analisis sistem

33
TUGAS 1 ANALISIS SISTEM BANGUN MODEL SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BERSIH STUDI KASUS : IPA PEJOMPONGAN II Nama : 1. Neneng Winarsih (16309850) 2. Yogi Oktopianto (16309875) 3. Yurista Vipriyanti (16309876) Trimester : 10 Dosen : Dr. Dian Kemala

Upload: yogi-oktopianto

Post on 04-Aug-2015

63 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Analisis Sistem

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Sistem

TUGAS 1 ANALISIS SISTEM

BANGUN MODEL SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BERSIH

STUDI KASUS : IPA PEJOMPONGAN II

Nama : 1. Neneng Winarsih (16309850)

2. Yogi Oktopianto (16309875)

3. Yurista Vipriyanti (16309876)

Trimester : 10

Dosen : Dr. Dian Kemala

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2012

Page 2: Analisis Sistem

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air bersih memiliki peran yang penting bagi kehidupan manusia untuk melakukan

berbagai aktivitas, sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih harus dalam jumlah yang

memadai. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan

yang tiap tahunnya semakin meningkat. Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi

semakin sangat penting mengingat kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk

memenuhi kebutuhan air bersih penduduk di daerah perkotaan tidak dapat mengandalkan air

dari sumber air langsung seperti air permukaan karena sumber air sebagian besar sudah

tercemar dari aktivitas manusia itu sendiri. Air tanah merupakan salah satu alternative untuk

memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi mempunyai keterbatasan dan apabila diambil secara

berlebihan tanpa mempertimbangkan kesetimbangan air tanah akan memberikan dampak lain

seperti penurunan muka tanah.

Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih untuk mengantisipasi semakin tingginya

kebutuhan air bersih di Kawasan perkotaan, maka perencanaan sistem pengolahan air bersih

harus mendapat perhatian serius karena merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan

kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan. Tujuan dari sistem pengelolaan penyediaan air

bersih adalah menyediakan jumlah air yang cukup untuk kebutuhan masyarakat sesuai

dengan tingkat kemajuan dan perkembangan daerah pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan

air bersih tersebut di daerah perkotaan dibangun beberapa pengolahan air bersih yang

dikelola oleh BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum.

Pada saat ini kinerja pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan masing kurang, saat

ini masih banyak daerah-daerah yang membutuhkan pasokan air bersih. IPA Pejompongan II

merupakan salah satu instalasi pengolahan air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air

bersih di beberapa wilayah di Jakarta. Jumlah penduduk di Wilayah tersebut sebanyak

2.528.000 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang terlayani hanya 1.644.000 atau sekitar 65

%. Dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan analisis terhadap sistem tersebut

sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan untuk memecahakan masalah tersebut.

Dalam penulisan tugas ini, langkah awal dalam melakukan analisis sistem adalah dengan

membuat pemodelan dari sistem nyata tersebut.

Page 3: Analisis Sistem

2.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran dari sistem bangunan pengolahan air bersih di Pejompongan II

dan bagaimana kapasitas dari bak penampung pada unit bangunan pengolahan air akibat

adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang menyebabkan debit atau kebutuhan air yang

harus di produkasi meningkat.

2.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan tugas ini yaitu untuk membuat bangun model dari sistem

bangunan pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air Pejompongan II, sehingga nantinya dari

pemodelan ini dapat digunakan untuk menganalisis sistem tersebut.

2.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan tugas ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan pengetahuan secara umum tentang sistem, model, dan pengolahan air.

BAB 3 PEMBAHASAN

Berisikan tentang sistem nyata yang menjadi bahasan dalam penulisan tugas ini,

konsep sistem pengolahan air Pejompongan II, data-data yang digunakan dalam

pemodelan, serta bangun model.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dan saran.

Page 4: Analisis Sistem

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SISTEM

Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Secara

garis besar, sistem dapat dibagi 2 :

a. Sistem Fisik (Physical System)

Kumpulan elemen-elemen / unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara

fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.

b. Sistem Abstrak (Abstarck System)

Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat

diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

2.2.1 Klasifikasi Sistem

Sistem diklasifikasikan kedalam empat kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Sistem Alami dan Buatan Manusia

Sistem Alami adalah sistem yang terjadi karena proses alam dan tidak terdapat proses

campur tangan manusia, contoh: sistem rotasi bumi, sistem tata surya. Sistem Buatan

Manusia adalah sistem yang terjadi karena adanya suatu proses campur tangan

manusia, contoh: sistem pengendalian banjir, sistem tata kota.

2. Sistem Fisik dan Non Fisik

Sistem Fisik adalah suatu sistem yang secara fisik ada, contoh: sistem computer

sedangkan Sistem Non Fisik adalah suatu sistem yang secara fisik tidak ada tapi

terjadi, contoh: sistem teologi.

3. Sistem Statik dan Dinamik

Sistem statis adalah sistem yang berada dalam keadaan setimbang selama tidak ada

aksi diberikan; dan, ketika aksi diberikan, sistem segera menuju ke keadaan

setimbang yang baru, sedangkan Sistem dinamis adalah sistem yang keadaannya

berubah dari waktu ke waktu.

Page 5: Analisis Sistem

4. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan

sistem terbuka dipengaruhi oleh lingkungan.

Gambar 2.1 Contoh Sistem Sederhana

2.2.2 Komponen Dan Interaksi Sistem

Komponen sistem adalah bagian-bagian sistem yang dapat dipisahkan atau berdiri

sendiri. Komponen-komponen berinteraksi secara khas (sesuai desain/rancangan) interaksi

yang khas antar komponen mewujudkan fungsi (produk, proses, maupun manajemen).

Ciri suatu sistem ditandai dengan elemen-elemen pembentuknya. Elemen suatu sistem

selalu mempunyai ciri kualitas. Kualitas ini disebut atribut. Kebanyakan hubungan atau relasi

antar elemen terletak pada atributnya bukan pada elemennya. Suatu sistem memeiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Entiti

Entiti adalah obyek sistem yang menjadi pokok perhatian.

2. Atribut

Atribut sistem adalah sifat yang dimiliki oleh entiti/komponen biasanya dapat diukur atau

dihitung.

3. Aktivitas

Aktivitas sistem adalah proses yang mengubah keadaan (status) entiti atau atribut.

4. Status

Status sistem adalah nilai atribut pada saat tertentu.

5. Kejadian

Kejadian adalah peristiwa sesaat yang dapat merubah variable atau status sistem.

Page 6: Analisis Sistem

Contoh sistem dan komponenya:

Gambar 2.2 Sistem dan Komponenya

Kejadian : Tiba di stasiun tujuan

Variabel statue : Jumlah penumpang yang menunggu dan yang transit.

2.2 MODEL

Model didefinisikan sebagai suatu representasi atau formalisasi dari suatu sistem

nyata, dimana sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem

yang dijadikan titik perhatian dan dipermasalahkan. Pemodelan adalah proses membangun

atau membentuk suatu model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.

Gambar 2.3 Skema Proses Pemodelan

Page 7: Analisis Sistem

Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh pemodel dan membentuk image atau

gambaran tertentu didalam pikirannya. Namun image ini tidak persis sama dengan sistem

nyata. Karena pemodel membacanya dengan menggunakan sudut pandang atau visi atau

wawasan tentang kehidupan yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: sistem nilai yang

diyakini, pengetahuan yang dimilik, dan pengalaman hidup.

Image adalah suatu model yang disebut model mental (pikiran atau proses berfikir

manusia). Namun model ini tidak mudah untuk dikomunikasikan dengan orang lain. Untuk

mempermudahnya dibutuhkan suatu alat komunikasi tertentu yang sama-sama dimengerti

oleh dua atau lebih pihak yang berkomunikasi. Alat untuk berkomunikasi ini biasanya

berbentuk bahasa tertulis seperti uraian verbal, simbol-simbol, huruf, grafik, angka, gambar

dan sebagainya.

Model yang sudah diformalkan akan dapat diuji kesesuaiannya dengan sistem nyata

secara ilmiah. Untuk memperkecil kesalahan pengembangan dan hasil dari model.

2.2.1 Karakteristik Model Yang Baik

1. Tingkat generalisasi yang tinggi

Semakin tinggi derajat generalisasi suatu model, maka semakin baik, sebab

kemampuan model untuk memecahkan masalah semakin besar.

2. Mekanisme tranparansi

Dapat dikatakan baik suatu model dalam mekanisme pemecahan masalahnya, artinya

dapat diterangkan kembali tanpa ada yang tersembunyi.

3. Potensial untuk dikembangkan

Model harus dapat membangkitkan minat peneliti lain untuk menyelidikinya lebih

jauh. Serta membuka kemungkinan pengembangan model menjadi lebih kompleks

yang berdaya guna untuk menjawab masalah sistem nyata.

4. Peka terhadap perubahan asumsi

Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah berakhir, selalu memberi

celah untuk membangkitkan asumsi.

2.2.2 Prinsip Dasar Pengembangan Pemodelan

1. Elaborasi

Pengembangan model dimulai dari yang sederhana dan secara bertahap dielaborasi

hingga diperoleh model yang lebih representatif. Penyederhanaan dilakukan dengan

menggunakan sistem asumsi yang ketat yang tercermin jumlah, sifat dan relasi

Page 8: Analisis Sistem

variabel-variabelnya. Tetapi asumsi yang dibuat tetap harus memenuhi persyaratan:

konsistensi, independensi, ekivalensi dan relevansi.

2. Iteratif

Pengembangan model bukanlah proses yang bersifat mekanistik dan linear. Oleh

karena itu dalam tahap pengembangannya mungkin saja dilakukan pengulangan atau

peninjauan-peninjauan kembali.

3. Sinektik

Sinektik adalah metode yang dibuat untuk mengembangkan pengenalan masalah-

masalah secara analogis. Mengacu pada penemuan kesamaan akan membantu analisis

membuat penggunaan suatu analogi yang kreatif dalam mengembangkan suatu model.

Banyak studi menunjukkan bahwa orang seringkali gagal mengenali apa yang

menjadi masalah, pada kenyataannya secara tersembunyi merupakan hal yang dapat

didekati melalui model yang sudah ada. Karena itu pengembangan model dapat

didekati dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sudah dikenal secara meluas

tetapi belum digunakan untuk masalah yang dihadapi.

2.2.3 Klasifikasi Model

Model diklasifikasikan berdasarkan fungsi, struktur, acuan waktu, acuan

ketidakpastian, derajat generalisasi, acuan lingkungan, derajat kuantifikasi dan

dimensi.

1. Berdasarkan Fungsi

a. Model Deskriptif

Memberikan sebuah gambaran dari sistem nyata, tidak meramal atau memberikan

rekomendasi, dan tidak memprediksi sesuatu.

b. Model Prediktif

Menghubungkan variabel terikat dan bebas untuk meramalkan hasil dari kondisi

tertentu dan memungkinkan untuk melakukan percobaan dengan pernyataan “jika”.

c. Model Normatif

Model ini memberikan jawaban ‘terbaik’ dari alternatif yang ada terhadap sebuah

masalah. Memberikan aturan dan rekomendasi untuk melangkah atau tindakan

yang harus diambil untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa keuntungan.

Biasanya berbentuk penemuan nilai-nilai dari variabel-variabel yang dapat

dikendalikan yang akan menghasilkan manfaat paling besar. Kesulitannya adalah

menentukan kriteria yang tepat untuk memiliki jawab terbaik.

Page 9: Analisis Sistem

2. Berdasarkan Struktur

a. Ikonis

Model ini mempertahankan sebagian dari sifat sifat fisik dari hal-hal yang diwakili

mereka, menyerupai sistem yang sebenarnya tapi dalam skala yang berbeda

b. Analog

Terdapat substitusi komponen atau proses guna menunjukkan persamaan dari apa

yang akan dibentuk oleh modelnya. Model ini menggunakan karakteristik suatu

sistem untuk merepresentasikan beberapa karakteristik sistem lain. Biasanya

digunakan untuk perkiraan dan pengendalian.

c. Simbolik

Menggunakan berbagai simbol untuk menerangkan aspek-aspek dunia nyata.

Prediksi atau pemecahan optimal dapat dicapai dari model-model simbolik ini

dengan menerapkan metode matematika, statistika dan logika. Keterbatasannya

adalah tidak mudah diinterpretasikan karena asumsi dari model tidak cukup

dikemukakan.

3. Berdasarkan Acuan Waktu

a. Model Statis

Model ini tidak mempersoalkan perubahan atau pengaruh waktu.

b. Model Dinamis

Model ini menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktivitasaktivitasnya.

Perubahan yang terjadi dalam system dapat diturunkan sebgaai fungsi dari waktu,

dengan perkataan lain, model dinamis memiliki waktu sebagai variable bebas.

4. Berdasarkan Acuan Tingkat Ketidakpastian

a. Model Deterministik

Terdapat adanya output yang ditetapkan secara unik yang merupakan pemecahan

sebuah model dalam situasi yang pasti. Tingkat kepastian berdasarkan pada tingkat

pengetahuan yang dimiliki . Sifat alamiah adalah aspek-aspek lingkungan system

yang tidak dapat atau sedikit bisa dikendalikan oleh pengambil keputusan.

b. Model Probabilistik

Model yang mencakup distribusi-distribusi kemungkinan untuk input-input dan

memberikan serangkaian nilai dari sekurangkurangnya satu variable output dengan

probabilitas yang berkaitan dengan tiap nilai. Model ini membantu dalam

Page 10: Analisis Sistem

mengambil keputusan dengan faktor resiko. Dalam model ini sifat alamiah

diketahui dan dapat dinyatakan probabilitasnya.

c. Model Konflik

Dalam model ini sifat alamiah pengambil keputusan berada dalam pengendalian

lawan.

d. Model Tak Pasti

Model yang dikembangkan untuk menghadapi ketidak-pastian mutlak. Kondisi

masa depan dan probabilitasnya tidak diketahui. Pemilihan jawab berdasarkan

pertimbangan, utilitas dan resiko melalui probabilitas subyektif.

5. Berdasarkan Derajat Generalisasi

a. Model Umum

Model-model umum dunia usaha merupakan model yang dapat diterapkan pada

berbagai bidang fungsional dari usaha untuk beberapa jenis masalah yang berbeda.

b. Model Spesifik

Model yang dapat diterapkan terhadap sebuah bidang usaha fungsional tunggal

atau yang unik saja dan hanya dapat digunakan pada masalah-masalah tertentu.

6. Berdasarkan Acuan Lingkungan

a. Model Terbuka

Model yang memiliki interaksi dengan lingkungannya berupa pertukaran

informasi, material atau energi. Mempunyai satu atau lebih variable eksogen yaitu

variable yang berasal dari lingkungan eksternal.

b. Model Tertutup

Model yang tidak memiliki interaksi dengan lingkungannya, memiliki variable

yang seluruhnya endogen yang terkendali dan internal.

7. Berdasarkan Derajat Kuantifikasi

1. Kualitatif

Model yang menggambarkan mutu suatu realita. Terbagi lagi menjadi:

a. Model mental, model yang menggambarkan titik awal dari abstraksi dalam

memahami masalah atau situasi. Proses berfikir manusia tentang sesuatu

merupakan model mental.

Page 11: Analisis Sistem

b. Model Verbal, disajikan dalam bahasa sehari-hari dan tidak dalam bahasa

logika simbolis atau matematis. Analis bersandar pada pertimbangan yang

masuk akal dan bernalar. Model ini relatif lebih mudah di kalangan awam dan

biayanya rendah.

2. Kuantitatif

Model yang variabelnya dapat dikuantitatifkan. Terdiri dari:

a. Model Statistik

Mendeskripsikan dan menyimpulkan data.

b. Model Optimasi

Digunakan untuk menentukan jawab terbaik. Terbagi dua yakni optimasi

analitik dan optimasi algoritmik.

c. Model Heuristik

Digunakan untuk mencari jawab yang baik tapi bukan yang optimum.

Merupakan pendekatan praktis.

d. Model Simulasi

Digunakan untuk mencari jawab yang baik dan menguntungkan. Berguna

untuk masalah-masalah yang kompleks dimana komponennya

direpresentasikan oleh proses aritmetika dan logika yang ada pada komputer.

8. Berdasarkan Dimensi

a. Model Dua Dimensi

Terdiri dari dua faktor atau dimensi penentu. Model ini adalah yang paling

sederhana.

b. Model Multidimensi

Model yang terdiri dari banyak penentu.

2.2.4 Kegunaan Model

1. Berfikir (analisis)

Contoh: model rangkaian, membantu para teknisi elektronika untuk membayangkan

masalah dan memindahkan masalah ke komputer atau kertas kerja.

2. Komunikasi

Model grafik-grafik dapat memberikan keterangan mengenai masalah kependudukan.

3. Prediksi

Page 12: Analisis Sistem

Dari grafik model yang disajikan kita dapat meramalkan jumlah penduduk di masa

yang akan dating melalui model matematik.

4. Pengendalian

Pengendalian lintasan pesawat ruang angkasa dilakukan sesuai dengan modelnya

yaitu perhitungan komputer yang telah disusun dengan sangat teliti dan melibatkan

banyak parameter.

5. Latihan(simulasi)

Model ruang angkasa dapat membantu calon astronot untuk lebih mengenali situasi.

2.3 PENGOLAHAN AIR BERSIH

Pengolahan air bersih adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk merubah sifat-

sifat air tersebut. Tujuan dari proses pengolahan air bersih secara umum adalah untuk

merubah dan memperbaiki kualitas air baku, mengurangi kandungan parameter-parameter

tertentu atau menghilangkannya sehingga memenuhi standar kualitas air bersih.

Page 13: Analisis Sistem

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 SISTEM NYATA : SISTEM BANGUNAN PENGOLAHAN AIR

PEJOMPONGAN II

3.1.1 Gambaran Umum Sistem

a. Proses pengolahan air kondisi eksisting

Berikut ini proses yang terjadi dalam sistem pengolahan air bersih di Pejompongan II:

1. Air baku dari sumbernya kemudian dipompakan oleh Stasiun Pompa Air Baku di

Cawang ke IPA Pejompongan melalui pipa tertutup

2. Prasedimentasi

Prasedimentasi merupakan unit dimana terjadi pendahuluan umumnya dilakukan

dengan menggunakan unit prasedimentasi. Unit prasedimentasi merupakan unit

dimana terjadi proses pengendapan partikel diskret. Partikel diskret adalah partikel

yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada saat

mengendap.

3. Koagulasi

Proses koagulasi merupakan proses pembubuhan bahan kimia ke dalam air baku

agar partikel-partikel kotoran yang sangat halus atau yang berbentuk partikel

koloid menggumpal membentuk gumpalan-gumpalan partikel yang besar (flok)

dan berat sehingga kecepatan pengendapan menjadi lebih besar.

4. Pulsator

Pulsator merupakan tangki klarifikasi dengan sistem pulsasi dan selimut lumpur,

yang memadukan proses flokulasi dan klarifikasi dalam tangki yang sama.

5. Flokulasi

Proses Flokulasi merupakan pencampuran antara air baku dan koagulan yang

merupakan proses lanjutan dari setelah proses koagulasi.

6. Sedimentasi

Proses sedimentasi merupakan proses pengendapan hasil dari proses flokulan,

flok-flok yang besar dan berat akan mengendap di bak pengendapan, sedangkan

flok-flok halus akan terbawa aliran keluar dan selanjutnya dipisahkan dengan cara

filtrasi.

Page 14: Analisis Sistem

7. Filtrasi

Filtrasi bertujuan untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan kolodial

dengan cara menyaringnya dengan media filter (berupa lapisan pasir dan kerikil).

8. Reservoir

Reservoir merupakan bak penampungan air bersih dimana air telah diolah pada

unit pengolahan sebelumnya untuk kemudian dipompa dan dialirkan melalui pipa

transmisi air bersih ke reservoir distribusi.

9. Distribusi air bersih ke konsumen dapat menggunakan truk air dan sambungan

pipa rumah tangga.

b. Kondisi bangunan air

1. Prasedimentasi

Lebar = 8.000 mm

Tinggi = 11.620 mm

Gambar 3.1 Bangunan Unit Prasedimentasi

2. Pulsator

Gambar 3.2 Bangunan Pulsator

Page 15: Analisis Sistem

3. Filter

Lebar = 14.900 mm

Tinggi = 3.070 mm

Gambar 3.3 Bangunan Filtrasi

4. Reservoir

Panjang = 179.565 mm

Tinggi = 86.320 mm

Gambar 3.4 Bangunan Reservoir

c. Jaringan distribusi air bersih

Untuk memonitor volume air yang diproduksi, didistribusikan dan dikonsumi

oleh masyarakat/pelanggan, sistem jaringan pipa distribusi di wilayah DKI Jakarta

dibagi menjadi 6 zona pelayanan.

Page 16: Analisis Sistem

Gambar 3.5 Zona Pelayanan Air Bersih

Tabel 3.1 Kapasitas dan Sumber Pasokan Air Bersih di 6 Zona Pelayanan

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6

Sumber Jatiluhur Jatiluhur JatiluhurS.

Cisadane

WTPPejompongan

I, IIPulogadun

gBuaran II Cisadane

Kapasitas (l/det)

5600 4000 3000 1250

Reservoar (m3)

22.500 88.450 32.490 22.500

Penduduk (jiwa)

2.528.000 1.432.000 1.520.000 790.000

Terlayani (jiwa)

1.644.000 1.145.000 1.141.000 410.000

Page 17: Analisis Sistem

d. Wilayah distribusi

Gambar 3.6 Peta Daerah Distribusi IPA Pejompongan 2

Tabel 3.2 Daerah Distribusi IPA Pejompongan 2

1. Kecamatan Penjaringan, Jakarta

Utara :

a. Kelurahan Kamal Muara

b. Kelurahan Kapuk Muara

c. Kelurahan Pluit

d. Kelurahan Penjaringan

2. Kecamatan Pademangan, Jakarta

Utara

a. Kelurahan Pademangan

Timur

b. Kelurahan Pademangan

Barat

c. Kelurahan Ancol

3. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta

Pusat

a. Kelurahan Pasar Baru

b. Kelurahan Gunung Sahari

5. Kecamatan Tambora, Jakarta

Barat

a. Kelurahan Kali Anyar

b. Kelurahan Duri Selatan

c. Kelurahan Tanah Sereal

d. Kelurahan Krendang

e. Kelurahan Duri Utara

f. Kelurahan Jembatan Besi

g. Kelurahan Angke

h. Kelurahan Jembatan Lima

i. Kelurahan Tambora

j. Kelurahan Roa Malaka

k. Kelurahan Pekojan

6. Kecamatan Setiabudi, Jakarta

Selatan

a. Kelurahan Setiabudi

b. Kelurahan Karet

Page 18: Analisis Sistem

Utara

c. Kelurahan Kartini

d. Kelurahan Karang Anyar

e. Kelurahan Mangga Dua

Selatan

4. Kecamatan Gambir, Jakarta

Pusat

a. Kelurahan Cideng

b. Kelurahan Petojo Selatan

c. Kelurahan Kebon Kelapa

d. Kelurahan Petojo Utara

e. Kelurahan Duri Pulo

c. Kelurahan Karet Semanggi

d. Kelurahan Kuningan Timur

e. Kelurahan Menteng Atas

f. Kelurahan Pasar Manggis

g. Kelurahan Guntur

e. Data debit air baku dari supplier

Gambar 3.7 Peta Sumber Air Baku PT. Palyja

Tabel 3.3 Kapasitas dan Sumber Air Baku IPA Pejompongan II

Page 19: Analisis Sistem

Instalasi Produksi

LokasiKapasitas (l/det)

Sumber air baku

Tahun Produksi

Kubikasi (m3)1993 1994

Pejompongan ITanahaban

g2000 Banjir Kanal

195760.463.849 59.820.669

Pejompongan II

Tanahabang

3600 Banjir Kanal1970

88.584.194 84.034.980

Cilandak Cilandak 200 Kali Krukut 1977 6.007.624 6.156.565

PulogadungPulogadun

g4000

Kanal Tarum Barat

1982 115.272.566

120.099.106

Buaran IKalimalan

g2000

Kanal Tarum Barat

199247.300.590 55.125.654

Buaran IIKalimalan

3000Kanal Tarum

Barat1996

- -

Miniplant Muara Karang

Penaringan100 Banjir Kanal

19821.217.229 1.266.264

Miniplant Cengkareng

Cengkareng

200Kali

Cengkareng1982

4.458.137 5.542.316

Miniplant Sunter

Tanjung priok

50 Kali Sunter1982

889.663 414.460

Miniplant Cakung

Cakung25

Saluran Sekunder

Bekasi Tengah

1982232.663 368.133

Miniplant Pejaten

Pasar minggu

5Sungai

Ciliwung1982

51.336 60.139

Miniplant Condet

Kramat jati50

Sungai Ciliwung

19831.217.229 1.266.364

3.2 KONSEP SISTEM

3.2.1 Konsep Sistem

Kasus : Sistem Bangunan Pegolahan Air Bersih di Pejompongan II

Objek : Air, Bangunan Air, Penduduk.

Parameter : Debit air, Dimensi Bangunan Air, Jumlah Penduduk.

Variabel : Kapasitas Produksi Bangunan Air.

3.2.2 Sistem

Sistem pengolahan air bersih ini tergolong ke dalam sistem terbuka karena di

pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti jumlah penduduk dan banyaknya debit air

yang akan di produksi.

3.2.3 Komponen Simulasi Sistem

Komponen sistem adalah bagian-bagian sistem yang dapat dipisahkan atau berdiri

sendiri.

Page 20: Analisis Sistem

Tabel 3.4 Komponen Simulasi Sistem

Sistem Bangunan Pengolahan Air Bersih

Entitas Bangunan unit pengolahan air

Atribut Kapasitas produksi bangunan pengolahan air

Aktivitas Pengolahan air

Events Penambahan Debit Air

State Hasil Produksi Melebihi Kapasitas

3.3 BANGUN MODEL

Model yang dibuat dalam tugas ini yaitu tergolong ke dalam jenis model simbolik

yang menggunakan berbagai simbol untuk menerangkan aspek-aspek dunia nyata. Prediksi

atau pemecahan masalah dari model ini menerapkan metode matematika untuk menghitung

dan memprediksi jumlah kebutuhan air bersih untuk beberapa tahun mendatang, menentukan

dimensi bangunan pengolahan air agar kapasitas dari bangunan tersebut dapat mencukupi

sesuai dengan debit air yang dibutuhkan oleh penduduk dan sesuai dengan debit yang berasal

dari supplier air baku.

Dibawah ini merupakan model dari penggambaran sistem pengolahan air dan

bangunan pengolahan air dari sistem nyata :

Page 21: Analisis Sistem

Gambar 3.7 Penggambaran Sistem Pengolahan Air Bersih

Rumus yang Digunakan Dalam Pembuatan Model Perencaanaan Bangunan

Pengolahan Air Bersih

1. Proyeksi jumlah penduduk :

Metode Aritmatik

Pn = Po+nr

r=( Po−Pt )

t

Keterangan :

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

Page 22: Analisis Sistem

2. Debit kebutuhan air ( lt/dtk) :

Q =

jumlah penduduk × tingkat pelayanan × konsumsi air rata-rata24 x 60 x 60

3. Koagulasi

Dimensi bak : A = P x L x H + free board

Keterangan :

A = Luas (m2)

P = Panjang (m)

L = Lebar (m)

H = Kedalaman bak (m)

Freeboard = jagaan (m) diperoleh dari 15% dari kedalaman bak

4. Pulsator

Dimensi bak : A = P x L x H + free board

Kedalaman bak = H = Vol / As

Keterangan :

Vol = Volume air yang ditampung (m3)

As = Luas permukaan (m2)

5. Filtrasi

Dimensi bak : A = P x L x H + free board

6. Reservoir

Luas bak : ¼ x V/H

Dimensi bak : A = P x L x H + free board

7. Debit dari supplier :

Q = Q1 + Q2 + .... + Qn

Keterangan :

Q 1 = Debit yang diperoleh dari sumber pertama

Q2 = Debit yang diperoleh dari sumber ke-2

Qn = Debit yang diperoleh dari sumber ke-n

Page 23: Analisis Sistem

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

1. Sistem pengolahan air bersih ini tergolong ke dalam sistem terbuka karena di

pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti jumlah penduduk dan banyaknya debit

air yang akan di produksi

2. Bangun model yang dibuat tergolong ke dalam model simbolik dengan

menerapkan metode matematika untuk menghitung dan memprediksi jumlah

kebutuhan air bersih untuk beberapa tahun mendatang, menentukan dimensi

bangunan pengolahan air agar kapasitas dari bangunan tersebut dapat mencukupi

sesuai dengan debit air yang dibutuhkan oleh penduduk dan sesuai dengan debit

yang berasal dari supplier air baku.

4.2 SARAN

Dalam pembuatan bangun model, sebaiknya harus memahami terlebih dahulu sistem

nyata nya sehingga dapat diketahui komponen-komponen dari sistem nyata tersebut yang

nantinya akan mempermudah dalam pembuatan model dan bermanfaat dalam perbaikan-

perbaikan dari sistem nyata tersebut untuk kedepannya.

Page 24: Analisis Sistem

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Dody. 2008. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Bagi Masyarakat di Perumnas

Pucanggading. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang

Hardyanti, Nurandani dan Nurmeta Diana Fitri. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan

Air Bersih untuk Kebutuhan Domestik dan Non Domestik (Studi Kasus Perusahaan

Tekstil Bawean Kabupaten Semarang). Jurnal Presipitasi Vol.1 No.1 ISSN 1907-187X.

Halaman 37-42.

Priyandari, Yusuf. Oktober 2012. Simulasi Sistem Komponen.

http://priyandari.staff.uns.ac.id/201108/simulasi-sistem-komponen/

Vipriyanti, Yurista. 2012. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air. Skripsi. Universitas

Gunadarma. Jakarta.