analisis sken d

25
1.a. Apa yang dimaksud batuk berdahak ? b. Apa penyebab batuk berdahak 6 bulan? c. Mengapa batuknya bertambah sering dan disertai darah ? d. Apa saja DD penyakit dengan batuk berdahak ? e. Bagaimana dr.Amin mendiagnosis penyakit Aman ? f. Mengapa perlu ditanyakan riwayat pengobatan sebelumnya ? 2.a. Mengapa perlu ditanyakan riwayat keluarga mengenai batuk menahun ? b. Mengapa perlu ditanyakan riwayat keluarga mengenai pengobatan OAT yang teratur ? c. Bagaimana peran dokter keluarga dalam menangani pasien yang mendapat OAT d. Bagaimana peran dokter keluarga dalam mencegah penyeberan penyakit TBC ? e. Apa interpretasi dari batuk menahun yang diderita nenek Aman ? f. Apa dampak minum OAT yang tidak teratur ? g. Bagaimana kompetensi DOGA dalam mengobati TBC? 3.a. Mengapa dr.Amin mengirim sputum Aman ke laboratorium PRM ? b. Apakah di PDKM terdapat fasilitas laboratorium ? c. Bagaimana prosedur merujuk ke laboratorium PRM ? d. Apa saja indikasi DOGA melakukan rujukan ? e. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan ? f. Apa manfaat dari sistem rujukan ? g. Bagaimana dasar hukum sistem rujukan ? h. Kemana saja pasien DOGA dirujuk? i. Siapa saja yang boleh dirujuk oleh DOGA ? j. Apa manfaat DOGA melakukan rujukan ke puskesmas ? j. Apa yang dimaksud dengan pengobatan simptomatik ? 1

Upload: m3lypixiegirl4880

Post on 21-Jul-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

1.a. Apa yang dimaksud batuk berdahak ? b. Apa penyebab batuk berdahak 6 bulan? c. Mengapa batuknya bertambah sering dan disertai darah ? d. Apa saja DD penyakit dengan batuk berdahak ? e. Bagaimana dr.Amin mendiagnosis penyakit Aman ? f. Mengapa perlu ditanyakan riwayat pengobatan sebelumnya ? 2.a. Mengapa perlu ditanyakan riwayat keluarga mengenai batuk menahun ? b. Mengapa perlu ditanyakan riwayat keluarga mengenai pengobatan OAT yang tidak teratur ? c. Bagaimana peran dokter keluarga dalam menangani pasien yang mendapat OAT ? d. Bagaimana peran dokter keluarga dalam mencegah penyeberan penyakit TBC ? e. Apa interpretasi dari batuk menahun yang diderita nenek Aman ? f. Apa dampak minum OAT yang tidak teratur ? g. Bagaimana kompetensi DOGA dalam mengobati TBC? 3.a. Mengapa dr.Amin mengirim sputum Aman ke laboratorium PRM ? b. Apakah di PDKM terdapat fasilitas laboratorium ? c. Bagaimana prosedur merujuk ke laboratorium PRM ? d. Apa saja indikasi DOGA melakukan rujukan ? e. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan ? f. Apa manfaat dari sistem rujukan ? g. Bagaimana dasar hukum sistem rujukan ? h. Kemana saja pasien DOGA dirujuk? i. Siapa saja yang boleh dirujuk oleh DOGA ? j. Apa manfaat DOGA melakukan rujukan ke puskesmas ? j. Apa yang dimaksud dengan pengobatan simptomatik ?

2

Tantangan yang harus dihadapi pada sistem rujukan dokter keluarga di indonesia adalah terkait UU No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran. Kewajiban Dokter ialah merujuk ke dokter atau dokter gigi lain yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan (Pasal 51) Ketentuan pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak 50.000.000,- setiap dokter atau dokter gigi yang sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut. Di Indonesia dikenal beberapa macam rujukan, antara lain adalah : 1. Rujukan Medis Merupakan bentuk pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran. Tujuannya adalah untuk mengatasi problem kesehatan, khususnya kedokteran serta memulihkan status kesehatan pasien. Jenis-jenis rujukan medis : Rujukan Pasien Merupakan penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut. Rujukan Ilmu Pengetahuan Merupakan pengiriman dokter atau tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium Merupakan bahan pengiriman bahan-bahan laboratorium dari strata pelayan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih mampu, atau sebaliknya untuk tindak lanjut. 2. Rujukan Kesehatan Merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk kesehatan masyarakat. Dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat. Jenis-jenis rujukan kesehatan adalah : Rujukan Tenaga Merupakan pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.

3

Rujukan Sarana Pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan kesehatan yg lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut Rujukan Operasional Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut. Karakteristik konsultasi dan rujukan : 1. Ruang lingkup kegiatan. Konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Rujukan, melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga. 2. Kemampuan dokter. Konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau yang lebih pengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak. 3. Wewenang dan tanggung jawab. Konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya. B. Manfaat serta Masalah Konsultasi dan Rujukan Manfaat konsultasi dan rujukan : 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan yang seharusnya) 2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work) Masalah konsultasi dan rujukan 1. Rasa kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultasi inisiatif dokter) 2. Rasa kurang senang pada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien) 3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi 4. Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan 5. Bila ada pembatas (sikap/ perilaku,biaya, transportasi) 6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. C. Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan

4

Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama, dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku. Konsultasi (McWhinney, 1981): a. Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi b. Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir khusus, catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon) c. Keterangan lengkap tentang pasien d. Konsultan bersedia memberikan konsultasi Tata cara rujukan Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan rujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka, seperti dokter ahli tertentu. Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter keluarga. Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang lainnya. Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai. Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak Pembagian wewenang & tanggungjawab 1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya. 2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.

5

3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. 4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur. DAFTAR PUSTAKA Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang http://ocw.usu.ac.id

6

7

8

Sistem Rujukan

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Kesehatan atau sehat-sakit adalah suatu yang kontinum dimulai dari sehat wal afiat sampai dengan sakit parah. Kesehatan seseorang berada dalam bentangan tersebut. Demikian pula sakit ini juga mempunyai beberapa tingkat atau gradasi. Secara umum dapat dibagi dalam 3 tingkat, yakni sakit ringan (mild), sakit sedang (moderate) dan sakit parah (severe). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringan tidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana melainkan memerlukan pelayanan yang sangat spesifik. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas. b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)

18

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia : rumah sakit tipe A dan B. Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Dari batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Disamping itu rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat dilakukan diantara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi 2, yakni :

19

a. Rujukan medik Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan. b. Rujukan kesehatan masyarakat Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. Update : 24 Juli 2006 Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.Tujuan system rujukan adalah meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelakasanaan pelayanan. System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tenggungjawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti meminta pertolongan secara timbale balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi. 1. Jenis rujukan Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Rujukan medik Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. |Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan. b. Rujukan kesehatan masyarakat Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi), rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. 2. Tingkat rujukan Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah

20

kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas. b. Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga spesialis c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sreekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukn tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B. 3. Rujukan Upaya Kesehatan Rujukan upaya kesehatan ini pada dasarnya meliputi : a. Rujukan Kesehatan Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan. Rujkan horizontal dapat dilakukan melalui wadah-wadah koordinat yang Permintaan bantuan dapat diajukan dari tingkat bawah termasuk masyarakat kepada puskesmas pembantu. Jika puskesmas pembantu tidak dapat memenuhinya, maka ia akan melanjutkan kepada puskesmas dan seterusnya: untuk rujukan tertentu yang berkaitan dengan kesehatan, permintaan bantuan dapat juga diajukan oleh puskesmas kepada sector-sector teknis lain diluar kesehatan, seperti pekerjaan umum , pembangunan desa, peternakan, dan swasta. Rujukan ada tiap tingkatan upaya kesehatan seperti Lembaga ketahanan Masyarakat Desa di tingkat desa, badan-badan koordinasi lintas sektoral yang berada di tingkat kecamatan, kabupaten, dan kotamadya, propinsi, atau tingkat nasional. Rujukan kesehatan tersebut diatas pada dasarnya mencakup : 1) Bantuan Teknologi Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi tertentu baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan, dimana eselon-eselon yang mampu dapat memberikan teknologi tersebut. Teknologi yang diberikan harus tepat guna dan cukup dibiayai oleh masyarakat yang bersangkutan. Bantuan teknologi tersebut dapat berupa, antara lain : a) Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum b) Pemugaran rumah c) Pembuangan air limbah d) Penimbangan bayi untuk pengisian kartu sehat menuju sehat e) Pemeliharaan f) Perbaikan dan sarana kalibrasi peralatan kesehatan 2) Bantuan Sarana Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan baik sarana tertentu dalam bidang kesehatan maupun sarana yang terdapat pada sector-sector teknis lain. Bantuan sarana tersebut dapat berupa, antara lain : a) Obat

21

b) Peralatan c) Biaya d) Bibit tanaman e) Ikan dan ternak f) Pangan untuk usaha padat karya c) Membangun sarana komunikasi b. Rujukan Medik Yang dimaksud adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan dan pemulihan. Dalam kaitan ini rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Pelayanan dirumah sakit perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan lebih berkasil guna dan berdaya guna, karena itu perlu dihindari adanya tumpang tindih antara berbagai upaya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta. Di waktu yang akan datang secara bertahap bahwa pelayanan dirumah sakit baik untuk rawat jalan maupun rawat tinggal, hanya bersifat spesialistik atau sub spesialistik, karena pelayanan yang bersifat non spesialistik atau pelayanan dasar harus dapat dilakukan di puskesmas, ditempat praktik dokter dan unit upaya setingkat. Demikian pula rumah sakit, yang dimanfaatkan untuk pendidikan calon dokter dan calon dokterspesialis, harus dapat dibatasi dan mengkhususkan diri untuk menjadi pusat pelayanan sub spesialistik tertentu dalam suatu wilayah. Dengan demikian dapat dihindari adanya tumpang tindih pelayanan sub spesialistik sejenis antara pusat-pusat dalam suatu wilayah, sehingga tercapai efisiensi pemanfaatan sumber daya yang terbatas. Selain itu masing-masing pusat harus dapat melakukan uji coba terhadap teknologi mutakhir secara lebih berhasil guna dan berdaya guna. Dalam kaitan ini perlu ditetapkan penggolongan penyakit, menjadi 3 golongan diantarannya : 1) 2) Penyakit yang bersifat darurat, yaitu penyakit yang harus segera di tanggulangi, karena Penyakit yang bersifat menahun, yang penyembuhan dan pemulihannya memerlukan bila terlambat dapat menyebabkan kematian. aktu yang lama dan dapat menimbulkan beban pembiayaan yang tidak dapat dipikul oleh penderita dan keluarganya. 3) Penyakit yang bersifat akut tetapi tidak gawat. Rehabilitas social, bagi penderita yang telah sembuh dari penyakit menahun seperti kusta dan jiwa yang tidak dapat dikembalikan kepada masyarakat, serta perawwatan kesehatan bagi orang jompo, terutama menjadi tanggung jawab pemerintah. Dalam waktu dekat harus ditetapka cara-cara akreditasi pelayan rumah sakit. Dengan demikian dapat dilakukan penilaian terhadap mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala, yang dapat dipergunakan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan atau peningkatan mutu rumah sakit. Perubahan kelas suatu rumah sakit atas dasar daya guna dapat membawa konsekuensi perubahan biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit yang bersangkutan. Pelayanan medik beserta rujukan dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu : 1) Tingkat pelayanan dasar antara lain terdiri dari unit pelayanan jenis tertentu :

22

a) Puskesmas, puskesmas pembantu termasuk BP, BKIA, dan pos kesehatan. b) Rumah bersalin c) Praktik dokter, praktik dokter gigi, dan praktek berkelompok. d) Balai laboratorium kesehatan, balai pemeriksaan obat dan makanan dan laboratorium klinik. e) Apotek, took obaty berizin dan optic f) Pengobatan tradisional 2) Tingkat pelayanan spesialistik antara lain terdiri dari unit pelayanan a) Rumah sakit pemerintah b) Rumah sakit khusus c) Rumah sakit swasta d) Praktek dokter umum, dokter gigi, spesialis dan praktek berkelompok e) Balai laboratorium kesehatan, balai pemeriksaan obat dan makanan dan laboratorium klinik. 3) Tingkat pelayanan sun spesialistik anatara lain terdiri dari unit pelayanan : a) Rumah sakit pendidikan pemerintah b) Rumah sakit pendidikan swasta 4) Prosedur Pelaksanaan Sistem Rujukan Dalam membina system rujukan ini perlu ditentukan beberapa hal. a) Regionalisasi. Regionalisasi adalah pembagian wilayah pelaksanaan system rujukan. Pembagian wilayah ini didasarkan atas pembagian wilayah secara administrative, tetapi dimana perlu didasarkan atas lokasi atau mudahnya system rujukan itu dicapai. Hal ini untuk menjaga agar pusat system rujukan mendapat arus penderita secara merata. Tiap tingkat unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan dalam system rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu. b) Penyaringan (screening) oleh tiap tingkat unit kesehatan. Tiap unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan dalam system rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu. c) Kemampuan unit kesehatan dan petugas. Kemampuan unit kesehatan tergantung pada macam petugas dan peralatannya. Walaupun demikian diharapkan mereka dapat melakukan keterampilan tertentu. Khususnya dalam perawatan ibu dijabarkan keterampilan yang masing-masing diharapkan dari unit kesehatan, beserta petugasnya. 5) Mekanisme atau Alur Rujukan Berikut adalah skema Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Indonesia.

23

PELAYANAN KESEHATAN 1. PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang dimagsud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah input , proses, output, dampak, umpan balik. Input adalah sub elemen sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses . Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas, input adalah : Dokter, perawat, obat-obatan,. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas, Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh, dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat, umpan baliknya,: keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan, lingkungannya = masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas tersebut. Tujuan Pelayanan Kesehatan :

24

Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan) Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit) Terdiri dari : Preventif primer Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan kesegaran fisik Preventive sekunder Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut. Preventif tersier Pembuatan diagnose dDitunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan diagnose dan pengobatan Kuratif (penyembuhan penyakit) Rehabilitasi (pemulihan) Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.

2. Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya 1) Pelayanan kesehatan tiongkat pertama (primer) Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya : Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik. 2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( sekunder) Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D. 3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tersier) Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B. 3. Perbedaan Jenis Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan dibedakan menjadi 2 yaitu :

25

a. Pelayanan Kedokteran b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat