasi merupakan cara yang biasa digunakan untuk peningkatan

validitas. Trianggulasi ini didasarkan pada cara pandang penarikan kesimpulan

yang tidak hanya pada satu arah, melainkan memerlukan beberapa pembanding.

Patton (dalam H.B. Sutopo, 2002: 78) berpendapat bahwa “ Ada empat macam

teknik trianggulasi,yaitu trianggulasi data (data trianguation), trianggulasi metode

(methodological triangulation), trianggulasi peneliti (investigator triangulation),

trianggulasi teori (theoretical triangulation)”. Masing-masing teknik trianggulasi

mempunyai makna sendiri-sendiri, penjelasannya sebagai berikut:

Page 61: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1. Trianggulasi data

Trianggulasi data juga disebut triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan

peneliti agar dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam

sumber data yang tersedia. Dengan adanya data yang sama atau sejenis, akan

lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber data yang berbeda.

Hal ini menjadikan data yang diperoleh merupakan suatu kebenaran yang

sumber data tidak dimungkinkan berbohong. Untuk itu, apa yang diperoleh

dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan

dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.

Trianggulasi data bisa menggunakan satu jenis sumber data seperti,

informan, namun beberapa informan atau narasumber yang digunakan harus

merupakan kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda, misalnya di dalam

posisi perannya yang berkaitan dalam konteks tertentu. Pada teknik ini yang

ditekankan adalah adanya perolehan data melalui beberapa jalur informasi.

2. Trianggulasi Metode

Trianggulasi ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan mengunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda. Disini yang ditekankan adalah penggunaan

metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan

informasinya. Misalnya seorang peneliti dalam memantapkan datanya,

pertamanya menggunakan metode wawancara mendalam dengan informan,

kemudian dilengkapi dengan membuka dokumen atau arsip-arsip yang ada dan

hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis melalui metode observasi.

3. Trianggulasi Peneliti

Trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya melalui

beberapa peneliti. Berdasarkan pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh

beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan

Page 62: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dikumpulkan berupa cacatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang

pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian.

4. Trianggulasi Teori

Trianggulasi teori dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif

lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji supaya

diperoleh pandangan yang lebih akurat. karena setiap pandangan teori selalu

memiliki kekhususan cara pandang, maka dengan menggunakan beberapa

perspektif teori akan menghasilkan simpulan yang multidimensi. Banyak

peristiwa yang ada dimasyarakat muncul karena adanya saling keterkaitan satu

sama lain, sehingga peneliti harus mengetahui teori-teori yang tepat dan

keterkaitannya terhadap masalah yang diteliti.

Penelitian ini jenis trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi data

(trianggulasi sumber) dan trianggulasi metode. Trianggulasi data dengan

menggunakan beberapa informan dari berbagai perajin payung yang ada di

Kecamatan Juwiring, sedangkan trianggulasi metode yaitu melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak awal bersamaan

dengan proses pengumpulan data. Ada berbagai pertimbangan yang

melatarbelakangi analisis data sudah dimulai seiring berjalannya proses

pengumpulan data. H. B. Sutopo (2002:97) menjelaskan bahwa:

Hal ini bukan hanya karena data deskriptif yang cukup banyak, tetapi juga

karena pengumpulan data didalam penelitian kualitatif tidak berjalan dengan

pertanyaan yang tetap, melainkan selalu berkembang berdasarkan data yang

lebih dahulu diperoleh dan selalu mengarah pendalaman dan perlengkapan

data.

Lexy J. Moleong (2000: 103) mendefinisikan analisis data adalah “Proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, katagori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data”. Berdasarkan definisi tersebut tentunya

pekerjaan dari analisis data ialah mengatur, mengurutkan, mengelompok dan

Page 63: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengatagorikan sekian data yang telah diperoleh meliputi catatan lapangan,

gambar, dokumen, arsip, artikel dan sebagainya untuk menemukan hipotesis kerja

yang nantinya dijadikan sebagai sebuah teori.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Peneliti akan mengumpulkan

data-data yang diperoleh dilapangan kemudian dilakukan analisis menggunakan

tabulasi dan disusun secara sistematis. Para pemasar tentunya sudah banyak

mengenal anlisis SWOT dalam merancang sebuah strategi pemasarannya. SWOT

adalah kependekan dari “Strengths” (kekuatan), “Weaknesses” (kelemahan),

“Opportunities” (peluang), “Threats” (Ancaman). Menurut Freddy Rangkuti

(2006:18-19) mendefinisikan sebagai berikut:

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses),

dan ancaman (Threaths).

Kinerja dalam suatu perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor

internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut dapat dilihat melalui analisis SWOT.

Analisis perusahaan yang berhubungan dengan kekuatan (strenghts) dan

kelemahan (weaknesses) merupakan analisis faktor-faktor strategis dari internal

perusahaan. Sedangkan analisis eksternal disusun dalam kerangkan peluang

(opportunities) dan ancaman (threaths).

Kekuatan (strength) menjadi keunggulan atau kemampuan perusahaan yang

tidak dimiliki oleh perusahaan lain atau pesaing untuk melindungi dari kekuatan

kompetitor. Sedangkan atribut kelemahan (weaknesses) merupakan kekurangan

atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga membuka peluang bagi

kompetitor untuk mengunggulinya. Peluang (opportunities) merupakan situasi

menarik yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemasaran perusahaan di mana

perusahaan tertentu akan meraih keunggulan bersaing. Ancaman (threats)

merupakan tantangan yang disebabkan oleh suatu perkembangan yang tidak

menguntungkan yang akan menyebabkan berkurangnya kemampuan bisnis.

Penelitian ini nantinya akan menggunakan analisis SWOT dengan model

matrik SWOT. Kelebihan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi

Page 64: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

perajin payung dikecamatan Juwiring akan terkumpul sehingga nantinya dijadikan

pertimbangan dalam memutuskan suatu alternatif strategi pemasaran yang tepat.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rangkaian kegiatan (tahapan) yang harus

ditempuh dari awal sampai akhir penelitian, dimulai sejak pembuatan proposal

penelitian, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisa data

dan pembuatan laporan, serta penggandaan laporan. Tahapan-tahapan yang dilalui

sudah jelas dan harus sesuai dengan urutan yang ada. Analisa data dimulai dari

analisis awal, kemudian analisis data akhir dan kemudian penarikan kesimpulan.

Gambar 3: Prosedur Penelitian

Sumber : Mattew B. Miles & Michael Hubberman dalam Soetardi (2005 : 25)

1. Tahap Persiapan Penelitian

Peneliti mempersiapkan segala sesuatu sebelum ke lapangan.

Merencanakan segala aspek yang meliputi pengajuan judul, pembuatan

proposal dan mengurus perijinan sebelum melangkah ke pelaksanaan.

2. Tahap Pengumpulan Data

Peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data yang akan mendukung

tujuan penelitian. Pengumpulan data ini menggunakan tiga teknik yaitu :

Penulisan Proposal

Persiapan Pelaksanaan

Mengumpulkan

Data dan

Analisis Awal

Analisis

Akhir

Perbanyakan

Laporan

Penulisan

Laporan

Penarikan

Kesimpulan

Page 65: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing dari data yang

dihasilkan akan saling melengkapi.

3. Tahap Analisis Data Awal

Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah

dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Data yang tidak

menyangkut mengenai penelitian dipisahkan tersendiri.

4. Tahap Analisis Data Akhir

Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh

dalam pengumpulan data yang sangat mendukung tujuan penelitian. Data

yang diperoleh dalam tahap ini sudah merupakan data yang valid karena

sebelumnya telah dianalisis awal. Setelah tahap analisis data selesai, maka

dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang sedang diteliti.

2. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah semua data yang berkaitan dengan penelitian dianalisis, tahap

selanjutnya adalah menarik kesimpulan/verifikasi dari apa yang dihasilkan

dari data tersebut. Penarikan kesimpulan harus didasarkan pada tujuan

penelitian yang didukung oleh data yang valid, sehingga hasil penelitian

tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

3. Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan

Kegiatan yang menyangkut mengenai penelitian dan hasil yang telah

diperoleh ditulis dalam bentuk laporan. Laporan yang telah jadi kemudiaan

digandakan sejumlah pihak yang berkepentingan dan nanti untuk diserahkan

kepada mereka.

Page 66: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Usaha kerajinan payung hias terletak di Kecamatan Juwiring, Kabupaten

Klaten, berada disekitar 25 Km sebelah timur laut Kota Klaten. Letaknya sangat

strategis diantara dua kota besar yang keduanya memiliki keraton, yaitu keraton

Ngayogyakarta dan Keraton Surakarta.

Juwiring berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan di Kabupaten

Klaten. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wonosari, sebelah barat

dengan Kecamatan Delanggu, sebelah selatan dengan Kecamatan Pedan dan

Karangdowo, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

Kecamatan Juwiring terbagi menjadi 19 desa dengan jumlah penduduk tahun

2009 mencapai 61.300 jiwa. Secara umum, kecamatan Juwiring merupakan

daerah dataran rendah. Sebagian besar wilayahnya merupakan area persawahan

dengan padi sebagai komoditi andalan. Selain itu di Kecamatan ini sudah terkenal

semenjak dahulu sebagai penghasil kerajinan payung. Perajin kerajinan payung

hias tersebar dibeberapa desa, meliputi: Kwarasan, Kenaiban, Tanjung dan

Tlogorandu

2. Sejarah Kerajinan Payung Hias di Kecamatan Juwiring

Payung sudah di kenal semenjak era keraton Majapahit. Payung bukanlah

barang yang sembarangan, tetapi mempunyai arti mendalam bagi masyarakat

jaman dahulu baik secara filosofi maupun dari fungsinya. Selain sebagai simbol

kebesaran bagi masyarakat keraton, payung juga bisa diartikan mangayomi,

memberikan perlindungan bagi orang lain dan ketika dipakai bisa digunakan

untuk melindungi diri dari hujan.

Kerajinan payung di Kecamatan Juwiring dimulai jauh sebelum negara ini

merdeka, yaitu sejak negara ini masih dijajah oleh kolonial Belanda. Tahun 1926

pemerintah Belanda mulai mengirim utusan yang bertugas memantau kerajinan

49

Page 67: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

payung yang sudah ada di Kecamatan Juwiring. Tahun demi tahun silih berganti,

keadaan politik semakin berubah. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Demi melihat potensi payung, pabrik sederhana didirikan untuk mengumpulkan

payung-payung dari para perajin. Saat itu payung masih menjadi kebutuhan

harian, yaitu sebagai tadah hujan, hanya beberapa perajin tertentu yang diberikan

kuasa oleh keraton untuk membuat payung keraton. Pergolakan semakin memanas

yang berakibat dibakarnya pabrik payung oleh masyarakat setelah datangnya

Belanda yang kedua kali ditahun 1949. Memasuki era kemerdekaan, kerajinan

payung mengalami perkembangan pesat. Di tahun 1950-an pabrik payung

didirikan kembali di dusun Tanon desa Kenaiban dan dikenal sebagai pabrik

payung “PEMDA ANEKA” yang merupakan BUMD Tingkat I Jawa Tengah dan

menjadi induk kerajinan payung di Kecamatan Juwiring.

Kerajinan payung mengalami masa kejayaan antara rentang waktu 1950-

1970 di era Presiden Soekarno. Hal itu disebabkan karena adanya dorongan

pemerintah untuk berdikari atas semua barang yang dibutuhkan. Akan tetapi

lambat laun kerajinan payung ini terdesak oleh masuknya payung Jepang yang

dibuat lebih canggih menggunakan mesin sebagai payung tadah hujan, sehingga

sejak saat itulah kerajinan payung tadah hujan di Kecamatan Juwiring mengalami

kemunduran dan pabrik payung ditutup. Terdesak oleh payung kain buatan

pabrik-pabrik atau payung kalong yang lebih ringkas.

Perajin payung di Kecamatan Juwiring mempertahankan kerajinan ini

dengan berinovasi produk beralih ke payung hias. Saat ini Kecamatan Juwiring

sudah identik dengan kerajinan payung hias. Di wilayah ini payung bukanlah

untuk berlindung dari hujan, tapi menjadi benda kerajinan yang unik. Berbeda

dengan payung pada umumnya, aneka payung bermacam-macam bentuk ini

mempunyai ciri tersendiri. Payung ini yang mempunyai fungsi utama sebagai

hiasan. Jenis dari payung hias ada berbagai macam dan fungsi diantaranya ada

payung keraton, payung fantasi, payung tari, payung engkel dan ada pula kap

lampu.

Pembuatan payung hias ini sebenarnya cukup sederhana, proses paling

rumit adalah saat memberi ornamen atau melukis payung yang terbuat dari kertas

Page 68: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ataupun kain. Ornamen inilah yang membedakan antara payung Juwiring dengan

payung biasa. Bahkan setiap perajin mempunyai ciri tersendiri yang merupakan

kreativitas dari masing-masing perajin. Ornamen lukisan pada payung ini memang

khas, biasanya berupa motif bunga-bunga, burung dan ikan koki. Kekhasan bukan

hanya terletak pada gambar, tetapi juga pilihan warna yang digunakan.

Kerajinan payung hias merupakan kerajinan rakyat yang menggunakan tenaga

kerja saling berkaitan. Seorang perajin tidak akan mampu menyelesaikan sendiri

pekerjaannya tanpa ada kaitan dengan perajin lain. Untuk itu, perajin satu bisa jadi

tidak mempunyai ketrampilan dalam bidang lainnya. Sebagai contoh misalkan perajin

akhir, perajin akhir tidak mempunyai ketrampilan dalam membuat kerangka payung

sehingga diperlukan kerjasama antara dua belah pihak untuk dapat menyelesaikan

payung hias. Perajin menggunakan bahan baku kerangka dari daerah sekitar dan

bahan baku yang lain seperti kertas, kain dan cat dari toko-toko di Kota Solo.

Rata-rata perajin payung hias di Kecamatan Juwiring sudah puluhan tahun

bekerja dalam usaha kerajinan ini. Ada dari mereka yang memulai semenjak tahun

1960 dan ada pula yang berdikari mulai tahun 1990-an. Perajin dalam memilih

pekerjaan ini ada beberapa hal yang melatar belakangi. Pertama, mereka memilih

pekerjaan ini karena mereka menganggap pekerjaan sebagai perajin payung hias lebih

menjanjikan dan mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Kedua, perajin

memilih usaha ini karena warisan dari orang tua mereka. Ketiga, perajin mempunyai

keinginan untuk melestarikan budaya dan selama ini dengan bekerja sebagai perajin

payung hias dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Perajin sudah memiliki ketrampilan dibidang pembuatan payung hias sebelum

mendirikan usaha. Ketrampilan itu diperoleh dari warisan orang tua maupun

keluarga, pertama kali perajin ikut membantu keluarga kemudian dengan

berjalannya waktu ketrampilan itu diperoleh. Ada pula perajin yang mempunyai

ketrampilan awal dari orang tua ditambah dengan pelatihan-pelatihan yang diikuti

sehingga kreativitas akan lebih muncul kembali. Namun, tidak semua perajin

mendapat ketrampilan membuat payung hias dari warisan keluarga, ada pula yang

ikut membantu di tempat perajin lain kemudian berhasil mendirikan usaha sendiri.

Page 69: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pendirian usaha oleh perajin yang umumnya sudah lebih dari 30 tahun

bekerja sebagai perajin payung hias bukan menggunakan modal awal dalam

wujud uang. Akan tetapi modal itu berwujud suatu barang. Dengan dua kodi

payung, kemudian dikembangkan sehingga menjadi lebih berkembang dan

bertahan sampai sekarang. Melalui payung pemberian keluarga yang sudah lebih

dahulu membuat payung, perajin memulai usaha untuk dikembangkan sendiri.

Selain itu untuk perajin yang ikut mendirikan usaha diakhir-akhir ini, mereka rata-

rata bermodal awal Rp. 700.000,00-Rp.4.000.000,00. Mereka menggunakan modal

tersebut untuk membeli bahan baku, membeli peralatan dan ongkos transportasi.

Perkembangan usaha kerajinan payung hias menunjukkan tanda yang baik.

Untuk setiap perajin payung hias selama ini bisa berjalan seiring dengan berjalannya

waktu. Payung hias yang diproduksi oleh perajin bisa laku di pasaran dengan bantuan

para perantara. Hal ini menjadikan prospek payung hias kedepan akan bisa

berkembang selama para perajin sendiri mampu menjaga kualitas dan ciri khas dari

payung hias itu sendiri.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Strategi Pemasaran Usaha Kerajinan Payung Hias di Kecamatan Juwiring

Perajin payung hias di Kecamatan Juwiring dalam memasarkan produknya

menggunakan jasa perantara maupun konsumen dapat melakukan pemesanan

langsung. Peran perantara sangatlah penting. Perantara merupakan orang-orang yang

sudah lama dikenal perajin untuk membantu perajin memasarkan lagsung kepada

konsumen. Payung hias yang dipesan perantara dilakukan dalam jumlah besar,

sehingga harga yang diberikan akan lebih murah. Barang yang dipesan akan

diantarkan langsung oleh perajin sendiri, namun ada pula perantara atau konsumen

yang mengambilnya. Konsumen perorangan juga dapat melakukan pemesanan

langsung sesuai dengan bentuk dan selera yang diinginkan. Melalui strategi ini

memungkinkan perajin jika ada pesanan baru dibuat sesuai dengan pesanan. Berikut

ini skema pemasaran yang dilakukan oleh perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring:

Page 70: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 4. Skema Pemasaran Payung Hias di Kecamatan Juwiring

Kegiatan pemasaran yang ada pada usaha kerajinan payung hias di

Kecamatan Juwiring terdapat penerapan dari bauran pemasaran (Marketing Mix)

yang meliputi:

a. Produk (Product)

Payung merupakan salah satu produk kerajinan yang mempunyai nilai

seni yang tinggi. Selain sebagai simbol kebesaran keraton, juga bisa

dimaksudkan untuk mengayomi dan menghiasi. Hal ini seperti yang

disampaikan Hadi Marsono, pemilik payung hias Fajar Bangun pada tanggal

11 Agustus 2011 di rumahnya. Sri Suyatmi menambahkan pada wawancara

tanggal 14 Agustus 2011 di rumahnya, kerajinan payung sebagai sebuah

kerajinan rakyat yang mempunyai ciri khas daerah yang tidak mungkin dimiliki

oleh daerah lain. Kelebihan tersebut yang membuat payung hias Juwiring bisa

berkembang.

Payung hias yang dihasilkan perajin di Kecamatan Juwiring beragam,

diantaranya payung keraton, payung susun, payung tari (kethekan) dan payung

putihan seperti yang disampaikan Hadi Marsono tanggal 11 Agustus 2011 di

rumahnya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan pemilik payung hias

Honocoroko, Wigit Gunarto, tanggal 25 Agustus 2011 yang menyatakan

bahwa payung yang dihasilkan meliputi Payung Tari, Payung Keraton, Payung

Fantasi, Payung Dekorasi, Payung Engkel, Payung Lukis/Batik Kain.

Pembuatan

payung hias

untuk dipasarkan

Melakukan

kesepakatan harga

dan jenis payung

hias

Perajin

mengantarkan

produk ke

perantara/pemesan

Perantara

maupun

konsumen

melakukan

pemesanan

Memajang hasil produksi

dirumah produksi,

mengikuti pameran dan

mempromosikan lewat

internet

Page 71: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Menguatkan pernyataan tersebut, Mujianto, pemilik kerajinan payung hias

Maju Lancar pada tanggal 28 Agustus 2011 dirumahnya mengungkapkan

“Untuk produk ada payung susun tiga, payung susun satu yang untuk dekorasi

pernikahan, penyambutan tamu dan sebagainya. Adapula payung tari-tarian”.

Pengembangan payung hias sangat penting untuk dilakukan, salah

satunya dengan membuat inovasi-inovasi pada produk. Pengembangan itu

tampak terlihat pada desain, seperti yang terjadi pada desain payung dekorasi.

Hal itu sesuai dengan yang disampaikan Heri Wibowo, pemilik kerajinan

payung hias Wisnu pada wawancara tanggal 18 Agustus 2011 dirumahnya. Sri

Suyatmi pada wawancara tanggal 14 Agustus 2011 di rumahnya

mengungkapkan bahwa awal mula payung hias hanya terbuat dari bahan baku

kertas. Seiring dengan perkembangan jaman maka muncullah payung hias yang

terbuat dari kain. Hal itu bisa terlihat di payung susun yang dibuat oleh perajin

di Kecamatan Juwiring. Ngadi Yakur pada tanggal 9 September 2011

mengungkapkan:

Pengembangan ya payung-payung susun seperti ini. Kan dulunya payung

itu hanya untuk payung panas hujan dan payung keraton itu, ya kalau

payung-payung panas hujan kan kalah bersaing dengan payung kalong itu,

nah dari perajin supaya tidak mematikan jalan, membuat payung hias

untuk dekorasi, payung susun dan kap lampu.

Jumlah produksi payung hias yang dilakukan perajin sangat tergantung

dengan jumlah pesanan. Ketika pesanan banyak maka produksipun akan

banyak, namun apabila pesanan sepi maka jumlah produksi payung hias akan

berkurang sehingga produksi tiap bulannya berbeda-beda. Walaupun seperti

itu, bisa dirata-rata produksi kerajinan tersebut rutin setiap bulan sehingga

seiap hari bisa dirata-rata perajin payung hias akan melakukan proses produksi.

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Heri Wibowo pada wawancara

tanggal 18 Agustus 2011 dirumahnya bahwa untuk hal produksi “Rutin, jadi

memang di bulan-bulan tertentu itu sangat menonjol, di bulan yang lain itu

sangat kurang, jadi dirata-rata satu tahun itu sebenarnya rutin”.

Page 72: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Produksi setiap hari juga dilakukan oleh Ngadi Yakur. Beliau pada

wawancara tanggal 9 September 2011 dirumahnya menguatkan pernyataan

tersebut dengan menyatakan produksi payung hias selama ini masih tetap rutin.

Hari ini ada pesanan, besok hari biasanya ada pesanan lagi. Rutinitas dalam

produksi tersebut membuat produsen akan lebih memberikan pelayanan yang

lebih baik kepada konsumen. Hal ini mengingat kebutuhan sebagian konsumen

akan produk kerajinan payung hias ada yang dalam waktu mendadak. Adapula

konsumen yang hanya melihat-lihat kerumah produksi kemudian tertarik

sehingga membeli. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan Sri

Suyatmi tanggal 14 Agustus 2011 di rumahnya:

Rutin, setiap saat kita buat, sebab nanti kalau kita nunggu pesanan,

padahal nanti orang pesan itu langsung bawa. Kalau nanti nunggu orang

pesan kemudian baru ya ndak nyampai. Kita setiap hari produksi, nanti

pas ada tamu, adanya berapa tinggal ambil. Jadi tidak nunggu pesan.

Yang namanya payung ini itu rutin, karena ada juga yang di eksport.

Saya ndak eksporkan, tapi pedagang-pedagang itu yang ngambil lalu

mengeksporkan. Kan payung itu rangkaiannya sama baju-baju to mas,

sama baju Jawa. Sekarang souvenir yang dicari kan malah yang payung

kertas, kemarin untuk reuni-reuni pakai payung kertas ini

Perajin tidak hanya sendirian dalam membuat payung hias, namun dibantu

dengan beberapa orang yang mempunyai keahlian khusus seperti

menempelkan, memberi warna, menghias dan menyulam. Salah satu rumah

produksi dibantu oleh 3-10 karyawan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus yang menyatakan karyawan yang

membantunya sekitar 10 orang. Ngadi Yakur pada wawancara 9 September

2011 dirumahnya menambahkan “Karyawan kalau industri rumahan ya

termasuk yang punya kan, kalau keseluruhan ya sekitar 7-8 orang ya ada, ini

kan sebagian dibuat diluar rumah”.

b. Harga (Price)

Harga untuk berbagai jenis payung hias tidak sama dan masing-masing

perajin menetapkan harga yang beragam, tergantung dengan harga bahan baku,

tingkat kesulitan dan tingkat seni yang terdapat dalam pembuatan payung hias

tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Heri Wibowo pada

Page 73: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

wawancara tanggal 18 Agustus 2011 dirumahnya yang menyatakan harga jual

produk didasarkan pada bahan baku, karena besarnya biaya bahan baku yang

digunakan akan mempengaruhi biaya produksi payung hias. Untuk desain baru

harga jual payung hias pada umumnya dijual dengan nilai yang tinggi. Selain

itu didasarkan pula pada tingkat kesulitan pada pembuatan payung hias itu

sendiri. Payung dengan corak dan ornamen yang rumit akan mempertinggi

harga jual produk. Senada dengan hal tersebut pernyataan dari Sri Suyatmi

tanggal 14 Agustus 2011 di rumahnya mengatakan bahwa penetapan harga

produk berdasarkan bahan baku, tingkat kesulitan dan tingkat seninya.

Tingkat seni termasuk pula ornamen yang menghiasi didalamnya dan

benang-benang yang dirangkai. Kualitas benang yang dirangkai dapat dilihat

melalui kepadatan benang dan macam-macam benang yang menghiasi. Wigit

Gunarto tanggal 25 Agustus 2011 dirumahnya menambahkan bahwa dalam

penetapan harga jual produknya didasarkan pada bahan baku, tenaga dan laba

yang diinginkan.

Harga yang terjadi diantara perajin merupakan harga yang terbentuk

karena pasar monopolistik. Meskipun jenis payung diantara perajin mempunyai

persamaan namun masing-masing perajin mempunyai ciri khas tersendiri. Hal

ini mengingat kerajinan payung hias merupakan kerajinan dengan manual yang

mengedepankan nilai seni sehingga setiap satu perajin dapat berkreasi sesuai

kemampuan yang berbeda-beda. Hadi Marsono menetapkan untuk harga

payung tari-tarian dijual dengan harga Rp. 25.000,00 satu payungnya dan

payung keraton bisa mencapai Rp.200.000,00-Rp.250.000,00 sedangkan Sri

Suyatmi menetapkan payung tari-tarian Rp. 30.000,00 dan payung keraton bisa

mencapai Rp.300.000,00.

Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, variasi

harga muncul diantara perajin karena kerajinan payung hias merupakan

kerajinan dengan manual. Payung tari kertas Rp. 25.000,00-Rp.30.000,00,

payung dekorasi susun tiga Rp. 55.000,00-Rp. 120.000,00, payung pantai Rp.

150.000,00-Rp. 300.000,00, payung keraton seharga ratusan ribu dan ada pula

payung hias yang harganya mencapai jutaan.

Page 74: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Perantara dan konsumen payung hias terdapat perbedaan harga diantara

keduanya. Perantara akan memperoleh harga yang lebih rendah daripada

konsumen yang pesan. Pesanan dari konsumen biasanya meminta kepada

perajin sesuai dengan selera konsumen sehingga dalam pengerjaannya akan

membutuhkan perlakuan tambahan. Harga yang dibuat konsumen lebih berani

daripada perantara. Selain itu, konsumen hanya datang beberapa kali saja

ataupun tidak membeli secara rutinitas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

disampaikan Hadi Marsono pada wawancara 11 Agustus dirumahnya yang

menyatakan bahwa:

Kalau yang pesan biasanya harganya berani, lebih mahal. Kalau yang rutin

disetori setiap hari itu dipasar Bringharjo, itu kadang belum habis disetori

lagi, disitu ya harga segini boleh ndak, jadinya harganya beda. Membuat

sama jual kan cepat yang membuat, kalau barangnya masih disetori lagi

kan ndak mau, buat apa. Bakul kan harganya sini bisa dikurangkan.

Ngadi Yakur menambahkan pada wawancara tanggal 9 September 2011

dirumahnya bahwa harga jual untuk perantara (bakul) merupakan harga grosir,

harga yang sudah ditetapkan ketika membeli dalam jumlah banyak. Hal ini

sudah sering terjadi pada pedagang-pedagang lain. Perantara (bakul) membayar

harga beli ke perajin bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dijual kembali

sehingga perajin akan memberikan harga yang saling menguntungkan.

Sedangkan harga untuk tamu pemesan akan lebih mahal daripada perantara.

Jumlah pembelian payung hias juga akan mempengaruhi harga jual rata-

rata setiap biji. Hal tersebut terjadi karena pembelian dengan jumlah yang besar

menunjukkan bahwa adanya saling keterkaitan sebagai mitra bisnis. Bisa jadi

dikemudian hari akan melakukan pembelian yang sama ketempat perajin.

Lebih lanjut Sri Suyatmi pada wawancara tanggal 14 Agustus 2011 di

rumahnya menyatakan “Membeli lebih banyak berarti kan nanti masuk mitra

kerja, dia sudah bisnis nanti. Kalau bisnis kan kita melayaninya dia untung kita

untung, tapi kalau yang memakai hanya temporer-temporer kan hanya

kebutuhan mendesak”.

Omzet yang diperoleh perajin setiap bulan tidaklah sama. Ketika bulan itu

banyak pesanan, maka omzet yang didapat akan banyak dan begitu juga

Page 75: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sebaliknya. Untuk setiap perajin omzet yang didapat tidak sama. Heri Wibowo

pada wawancara 18 Agustus 2011 dirumahnya mengaku setiap bulan dapat

memproduksi 200 payung dengan omzet 20-30 juta. Wigit Gunarto

menyampaikan tanggal 25 Agustus 2011 dirumahnya, setiap bulan omzet yang

diperoleh mencapai 20-50 juta. Sedangkan Mujianto tanggal 28 Agustus 2011

dirumahnya menyatakan omzet yang diperoleh dari usaha kerajinan payung

sekitar 5 juta, begitu pula dengan Hadi Marsono.

Keadaan omzet perbulan menunjukkan usaha kerajinan payung hias selalu

mengalami pergerakan ekonomi. Hal itu menjadi titik tolak untuk lebih

mengembangkan usaha yang lebih baik lagi kedepannya. Beberapa perajin

mengakui, usaha ini termasuk industri rumahan yang tidak menggunakan

pembukuan yang sistematis. Hadi Marsono pada wawancara 11 Agustus 2011

dirumahnya mennyatakan tidak ada catatan pembukuan untuk usahanya,

semuanya hanya diperkirakan dengan tujuan usaha bisa jalan. Hal senada juga

diungkapkan Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus 2011 dirumahnya bahwa usaha

yang dijalankan tanpa pembukuan yang sistematis.

c. Distribusi (Place)

Sistem penjualan produk payung hias yang dilakukan perajin di

Kecamatan Juwiring menggunakan distribusi langsung dengan konsumen

memesan sendiri ke perajin dan distribusi tidak langsung dengan memakai jasa

perantara. Jasa perantara dilakukan dengan mengambil sendiri kerumah

produksi maupun perajin menyetor produk ke perantara-perantara. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan Hadi Marsono pada wawancara 11 Agustus

2011 dirumahnya bahwa salah satu sistem penjualan yang biasa dilakukan

adalah melalui perantara. Dari beberapa perantara yang sudah menjalin

hubungan, ada yang langsung mengambil sendiri. Senada dengan hal tersebut

Heri Wibowo tanggal 18 Agustus 2011 dirumahnya mengungkapkan “Ehm,..

Kita masuknya ke distributor, perantaranya distributor, ke toko atau ke pasar,

modelnya kan seperti itu”. Selain itu, banyak pula perantara yang langsung

mendatangi rumah produksi untuk mengambil sendiri barangnya. Hal ini

dilakukan berdasarkan atas saling kepercayaan.

Page 76: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pembayaran awal dilakukan dengan pemberian uang muka terlebih dahulu

kemudian barang dikirim. Pengiriman barang bisa melalui paket dan

pembayaran bisa menggunakan transfer Bank. Sri Suyatmi pada wawancara 14

Agustus 2011 menyatakan:

Iya pakai perantara, kalau saya yang nangani sendiri berarti saya ngurus

semuanya. Pokoknya barang keluar saya yang nangani dirumah. Model

door to door itu saya juga tidak, kadang ada yang langsung datang

kerumah, bahkan sama pembelinya saya tidak kenal. Saling kepercayaan

saja, dia kirim uang saya kirim barang. Dia kasih DP kita kirim barang,

bahkan kalau sudah percaya dia minta kita kirim barang tanpa DP dulu.

Biasanya kalau uangnya lancar setelah 2-3 kali pesan sudah tidak pakai

DP.

Peran perantara sangatlah penting. Agar kegiatan pemasaran berjalan

dengan lancar, perajin payung hias di Kecamatan Juwiring menjalin hubungan

baik dengan para perantara, diantaranya yaitu menjaga kepercayaan dengan

perantara dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Ngadi Yakur

pada wawancara 9 September 2011 dirumahnya mengungkapkan hubungan

baik dengan perantara selalu dijaga dengan membangun sikap saling percaya,

mempererat perkenalan, pembuatan pesanan dari perantara yang tepat waktu

dan memberikan pelayanan yang terbaik. Ranto juga menyatakan pada

wawancara tanggal 13 Agustus 2011 dirumahnya yaitu, hubungan dengan

perantara maupun pelanggan dibangun dengan tidak mengecewakan,

pembuatan produk yang tepat waktu merupakan salah satu langkah yang

diambil. Sri Suyatmi dalam wawancara 14 Agustus dirumahnya menyatakan

perantara biasa mengambil payung hias dalam jumlah yang besar untuk dijual

kembali sedangkan pemakai langsung akan membeli ke perajin hanya dalam

waktu yang temporer saja.

Distribusi yang selama ini dilakukan oleh perajin payung hias di

Kecamatan Juwiring melalui transportasi sendiri maupun dengan jasa

pengiriman paket. Jasa pengiriman paket dilakukan saat pemesan dari produk

payung hias berasal dari daerah yang jauh. Untuk pengambilan bahan baku,

perajin mengambil kerangka dari daerah sekitar. Sedangkan untuk bahan

tambahan seperti kertas, kain, benang, dan cat dibeli langsung dari toko-toko

yang berada di kota Solo.

Page 77: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Area pemasaran payung hias meliputi seluruh Indonesia. Hal ini sesuai

dengan yang disampaikan Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus 2011

dirumahnya, yaitu pemasaran produk payung hias meliputi seluruh Indonesia

terutama di Pulau Jawa. Keberadaan keraton di Indonesia sedikit banyak

mempengaruhi cakupan area pemasaran payung hias, mengingat payung

kebesaran keraton yang menjadi simbol wajib biasa diproduksi oleh perajin

payung di Kecamatan Juwiring. Hadi Marsono mengungkapkan pada

wawancara 11 Agustus 2011 dirumahnya bahwa beliau merupakan salah satu

abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta sehingga ketika Jumenengan

Sinuwun Pakubuwono XIII membutuhkan payung beliaulah salah satu

pembuatnya. Eksistensi keberadaan keraton Surakarta dan Jogjakarta inilah

yang menjadikan Kecamatan Juwiring sangat strategis untuk kerajinan payung

hias.

Heri Wibowo pada wawancara 18 Agustus 2011 dirumahnya

mengungkapkan mengenai area pemasaran yaitu, pemasaran dilakukan hampir

seluruh pulau Jawa, sedikit Sumatera dan sedikit Sulawesi. Pernah pula

pemesanan dilakukan oleh orang luar negeri seperti Spanyol, Italia dan Jerman.

Hal senada juga disampaikan Sri Suyatmi 14 Agustus 2011 dirumahnya yang

mengatakan “Ini ada yang diekspor juga mas, Australia, Amerika, tapi tidak

langsung saya ekspor. Orang bule itu kan belinya gini mas, barang dari

Indonesia masuk kelemari-lemari dari Serenan berwujud paketan nanti diambil

oleh kontainer. Yang lokal yaitu tadi, Jogja, Solo, Jakarta”. Dari beberapa

informan tersebut dapat diketahui bahwa pemasaran payung hias meliputi

daerah lokal dan mancanegara. Pemasaran tersebut dilakukan oleh beberapa

perantara.

d. Promosi (Promotion)

Promosi yang dilakukan perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

adalah dengan mengikuti pameran dengan bantuan pihak ketiga. Hadi Marsono

mengatakan pada wawancara 11 Agustus 2011 dirumahnya bahwa promosi

dilakukan dengan mengikuti pameran seperti The 6th Java Expo 2011 dengan

bantuan pihak keraton Solo yang memfasilitasinya. Berdasarkan observasi,

Page 78: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

promosi itu juga menggunakan katalog yang berisi model-model payung hias

sehingga konsumen dapat melihat dan memesan sesuai dengan selera. Hal

senada juga diungkapkan oleh Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus 2011

dirumahnya yang mengatakan promosi dilakukan melalui pameran dan

internet. Ngadi Yakur mengungkapkan pada wawancara 9 September 2011

dirumahnya yaitu, promosi lebih ditekankan dari mulut ke mulut dan berusaha

mencari perantara/agen yang baru. Beliau menambahkan keberadaan payung

hias di Kecamatan Juwiring sebenarnya sudah sejak lama dikenal oleh

masyarakat luas. Mungkin seseorang tidak membeli dipameran, namun

pemasaran itu bisa melalui media lain. Kerajinan payung hias ini sudah

beberapa kali diliput oleh media cetak maupun televisi.

Peran pemerintah tampak dalam usaha memasarkan kerajinan rakyat ini,

diantaranya melalui media Kriya Indonesia. Sri Suyatmi pada wawancara 14

Agustus 2011 dirumahnya mengatakan bahwa:

Promosinya kan dibantu pemerintah, dari pak SBY kan ada majalah ini

mas. Semua produksi dilindungi oleh pemerintah. Kemarin ada

sosialisasi HKTI, kan kerajinan di Indonesia itu dipromosikan oleh

pemerintah. Bahkan kalau mau ikut pameran dikasih tempat gratis, tapi

saya juga mikir, kalau saya ikut pameran nanti tidak ada yang nunggu

rumah.

Kegiatan budaya seperti upacara-upacara yang dilakukan pemerintah

untuk menghidupkan kembali kebudayaan menjadi kesempatan perajin untuk

mempromosikan payung hias. Hal ini disebabkan nilai dan budaya tidak akan

bisa dipisahkan dari kerajinan payung hias. Ketika semua orang meninggalkan

budaya maka kerajinan payung hias akan merosot. Keterkaitan ini terlihat dari

acara-acara upacara, pernikahan adat Jawa dan seremonial di keraton-keraton.

Sri Suyatmi pada wawancara tanggal 14 Agustus 2011 dirumahnya

mengungkapkan “Nilai dan budaya itu rangkaian dari ini mas, kalau semua

sudah meninggalkan budaya, upacara-upacara sudah tidak ada, payung seperti

ini kan tidak dibutuhkan.

Keinginan masyarakat luar negeri untuk kembali kealam “Back to

Nature” merupakan kesempatan yang bagus bagi perajin hiasan tradisional

untuk berkembang. Salah satu kerajinan yang termasuk didalamnya adalah

Page 79: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kerajinan payung hias, seperti yang disampaikan Sri Suyatmi pada wawancara

14 Agustus 2011 dirumahnya. Untuk itu perlu sarana dalam memperkenalkan

produk kepada masyarakat luar negeri. Perkembangan teknologi dimanfaatkan

oleh sebagian perajin sebagai sarana untuk mempromosikan pula. Contoh-

contoh produk ditampilkan melalui sebuah blog yang nantinya masyarakat luas

akan bisa menemukan dengan mudah. Melalui promosi diinternet diharapkan

dapat memudahkan konsumen dalam mencari payung hias. Heri Wibowo pada

wawancara tanggal 18 Agustus 2011 diirumahnya menyampaikan teknologi

sebatas pada internet. Hal itu dikuatkan oleh Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus

2011 yang menyatakan melalui teknologi internet dapat mempererat hubungan

dengan pelanggan. . Keinginan masyarakat luar negeri untuk kembali kealam

“Back to Nature” merupakan kesempatan yang bagus bagi perajin hiasan

tradisional untuk berkembang. Salah satu kerajinan yang termasuk didalamnya

adalah kerajinan payung hias ini.

Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, diketahui

pula selain mengikuti pameran seperti pada acara The 6th Java Expo 2011 dan

melalui katalog, juga peliputan diberbagai media cetak dan elektronik. Diantara

media cetak itu adalah majalah Kriya Indonesia Craft No. 6 tahun 2007 dan

Kompas. Promosi lewat internet juga dilakukan oleh beberapa perajin.

Langkah tersebut dengan membuat blog, diantaranya

payungwisnu.wordpress.com dan payunghonocoroko.blogspot.com.

e. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Hubungan dengan masyarakat berusaha dijalin dengan sebaik-baiknya.

Menghormati dengan sesama tetangga selalu dijaga. Dalam memproduksi

kerajinan payung hias relatif tidak mengganggu dengan masyarakat sekitar.

Seperti yang disampaikan Mujianto tanggal Agustus 2011 bahwa hubungan

dengan konsumen dijaga dengan tidak mengecewakan, sedangkan hubungan

dengan masyarakat baik-baik saja. Hal itu dikarenakan dalam produksi tidak

membuat gaduh dan tidak mengganggu lingkungan.

Page 80: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Hubungan dengan pemerintah dijaga melalui ikut serta dalam pelatihan

yang diselenggarakan pemerintah daerah. Wigit Gunarto tanggal 25 Agustus

2011 dirumahnya mengatakan “Kita ikut pameran mas, jadi bisa bertemu

langsung dengan calon pelanggan. Kadangpula ikut pelatihan yang

diselenggarakan pemerintah untuk perbaikan layanan/ mutu”. Diharapkan

dengan seperti itu hubungan dengan pemerintah akan selalu terjalin dan

pelayanan kepada konsumen akan semakin puas. Heri Wibowo pada

wawancara tanggal 18 Agustus 2011 dirumahnya menambahkan dalam rangka

membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar kadangkala

mengadakan penyuluhan dengan meminta pihak ketiga untuk mengisi masalah

mengkreasi payung atau pencarian bahan.

Hubungan dengan masyarakat sekitar juga terbentuk melalui penyediaan

bahan baku pembuatan jeruji dan garan. Mujianto pada tanggal 28 Agustus

2011 dirumahnya menyatakan bahwa “ Bahan bakunya dari penduduk sekitar

Juwiring” sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan dengan

masyarakat dalam hal bahan baku. Bentuk hubungan diatas senada dengan

yang disampaikan Ngadi Yakur pada wawancara tanggal wawancara 9

September 2011 dirumahnya yaitu:

Ya itu tadi, untuk menjaga hubungan baik itu, satu tidak mengecewakan

konsumen. Kalau konsumen tidak kecewa hubungan baik kan selalu

terjalin. Dengan masyarakat pun kita membuat payung ini kan bersama-

sama masyarakat, kami yang finishing terus masyarakat sini kan yang

membuat kerangka, tukang sulamnya, tangkai garannya, sehingga kan

ada kerjasama saling menguntungkan mas, karena ada kerjasama saling

menguntungkan otomatis kan hubungan perajin payung dengan

masyarakat selalu terjalin mas.

Sebagian perajin pernah ada yang melakukan studi banding ke berbagai

daerah. Studi banding ini difasilitasi oleh pemerintah melalui Departemen

Perindustrian. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ngadi Yakur

pada wawancara tanggal 9 September 2011 dirumahnya yang menyatakan

dahulu sudah ada program pemerintah untuk melakukan studi banding ke

berbagai daerah tetapi untuk sekarang kurang terlihat.

Page 81: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kendala-kendala yang dihadapi perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring Kabupaten Klaten

Basis UMKM dan ekonomi rakyat secara umum dihadapkan kepada

berbagai permasalahan yang menyelimuti, walaupun sering diklaim cukup

bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Eksistensi pelaku UMKM belum

bisa terlepas dari berbagai kendala yang menghadang, tidak terkecuali bagi

perajin payung hias di Kecamatan Juwiring.

Administrasi dalam bentuk pembukuan masih kurang. Perajin masih

menggabungkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Hadi

Marsono pada wawancara 11 Agustus 2011 dirumahnya menyatakan tidak ada

catatan pembukuan untuk usahanmya, semuanya hanya diperkirakan dengan

tujuan usaha bisa jalan. Hal senada juga diungkapkan Wigit Gunarto tanggal 25

Agustus 2011 dirumahnya bahwa usaha yang dijalankan tanpa pembukuan

yang sistematis.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat payung hias terdiri dari

bahan-bahan produksi pabrik dan bahan-bahan dari alam yang dikreasi oleh

perajin awal seperti jeruji dan tangkai (garan). Perajin tidak mengalami

hambatan untuk memperoleh bahan baku produksi pabrik. Hal itu disebabkan

ketersedian bahan baku tersebut yang banyak. Setiap kali membutuhkan mudah

untuk mencarinya. Lain halnya dengan bahan baku jeruji dan garan, kedua

bahan utama ini jumlahnya terbatas. Pengambilan jeruji dan garan tidak bisa

setiap saat. Kondisi ini dikarenakan kemampuan dalam membuat jeruji dan

garan terbatas sesuai kemampuan. Pernyataan ini sesuai dengan yang

disampaikan Ngadi Yakur pada wawancara tanggal 9 September 2011

dirumahnya yang menyatakan:

Jerujinya dari Gumantar, untuk bahan lainnya bisa dibeli di Solo.

Sekarang bahan baku jerujinya ini yang sulit mas, untuk masalah kain itu

mudah, masalahnya kan begini, jeruji itu yang buat cuma beberapa orang,

kemarin itu saya dapat pesanan banyak tapi saya tidak bisa, karena yang

buat itu terbatas. Kemarin ada order itu seribu dalam waktu seminggu,

saya tidak bisa. Lha manual, kalau yang buat sudah lelah dipaksakan

tidak bisa, mesin tidak bisa lelah.

Page 82: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Keinginan masyarakat luar negeri untuk kembali ke alam dengan

mengkampanyekan produk yang ramah lingkungan menjadi kesempatan bagi

payung hias untuk memasukinya. Namun usaha mikro dan kecil sangatlah sulit

untuk menembus pasar luar negeri . Munculnya hambatan pasar tersebut

berdampak pula bagi perajin dalam mengembangkan usaha. Heri Wibowo pada

wawancara 18 Agustus dirumahnya menyebutkan:

Hambatan pasar, untuk pengembangan produk itu hambatan pasar.

Seperti yang saya katakan tadi, untuk pasar Eropa, Amerika itu harus ada

pembinaan, penyuluhan atau motivasi dari pemerintah, pemerintah harus

sebagai motivator. Kerajinan tangan itu perlu dukungan dari pemerintah,

karena untuk pasar lokal sendiri, secara nasional sudah tersentuh untuk

pemasaran payung, terutama untuk pulau Jawa, semua dati II sudah

masuk.

Keterbatasan modal juga menjadi kendala yang dikeluhkan perajin

seperti yang diungkapkan Wigit Gunarto pada tanggal 25 Agustus 2011. Sri

Suyatmi pada wawancara tanggal 14 Agustus 2011 menyatakan setelah

mempraktekkan dalam pinjaman Bank ternyata bunganya sama besar seperti

pinjaman lainnya. Dia berpendapat hal ini masih dirasa memberatkan perajin,

namun seharusnya perajin kerajinan rakyat dapat memperoleh pinjaman tanpa

bunga untuk meningkatkan usaha walaupun menggunakan agunan. Hadi

Marsono menambahkan pada wawancara tanggal 11 Agustus 2011 yang

menyatakan perhatian pemerintah terhadap para perajin relatif kurang. Belum

ada langkah nyata yang dapat dirasakan untuk meningkatkan produktivitas

perajin. Oleh karena perlu campur tangan pemerintah untuk mendorong usaha

kerajinan payung hias.

Permasalahan yang dihadapi perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

lainnya seperti yang biasa terjadi pada kerajinan rakyat. Kesulitan dalam

memasarkan kadangkala menjadi kendala. Hal ini terjadi dikarenakan

terbatasnya modal dan akses jaringan sehingga pemasaran akan mendapatkan

kesulitan. Sri Suyatmi pada wawancara 14 Agustus 2011 dirumahnya

mengungkapkan “Kita kan kerajinan rakyat, bisa buat kadang sulit

memasarkan, kadang dia buat harga rendah, walaupun rugi dia kasihkan”.

Page 83: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Upaya-Upaya yang Dilakukan Perajin Payung Hias di Kecamatan

Juwiring

Kendala-kendala yang dihadapi oleh perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring merupakan masalah yang perlu disikapi. Berbagai upaya dilakukan

oleh perajin untuk tetap berusaha mengembangkan usaha kerajinan payung

hias. Diantara upaya-upaya yang dilakukan adalah:

a. Menetapkan harga payung hias berdasarkan dengan perkiraan bahan baku,

tingkat kesulitan dan tingkat seni

b. Mempertahankan kualitas payung hias dan memberikan pelayanan terbaik

kepada konsumen supaya konsumen tidak kecewa

c. Mengikuti pameran seperti pada Expo dengan bantuan pihak ketiga

d. Mengutamakan modal sendiri dan meminjam ke orang lain ketika

membutuhkan

e. Mengambil bahan baku jeruji seadanya dari perajin jeruji tanpa menunggu

pesanan banyak

f. Mempertahankan ciri khas karena semua daerah punya khas sehingga

ketika orang melihat sudah tahu kalau payung Juwiring

g. Berusaha bergerak sendiri kalau pemerintah belum berusaha untuk

membantu

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

Pokok permasalahan pada laporan ini adalah tentang strategi pemasaran

kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten . Temuan studi

yang merupakan hasil penelitian apabila dihubungkan dengan kajian teori yang

telah disusun maka dapat diketahui bahwa apa yang telah ditemukan dalam

penelitian memang ada keterkaitan dengan kajian-kajian teori yang ada. Keterkaitan

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

a. Produk (Product)

Produk yang ditawarkan perusahaan dapat berupa barang, jasa, pelayanan

maupun informasi. Masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.

Page 84: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Perusahaan melakukan berbagai terobosan yang inovatif supaya produk yang

ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Produk bisa jadi terdiri dari

suatu kombinasi fisik dan elemen jasa atau pelayanan dan keseimbangan antara

keduanya secara bervariasi. Produk meliputi variasi produk, kualitas, desain,

fasilitas, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi dan pengembalian.

Payung hias yang dihasilkan perajin di Kecamatan Juwiring beragam,

diantaranya payung keraton, payung susun, payung tari (kethekan) dan payung

putihan. Untuk produk ada payung susun tiga, payung susun satu yang untuk

dekorasi pernikahan, penyambutan tamu dan sebagainya. Adapula payung yang

digunakan sebagai tari-tarian. Payung hias yang dibuat perajin mempunyai

keunikan tersendiri dari pada kerajinan yang lain. Masing-masing perajin juga

mempunyai ciri khas, mengingat seni dan kreasi masing-masing perajin tidak

sama. Payung hias menjadi salah satu khas daerah yang menyimpan nilai budaya

yang tinggi.

Kualitas yang dihasilkan masih tetap dipertahankan perajin. Diharapkan

hal ini tidak akan membuat kecewa konsumen. Merk-merk payung lebih dikenal

oleh masyarakat sebagai payung Juwiring meskipun terdiri dari beberapa

sanggar payung hias seperti payung Wisnu, payung Honocoroko, payung Fajar

Bangun dan payung Maju Lancar. Pembeli dapat memesan sendiri payung hias

sesuai dengan ukuran dan ornamen jika menghendaki.

Pengembangan payung hias sangat penting dilakukan dengan membuat

inovasi-inovasi pada produk. Pengembangan itu tampak terlihat pada desain,

seperti yang terjadi pada desain payung dekorasi. Desain payung hias terdiri pula

dari aneka hiasan burung, ikan dan bunga-bunga. Awal mula payung hias hanya

terbuat dari bahan baku kertas. Seiring dengan perkembangan jaman maka

munculah payung hias yang terbuat dari kain.

Berdasarkan keadaan diatas, perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

harus terus menerus melakukan inovasi seiring dengan berkembangnya jaman.

Inovasi itu bisa berwujud penambahan corak atau pembuatan model baru.Selain

itu kualitas payung perlu untuk tetap terjaga. Hal ini dikarenakan bagi konsumen

barang hias akan lebih mementingkan produk daripada harga.

Page 85: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Harga (Price)

Para konsumen seringkali membandingkan harga salah satu produk dengan

produk yang lain. Keinginan konsumen adalah untuk mendapatkan harga yang

lebih murah dengan kualitas yang sama dengan produk sejenis. Dalam

memposisikan harga dari suatu produk, perusahaan harus tepat dalam melakukan

penetapannya, jangan sampai terlalu rendah yang menyebabkan perusahaan

merugi maupun terlalu tinggi yang membuat konsumen akan berpaling ke

produk lain. Untuk itu harus ada penetapan harga yang sesuai.

Perajin payung hias di Kecamatan Juwiring dalam menetapkan masing-

masing payung hias tidak sama tergantung dengan harga bahan baku,tingkat

kesulitan dan tingkat seni. Harga jual produk didasarkan pada bahan baku,

karena besarnya biaya bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi biaya

produksi payung hias. Untuk desain baru harga jual payung hias pada umumnya

dijual dengan nilai yang tinggi. Selain itu didasarkan pula pada tingkat kesulitan

pada pembuatan payung hias itu sendiri. Payung dengan corak dan ornamen

yang rumit akan mempertinggi harga jual produk. Masing-masing perajin

payung hias di Kecamatan Juwiring akan menetapkan harga yang beragam pada

produknya walaupun jenis payung hiasnya sama.

Kualitas benang yang dirangkai dapat dilihat melalui kepadatan benang dan

macam-macam benang yang menghiasi. Sebagian perajin mendasarkan harga

jual produknya pada bahan baku, tenaga dan laba yang diinginkan. Perajin satu

dengan perajin yang lainnya mempunyai keistimewaan sendiri sehingga

muncullah variasi dalam menetapkan harga payung hias. Untuk payung tari

kertas Rp. 25.000,00-Rp.30.000,00, payung dekorasi susun tiga Rp. 120.000,00,

payung pantai Rp. 150.000,00-Rp. 300.000,00, payung keraton seharga ratusan

ribu dan ada pula payung hias yang harganya mencapai jutaan

Perbedaan harga diberikan kepada perantara yang membantu memasarkan

kerajinan payung hias. Perantara akan memperoleh harga yang lebih rendah

daripada konsumen yang pesan. Pesanan dari konsumen biasanya meminta

kepada perajin sesuai dengan selera konsumen sehingga dalam pengerjaannya

akan membutuhkan perlakuan tambahan. Harga yang dibuat konsumen lebih

Page 86: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berani daripada perantara. Selain itu, konsumen hanya datang beberapa kali saja

ataupun tidak membeli secara rutinitas. Jumlah pembelian payung hias juga akan

mempengaruhi harga jual rata-rata setiap biji. Hal tersebut terjadi karena

pembelian dengan jumlah yang besar menunjukkan bahwa adanya saling

keterkaitan sebagai mitra bisnis.

c. Distribusi (Place)

Distribusi merupakan proses menempatkan suatu produk pada outlet yang

sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitasnya yang

keseluruhan berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari

produsen ke konsumen. Fungsi distribusi adalah membawa produk kepasar

sasaran dengan berbagai rangkaian aktivitas, yang terpenting dari aktivitas

tersebut adalah penjualan (dan pengiriman barang) dari produsen ke konsumen

akhir. Fungsi distribusi lainnya adalah mempromosikan produk, menyimpannya

dan menanggung resiko selama proses distribusi.

Distribusi payung hias yang dilakukan perajin payung di Kecamatan

Juwiring menggunakan jasa perantara dan pemesanan langsung. Jasa perantara

dilakukan dengan mengambil sendiri kerumah produksi maupun perajin

menyetor produk ke perantara-perantara. Selain itu, banyak pula perantara yang

langsung mendatangi rumah produksi untuk mengambil sendiri barangnya. Hal

ini dilakukan berdasarkan atas saling kepercayaan. Pembayaran awal dilakukan

dengan pemberian uang muka terlebih dahulu kemudian barang dikirim

Jasa pengiriman paket dilakukan saat pemesan dari produk payung hias

berasal dari daerah yang jauh. Untuk pengambilan bahan baku, perajin

mengambil kerangka dari daerah sekitar. Sedangkan untuk bahan tambahan

seperti kertas, kain, benang, dan cat dibeli langsung dari toko-toko yang berada

di kota Solo.

Area pemasaran payung hias meliputi seluruh Indonesia. Keberadaan

keraton di Indonesia sedikit banyak mempengaruhi cakupan area pemasaran

payung hias, mengingat payung kebesaran keraton yang menjadi simbol wajib

biasa diproduksi oleh perajin payung di Kecamatan Juwiring. Produk ini juga

pernah diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Italia.

Page 87: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang terpenting.

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan. Promosi

bisa diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengkomunikasikan

keunggulan produk serta membujukn pelnggan sasaran agar membeli produk.

Promosi yang dilakukan perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

adalah dengan mengikuti pameran dengan bantuan pihak ketiga seperti The 6th

Java Expo 2011 dengan bantuan pihak keraton Solo yang memfasilitasinya.

Promosi itu juga menggunakan katalog yang berisi model-model payung hias

sehingga konsumen dapat melihat dan memesan sesuai dengan selera. Selain itu

promosi lebih ditekankan dari mulut ke mulut dan berusaha mencari

perantara/agen yang baru. Keberadaan payung hias di Kecamatan Juwiring

sebenarnya sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat luas. Mungkin seseorang

tidak membeli dipameran, namun pemasaran itu bisa melalui media lain.

Kerajinan payung hias ini sudah beberapa kali diliput oleh media cetak maupun

televisi.

Pemerintah sebagai pendorong kegitan UMKM mempunyai peranan

penting dalam mempromosikan produk. Peran pemerintah tampak dalam usaha

memasarkan kerajinan rakyat ini, diantaranya melalui media Kriya Indonesia.

Selain itu usaha perajin dalam mempromosikan kegiatan tersebut diantaranya

mengikuti pameran seperti pada acara The 6th Java Expo 2011 dan melalui

katalog, juga peliputan diberbagai media cetak dan elektronik. Diantara media

cetak itu adalah majalah Kriya Indonesia Craft No. 6 tahun 2007 dan Kompas.

Promosi lewat internet juga dilakukan oleh beberapa perajin dengan membuat

blog, diantaranya payungwisnu.wordpress.com dan

payunghonocoroko.blogspot.com.

e. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Merupakan strategi untuk menarik opini masyarakat dalam waktu lebih

lama bertujuan membangun sebuah citra. Hubungan masyarakat merupakan

sarana yang dilakukan dengan menjalin hubungan dengan berbagai konsumen

Page 88: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

perusahaan dan masyarakat umum dengan tujuan untuk membangun citra

perusahaan yang positif agar mendapat nama baik dan mengatasi kabar angin ,

laporan dan berita-berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hubungan

masyarakat yang baik dapat tercapai melalui berbagai hal, diantaranya dukungan

kegiatan kemanusian, partisipasi kegiatan sosial, mensponsori kegiatan

masyarakat dan menyelenggarakan pameran.

Perajin di Kecamatan Juwiring berusaha untuk menjaga hubungan dengan

sebaik-baiknya. Menghormati dengan tetangga selalu dijaga. Dalam

memproduksi kerajinan payung hias relatif tidak mengganggu dengan

masyarakat sekitar. Hubungan dengan konsumen dijaga dengan tidak

mengecewakan, sedangkan hubungan dengan masyarakat baik-baik saja. Hal itu

dikarenakan dalam produksi tidak membuat gaduh dan tidak mengganggu

lingkungan. Bahkan dengan adanya kerajinan payung hias dapat membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Warga sekitar dapat ikut

menjalankan kerjasama yang saling menguntungkan. Penyediaan akan bahan

baku terutama bahan baku selain produksi pabrik yang diperoleh perajin dari

masyarakat sekitar merupakn wujud hubungan yang saling menguntungkan

kedua belah pihak.

Keikutsertaan dalam pelatihan yang diadakan oleh pemerintah daerah

diharapkan mampu membangun hubungan yang baik dengan pemerintah.

Meningkatkan kerjasama dua belah pihak pemerintah sebagai fasilitator dan

perajin sebagai pelaku.

2. Analisis SWOT

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dianalisis faktor-faktor yang

merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kerajinan payung hias.

a. Kekuatan internal

Analisis faktor-faktor internal merupakan analisis yang berhubungan dengan

kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Kekuatan (strength) menjadi

keunggulan atau kemampuan perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan

lain atau pesaing untuk melindungi dari kekuatan kompetitor. Sedangkan

Page 89: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

atribut kelemahan (weaknesses) merupakan kekurangan atau kelemahan yang

dimiliki oleh perusahaan sehingga membuka peluang bagi kompetitor untuk

mengunggulinya.

1) Strength (Kekuatan)

Kerajinan payung hias merupakan kerajinan khas tradisional yang unik.

Hal ini dikarenakan payung hias mengandung unsur nilai dan budaya.

Budaya tersebut dapat dilihat dari corak dan warisan kerajaan. Tidak setiap

daerah bisa membuat payung hias serupa, bahkan payung hias ini

merupakan salah satu produk khas daerah Kabupaten Klaten.

Produk payung hias tergolong produk natural. Proses pembuatannya

menggunakan manual dengan mengandalkan kreativitas perajin. Corak dan

bahan yang digunakan sebagian besar berasal dari alam sehingga payung

hias tergolong sebagai bagian dari produk natural. Adanya kampanye Back

to Nature membuka kesempatan payung hiasuntuk masuk ke pasar luar

negeri. Kesempatan ini harus menjadi kekuatan bagi perajin untuk

memajukan payung hias.

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam kegiatan proses

produksi terutama dalam pembuatan payung hias. Keahlian dan

keterampilan dimiliki oleh perajin sehingga produk yang dihasilkan

mempunyai kualitas yang bagus. Perajin juga dituntut untuk selalu

mengikuti dan mencari informasi tentang selera konsumen agar selalu

memproduksi payung hias yang inovatif. Selain itu biaya upah tenaga kerja

tergolong rendah. Mengingat industri kecil masyarakat tidak terikat dengan

adanya UMR.

Transportasi yang semakin maju membuat proses distribusi dan

pembayaran semakin mudah. Beberapa puluh tahun yang lalu, distribusi dan

pembayaran langsung dilakukan antar kedua belah pihak, namun sekarang

perajin dapat mengirimkan barang melalui paket dan memperlancar

distribusi. Hubungan dengan masyarakat sekitar juga terbangun dengan

baik. Masyarakat sekitar terbantukan dengan adanya kerajinan payung hias.

Masyarakat berperan sebagai penyedia bahan baku non pabrik.

Page 90: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2) Weaknesses (Kelemahan)

UMKM merupakan industri rakyat yang bisa jadi dianggap sebagai

usaha yang tahan akan krisis ekonomi, namun tidak terlepas dari beberapa

hal yang menjadi kelemahan. Begitu juga pada usaha kerajinan payung hias

di Kecamatan Juwiring sehingga perajin perlu mengantisipasi kelemahan-

kelemahan tersebut supaya diminimalkan untuk bisa tetap berkembang.

Kelemahan yang ada pada industri kerajinan payung hias di Kecamatan

Juwiring adalah terbatasnya modal. Modal menjadi masalah karena ketika

perajin ingin mengembangkan usaha maupun melayani pesanan dalam

jumlah banyak, kadangkala tidak bisa mencukupi biaya yang dikeluarkan

sehingga sedikit banyak menghambat produksi. Hal ini juga terjadi melalui

sistem ijon yang dipraktekkan oleh sebagian perajin. Keuangan usaha dan

keluarga masih tampak campur menjadi satu dan belum ada pemisahan yang

jelas.

Kelemahan lain adalah kurangnya akses untuk mendapatkan informasi

pasar. Selera pasar yang berubah sangat sulit untuk selalu diikuti sehingga

perajin hanya dapat merubah corak dan model sedikit demi sedikit.

Kelemahan yang lain seperti sulitnya untuk menembus pasar ekspor. Perajin

merupakan pengusaha kecil yang memiliki modal terbatas sehingga sangat

sulit untuk memasarkan produk ke mancanegara padahal kesempatan

mengarahkan produk ini untuk bisa bersaing ke mancanegara. Peran

pemerintah dalam hal ini sangatlah ditunggu, diharapkan peran pemerintah

bisa membuka pasar luar negeri bagi masuknya kerajinan payung hias.

Penggunaan cara tradisional dalam pembuatan payung hias menuntut

perajin memilih SDM yang terampil dan bekerja penuh, sehingga ketika

pesanan banyak perajin akan sangat sulit untuk memenuhinya. Keterbatasan

tenaga inilah yang seringkali pesanan sulit tercapai semua.

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi faktor-faktor internal yang

mempengaruhi kerajinan payung hias dapat diketahui kekuatan dan

kelemahan perusahaan bagi perusahaan. Kekuatan dan kelemahan tersebut

dapat diringkas sebagai berikut:

Page 91: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1) Kekuatan

a) Aspek produksi

(1) Mempunyai kualitas produk yang baik

(2) Tingkat differensiasi produk (jenis dan model)

(3) Termasuk produk natural

b) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

(1) SDM yang cukup terampil

(2) Biaya upah produksi rendah

c) Aspek Pemasaran

(1) Terbukanya kesempatan pasar luar negeri

(2) Distribusi dan pemesanan yang semakin mudah

(3) Hubungan baik dengan masyarakat sekitar

2). Kelemahan

a) Aspek produksi

(1) Berdasarkan proses produksi kerajinan payung hias yang

menggunakan cara tradisional/konvensional, maka harus

dilakukan oleh tenaga kerja terampil dan dilaksanakan dengan

tenaga kerja penuh.

b) Aspek Pemasaran

(1) Promosi yang belum maksimal

(2) Hambatan masuk pasar luar negeri

(3) Kemampuan dalam mengakses pasar masih terbatas

c) Aspek Keuangan

(1) Keterbatasan kemampuan pembiayaan dan permodalan,

perajin pada umumnya menggunakan modal sendiri

(2) Tidak adanya pembukuan maupun catatan rapi

Bobot dan rating ditentukan dengan menggunakan Konsep Fred R.

David (Umar, 2002).

Page 92: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1) Bobot ditentukan sebagai berikut:

Bobot Keterangan

0,20 Sangat kuat

0,15 Diatas rata-rata

0,10 Rata-rata

0,05 Dibawah rata-rata

2) Rating ditentukan sebagai berikut:

Bobot Keterangan

4 Major strength

3 Minor strength

2 Minor weakness

1 Major weakness

Tabel 6

Faktor Internal Kerajinan Payung Hias di Kecamatan Juwiring

No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Aspek faktor internal Dampak Bobot Skala Nilai Skala Nilai

1 Aspek produksi

Mempunyai kualitas

produk yang baik

Tingkat differensiasi produk (jenis dan

model)

Termasuk produk natural

Proses produksi

tradisional

+

+

+

-

0,10

0,10

0,05

0,05

4

3

4

0,40

0,30

0,20

2

0,10

2 Aspek Sumber Daya

Manusia

SDM yang cukup

terampil

Biaya upah produksi rendah

+

+

0,05

0,10

3

3

0,15

0.30

Page 93: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3 Aspek pemasaran

Terbukanya

kesempatan pasar luar

negeri

Distribusi dan pemesanan yang

semakin mudah

Hubungan baik dengan masyarakat sekitar

Promosi yang belum

maksimal

Hambatan masuk pasar luar negeri

Kemampuan dalam mengakses pasar

masih terbatas

+

+

+

-

-

-

0,10

0,05

0,05

0,05

0,05

0,10

4

3

4

0,40

0,15

0,20

2

2

1

0,10

0,10

0,10

4 Aspek keuangan

Keterbatasan kemampuan

pembiayaan dan

permodalan

Tidak adanya pembukuan maupun

catatan rapi

-

-

0,10

0,05

2

2

0,20

0,10

Jumlah 1,00 2,10 0,70

Total nilai faktor internal = Kekuatan + kelemahan

= 2,10 + 0,70

= 2,80

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor eksternal yang berada di luar perusahaan yang

mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Analisis eksternal dilakukan

dengan mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Peluang (opportunities) merupakan situasi menarik yang dapat dimanfaatkan

dalam kegiatan pemasaran perusahaan dimana perusahaan tertentu akan meraih

keunggulan bersaing. Ancaman (threats) merupakan tantangan yang

Page 94: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

disebabkan oleh suatu perkembangan yang tidak menguntungkan yang akan

menyebabkan berkurangnya kemampuan bisnis.

1) Opportunities (Peluang)

Peluang-peluang yang terdapat pada usaha kerajinan payung hias di

Kecamatan Juwiring adalah adanya seruan untuk kembali ke alam (Back to

Nature) yang digalakkan oleh beberapa kalangan termasuk orang

mancanegara. Salah satu produk natural adalah kerajinan payung hias ini,

mengingat pembuatannya masih dilakukan dengan manual dan sebagian

besar bahan baku berasal dari alam. Peluang lain seperti mengakarnya

budaya dalam masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh keinginan Dinas

Pariwisata untuk tetap memajukan budaya. Dorongan ini terlihat dengan

adanya acara sebagian penyambutan pejabat negara menggunakan payung

hias.

Eksistensi keraton yang ada di Indonesia terutama keraton di Surakarta

dan Yogyakarta merupakan peluang yang menarik. Hal ini disebabkan peran

keraton menjadi konsumen rutin perajin payung hias. Setiap acara-acara

yang dilakukan oleh keraton, payung hias selalu digunakan. Acara tersebut

seperti upacara-upacara labuhan, pengangkatan pejabat keraton maupun

sebagai penanda pejabat keraton. Keadaan ini didukung pula dari letak

Kecamatan Juwiring yang strategis, yaitu diantara kota Surakarta dan

Yogyakarta sehingga untuk transportasi dan pemasaran akan terbantu.

Pasar luar negeri saat ini terbuka lebar. Hal ini dikarenakan masyarakat

luar negeri sering mencari barang yang natural dan bernilai seni tinggi.

Harga yang tinggi tidak akan terlalu dipermasalahkan akan tetapi kualitas

dan seni yang dihargai. Oleh karena itu ketika ada sinergi dari pemerintah

dan perajin maka akan mendorong kerajinan payung hias untuk memasuki

pasar luar negeri.

2) Threats (Ancaman)

Pada awalnya yang menjadi ancaman perajin payung di Kecamatan

Juwiring adalah adanya payung Jepang atau yang biasa disebut payung

kalong. Namun untuk sekarang ini payung yang dibuat oleh perajin di

Page 95: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kecamatan Juwiring lebih berfungsi sebagai hiasan maupun pelengkap

upacara. Beberapa daerah seperti Bali, Tasik dan Sidoarjo sedikit banyak

masih dijadikan pesaing. Ditempat-tempat itulah kerajinan payung hias

masih bisa ditemukan walaupun tidak terlalu berpengaruh bagi perajin

payung hias di Kecamatan Juwiring.

Ancaman bagi kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring salah

satunya adalah usia perajin yang sudah mulai menginjak usia tua. Dilihat

dari perajin kerangka dan pekerja yang ada sebagian besar sudah berumur

tua. Pemuda banyak yang memilih bekerja sebagai pedagang maupun

perajin sangkar burung. Keadaan ini perlu disikapi supaya kaum muda mau

masuk dan meneruskan kerajinan yang sudah lama turun menurun ke

masyarakat. Selain itu, dalam hal pembuatan bahan baku kerangka sangat

terbatas. Sumber daya perajin kerangka yang tidak memungkinkan untuk

memenuhi pesanan dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Parajin

kerangka umumnya usia tua, mengandalkan alat-alat manual dan kreativitas

tangan sehingga tidak bisa dipaksakan untuk memenuhi target dalam waktu

yang singkat.

Keuntungan dari kerajinan ini sangat dipengaruhi oleh harga bahan

baku. Disaat bahan baku mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh

adanya inflasi maka perajin akan sangat terkena dari dampak tersebut.

Keuntungan yang diperoleh menjadi berkurang. Stabilitas iklim usaha juga

menjadi ancaman kerajinan payung hiasa. Bahan baku kerangka dan garan

yang sangat mengandalkan alam semakin lama akan muncul satu masalah

baru. Permasalahan tersebut disebabkan kayu pohon sebagai bahan baku

semakin lama akan menipis jumlahnya sehingga harus segera diperhatikan

dari sekarang untuk mencari daerah bahan baku baru maupun penanaman

kembali pepohonan.

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kerajinan payung hias dapat diketahui peluang dan ancaman

bagi perusahaan. Peluang dan ancaman tersebut dapat diringkas sebagai

berikut:

Page 96: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1). Peluang

a) Sosial Budaya

(1) Kampanye kembali ke alam (Back to Nature)

(2) Tren penggunaan payung hias diacara penyambutan pejabat dan

dihotel-hotel

(3) Eksistensi keraton Yogyakarta dan Surakarta yang masih mengakar

b) Politik

(1) Keinginan pemerintah untuk menghidupkan kembali budaya

c) Teknologi

(1) Kemajuan teknologi, terutama internet

d) Perantara

(1) Perantara payung hias masih mempunyai hubungan kuat dengan

perajin

2). Ancaman

a) Ekonomi

(1) Meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perajin karena

adanya inflasi

b) Persaingan

(1). Persaingan dari kelompok perajin lain termasuk dari Cirebon dan

Cina

c) Pemasok

(1) Bahan baku kerangka semakin sulit

(2) Perajin kerangka yang menginjak usia tua

Bobot dan rating ditentukan dengan menggunakan Konsep Fred R.

David (Umar, 2002). Bobot ditentukan sebagai berikut:

Bobot Keterangan

0,20 Sangat kuat

0,15 Diatas rata-rata

0,10 Rata-rata

0,05 Dibawah rata-rata

Page 97: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3) Rating ditentukan sebagai berikut:

Bobot Keterangan

4 Major strength

3 Minor strength

2 Minor weakness

1 Major weakness

Tabel 7

Faktor Eksternal Kerajinan Payung Hias di Kecamatan Juwiring

No Faktor Eksternal Kekuatan Kelemahan

Aspek faktor eksternal Dampak Bobot Skala Nilai Skala Nilai

1 Aspek Sosial Budaya

Kampanye kembali ke alam (Back to Nature)

Tren penggunaan payung hias diacara

penyambutan pejabat

dan dihotel-hotel

Eksistensi keraton

Yogyakarta dan

Surakarta

+

+

+

0,15

0,05

0,10

3

4

4

0,45

0,20

0,40

2 Aspek Politik

Keinginan pemerintah

untuk menghidupkan

kembali budaya

+

0,10

3

0,30

3 Aspek Teknologi

Kemajuan teknologi,

terutama internet

+

0,05

3

0,15

4 Aspek Perantara

Perantara payung hias

masih mempunyai

hubungan kuat dengan

perajin

+

0,10

3

0,30

5 Aspek Ekonomi

Meningkatnya biaya

produksi yang

-

0,15

1

0,15

Page 98: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2,80

2,55

dikeluarkan oleh

perajin karena adanya

inflasi

6 Aspek Persaingan

Persaingan dari kelompok perajin lain

termasuk dari Cirebon

dan Cina

-

0,10

2

0,20

7 Aspek Pemasok

Bahan baku kerangka

Perajin kerangka yang menginjak usia tua

-

-

0,10

0,10

2

2

0,20

0,20

Jumlah 1,00 1,80 0,75

Total nilai faktor eksternal = Peluang + Ancaman

= 1,80 + 0,75

= 2,55

c. Analisis dengan menggunakan Matrik General Elektric

Tabel 8

Analisis dengan menggunakan Matrik General Elektric

Tinggi

1

GROWTH

Konsentrasi

melalui integrasi

vertikal

2

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

3

RETRENCHMENT

Turnaround

Sedang

4

STABILITY

Hati-hati

5

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

6

RETRENCHMENT

Captive Company

Atau Divestment

STABILITY

Tak ada perubahan Profit Strategi

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi Sedang Rendah

3,0

2,0

Page 99: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Berdasarkan analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal

diketahui bahwa posisi usaha kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring

berada pada posisi sedang. Posisi ini mempunyai alternatif strategi dengan

menerapkan strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal. Cara yang

dapat ditempuh adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk

(market penetration and product development).

d. Hasil Analisis SWOT

Sumbu vertikal (sumbu x) = kekuatan – kelemahan

= 2,10 – 0,70

= 1,40

Sumbu horizontal (sumbu y) = peluang – ancaman

= 1,80 – 0,70

= 1,10

Sumbu x merupakan hasil dari analisis faktor internal dengan nilai 1,40

dan sumbu y adalah hasil dari analisis faktor eksternal yang mempunyai nilai

1,10. Sumbu x dan sumbu y ditetapkan sebagai koordinat pada diagram

SWOT untuk mengetahui kinerja pemasaran usaha kerajinan payung hias di

Kecamatan Juwiring. (+) Peluang

y

Mendukung Strategi

Turn-Around

Mendukung Strategi

Pertumbuhan/Agresif

(1,40,1,10)

Mendukung Strategi

Defensif

Mendukung Strategi

Diversifikasi

(-) Ancaman

Gambar 5

Diagram Hasil Analisis SWOT

Rendah

7

GROWTH

Difersifikasi Kosentrik

8

GROWTH

Difersifikasi Konglomerat

9

RETRENCHMENT

Bangkrut atau Likuidasi

Kekuatan Kelemahan

1,0

Page 100: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Diagram analisis SWOT diatas menunjukkan posisi usaha kerajinan

payung hias di Kecamatan Juwiring yaitu berada di kuadran I. Hal ini

mempunyai arti bahwa usaha kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring

memiliki kekuatan dan peluang lebih besar daripada kelemahan dan

ancaman. Pada posisi ini strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan atau pengembangan yang agresif

(growth oriented strategy). Strategi ini dapat ditempuh dengan memperluas

saluran distribusi, memperluas pangsa pasar, dan melakukan kerjasama

dengan berbagai pihak yang terkait untuk memperluas wilayah pemasaran.

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perajin sekaligus

adanya peluang dan hambatan yang ada, kemudian dilakukan

pengkombinasian antara kekuatan dengan kelemahan, kekuatan dengan

peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang, kelemahan

dengan ancaman serta peluang dengan ancaman. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada bagan Matriks SWOT berikut ini:

Tabel 9.: Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strength)

a) Mempunyai kualitas

produk yang baik

b) Tingkat differensiasi

produk (jenis dan model)

c) Termasuk produk

natural

d) SDM yang cukup

terampil

e) Biaya upah produksi

rendah

f) Terbukanya kesempatan

pasar luar negeri

g) Distribusi dan

pemesanan yang semakin

mudah

h) Hubungan baik dengan

masyarakat sekitar

Kelemahan (Weaknesses)

a) Penggunaan cara

tradisional/ konvensional,

maka harus dilakukan

oleh tenaga kerja terampil

dan dilaksanakan dengan

tenaga kerja penuh.

b) Promosi yang belum

maksimal

c) Hambatan masuk pasar

luar negeri

d) Kemampuan dalam

mengakses pasar masih

terbatas

e) Keterbatasan kemampuan

pembiayaan dan

permodalan.

f) Tidak adanya pembukuan/

catatan keuangan yang

rapi

Page 101: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Peluang (Opportunities)

a) Kampanye kembali ke

alam (Back to Nature)

b) Tren penggunaan payung

hias diacara

penyambutan pejabat

dan dihotel-hotel

c) Eksistensi keraton

Yogyakarta dan

Surakarta yang masih

mengakar

d) Keinginan pemerintah

untuk menghidupkan

kembali budaya

e) Kemajuan teknologi,

terutama internet

f) Perantara payung hias

masih mempunyai

hubungan kuat dengan

perajin

Strategi S-O

a) Memanfaatkan

kesempatan pasar untuk

peningkatan penjualan

b) Mempertahankan

kualitas dan ciri khas

payung hias sebagai

produk natural

c) Menjaga hubungan baik

dengan konsumen

terutama keraton

Yogyakarta dan

Surakarta

d) Memanfaatkan teknologi

terutama internet sebagai

media promosi dan

mencari informasi

e) Meningkatkan jaringan

dengan berbagai pihak

untuk ekspor ke

mancanegara

f) Mencari perantara/bakul

baru untuk memperluas

market share

Strategi W-O

a) Kerjasama dengan

pemerintah untuk

memasuki pasar luar

negeri

b) Menggalang sistem

kemitraan dengan

perusahaan besar

c) Memanfaatkan teknologi

internet untuk mencari

informasi terbaru

d) Mencari solusi

permodalan dengan

pinjaman lunak yang

disediakan oleh

pemerintah

e) Memperbaiki pencatatan

laporan keuangan dengan

mengikuti pelatihan

Ancaman (Treaths)

a) Meningkatnya biaya

produksi yang

dikeluarkan oleh perajin

karena adanya inflasi

b) Stabilitas iklim usaha

c) Persaingan dari

kelompok perajin lain

termasuk dari Cirebon

dan Cina

d) Bahan baku kerangka

semakin sulit

e) Perajin kerangka yang

menginjak usia tua

Strategi S-T

a) Meningkatkan efisiensi

usaha

b) Meningkatan

kemampuan SDM

dibidang mutu, desain

produk dan perdagangan

c) Memberikan penjelasan

dan pelatihan melalui

social education untuk

generasi muda

d) Memperhatikan

kesejahteraan perajin

bahan baku

e) Menjaga kualitas dan

tetap memberikan

keunggulan produk

dibanding dengan yang

lain

Strategi W-T

a) Inovasi produk-produk

payung hias melalui

pengembangan corak

dan model

b) Memberikan fasilitas

permodalan

c) Peningkatan

kesejahteraan

karyawan/perajin bahan

baku

d) Meningkatkan peran

serta pemerintah dalam

usaha pendampingan

Sumber: Hasil Penelitian 2011

Keterangan: S=Strenght, W=Weaknesses, O=Opportunities, T=Treaths

Page 102: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

3. Perumusan Strategi Pemasaran

Berdasarkan hasil matriks SWOT tersebut diperoleh berbagai macam

strategi baru hasil kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Stategi tersebut terangkum dalam uraian dbawah ini.

a. Hasil kombinasi dari kekuatan dan peluang menghasilkan strategi antara

lain:

1) Memanfaatkan kesempatan pasar untuk peningkatan penjualan

2) Mempertahankan kualitas dan ciri khas payung hias sebagai produk

natural

3) Menjaga hubungan baik dengan konsumen terutama keraton

Yogyakarta dan Surakarta

4) Memanfaatkan teknologi terutama internet sebagai media promosi dan

mencari informasi

5) Meningkatkan jaringan dengan berbagai pihak untuk ekspor ke

mancanegara

6) Mencari perantara/bakul baru untuk memperluas market share

b. Hasil kombinasi kekuatan dengan ancaman menghasilkan strategi:

1) Meningkatkan efisiensi usaha

2) Meningkatan kemampuan SDM dibidang mutu, desain produk dan

perdagangan

3) Memberikan penjelasan dan pelatihan melalui social education untuk

generasi muda

4) Memperhatikan kesejahteraan perajin bahan baku

5) Menjaga kualitas dan tetap memberikan keunggulan produk dibanding

dengan yang lain

c. Hasil kombinasi kelemahan dengan peluang menghasilkan strategi antara

lain:

1) Kerjasama dengan pemerintah untuk memasuki pasar luar negeri

2) Menggalang sistem kemitraan dengan perusahaan besar

3) Memanfaatkan teknologi internet untuk mencari informasi terbaru

Page 103: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

4) Mencari solusi permodalan dengan pinjaman lunak yang disediakan

oleh pemerintah

5) Memperbaiki pencatatan laporan keuangan dengan mengikuti pelatihan

d. Hasil kombinasi kelemahan dengan ancaman menghasilkan strategi antara

lain:

1) Inovasi produk-produk payung hias melalui pengembangan corak dan

model

2) Memberikan fasilitas permodalan

3) Meningkatkan kesejahteraan karyawan/perajin bahan baku

4) Meningkatkan peran serta pemerintah dalam usaha pendampingan

Berdasarkan berbagai macam strategi tersebut dapat dipilih beberapa

strategi yang paling cocok dengan kondisi perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring saat ini, serta keuntungan yang dapat diraih perajin payung hias

dengan menerapkan strategi pemasaran tersebut. Sedangkan hasil analisis yang

dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring dalam keadaan stabil..

Page 104: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Payung hias merupakan kerajinan rakyat yang memiliki nilai dan budaya.

Selain sebagai simbol kebesaran keraton, juga bisa diartikan untuk mengayomi

dan menghiasi. Kerajinan payung hias sebagai sebuah kerajinan tradisional khas

yang keberadaannya sudah turun temurun. Pada awal perkembangannya, payung

yang dibuat perajin berfungsi sebagai payung untuk menangkis hujan. Setelah itu

karena payung produksi pabrik masuk maka perajin memfokuskan untuk

membuat payung hias.

Kerajinan payung hias terdapat diempat desa di Kecamatan Juwiring. Usaha

ini dijadikan matapencaharian utama sebagian perajin, adapula yang sebagai

usaha sampingan. Letak geografis yang strategis karena terletak diantara dua kota

besar yang masing-masing-masing terdapat keraton mendorong usaha ini untuk

berkembang.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis yang

dilakukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran yang

dilakukan oleh perajin payung hias di Kecamatan Juwiring melalui perantara dan

penjualan langsung yang mana konsumen dapat memesan ukuran dan corak sesuai

dengan selera. Konsumen dapat memesan contoh produk sesuai dengan model-

model yang telah ada maupun menentukan sendiri model payung hias yang

diinginkan.

Strategi pemasaran usaha kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring

terangkum dalam marketing mix yang meliputi:

1. Produk

Produk dari kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring ada

beraneka macam. Produk tersebut meliputi payung keraton, payung susun,

payung tari, payung putihan, payung engkel, payung taman, payung fantasi,

dan payung lukis. Payung hias yang dibuat oleh perajin mempunyai

keunikan tersendiri sehingga menjadikan produk ini sebagai salah satu khas

daerah yang menyimpan unsur seni. Pengembangan dilakukan oleh perajin

87

Page 105: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dengan membuat inovasi-inovasi pada produk. Masing-masing perajin

mempunyai khas yang membedakan meskipun sedikit. Pengembangan itu

terlihat pada desain payung dekorasi. Selain itu muncul pula model-model

payung baru seperti payung taman, payung fantasi modern dan payung lukis

dengan corak baru. Produksi yang dilakukan tergantung dengan banyaknya

pesanan. Ketika pesanan banyak maka produksipun akan banyak, namun

apabila pesanan sepi maka jumlah produksi payung hias akan berkurang

sehingga produksi tiap bulannya berbeda-beda. Meskipun demikian, rata-

rata perajin selalu mendapatkan pesanan untuk membuat payung hias.

2. Harga

Strategi harga yang diterapkan adalah pemberian harga yang

bervariasi dari tiap jenis produk. Masing-masing perajin menetapkan harga

yang beragam. Penetapan harga didasarkan kepada harga bahan baku,

tingkat kesulitan dan nilai seni yang terkandung didalamnya. Harga jual

produk didasarkan pada bahan baku, karena besarnya biaya bahan baku

yang digunakan akan mempengaruhi biaya produksi payung hias. Produk

dengan desain baru biasanya akan dijual dengan harga yang lebih tinggi

dengan payung model lama.. Selain itu didasarkan pula pada tingkat

kesulitan pada pembuatan payung hias itu sendiri. Payung dengan corak dan

ornamen yang rumit akan mempertinggi harga jual produk. Kualitas benang

yang dirangkai dapat dilihat melalui kepadatan benang dan macam-macam

benang yang menghiasi. Sebagian perajin mendasarkan harga jual

produknya pada bahan baku, tenaga dan laba yang diinginkan. Perajin satu

dengan perajin yang lainnya mempunyai keistimewaan sendiri sehingga

muncullah variasi dalam menetapkan harga payung hias. Pemberian harga

untuk perantara berbeda dengan konsumen biasa. Perantara akan

memperoleh harga yang lebih murah daripada konsumen akhir karena

mereka sebagai mitra bisnis bagi perajin yang telah mempunyai peran yang

besar. Namun seringkali perajin menurunkan harga dibawah harga biasa

sehingga dapat merusak harga payung hias dikemudian hari.

Page 106: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

3. Distribusi

Distribusi yang dilakukan perajin menggunakan jasa perantara dan

pemesanan langsung. Pembayaran awal pemesanan dilakukan dengan

pemberian uang muka terlebih dahulu kemudian barang dikirim. Hubungan

baik dengan perantara dilakukan dengan menjaga saling percaya dan

berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Distribusi yang selama

ini dilakukan oleh perajin yaitu konsumen mengambil kerumah produksi

maupun perajin yang mengantarkannya langsung. Selain itu jasa pengiriman

paket juga dilakukan untuk daerah-daerah yang jauh. Area distribusi

pemasaran meliputi seluruh Indonesia terutama pulau Jawa, bahkan pernah

diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Italia.

Namun perajin merasa kesulitan dalam memperluas kemancanegara

sehingga membutuhkan pihak ketiga seperti pemerintah.

4. Promosi

Promosi yang dilakukan perajin payung hias di Kecamatan Juwiring

ada beberapa macam. Promosi tersebut adalah dengan mengikuti pameran

dan menggunakan katalog yang berisi model-model payung hias. Selain itu

promosi lebih ditekankan dari mulut ke mulut dan berusaha mencari

perantara/agen baru. Kerajinan payung hias ini sudah beberapa kali diliput

oleh media cetak mapun televisi. Peran pemerintah tampak dalam usaha

memasarkan kerajinan rakyat ini, diantaranya melalui media Kriya

Indonesia. Pemanfaatan media teknologi terasa belum maksimal. Promosi

melalui internet dilakukan oleh beberapa perajin dengan membuat blog,

diantaranya payungwisnu.wordpress.com dan

payunghonocoroko.blogspot.com.

5. Hubungan Masyarakat

Hubungan baik dengan masyarakat selalu dijaga oleh perajin payung

hias di Kecamatan Juwiring. Dalam memproduksi kerajinan payung hias

relatif tidak mengganggu dengan masyarakat sekitar. Hubungan dengan

konsumen dijaga dengan tidak mengecewakan, sedangkan hubungan dengan

masyarakat baik-baik saja. Hal itu dikarenakan dalam produksi tidak

Page 107: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

membuat gaduh dan tidak mengganggu lingkungan. Bahkan dengan adanya

kerajinan payung hias dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

sekitar. Warga sekitar dapat ikut menjalankan kerjasama yang saling

menguntungkan diantaranya melalui penyediaan bahan baku.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring diantaranya:

1. Tidak adanya pembukuan maupun catatan yang rapi

2. Akses terhadap informasi pasar terbatas

3. Bahan baku jeruji yang yang terbatas

4. Hambatan masuk pasar luar negeri

5. Menejemen yang kurang tertata

6. Keterbatasan kemampuan dalam permodalan dan pembiayaan

Upaya-upaya yang dilakukan perajin payung hias di Kecamatan

Juwiring untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan harga payung hias berdasarkan dengan perkiraan bahan

baku, tingkat kesulitan dan tingkat seni

2. Mempertahankan kualitas payung hias dan memberikan pelayanan

terbaik kepada konsumen supaya konsumen tidak kecewa

3. Mengikuti pameran seperti pada Expo dengan bantuan pihak ketiga

4. Mengutamakan modal sendiri dan meminjam ke orang lain ketika

membutuhkan

5. Mengambil bahan baku jeruji seadanya dari perajin jeruji tanpa

menunggu pesanan banyak

6. Mempertahankan ciri khas karena semua daerah punya khas sehingga

ketika orang melihat sudah tahu kalau payung Juwiring

7. Berusaha bergerak sendiri kalau pemerintah belum berusaha untuk

membantu

Page 108: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Dari hasil analisis dan pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan

antara lain bahwa:

1. Perajin payung hias di Kecamatan Juwiring dapat melakukan strategi

Strength Opportunity untuk mempertahankan kekuatan dan

memanfaatkan peluang yang ada melalui berbagai kombinasi strategi.

Kombinasi strategi itu antara lain:

a. Memanfaatkan kesempatan pasar untuk peningkatan penjualan

b. Mempertahankan kualitas dan melakukan inovasi produk untuk

meningkatkan pasar

c. Menjaga hubungan baik dengan konsumen terutama keraton

Yogyakarta dan Surakarta

d. Memanfaatkan teknologi terutama internet sebagai media promosi dan

mencari informasi

e. Meningkatkan jaringan dengan berbagai pihak untuk ekspor ke

mancanegara

f. Mencari perantara/bakul dari produk payung hias yang baru

2. Kelemahan yang ada perlu untuk diminimalisir. Perajin payung hias

dapat menggunakan strategi Weakness Opportunity. Hal ini dapat

dilakukan oleh perajin dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada

untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dengan menerapkan:

a. Kerjasama dengan pemerintah untuk memasuki pasar luar negeri

b. Menggalang sistem kemitraan dengan perusahaan besar

c. Memanfaatkan teknologi internet untuk mencari informasi terbaru

d. Mencari solusi permodalan dengan pinjaman lunak yang disediakan

oleh pemerintah

e. Memperbaiki pencatatan laporan keuangan dengan mengikuti

pelatihan

3. Perajin dalam mempertahankan kekuatan guna mengatasi ancaman

diperlukan strategi Strength Treaths, diantaranya:

a. Meningkatkan efisiensi usaha

Page 109: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b. Meningkatan kemampuan SDM dibidang mutu, desain produk dan

perdagangan

c. Memberikan penjelasan dan pelatihan melalui social education untuk

generasi muda

d. Memperhatikan kesejahteraan perajin bahan baku

e. Menjaga kualitas dan tetap memberikan keunggulan produk dibanding

dengan yang lain

4. Strategi Weakness Opportunity berguna untuk mengurangi kelemahan-

kelemahan dan meminimalisir ancaman yang muncul. Hal yang perlu

dilakukan yaitu:

a. Inovasi produk-produk payung hias melalui pengembangan corak dan

model

b. Memberikan fasilitas permodalan

c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/perajin bahan baku

d. Meningkatkan peran serta pemerintah dalam usaha pendampingan

B. Implikasi

1. Implikasi Praktis

Berdasarkan kesimpulan penelitian dari hasil analisis data tersebut

diatas, dapat ditelaah mengenai pentingnya analisis SWOT dalam penentuan

strategi pemasaran kerajinan payung hias di Kecamatan Juwiring. Dengan

analisis SWOT berbagai faktor dapat diidentifikasi secara sistematis

sehingga sesuai dengan yang diharapkan perajin. Oleh karena itu bagi

perajin yang ingin mengembangkan usaha perlu mengetahui faktor-faktor

internal maupun eksternal yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman bagi kelangsungan usaha. Analisis SWOT sangat

dibutuhkan dalam membangun strategi pemasaran yang merupakan

kombinasi dari beberapa variabel, yaitu produk, harga, distribusi, promosi,

kekuatan politik dan hubungan masyarakat. Strategi pemasaran yang tepat

bagi perajin payung hias dijadikan alat untuk menghadapi dan memperoleh

keunggulan dalam persaingan.

Page 110: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Analisis SWOT ditujukan untuk mengetahui kelemahan dan ancaman

yang dihadapi oleh perajin payung hias. Kelemahan dan ancaman tersebut

hendaknya bisa diminimalkan dan berusaha untuk memaksimalkan kekuatan

yang dimiliki. Melalui hal tersebut diharapkan perajin payung hias dapat

menerapkan strategi yang terbaik untuk meraih penjualan yang meningkat.

2. Implikasi Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian

selanjutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

perajin payung hias dalam mengembangkan usaha payung hias

khususnya dalam strategi pemasarannya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan data dan analisis data tersebut diatas maka

saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagi

berikut:

Produk

Perajin payung hias hendaknya melakukan lebih banyak inovasi

produk dengan mengikuti selera konsumen, misalkan dalam bentuk dan

pemberian corak. Hal ini diperlukan untuk memperluas konsumen tidak

hanya bagi orang yang menyukai budaya, namun dapat diterima pula oleh

masyarakat modern.

Perajin payung hias perlu melakukan pengemasan produk payung

hias dengan memberikan plastik berlabel supaya produk lebih menarik dan

dikenal oleh masyarakat luas.

Harga

Perajin payung hias hendaknya mempertahankan harga standar

perajin dan tidak menurunkan harga terlalu rendah hanya untuk tujuan

jangka pendek dalam menarik konsumen. Hal tersebut dapat menimbulkan

masalah dimasa depan sehingga merusak harga payung hias sendiri.

Page 111: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN …/Analisis...ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KERAJINAN PAYUNG HIAS DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Distribusi

Perajin payung hias hendaknya memperluas jaringan dengan

berbagai pihak untuk meningkatkan pasar terutama ke mancanegara.

Langkah tersebut salah satunya dengan melalui kemitraan dengan

perusahaan besar dengan sistem bapak angkat.

Promosi

Perajin payung hias hendaknya lebih memaksimalkan pemanfaatan

berbagai media informasi yang ada meliputi internet dengan

memaksimalkan blog perajin seperti payungwisnu.wordpress.com dan

payunghonocoroko.blogspot.com dengan selalu meng update informasi

terbaru mengenai produk dan harga. Selain itu dapat melalui pemberitaan

didalam tabloid/koran, pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah

dan pemanfaatan showroom kerajinan daerah yang disediakan oleh pabrik

gula Klaten.

Hubungan masyarakat

Perajin payung hias hendaknya mempertahankan hubungan dengan

masyarakat sekitar sebagai salah satu penyedia lapangan kerja bagi mereka

dan menjadikan blog perajin sebagai salah satu sarana berkomunikasi

dengan konsumen . Selain itu hubungan dengan pemerintah terkait sebagai

penanggungjawab kemajuan UMKM hendaknya lebih dijalin melalui

kunjungan-kunjungan dan pengadaan kerjasama pembinaan.