analisis sistem pengendalian internal terhadap penilaian...

77
i Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian Risiko Berbasis Prinsip Kehati-hatian pada Kegiatan Kredit di PD. BPR BKK Ungaran Oleh : AGATA KRISMA KARITAS 232008039 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: ledang

Post on 24-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

i

Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap

Penilaian Risiko Berbasis Prinsip Kehati-hatian pada

Kegiatan Kredit di PD. BPR BKK Ungaran

Oleh :

AGATA KRISMA KARITAS

232008039

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip
Page 3: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52 – 60

Telp. (0298) 321212, 311881

Telex 322364 ukswsa ia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) -3 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AGATA KRISMA KARITAS

NIM : 232008039

Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL TERHADAP PENILAIAN RISIKO

BERBASIS PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA

KEGIATAN KREDIT di PD. BPR BKK

UNGARAN

Pembimbing : Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D

Tanggal diuji :

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang diambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti saya ternyata melakukan tidakan menyalin atau meniru

tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar

kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 10 Juli 2013

Yang memberi pernyataan

Agata Krisma Karitas

Page 4: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

iii

Penilaian Risiko Berbasis Prinsip Kehati-hatian pada

Kegiatan Kredit di PD. BPR BKK Ungaran

Oleh :

AGATA KRISMA KARITAS

232008039

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Disetujui oleh :

Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D

Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 5: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

iv

ABSTRACT

PD. BPR BKK Ungaran a financial institution is one of the source of

funding and has a very important role in the distribution of fund in the form of

credit (loan)to partien who need funds. In lending to companies and communities

for the benefit of the financing required to implement prudential banking

principles. As well as also required an adequate system of internal controls so as

to provide benefits to improve the effectiveness and efficiency of operations. It is

on the basis of the loan because the bank contains a high risk.

The purpose of this research is to help the PD. BPR BKK Ungaran in

analyzing the internal control system for credit risk assessment based on the

principle of prudence in lending that has been running in PD. BPR BKK

Ungaran. It is expected that the system can reduce the risks that may arise due to

congestion of cash flows resulting from negligence of the bank itself and its

customers.

From the analysis we concluded that the system of internal controls over

credit risk assessment has been running very well for applying the precautionary

principle set by Bank Indonesia. So there is no possibility of losses resulting from

credit activities undertaken in PD. BPR BKK Unggaran.

Keywords: Internal Control System, Precautionary Principle

Page 6: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

v

SARIPATI

PD. BPR BKK Ungaran sebagai lembaga keuangan merupakan salah satu

sumber dana dan memiliki peranan yang sangat penting untuk penyaluran dana

dalam bentuk kredit kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam menyalurkan

kredit kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat untuk kepentingan

pembiayaan diwajibkan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian bank. Serta

diperlukan pula sistem pengendalian internal yang memadai sehingga dapat

memberi manfaat untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi operasi

perusahaan. Hal ini di dasarkan karena dalam pemberian kredit oleh bank tersebut

mengandung resiko yang tinggi.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk membantu PD. BPR BKK

Ungaran dalam menganalisis sistem pengendalian internal terhadap penilaian

risiko kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian terhadap kegiatan kredit yang

selama ini telah berjalan di PD. BPR BKK Ungaran. Sehingga diharapkan dengan

sistem ini dapat memperkecil risiko yang mungkin timbul karena kemacetan arus

kas yang bersumber dari kelalaian bank itu sendiri maupun nasabahnya.

Dari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa sistem pengendalian

internal terhadap penilaian risiko kredit sudah berjalan sangat baik karena

menerapkan prinsip kehati-hatian yang diatur oleh Bank Indonesia. Sehingga

tidak ada kemungkinan kerugian yang dihasilkan dari kegiatan kredit yang

dijalankan di PD. BPR BKK Ungaran.

Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip Kehati-hatian

Page 7: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

vi

KATA PENGANTAR

Dalam menjalankan kegiatan yang efisien dan efektif bank memerlukan

suatu Sistem Pengendalian Internal. Salah satunya adalah melakukan penilaian

risiko dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam melakukan kegiatannya

BPR wajib mematuhi prinsip kehati-hatian, yang antara lain berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Maka

penulis melakukan penelitian untuk menganalisis penilaian risiko yang berbasis

prinsip kehati-hatian terhadap kegitan kredit di PD. BPR BKK Ungaran dan

diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pemberian

kredit sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga dapat mengurangi risiko

kredit yang sering terjadi pada jenis bank perkreditan.

Sehingga kertas kerja ini berjudul “Analisis Pengendalian Internal

Terhadap Penilaian Risiko Berbasis Prinsip Kehati-hatian pada Kegiatan

Kredit di PD. BPR BKK Ungaran”. Disusun dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tujuan dari

skripsi ini adalah untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah dan

berguna untuk menambah wawasan bagi penulis agar siap terjun dalam dunia

kerja yang sesungguhnya.

Dengan kesadaran akan keterbatasan dan kekurangannya dalam penyajian

maupun pembahasan dalam kertas kerja ini, sangat diharapkan saran dan kritik

dari pembaca yang bersifat membangun. Semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat

bagi pihak BPR dan pengembangan ilmu akuntansi bagi semua pihak.

Salatiga, 10 Juli 2013

Agata Krisma Karitas

Page 8: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebelumnya penulis ingin memanjatkan segala Puji syukur kehadirat Tuhan

Yesus Kristus atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis telah

menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik.

Selama proses penulisan kertas kerja ini, penulis menyadari terdapat

keterbatasan dalam penulisan kertas kerja ini, sehingga tidak lepas dari dukungan

serta bantuan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan rasa hormat kepada :

1. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D selaku pembimbing dan dekan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2. Ibu Like Soegijono, SE., M., Ak., selaku wali studi yang telah mengarahkan

dan memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.

3. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana, yang pernah mengajar dan telah membagi

pengetahuan selama penulis menuntut ilmu sebagai mahasiswa di FEB

UKSW Salatiga.

4. Ayah dan ibu tercinta, Yohanes Supriyanto dan Yuliana Titik Murtingsih

yang selalu memberikan dukungan, nasihat, dan cinta kasihnya tanpa henti

selama menempuh studi serta selalu mendampingi penulis dikala sedang

terjatuh.

5. Bude Ani, Om Wawan, Bulek Wiwit, Om Soegi, Bulek Anna Kristina serta

saudara-saudara lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan semua, terima

kasih atas perhatian, motivasi, bantuan serta doa selama menyelesaikan

penulisan ini.

Page 9: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

viii

6. Adikku tersayang Thomas Krisnanda Kristian, yang selalu memberikan

semangat penulis selama proses penulisan ini.

7. Sahabat-sahabat terbaikku, Vivi Kusuma Dewi, Intan Mariana, Lucyana

Caroline Toyo, Elisa Kurnia Dewi, Stefany Angela Putri, Lolita, Noviana

Angela, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan semuanya,

terima kasih atas dukungan, perhatian, dan doa yang telah diberikan selama

ini.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan. Kiranya Tuhan Yesus

Kristus memberkati kita sekalian.

Salatiga, 10 Juli 2013

Agata Krisma Karitas

Page 10: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ...............................................................ii

Halaman Persetujuan Skripsi .................................................................................iii

Abstract ..................................................................................................................iv

Saripati ....................................................................................................................v

Kata Pengantar .......................................................................................................vi

Ucapan Terima Kasih ...........................................................................................vii

Darftar Isi ...............................................................................................................ix

Daftar Tabel .......................................................................................................... xi

Daftar Lampiran ................................................................................................... xii

LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 7

Sistem Pengendalian Internal .................................................................... 7

Prinsip Kehati-hatian Dalam Melakukan Kegiatan Usaha BPR .............. 9

Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ................................................ 18

METODE PENELITIAN .................................................................................. 22

Satuan Pengamat dan Satuan Analisis ..................................................... 22

Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 22

Teknik dan Langkah Analisis Data .......................................................... 23

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 25

Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 25

Analisi Sistem Pengendalian Internal pada Penilain Risiko di PD. BPR

BKK Ungaran ........................................................................................... 28

Analisis Pemberian Kredit Berdasarkan Prinsip Kehati-hatian di PD. BPR

BKK Ungaran ........................................................................................... 33

Analisis Aspek Prinsip Kehati-hatian dalam Melakukan Kegiatan Usaha

PD. BPR BKK Ungaran ........................................................................... 35

Page 11: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

x

PENUTUP .......................................................................................................... 47

Kesimpulan .............................................................................................. 47

Implikasi Terapan ..................................................................................... 48

Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 51

LAMPIRAN ………………................................................................................ 53

Page 12: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Peringkat KPMM atau CAR ....................................................... 12

Tabel 2. Tabel Kelompok Batas Maksimum Pemberian Kredit .......................... 17

Tabel 3. Identifikasi dan Penilaian Risiko Menurut Pedoman Standar Bank

Indonesia ................................................................................................ 29

Tabel 4. Identifikasi Penilaian Risiko pada PD. BPR BKK Ungaran .................. 31

Tabel 5. Tabel Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank .......................... 36

Tabel 6. Tabel Kualitas Aktiva Produktif ............................................................ 38

Tabel 7. Tabel Perkembangan Indikator Perbankan Bank Umum dan BPR di

Provinsi Jawa Tengah ........................................................................... 40

Tabel 8. Tabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif .................................. 42

Tabel 9. Tabel Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait .................................... 45

Page 13: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 54

Lampiran 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan ...................................... 55

Lampiran 3. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum ........................................58

Lampiran 4. Kualitas Aktiva Produktif ............................................................... 60

Lampiran 5. Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit ................................ 63

Page 14: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

1

LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat bahwa aktivitas manusia dalam

dunia bisnis tidak lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi

masyarakat. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan umumnya

menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Di samping itu bank juga

dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

membutuhkan. Bank yang lebih mengutamakan layanan pemberian kredit kepada

masyarakat dikenal dengan sebutan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dengan

adanya BPR masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas layanan ini untuk

meminjam uang yang nantinya dapat digunakan sesuai tujuan awal peminjaman.

BPR adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang berkaitan dengan itu. BPR

didirikan dengan dasar pemikiran yaitu, untuk mengurangi kegiatan rentenir di

masyarakat pedesaan dan perkotaan, membantu masyarakat agar lebih mengenal

fungsi bank sebagai lembaga keuangan, tersedianya modal yang cukup dan tenaga

Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional untuk mengolah BPR dan

membantu pemerintah dalam membangun daerah, serta menciptakan lapangan

kerja untuk mengurangi penganggguran. Dengan adanya BPR di tengah-tengah

masyarakat, peranannya dalam memberikan pelayanan perbankan kepada lapisan

masyarakat terendah akan semakin besar.

Salah satu kegiatan bank adalah memberikan kredit. Pemberian kredit

memiliki sebuah resiko yaitu adanya kredit macet. Bahaya yang timbul dari kredit

macet adalah tidak terbayarnya kembali kredit tersebut, baik sebagian maupun

Page 15: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

2

seluruhnya karena sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga

kredit yang harus dibayarkan oleh debitur. Kemacetan kredit merupakan penyebab

kesulitan terhadap bank itu sendiri yaitu berupa kesulitan terutama yang

menyangkut tingkat kesehatan bank, karena bank wajib menghindarkan diri dari

kredit macet.

Dalam pemberian kredit, sumber pendanaan bank berasal dari bank itu

sendiri, maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Selain

itu sumber pendanaan lain, berasal dari masyarakat dalam bentuk simpanan

tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito dari para nasabah, serta

pinjaman lunak dari lembaga lain. Mengingat resiko kredit macet saat ini yang

cukup tinggi, sehingga setiap bank lebih berhati-hati kepada kredit yang beresiko.

Untuk mengurangi resiko kredit yang mungkin terjadi, diperlukan suatu

pengawasan internal yang handal, sehingga harus lebih berhati-hati dalam

memberikan kredit kepada calon debitur sesuai dengan sistem pengendalian

internal yang berlaku serta prosedur pemberian kredit secara tepat.

Selain itu, bank dalam menyalurkan kredit kepada perusahaan-perusahaan

dan masyarakat untuk kepentingan pembiayaan diwajibkan untuk menerapkan

prinsip kehatihatian bank (prudential banking principles). Pelaksanaan prinsip

kehati-hatian merupakan hal penting guna mewujudkan sistem perbankan yang

sehat, kuat dan kokoh. Hal ini didasarkan karena dalam pemberian kredit oleh

bank tersebut mengandung resiko yang tinggi. Kegiatan perbankan tidak bisa

seluruhnya diserahkan kepada mekanisme pasar, karena kenyataannya pasar tidak

selalu mampu membetulkan dirinya sendiri bila terjadi sesuatu diluar dugaan.

Page 16: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

3

Oleh sebab itu, kontrol dari Bank Indonesia terhadap pelaksanaan prinsip kehati-

hatian dalam dunia perbankan menjadi salah satu solusi terbaik dalam menjaga

dan mempertahankan eksistensi perbankan, yang pada akhirnya akan

menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat terhadap dunia perbankan itu sendiri.

Karena fungsi Bank Indonesia sebagai pengatur dan pengawas institusi

perbankan, ini ditetapkan untuk sementara waktu sebelum terbentuknya lembaga

pengawas sektor jasa keuangan yang independen.

Pada krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 ternyata

juga menjadi krisis bagi dunia perbankan nasional. Pada masa ini perbankan

nasional harus mengalami keterpurukan. Pada masa ini kinerja perbankan nasional

harus menurun dengan tajam, penurunan kinerja perbankan ini salah satunya

disebabkan oleh masalah pemberian kredit bank kepada kelompoknya sendiri

yang melampaui batas pemberian kredit. Hal ini diperkuat dengan kenyataan

bahwa hampir semua bank yang dilikuidasi pada masa itu telah melakukan

pelanggaran batas maksimum pemberian kredit. Dalam hal ini Bank Indonesia

memiliki kewenangan untuk melakukan pengendalian moneter yang dapat

dilakukan dengan beberapa cara yang salah satunya adalah dengan mengatur

kredit atau pembiayaan termasuk di dalamnya mengatur batas maksimum

pemberian kredit Kewenangan Bank Indonesia ini didasarkan pada ketentuan

mengenai larangan pelanggaran batas maksimum pemberian kredit yang terdapat

pada Pasal 11 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. (Nugroho,

2011)

Page 17: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

4

Dalam mengatasi hambatan sistem pemberian kredit terdapat pula sistem

pengendalian internal yang merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur yang

dirancang dengan tujuan menjaga kekayaan dan catatan perusahaan, untuk

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntan, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001). Sistem

pengendalian internal bank merupakan suatu mekanisme pengawasan yang

ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan, yang bertujuan

sebagai kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat

waktu; efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usaha bank; serta meningkatkan

efektivitas budaya risiko pada organisasi secara menyeluruh. (Nugroho, 2008).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sumaryaningrum, 2009)

melakukan penelitian tentang uji pengendalian internal sistem pemberian kredit

terhadap PD. BPR BKK Banyubiru menyimpulkan bahwa pengawasan oleh

manajemen dan kultur pengendalian PD. BPR BKK Banyubiru telah sesuai

dengan standar sistem pengendalian intern Bank Indonesia. Sistem pengendalian

internal pada sistem pemberian kredit PD. BPR BKK Banyubiru telah melakukan

identifikasi dan penilaian risiko dalam pemberian sistem kreditnya yang sesuai

dengan Bank Indonesia. Namun terdapat kelemahan pada penilaian risiko atas

karyawan yang menangani bagian kredit. Kegiatan pengendalian PD. BPR BKK

Banyubiru telah terpenuhi. Sedangkan untuk pemisah fungsi telah menerapkan

indikator yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada setiap bagiannya. Sistem

akuntansi, informasi, dan komunikasi pada PD. BPR BKK Banyubiru masih

Page 18: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

5

lemah karena kurangnya publikasi dalam memberikan kredit dan produk yang

ditawarkan oleh pihak bank. Kegiatan pemantauan pada PD. BPR BKK

Banyubiru masih lemah karena kurangnya pengawasan kepada nasabah sehingga

belum dikatakan maksimal dalam hal pengendalian pada kegiatan pemantauan.

Sehingga dalam hal ini penulis ingin meneliti sistem pengendalian internal

khususnya terhadap penilaian risiko terhadap suatu perbankan. Karena kunci

kesuksesan manajemen bank adalah bagaimana bank melayani dengan sebaik-

baiknya, mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk

giro, deposito, dan tabungan, serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui

pemberian kredit. Kredit merupakan sebuah kepercayaan yang diberikan oleh

bank kepada debitur. Agar pelayanan kredit kepada calon nasabah dapat

terlaksana dengan sebaik sesuai aturan maka diperlukan adanya prosedur

pemberian kredit. Prosedur pemberian kredit merupakan metode dalam tindakan-

tindakan yang berkaitan dengan pemberian kredit.

Berdasarkan bahasan diatas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok

masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal yang dijalankan

terhadap penilaian risiko oleh PD. BPR BKK Ungaran?

2. Bagaimanakah penerapan prinsip kehati-hatian bank dalam kegiatan

kredit di PD. BPR BKK Ungaran?

Page 19: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

6

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan secara analitis tentang penerapan sistem

pengendalian internal terhadap penilaian risiko yang ada pada PD.

BPR BKK Ungaran.

2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penerapan prinsip kehati-

hatian bank dalam proses pemberian kredit di PD. BPR BKK Ungaran.

Selain manfaat yang diperoleh dari penelitian ini untuk :

1. BPR yang diteliti

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan perbaikan kepada PD. BPR

BKK Ungaran mengenai sistem pengendalian internal yang baik guna

mendukung sistem pemberian kredit yang diberikan.

2. Pihak akademis

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan untuk menambah

pengetahuan tentang sistem pengendalian internal terhadap prosedur

pemberian kredit perbankan serta dapat sebagai bahan perbandingan bagi

yang tertarik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 20: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

7

KAJIAN PUSTAKA

Sistem Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang efektif merupakan komponen

dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang

sehat dan aman. Sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu

pengurus bank menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan

manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi

risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian

(Filemon, 2011). Terselenggaranya sistem pengendalian internal Bank yang

handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat Bank.

Bagi suatu manajemen, sistem pengendalian intern merupakan alat

manajemen untuk melaksanakan tanggung jawab utamanya, yaitu melaporkan

informasi keuangan dan operasional yang memadai dan cermat kepada pihak yang

berkepentingan. Sedangkan bagi auditor, sistem pengendalian intern digunakan

untuk mengetahui apakah prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan

manajemen perusahaan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan jika terjadi

kesalahan, akan dapat diketahui dan diatasi dengan cepat. Oleh karena itu,

dibutuhkan kemampuan seorang manajer yang berpengalaman untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen yang merupakan

tujuan dari sistem pengendalian internal.

Page 21: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

8

Pengendalian internal dapat dikatakan sesuai dengan Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) No. 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 bahwa sistem

pengendalian internal tersebut terdiri dari lima elemen utama sistem yang satu

sama lain saling berkaitan, sehingga perlu diketahui sebagai berikut yaitu

pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian; identifikasi dan penilaian

risiko; kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi; sistem akuntansi, Informasi,

dan komunikasi; serta kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.

Menurut peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 mendefinisikan sistem

pengendalian intern sebagai suatu proses yang integral yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan pegawai untuk memberikan keyakinan memadai

atas tercapainya tujuan organisai melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamatan aset negara dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan (Puspitaningrum, 2012). Sistem pengendalian

internal bukanlah unit kerja yang berhubungan langsung dengan penghasilan

perusahaan, tetapi jika peran dan fungsi sistem ini berjalan dengan semestinya

maka berhubungan tidak langsung dengan peningkatan penghasilan. Peningkatan

penghasilan ini berasal dari tertibnya pembukuan keuangan sehingga dapat

mencegah terjadinya kehilangan uang perusahaan, menjaga aset perusahaan dari

penyalahgunaan dan kecurangan dan terjaganya mutu pelayanan pelanggan, serta

efisiensi usaha. Efisiensi yang dimaksud adalah hal yang berhubungan dengan

penentuan apakah tujuan perusahaan dicapai dengan penggunaan sumber daya

yang optimal.

Page 22: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

9

Sistem pengendalian internal merupakan unit kerja yang membantu pihak

manajemen dalam mengawasi dan mengevaluasi sistem pengendalian internal

terhadap sistem pemberian kredit sehingga mengarahkan jalannya prosedur dalam

jalur yang benar. Temuan sistem pengendalain internal tidak selalu negatif tetapi

juga ada temuan positif, temuan positif ini hendaknya disebarluaskan sehingga

dapat menjadi contoh bagi unit kerja yang lain.

Prinsip Kehati-hatian Dalam Melakukan Kegiatan Usaha BPR

Usaha perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah usaha

yang berisiko, dimana sebagian besar dana dihimpun dari masyarakat disalurkan

dalam bentuk kredit yang diberikan, sehingga wajib menerapkan prinsip kehati-

hatian atau yang juga dikenal dengan prudent principles. Setiap rupiah yang

disalurkan dalam bentuk kredit, bank harus berkeyakinan bahwa akan digunakan

oleh debitur sesuai dengan perjanjian dan debitur mau serta mampu

mengembalikannya kepada bank sesuai dengan waktu dan jumlah yang sudah

diperjanjikan. Bank juga harus secara hati-hati dalam pengelolaan portofolio yang

dimiliki, sehingga selalu dalam kondisi baik. Sebagai otoritas perbankan, Bank

Indonesia menetapkan berbagai peraturan yang terkait dengan penerapan prinsip

kehati-hatian bagi bank.

Prinsip kehati-hatian perbankan merupakan prinsip yang diterapkan oleh

Bank Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usaha agar senantiasa sesuai

dengan ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku guna menghindari

penyimpangan praktek perbankan yang tidak sehat dan untuk meminimalisir

Page 23: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

10

kerugian yang terjadi pada bank. Berdasarkan SK DIR BI No.26/20/KEP/DIR,

Tanggal 29 Mei 1993 dan SE BI No.26/2/BPPP Tanggal 29 Mei 1993, Cakupan

Prinsip Kehati-hatian, meliputi :

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

KPMM merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk menilai aspek

permodalan yang didasarkan pada CAR (Capital Adiqucy Ratio) yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan ratio tersebut adalah modal

terhadap Aktiva atau Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Berdasarkan

Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/18/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006

tentang Penyediaan Modal Minimum BPR, ditetapkan sebagai berikut :

BPR wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko).

Rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KPMM = Modal X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Page 24: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

11

Keterangan :

Perhitungan ATMR yaitu dengan mengalikan jumlah aktiva atau aset

dengan persentase ATMR yang didasarkan pada KPMM yang berlaku.

Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.

Modal inti terdiri dari: modal disetor; agio; dana setoran modal; modal

sumbangan; cadangan umum; cadangan tujuan; laba ditahan setelah

diperhitungkan pajak; laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak;

dan laba tahun berjalan diperhitungkan 50% setelah taksiran pajak. Modal

inti diperhitungkan dengan faktor pengurang, berupa goodwill, disagio,

rugi tahun-tahun lalu, rugi tahun-tahun berjalan. Modal pelengkap terdiri

dari cadangan revaluasi aktiva tetap, PPAP umum setinggi-tingginya

sebesar 1,25% dari aktiva tertimbang menurut risiko, modal pinjaman,

pinjaman subordinasi setinggi-tingginya sebesar 50% dari modal inti.

BPR dilarang melakukan distribusi laba jika distribusi dimaksud

mengakibatkan kondisi permodalan BPR tidak mencapai rasio 8%.

BPR yang melanggar KPMM dikenakan sanksi selain diperhitungkan

dalam penilaian tingkat kesehatan BPR juga dikenakan tindakan dalam

rangka pembinaan dan pengawasan bank serta sanksi administratif.

Aktiva tertimbang menurut risiko terdiri dari aktiva neraca BPR yang

diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada setiap pos

aktiva.

Page 25: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

12

Berikut adalah tabel peringkat KPMM atau CAR

Tabel 1. Tabel Peringkat KPMM atau CAR

Sumber : SEBI No. 6/23DPNP tanggal 31 Mei 2004

Dikatakan sangat baik apabila rasio CAR lebih dari sama dengan 12%

sehingga masuk pada golongan peringkat pertama, jika semakin menurun

hingga kurang dari sama dengan 6% maka masuk pada golongan peringkat

ke 5 yang diartikan bahwa rasio CAR sangat buruk dalam menentukan

nilai aspek permodalan di sebuah perbankan.

2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/19/PBI/2006 tanggal 5

Oktober 2006 tentang Kualitas Produktif dan Pembentukan Penyisihan

Aktiva Produktif BPR dan Peraturan Bank Indonesia nomor 13/26/PBI/2011

tentang Perubahan atas PBI no 8/19/PBI/2006, ditetapkan sebagai berikut :

Aktiva Produktif adalah penyediaan dana BPR dalam Rupiah untuk

memperoleh penghasilan, dalam bentuk Kredit, Sertifikat Bank Indonesia

dan Penempatan Dana Antar Bank.

Rasio Peringkat

CAR ≥ 12% 1

9% ≤ CAR < 12% 2

8% ≤ CAR < 9% 3

6% < CAR < 8% 4

CAR ≤ 6% 5

Page 26: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

13

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara BPR dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.

Sertifikat Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SBI, adalah surat

berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

Penempatan Dana Antar Bank adalah penanaman dana BPR pada bank

lain dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, Kredit

yang diberikan dan penanaman dana lainnya yang sejenis.

Aktiva Produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif yang sudah

mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan

kerugian bagi BPR.

Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit dan dalam bentuk

Penempatan Dana Antar Bank ditetapkan dalan 4 (empat) golongan, yaitu

Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) yaitu aktiva yang diperoleh Bank,

melalui lelang atau diluar lelang berdasarkan penyerahan secara suka rela

oleh pemilik agunan dan berdasarkan surat kuasa untuk menjual diluar

lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur yang dinyatakan Macet.

Page 27: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

14

Kualitas Aktiva Produktif yang ditetapkan oleh BPR dapat diturunkan oleh

Bank Indonesia dengan professional judgement apabila terjadi kondisi

sebagai berikut : Debitur tidak diketahui lagi keberadaannya serta usaha

debitur bangkrut.

3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif adalah cadangan yang harus

dibentuk sebesar persentase tertentu untuk menutup resiko kemungkinan

kerugian yang ditimbulkan akibat penempatan dana dalam bentuk Antar Bank

Aktiva. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai PBI NO.

8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, yaitu sebagai berikut :

BPR wajib membentuk PPAP berupa PPAP umum dan PPAP khusus.

PPAP umum ditetapkan paling kurang sebesar :

a. 0,5% (lima permil) dari Aktiva Produktif yang memiliki kualitas

Lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia.

PPAP khusus ditetapkan paling kurang sebesar :

a. 10% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Kurang Lancar setelah

dikurangi dengan nilai agunan.

b. 50% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Diragukan setelah dikurangi

dengan nilai agunan

c. 100% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Macet setelah dikurangi

dengan nilai agunan;

Page 28: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

15

Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) : PPAP yang telah dibentuk

PPAP yang wajib dibentuk

BPR wajib melakukan penilaian atas agunan untuk mengetahui nilai

ekonomisnya.

BPR wajib membebankan kerugian yang timbul dari Restrukturisasi

Kredit, setelah diperhitungkan dengan kelebihan PPAP karena perbaikan

kualitas Kredit setelah dilakukan restrukturisasi.

Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan BPR dalam

kegiatan perkreditan terhadap Debitur yang mengalami kesulitan untuk

memenuhi kewajibannya, yang dilakukan melalui: penjadualan kembali,

persyaratan kembali, dan penataan kembali.

4. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/ 2005 yang telah diubah dengan

PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Batas Umum Pemberian Kredit Bank Umum.

Ketentuan ini diatur lebih lanjut pada Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI)

No. 7/14/PBI/DPNP tertanggal 18 April 2005. Bank juga diwajibkan

menerapkan manajemen risiko terutama manajemen risiko terhadap

penyediaan dana kredit kepada pihak terkait maupun terhadap peminjam yang

memiliki eksposur besar. Tujuan dari penetapan BMPK adalah untuk

Page 29: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

16

penyebaran risiko (risk spreading) agar tidak terjadi pengumpulan portofolio

pada suatu kelompok tertentu baik yang terkait dengan bank maupun pihak

lain yang tidak terkait dengan bank itu sendiri.

Bank Indonesia juga memuat persayaratan tertentu terkait dengan

BMPK. Pertama, paling sedikit terdapat satu anggota kelompok peminjam

yang sahamnya dimiliki publik sebesar 40% atau lebih. Kedua, perusahaan

yang dimiliki publik telah ditetapkan mendapat insentif pengurangan sesuai

ketentuan perpajakan yang berlaku. Ketiga, porsi kepemilikan publik pada

perusahaan yang dimaksud wajib dipertahankan sampai dengan fasilitas yang

diperoleh perusahaan tersebut lunas, yang wajib dituangkan dalam perjanjian

antara bank dengan debitor. Keempat, saham yang dimiliki publik tidak boleh

secara langsung maupun tidak langsung dimiliki oleh pengendali atau

pemegang saham lainnya. Porsi penyediaan dana kepada perusahaan yang

memenuhi persyaratan tertentu ini tidak boleh lebih kecil dari porsi

penyediaan dana kepada anggota kelompok lainnya. Sementara penyediaan

dana tambahan yang berasal dari peningkatan BMPK terhadap kelompok

peminjam yang memenuhi persyaratan hanya dapat diberikan kepada anggota

kelompok sesuai aturan yang ditetapkan.

Bank Indonesia menyebutkan bahwa Batas Maksimum Pemberian

Kredit dikelompokkan menjadi BMPK untuk Pihak Terkait dengan Bank

serta BMPK untuk Pihak Tidak Terkait dengan bank. Kriteria Pihak Terkait

dan Pihak Tidak Terkait dengan bank dirinci oleh bank Indonesia dalam

Page 30: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

17

“Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/177/KEP/DIR tanggal 31

Desember 1998” (Bab 1, pasal 1).

Tabel 2. Tabel Kelompok Batas Maksimum Pemberian Kredit

Sumber : Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/177/KEP/DIR

tanggal 31 Desember 1998

Pemberian kredit kepada Pihak Terkait harus dibatasi, sehingga

dihindari kecenderungan pemberian kredit yang lebih diutamakan untuk

kepentingan kelompok sendiri. Jika BMPK diberikan kepada pihak terkait

Peningkatan terhadap BMPK untuk pihak tidak terkait akan mendorong

perusahaan untuk go public. BMPK diberlakukan kepada debitur dalam

rangka penyebaran risiko dan penerapan asas pruden bagi Bank Umum.

Semakin kecil BMPK akan semakin sedikit debitur yang memperoleh kredit

besar, yang artinya resiko kredit bank lebih tersebar karena dengan modal

yang sama, kredit dapat diberikan kepada debitur yang lebih banyak.

Dengan mengetahui batas maksimum pemberian kredit maka sistem

pemberian kredit pun dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sistem pemberian kredit merupakan suatu tindakan yang digunakan oleh

BMPK untuk Pihak Terkait BMPK untuk Pihak Tidak Terkait

BMPK untuk seluruh Pihak

Terkait ditetapkan setinggi-

tingginya sebesar 10% dari

modal sesuai peraturan yang

telah ditetapkan BI.

BMPK untuk Pihak Tidak Terkait

ditetapkan setinggi – tingginya

sebesar 20% dari modal usaha, sejak

tanggal 1 Januari 2003. Jika BMPK

diberikan kepada pihak tidak terkait

dengan bank tersebut.

Page 31: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

18

pihak bank dalam memberikan fasilitas kreditnya kepada nasabah untuk

membantu dalam permodalan atau membantu pengembangan usahanya.

(Kamus Ekonomi dan Perbankan). Pada dasarnya bank mempunyai tata cara,

persyaratan dan prosedur permohonan kreditnya sendiri-sendiri, namun tetap

saja secara konsisten mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku bagi

kalangan perbankan.

Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Efektifitas adalah suatu hal yang berhubungan dengan penentuan apakah

tujuan perusahaan yang ditetapkan telah tercapai. Sehingga dalam hal ini,

efektifitas dalam pemberian kredit apakah telah sesuai dengan penentuan sistem

pengendalian internal, karena struktur pengendalian internal terhadap sistem

pemberian dan pengembalian kredit melihat pada aspek-aspek atau langkah-

langkah tertentu, baik positif maupun negatif yang ditimbulkan dari struktur

pengendalian yang telah ada terhadap aktivitas kredit yang berlangsung selama

ini. Perlu diketahui bahwa Sistem Pengendalian Internal juga memiliki kelemahan

yaitu efektifitas yang terbatas. Jadi mungkin saja sistem tersebut tidak dapat

mencegah suatu kesalahan tertentu. Selain itu, Sistem Pengendalian Internal juga

dapat diakali oleh personel, baik secara sendiri-sendiri maupun kolusi. Oleh

karena itu, manajemen perlu menguji apakah Sistem Pengendalian Internal yang

telah dibangun sudah berjalan secara efektif atau belum.

Hasil penelitian studi kasus pada PD BPR Salatiga (Filemon, 2011)

menerapkan SEBI No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman

Page 32: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

19

Pengendalian Intern bagi Bank Umum” sebagai indikator untuk melihat kinerja

BPR dalam menjalankan kegiatan pengendalian internal. Pengendalian internal

yang dilakukan pada penelitian ini sudah mencakup detail hal-hal yang berkaitan

dengan pengendalian internal pada SEBI No.5/22/DPNP tanggal 29 September

2003 tentang “Pedoman Pengendalian Intern bagi Bank Umum” terdiri dari lima

elemen yang pertama yaitu pengawasan oleh Manajemen dan Kultur

Pengendalian, menekankan kepada hubungan antara manajemen puncak dengan

bagian bawahnya dalam stuktur organisasi. Evaluasi mengenai kinerja perusahaan

berhubungan dengan efektivitas pengawasan kredit yang dijalankan oleh Satuan

Pengawasan Kredit yang dilakukan secara berkala tiap minggu di hari Jumat

untuk memperbaiki kinerja dalam rencana kerja satu minggu berikutnya.

Elemen yang kedua yaitu identifikasi dan penilaian risiko, dimaksudkan

untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan

menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di BPR tersebut

secara berkesinambungan. Kaji ulang penelitian risiko kredit dilakukan secara

mingguan, bersamaan dengan perencanaan bagian pemasaran untuk program kerja

satu minggu kedepan. Koordinasi SPI dan marketing dilakukan setiap sore.

Koordinasi dilakukan sebagai evaluasi dan rencana kerja satu minggu kedepan.

Elemen yang ketiga yaitu kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi,

dalam kegiatan pengendalian ini dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern biasanya

dilakukan secara insidental. Satuan pengawas intern berkewajiban memberikan

laporan dalam bentuk dokumen resmi kepada Direksi terkait kinerja perusahaan

selama satu bulan. Kaji ulang terhadap penilaian risiko kredit dilakukan secara

Page 33: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

20

mingguan oleh Satuan Pengawasan Intern, sedangkan kegiatan analisa terhadap

data operasional dilakukan harian dan dilaporkan bulanan. Untuk menghindari

pemberian tugas yang tidak sesuai maka operlu dipastikan tindakan otorisasi yang

dilakukan oleh fungsi dan jabatan yang tepat. Misalnya di bagian pembulatan

instruksi pencairan kredit sudah terpisahdengan bagian kredit. Fungsi lain seperti

pembukuan atau bagian akuntansi juga terpisah dengan bagian kas atau teller.

Elemen yang keempat yaitu sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi,

dalam hal ini Satuan Pengawas Intern melakukan rekonsiliasi terhadap data

akuntansi berdasarkan laporan keuangan dengan sistem informasi manajemen

yang dilakukan secar berkala mengikuti alur evaluasi yang dilakukan oleh Satuan

Pengawas Intern beserta bagian pemasaran setiap minggu. Pencocokan fisik

kekayaan perusahaan dengan catatan yang berkaitan dengan itu sering dilakukan

oleh Satuan Pengawas Intern. Seperti menilai aset-aset yang perlu penangan

ekstra, melakukan penyisihan aktiva dan lain-lain.

Elemen yang kelima yaitu kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi

penyimpangan, berdasarkan dengan kegiatan ini, bahwa saat ini hanya memiliki

satu Sumber Daya Manusia yang mengisi posisi Satuan Pengawas Intern. Tetapi

dalam rencana dua tahu ke depan, diproyeksikan posisi Satuan Pengawas Intern

diisi minimal dua SDM. Ruang lingkup yang menjadi program kerja Satuan

Pengawas Intern sehari-hari adalah melakukan pengawasan terhadap laporan

keuangan, approvement pengajuan kredit dan evaluasi terhadapa kinerja kredit.

Untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi, maka dibentuk

suatu perangkat kerja yang disebut komite kredit. Komite ini dibentuk dibawah

Page 34: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

21

Kabag Pemasaran tetapi secara struktural perangkat kerja ini berdiri sendiri dan

bersifat insidental. Posisi struktural yang terlibat dalam komite kredit adalah

Direksi, Kabag Pemasaran dan Satuan Pengawas Intern. Dengan kata lain,

diperlukan suatu pengendalian yang dapat menunjang efektivitas pemberian

kredit.

Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam

bidang perkreditan, berati menunjukan sikap kehati-hatian dalam bentuk tubuh

bank tersebut. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang baik, bank

melalui usaha pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektifitas sistem

pemberian kerdit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi resiko kegagalan

kredit. Jika diteliti lebih dalam, kegagalan kredit terutama disebabkan oleh

lemahnya pengendalian internal.

Page 35: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

22

METODE PENELITIAN

Satuan Pengamatan dan Satuan Analisisis

Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah satuan kerja audit intern

(SKAI). Sedangkan satuan analisisnya adalah PD. BPR BKK Ungaran, Kabupaten

Semarang. Yang beralamatkan Jl. Moch. Yamin, SH No. 1 Ungaran dan aktif

pada setiap jam pukul 08.00-16.00 sedangkan pada hari Sabtu mulai pukul 08.00-

12.00.

Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pimpinan dan satuan

kerja perkreditan dari PD. BPR BKK Ungaran mengenai prosedur pemberian

kredit dan syarat untuk mendapatkan kredit dan sistem pengendalian kredit yang

diterapkan dalam pemberian kredit. Sedangkan data sekunder diperoleh dari akte

pendirian PD. BPR BKK Ungaran, struktur organisasi berserta laporan keuangan,

dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan perkreditan PD. BPR

BKK Ungaran. Dalam pengumpulan data ini terdiri dari tahap – tahap sebagai

berikut :

1. Tahap Penelitian Pendahuluan

Pada tahap studi ini pustaka dilakukan untuk mencari landasan teori yang

berhubungan dengan persoalan penelitian.

2. Tahap Penelitian Pokok

Pada tahap ini penulis berusaha memperoleh data yang diperlukan untuk

menganalisis masalah dan menjawab persoalan penelitian yang telah

Page 36: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

23

dirumuskan dengan melakukan observasi dan wawancara pada pimpinan PD.

BPR BKK Ungaran yang bertanggung jawab atas kegiatan perkreditan. Dari

data yang diperoleh, akan dilakukan analisis dengan membandingkan antara

tinjauan teori dengan yang terjadi di PD. BPR BKK Ungaran dalam rangka

menjawab persoalan penelitian.

Teknik dan Langkah Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kualitatif deskriptif, yaitu analisis yang dilakukan untuk memberikan gambaran

secara jelas dan rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pemberian kredit, serta memperbandingkan

antara prosedur pemberian kredit yang dimiliki PD. BPR BKK Ungaran dengan

teori-teori tentang prosedur pemberian kredit yang berlaku, sehingga dapat

mengurangi risiko kredit macet pada PD. BPR BKK Ungaran, Kabupaten

Semarang.

Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara langsung kepada Direktur Umum dan Satuan Kerja Audit

Intern di PD. BPR BKK Ungaran tentang Sistem Pengendalian Internal

terhadap penilaian risiko berbasis prinsip kehati-hatian pada kegiatan

kredit di PD. BPR BKK Ungaran.

Page 37: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

24

2. Membuat Daftar Pertanyaan

Membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik persoalan

penelitian yaitu berdasarkan dengan sistem pengendalian internal Bank

Indonesia guna menganalisis sistem pengendalian internal di PD. BPR

BKK Ungaran.

3. Melakukan Wawancara dari Daftar Pertanyaan

Melakukan wawancara kepada staff yang bersangkutan di PD. BPR BKK

Ungaran, sehingga dapat menjawab persoalan penelitian.

4. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan mengolah data dari hasil wawancara

serta jawaban yang diperoleh dari hasil daftar pertanyaan yang dibuat

mengenai sistem pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit di

PD. BPR BKK Ungaran, yang kemudian dibandingkan dengan

standarisasi sistem pengendalian internal yang ditetapkan Bank Indonesia.

5. Analisis dan Kesimpulan

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara sistem

pengendalian internal yang diterapkan di PD. BPR BKK Ungaran dengan

standarisasi yang ditetapkan Bank Indonesia berbasis prinsip kehati-hatian

khususnya pada penilaian risiko. Selanjutnya membuat kesimpulan dari

analisis tersebut.

Page 38: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

25

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek Penelitian

Salah satu bank yang menyediakan sarana perbankan dan penyalur kredit

pada masyarakat adalah PD. BPR BKK (Badan Kredit Kecamatan). Pengertian

BKK menurut PERDA provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 11 tahun 1981

pasal 3, yaitu BKK merupakan badan usaha daerah yang

mempertanggungjawabkan pengelola dalam wilayah kabupaten atau kota

masing-masing disetahkan kepada bupati/walikota. BKK sebagai salah satu

bentuk dari Bank Perkreditan Rakyat yang bergerak sebagai unit perbankan dan

pemberi layanan kredit kepada masyarakat.

Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah didirikan berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Kepada Daerah Tingkat I Jawa Tengah, tanggal 4

September 1969 Nomor :

Dsa G.226 / 1969 Jo tanggal 19 November 1970

8 / 2 / 4

Dsa G.323 / 1970

12 / 19 / 24

Status pada waktu itu sebagai proyek. Sejalan dengan perkembangan

perekonomian di Jawa Tengah, ternyata kehadiran BKK di tengah-tengah

masyarakat telah diakui keberadaanya. Bertolak dari pemikiran inilah, PEMDA

tingkat I Jawa Tengah bersama dengan DPRD memantapkan kehadiran BKK

dengan membuat Perda No.11 Tahun 1981. Perda inipun telah mendapat

pengesahan dari Mendagri SK No. 581.053.3/884, tanggal 17 Desember 1981.

Page 39: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

26

Kemudian diundangkan dalam lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa

Tengah No. 107 Tanggal 24 Desember 1981 Seri D No. 103. Dengan demikian

berubahlah statusnya dari proyek menjadi BUMN. Dalam perkembangannya

Perda tersebut telah diubah menjadi Perda Provinsi Jawa Tengah Perda No. 20

tahun 2002 tentang PD BPR BKK di Provinsi Jawa Tengah.

Sejak dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa derugasi Perbankan

tanggal 1 Juni 1983 sampai dengan paket kebijaksanaan pemerintah 25 Maret

1989 beserta penyempurnaan-penyempurnaannya maka PD. BPR Ungaran

meningkatkan statusnya menjadi PD. BPR BKK Ungaran. PD. BPR BKK

Ungaran adalah salah satu lembaga keuangan yang memanfaatkan dana dari

masyarakat yaitu tabungan masyarakat desa (Tamades), dan deposito, kemudian

menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman. Jenis

kredit yang diberikan berupa kredit investasi, kredit modal kerja, kredit

konsumtif, serta kredit KPn. PD. BPR BKK Ungaran didirikan dengan visi

membangun layanan jasa perbankan yang sehat untuk kesehatan masyarakan yang

lebih maju, sehingga diperlukan adanya penanganan khusus untuk peningkatan

kredit, karena kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

ekonomi.

Kantor PD. BPR BKK Ungaran terdiri dari satu kantor pusat dan sembilan

kantor cabang, yaitu PD. BPR BKK Ungaran cabang Klepu, Bawen, Ambarawa,

Jambu, Banyubiru, Sumowono, Tuntang, Bringin, dan Bandungan. PD. BPR BKK

Ungaran dalam melakukan usahanya berdasarkan Demokrasi Ekonomi dan

Prinsip kehati-hatian. Dengan tujuan untuk membangun dan mendorong

Page 40: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

27

pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta

sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat.

Komposisi kepemilikan saham PD. BPR BKK / BKK Kabupaten

Semarang, yaitu dimiliki oleh pemerintah Provinsi sebesar 51% dan pemerintah

Kabupaten Semarang sebesar 49%. Dalam sistem pendanaan PD. BPR BKK

diatur dalam kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten

Semarang yang diselenggarakan melalui APBD. Namun dalam pengelolaannya

PD. BPR BKK bertanggungjawab atas kegiatan operasional perbankan terhadap

pemerintah kebupaten Semarang, akan tetapi untuk pertanggungjawaban aliran

dana aktivitas operasional dan perbankan PD. BPR BKK bertanggungjawab

langsung pada pemerintah provinsi Jawa Tengah. (Sumber : Lembaran Brosur

Promosi PD. BPR BKK Ungaran)

Dalam rangka menjaga dan mengamankan kegiatan usahanya dan

memelihara agar bank tetap sehat, PD. BPR BKK Ungaran telah memiliki satuan

pengawas dari pihak eksternal maupun internal. Pengawasan oleh pihak eksternal

bank meliputi otoritas pengawas Bank (Bank Indonesia) dan auditor eksternal dari

salah satu Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk di wilayah Kabupaten Semarang.

Sedangkan pengawas oleh pihak intern bank, mencakup pengawasan dari Dewan

Komisaris Bank, sebagai Wakil pemegang saham dan Satuan Pengawas Internal

yang dikenal dengan sebutan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).

Page 41: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

28

Analisis Sistem Pengendalian Internal pada Penilaian Risiko di PD. BPR

BKK Ungaran

PD. BPR BKK Ungaran telah menerapkan pengendalian internal dengan

membentuk suatu sistem pengendalian internal (SPI), yaitu suatu sistem yang

dirancang untuk memberikan jaminan atas pencapaian sasaran-sasaran yang

meliputi pelaksanaan kegiatan yang hemat, efisian dan efektif, penyajian laporan

keuangan yang layak, terpercaya, dan ketaan terhadap ketentuan yang berlaku.

SPI pada PD. BPR BKK Ungaran dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Internal

(SKAI).

Pemeriksaan dilakukan oleh tim SKAI PD. BPR BKK Ungaran pada

setiap cabang yang berlokasi di daerah kecamatan yang berada di wilayah

kabupaten Semarang dengan jangka waktu satu tahun dua kali dan bersifat

mendadak atau yang dikenal dengan istilah Sidak (Pemeriksaan Mendadak).

(Sumber : Hasil Wawancara kepada pihak SKAI). Pemerikaaan dilakukan secara

menyeluruh, mencakup pencegahan, deteksi dan koreksi atau tindak lanjut hasil

pemerikasaan pada setiap divisi atau bagian, yaitu kredit, dana, kas, pembukuan,

dan PDE (Pembukuan Dengan Elektronik). Hasil pemerikasaan dilaporkan pada

Laporan Berita Acara Pemerikasaan yang dikonfirmasikan kepada pimpinan

cabang.

Identifikasi dan penilaian risiko telah diterapkan pada PD. BPR BKK

Ungaran. Untuk memastikan bahwa identifikasi dan penilaian risiko telah efektif,

maka analisis dengan standar pengendalian intern yang diterapkan Bank

Indonesia.

Page 42: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

29

Tabel 3. Identifikasi dan Penilaian Risiko

Menurut Pedoman Standar Bank Indonesia

Standar Bank Indonesia SPI BPR Hasil Analisis Keterangan

Penilaian risiko dilaksanakan oleh

Direksi dalam rangka identifikasi,

analisis dan menilai risiko yang

dihadapi Bank untuk mencapai

sasaran Usaha yang ditetapkan.

Direksi telah melakukan

identifikasi, analisis dan

menilai risiko yang dihadapi

Bank dalam pencapaian

target.

Sesuai Dapat dilihat

pada tabel 4.2

(Identifikasi

dan penilaian

risiko)

Sistem pengendalian Intern yang

efektif mengharuskan Bank secara

terus menerus mengidentifikasi

dan menilai risiko yang dapat

mempengaruhi pencapaian

sasaran.

Bank secara berkala

mengidentifikasi dan

menilai risiko, hal ini

dilakukan oleh Dewan

Komisaris, Direksi, dan

SKAI demi tercapainya

sistem pengendalian intern

yang efektif.

Sesuai Dapat dilihat

pada tabel 4.2

(Identifikasi

dan penilaian

risiko)

Penilaian ini harus dapat

mengidentifikasi jenis risiko yang

dihadapi Bank, penetapan limit

risiko, dan teknik pengendalian

risiko tersebut.

Bank telah mengidentifikasi

jenis risiko dan selanjutnya

penetapan limit risiko, dan

teknik pengendalian

risikonya.

Sesuai Dapat dilihat

pada tabel 4.2

(Identifikasi

dan penilaian

risiko)

Penilaian risiko harus mencakup

risiko individual maupun secara

keseluruhan (risiko kredit, risiko

pasar, risiko likuiditas, risiko

Penilaian risiko sudah

mencakup risiko individual

Sesuai Dapat dilihat

pada tabel 4.2

Page 43: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

30

Tabel 3. Lanjutan

operasional, risiko hukum, risiko

reputasi, risiko strategik, dan

risiko kepatuhan).

maupun secara keseluruhan

(risiko kredit, risiko pasar,

risiko likuiditas, risiko

operasional, risiko hukum,

risiko reputasi, risiko

strategik, dan risiko

kepatuhan).

(Identifikasi

dan penilaian

risiko)

Pengendalian intern perlu dikaji

ulang secara tepat dalam hal

terdapat risiko yang belum

dikendalikan, baik risiko yang

sebelumnya sudah ada maupun

risiko yang baru muncul.

Pengendalian intern selalu

dikaji ulang secara tepat

oleh Dewan Komisaris,

Direksi, dan SKAI untuk

mengendalikan risiko yang

dapat ditimbulkan.

Sesuai Kaji ulang

dilakukan

setiap 3 bulan

sekali

Direksi PD. BPR BKK Ungaran telah melakukan identifikasi, menganalisis dan

menilai risiko yang dihadapi oleh bank. Hal ini dilakukan untuk memperkecil

segala risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian target dari PD. BPR BKK

Ungaran, salah satu risiko tersebut yaitu kredit macet. Menurut Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 risiko adalah potensi

kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu. Risiko Kredit adalah

Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Untuk menciptakan sistem

pengendalian intern yang efektif guna meminimalisir kredit macet, PD. BPR BKK

Ungaran melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara berkala yang

dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan SKAI.

Page 44: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

31

Identifikasi dan penilaian risiko yang ada pada PD. BPR BKK Ungaran dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Identifikasi Penilaian Risiko pada

PD. BPR BKK Ungaran

Jenis Risiko Penetapan Limit Risiko Pengendalian Risiko

1. Risiko Kredit Risiko yang disebabkan oleh debitur. Menerapkan prinsip 5C dalam

menganalisis kredit. Yaitu

character, capacity, capital,

condition, dan colleteral.

2. Risiko Pasar Risiko nasabah tidak mengajukan kredit

karena tingkat suku bunag lebih tinggi

daripada bank atau lembaga kredit lainnya.

Menetapkan suku bunga yang

dapat bersaing dan

menggunakan tarif bunga flat

atau anuitas dalam sistem

pembayaran bunga.

3. Risiko Likuiditas Risiko dana tidak likuid yang disebabkan

pencairan kredit besar-besaran.

Menetapkan strategi sesuai

keputusan direksi PD. BPR

BKK Ungaran untuk

meningkatkan tabungan.

4. Risiko

Operasional

Risiko kegiatan operasional terganggu

karena kualitas sumber daya manusia yang

kurang.

Menentukan staf pada bagian

tertentu sesuai dengan

keterampilan, pengetahuan

dan perilakunya.

5. Risiko Hukum Risiko adanya tuntutan hukum dari debitur

karena PD. BPR BKK Ungaran

mengambil barang jaminan.

Menggunakan materai serta

meminta notaris untuk

mencatat apabila barang

jaminan yang diserahkan

berupa tanah. Selain tanah

Page 45: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

32

hanya menggunakan materai.

6. Risiko Reputasi

Risiko debitur tidak mau mengajukan

kredit karena pelayanan yang buruk.

Meningkatkan pelayanan dari

setiap staf.

7. Risiko Strategi

Risiko adanya keputusan strategik yang

menyimpang dari aturan.

Melakukan evaluasi terhadap

efektifitas setiap keputusan

berdasarkan keputusan direksi

PD. BPR BKK Ungaran.

8. Risiko

Kepatuhan

Risiko staf melakukan penyelewengan

yang dapat merugikan PD. BPR BKK

Ungaran.

Melaporkan staf yang

melakukan tindakan

penyelewengan kepada pihak

yang berwajib.

Sumber : PD. BPR BKK Ungaran

Setelah identifikasi dan penilaian risiko, maka PD. BPR BKK Ungaran

melakukan kaji ulang terhadap segala risiko yang belum dikendalikan baik risiko

yang sebelumnya sudah ada maupun risiko yang baru muncul. PD. BPR BKK

Ungaran melakukan kaji ulang sistem pengendalian internal dengan mengevaluasi

secara berkala dari setiap perubahan lingkungan dan kondisi serta dampak dari

pencapaian target atau efektivitas pengendalian internal dalam kegiatan operasi

dan organisasi PD. BPR BKK Ungaran. Dari hasil analisis dapat disimpulkan

bahwa identifikasi dan penilaian risiko dari PD. BPR BKK Ungaran telah sesuai

dengan standar sistem pengendalian internal Bank Indonesia.

Page 46: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

33

Analisis Pemberian Kredit Berdasarkan Prinsip Kehati-hatian di PD. BPR

BKK Ungaran

Dalam pemberian kredit harus mengacu pada prinsip kehati-hatian dan

prinsip kredit yang sehat. Tahapan proses pemberian kredit merupakan tahapan

yang baku yang harus dilakukan personil yang membidangi perkreditan.

Permohonan kredit wajib diteliti tentang kelengkapan permohonan kreditnya.

Setiap permohonan kredit wajib melampirkan :

a. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku dan atau foto copy

suami/istri bagi pemohon yang sudah menikah.

b. Foto copy Kartu Keluarga pemohon yang masih berlaku.

c. Foto copy dokumen bukti kepemilikan barang agunan.

d. Foto copy SIUP dan Ijin Gangguan (HO) serta TDP bagi Badan Usaha

sebagai aspek sosial ekonomi/lingkungan.

e. Bagi pengajuan Kredit lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

dilengkapi dengan proposal yang berisi paling tidak latar belakang,

maksud, dan tujuan permohonan Kredit, profil perusahaan, sasaran

permohonan kredit, laporan keuangan bulan terakhir serta susunan

pengurus.

Kredit bagi Pegawai :

a. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku dan atau foto copy

suami/istri bagi pemohon yang sudah menikah.

b. Foto copy Kartu Keluarga pemohon yang masih berlaku.

c. SK terakhir dan atau Taspen.

Page 47: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

34

Kredit bagi Pensiun / Kredit beresiko tinggi :

a. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku dan atau foto copy

suami/istri bagi pemohon yang sudah menikah.

b. Foto copy Kartu Keluarga pemohon yang masih berlaku.

c. Buku Karib.

d. Bagi yang berumur lebih dari 65 tahun harus menyerahkan jaminan

tambahan karena tidak bisa terkafer oleh lembaga asuransi apabila terjadi

resiko.

Kredit bagi kelompok peminjam/group :

Permohonan Kredit direkomendasikan oleh ketua kelompok/group dilengkapi

dengan :

a. Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku dan atau foto copy

suami/istri bagi pemohon yang sudah menikah.

b. Foto copy Kartu Keluarga pemohon yang masih berlaku.

c. Jaminan dari ketua kelompok yang disertai jaminan riil oleh ketua atau

jaminan bersama (1 jaminan untuk satu kelompok peminjam).

d. Ketua kelompok wajib melakukan monitoring angsuran kredit.

Dalam melakukan penerimaan nasabah, petugas wajb menggunakan

pendekatan berdasarkan risiko dengan mengelompokan nasabah berdasarkan

tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme.

Pengelompokan nasabah kredit berdasarkan tingkat risiko sebagaimana dimaksud

paling kurang dilakukan dengan melakukan analisis sebagai berikut, yaitu :

Identitas nasabah, lokasi usaha nasabah, profil nasabah, nilai nasabah, nilai

Page 48: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

35

transaksi, kegiatan usaha nasabah, struktur kepemilikan bagi nasabah perusahaan,

informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko,

meminimalisir tingkat risiko pencucian uang atau pendanaan terorisme. (Sumber :

Panduan Keputusan Direksi PD. BPR BKK Ungaran).

Analisis Aspek Prinsip Kehati-hatian PD. BPR BKK Ungaran

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Pemberian

kredit merupakan kegiatan utama bank, namun mengandung risiko yang dapat

berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank, sehingga dalam

pelaksanaannya bank harus menerapkan ketentuan-ketentuan perkreditan yang

sehat. Salah satu hal penting yang dianut industri perbankan nasional saat ini

adalah dengan menjalankan prinsip kehati-hatian (prudential principles) seperti

yang tercantum pada Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Berdasarkan SK DIR BI No.26/20/KEP/DIR, Tanggal 29 Mei 1993 dan SEBI

No.26/2/BPPP Tanggal 29 Mei 1993, Cakupan Prinsip Kehati-hatian, meliputi :

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Kewajiban penyediaan modal minimum merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar kemampuan permodalan yang menutup

kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat

Page 49: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

36

berharga. BPR wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan

perseratus) dari aktiva tertimbang menurut risiko. Penyediaan modal terdapat dua

jenis modal yaitu modal inti dan modal pelengkap. Berikut adalah tabel KPMM

pada PD BPR BKK Ungaran :

Tabel 5. Tabel Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank

(Dalam Ribuan)

No Keterangan 2011 2012

Nominal Jumlah Nominal Jumlah

A MODAL

1 Modal Inti

1.1 Modal disetor 11.347 11.347 11.847 11.847

1.2 Agio

1.3 Disagio

1.4 Modal sumbangan

1.5 Dana setoran modal 1.6 Cadangan umum 2.357 2.357 2.996 2.996

1.7 Cadangan tujuan 719 719 1.226 1.226

1.8 Laba ditahan 242 242

1.9 Laba tahun-tahun lalu

1.10 Rugi tahun-tahun lalu 249 249

1.11 Laba tahun berjalan setelah dikurangi 5.234 2.617 6.076 3.038

(max 50% setelah dikurangi taksiran hutang PPh)

1.12 Kkekurangan PPAP

1.13 Rugi tahun berjalan

1.14 Sub total 17.283 18.859

1.15 Goodwill

1.16 Jumlah Modal Inti 17.283 18.859

2 Modal Pelengkap

2.1 Cadangan revaluasi aktiva tetap

2.2 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Umum 136.30 1.704 111.197 1.387

(max 1,25% dari ATMR)

2.3 Modal pinjaman

2.4 Pinjaman Subordinasi

(max 50% darin modal inti)

2.5 Jumlah Modal Pelengkap 1.704 1.390

Page 50: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

37

3 Jumlah modal (1.6 + 2.5) 18.987 20.249

B MODAL MINIMUM (8% x ATMR) 136.305 10.904 111.197 8.896

C JUMLAH KELEBIHAN / (KEKURANGAN) MODAL 8.082 11.353 D RASIO KPMM 13,93% 18,21%

Sumber : Data Keuangan Permodalan PD PBR BKK Ungaran

Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukan bahwa KPMM pada tahun

2011 sebesar 13,93% dan pada tahun 2012 KPMM sebesar 18,21% tergolong baik

karena memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu tidak boleh kurang dari

8%, yang artinya kemampuan permodalan BPR masih baik. Dan menurut tabel

peringkat KPMM yang bersumber dari SEBI No. 6/23DPNP tanggal 31 Mei 2004

mengindikasikan bahwa hasil rasio KPMM yang melebihi dari 12% maka

termasuk dalam peringkat satu (1) sangat memuaskan yang berarti BPR tersebut

tidak mengalami masalah permodalan, di mana Aktiva Tertimbang Menurut

Risiko (ATMR) tidak terlalu tinggi, sehingga rasio KPMM nya bernilai lebih dari

atau sama dengan 8%.

Dalam proses perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum

dilakukan setiap bulan oleh Sub. Bid. Perncanaan dan Pelaporan IT yaitu Bp.

Fistiono Sapardjo, Amd. Yang kemudian dilaporkan setiap tiga bulan sekali

kepada Direksi. Dapat dilihat dalam tabel di atas, bahwa perbandingan antara

Desember 2011 dengan Desember 2012 sebesar 4,28% yang mana lebih tinggi

pada tahun 2012. Hal ini berarti kemampuan permodalan untuk menutup

kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat

berharga semakin meningkat.

Page 51: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

38

2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Aktiva produktif yaitu penanaman dan BPR dalam bentuk kredit, SBI, dan

penanaman kembali pada bank lain, yang dimaksudkan untuk memperoleh

penghasilan. Sehingga jika disimpulkan semakin besar aktiva produktif maka

semakin besar pula tingkat penghasilan pada Bank tersebut. Berikut adalah tabel

PPAP di PD. BPR BKK Ungaran :

Tabel 6. Tabel Kualitas Aktiva Produktif

(Dalam Jutaan)

Thn/Bln Golongan

Jumlah Kredit

Jumlah

Kredit Lancar

Kurang Lancar Diragukan Macet

NPL (%)

2011 Oktober 43.626 1.130 1.514 5.516 5,38 151.786 7.724 November 42.208 1.075 1.475 5.593 5,42 150.351 7.685 Desember 141.172 1.073 1.335 5.578 5,35 149.158 7.658

2012 Oktober 31.554 1.182 1.269 6.111 6,11 140.116 7.054 November 128.540 1.283 1.362 6.132 6,39 137.316 6.983 Desember 26.207 1.415 1.174 6.241 6,54 135.037 6.887

Sumber : Data Keuangan KAP PD. PBR BKK Ungaran

Tabel di atas adalah perbandingan 3 bulan terakhir pada tahun 2011 dan

tahun 2012. Dalam pembuatan laporan tersebut merupakan gabungan rincian

untuk 10 kantor, terdiri dari 9 kantor cabang yaitu Ambarawa, Bandungan,

Banyubiru, Bawen, Bringin, Jambu, Klepu, Sumowono dan Tuntang serta 1

kantor Pusat yaitu di Ungaran. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kualitas

aktiva produktif yang paling besar adalah golongan lancar. Sehingga dapat

Page 52: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

39

disimpulkan bahwa jumlah aktiva produktif semakin meningkat dan membaik,

maka kualitas aktiva produktif digolongkan pada kolektibilitas kredit Lancar.

Kualitas kredit dikatakan lancar apabila tidak terdapat tunggakan angsuran

pokok dan/atau bunga selama 3 (tiga) kali periode pembayaran secara berturut-

turut, terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga tidak lebih dari satu

bulan dan Kredit belum jatuh tempo. Selain itu dikatakan lancar apabila kualitas

kredit sebelum dilakukan Restrukturisasi Kredit, jika Debitur tidak dapat

memenuhi kondisi yang pertama. Bank wajib membebankan kerugian yang timbul

dari Restrukturisasi Kredit, setelah diperhitungkan dengan kelebihan PPAP karena

perbaikan kualitas Kredit setelah dilakukan restrukturisasi. Sama halnya dalam

perhitungan pelaporan KPMM, bahwa untuk membuat laporan kualitas aktiva

produktif dilakukan setiap bulan oleh Sub. Bid Pengawasan Kredit dan hasilnya

dilaporkan setiap tiga bulan sekali kepada Direksi.

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai dan mengetahui seberapa besar bank mengalami kredit bermasalah dalam

menjalankan aktivitas operasionalnya. Bank Indonesia menetapkan bahwa suatu

lembaga keuangan termasuk BPR harus mempunyai kinerja NPL yang

dikategorikan sehat atau baik, dimana BPR tidak mengalami kredit macet, bila

rasio NPL kurang dari atau tidak boleh melebihi angka 5%. NPL digunakan Bank

Indonesia untuk menilai aspek kualitas aktiva produktif suatu bank.

Rasio ini dihitung dengan membandingkan kredit bermasalah terhadap

total kredit. Kredit merupakan kredit atau pinjaman yang diberikan kepada pihak

Page 53: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

40

ketiga (tidak termasuk kredit pada bank lain). Sedangkan kredit bermasalah adalah

kredit yang kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit bermasalah

dihitung secara gross (tidak dikirangi PPAP). Angka dihitung per posisi (tidak

disetahunkan). Untuk mengetahui apakah NPL pada suatu perbankan khususnya

pada BPR sudah baik atau belum sesuai dengan aturan yang berlaku, maka dilihat

melalui indikator NPL saat ini. Menurut buku yang berjudul “Kajian Ekonomi

Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV Tahun 2012” pada halaman 45

menjelaskan perkembangan indokator NPL perbankan yang berlaku di Provinsi

Jawa Tengah pada tahun 2011 dan 2012, berikut adalah tabel perkembangan

indikator perbankan Bank Umum & BPR di Provinsi Jawa Tengah :

Tabel 7. Tabel Perkembangan Indikator Perbankan Bank Umum

dan BPR di Provinsi Jawa Tengah (Dalam Triliun Rp.)

Indikator Tahun

2011 2012

NPL - Perbankan (%) 2,5 2,2

a. NPL - Bank Umum (%) 2,1 1,9

b. NPL - BPR (%) 6,9 6,1

Kredit – Total 131,4 162,3

a. Kredit - Bank Umum 121,6 151,0

b. Kredit – BPR 9,8 11,3

LDR - Perbankan (%) 98,3 104,2

a. LDR - Bank Umum (%) 97,5 103,9

b. LDR - BPR (%) 108,1 107,0

Sumber : DSM, Bank Indonesia, hal.45

Page 54: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

41

Dapat dilihat pada di atas, bahwa rata-rata NPL menurut Bank Indonesia

pada tahun 2011 adalah 6,9% sedangkan rata-rata NPL pada BPR tahun 2011

adalah sebesar 5,4%, ini termasuk baik karena berdasarkan kriteria yang

ditentukan oleh Bank Indonesia, NPL suatu bank tidak boleh melebihi angka

6,9% pada saat itu. Hal ini mengidentifikasikan bahwa PD BPR BKK Ungaran

mampu menangani kredit bermasalah dalam manajemennya. Sedangkan untuk

tahun 2012, rata-rata NPL menurut Bank Indonesia sebesar 6,1%, kemudian rata-

rata NPL pada BPR sebesar 6,3% ini termasuk tidak baik karena berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh Bank Indonesia, NPL suatu bank tidak boleh

melebihi angka 6,1% pada saat itu baik kredit dengan kualitas kurang lancar,

diragukan, dan macet.

3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk

menutup resiko kemungkinan kerugian yang ditimbulkan akibat penempatan dana

dalam bentuk Kredit maupun dalam bentuk Antar Bank Aktiva. Dalam

membentuk penyisihan ini, tidak termasuk untuk Surat Berharga Indonesia (SBI).

Berikut adalah tabel PPAP di PD. BPR BKK Ungaran :

Page 55: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

42

Tabel 8. Tabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(Dalam Jutaan)

Thn/Bln PPAP Real PPAPWD Prosentase (%)

2011

Oktober 4.804 4.791 100

November 4.861 3.497 100

Desember 5.123 4.775 100

2012

Oktober 5.822 5.739 100

November 5.895 5.796 100

Desember 5.794 5.918 97,9

Sumber : Data Olahan, 2013

Periode pada tabel di atas adalah perbandingan 3 bulan terakhir pada tahun

2011 dan tahun 2012. Yang menunjukkan pada tahun 2011 PPAP Real dalam

jutaan sebesar 14.788 dan total PPAPWD sebesar 13.063, dengan prosentase

sebesar 100%, hal ini mengidentifikasi bahwa dalam hal cadangan biaya guna

menutup risiko kemungkinan kerugian mengalami kelebihan dana yang berarti ini

sangat baik bagi PD. BPR BKK Ungaran untuk kelancaran penghapusan aktiva

produktif. Kemudian pada tahun 2012, PPAP Real dalam jutaan sebesar 17.511

dan total PPAPWD sebesar 17.453, dengan prosentase sebesar 100%, tidak jauh

berbeda pada tahun 2011 yang mana dalam hal cadangan biaya mengalami

kelebihan dana bagi kelancaran penghapusan aktiva produktif.

Dengan melihat perbandingan tersebut disimpulkan bahwa perkembangan

PPAP semakin meningkat dalam periode tahun berjalan, maka semakin berisiko

pula kemungkinan kerugian yang dialami oleh BPR. Kerugian sebenarnya yang

disebabkan piutang yang dalam kenyataanya tidak perlu ditagih dibebankan pada

Page 56: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

43

perkiraan cadangan piutang tak tertagih. Dalam hal cadangan piutang tak tertagih

tidak seluruhnya dipakai untuk menutup kerugian yang disebabkan piutang yang

dalam kenyataannya tidak dapat ditagih, untuk itu maka jumlah kelebihan

cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan, sedangkan dalam hal

jumlah cadangan tersebut yang tidak mencukupi, maka kekurangannya

diperhitungkan sebagai kerugian.

Seperti contoh berikut, dimisalkan Seorang Debitur X memiliki fasilitas

kredit di BPR Y dengan agunan berupa tanah yang diikat dengan hak tanggungan

senilai Rp375.000.000,-. Pada tanggal 2 Januari 2012 fasilitas kredit tersebut

ditetapkan Macet oleh BPR X sehingga agunan tersebut digunakan sebagai faktor

pengurang PPAP sebesar 80% dari nilai agunan yakni sebesar Rp300.000.000,-.

Apabila setelah 2 (dua) tahun yakni pada tanggal 2 Januari 2014 kredit Macet

Debitur X tersebut belum juga terselesaikan atau belum ada upaya penyelesaian

oleh BPR baik dalam bentuk restrukturisasi kredit atau pengambilalihan agunan

maka nilai agunan yang digunakan sebagai faktor pengurang PPAP adalah sebesar

50% dari Rp300.000.000,- yakni sebesar Rp150.000.000,-.

4. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

PD. BPR BKK Ungaran dalam menyediakan dana perlu memperhatikan

prinsip kehatihatian antara lain dengan penyebaran portofolio penyediaan dana

yang diberikan agar risiko penyediaan dana tersebut tidak terpusat pada Peminjam

atau kelompok Peminjam tertentu. Dalam rangka pemantauan penyediaan dana,

BPR menyampaikan laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) secara

Page 57: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

44

berkala kepada Bank Indonesia. Pelaporan BMPK disampaikan oleh kantor pusat

BPR secara on-line yang mencakup data kantor pusat dan data seluruh kantor

cabang BPR.

Perhitungan BMPK untuk penyediaan dana kepada Pihak Terkait di PD.

BPR BKK Ungaran dilakukan berdasarkan jumlah seluruh baki debet kredit Pihak

Terkait dan seluruh nominal atau baki debet penempatan dana (tabungan,

deposito, dan kredit) kepada seluruh BPR lain Pihak Terkait sebesar 10% (sepuluh

persen) dari modal BPR. Kemudian perhitungan BMPK untuk Penempatan Dana

Antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait dilakukan berdasarkan jumlah

seluruh nominal atau baki debet Penempatan Dana Antar Bank (tabungan,

deposito, dan kredit) di masing-masing BPR Pihak Tidak Terkait sebesar 20%

(dua puluh persen) dari modal BPR. Ada pula perhitungan BMPK untuk

penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada satu atau lebih Peminjam Pihak

Tidak Terkait yang merupakan bagian dari kelompok Peminjam Pihak Tidak

Terkait dihitung berdasarkan pemberian kredit kepada masing-masing Peminjam

dan pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait.

BMPK pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait

sebesar 30% (tiga puluh persen) dari modal BPR.

BPR dinyatakan melakukan pelanggaran BMPK apabila terdapat selisih

lebih antara persentase penyediaan dana pada saat direalisasikan terhadap Modal

BPR dengan BMPK yang diperkenankan. BPR tetap dinilai melanggar BMPK

selama pelanggaran BMPK tersebut belum diselesaikan. Dalam hal terdapat

pelanggaran BMPK berupa penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada satu atau

Page 58: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

45

lebih Peminjam Pihak Tidak Terkait yang merupakan bagian dari kelompok

Peminjam Pihak Tidak Terkait maka pelanggaran BMPK dihitung berdasarkan

penjumlahan pelanggaran atas pemberian kredit kepada masing-masing Peminjam

dan pelanggaran pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak

Terkait.

Penyediaan dana oleh BPR dikategorikan sebagai pelampauan BMPK

apabila terjadi selisih lebih antara persentase Penyediaan Dana yang telah

direalisasikan terhadap Modal BPR pada saat tanggal laporan dengan BMPK yang

diperkenankan dan tidak termasuk Pelanggaran BMPK. Pelampauan BMPK dapat

disebabkan oleh penurunan modal BPR, penggabungan usaha (merger), peleburan

usaha (konsolidasi), pengambilalihan usaha (akuisisi), perubahan struktur

kepemilikan dan/atau kepengurusan yang menyebabkan perubahan Pihak Terkait

dan/atau kelompok Peminjam, dan/atau perubahan ketentuan. Berikut adalah tabel

laporan penyediaan dana pihak terkait milik PD. BPR BKK Ungaran pada bulan

Desember 2012 yaitu :

Tabel 9. Tabel Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait

NAMA PEMINJAM/BANK

HUBUNGAN KETERKAITAN DENGAN BPR

PADA SAAT PEMBERIAN REALISASI PENYEDIAAN DANA

KUALITAS

TGL. PENYEDIAAN DANA/BAKI

DEBET

AGUNAN LIKUID

PENYEDIAAN DANA / BAKI DEBET NETTO

A. INDIVIDU PEMINJAM NUR WAHONO ADIK

KANDUNG DIREKSI

20/12/2012 50.000 0 50.000 1

SUGIARSO DIREKTUR UMUM

28/09/2012 17.500 0 17.500 1

SUYANTO KABID DANA 19/10/2012 52.708 0 52.708 1

HERU SUHARYANTO PIMPINAN CABANG

09/10/2012 16.000 0 16.000 1

Page 59: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

46

AGUS SUMARYONO PIMPINAN CABANG

25/10/2012 48.958 0 48.958

B. PENEMPATAN DAPA PADA BPR LAIN

I. Jumlah Penyediaan Dana Netto

185.166

II. Jumlah Penyediaan Dana yang Melampaui BMPK

0

III. Jumlah Penyediaan Dana yang Diperhitungkan Dalam Perhitungan BMPK

302.832

C. NOMINAL PELANGGARAN BMPK (%)

0

Sumber : Data Keuangan PD. BPR BKK Ungaran

Dalam laporan penyediaan dana pihak terkait milik PD.BPR BKK

Ungaran pada bulan Desember 2012 dijelaskan bahwa tidak terdapat pelanggaran

BMPK, yang tertulis sebesar 0,00 %. Hal ini mengidentifikasikan bahwa PD BPR

BKK Ungaran dalam menentukan batas maksimum pemberian kredit sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam setiap pembuatan laporan penyediaan dana, laporan pelampauan

BMPK, dan laporan pelanggaran BMPK selalu mencantumkan modal KPMM.

Sehingga dengan adanya modal KPMM dapat menentukan BMPK sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Modal KPMM pada saat itu adalah 20.248.784 sehingga

dapat diketahui untuk pihak terkait BMPK adalah 10% dari modal KPMM yaitu

2.024.878, untuk pihak tidak terkait BMPK adalah 20% dari modal KPMM yaitu

4.049.757, sedangkan untuk pihak kelompok peminjam tidak terkait BMPK

adalah 30% dari modal KPMM yaitu 6.074.635.

Page 60: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

47

PENUTUP

Kesimpulan

PD. BPR BKK Ungaran telah menerapkan aspek prinsip kehati-hatian

sejak dilakukannya usaha ini, sehingga terdapat empat (4) syarat yang harus

diterapkan dalam melakukan usaha perbankan khususnya BPR yaitu KPMM,

KAP, PPAP, dan BMPK. Sehingga dari data yang diolah dapat disimpulkan

bahwa sistem pengendalian internal terhadap penilaian risiko berdasarkan aspek

prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh PD. BPR BKK Ungaran untuk periode

2011-2012 telah berjalan sangat baik karena sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika dilihat dari prinsip kehati-hatian yang

pertama dalam hal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang dilakukan oleh

PD. BPR BKK Ungaran periode 2011-2012 dapat disimpulkan bahwa tergolong

sangat baik karena melebihi ketentuan yang ditetapkan yaitu 8% dan masuk pada

peringkat satu (1) yang mana rasio CAR melebihi batas ketentuan yaitu 12%. Hal

ini menunjukan bahwa kemampuan dibidang permodalan sangat baik. Pada

prinsip yang kedua yaitu dilihat dari Kualitas Aktiva Produktif, penelitian

dilakukan dengan membandingkan 3 bulan terakhir pada tahun 2011 dan tahun

2012, yaitu Oktober, November, dan Desember. Dengan melihat perbandingan

rata-rata NPL pada periode tahun 2011 dan 2012.

Dijelaskan bahwa pada periode 2011 rata-rata NPL PD. BPR BKK

Ungaran sebesar 5,4% dan rata-rata NPL Bank Indonesia sebesar 6,9%. Hal ini

mengidentifikasikan bahwa PD BPR BKK Ungaran mampu menangani kredit

bermasalah dalam manajemennya, karena tidak melebihi batas ketentuan menurut

Page 61: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

48

Bank Indonesia. Sedangkan pada periode 2012 rata-rata NPL PD. BPR BKK

Ungaran sebesar 6,3% dan rata-rata NPL menurut Bank Indonesia sebesar 6,1%,

meskipun melebihi batas ketentuan yang berlaku namun kelebihan ini tidak terlalu

signifikan sehingga tetap dikatakan baik dalam hal menangani kredit yang

bermasalah dalam manajemennya.

Pada prinsip yang ketiga yaitu dilihat dari Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif, pada periode 2011 dan 2012 PPAP Real lebih besar daripada

PPAPWD yang berarti bahwa cadangan biaya antisipasi terhadap kerugian, yang

ditempatkan pada pos aktiva pada suatu neraca pada laporan keuangan mengalami

kelebihan pencadangan yang berarti sangat baik bagi PD. BPR BKK Ungaran

untuk menutup risiko jika mengalami kerugian.

Pada prinsip yang terakhir yaitu dilihat dari Batas Maksimum Pemberian

Kredit, menjelaskan pada bulan Desember 2012 yang mana dalam pembagian

BMPK terdapat tiga pihak yang ditentukan yaitu pihak terkait sebesar 10%, pihak

tidak terkait sebesar 20%, dan untuk pihak kelompok peminjam tidak terkait

sebesar 30% dari modal KPMM. Modal KPMM pada saat itu adalah 20.248.784

sehingga dapat diketahui untuk pihak terkait BMPK adalah 10% dari modal

KPMM yaitu 2.024.878, untuk pihak tidak terkait BMPK adalah 20% dari modal

KPMM yaitu 4.049.757, sedangkan untuk pihak kelompok peminjam tidak terkait

BMPK adalah 30% dari modal KPMM yaitu 6.074.635.

Page 62: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

49

Implikasi Terapan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan ada masukan yang dapat

membantu PD. BPR BKK Ungaran dalam mempertahankan kualitas sistem

pengendalian internal terhadap penilaian risiko pada kegiatan kredit yaitu harus

tetap menerapkan prisip kehati-hatian perbankan selama usaha perbankan masih

tetap berdiri. Dalam mengidentifikasi dan menganalisis penilaian risiko berbasis

prinsip kehati-hatian haruslah orang yang memiliki kemampuan berintelektual

tinggi dalam bidang keuangan. Sehingga mampu mempertahankan kualitas

penilaian risiko untuk tetap bertahan baik. Karena dalam menganalisis penilaian

risiko berbasis prinsip kehati-hatian di PD. BPR BKK Ungaran tidak mengalami

masalah yang berat untuk kegiatan kredit yang dijalaninya.

Implikasi terapan tersebut dapat menjadi masukan bagi PD. BPR BKK

Ungaran utnuk meningkatkan sertra mempertahankan keefektifitasan sistem

pengendalian internal berbasis prinsip kehati-hatian.

Keterbatasan Penelitian

Analisis sistem pengendalian internal terhadap penilaian risiko berbasis

prinsip kehati-hatian pada kegiatan kredit di PD. BPR BKK Ungaran dilakukan

dengan menggunakan observasi dan wawancara. Dalam melakukan observasi,

tidak semua bukti dokumen diberikan. Hal ini dikarenakan PD. BPR BKK

Ungaran tidak bersedia untuk menunjukan keseluruhan dokumen dari pelaksanaan

sistem pengendalian internal terhadap penilaian risiko berbasis prinsip kehati-

hatian. Sehingga keterbatasan dokumen pendukung mempengaruhi tingkat

validasi dari penelitian.

Page 63: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

50

Daftar Pustaka

Bank Indonesia. 2003. Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

5/22/DPNP tanggal 29 September 2003, http://www.bi.go.id

Bank Indonesia. 1993. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/2/BPPP tanggal

29 Mei 1993, http://www.bi.go.id

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DPNP tanggal

25 Oktober 2011, http://www.bi.go.id

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal

25 Oktober 2011, http://www.bi.go.id

Filemon, James Anthony L. 2011. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Pemberian Kredit pada PD. BPR Salatiga. Salatiga: UKSW

Muljono, Teguh Pudjo. 1989. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil.

Yogyakarta: BPFE

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Nugroho, M. Erwin. 2008. Uji Pengendalian Sistem Pemberian Kredit pada PD.

BPR Ungaran Cabang Tuntang. Salatiga: UKSW

Nogroho, Trisetya Wahyu. 2011. Analisis Yudiris Terhadap Regulasi Bank

Indonesia Berkaitan Dengan Manajemen Risiko Sebagai Penerapan

Prinsip Kehati-hatian Perbankan. Salatiga: UKSW

Puspitaningrum, Nela. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Pemerintaah dan Belanja

Modal Terhadap Sistem Pengendalian Internal serta Sistem Pengendalian

Internal Terhdap Opini Auditor. Salatiga: UKSW

Sumaryaningrum, Putri Eva. 2009. Uji Pengendalian Sistem Pemberian Kredit

pada PD. BPR BKK Banyubiru. Salatiga: UKSW

Suyanto, Thomas.; Chalik H,A.; Sukada Made.; Ananda, C Tinon Yunianti.;

Marala, Djuhaepah T. 2003. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Page 64: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

51

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agata Krisma Karitas

NIM : 232008039

Alamat Asal : Perum. Pejuang Jaya, Blok G/296, RT.007/015,

Kec. Medan Satria Kab. Bekasi 17

Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilian

Risiko Prinsip Kehati-hatian pada Kegiatan Kredit di PD.

BPR BKK Ungaran

Riwayat Pendidikan : SD Negeri Wanasari 13 Lulus Tahun 2002

SLTP Negeri 2 Tambun Selatan Lulus Tahun 2005

SMK Strada Budi Luhur Bekasi Lulus Tahun 2008

Riwayat Seminar / Pelatihan :

- Seminar Enterpreneurship Tahun 2009

- Kegiatan Penanaman Pohon dalam rangka “Dies Emas

FEB” Tahun 2009

- Roadshow bedah buku “Advertising That Makes Money”

Tahun 2009

- Seminar Kelompok Studi Manajemen “Being

Enterpreneur Mandiri of the Year 2009” Tahun 2008

- Latihan Kepemimpinan Pra Dasar Mahasiswa 2008/2009

- Seminar Kerohanian “Keluargaku Penting Gak Sih ?”

Tahun 2009

- Accounting Weekend Followship Tahun 2008

- Peserta Pendakian Massal 2965 MDPL Tahun 2010

- Mitra Gahana Going To The Cliff (Peserta) Tahun 2011

- Seminar “How to Build Our Bargaining Power on

International Joint Venture Context” Tahun 2011

- Leadership Outbond Training 3-4 November 2012

Page 65: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

52

Riwayat Organisasi / Kepanitiaan :

- Satgas Kuliah Umum “Asuransi Sebagai Pilihan

Investasi” Tahun 2010

- Kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan FEB Tahun

2009-2010

Page 66: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

53

LAMPIRAN

Page 67: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

54

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Page 68: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

55

Lampiran 2.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

PD. BPR BKK Ungaran

JL. M YAMIN NO. 1 UNGARAN

Periode: Desember - 2012

LAPORAN NERACA (Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi Desember

2012

Posisi Desember

2011

AKTIVA

1 Kas 1.636.766 2.566.043

2 Sertifikat Bank Indonesia 0 0

3 Antarbank Aktiva

a. Pada bank umum 25.948.083 18.160.214

b. Pada BPR 49.105 161.717

4 Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait 677.841 760.513

b. Pihak tidak terkait 134.358.870 148.397.618

5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/- 5.794.168 5.122.583

6 Aktiva dalam valuta asing 0 0

7 Aktiva tetap dan inventaris

a. Tanah dan gedung 724.716 778.791

b. Akumulasi penyusutan gedung -/- 424.426 417.982

c. Inventaris 3.559.201 3.408.074

d. Akumulasi penyusutan inventaris -/- 3.037.174 2.821.475

Jumlah Aktiva 159.446.778 167.632.085

No Pos-Pos Posisi

Desember 2012

Posisi Desember

2011

PASSIVA

1 Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar

295.168 353.761

2 Tabungan

a. Pihak terkait 110.132 416.554

b. Pihak tidak terkait 39.135.834 37.761.095

3 Deposito berjangka

a. Pihak terkait 3.018.815 2.423.765

b. Pihak tidak terkait 65.884.076 65.818.816

4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 0 0

5 Antarbank pasiva 27.296.579 39.147.696

Page 69: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

56

6 Pinjaman yang diterima 0 0

7 Pinjaman subordinasi 0 0

8 Rupa-rupa Pasiva 1.809.252 1.810.432

9 Ekuitas :

a. Modal dasar 50.000.000 25.000.000

b. Modal yang belum disetor -/- 38.152.503 13.652.502

c. Agio 0 0

d. Disagio -/- 0 0

e. Modal sumbangan 0 0

f. Modal pinjaman 0 0

g. Dana setoran modal 0 0

h. Cadangan revaluasi aktiva tetap 0 0

i. Cadangan umum 2.996.040 2.356.892

j. Cadangan tujuan 1.226.063 719.387

k. Laba yang ditahan -248.872 241.853

l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan 6.076.194 5.234.336

Jumlah Pasiva 159.446.778 167.632.085

LAPORAN LABA RUGI (Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2012

Posisi Desember

2011

1 Pendapatan Operasional

Bunga 27,150,778 27,146,799

Provisi dan Komisi 711,846 893,653

Lainnya 1,907,571 2,453,070

Jumlah Pendapatan Operasional 29,770,195 30,493,522

2 Pendapatan Non Operasional 137,466 209,137

Jumlah Pendapatan 29,907,661 30,702,659

3 Beban Operasional

Beban Bunga 10,556,914 12,685,287

Beban Administrasi dan Umum 1,346,735 1,356,175

Beban Personalia 7,229,433 7,039,726

Penyisihan Aktiva Produktif 1,235,005 1,220,706

Beban Operasional Lainnya 1,504,371 1,625,556

Jumlah Beban Operasional 21,872,458 23,927,450

4 Beban Non Operasional 144,676 111,275

Jumlah Beban 22,017,134 24,038,725

5 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh) 7,890,527 6,663,934

6 Taksiran Pajak Penghasilan 1,814,333 1,429,598

7 Laba/Rugi Tahun Berjalan 6,076,194 5,234,336

Page 70: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

57

Laporan Komitmen dan Kontinjensi (Ribuan Rp.)

No Pos-Pos Posisi

Desember 2012 Posisi

Desember 2011

1 Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik

0 0

2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

0 0

3 Lain-Lain 0 0

4 Jumlah Komitmen 0 0

5 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 4,776,910 4,306,541

6 Lain-Lain 5,616,173 5,701,687

7 Jumlah Kontinjensi 10,393,083 10,008,228

Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya (Ribuan Rp.)

Keterangan L KL D M Jumlah

1. Penempatan pada bank lain 19,206,058 0 0 0 19,206,058

2. Kredit yang diberikan 0 0 0 0 0

a. Kepada pihak terkait 677,841 0 0 0 677,841

b. Kepada pihak tidak terkait 125,626,000 1,318,339 1,174,013 6,240,518 134,358,870

3. Jumlah aktiva produktif 145,509,899 1,318,339 1,174,013 6,240,518 154,242,769

4. NPL net (%) - - - - 2.72

5. Rasio KPMM (%) - - - - 18.21

6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%) - - - - 89.28

7. Return on Asset / ROA (%) - - - - 4.89

PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: Pemegang Saham:

Prasetyo Aribowo Drs. Husen Direksi: Pemegang Saham Pengendali:

DR. H. Zarul, S.Ag, SH, M.Si Pemerintah Propinsi Jawa Tenga

Sugiarso, SH Pemerintah Kabupaten Semarang Suryo Widodo, Akt, M.Si

Page 71: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

58

Lampiran 3. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

2011

Page 72: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

59

2012

Page 73: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

60

Lampiran 4. Kualitas Aktiva Produktif

DESEMBER

Page 74: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

61

KAP NOVEMBER

Page 75: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

62

KAP OKTOBER

Page 76: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

63

Lampiran 5. Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit

Page 77: Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Penilaian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3686/2/T1_232008039_Full... · Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Prinsip

64