analisis sistem informasi akuntansi dengan efektivitas pengendalian internal

96
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN PADA PT A. UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA (STUDI KASUS) Oleh TRESNA NURYANDI 200512074 SKRIPSI Diajukan Untuk Melangkapi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL JAKARTA 2010

Upload: tresna-nuryandi

Post on 13-Mar-2016

240 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN PADA PT A. UNTUK

KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA

(STUDI KASUS)

Oleh

TRESNA NURYANDI

200512074

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melangkapi Sebagian Syarat-Syarat

Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2010

Page 2: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN PADA PT A. UNTUK

KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA

(STUDI KASUS)

SKRIPSI

Diterima dan Disetujui untuk Diujikan

Jakarta, 22 September 2010

Pembimbing Utama Skripsi Co-Pembimbing

Bani Saad, SE.Ak, MSi Arie Sunardi, SE.Ak.,MSi

Page 3: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI KOMPREHENSIF

Nama : Tresna Nuryandi

NPM : 200511027

Judul Skripsi : Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Efektivitas

Pengendalian Internal Penjualan Pada PT. A untuk Keunggulan

Kompetitif Industri Farmasi di Indonesia (Studi Kasus)

Tanggal Ujian : 6 Oktober 2010

Komprehensif

Penguji

Ketua : Antyo Pracoyo, SE, MSi

Anggota I : Bani Saad, SE.Ak.,MSi.

Anggota II : Novy Silvia Dewi, SE, MM.

Menyatakan bahwa mahasiswa dimaksud di atas telah mengikuti ujian komprehensif dan

dinyatakan LULUS UJIAN.

Ketua Penguji

Antyo Pracoyo, SE, MSi

Anggota I Anggota II

Bani Saad, SE.Ak.,MSi. Novy Silvia Dewi, SE, MM.

Page 4: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 5: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang atas rahmat dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi di Jurusan Akuntansi STIE Indonesia Banking

School yang berjudul, ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN PADA PT. A

UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA

(STUDI KASUS).

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menemui berbagai hambatan baik dari diri

sendiri maupun dari lingkungan luar sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.

Alhamdulillah, banyak pihak yang turut membantu mengatasi hambatan tersebut. Oleh

karena itu, dengan segenap kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Bani Saad, SE.Ak.,MSi, selaku pembimbing utama dan Bapak Arie Sunardi,

SE.Ak.,MSi, selaku pembimbing pendamping yang telah bersedia membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Siti Sundari Arie selaku ketua STIE Indonesia Banking School

3. Bapak Nugroho Endopranoto, SE, MBA selaku wakil ketua II bagian keuangan dan

Bapak Antyo Pracoyo, SE, MSi. Selaku wakil ketua I bidang akademik.

4. Ibu Etika Karyani Etika Karyani, SE.,Ak. MSM. selaku ketua jurusan program studi

jurusan akuntansi.

5. Ibu Lediana Sufina, SE.Ak.,MSi. selaku pembimbing akademik yang pertama

6. Ibu Ossy, SE, ST selaku pembimbing akademik yang kedua.

Page 6: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

ii

7. Seluruh staf pengajar STIE Indonesia Banking School yang telah berjasa

memberikan ilmu dan bimbinganya selama ini.

8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Cece Yoyo Mulyana dan Ibu Tati Nurhayati yang

selalu memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua adik tersayang, Yoanita Mulyanti dan Tyara Mulya Putri

10. Paman saya, Bapak Hikmat Hidayat dan sekeluarga yang telah memfasilitasi dan

membantu penulis dalam mengatasi permasalahan dalan penulisan skripsi ini.

11. Bapak Suherman yang telah meluangkan waktu untuk menyediakan data-data yang

dibutuhkan dalam skripsi ini.

12. Rezki Yunita yang selalu mendukung dan memberikan motivasi bagi penulis

13. Seluruh sahabat-sahabat yang telah mendoakan penulis agar Allah memudahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua teman-teman angkatan 2005 yang telah mendukung penulis selama ini.

15. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini memiliki banyak kekurangan

sehingga diharapkan pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dalam bidang

akuntansi.

Jakarta, 11 Oktober 2010

Penulis

Page 7: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 8: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

iii

ABSTRACT

This research analyzes the accounting information system of internal control

effectiveness of sales and sales in supporting competitive advantage. The purpose of this

study is to determine and assess whether the accounting information system and internal

control system sales of PT. A have been effective so it can be a competitive advantage for

companies.

The analytical method used in this study are as follows checking of accounting

information systems and internal controls sales sales application at PT. A, after it was

analyzed whether the sale of accounting information systems and internal controls have

been applied to sales in accordance with prevailing theories. Then, compare the

accounting information system at PT. A with another company's accounting information

systems within the pharmaceutical industry in Indonesia. Data collection techniques in

this study by conducting field research and literature.

Results from this study is that the accounting information system sales of PT. A

has been quite adequate. Internal control systems sales have been fairly effective, but

still many shortcomings that need to be repaired. Financial accounting information

system. A has a competitive advantage in the pharmaceutical industry in Indonesia.

Keywords: Accounting Information System, Internal Control

Page 9: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

iv

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tresna Nuryandi

NIM : 200512074

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata kemudian hari

penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain

maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan

peaturan tata tertib STIE IBS.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar.

Penulis

( Tresna Nuryandi )

Page 10: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 11: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Abstract .................................................................................................................... iii

Lembar Pernyataan Karya Sendiri............................................................................. iv

Daftar Isi .................................................................................................................. v

Daftar Gambar .......................................................................................................... ix

Daftar Lampiran ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 4

1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................... 4

1.2.2 Pembatasan Masalah .............................................................. 5

1.2.3 Rumusan Masalah .................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORITIS ........................................................................... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ..................................... 8

2.1.2 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi ................................. 9

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi ........................ 11

2.1.4 Karakteristik Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ................... 12

2.1.5 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP) ....................... 13

Page 12: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

vi

2.1.6 Manfaat Enterprise Resource Planning (ERP) .......................... 14

2.1.7 Modul-Modul Enterprise Resource Planning (ERP) ................. 14

2.1.8 Business Planning and Control System (BPCS)......................... 15

2.1.9 Pengertian Penjualan ................................................................. 17

2.1.10 Klasifikasi Penjualan............................................................... 18

2.1.11 Organisasi Penjualan ............................................................... 19

2.1.12 Prosedur Penjualan.................................................................. 21

2.1.13 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan .................................... 21

2.1.14 Pengertian Pengendalian Internal ............................................ 21

2.1.15 Komponen Pengendalian Internal ............................................ 22

2.1.16 Tujuan Pengendalian Internal .................................................. 26

2.1.17 Keterbatasan Pengendalian Internal ......................................... 27

2.1.18 Pengendalian Internal Penjualan .............................................. 28

2.1.19 Tujuan Pengendalian Internal Penjualan .................................. 28

2.1.20 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan ............................ 29

2.1.21 Strategi Untuk Keunggulan Dalam Industri ............................. 30

2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................ 32

2.2.1 Penelitian I ................................................................................ 32

2.2.2 Penelitian II .............................................................................. 33

2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35

3.1 Pemilihan Objek Penelitian ..................................................................... 35

3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 36

3.2.1 Data yang dihimpun .................................................................. 36

Page 13: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

vii

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36

3.3 Metode Analisis Data .............................................................................. 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 38

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 38

4.1.1 Profil Perusahaan ...................................................................... 38

4.1.2 Kebijakan Penjualan Perusahaan ............................................... 39

4.1.3 Fungsi-Fungsi yang Terlibat dalam Aktivitas Penjualan ............ 40

4.2 Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. A ..................... 41

4.2.1 Sumber Daya Manusia .............................................................. 41

4.2.2 Peralatan ................................................................................... 42

4.2.3 Formulir .................................................................................... 42

4.2.4 Catatan...................................................................................... 43

4.2.5 Laporan .................................................................................... 44

4.2.6 Prosedur .................................................................................... 44

4.3 Pelaksanaan Pengendalian Internal Penjualan PT. A ............................... 48

4.3.1 Lingkungan Pengendalian ......................................................... 48

4.3.2 Penilaian Resiko ....................................................................... 51

4.3.3 Aktivitas Pengendalian ............................................................. 52

4.3.4 Informasi dan Akuntansi ........................................................... 55

4.3.5 Pemantauan .............................................................................. 55

4.4 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan PT. A ................................. 56

4.5 Keunggulan Kompetitif Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. A .... 57

Page 14: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 59

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 59

5.2 Saran ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Gambar 4.1. Flowchart Prosedur Penjualan PT. A

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. A

Page 16: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pengiriman dan Penagihan PT. A

Lampiran 2. Formulir PT. A yang Terkait dengan Penjualan

Lampiran 3. Tampilan Business Planning and Control System (BPCS) yang terkait

dengan penjualan

Lampiran 4. Contoh Job Description yang diterapkan PT.A

Page 17: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 18: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan industri dalam negeri mengalami persaingan yang

cukup ketat. Persaingan tersebut menuntut perusahaan industri melakukan berbagai cara

untuk meningkatkan penjualannya sehingga diperoleh laba yang optimal. Penggunaan

teknologi yang maju dapat menjadi solusi bagi perusahaan dalam mempermudah semua

aktivitas sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Penggunaan teknologi dalam perusahaan untuk membangun sebuah sistem

informasi yang dapat mengelola operasional perusahaan. Sistem informasi terdiri dari

beberapa komponen yang memiliki fungsi berbeda dalam organisasi perusahaan. Untuk

mengatur fungsi akuntansi perusahaan dibutuhkan sistem informasi yang disebut sistem

informasi akuntansi.

Menurut Jogiyanto (2003), sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan

sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan

yang berguna bagi pemakainya. Sistem informasi akuntansi dirancang oleh perusahaan

guna memproses dan menyimpan data transaksi sehingga dapat menghasilkan informasi

yang tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya.

Apabila dalam suatu perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi yang

tidak memadai maka perusahaan tersebut tidak dapat memproses semua transaksi dengan

benar sehingga informasi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya. Apabila perusahaan

tidak mampu menghasilkan informasi dengan benar maka mereka akan melakukan

kesalahan dalam pengambilan keputusan manajemen. Di dalam sistem informasi

Page 19: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

2

akuntansi terdapat unsur-unsur pengendalian internal yang berfungsi untuk mengawasi

seluruh aktivitas ekonomi yang terjadi pada perusahaan.

Menurut Dasaratha V. Rama dkk. (2006), pengendalian internal adalah suatu

proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya,

yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian

sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efesiensi operasional; keandalan

pelaporan keuangan; dan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang

berlaku.

Apabila suatu sistem informasi akuntansi memiliki pengendalian internal yang

lemah, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi penyimpangan dan kecurangan

baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Untuk lebih meningkatkan efektivitas pengendalian internal perusahaan,

komponen-komponen sistem informasi dalam perusahaan harus terintegrasi secara

menyeluruh dengan menerapkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Menurut

Jeliyani, Udurma (2009), sistem ERP merupakan suatu cross-functional atau sistem

informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa guna

mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis dalam pabrik, logistik, distribusi,

akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia. Keunggulan yang didapat oleh

perusahaan antara lain informasi yang didapat menjadi lebih cepat, peningkatan

pelayanan terhadap konsumen, peningkatan dalam pengelolaan keuangan, dan penurunan

penggunaan tenaga kerja. Sistem ERP disediakan oleh vendor dalam bentuk perangkat

lunak. Contoh produk sistem ERP antara lain SAP, Baan, J.D. Edwards, Oracle dan

PeopleSoft.

Penggunaan sistem ERP juga dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan

dalam memenangkan persaingan dengan perusahaan lain. Perangkat lunak sistem ERP

Page 20: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

3

harus selaras dengan tujuan bisnis perusahaan. Apabila tidak selaras, maka perangkat

lunak sistem ERP akan disesuaikan dengan tujuan bisnis perusahaan atau perusahaan

harus melakukan rekayasa proses bisnis (business process reengineering) agar sistem

tersebut dapat selaras dengan tujuan bisnis perusahaan.

Dalam industri farmasi Indonesia, perusahaan farmasi asing lebih dahulu

menginvestasikan dana dalam jumlah yang besar untuk menerapkan sistem ERP

dibandingkan dengan perusahaan farmasi lokal. Dalam artikel yang ditulis oleh Laksmi

Nurwandini (2003) dari www.korantempo.com C.V. Chandrashekar, Principal

Consultant SDI-IntelliGroup mengemukakan bahwa total belanja teknologi informasi

bagi perusahaan farmasi lokal ini tergolong rendah dibandingkan perusahaan farmasi

asing yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan farmasi asing memiliki keunggulan

dalam penggunaan teknologi informasi sehingga dapat menekan biaya produksi dan

meningkatkan penjualan.

Salah satu perusahaan farmasi asing telah menerapkan teknologi informasi yang

memadai adalah PT. A. Perusahaan tersebut telah menerapkan sistem ERP yaitu dengan

menggunakan sistem BPCS, sebuah sistem informasi yang dikembangkan oleh System

Software Associates (SSA), yang kemudian menjadi SSA Global Technologies (yang

kemudian diakuisisi oleh Infor Global Solutions). BPCS ini digunakan oleh perusahaan

untuk mengelola keuangan, perencanaan, distribusi, manufaktur dan aplikasi lainnya

secara terintegrasi.

A. Mohammad B.S. dalam www.swa.co.id (2007) mengungkapkan bahwa PT.

Kalbe Farma Tbk. sedang melakukan investasi sebesar Rp 30 miliar per tahun hingga

tahun 2012 untuk pengembangan teknologi informasi sehingga dapat mewujudkan

sistem yang terintegrasi. Tujuan yang ingin dicapai perusahaan antara lain: (1) Sistem

integrasi penuh Supply Chain Management (SCM), (2) Penerapan aplikasi Business

Page 21: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

4

Intelligence on demand bagi semua pihak baik internal maupun eksternal. (3) Penerapan

seamless Enterprise Resource Planning (ERP) di semua anak perusahaan. (4) Penerapan

sistem Customer Relationship Management (CRM) yang efektif. PT. Soho Industri

Farmasi telah menerapkan ERP yang dapat dengan mudah mengontrol semua produknya,

mulai dari stok barang, kapasitas produksi, sampai memantau masa kadaluwarsa produk.

Dengan sistem ERP ini, perusahaan dapat menyusun sistem informasi strategis sehingga

akan menjadi keunggulan kompetitif dalam industri sejenis.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah

sistem informasi akuntansi dapat menunjang tingkat efektivitas pengendalian internal

penjualan untuk berkompetisi dalam persaingan industri sejenis. Maka skripsi ini diberi

judul: “ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN PADA PT. A UNTUK

KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA (STUDI

KASUS)”

1.2. Perumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi masalah

PT. A memproduksi obat-obatan untuk dipasarkan kepada konsumen dan

sejumlah produsen farmasi lainnya di Indonesia. Seluruh transaksi yang terkait dengan

penjualan akan diproses dan disimpan dalam sistem informasi akuntansi. Sistem

informasi akuntansi juga dapat membantu dalam pengendalian internal penjualan.

Efektivitas pengendalian internal penjualan dipengaruhi dengan penilaian sistem

informasi akuntansi yang digunakan, penelitian ini akan melakukan penilaian terhadap

sistem informasi akuntansi dan efektifitas pengendalian internal penjualan untuk

keunggulan kompetitif di industri farmasi.

Page 22: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

5

1.2.2. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dalam peneletian analisis sistem informasi

akuntansi dan efektivitas pengendalian internal penjualan untuk keunggulan kompetitif

di industri farmasi pada PT. A, penelitian ini dibatasi pada:

1. Sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal bagian penjualan PT. A.

2. Teknik pengumpulan data hanya menggunakan wawancara dengan dilengkapi

data pendukung.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian dapat

dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan PT.

A?

2. Bagaimana penilaian efektivitas pengendalian internal penjualan PT. A pada?

3. Apakah sistem informasi akuntansi penjualan PT. A memiliki keunggulan

kompetitif dalam industri farmasi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui dan menilai apakah penerapan sistem informasi akuntansi

penjualan PT. A telah efektif.

2. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian internal dalam PT. A

pada telah efektif.

3. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penjualan PT A

memiliki keunggulan kompetitif dalam industri farmasi di Indonesia.

Page 23: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

6

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak:

1. Bagi perusahaan: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan

masukan pemikiran dalam menilai dan mengevaluasi sistem yang sedang berjalan

dalam rangka penyempurnaan, mempertahankan atau mengembangkan lebih

lanjut praktik-praktik yang dianggap telah memadai.

2. Bagi akademik: diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan. Penulis berharap penelitian ini bisa dilanjutkan

kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

3. Bagi regulator: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan

masukan dalam membuat peraturan-peraturan untuk meningkatkan industri

farmasi di Indonesia.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Merupakan penjelasan mengenai gambaran umum tentang latar belakang

masalah, permasalahan yang dihadapi, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari

penelitian yang akan dilakukan.

Bab II Landasan pemikiran teoritis

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, mengungkapkan

penelitian terdahulu, membentuk kerangka pemikiran sehingga menghasilkan hipotesis

yng menjadi acuan dalam penelitian ini

Page 24: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

7

Bab III Metode penelitian

Memaparkan waktu dan tempat penelitian, metode penelitian yang akan

digunakan, teknik pengumpulan data serta pengolahan data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini.

Bab IV Analisis dan pembahasan

Memberikan gambaran mengenai profil perusahaan yang akan dijadikan sebagai

objek penelitian, melakukan analisis data yang diolah, hasil penelitian akan

dibandingkan dengan hipotesis dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya

Bab V Kesimpulan dan saran

Memaparkan hasil yang didapat dari penelitian ini dengan membuat sebuah

kesimpulan beserta saran yang menjadi masukan bagi objek penelitian maupun pihak

lain yang membutuhkan.

Page 25: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 26: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Mengenai pengertian sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto (2003),

dalam bukunya berjudul “Sistem Teknologi Informasi” adalah sistem informasi yang

merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi

pemakainya. Sistem informasi akuntansi dirancang oleh perusahaan guna memproses

dan menyimpan data transaksi sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu,

akurat dan dapat dipercaya.

Selanjutnya menurut Bodnar dan Hopwood (2000), sistem informasi akuntansi

(SIA) merupakan sebuah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, didesain

untuk mengubah data financial dan data lainnya menjadi informasi.

Sedangkan definisi sistem informasi akuntansi menurut Chusing dan Romney

(1997) adalah sistem informasi akuntansi memproses data dan transaksi untuk

menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna untuk perencanaan, pengawasan dan

operasioal bisnis. Untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan pembuat keputusan.

Kutipan tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi akuntansi

merupakan sebuah sistem informasi yang membutuhkan sumber daya menusia dan

peralatan digunakan perusahaan dalam merubah data transaksi bisnis menjadi informasi

keuangan yang bersifat tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya. Informasi yang

dihasilkan akan digunakan oleh manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan dan pengambilan keputusan.

Page 27: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

9

2.1.2 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan belum

tentu bisa digunakan perusahaan lainnya karena setiap perusahaan akan menyesuaikan

sistem informasi akuntansi dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Bodnar and William (2000), sistem informasi akuntansi (SIA)

merupakan sebuah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, didesain untuk

mengubah data financial dan data lainnya menjadi informasi.

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa sistem informasi akuntansi adalah

kumpulan sumber daya yang terdiri dari manusia dan peralatan yang diatur untuk

mengubah data menjadi sebuah informasi. Dengan demikian administratif bisa terwujud

dengan baik bila didalamnya terdapat unsur-unsur sistem informasi akuntansi.

Bodnar and William (2000) mengungkapkan bahwa unsur-unsur sistem informasi

akuntansi terdiri dari:

1. Sumber Daya Manusia dan Alat

Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi.

Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan pendukung, sumber

daya manusia dan dana. Sistem informasi akuntansi pada umumnya diberi nama

menurut sumber daya yang digunakan. Suatu sistem informasi akuntansi yang

didominasi oleh sumber daya manusia dinamai sistem informasi akuntansi

manual. Jika suatu sistem informasi akuntansi melibatkan penggunaan komputer

dan perlengkapan-perlengkapannya dinamai sistem informasi akuntansi dengan

komputer (computer based accounting information system). Manusia merupakan

unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam pengambilan keputusan

dan mengendalikan jalannya sistem. Unsur sistem informasi akuntansi juga

Page 28: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

10

berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian

kalkulasi/ perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.

2. Data (Catatan-catatan dan formulir-formulir)

Barbagai data dimasukkan dan diproses selama tahap masukan. Data dalam ini

dapat disamakan dengan data penjualan. Dan dihasilkan catatan-catatan berupa

jurnal, buku besar dan buku tambahan. Data juga dihasilkan dari formulir-

formulir yang digunakan sebagai bukti tulis dari transaksi, contohnya: faktur

penjualan, faktur pajak dan delivery order. Formulir merupakan unsur pokok

yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Formulir sering

disebut dengan dokumen. Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam

organisasi direkam (didokumentasikan) dalam secarik ketas. Dalam catatan,

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mencatat,

mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Buku Besar

terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan

yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam jurnal.

3. Informasi dan laporan

Informasi tersaji selama tahap keluaran. Hasil akhir dari sistem informasi

akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. Laporan tersebut

antara lain dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ditahan,

laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, daftar umur piutang,

daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan, dan sebagainya. Jadi

suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan,

semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut.

Maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai

bagi pihak yang menggunakan terutama di dalam pengembilan keputusan.

Page 29: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

11

Berdasarkan uraian unsur-unsur sistem informasi akuntansi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa mencakup unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sumber

daya manusia, peralatan, formulir, catatan, prosedur dan laporan.

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik untuk kebutuhan pihak eksternal

maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi didesain sedemikian rupa sehingga

memenuhi fungsinya dalam organisasi. Sistem informasi akuntansi juga harus memiliki

tujuan-tujuan yang dapat dijadikan pedoman bagi manajemen dalam melakukan

pengendalian dan perencanaan

Menurut Jogiyanto (2005), sistem informasi akuntansi mempunyai 3 tujuan

utama, antara lain:

1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari

Dalam beroperasi setiap hari, perusahaan melakukan sejumlah peristiwa bisnis

yang disebut transaksi. Transaksi ini menunjukkan pertukaran yang bernilai

ekonomis. Transaksi diproses oleh media sistem permrosesan transaksi

(transaction processing system/TPS) yang merupakan subsistem dari sistem

informasi akuntansi. Setiap TPS melakukan tahap-tahap tertentu sesuai desain

sistem. Dengan adanya sistem informasi akuntansi diharapkan dapat melancarkan

operasi yang dijalankan oleh perusahaan.

2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen

Keputusan harus dibuat perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan

jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan informasi, melalui

transaksi yang diproses. Sistem informasi akuntansi umumnya menyediakan

informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.

Page 30: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

12

3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban

Dengan sistem informasi akuntansi diharapkan mendapatkan informasi yang akan

membantu perusahaan untuk mengelola aktivitas kegiatannya secara efektif dan

efisien.

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2004), 3 fungsi penting

sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi terdiri dari:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-

aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut,

agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan

dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk

membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi,

termasuk data informasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat

dibutuhkan, akurat dan andal.

2.1.4 Karakteristik Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut James A. Hall (2008), karakteristik kualitas sistem informasi akuntansi

terdiri dari:

1. Relevan

Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Informasi relevan

merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan pemahaman atau

pengetahuan yang baru. Laporan hanya bersifat sementara, dan selanjutnya tidak

relevan lagi sehingga harus dihentikan pembuatannya.

Page 31: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

13

2. Tepat Waktu

Umur informasi merupakan faktor yang kritikan untuk menentukan kegunaannya.

Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.

3. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat material. Kesalahan-kesalahan

material ada ketika jumlah informasi tidak akurat yang menyebabkan pemakainya

melakukan keputusan yang buruk.

4. Handal

Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau

pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan

kesulitan bagi manajemen.

5. Rangkuman (Ringkasan)

Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi

yang ringkas dan mengikhtisarkan data relevan yang menunjukkan bidang-bidang

penyimpangan terhadap tingkat normal, standar, atau yang direncanakan

merupakan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai informasi.

2.1.5 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Definisi Enterprise Resource Planning juga dikemukakan oleh Jeliyani, Udurma

(2009), sistem ERP adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan

manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegerasikan dan mengotomasikan proses

bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi pada

perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Jogiyanto (2005), Enterprise

Resource Planning adalah suatu perangkat lunak paket dengan aplikasi yang

terintegerasi untuk digunakan secara luas di organisasi.

Page 32: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

14

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa ERP merupakan sebuah sistem

informasi berupa perangkat lunak yang mempu mengintegerasikan semua aplikasi fungsi

yang digunakan dalam organisasi perusahaan.

2.1.6 Manfaat Enterprise Resource Planning (ERP)

Jogiyanto (2005) menunjukkan adanya tujuh benefit dengan penerapan ERP yang

berhubungan dengan bisnis pada perusahaan, yaitu:

1. Integrasi data yang menyebabkan akses data ke unit bisnis lain, fungsi-fungsi

lain, proses-proses dan organisasi meningkat.

2. Menyediakan cara lain untuk melakukan bisnis yaitu dengan rekayasa proses

bisnis (business process reengineering), menuju ke orientasi proses dan

pengurangan proses biaya produksi.

3. Menyediakan kemampuan global dengan menyediakan globalisasi lewat proses

bisnis yang umum dan kelas dunia.

2.1.7 Modul-Modul Enterprise Resource Planning (ERP)

Pada sistem ERP biasanya terdiri atas sekumpulan modul-modul yang dapat

mendukung berbagai fungsi dan proses pada perusahaan. Modul-modul pada sistem ERP

biasanya dirancang untuk terintegerasi satu sama lain, meskipun pada implementasinya

perusahaan boleh memilih beberapa modul yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Menurut ERP Weaver yang dikutip dari www.erpweaver.com, Berikut ini

merupakan modul-modul yang digunakan dalam penerapan ERP pada sebuah

perusahaan:

Page 33: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

15

1. Item Master Management (IMM)

2. Bill Of Material (BOM)

3. Demand Management (DM)

4. Sales and Order Management (SOM)

5. Master Production Scheduling (MPS)

6. Material Requirements Planning (MRP)

7. Capacity Requirement Planning

8. Inventory Mangement (INV)

9. Shop Floor Control (SFC)

10. Purchasing Management (PUR)

11. General Ledger (GL)

12. Account Payable (AP)

13. Account Receivable (AR)

14. Cost Control (CO)

15. Financial Reporting (FIR)

2.1.8 Business Planning and Control System (BPCS)

BPCS merupakan salah satu sistem ERP yang dikembangkan oleh SSA Global

Technologies. BPCS ini digunakan untuk mengendalikan operasi manufaktur. Dalam

menjalankan sistem tersebut BPCS membutuhkan IBM AS 400. Aplikasi yang dimiliki

oleh BPCS antara lain:

1. Aplikasi Finansial

a. Costing CST

b. Accounts Payable ACP

c. Accounts Receivable ACR

Page 34: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

16

d. Billing BIL

e. General Ledger GLD

f. Cash Management CSH

g. Multiple Currencies MLT

h. Currency Translation CTR

i. Financial Assistant FIN

j. Fixed Assets FXA

k. Payroll PAY

l. Business Modeling

2. Aplikasi Perencanaan

a. Forecasting FOR

b. Master Scheduling MPS

c. Material Requirements Planning MRP

d. Capacity Planning CAP

e. Distribution Resource Planning (inter facility) DRP

f. Planner's Assistant PLN

g. Simulations

h. Aplikasi Pendistribusian

i. Inventory INV

j. Purchasing PUR

k. Customer Order Processing ORD

l. Billing BIL

m. Sales Analysis SAL

n. Promotions and Deals PRO

o. Performance Measurement PRF

Page 35: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

17

3. Aplikasi Manufaktur

a. Manufacturing Data Management BOM

b. Inventory INV

c. Shop Floor Control SFC

d. Master Scheduling MPS

e. Material Requirements Planning MRP

f. Capacity planning CAP

g. Laboratory Management LMS

h. Just In Time JIT

i. Quality Control QMS

j. Repetitive Manufacturing

k. CIMPath (barcoding and data collection) CIM

l. Advanced Process (chemical) Industries API

m. Performance Measurement (factory production) PRF

2.1.9 Pengertian Penjualan

Pengertian penjualan yang dikemukakan oleh John Dowes dan kawan-kawan

(2000), penjualan adalah pendapatan yang diterima ditukarkan dengan barang atau jasa

yang dicatat untuk suatu periode akuntansi tertentu, baik atas dasar kas (sebagaimana

diterima) atau atas dasar aktual (sebagaimana diperoleh). Sedangkan definisi penjualan

menurut Komarudin (2000), penjualan adalah suatu persetujuan yang menetapkan bahwa

penjualan memindahkan milik kepada pembeli untuk sejumlah uang yang disebut harga.

Berdasarkan kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan merupakan

sebuah pertukaran barang atau jasa antara pembeli dan penjual yang dibayar secara tunai

ataupun kredit. Penjualan merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan karena dari

Page 36: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

18

penjualan tunai akan didapat penerimaan kas dan dari penjualan kredit, perusahaan akan

memiliki piutang yang dapat diubah menjadi penerimaan kas pada saat jatuh tempo.

Penjualan juga dapat menghasilkan laba yang digunakan untuk mengembangkan bisnis

dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

2.1.10 Klasifikasi Penjualan

Menurut Yunita, Rima (2008), transaksi penjualan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Penjualan Tunai

Penjualan yang dilaksanakan dengan cara barang yang akan diberikan kepada

pembeli jika pembayaran sesuai dengan harga barang tersebut.

2. Penjualan Kredit

Penjualan secara kredit akan menimbulkan tagihan atau penerimaan hasil

penjualan dalam jangka waktu yang telah disepakati antara pihak penjual dan

pihak pembeli.

3. Penjualan Tender

Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi

permintaan pembelian yang membuka tender tersebut.

4. Penjualan Ekspor

Transaksi penjualan dengan pembeli dari luar negeri yang mengimpor barang

tersebut.

5. Penjualan secara Konsinyasi

Menjual barang titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual, apabila barang

tersebut tidak laku maka akan dikembalikan lagi kepada penjual.

Page 37: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

19

2.1.11 Organisasi Penjualan

Organisasi penjualan merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh bagian

yang terlibat dalam penjualan di perusahaan. Tjendra J. Widyastuti (2005)

mengungkapkan bahwa, organisasi penjualan sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya

aktivitas penjualan, tujuan perusahaan, jenis perusahaan, letak perusahaan (pusat atau

cabang). Adanya organisasi penjualan ini dimaksudkan agar kegiatan penjualan dapat

memisahkan fungsi-fungsi pengawasan, penyimpanan, pencatatan dan otorisasi. Selain

itu pemisahaan fungsi ini diharapkan dapat mencegah kecurangan yang dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Dibawah ini diuraikan fungsi-fungsi yang terkait dengan penjualan yang

dikemukakan oleh Mulyadi (2001), adalah:

1. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai; fungsi ini bertanggung

jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi formulir penjualan tunai, dan

menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran

harga barang ke fungsi kas. Dalam struktur organisasi, fungsi ini dipegang oleh

bagian order penjualan.

2. Fungsi Kredit

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab dalam pemberian

kredit bagi pelanggan. Dalam struktur organisasi, fungsi ini di pegang oleh

bagian kredit.

3. Fungsi Kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung

jawab sebagai penerima kas dari pembeli. Dalam struktur organisasi, fungsi ini

dipegang oleh bagian kas.

Page 38: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

20

4. Fungsi Gudang

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung

jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan

barang tersebut ke fungsi pengiriman. Dalam struktur organisasi, fungsi ini

dipegang oleh bagian gudang

5. Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung

jawab untuk menyerahkan barang yang telah dibayar oleh pembeli. Dalam

struktur organisasi, fungsi ini dipegang oleh bagian pengiriman.

6. Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagih secara periodik. Fungsi

ini biasa dipegang oleh bagian penagihan

7. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung

jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas serta pembuatan

laporan keuangan. Dalam struktur organisasi, fungsi ini dipegang oleh bagian

akuntansi

2.1.12 Prosedur Penjualan

Suatu transaksi penjualan pada suatu perusahaan harus dilakukan secara

berurutan, yang dimulai dari proses pesanan penjualan, penerimaan kas, penyerahan

barang, pencatatan hingga pemindahan kepemilikan barang kepada pembeli. Hal tersebut

dilakukan untuk memudahkan fungsi yang terkait dalam melakukan aktivitas penjualan.

Page 39: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

21

Prosedur penjualan merupakan urutan-urutan yang harus dilakukan fungsi-fungsi

yang terkait dalam proses transaksi penjualan, dan cara pembayarannya dengan

menggunakan pembayaran tunai.

2.1.13 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Akuntansi penjualan perlu diselenggarakan dalam suatu sistem informasi

akuntansi yang baik. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan utama yang

dimiliki perusahaan. Apabila aktivitas penjualan tersebut tidak dapat dikelola dengan

baik, maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi yang dapat menangani

transaksi penjualan baik dalam pelaksanaan penjualan hingga pencatatan semua transaksi

penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

2.1.14 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S.

Beasley (2008) adalah sistem yang terdiri dari banyak kebijakan dan prosedur yang

spesifik dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan

sasaran akan membuat entitas menemukan berbagai prosedur yang biasa disebut kontrol

dan membentuk secara kolektif internal kontrol entitas.

2.1.15 Komponen Pengendalian Internal

Menurut James A. Hall (2008), pengendalian internal terdiri dari 5 (lima)

komponen, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2. Penetapan Risiko (Risk Assesment)

Page 40: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

22

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

4. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi (Information and Communication

System)

5. Pemantauan (Monitoring)

Penjelasan dari komponen pengendalian internal diatas, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap

menyeluruh manajemen puncak, direktur dan pemilik usaha terhadap

pengendalian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Nilai etika dan integritas (integrity and ethical value)

Nilai etika dan integritas adalah produk dari standar etika dan bagaimana

standar tersebut dikomunikasikan dan dijalankan dalam praktik ini. Hal

tersebut meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi

insentif pegawai yang bertindak tidak jujur, melanggar hukum, termasuk juga

komunikasi standar nilai dari perilaku perusahaan kepada pegawai melalui

pernyataan kebijakan dan aturan pelaksanaan.

b. Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence)

Komitmen terhadap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen akan

kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan

bagaimana tingkat kecakapannya diterjemahkan dalam keahlian dan

pengetahuan yang dibutuhkan.

c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit (board of director or audit

committee participation)

Suatu pengendalian dipengaruhi oleh dewan komisaris dan oleh komite audit.

Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham yang

Page 41: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

23

merupakan pemilik saham dan manajemen yang mengoperasikan perusahaan.

Sedangkan komite audit terdiri dari anggota dewan komisaris dan para ahli

yang memahami masalah pengendalian internal. Pemegang saham

mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris dan

komite audit. Komite audit yang independent dibebani tanggung jawab untuk

mengawasi proses pelaporan keuangan, yang mencakup pengendalian internal

dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang telah ditetapkan agar

menjadi lebih efektif

d. Filosofi manajemen dan gaya operasi (management’s philosophy and

operating style)

Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan

filosofi manajeman. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian ini

penting, maka mereka akan melihat apakah kebijakan dan prosedur

pengendalian yang efektif telah ditetapkan. Perilaku mengenai pengendalian

ini akan dikomunikasikan kepada para bawahan melalui gaya operasional

manajemen.

e. Struktur organisasi (organizational structure)

Struktur organisasi diidentifikasikan sebagai otoritas dan

pertanggungjawaban terhadap perusahaan serta menunjukan pola komunikasi

di dalam organisasi.

f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assignment of authority and

responsibility)

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dimasukkan agar mempermudah

proses operasi, proses pelaporan, dan memperjelas tingkat kepemimpinan

dalam perusahaan.

Page 42: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

24

g. Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia (human resources policies and

pratices)

Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan dengan proses

penerimaan, penempatan, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi,

penggantian dan tindakan perbaikan.

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan indentifikasi dan analisis oleh manajemen terhadap

risiko-risiko yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan yang sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Terdapat beberapa

risiko yang harus dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi kemampuan

entitas usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisar dan pelaporan keuangan

data keuangan secara tepat, antara lain:

a. Perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan (changes in operating

environment)

b. Karyawan baru (new personel)

c. Sistem Informasi (information system)

d. Pertumbuhan yang pesat (rapid growth)

e. Kebijakan akuntansi (accounting pronouncements)

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian terdiri dari bermacam-macam kebijakan dan prosedur

yang membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan-tindakan yang penting

telah diambil untuk mengurangi risiko dalam mencapai tujuan perusahaan.

Kebijakan dan prosedur ini terdiri dari:

a. Pemisahan tugas yang cukup antara lain, pemisahan pemegang aktiva dari

akuntansi, pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang

Page 43: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

25

bersangkutan.dan pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung

jawab pembukuan.

b. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

Setiap transaksi dan aktivitas harus diotorisasi dengan benar. Bila setiap

pegawai dapat menggunakan aktiva tanpa otorisasi oleh pihak yang

berwenang, maka akan terjadi kekacauan dalam perusahaan. Kebijakan

otorisasi dibuat oleh manajemen puncak.

c. Dokumen dan sumber yang memadai

Dokumen dan catatan berfungsi sebagai penghantar informasi ke seluruh

bagian organisasi perusahaan. Dokumen dan catatan harus memadai untuk

memberikan keyakinan yang layak bahwa seluruh aktiva dikendalikan dengan

benar dan seluruh transaksi telah dicatat.

d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Dilakukan perlindungan terhadap aktiva dan catatan dengan tindakan

pencegahan secara fisik.

e. Pengecekan independen atas pelaksanaan

Kebutuhan pengecekan independen meningkat karena pengendalian internal

cenderung berubah setiap saat pengecekan ini harus dilakukan oleh orang

yang terjamin keindependenannya dan bertanggung jawab dalam menyiapkan

data.

4 Sistem Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi terdiri atas metode-metode dan catatan-catatan

yang diadakan untuk mencatat, memroses, meringkas dan melaporkan transaksi-

transaksi perusahaan. Sistem informasi dan komunikasi harus memenuhi tujuan-

tujuan berikut, yaitu:

Page 44: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

26

a. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang sah.

b. Menggambarkan secara periodik transaksi yang terperinci dalam klasifikasi

yang layak dalam laporan keuangan.

c. Mengukur nilainya secara tepat.

d. Melakukan pencatatan pada periode yang tepat.

e. Melakukan penyajian dan pengungkapan secara memadai.

f. Mengkomunikasikan tanggung jawab kepada karyawan.

5 Pemantauan

Salah satu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara

pengendalian internal. Manajemen memantau pengendalian berdasarkan

pemikiran apakah pengendalian telah beroperasi secara memadai atau belum

sehingga manajemen harus menyesuaikan pengendalian internal dengan

perubahan yang terjadi dalam perusahaan.

2.1.16 Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian internal menurut Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark

S. Beasley (2008) adalah sebagai berikut:

1. Operasional yang efektif dan efisien

Pengendalian dalam organisasi dibutuhkan untuk mendorong efisiensi dan

efektivitas pemakaian sumber daya yang dimiliki perusahaan, termasuk para

personilnya untuk mengoptimalkan tujuan perusahaan. Manajemen harus

memiliki informasi yang akurat dalam menjalankan usahanya berbagai informasi

digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Bagian penting lainnya dari

efektivitas dan efisiensi adalah pengamanan terhadap aset perusahaan. Aset fisik

Page 45: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

27

perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau dirusak bila tidak dilindungi oleh

pengendalian yang memadai.

2. Laporan keuangan yang bersifat reliabel

Manajemen bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan kepada kreditur

dan pemakai-pemakai lain. Manajemen memiliki tanggung jawab untuk

meyakinkan bahwa informasi telah disajikan dengan layak sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

3. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku

Tujuan pengendalian internal adalah memastikan bahwa segala peraturan dan

hukum yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan

ditaati oleh karyawan perusahaan itu.

2.1.17 Keterbatasan Pengendalian Internal

Ikatan Akuntansi Indonesia (1994) mengemukakan keterbatasan yang harus

disadari dalam mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal. Keterbatasan

bawaan ini, misalnya dalam penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian terdapat

kemungkinan kekeliruan potensial yang timbul dari sebab seperti: instruksi yang salah

mengerti, kesalahan dalam perbandingan, kebingungan dan kelelahan pribadi.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001), keterbatasan yang dimiliki pengendalian

internal adalah kesalahan dalam pertimbangan, gangguan, kolusi, pengabaian oleh

manajemen dan biaya lawan manfaat.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal

memiliki keterbatasan-keterbatasan terutama faktor manusia. Perusahaan membutuhkan

pengendalian internal menekan dan mengurangi terjadinya penyimpangan-

penyimpangan dan kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.

Page 46: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

28

2.1.18 Pengendalian Internal Penjualan

Untuk mendapatkan pendapatan optimal maka penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan harus dikendalikan dengan baik sehingga dibutuhkan pengendalian internal

penjualan yang memadai. Pengendalian internal penjualan meliputi rencana organisasi

serta metode dan langkah-langkah terkoordinasi yang digunakan dalam suatu perusahaan

untuk mengamankan penjualan, memeriksa kecermatan, dan dapat dipercayai laporan

keuangan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan, serta mematuhi kebijakan

yang ditetapkan oleh perusahaan.

2.1.19 Tujuan Pengendalian Internal Penjualan

Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S. Beasley (2008) mengemukakan dan

meringkas tujuan pengendalian internal untuk transaksi penjualan, antara lain:

1. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman, yang dilakukan kepada

pelanggan non-fiktif.

2. Transaksi penjualan diotorisasi sebagaimana mestinya.

3. Seluruh penjualan yang ada telah dicatat.

4. Penjualan yang dicatat adalah jumlah yang dikirim dan ditagih telah dicatat

dengan benar.

5. Transaksi penjualan diklarifikasikan dengan baik.

6. Penjualan dicatat pada tepat waktu.

7. Transkasi penjualan dimasukkan dengan benar dalam buku tambahan dan telah

diikhtisarkan dengan benar.”

Tujuan pengendalian diatas tidak akan terwujud apabila unsur-unsur

pengendalian internal tidak dapat dijalankan dengan baik.

Page 47: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

29

2.1.20 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan

Menurut Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S. Beasley (2008),

menyatakan tujuh unsur efektivitas pengendalian internal atas suatu transaksi adalah

sebagai berikut:

1. ”Validity

2. Authorization

3. Completeness

4. Valuation

5. Classification

6. Timming

7. Posting and Summarization.”

Ketujuh efektivitas pengendalian internal atas suatu transaksi dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Validitas

Menyatakan bahwa transaksi yang dicatat adalah sah dan benar terjadi dalam

perusahaan, bukan transaksi yang fiktif.

2. Otorisasi

Menyatakan bahwa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan telah mendapat

otorisasi dari pihak yang berwenang, sehingga tidak ada lagi transaksi yang

curang dan mengakibatkan pemborosan atau penyelewengan terhadap aktiva

perusahaan.

3. Kelengkapan

Menyatakan bahwa transaksi yang terjadi telah selesai dicatat dengan baik

sehingga dapat mencegah kehilangan transaksi dari pencatatan.

Page 48: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

30

4. Penilaian

Menyatakan bahwa setiap transaksi telah dinilai dengan tepat untuk menghindari

kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan setiap transaksi dalam berbagai

proses pencatatan.

5. Klasifikasi

Menyatakan bahwa transaksi yang terjadi telah diklarifikasikan pada perkiraan

yang tepat.

6. Tepat Waktu

Menyatakan bahwa transaksi dicatat pada waktu yang tepat, sehingga laporan

keuangan yang dibuat benar-benar bermanfaat.

7. Posting dan Pengikhtisaran

Menyatakan bahwa suatu transaksi yang terjadi dalam perusahaan telah

dimasukkan dengan tepat waktu ke dalam catatan tambahan dan diikhtisarkan

dengan benar.

2.1.21 Strategi Untuk Keunggulan Dalam Industri

Tujuh strategi umum yang biasanya perusahaan menerapkan untuk menghadapi

pesaing-pesaingnya menurut Jogiyanto (2005) adalah:

1. Cost leadership strategy,

2. Differentiation strategy,

3. Focus strategy,

4. Innovation strategy,.

5. Alliance strategy,

6. Growth strategy,

7. Quality strategy.

Page 49: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

31

Penjelasan mengenai strategi-strategi diatas adalah sebagai berikut:

1. Cost leadership strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat mencapai

posisi sebagai produser dengan biaya terendah didalam industri, yaitu dengan

cara: menurunkan secara drastis biaya proses bisnis dengan melakukan rekayasa

proses bisnis (business process reenginering), menurunkan biaya dari pemasok

dan menurunkan biaya dari konsumen.

2. Differentiation strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menyediakan

produk atau jasa yang berbeda atau unik dengan nilai yang lebih besar kepada

pelanggan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu dengan cara

menggunakan teknologi informasi untuk membuat produk atau jasa yang berbeda

dan menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi keuntungan diferensi

dari pesaing

3. Focus strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membantu

perusahaan memfokuskan pada produk atau jasa khusus di dalam organisasi.

4. Innovation strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menemukan

cara khusus dalam berbisnis yaitu dengan menyediakan produk atau jasa inovasi

terbaru yang belum dilakukan pesaing-pesaingnya.

5. Alliance strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membuat

hubungan kerja sama yang menguntungkan dengan pemasok, perusahaan lain dan

Page 50: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

32

bahkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu dengan cara menggunakan sistem

informasi antar organisasi untuk menghubungkan sistem-sistem perusahaan lain.

6. Growth strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika membantu

mengembangkan dan mendiversifikasi pasar.

7. Quality strategy

Suatu sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membantu

meningkatkan kualitas dari produk atau jasa.

Sistem teknologi informasi dikatakan strategis jika aplikasi dari satu atau lebih

sistem-sistem teknologi informasi tersebut mendukung dan melaksanakan atau

mengimplementasikan satu atau lebih strategi-strategi kompetisi.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian I

Penelitian mengenai ”Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam

menunjang Efektivitas Pengendalian Penjualan” yang dilakukan oleh Tjendra J.

Widyastuti (2005). Objek penelitian yang digunakan adalah PT. Tarumatex Bandung.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan menilai efektivitas

penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan pengendalian internal penjualan

yang diterapkan dalam perusahaan serta peranan sistem informasi akuntansi penjualan

dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan.

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian tersebut adalah pelaksanaan sistem

informasi akuntansi dan pelaksanaan pengendalian internal penjualan serta peranan

sistem informasi dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan telah

memadai. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap kuesioner menyimpulkan bahwa

Page 51: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

33

sistem informasi akuntansi di PT Tarumatex Bandung amat menunjang efektivitas

pengendalian internal sehingga hipotesis ”Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan” dapat

diterima.

2.2.2 Penelitian II

Yeti Juhesti (2005) melakukan penelitian tentang ”Fungsi Sistem Informasi

Akuntansi atas Pengendalian Pendapatan”. Objek Penelitian yang digunakan adalah

Rumah Sakit Mata di Cicendo. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui

sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh rumah sakit dan untuk mengetahui

sistem informasi akuntansi yang diterapkan berfungsi atas pengendalian internal

pendapatan.

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian tersebut adalah sistem informasi

akuntansi di Rumah Sakit Mata Cicendo telah memadai dan berfungsi atas pengendalian

internal pendapatan.

Page 52: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

34

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Terpenuhinya

komponen sistem

informasi akuntansi

penjualan PT. A

Terpenuhinya unsur-

unsur pengendalian

internal penjualan

PT. A

Analisis sistem informasi

akuntansi penjualan dan

efektivitas pengendalian

internal penjualan PT. A

Sistem informasi

akuntansi PT. A memiliki

keunggulan kompetitif

dalam industri farmasi di

Indonesia

Page 53: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 54: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Objek Penelitian

Dalam penyusunan ini, penulis akan melakukan penelitian pada PT. A yaitu

sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di industri farmasi. Yang menjadi objek

penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah sistem informasi akuntansi penjualan dan

efektivitas pengendalian internal penjualan yang dijalankan perusahaan.

Penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 3 bulan. Selama

penelitian, peneliti harus menyesuaikan waktu yang disediakan oleh pejabat PT. A untuk

menjelaskan mengenai sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal

penjualan pada PT. A.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif. Studi deskriptif

dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan kesimpulan dari

permasalahan yang diteliti dalam suatu situasi. Melalui penelitian ini, data yang

diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui bagaimana perusahaan menjalankan sistem

informasi akuntansi penjualan dan pengendalian internal perusahaan sehingga dapat

diketahui apa benar sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal penjualan telah

dijalankan sesuai dengan peraturan yang diterapkan perusahaan dan dapat menjadi

keunggulan perusahaan dalam menghadapi persaingan industri.

Sifat penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Sekaran (2006),

studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan

dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus yang bersifat kualitatif adalah

Page 55: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

36

berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman

pemecahan masalah di masa lalu.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Data yang dihimpun

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang berasal dari sumber pertama melalui obeservasi, wawancara atau

kuesioner, sedangkan data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber tertentu.

Data primer yang digunakan berasal dari hasil wawancara karyawan PT. A. Data

sekunder yang digunakan diperoleh dari dokumentasi penunjang yang dimiliki PT. A

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan

(Library Research). Penelitian lapangan bertujuan untuk mendapatkan data primer dari

objek penelitian. Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian lapangan adalah

wawancara, yaitu cara memperoleh data dengan melakukan wawancara yang bersifat

terbuka kepada pejabat atau karyawan perusahaan untuk mendapatkan penjelasan

mengenai masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara

terhadap karyawan yang menjabat sebagai chief accountant pada PT. A. Penelitian

kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini antara lain prosedur penjualan, formulir-formulir, struktur organisasi dan

mempelajari buku-buku atau literatur-literatur untuk mendapatkan data sekunder yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Page 56: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

37

3.3 Metode Analisis Data

Berdasarkan metode penelitian, peneliti melakukan analisis data dengan cara

sebagai berikut:

a. Memeriksa sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. A.

b. Menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan PT. A apakah dalam

penerapannya telah sesuai dengan teori-teori yang berlaku.

c. Memeriksa sistem pengendalian internal penjualan pada PT. A.

d. Menganalisis sistem pengendalian internal penjualan PT. A apakah dalam

penerapannya telah sesuai dengan teori-teori yang berlaku.

e. Membandingkan sistem informasi akuntansi pada PT. A dengan sistem informasi

akuntansi perusahaan lain yang berada dalam industri farmasi di Indonesia.

Page 57: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 58: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

38

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

PT. A telah memasuki pasar farmasi di Indonesia sejak tahun 1969, saat itu PT. A

belum berdiri sebagai perusahaan melainkan hanya sebuah divisi penjualan perusahaan

farmasi ternama di Jerman. Untuk proses produksinya PT. A menjalin kerja sama dengan

PT Schering Indonesia. Karena perkembangan usaha yang cukup baik, pada tahun 2001

PT. A berdiri sebagai sebuah Perusahaan Terbatas (PT) yang memiliki sebuah pabrik

yang berlokasi di Bogor.

Pabrik ini dibeli dari sebuah perusahaan farmasi Prancis yang telah bergabung

dengan perusahaan Jerman dengan nama Aventis. Dengan proses renovasi selama 2

tahun dan biaya renovasi sebesar 90 milyar rupiah, pabrik ini menjadi pabrik dengan

standard yang sangat baik sesuai dengan CPOB dan standard kualitas dan keamanan

Internasional.

PT. A berkantor pusat di Jakarta, sejak tahun 2006 mengembangkan bisnisnya di

bidang industrial customer business atau yang lebih dikenal dengan sebutan toll

manufacturing. Jadi, selain memproduksi obat-obatan produksi PT. A sendiri, pabrik ini

juga memproduksi obat untuk sejumlah perusahaan farmasi internasional lain di

Indonesia.

Bahkan, ekspor obat produksi perusahaan itu mengalami pertumbuhan sangat

besar. Untuk mendukung bidang industrial customer business, pabrik itu mengalami

renovasi untuk pengembangannya. Proyek pengembangan ini adalah proyek renovasi

kedua untuk fasilitas produksi (pabrik) PT. A.

Page 59: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

39

Proyek renovasi pertama yang selesai pertengahan tahun 2003 mencakup

pembangunan fasilitas produksi untuk sediaan sirup, tablet, semi solid dan aerosol,

perbaikan pada sistem pergudangan, laboratorium kontrol kualitas dan kantor

administrasi. Adapun proyek kedua merupakan perluasan pada bagian laboratorium dan

pengemasan, penggantian beberapa mesin produksi dan pengemasan, pengembangan

fasilitas untuk karyawan. Proyek kedua ini telah selesai Januari 2009 lalu.

Saat ini PT. A memiliki pegawai sebanyak 400 orang; 231 pegawai di bagian

penjualan lapangan tersebar di seluruh Indonesia, 100 pegawai di pabrik dan 69 pegawai

di kantor pusat di bagian Marketing, Sales Administration, Finance, MRA & HRD. PT.

A sangat peduli terhadap pengembangan bagi karyawannya. Berbagai training mulai dari

“Job/Technical Skills“ sampai dengan “Life Management/Leadership“ diberikan untuk

seluruh karyawan.

4.1.2 Kebijakan Penjualan Perusahaan

Dalam melaksanakan aktivitas penjualannya, PT A menerapkan beberapa

kebijakan yang terkait dengan penjualan antara lain:

1. PT.A. hanya melakukan penjualan kredit dengan menetapkan jatuh tempo

pembayaran.

2. Tenggat waktu pembayaran, berdasarkan perjanjian distribusi dihitung dari

tanggal delivery order sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, harus

dicantuman pada faktur penjualan

3. Jika terjadi perubahan harga produk PT. A, maka harus diketahui dan disahkan

oleh pihak-pihak yang berwenang.

Page 60: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

40

4.1.3 Fungsi-fungsi yang Terlibat dalam Aktivitas Penjualan

Dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan, PT. A memerlukan

fungsi-fungsi yang menunjang aktivitas penjualan kredit. Fungsi-fungsi yang terkait

dengan aktivitas penjualan, antara lain:

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab menerima pesanan pelanggan, memproses pesanan

pelanggan dengan menggunakan sistem BPCS (Business Planning and Control

System), mengeluarkan delivery order untuk pengiriman barang, serta mencetak

faktur penjualan dan faktur pajak. Bagian ini dipegang oleh bagian marketing and

sales.

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan

memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Fungsi ini dipegang

oleh bagian keuangan.

3. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima kas dari pelanggan. Fungsi ini

dipegang oleh bagian keuangan.

4. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang

yang dipesan oleh pelanggan. Fungsi ini dipegang oleh bagian pergudangan

5. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan berang kepada pelanggan

berdasarkan delivery order yang diberikan oleh fungsi penjualan. Fungsi ini

dipegang oleh bagian pergudangan.

Page 61: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

41

6. Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan

berikut dengan faktur pajak kepada pelanggan. Fungsi ini dipegang oleh bagian

administrasi penjualan.

7. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari penjualan

kredit serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini dipegang oleh bagian

akuntansi.

4.2 Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. A

4.2.1 Sumber daya manusia

Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem informasi akuntansi penjualan pada PT A.

adalah Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan (Head of Division Finance &

Administration), Kepala Depertemen Keuangan dan Akuntansi (Head of Department

Finance & Accounting), Kepala Divisi Pemasaran (Head of Division Marketing), Kepala

Bagian Pengendalian Gudang (Head of Warehouse Control), Supply Chain Management,

Sales Ethical Medicine, Sales Of The Control Medicine dan Head of Depertment Animal

Health, Kepala Divisi Produksi Produk Farmasi (Head of Division Pharmaceutical

Production), Pharmaceutical Production Controller, petugas yang berwenang dari

pihak pelanggan, Account Receivabke Officer.

Dalam melaksanakan perekrutan karyawan, bagian personalia akan membuat

minimum requirement yang dibutuhkan. minimum requirement tersebut mencakup latar

belakang pendidikan, pengalaman pekerjaan dan keahlian yang dimiliki. Kemudian

mereka melakukan seleksi dengan melakukan test dan wawancara untuk menilai

kompetensi calon karyawan sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Page 62: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

42

Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem informasi akuntansi penjualan PT. A adalah

Pihak konsumen, Bagian sales marketing, Bagian Gudang dan Distribusi, Bagian

Keuangan dan Bagian Akuntansi.

4.2.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi

penjualan berupa komputer, sistem otomatisasi dengan menggunakan sistem BPCS serta

alat-alat penunjang dalam aktivitas penjualan. Komputer digunakan dalam aktivitas

penjualan dengan menjalankan sistem BPCS. Modul sales and order management pada

sistem BPCS merupakan salah satu modul yang digunakan PT. A untuk menjalankan

aktivitas penjualan. Alat penunjang yang digunakan PT. A diantaranya adalah alat tulis,

telepon, faksimili, printer dan kalkulator.

4.2.3 Formulir

Formulir yang digunakan dalam penjualan antara lain Purchase Order yang

berisikan jenis produk, jumlah produk, tanggal kadaluarsa produk yang dipesan oleh

pelanggan maupun ICB. Delivery Order yang berisikan surat perintah kepada bagian

distribution warehouse untuk mengirimkan barang kepada pelanggan. Delivery order

dibuat dalam 4 rangkap yaitu: Lembaran pertama diberikan kepada pelanggan, Lembaran

kedua untuk bagian akuntansi, Lembaran ketiga untuk administrasi penjualan dan

Lembaran keempat diarsipkan

Faktur Penjualan yang berisikan jumlah barang dan total tagihan yang harus

dibayarkan oleh pelanggan. Faktur penjualan dibuat oleh bagian administrasi penjualan

setelah menerima delivery order dari bagian pergudangan dan distribusi. Dalam transaksi

penjualan faktur penjualan dibuat dalam 3 rangkap, yaitu: Lembaran pertama dikirim

Page 63: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

43

kepada pelanggan, Lembaran kedua untuk bagian akuntansi dan Lembaran ketiga untuk

diarsipkan

Faktur Pajak yang digunakan sebagai bukti pembayaran pajak terhadap barang

yang dibeli oleh pelanggan. Faktur pajak diproses dan dicetak bersama faktur penjualan

oleh bagian administrasi penjualan dalam 3 rangkap, yaitu: Lembaran pertama dikirim

kepada pelanggan, Lembaran kedua dan ketiga untuk bagian akuntansi.

Formulir yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penjualan PT. A telah

sesuai dengan prinsip-prinsip rancangan formulir dengan memuat tanggal penerbitan,

nomor order, jumlah barang, harga barang, kode barang, nama barang dan identitas

pelanggan. Prinsip-prinsip tersebut telah diterapkan pada purchase order, delivery order,

faktur penjualan dan faktur pajak. Formulir-formulir ini digunakan untuk mencatat

semua aktivitas transaksi penjualan.

4.2.4 Catatan

Semua aktivitas penjualan kredit yang dilakukan oleh PT. A dicatat dengan

menggunakan sistem BPCS oleh bagian administrasi penjualan dalam bentuk jurnal

akuntansi. Jurnal akuntansi yang digunakan adalah jurnal penjualan yang mencatat

semua transaksi penjualan kredit

Untuk mencatat transaksi penjualan kredit, bagian akuntansi PT. A akan

menjurnal transaksi kredit tersebut. Dalam aktivitas pendistribusian barang dari gudang,

bagian warehouse controller menggunakan sistem BPCS untuk mencatat persediaan

barang yang berada di gudang serta perpindahan barang dari gudang yang fungsinya

seperti kartu gudang.

Catatan yang dilakukan PT. A dalam bentuk jurnal akuntansi untuk aktivitas

penjualan kredit telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Dengan

Page 64: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

44

menggunakan sistem BPCS, ketika bagian administrasi penjualan telah selesai

memproses faktur penjualan secara otomatis jurnal akuntansi penjualan kredit akan

tercatat pada bagian akuntansi.

4.2.5 Laporan

Laporan yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. A

antara lain: laporan penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan yang berisikan semua

transaksi penjualan yang terjadi pada PT. A dalam satu periode, laporan persediaan

barang yang berisikan mengenai persediaan barang serta mutasi perpindahan barang PT.

A yang berupa obat-obatan dalam gudang, laporan piutang yang terdiri dari aging

schedule dan daftar piutang penjualan yang dimiliki PT. A. Aging sechedule adalah

laporan yang terdapat dalam BPCS yang berisikan saldo piutang pelanggan berdasarkan

umur piutang.

Laporan yang dihasilkan merupakan hasil proses data-data yang terkumpul dan

bersumber dari dokumen-dokumen seperti faktur penjualan yang dicatat ketika terjadi

aktivitas penjualan. Laporan tersebut mengandung informasi yang mengenai seluruh

aktivitas penjualan.

4.2.6 Prosedur

Prosedur yang digunakan PT. A dalam melaksanakan transaksi penjualan, antara

lain Prosedur penerimaan pemesanan penjualan dimulai dari komunikasi yang dilakukan

antara pihak pelanggan dengan bagian marketing dan sales. Pihak pelanggan akan

memberikan purchase order untuk memesan produk yang diinginkan kepada bagian

marketing dan sales. Kemudian bagian marketing dan sales akan memproses purhase

order dengan menggunakan sistem BPCS. Pemrosesan purchase order dengan sistem

Page 65: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

45

BPCS berguna untuk mengoptimalkan kapasitas dan perencanaan bagian gudang. Dalam

pengesahan penjualan kredit kepada pelanggan, PT. A akan mempertimbangkan riwayat

pelunasan piutang dan jumlah penjualan kredit yang diajukan oleh pelanggan. Apabila

telah disetujui, maka purchase order tersebut akan dikirim melalui sistem BPCS ke

bagian gudang dan distribusi. Karyawan yang bertanggung jawab di bagian gudang dan

distribusi mengalokasikan produk-produk yang sesuai dengan purchase order untuk

dikirim kepada pelanggan. Karyawan tersebut akan mengkonfirmasikan produk-produk

yang akan dikirim kepada pelanggan dan memprosesnya dengan menggunakan sistem

BPCS. Setelah diproses akan tercetak delivery order sebanyak 4 (empat) rangkap yang

akan dibawa dalam pengiriman barang kepada pelanggan.

Prosedur pengiriman barang dimulai dari Bagian gudang dan distribusi yang akan

mengirimkan barang kepada pelanggan dengan membawa 4 (empat) rangkap delivery

order. Pihak pelanggan akan memeriksa jumlah dan kondisi produk yang dipesan apakah

sesuai dengan purchase order yang diminta. Apabila pihak pelanggan setuju, maka pihak

pelanggan akan menandatangani delivery order dengan 4 (empat) rangkap dan diberikan

satu lembar copy delivery order sebagai bukti pengiriman barang dan disimpan dalam

arsip. Apabila pihak pelanggan tidak setuju, maka akan dibuat surat pernyataan yang

ditandatangani karyawan dari kedua pihak, dari PT. A dan Pihak pelanggan. Bagian

Gudang membawa kembali 3 (tiga) rangkap delivery order yang telah ditandatangani

pelanggan. Dalam waktu paling lambat 3 hari kerja setelah delivery order

ditandatangani, 3 (tiga) rangkap delivery order akan didistribusikan sebagai berikut:

Lembar pertama untuk bagian akuntansi, Lembar kedua untuk bagian administrasi

penjualan service dan Lembar ketiga untuk arsip di bagian gudang

Prosedur penagihan dimulai dari Bagian administrasi penjualan menerima

delivery order yang telah ditandatangani pelanggan. Berdasarkan delivery order tersebut,

Page 66: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

46

bagian administrasi penjualan akan menggunakan billing module dari sistem BPCS untuk

memproses dan mencetak faktur penjualan dan faktur pajak sebanyak 3 (tiga) rangkap.

Sebelum faktur penjualan dan faktur pajak dikirim ke pelanggan harus dicek terhadap

delivery order dan ditandatangani oleh Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan atau

karyawan yang bertanggung jawab di bagian akuntansi dan keuangan. 3(tiga) rangkap

faktur penjualan dan faktur pajak akan didistribusikan paling lambat 3 hari kerja setelah

tanggal faktur penjualan dan faktur pajak, antara lain: satu lembar faktur penjualan dan

faktur pajak yang asli disertai delivery order dikirimkan ke pelanggan, satu lembar copy

faktur penjualan, faktur pajak dan delivery order untuk bagian accounting, satu lembar

faktur penjualan dan delivery order disimpan bagian administrasi penjualan sebagai

arsip. Tenggat waktu pembayaran, berdasarkan perjanjian distribusi dihitung dari tanggal

delivery order sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, harus dicantumkan pada

faktur penjualan.

Page 67: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

47

Page 68: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

48

Prosedur penjualan yang diterapkan pada PT. A mudah untuk dimengerti dan

dipahami oleh seluruh karyawan yang terkait dengan aktivitas penjualan. Prosedur

penjualan kredit termasuk prosedur pemesanan produk, prosedur pengiriman barang,

prosedur penagihan dan prosedur pencatatan piutang. Dalam pelaksanaan prosedur

penjualan, penulis mendapatkan temuan salah satu transaksi yang tidak sesuai terhadap

prosedur penjualan pada suatu transaksi penjualan. Dalam prosedur penjualan disebutkan

bahwa pengiriman bukti faktur penjualan, faktur pajak dan delivery order ke pihak

pelanggan paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penerbitan faktur penjualan. Pada

transaksi penjualan tanggal 17 Februari 2009, Pihak pelanggan hanya menerima faktur

penjualan dengan nomor BI00006776 dan delivery order dengan nomor 7413 sedangkan

faktur pajak dengan nomor 010.000-09.00000271 diterima pelanggan pada tanggal 17

Maret 2009.

4.3 Pelaksanaan Pengendalian Internal Penjualan PT. A

4.3.1 Lingkungan Pengendalian Internal

Lingkungan pengendalian internal penjualan pada PT. A cukup memadai dengan

pertimbangan-pertimbangan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara, nilai-nilai etika

yang ditanamkan kepada karyawan PT. A berupa peraturan yang tertulis maupun tidak

tertulis bertujuan untuk menciptakan pengendalian internal yang baik sehingga dapat

mencegah terjadinya penyelewengan pada bagian penjualan. Peraturan yang ditetapkan

dalam PT. A mencakup jam kerja, penggunaan fasilitas kantor, berpakaian yang sopan

dan lain-lain. Karyawan juga dituntut untuk mengerjakan tugas dan kewajibannya

dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab serta dapat memelihara hubungan antara

sesama karyawan dengan baik.

Page 69: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

49

Upaya manajemen untuk meningkatkan kompetensi perusahaan adalah

melakukan penempatan karyawan sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan

yang dibutuhkan. PT. A memberikan pelatihan untuk lebih mengoptimalkan keahlian

yang dimiliki karyawan agar dapat menjalankan tugas dengan baik.

Seluruh karyawan PT. A telah menempati posisi yang sesuai dengan latar

belakang pendidikan, pengalaman kerja dan keahlian terhadap bidang tertentu. Pada saat

PT. A melakukan perekrutan karyawan, bagian HRD terlebih dahulu membuat minimum

requirement sehingga dapat menggambarkan keahlian yang harus dimiliki oleh

karyawan. Setelah itu calon karyawan akan diseleksi dengan melakukan test dan

wawancara untuk mengetahui kompetensi yang dimilikinya.

Manajemen telah menjelaskan kepada karyawan bahwa peran pengendalian

internal sangat penting dalam menjalankan operasional PT A khususnya dalam bagian

penjualan. Dalam menjalankan aktivitasnya, manajemen melakukan komunikasi dengan

baik kepada karyawan sehingga mereka dapat mendukung dan mengembangkan dalam

pelaksanaan pengendalian internal penjualan. Tingginya perhatian manajemen dalam

pengendalian internal terlihat dalam prosedur penjualan, bahwa sistem control harus

melekat dalam prosedur kerja dengan pemisahan tanggung jawab dan fungsi-fungsi yang

mempunyai kepentingan yang berbenturan. Jika terdapat kelemahan pada sistem yang

bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan, maka suatu sistem control harus

dikembangkan sebagai pencegahan.

Struktur organisasi PT. A dipimpin oleh president director yang membawahi

beberapa divisi antara lain: human resources, financial and administration, sales and

marketing dan plant. Struktur organisasi dalam divisi sales and marketing berbentuk flat

organization. Sales Prescription Medicines and Consumer Health Care, Marketing

Prescription Medicines dan Marketing Consumer Health Care memiliki kedudukan yang

Page 70: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

50

sejajar dalam organisasi sehingga mereka dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat

dan lebih cepat membuat keputusan karena tidak harus menunggu persetujuan yang

berlapis.

Gambar 4.3. Struktur Organisasi PT. A

Sumber: Presentasi Profil Perusahaan PT. A

Tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepada setiap karyawannya

sesuai dengan fungsinya masing-masing. PT. A telah membuat pedoman kebijakan dan

prosedur penjualan yang menjelaskan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan

setiap transaksi penjualan. Dalam pedoman tersebut, setiap karyawan memiliki tanggung

jawab yang berbeda-beda. Bagian Marketing dan Sales bertanggung jawab untuk

menerima purchase order dari pelanggan, memastikan barang yang dikirim sesuai

PT. A President Director

Division of Sales & Marketing

Division of Human

Resources

Divison of Finance &

Administration

Division of Plant

Medical and Regulatory Affairs

Accounting,

Budgeting &

Reporting

Cost Controlling

Information System

Purchasing

Human Capital

C & B

Field Force Training &

CRM

Communications & Media

Relations

Sales PM & CHC

Marketing PM

Marketing CHC

Production & Technical

Management

Quality Management

Supply Chain Management

Page 71: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

51

dengan permintaan pelanggan, menerbitkan faktur dan mengirimkannya ke pelanggan

secara tepat waktu. Bagian Gudang dan Distribusi bertanggung jawab mengalokasikan

barang sesuai dengan purchase order dan mengirimkan barang tersebut ke gudang

pelanggan sesuai dengan tanggal penerbitan delivery order. Manajemen PT. A juga telah

membuat description of roles and reponsibilities yang berisikan tugas dan tangung jawab

yang harus dilakukan oleh setiap karyawan. Dalam description of roles and

reponsibilities, bagian billing officer memiliki tugas memproses order dan billing dengan

menggunakan sistem BPCS, mengamati dan mengawasi actual sales discount,

mengamati dan memverifikasi petty cash di kantor pusat dan pabrik dan melakukan

rekonsiliasi bank.

4.3.2 Penilaian Risiko

Manajemen PT. A mengidentifikasikan dan menganalisis resiko yang terkait

dengan aktivitas penjualan. Hal tersebut berguna untuk meminimalkan kemungkinan

timbulnya kesalahan yang disebabkan beberapa kondisi. Perubahan dalam lingkungan

operasi perusahaan dimana PT A berusaha menyesuaikan diri terhadap perubahan yang

terjadi dalam lingkungan operasional perusahaan. Seperti penentuan harga produk baru

dan perubahan harga produk untuk pelanggan ICB dan lain-lain. Harga untuk produk

baru atau perubahan harga untuk produk yang terdahulu harus didokumentasikan dan

disetujui oleh Kepala Divisi Prescription Medicines and Consumer Health Care.

Kemudian diserahkan kepada Account Receivable Officer. Selanjutnya, Account

Receivable Officer harus memperbaharui data di master database BPCS secara tepat

waktu. Setelah proses ini selesai dilakukan, cetak hasilnya untuk kemudian diverifikasi

oleh Kepala Bagian Administrasi Keuangan.

Page 72: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

52

PT. A melakukan beberapa tahapan dalam melakukan perekrutan karyawan

dengan mempertimbangkan keahlian, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja.

Setelah mereka diterima, PT A. akan memberikan pelatihan dalam menggunakan sistem

BPCS agar karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri dan menjalankan tugasnya

dengan baik.

Sistem BPCS yang digunakan PT. A telah memenuhi kebutuhan perusahaan

dalam menjalankan aktivitas penjualan. Sistem BPCS ini dinilai memiliki cost yang lebih

dibandingkan sistem informasi yang baru. Sistem ERP yang lain memiliki fasilitas yang

lebih dibandingkan dengan sistem BPCS, namun hal tersebut menjadi tidak efisien

karena terdapat fasilitas yang tidak sesuai dengan aktivitas penjualan PT. A.

Pertumbuhan yang pesat akan mempengaruhi karyawan dalam menjalankan

prosedur dengan baik, seperti ketika perusahaan mendapatkan banyak pesanan dan harus

dapat diselesaikan dalam waktu singkat, biasanya karyawan akan melewati salah satu

step dalam prosedur untuk mempercepat pekerjaan. Sehingga dapat melemahkan

pengendalian internal perusahaan. PT. A akan segera membuat kebijakan yang berkaitan

dengan peningkatan pengendalian internal dalam aktivitas penjualan.

4.3.3 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang dijalankan di PT. A terdiri dari beberapa unsur yang

harus dipenuhi. PT. A melakukan pemisahan tugas bagi karyawan yang terkait dengan

aktivitas penjualan. Bagian gudang hanya bertugas mencatat persediaan yang ada

digudang serta mutasi perpindahan barang. Bagian penjualan bertugas untuk

memasarkan barang kepada pelanggan. Bagian akuntansi bertugas memverifikasi semua

transaksi penjualan dengan dokumen-dokumen yang terkait. Tugas suatu bagian tidak

Page 73: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

53

dapat dikerjakan oleh bagian lainnya. Hal tersebut telah diatur dalam description of roles

and reponsibilities yang dibuat oleh manajemen.

PT. A memberikan wewenang dalam setiap aktivitas penjualan kepada pihak

yang telah ditetapkan. Delivery order telah ditandatangani oleh karyawan di bagian

gudang. Ketika barang dikirim ke pelanggan, karyawan dari pihak pelanggan telah

menandatangani delivery order karena barang yang dikirim dalam kondisi yang baik dan

sesuai dengan purchase order. Dalam melakukan proses Billing, faktur penjualan dan

faktur pajak harus diotorisasi oleh Financial Controller sebelum diserahkan kepada

pelanggan.

Dengan menggunakan sistem BPCS, dokumen mengenai transaksi penjualan

yang dicetak memiliki nomor urut dan telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang.

Dalam suatu transaksi penjualan, memiliki dokumen yang saling berhubungan. Purchase

order yang diterima dari pesanan pelanggan memiliki nomor urut, nama barang dan

jumlah barang yang dipesan pelanggan. Delivery order yang diterbitkan pada saat

pengiriman barang berisikan nomor urut delivery order, nomor order, nomor purchase

order, nama barang jumlah barang yang dikirim, kode barang, dan tanggal kadaluarsa.

Nomor purchase order, nama barang dan jumlah barang yang dikirim yang terdapat

dalam delivery order menjelaskan bahwa delivery order dibuat untuk menindaklanjuti

purchase order yang diterima dari pelanggan. Faktur penjualan dan faktur pajak berisikan

nomor faktur, nomor order, nomor kontrak, nama barang, jumlah barang dan total

penjualan yang harus dibayarkan kepada PT. A. Nomor order, nama barang dan jumlah

barang pada faktur penjualan dan pajak menjelaskan bahwa faktur penjualan dan faktur

pajak diproses berdasarkan delivery order.

PT. A menerapkan penjagaan terhadap aset dan aktiva untuk mencegah terjadinya

penyelewengan yang mengakibatkan kerugian. PT. A telah memisahkan tugas dan

Page 74: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

54

wewenang untuk akses sistem BPCS. Untuk mengakses sistem BPCS diperlukan kata

sandi yang hanya diketahui oleh pihak yang berwenang. Seorang karyawan di bagian

gudang memiliki kata sandi yang dapat digunakan sebagai akses masuk sistem BPCS

untuk mengkonfirmasi barang yang akan dikirim ke pelanggan. Karyawan tersebut tidak

memberitahukan kata sandi tersebut kepada orang lain sehingga karyawan lain tidak

dengan mudah untuk mengakses sistem BPCS yang bukan menjadi wewenangnya. Setiap

karyawan yang mengakses sistem BPCS akan terekam identitas karyawan, tanggal dan

waktu panggunaannya. Jika terjadi kesalahan dalam menginput data ke sistem BPCS,

maka akan dapat ditelusuri dan diketahui siapa yang melakukannya dan kapan terjadinya

kesalahan tersebut.

Namun, PT. A belum menerapkan mutasi karyawan dengan baik. Mutasi

karyawan yang dilakukan PT. A tidak berjalan untuk setiap periode tertentu, seperti lima

tahun sekali. Mutasi karyawan merupakan salah satu cara melakukan pengecekan

terhadap pelaksanaan prosedur penjualan. Dengan adanya mutasi karyawan diharapkan

karyawan yang menempati posisi baru bisa mengecek pekerjaan yang dilakukan

karyawan sebelumnya. Sebaiknya karyawan dimutasi ke bagian yang berbeda fungsinya

dalam organisasi contohnya, karyawan di bagian penjualan dimutasi ke bagian gudang.

PT. A melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur penjualan sehingga

dapat mengurangi terjadinya penyelewengan dalam aktivitas penjualan. Dalam

melakukan pengecekan independen, PT. A menggunakan jasa akuntan publik dari kantor

akuntan publik yang ternama. Pemerintah yang bertindak sebagai regulator juga

memantau pelaksanaan penjualan produk farmasi. Pemerintah akan menilai apakah

dalam pelaksanaan penjualan produk telah sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Page 75: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

55

4.3.4 Informasi dan Komunikasi

Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang dimiliki PT. A merupakan hasil

proses pengelolaan dari data penjualan. Dari dokumen dan catatan PT. A tersebut

digunakan oleh manajemen untuk melakukan pengambilan keputusan dalam

mengendalikan semua transaksi penjualan. Dokumen dan catatan juga dapat dijadikan

sebagai alat komunikasi antar staf karyawan PT. A.

PT. A menggunakan sistem BPCS sebagai sistem ERP yang bertujuan

mengintegrasikan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan serta menjadikan

dokumen-dokumen dan catatan-catatan sebagai alat komunikasi antar karyawan dan

menjadikan sebagai informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

4.3.5 Pemantauan

Pemantauan terhadap pengendalian internal penjualan PT. A dilakukan secara

periodik dan terus-menerus oleh manajemen. Manajemen bertanggung jawab

menetapkan dan memelihara pengendalian internal. sehingga pemantauan berfungsi

untuk mengetahui apakah pengendalian yang dijalankan telah memadai dan berjalan

dengan baik. Kepala departemen Financial dan Accounting memastikan proses kerja

sehari-hari mengikuti prosedur standar.

Pemantauan juga dilakukan ketika faktur penjualan dan faktur pajak dicetak

harus dicek oleh financial controller. Apabila faktur penjualan dan faktur pajak telah

sesuai dengan delivery order kemudian disetujui, maka faktur-faktur tersebut akan

ditandatangani oleh financial controller.

Terjadi kurangnya pemantauan terhadap pelaksanaan pengiriman faktur

penjualan, faktur pajak dan delivery order kepada pelanggan, faktur pajak dengan nomor

010.000-09.00000271 mengalami keterlambatan pengiriman sehingga diterima

Page 76: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

56

pelanggan pada tanggal 17 Maret 2009. Hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi

pelanggan karena faktur pajak tersebut baru dapat dipergunakan sebagai pajak masukan

30 hari setelah tanggal pembelian barang (mundur 1 bulan masa pajak). Penyimpangan

transaksi ini bersifat non-material sehingga tidak menimbulkan dampak kerugian yang

besar bagi perusahaan.

4.4 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan PT. A

Unsur-unsur pengendalian internal telah mendukung terwujudnya efektivitas

pengendalian internal penjualan sehingga tujuan pengendalian internal penjualan telah

tercapai. Penjualan yang terjadi dan dicatat telah dikirimkan kepada pelanggan non-

fiktif. Hal tersebut bisa dilihat dari delivery order yang berisikan nama dan jumlah

barang yang dikirim serta identitas pelanggan. Delivery order tersebut akan dikirim

beserta produk yang dipesannya kepada pelanggan. Kemudian delivery order tersebut

ditandatangani oleh karyawan dari pihak pelanggan sebagai bukti bahwa barang telah

dikirim kepada pelanggan.

Transaksi penjualan telah diotorisasi dengan baik. Hal tersebut bisa dilihat pada

faktur penjualan dan faktur pajak yang telah diotorisasi oleh chief accountant sebagai

financial controller.

Seluruh transaksi penjualan yang ada telah dicatat dengan baik. Setiap transaksi

penjualan akan selalu dibuat purchase order, delivery order, faktur penjualan dan faktur

pajak yang akan diberikan nomor urut secara otomatis oleh sistem BPCS sehingga dapat

diperiksa dengan mudah.

Pencatatan penjualan mengenai jumlah yang dikirim dan ditagih telah dilakukan

cukup baik. Pada saat barang telah dikirim kepada pelanggan, delivery order akan

diproses dengan menggunakan sistem BPCS sehingga dihasilkan faktur penjualan beserta

Page 77: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

57

faktur pajak dan secara otomatis akan tercatat ke bagian akuntansi sebagai transaksi

penjualan.

Transaksi penjualan telah diklarifikasi dengan tepat. Semua dokumen penjualan

telah didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan baik. Secara keseluruhan,

penjualan PT. A telah dicatat dengan tepat waktu sehingga pencatatan penjualan sesuai

dengan setiap tanggal transaksi penjualan.

Transaksi penjualan dimasukkan dengan benar dalam buku tambahan dan telah di

ikhtisarkan dengan benar. Hal tersebut telah dilakukan dengan baik bahwa pencatatan

setiap transaksi penjualan akan dicatat sebagai jurnal akuntansi.

4.5 Keunggulan Kompetitif Sistem Informasi Akuntansi Penjualan PT. A

Dalam menggunakan sistem BPCS, PT. A mendapatkan kemudahan-kemudahan

dalam menjalankan sistem informasi akuntansi penjualan. Manfaat yang didapat dari

penggunaan sistem BPCS dalam menunjang aktivitas penjualan antara lain sistem BPCS

dapat membantu dalam memperlancar proses penjualan, sistem BPCS dapat mengurangi

biaya dalam penggunaan kertas. Informasi tidak semuanya dicetak dalam bentuk kertas

melainkan akan dimasukkan ke dalam database sehingga apabila karyawan

membutuhkan informasi, mereka hanya perlu mencari dan mengambil informasi tersebut

dalam database. Hal tersebut juga dapat mengurangi dan menghilangkan terjadinya

duplikasi data dan sistem BPCS dapat memproses aktivitas penjualan sehingga

menghasilkan laporan lebih cepat dibandingkan secara manual. Hal tersebut bisa tercapai

karena sistem BPCS telah mengintegrasikan sistem pada semua bagian yang terkait

dengan aktivitas penjualan perusahaan.

Penggunaan sistem BPCS dapat dijadikan oleh PT. A sebagai alat untuk bersaing

dengan perusahaan farmasi lainnya di Indonesia. Pada tahun 2006, PT. A

Page 78: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

58

mengembangkan Industrial Consumer Business yang sering disebut toll manufacturing

sehingga dituntut untuk menyesuaikannya dengan sistem BPCS tersebut. Toll

manufacturing dapat mempercepat proses transaksi penjualan antara PT. A dengan

perusahaan yang digolongkan dalam Industrial Consumer Business. Hal tersebut

mempengaruhi penjualan ekspor obat PT. A yang mengalami pertumbuhan yang sangat

besar. Untuk memenuhi permintaan tersebut, PT. A melakukan proyek renovasi kedua

terhadap pabrik produksi yang telah selesai akhir Januari 2009 sehingga kapasitas

produksi tahun 2009 diperkirakan akan meningkat dari 17, 72 juta unit menjadi 23,69

juta unit pada tahun 2010.

Kalbe Farma menggunakan Oracle dalam menerapkan sistem ERP. Dalam

implementasikan sistem Oracle, Kalbe Farma menginvestasikan dana sebesar $500.000

untuk sistem dan Rp 2-3 Milyar untuk perangkat keras. Pemilihan sistem Oracle ini

karena sistem Oracle dinilai unggul dalam bidang distribusi. Sistem Oracle tersebut

digunakan oleh Kalbe Farma untuk mengkalkulasi kebutuhan obat cabang-cabangnya.

Untuk mendukung dan meningkatkan kinerja penjualan, Kalbe Farma memberikan PDA

(Personal Digital Assistance) kepada salesman untuk mengirimkan segera order pesanan

dan dapat dipersiapkan kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas, PT. A dengan sistem BPCS menggunakan strategi

aliansi untuk bersaing di industri farmasi Indonesia dimana toll manufacturing dapat

diimplementasikan dalam sistem BPCS, sedangkan Kalbe Farma dengan sistem Oracle

menggunakan strategi diferensiasi dimana mereka memberikan PDA kepada salesman

untuk mengetahui order pesanan dengan cepat. Dengan strategi tersebut, Penjualan

ekspor PT. A mengalami pertumbuhan yang sangat besar sedangkan Kalbe Farma dapat

mempertahankan pangsa pasar produk over-the-counter yang cukup besar di industri

farmasi Indonesia.

Page 79: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 80: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis sistem informasi

akuntansi penjualan dan efektivitas pengendalian internal penjualan untuk keunggulan

kompetitif industri farmasi di Indonesia pada PT. A. Hasil penelitian tersebut, sebagai

berikut:

1. Penilaian terhadap penerapan sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. A

sudah cukup efektif. Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan unsur-unsur sistem

infomasi akuntansi penjualan seperti sumber daya manusia yang berkompeten

sehingga dapat menjalankan system informasi akuntansi. Peralatan yang

digunakan antara lain komputer, sistem BPCS (Business Planning Control

System), IBM AS400 dan alat tulis lainnya. Formulir transaksi penjualan antara

lain faktur penjualan, faktur pajak, delivery order dan lain-lain. Catatan transaksi

penjualan yang telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Prosedur penjualan telah menjelaskan proses transaksi penjualan dari awal hingga

akhir. Laporan yang terkait dengan penjualan.

2. Penilaian terhadap pengendalian internal penjualan pada PT. A sudah cukup

efektif dengan beberapa catatan yang harus diperbaiki oleh manajemen. Hal

tersebut terlihat dari terpenuhinya komponen dari pengendalian internal seperti

lingkungan pengendalian meliputi integritas dan nilai etika dengan menerapkan

peraturan dalam perusahaan, komitmen dan kompetensi untuk meningkatkan

kinerja perusahaan, filosofi manajemen dan gaya operasi dalam perusahaan,

Page 81: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

60

struktur organisasi perusahaan yang mendatar sehingga lebih cepat dalam

pengambilan keputusan, partisipasi dewan komisaris dan komite audit dalam

melakukan pengawasan terhadap pengendalian internal perusahaan, pelimpahan

wewenang dan tanggung jawab kepada karyawan yang telah diatur dalam

prosedur penjualan, kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia. Penilaian

risiko meliputi perubahan lingkungan operasi perusahaan, pemberian pelatihan

bagi karyawan baru, sistem informasi, pertumbuhan yang pesat, kebijakan

akuntansi yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Aktivitas pengendalian meliputi pemisahan tugas karyawan telah diatur dalam

description of roles and reponsibilities, otorisasi yang pantas atas transaksi dan

aktivitas telah dijalankan dengan baik, dokumen dan sumber yang memadai,

pengendalian fisik antara catatan dan aktiva dengan membatasi akses,

pengecekan independen atas pelaksanaan dengan mutasi karyawan tidak

berlangsung setiap periode tertentu. Informasi dan komunikasi. Manajemen

kurang melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pengiriman faktu

penjualan. Temuan adanya satu transaksi penjualan yang tidak sesuai dengan

prosedur yaitu telat mengirimkan faktur pajak kepada konsumen. Temuan ini

bersifat non-material sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi

perusahaan.

3. Sistem informasi akuntansi penjualan PT. A memiliki keunggulan kompetitif

dalam industri farmasi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dengan

penggunaan strategi aliansi dalam mengembangkan industrial consumer business

menggunakan sistem BPCS (Business Planning Control System) sehingga

penjualan ekspor mengalami pertumbuhan yang besar.

Page 82: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

61

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, penulis

mengemukakan saran-saran, sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pengendalian internal PT. A, perlu dibuat kebijakan

mengenai jangka waktu dilakukannya mutasi karyawan dan penerapan mutasi

antar bagian seperti karyawan di bagian akuntansi dimutasi ke bagian penjualan

sehingga dapat meminimalisasikan terjadinya penyimpangan-penyimpangan

dalam perusahaan.

2. Dalam pelaksanaan prosedur penjualan, Sebaiknya tanggal faktur pajak harus

sama dengan tanggal penerbitan faktur penjualan dan segera dikirim ke

pelanggan beserta faktur penjualan dan delivery order sehingga faktur pajak

tersebut bisa digunakan sebagai pajak masukan bagi pelanggan.

Page 83: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 84: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

DAFTAR PUSTAKA

A. Mohammad B.S.. 2007. Megaproyek Grup Kalbe Wujudkan Sistem Terintegrasi.

Majalah SWA. Kamis, 25 Oktober 2007. http://www.swa.co.id

Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S. Beasley. 2008, Auditing and Assurance

Service. Pearson, Prentice Hall. New Jersey

Bodnar, George H. and Hoopwood. William. 2000. Accounting Information System.

Engerwood Cliffs : Prentice-Hall, Inc., alihbahasa Amir Abadi Jusuf dan Rudi M

Tambunan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Evy. 2009. Boehringer Ingelheim Indonesia Meningkatkan Kapasitas Produksi. Kamis,

23 April 2009. http://bisniskeuangan.kompas.com

Hall, James A. 2008. Accounting Information System, 6th

Edition. South-Western

College Publishing.

Jeliyani, Udurma. 2009. Keuntungan dan Kendala Implementasi ERP dalam Bidang

Industri pada PT Kalbe Farma. Tugas Akhir Sistem Informasi Manajemen.

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Jogiyanto HM. 2003. SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI, Pendekatan Terintegerasi:

Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Penerbit

ANDI Yogyakarta.

Page 85: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

Kuhlborn, Maurice. 2010. Presentasi Profil Perusahaan PT. A. Jakarta

Laksmi Nurwandini. 2003. Belanja TI Farmasi US$200 Juta. Koran Tempo Selasa, 8

April 2003. http://www.korantempo.com

Modul Enterprise Resources Planning (ERP). http://www.erpweaver.com

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Rama, Dasaratha V., Frederick L. Jones, 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 2 Buku

1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Rima, Yunita. 2008. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam Menunjang

Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan (Studi kasus pada PT. Pupuk

Kujang (persero)). Skripsi Program Sarjana S1. Universitas Widyatama..

Romney, Marshal B, Steinbart, Paul John, and Chusing, Barry E. 1997. Accounting

Information System, 7th

Edition. Addition-Wesley Publishing Company Inc.

Swandayani Halim. 2009. Prosedur Pengiriman dan Penagihan PT. A. Jakarta

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Penerbit Salemba Empat.

Jakarta

Page 86: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

Widyastuti, Tjendra J. 2005. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam

Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan. Skripsi Program

Sarjana.S1. Universitas Widyatama

Page 87: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 88: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

Lampiran 1. Prosedur Pengiriman dan Penagihan PT. A

Page 89: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 90: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 91: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 92: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 93: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 94: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 95: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal
Page 96: Analisis Sistem Informasi Akuntansi dengan Efektivitas Pengendalian Internal

Curriculum Vitae

Personal Information

Name : Tresna Nuryandi

Sex : Male

Place & Date Born : Depok, 21 Desember 1987

Religion : Islam

E-mail : [email protected]

Address : Pondok Sukmajaya Permai Blok F5 no. 22, Depok 2

Handphone : 08568950077/02199500825

Education Background

Formal

Tahun

1993-1995 : TK Al Barokah, Depok

1995-1999 : SD Yaspen Tugu Ibu, Depok

1999-2002 : SMP Negeri 3 Depok

2002-2005 : SMA Negeri 3 Depok

2005-2010 : Indonesia Banking School, Jurusan Akuntansi, Jakarta

Non-Formal

Tahun

2006 : Pelatihan Service Excellent

2007 : Pelatihan Customer Services

2007 : Pelatihan Analisis Kredit

2007 : Pelatihan Treasury

2008 : Pelatihan Letter of Credit

Working Experience

Peserta magang BRI unit Pemalang, Jawa Tengah 2006