analisis semiotika ketidakadilan gender dalam...

109
ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM FILM DANGAL KARYA AMIR KHAN PRODUCTION Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Yulia Nur Shofiani NIM: 11130510000129 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017M

Upload: leque

Post on 24-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM

FILM DANGAL KARYA AMIR KHAN PRODUCTION

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Yulia Nur Shofiani

NIM: 11130510000129

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2017M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

9

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management
Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management
Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

i

ABSTRAK

Yulia Nur Shofiani (1113051000129)

Analisis Semiotika Ketidakadilan Gender Dalam Film Dangal Karya Amir

Khan Production

Sebagai media yang menampilkan realitas kehidupan yang nyata, film

mencoba meyakinkan penonton dengan persoalan yang ada di masyarakat. Salah

satu persoalan yang menjadi pedebatan berbagai kalangan adalah ketimpangan

gender. Film Dangal yang rilis pada 23 Desember 2016 ini menggambarkan

ketimpangan gender yang diterima oleh Mahavir dan kedua anak perempuannya

karena bergulat. Film Bollywood ini berbeda dengan film Bollywood lainnya,

pasalnya film-film Bollywood lain yang diketahui masyarakat mengedepankan

cerita cinta, nyanyian dan tarian, sedangkan film Dangal menampilkan cerita yang

menarik, dan penuh dengan makna didalamnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah

bagaimana makna denotasi ketidakadilan gender yang terkandung dalam film

Dangal? Bagaimana makna konotasi ketidakadilan gender yang terkandung dalam

film Dangal? Bagaimana makna mitos ketidakadilan gender yang terkandung dalam

film Dangal?

Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivisme dimana bahasa tidak

lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas. Pendekatan penelitian

yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat

penelitian deskriptif. Sedangkan metode yang digunakan adalah analisis semiotika

Roland Barthes. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi yaitu

berupa pengamatan dan pencatatan dengan cara menonton dan mengamati dialog

kemudian mencatat dan menganalisanya. Penulis juga melakukan teknik

dokumentasi sebagai pelengkap yang didapat dari buku-buku mengenai

ketidakadilan gender dan juga dari internet. Selain itu peneliti menelaah dari video,

grafik, arsip, teks atau gambar dari film Dangal.

Penelitian ini menggunakan teori ketidakadilan gender Mansour Fakih dan

konsep semiotika Roland Barthes. Menurut Mansour Fakih ketidakadilan gender

ada 5 yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan dan beban kerja. Bartes

menjelaskan signifikasi tahap pertama hubungan penanda dan petanda yang disebut

dengan denotasi, kemudian konotasi adalah istilah untuk menunjukkan signifikasi

tahap kedua, pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda

bekerja melaluli mitos.

Hasil penulisan mengacu kepada ketidakadilan gender yang disampaikan

melalui tokoh-tokoh pemeran dalam sebuah dialog, perilaku, karakter dan kejadian

dalam film Dangal. Penulis menemukan bahwa film ini menggambarkan

ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan.

Marginalisasi digambarkan dalam hal keyakinan pada tafsir agama dan birokrasi

pemerintahan. Subordinasi, dalam hal kedudukan laki-laki lebih tinggi untuk

meneruskan cita-cita dibandingkan perempuan, kepentingan anggaran dana untuk

atlet laki-laki dibandingkan atlet perempuan. Stereotipe, dalam hal perempuan

makhluk yang lemah, perempuan hanya pantas mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, penampilan perempuan. Kekerasan, dalam hal kekerasan psikis berupa

ejekan.

Kata Kunci: Semiotika, Ketidakadilan Gender, Film, Dangal

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga

memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan

dalam penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabatnya, dan

pengikut beliau yang setia.

Banyak hambatan dan kesulitan yang penulis temui, baik dalam mencari

sumber pustaka maupun mengolah sumber data. Tetapi, dari kesulitan itulah penulis

banyak belajar sehingga pada akhirnya skripsi ini bisa diselesaikan. Alhamdulillah

semua hal tersebut bisa penulis lewati berkat bimbingan, dukungan semangat, doa

dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari banyak terdapat kesalahan,

kekurangan, dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu dalam

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Dr. Arief subhan, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, beserte Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M.Ag selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Fita Fathurrokhmah, M.Si, sebagai sekretaris jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah membantu melancarkan

berbagai urusan penulis yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

iii

3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si, sebagai pembimbing skripsi yang luar biasa

karena telah memberikan bimbingan serta pengarahan yang sangat

berharga kepada penulis hingga skripsi ini bisa selesai.

4. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, Penasehat Akademik KPI C 2013 yang

memberikan banyak masukan serta arahan mulai sejak kuliah hingga

saat menyusun proposal skripsi.

5. Semua Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

6. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan refrensi

buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

7. Kedua orangtua yang penulis sayangi dan penulis banggakan, Bapak H.

Hambali dan Ibu Hj. Sopiah, S.Pdi yang sudah merawat dengan tulus

ikhlas dan mendidik penulis dengan rasa kasih sayang, serta

memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya dan senantiasa

mendoakan penulis dalam menempuh perjalanan hidup ini.

8. Pelatih dan Management tim basket UIN yang telah memberikan

motivasi, semangat hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta

memberikan pelajaran-pelajaran yang sangat berarti saat penulis berada

dalam tim.

9. Keluarga besar basket UIN Jakarta, terutama Tika, Sarah, Tia, Ovi,

Stifani, Deffi, Sri, Kak Tika, Kak Bella, Kak Ella, Kak Jauza, sebagai

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

iv

partner dalam tim yang selalu ada dan bersedia membantu penulis ketika

mengalami kesulitan dalam perkuliahan maupun dalam tim. Terima

kasih sudah senantiasa menemani dan melewati segala macam

pertandingan bersama. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

10. Alldi Aghlan, sebagai saudara sepupu penulis yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi, baik berupa saran, kritik maupun

semangat. Kemudian ada Mutia Daravanti dan kak Annissa Shabrina

yang telah memberikan dorongan semangat agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga besar KPI C angkatan 2013, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih telah menjadi teman selama kuliah dari

semester 1 hingga semester 7 yang sudah memberikan semangat serta

memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis.

12. Keluarga besar DNK TV, terima kasih atas pengalaman dan pelajaran

yang berharga selama penulis berada di organisasi.

13. Keluarga besar KKN DARASWARA, sebagai teman-teman

seperjuangan selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang

sudah memberikan banyak pelajaran yang baik untuk penulis dalam

berbagai hal.

14. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini,

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa

hormat, penulis ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga Allah

membalas segala kebaikan dengan balasan yang baik. Amin.

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akhir kata

semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Penulis

Yulia Nur Shofiani

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………...ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….......x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….2

B. Batasan dan Rumusan Masalah……………………………………………6

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….7

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...7

E. Metodologi Penelitian…………………………………………………......8

F. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………10

G. Sistematika Penulisan………………………………………………….....13

BAB II TINJAUAN TEORITIS………………………………………………....14

A. Tinjauan Umum Semiotika……………………………………………....14

1. Pengertian Semiotika………………………………………………...14

2. Konsep Semiotika Roland Barthes…………………………………...16

B. Tinjauan Konseptual……………………………………………………..19

1. Film…………………………………………………………………..19

2. Ketidakadilan Gender………………………………………………...28

BAB III GAMBARAN UMUM FILM DANGAL……………………………....34

A. Sekilah Tentang Film Dangal…………………………………………….34

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

vii

B. Sinopsis Film Dangal…………………………………………………….34

C. Profil Sutradara Film Dangal…………………………………………….37

D. Profil Pemain Film Dangal………………………………………………38

1. Amir Khan…………………………………………………………...38

2. Fatima Sana Shaikh………………………………………………….40

3. Sanya Malhotra………………………………………………………41

4. Zaira Wasim………………………………………………………….42

5. Suhani Bhatnagar…………………………………………………….43

6. Sakshi Tanwar………………………………………………………..44

7. Aparshakti Khurana………………………………………………….45

E. Tim Produksi Film Dangal……………………………………………….46

F. Apresiasi Terhadap Film Dangal………………………………………...47

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA…………………………………...49

A. Analisis Semiotika Film Dangal…………………………………………49

1. Scene 1……………………………………………………………….50

2. Scene 2……………………………………………………………….54

3. Scene 3……………………………………………………………….57

4. Scene 4……………………………………………………………….61

5. Scene 5……………………………………………………………….64

6. Scene 6……………………………………………………………….66

7. Scene 7……………………………………………………………….71

8. Scene 8……………………………………………………………….75

9. Scene 9……………………………………………………………….79

10. Scene 10……………………………………………………………...81

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

viii

B. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender Dalam Film Dangal……………...83

BAB V PENUTUP……………………………………………………………….89

A. Kesimpulan………………………………………………………………89

B. Saran……………………………………………………………………...92

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………93

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Peta Tanda Roland Barthes……………………………………………16

Tabel 2.2: Skema Genre Induk Primer dan Sekunder……………………………28

Tabel 3.1: Struktur Tim Produksi Film Dangal………………………………….46

Tabel 4.1: Scene 1………………………………………………………………..50

Tabel 4.2: Scene 2………………………………………………………………..54

Tabel 4.3: Scene 3………………………………………………………………..57

Tabel 4.4: Scene 4………………………………………………………………..61

Tabel 4.5: Scene 5………………………………………………………………..64

Tabel 4.6: Scene 6………………………………………………………………..66

Tabel 4.7: Scene 7………………………………………………………………..71

Tabel 4.8: Scene 8………………………………………………………………..75

Tabel 4.9: Scene 9………………………………………………………………..79

Tabel 4.10: Scene 10……………………………………………………………..81

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Unsur-Unsur Pembentuk Film……………………………………...20

Gambar 3.1: Foto Nitesh Tiwari………………………………………………….37

Gambar 3.2: Foto Amir Khan…………………………………………………….38

Gambar 3.3: Foto Fatima Sana Shaikh……………………………………………40

Gambar 3.4: Foto Sanya Malhotra………………………………………………..41

Gambar 3.5: Foto Zaira Wasim…………………………………………………...42

Gambar 3.6: Foto Suhani Bhatnagar……………………………………………...43

Gambar 3.7: Foto Sakshi Tanwar…………………………………………………44

Gambar 3.8: Foto Aparshakti Khhurana………………………………………….45

Gambar 3.9: Foto Poster Film Dangal…………………………………………….46

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman yang serba modern seperti saat ini, pandangan

masyarakat banyak mengalami perubahan. Hal ini terkait dengan semakin

majunya teknologi. Masyarakat mendapatkan kemudahan dalam hal

apapun. Seperti informasi, masyarakat memperolehnya dengan mudah dan

cepat berkat kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang ada, mempengaruhi hidup manusia, mulai

dari cara berfikir, bersikap maupun bertingkah laku. Seiring dengan

berjalannya waktu, perkembangan teknologi komunikasi tidak terlepas dari

peran media sebagai sarana untuk memperlancar komunikasi. Media yang

dimaksud disini adalah media massa.

Media massa merupakan saluran dalam komunikasi massa. Media

massa terdiri dari beberapa bentuk, antara lain media elektronik (televisi,

radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film.1 Salah

satu media massa yang menarik dan mendapat perhatian khalayak adalah

film. Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Film menjadi

salah satu cara untuk menyampaikan pesan. Dengan banyaknya genre film

yang ada saat ini, pesan pesan yang disampaikan sangat beragama. Film

1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. ke-5, h. 4-

5.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

2

mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan yang

ada dibaliknya.2

Keberadaan film di tengah masyarakat mempunyai makna yang unik

diantara media komunikasi lainnya. Selain dipandang sebagai media

komunikasi yang efektif dalam penyebar luasan ide dan gagasan. Seperti

mata uang yang memiliki dua sisi, film juga memiliki sisi positif dan

negatif. Film yang mempunyai pesan untuk menanamkan nilai pendidikan

merupakan salah satu hal yang baik dan bermanfaat, sedangkan film yang

menampilkan nilai-nilai yang cenderung dianggap negatif oleh masyarakat

seperti kekerasan, rasialisme, dan sebagainya akan membahayakan jika

diserap oleh audience dan diaplikasikan dalam kehidupannya.

Film merupakan gambaran realitas kehidupan yang nyata. Meskipun

film adalah dunia pura-pura, tetapi film mencoba meyakinkan penontonnya

dengan persoalan masyarakat yang ada dalam film tersebut sehingga

mampu diterima oleh logika penontonnya.3 Hal ini membuat film masih

menjadi salah satu komunikasi massa yang dominan disaksikan oleh

masyarakat. film sebagai salah satu bentuk media massa tidak hanya

berfungsi sebagai hiburan saja. Film dapat berfungsi sebagai salah satu alat

untuk melihat realitas yang ada didalam masyarakat.

Saat ini peran film dalam menggerakkan adanya keadilan gender

semakin dibutuhkan dan berusaha untuk diwujudkan. Terutama bagi

perempuan, yang sering sekali menjadi korban ketidakadilan gender.

2 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. ke-4,

h. 127. 3 Cristianto Widjaja, Kamera dan Video Editing: Cara Pembuatan Video Mulai Cerita,

Penggunaan Kamera, dan Edit Dengan Adobe Premiere Pro, (Tangerang: Widjaja, 2008), h. 56.

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

3

Tetapi kenyataan yang ada dalam film saat ini, masih banyak film

yang menunjukkan ketidakadilan gender bagi perempuan. Perempuan

digambarkan lemah, tidak mampu melakukan pekerjaan yang laki-laki

kerjakan, emosional dan lain lain.

Banyak film-film yang bertema romantisme, nasionalisme, toleransi

beragama dalam cerita yang dibuatnya. Namun, dari berbagai pilihan yang

ada peneliti tertarik dengan film yang melatar belakangi ketidakadilan

gender yang terjadi pada perempuan. Hal ini karena tidak semua perempuan

adalah orang yang lemah. Perempuan juga bisa bangkit menjadi kuat dan

membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan apa yang laki-laki

lakukan. Maka dari itu ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan

harus dihapuskan.

Pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. Dari

mulai ciri fisik, sifat, gender, ras, hingga agama. Perbedaan itu bukanlah

menjadi suatu kesalahan. Tetapi terkadang manusia itulah yang membuat

perbedaan itu menjadi suatu masalah. Sehingga masyarakat memiliki sikap

membeda bedakan antara satu dengan yang lainya.

Perbedan yang kontras sekali terlihat adalah antara perempuan dan

laki-laki. Dimana perempuan dianggap lemah, tidak bisa menjadi

pemimpin, tidak berhak memiliki keterampilan olahraga sehingga tidak

dapat menyaingi laki-laki. Di negara tertentu perbedaan antara perempuan

dan laki-laki masih bisa terlihat. Perbedaan ini diperkuat dengan adanya

tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar. Hal ini yang

menjadi penyebab adanya ketimpangan gender terhadap perempuan.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

4

Padahal dalam agama Islam, ditekankan kehormatan, persamaan manusia

dan kesetaraan gender baik itu kedudukan antara laki-laki dan perempuan,

hubungan antara laki-laki dan perempuan, maupun hak dan kewajiban

mereka dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan rumah tangga

dengan konsep yang rapi, indah dan bersifat adil. Seperti yang disebutkan

di dalam Q.S. An-Nisa ayat 124 yang berbunyi:

“barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun

wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam

surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun” (Q.S. An-Nisa: 124)4

Dari ayat di atas jelas bahwa Islam tidak membeda-bedakan

kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Semua mempunyai ganjaran

yang sama berupa surga bagi mereka yang senantiasa mengerjakan amal-

amal saleh.

Salah satu persoalan ketidakadilan gender diangkat ke layar lebar

dalam film yang berjudul Dangal yang berarti gulat. Film yang bergenre

biographical sports drama ini mengisahkan tentang seorang pegulat

Mahavir Singh Phogat yang memiliki impian untuk dapat memenangkan

medali emas di kejuaraan gulat internasional tetapi kandas karena masalah

ekonomi. Lalu Mahavir bertekad akan menggapai mimpinya melalui anak

laki-lakinya. Sayangnya sang istri melahirkan empat orang anak perempuan

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ‘Al-Insaani, (Depok: Departemen

Agama RI, 2012), h. 98

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

5

dan membuatnya kecewa. Mahavir kembali mengubur mimpinya karena

menganggap wanita tidak akan bisa bertarung dan lebih baik diajari

pekerjaan rumahan. Namun suatu hari dia mendapati dua anak tertuanya

yang bernama Geeta dan Babita pulang setelah menghajar dua laki-laki

yang menghina mereka. Mahavir pun menyadari bahwa dua anaknya itu

memiliki potensi untuk menjadi pegulat.5 Dalam masa pelatihan Mahavir

dan kedua anak perempuannya merasakan adanya ketidakadilan gender

yang memang sudah lama ada dalam masyarakat sekitarnya. Bahkan sempat

diusir di beberapa turnamen gulat. Karena di daerah tempat tinggal Mahavir

tidak ada wanita yang menjadi pegulat.

Dari banyaknya ketidakadilan gender yang dialami oleh mahavir

dan kedua anak perempuannya tidak membuat mereka patah semangat.

Mahavir terus melatih kedua anaknya hingga kedua anaknya masuk ke

dalam tim gulat India. Bahkan salah satu anak Mahavir mendapatkan medali

emas seperti impian sang ayah. Menariknya, dalam film ini walaupun

perempuan dan olahraga sering dipandang sebelah mata, tetapi Mahavir

membuktikan bahwa pandangan itu salah, perempuan bisa berprestasi,

perempuan bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki.

Film yang diangkat dari kisah nyata ini berhasil meraup hingga 58

juta USD dalam 17 hari, dan masih bertambah. Jumlah pemasukan yang

besar ini karena adanya respon baik penonton. Terlihat dari perolehan rating

di situs IMDB yang mencapai nilai 8,9.6

5 http://sinopsisfilmbioskopterbaru.com/dangal-2016-sinopsis-lengkap-film-dan/ diakses

pada 8 Maret 2017 pukul 11:40 WIB. 6 http://www.imdb.com/title/tt5074352/ diakses pada 8 Maret 2017 pukul 12:07 WIB.

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

6

Film yang rilis 23 Desember 2016 ini mendapatkan penghargaan

film terbaik dari filmfare award 2017. Selain itu aktor utama Aamir Khan

yang berperan sebagai Mahavir dan sutradara Nitesh Tiwari mendapatkan

penghargaan aktor terbaik pria dan sutradara terbaik.7

Di Indonesia sendiri film dangal mendapat respon yang positif. Hal ini

terbukti dengan adanya pemberitaan dari media-media online besar di

Indonesia seperti liputan6.com, kapanlagi.com, sindonews.com.

Dari film Dangal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

ketimpangan gender harus diminimalkan bahkan dihapuskan. Semua orang

harus mendapatkan keadilan dan kesetaraan dalam berbagai hal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

mengangkat film ini sebagai bahan penelitian, dengan judul “ANALISIS

SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM FILM DANGAL”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi

permasalahan pada makna-makna ketidakadilan gender yang terdapat

dalam 10 scene pada film Dangal. Adapun rumusan masalah yang dibahas

pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana makna denotasi ketidakadilan gender yang

terkandung dalam film Dangal?

2. Bagaimana makna konotasi ketidakadilan gender yang

terkandung dalam film Dangal?

7 http://www.filmfare.com/awards/filmfare-awards-2017/winners diakses pada 8 Maret

2017 pukul 12:40 WIB.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

7

3. Bagaimana makna mitos ketidakadilan gender yang terkandung

dalam film Dangal?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana makna denotasi ketidakadilan gender

yang terkandung dalam film Dangal

2. Mengetahui bagaimana makna konotasi ketidakadilan gender

yang terkandung dalam film Dangal

3. Mengetahui bagaimana makna mitos ketidakadilan gender yang

terkandung dalam film Dangal

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi

pustaka, khususnya penelitian tentang analisis minat pada kajian film

dan semiotika.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan konstribusi positif

bagi para tim produksi, sutradara dan akademis yang mengambil bidang

komunikasi khususnya yang berminat di dunia perfilman.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

8

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang

secara logis dianut bersama, konsep, atau proposisi yang mengarahkan

cara berpikir dan cara penelitian.8 Paradigma yang digunakan dalam

penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme

memandang bahwa bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk

memahami realitas objek belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai

penyampai pesan, tetapi subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan

komunikasi serta hubungan-hubugan sosial lainnya. Oleh karena itu,

analisis dapat dilakukan untuk mengetahui maksud makna-makna

tertentu.9

2. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks

sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

diteliti,10 yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang

memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-

pesan secara simbolis dalam film Dangal.

8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1991), cet. ke-3, h. 8. 9 Elvinaro Ardianto, Bambang Q Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007), cet. ke-1, h. 151. 10 Harris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), cet. ke-3, h.9.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

9

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah film Dangal, sedangkan objek dalam

peneltian ini yaitu adegan-adegan dalam film tersebut yang berkaitan

dengan diskriminasi.

4. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa tahapan dalam

melakukan penelitian, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu

dengan panca indra lainnya.11 Penulis secara langsung menonton

dan mengamati dialog-dialog peradegan dalam film Dangal,

kemudian mencatat serta menganalisis sesuai dengan model

penelitian yang digunakan.

b. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Adapun sumber dokumentasi dalam penelitian ini berupa sumber

yang didapat dari buku-buku mengenai ketidaksetaraan gender dan

juga dari internet. Selain itu peneliti menelaah dari video, grafik,

arsip, teks atau gambar dari film Dangal.

11 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. ke-5, h. 118.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

10

5. Pengolahan Data

Peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Barthes membuat

model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus

perhatiannya tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap.

Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan

signified yang disebut sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari

tanda. Selanjutnya pada tahap kedua Barthes menyebutnya dengan

istilah konotasi, yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika

tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai

dari kebudayaan. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan

dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana

kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang

realitas atau gejala alam.12

F. Tinjauan Pustaka

1. Faiz Ibnu Sani membahas diskriminasi yang diterima oleh etnis cina,

dan mengklasifikasikannya kedalam 2 bentuk diskriminasi yaitu,

diskriminasi langsung dan tidak langsung. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faiz Ibnu Sani terletak pada

teknik analisis yang digunakan yaitu analisis semiotika Roland Barthes.

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-3, h. 127-128.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

11

Namun perbedaannya terletak pada objek dan subjek yang akan diteliti,

yaitu Ia menganalisis film Babi Buta Yang Ingin Terbang. 13

2. Marvina Susiana menemukan wujud ketidakadilan gender terhadap

perempuan berupa perselingkuhan yang dilakukan oleh laki-laki,

kekerasan psikis, kekerasan verbal, kekerasan fisik, dan kekerasan

seksual, stereotip, beban kerja. Selain itu Marvina juga menemukan

faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidakadilan gender meliputi

faktor budaya, faktor kasta, faktor sosial dan faktor ekonomi. Persamaan

dengan penelitian ini terdapat pesoalan ketidakadilan gender yang

dibahas. Namun, karya Marvina ini juga memiliki perbedaan yaitu pada

metode analisisnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis

semiotik, sedangkan Marvina menggunakan metode analisis

deskriptif.14

3. Fauziah Nur Wijayanti menemukan representasi ketidakadilan gender

bahwa perempuan digambarkan sebagai kaum yang tertindas

terasingkan dari kehidupan sosial (Marginalisasi), Perempuan yang

digambarkan dengan profesi pekerja seks tidak layak mendapat

pendidikan (Subordinasi), pelabelan perempuan lemah dan sebagai

penggoda laki-laki (Stereotip), perempuan menjadi korban kekerasan,

perempua yang mendapat beban kerja berat. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian Fauziah terletak pada objek dalam penelitian yaitu

ketidakadilan gender. Namun perbedaannya terletak pada subjek yaitu

13 Faiz Ibnu Sani, Analisis Semotika Terhadap Makna Diskriminasi dalam Film Babi

Buta Yang Ingin Terbang, (Jakarta: UIN Syarifhidayatullah, 2014). 14 Marvina Susiana, Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan Bali dalam Kumpulan

Cerita Pendek Akar Pule Karya Oka Rusmini, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014)

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

12

sinetron perempuan di pinggir jalan dan teknik analisis yang digunakan

yaitu analisis semiotik Pierce.15

4. Nurul Husna menemukan ketidaksetaraan gender dalam novel

Perempuan Jogja karya Achmad Munif tinjauan sastra feminis ini lebih

menyoroti masalah kehidupan tokoh perempuan dalam karya sastra.

Masalah tersebut mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan

ketidaksetaraan gender yang dialami oleh tokoh perempuan utamanya

dalam novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif, yaitu subordinasi

perempuan, kekerasan terhadap perempuan serta gender, dan

marginalisasi perempuan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

Nurul terletak pada objek dalam penelitian yaitu ketidakadilan gender.

Namun perbedaannya terletak pada subjek yaitu novel Perempuan

Jogja.16

15 Fauziah Nur Wijayanti, Representasi Ketidakadilan Gender Dalam Sinetron

Perempuan di Pinggir Jalan, (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, 2016). 16 Nuru Husna, Ketidaksetaraan Gender Dalam Novel Perempuan Jogja Karya Achmad

Munif: Tinjauan Sastra Feminis, (Surakarta, Universitas Muhamadiyah, 2013).

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

13

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami pembahasan pada penelitian ini

maka dibagi menjadi beberapa BAB:

BAB I PENDAHULUAN yang berisi tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, pembatasan maasalah, tujuan

dan manfaat, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS yang berisi tinjauan umum

tentang pengertian umum semiotika, konsep semiotika

Roland Barthes, tinjauan umum tentang film, unsur unsur

dalam film, jenis dan klasifikasi film dan ketidakadilan

gender.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM DANGAL, yang

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum, yang

terdiri dari sinopsis film, profil sutradara, profil pemain,

serta struktur organisasi dari produksi film tersebut dan

apresiasi terhadap film Dangal.

BAB IV SEMIOTIKA TERHADAP KETIDAKADILAN

GENDER DALAM FILM “DANGAL” penyajian data-

data yang diperoleh dari proses pengumpulan data berikut

analisanya.

BAB V PENUTUP, yang berisi kesimpulan dari seluruh masalah

yang sudah dibahas pada penelitian ini, dan ditutup dengan

saran.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, kata semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani

semeion yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsir tanda. Dengan

menafsirkan tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.1

Secara terminologis, semiotika didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek, peristiwa seluruh kebudayaan sebagai

tanda.2 Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili

sesuatu yang lain. Dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang

keberadaan suatu tanda.3

Selain dikenal dengan kata semiotika, kata semiologi sampai kini

masih digunakan. Dalam istilah linguistik, semiotika dan semiologi

menggunakan istilah lain seperti semasiologi, sememik, dan semik untuk

merujuk pada bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu

tanda atau lambang.4

1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. ke-4,

h. 16. 2 Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi

Komunikasi, (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2013), h. 8. 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-3, h. 87-95. 4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 11.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

15

Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify)

dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan

(to communicate).5 Tujuan analisis semiotik yakni berupaya menemukan

makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda.

Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa dari Swiss

menggunakan istilah semiologi yang didefinisikan sebagai suatu ilmu yang

mengkaji tanda-tanda dalam kehidupan sosial.6 Saussure mengelompokkan

tanda menjadi dua jenis, yakni: Signifier (the concept) dan Signified (the

sound-image). Signifier menunjuk dari aspek fisik dari tanda, misalnya

ucapan, gambar, lukisan, sedangkan signified menunjuk pada aspek mental

dari tanda, yakni pemikiran bersifat asosiasif tentang tanda. Keduanya

saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.7

Semiotika telah menjadi hal penting yang membantu kita dalam

memahami suatu pesan, bagian-bagiannya, dan bagaimana semua bagian itu

disusun. Teori semiotika ini membantu dalam memahami bagaimana

menyampaikan pesan supaya bermakna.8

Dari beberapa pengertian diatas dapat dilihat bahwa para ahli

memandang semiotika sebagai ilmu atau segala sesuatu yang berhubungan

dengan tanda. Intinya, semiotika menaruh perhatian pada apapun yang

5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15. 6 Wildan Taufiq, Semiotika Untuk Kajian Sastra dan Al-Quran, (Bandung: YramaWidya,

20016), cet. ke-1, h. 1. 7 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS, 2007), h.155. 8 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Theories of Human Communication, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2011) edisi 9, h. 153.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

16

dinyatakan sebagai tanda, dimana dibalik tanda itu ada sebuah makna

ataupun hal lain yang mewakilinya.

2. Konsep Semiotika Roland Barthes

Dalam kajian semiotika, Roland Barthes menjadi tokoh yang begitu

identik karena pemikiran semiotika Barthes banyak digunakan sebagai

rujukan penting dalam penelitian, khususnya di Indonesia. Roland Barthes

lahir dari keluarga kelas menengah Protestan tahun 1951 di Cherbourg dan

dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat

daya Prancis dan Paris. Ia dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang

mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean.9 Pemikiran

semiotika Barthes dipengaruhi oleh Saussure. Saussure menggunakan

istilah signifier dan signified untuk mengelompokkan tanda sedangkan

Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi untuk menunjuk

tingkatan makna.

Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:

1. Signifer

(Penanda)

2. Signifed

(Petanda)

3. Denotative signifier

(Tanda Denotatif)

4. Connotative Signifer

(Penanda Konotatif)

5. Connotative Signifed

(Petanda Konotatif)

6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Tabel 2.1

Peta Tanda Roland Barthes

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri

atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda

9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

17

denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut

merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa” barulah

konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki

makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif

yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes

yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti

pada penandaan dalam tataran denotatif.10

Secara umum makna denotasi diartikan sebagai makna harfiah atau

makna yang sesungguhnya. Dalam semiologi Barthes denotasi adalah

makna yang paling nyata dari tanda pada tingkat pertama yang bersifat

objektif.11 Dengan kata lain denotasi adalah apa yang digambarkan tanda

terhadap objek.

Kemudian makna konotasi secara umum adalah makna yang tersirat

atau bukan makna yang sebenarnya. Barthes menyebut konotasi dengan

istilah signifikasi tahap dua yang menggambarkan interaksi ketika tanda

bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai

kebudayaannya.12 Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif sehingga

kehadirannya tidak disadari. Oleh karena itu tujuan adanya analisis

semiotika adalah untuk menyediakan metode analisis dan kerangka berfikir

dalam mengatasi terjadinya kesalahpahaman dalam mengartikan suatu

10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69. 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 128 12 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 128.

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

18

tanda. Jika denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap suatu

objek, maka konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda

bekerja melalui mitos, yang merupakan sistem pemaknaan dalam tataran

kedua. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami

beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.13 Mitos dapat dikatakan

sebagai produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi.

Mitos mungkin hidup dalam ‘gosip’ kemudian dibuktikan dengan

tindakan nyata. Sikap seseorang terhadap sesuatu ditentukan dengan mitos

yang ada pada dirinya. Terkadang mitos menyebabkan seseorang

mempunyai prasangka terhadap suatu hal.

Berdasarkan pemaparan mengenai denotasi, konotasi dan mitos di

atas dapat disimpulkan bahwa denotasi pada dasarnya merupakan makna

yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Makna denotasi ini menyangkut

informasi-informasi faktual objektif. Misalnya, bunga mawar merah dan

bunga mawar putih keduanya mempunyai makna denotasi yang sama yaitu

bunga mawar bukan bunga lainnya, sedangkan konotasi dapat disebut

sebagai makna tambahan, misalnya kata kambing hitam, ia bermakna

kambing yang berwarna hitam, sedangkan dalam kalimat “Dia selalu

mencari kambing hitam jika berbuat kesalahan”, maka kata kambing hitam

sudah bermakna konotatif, yakni orang yang dipersalahkan atas suatu

kejadian padahal dirinya tidak bersalah, dan mitos adalah makna yang

13 Beny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial, (Bandung: Komunitas Bambu, 2014),

h.79.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

19

berkembang berdasarkan kebudayaan masyarakat dalam suatu periode

tertentu.

B. Tinjauan Konseptual

1. Film

1.1 Pengertian Film

Film adalah gambar hidup yang juga sering disebut movie. Film

secara kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri bersumber

dari kata kinematik atau gerak. Pengertian secara harfiah film (sinema)

adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya)

+ graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah

melukis gerak dengan cahaya.14

Sedangkan menurut UU Perfilman No 8 Tahun 1992, film adalah

karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan

direkam pada pita selluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,

yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi

mekanik, elektronik, dan atau lainnya.15

Jadi dapat dipahami bahwa pengertian film adalah media gambar

bergerak dan berkarakteristik massal yang dapat dipertunjukkan atau

ditayangkan sebagai tontonan untuk audiens.

14 http://e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf. diakses pada 20 Maret 2017 pukul

13:34 WIB. 15 UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1.

Departemen Penerangan RI.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

20

1.2 Unsur-Unsur Pembentuk Film

Untuk memahami sebuah film tidak terlepas dari unsur-unsur

pembentuknya. Secara umum film dibagi atas dua unsur pembentuknya

yaitu, unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur ini saling berkaitan

satu sama lain karena, film tidak dapat berdiri sendiri jika kedua unsur

tersebut tidak saling berkaitan. Berikut ini adalah model yang

menggambarkan unsur-unsur pembentuk film:

Gambar 2.1

Unsur- Unsur Pembentuk Film

a. Unsur naratif

Unsur naratif adalah bahan yang akan diolah berhubungan dengan

aspek cerita atau tema film. Unsur ini meliputi tokoh, masalah, konflik,

lokasi, waktu, yang membentuk unsur naratif secara keseluruhan.16

1. Tokoh

16 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 2.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

21

Setiap film cerita umumnya memiliki dua karakter yaitu karakter utama

dan karakter pendukung. Karakter utama sering diistilahkan dengan

protagonis yang menjadi pusat dari sebuah cerita, sedangkan karakter

pendukung bisa berada pada pihak protagonis maupun antagonis.

Karakter pendukung bisa menjadi pemicu konflik atau sebaliknya dapat

membantu karakter utama.

2. Masalah dan Konflik

Masalah yang ada di dalam film hadir sebagai penghalang yang dihadapi

oleh tokoh protagonis dalam meraih tujuannya. Masalah dapat muncul

dari dalam diri tokoh utama maupun dari tokoh antagonis yang akhirnya

memicu konflik.

3. Lokasi

Lokasi di dalam film berfungsi sebagai pendukung narasi di dalam

skenario. Pemilihan lokasi yang tepat membuat suasana dalam film

menjadi lebih nyata.

4. Waktu

Waktu dalam narasi film adalah salah satu aspek penting dalam

membangun sebuah cerita. Pagi, siang, sore, dan malam hari dalam film

memiliki makna tersendiri dalam membangun suasana suatu film.

b. Unsur sinematik

Unsur sinematik adalah bagaimana cara mengolahnya. Ini

berhubungan dengan aspek-aspek teknis dalam produksi, seperti

sinematografi, editing, suara, dan Mise en Scene. 17

17 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 2.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

22

1. Mise en Scene

Mise en Scene adalah segala sesuatu yang berada di depan kamera yang

akan diambil gambarnya. Tujuannya untuk menimbulkan efek yang

dramatis. Dalam Mise en Scene terdapat empat elemen pokok, yaitu

setting atau latar, tata cahaya, kostum dan tata rias, serta akting pemain

dan pergerakannya.

2. Sinematografi

Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dengan objek yang diambil. Seorang sineas tidak

hanya merekam sebuah adegan semata namun juga harus mengatur

jarak, sudut pengambilan gambar, pergerakan kamera. Hal tersebut

dikenal dengan teknik pengambilan gambar.18

1) Jarak

Jarak adalah dimensi jarak kamera terhadap objek dalam frame. Ukuran

jarak ini menjadi tolak ukur proporsi manusia atau objek dalam sebuah

frame. Berikut adalah jarak dalam pengambilan gambar:19

• Extreme Long Shot

Extreme Long Shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari

objeknya. Teknik ini umumnya menggambarkan sebuah objek yang

sangat jauh atau panorama yang luas.

18 Himawan Pratista, Memahami Film, h 89. 19 Himawan Pratista, Memahami Film, h 105-106.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

23

• Long Shot

Long Shot merupakan jarak kamera yang sering digunakan untuk

establish shot yaitu shot pembuka sebelum shot-shot yang berjarak

lebih dekat.

• Medium Long Shot

Teknik pengambilan gambar yang memperlihatkan tubuh manusia

dari bawah lutut sampai ke atas dengan lingkungan yang relatif

seimbang.

• Medium Shot

Pengambilan gambar tubuh manusia dari pinggang hingga atas.

• Medium Close-up

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas.

Tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi

dominan.

• Close-up

Teknik pengambilan gambar dari bahu hingga ke atas yang

ditujukan untuk memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta

gesture yang detail. Biasanya memperlihatkan wajah, tangan, kaki,

atau objek kecil lainnya.

• Extreme Close-up

Pada jarak terdekat ini memperlihatkan sesuatu secara lebih detail

dari wajah atau dari sebuah objek.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

24

2) Sudut Pengambilan Gambar (Angle)

Sudut pengambilan gambar adalah posisi kamera pada saat

pengambilan gambar. Terdapat lima sudut pengambilan gambar,

yakni bird eye view, high angle, eye level, low angle, dan frog eye.20

• Bird Eye View adalah sudut pengambilan gambar dimana posisi

kamera diletakkan di atas ketinggian objek yang direkam. Teknik ini

memperlihatkan lingkungan yang luas biasanya gambar diambil

melalui helikopter atau di atas gedung.

• High Angle adalah pengambilan gambar dari atas objek. Selama

kamera berada di atas objek maka sudah dianggap high angle.

• Low Angle adalah sudut pengambilan gambar yang memposisikan

kamera lebih rendah dari pada objek.

• Eye Level adalah sudut pengambilan gambar yang sejajar antara

posisi kamera dengan objek sehingga gambar yang diperoleh tidak

terlalu ke atas atau ke bawah.

• Frog Eye adalah teknik pengambilan gambar yang memposisikan

kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek.

3) Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera (camera moving) adalah posisi kamera bergerak,

sementara objek diam. Pergerakan kamera dibagi menjadi tiga,

yaitu:21

20 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2006), h. 120-124. 21 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 114.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

25

• Panning Right dan Panning Left (gerakan kamera dari kiri ke kanan,

dan gerakan kamera dari kanan ke kiri)

• Zoom In dan Zoom Out (Gerakan kamera mendekat dan menjauh)

• Tilt Up dan Tilt Down (Gerakan kamera dari bawah ke atas, dan

gerakan kamera dari atas ke bawah)

3. Editing

Transisi sebuah gambar ke gambar lainnya yang dijadikan satu

sehingga menjadi film yang utuh. Dalam editing sebuah film

diberikan efek-efek tertentu untuk menambah kesan yang nyata.

4. Suara

Segala sesuatu dalam film yang dapat didengar seperti, dialog,

musik, dan efek suara.

1.3 Jenis dan Klasifikasi Film

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni:22

a. Film Dokumenter

Film dokumenter merupakan film yang mengutamakan fakta.

Segala yang berhubungan dengan film dokumenter baik tokoh,

peristiwa, lokasi adalah nyata. Tidak seperti film fiksi yang terikat oleh

plot, film dokumenter tidak memiliki plot namun memiliki struktur yang

umumnya didasarkan oleh tema atau argumen dari sineasnya. Struktur

dalam film dokumenter dibuat sederhana dengan tujuan agar

22 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 4-8.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

26

memudahkan penonton untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta

yang disajikan.

b. Film Fiksi

Berbeda dengan jenis film dokumenter, film fiksi terikat oleh

plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering menggunakan cerita rekaan di luar

kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah

dirancang sejak awal. Struktur cerita film juga terikat hukum kausalitas

atau sebab akibat. Cerita biasanya juga memiliki karakter protagonis dan

antagonis, masalah dan konflik, penutupan, serta pola pengembangan

cerita yang jelas. Dari sisi produksi dan manajemen film fiksi terbilang

lebih kompleks.

c. Film Eksperimental

Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki

struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi insting subyektif sineas seperti

gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka. Film eksperimental

umumnya juga tidak bercerita apapun bahkan kadang menentang

kausalitas, seperti yang dilakukan para sineas surealis dan dada. Film-

film eksperimental umumnya bersifat abstrak dan tidak mudah

dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan simbol-

simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.

Tiga jenis pembagian film diatas bisa disebut juga klasifikasi film

paling umum. Selain itu dapat juga membagi film dengan klasifikasi seperti

dokumenter dan non dokumenter, fiksi dan non fiksi, adapun metode yang

paling mudah dan sering digunakan untuk mengklasifikasikan film adalah

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

27

berdasarkan genre. Dalam film, genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau

klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama

(khas) seperti setting, isi, subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau

peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Klasifikasi

tersebut kemudian menghasilkan genre-genre populer. Hollywood sebagai

industri film terbesar di dunia sejak awal dijadikan sebagai titik tolak

perkembangan genre-genre besar dan berpengaruh. Genre-genre besar

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:23

a. Genre Induk Primer

Genre induk primer merupakan genre pokok yang sudah ada dan

populer sejak awal perkembangan sinema era 1900-an hingga 1930-an. Bisa

dikatakan setiap film mengandung setidaknya satu unsur genre induk primer

bahkan ada film yang mengkombinasikan beberapa genre induk sekaligus.

b. Genre Induk Sekunder

Genre induk sekunder merupakan genre yang besar dan populer

yang merupakan turunan dari genre induk primer. Ciri-ciri genre induk

sekunder memiliki karakter yang lebih khusus dibandingkan genre induk

primer.

23 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 13-21.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

28

Tabel 2 2

Skema Genre Induk Primer dan Sekunder

Genre Induk Primer Genre Induk Sekunder

Aksi

Drama

Epik Sejarah

Fantasi

Fiksi Ilmiah

Horor

Komedi

Kriminal dan Gangster

Musikal

Petualangan

Perang

Western

Bencana

Biografi

Detektif

Film Noir

Melodrama

Olahraga

Perjalanan

Roman

Superhero

Supernatural

Spionase

Thriller

2. Ketidakadilan Gender

2.1 Pengertian Ketidakadilan Gender

Kata gender berasal dari Bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin.24

Terdapat dua konsep yang perlu dipahami dalam membahas gender, yaitu

konsep sex (jenis kelamin) dan konsep gender itu sendiri. Konsep sex (Jenis

kelamin) merupakan pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara

24 Suwodo Admojo, Darseno, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia; Indonesia-Inggris,

(Semarang: Bintang Jaya, 2005), h. 127.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

29

biologis, tidak dapat dirubah sesuai dengan ketentuan Tuhan. Konsep

gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki ataupun perempuan

yang dikonstruksikan secara kultural. Konsep gender menjelaskan sifat

dasar alamiah yang dimiliki oleh laki-laki atau perempuan.25

Ketidakadilan merupakan lawan dari keadilan yang berasal dari kata

dasar adil. Kata adil menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya tidak

memihak.26 Jadi, ketidakadilan bisa diartikan sikap, tindakan yang memihak

kepada salah satu kelompok ataupun golongan tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, ketidakadilan gender adalah memihak

kepada salah satu jenis kelamin tertentu baik laki-laki ataupun perempuan.

Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur yang memungkinkan

laki-laki maupun perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.

Ketidakadilan gender terjadi karena adanya perbedaan gender yang terjadi

pada laki-laki maupun perempuan.27

2.2 Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Menurut Mansour Fakih, untuk memahami bagaimana bentuk-

ketidakadilan gender khususnya yang lebih sering dialami oleh perempuan

dapat dilihat dari lima bentuk yang dapat dijabarkan sebagai berikut:28

a. Marginalisasi

Marginalisasi adalah suatu proses eliminasi yang

menyebabkan kemiskinan atas suatu jenis jenis kelamin tertentu.

25 Sidik Jatmika, Dinamika Partisipasi Politik Perempuan Iran, (Yogyakarta: LPPI

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2002), h. 26. 26 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/adil diakses pada 4 Januari 2018 pukul 21.00 WIB. 27 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta:

INSISTtPress,2008), h. 12. 28 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h.14-22.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

30

Dalam hal ini marginalisasi dapat bersumber dari kebijakan

pemerintah, keyakinan, tafsir agama, tradisi, kebiasaan, atau bahkan

asumsi ilmu pengetahuan. Marginalisasi terhadap perempuan sudah

terjadi sejak di rumah tangga dalam bentuk diskriminasi atas

anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan.

b. Subordinasi

Subordinasi atau kedudukan bawahan, adalah sikap,

tindakan, atau pendapat masyarakat yang menempatkan kedudukan

salah satu jenis kelamin tertentu lebih utama dibanding jenis

kelamin lainnya. Hal ini berarti setiap kata dan tindakan yang

dilakukan perempuan tidak dianggap sebagai hal yang penting

meskipun telah melakukan hal yang benar. Apalagi dengan adanya

anggapan masyarakat bahwa perempuan itu emosional, lemah

sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat

munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang

tidak penting.

Subordinasi karena gender tersebut terjadi dalam segala

macam bentuk yang berbeda dari tempat ke tempat dan dari waktu

ke waktu. contohnya, wilayah Jawa, memiliki anggapan bahwa

perempuan tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, hal ini

dikarenakan mayoritas masyarakat memiliki pandangan bahwa

wanita pada akhirnya akan kembali ke dapur (mengurusi rumah

tangga). Prakteknya, kehidupan masyarakat banyak yang tidak

memenuhi standar kesejahteraan, sehingga memberikan stigma pada

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

31

hampir setiap keluarga dalam masyarakat untuk memprioritaskan

laki-laki untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Stereotip

Umumnya, stereotip adalah suatu pelabelan terhadap suatu

kelompok, individu, atau jenis pekerjaan tertentu. Stereotip juga

dimaknai dengan pelabelan terhadap pihak tertentu yang selalu

berakibat merugikan pihak lain dan menimbulkan ketidakadilan.

Hal ini disebabkan pelabelan yang sudah melekat pada laki-laki

bahwa laki-laki adalah manusia yang kuat, rasional, jantan dan

perkasa, sedangkan perempuan adalah manusia yang lembut, cantik,

emosional, dan keibuan. Pada dasarnya stereotip terhadap

perempuan diberi label oleh sosial budaya. Hal ini membuat

masyarakat menganggap bahwa tugas utama kaum perempuan

adalah melayani suami.29

d. Kekerasan

Kekerasan (violence) adalah serangan atau invansi (assault)

terhadap fisik maupun psikologis seseorang. Kekerasan dibagi

menjadi kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Kekerasan fisik yaitu

segala bentuk kekerasan yang ditujukan pada fisik seseorang, baik

berupa tamparan, tendangan dan lain-lain, sedangkan kekerasan

psikis adalah segala tindakan yang dilakukan secara verbal, seperti

menghina, berkata kasar, mengejek dan lain-lain.30 Kekerasan

terhadap sesama manusia pada dasarnya berasal dari berbagai

29 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 17. 30 Layyinah al-Himshi, Muslimah Pembelajar, (Jakarta: Zaman, 20013), h. 263.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

32

sumber, salah satunya ialah kekerasan terhadap satu jenis kelamin

tertentu yang disebabkan oleh anggapan gender. Pada dasarnya

kekerasan gender terjadi karena adanya kekuatan yang ada dalam

masyarakat. Dengan kata lain, siapa yang memiliki kekuatan besar

bisa mengendalikan yang lain.

e. Beban Kerja

Ada pendapat bahwa wanita memiliki karakteristik seperti

rajin dan protektif, sehingga tidak cocok menjadi pemimpin dalam

rumah tangga. Hal itu menyebabkan semua pekerjaan di rumah

tangga menjadi tugas perempuan. Akibatnya, banyak wanita harus

melakukan semua pekerjaan di rumah. Apalagi untuk istri, mereka

harus melayani anak-anaknya dan suaminya pada saat bersamaan.

Di beberapa keluarga miskin, mereka harus menerima dan

bertanggung jawab atas beban ini sendiri, apalagi jika wanita

tersebut adalah pekerja, artinya mereka mendapat beban ganda,

pertama tugas mereka di rumah dan kedua di lapangan kerja. Banyak

masyarakat menganggap, lingkungan domestik adalah tugas

perempuan dan mereka menganggap bahwa pekerjaan ini tidak

produktif daripada pekerjaan laki-laki di ranah publik. Awalnya,

tugas perempuan di ranah domestik dibentuk oleh sosial budaya agar

mereka menerima persepsi tersebut, sebenarnya pekerjaan

perempuan di bidang domestik lebih berat daripada pekerjaan pria

di ranah publik. Apalagi bagi pekerja perempuan, mereka memiliki

tugas ganda, di rumah dan di tempat kerja. Bagi kalangan menengah

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

33

dan golongan kaya, beban kerja itu dilimpahkan kepada pembantu

rumah tangga.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

34

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM DANGAL

A. Sekilas Tentang Film Dangal

Film Danggal adalah film yang bergenre biographical sport drama

asal India yang disutradarai oleh Nitesh Tiwari. Secara garis beras film ini

menceritakan perjuangan seorang ayah yang melatih anak perempuannya

hingga menjadi juara dunia, meskipun mereka berasal dari daerah dimana

perempuan tidak berharga. Bukan hanya perjuangan seorang ayah yang

diangkat dalam film ini, tetapi juga mengkritisi pemerintah yang

mengabaikan atlet dan diskriminasi perempuan di India.

Digarap oleh sutradara Nitesh Tiwari, serta diproduseri Aamir Khan

dan diperankan oleh pemain-pemain Bollywood yang terkenal seperti

Aamir Khan, Sakshi Tanwar, Fatima Sana Shaikh, Sanya Malhotra mampu

membuat penonton merasakan perjuangan untuk mengejar impian dan

melawan diskriminasi yang dimasukan dalam beberapa scene didalamnya.

B. Sinopsis Film Dangal

Film ini mengisahkan tentang seorang pegulat yang bernama

Mahavir Singh Phogat yang berasal dari Haryana yang merupakan negara

bagian utara India. Mahavir adalah juara gulat nasional yang mempunyai

mimpi memberikan kehormatan dan kejayaan bagi negara dengan

memenangkan medali emas di kejuaraan internasional. Tetapi dia

meninggalkan dunia gulat karena ayah Mahavir berpendapat gulat tidak

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

35

dapat menghasilkan uang. Mahavir pun harus mengubur mimpinya itu, dan

dia bertekad bahwa kelak anak laki-lakinya akan mewujudkan mimpinya

itu. Sayangnya sang istri melahirkan empat orang anak perempuan dan

membuatnya kecewa. Mahavir kembali mengubur mimpinya karena

menganggap wanita tidak akan bisa bertarung, tidak bisa mewujudkan

impian orang tua dan lebih baik diajarkan pekerjaan rumah.

Suatu hari dua anak tertua Mahavir yang bernama Geeta dan Babita

menghajar dua laki-laki yang menghina mereka. Mahavir menyadari bahwa

dua anaknya memiliki potensi untuk menjadi pegulat. Kisah ini mulai

menarik, bagaimana ia melatih dengan keras kedua putrinya yang baru

belasan tahun, serta bagaimana syoknya masyarakat saat melihat Mahavir

menjadikan putrinya pegulat, apalagi saat itu belum ada perempuan yang

menjadi pegulat. Masyarakat sekitar menganggap itu aneh. Ditambah lagi

Geeta dan Babita harus mengenakan pakaian seperti laki-laki, memotong

pendek rambut keduanya dan tidak diperbolehkan menonton televisi. Pada

awalnya Geeta dan Babita tidak suka dengan perlakuan ayahnya. Namun

mereka menyadari bahwa ayah mereka ingin anaknya memiliki masa depan

yang lebih baik dan tidak tumbuh seperti perempuan pada umumnya.

Mahavir membawa Geeta ke sebuah pertandingan gulat tradisional

untuk mengikuti pertandingan. Tetapi mereka ditolak dengan alasan anak

perempuan tidak pantas menjadi peserta gulat untuk melawan laki-laki.

Tetapi pada akhirnya panitia penyelenggara membolehkan Geeta

bertanding karena mereka mementingkan keuntungan. Geeta kalah dalam

pertandingan ini, tetapi ini menjadi awal dari kesuksesan Geeta. Selanjutnya

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

36

Geeta selalu memenangkan pertandingan gulat tradisional yang dia ikuti.

Hingga akhirnya dia mulai mengikuti kejuaraan junior nasional dan menjadi

pemenang.

Setelah beranjak dewasa Geeta sebagai atlit nasional harus berlatih

di markas para atlet di New Delhi. Di lingkungan yang baru kehidupan

Geeta menjadi bebas, tak seperti saat dilatih sang ayah yang banyak aturan

dan larangan, walaupun prestasinya tetap terbaik. Dan Babita tak kalah

berprestasi, kendati tak banyak diceritakan, ia mengumpulkan berbagai

penghargaan seperti sang kakak, hingga akhirnya menyusul ke asrama para

atlet nasional wanita.

Geeta yang mulai bertanding di pertandingan internasional,

mengalami masa yang buruk, beberapa kali kalah, dan akhirnya sang ayah

memberinya banyak saran, termasuk agar tidak mengubah gaya bertarung

yang menyerang, sementara pelatih memintanya bertahan. Dengan

mendengarkan masukan dari sang ayah Geeta mulai bangkit kembali

sehingga ia berhasil menjuari pertandingan gulat internasional. Geeta

mendapatkan medali emas yang ia persembahkan untuk negaranya dan

ayahnya.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

37

C. Profil Sutradara Film Dangal

Gambar 3.1

Nitesh Tiwari

Nitesh Tiwari adalah sutradara, penulis skenario, dan penulis lirik

yang terkenal dalam industri film Bollywood. Sebagai pembuat film Nitesh

Tiwari telah menghasilkan beberapa film yaitu, Chillar Party, Bhoothnath

Returns, kill Dil, Nil Battey Sannata, Dangal, Bareilly Ki Barfi. Tiwari lahir

dari keluarga penganut Hindu di Itarsi, Madhya Pradesh. Dia menempuh

pendidikan di Indian Institute of Technology Bombay dan mendapatkan

gelar Bachelor Metallurgy and Material Science Engineering.

Sebelum memasuki industri film Bollywood Tiwari bekerja sebagai

direktur kreatif di Leo Burnett. Dia melakukan debut karirnya sebagai

sutradara pada tahun 2011 dengan film Chillar Party dan memenangkan

National Film Award untuk film anak terbaik. Setelah itu dia mengerjakan

film drama politik Bhoothnath Returns yang menjadi film box office. Dalam

film Dangal Tiwari menjadi salah satu penulis naskah dan juga sutradara

dan dia berhasil mendapatkan penghargaan sutradara terbaik Filmfare

Award dan Talestra People’s Choice Award.1

1 https://en.wikipedia.org/wiki/Nitesh_Tiwari diakses pada 6 Oktober 2017 pukul 15.51

WIB.

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

38

D. Profil Pemain Film Dangal

1. Amir Khan

Gambar 3.2

Amir Khan

Amir Khan lahhir pada tanggal 14 Maret 1965 di Mumbai, India

yang merupakan seorang aktor, sutradara, penulis naskah dan produser di

industri film Bollywood. Khan berasal dari keluarga muslim pathan yang

aktif dalam industri film India selama beberapa dekade. Ayahnya yang

seorang produser film dan pamannya seorang produser film, aktor juga

sebagai direktur membuat Amir Khan dengan mudah terjun kedalam

industri film.

Aamir Khan memulai karirnya sebagai seorang aktor dalam film

anak milik pamannya sendiri, Nasir Hussain dalam film Yaadon Ki Baaraat

(1973). Sebelas tahun kemudian Khan terjun ke karier profesionalnya

dengan film Holi (1984). Pada film Qayamat Se Qayamat Tak (1988), ia

memenangkan penghargaan pertamanya dalam festival film sebagai debut

aktor terbaik (Filmfare Award for Best Debut Actor). Dan pada tahun 1990-

an, Khan menerima penghargaan sebagai aktor terbaik dalam acara Filmfare

Award untuk penampilannya di film Raja Hindustani (1996). Pada tahun

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

39

2001, ia memulai debutnya sebagai produser film dengan nominasi

Academy Award Lagaan. Khan juga mendapatkan penghargaan kedua

sebagai aktor terbaik dalam acara Filmfare Award untuk perannya dalam

film Lagaan.2

Dalam film Dangal ini ia berperan sebagai Mahavir, seorang ayah

yang menjadikan putrinya sebagai pegulat demi mewujudkan cita-citanya.

Aamir Khan mendapatkan penghargaan aktor terbaik dalam Filmfare

Award berkat aktingnya yang sangat bagus. Khan bahkan harus rela

menambah berat badannya untuk scene Mahavir tua dan menurunkan berat

badan untuk scene Mahavir muda.

2 https://id.wikipedia.org/wiki/Aamir_Khan diakses pada 6 Juli 2017pukul 11:31 WIB.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

40

2. Fatima Sana Shaikh

Gambar 3.3

Fatima Sana Shaikh

Fatima Sana Shaikh lahir pada tanggal 11 Januari 1992 di Andhra

Pradesh, India, merupakan aktris, penari, dan juga fotografer. Fatima

memulai karir filmnya di usia yang sangat muda dengan berperan sebagai

bayi Bharati dalam film Chachi 420 tahun 1997 bersama Kamal Hasan.

Pada tahun 2001 ia bermain dalam film One 2 Ka 4 bersama Shah Rukh

Khan. Pada tahun 2009 ia beralih ke serial televisi.

Dalam film Dangal Fatima berperan sebagai Geeta Phogat, pegulat

India dan putri Mahavir Singh Phogat. Dalam film ini Fatima diharuskan

berlatih gulat dengan tim yang ada, bahkan ia sempat mengalami cidera di

pergelangan kakinya demi menghasilkan adegan yang bagus. Ia

mendapatkan penghargaan Best Debut dalam News 18 Movie Awards untuk

perannya dalam film Dangal.3

3 https://en.wikipedia.org/wiki/Fatima_Sana_Shaikh diakses pada 6 Juli 2017 pukul 11:44

WIB.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

41

3. Sanya Malhotra

Gambar 3.4

Sanya Malhotra

Sanya Malhotra lahir pada tanggal 27 Februari 1993 di Delhi, India

adalah seorang penari balet yang terlatih, model dan merupakan aktris

pendatang baru di industri film Bollywood. Sanya memulai karirnya sebagai

model iklan dari beberapa merek untuk iklan di televisi. Sanya Malhotra

terjun ke dalam industri film Bollywood dalam film Dangal dan menjadi

debut perdananya.

Dalam film Dangal Sanya berperan sebagai Babita Kumari Phogat

anak Mahavir Singh Phogat yang juga menjadi pegulat India. Meskipun

film Dangal adalah film pertamanya, Sanya tidak terlihat canggung dan

aktingnya mendapatkan banyak pujian. Ia masuk dalam nominasi Best

Debut dalam News 18 Movie Awards untuk perannya dalam film Dangal.4

4 http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/sanya-malhotra.php diakses pada 6 Juli

2017 pukul 11:55 WIB.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

42

4. Zaira Wasim

Gambar 3.5

Zaira Wasim

Zaira Wasim lahir pada tanggal 23 Oktober 2000. Dia dikenal

sebagai aktris berkat perannya dalam film Dangal (2016), Secret Superstar

(2017) dan dia dipercaya berperan di fim Pashmina yang akan rilis pada

2018. Sebelum memulai karir aktingnya, Zaira mengalami masalah

kecemasan sosial. Pada tahun 2015, Zaira tampil dalam iklan Microsoft

Lumia dan Tata Sky

Dalam film Dangal Zaira berperan sebagai Geeta Phogat kecil anak

dari Mahavir Singh Phogat. Untuk mendapatkan hasil yang baik ketika

adegan gulat, Zaira melakukan latihan yang keras bersama pemain yang

lain. Berkat aktingnya dalam film Dangal, ia mendapatkan penghargaan

sebagai Best supporting Actress National Film Award dan Big Zee Most

Entertaining Child Star.5

5 http://www.imdb.com/name/nm7621668/bio?ref_=nm_ov_bio_sm diakses pada 12 Juli

2017 pukul 12:18 WIB.

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

43

5. Suhani Bhatnagar

Gambar 3.6

Suhani Bhatnagar

Suhani adalah seorang model majalah dan bintang iklan asal New

Delhi, India. Suhani lahir pada tahun 2007 dan tidak memiliki latar belakang

perfilman. Film Dangal adalah film pertama yang diperankannya. Suhani

menjadi sangat populer setelah membintangi film Dangal.6

Dalam film Dangal ini Suhani berperan sebagai Babita Kumari

Phogat anak kedua dari Mahavir, yang juga harus menjalani latihan gulat

dengan kakaknya Geeta. Seperti halnya pemain Dangal yang lainnya,

Suhani juga melakukan latihan khusus untuk menunjang aktingnya dalam

scene gulat.

6 http://starsunfolded.com/suhani-bhatnagar/ diakses pada 12 Juli 2017 pukul 12:32 WIB.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

44

6. Sakshi Tanwar

Gambar 3.7

Sakshi Tanwar

Sakshi Tanwar lahir pada tanggal 12 January 1973. Dia adalah aktris

film dan televisi India, selain itu dia juga seorang presenter. Sakshi memulai

karirnya sebagai sales di Hotel Taj Palace dan di took pakaian & aksesoris

Khazana di Delhi. Ia dikenal dengan perannya sebagai Parvati dalam serial

Kahaani Ghar Ghar Kii. Sakshi terjun ke dunia film Bollywood pada 2006,

ia bermain dalam film O Re Manva sebagai Sandhya. Setelah itu ia mulai

banyak membintangi film-film Bollywood dan mendapatkan berbagai

macam penghargaan.

Dalam film Dangal, Tanwar berperan sebagai Daya Kaur, istri

mantan pegulat Mahavir Singh Phogat (diperankan oleh Aamir Khan), yang

melatih anak-anaknya untuk menjadi pegulat kelas dunia melawan

rintangan sosial.7

7 https://en.wikipedia.org/wiki/Sakshi_Tanwar diakses pada 12 Juli 2017 pukul 12:38

WIB.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

45

7. Aparshakti Khurana

Gambar 3.8

Aparshakti Khurana

Aparshakti Khurana pada mulanya adalah seorang atlet kriket, ia

bermain untuk tim kriket Haryana usia 19 tahun. Ia memulai karirnya

sebagai penyiar radio dan kemudian beralih ke TV sebagai pembaca berita.

Dia bekerja dengan Big FM Delhi sebagai penyiar radio. Khurana juga

bekerja sebagai presenter dalam acara You Have Been Warned di Discovery

Channel India.8

Dalam film Dangal, ia mendapat peran sebagai Omkar, sepupu dari

Geeta dan Babita yang juga ikut berlatih gulat hanya untuk menjadi lawan

tanding Geeta dan Babita.

8 https://en.wikipedia.org/wiki/Aparshakti_Khurana diakses pada 12 Juli 2017 pukul

12:50 WIB.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

46

E. Tim Produksi Film Dangal

Gambar 3.9

Tabel 3.1

Struktur Produksi Film Dangal

Sutradara Nitesh Tiwari

Produser Amir Khan

Kiran Rao

Siddhart Roy Kapur

Penulis Nitesh Tiwari

Piyush Gupta

Shreyas Jain

Nikhil Meharotra

Pemeran Aamir Khan

Sakshi Tanwar

Fatima Sana Shaikh

Sanya Malhotra

Zaira Wasim

Suhani Bhatnagar

Aparshakti Khurana

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

47

Narator Aparshakti Khurana

Musik Pritam

Sinematografi Setu (Satyajit Pande)

Penyunting Ballu Saluja

Perusahaan

Produksi

Walt Disney Pictures

Aamir Khan Production

UTV Motion Pictures

Distributor Walt Disney Studios

Motion Pictures

F. Apresiasi Terhadap Film Dangal

Film Dangal mendapatkan tanggapan positif dari berbagai media

baik media internasional maupun media di Indonesia. Film ini merupakan

kisah nyata serorang pegulat yang bernama Mahavir Singh Phogat yang

diangkat menjadi film. Film ini berhasil meraup hingga 58 juta USD dalam

17 hari, dan terus bertambah. Jumlah pemasukan yang besar ini karena

adanya respon baik penonton. Terlihat dari perolehan rating di situs

IMDB yang mencapai nilai 8,9.9

Film yang rilis 23 Desember 2016 ini mendapatkan penghargaan

sebagai film terbaik dari Filmfare Award 2017. Selain itu aktor utama

Aamir Khan yang berperan sebagai Mahavir dan sutradara mendapatkan

penghargaan aktor terbaik pria dan sutradara terbaik.10

9 http://www.imdb.com/title/tt5074352/ diakses pada 8 Maret 2017 pukul 12:07 WIB. 10 http://www.filmfare.com/awards/filmfare-awards-2017/winners diakses pada 8 Maret

2017 pukul 12:40 WIB.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

48

Selain itu aktor dalam film Dangal juga mendapatkan penghargaan

seperti, aktris pendukung terbaik yang diperoleh Zaira Wasim, debut terbaik

yang diperoleh Fatima Sana Shaikh dari News 18 Movie Awards, dan dalam

acara National Film Awards Zaina Wasim mendapatkan penghargaan aktris

pendukung terbaik.11

11 https://id.wikipedia.org/wiki/Dangal_(film) diakses pada 12 juli 2017 pukul 13:22 WIB

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

49

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Semiotika Film Dangal

Film merupakan karya seni yang juga digunakan sebagai alat informasi

yang bisa menjadi alat hiburan, politik serta propaganda. Adegan-adegan dalam

film mengandung pesan yang divisualisasikan pada tayangan atau film itu

sendiri. Sehingga jika tidak diamati dengan jelas pesan dalam film tersebut tidak

dapat dimengerti oleh penonton. Maka dari itu penulis menganalisis film

Dangal menggunakan semiotika Roland Barthes. Yaitu dengan mencari makna

denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam 9 scene film Dangal.

Scene 1 menggambarkan Mahavir dan Istrinya yang berada dalam

kamar, Mahavir menyampaikan kekecewaannya karena tidak bisa memiliki

anak laki-laki kepada istrinya. Scene 2 menggambarkan Mahavir yang sedang

berdebat dengan istrinya tentang anak perempuannya yang bergulat. Scene 3

menggambarkan saat Mahavir datang ke tempat pelatihan gulat tetapi Mahavir

ditolak karena anaknya perempuan. Scene 4 menggambarkan warga desa yang

membicarakan Mahavir dan anaknya yang bergulat. Scene 5 menggambarkan

teman sekolah Geeta dan Babita yang mengejek mereka karena mereka

bergulat. Scene 6 menggambarkan perdebatan antara Mahavir dan Kakaknya

karena kakak Mahavir tidak menyetujui keputusan Mahavir memotong rambut

Geeta dan Babita. Scene 7 menggambarkan Mahavir yang datang ke

pertandingan gulat untuk mendaftarkan Geeta bertanding tetapi ditolak oleh

panitia karena Geeta perempuan. Scene 8 menggambarkan Mahavir yang

datang menemui kepala sekolah untuk meminta izin cuti tetapi ditolak.

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

50

Scene 9 menggambarkan Mahavir yang mendatangi kantor dinsa

olahraga untuk meminta bantuan dana tetapi ditolak dengan alasan tidak ada

dana untuk gulat perempuan.

1. Scene 1

Tabel 4.1

Visual Dialog Type of Shot

Tidak ada dialog

Istri Mahavir:

“Aku tak bisa

memberimu putra”.

Mahavir:

“Itu Bukan

kesalahanmu. Dan

jangan salah

paham. Baik Geeta

dan Babita sangat

aku sayangi. Tapi

memang hanya

Medium Close-up,

Gambar diambil

mulai dari kepala

hingga dada

Medium Long

Shot, gambar

diambil mulai dari

lutut sampai

kepala dan antara

objek dan

lingkungannya

relatif seimbang

Medium Close-up,

gambar diambil

mulai dari dada

sampai kepala

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

51

anak laki-laki yang

bisa mewujudkan

cita-citaku”.

Scene diatas menggambarkan hubungan komunikasi laki-laki dan

perempuan yang timpang dan terjadi subordinasi dimana anak laki-laki

lebih diutamakan daripada anak perempuan. Tidak hanya subordinasi, pada

scene ini juga terdapat stereotip yang menggambarkan perempuan adalah

makhluk yang lemah sehingga dianggap tidak mampu mewujudkan cita-cita

orang tua.

a. Denotasi

Pada gambar pertama terdapat Mahavir, istri dan anaknya dalam

sebuah kamar. Istri Mahavir yang sedang duduk sambil menidurkan anak

pertamanya berkata “aku tidak bisa memberimu anak laki-laki”. Gambar 2,

3, 4, 5 memperlihatkan Mahavir yang sedang duduk menidurkan anak

keduanya di ayunan menjawab pernyataan istrinya dengan berkata “itu

bukan kesalahanmu. Dan jangan salah paham. Baik Geeta dan Babita sangat

aku sayangi. Tapi memang hanya anak laki-laki yang bisa mewujudkan cita-

citaku”. Hampir seluruh shot dalam adegan ini diambil dengan jarak

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

52

medium closeup, dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas

mengenai ekspresi dari tokoh.

b. Konotasi

Istri Mahavir yang sedang mengurus anaknya melihat kekecewaan

dari wajah Mahavir meminta maaf karna tidak bisa memberikan anak laki-

laki kepada Mahavir. Mahavir yang kecewa tidak mempersalahkan istrinya

karena tidak bisa memiliki anak laki-laki. Meskipun begitu Mahavir tetap

menyayangi Geeta dan Babita anaknya. Mahavir tetap yakin bahwa anak

laki-laki saja yang bisa mewujudkan mimpinya.

c. Mitos

Anak merupakan anugrah, penghias hidup, dan juga amanah dari

tuhan kepada setiap orang tua. Orang tua melakukan berbagai cara agar

dapat melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana

mestinya

Namun seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Beberapa

orang tua ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu agar dapat

mewujudkan cita-cita orang tuanya. Seperti dalam gambar keenam diikuti

dengan dialog “tapi memang hanya anak laki-laki yang bisa mewujudkan

cita-citaku”. Dialog ini seolah menggambarkan bahwa kelahiran anak laki-

laki lebih diharapkan dari pada kelahiran anak perempuan. Pandangan ini

menandakan bahwa laki-laki lebih diutamakan karena dianggap sebagai

penerus yang bisa mewujudkan cita-cita orang tuanya sedangkan

perempuan dinomorduakan. Anak perempuan dipandang rendah oleh orang

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

53

tua bahkan masyarakat sekitar. Dalam hal meneruskan cita-cita, orang tua

lebih memilih anak laki-laki karena dipandang lebih kuat.

Ketidakadilan gender dalam bentuk subordinasi terjadi disini,

dimana jenis kelamin tertentu lebih utama dibanding lainnya. Selain itu

pandangan laki-laki lebih kuat daripada perempuan menunjukkan stereotip

yang terjadi di dalam keluarga.

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

54

2. Scene 2

Tabel 4.2

Visual Dialog Type of Shot

Istri Mahavir:

“Gulat hanya untuk

laki-laki”.

Mahavir:

“Kau pikir puteri

kita lebih lemah

dari anak

laki-laki?”.

Istri Mahavir:

“Aku tidak pernah

lihat anak gadis

bertanding gulat”.

Medium Long

Shot, gambar

diambil mulai dari

lutut sampai

kepala dan antara

objek dan

lingkungannya

relatif seimbang

Medium Close-up,

gambar diambil

mulai dari dada

sampai kepala

Close-up, gambar

diambil dari bahu

hingga kepala

Gambar di atas mengggambarkan peran tradisionil yang memisahkan peran

antara laki-laki dan perempuan. Pemisahan peran ini menyebabkan

terjadinya stereotip, di mana gulat digambarkan hanya untuk anak laki-laki.

Selain itu citra perempuan sebagai makhluk yang lemah juga tergambarkan

dalam scene 2 ini.

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

55

a. Denotasi

Pada gambar pertama istri Mahavir sedang menimba air untuk

Mahavir yang sedang mandi di sampingnya sambil berkata “gulat hanya

untuk anak laki-laki” untuk meyakinkan Mahavir. Pada gambar kedua

menampilkan Mahavir yang sedang duduk dan menatap istrinya dengan

berkata “kau pikir putri kita lebih lemah dari anak laki-laki?”. Pada gambar

ketiga menampilkan ekspresi ketidaksukaan istri Mahavir atas perkataan

Mahavir sambal mengucapkan “aku tak pernah lihat anak gadis bertanding

gulat”.

b. Konotasi

Istri Mahavir yang sedang menimba air merasa tidak setuju dengan

Mahavir yang ingin menjadikan dua anak perempuannya sebagai pegulat.

Lalu Mahavir mencoba meyakinkan istrinya bahwa dua anak perempuannya

itu kuat dan memiliki potensi untuk menjadi seorang pegulat, karena darah

gulat mengalir di dalam tubuh mereka. Tetapi istri Mahavir tetap tidak

menyetujui keputusan Mahavir. Makna konotasi dari adegan ini adalah

Mahavir ingin menjadikan anak perempuannya sebagai pegulat namun

istrinya menganggap perempuan itu lemah dan tidak ada perempuan yang

menjadi pegulat.

c. Mitos

Kehawatiran istri Mahavir terhadap anak perempuannya yang ingin

dijadikan pegulat merupakan hal yang wajar, sebab di daerah tempat

tinggalnya perbedaan laki-laki dan perempuan masi sangat menonjol,

apalagi dalam bidang olahraga. Perbedaan ini dapat menimbulkan berbagai

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

56

masalah dan juga perdebatan mengenai posisi laki-laki dan juga perempuan.

Dalam bidang olahraga, permasalahan muncul karena gender perempuan

lebih rapuh dan lebih lemah kemampuan fisiknya untuk melakukan

olaharaga yang dilakukan oleh kalangan laki-laki. Oleh sebab itu wanita

sering diremehkan untuk melakukan aktifitas olahraga yang berat seperti

kontak fisik dan ketahanan. Padahal semua wanita memiliki kesempatan

sama untuk memperoleh status tertentu di masyarakat, tetapi karena

kemampuan dan pengalaman berbeda berdampak pada lahirnya tingkatan-

tingkatan status yang akan diperoleh wanita dalam partisipasinya di

olahraga.

Ketidakadilan gender dalam bentuk stereotip terjadi dalam scene

ini. Pelabelan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah membuat

perempuan hanya mempunyai pekerjaan mengurus rumah tangga dan

merawat rumah. Tidak mungkin perempuan menjadi pegulat karena

keinginan itu mustahil. Hal ini tidak berlaku bagi laki-laki, bahwa laki-laki

dapat menjadi pegulat sesuai dengan keinginannya.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

57

3. Scene 3

Tabel 4.3

Visual Dialog Type of Shot

Pemilik tempat

latihan gulat:

“Ini benar-benar

konyol, Mahavir.

Anak perempuan di

arena gulat? kau

ingin membuatku

berdosa diusiaku

ini?”.

Tidak ada dialog

Medium Long Shot,

menunjukkan

suasana di tempat

latihan gulat

Medium Shot,

gambar diambil

dari pinggang

sampai kepala

Medium Close Up,

memperlihatkan

ekspresi wajah

Mahavir

Scene ini menggambarkan ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi

terhadap tafsir agama. Pemilik tempat latihan gulat mempercayai bahwa

gulat tidak pantas dilakukan oleh anak perempuan. Sehingga jika dia tetap

mengizinkan akan menambah dosanya.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

58

a. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan Mahavir, seorang pria yang

mengenakan pakaian putih sedang duduk dan dikelilingi beberapa pria yang

tidak mengenakan baju di tempat latihan gulat. Pria berpakaian putih

berkata “sungguh tak masuk akal Mahavir”. Gambar kedua menampilkan

pria yang berbaju putih dengan dikelilingi pria yang tidak mengenakan baju

dan berkata “gadis di arena gulat?”. Gambar ketiga menampilkan Mahavir

yang memperhatikan perkataan pria berbaju putih yang berkata “kau ingin

menambah dosaku di usiaku ini?”.

b. Konotasi

Mahavir memutuskan mendatangi tempat latihan gulat yang biasa ia

datangi. Ia datang dengan tujuan agar anaknya bisa berlatih di tempat itu.

Mahavir dengan serius mendengar ucapan pemilik tempat latihan gulat.

Setelah mendengar pernyataan dari pemilik tempat latihan gulat, Mahavir

merasa kecewa mendengar perkataan pemilik tempat latihan gulat yang

menolak anaknya untuk berlatih gulat. Sang pemilik merasa tidak pantas

jika perempuan bergulat dengan laki-laki. Hal ini dilakukannya karena dia

mempercayai dan menaati aturan dalam kepercayaan yang dianutnya bahwa

segala sesuatu yang dilakukan laki-laki dan perempuan dipertimbangkan

pantas dan tidak pantasnya.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

59

c. Mitos

Memegang teguh kepercayaan dan menaati ajaran terhadap suatu

agama adalah wajib bagi penganutnya. Di India terdapat tradisi yang terus

dijalankan dan ditaati secara turun menurun, dimana dalam tradisi ini

perempuan memiliki posisi yang tidak setara dengan laki-laki. Kepercayaan

dalam tradisi ini dijalankan dan ditaati oleh masyarakat pada saat itu.

Sehingga bagi seseorang yang melanggarnya dia akan merasa berdosa,

tetapi dengan adanya kepercayaan ini membuat perempuan terdiskriminasi,

karena harus berada dalam posisi tidak setara dengan laki-laki sehingga

perempuan tidak dapat mengembangkan dirinya. Padahal menurut

pandangan Hindu kedudukan laki-laki dan perempuan sama-sama

terhormat dan yang membedakan adalah tugas dan tanggung jawab, selain

itu mempertimbangkan hal-hal yang mana yang pantas dikerjakan laki-laki

dan mana yang pantas dilakukan perempuan.1

Hal ini seperti yang tergambar dalam scene 3 yang diikuti dengan

dialog “ini benar-benar konyol, Mahavir. Anak perempuan di arena gulat?

kau ingin membuatku berdosa diusiaku ini?. Dialog tersebut seolah

menggambarkan kepercayaan yang ditaati oleh pemilik tempat latihan gulat

yang dipegang teguh. Kepercayaan yang dianutnya mempertimbangkan

hal-hal yang mana yang pantas dikerjakan laki-laki dan mana yang pantas

dilakukan perempuan. Dan baginya gulat tidak pantas dilakukan oleh anak

perempuan apalagi harus bergulat dengan anak laki-laki. Sehingga jika dia

tetap mengizinkan akan menambah dosanya. Hal tersebut sejalan dengan

1 Ni Nyoman Rahmawati, Perempuan Bali dalam Pergulatan Gender, Jurnal Studi

Kultural Vol. 1 No. 1, 2016, h. 59

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

60

ajaran agama Islam, menurut islam gulat dengan lawan jenis itu masalah

pantas dan tidak pantas. Prinsip ini disebut prinsip qaulan maysura yang

berarti perkataan yang mudah diterima, dan yang pantas.2 Jadi, baik dalam

agama Hindu maupun Islam telah mengatur apa yang pantas dilakukan

masing-masing penganutnya.

2 http://www.risalahislam.com/2017/01/6-prinsip-komunikasi-islam.html diakses pada 8

Januari 2018 pukul 20.00 WIB.

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

61

4. Scene 4

Tabel 4.4

Visual Dialog Type of Shot

Penduduk desa:

“Anak perempuan

cocoknya di dapur

bukan bergulat”.

Penduduk desa:

“Bukan gila tapi

tak tahu malu. Ia

menyuruh anak-

anaknya memakai

celana pendek dan

melawan anak

lelaki.

Medium Close-up,

gambar diambil

dari dada hingga

atas kepala

Medium Shot,

gambar diambil

dari pinggang

sampai kepala

Dalam scene ini terdapat ketidakadilan gender dalam bentuk stereotip yang

digambarkan sebagai citra perempuan yang lebih cocok di dapur dan citra

perempuan dalam penampilan. Tamrin Amal Tomogola dalam hasil

penelitiannya menemukan citra perempuan di dapur sebagai citra pinggan

dan citra perempuan dalam hal penampilan sebagai citra pigura.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

62

a. Denotasi

Pada gambar pertama dan kedua memperlihatkan tukang cukur yang

sedang mencukur pelanggannya sambil membicarakan kedua anak Mahavir

yang berlatih bergulat ke pelanggannya dengan berkata “anak perempuan

cocoknya di dapur, bukan bergulat”. Pada gambar ketiga memperlihatkan

seorang penduduk desa yang sedang memegang gelas minuman dan

membicarakan Mahavir kepada penduduk lainnya yang sedang

menghangatkan badan di api unggun dengan berkata “bukan gila tapi tak

tahu malu. Ia menyuruh anaknya memakai celana pendek dan melawan laki-

laki”.

b. Konotasi

Penduduk desa yang mulai membicarakan kedua anak Mahavir di

tempat cukur merasa tidak setuju dengan keputusan Mahavir melatih

anaknya gulat karena baginya perempuan lebih cocok mengerjakan

pekerjaan-pekerjaan dapur seperti memasak dan dia membicarakan hal ini

kepada pelanggannya. Di tempat lain penduduk desa yang sedang

berkumpul untuk minum dan menghangatkan tubuh juga menjadikan

Mahavir dan anaknya sebagai objek perbincangan mereka. Mereka seolah-

olah mengejek terhadap apa yang dilakukan Mahavir dengan menyebut

Mahavir gila, tidak punya rasa maluk karena menyuruh anaknya memakai

celana pendek yang sama sekali tidak mencerminkan budaya mereka,

apalagi sampai melawan laki-laki yang berbeda jenis kelamin dengan

anaknya.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

63

c. Mitos

Perempuan selalu dipandang sebelah mata di masyarakat.

Perempuan digambarkan sebagai makhluk yang lemah dan membutuhkan

perlindungan. Hal ini menjadikan perempuan hanya dipandang mampu

mengerjakan pekerjaan rumah tangga, salah satunya memasak di dapur.

Pekerjaan perempuan yang hanya cocok didapur termasuk kedalam citra

pinggan. Pada citra pinggan perempuan digambarkan sangat erat

hubungannya dengan dapur, karena dapur adalah dunianya perempuan.

Apabila ada perempuan yang melakukan pekerjaan selain urusan dapur

maka dipandang berbeda dan aneh, karena menyalahi aturan yang ada di

masyarakat. Adanya citra pinggan ini memunculkan ketidakadilan dalam

bentuk stereotip.

Begitu pula dengan cara berpakaian yang seolah-olah telah diatur

dan telah menjadi tradisi turun menurun. Geeta dan Babita mengenakan

pakaian seperti laki-laki dengan kaus dan celana pendek untuk

memudahkan mereka dalam berlatih gulat. Walaupun dengan alasan untuk

mempermudah mereka dalam berlatih masyarakat tetap memandang

keduanya berbeda dengan perempuan lainnya. Menurut mereka perempuan

terlihat cantik ketika memakai kain sari yang merupakan pakaian tradisional

India, karena sebagian besar perempuan di India menggunakan kain sari

sebagai pakaian sehari-hari.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

64

5. Scene 5

Tabel 4.5

Visual Dialog Type of Shot

Teman sekolah

Geeta dan Babita:

“Sejak kalian mulai

bergulat, cara

berjalan kalian

makin jantan saja”.

Medium Long

Shoot, gambar

diambil dari lutut

hingga atas kepala

Dalam scene ini terdapat ketidakadilan gender berupa kekerasan. Kekerasan

yang terjadi adalah kekerasan psikis karena sifat maskulin yang menempel

pada perempuan. Sifat maskulin feminis sebenarnya melakat di perempuan

dan laki-laki. Ada saatnya untuk menjadi maskulin atau feminis sesuai

dengan tempat dan keadaan.

a. Denotasi

Pada scene 5 tersebut menampilkan Geeta dan Babita berjalan di

lorong sekolah dan bertemu dengan dua teman sekolah mereka yang sedang

berdiri bersandar di tiang sambil berkata “sejak kalian mulai bergulat, cara

berjalan kalian makin jantan saja”.

b. Konotasi

Geeta dan Babita datang ke sekolah seperti biasa layaknya anak-

anak lain, namun kali ini Geeta dan Babita mendapatkan ejekan dari teman-

teman sekolahnya, setelah mereka mengetahui bahwa kedua kakak beradik

ini berlatih gulat. Geeta dan Babita tidak tinggal diam. Mereka marah

kepada temannya yang sudah mengejek mereka.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

65

c. Mitos

Mengejek teman merupakan salah satu perbuatan yang tidak terpuji

karena mengejek termasuk kekerasan. Kekerasan dibagi menjadi kekerasan

fisik dan kekerasan psikis. Kekerasan fisik yaitu segala bentuk kekerasan

yang ditujukan pada fisik seseorang, baik berupa tamparan, tendangan dan

lain-lain, sedangkan kekerasan psikis adalah segala tindakan yang

dilakukan secara verbal, seperti menghina, berkata kasar, mengejek dan

lain-lain.3 Kekerasan berbasis gender dapat terjadi terhadap laki-laki

maupun perempuan. Namun karena pemikiran masyarakat di India pada

saat itu menganggap perempuan lebih rendah dari pada laki-laki, maka

kekerasan berbasis gender lebih sering diterima oleh perempuan. Terkadang

perempuan mendapatkan kekerasan dari orang-orang yang seharusnya bisa

melindungi mereka seperti keluarga dan teman.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah

bersabda:

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka

menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang

tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang”. Rasulullah

bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang

yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan

zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Maka

sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah kebaikannya

kepada orang-orang itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-

bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua

kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh

orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia

dilemparkan ke dalam neraka.” (H.R Muslim)

Berdasarkan hadist di atas maka dapat dimaknai bahwa orang-orang

yang membawa pahala dari amalan-amalan sholeh seperti sholat, puasa,

3 Layyinah al-Himshi, Muslimah Pembelajar, (Jakarta: Zaman, 20013), h. 263.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

66

zakat akan digolongkan sebagai orang yang bankrut apabila dia juga

membawa dosa kedzaliman seperti, mencela saudaranya, menuduh tanpa

bukti, memukul orang lain. Pahala-pahala yang dimiliki akan diberikan

kepada orang-orang yang telah mereka sakiti.

Kekerasan terhadap perempuan tidak dibenarkan karena

bertentangan dengan hak-hak asasi manusia dan ajaran agama Islam. Islam

datang untuk membawa kemaslahatan umat termasuk perempuan.

6. Scene 6

Tabel 4.6

Visual Dialog Type of Shot

Panitia

pertandingan:

“Pak Mahavir Sigh

Phogat, selamat

datang. Suatu

kehormatan anda

datang menonton

perlombaan”.

Mahavir:

“Aku juga

membawa

pegulat”.

Medium Shot,

gambar diambil

dari pinggang

hingga kepala.

Medium Shot,

menampilkan

Mahavir dengan

beberapa orang

yang ada

disekelilingnya

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

67

Panitia

pertandingan:

“Nama, silahkan”.

Mahavir:

“Geeta Khumari

Phogat”.

Panitia

pertandingan:

“Kau membawa

pegulat wanita?”.

Mahavir:

“Ya, lalu?”.

Tidak ada dialog

Medium Shot,

pengambilan

gambar dari

pinggang hingga

atas

Medium Shot

Medium Shot

Medium Close-up,

gambar diambil

dari dada hingga

kepala

Medium Shot,

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

68

Panitia

pertandingan:

“Pak kalau aku

mengadakan lomba

masak, itulah saat

nona Geeta bisa

ikut. Ini lomba

gulat”.

Medium Long Shot,

gambar diambil

dari lutut hingga

kepala

Dalam scene ini terdapat ketidakadilan gender dalam bentuk stereotip yang

digambarkan sebagai citra perempuan yang lebih cocok mengikuti lomba

memasak dan kekerasan dalam bentuk melecehkan.

a. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan Mahavir, Geeta dan Omkar

yang datang ke pertandingan gulat dan disambut dengan ramah oleh panitia

pertandingan dengan berkata “pak Mahavir Sigh Phogat, selamat datang.

Suatu kehormatan anda datang menonton perlombaan”. Gambar kedua

memperlihatkan Mahavir yang ingin mendaftarkan pegulat yang ia bawa

dengan berkata “aku juga membawa pegulat”. Gambar ketiga

memperlihatkan panitia pertandingan yang siap mencatat nama pegulat

yang dibawa Mahavir dengan berkata “nama, silahkan”. Gambar keempat

memperlihatkan Mahavir yang menyebutkan nama pegulat yang ia bawa

dengan berkata “Geeta Khumari Phogat”. Gambar kelima menampilkan

ekspresi panitia pertandingan yang terkejut, bingung, dan sedikit tertawa

setelah Mahavir memberitahu nama pegulat yang ia bawa dengan berkata

“kau membawa pegulat wanita?”. Gambar keenam Mahavir dengan tegas

menjawab pertanyaan panitia pertandingan dengan berkata “ya, lalu?”.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

69

Gambar ketujuh memperlihatkan panitia pertandingan yang meremehkan

dan menertawakan Mahavir dan pegulat yang dibawanya. Gambar

kedelapan menampilkan panitia pertandingan yang menolak pegulat yang

dibawa Mahavir ikut serta dalam pertandingan karena pegulat yang ia bawa

adalah seorang wanita dengan berkata “pak kalau aku mengadakan lomba

masak, itulah saat nona Geeta bisa ikut. Ini lomba gulat”.

b. Konotasi

Mahavir yang merasa anaknya sudah siap mengikuti kompetisi gulat

membawa Geeta ke Rohtak untuk bertanding gulat melawan anak laki-laki.

Mahavir sangat dihormati dalam gulat, dan sesampainya disana Mahavir

disambut dengan ramah oleh panitia pertandingan. Mahavir datang bukan

hanya untuk menonton pertandingan tetapi untuk mendaftarkan anaknya

Geeta di pertandingan gulat. Panitia pertandingan pun terkejut dan

menertawakan Mahavir setelah mengetahui peserta yang didaftarkan adalah

perempuan. Mahavir tetap pada pendiriannya untuk mendaftarkan anaknya

dalam pertandingan.

c. Mitos

Karakteristik perempuan dan laki-laki biasanya dikaitkan dengan

peran gender mereka, seperti perempuan yang lekat dengan karakter lemah,

mudah menangis dan irasional. Sedangkan laki-laki dengan pemikirannya

yang rasiona, kuat secara fisik. Perbedaan yang terbentuk dalam masyarakat

terkonstruksi sejak dahulu kala dan terus berlaku secara turun menurun.

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

70

Pandangan terhadap perempuan yang tugas dan fungsinya hanya

melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan domestik atau

kerumahtanggaan menjadi stereotipe yang berkembang di masyarakat.

Seperti apa yang dikatakan oleh panitia pertandingan bahwa

perempuan lebih pantas mengikuti lomba memasak secara tidak langsung

telah memberikan penggambaran bahwa perempuan hanya mampu

memasak. Anggapan bahwa perempuan hanya bisa melakukan pekerjaan

kerumahtanggaan mengakibatkan pembatasan terhadap perempuan dalam

hal pengembangan diri. Akibat dari stereotip tersebut akan mengakibatkan

terjadinya diskriminasi.

Selain ketidakadilan gender berbentuk stereotip dalam scene juga

terdapat ketidakadilan gender dalam bentuk kekerasan psikis. Kekerasan

psikis yang terjadi dalam scene ini terjadi karena sikap panitia pertandingan

yang menertawai pegulat perempuan yang ingin mendaftar. Sikap

menertawai tersebut melecehkan, merendahkan perempuan dan termasuk

kedalam kekerasann psikis.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

71

7. Scene 7

Tabel 4.7

Visual Dialog Type of Shot

Kepala sekolah:

“Cuti? Selama dua

bulan? Apakah

putrimu akan

menikah?”.

Mahavir:

“Aku harus

mempersiapkan

anakku untuk

tingkat nasional.”

Kepala sekolah:

“Lupakan…lupakan

semua itu. Kalau ia

akan menikah bisa

kupertimbangkan.”

Tidak ada dialog

Medium Close-up,

gambar diambil

dari dada hingga

kepala

Medium Shot,

memperlihatkan

suasana kantor

kepala sekolah

Medium Close-up,

memperlihatkan

ekspresi kepala

sekolah yang

tertawa

Medium Close-up,

menampilkan

ekspresi kecewa

Mahavir

Dalam scene ini terjadi ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi

yang terjadi akibat adanya kebijakan dari kepala sekolah. Seorang

perempuan tidak diberikan kesempatan untuk tampil di muka publik.

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

72

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

73

a. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan kepala sekolah yang

mempertanyakan Mahavir yang ingin meminta cuti untuk anaknya dengan

berkata “cuti? Selama dua bulan? Apakah putrimu akan menikah?”. Gambar

kedua memperlihatkan Mahavir yang mencoba meyakinkan dan memohon

kepada kepala sekolah agar mendapatkan cuti untuk anaknya dengan

berkata “aku harus mempersiapkan anakku untuk tingkat nasional. Gambar

ketiga memperlihatkan kepala sekolah yang tertawa dan menganggap remeh

alasan Mahavir yang meminta izin cuti untuk anaknya dengan berkata

“lupakan…lupakan semua itu. Kalau ia akan menikah, bisa

kupertimbangkan”. Gambar keempat menampilkan ekspresi kekecewaan

Mahavir yang tidak mendapatkan izin dari kepala sekolah.

b. Konotasi

Mahavir mendatangi sekolah Geeta dan Babita untuk bertemu

dengan kepala sekolah. Sesampainya di ruang kepala sekolah mahavir

memberitahukan maksud dan tujuannya datang untuk meminta izin cuti

untuk anaknya. Mendengar perkataan Mahavir kepala sekolah terkejut dan

kembali bertanya kepada Mahavir untuk apa meminta cuti, karena biasanya

orang tua yang meminta izin anaknya cuti untuk dinikahkan. Mahavir

mencoba meyakinkan kepala sekolah dan memohon agar mendapatkan cuti

karena ia ingin mempersiapkan anaknya untuk kejuaraan nasional.

Mendengar perkataan Mahavir kepala sekolah tertawa dan meremehkan

kemampuan anaknya karena anaknya perempuan. Kepala sekolah hanya

mempertimbangkan cuti jika alasan menikah, sementara Mahavir meminta

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

74

cuti agar anaknya bisa mempersiapkan untuk mengikuti kejuaraan nasional.

Setelah mendengar perkataan kepala sekolah Mahavir merasa kecewa

karena dia tidak mendapatkan izin cuti dari kepala sekolah.

c. Mitos

Ketidakadilan gender terjadi tidak hanya di lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat. Seperti pada film dangal, ketidakadilan gender

terjadi di lingkungan sekolah dalam bentuk marginalisi dimana kepala

sekolah tidak memberikan izin cuti kepada siswanya yang akan

mempersiapkan pertandingan gulat nasional. Kepala sekolah tidak

memberikan kesempatan murid perempuannya tampil dalam dunia luar

selain menjalankan perannya sebagai perempuan dalam peran tradisional

yang mengharuskan perempuan mengerjakan semua pekerjaan rumah

tangga.

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

75

8. Scene 8

Tabel 4.8

Visual Dialog Type of Shot

Kepala dinas

olahraga:

“Ya Mahavir

Singh,

kau tadi bilang

apa?”.

Mahavir:

“Kalau aku bisa

mendapatkan dana,

itu akan sangat

membantu. Putriku

telah mencapai

tingkat propinsi”.

Kepala dinas

olahraga:

“Apa hebatnya

mencapai tingkat

propinsi? Di gulat

wanita lagi?

Putrimu bertanding

sendirian, lalu

juara satu, apa

perlunya dana

untukmu?”.

Medium Close-up,

gambar diambil

dari dada hingga

kepala

Medium Close-up,

menampilkan

ekspresi Mahavir

yang memelas

Medium Close-up,

gambar diambil

dari dada hingga

kepala

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

76

Mahavir: “Pak aku

harus beli matras

untuk latihannya.

Ia

bergulat dengan

baik, kalau anda

mendukungnya hari

ini, suatu hari ia

akan membuat

negara bangga”.

Kepala dinas

olahraga:

“Kita dapat dana

olahraga sebanyak

ini, gulat sebanyak

ini, sisihkan untuk

gulat pria, lalu

pelatih, makan,

perjalanan,

peralatan, dan lain-

lain. Semuanya

yang tersisa untuk

gulat wanita

sebanyak ini”.

Medium Close-up

Medium Close-up,

menampilkan

ekspresi keseriusan

kepala dinas yang

sedang

menjelaskan aliran

dana kepada

Mahavir

Dalam scene ini terdapat ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi

yang terjadi karena kebijakan pemerintah yang tidak mau memberikan dana

untuk atlet gulat perempuan. Selain itu terdapat juga subordinasi yang

terjadi karena pemerintah lebih mementingkan dana untuk atlet laki-laki.

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

77

a. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan Mahavir yang menemui kepala

dinas olahraga dengan membawa manisan. Kepala dinas yang fokus dengan

manisan bertanya kembali kepada Mahavir apa maksud tujuannya

menemuinya dengan berkata “Ya Mahavir Singh, kau tadi bilang apa?”.

Gambar kedua memperlihatkan Mahavir yang menjelaskan kembali

maksud dan tujuannya menemui kepala dinas dengan berkata “kalau aku

bisa mendapatkan dana, itu akan sangat membantu. Putriku telah mencapai

tingkat propinsi”. Gambar ketiga memperlihatkan kepala dinas yang

meremehkan prestasi anak Mahavir meskipun dia telah mencapai tingkat

propinsi dengan berkata “apa hebatnya mencapai tingkat propinsi? Di gulat

wanita lagi? Putrimu bertanding sendirian, lalu juara satu, apa perlunya dana

untukmu?”. Gambar keempat memperlihatkan Mahavir yang sedikit

kecewa dengan jawaban kepala dinas tetapi Mahavir terus berusaha

meyakinkan kepala dinas dengan berkata “pak aku harus beli matras untuk

latihannya. Ia bergulat dengan baik, kalau anda mendukungnya hari ini,

suatu hari ia akan membuat negara bangga”. Gambar kelima

memperlihatkan kepala dinas yang menjelaskan kepada Mahavir aliran dana

yang didapat untuk olahraga dengan berkata “kita dapat dana olahraga

sebanyak ini, gulat sebanyak ini, sisihkan untuk gulat pria, lalu pelatih,

makan, perjalanan, peralatan, dan lain-lain. Semuanya yang tersisa untuk

gulat wanita sebanyak ini”.

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

78

b. Konotasi

Mahavir mendatangi kepala dinas olahraga Haryana untuk meminta

dana agar putrinya bisa berlatih gulat di matras khusus. Setelah Mahavir

menjelaskan tujuannya ternyata kepala dinas meremehkan prestasi putri

Mahavir yang sudah mencapai tingkat propinsi dengan menertawakannya

dan tidak menganggap prestasi yang telah dicapai oleh Geeta karena dia

seorang perempuan. Walaupun ditertawakan Mahavir tetap meyakinkan

kepala dinas bahwa anaknya bergulat dengan baik dan suatu saat nanti akan

membuat negara bangga. Kepala dinas mengklasifikasikan besaran dana

yang ada dan tidak ada dana yang tersisa untuk gulat wanita karena dia

hanya memprioritaskan gulat pria saja.

c. Mitos

Keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin lebih penting atau lebih

utama dibanding jenis kelamin lainnya membuat pandangan masyarakat

menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih rendah daripada laki-

laki. Banyak kasus dalam aturan kebijakan pemerintahan yang meletakkan

kaum perempuan sebagai subordinasi dari kaum laki-laki. Seperti dalam

gambar kelima scene 9 dengan diikuti dialog “Kita dapat dana olahraga

sebanyak ini, gulat sebanyak ini, sisihkan untuk gulat pria, lalu pelatih,

makan, perjalanan, peralatan, dan lain-lain. Semuanya yang tersisa untuk

gulat wanita sebanyak ini”. Dialog ini menggambarkan bahwa ada

perbedaan besaran dana yang disediakan pemerintah untuk gulat wanita

pada saat itu, meskipun dana yang didapat untuk olahraga banyak, tetapi

dibagi lagi untuk setiap cabang olahraga lain. Untuk gulat sendiri

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

79

mendapatkan dana yang lumayan banyak, dibagi lagi untuk gulat pria

sedikit, untuk pelatih dan dana transportasi sedikit dan tidak ada sisa untuk

gulat wanita. Seorang perempuan dianggap tidak penting walaupun telah

mendapatkan prestasi. Hal ini menyebabkan adanya ketidakadilan yang

merugikan kaum perempuan. Kenyataan ini memperlihatkan masih adanya

nilai-nilai masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan dalam

kehidupan.

9. Scene 9

Tabel 4.9

Visual Dialog Type of Shot

Mahavir: “Ada

apa?”

Orang tua teman

Geeta dan Babita:

“Lihatlah

parahnya

keadaan mereka,

bengkak dan

memar”

Mahavir:

“Kenapa kau

pukul mereka?”

Medium Shot

Medium Long

Shot,

Medium Shot

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

80

Istri Mahavir:

“Geeta dan

Babita yang

menghajar

mereka”

Medium Closeup

Dalam scene ini mematahkan stereotip tentang perempuan yang penakut.

Anggapan bahwa perempuan lemah tidak berlaku dalam scene ini. Hal ini

terlihat dari Geeta dan Babita yang berani melawan anak laki-laki yang

mengejeknya.

a. Denotasi

Pada gambar pertama terlihat Mahavir yang baru tiba di rumah

bingung melihat keadaan rumahnya dengan berkata “ada apa?”. Gambar

kedua memperlihatkan orang tua dari anak yang babak belur sedang protes

kepada Mahavir dengan berkata “lihatlah parahnya keadaan mereka,

bengkak dan memar” Gambar ketiga memperlihatkan Mahavir yang marah

dan memukul Omkar sambil berkata “kenapa kau pukul mereka”. Gambar

keempat terlihat istri Mahavir yang memberi tahu siapa sebenarnya yang

memukuli anak laki-laki itu dengan berkata “Geeta dan Babita yang

menghajar mereka”

b. Konotasi

Mahavir yang baru sampai kerumah terkejut melihat rumahnya

ramai dan ada anak laki-laki yang babak belur beserta orang tuanya. Orang

tua dari anak laki-laki itu marah dan protes kepada Mahavir karena anak

mereka dipukuli oleh anggota keluarga Mahavir. Awalnya Mahavir marah

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

81

dan memukul Omkar keponakannya karena ia mengira Omkarlah yang

memukuli anak laki-laki tersebut. Tetapi istri Mahavir memberitahukan

bahwa Geeta dan Babita lah yang memukuli anak laki-laki itu. Mahavir

terkejut dan ia meminta Geeta dan Babita mempraktekan ulang cara mereka

menghajar anak laki-laki itu. Dan saat Mahavir melihat reka ulang

kejadiannya Mahavir baru menyadari bahwa dua anak perempuannya

berpotensi menjadi pegulat yang kuat.

c. Mitos

Dalam scene ini mematahkan stereotip tentang perempuan yang

penakut. Kedua anak laki-laki yang dihajar Geeta dan Babita berpikiran

mereka tidak akan melawan karena takut dan mereka seorang perempuan.

Tetapi pandangan itu dipatahkan karena Geeta dan Babita berani menghajar

anak laki-laki yang meledeknya hingga bengkak dan memar.

10. Scene 10

Tabel 4.10

Visual Dialog Type of Shot

Tidak ada dialog

Tidak ada dialog

Medium Shot

Medium

Closeup

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

82

Tidak ada dialog

Long shot

Dalam scene ini mematahkan stereotip yang ada di masyarakat bahwa

perempuan adalah makhluk yang lemah menjadi perempuan juga bisa

memiliki kekuatan untuk bisa berprestasi.

a. Denotasi

Pada gambar pertama memperlihatkan Geeta yang masi kecil sedang

bertarung dengan anak laki-laki di perlombaan gulat tradisional. Gambar

kedua memperlihatkan Geeta yang sudah dewasa bertarung di kejuaraan

tingkat internasional dengan melawan salah satu pegulat unggulan di

kejuaraan itu. Gambar ketiga memperlihatkan Geeta yang berhasil

mendapatkan medali emas setelah mengalahkan pegulat unggulan.

b. Konotasi

Sejak kecil Geeta sudah mengikuti perlombaan gulat melawan anak

laki-laki dan berhasil memenangkan banyak lomba gulat lokal. Kekuatan

Geeta dalam bergulat menyebar keseluruh pegulat tradisional laki-laki yang

ada di daerahnya dank arena kekuatannya itu sampai ada laki-laki yang tidak

berani melawan Geeta. Saat dewasa Geeta juga berhasil mengalahkan

pegulat unggulan dan mendapatkan medali emas. Perjuangan Geeta dari

kecil membuahkan hasil yang sangat membanggakan Mahavir ayahnya.

Dengan kekuatan dan kemampuan yang Geeta miliki, akhirnya ia bisa

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

83

menjadi pegulat perempuan pertama India yang berhasil mendapatkan

medali emas di kejuaraan internasional.

c. Mitos

Scene ini mematahkan pandangan stereotip bahwa perempuan itu

lemah. Tetapi pandangan itu dipatahkan dalam scene ini, yang

menggambarkan perempuan itu kuat. Sejak kecil Geeta sudah mengalahkan

anak laki-laki yang bertarung dengannya. Dengan penuh kekuatan Geeta

berhasil mengalahkan mereka semua sampai ada pegulat laki-laki yang

tidak mau melawan Geeta. Ketika dewaasa Geeta juga berhasil

mengalahkan lawannya di final dengan seluruh kekuatan dan kemampuan

yang dimilikinya.

B. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender Dalam Film Dangal

Film dangal merupakan film yang mengisahkan tentang Mahavir

seorang mantan pegulat yang ingin mewujudkan mimpinya melalui anak

perempuannya, dan dalam perjalanan untuk meraih mimpi tersebut Mahavir

dan kedua anaknya harus mendapatkan diskriminasi dari masyarakat

sekitar. Film ini mengandung bentuk-bentuk diskriminasi terhadap

perempuan yang diwakilkan oleh Mahavir dan kedua anaknya. Bentuk-

bentuk diskriminasi yang terkandung dalam film dangal adalah sebagai

berikut:

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

84

1. Marginalisasi

Marginalisasi dalam film ini digambarkan saat Mahavir mendatangi

tempat pelatihan gulat untuk anaknya berlatih dan sang pemilik menolak

dengan alasan akan menambah dosa diumurnya yang sudah tua karena

baginya tidak pantas untuk seorang perempuan bergulat apalagi melawan

laki-laki. Dan agamanya telah mengatur tentang pantas dan tidak pantasnya

apa yang dilakukan laki-laki dan perempuan.

Keyakinan pada tafsir agama atau tradisi adalah suatu hal yang

sangat baik dan merupakan sifat terpuji. Bagi setiap orang yang meyakini

agamanya maka dia akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.

Terkadang tafsir agama atau tradisi memperkuat adanya marginalisasi.

Marginalisasi selajutnya digambarkan ketika Mahavir ingin

meminta izin cuti agar anaknya dapat mempersiapkan diri untuk

pertandingan nasional. Kepala sekolah menolak permintaan Mahavir dan

hanya akan mempertimbangkan cuti jika alasannya untuk menikah

meskipun Geeta telah mendapatkan prestasi tingkat propinsi. Hal ini jelas

merugikan pegulat perempuan yang ingin mendapatkan prestasi lebih baik

lagi.

Selain itu, marginalisasi juga digambarkan pada saat Mahavir

mendatangi kepala dinas olahraga untuk meminta bantuan dana agar

putrinya bisa berlatih gulat di matras khusus. Lagi-lagi permintaan Mahavir

ditolak karena birokrasi pemerintah. Dana yang disediakan hanya untuk

gulat laki-laki. Hal ini merugikan pegulat perempuan yang ingin berprestasi

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

85

tetapi tidak bisa mengembangkan potensinya karena tidak adanya dana dari

pemerintah.

2. Subordinasi

Subordinasi pada film ini dimulai dari kelahiran anak-anak

perempuan Mahavir. Mahavir yang pada awalnya menginginkan anak laki-

laki untuk meneruskan impiannya menjadi pegulat dan mendapatkan

medali emas untuk negaranya terpaksa kecewa karena anaknya perempuan.

Pada saat itu Mahavir memandang anak perempuan lemah. Dalam hal

meneruskan cita-cita, anak laki-laki lebih dipilih karena dipandang lebih

kuat.

Subordinasi lainnya pada film ini digambarkan saat Mahavir

mendatangi kepala dinas olahraga. Kepala dinas lebih mementingkan

pegulat laki-laki dibanding pegulat perempuan meskipun telah mempunyai

prestasi. Subordinasi dalam scene 9 ini berkaitan dengan marginalisasi,

dimana Geeta yang sudah mencapai tingkat propinsi tidak bisa

mendapatkan dana karena aturan pemerintah. Aturan tersebut ada karena

subordinasi yang menganggap posisi kedudukan perempuan lebih rendah

daripada laki-laki.

3. Stereotipe

Stereotip dalam film ini digambarkan ketika Mahavir dan istrinya

berbincang tentang keputusannya menjadikan anak perempuannya pegulat.

Pada awalnya Mahavir hanya meyakini bahwa anak laki-laki saja yang bisa

mewujudkan mimpinya untuk bergulat dan mendapatkan medali emas.

Tetapi pandangan Mahavir mulai berubah tentang anak perempuan, yang

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

86

semula dia anggap lemah dan tidak mampu mewujudkan mimpinya, kini

berubah menjadi orang yang terobsesi untuk menjadikan putrinya pegulat

karena dia mendapati Geeta dan Babita melawan anak laki-laki hingga

babak belur. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua perempuan lemah.

Tetapi tidak dengan istrinya, dia tetap memandang bahwa perempuan

adalah makhluk yang lemah dan butuh perlindungan. Hal ini karena rasa

khawatir seorang ibu yang besar dan ditambah lagi dengan pandangan

masyarakat yang sudah ada turun menurun bahwa perempuan hanya boleh

mengerjakan pekerjaan rumah tangga tidak untuk bergulat.

Kemudian stereotipe juga digambarkan ketika masyarakat sekitar

mulai membicarakan anak perempuan Mahavir yang tidak pantas bergulat

dan lebih cocok di dapur. Adanya stereotipe yang sudah turun temurun,

membuat Mahavir dan anaknya dianggap melanggar aturan yang berlaku di

masyarakat.

Selanjutnya, stereotipe digambarkan ketika Mahavir ingin

mendaftarkan Geeta untuk mengikuti pertandingan gulat. Panitia

penyelenggara yang pada awalnya menghormati Mahavir menjadi

menertawakan dan menyuruh Geeta mengikuti lomba memasak saja karena

dia adalah perempuan.

Stereotipe yang sering muncul dalam film ini adalah pandangan

bahwa perempuan itu lemah butuh perlindungan, selain itu perempuan

hanya cocok mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, bersih-bersih,

mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Hal ini tidak hanya

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

87

terjadi dalam lingkup rumah tangga tetapi juga dalam kehidupan

bermasyarakat.

Film ini berupaya menampilkan stereotip, pertama berani dalam

scene 9 mendobrak sifat-sifat stereotip perempuan yang dianggap lemah di

dalam masyarakat. Gambaran perempuan kuat terlihat di scene ketika

Geeta. Kuatnya pegulat perempuan terlihat ketika perempuan berhasil

mengalahkan pegulat laki-laki. Ketiga digambarkan perempuan aktif.

Walaupun dia tidak mendapat dana untuk membeli matras dia tetap berlatih

dengan alat latihan yang apa adanya. Kelima, stereotip tentang

kemandirian. Sifat kemandirian ini tidak lepas dari dukungan orang tua.

Jalan menuju pegulat nasional tersebut walaupun terkendala dengan

fasilitas seperti tempat latihan dan peralatan latihan Geeta tetap bisa

berlatih terus sehingga dia bisa memiliki kemampuan dan meningkatkan

kompetensinya untuk dapat bersaing dengan laki-laki.

Kemudian peran tradisionil yang memisahkan tugas-tugas wanita

dan perempuan ke multi peran laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan

kondisi perempuan atau laki-laki tersebut, ternyata di film ini

menggambarkan peran yang sudah melampaui peran transisi, peran ganda,

peran egaliter, peran kontemporer, peran ganda perempuan dan laki-laki.4

4. Kekerasan

Kekerasan yang terjadi di film ini digambarkan sebagai kekerasan

psikis yang disebabkan adanya stereotipe yang berkembang di masyarakat

4 Lihat Aida Vita Laya Hubeis dan Armawati Arbi (tesis tahun 1998) diperkaya 11 sifat, 7

peran, 16 hubungan komunikasi pria dan wanita). Bisa juga dilihat dalam buku Women In

Indonesian Society Access, Empowerment, and Opportunity, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Pers,

2002), h. 208-210.

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

88

bahwa perempuan hanya melakukan urusan rumah tangga bukan bergulat.

Adanya pandangan stereotip seperti itu, membuat Geeta dan Babita diejek

teman sekolahnya karena mereka bergulat.

Kekerasan psikis memiliki dampak yang sama fatalnya dengan

kekerasan fisik karena mempengaruhi kesehatan jasmani dan mental anak.

Tidak semua anak memiliki mental yang kuat, Anak-anak yang mengalami

kekerasan psikis dan memiliki mental yang lemah akan tumbuh dengan

berbagai masalah prilaku mulai dari kecemasan, depresi, agresi, hingga

pemberontakan.

5. Beban Kerja

Dalam film ini tidak ditemukan adanya beban kerja yang dialami

oleh Geeta dan Babita. Keduanya hanya fokus untuk bergulat dan

dibebastugaskan dari pekerjaan rumah yang dahulu mereka kerjakan

sebelum menjadi pegulat. peran tersebut disebut dengan multi peran laki-

laki dan perempuan yang disesuaikan oleh kondisi dan situasi. Situasi yang

terjadi dengan Geeta dan Babita hanya fokus berlatih, dipagi hari mereka

berdua diharuskan lari keliling desa setelah itu mereka sekolah dan sore

harinya mereka kembali menjalani latihan sehingga mereka tidak lagi

dibebankan dengan pekerjaan domestik karena tenaga dan waktu mereka

sudah tersita hanya untuk gulat.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengamati dan menganalisis bab sebelumnya, kesimpulan

yang dapat diambil pada skripsi ini mengacu kepada permasalahan yang

ada, yakni diskriminasi perempuan dalam film Dangal yang disampaikan

melalui tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut, tersaji dalam

bentuk dialog, perilaku, dan kejadian dalam film Dangal. Maka kesimpulan

terhadap masalah tersebut sebagai berikut:

1. Makna Denotasi

Analisis film Dangal memiliki makna denotasi sebagai film yang

menggambarkan bagaimana diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi

di India dialami oleh pemeran utama dengan latar belakang sebuah cerita

sport drama. Film ini menggambarkan diskriminasi yang diterima oleh para

pemeran yaitu, Mahavir, Geeta, Babita, seperti:

a) Marginalisasi, dalam hal keyakinan pada tafsir agama dan kebijakan

pemerintahan, kebijakan sekolah.

b) Subordinasi, dalam hal kedudukan laki-laki lebih tinggi untuk

meneruskan cita-cita dibandingkan perempuan, kepentingan

anggaran dana untuk atlet laki-laki dibandingkan atlet perempuan

c) Stereotipe, dalam hal perempuan makhluk yang lemah, perempuan

hanya pantas mengerjakan pekerjaan rumah tangga, penampilan

perempuan. Mematahkan stereotip perempuat penakut dan lemah.

d) Kekerasan, dalam hal kekerasan psikis berupa ejekan

Page 104: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

90

2. Makna Konotasi

Makna konotasi yang terdapat pada film Dangal digambarkan

bagaimana ketidakadilan terjadi karena adanya kepercayaan masyarakat

pada tafsir agama dalam scene ketika Mahavir mendatangi tempat pelatihan

gulat dengan tujuan agar anaknya bisa berlatih di tempat itu, namun ditolak

oleh pemilik tempat pelatihan karena dia meyakini suatu penyiksaan

dilarang dalam agama yang dianutnya. Dalam cerita ini juga digambarkan

bagaimana ketidakadilan terjadi dalam bentuk subordinasi ketika Mahavir

hanya memiliki anak perempuan dan dia kecewa tidak bisa memiliki anak

laki-laki untuk meneruskan cita-citanya dan penolakan permintaan dana

Mahavir untuk anak perempuannya yang bergulat karena adanya

perbandingan kepentingan antara anak laki-laki dan perempuan dalam

bentuk besaran anggaran dana. Pada scene berikutnya ketika Mahavir ingin

mendaftarkan anak perempuannya dalam pertandingan gulat, tetapi ditolak

dengan alasan perempuan hanya pantas memasak di dapur, selain itu

perempuan digambarkan sebagai makhluk yang lemah dalam scene ketika

istri Mahavir melarang Mahavir untuk melatih anak perempuannya bergulat

karena dia memandang perempuan adalah makhluk yang lemah. Selain itu

dalam scene 9 dan 10 mematahkan stereotip perempuan yang penakut

menjadi perempuan yang beran dan perempuan yang lemah menjadi

perempuan yang kuat. Kemudian pada scene berikutnya ketika Geeta dan

Babita diejek oleh teman sekolahnya karena mereka bergulat. Ejekan yang

Page 105: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

91

diterima oleh Geeta dan Babita adalah salah satu bentuk dari diskriminasi

karena kekerasan psikis.

3. Mitos

Dari hasil analisis data mitos pada kesembilan scene film Dangal

yang menampilkan sebuah cerita sport drama yang dibalut dengan kritik

ketidakadilan gender terhadap perempuan seperti kepercayaan terhadap

tafsir agama, kebijakan pemerintah, kebijakan sekolah, kemudian

bagaimana ketidakadilan gender terjadi karena kedudukan laki-laki lebih

tinggi dibandingkan perempuan, selanjutnya anggapan masyarakat tentang

perempuan yang lemah dan hanya pantas mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, serta kekerasan yang diterima perempuan dalam bentuk psikis.

Kemudian film ini berupaya menampilkan stereotip, pertama berani

dalam scene 9 mendobrak sifat-sifat stereotip perempuan yang dianggap

lemah di dalam masyarakat. Gambaran perempuan kuat terlihat di scene

ketika Geeta. Kuatnya pegulat perempuan terlihat ketika perempuan

berhasil mengalahkan pegulat laki-laki. Ketiga digambarkan perempuan

aktif. Walaupun dia tidak mendapat dana untuk membeli matras dia tetap

berlatih dengan alat latihan yang apa adanya. Kelima, stereotip tentang

kemandirian. Sifat kemandirian ini tidak lepas dari dukungan orang tua.

Jalan menuju pegulat nasional tersebut walaupun terkendala dengan

fasilitas seperti tempat latihan dan peralatan latihan Geeta tetap bisa

berlatih terus sehingga dia bisa memiliki kemampuan dan meningkatkan

kompetensinya untuk dapat bersaing dengan laki-laki.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

92

Kemudian peran tradisionil yang memisahkan tugas-tugas wanita

dan perempuan ke multi peran laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan

kondisi perempuan atau laki-laki tersebut, ternyata di film ini

menggambarkan peran yang sudah melampaui peran transisi, peran ganda,

peran egaliter, peran kontemporer, peran ganda perempuan dan laki-laki.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap

diskriminasi perempuan dalam film Dangal, penulis mempunyai saran yang

ingin disampaikan, diantaranya:

1. Film Dangal merupakan film yang diangkat dari kisah nyata yang

merupakan film Bollywood yang berkualitas, dibuktikan dengan

banyaknya penghargaan yang didapat dari film tersebut. Semoga film

ini bisa memotivasi produksi film Indonesia.

2. Perbedaan merupakan suatu yang tidak bisa dihindari oleh manusia.

Tetapi dari perbedaan tersebut jangan dijadikan alasan untuk

mendiskriminasi seseorang atau kelompok tertentu. Maka dari itu, bagi

para pembuat film agar bisa membuat film dengan nilai edukasi tanpa

harus mendiskriminasi seseorang atau kelompok tertentu, karena bisa

mempengaruhi khalayak yang menontonnya.

3. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk mengkaji

dan menelaah setiap pesan yang terkandung dalam sebuah film.

Page 107: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

93

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Admojo Suwodo, Darseno. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia; Indonesia-Inggris.

Semarang: Bintang Jaya, 2005.

Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana cet. ke-5, 2011.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan ‘Al-Insaani. Depok:

Departemen Agama RI, 2012.

Effendi, Wahyu. Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI. Jakarta: VisiMedia,

2008

Elvinaro Ardianto, Bambang Q Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, cet. ke-1, 2007.

Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:

INSISTtPress, 2008.

Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Herdiansyah, Harris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika cet. ke-3, 2012.

Himshi, al- Layyinah. Muslimah Pembelajar. Jakarta: Zaman, 2013.

Hoed, Beny H. Semiotik dan Dinamika Sosial. Bandung: Komunitas Bambu,

2014.

Jatmika Sidik. Dinamika Partisipasi Politik Perempuan Iran. Yogyakarta: LPPI

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2002.

Lloyd, Martin Rahasia. Bahasa tubuh. Jakarta: Esensi, 2006.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya cet. ke-3, 1991.

Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana, 2008.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers cet. ke-5, 2013.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS, 2007

Page 108: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

94

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008

Seto, Indiwan. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan

Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya cet.

ke-3, 2004.

---------------. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya cet. ke-4,

2009.

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss. Theories of Human Communication.

Jakarta: Salemba Humanika, edisi 9, 2011.

Taufiq, Wildan. Semiotika Untuk Kajian Sastra dan Al-Quran. Bandung:

YramaWidya, cet. ke-1, 2016.

Umar, Nasaruddin. Kodrat Perempuan dalam Islam.Jakarta: Lembaga Kajian

Agama dan Gender, 1999

Unsriana, Linda “Diskriminasi Gender Dalam Novel Ginko Karya Junichi

Watanabe”, Lingua Cultura, Vol. 8 No.1, 2014.

UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat

1. Departemen Penerangan RI.

Widjaja, Cristianto. Kamera dan Video Editing: Cara Pembuatan Video Mulai

Cerita, Penggunaan Kamera, dan Edit Dengan Adobe Premiere Pro. Tangerang:

Widjaja, 2008.

Internet:

http://e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf. diakses pada 20 Maret 2017

http://sinopsisfilmbioskopterbaru.com/dangal-2016-sinopsis-lengkap-film-dan/

diakses pada 8 Maret 2017

http://starsunfolded.com/suhani-bhatnagar/ diakses pada 12 Juli 2017

http://www.filmfare.com/awards/filmfare-awards-2017/winners diakses pada 8

Maret 2017

http://www.filmfare.com/awards/filmfare-awards-2017/winners diakses pada 8

Maret 2017

Page 109: ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40239... · 2018-07-19 · saat menyusun proposal skripsi. 5. ... Pelatih dan Management

95

http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/sanya-malhotra.php diakses pada

6 Juli 2017

http://www.imdb.com/name/nm7621668/bio?ref_=nm_ov_bio_sm diakses pada

12 Juli 2017

http://www.imdb.com/title/tt5074352/ diakses pada 8 Maret 2017

http://www.imdb.com/title/tt5074352/ diakses pada 8 Maret 2017

https://en.wikipedia.org/wiki/Fatima_Sana_Shaikh diakses pada 6 Juli 2017

https://en.wikipedia.org/wiki/Nitesh_Tiwari diakses pada 6 Oktober 2017

https://en.wikipedia.org/wiki/Sakshi_Tanwar diakses pada 12 Juli 2017

https://en.wikipedia.org/wiki/Aparshakti_Khurana diakses pada 12 Juli 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Aamir_Khan diakses pada 6 Juli 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Dangal_(film) diakses pada 12 juli 2017

James Danandjaja, “Seminar Diskriminasi Terhadap Minoritas”,

http://www.lfip.org/english/pdf/bali-

seminar/Diskriminasi%20terhadap%20minoritas%20-

%20james%20danandjaja.pdf artikel diakses pada 13 Maret 2017

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/adil diakses pada 4 Januari 2018 pukul 21.00

WIB.