analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata … · analisis strategi pemasaran pengelola...

148
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA PANTAI PANGANDARAN PASCA TSUNAMI, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT MARIENA DEWI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: trannguyet

Post on 11-Mar-2019

303 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA PANTAI PANGANDARAN PASCA TSUNAMI,

KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

MARIENA DEWI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA PANTAI PANGANDARAN PASCA TSUNAMI,

KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

MARIENA DEWI

SKRIPSI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 3: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA PANTAI PANGANDARAN PASCA TSUNAMI, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, April 2008 Mariena Dewi C44104012

Page 4: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

ABSTRAK

MARIENA DEWI. Analisis Strategi Pemasaran Pengelola Pariwisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dibimbing oleh SUHARNO.

Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata pantai di Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Ciamis. Objek wisata ini mampu memberikan pendapatan asli daerah (PAD) yang sangat besar bagi Kabupaten Ciamis. Namun, dengan terjadinya bencana alam tsunami yang melanda daerah ini pada bulan Juli 2006 silam, telah menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan yang cukup besar. Untuk membenahi kondisi diatas, kawasan ini memerlukan suatu strategi pemasaran yang baru, yang pertama untuk memulihkan tingkat kunjungan, kedua untuk menjaga daya tarik Pantai Pangandaran sebagai kawasan wisata, serta ketiga, bagi stakeholders kawasan, sebuah strategi pemasaran yang andal bisa menjadi landasan strategi bisnis yang bisa memandu para pelaku, khususnya pengelola kawasan ini dalam menjalankan pengelolaan yang menghasilkan nilai tambah ekonomi kawasan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri kepariwisataan bahari di Pantai Pangandaran, kondisi lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran objek wisata Pantai Pangandaran, kondisi persaingan pada industri wisata bahari, serta menyusun dan merekomendasikan konsep strategi pemasaran bagi objek wisata Pantai Pangandaran.

Alat analisis yang digunakan pada peneltitan ini yaitu Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks External Factor Evaluation (EFE), Matriks Internal-External (IE) dan juga Matriks SWOT (Strength, weakness, opportunities and threats). Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa kondisi internal dan eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis berada pada posisi diatas rata-rata, dan kondisi persaingan industri pariwisata yang dihadapi oleh pihak pengelola dalam lingkup kabupaten sendiri tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan wisata di Pantai Pangandaran. Kemudian dari hasil perangkingan strategi berdasarkan analisis SWOT didapatkan bahwa alternatif strategi pemasaran yang mendapat rangking satu adalah mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang menarik dan aman untuk dikunjungi. Kata Kunci : Pariwisata, Strategi Pemasaran

Page 5: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

© Hak cipta milik Mariena Dewi, Tahun 2008

Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

Bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya.

Page 6: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA PANTAI PANGANDARAN PASCA TSUNAMI,

KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

MARIENA DEWI C44104012

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 7: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

7

SKRIPSI

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Pengelola Pariwisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Mariena Dewi

NRP : C44104012

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Disetujui, Pembimbing

Dr.Ir. Suharno, M.Adev. NIP. 131 649 403

Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131 578 799

Tanggal Lulus: 16 April 2008

Page 8: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat

pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Pengelola

Pariwisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”

yang merupakan hasil penelitian di Pantai Pangandaran pada bulan Juli – Agustus

2007.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1) Dr.Ir. Suharno, M.Adev selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyelesaian skripsi ini,

2) Ir. Wawan Oktariza, M.Si dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc yang telah bersedia

menjadi Penguji Tamu,

3) Bapak Rahman selaku Kasi Promosi Pariwisata dan seluruh staf di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis yang telah membantu penulis

dalam penelitian,

4) Ir. Anna Fatchiya, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam kegiatan akademik,

5) Kedua orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan doa dan kasih

sayangnya,

6) Teman-teman SEI 41 yang telah memberikan dukungannya, serta seluruh

pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua yang

berkepentingan.

Bogor, April 2008

Mariena Dewi

Page 9: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

9

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 4 Desember 1985 dari ayah

Suryatiman Ekka dan Ibu Enung Nurochmah. Penulis merupakan putri pertama

dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMUN 1 Kota Sukabumi,

lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun yang sama penulis lulus seleksi

masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut

Pertanian Bogor. Penulis memilih program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi

Perikanan-Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor penulis

aktif di beberapa organisasi mahasiswa seperti HIMASEPA IPB.

Penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi dengan

judul ”Analisis Strategi Pemasaran Pengelola Pariwisata Pantai Pangandaran

Pasca Tsunami, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”.

Page 10: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................... ............... xiii

DAFTAR GAMBAR....................................................................... ............... xv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... ............. xvi

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ............................................. 6 2.2 Strategi Pemasaran............................................................................. 7 2.3 Analisis Lingkungan Internal............................................................. 8 2.3.1 Operasi Manajemen ................................................................ 8 2.3.2 Keuangan dan Akuntansi ........................................................ 9 2.3.3 Produksi / Operasi ................................................................... 9 2.3.4 Penelitian dan Pengembangan ................................................ 9 2.3.5 Sistem Informasi Manajemen ................................................. 10 2.3.6 Pasar dan Pemasaran ............................................................... 10 2.4 Analisis Lingkungan Eksternal .......................................................... 10 2.4.1 Faktor Politik........................................................................... 11 2.4.2 Faktor Ekonomi....................................................................... 11 2.4.3 Faktor Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan................ 12 2.4.4 Faktor Teknologi..................................................................... 12 2.4.5 Faktor Persaingan (Kompetitif) .............................................. 12 2.5 Analisis SWOT .................................................................................. 15 2.6 Pariwisata dan Wisatawan.............................. ................................... 17 2.6.1 Industri Pariwisata................................................................... 18 2.6.2 Pariwisata Bahari .................................................................... 19 2.7 Pemasaran Pariwisata......................................................................... 20 2.8 Bauran Pemasaran Industri Pariwisata............................................... 21 2.8.1 Bauran Produk......................................................................... 21 2.8.2 Bauran Harga .......................................................................... 22 2.8.3 Bauran Promosi....................................................................... 23 2.8.4 Bauran Tempat (Distribusi)..................................................... 24 2.9 Tsunami.............................................................................................. 26 2.10 Studi Terdahulu.................................................................................. 26 III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ................................................. 29

Page 11: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

11

Halaman

IV. METODOLOGI ...................................................................................... 32

4.1 Metode Penelitian .............................................................................. 32 4.2 Jenis dan Sumber Data....................................................................... 32 4.3 Metode Penentuan Responden........................................................... 34 4.4 Metode Pengumpulan Data................................................................ 34 4.5 Metode Analisis Data......................................................................... 35 4.5.1 Analisis Persaingan Industri.................................................... 36 4.5.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)..................... 39 4.5.3 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ................. 41 4.5.4 Matriks Internal-Eksternal (IE) ............................................... 43 4.5.5 Matriks SWOT........................................................................ 45 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 46 4.7 Batasan Penelitian.............................................................................. 46 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................ 49

5.1 Gambaran Umum Kabupaten Ciamis ................................................ 49 5.2 Gambaran Umum Kecamatan Pangandaran ...................................... 51 5.2.1 Letak, Luas dan Batas Kecamatan Pangandaran ...................... 51 5.2.2 Keadaan Alam Kecamatan Pangandaran .................................. 51 5.2.3 Penduduk Kecamatan Pangandaran.......................................... 51 5.3 Gambaran Umum Wisata Pantai Pangandaran .................................. 52 5.3.1 Gambaran Umum Pihak Pengelola Pantai Pangandaran .......... 52 5.3.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pengelola ................... 54 5.3.1.2 Struktur Organisasi Pengelola...................................... 56 5.3.2 Profil Pengunjung Pantai Pangandaran..................................... 60 5.3.3 Produk Wisata Yang Ditawarkan.............................................. 66 5.4 Kondisi Objek Wisata Pantai Pangandaran Pra Tsunami .................. 67 5.4.1 Keadaan Umum Daerah Wisata dan Lingkungan Dinas Pra Tsunami..................................................................................... 67 5.4.2 Strategi Pemasaran Pengelola Pra Tsunami.............................. 68 5.5 Kondisi Objek Wisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami .............. 70 5.5.1 Keadaan Umum Daerah Wisata dan Lingkungan Dinas Pasca Tsunami..................................................................................... 70 5.4.2 Strategi Pemasaran Pengelola Pasca Tsunami.......................... 71 5.6 Kondisi Industri Pariwisata Pantai Pangandaran ............................... 73

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 77

6.1 Analisis Lingkungan Internal............................................................. 77 6.1.1 Operasi Manajemen ................................................................ 77 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ........................................................ 78 6.1.3 Produksi / Operasi ................................................................... 80 6.1.4 Penelitian dan Pengembangan ................................................ 82 6.1.5 Sistem Informasi Manajemen ................................................. 83 6.1.6 Pasar dan Pemasaran ............................................................... 84 6.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ............................................... 87

Page 12: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

12

Halaman

6.2.1 Kekuatan Pengelola................................................................. 87 6.2.2 Kelemahan Pengelola.............................................................. 88 6.3 Matriks IFE ........................................................................................ 89 6.4 Analisis Lingkungan Eksternal .......................................................... 92 6.4.1 Faktor Politik........................................................................... 92 6.4.2 Faktor Ekonomi....................................................................... 94 6.4.3 Faktor Sosial Budaya dan Lingkungan ................................... 96 6.4.4 Faktor Teknologi..................................................................... 97 6.4.5 Faktor Persaingan.................................................................... 98 6.5 Identifikasi Peluang dan Ancaman .................................................... 99 6.5.1 Peluang.................................................................................... 99 6.5.2 Ancaman ................................................................................. 99 6.6 Matriks EFE....................................................................................... 99 6.7 Matriks IE .......................................................................................... 102 6.8 Matriks Strategi Berdasarkan Analisis SWOT .................................. 103 6.8.1 Strategi Strengths-Opportunity (SO) ...................................... 105 6.8.2 Strategi Strengths-Threats (ST)............................................... 106 6.8.3 Strategi Weakness-Opportunity (WO).................................... 107 6.8.4 Strategi Weakness-Threats (WT)............................................ 108 6.8.5 Perangkingan Alternatif Strategi............................................. 109 VII. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

112

7.1 Kesimpulan ........................................................................................ 112 7.2 Saran .................................................................................................. 116

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 118

LAMPIRAN.................................................................................................... 121

Page 13: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

13

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penilaian Bobot Faktor Penentu Persaingan ........................................... 37

2. Contoh Penilaian Rating Faktor Penentu Persaingan.............................. 37

3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal ............................................... 40

4. Matriks IFE ............................................................................................. 40

5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ............................................ 42

6. Matriks EFE ............................................................................................ 42

7. Matriks IE ............................................................................................... 44

8. Matriks SWOT........................................................................................ 45

9. Komposisi Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Kelompok Umur ....................................................................................................... 52

10. Daerah Asal Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001........... 60

11. Kelompok Umur Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001 ... 61

12. Tingkat Pendidikan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001......................................................................................................... 61

13. Jenis Kelamin Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001........ 62

14. Status Perkawinan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001 . 62

15. Jenis Pekerjaan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001...... 62

16. Tingkat Pendapatan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001......................................................................................................... 63

17. Sifat Kedatangan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001 ... 64

18. Lama Kunjungan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001... 64

19. Jenis Kendaraan Yang Digunakan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001 .................................................................................... 65

20. Biaya Perjalanan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001 ... 65

21. Matriks IFE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ...... 91

22. Matriks EFE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ..... 101

23. Matriks IE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis ........ 102

24. Matriks SWOT Objek Wisata Pantai Pangandaran ................................ 103

25. Perangkingan Alternatif Strategi............................................................. 109

Page 14: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri .............................. 13

2. Diagram Analisis SWOT ........................................................................ 16

3. Pariwisata Sebagai Industri..................................................................... 18

4. Kerangka Pendekatan Studi .................................................................... 31

Page 15: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Ciamis...... 121

2. Peta Objek Wisata di Kabupaten Ciamis ................................................ 122

3. Informasi Pengamanan Pantai Objek Wisata Pangandaran .................... 123

4. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal (Responden 1) .... 124

5. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal (Responden 2) .... 125

6. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal (Responden 1).. 126

7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal (Responden 2).. 127

8. Rata-rata Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal............................. 128

9. Rata-rata Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal .......................... 129

10. Foto-foto Panorama Objek Wisata Pantai Pangandaran ......................... 130

11. Foto-foto Kawasan Objek Wisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami . 131

Page 16: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

16

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim sekaligus juga negara kepulauan

(Archipelagic state) yang memiliki sumberdaya – sumberdaya perairan yang

sangat beranekaragam. Sumberdaya yang dimiliki oleh Indonesia meliputi

komoditi dan lingkungan perairan. Lingkungan perairan ini terbagi menjadi dua

yaitu perairan darat dan perairan laut. Baik komoditi maupun lingkungan perairan

yang berupa jasa – jasa lingkungan ini sama – sama dapat dimanfaatkan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk perairan laut sendiri banyak

potensi yang dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah dapat digali melalui sektor

pariwisata.

Sektor pariwisata perairan laut memiliki peranan yang sangat penting.

Menurut Murniatmo et all (1994) diacu dalam Nellyana (2007), peranan

pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan pada tiga

segi yaitu : segi ekonomis (sumber devisa, pajak – pajak), segi sosial (penciptaan

lapangan pekerjaan), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan nasional

maupun daerah kepada wisatawan asing). Adapun kegiatan wisata dalam konteks

perairan meliputi wisata tirta (tawar) dan wisata bahari (laut). Wisata tirta

merupakan wisata yang berhubungan dengan kegiatan menyelam, berlayar,

memancing, arung jeram, dll, sedangkan wisata bahari adalah jenis minat khusus

yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan kelautan.

Wisata pantai termasuk pada kegiatan wisata bahari atau wisata kelautan.

Adapun yang dimaksud dengan wisata pantai atau wisata bahari adalah wisata

yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape)

maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Di wilayah pantai dapat

dilakukan berbagai kegiatan wisata bahari, baik pada bentang laut maupun pada

bentang darat. Pada bentang laut dapat dilakukan kegiatan wisata antara lain

berenang (swimming), memancing (fishing), bersampan, menyelam, berselancar,

serta berperahu. Pada bentang darat pantai dapat dilakukan kegiatan rekreasi yang

dapat berupa olah raga pantai, berjalan – jalan dan lain – lain.

Page 17: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

17

Ada beberapa faktor alam yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan

dan pengembangan wisata pantai meliputi angin, gelombang laut, arus laut,

pasang surut, bentuk pantai, bentuk butir pasir, biota pantai dan bahaya tsunami.

Perencanaan dan pengembangan wisata pantai di Indonesia perlu memperhatikan

adanya potensi bahaya tsunami, karena wilayah Indonesia merupakan pertemuan

tubrukan lempeng tektonik, sehingga di dasar laut Indonesia banyak dijumpai

pusat gempa. Pantai – pantai yang potensial terlanda tsunami antara lain di pantai

barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Biak, dan Maluku.

Peristiwa tsunami pada tanggal 17 Juli 2006 yang menimpa Pantai

Pangandaran, yang merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Ciamis, telah

menimbulkan dampak negatif yang sangat besar bagi masyarakat sekitar serta

pada seluruh kawasan pariwisata tersebut. Sekitar 50 persen sarana akomodasi

dan rumah makan hancur diterjang oleh tsunami. Padahal Kecamatan

Pangandaran ini memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi

dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Ciamis. Salah satu

faktor pemicu tingginya pertumbuhan adalah kegiatan ekonomi di Pantai

Pangandaran, seperti perdagangan, perhotelan, dan kegiatan industri kecil.

Angka kunjungan wisatawan sebelum adanya bencana tsunami di Pantai

Pangandaran, pada tahun 2005 tercatat 384.204 wisatawan, dengan 2.573

diantaranya adalah wisatawan asing. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke

Pantai Pangandaran yang luasnya sekitar 50 hektar ini, otomatis menjadi sumber

penghasilan utama bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis, khususnya dari sektor

pariwisata. Dari retribusi karcis masuk saja, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten

Ciamis memperoleh sekitar Rp 1.047.375.800,-. Pada tahun 2006 sampai dengan

bulan Juli sebelum terjadinya bencana tsunami, jumlah wisatawan yang datang

masih banyak dengan jumlah sebesar 236.602 orang yang diantaranya 1.191 orang

merupakan turis asing dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp

639.214.200,- (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis 2007).

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran menurun

secara drastis setelah adanya bencana tsunami. Pada bulan Agustus sampai

dengan bulan Desember 2006, jumlah wisatawan yang datang ke Pangandaran

hanya mencapai 54.104 orang. Pendapatan yang diterima pihak pengelola pada

Page 18: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

18

bulan Agustus-Desember 2006 ini hanya sebesar Rp 149.664.400,- (Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis 2007). Hal ini tentu saja sangat

merugikan bagi pemerintah setempat dan juga masyarakat sekitar yang

penghasilan utamanya adalah dari adanya kegiatan pariwisata di daerah tersebut.

Suatu penyusunan strategi pemasaran yang baru diperlukan untuk

membenahi kondisi diatas agar potensi pariwisata dari Pantai Pangandaran dapat

pulih kembali seperti semula dan diharapkan dapat lebih baik dari sebelum

terjadinya bencana tsunami. Selain itu juga untuk menjaga daya tarik Pantai

Pangandaran sebagai kawasan wisata, serta bagi stakeholders kawasan, sebuah

strategi yang andal dapat menjadi landasan strategi bisnis.

Suatu strategi pemasaran yang tepat sudah tentu berangkat dari basis

analisis yang tepat. Analisis yang harus dilakukan terkait dengan penyusunan

strategi pemasaran antara lain adalah analisa faktor – faktor internal, eksternal,

persaingan industri dan analisa SWOT.

1.2 Perumusan Masalah

Pantai Pangandaran, sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Ciamis,

yang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar telah mengalami suatu

kerusakan yang cukup parah akibat adanya bencana tsunami yang terjadi pada

bulan Juli tahun 2006. Akibat bencana tsunami tersebut, kegiatan wisata yang

selama ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing

menurun secara drastis. Dampak adanya penurunan jumlah wisatawan pasca

tsunami adalah berkurangnya pendapatan daerah yang diperoleh oleh Pemerintah

Kabupaten Ciamis karena Pangandaran merupakan sumber penghasilan utama

bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis.

Kawasan ini memerlukan suatu strategi pemasaran yang baru pasca

terjadinya tsunami, yang pertama untuk memulihkan tingkat kunjungan. Kedua

untuk menjaga daya tarik Pantai Pangandaran sebagai kawasan wisata sehingga

kondisi industri pariwisata akan pulih dengan adanya wisatawan yang datang.

Ketiga, bagi stakeholders kawasan, sebuah strategi pemasaran yang andal bisa

menjadi landasan strategi bisnis yang bisa memandu para pelaku, khususnya

Page 19: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

19

pengelola kawasan ini dalam menjalankan pengelolaan yang menghasilkan nilai

tambah ekonomi kawasan secara berkelanjutan.

Strategi pemasaran yang tepat memerlukan informasi aktual yang tepat

pula. Informasi aktual ini mencakup informasi yang berasal dari faktor internal

maupun eksternal. Analisis internal dan eksternal dapat diketahui dari

stakeholders yang terkait secara langsung karena stakeholders tersebut merupakan

orang/badan yang berperan untuk mengambil suatu kebijakan atas strategi

pemasaran yang ditetapkan. Analisis lingkungan internal perlu dilakukan untuk

mengetahui secara tepat kelemahan – kelemahan dan kekuatan – kekuatan yang

dimiliki. Kondisi eksternal juga perlu dilakukan untuk mengetahui ancaman dari

luar, baik itu yang sudah terjadi maupun ancaman yang bersifat potensial. Selain

itu, pada analisis lingkungan eksternal juga dapat diketahui peluang apa saja yang

bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan dari

analisis – analisis tadi alternatif – alternatif suatu strategi pemasaran dapat disusun

secara tepat.

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan

mendapat jawaban. Ini merupakan permasalahan dalam penelitian ini :

1. Kondisi industri kepariwisataan di Pantai Pangandaran pasca tsunami

2. Faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang

mempengaruhi strategi pemasaran pada objek wisata Pantai Pangandaran

pasca tsunami

3. Kondisi persaingan yang terjadi pada industri wisata Pantai Pangandaran

pasca tsunami

4. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif bagi

pemasaran objek wisata Pantai Pangandaran pasca tsunami

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang

ingin dicapai lewat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi industri kepariwisataan bahari di Pantai Pangandaran.

2. Menganalisa kondisi lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh

terhadap strategi pemasaran objek wisata Pantai Pangandaran.

Page 20: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

20

3. Menganalisa kondisi persaingan pada industri wisata bahari Pantai

Pangandaran.

4. Menyusun dan merekomendasikan konsep strategi pemasaran bagi objek

wisata Pantai Pangandaran.

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan,

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2. Sebagai bahan masukan (policy input) bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis

dalam rangka membangun kembali sektor pariwisata di Pantai

Pangandaran pasca tsunami melalui strategi pemasaran yang tepat.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak – pihak yang terkait secara langsung

dengan objek wisata Pantai Pangandaran.

4. Meningkatkan kemampuan dalam mengamati, mengumpulkan,

menganalisis data, menyimpulkan serta melatih berpikir ilmiah.

5. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Page 21: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori – teori yang berkaitan dengan

topik yang diteliti. Teori – teori yang penting untuk diketahui diantaranya

mengenai bahasan tentang pemasaran dan manajemen pemasaran, strategi

pemasaran, analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, matriks

Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation), matriks Evaluasi Faktor

Eksternal (External Factor Evaluation), matriks Internal – Eksternal (IE), analisis

SWOT, pariwisata dan wisatawan yang didalamnya mencakup industri pariwisata

dan pariwisata bahari, pemasaran pariwisata, bauran pemasaran industri

pariwisata, tsunami dan studi terdahulu.

Teori – teori ini digunakan untuk mendukung penelitian yang akan

dilakukan. Dengan adanya teori – teori ini diharapkan akan mempermudah untuk

memahami isi dari keseluruhan skripsi ini.

2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang atau jasa kepada konsumen dan

perusahaan lain. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain (Kotler 2000). Menurut Rangkuti (2003), pemasaran

adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial,

budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor

tersebut adalah masing – masing individu maupun kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan

produk yang memiliki nilai komoditas.

Kotler (2000) mendefinisikan Manajemen pemasaran sebagai seni dan

ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan

menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan

pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Definisi lain menyebutkan

bahwa manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

Page 22: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

22

pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan

organisasi.

2.2 Strategi Pemasaran

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Menurut Chandler (1962)

diacu dalam Rangkuti (2003) menyebutkan bahwa strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Strategi pemasaran adalah sekumpulan prinsip – prinsip dasar yang

melandasi manajer pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasaran yang

ditetapkan pada pasar sasaran tertentu (Kotler 2000). Sedangkan Ferrel, Lucas,

dan Luck (1994) diacu dalam Firman (2006) mendefinisikan strategi pemasaran

sebagai panduan dari metode – metode dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan – tujuan dari perusahaan pada target pasar yang spesifik. Ferrel,

Lucas, dan Luck (1994) diacu dalam Firman (2006) juga mengungkapkan bahwa

proses perencanaan strategi pemasaran mencakup :

1) Identifikasi atau perumusan sasaran dan tujuan dari organisasi.

2) Identifikasi atau perumusan strategi pada level korporat.

3) Identifikasi atau perumusan sasaran dan tujuan pemasaran.

4) Identifikasi atau perumusan strategi pemasaran.

5) Identifikasi atau perumusan rencana pemasaran.

Menurut H. B. Mcdonald dan J. Keegan (1999) strategi pemasaran (marketing

strategies) harus muncul dalam rencana pemasaran (marketing plans). Strategi

adalah bagaimana sasaran dapat dicapai, sebagai berikut :

• Kebijakan produk yang berisi elemen – elemen seperti fungsi, desain, ukuran,

dan pengepakan.

• Kebijakan harga yang harus diikuti oleh grup produk dalam segmen pasar.

• Kebijakan distribusi bagi saluran distribusi dan tingkat layanan konsumen.

Page 23: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

23

• Kebijakan promosi untuk berkomunikasi dengan konsumen, yang digolongkan

ke dalam beberapa kegiatan yang relevan seperti periklanan, penjualan

personal, dan promosi penjualan.

2.3 Analisis Lingkungan Internal

David (2004) mengatakan bahwa analisis lingkungan internal

membutuhkan pengumpulan, asimilasi, dan evaluasi tentang operasi perusahaan.

Analisis internal berguna untuk mengetahui aspek kekuatan dan kelemahan yang

merupakan faktor – faktor penentu keberhasilan (critical Succsess Factors). Hal

ini juga disampaikan oleh Kertajaya (2005) yang mengatakan bahwa salah satu

langkah dalam analisis internal dalam konteks daerah, adalah menentukan critical

Success Faktors.

2.3.1 Operasi Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar : perencanaan,

pengorganisasian, pemberi motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

Perencanaan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa

depan. Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang

menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Pemotivasian melibatkan

usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Pengelolaan staf

mencakup aktivitas seperti perekrutan, wawancara, pengujian, penyeleksian,

pengorientasian, pelatihan, pengembangan, pemberian perhatian, pengevaluasian,

pengkompensasian, pendisiplinan, promosi, pemindahan, pendemosian, dan

pemecatan karyawan, serta juga pengelolaan hubungan dengan serikat pekerja.

Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk

memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan.

Aktivitas pengelolaan staf memainkan peranan penting dalam usaha implementasi

strategi, sehingga manajer sumberdaya manusia menjadi lebih aktif terlibat dalam

proses manajemen strategis. Adalah penting untuk mengidentifikasikan kekuatan

dan kelemahan dalam area pengelolaan staf (David 2004).

Page 24: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

24

2.3.2 Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk

posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan

kelemahan dan kekuatan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting

guna memformulasikan strategi secara efektif. Maka suatu perusahaan haruslah

memperhatikan faktor – faktor keuangan dan akuntansinya seperti likuiditas,

leverage, modal kerja, profitabilitas, utilitas aset, arus kas dan modal perusahaan

(David 2004).

2.3.3 Produksi/Operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri dari semua akivitas yang

mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi

berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri

dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentransformasikan input seperti

bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang dan jasa.

Manajemen produksi/operasi terdiri dari lima area keputusan atau fungsi : proses,

kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas (David 2004).

2.3.4 Penelitian dan Pengembangan

Litbang dalam organisasi dapat memiliki dua bentuk dasar : (1) litbang

internal, dimana organisasi menjalankan departemen litbangnya sendiri, dan (2)

kontrak litbang, dimana perusahaan merekrut peneliti independen atau agen

independen untuk mengembangkan produk spesifik. Pendekatan yang banyak

dipakai untuk mendapatkan litbang dari luar adalah dengan menjalankan joint

venture dengan perusahaan lain. Kekuatan (kemampuan) litbang dan kelemahan

(keterbatasan) litbang memiliki peranan penting dalam formulasi dan

implementasi strategi.

Kebanyakan perusahaan tidak memiliki pilihan kecuali secara terus

menerus mengembangkan produk baru dan memperbaiki produk karena

perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi baru, siklus produk yang

semakin pendek dan meningkatnya persaingan domestik dan asing.

Kekurangan ide untuk produk baru, meningkatnya persaingan global,

meningkatnya segmentasi pasar, menguatnya kelompok dengan kepentingan

Page 25: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

25

tertentu, dan meningkatnya peraturan pemerintah adalah beberapa faktor

berhasilnya pengembangan produk baru yang semakin sulit, mahal, dan beresiko

(David 2004).

2.3.5 Sistem Informasi Manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan

menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Ini adalah fondasi dari

semua organisasi, informasi menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau

kelemahan kompetitif manajemen. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem

informasi perusahaan adalah dimensi yang penting dalam menjalankan audit

internal. Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki

kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial.

Sistem infomasi yang efektif dengan demikian mengumpulkan, memberi simbol

atau kode, menyimpan sintesis, dan menyajikan informasi dalam bentuk yang

dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategi (David 2004).

2.3.6 Pasar dan Pemasaran

Pasar sebagai ruang tempat bekerjanya kekuatan pembentuk harga dan

terjadinya perpindahan hak milik, ruang lingkungannya ditentukan oleh jasa – jasa

yang diberikan dan merupakan tempat dilaksanakannya berbagai jasa pemasaran.

Pemasaran disebut juga tataniaga yang merupakan suatu proses pertukaran yang

meliputi kegiatan untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke

konsumen. Analisis terhadap pasar dan pemasaran penting untuk diketahui oleh

perusahaan untuk kemudian dikaitkan dengan strategi pemasaran yang akan

dilakukan. Sehingga perusahaan bisa mengevaluasi dan mengetahui sisi

kelemahan dan kekuatan dari pangsa pasarnya dan dari strategi pemasaran yang

telah dilakukan.

2.4 Analisis Lingkungan Eksternal

Kotler (2000) mengelompokkan faktor – faktor lingkungan eksternal

sebagai bagian dari lingkungan makro, dan menambahkan aspek demografi dan

alam kedalamnya. Kekuatan – kekuatan yang ada didalam lingkungan makro ini

tidak dapat dikendalikan dan harus dipantau serta ditanggapi oleh perusahaan

Page 26: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

26

karena lingkungan ini memberikan peluang sekaligus ancaman. Sementara itu

David (2004) mengatakan bahwa lingkungan eksternal terdiri dari : (1) Kekuatan

ekonomi; (2) Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) Kekuatan

politik, pemerintah dan hukum; (4) Kekuatan teknologi; dan (5) Kekuatan

kompetitif.

2.4.1 Faktor Politik

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang sangat besar

pada sektor usaha. Ketidakstabilan politik akan mengarah kepada kondisi yang

jauh dari kondusif bagi dunia usaha. Serangkaian kasus bom di Indonesia yang

memukul dunia usaha adalah salah satu contoh kecil bagaimana stabilitas politik

sangat diperlukan bagi dunia usaha.

Kertajaya (2005) mengungkapkan ketika akan memasarkan suatu daerah,

maka seorang pemasar harus meninjau karakteristik dan perilaku dari sistem

politik yang berlaku. Ini mencakup ideologi, hukum, badan pemerintah,

peradilan, dan perundangan yang berlaku. Selain itu pemasar harus meninjau

pengaturan institusi politik negara seperti lembaga pemilihan umum, eksekutif,

legislatif, yudikatif dan kelompok – kelompok penekan (pressure group).

Pemasar juga harus mengkaji pengaruh perkembangan politik global termasuk

didalamnya pengaruh dari lembaga – lembaga politik internasional seperti PBB,

G7, WTO dan lainnya pada perkembangan politik negara dan daerah.

2.4.2 Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi terkait dengan karakteristik perekonomian ditempat suatu

perusahaan atau organisasi berada. Faktor ekonomi mempengaruhi pelaku usaha,

baik dari segi biaya – biaya yang dikeluarkan, maupun daya beli konsumen.

Sebagai contoh, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik

(TDL) akan menaikkan biaya produksi bagi sebuah restoran dan hotel, tetapi di

sisi lain akan mengurangi daya beli konsumen karena alokasi pendapatan untuk

makan di restoran, dan menginap di hotel bisa jadi dialihkan untuk pengeluaran

belanja BBM dan listrik. Faktor – faktor yang harus diperhatikan antara lain

tingkat pendapatan, tingkat inflasi, suku bunga, kebijakan fiskal pemerintah, harga

dan sebagainya.

Page 27: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

27

2.4.3 Faktor Sosial Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perusahaan dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kultur, norma, dan nilai

yang dianut oleh masyarakat pada tempat dimana perusahaan itu berada. Selain

itu faktor sosial juga berpengaruh kepada pasar target dalam hal ini terhadap

konsumen. Karena selain oleh faktor budaya, psikologi, pribadi dan budaya,

perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial (Kotler 2000). Faktor

sosial merupakan faktor yang dinamis sehingga cenderung berubah dari waktu ke

waktu. Faktor lingkungan dan alam adalah faktor yang tidak dapat diabaikan,

karena faktor inilah yang mempengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan.

Setiap perubahan pada lingkungan akan secara langsung ataupun tidak langsung

berakibat pada kehidupan manusia.

2.4.4 Faktor Teknologi

Palfreman (1999) menyatakan bahwa perubahan teknologi menunjukkan

bahwa manusia selalu mencari cara baru yang biasanya lebih murah dalam

memproduksi sesuatu. Setiap pelaku usaha harus selalu memperbaharui

pengetahuannya mengenai perkembangan teknologi yang terbaru. Hal ini menjadi

sebuah keharusan ketika pelaku usaha menghadapi situasi persaingan yang akan

memacu setiap pelaku untuk menjadi lebih unggul dari yang lain. Dinamika

perkembangan teknologi semakin tampak pada industri yang produk utamanya

terkait erat dengan teknologi, seperti industri telekomunikasi dan transportasi.

2.4.5 Faktor Persaingan (Kompetitif)

Lingkungan industri merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang

menghasilkan komponen – komponen yang secara normal memiliki implikasi

yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan

(Syahroni 2005). Oleh karena itu, setiap pelaku didalam industri harus mampu

untuk menganalisa dan mengantisipasi setiap perubahan dari lingkungan ini.

Struktur perekonomian sekarang telah menempatkan setiap perusahaan

kedalam situasi persaingan yang sengit. Lingkungan industri yang sekarang

ditempati oleh semua perusahaan adalah lingkungan yang sarat dengan kompetisi

dan aktivitas saling mengalahkan. Sehingga mau tidak mau setiap perusahaan

Page 28: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

28

Pendatang Baru

Pembeli Pemasok

Produk Substitusi

Para Pesaing Industri

Persaingan diantara perusahaan yang ada

harus bersaing dengan kompetitor didalam industri agar bisa tetap bertahan.

Lebih lanjut lagi, tekanan persaingan ini telah mendorong setiap pelaku untuk

mengerahkan segala macam upaya agar mampu menjadi yang terdepan didalam

industrinya.

Porter (1997) mengatakan bahwa intensitas persaingan didalam industri

ditentukan oleh masuknya (1) pendatang baru, (2) ancaman produk baru

pengganti, (3) kekuatan tawar menawar pembeli, (4) kekuatan tawar menawar

pemasok dan (5) persaingan antar pesaing yang ada. Kelima kekuatan persaingan

diatas secara bersama – sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan

untuk meraih laba didalam industri. Gambar 1 menjelaskan kekuatan – kekuatan

yang mempengaruhi persaingan industri.

Ancaman masuknya pendatang baru

Kekuatan tawar – Kekuatan tawar – Menawar pemasok menawar pembeli

Ancaman produk / jasa substitusi

Gambar 1. Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri

Sumber : Porter (1997)

(1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan

untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumberdaya yang besar.

Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga

mengurangi kemampuan untuk memperoleh laba. Tindakan akuisisi kedalam

suatu industri dengan tujuan membangun posisi pasar barangkali harus dipandang

Page 29: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

29

sebagai pendatang baru meskipun tidak menciptakan suatu lingkungan yang benar

– benar baru. Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung

dari rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang

sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jika rintangan besar

atau pendatang baru memperkirakan bahwa perlawanan dari pelaku lama akan

keras, maka ancaman akan cenderung rendah (Porter 1997).

(2) Ancaman dari Produk Substitusi

Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti luas, dengan

industri – industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti

membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu (ceiling

price) yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik

harga alternatif yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan

laba industri (Porter 1997).

(3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan cara memaksa harga turun, tawar – menawar

untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan

sebagai pesaing satu sama lain, semuanya dengan mengorbankan kemampuan

untuk meraih laba dari industri. Kekuatan dari tiap kelompok pembeli dalam

industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada

kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan

dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut (Porter 1997).

(4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar - menawar terhadap para

peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu

produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan

kemampuan meraih laba dari industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan

harga (Porter 1997).

(5) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk

mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga,

Page 30: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

30

perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan

pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya

tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan

industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong

perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaan –

perusahaan saling tergantung satu sama lain (mutually dependent) (Porter 1997).

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis yang meliputi identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis

selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategis planner) harus

menganalisis faktor – faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis

Situasi. Model yang paling populer untuk analisis ini adalah Analisis SWOT.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan

Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan

Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor

internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses) (Rangkuti 2003).

Page 31: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

31

BERBAGAI PELUANG

BERBAGAI ANCAMAN

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

3. Mendukung 1. Mendukung

strategi strategi

turn – around agresif

4. Mendukung 2. Mendukung

strategi strategi

defensif diversifikasi

Gambar 2. Diagram Analisis SWOT

Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah –

masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar

yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

(Rangkuti 2003)

Page 32: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

32

2.6 Pariwisata dan Wisatawan

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990

tentang Kepariwisataan, pariwisata diartikan sebagai segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata

serta usaha –usaha yang terkait di bidang tersebut. Wisata diartikan sebagai

kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata

(Direktorat Jenderal Pariwisata 1990).

Pariwisata (tourism) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi, tetapi semata – mata untuk menikmati perjalanan tersebut, guna

pertamasyaan dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam (Yoeti

1980). Secara umum pariwisata itu adalah segala kegiatan dalam masyarakat

yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo 2000).

Tujuan dari penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk

memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek

dan daya tarik wisata; memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan

persahabatan antar bangsa; memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha

dan lapangan kerja; meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; dan mendorong

pendayagunaan produksi nasional (Direktorat Jenderal Pariwisata 1990).

Pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang

Kepariwisataan, yang dimaksud dengan wisatawan adalah orang yang melakukan

kegiatan wisata (Direktorat Jenderal Pariwisata 1990). Adapun dalam Instruksi

presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1,

bahwa wisatawan (Tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat

tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan

kunjungan itu (Soekadijo 2000).

Page 33: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

33

2.6.1 Industri Pariwisata

Menurut Yoeti (1980) industri pariwisata yaitu sebagai kumpulan dari

bermacam – macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang –

barang dan jasa – jasa (goods and services) yang dibutuhkan wisatawan pada

khususnya dan traveller pada umumnya, selama dalam perjalanan. Inti dari

definisi ini adalah bahwa selama perusahaan tertentu menghasilkan produk dan

jasa yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dari wisatawan dan traveller,

maka perusahaan itu merupakan bagian dari industri pariwisata.

Gambar 3. Pariwisata Sebagai Industri

Gambar 3 menjelaskan pariwisata sebagai industri yang dikemukakan oleh

Soekadijo (2000). Industri pariwisata memiliki tiga produk utama, yaitu atraksi

wisata (festival, pantai dan lainnya), jasa wisata (hotel, restoran dan lainnya), dan

angkutan wisata (kapal, mobil dan lainnya). Ketiga produk ini saling terkait satu

sama lain dan ketiganya harus ada agar suatu aktivitas bisa dikatakan sebagai

pariwisata. Ketiga jenis produk diatas ditujukan untuk memenuhi tiga kebutuhan

konsumen ketika berwisata yaitu, kebutuhan motif berwisata, kebutuhan selama

Konsumen

Permintaan

Kebutuhan dalam perjalanan Motif Perjalanan

Atraksi Wisata Jasa Wisata

Angkutan

Angkutan Wisata

Penawaran

Pemasaran

Produsen

Page 34: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

34

berwisata dan kebutuhan untuk mencapai lokasi wisata. Aspek pemasaran

berfungsi agar antara penawaran dari produsen dan permintaan dari konsumen

bertemu dan menghasilkan aktivitas wisata. Soekadijo (2000) mengungkapkan

bahwa industri pariwisata memiliki perbedaan bila dibandingkan dengan industri

yang lain yaitu :

a. Produk pariwisata tidak dapat dibawa ke tempat kediaman wisatawan.

Produk pariwisata harus dinikmati di tempat dimana produk itu tersedia.

b. Wujud dari produk pariwisata akhirnya ditentukan oleh konsumen itu

sendiri, yaitu wisatawan. Bagaimana bentuk – bentuk komponen produk

wisata itu akhirnya tersusun menjadi suatu produk pariwisata yang utuh,

pada dasarnya wisatawan yang menyusunnya. Sebagai contoh,

wisatawanlah yang menentukan media transportasi, lokasi penginapan, dan

atraksi yang ingin dilihat.

c. Apa yang diperoleh oleh konsumen setelah ”mengkonsumsi” produk

pariwisata adalah pengalaman.

2.6.2 Pariwisata Bahari

Wisata bahari adalah jenis wisata khusus yang memiliki aktivitas yang

berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut (marine) maupun kegiatan

yang dilakukan dibawah permukaan laut (sub marine). Daya tarik yang paling

penting dalam wisata bahari didasarkan pada daya tarik sumberdaya alam dan

kelautan (marine attractions). Selain itu, adat istiadat dan budaya masyarakat

pesisir juga dapat merupakan bagian dari objek dan daya tarik wisata bahari.

Wisata bahari (marine tour) adalah suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya

untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck diving (menyelam) dengan

perlengkapan selam lengkap (Suwantoro 2001) diacu dalam Hadi (2003).

Wisata bahari (marine tourism) adalah wisata yang objek dan daya

tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat

pantai (coastal seascape). Di wilayah pantai dapat dilakukan berbagai kegiatan

wisata bahari, baik pada bentang laut maupun pada bentang darat pantai (Hadi

2003).

Page 35: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

35

2.7 Pemasaran Pariwisata

Wahab (2003) membatasi pemasaran wisata sebagai upaya – upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional dan

atau badan – badan usaha pariwisata pada taraf internasional, nasional dan lokal

guna memenuhi kepuasan wisatawan baik secara kelompok maupun pribadi

masing – masing dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata.

Cooper et al (1993) mengatakan bahwa produk pariwisata memiliki tiga

karakteristik, yaitu :

1) Intangibility, artinya produk tidak bisa dengan mudah dilihat atau

dinilai. Kendala tempat dan waktu menyulitkan para pemasar

untuk menunjukkan nilai tambah produk yang mereka jual.

2) Perishability, yang berarti bahwa produk pariwisata tidak dapat

disimpan untuk dijual dimasa depan. Sebagai contoh, kamar hotel

atau cottage yang kosong, kursi pesawat yang tidak terisi penuh

menunjukkan pendapatan yang hilang dan tidak dapat diperoleh

kembali.

3) Inseparability, artinya produk diproduksi dan dikonsumsi secara

bersamaan. Semisal pertunjukkan kesenian, dimana produk ini

diproduksi ketika diadakan dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan oleh wisatawan yang menonton. Implikasinya adalah

sulit untuk memastikan kepuasan seluruh konsumen.

Cooper et al (1993) menyampaikan bahwa produk pariwisata terkait

dengan proses pengambilan keputusan yang kompleks karena konsumen

menghadapi berbagai resiko ketika akan memutuskan untuk mengkonsumsi

produk pariwisata. Resiko – resiko tersebut yaitu :

1) Resiko ekonomi atau finansial, ketika produk pariwisata yang

dibeli tidak memberikan manfaat yang sebelumnya diharapkan.

2) Resiko fisik seperti kecelakaan dan penyakit.

3) Resiko psikologi, yaitu resiko yang muncul ketika calon konsumen

melihat bahwa pembelian produk wisata tertentu mungkin tidak

mengapresiasikan citra yang mereka ingin dapatkan.

Page 36: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

36

2.8 Bauran Pemasaran Industri Pariwisata

Cooper et al (1993) mengatakan bahwa marketing mix pemasaran

pariwisata terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat. Masing – masing

faktor memiliki aspek – aspek bauran tersendiri yang harus diperhatikan.

2.8.1 Bauran Produk

Cooper et al (1993) menyampaikan bahwa bauran produk pariwisata

adalah (1) kualitas, (2) pelayanan, (3) rentang lini produk yang dijual, (4) nama

brand (merek), (5) keistimewaan dan manfaat yang ditawarkan, dan (6) jaminan

terhadap kepuasan konsumen (garansi).

1. Kualitas

Bauran produk yang terkait dengan kualitas meliputi pengambilan keputusan

mengenai standar kualitas produk dan implementasi metode untuk menjamin

level performa dari staf dan fasilitas. Penyedia jasa wisata akan lebih mudah

untuk mencapai kesuksesan jika mampu untuk memberikan kualitas produk

melebihi para pesaing (Cooper et al 1993).

2. Pelayanan

Bauran produk berupa pelayanan terkait dengan penciptaan tingkat layanan

yang ditawarkan. Artinya, pelayanan berkaitan dengan berapa banyak layanan

yang diharapkan oleh klien untuk ada dan berapa banyak layanan harus

disediakan oleh penyedia jasa. Contohnya layanan antar barang ke kamar dan

makan pagi pada hotel (Cooper et al 1993).

3. Rentang Lini Produk

Lini produk adalah sekelompok produk dalam kelas produk yang berkaitan

erat karena produk – produk itu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual

kepada kelompok konsumen yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi

yang sama, atau berada dalam rentang harga tertentu (Kotler 2000).

4. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal

– hal tersebut yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini

produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk

tersebut (Kotler 2000).

Page 37: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

37

5. Keistimewaan dan Manfaat yang ditawarkan

Pelanggan membeli produk berdasarkan manfaat dasar yang diberikan.

Contohnya, turis menyewa agen perjalanan untuk mengurus perjalanan lewat

pesawat. Agar dapat bersaing secara efektif dengan produk lain, dapat

dilakukan diferensiasi dengan memberikan keistimewaan – keistimewaan

yang sesuai. Keistimewaan (features) adalah karakteristik yang melengkapi

fungsi dasar produk (Kotler 2000). Agen perjalanan tadi dapat memberikan

keistimewaan dengan menyediakan layanan jemputan dari bandara menuju

hotel tempat turis menginap.

6. Garansi

Garansi adalah kepastian umum bahwa suatu produk dapat dikembalikan jika

kinerjanya tidak memuaskan atau dalam bentuk lain, seperti pengembalian

uang pembelian (Kotler 2000). Karena pengembalian produk tidak bisa

dilakukan untuk produk wisata, maka penyedia jasa wisata dapat menerapkan

sistem pengembalian uang atau asuransi jika terjadi hal – hal yang tidak

diinginkan.

2.8.2 Bauran Harga

Pemasar dapat melakukan diskriminasi harga, memasang harga dibawah

pesaing, memasang harga premium untuk produk – produk mewah yang memiliki

suplai terbatas. Pemasar juga dapat memasang harga sesuai dengan seberapa

besar konsumen bersedia membayar (willingness to pay). Kotler (2000)

mengatakan bahwa bauran harga terdiri dari (1) daftar harga, (2) rabat/diskon, (3)

potongan harga khusus, (4) periode pembayaran, dan (5) syarat kredit.

1. Daftar Harga

Daftar harga merupakan tingkat harga lini produk yang diterapkan oleh

produsen. Sehingga masing – masing jenis produk cenderung memiliki harga

sendiri, tergantung pada kualitas dan fungsinya.

2. Rabat/Diskon

Diskon atau rabat adalah potongan harga yang diberikan kepada konsumen,

biasanya karena waktu pembayaran yang cepat, pembelian dalam jumlah yang

besar dan pembelian diluar musim (Kotler 2000).

Page 38: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

38

3. Potongan Harga Khusus

Potongan harga adalah pengurangan dari daftar harga. Misalnya potongan

tukar tambah, yaitu pengurangan harga yang diberikan atas penyerahan barang

lama ketika membeli barang yang baru. Kemudian potongan promosi yaitu

pengurangan harga untuk memberikan imbalan kepada penyalur karena

berperan dalam program pendukung penjualan (Kotler 2000).

4. Periode Pembayaran

Merupakan jangka waktu yang diberikan oleh penjual kepada konsumen untuk

melunasi pembayarannya. Biasanya konsumen yang melunasi sebelum

waktunya jatuh tempo akan mendapatkan potongan harga.

5. Syarat Kredit

Merupakan persyaratan – persyaratan yang mengatur perjanjian kredit antara

konsumen dan penjual. Untuk kasus produk wisata syarat kredit ini tidak

sebaiknya dilakukan karena tingkat ketidakpastiannya yang cukup tinggi.

2.8.3 Bauran Promosi

Promosi memiliki bauran promosi yang terdiri dari (1) iklan, (2) personal

selling, (3) direct marketing, (4) sponsorship, (5) kehumasan, (6) sales promotion,

(7) bentuk komunikasi cetak (Cooper et al 1993).

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah segala bentuk komunikasi non personal melalui media oleh

sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Dalam dunia wisata maka

bentuk media yang digunakan dapat berupa panduan perjalanan (travel

guides), koran, majalah, radio, televisi, surat dan papan billboard (Cooper et al

1993).

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah kumpulan alat – alat insentif yang beragam,

sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian

suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh

konsumen atau pedagang (Kotler 2000).

Page 39: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

39

3. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan personal adalah usaha untuk memperoleh keuntungan melalui

hubungan komunikasi langsung dengan calon konsumen, baik dengan bertemu

secara langsung, melalui telepon atau lainnya (Cooper et al 1993).

4. Kehumasan (Public Relation)

Kehumasan adalah bentuk komunikasi non personal yang digunakan untuk

merubah opini atau memperoleh liputan dari media massa, dimana sumber

komunikasi ini tidak mengeluarkan pembayaran apapun. Contoh bentuk

kehumasan ini dapat berupa press release atau komentar dalam editorial.

Selain untuk memperoleh tujuan diatas, kehumasan juga penting untuk

menekan pemberitaan yang buruk (Cooper et al 1993).

2.8.4 Bauran Tempat (Distribusi)

Karakteristik dari produk wisata menimbulkan bentuk distribusi yang

spesifik. Produk wisata adalah produk yang tidak menimbulkan transfer

kepemilikan, dimana tidak ada produk nyata yang bisa didistribusikan. Namun

begitu agar dapat dikonsumsi, maka produk wisata dapat di akses dan tersedia.

Oleh karena itu, dibutuhkan bentuk distribusi dimana penyedia jasa wisata dapat

memperoleh akses kepada konsumen potensial (Cooper et al 1993). Aspek –

aspek dalam distribusi produk wisata adalah sebagai berikut :

Tidak ada produk aktual yang didistribusikan, sehingga pemasar harus

melakukan komunikasi persuasif kepada konsumen mengenai produk yang

mereka jual.

Dari aspek lokasi, konsumenlah yang bepergian menuju produk dan

menjadi bagian dalam produksi produk pariwisata.

Sejumlah besar dana dialokasikan industri untuk produksi dan pengiriman

material promosi, baik kepada konsumen secara langsung maupun lewat

agen perjalanan.

Cooper et al (1993) menyampaikan bahwa bauran distribusi wisata terdiri

dari (1) lokasi, (2) persediaan, (3) aksesibilitas, (4) kenyamanan, (5) transportasi,

dan (6) saluran pemasaran.

Page 40: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

40

1. Lokasi

Lokasi mudah dicapai oleh konsumen, apakah itu sebuah hotel atau agen

perjalanan akan lebih mudah meraih permintaan. Pada kasus ini, konsumen

akan mudah untuk memperoleh produk wisata dan mungkin tidak memerlukan

adanya saluran distribusi (Cooper et al 1993).

2. Persediaan

Telah disampaikan sebelumnya bahwa sejumlah besar dana dialokasikan

industri untuk produksi dan pengiriman material promosi, baik kepada

konsumen secara langsung maupun lewat agen perjalanan. Material ini dapat

berupa brosur atau bentuk literatur lainnya dan diproduksi dalam jumlah besar.

Seringkali biaya distribusi meliputi biaya pergudangan dan pengiriman brosur

lewat berbagai macam model transportasi (Cooper et al 1993).

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas terkait dengan kemampuan mengakses kepada : (1) aneka pilihan

dan rentang brosur dan bentuk promosi lainnya, (2) komponen produk seperti

visa, traveller cheques dan asuransi, (3) titik pemesanan di setiap daerah

tujuan, (4) alternatif agen perjalanan, produk dan merek (Cooper et al 1993).

4. Kenyamanan

Kenyamanan terkait dengan kemudahan bagi konsumen untuk membeli

produk jasa (Kotler 2000). Untuk produk wisata, maka kenyamanan terkait

dengan kemudahan untuk memperoleh informasi dan saran melakukan

pembelian dan pembayaran produk liburan, mengajukan keluhan dan

mendapatkan perwakilan ketika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan

(Cooper et al 1993).

5. Transportasi

Transportasi terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses

pengiriman material promosi ke saluran pemasaran dan konsumen dan proses

perjalanan konsumen menuju produk wisata.

6. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang

terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan

atau dikonsumsi. Produsen jasa dan gagasan juga menghadapi masalah untuk

Page 41: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

41

membuat output mereka tersedia dan terjangkau oleh populasi sasaran. Untuk

kasus produk wisata, contoh saluran pemasaran adalah jasa internet dan jasa

agen perjalanan (Kotler 2000).

2.9 Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang semula artinya gelombang

pelabuhan, namun sekarang telah mengalami perkembangan arti menjadi

gelombang laut seismik. Orang seringkali keliru mengartikan tsunami dengan

gelombang pasang, padahal tsunami tidak ada kaitannya dengan pasang surut air

laut. Tsunami merupakan gelombang laut dengan periode yang sangat panjang

dan dengan kecepatan tinggi, yang ditimbulkan oleh adanya gangguan dasar laut

secara mendadak, seperti pergeseran lempeng, peletusan gunung api bawah laut,

atau pelongsoran tebing dasar laut.

Penyebab terjadinya tsunami dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

alami dan faktor perbuatan manusia. Faktor alami yang menyebabkan tsunami

adalah gempa bumi yang berpusat di dasar laut, peletusan gunung api di bawah

laut, pelongsoran tebing dasar laut, dan jatuhan meteor langsung ke laut. Faktor

perbuatan manusia yang menimbulkan tsunami adalah peledakan nuklir di bawah

laut.

2.10 Studi Terdahulu

1. Diding Sudira Efendi (C31.0079) mengadakan suatu penelitian di Pantai

Pangandaran pada bulan Desember 1998 - Februari 1999 dengan judul

”Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Wilayah dan Tingkat

Kesejahteraan Keluarga Nelayan Pangandaran di Kabupaten Ciamis

Propinsi Jawa Barat”.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah : (1) mengetahui kedudukan sektor

pariwisata berdasarkan tingkat basis dalam pembangunan wilayah Kabupaten

Ciamis, (2) mengetahui dampak sektor pariwisata terhadap perekonomian

regional dalam hal PDRB, PADS dan PAD di Kabupaten Ciamis, (3)

mengetahui kontribusi sektor pariwisata terhadap kesempatan kerja di

Kabupaten Ciamis, (4) mengetahui tingkat efisiensi investasi dalam

Page 42: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

42

pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Ciamis, dan (5) mengetahui

keterkaitan hubungan sektor pariwisata (bahari) terhadap tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan di Kabupaten Ciamis.

Pada penelitian tersebut digunakan jenis data yang berupa data primer dan

data sekunder. Data primernya didapat melalui pengamatan dan wawancara

langsung dengan menggunakan kuesioner kepada keluarga nelayan pariwisata

dan keluarga non pariwisata serta pengunjung. Sedangkan data sekundernya

diperoleh dari catatan yang berupa laporan, arsip, dan dokumen pada lembaga-

lembaga terkait.

Alat analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Basis Ekonomi (LQ)

Untuk mengetahui apakah kegiatan sektor pariwisata adalah merupakan

kegiatan basis atau tidak

2. Analisis Shift and Share dan Pertumbuhan Ekonomi

3. Analisis Efisiensi Penanaman Modal

4. Analisis Proyeksi Kesempatan Kerja dan Multiplier Tenaga Kerja

5. Analisis Pendapatan Usaha dan Analisis Pendapatan Serta Pengeluaran

Keluarga

6. Analisis Nilai Koefisien Gini

7. Pengukuran Tingkat Kesejahteraan

8. Pengukuran Tingkat Kemiskinan

9. Analisis Hubungan Pariwisata dengan Tingkat Kesejahteraan

Hasil penelitiannya berisi tentang keadaan perekonomian Kabupaten

Ciamis, tingkat basis dan non basis sektor pariwisata, keragaan ekonomi

wilayah, tingkat investasi sektor pariwisata, keterkaitan sektor pariwisata

dengan perikanan Kabupaten Ciamis, dan telaah komprehensif makro dan

mikro.

Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu : (1) sektor pariwisata di

Kabupaten Ciamis termasuk dalam kategori sektor bisnis, (2) peran pariwisata

menjadi semakin penting jika melihat perkembangan kontribusi sektor ini

terhadap PDRB Kabupaten Ciamis yang telah berhasil menyumbang rata –

Page 43: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

43

rata 6,11% dalam setiap tahunnya, (3) ditinjau dari penciptaan kesempatan

kerja, maka sektor pariwisata di Kabupaten Ciamis mengindikasikan sebagai

sektor padat kerja (labour intensive), (4) peran pemerintah masih dominan

dalam penyediaan investasi di sektor pariwisata Kabupaten Ciamis, dan (5)

dilihat dari aspek mikro, sektor pariwisata memiliki keterkaitan (hubungan)

yang signifikan dengan sektor perikanan di Pangandaran (tidak erat).

2. Yani Maulani (C04497017) mengadakan suatu penelitian di Pantai

Pangandaran pada bulan Maret – April 2001 dengan judul ”Analisis

Permintaan Rekreasi Pantai Pangandaran dengan Menggunakan Metode

Biaya Perjalanan di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis – Jawa

Barat”.

Tujuan dari penelitiannya yaitu : (1) mengidentifikasi karakteristik

pengunjung di Pantai Pangandaran, (2) mengetahui kurva permintaaan

wisatawan terhadap rekreasi di Pantai Pangandaran, dan (3) mengetahui faktor

– faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi di Pantai Pangandaran.

Data yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer yang digunakan yaitu karakteristik pengunjung, daerah

asal, banyaknya kunjungan rekreasi, biaya rekreasi dan penilaian pengunjung.

Sedangkan data sekunder yang digunakan meliputi karakteristik objek wisata

dan jumlah pengunjung.

Peneliti menggunakan metode pendekatan biaya perjalanan individu dalam

melakukan penelitian tersebut.

Skripsi tersebut berisi tentang karakteristik pengunjung, pendugaan jumlah

dan sebaran daerah asal pengunjung, serta analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan rekreasi di Pantai Pangandaran.

Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa biaya perjalanan

rata – rata berdasarkan zona tidak terpengaruh nyata terhadap permintaan

rekreasi, hal ini disebabkan karena adanya variasi musiman (seasonal

variation). Permintaan rekreasi di Pantai Pangandaran dipengaruhi oleh faktor

– faktor biaya perjalanan rata – rata, jarak dan promosi.

Page 44: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Pantai Pangandaran yang terletak di Kabupaten Ciamis merupakan salah

satu objek wisata yang banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan

lokal maupun wisatawan asing dari berbagai negara, karena pantai ini memiliki

panorama yang sangat indah. Adanya potensi dari Pantai Pangandaran yang

memiliki luas sekitar 50 hektar ini otomatis menjadikan sumber penghasilan

utama bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis, khususnya di bidang pariwisata.

Bahkan Pangandaran memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi

dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Ciamis. Tingginya

pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh maraknya kegiatan ekonomi di Pantai

Pangandaran, seperti perdagangan, perhotelan, dan kegiatan industri kecil.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran menurun

secara drastis setelah terjadinya bencana tsunami pada tanggal 17 Juli 2006 silam.

Hal ini tentu saja sangat merugikan bagi pemerintah setempat dan juga

masyarakat sekitar yang penghasilan utamanya adalah dari adanya kegiatan

pariwisata di daerah tersebut.

Kawasan ini memerlukan suatu strategi pemasaran yang baru pasca

terjadinya tsunami, yang pertama untuk memulihkan tingkat kunjungan. Kedua

untuk menjaga daya tarik Pantai Pangandaran sebagai kawasan wisata sehingga

kondisi industri pariwisata akan pulih dengan adanya wisatawan yang datang.

Ketiga, bagi stakeholders kawasan, sebuah strategi pemasaran yang andal bisa

menjadi landasan strategi bisnis yang bisa memandu para pelaku, khususnya

pengelola kawasan ini dalam menjalankan pengelolaan yang menghasilkan nilai

tambah ekonomi kawasan secara berkelanjutan.

Penganalisisan suatu lingkungan internal dan eksternal yang terdapat di

Pantai Pangandaran perlu dilakukan sebelum menyusun suatu strategi pemasaran.

Analisis internal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelemahan –

kelemahan dan kekuatan – kekuatan yang ada di Pantai Pangandaran. Kondisi

eksternal juga perlu dilakukan untuk mengetahui ancaman dari luar, baik itu yang

sudah terjadi maupun ancaman yang bersifat potensial. Selain itu, analisis

lingkungan eksternal juga untuk mengetahui peluang apa saja yang bisa

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 45: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

45

Setelah mendapatkan tujuan yang ingin dicapai, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan proses penyusunan strategi pemasaran. Pertama, menganalisis

kondisi internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE.

Selanjutnya dilakukan pencocokan dengan menggunakan matriks IE dan matriks

SWOT. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka akan didapatkan

alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi objek wisata Pantai Pangandaran

pasca tsunami.

Page 46: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

46

Gambar 4. Kerangka Pendekatan Studi

Formulasi Strategi Pemasaran

Adanya Bencana Alam Tsunami

Kebutuhan Penyusunan Strategi Pemasaran Pantai Pangandaran Pasca Tsunami

Analisis Lingkungan Internal : 1. Pasar dan pemasaran 2. Keuangan dan akuntansi 3. Produksi dan operasi 4. Operasi manajemen 5. Penelitian dan pengembangan 6. Sistem informasi manajemen

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks IE Matriks SWOT

Analisis Lingkungan Eksternal : 1. Analisis Politik, Ekonomi, Sosial

Budaya dan Lingkungan, dan Teknologi.

2. Analisis Persaingan Industri.

Objek Wisata Pantai Pangandaran

Page 47: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

IV. METODOLOGI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang bagaimana metode penelitian yang

akan digunakan, jenis dan sumber data yang ingin diketahui, metode penentuan

responden, metode pengumpulan data, metode analisis data, serta lokasi dan

waktu penelitian.

4.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dalam bentuk studi kasus (case study). Adapun yang menjadi sorotan kasusnya

(unit kasus) adalah pengelola objek wisata Pantai Pangandaran pasca tsunami di

Kabupaten Ciamis. Metode deskriptif dipilih karena metode ini dapat

memberikan gambaran terhadap fenomena – fenomena, menerangkan hubungan,

menguji hipotesa – hipotesa, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan

implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir 2003). Studi kasus

lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang

kecil. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun

masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif tentang faktor – faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelola objek wisata Pantai

Pangandaran yang dalam hal ini menjadi unit kasusnya.

Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara

mendetail dari keadaan objek wisata Pantai Pangandaran. Hasil dari penelitian

merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu,

kelompok, lembaga dan sebagainya.

Kelemahan dalam unit kasus penelitian ini adalah adanya keterbatasan

sumberdaya, dimana yang menjadi unit pengelolanya berfokus pada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis yang menjadi pemangku

kepentingan utama.

Page 48: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

48

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data

image. Data text adalah data yang berbentuk alfabet maupun angka numerik. Data

text yang digunakan antara lain : (1) data keuangan pengelola, (2) data jumlah

pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran, (4) daftar harga produk wisata

Pantai Pangandaran, (5) data jumlah SDM Dinas. Data image adalah data yang

memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu melalui foto,

diagram, tabel dan sejenisnya (Fauzi 2001). Data image yang digunakan antara

lain struktur organisasi pengelola dan foto – foto objek wisata Pantai

Pangandaran.

Data dibagi dua berdasarkan sumbernya, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan observasi

langsung ke objek wisata Pantai Pangandaran, wawancara langsung dengan

responden dan survey (penyebaran kuesioner). Data primer yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Faktor – faktor penentu lingkungan internal

Faktor – faktor penentu lingkungan eksternal

Nilai pembobotan faktor penentu lingkungan internal

Nilai pembobotan faktor penentu lingkungan eksternal

Nilai rating faktor penentu lingkungan internal

Nilai rating faktor penentu lingkungan eksternal

Foto – foto objek wisata Pantai Pangandaran

Persepsi pengunjung terhadap produk wisata Pantai Pangandaran

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari data

yang sudah diolah dan tersusun dari berbagai sumber seperti Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis

dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Kebijakan pengelolaan pariwisata Pantai Pangandaran

Visi, misi, tujuan dan struktur organisasi pengelola

Data keuangan pengelola

Data pengunjung Pantai Pangandaran

Page 49: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

49

Daftar harga produk wisata Pantai Pangandaran

Brosur, booklet, leaflet dan VCD promosi Pantai Pangandaran

Data – data mengenai kondisi ekonomi, politik, sosial budaya, dan

lingkungan

Laporan-laporan program kerja pihak pengelola

4.3 Metode Penentuan Responden

Pemilihan responden dalam penelitian ini ditentukan dengan metode

purposive sampling, yaitu responden diambil secara sengaja dengan pertimbangan

bahwa responden tersebut merupakan pihak pengelola pariwisata Pantai

Pangandaran. Dalam hal ini, responden yang dipilih adalah Kepala Seksi Promosi

dan Daya Tarik Wisata dan Kepala Seksi Penyusunan Program.

Purposive sampling merupakan bagian dari judgemental sampling. Fauzi

(1999) mengatakan bahwa keterwakilan dari sampel yang menggunakan

judgemental sampling hanya didasari semata-mata dari pertimbangan peneliti.

Keuntungan dari judgemental sampling adalah bahwa responden yang dipilih

memiliki banyak data dan informasi mengenai pariwisata Pantai Pangandaran.

Hal yang sama juga berlaku untuk pemilihan informan, yaitu orang yang

diwawancarai peneliti. Pada Dinas, informan yang dipilih adalah Kepala Bidang

Objek dan Daya Tarik Wisata serta beberapa staf dalam bidang Objek dan Daya

Tarik Wisata (ODTW). Pengambilan data dengan wawancara, terutama dilakukan

untuk mendapatkan data berupa persepsi, opini, dan ekspektasi. Selain itu,

peneliti juga mewawancarai beberapa stakeholders yang terlibat langsung di

dalam industri wisata di kawasan Pantai Pangandaran yang dapat memberikan

informasi mengenai penerapan strategi pemasaran dan manajemen pengelolaan

dalam objek wisata tersebut.

Kelemahan dalam sampel penelitian ini adalah adanya keterbatasan

sumberdaya, dimana yang menjadi sampel respondennya berfokus pada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis yang menjadi pemangku

kepentingan utama. Namun, beberapa penilaian tentang kawasan ini juga dicakup

oleh informan – informan yang merupakan pengelola hotel, rumah makan dan

wisatawan yang berada di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran.

Page 50: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

50

4.4 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data dan tujuan penelitian, maka penyusunan

skripsi ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Angket / Survey ( Menggunakan Kuesioner)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan pada

pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis, yaitu Kepala

Seksi Promosi dan Daya Tarik Wisata dan Kepala Seksi Penyusunan Program

yang merupakan para penentu kebijakan Dinas.

Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang dan

untuk menentukan faktor internal, faktor eksternal dan kondisi persaingan

industri. Dimana kuesioner ini menyangkut sejauh mana kebijakan-kebijakan

dijalankan apakah sesuai dengan visi dan misi Dinas atau tidak.

2. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung

dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun pihak-

pihak yang terkait adalah Kepala Bidang ODTW, Kepala Bidang Bina

Program dan staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta wisatawan yang

mayoritas berasal dari Kabupaten Ciamis.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan untuk mencari data dengan

jalan mengamati secara langsung data-data yang telah berhasil dihimpun untuk

selanjutnya dipilih sesuai dengan relevansinya dengan penelitian.

4. Dokumentasi

Pencatatan telaah terhadap buku-buku, laporan-laporan, dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4.5 Metode Analisis Data

Metode pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan

matriks IFE, EFE, IE dan SWOT dengan alat bantu berupa program Microsoft

Excel. Program ini digunakan untuk melakukan kuantifikasi data yang berasal

dari kuesioner. Tahap – tahap pengolahan data yang dilakukan adalah, (1) analisis

Page 51: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

51

terhadap data yang dikumpulkan untuk memperoleh faktor – faktor strategis

lingkungan internal dan eksternal, (2) analisis persaingan industri untuk

menganalisis kondisi persaingan yang terjadi pada industri wisata di Pantai

Pangandaran, (3) analisis matriks IFE dan EFE untuk menganalisis lingkungan

internal dan eksternal, (4) analisis matriks IE untuk mengetahui strategi yang

sebaiknya diambil, kemudian (5) analisis SWOT untuk mendapatkan alternatif

strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Pantai Pangandaran.

Penjelasan dari analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

4.5.1 Analisis Persaingan Industri

Aspek dalam persaingan yang harus diketahui oleh setiap perusahaan

adalah seberapa besar intensitas persaingan yang terjadi dalam industri. Dengan

mengetahui seberapa besar intensitas persaingan, maka suatu perusahaan dapat

menyusun strategi bersaing yang tepat. Metode yang digunakan dalam

menganalisis intensitas persaingan ini pada dasarnya sama dengan metode untuk

menganalisa lingkungan internal dan eksternal. Langkah pertama adalah

melakukan pembobotan terhadap indikator – indikator pada masing – masing

kekuatan utama penentu persaingan industri, yaitu dengan menggunakan metode

Paired Comparison (Kinnear dan Taylor 1991).

Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala 1, 2, dan 3 dengan

keterangan skala sebagai berikut :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear dan

Taylor 1996) diacu dalam Syahroni (2005) :

ai =∑=

n

iXi

Xi

1

Page 52: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

52

Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3, ..... n

n = Jumlah variabel

Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Penentu Persaingan

Sumber : Syahroni (2005)

Setelah melakukan pembobotan, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan rating untuk tiap indikator pada setiap kekuatan penentu persaingan

dengan menggunakan metode semantic differential scale (Kinnear dan Taylor

1991). Rating yang diberikan memiliki rentang antara 1 sampai 5.

Rating ini memiliki rentang dari 1 – 5 yang menunjukkan seberapa

menentukan suatu parameter terhadap kondisi persaingan. Nilai 1 = tidak

menentukan, 2 = sedikit menentukan, 3 = cukup menentukan, 4 = menentukan dan

5 = sangat menentukan. Lihat Tabel 2.

Penentuan nilai setiap variabel dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Ni = Ri x Bi

Keterangan :

Ni = Nilai variabel ke-i

Ri = Tingkat kepentingan (rating) variabel ke-i

Bi = Bobot variabel ke-i

Faktor Penentu A B C D E Total Bobot Indikator A X1 Indikator B X2 Indikator C X3 …. X4 …. X5

Total

∑=

n

iXi

1

Page 53: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

53

Tabel 2. Contoh Penilaian Rating Faktor Penentu Persaingan

Ancaman tawar – menawar pembeli Rating

Parameter 1 2 3 4 5

A Jumlah Pembeli Sangat sedikit Sangat banyak

B Ciri produk Sangat terdiferensiasi

Tidak terdiferensiasi

C Kemudahan pembeli beralih ke produk pesaing Sangat tinggi Sangat rendah

D Nilai produk dalam struktur biaya pembeli Sangat kecil Sangat besar

E Integrasi ke belakang Sangat kecil Sangat besar

F Keuntungan pembeli Sangat tinggi Sangat penting

G Kepentingan kualitas produk bagi pembeli Tidak penting

Sangat penting

H Informasi pembeli Sangat kurang

Sangat lengkap

Sumber : Porter 1997

Selanjutnya dilakukan penjumlahan nilai Ni dengan rumus (Kinnear dan

Taylor 1996) diacu dalam Syahroni (2005) sebagai berikut :

Total Nilai = ∑=

m

iNt

1

Keterangan :

Ni = Nilai jenis variabel ke-i

i = 1,2,3,….,m

m = Banyaknya variabel

Kriteria total nilai Ni dapat ditentukan dengan kategori sebagai berikut :

Jika total nilai Ni antara 1,0 – 2,0, maka dapat digolongkan kedalam

intensitas persaingan rendah, yang artinya tekanan persaingan longgar yang

memungkinkan perusahaan yang tidak efisien sekalipun untuk dapat bertahan.

Laba ekonomi berada diatas normal bahkan dalam jangka panjang. Produk yang

ditawarkan sangat terdiferensiasi, tanpa produk pengganti yang dekat, dan

perusahaan adalah industri itu sendiri. Untuk memaksimalkan keuntungan,

monopoli dapat menentukan harga industri dan keluaran secara bersamaan.

Jika total nilai Ni antara 2,0 – 3,0, maka dapat digolongkan kedalam

intensitas persaingan yang sedang. Artinya dengan adanya perolehan laba

ekonomi atau tingkat pengembalian diatas normal yang cukup berarti hanya

Page 54: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

54

sampai sejauh mana perusahaan dapat memberikan keunikan yang bernilai dalam

barang atau pemasaran yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan –

perusahaan yang lain.

Jika total nilai Ni antara 3,0 – 4,0, maka dapat digolongkan kedalam

intensitas yang tinggi, dimana persaingan adalah yang paling ketat selain itu

persaingan harga yang menyebar menekan laba perusahaan sampai ke tingkat

sekedar mempertahankan investasi yang diperlukan. Untuk memperoleh

keuntungan perusahaan harus melakukan efisiensi biaya (Kinnear dan Taylor

1996) diacu dalam Syahroni (2005).

4.5.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

A. Pembobotan Faktor Penentu Internal

Penentuan bobot faktor penentu internal dilakukan dengan menggunakan

metode paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991). Pembobotan bertujuan

untuk mengkuantifikasi faktor – faktor internal yang telah dianalisis. Rentang

nilai bobot yang digunakan adalah satu sampai tiga. Aturan yang digunakan

dalam pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear dan

Taylor 1996) diacu dalam Syahroni (2005) :

ai =∑=

n

i

Xi

Xi

1

Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3, ..... n

n = 17 (faktor strategi internal)

Page 55: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

55

Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal

Sumber : Syahroni (2005)

B. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation)

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsionalitas bisnis, dan juga

memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara

area-area tersebut (David,2004).

Tabel 4. Matriks IFE

Sumber : David (2004)

Ada lima langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan matriks IFE,

yaitu :

a. Identifikasi faktor internal dengan cara menuliskan daftar kekuatan dan

kelemahan yang dihadapi. Sebaiknya faktor – faktor kekuatan didaftarkan

terlebih dahulu, baru kemudian faktor – faktor kelemahan.

b. Memberikan bobot pada setiap kekuatan dan kelemahan, dengan rentang

0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting), total bobot yang diberikan

Faktor Penentu A B C D E Total Bobot Indikator A X1 Indikator B X2 Indikator C X3 …. … Indikator Q X17

Total

∑=

n

iXi

1

Faktor Internal Kunci Bobot Rating / Peringkat

Nilai Tertimbang

Kekuatan : 1. .................... 2. .................... ... ....................

12. ....................

Kelemahan : 1. ................... 2. ................... ... ................... 5. ...................

Total

Page 56: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

56

kepada semua faktor baik kekuatan maupun kelemahan harus sama dengan

satu. Nilai bobot ini berasal dari perhitungan menggunakan metode paired

comparison (Kinnear dan Taylor 1991). Oleh karena itu besar kecilnya

bobot masing – masing faktor bergantung kepada hasil yang diperoleh dari

perhitungan menggunakan metode paired comparison.

c. Memberikan rating pada setiap faktor kekuatan dan kelemahan, dengan

rentang antara 1 sampai 4. Faktor kelemahan utama mendapat rating satu,

kelemahan kecil mendapat rating dua, kekuatan kecil mendapat rating tiga,

dan kekuatan utama mendapat rating empat.

d. Mengkalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai tertimbang.

e. Menjumlahkan semua nilai rata – rata tertimbang untuk mendapatkan

totalnya. Nilainya akan berkisar antara 1 sampai 4, nilai 1 menunjukkan

bahwa situasi internal sistem sangat buruk, nilai 4 mengindikasikan bahwa

situasi internal sistem sangat baik. Nilai diatas 2,5 menunjukkan bahwa

situasi internal sistem berada pada tingkat rata – rata.

4.5.3 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

A. Pembobotan Faktor Penentu Eksternal

Penentuan bobot faktor penentu eksternal dilakukan dengan menggunakan

metode paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991). Pembobotan bertujuan

untuk mengkuantifikasi faktor – faktor eksternal yang telah dianalisis. Rentang

nilai bobot yang digunakan adalah satu sampai tiga. Aturan yang digunakan

dalam pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear dan

Taylor 1996) diacu dalam Syahroni (2005) :

ai =∑=

n

i

Xi

Xi

1

Page 57: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

57

Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3, ..... n

n = 15 (faktor strategi eksternal)

Hasil penjumlahan bobot dari semua faktor strategis eksternal harus sama

dengan 1,0. Bobot dari masing – masing faktor akan digunakan dalam matriks

EFE.

Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal

Sumber : Syahroni (2005)

B. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation)

Tabel 6. Matriks EFE

Sumber : David (2004)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan para penyusun strategi

untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan

Faktor Penentu A B C D E Total Bobot Indikator A X1 Indikator B X2 Indikator C X3 …. … Indikator O X15

Total

∑=

n

iXi

1

Faktor Eksternal Kunci Bobot Rating / Peringkat

Nilai Tertimbang

Peluang : 1. .................... 2. .................... ... .................... 9. ....................

Ancaman : 1. ................... 2. ................... ... ................... 6. ...................

Total

Page 58: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

58

(David, 2004). Terdapat lima langkah yang harus dilakukan dalam

mengembangkan matriks EFE yaitu :

a. Mengidentifikasi faktor eksternal dengan cara menuliskan peluang dan

ancaman yang dihadapi. Sebaiknya faktor – faktor peluang didaftarkan

terlebih dahulu, baru kemudian faktor – faktor ancaman.

b. Memberikan bobot pada setiap peluang dan ancaman, dengan rentang 0,0

(tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting), total bobot yang diberikan

kepada semua faktor baik peluang maupun ancaman harus sama dengan

satu. Nilai bobot ini berasal dari perhitungan menggunakan metode paired

comparison (Kinnear and Taylor 1991). Oleh karena itu besar kecilnya

bobot masing – masing faktor bergantung kepada hasil yang diperoleh dari

perhitungan menggunakan metode paired comparison.

c. Memberikan rating 1 sampai dengan 4 pada setiap peluang dan ancaman

untuk mengindikasikan seberapa efektif perusahaan merespon peluang /

ancaman yang bersangkutan. 4 = respon sangat superior, 3 = respon diatas

rata – rata, 2 = respon rata – rata, 1 = respon jelek.

d. Mengkalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai tertimbang.

e. Menjumlahkan nilai tertimbang untuk mendapatkan total nilai tertimbang.

Nilai total ini akan berkisar antara 1 sampai dengan 4, nilai 1 menunjukkan

bahwa dalam strategi organisasi tidak memanfaatkan peluang atau tidak

menghindari ancaman eksternal. Nilai 4 menunjukkan bahwa organisasi

merespon sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam

industrinya. Nilai 2,5 menunjukkan sistem mampu merespon situasi

eksternal secara rata – rata (David 2004).

4.5.4 Matriks Internal – Eksternal (IE)

Matriks Internal – Eksternal (IE) merupakan penggabungan matriks IFE

dan EFE. Matriks ini berisikan sembilan sel yang menunjukkan kombinasi total

nilai terboboti dari matriks IFE dan EFE. Sumbu x dari matriks ini adalah total

rata – rata tertimbang dari IFE, sedangkan sumbu y adalah total rata – rata

tertimbang dari EFE. Pada sumbu x, total rata –rata tertimbang dari 1,0 hingga

1,99 dianggap rendah; nilai 2,0 hingga 2,99 dianggap menengah; dan nilai dari 3,0

hingga 4,0 adalah tinggi. Rasio yang sama juga digunakan untuk sumbu y.

Page 59: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

59

Matriks ini dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang menunjukkan tiga

strategi yang berbeda :

a. Strategi untuk organisasi yang masuk kedalam sel I, II, dan IV dapat

digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang mungkin

paling sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan

pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang,

integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

b. Strategi untuk organisasi yang masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat

dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan;

penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi umum yang

digunakan untuk divisi tipe ini.

c. Strategi untuk organisasi yang masuk kedalam sel VI, VIII, dan IX adalah

tuai atau divestasi. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi,

diversifikasi konglomerat dan strategi likuidasi. Organisasi yang sukses,

dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan berada dalam atau

sekitar sel I dalam matriks IE.

Tabel 7. Matriks IE

Total Rata-Rata Tertimbang IFE

Kuat Rata-rata Lemah

Tinggi I II III

Sedang IV V VI

Rendah VII VIII IX

Sumber : David (2004)

4.5.5 Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor –faktor strategis perusahaan

adalah Matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti 2003).

3,0

2,0

1,0

4,0 3,0 2,0 1,0

Tot

al R

ata-

Rat

a T

ertim

bang

EFE

Page 60: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

60

Tabel 8. Matriks SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal

Streght

(Kekuatan)

Weakness

(Kelemahan)

Opportunity

(Peluang)

SO Strategi

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

WO Strategi

Atasi kelemahan untuk memanfaatkan

peluang

Threat

(Ancaman)

ST Strategi

Gunakan kekuatan untuk menghindari

ancaman

WT Strategi

Minimalkan kelemahan dan hindari

ancaman Sumber : Rangkuti (2003)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar – besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti

2003).

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Pangandaran dengan

fokus unit penelitian adalah Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis dan Pantai Pangandaran yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Data – data yang terkait dengan kondisi fisik wilayah penelitian, dilaksanakan di

kawasan wisata itu sendiri. Sementara yang menyangkut data – data yang terkait

Page 61: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

61

dengan keputusan manajerial, penelitian dilaksanakan di kantor Dinas. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2007.

4.7 Batasan Penelitian

1) Pariwisata bahari adalah suatu sistem yang merupakan tatanan

jaringan proses pengelolaan sumberdaya alam pantai dan pesisir,

sumberdaya manusia, budaya dan teknologi serta kegiatan yang

saling mempengaruhi untuk menarik dan melayani wisatawan.

2) Kawasan pantai adalah wilayah pesisir dengan luas tertentu dimana

batas secara ekologis mencakup daerah yang masih dipengaruhi oleh

proses-proses kelautan dan daratan dan batas terluar dari desa pantai

yang berhadapan langsung dengan laut.

3) Pantai Pangandaran merupakan salah satu obyek wisata di

Kabupaten Ciamis yang berada pada Kecamatan Pangandaran

dengan garis pantai 18 km. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Pantai

Pangandaran antara lain lapangan parkir, hotel, restoran dan rumah

makan, pelayanan pos dan telekomunikasi, dan lain-lain.

4) Prasarana dasar adalah fasilitas-fasilitas yang dapat

memperlancar/mendukung berkembangnya pariwisata di suatu

daerah yang meliputi fasilitas perhubungan, telekomunikasi serta

transportasi.

5) Komponen industri kepariwisataan adalah kumpulan dari macam-

macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-

barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan

traveler pada umumnya selama dalam perjalanannya (Yoeti 1990).

6) Studi kasus adalah suatu penelitian yang hanya berlaku bagi kasus

itu sendiri dan tidak dapat digeneralisasi pada kasus lain.

7) Responden yang dipilih adalah pengelola dari Pemerintah Daerah,

yaitu aparatur dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis sehingga akan menimbulkan bias kewenangan.

8) Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam

perusahaan sendiri dan umumnya dapat dikendalikan perusahaan

Page 62: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

62

9) Lingkungan eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan

dan sulit untuk dapat dikendalikan perusahaan.

10) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi faktor

internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dianggap penting.

11) Matriks EFE digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi faktor-

faktor eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peluang dan

ancaman yang dianggap penting.

12) Matriks IE merupakan penggabungan dari matriks IFE dan matriks

EFE. Matriks ini berisikan sembilan sel yang menunjukkan

kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE dan matriks EFE.

Matriks ini dibagi menjadi tiga daerah utama yang menunjukkan tiga

strategi yang berbeda.

13) Analisis SWOT merupakan analisis deskripsi dan sistematis untuk

mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan serta

menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini

didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan

memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan

kelemahan dan ancaman.

14) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu

yang mengaitkan keunggulan strategi pengelola obyek wisata dengan

tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama pengelolaan pantai dapat dicapai melalui pelaksanaan yang

tepat oleh pengelola.

15) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

16) Strategi pemasaran adalah sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang

melandasi manajer pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan

pemasaran yang ditetapkan pada pasar sasaran tertentu.

Page 63: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

63

17) Bobot adalah derajat kemenarikan masing-masing faktor internal dan

eksternal suatu pantai.

18) Rating adalah peringkat dari masing-masing faktor internal dan

eksternal didasarkan pada kondisi pantai tersebut.

Page 64: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Bab lima ini berisi tentang gambaran umum Kabupaten Ciamis, gambaran

umum dari Kecamatan Pangandaran, gambaran umum wisata Pantai Pangandaran,

kondisi objek wisata Pantai Pangandaran pra tsunami, kondisi objek wisata Pantai

Pangandaran pasca tsunami, serta kondisi industri pariwisata Pantai Pangandaran.

5.1 Gambaran Umum Kabupaten Ciamis

Secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108o20’ sampai

dengan 108040’ Bujur Timur dan 7040’20” Lintang Selatan. Wilayah sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah

Barat dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Taksimalaya, sebelah Timur

dengan Kota Banjar dan Propinsi Jawa Tengah, dan sebelah Selatan dengan

Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Ciamis secara keseluruhan

mencapai 248.763 ha. Wilayah selatan Kabupaten Ciamis berbatasan langsung

dengan garis pantai Samudera Indonesia yang membentang di 6 kecamatan

dengan panjang garis pantai mencapai 91 km. Dengan adanya garis pantai

tersebut, maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha yang

berada di 6 kecamatan.

Bentuk topografi wilayah Kabupaten Ciamis terbagi ke dalam 3 (tiga)

kategori :

a) Daerah Utara merupakan pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian

antara 500 - 1.100 m dari permukaan laut yang didalamnya banyak

terdapat sumber mata air.

b) Daerah Tengah merupakan persawahan dan daratan dengan ketinggian 25

- 500 m dari permukaan laut yang didalamnya selain terdapat banyak

persawahan juga terdapat perkampungan penduduk dan perkolaman

rakyat.

c) Daerah Timur dan Selatan merupakan daerah pantai dengan ketinggian 0 -

25 m dari permukaan laut.

Secara umum Kabupaten Ciamis beriklim tropis yaitu musim hujan dan

musim kemarau dengan suhu berkisar antara 250C - 300C, dan kelembaban udara

Page 65: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

65

60% - 90%. Di daerah Selatan keadaan iklim sangat dipengaruhi oleh kondisi

laut, hal ini disebabkan karena letak wilayahnya yang berbatasan langsung dengan

Samudera Indonesia. Pada saat Musim Barat angin bertiup dari arah laut dengan

kekuatan yang cukup besar dan sering menimbulkan gelombang laut yang cukup

besar. Pada Musim Timur angin bertiup dari arah tenggara dengan kekuatan rata-

rata sedang dan tidak menimbulkan gelombang laut yang cukup besar.

Keadaan alam di Kabupaten Ciamis cukup potensial untuk pertanian dan

pariwisata. Ditinjau dari segi kepariwisataan, Kabupaten Ciamis memiliki potensi

pariwisata yang cukup besar. Kondisi geografis yang strategis dengan ciri

berbeda yaitu wilayah Utara merupakan dataran tinggi, wilayah Tengah

merupakan perpaduan antara dataran tinggi dan rendah, sedangkan wilayah

Selatan merupakan dataran rendah dengan pantainya. Keadaan ini sangat

mempengaruhi karakterisrik masyarakat serta keanekaragaman budaya yang

bertumpu pada kondisi alam sekitarnya. Kondisi tersebut pula yang menjadi

modal dasar pengembangan kepariwisataan serta menjadikan sektor pariwisata di

Kabupaten Ciamis sebagai sektor andalan.

Masyarakat Ciamis umumnya berasal dari Suku yang memiliki adat dan

kebudayaan Sunda, namun untuk wilayah tengah dan selatan yang berbatasan

dengan Jawa Tengah pola adat dan budayanya adalah percampuran dari budaya

Sunda dan Jawa. Seni budaya daerah di Kabupaten Ciamis sebagai faktor penting

dalam pembangunan pariwisata, memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang unik

sehingga dapat diandalkan terhadap perkembangan industri pariwisata untuk

menambah daya tarik wisatawan. Latar belakang sejarah Kabupaten Ciamis yang

panjang sejak jaman prasejarah telah memberi warisan peninggalan sejarah baik

yang bersifat fisik seperti objek wisata Astana Gede Kawali, serta unsur sosio

kultural berwujud tatanan sosial, seni budaya dan lain-lain yang bersifat non fisik

yang kesemuanya itu dapat dijadikan modal dalam pengembangan pariwisata di

Kabupaten Ciamis.

Page 66: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

66

5.2 Gambaran Umum Kecamatan Pangandaran

5.2.1 Letak, Luas, dan Batas Kecamatan Pangandaran

Kecamatan Pangandaran terletak sekitar 90 km sebelah selatan dari

ibukota Kabupaten Ciamis. Luas wilayah Kecamatan Pangandaran seluas

7.442,706 ha. Kecamatan Pangandaran memiliki luas pantai sebesar 13.320 ha

dengan panjang garis pantai 18 km. Secara administratif Kecamatan Pangandaran

memiliki 8 desa yaitu Wonoharjo, Pananjung, Pangandaran, Babakan, Sukahurip,

Purbahayu, Sidomulyo, dan Pagergunung. Pantai Pangandaran berada di wilayah

Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis.

Wilayah Kecamatan secara administratif berbatasan dengan Kecamatan

Banjarsari di sebelah Utara, Kecamatan Parigi di sebelah Barat, Kecamatan

Kalipucang di sebelah Timur, dan Samudera Indonesia di sebelah Selatan.

5.2.2 Keadaan Alam Kecamatan Pangandaran

Keadaan permukaan tanah di Kecamatan Pangandaran tidak sama, 60%

datar sampai berombak, 25% berombak sampai berbukit dan 15% sisanya

berbukit dan bergunung. Iklim di Kecamatan Pangandaran bervariasi dengan

suhu maksimal 390C dan suhu minimum 190, sedangkan curah hujan rata-rata di

Kecamatan Pangandaran sebesar 219 mm per tahun dengan jumlah hari hujan

yang terbanyak adalah 19 hari.

5.2.3 Penduduk Kecamatan Pangandaran

Jumlah penduduk Kecamatan Pangandaran pada tahun 2006 sebesar

45.084 orang dengan kepadatan penduduk sebesar 739 orang/km2 dan distribusi

penduduknya sebesar 3,09%. Penduduk terdiri dari 22.637 orang laki-laki dan

22.447 orang wanita. Berikut ini tabel komposisi penduduk berdasarkan

kelompok umur.

Page 67: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

67

Tabel 9. Komposisi Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Kelompok Umur

Jenis Kelamin Umur

Laki – laki Perempuan

0 – 4 649 509

5 – 9 2052 1863

10 – 14 1814 1884

15 – 19 1881 1948

20 – 24 2075 2154

25 – 29 1953 2009

30 – 34 2036 2178

35 – 39 1733 1935

40 – 44 1890 1966

45 – 49 1808 1808

50 – 54 1604 1603

55 – 59 1353 1186

60 – 64 928 686

65 + 861 721

Sumber : Ciamis Dalam Angka, 2006

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Ciamis adalah sebagai

petani dan buruh tani dan adapula yang bekerja sebagai peternak dan pedagang.

5.3 Gambaran Umum Wisata Pantai Pangandaran

5.3.1 Gambaran Umum Pihak Pengelola Pantai Pangandaran

Daerah objek wisata Pantai Pangandaran dikelola oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Ciamis. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

terletak di Jalan Mr.Iwa Kusumasumantri No.14 Ciamis, dengan memiliki satu

kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang berada di kawasan pariwisata

Pantai Pangandaran.

Pelaksanaan operasional Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 21 Tahun 2004

tentang Perangkat Daerah yang didalamnya diatur mengenai Kedudukan, Tugas

Pokok, Fungsi serta Susunan Organisasi. Kedudukan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Ciamis adalah :

Page 68: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

68

1. Unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang melaksanakan Kewenangan

Daerah di bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan serta penyelenggaraan

pameran, perfilman dan atau sejenisnya.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh Kepala Dinas berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis mempunyai tugas

pokok sebagai pengusahaan objek dan daya tarik wisata yang berintikan kegiatan

yang memerlukan pengamanan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan

mutu lingkungan, atau ketertiban dan ketentraman masyarakat, diselenggarakan

sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Sedangkan peraturan tersebut diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis

Nomor 21 Tahun 2004 yaitu : melaksanakan kewenangan daerah dibidang

kebudayaan, kepariwisataan dan penyelenggaraan pameran, perfilman dan atau

sejenisnya.

Fungsi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan Perda Nomor

21 Tahun 2004, yaitu :

1. Merumuskan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

pengelolaan kebudayaan, kepariwisataan dan pameran perfilman

VCD/DVD, rekaman video dan sejenisnya.

2. Pelaksanaan fasilitas pengelolaan kebudayaan, kepariwisataan dan

pameran, perfilman, VCD/DVD, rekaman video dan sejenisnya.

3. Pelaksanaan perizinan dan pelayanan umum bidang kebudayaan,

kepariwisataan dan pameran, perfilman, VCD/DVD, rekaman video dan

sejenisnya.

4. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkungan

tugasnya.

5. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Bupati.

Struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri atas seorang

Kepala Dinas, seorang Kepala Bagian Tata Usaha, 4 Kepala Bidang dan

dilengkapi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas dan kelompok jabatan fungsional

yang akan dirinci pada sub-bab berikutnya.

Page 69: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

69

5.3.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pengelola

Mengacu pada Visi Kabupaten Ciamis yaitu : ” Dengan Iman dan Taqwa

Ciamis Terdepan Dalam Agribisnis dan Pariwisata di Priangan Tahun 2009 ”,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis menetapkan Visi yang

sejalan dengan potensi Kepariwisataan dan Kebudayaan yaitu : ”Mewujudkan

Kabupaten Ciamis Menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) ”.. Nilai-nilai pokok

yang terkandung didalam visi tersebut dapat dijelaskan bahwa Daerah Tujuan

Wisata adalah suatu daerah yang terdiri dari beberapa kawasan / resort wisata,

yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata serta didukung oleh berbagai

sarana kepariwisataan meliputi sarana pokok, sarana penunjang dan sarana

pelengkap.

Misi yang diemban Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

untuk mewujudkan Visi diatas adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam kepariwisataan dan

kebudayaan.

2. Mengembangkan sumberdaya manusia dalam kewirausahaan aparatur

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan masyarakat.

3. Mengembangkan jaringan kemitraan dalam kepariwisataan dan

kebudayaan.

4. Menumbuhkembangkan warisan budaya daerah dalam memberikan nilai

tambah kultur masyarakat yang bernilai tinggi.

5. Meningkatkan pembinaan group seni budaya dan sastra sebagai daya tarik

yang memiliki moral etika dan estetika tinggi.

6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai – nilai sejarah dan

terpeliharanya berbagai peninggalan budaya.

7. Terkendalinya berbagai aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

Sejalan dengan misi diatas, meningkatnya kunjungan wisatawan ke objek-

objek wisata akan mendorong tumbuhnya berbagai aktifitas ekonomi di berbagai

sektor yang pada gilirannya akan mampu membuka luas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha.

Page 70: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

70

Sebagaimana Visi dan Misi yang telah ditetapkan untuk keberhasilan

tersebut perlu ditetapkan tujuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis, yang ditempuh melalui penetapan beberapa sasaran yang satu dengan

yang lain yang saling terkait.

Misi 1.. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam kepariwisataan dan

kebudayaan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku wisata dalam

kepariwisataan dan kebudayaan.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku wisata dalam

kepariwisataan dan kebudayaan sesuai dengan bidang tugasnya.

Misi 2. Mengembangkan sumberdaya manusia dalam kewirausahaan aparatur

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan masyarakat.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Mengembangkan sumberdaya manusia dalam kewirausahaan aparatur Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata dan masyarakat yang dapat dijadikan andalan.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Meningkatnya sumberdaya manusia yang bisa dijadikan andalan.

Misi 3. Mengembangkan jaringan kemitraan dalam kepariwisataan dan

kebudayaan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Meningkatkan pengembangan jaringan kemitraan para pelaku wisata dan budaya.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Terwujudnya peningkatan pengembangan jaringan kemitraan para pelaku wisata

dan budaya.

Misi 4. Menumbuhkembangkan warisan budaya daerah dalam memberikan nilai

tambah kultur masyarakat yang bernilai tinggi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Meningkatkan pelaku budaya dan sastrawan daerah dalam

menumbuhkembangkan kesenian daerah yang berkualitas.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Page 71: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

71

Terwujudnya para pelaku budaya yang dapat memberikan nilai tambah kultur

masyarakat yang bernilai tinggi.

Misi 5. Meningkatkan pembinaan group seni budaya dan sastra sebagai daya tarik

yang memiliki moral etika dan estetika tinggi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Meningkatkan para budayawan dan sastrawan daerah dalam

menumbuhkembangkan group kesenian daerah yang berkualitas.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Terwujudnya peningkatan group kesenian daerah di berbagai tempat di Kabupaten

Ciamis dan dapat ditampilkan dalam berbagai kegiatan.

Misi 6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai – nilai sejarah dan

terpeliharanya berbagai peninggalan budaya.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Meningkatkan rasa memiliki terhadap nilai – nilai sejarah dengan terpeliharanya

nilai budaya.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Terwujudnya berbagai peninggalan budaya yang dapat dilestarikan dalam

menciptakan keutuhan nilai sejarah dan terpeliharanya nilai peninggalan budaya.

Misi 7. Terkendalinya berbagai aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Meningkatkan situasi yang kondusif dengan terkendalinya kerukunan berbagai

aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan tersebut adalah :

Terwujudnya pengendalian berbagai aliran kepercayaan yang dapat diterima oleh

lingkungan masyarakat.

5.3.1.2 Struktur Organisasi Pengelola

Berdasarkan Keputusan Bupati Ciamis Nomor 241 Tahun 2004 Tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata, maka unsur Organisasi Dinas terdiri dari : Pimpinan adalah Kepala

Dinas, Pembantu pimpinan adalah Kepala Bagian Tata Usaha, dan Pelaksana

Page 72: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

72

adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan

dan melaksanakan Kewenangan Daerah bidang kebudayaan, kepariwisataan dan

sebagian bidang penerangan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dibantu

oleh :

a. Bagian Tata Usaha, yang dipimpin oleh Kepala Bagian (Ka.Bag) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian ini

terdiri dari Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Keuangan. Setiap Sub

Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian (Ka.Subbag) yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. Bagian

Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pengendalian

ketatausahaan meliputi pengelolaan, pembinaan administrasi umum,

keuangan, kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta pemberian

layanan teknis administratif kepada satuan organisasi Dinas. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi

sebagai : pengelolaan ketatausahaan, fasilitasi administrasi umum,

kepegawaian dan keuangan; pelaksanaan layanan teknis administratif

kepada seluruh satuan organisasi Dinas; pelaksanaan pembinaan organisasi

dan tatalaksana; pemeliharaan ketertiban, kebersihan, dan keindahan;

pengelolaan rumah tangga, perjalanan dinas, perlengkapan, pemeliharaan

barang inventaris dan kepotokolan; serta penyusunan laporan kegiatan

dibidang tugasnya.

b. Bidang Kebudayaan, yang dipimpin oleh Kepala Bidang (Ka.Bid) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian ini

terdiri dari Seksi Seni dan Budaya dan Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan.

Setiap Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kebudayaan. Bidang

Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan

petunjuk teknis, seni dan budaya, bahasa dan sastra serta fasilitasi

penulisan sejarah dan pengelolaan kepurbakalaan. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut, Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai :

Page 73: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

73

perencanaan dan penyusunan petunjuk teknis seni dan budaya, nilai

tradisional, fasilitasi penulisan sejarah dan pengelolaan kepurbakalaan;

penyusunan bahan fasilitasi seni dan budaya, nilai tradisional, fasilitasi

penulisan sejarah dan pengelolaan kepurbakalaan; pelaksanaan dan

pengawasan perijinan seni dan budaya, nilai tradisional, fasilitasi

penulisan sejarah dan pengelolaan kepurbakalaan; penginventarisasian dan

pemetaan pengelolaan kebudayaan meliputi seni dan budaya, sejarah dan

kepurbakalaan; serta penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

c. Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata, yang dipimpin oleh Kepala Bidang

(Ka.Bid) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas. Bagian ini terdiri dari Seksi Pengelolaan Objek Wisata dan Seksi

Promosi dan Daya Tarik Wisata. Setiap Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Objek dan Daya Tarik Wisata. Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata

mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan petunjuk teknis

fasilitasi pengembangan objek dan daya tarik wisata. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut, Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata mempunyai

fungsi sebagai : perencanaan dan pengelolaan lokasi objek wisata;

penyiapan dan penyusunan bahan fasilitas objek dan daya tarik wisata;

pelaksanaan inventarisasi dan pemetaan objek wisata; pengumpulan dan

penyusunan bahan promosi dan daya tarik wisata; pelayanan perijinan

bidang objek dan daya tarik wisata; penetapan pedoman penyelenggaraan

pertunjukkan, perfilman dan pameran; pelaksanaan fasilitasi dan

pengawasan perijinan; serta penyusunan laporan kegiatan dibidang

tugasnya.

d. Bidang Sarana Kepariwisataan, yang dipimpin oleh Kepala Bidang

(Ka.Bid) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas. Bagian ini terdiri dari Seksi Bina Sarana Wisata dan Seksi

Pengembangan Sarana Wisata. Setiap Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Sarana Kepariwisataan. Bidang Sarana Kepariwisataan mempunyai tugas

pokok melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi teknis peningkatan

Page 74: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

74

sarana wisata, lingkungan wisata dan pengembangan wisata.. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Sarana Kepariwisataan

mempunyai fungsi sebagai : penyiapan dan penyusunan bahan fasilitasi

peningkatan sarana wisata, lingkungan wisata dan pengembangan wisata;

pelayanan perijinan sarana kepariwisataan; pemantauan dan pengawasan

sarana usaha dibidang sarana kepariwisataan; penetapan klasifikasi sarana

kepariwisataan; serta penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

e. Bidang Bina Program, yang dipimpin oleh Kepala Bidang (Ka.Bid) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian ini

terdiri dari Seksi Penyusunan Program dan Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

Setiap Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Program. Bidang Bina

Program mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan dan

penyusunan rencana program kerja dinas, evaluasi dan pelaporan bidang

kebudayaan dan kepariwisataan. Untuk melaksanakan tugas pokok

tersebut, Bidang Bina Program mempunyai fungsi sebagai : penyiapan dan

penyusunan rencana program kerja Dinas bidang kebudayaan dan

kepariwisataan; pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program kerja Dinas

bidang kebudayaan dan kepariwisataan; penyusunan data laporan hasil

pelaksanaan program kerja Dinas; serta penyusunan laporan kegiatan

dibidang tugasnya.

f. Unit Pelaksana Teknis Daerah, yang dipimpin oleh Kepala UPTD berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. UPTD dibagi

menjadi UPTD Ciamis Utara dan UPTD Ciamis Selatan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri

Sipil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Kelompok Jabatan

Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas

sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Lampiran 1.

5.3.2 Profil Pengunjung

Page 75: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

75

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai ”Analisis Permintaan

Rekreasi Pantai dengan Menggunakan Metode Biaya Perjalanan di Pantai

Pangandaran” oleh Yani Maulani pada tahun 2001, maka diperoleh karakteristik

pengunjung dari dalam negeri (wisnus) sebagai berikut :

a. Daerah Asal

Umumnya pengunjung berasal dari kota-kota di Jawa Barat seperti

Bandung (38,03%), Ciamis (15,49%), dan Tasikmalaya (14,08%).

Tabel 10. Daerah Asal Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Daerah Asal Responden Persentase (%)1 Bogor 3 4,232 Cianjur 1 1,413 Bandung 27 38,034 Garut 1 1,415 Tasikmalaya 10 14,086 Ciamis 11 15,497 Karawang 2 2,828 Tangerang 1 1,419 Yogyakarta 1 1,4110 Purbalingga 1 1,4111 Solo 3 4,2312 Jepara 2 2,8213 Pekalongan 1 1,4114 Tegal 3 4,2315 Jakarta 4 5,63 Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

b. Umur

Berdasarkan pengelompokkan menurut umur, kelompok umur 15-21 dan

29-35 tahun memiliki persentase terbesar sebesar 23,94%.

Tabel 11. Kelompok Umur Pengunjung Pantai Pangandaran

Page 76: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

76

Maret-April 2001 No Umur (Tahun) Responden Persentase (%)

1 15 - 21 17 23,94

2 22 - 28 11 15,49

3 29 - 35 17 23,94

4 36 - 42 11 15,49

5 43 - 49 9 12,68

6 50 - 56 4 5,63

7 57 - 63 2 2,81

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

c. Tingkat Pendidikan

Sebagian besar pengunjung memiliki latar belakang pendidikan Perguruan

Tinggi atau Akademi (42,25%), sedangkan persentase pengunjung dengan

latar belakang pendidikan SD hanya sebesar 7,04% yang merupakan

persentase terkecil.

Tabel 12. Tingkat Pendidikan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Tingkat Pendidikan Responden Persentase (%)

1 PT atau Akademi 30 42,25

2 SLTA 21 29,58

3 SLTP 15 21,13

4 SD 5 7,04

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

d. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, pengunjung laki-laki jumlahnya lebih banyak,

yaitu sebesar 87,32%, dibandingkan dengan jumlah pengunjung

perempuan yang jumlahnya hanya sebesar 12,68%.

Tabel 13. Jenis Kelamin Pengunjung Pantai Pangandaran

Page 77: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

77

Maret-April 2001 No Jenis Kelamin Responden Persentase (%)

1 Laki-laki 62 87,32

2 Perempuan 9 12,68

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

e. Status Perkawinan

Sebagian besar pengunjung yang datang ke Pantai Pangandaran umumnya

sudah menikah (57,75%) dan hanya sebesar 42,25% yang belum menikah.

Tabel 14. Status Perkawinan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Status Perkawinan Responden Persentase (%)

1 Belum menikah 30 42,25

2 Sudah menikah 41 57,75

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

f. Pekerjaan

Pengunjung Pantai Pangandaran memiliki pekerjaan yang berbeda-beda,

diantaranya bekerja sebagai wiraswasta (22,53%) dan persentase terkecil

adalah mahasiswa (9,86%)

Tabel 15. Jenis Pekerjaan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Pekerjaan Responden Persentase (%)

1 Pegawai Negeri 13 18,31

2 Pegawai Swasta 15 21,13

3 Wiraswasta 16 22,53

4 Pelajar 11 15,49

5 Mahasiswa 7 9,86

6 Dan lain-lain 9 12,86

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

g. Tingkat Pendapatan

Page 78: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

78

Tingkat pendapatan pengunjung merupakan salah satu faktor penting yang

mendukung rekreasi, karena untuk melakukan perjalanan rekreasi

umumnya seseorang akan menyesuaikan dengan tingkat pendapatannya.

Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka orang tersebut akan

leluasa dalam menentukan jenis dan tujuan kegiatan rekreasi yang akan

dilakukan. Pendapatan yang diukur adalah pendapatan pengunjung dalam

sebulan, sedangkan bagi pelajar atau mahasiswa pendapatan yang dicatat

adalah uang saku yang diterima setiap bulannya.

Tabel 16. Tingkat Pendapatan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Tingkat Pendapatan (Rp/bulan) Responden Persentase (%)

1 149.000,00 - 380.000,00 25 35,21

2 381.000,00 - 612.000,00 13 18,31

3 613.000,00 - 844.000,00 8 11,27

4 845.000,00 - 1.076.000,00 20 28,17

5 1.077.000,00 - 1.308.000,00 0 0,00

6 1.309.000,00 - 1.540.000,00 4 5,63

7 1.541.000,00 - 1.772.000,00 0 0,00

8 1.773.000,00 - 2.004.000,00 1 1,41

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

h. Sifat Kedatangan

Sebanyak 64,79% pengunjung datang secara rombongan (tidak termasuk

rombongan keluarga), yaitu rombongan karyawan kantor, organisasi

sosial, dan rombongan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung

lebih menyukai melakukan perjalanan rekreasi secara bersama-sama atau

rombongan sehingga tercipta suasana keakraban dan kekeluargaan

dibandingkan dengan melakukan perjalanan secara sendiri-sendiri.

Tabel 17. Sifat Kedatangan Pengunjung Pantai Pangandaran

Page 79: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

79

Maret-April 2001 No Sifat Kedatangan Responden Persentase (%)

1 Sendiri 3 4,22

2 Keluarga 22 30,99

3 Rombongan 46 64,79

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

i. Lama Kunjungan

Sebagian besar pengunjung Pantai Pangandaran ini bermalam atau

menginap (60,56%). Pengunjung yang bermalam di Pantai Pangandaran

ini umumnya adalah pengunjung yang menempuh perjalanan jauh. Hanya

sebesar 39,44% pengunjung yang tidak bermalam atau pulang pergi dalam

satu hari untuk melakukan perjalanan rekreasi, hal ini disebabkan daerah

asal pengunjung yang relatif dekat jaraknya.

Tabel 18. Lama Kunjungan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Lama Kunjungan Responden Persentase (%)

1 Pulang pergi 28 39,44

2 Bermalam 43 60,56

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

j. Jenis Kendaraan

Pengunjung Pantai Pangandaran yang sebagian besar datang secara

bersama-sama secara rombongan menggunakan bermacam-macam

kendaraan untuk melakukan perjalanan rekreasi, yaitu menggunakan jasa

kendaraan umum, mobil sewa atau carteran, kendaraan instansi, dan

kendaraan pribadi. Kendaraan sewa atau carteran merupakan kendaraan

yang paling banyak digunakan, yaitu sebesar 49,29%, sedangkan

persentase kendaraan yang paling sedikit digunakan adalah kendaraan

instansi yang hanya sebesar 2,82%.

Tabel 19. Jenis Kendaraan yang Digunakan Pengunjung Pantai

Page 80: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

80

Pangandaran Maret-April 2001 No Jenis Kendaraan Responden Persentase (%)

1 Kendaraan umum 9 12,68

2 Kendaraan sewa 35 49,29

3 Kendaraan pribadi 25 35,21

4 Kendaraan instansi 2 2,82

Jumlah 71 100,00

Sumber : Yani, 2001

k. Biaya Perjalanan

Biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung Pantai Pangandaran sangat

bervariasi tergantung dari daerah asalnya dan tingkat konsumsi dari

pengunjung. Biaya perjalanan ini memasukkan nilai dari transportasi,

konsumsi selama rekreasi, dokumentasi, souvenier, hotel, dan harga karcis.

Tabel 20. Biaya Perjalanan Pengunjung Pantai Pangandaran Maret-April 2001

No Daerah Asal Pengunjung Biaya Perjalanan Rata-rata (Rp)

1 Bogor 227.333,00

2 Cianjur 324.000,00

3 Bandung 206.944,00

4 Garut 194.500,00

5 Tasikmalaya 93.725,00

6 Ciamis 50.568,00

7 Karawang 104.000,00

8 Tangerang 120.000,00

9 Yogyakarta 140.000,00

10 Purbalingga 115.000,00

11 Solo 152.333,00

12 Jepara 162.500,00

13 Pekalongan 264.500,00

14 Tegal 318.000,00

15 Jakarta 161.250,00

Jumlah 2.634.653,00

Sumber : Yani, 2001

5.3.3 Produk Wisata Yang Ditawarkan

Page 81: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

81

Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Ciamis dibagi dalam 6

Satuan Kawasan Wisata (SKW) yaitu : SKW Panjalu, SKW Bojong Galuh, SKW

Karangnini, SKW Pangandaran, SKW Parigi, dan SKW Batu Karas. Sesuai

dengan pengembangan wilayah pembangunan di Kabupaten Ciamis, Satuan

Kawasan Wisata (SKW) Pangandaran ditetapkan sebagai pusat pengembangan

pariwisata dengan fasilitas wisata alam tirta / pantai. SKW Pangandaran sendiri

meliputi Objek Wisata Pangandaran, Objek Wisata Lembah Putri, Objek Wisata

Karang Tirta, dan Objek Wisata Citumang.

Potensi kepariwisataan di Kabupaten Ciamis memiliki aset yang bervariasi

yang dikelompokkan kedalam 3 jenis, yaitu : Objek dan Daya Tarik Wisata

Budaya, Objek dan Daya Tarik Wisata Alam dan Objek dan Daya Tarik Wisata

Minat Khusus. Lampiran 2.

Pantai Pangandaran termasuk kedalam Objek dan Daya Tarik Wisata

Alam. Objek wisata yang menjadi primadona ini memiliki berbagai keistimewaan

seperti :

1. Dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama.

2. Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut

relatif lama sehingga memungkinkan orang untuk berenang dengan aman.

3. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih.

4. Tersedia tim penyelamat wisata pantai.

5. Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan yang

memadai.

6. Terdapat taman laut dan mengalirnya Cirengganis yang konon bisa

membuat orang awet muda.

7. Terdapat Cagar Alam dengan flora dan fauna yang langka.

8. Goa Alam dan Goa-goa buatan pada waktu penjajahan Jepang.

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : berenang, berperahu pesiar,

memancing, keliling dengan sepeda, parasailing, jetski, dan lain-lain. Fasilitas

yang tersedia antara lain : Lapangan parkir yang cukup luas; Hotel, restoran,

penginapan, pondok wisata dengan tarif yang bervariasi; Pelayanan pos,

telekomunikasi dan money changer; Gedung bioskop dan diskotik; Pramuwisata

dan Pusat informasi pariwisata; Bumi perkemahan; dan Penyewaan sepeda, ban

Page 82: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

82

renang, parasailing, jetski, dan banana boat. Adapun atraksi wisata yang rutin

diselenggarakan antara lain : Festival Layang-layang / Pangandaran Kite Festival,

Pemilihan Putra-Putri Pariwisata, Hajat Laut, Pangandaran Lautan Scooter, dan

lain-lain.

Selain produk wisata pantai / bahari, pihak pengelola juga menawarkan

produk-produk wisata lainnya yaitu : (1) produk wisata kuliner, dengan

tersedianya berbagai macam restoran dan café, (2) produk wisata belanja, dengan

terdapatnya kios-kios pakaian dan souvenier, (3) produk wisata religius, yang

rutin diselenggarakan seperti Hajat Laut, (4) produk wisata pendidikan, dengan

terdapatnya Cagar Alam dengan flora dan fauna yang langka dan terdapat juga

Goa Alam dan Goa-goa buatan peninggalan penjajahan Jepang, (5) serta produk

wisata budaya yang berupa kesenian daerah, upacara tradisional dan terdapat juga

situs-situs budaya yang berupa makam.

5.4 Kondisi Objek Wisata Pantai Pangandaran Pra Tsunami

5.4.1 Keadaan Umum Daerah Wisata dan Lingkungan Dinas Pra Tsunami

Sebelum terjadinya bencana alam tsunami pada bulan Juli 2006 silam,

jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2005 mencapai 384.204 orang, yang

terdiri atas wisatawan nusantara (wisnus) 381.631 orang dan wisatawan

mancanegara 2.573 orang. Pada tahun ini, pendapatan yang dihasilkan mencapai

Rp 1.047.375.800,-. Pada tahun 2006 sampai dengan bulan Juli sebelum

terjadinya bencana tsunami, jumlah wisatawan yang datang masih banyak dengan

jumlah sebesar 236.602 orang yang diantaranya 1.191 orang merupakan turis

asing dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 639.214.200,-. Sebelum

terjadinya tsunami, bulan Juli ini merupakan puncak dari jumlah wisatawan

sepanjang tahun 2006 karena pada bulan ini tercatat jumlah wisatawan yang

datang paling besar dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Jumlah

wisatawan yang datang pada bulan Juli mencapai 81.845 orang dengan

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 220.748.900,-.

Kegiatan pembangunan yang dilakukan dalam rangka peningkatan sarana

dan prasarana objek wisata diantaranya rehabilitasi Kantor UPTD dan Tollgate

utama Pangandaran. Sebelum terjadinya tsunami, penataan kawasan objek wisata

Page 83: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

83

Pantai Pangandaran masih belum tertata dengan baik. Hal ini terlihat dari

banyaknya pedagang kaki lima yang masih bertebaran di sana-sini sehingga

mengotori dan mengurangi keindahan sekitar pantai.

Produk wisata yang ditawarkan pihak pengelola yaitu wisata alam pantai /

bahari dengan menyuguhkan panorama yang indah. Untuk mempromosikan

produknya, pihak pengelola menyebarkan informasi pariwisata melalui booklet,

leaflet ,brosur dan juga mengikuti pameran-pameran.

5.4.2 Strategi Pemasaran Pengelola Pra Tsunami

Sebelum bencana tsunami melanda Pantai Selatan termasuk Pantai

Pangandaran, pihak pengelola dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Ciamis melakukan beberapa strategi pemasaran diantaranya (1)

penyelenggaraan event-event yang bertujuan untuk menarik minat wisatawan

seperti Festival Layang-layang, Hajat Laut, dan Pentas Seni Tradisional, (2)

mengikuti dan mengadakan pameran-pameran pariwisata, serta (3) melakukan

penyebaran informasi wisata baik melalui media cetak maupun elektronik.

1. Segmentasi Pasar

Berdasarkan visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

yang ingin mewujudkan Kabupaten Ciamis menjadi daerah tujuan wisata utama di

Jawa Barat tahun 2009 maka pihak pengelola tidak menetapkan sasaran

konsumennya kedalam segmen-segmen tertentu.

2. Strategi Produk

Produk yang ditawarkan pihak pengelola bersumber pada alam dengan

menawarkan panorama pantai yang indah dan laut yang berhubungan langsung

dengan Samudera Hindia. Produk wisata pantai / bahari merupakan produk utama

yang ditawarkan oleh pihak pengelola. Kegiatan wisata pantai / bahari yang dapat

dilakukan wisatawan antara lain berenang, memancing, jalan-jalan disekitar

pantai, dan menikmati keindahan terbit dan terbenamnya matahari. Wisatawan

juga dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nelayan yang ada di Pangandaran.

Selain produk wisata pantai / bahari, pihak pengelola juga menawarkan

produk wisata lainnya seperti adanya kesenian daerah yang merupakan warisan

budaya, yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar seperti

Page 84: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

84

karawitan, degung dan wayang golek. Di Pantai Pangandaran juga terdapat Cagar

Alam Pananjung dengan flora dan fauna yang langka. Cagar Alam ini merupakan

salah satu objek wisata pendukung di Pantai Pangandaran.

3. Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang dapat diterapkan pada produk wisata alam sangat

berbeda dengan produk barang. Dalam hal ini produk wisata alam tidak dapat

dibawa ke tempat kediaman wisatawan dan harus dinikmati di tempat dimana

produk tersebut tersedia (Soekadijo 2000). Untuk produk wisata alam, material

yang dapat didistribusikan adalah material-material yang dapat memberikan

gambaran umum mengenai produk sesuai dengan keinginan pengelola yang dapat

berupa leaflet, booklet, brosur, dan material lainnya. Material-material tersebut

disebarkan oleh pihak pengelola pada saat ada kunjungan wisatawan, pameran,

dan event-event yang diikuti maupun yang diselenggarakan oleh pihak pengelola.

4. Strategi Promosi

Pihak pengelola menggunakan beberapa bauran promosi untuk

mempromosikan produk wisatanya, yaitu (1) periklanan (advertising), bentuk

media yang digunakan oleh pihak pengelola adalah koran, radio, papan billboard,

dan melalui internet dengan situs www.ciamistourism.com , (2) promosi

penjualan, dengan menyebarkan brosur, leaflet, booklet dan VCD pada saat

pameran atau event-event yang diselenggarakan pihak pengelola, serta (3)

melakukan roadshow ke daerah-daerah yang memiliki wisatawan potensial.

5. Strategi Harga

Strategi harga yang digunakan oleh pihak pengelola adalah berupa

retribusi yang telah ditetapkan berdasarkan Perda Kab.Ciamis No. 8 Tahun 2003.

Tarif tiket masuk yang dikenakan kepada pejalan kaki sebesar Rp 2.500,-, untuk

sepeda motor Rp 5.900,-, sedan / jeep Rp 14.200,-, mobil penumpang sejenis Rp

27.200,-, mobil penumpang besar Rp 40.200,-, bus kecil Rp 52.700,-, bus sedang

Rp 79.500,-, dan bus besar Rp 130.500,-. Tarif tiket masuk tersebut sudah

termasuk tarif retribusi objek wisata, retribusi parkir, retribusi sampah, premi

asuransi, dan retribusi kendaraan.

5.5 Kondisi Objek Wisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami

Page 85: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

85

5.5.1 Keadaan Umum Daerah Wisata dan Lingkungan Dinas Pasca Tsunami

Pasca terjadinya tsunami, objek wisata Pantai Pangandaran mengalami

penurunan kunjungan wisatawan. Pada bulan Agustus sampai dengan bulan

Desember 2006, jumlah wisatawan yang datang ke Pangandaran hanya mencapai

54.104 orang, apabila di bandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, jumlah

tersebut sangat kecil karena pada bulan Januari-Juli sebelum terjadinya tsunami

jumlah kunjungan wisatawan mencapai 236.602 orang. Dampak yang

ditimbulkan dari penurunan jumlah kunjungan wisatawan adalah penurunan

jumlah pendapatan yang diterima oleh pihak pengelola yang berupa pendapatan

retribusi. Pendapatan yang diterima pihak pengelola pada bulan Agustus-

Desember 2006 hanya sebesar Rp 149.664.400,- yang jauh lebih kecil apabila

dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang mencapai Rp 639.214.200,-.

Untuk tahun 2007, jumlah kunjungan wisatawan sampai dengan bulan Mei hanya

mencapai 48.647 orang dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp

127.249.900,-. Data tersebut memperlihatkan bahwa adanya bencana alam

tsunami yang melanda daerah objek wisata Pantai Pangandaran sangat

mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan maupun pendapatan yang diterima

pihak pengelola.

Jenis produk wisata yang ditawarkan pihak pengelola pasca tsunami

hampir sama dengan produk wisata yang ditawarkan sebelumnya, hanya saja

terdapat beberapa pengembangan dari produk yang ditawarkan seperti wisata

belanja dengan terdapatnya kios-kios pakaian dan souvenier yang saat ini sudah

tertata dengan baik. Selain itu juga terdapat wisata kuliner dengan tersedianya

berbagai macam restoran dan cafe. Dengan adanya pengembangan produk yang

ditawarkan diharapkan dapat menambah daya tarik wisata dari Pantai

Pangandaran.

Pihak pengelola melakukan berbagai kegiatan promosi yang lebih gencar,

baik di dalam maupun di luar Kabupaten Ciamis dalam rangka mengembalikan

citra pariwisata Pantai Pangandaran pasca tsunami.. Kegiatan promosi yang

dilakukan pihak pengelola antara lain Pentas Seni pasca tsunami dalam rangka

pemulihan objek wisata, event-event kepariwisataan dan pameran-pameran

wisata. Dan dalam setiap kegiatan pameran atau event-event, pihak pengelola

Page 86: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

86

menyebarkan press release dan statement-statement dari BMG yang menyatakan

bahwa Pantai Pangandaran aman untuk dikunjungi.

5.5.2 Strategi Pemasaran Pengelola Pasca Tsunami

Dalam rangka mengembalikan / memulihkan kondisi pariwisata di Pantai

Pangandaran pasca terjadinya tsunami dan gempa, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata selaku pengelola objek wisata Pantai Pangandaran telah mengadakan

berbagai kegiatan antara lain dengan : penyelenggaraan event kepariwisataan,

pentas seni pasca tsunami dalam rangka pemulihan objek wisata, pengadaan

peralatan penyelamat pantai, penyelenggaraan pameran diluar kabupaten dan

propinsi yang disertai dengan pembuatan buku panduan wisata dan VCD objek

wisata.

1. Segmentasi Pasar

Berdasarkan visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

yang ingin mewujudkan Kabupaten Ciamis menjadi daerah tujuan wisata utama di

Jawa Barat tahun 2009 maka pihak pengelola tidak menetapkan sasaran

konsumennya kedalam segmen-segmen tertentu.

2. Strategi Produk

Sesuai dengan pengembangan wilayah pembangunan, Pantai Pangandaran

ditetapkan sebagai pusat pengembangan pariwisata dengan fasilitas wisata alam

pantai / bahari sehingga produk wisata utama yang ditawarkan pihak pengelola

adalah wisata alam pantai / bahari. Kegiatan wisata pantai / bahari yang dapat

dilakukan antara lain : berenang, berperahu pesiar, memancing, parasailing, jetski,

dan sebagainya yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap dan

didukung dengan atraksi wisata yang rutin diselenggarakan seperti Festival

Layang-layang, Pangandaran Lautan Scooter, dan lain-lain.

Selain produk wisata pantai / bahari, pihak pengelola juga menawarkan

produk-produk wisata lainnya yaitu : (1) produk wisata kuliner, dengan

tersedianya berbagai macam restoran dan café, (2) produk wisata belanja, dengan

terdapatnya kios-kios pakaian dan souvenier, (3) produk wisata religius, yang

rutin diselenggarakan seperti Hajat Laut, (4) produk wisata pendidikan, dengan

terdapatnya Cagar Alam dengan flora dan fauna yang langka dan terdapat juga

Page 87: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

87

Goa Alam dan Goa-goa buatan peninggalan penjajahan Jepang, (5) serta produk

wisata budaya yang berupa kesenian daerah, upacara tradisional dan terdapat juga

situs-situs budaya yang berupa makam.

3. Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang ditetapkan oleh pihak pengelola baik pra maupun

pasca tsunami tidaklah jauh berbeda. Karena produk wisata alam tidak dapat

dibawa ke tempat kediaman wisatawan dan harus dinikmati di tempat dimana

produk tersebut tersedia maka hal-hal yang didistribusikan adalah material-

material yang dapat memberikan gambaran umum mengenai produk. Material-

material tersebut dapat berupa leaflet, booklet, brosur, dan VCD yang akan

disebarkan oleh pihak pengelola pada saat ada kunjungan wisatawan, pameran,

dan event-event yang diikuti maupun yang diselenggarakan oleh pihak pengelola.

4. Strategi Promosi

Strategi promosi merupakan strategi yang paling difokuskan oleh pihak

pengelola pasca terjadinya bencana alam tsunami. Untuk mempromosikan produk

wisatanya, pihak pengelola menggunakan beberapa bauran promosi yaitu (1)

periklanan (advertising), bentuk media yang digunakan oleh pihak pengelola

adalah koran, radio, papan billboard, dan melalui internet dengan situs

www.ciamistourism.com, (2) promosi penjualan, dengan menyebarkan brosur,

leaflet, booklet dan VCD pada saat pameran atau event-event yang

diselenggarakan pihak pengelola, (3) kehumasan (public relation), dalam setiap

kegiatan pameran atau event-event, pihak pengelola menyebarkan press release

dan statement-statement dari BMG yang menyatakan bahwa Pantai Pangandaran

aman untuk dikunjungi, serta (4) melakukan roadshow ke daerah-daerah yang

memiliki wisatawan potensial.

5. Strategi Harga

Strategi harga yang ditetapkan saat ini sama dengan strategi harga sebelum

terjadinya bencana alam tsunami.. Hal ini dikarenakan tarif masuk tersebut sudah

ditetapkan berdasarkan Perda Kab.Ciamis dan apabila dilihat dari besarnya tarif

masuk yang ditetapkan, tarif tersebut tergolong murah dan terjangkau oleh

masyarakat.

Page 88: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

88

Strategi khusus yang ditetapkan pihak pengelola yaitu pada setiap tiket

masuk yang dikenakan kepada wisatawan terdapat asuransi jiwa. Asuransi jiwa

tersebut berlaku untuk berbagai kecelakaan / musibah yang terjadi pada kawasan

objek wisata Pantai Pangandaran. Dengan terdapatnya asuransi jiwa pada tiket

masuk, diharapkan wisatawan yang datang ke Pantai Pangandaran akan merasa

lebih terjamin keselamatannya.

5.6 Kondisi Industri Pariwisata Pantai Pangandaran

Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan

yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan

wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya, selama dalam

perjalanan. Industri pariwisata memiliki tiga produk utama, yaitu atraksi wisata,

jasa wisata, dan angkutan wisata. Ketiga produk ini saling terkait satu sama lain

dan ketiganya harus ada agar suatu aktivitasnya bisa dikatakan sebagai pariwisata.

(Yoeti 1980)

1. Atraksi wisata

Atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Pantai Pangandaran antara

lain upacara tradisional yang masih rutin dilaksanakan seperti Hajat Laut yang

diselenggarakan antara bulan Februari sampai dengan Maret. Upacara Hajat Laut

ini diselenggarakan oleh masyarakat nelayan sebagai ungkapan rasa syukur pada

Tuhan YME yang telah memberikan limpahan rizki.

Selain upacara tradisional, pihak pengelola juga menyelenggarakan event-

event kepariwisataan yang antara lain Festival Layang-layang (Pangandaran Kite

Festival) yang didukung oleh kegiatan-kegiatan lainnya seperti pameran “Ciamis

Expo”, Helaran dan Pentas Seni Tradisional, Festival Band Pelajar, Pemilihan

Putra-Putri Pariwisata dan Wisata Lintas Alam (WLA) yang menyusuri pantai

selatan melewati rel, terowongan kereta api, hutan dan lain-lain. Pentas seni

dalam rangka memeriahkan hari-hari besar keagamaan dan tahun baru juga

dilaksanakan di Pantai Pangandaran dengan acara pementasan kesenian

tradisional dan modern. Kesenian-kesenian daerah yang sampai saat ini masih

lestari antara lain degung, calung, lingkung seni, sandiwara, wayang golek,

wayang kulit, orkes melayu, reog, kuda lumping, ronggeng amen, gotong singa

Page 89: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

89

dan sebagainya. Adanya Pacuan Kuda yang diselenggarakan secara incidental

juga merupakan atraksi wisata, yang tidak lain untuk menarik wisatawan agar mau

berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran.

Penyelenggaraan atraksi-atraksi wisata oleh pihak pengelola diharapkan

mampu untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke objek wisata Pantai

Pangandaran. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran mengalami

penurunan pasca terjadinya tsunami.. Dan untuk memulihkan kondisi tersebut

pihak pengelola harus mampu menyelenggarakan dan mengadakan atraksi-atraksi

wisata yang lebih menarik lagi agar jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata

Pantai Pangandaran dapat pulih seperti keadaan semula atau mungkin dapat lebih

baik dari keadaan sebelumnya.

2. Jasa Wisata

Jasa wisata yang tersedia di objek wisata Pantai Pangandaran dapat

dikatakan cukup baik, karena di kawasan wisata ini tersedia berbagai macam hotel

dan pondok wisata. Jumlah hotel dan pondok wisata yang berada di kawasan

objek wisata berjumlah 163 buah yang dua diantaranya merupakan hotel

berbintang, 62 buah merupakan hotel melati dan sisanya merupakan pondok

wisata. Banyaknya jumlah hotel dan pondok wisata yang ada di kawasan wisata

Pantai Pangandaran diharapkan mampu meningkatkan lama kunjungan wisata

(length of stay).

Ketersediaan restoran dan rumah makan yang ada di kawasan wisata

Pantai Pangandaran dapat dikatakan sudah mencukupi, dengan jumlah restoran

sebanyak 23 buah dan rumah makan sebanyak 26 buah. Selain itu, di kawasan ini

juga terdapat café dan karaoke yang berjumlah 36 buah.

Jasa-jasa wisata lain yang terdapat di kawasan objek wisata Pantai

Pangadaran antara lain pasar umum, pasar ikan, pasar wisata, tempat pelelangan

ikan (TPI), dan perahu wisata yang berjumlah 113 buah. Di kawasan objek wisata

Pantai Pangandaran juga terdapat tempat rekreasi seperti taman, pemandian/kolam

renang umum, tempat pertunjukkan kesenian tradisional dan toko-toko

cendaramata / souvenier.

Penyediaan jasa wisata berupa pramuwisata maupun pusat informasi

wisata merupakan suatu bentuk pelayanan kepada wisatawan dengan tujuan untuk

Page 90: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

90

mempermudah aktivitas wisata yang akan dilakukan. Adanya menara pengawas

dan pos pengawasan di dua tempat yang berbeda juga merupakan pelayanan

wisata yang diberikan oleh pihak pengelola. Disetiap menara pengawas dan pos

pengawasan terdapat satu regu balawisata yang bertugas untuk mengawasi

kegiatan wisata di sekitar pantai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kepercayaan wisatawan dalam melakukan aktivitas disekitar pantai. Lampiran 3.

3. Angkutan Wisata

Angkutan wisata berhubungan dengan transferabilitas wisatawan ke area

objek wisata Pantai Pangandaran. Wisatawan dapat memilih antara menggunakan

kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum yang telah tersedia untuk

menuju ke objek wisata Pantai Pangandaran.. Transportasi umum yang dapat

digunakan antara lain : (1) Transportasi darat dengan menggunakan bus-bus antar

propinsi dan dalam propinsi. Untuk menuju objek wisata Pangandaran tersedia

bus maupun micro bus dengan jurusan Bandung-Pangandaran, Jakarta-

Pangandaran, maupun Tasikmalaya-Pangandaran; (2) Transportasi darat dengan

menggunakan kereta api. Stasiun kereta api Ciamis dilalui oleh jalur utama kereta

api yang menghubungkan Jakarta-Bandung-Surabaya dengan satu buah stasiun

pemberhentian yang terletak di Kabupaten Ciamis; (3) Transportasi udara.

Kabupaten Ciamis memiliki satu bandara Nusawiru yang terletak tidak jauh dari

Pangandaran sekitar 21 Km, tepatnya di Kecamatan Cijulang. Bandara ini

dipergunakan sejak bulan Juli 2004 dengan tujuan Bandung-Nusawiru. Jenis

pesawat yang dipergunakan adalah Cn235 dengan penerbangan setiap hari Jumat,

Sabtu dan Minggu. Namun, setelah terjadinya bencana tsunami penerbangan di

Bandara Nusawiru jarang dioperasionalkan kembali; dan (4) Transportasi laut.

Perhubungan laut atau sungai di Ciamis dilakukan melalui Pelabuhan Majingklak

dan Pelabuhan Santolo yang berada di Kecamatan Kalipucang.

Terdapat beberapa jenis angkutan di areal objek wisata Pantai

Pangandaran antara lain sepeda, sepeda motor dan becak. Para wisatawan dapat

menyewa sepeda dan sepeda motor tersebut dengan harga yang relatif murah.

Dan apabila wisatawan ingin menikmati pantai pasir putih dan melihat taman laut

yang berada di kawasan Cagar Alam, wisatawan dapat menggunakan perahu

wisata yang banyak ditawarkan di sekitar pantai.

Page 91: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

91

Kondisi jalan yang berada di kawasan wisata Pantai Pangandaran sudah

sangat baik, karena jalan-jalan tersebut sudah beraspal mulus dan penerangan

jalan disekitar Pantai Pangandaran juga sudah memadai.

Page 92: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil dan pembahasan ini dibahas mengenai analisis lingkungan

internal, identifikasi kekuatan dan kelemahan pengelola, dan matriks IFE. Selain

itu juga dibahas mengenai analisis lingkungan eksternal, identifikasi peluang dan

ancaman, dan juga matriks EFE. Dari matriks IFE dan EFE akan didapatkan

matriks Internal-Eksternal dan matriks strategi berdasarkan analisis SWOT. Dari

matriks SWOT dilakukan perangkingan strategi, yang dapat dijadikan prioritas

utama oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis.

6.1 Analisis Lingkungan Internal

6.1.1 Operasi Manajemen

Manajemen yang diterapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Ciamis mengikuti sistem manajemen yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Sehingga segala peraturan yang digunakan mengacu pada landasan

hukum formil yang telah ditetapkan seperti Undang-undang, Surat Keputusan

Gubernur, Perda, dan Keputusan Bupati.

Perencanaan yang dilaksanakan oleh pihak pengelola tersusun pada

Renstra Dinas yang mengacu pada Renstra Kabupaten Ciamis. Didalam renstra

tertuang visi, misi, tujuan dan sasaran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Ciamis. Selain itu juga terdapat program-program yang akan

dijalankan oleh Dinas selama 5 tahun periode.

Sumberdaya manusia yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Ciamis berjumlah 163 orang yang terdiri dari Pegawai

Negeri Sipil (PNS) sebanyak 73 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK)

sebanyak 90 orang. Jumlah tenaga kerja kontrak yang cukup besar tersebut

ditempatkan di lapangan sebagai petugas pemungut retribusi, petugas kebersihan

dan petugas lapangan lainnya.

Secara kuantitas, sumberdaya manusia pada Dinas sudah tercukupi namun

dengan masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki aparatur

menjadikan kualitas sumberdaya manusianya masih belum mencukupi. Untuk

mengatasi hal tersebut, pihak pengelola melaksanakan / mengikutsertakan aparat

Page 93: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

93

Dinas dalam pendidikan / kursus-kursus / seminar kepariwisataan baik yang

dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi. Selain itu juga

mengikutsertakan aparat Dinas dalam pendidikan perjenjangan seperti Diklat

keahlian dan Diklat perjenjangan karir.

Sistem jenjang karir/jabatan dan sistem penggajian pada pegawai negeri

sipil sudah mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada

sistem penggajian, setiap aparat mendapatkan gaji pokok, tunjangan keluarga,

tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan jabatan, serta tunjangan khusus yang

disesuaikan dengan jabatan masing-masing aparat. Pegawai negeri sipil juga

mendapatkan pelayanan lain yang mengacu pada aspek kesejahteraan seperti

asuransi kesehatan (askes), dana pensiun dan taspen.

Pada Dinas, terdapat evaluasi kerja yang dilakukan dengan periode waktu

yang berbeda. Evaluasi kerja pada Dinas dilakukan oleh jabatan fungsional yang

bertugas, BPK, KPK, dan BPKP. Secara personal, aspek penilaian kinerja dinilai

berdasarkan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) Pegawai Negeri Sipil

yang dilakukan setiap tahun. Kriteria / indikator yang dinilai adalah kesetian,

prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan

kepemimpinan. Hasil dari DP3 ini akan mempengaruhi perjalanan karir personal

yang dinilai baik dari segi promosi jabatan maupun kenaikan gaji.

6.1.2 Keuangan dan Akuntansi

Pengelolaan keuangan pada pihak pengelola dilakukan oleh Sub Bagian

Keuangan yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Keuangan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. Sub Bagian

Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana anggaran,

pengelolaan administrasi keuangan dan fasilitasi kebendaharaan.

Sebagai lembaga yang merupakan bagian dari pemerintahan, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis mendapatkan dana dari APBD

Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN. Pada tahun 2006, Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Ciamis mendapat alokasi dana (sebagaimana tercantum

dalam APBD Kabupaten Ciamis 2006) sebesar Rp 9.454.473.000,- yang terbagi

atas : (1) Adum sebesar Rp 917.438.646,-, (2) Belanja Aparatur sebesar Rp

1.874.832.340,-, (3) Belanja Publik sebesar Rp 3.387.710.300,-, serta (4)

Page 94: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

94

Kegiatan-kegiatan lain sebesar Rp 3.274.491.714,- yang diantaranya untuk

belanja pegawai, pengadaan peralatan penyelamat pantai, penyelenggaraan

pameran, dan lain-lain.

Sumber dana untuk pelaksanaan program peningkatan pembangunan di

bidang kebudayaan diperoleh dinas dari APBD Kabupaten Ciamis sebesar Rp

837.682.000,-, dari APBD Propinsi Jawa Barat sebesar Rp 237.000.000,-,

sedangkan bantuan dari APBN Rp 212.000.000,-. Anggaran tersebut

dilaksanakan melalui peningkatan apresiasi seni budaya dan pelestarian sejarah

purbakala, antara lain : penyelenggaraan pentas seni, penataan situs, kegiatan

pelatihan tenaga juru pelihara, pendataan kesejarahan kepurbakalaan, dan

sebagainya.

Pada bidang kepariwisataan, kegiatan yang terkait dengan objek wisata

Pantai Pangandaran diantaranya : (1) Event-event kepariwisataan dengan

anggaran Rp 737.682.000,- yang bersumber dari APBD; (2) Pentas Seni Pasca

Tsunami dengan anggaran Rp 212.000.000,- yang bersumber dari bantuan APBN

pasca tsunami; (3) Pengadaan peralatan penyelamat pantai dengan anggaran Rp

187.250.000,- yang bersumber dari APBD; (4) Pembangunan pos pengaman

pantai dengan anggaran Rp 112.000.000,- yang bersumber dari APBN; (5)

Pembuatan kantor UPTD dan Toll Gate Pangandaran dengan anggaran Rp

125.000.000,- yang bersumber dari APBD; (6) Penyelenggaraan pameran di

dalam dan luar Kabupaten dengan anggaran Rp 350.000.000,- yang bersumber

dari APBD dan APBN pasca tsunami; dan (7) Pendataan potensi dan pembuatan

display data potensi wisata dan kebudayaan dengan anggaran Rp 25.000.000,-

yang bersumber dari APBD.

Pendapatan Asli Daerah tahun 2006 ditargetkan sebesar Rp

4.161.335.000,-, namun dengan terjadinya tsunami maka dalam perubahan

anggaran tahun 2006, target diturunkan menjadi Rp 1.506.768.000,- dan

terealisasi Rp 1.224.132.275,- dengan prosentase capaian target sebesar 81%.

Banyaknya kunjungan wisatawan nusantara dengan target 1.748.200 orang

tercapai 666.437 orang dengan prosentase 38.12% dan wisatawan mancanegara

dengan target 14.700 orang tercapai 4.433 orang dengan prosentase 30.16%.

Page 95: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

95

Pada objek wisata Pantai Pangandaran, jumlah arus kunjungan tahun 2006

mencapai 290.710 orang yang terdiri dari wisatawan nusantara sebesar 289.102

orang dan wisatawan mancanegara sebesar 1.608 orang dengan pendapatan yang

diperoleh sebesar Rp 788.878.600,-. Pada tahun 2006 tersebut jumlah wisatawan

mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2005. Jumlah arus

kunjungan yang terjadi pada tahun 2005 mencapai 384.204 orang yang terdiri dari

wisatawan nusantara sebesar 381.631 orang dan wisatawan mancanegara sebesar

2.573 orang dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 1.047.375.800,-.

Tahun 2007, jumlah arus kunjungan yang terjadi sampai dengan bulan Mei adalah

sebesar 48.647 orang yang terdiri dari wisatawan nusantara sebesar 47.760 orang

dan wisatawan mancanegara sebesar 887 orang dengan pendapatan yang diperoleh

sebesar Rp 127.249.900,-.

Secara umum, pengelolaan keuangan yang berada pada pihak pengelola

sudah terstruktur dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari pengalokasian dana yang

masuk dan keluar sudah cukup terealisasi. Terjadinya tsunami di kawasan objek

wisata telah menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana yang ada, sehingga

untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan dana yang cukup besar.

6.1.3 Produksi/Operasi

Produk wisata yang ditawarkan oleh pihak pengelola bersumber dari alam

yang berada dikawasan objek wisata. Keistimewaan alam yang terdapat di

kawasan objek wisata Pantai Pangandaran diantaranya wisatawan dapat melihat

terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama, pantainya landai dengan

air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga

memungkinkan wisatawan untuk berenang dengan aman, terdapatnya pantai

dengan hamparan pasir putih, terdapatnya taman laut dan mengalirnya

Cirengganis yang konon dapat membuat orang awet muda. Selain itu, terdapat

pula Cagar Alam dengan flora dan fauna yang langka sebagai pendukung wisata

alam. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan antara lain berenang,

berperahu pesiar, memancing, jetski, parasailing, berkeliling dengan sepeda dan

tentunya menikmati panorama alam yang ada. Produk wisata lain yang terdapat

dikawasan objek wisata diantaranya wisata kuliner dengan tersedianya berbagai

restoran dan cafe dan wisata belanja dengan adanya kios-kios pakaian dan

Page 96: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

96

souvenir. Wisatawan juga dapat menikmati atraksi-atraksi wisata yang rutin

diselenggarakan oleh pihak pengelola yang diantaranya Festival Layang-layang /

Pangandaran Kite Festival, pemilihan Putra-Putri Pariwisata, Hajat Laut,

Pangandaran Lautan Scooter dan lain-lain.

Aktivitas pengelolaan pariwisata Pantai Pangandaran secara penuh berada

di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis namun dalam

pelaksanaan teknisnya ditangani oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Ciamis Selatan. Kantor UPTD berada di objek wisata Pangandaran dan

merupakan bagian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kantor UPTD

dipimpin oleh Kepala UPTD yang dibantu oleh pelaksana teknis administrasi tata

usaha, pelaksana teknis pengamanan dan penyuluhan, pelaksana teknis atraksi dan

rekreasi, pelaksana teknis pendapatan, dan kelompok jabatan fungsional.

Produk wisata sangat berbeda dengan produk barang. Produk wisata tidak

dapat dibawa ke tempat kediaman wisatawan sehingga produk wisata tersebut

harus dinikmati di tempat dimana produk itu tersedia. Selain itu, proses produksi

dari produk wisata juga berbeda dengan proses produksi dari produk barang.

Produk wisata dibuat atau diproduksi bersamaan dengan waktu produk tersebut

dinikmati oleh wisatawan. Oleh karena itu, maka aktivitas produksi dari produk

wisata pantai/bahari Pantai Pangandaran adalah saat wisatawan datang dan

menikmati objek wisata yang ditawarkan seperti berenang, berperahu pesiar,

memancing, jetski, parasailing, berkeliling dengan sepeda dan berjalan-jalan di

tepi pantai sambil menikmati panorama alam. Sehingga apa yang diperoleh oleh

wisatawan setelah ”mengkonsumsi” produk wisata adalah pengalaman.

Produk wisata pantai/bahari sangat tergantung pada kualitas lingkungan

dimana aktivitas wisata tersebut diadakan. Sehingga, untuk mempertahankan

kualitas lingkungan tersebut, pihak pengelola harus mampu menjaga,

mengembangkan dan menata objek wisata semaksimal mungkin. Selain itu, pihak

pengelola juga harus meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam

kegiatan kepariwisataan yang diterapkan melalui sadar wisata. Hal ini sangatlah

penting dikarenakan kawasan objek wisata masih berbaur dengan masyarakat

sekitar.

Page 97: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

97

Aktivitas wisata merupakan suatu proses mengkonsumsi produk wisata.

Dalam aktivitas wisata, fasilitas yang tersedia dikawasan wisata sangat penting.

Fasilitas yang tersedia di Pantai Pangandaran antara lain : (1) Lapangan parkir

yang cukup luas; (2) Hotel, restoran, penginapan, pondok wisata dengan jumlah

106 buah; (3) Pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer; (4) Gedung

bioskop dan diskotik; (5) Pramuwisata dan pusat informasi pariwisata; (6) Bumi

perkemahan; dan (7) Penyewaan sepeda, ban renang, parasailing, jetski dan

banana boat.

Pihak pengelola juga membangun pos-pos pengamanan yang berada

dipesisir pantai untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan khususnya

dalam hal pengamanan.. Selain itu juga terdapat menara pengawas dan petugas

balawisata (tim penyelamat) yang disertai dengan mobil dinas. Adanya pos-pos

pengamanan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak

pengelola, namun hal tersebut masih belum memadai apabila tidak disertai dengan

pelayanan-pelayanan lainnya seperti kebersihan dan keindahan. Hal ini dapat

terlihat dari masih adanya puing-puing bangunan akibat tsunami yang belum

dibersihkan.

6.1.4 Penelitian dan Pengembangan

Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis yang

merupakan pihak pengelola dari Pantai Pangandaran, sampai saat ini belum

memiliki divisi penelitian dan pengembangan (litbang). Walaupun demikian,

pihak pengelola berusaha untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif

dibidang kepariwisataan, mengembangkan SDM dalam aparatur Dinas, serta

mengembangkan jaringan kemitraan dalam kepariwisataan melalui program-

program yang sesuai dengan misi yang diemban. Program-program tersebut

diantaranya : (1) mengadakan kerjasama dengan investor bertarap regional,

nasional maupun internasional; (2) melaksanakan pembinaan, penataran, pelatihan

dan seminar bagi para pelaku wisata dan budaya; (3) mengadakan studi banding

ke wilayah lain; (4) mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga, dinas,

instansi terkait yang bersifat regional, nasional dan internasional; serta (5)

mengadakan kerjasama dengan biro perjalanan, menyusun paket wisata dan

mengadakan kerjasama dengan pihak swasta baik bertarap regional, nasional

Page 98: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

98

maupun internasional. Program-program diatas ditujukan untuk mengembangkan

kualitas pariwisata baik dari segi SDM, produk, dan promosi.

Salah satu bentuk kerjasama yang telah dilakukan oleh pihak pengelola

dengan pihak luar yaitu dengan PT. Djarum yang telah menjadi salah satu sponsor

dalam event Pangandaran Kite festival yang diadakan pada bulan Juli 2006

dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata Pantai Pangandaran. Pihak

pengelola juga melakukan suatu bentuk kerjasama dengan Badan Arkeologi

Propinsi Jawa Barat dan dengan Balai Kajian dan Nilai Tradisional Propinsi Jawa

Barat dalam mengadakan seminar kesejarahan. Selain itu, pihak pengelola juga

melakukan kerjasama dengan Universitas Galuh dalam pembuatan buku sejarah

Ciamis. Langkah lain yang terkait dengan penelitian dan pengembangan adalah

dengan memfasilitasi dan memberikan kemudahan bagi setiap pihak yang

bermaksud untuk mengadakan penelitian di kawasan objek wisata Pantai

Pangandaran seperti mahasiswa, peneliti dan lainnya. Dengan harapan, hasil

penelitian tadi dapat bermanfaat bagi pihak pengelola.

Setelah terjadinya tsunami, pihak pengelola melakukan suatu koordinasi

dengan BMG. Hal yang dilakukan oleh pihak pengelola yaitu memuat berita-

berita pariwisata pasca tsunami di Kabupaten Ciamis dengan menyebarluaskan

penjelasan dari BMG Propinsi Jawa Barat bahwa tsunami tidak akan terjadi lagi di

Pangandaran dan sekitarnya melalui media massa dan media elektronik. Guna

memenuhi harapan dan keinginan wisatawan mulai dari transportasi, akomodasi,

konsumsi, dan keamanan, maka diperlukan koordinasi yang cukup luas diantara

pihak yang terkait. Hal ini masih menjadi suatu kendala dari pihak pengelola

karena masih lemahnya koordinasi antara pihak pengelola dengan pihak lain yang

terkait dalam pengembangan kepariwisataan.

6.1.5 Sistem Informasi Manajemen

Terdapatnya sarana komunikasi seperti telepon dan fax telah mendukung

kinerja dari Dinas. Begitu pula dengan ketersediaan komputer beserta perangkat

pendukungnya seperti printer dan teknologi internet. Bahkan pihak pengelola

juga telah memiliki website sendiri yaitu www.ciamistourism.com. Dengan

adanya situs tersebut, diharapkan pihak pengelola dapat memberikan informasi-

informasi yang diinginkan oleh masyarakat luas / wisatawan mengenai pariwisata

Page 99: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

99

yang berada di Kabupaten Ciamis khususnya Pantai Pangandaran. Teknologi

internet juga mendukung kinerja dari pihak pengelola dalam rangka promosi

pariwisata untuk menjangkau wisatawan mancanegara. Sampai saat ini, sarana

komunikasi yang ada pada Dinas sudah mencukupi baik secara kuantitas maupun

kualitas.

6.1.6 Pasar dan Pemasaran

Sesuai dengan visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

yaitu dengan mewujudkan Kabupaten Ciamis menjadi daerah tujuan wisata, maka

pembangunan pariwisata dan kebudayaan perlu terus dikembangkan sebagai

sumber pendapatan daerah yang dapat memberikan efek multiplier terhadap

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kerakyatan. Dan sejalan dengan misi

yang diemban oleh pihak pengelola, meningkatnya kunjungan wisatawan ke

objek-objek wisata akan mendorong tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi di

berbagai sektor yang pada gilirannya akan mampu membuka luas kesempatan

kerja dan kesempatan berusaha.

Pihak pengelola tidak memiliki paket wisata khusus dalam hal produk

wisata, sedangkan konsep wisata yang dibangun oleh pihak pengelola yaitu wisata

alam. Sehingga produk wisata yang ditawarkan oleh pihak pengelola adalah

wisata pantai / bahari. Selain itu, para wisatawan juga dapat menikmati wisata

belanja dan wisata kuliner yang berada di kawasan objek wisata Pantai

Pangandaran.

Pantai Pangandaran merupakan objek wisata alam yang menawarkan

keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Keistimewaan yang dimiliki oleh Pantai

Pangandaran antara lain : (1) Dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari

tempat yang sama, (2) Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara

pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan orang untuk berenang

dengan aman, (3) Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, (4) Tersedia tim

penyelamat wisata pantai, (5) Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan

penerangan jalan yang memadai, (6) Terdapat taman laut dan mengalirnya

Cirengganis yang konon bisa membuat orang awet muda, (7) Terdapat Cagar

Alam dengan flora dan fauna yang langka, (8) Goa Alam dan Goa-goa buatan

pada waktu penjajahan Jepang.

Page 100: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

100

Dari segi harga, pihak pengelola hanya mengenakan karcis masuk. Karcis

masuk yang dikenakan tersebut terdiri atas tarif retribusi objek wisata, retribusi

parkir, retribusi sampah, premi asuransi dan retribusi kendaraan. Untuk pejalan

kaki tarif masuk yang dikenakan sebesar Rp 2.500,-, untuk sepeda motor Rp

5.900,-, untuk sedan/jeep Rp 14.200,-, mobil penumpang sejenis Rp 27.200,-,

mobil penumpang besar Rp 40.200,-, bus kecil Rp 52.700,-, bus sedang Rp

79.500,- dan untuk bus besar Rp 130.500,-. Pada karcis masuk terdapat premi

asuransi yang merupakan bentuk perlindungan kepada wisatawan yang berada di

kawasan objek wisata Pantai Pangandaran. Untuk fasilitas hotel yang berada di

kawasan objek wisata Pangandaran, harga yang ditawarkan bervariasi antara Rp

50.000,- sampai dengan Rp 800.000,- per malam dengan jumlah hotel sebanyak

106 buah. Selain itu, terdapat juga berbagai macam restoran dan café serta kios-

kios souvenier yang menawarkan berbagai macam souvenier khas Pangandaran.

Bencana tsunami telah menyebabkan trauma psikologi bagi masyarakat

sekitar, dan dengan adanya pemberitaan-pemberitaan yang muncul di media telah

menyebabkan ketakutan bagi calon wisatawan yang akan berkunjung. Sehingga

kunjungan wisatawan pasca bencana tsunami mengalami penurunan yang cukup

besar. Padahal dalam hal jumlah kunjungan wisatawan, pihak pengelola tidak

membatasi jumlah wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata Pantai

Pangandaran.

Pihak pengelola melakukan berbagai rehabilitasi sarana dan prasarana

yang rusak, meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap wisatawan,

serta melakukan berbagai kegiatan promosi baik di dalam maupun luar Kabupaten

Ciamis yang bertujuan untuk memulihkan kondisi pariwisata pasca tsunami.

Pihak pengelola juga menggunakan beberapa bauran promosi untuk

mempromosikan produk wisatanya, seperti (1) periklanan (advertising), bentuk

media yang digunakan oleh pihak pengelola adalah koran, radio, papan billboard,

dan melalui internet dengan situs www.ciamistourism.com, (2) promosi penjualan

dengan menyebarkan brosur, leaflet, booklet dan VCD pada saat pameran atau

event-event yang diselenggarakan serta diikuti pihak pengelola, (3) kehumasan

(public relation), dalam setiap kegiatan pameran atau event-event, pihak

pengelola menyebarkan press release dan statement-statement dari BMG yang

Page 101: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

101

menyatakan bahwa Pantai Pangandaran aman untuk dikunjungi, serta (4)

melakukan roadshow ke daerah-daerah yang memiliki wisatawan potensial

Kegiatan-kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola

diantaranya :

1. Penyelenggaraan event-event kepariwisataan, antara lain : Festival

Layang-layang, Moka, Festival Putra – Putri Pantai, Helaran Seni

Tradisional, Upacara Tradisional Hajat Laut, Pentas Seni Tradisional dan

Modern, Pentas Seni Pasca Tsunami, Festival Band Pelajar, Pemilihan

Putra – Putri Pariwisata, Wisata Lintas Alam, dan Pacuan Kuda.

2. Menyelenggarakan dan mengikuti pameran-pameran baik didalam maupun

luar Kabupaten Ciamis, diantaranya : Pameran “Ciamis Expo”, Gebyar

Wisata Nusantara, Jabar Travel Exchange, Royal Tourism Indonesia

Market & Expo 2006, Nusa Dua Bali Festival 2006, Pameran

Kepariwisataan di Yogyakarta, Pameran Kepariwisataan di Bandung, dan

Jabar Expo.

3. Penyebaran brosur, leaflet, booklet dan VCD tentang objek wisata Pantai

Pangandaran yang disebarkan pada saat event-event atau pameran.

Produk wisata pantai/bahari tidak dapat didistribusikan sebagaimana

produk barang. Sehingga hal yang dapat didistribusikan adalah informasi-

informasi mengenai objek wisata Pantai Pangandaran. Adanya teknologi internet

juga memudahkan pihak pengelola untuk memasarkan produk wisatanya dengan

lebih luas hingga ke mancanegara. Hal ini penting karena sampai saat ini,

jaringan pemasaran pariwisata secara luas masih belum berkembang.

Dalam pariwisata, pendistribusian juga menyangkut pada angkutan wisata

yang akan digunakan oleh wisatawan menuju kawasan wisata. Secara geografis,

Kabupaten Ciamis terletak cukup jauh dari ibukota Jakarta dengan waktu tempuh

sekitar 6 jam. Namun, untuk menjangkau Kabupaten Ciamis terdapat beberapa

transportasi umum yang dapat digunakan. Transportasi umum yang dapat

digunakan antara lain : (1) Transportasi darat dengan menggunakan bus-bus antar

propinsi dan dalam propinsi. Untuk menuju objek wisata Pangandaran tersedia

bus maupun micro bus dengan jurusan Bandung-Pangandaran, Jakarta-

Pangandaran, maupun Tasikmalaya-Pangandaran; (2) Transportasi darat dengan

Page 102: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

102

menggunakan kereta api. Stasiun kereta api Ciamis dilalui oleh jalur utama kereta

api yang menghubungkan Jakarta-Bandung-Surabaya dengan satu buah stasiun

pemberhentian yang terletak di Kabupaten Ciamis; (3) Transportasi udara.

Kabupaten Ciamis memiliki satu bandara Nusawiru yang terletak tidak jauh dari

Pangandaran sekitar 21 Km, tepatnya di Kecamatan Cijulang. Bandara ini

dipergunakan sejak bulan Juli 2004 dengan tujuan Bandung-Nusawiru. Jenis

pesawat yang dipergunakan adalah Cn235 dengan penerbangan setiap hari Jumat,

Sabtu dan Minggu. Namun, setelah terjadinya bencana tsunami penerbangan di

Bandara Nusawiru jarang dioperasionalkan kembali; dan (4) Transportasi laut.

Perhubungan laut atau sungai di Ciamis dilakukan melalui Pelabuhan Majingklak

dan Pelabuhan Santolo yang berada di Kecamatan Kalipucang.

Secara keseluruhan, pemasaran wisata yang telah dilakukan oleh pihak

pengelola sudah cukup baik, baik dari segi harga maupun promosi. Akan tetapi

dari segi produk masih perlu pengembangan sehingga produk wisata yang

ditawarkan dapat lebih bervariatif.

6.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

6.2.1 Kekuatan Pengelola

Kekuatan dari pihak pengelola dalam hal operasi manajemen dapat terlihat

dari sistem manajemen yang jelas, karena pihak pengelola merupakan lembaga

yang berada dalam pemerintahan. Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis memiliki visi, misi, tujuan dan

sasaran yang jelas pula. Untuk mencapai misi dan tujuan tertentu, pihak

pengelola menyusun suatu program-program yang akan ditindaklanjuti dengan

penyusunan perencanaan pembangunan tahunan. Selain itu, pada Dinas ini juga

tersusun struktur organisasi yang saling melengkapi dengan jumlah sumberdaya

manusia yang tercukupi, yang terdiri dari 73 orang pegawai negeri sipil dan 90

orang tenaga kerja kontrak. Untuk masalah keuangan, pihak pengelola

mendapatkan anggaran dari APBD setiap tahunnya, anggaran tersebut

dialokasikan untuk adum, belanja aparatur dan belanja publik. Selain dari APBD,

pihak pengelola juga mendapatkan dana dari APBN.

Page 103: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

103

Dari segi produk, Pantai Pangandaran menawarkan keistimewaan-

keistimewaan alam dengan ciri khas yang dimilikinya. Adanya Cagar Alam

Pananjung dengan flora dan fauna yang langka, telah menjadikan Pantai

Pangandaran menjadi lebih menarik karena merupakan objek wisata pendukung

bagi Pantai Pangandaran. Kelebihan lain yang terdapat di kawasan wisata Pantai

Pangandaran yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap seperti

adanya lapangan parkir yang cukup luas, hotel, restoran, pelayanan pos, money

changer, gedung bioskop, pramuwisata, pusat informasi pariwisata dan

sebagainya. Pihak pengelola lebih memperhatikan ketertiban dan keamanan di

sekitar kawasan objek wisata setelah terjadinya tsunami.. Adanya pos

pengawasan dan menara pengawasan, serta adanya balawisata dengan disertai

peralatan penyelamat pantai merupakan wujud dari pelayanan pihak pengelola

dalam rangka menciptakan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan yang

datang.

Kekuatan pengelola dari segi pemasaran terletak pada ”Price”, yaitu tarif /

karcis masuk yang relatif murah. Dan dalam rangka untuk melindungi wisatawan,

pihak pengelola juga telah menyertakan asuransi kecelakaan pada setiap karcis

yang dibayar oleh wisatawan. Asuransi tersebut berlaku hanya untuk kecelakaan

yang terjadi di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran. Kekuatan lain yang

dimiliki oleh pihak pengelola yaitu dari segi ”Promotion”. Pihak pengelola telah

melakukan kegiatan-kegiatan promosi secara terus menerus, baik melalui event-

event, pameran-pameran, ataupun penyebaran brosur, leaflet, dan booklet. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan

nusantara maupun mancanegara. Adanya teknologi internet telah mempermudah

promosi pariwisata yang dilakukan oleh pihak pengelola, karena dengan internet

pihak pengelola dapat mempromosikan produknya hingga ke mancanegara. Dan

dengan dimilikinya website sendiri, pihak pengelola dapat memberikan informasi-

informasi tentang pariwisata di Kabupaten Ciamis khususnya Pantai Pangandaran.

6.2.2 Kelemahan Pengelola

Kelemahan yang terkait dengan sumberdaya manusia adalah masih

lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur dalam bidang pariwisata. Hal

ini masih menjadi kendala bagi pihak pengelola dalam pengembangan

Page 104: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

104

kepariwisataan, meskipun jumlah sumberdaya manusia yang ada sudah

mencukupi.

Masih lemahnya pelaksanaan koordinasi antara Bidang / Dinas / Badan /

Lembaga terkait juga merupakan salah satu kelemahan pihak pengelola.

Mengingat pelaksanaan tugas pengembangan kepariwisataan memerlukan tingkat

koordinasi yang cukup luas, yang bertujuan untuk memenuhi harapan dan

keinginan wisatawan mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi dan

keamanan, maka dengan adanya koordinasi yang baik antara lembaga terkait

akan mempermudah proses pengembangan kepariwisataan tersebut. Kelemahan

lain yang masih berhubungan dengan masih lemahnya koordinasi antara lembaga

terkait yaitu belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah. Meskipun

pihak pengelola sudah membangun kantor UPTD dan Toll Gate Pangandaran

sebagai bentuk pelayanan kepada wisatawan, namun hal tersebut masih belum

dapat meningkatkan pelayanan kepariwisataan karena bentuk pelayanan kepada

wisatawan tidak hanya sebatas itu saja tetapi juga menyangkut kebersihan,

keindahan, kenyamanan dan keamanan selama berada di kawasan objek wisata.

Kelemahan lain pihak pengelola yaitu tidak adanya Divisi Penelitian dan

Pengembangan (Litbang). Dengan belum adanya divisi litbang, pihak pengelola

hanya menjalankan program-program yang menyangkut pada pengembangan

kepariwisataan baik dari segi SDM, produk, dan promosi sehingga hasil yang

didapatkan belum sepenuhnya maksimal.

Kelemahan pengelola dari segi pemasaran yaitu belum berkembangnya

jaringan pemasaran wisata. Walaupun pihak pengelola telah memanfaatkan

teknologi internet untuk menjangkau pasar yang lebih luas, namun dengan

terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional yang terus menerus telah

menyebabkan trauma dan ketakutan pada masyarakat / wisatawan untuk

berkunjung ke daerah wisata terutama pantai / laut.

6.3 Matriks IFE

Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE dapat disimpulkan bahwa

pihak pengelola, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Page 105: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

105

Ciamis secara organisasi internal dapat dikatakan dalam kondisi rata-rata. Hal ini

dapat dilihat dari nilai total skor yaitu sebesar 2,9779.

Total nilai tersebut merupakan hasil dari perhitungan lampiran 4, lampiran

5, dan lampiran 8. Lampiran 4 dan lampiran 5 merupakan penilaian bobot dan

rating faktor strategis internal oleh responden 1 dan responden 2, sedangkan pada

lampiran 8 merupakan rata-rata bobot dan rating faktor strategis internal dari

kedua responden. Sehingga dari perhitungan tersebut akan didapatkan matriks

IFE yang ditampilkan pada tabel 21 dibawah ini.

Pada tabel 21 dapat dilihat bahwa kekuatan utama pihak pengelola adalah

terdapatnya Cagar Alam sebagai pendukung wisata bahari dengan skor 0,2410.

Adanya Cagar Alam Pananjung dengan flora dan fauna yang langka menjadi nilai

tambah bagi objek wisata Pantai Pangandaran. Faktor kedua adalah adanya

fasilitas lengkap dan aksesibilitas ke tempat wisata memadai dengan skor 0,2314.

hal ini dapat dilihat dengan terdapatnya lapangan parkir yang luas, hotel dengan

jumlah 106 buah, restoran dan cafe, kios-kios souvenier, dan sebagainya yang

merupakan fasilitas yang tersedia bagi wisatawan. Selain itu, sarana transportasi

menuju objek wisata juga memadai. Para wisatawan dapat melakukan perjalanan

dengan menggunakan transportasi darat seperti bus atau kereta api, transportasi

laut, dan dengan transportasi udara melalui Bandara Nusawiru. Faktor ketiga

adalah karcis disertai dengan asuransi kecelakaan dengan skor sebesar 0,2313.

Pasca terjadinya bencana alam tsunami, pihak pengelola lebih meningkatkan

keselamatan wisatawan dengan disertainya asuransi kecelakaan. Faktor keempat

adalah adanya anggaran dari APBD per tahun dengan skor 0,2153. Adanya

anggaran rutin yang diterima oleh pihak pengelola juga merupakan salah satu

kekuatan dari pihak pengelola untuk menunjang kegiatan Dinas. Faktor kelima

yang menjadi kekuatan pihak pengelola adalah tarif masuk murah dengan skor

0,2149. Dengan tarif masuk yang cukup murah, Pantai Pangandaran dapat

dijangkau oleh masyarakat dengan semua golongan ekonomi. Kemudian faktor

keenam adalah kegiatan promosi secara terus menerus dengan skor 0,2024. Hal

tersebut dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan pihak

pengelola untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke objek wisata Pantai

Pangandaran.

Page 106: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

106

Tabel 21.. Matriks IFE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis (Tahun 2007)

Faktor Penentu Kekuatan

Bobot Rata-rata

Rating Rata-rata Skor

A. Tarif masuk murah 0,0716 3 0,2149B. Produk memiliki keistimewaan / ciri khas 0,0523 2,5 0,1309C. Terdapat Cagar Alam sebagai pendukung

wisata bahari 0,0689 3,5 0,2410D. Terdapat tim penyelamat 0,0532 3,5 0,1863E. Fasilitas lengkap dan aksesibilitas ke tempat

wisata memadai 0,0771 3 0,2314F. Karcis disertai dengan asuransi kecelakaan 0,0578 4 0,2313G. Kegiatan promosi secara terus menerus 0,0578 3,5 0,2024H. Kuantitas sumberdaya manusia tercukupi 0,0606 2,5 0,1516I. Adanya anggaran dari APBD per tahun 0,0615 3,5 0,2153J. Sistem operasi manajemen pengelolaan yang

jelas 0,0588 2,5 0,1470K. Adanya kebijakan dan program-program

yang terstruktur 0,0505 3 0,1515L. Sudah memiliki website sebagai sistem

informasi 0,0532 3 0,1597Kelemahan

M. Tidak adanya Divisi Litbang 0,0514 2,5 0,1286N. Masih lemahnya koordinasi antara

Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait 0,0514 3 0,1543O. Belum berkembangnya jaringan pemasaran

Wisata 0,0652 2,5 0,1630P. Belum meningkatnya pelayanan

kepariwisataan daerah 0,0560 2,5 0,1401Q. Masih lemahnya pengetahuan dan

keterampilan aparatur pariwisata 0,0514 2,5 0,1286TOTAL 1 2,9779

Sumber : Data primer, diolah (2007)

Kekuatan-kekuatan lain yang menjadi faktor pendukung meskipun tidak

terlalu dominan yang dapat dilihat dari skor masing-masing indikator, yaitu untuk

faktor ketujuh adalah terdapatnya tim penyelamat dengan skor 0,1863. Hal ini

merupakan wujud dari upaya pihak pengelola untuk meningkatkan keamanan.

Faktor kedelapan adalah sudah memiliki website sebagai sistem informasi dengan

skor 0,1597. Faktor kesembilan adalah kuantitas sumberdaya manusia tercukupi

dengan skor 0,1516. Faktor kesepuluh adalah adanya kebijakan dan program-

program yang terstruktur dengan skor 0,1515. Faktor berikutnya adalah sistem

Page 107: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

107

operasi manajemen pengelolaan yang jelas dengan skor 0,1470. Faktor

kesembilan, kesepuluh dan kesebelas tersebut merupakan faktor-faktor yang

terkait dengan manajemen pihak pengelola. Dan faktor terakhir yang menunjang

kekuatan pihak pengelola adalah produk memiliki keistimewaan / ciri khas

dengan skor 0, 1309.

Kelemahan utama pihak pengelola adalah belum berkembangnya jaringan

pemasaran wisata dengan skor 0,1630. Pasca terjadinya bencana alam tsunami,

wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran menurun cukup drastis

sehingga jaringan pemasaran pariwisata sulit berkembang. Faktor kedua yang

menjadi kelemahan pihak pengelola adalah masih lemahnya koordinasi antara

Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait dengan skor 0,1543. Untuk memenuhi

harapan dan keinginan wisatawan, pihak pengelola juga memerlukan koordinasi

antara Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait baik dalam hal transportasi,

akomodasi, konsumsi dan keamanan agar wisatawan yang datang mendapatkan

pelayanan terbaik dari pihak pengelola. Kelemahan ketiga pihak pengelola adalah

belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah dengan skor 0,1401.

Faktor ini terkait dengan faktor sebelumnya, karena pelayanan kepariwisataan

juga menyangkut kebersihan, ketertiban dan keamanan wisatawan pada saat

berada di kawasan wisata yang juga melibatkan peran serta dari lembaga lain.

Faktor keempat dan kelima yang juga menjadi kelemahan pihak pengelola adalah

tidak adanya Divisi Litbang dan masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan

aparatur pariwisata, yang keduanya memiliki skor yang sama sebesar 0,1286.

Faktor keempat dan kelima tersebut tidak terlalu dominan apabila dilihat dari

skornya yang relatif kecil bila dibandingkan dengan faktor lainnya.

6.4 Analisis Lingkungan Eksternal

6.4.1 Faktor Politik

Pemerintah memegang peranan penting dalam setiap peraturan dan

kebijakan kepariwisataan yang dikeluarkan. Sektor pariwisata mengalami

goncangan pasca terjadinya kasus bom Bali dan musibah nasional yang melanda

Indonesia. Maka dari itu, dukungan pemerintah dalam memulihkan sektor

pariwisata sangat berarti bagi pelaku usaha pariwisata. Tahun 2008 ini, Indonesia

Page 108: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

108

tengah menggelar program Tahun Kunjungan Indonesia (Visit Indonesia

Year/VIY) dengan mentargetkan 7 juta kunjungan wisatawan mancanegara

(wisman) serta devisa sebesar US$ 6,4 miliar. Untuk mendorong pertumbuhan

pariwisata nasional, Departemen Perhubungan (Dephub) melakukan lima

kebijakan di sektor transportasi yang diantaranya melalui peningkatan frekuensi

penerbangan nasional ke negara asal wisman (Depbudpar 2008).

Langkah strategis juga tengah dilakukan oleh Departemen Luar Negeri

(Deplu) dalam rangka VIY 2008. Langkah strategis tersebut antara lain

membantu mempromosikan VIY di 12 pasar atau kawasan utama yang selama ini

menjadi sumber wisatawan. Deplu bersama Depbudpar memasang branding

pariwisata di setiap kantor perwakilan RI di luar negeri, serta menyediakan

informasi terkini mengenai citra Indonesia antara lain seputar bencana alam,

terorisme, dan wadah penyakit yang terjadi di Indonesia (Depbudpar 2008).

Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan wisman di

sejumlah pintu masuk dan destinasi utama di Indonesia, Depbudpar bekerja sama

dengan PT. Angkasa Pura, Dinas Pariwisata Daerah serta Asosiasi Pariwisata

akan melakukan kegiatan welcoming guest yang nantinya akan disandingkan

dengan information contact point. Kegiatan tersebut diharapkan akan

memberikan atmosfer keramahan dan kesukacitaan kepada wisman yang datang.

Kegiatan itu juga memberikan fungsi pendampingan kepada wisatawan berkaitan

dengan kebutuhan informasi mengenai destinasi dan perjalanan wisata mereka

(Depbudpar 2008).

Terjalinnya kerjasama yang baik dari pemerintah, pihak swasta, dan

asosiasi pariwisata diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pariwisata

nasional. Untuk skala internasional, Indonesia juga mengupayakan suatu

kerjasama antarnegara. Kerjasama yang saat ini tengah terjalin antara lain dengan

Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam Wilayah Segitiga Pertumbuhan

(IMT-GT) yang sepakat untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan dari

ketiga negara tersebut melalui jalur penerbangan baru. Dalam pertemuan Menteri

Pariwisata ASEAN ke-11 yang berlangsung di Bangkok, Thailand juga dihasilkan

kesepakatan perlunya Joint ASEAN Tourism Promotion Strategy guna

meningkatkan kunjungan turis internasional ke ASEAN (Depbudpar 2008).

Page 109: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

109

Selain itu, Indonesia juga ditetapkan sebagai tuan rumah untuk konferensi

internasional Tourism Satelite Account (TSA) tahun 2009 oleh Organisasi

Pariwisata Dunia (United Nation-World Tourism Organization). UN-WTO juga

memberi kepercayaan kepada Indonesia untuk duduk sebagai anggota executive

council komisi program maupun World Committe on Tourism Ethnics untuk

periode 2007-2009. Dengan akan diselenggarakannya konferensi bertaraf

internasional di Indonesia, membuktikan bahwa citra Indonesia di mata

internasional telah pulih (Depbudpar 2007).

Penyelenggaraan VIY diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan

pariwisata nasional termasuk di Pangandaran.. Terjadinya bencana tsunami pada

tahun 2006 telah menyebabkan penurunan arus kunjungan wisman dari 2573

orang pada tahun 2005 menjadi 1608 orang pada tahun 2006. Untuk memulihkan

kondisi pariwisata pasca tsunami, pihak pengelola dalam hal ini Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis telah melakukan suatu kerjasama

dengan pemerintah pusat dan pihak swasta dalam menyelenggarakan Pentas Seni.

Dalam hal ini, pemerintah pusat telah memberikan bantuan dana yang berasal dari

APBN. Dan dengan membaiknya citra Indonesia di mata internasional

diharapkan akan memberikan dampak positif bagi industri pariwisata di

Pangandaran.

6.4.2 Faktor Ekonomi

Pasca terjadinya kasus bom Bali dan musibah nasional terus menerus,

sektor pariwisata di Indonesia mengalami kemunduran. Disaat industri pariwisata

nasional sedang mengalami goncangan, wisatawan nusantara (Wisnus) ternyata

mampu menjadi pilar ketahanan pariwisata nasional. Pada saat situasi bisnis

pariwisata tengah mengalami krisis, wisnus berperan besar dalam memulihkan

kondisi tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari relatif cepatnya pemulihan

kondisi pariwisata di Bali pasca bom Bali satu dan dua. Adanya peran serta

wisnus juga dirasakan oleh pihak pengelola Pantai Pangandaran. Cukup besarnya

antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke objek wisata Pangandaran,

selain mempercepat pemulihan kondisi pariwisata juga memberikan peluang bagi

pihak pengelola untuk mengembalikan citra pariwisata. Cukup besarnya

antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke objek wisata ternyata tidak didukung

Page 110: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

110

oleh besarnya biaya perjalanan yang dikeluarkan. Masih rendahnya daya beli

masyarakat merupakan dampak dari inflasi yang terjadi akibat dari kenaikan BBM

yang sampai saat ini belum stabil.

Kendala lain yang sampai saat ini belum sepenuhnya bisa diselesaikan

pemerintah adalah penciptaan iklim yang kondusif untuk dunia usaha. Belum

banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor

pariwisata merupakan cermin bahwa iklim investasi di Indonesia belum kondusif

dan belum dapat dijamin oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan fakta bahwa

para pengusaha dan calon investor harus menjalani rantai birokrasi yang panjang

dan ruwet agar dapat memulai usahanya di Indonesia. Penerapan berbagai macam

pajak dan pungutan (baik resmi maupun gelap) di tingkat pusat maupun daerah

terhadap para pengusaha telah membuat biaya usaha menjadi semakin tinggi.

Indonesia juga akan menghadapi persaingan yang ketat dengan negara-

negara lain dengan adanya arus globalisasi yang semakin kuat dan disepakatinya

ASEAN Free Trade Agreement (AFTA). Baik dalam regional ASEAN maupun

dalam lingkup internasional. Kesepakatan AFTA, pada nantinya membuat setiap

negara di ASEAN terbuka untuk keluar masuknya produk maupun input produksi

dari dan ke luar negeri. Dalam tataran mikro, hal ini menyebabkan setiap

perusahaan di Indonesia tidak hanya harus menghadapi pesaing dari dalam, tetapi

juga berhadapan langsung dengan pesaing dari luar negeri. Tetapi disisi lain ini

merupakan peluang besar untuk memasarkan produk ke luar negeri.

Terkait dengan VIY, secara langsung maupun tidak langsung jumlah

wisman yang datang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian.

Dengan semakin banyaknya jumlah wisman yang akan datang maka semakin

banyak pula dollar yang akan dibelanjakan di Indonesia. Pada tahun 2007, jumlah

wisman yang datang ke Indonesia mencapai 5,5 juta orang dengan devisa yang

diperoleh sebesar US$ 5 miliar. Pada tahun 2008 sebagai tahun VIY, target

jumlah wisman yang akan datang ditetapkan dalam tiga skenario sebesar 6 juta,

6,5 juta dan 7 juta, dan dari kunjungan tersebut diharapkan devisa yang akan

diperoleh sebesar US$ 6 miliar sampai dengan US$ 6,5 miliar (Depbudpar 2007).

Pada tahun 2007, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan

perjalanan mencapai 219,8 juta perjalanan dengan pengeluaran sebesar Rp 79,9

Page 111: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

111

triliun dan pada tahun 2008 diperkirakan perjalanan wisnus akan meningkat

menjadi 223 juta perjalanan dengan total pengeluaran mencapai Rp 81,05 triliun.

Menurut hasil penelitian ilmiah Depbudpar menyebutkan bahwa kegiatan

pariwisata memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat, dimana

uang yang di belanjakan wisatawan (baik wisnus maupun wisman) langsung ke

tangan masyarakat. Selain itu juga devisa dari pariwisata langsung dirasakan oleh

rakyat, berbeda dengan devisa dari migas misalnya, harus masuk ke APBN

sehingga tidak langsung dinikmati oleh masyarakat (Depbudpar 2007).

6.4.3 Faktor Sosial Budaya dan Lingkungan

Objek wisata Pantai Pangandaran memiliki potensi alam yang sangat

mendukung bagi kegiatan pariwisata. Tidak hanya potensi alam, potensi budaya

berupa kesenian daerah juga menjadi daya tarik wisata di Pantai Pangandaran.

Kesenian daerah yang masih dilestarikan oleh masyarakat diantaranya karawitan,

degung, wayang golek dan kesenian lainnya. Selain kesenian daerah, terdapat

pula upacara-upacara tradisional seperti hajat laut dan hajat bumi yang masih

dilakukan oleh masyarakat secara rutin. Adanya peninggalan-peninggalan sejarah

juga menjadi salah satu pendukung pariwisata di Kabupaten Ciamis.

Terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata ternyata

tidak didukung oleh masyarakat sekitar dalam menciptakan lingkungan dan

suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan wisata.

Masyarakat yang tinggal disekitar objek wisata dinilai masih belum dapat

memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan padahal Kampanye Sadar

Wisata yang telah dicanangkan oleh pemerintah secara nasional bermuara pada

kesejahteraan masyarakat. Masih lemahnya kesadaran masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan objek wisata menjadi suatu kendala bagi pihak

pengelola.

Faktor alam dan lingkungan ternyata menjadi faktor penting dalam wisata

pantai / bahari. Terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional terus

menerus telah menyebabkan industri pariwisata khususnya wisata pantai / bahari

mengalami goncangan. Kerusakan dan trauma yang dialami oleh masyarakat atas

terjadinya bencana alam sedikit banyak telah mempengaruhi kondisi objek wisata.

Page 112: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

112

Untuk memulihkan kondisi tersebut, Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata (Depbudpar) melakukan suatu pelatihan pemberdayaan masyarakat

dalam rangka pengentasan kemiskinan pasca musibah gempa dan tsunami di

Pantai Selatan Jawa yang terjadi pada Juli 2006 lalu. Pelatihan tersebut diawali di

Pantai Depok, Bantul (3/12/2007) kemudian berlanjut di Pantai Teluk Penyu,

Cilacap (6-7/12/2007) serta berakhir di Pantai Pangandaran, Ciamis (11-

12/12/2007). Kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk kepedulian Depbudpar

terhadap masyarakat korban bencana, sekaligus merupakan langkah nyata dalam

upaya memulihkan aktivitas kepariwisataan daerah yang terkena dampak bencana.

Pelatihan ini juga mendorong upaya pemberdayaan masyarakat serta mendukung

program pengentasan kemiskinan di Indonesia melalui pemulihan dan

pengembangan usaha-usaha ekonomi masyarakat. Pelatihan ini diikuti sekitar 60

pengusaha kecil dari tiga kabupaten dengan target sasaran untuk masing-masing

kabupaten berbeda. Di Pantai Depok, Bantul target sasarannya adalah pelaku

usaha warung makan, kemudian pelatihan di Pantai Teluk Penyu, Cilacap target

sasarannya adalah usaha pengolahan ikan asin, dan untuk di Pantai Pangandaran,

Ciamis target sasarannya adalah pelaku usaha konveksi. Dengan adanya pelatihan

tersebut diharapkan para peserta pelatihan mampu mengembangkan diri, memiliki

kecakapan tambahan dalam mengembangkan usaha, serta bangkit dari

keterpurukan akibat terkena dampak bencana gempa dan tsunami (Depbudpar

2007).

6.4.4 Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi yang semakin pesat ternyata secara langsung

maupun tidak langsung telah mempengaruhi perkembangan wisata. Adanya kapal

layar, parasailing, jetski dan peralatan menyelam yang semakin canggih telah

memudahkan dan meningkatkan jumlah aktivitas bahari yang dapat dilakukan

oleh wisatawan. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi informasi seperti

internet sangat membantu para pelaku usaha wisata khususnya pihak pengelola

Pantai Pangandaran untuk melakukan promosi dan memberikan informasi wisata

yang dibutuhkan oleh wisatawan hingga ke pelosok dunia.

Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, pihak pengelola ternyata

telah memanfaatkan semaksimal mungkin perkembangan tersebut. Dengan

Page 113: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

113

dimilikinya website sendiri, pihak pengelola mengharapkan jumlah kunjungan

wisatawan (baik wisnus maupun wisman) meningkat, khususnya ke Pantai

Pangandaran sebagai wisata primadona di Kabupaten Ciamis.

6.4.5 Faktor Persaingan

Kondisi persaingan yang terjadi pada industri wisata pantai / bahari di

dalam Kabupaten Ciamis tidak terlalu kuat bahkan tidak terjadi persaingan sama

sekali dikarenakan semua objek wisata pantai / bahari yang berada di Kabupaten

Ciamis berada dalam satu pengelolaan di bawah Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Ciamis. Selain Pantai Pangandaran, wisata pantai / bahari

yang terdapat di Kabupaten Ciamis antara lain Pantai Palatar Agung, Pantai

Karapyak, Pantai Lembah Putri, Pantai Karang Tirta, Pantai Batu Hiu, Pantai

Batukaras, Pantai Madasari dan Pantai Keusikluhur yang masing-masing berada

di kecamatan yang berbeda.

Pada kondisi persaingan di luar Kabupaten Ciamis, pihak pengelola

merasa persaingan yang terjadi di dalam industri wisata pantai / bahari semakin

ketat. Adanya variasi produk yang ditawarkan oleh pesaing juga merupakan

ancaman bagi pihak pengelola yang sampai saat ini variasi produk yang

ditawarkan pihak pengelola belum berkembang dengan baik. Untuk

perbandingan, pihak pengelola menginginkan penataan dan pengembangan objek

wisata Pantai Pangandaran dapat seperti pantai-pantai yang berada di Taman

Impian Jaya Ancol. Pantai-pantai yang berada di Taman Impian Jaya Ancol

tersebut memiliki variasi produk yang sangat beragam serta didukung oleh

fasilitas-fasilitas yang sangat lengkap dan modern. Pantai-pantai di Ancol juga

memiliki daya dukung yang sangat kuat dari jenis wisata yang berbeda lainnya

seperti adanya Dunia Fantasi, Seaworld, Iceworld dan sebagainya.

Tarif masuk yang relatif murah dalam kekuatan tawar menawar konsumen,

menjadikan kekuatan tawar menawar konsumen menjadi sangat rendah. Hal ini

dikarenakan dengan tarif masuk yang telah ditetapkan tersebut dirasakan secara

ekonomi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk kekuatan tawar

menawar pemasok juga masih sangat rendah, hal ini dikarenakan pengadaan jasa

atau usaha wisata yang berada dikawasan objek wisata Pantai Pangandaran masih

dikelola oleh pihak dinas bukan pihak swasta. Sehingga, secara otomatis belum

Page 114: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

114

ada pengaruh dari pihak pemasok dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan

pihak pengelola.

6.5 Identifikasi Peluang dan Ancaman

6.5.1 Peluang

Peluang yang dimiliki oleh pihak pengelola antara lain (1) Peraturan dan

kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata, (2) Terdapatnya

kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata, (3) Globalisasi dan AFTA, (4)

Perkembangan teknologi informasi yang mendukung, (5) Adanya kerjasama

antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara dalam perkembangan

pariwisata, (6) Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai

Pangandaran, (7) Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata

internasional, (8) Adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap

perekonomian, dan (9) Adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat

pasca gempa dan tsunami.

6.5.2 Ancaman

Ancaman yang dimiliki oleh pihak pengelola antara lain (1) Belum

banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor

pariwisata, (2) Masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara

dan mengembangkan objek wisata, (3) Terjadinya bencana alam tsunami dan

musibah nasional terus menerus, (4) Persaingan dalam industri wisata pantai /

bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis, (5) Masih

rendahnya daya beli masyarakat, dan (6) Variasi produk wisata yang ditawarkan

oleh pesaing.

6.6 Matriks EFE

Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, diperoleh jumlah skor rata-rata

untuk faktor eksternal sebesar 2,7399. Nilai ini memperlihatkan bahwa

kemampuan pihak pengelola dalam merespon peluang dan ancaman berada dalam

level rata-rata.

Page 115: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

115

Total nilai tersebut merupakan hasil dari perhitungan lampiran 6, lampiran

7, dan lampiran 9. Lampiran 6 dan lampiran 7 merupakan penilaian bobot dan

rating faktor strategis eksternal oleh responden 1 dan responden 2, sedangkan

pada lampiran 9 merupakan rata-rata bobot dan rating faktor strategis eksternal

dari kedua responden. Sehingga dari perhitungan tersebut akan didapatkan

matriks EFE yang ditampilkan pada tabel 22 dibawah ini.

Pada tabel 22 terlihat bahwa membaiknya citra dan kepercayaan terhadap

Indonesia dimata internasional merupakan peluang yang sangat baik bagi

pertumbuhan pariwisata karena dengan hal tersebut dapat meningkatkan jumlah

kunjungan wisman yang datang ke Indonesia. Peluang yang paling tinggi tersebut

mempunyai skor sebesar 0,2667. Peluang kedua yang dapat dimanfaatkan oleh

pihak pengelola yaitu terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek

wisata dengan skor sebesar 0,2500. Adanya kesenian daerah yang masih

dilestarikan oleh masyarakat sekitar ternyata mampu menjadi daya tarik bagi

wisatawan yang datang. Peluang ketiga adalah adanya antusiasme dari

masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran dengan skor 0,2393. Setelah

terjadinya tsunami, kondisi industri wisata mengalami krisis yang cukup berat,

namun dengan adanya wisatawan nusantara yang berkunjung ternyata mampu

memulihkan kondisi tersebut secara perlahan-lahan. Sehingga wisnus berperan

penting sebagai pilar ketahanan pariwisata nasional. Kemudian peluang keempat

adalah adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap perekonomian

dengan skor 0,2214. Baik secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan

pariwisata dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kesejahteraan

masyarakat di sekitar objek wisata. Peluang kelima yang juga cukup penting bagi

pihak pengelola adalah peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung

pertumbuhan pariwisata dengan skor 0,2143 yang diantaranya ditetapkannya Visit

Indonesia Year pada tahun 2008 ini. Peluang-peluang lain yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak pengelola diantaranya perkembangan teknologi

informasi yang mendukung (0,1190), adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat

pasca gempa dan tsunami (0,1131), globalisasi dan AFTA (0,1000) dan yang

terakhir adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara

dalam perkembangan pariwisata (0,0952).

Page 116: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

116

Tabel 22.. Matriks EFE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis (Tahun 2007)

Faktor Penentu Peluang

Bobot Rata-rata

Rating Rata-rata Skor

A. Peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata 0,0714 3 0,2143B. Terdapatnya kesenian daerah sebagai

pendukung objek wisata 0,0714 3,5 0,2500C. Globalisasi dan AFTA 0,0500 2 0,1000D. Perkembangan teknologi informasi yang

mendukung 0,0595 2 0,1190E. Adanya kerjasama antara pemerintah, pihak

swasta maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata 0,0476 2 0,0952

F. Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran 0,0798 3 0,2393G. Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata internasional 0,0762 3,5 0,2667H. Adanya dampak positif dari kegiatan

pariwisata terhadap perekonomian 0,0738 3 0,2214I. Adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat

pasca gempa dan tsunami 0,0452 2,5 0,1131Ancaman

J. Belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor Pariwisata 0,0667 3 0,2000K. Masih lemahnya kesadaran masyarakat

sekitar dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata 0,0762 2,5 0,1905L. Terjadinya bencana alam tsunami dan

musibah nasional terus menerus 0,0786 2 0,1571M. Persaingan dalam industri wisata pantai /

bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis 0,0643 3,5 0,2250

N. Masih rendahnya daya beli masyarakat 0,0774 2,5 0,1935O. Variasi produk wisata yang ditawarkan oleh

pesaing 0,0619 2,5 0,1548TOTAL 1 2,7399

Sumber : Data primer, diolah (2007)

Faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi pihak pengelola antara

lain persaingan dalam industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan

daerah lain di luar Kab.Ciamis. Faktor ini merupakan ancaman yang paling besar

karena memiliki skor yang paling besar juga dengan nilai skor 0,2250. Faktor

Page 117: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

117

kedua yaitu belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan

modalnya disektor pariwisata dengan skor 0,2000. Faktor ketiga yang menjadi

ancaman bagi pihak pengelola adalah masih rendahnya daya beli masyarakat

dengan skor 0,1935. Dengan masih rendahnya daya beli masyarakat maka

kebutuhan untuk berwisata masih menjadi kebutuhan tersier bagi masyarakat

golongan ekonomi menengah kebawah. Faktor berikutnya adalah masih

lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara dan mengembangkan

objek wisata dengan skor 0,1905. Hal ini menjadi ancaman bagi pihak pengelola

karena dapat menyebabkan kerusakan lingkungan disekitar objek wisata. Faktor

kelima yang juga menjadi ancaman adalah terjadinya tsunami dan musibah

nasional terus menerus dengan skor 0,1571. Faktor ini merupakan faktor yang

tidak dapat dikendalikan karena berasal dari alam, namun demikian pihak

pengelola berusaha untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan

melalui menara dan pos pengamanan yang berada disekitar pantai. Dan faktor

yang terakhir adalah variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing dengan

skor 0,1548.

6.7 Matriks IE

Tabel 23. Matriks IE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis (Tahun 2007)

Total Rata-Rata Tertimbang IFE

Kuat Rata-rata Lemah

Tinggi I II III

Sedang IV V VI

Rendah VII VIII IX

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE, maka dapat dilihat pada

tabel diatas bahwa posisi pengelola (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis) berada di kuadaran ke lima. Oleh karena itu, strategi terbaik yang

sebaiknya dilakukan oleh pengelola adalah menjaga dan mempertahankan posisi

3,0

2,0

1,0

4,0 3,0 2,0 1,0

Tot

al R

ata-

Rat

a T

ertim

bang

EFE

Page 118: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

118

yang selama ini sudah diraih. Kebijakan yang umum dari strategi ini adalah

dengan melakukan penetrasi pasar dan mengembangkan produk. Artinya

pengelola harus mempertahankan posisinya dengan terus mengembangkan

produknya dan melakukan penetrasi ke ceruk pasar yang potensial dan selama ini

belum tergarap, selain dengan tetap menjaga konsistensi dan kualitas produk.

6.8 Matriks Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

Tabel 24. Matriks SWOT Objek Wisata Pantai Pangandaran KEKUATAN KELEMAHAN

INTERNAL

EKSTERNAL

1. Tarif masuk murah 2. Produk memiliki keistimewaan /

ciri khas 3. Terdapat Cagar Alam sebagai

pendukung wisata bahari 4. Terdapat tim penyelamat 5. Fasilitas lengkap dan aksesibilitas

ke tempat wisata memadai 6. Karcis disertai dengan asuransi

kecelakaan 7. Kegiatan promosi secara terus

menerus 8. Kuantitas sumberdaya manusia

tercukupi 9. Adanya anggaran dari APBD per

tahun 10. Sistem operasi manajemen

pengelolaan yang jelas 11. Adanya kebijakan-kebijakan dan

program-program yang tersruktur 12. Sudah memiliki website sebagai

sistem informasi

1. Tidak adanya Divisi Litbang 2. Masih lemahnya koordinasi

antara Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait

3. Belum berkembangnya jaringan pemasaran wisata

4. Belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah

5. Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata

Page 119: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

119

PEL

UA

NG

1. Peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata

2. Terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata

3. Globalisasi dan AFTA 4. Perkembangan teknologi

informasi yang mendukung

5. Adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata

6. Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung

7. Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata internasional

8. Adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap perekonomian

9. Adanya pelatihan dan pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami

STRATEGI SO 1. Mempertahankan posisi sebagai

tempat wisata yang memiliki keistimewaan-keistimewaan, berfasilitas lengkap dan mudah dijangkau serta mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangannya.

(S2,S3,S4,S5,S6,O2,O6,O9) 2. Mempertahankan posisi sebagai

tempat wisata yang memiliki objek wisata pendukung dengan harga terjangkau serta menerapkan diversfikasi harga.

(S1,S3,O2,O3) 3. Mempertahankan posisi sebagai

tempat wisata dengan menerapkan strategi promosi yang memanfaatkan perkembangan teknologi serta didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik.

(S7,S8,S9,S10,S11,S12,O1,O4) 4. Menjalin kerjasama dengan

pihak luar dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan dengan memanfaatkan kondisi dan sumberdaya yang ada.

(S8,S9,O1,O3,O5,O7,O8)

STRATEGI WO 1. Mengembangkan strategi

promosi yang berorientasi nasional dan internasional dengan menggunakan teknologi informasi dan bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam jaringan pemasaran wisata.

(W2,W3,O1,O3,O4,O5,O7) 2. Bekerjasama dengan

masyarakat dan Pemda dalam mengembangkan ODTW yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat disekitar objek wisata.

(W2,W4,O1,O2,O6,O8,O9) 3. Bekerjasama dengan

pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meningkatkan pelayanan kepariwisataan daerah melalui sapta pesona

(W2,W4,W5,O1,O5,O7) 4. Mengembangkan jenis wisata

pantai / bahari dengan menerapkan strategi diversifikasi produk melalui penelitian dan pengembangan pasar.

(W1,W5,O2,O3,O4,O5)

AN

CA

MA

N

1. Belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor pariwisata

2. Masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata

3. Terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional terus menerus

4. Persaingan dalam industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis

5. Masih rendahnya daya beli masyarakat

6. Variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing

STRATEGI ST 1. Mempromosikan tempat wisata

sebagai ODTW yang menarik dan aman untuk dikunjungi.

(S2,S3,S4,S5,S6,S7,S12,T3,T4) 2. Mengoptimalkan dan

meningkatkan kualitas produk wisata serta memberikan harga yang terjangkau bagi semua golongan ekonomi.

(S1,S2,S3,S5,T4,T5,T6) 3. Memberikan penyuluhan dan

melibatkan masyarakat sekitar dalam program-program wisata yang menyangkut pemeliharaan dan pengembangan objek wisata.

(S8,S9,S10,S11,T2,T3) 4. Bekerjasama dengan pemerintah

untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor pariwisata.

(S8,S9,S10,S11,T1,T4,T6)

STRATEGI WT 1. Melakukan kerjasama dengan

pihak-pihak terkait serta masyarakat dalam menciptakan keindahan, ketertiban, dan keamanan di kawasan objek wisata.

(W2,W4,T2,T3) 2. Peningkatan kualitas wisata

dengan memberikan kemudahan bagi pihak lain untuk mengadakan penelitian dan mendirikan suatu usaha jasa wisata.

(W1,W5,T1,T3) 3. Mengembangkan jaringan

pemasaran wisata melalui pameran dan event-event kepariwisataan.

(W3,T4,T5,T6) 4. Melakukan pendidikan dan

pelatihan secara rutin dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan aparatur di bidang pariwisata.

(W1,W5,T3,T6)

Page 120: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

120

6.8.1 Strategi Strengths-Oppoturnity (SO)

Strategi SO adalah strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan dari kekuatan dan peluang yang

diperoleh, maka strategi yang sebaiknya dilakukan oleh pihak pengelola dalam hal

ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis adalah mempertahankan

posisi sebagai tempat wisata yang memiliki keistimewaan-keistimewaan,

berfasilitas lengkap dan mudah dijangkau serta mengikutsertakan masyarakat

dalam pengembangannya. Banyaknya keistimewaan-keistimewaan dari Pantai

Pangandaran dan juga objek wisata pendukung lainnya seperti adanya Cagar

Alam dan kesenian daerah menjadikan objek wisata ini banyak diminati oleh

wisatawan. Adanya tim penyelamat, karcis yang disertai dengan asuransi

kecelakaan, fasilitas yang lengkap dan aksesibilitas yang memadai juga

merupakan salah satu pelayanan yang disediakan oleh pihak pengelola.

Keterkaitan masyarakat juga sangat penting dalam perkembangan kepariwisataan

baik sebagai wisatawan maupun sebagai pelaku usaha wisata.

Strategi kedua yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah

mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki objek wisata

pendukung dengan harga terjangkau serta menerapkan diversifikasi harga. Selain

memiliki objek wisata pendukung, keunggulan lain dari objek wisata Pantai

Pangandaran adalah harga tiket masuk yang terjangkau oleh semua kalangan.

Strategi diversifikasi harga yang dapat diterapkan oleh pihak pengelola antara lain

menerapkan perbedaan tarif masuk berdasarkan umur atau kelompok pengunjung.

Sebagai contoh, pihak pengelola dapat memberikan potongan harga bagi

wisatawan yang merupakan pelajar atau mahasiswa.

Strategi SO lainnya adalah mempertahankan posisi sebagai tempat wisata

dengan menerapkan strategi promosi yang memanfaatkan perkembangan

teknologi serta didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik. Kegiatan

promosi yang dilakukan secara terus menerus dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi informasi seperti internet merupakan suatu keunggulan

pihak pengelola dalam mempromosikan objek wisatanya baik didalam maupun

luar negeri. Selain itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

merupakan bagian dari lembaga pemerintahan yang memiliki sistem manajemen

Page 121: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

121

yang terstruktur sehingga kuantitas SDM dan aspek finansialnya dapat terpenuhi.

Strategi SO terakhir yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah

menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka meningkatkan kunjungan

wisatawan dengan memanfaatkan kondisi dan sumberdaya yang ada. Dengan

membaiknya citra bangsa Indonesia diharapkan akan meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara. Baik secara langsung maupun tidak

langsung, adanya kegiatan pariwisata memberikan dampak positif bagi

perekonomian. Sebagai contoh, semakin banyak wisman yang datang ke

Indonesia maka semakin banyak pula dollar yang akan dibelanjakan di Indonesia.

Dan untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya suatu kerjasama dari

semua pihak yang terkait, yang disertai dengan pemanfaatan sumberdaya yang

ada.

6.8.2 Strategi Strengths-Threats (ST)

Pihak pengelola dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

menghindari ancaman yang datang dari luar dengan menerapkan kebijakan seperti

mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang menarik dan aman untuk

dikunjungi. Sebagai salah satu objek wisata alam, Pantai Pangandaran sangat

dipengaruhi oleh alam. Terjadinya bencana alam tsunami yang melanda kawasan

objek wisata Pantai Pangandaran telah mengakibatkan penurunan jumlah

wisatawan. Dan untuk memulihkan kondisi tersebut diperlukan promosi yang

lebih gencar dari sebelumnya.

Strategi ST kedua yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah

mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas produk wisata serta memberikan

harga yang terjangkau bagi semua golongan ekonomi. Strategi ini penting agar

objek wisata Pantai Pangandaran mampu bersaing dengan objek wisata lainnya,

baik dari segi produk maupun harga.

Strategi ST berikutnya adalah memberikan penyuluhan dan melibatkan

masyarakat dalam program-program wisata yang menyangkut pemeliharaan dan

pengembangan objek wisata. Hal ini dimaksudkan agar timbul kesadaran

masyarakat sekitar dalam memelihara dan melestarikan lingkungan wisata.

Langkah yang dapat dilakukan pihak pengelola adalah melalui sadar wisata, yang

saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah secara nasional.

Page 122: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

122

Strategi ST yang terakhir adalah bekerjasama dengan pemerintah untuk

menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor pariwisata. Untuk

meningkatkan jasa-jasa wisata, diperlukan adanya investasi yang cukup besar.

Adanya investor yang mau menanamkan modalnya di sektor pariwisata akan

sangat membantu pertumbuhan pariwisata.

6.8.3 Strategi Weakness-Oppoturnity (WO)

Strategi WO adalah strategi mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi WO pertama yang dapat dilakukan

pihak pengelola adalah mengembangkan strategi promosi yang berorientasi

nasional dan internasional dengan menggunakan teknologi informasi dan

bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam jaringan pemasaran wisata.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat merupakan suatu peluang

yang harus dimanfaatkan oleh pihak pengelola dalam memasarkan produknya.

Dengan pemanfaatan teknologi internet, pemasar dapat menjangkau pasar yang

lebih luas.

Strategi berikutnya adalah bekerjasama dengan masyarakat dan Pemda

dalam mengembangkan objek dan daya tarik wisata yang bertujuan untuk

mensejahterakan masyarakat di sekitar objek wisata. Peran serta pemerintah

dalam pertumbuhan pariwisata merupakan peluang bagi pihak pengelola dalam

mengembangkan objek wisata. Langkah nyata dari pemerintah adalah adanya

pelatihan pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami di Pantai Selatan

Jawa. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan diri, mengembangkan usaha, serta

bangkit dari keterpurukan akibat terkena dampak bencana gempa dan tsunami.

Strategi WO yang ketiga adalah bekerjasama dengan pemerintah dan

pihak-pihak terkait lainnya dalam meningkatkan pelayanan kepariwisataan daerah

melalui sapta pesona. Sapta pesona yang harus dibangun di kawasan wisata

terdiri dari 7 unsur yaitu : keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,

keindahan, keramahan dan ketenangan. Dan dalam mewujudkannya, diperlukan

adanya kerjasama dengan pihak lain seperti dengan Dinas Kebersihan dalam hal

kebersihan dan keindahan, ataupun dengan pihak kepolisian dalam hal keamanan

dan ketertiban.

Page 123: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

123

Strategi WO yang terakhir adalah mengembangkan jenis wisata pantai /

bahari dengan menerapkan strategi diversifikasi produk melalui penelitian dan

pengembangan. Dengan semakin terbukanya peluang pasar pariwisata maka

pihak pengelola harus mampu memberikan produk-produk wisata yang lebih

menarik agar mampu bersaing dengan objek wisata lainnya. Banyak cara yang

dapat dilakukan pihak pengelola dalam mengembangkan produknya, seperti

mengadakan riset atau survey pasar terhadap konsumen-konsumen potensial.

6.8.4 Strategi Weakness-Threats (WT)

Strategi WT merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan dan

menghindari ancaman. Terkait dengan ancaman yang berasal dari aktivitas

masyarakat, maka kebijakan yang dapat diambil adalah melakukan kerjasama

dengan pihak-pihak terkait serta masyarakat dalam menciptakan keindahan,

ketertiban, dan keamanan di kawasan objek wisata.

Strategi WT yang kedua adalah peningkatan kualitas wisata dengan

memberikan kemudahan bagi pihak lain untuk mengadakan penelitian dan

mendirikan suatu usaha jasa wisata. Dengan adanya kemudahan akses masuk

bagi para investor diharapkan dapat meningkatkan kualitas wisata yang disertai

dengan perbaikan fasilitas sarana dan prasarana wisata. Peningkatan kualitas

wisata juga dapat dilakukan melalui penelitian pasar ataupun produk.

Strategi WT yang berikutnya yaitu mengembangkan jaringan pemasaran

wisata melalui pameran dan event-event kepariwisataan. Pemasaran merupakan

ujung tombak dari suatu bisnis atau usaha, sehingga kesuksesan dari bisnis atau

usaha tersebut sangat tergantung dari pemasaran yang dilakukan oleh pelaku

usahanya. Adanya persaingan yang semakin ketat di dalam industri wisata,

mengharuskan pihak pengelola lebih fokus terhadap promosi yang dilakukan agar

target wisatawan dapat tercapai.

Strategi WT yang terakhir adalah melakukan pendidikan dan pelatihan

secara rutin dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

aparatur di bidang pariwisata. Sebagai pengelola objek wisata Pantai

Pangandaran, maka hal-hal yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas SDM

haruslah mencukupi dan memadai. Hal ini bertujuan agar pengelolaan objek

Page 124: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

124

wisata dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan visi dan misi yang

diemban.

6.8.5 Perangkingan Alternatif Strategi

Tabel 25. Perangkingan Strategi Objek Wisata Pantai Pangandaran Alternatif Strategi

Keterkaitan Unsur SWOT Nilai Rangking

Strategi SO 1) SO1 2) SO2 3) SO3 4) SO4

(S2,S3,S4,S5,S6,O2,O6,O9) (S1,S3,O2,O3) (S7,S8,S9,S10,S11,S12,O1,O4) (S8,S9,O1,O3,O5,O7,O8)

0.1309+0.2410+0.1863+0.2314+ 0.2313+0.2500+0.2393+0.1131 = 1.6233 0.2149+0.2410+0.2500+0.1000 = 0.8059 0.2024+0.1516+0.2153+0.1470+ 0.1515+0.1597+0.2143+0.1190 = 1.3608 0.1516+0.2153+0.2143+0.1000+ 0.0952+0.2667+0.2214 = 1.2645

2 12 4 6

Strategi ST 1) ST1 2) ST2 3) ST3 4) ST4

(S2,S3,S4,S5,S6,S7,S12,T3,T4) (S1,S2,S3,S5,T4,T5,T6) (S8,S9,S10,S11,T2,T3) (S8,S9,S10,S11,T1,T4,T6)

0.1309+0.2410+0.1863+0.2314+ 0.2313+0.2024+0.1597+0.1571+ 0.2250 = 1.7651 0.2149+0.1309+0.2410+0.2314+ 0.2250+0.1935+0.1548 = 1.3915 0.1516+0.2153+0.1470+0.1515+ 0.1905+0.1571 = 1.0130 0.1516+0.2153+0.1470+0.1515+ 0.2000+0.2250+0.1548 = 1.2452

1 3 9 7

Strategi WO 1) WO1 2) WO2 3) WO3 4) WO4

(W2,W3,O1,O3,O4,O5,O7) (W2,W4,O1,O2,O6,O8,O9) (W2,W4,W5,O1,O5,O7) (W1,W5,O2,O3,O4,O5)

0.1543+0.1630+0.2143+0.1000+ 0.1190+0.0952+0.2667 = 1.1125 0.1543+0.1401+0.2143+0.2500+ 0.2393+0.2214+0.1131 = 1.3325 0.1543+0.1401+0.1286+0.2143+ 0.0952+0.2667 = 0.9992 0.1286+0.1286+0.2500+0.1000+ 0.1190+0.0952 = 0.8214

8 5 10 11

Strategi WT 1) WT1 2) WT2 3) WT3 4) WT4

(W2,W4,T2,T3) (W1,W5,T1,T3) (W3,T4,T5,T6) (W1,W5,T3,T6)

0.1543+0.1401+0.1905+0.1571 = 0.6420 0.1286+0.1286+0.2000+0.1571 = 0.6143 0.1630+0.2250+0.1935+0.1548 = 0.7363 0.1286+0.1286+0.1571+0.1548 = 0.5691

14 15 13 16

Sumber : Data primer, diolah (2007)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa strategi pertama

yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola berdasarkan perangkingan adalah

strategi ST1 yaitu mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang menarik

dan aman untuk dikunjungi. Strategi ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif

cepat oleh pihak pengelola apabila didukung dengan ketersediaan dana.

Strategi kedua yang dapat menjadi prioritas bagi pihak pengelola adalah

strategi SO1 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki

Page 125: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

125

keistimewaan-keistimewaan, berfasilitas lengkap dan mudah dijangkau serta

mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangannya. Strategi ini dapat

dilakukan oleh pihak pengelola dalam waktu dekat karena pihak pengelola dapat

memanfaatkan sumberdaya yang ada pada Pantai Pangandaran saat ini.

Strategi ketiga adalah strategi ST2 yaitu mengoptimalkan dan

meningkatkan kualitas produk wisata serta memberikan harga yang terjangkau

bagi semua golongan ekonomi. Strategi ini dapat dilakukan oleh pihak pengelola

dalam kurun waktu yang relatif lama karena kualitas produk dari produk wisata

tergantung dari keadaan alam di sekitar kawasan wisata tersebut.

Strategi keempat adalah strategi SO3 yaitu mempertahankan posisi sebagai

tempat wisata dengan menerapkan strategi promosi yang memanfaatkan

perkembangan teknologi serta didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik.

Strategi ini dapat dilakukan oleh pihak pengelola dalam waktu dekat karena pihak

pengelola telah memiliki kekuatan-kekuatan dalam hal manajemen pengelolaan

dan teknologi informasi.

Strategi kelima adalah strategi WO2 yaitu bekerjasama dengan masyarakat

dan Pemda dalam mengembangkan ODTW yang bertujuan untuk

mensejahterakan masyarakat disekitar objek wisata. Strategi ini memerlukan

waktu yang lama karena banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan

ODTW apabila dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat.

Strategi keenam adalah strategi SO4 yaitu menjalin kerjasama dengan

pihak luar dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan dengan

memanfaatkan kondisi dan sumberdaya yang ada. Untuk menjalin kerjasama

dengan pihak luar misalnya agen wisata, memerlukan proses yang cukup lama

karena dalam bekerjasama, kedua belah pihak harus saling diuntungkan.

Strategi berikutnya adalah strategi ST4 yaitu bekerjasama dengan

pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor pariwisata.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan waktu yang lama karena melibatkan

banyak pihak terutama pemerintah pusat

Strategi kedelapan adalah strategi WO1 yaitu mengembangkan strategi

promosi yang berorientasi nasional dan internasional dengan menggunakan

teknologi informasi dan bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam

Page 126: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

126

jaringan pemasaran wisata. Strategi ini memerlukan waktu yang lama karena

diperlukan suatu kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak lain

terutama untuk mengembangkan jaringan pemasaran wisata yang berskala

internasional.

Strategi kesembilan adalah strategi ST3 yaitu memberikan penyuluhan dan

melibatkan masyarakat sekitar dalam program-program wisata yang menyangkut

pemeliharaan dan pengembangan objek wisata. Strategi ini memerlukan waktu

yang relatif lama karena menyangkut masyarakat di sekitar objek wisata Pantai

Pangandaran.

Strategi kesepuluh adalah strategi WO3 yaitu bekerjasama dengan

pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam meningkatkan pelayanan

kepariwisataan daerah melalui sapta pesona.

Strategi berikutnya yang memiliki rangking kecil berturut-turut adalah

strategi WO4 yaitu mengembangkan jenis wisata pantai / bahari dengan

menerapkan strategi diversifikasi produk melalui penelitian dan pengembangan,

strategi SO2 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki

objek wisata pendukung dengan harga terjangkau serta menerapkan diversifikasi

harga, strategi WT3 yaitu mengembangkan jaringan pemasaran wisata melalui

pameran dan event-event kepariwisataan, strategi WT1 yaitu melakukan

kerjasama dengan pihak-pihak terkait serta masyarakat dalam menciptakan

keindahan, ketertiban, dan keamanan di kawasan objek wisata, strategi WT2 yaitu

peningkatan kualitas wisata dengan memberikan kemudahan bagi pihak lain untuk

mengadakan penelitian dan mendirikan suatu usaha jasa wisata, dan strategi

terakhir adalah strategi WT4 yaitu melakukan pendidikan dan pelatihan secara

rutin dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan aparatur

di bidang pariwisata.

Page 127: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah sebagai berikut :

1. Saat ini kondisi industri pariwisata Pantai Pangandaran pasca tsunami dan

gelombang pasang dalam keadaan kurang baik. Salah satu faktor utamanya

adalah adanya bencana alam tsunami sehingga menimbulkan ketakutan dan

trauma pada masyarakat, kemudian berdampak pada penurunan jumlah

kunjungan wisatawan.

2. Berdasarkan matriks IFE diperoleh :

a. Lingkungan internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

berada pada posisi diatas rata-rata. Artinya pihak pengelola telah memiliki

posisi internal yang kuat.

b. Kekuatan internal dari Dinas tersebut adalah (1) tarif masuk murah, (2)

produk memiliki keistimewaan / ciri khas, (3) terdapat Cagar Alam

sebagai pendukung wisata bahari, (4) terdapat tim penyelamat, (5) fasilitas

lengkap dan aksesibilitas ke tempat wisata memadai, (6) karcis disertai

dengan asuransi kecelakaan, (7) kegiatan promosi secara terus menerus,

(8) kuantitas sumberdaya manusia tercukupi, (9) adanya anggaran dari

APBD per tahun, (10) sistem operasi manajemen pengelolaan yang jelas,

(11) adanya kebijakan dan program-program yang terstruktur, dan (12)

sudah memiliki website sebagai sistem informasi.

c. Kelemahan internal dari Dinas tersebut adalah (1) tidak adanya Divisi

Litbang, (2) masih lemahnya koordinasi antara Bidang /Dinas /Badan

/Lembaga terkait, (3) belum berkembangnya jaringan pemasaran wisata,

(4) belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah, dan (5) masih

lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata.

3. Berdasarkan matriks EFE diperoleh :

a. Lingkungan eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Ciamis berada pada posisi diatas rata-rata, yang berarti kemampuan

Page 128: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

128

pengelola untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dari luar

berada diatas rata-rata.

b. Peluang yang dimiliki oleh pihak pengelola antara lain (1) peraturan dan

kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata, (2)

terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata, (3)

globalisasi dan AFTA, (4) perkembangan teknologi informasi yang

mendukung, (5) adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta

maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata, (6) adanya

antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran, (7)

membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata

internasional, (8) adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap

perekonomian, dan (9) adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat pasca

gempa dan tsunami.

c. Ancaman yang dimiliki oleh pihak pengelola antara lain (1) belum

banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di

sektor pariwisata, (2) masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam

memelihara dan mengembangkan objek wisata, (3) terjadinya bencana

alam tsunami dan musibah nasional terus menerus, (4) persaingan dalam

industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di

luar Kab.Ciamis, (5) masih rendahnya daya beli masyarakat, dan (6)

variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing.

4. Berdasarkan pengamatan terhadap persaingan industri diperoleh hasil bahwa

kondisi persaingan industri pariwisata yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Ciamis dalam lingkup kabupaten sendiri tidak

terlalu berpengaruh terhadap perkembangan wisata di Pantai Pangandaran.

5. Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi pemasaran yang dapat

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis adalah

sebagai berikut :

a. Strategi Harga :

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan harga yang

terjangkau oleh semua golongan ekonomi.

Menerapkan strategi diversifikasi harga.

Page 129: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

129

b. Strategi Promosi :

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan menerapkan

strategi promosi yang memanfaatkan perkembangan teknologi.

Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka meningkatkan

kunjungan wisatawan dengan memanfaatkan kondisi dan sumberdaya

yang ada.

Mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang menarik dan

aman untuk dikunjungi.

Bekerjasama dengan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi

yang kondusif di sektor pariwisata.

Mengembangkan strategi promosi yang berorientasi nasional dan

internasional dengan menggunakan teknologi informasi seperti

internet.

Bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dengan jaringan

pemasaran wisata.

Mengembangkan jaringan pemasaran wisata melalui pameran dan

event-event kepariwisataan.

c. Strategi Produk :

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki

keistimewaan-keistimewaan dan berfasilitas lengkap.

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki objek

wisata pendukung seperti adanya Cagar Alam dan kesenian daerah.

Bekerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam mengembangkan

objek dan daya tarik wisata yang bertujuan untuk mensejahterakan

masyarakat di sekitar objek wisata.

Bekerjasama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam

meningkatkan pelayanan kepariwisataan daerah melalui sapta pesona.

Mengembangkan jenis wisata pantai / bahari dengan menerapkan

strategi diversikasi produk.

Meningkatkan kualitas produk melalui penelitian dan pengembangan

pasar.

Page 130: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

130

d. Strategi Tempat :

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang mudah dijangkau

dengan berbagai jenis transportasi.

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki fasilitas-

fasilitas yang memadai.

Bekerjasama dengan masyarakat dan pihak lain dalam menciptakan

tempat wisata yang bersih, indah, aman dan nyaman.

e. Strategi Peningkatan Kualitas SDM :

Memberikan penyuluhan dan melibatkan masyarakat sekitar dalam

program-program wisata yang menyangkut pemeliharaan dan

pengembangan objek wisata.

Melakukan pendidikan dan pelatihan secara rutin dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan aparatur di bidang

pariwisata.

6. Berdasarkan hasil perangkingan strategi maka strategi pemasaran yang

mendapat rangking sepuluh besar dan dapat menjadi prioritas bagi pihak

pengelola dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

adalah sebagai berikut :

1. Strategi ST1 yaitu mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang

menarik dan aman untuk dikunjungi.

2. Strategi SO1 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang

memiliki keistimewaan-keistimewaan, berfasilitas lengkap dan mudah

dijangkau serta mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangannya.

3. Strategi ST2 yaitu mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas produk

wisata serta memberikan harga yang terjangkau bagi semua golongan

ekonomi.

4. Strategi SO3 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan

menerapkan strategi promosi yang memanfaatkan perkembangan

teknologi serta didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik.

5. Strategi WO2 yaitu bekerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam

mengembangkan ODTW yang bertujuan untuk mensejahterakan

masyarakat di sekitar objek wisata.

Page 131: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

131

6. Strategi SO4 yaitu menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka

meningkatkan kunjungan wisatawan dengan memanfaatkan kondisi dan

sumberdaya yang ada.

7. Strategi ST4 yaitu bekerjasama dengan pemerintah untuk menciptakan

iklim investasi yang kondusif di sektor pariwisata.

8. Strategi WO1 yaitu mengembangkan strategi promosi yang berorientasi

nasional dan internasional dengan menggunakan teknologi informasi dan

bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam jaringan pemasaran

wisata.

9. Strategi ST3 yaitu memberikan penyuluhan dan melibatkan masyarakat

sekitar dalam program-program wisata yang menyangkut pemeliharaan

dan pengembangan objek wisata.

10. Strategi WO3 yaitu bekerjasama dengan pemerintah dan pihak-pihak

terkait lainnya dalam meningkatkan pelayanan kepariwisataan daerah

melalui sapta pesona.

7.2 Saran

Dari hasil pembahasan, peneliti menyarankan kepada pihak pengelola

objek wisata Pantai Pangandaran, yang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Ciamis agar menerapkan strategi pemasaran baru

berdasarkan perangkingan alternatif strategi dengan mempertimbangkan jangka

waktu dan biaya yang diperlukan dalam penerapannya. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti membagi panerapan strategi berdasarkan pembagian waktu sebagai

berikut :

1. Strategi pada jangka pendek

Strategi ini dapat diterapkan oleh pihak pengelola dalam kurun waktu

kurang dari 1 tahun. Strategi ini antara lain :

1) Strategi ST1 yaitu mempromosikan tempat wisata sebagai ODTW yang

menarik dan aman untuk dikunjungi.

2) Strategi SO1 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang

memiliki keistimewaan-keistimewaan, berfasilitas lengkap dan mudah

dijangkau serta mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangannya.

Page 132: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

132

3) Strategi SO3 yaitu mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan

menerapkan strategi promosi yang memanfaatkan perkembangan

teknologi serta didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik.

2. Strategi pada jangka menengah

Strategi ini dapat diterapkan oleh pihak pengelola dalam kurun waktu

antara 1 sampai dengan 3 tahun. Strategi ini antara lain :

1) Strategi ST2 yaitu mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas produk

wisata serta memberikan harga yang terjangkau bagi semua golongan

ekonomi.

2) Strategi SO4 yaitu menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam rangka

meningkatkan kunjungan wisatawan dengan memanfaatkan kondisi dan

sumberdaya yang ada.

3) Strategi ST3 yaitu memberikan penyuluhan dan melibatkan masyarakat

sekitar dalam program-program wisata yang menyangkut pemeliharaan

dan pengembangan objek wisata.

3. Strategi pada jangka panjang

Strategi ini dapat diterapkan oleh pihak pengelola dalam kurun waktu

lebih dari 3 tahun. Strategi ini antara lain :

1) Strategi WO2 yaitu bekerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam

mengembangkan ODTW yang bertujuan untuk mensejahterakan

masyarakat disekitar objek wisata.

2) Strategi ST4 yaitu bekerjasama dengan pemerintah untuk menciptakan

iklim investasi yang kondusif di sektor pariwisata.

3) Strategi WO1 yaitu mengembangkan strategi promosi yang berorientasi

nasional dan internasional dengan menggunakan teknologi informasi dan

bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam jaringan pemasaran

wisata.

Page 133: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

122

122DAFTAR PUSTAKA

Cooper C Fletcher J, Gilbert D, Wanhill S. 1993. Tourism Principles & Practise. Edinburgh : Group Limited.

David FR. 2004. Manajemen Strategis : Konsep – Konsep. Ed ke-9. Kresno Saroso.

Penerjemah. Jakarta : Indeks. Terjemahan dari buku : Strategic Management. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007a. Kampanye Sadar Wisata: Program Kegiatan

Pariwisata Harus Memberi Manfaat untuk Kesejahteraan Rakyat. www.budpar.go.id.. [ 25 November 2007 ]

------------------------------------------------ . 2007b. UN-WTO Tetapkan Indonesia Sebagai Tuan

Rumah Konferensi Internasional TSA 2009. www.budpar.go.id. [ 4 Desember 2007 ] ------------------------------------------------ . 2007c. Depbudpar Lakukan Pelatihan

Pemberdayaan Masyarakat Pasca Gempa dan Tsunami di 3 Kabupaten Pantai Selatan Jawa. www.budpar.go.id. [ 7 Desember 2007 ]

------------------------------------------------ . 2007d. Kunjungan Wisman 5,5 Juta Tahun 2007

Menjadi Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir. www.budpar.go.id. [ 26 Desember 2007 ]

------------------------------------------------ . 2008a. Wisman Pertama 2008 Disambut dengan

Atraksi Kesenian. www.budpar.go.id. [ 1 Januari 2008 ] ------------------------------------------------ . 2008b. Dephub Lakukan Lima Kebijakan

Transportasi Udara untuk Dorong Pertumbuhan Pariwisata. www.budpar.go.id. [ 21 Januari 2008 ]

------------------------------------------------ . 2008c. Tiga Menteri Pariwisata IMT-GT Sepakat

Dorong Kunjungan Turis Dengan Penambahan Jalur Penerbangan. www.budpar.go.id. [ 25 Januari 2008 ]

------------------------------------------------ . 2008d. VIY 2008: Deplu Lakukan Langkah Strategis

untuk Dorong Kunjungan Wisman. www.budpar.go.id. [ 12 Februari 2008 ] ------------------------------------------------ . 2008e. Wardiyatmo: Wisnus Merupakan Pilar

Ketahanan Pariwisata. www.budpar.go.id. [ 22 Februari 2008 ] Diding S.E. 1999. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Wilayah dan Tingkat

Kesejahteraan Keluarga Nelayan Pangandaran di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Page 134: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

123

123Fauzi A. 1999. Teknik Pengambilan Contoh Untuk Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor :

Institut Pertanian Bogor, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Dan Kelautan. ----------. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi : Panduan Singkat . Bogor :

Institut Pertanian Bogor, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Firman S. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Bahari Taman Nasional Laut

Kepulauan Seribu. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Hadi S. 2003. Analisis Pengeluaran Pengunjung Rekreasi Pantai Di Pulau Untung Jawa,

Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Kertajaya H,dkk. 2005. Attracting Tourist, Trader, Investors : Strategi Memasarkan Daerah

di Era Otonomi. Jakarta : MarkPlus&Co. Kinnear, Taylor. 1991. Marketing Reaserch, an Applied method. USA : Mc Graw – Hill. Kotler P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Millenium.. Hendra Teguh, Ronny A

Rusli dan Benyamin Molan. Penerjemah. Jakarta : PT Prenhallindo. Terjemahan Dari Buku : Marketing Management.

----------. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Millenium... Hendra Teguh, Ronny

A Rusli dan Benyamin Molan. Penerjemah. Jakarta : PT Prenhallindo. Terjemahan Dari Buku : Marketing Management.

Mc Donal, Malcolm, Warren J. Keegan. 1999. Marketing Plans That Work : Kiat Mencapai

Pertumbuhan dan Profitabilitas Melalui Perencanaan Pemasaran yang Efektif. Damos Sihombing. Penerjemah. Jakarta : Erlangga.

Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : PT Ghalia Indonesia. Nellyana K. 2007. Analisis Permintaan Rekreasi dan Wisata Bahari di Gili Trawangan,

Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Palfreman A. 1999. Fish Business Management : Strategy- Marketing- Development.

London : Fishing New Books. Porter M.E. 1997. Strategi Bersaing Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing. Agus

Maulana. Penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari buku : Competitive Strategy.

Rangkuti F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21). Jakarta : PT Gramedia.

Page 135: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

124

124 Soekadijo R G. 2000. Anatomi Pariwisata.. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Syahroni D. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Teh Celup Sedap Wangi (Studi Kasus : PT.

Sariwangi Agriculture Estate Agency). [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Wahab S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pramadya Paramita. Yani M. 2001. Analisis Permintaan Rekreasi Pantai Pangandaran Dengan Menggunakan

Metode Biaya Perjalanan Di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis – Jawa Barat. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Yoeti O A. 1980. Pemasaran Pariwisata. Bandung : Penerbit Angkasa.

Page 136: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

125

125

LAMPIRAN

Page 137: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

126

126Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis

Kepala Dinas

(Drs. H. CU Herman Syamsudin, MM)

Bag Tata Usaha

(Hj. Atik Rostika, BA)

Bid Kebudayaan

(Owoy Ruswanda, SPd)

Bid ODTW

(Drs. H. Popo Mustofa)

Bid Sarana Wisata

(Yoyo Taryono, SH)

Bid Bina Program

(Drs. Apip Winayadi)

Sub.Bag Keuangan

Sie Seni & Budaya

Sub.Bag Umun

Sie Sejarah & Kepurbakalaan

Sie Pengelolaan Objek Wisata

Sie Promosi & Daya Tarik

Wisata

Sie Bina Sarana Wisata

Sie Peng Sarana Wisata

Sie Penyusunan

Program

Sie Evaluasi & Pelaporan

Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Ciamis Utara UPTD Ciamis Selatan

Kepala Dinas

(Drs. H. CU Herman Syamsudin, MM)

Page 138: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

122

122Lampiran 2. Peta Objek Wisata di Kabupaten Ciamis

Page 139: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

122

122Lampiran 3. Informasi Pengamanan Pantai Objek Wisata Pangandaran

Page 140: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

123123

Lampiran 4. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal (Responden 1) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT RATINGA Tarif masuk murah 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

B Produk memiliki keistimewaan / ciri khas 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 26 0.0477 3

C Terdapat Cagar Alam sebagai pendukung wisata bahari 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

D Terdapat tim penyelamat 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

E Fasilitas lengkap dan aksesibilitas ke tempat wisata memadai 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 39 0.0716 4

F Karcis disertai dengan asuransi kecelakaan 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 41 0.0752 4

G Kegiatan promosi secara terus menerus 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

H Kuantitas sumberdaya manusia tercukupi 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 23 0.0422 3

I Adanya anggaran dari APBD per tahun 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

J Sistem operasi manajemen pengelolaan yang jelas 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 23 0.0422 3

K Adanya kebijakan dan program-program yang terstruktur 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 22 0.0404 3

L Sudah memiliki website sebagai sistem informasi 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 40 0.0734 4

M Tidak adanya Divisi Litbang 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 23 0.0422 3

N Masih lemahnya koordinasi antara Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 23 0.0422 3

O Belum berkembangnya jaringan pemasaran wisata 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 38 0.0697 2

P Belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 2 23 0.0422 2

Q Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 23 0.0422 2

Jumlah 24 38 24 24 25 23 24 41 24 41 42 24 41 41 26 41 41 544 1

Page 141: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

124124

Lampiran 5. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal (Responden 2) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT RATINGA Tarif masuk murah 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 38 0.0699 2

B Produk memiliki keistimewaan / ciri khas 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 31 0.0570 2

C Terdapat Cagar Alam sebagai pendukung wisata bahari 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 35 0.0643 3

D Terdapat tim penyelamat 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 0.0331 3

E Fasilitas lengkap dan aksesibilitas ke tempat wisata memadai 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 0.0827 2

F Karcis disertai dengan asuransi kecelakaan 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 22 0.0404 4

G Kegiatan promosi secara terus menerus 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 23 0.0423 3

H Kuantitas sumberdaya manusia tercukupi 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 0.0790 2

I Adanya anggaran dari APBD per tahun 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 27 0.0496 3

J Sistem operasi manajemen pengelolaan yang jelas 2 2 2 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 41 0.0754 2

K Adanya kebijakan dan program-program yang terstruktur 1 2 2 3 1 3 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 33 0.0607 3

L Sudah memiliki website sebagai sistem informasi 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0.0331 2

M Tidak adanya Divisi Litbang 2 2 2 3 1 3 3 1 3 1 2 3 2 2 1 2 33 0.0607 2

N Masih lemahnya koordinasi antara Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait 2 2 2 3 1 3 3 1 3 1 2 3 2 2 1 2 33 0.0607 3

O Belum berkembangnya jaringan pemasaran wisata 2 2 2 3 1 3 3 1 3 1 2 3 2 2 1 2 33 0.0607 3

P Belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah 2 2 2 3 1 3 3 1 3 1 2 3 3 3 3 3 38 0.0699 3

Q Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata 2 2 2 3 1 3 3 1 3 1 2 3 2 2 2 1 33 0.0607 3

Jumlah 26 33 29 46 19 42 41 21 37 23 31 46 31 31 31 26 31 544 1

Page 142: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

125125

Lampiran 6. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal (Responden 1) Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT RATING

A Peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 38 0.0905 4

B Terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata 2 3 3 3 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 29 0.0690 4

C Globalisasi dan AFTA 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 20 0.0476 2

D Perkembangan teknologi informasi yang mendukung 1 1 3 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 27 0.0643 2

E

Adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 21 0.0500 2

F Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 29 0.0690 3

G Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata internasional 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 32 0.0762 4

H Adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap perekonomian 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 33 0.0786 3

I Adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 19 0.0452 3

J

Belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor pariwisata 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 30 0.0714 4

K

Masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 0.0667 3

L Terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional terus menerus 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 38 0.0905 2

M

Persaingan dalam industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 25 0.0595 4

N Masih rendahnya daya beli masyarakat 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 26 0.0619 3

O Variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 25 0.0595 3

Jumlah 18 27 36 29 35 27 24 23 37 26 28 18 31 30 31 420 1

Page 143: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

126126

Lampiran 7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal (Responden 2) Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT RATING

A Peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 22 0.0524 2

B Terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 31 0.0738 3

C Globalisasi dan AFTA 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 22 0.0524 2

D Perkembangan teknologi informasi yang mendukung 2 1 3 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 23 0.0548 2

E

Adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 19 0.0452 2

F Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 38 0.0905 3

G Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata internasional 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 32 0.0762 3

H Adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap perekonomian 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 29 0.0690 3

I Adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 19 0.0452 2

J

Belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor pariwisata 2 1 2 3 2 1 1 2 3 1 3 2 1 2 26 0.0619 2

K

Masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 36 0.0857 2

L Terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional terus menerus 3 2 3 3 3 1 2 3 2 1 1 1 1 2 28 0.0667 2

M

Persaingan dalam industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1 3 1 2 29 0.0690 3

N Masih rendahnya daya beli masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 39 0.0929 2

O Variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 27 0.0643 2

Jumlah 34 25 34 33 37 18 24 27 37 30 20 28 27 17 29 420 1

Page 144: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

127127

Lampiran 8. Rata-rata Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal

Bobot Rating

Faktor Strategis Internal Responden

1 Responden

2 Rata-rata

Bobot Responden

1 Responden

2 Rata-rata

Rating A Tarif masuk murah 0.0734 0.0699 0.0716 4 2 3 B Produk memiliki keistimewaan / ciri khas 0.0477 0.0570 0.0523 3 2 2.5 C Terdapat Cagar Alam sebagai pendukung wisata bahari 0.0734 0.0643 0.0689 4 3 3.5 D Terdapat tim penyelamat 0.0734 0.0331 0.0532 4 3 3.5

E Fasilitas lengkap dan aksesibilitas ke tempat wisata memadai 0.0716 0.0827 0.0771 4 2 3

F Karcis disertai dengan asuransi kecelakaan 0.0752 0.0404 0.0578 4 4 4 G Kegiatan promosi secara terus menerus 0.0734 0.0423 0.0578 4 3 3.5 H Kuantitas sumberdaya manusia tercukupi 0.0422 0.0790 0.0606 3 2 2.5 I Adanya anggaran dari APBD per tahun 0.0734 0.0496 0.0615 4 3 3.5 J Sistem operasi manajemen pengelolaan yang jelas 0.0422 0.0754 0.0588 3 2 2.5 K Adanya kebijakan dan program-program yang terstruktur 0.0404 0.0607 0.0505 3 3 3 L Sudah memiliki website sebagai sistem informasi 0.0734 0.0331 0.0532 4 2 3 M Tidak adanya Divisi Litbang 0.0422 0.0607 0.0514 3 2 2.5

N Masih lemahnya koordinasi antara Bidang/Dinas/Badan/Lembaga terkait 0.0422 0.0607 0.0514 3 3 3

O Belum berkembangnya jaringan pemasaran wisata 0.0697 0.0607 0.0652 2 3 2.5 P Belum meningkatnya pelayanan kepariwisataan daerah 0.0422 0.0699 0.0560 2 3 2.5

Q Masih lemahnya pengetahuan dan keterampilan aparatur pariwisata 0.0422 0.0607 0.0514 2 3 2.5

Page 145: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

128128

Lampiran 9. Rata-rata Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal

Bobot Rating

Faktor Strategis Eksternal Responden

1 Responden

2 Rata-rata

Bobot Responden

1 Responden

2 Rata-rata

Rating

A Peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan pariwisata 0.0905 0.0524 0.0714 4 2 3

B Terdapatnya kesenian daerah sebagai pendukung objek wisata 0.0690 0.0738 0.0714 4 3 3.5

C Globalisasi dan AFTA 0.0476 0.0524 0.0500 2 2 2 D Perkembangan teknologi informasi yang mendukung 0.0643 0.0548 0.0595 2 2 2

E Adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta maupun antarnegara dalam perkembangan pariwisata 0.0500 0.0452 0.0476 2 2 2

F Adanya antusiasme dari masyarakat untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran 0.0690 0.0905 0.0798 3 3 3

G Membaiknya citra dan kepercayaan terhadap Indonesia dimata internasional 0.0762 0.0762 0.0762 4 3 3.5

H Adanya dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap perekonomian 0.0786 0.0690 0.0738 3 3 3

I Adanya pelatihan pemberdayaan masyarakat pasca gempa dan tsunami 0.0452 0.0452 0.0452 3 2 2.5

J Belum banyaknya investor PMDN dan PMA yang menanamkan modalnya di sektor pariwisata 0.0714 0.0619 0.0667 4 2 3

K Masih lemahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam memelihara dan mengembangkan objek wisata 0.0667 0.0857 0.0762 3 2 2.5

L Terjadinya bencana alam tsunami dan musibah nasional terus menerus 0.0905 0.0667 0.0786 2 2 2

M Persaingan dalam industri wisata pantai / bahari yang semakin ketat dengan daerah lain di luar Kab.Ciamis 0.0595 0.0690 0.0643 4 3 3.5

N Masih rendahnya daya beli masyarakat 0.0619 0.0929 0.0774 3 2 2.5 O Variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing 0.0595 0.0643 0.0619 3 2 2.5

Page 146: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

129129

Lampiran 10. Foto-foto Panorama Objek Wisata Pantai Pangandaran

Page 147: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

130130

Lampiran 11. Foto-foto Kawasan Objek Wisata Pantai Pangandaran Pasca tsunami

Page 148: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENGELOLA PARIWISATA … · analisis strategi pemasaran pengelola pariwisata pantai pangandaran pasca tsunami, kabupaten ciamis, jawa barat mariena dewi

131131