analisis regresi pada nilai tambah koperasi dan … fileakan tetapi, koperasi dan umkm yang...
TRANSCRIPT
497
ANALISIS REGRESI PADA NILAI TAMBAH KOPERASI DAN UMKM
DI JAWA TIMUR DALAM MENGGERAKKAN EKONOMI KERAKYATAN
Aisyah Aminy1)
, Setyowati2),
Ardi Kurniawan2)
1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur
Jl. Raya Bandara Juanda No.22 Sidoarjo
[email protected] 2) Surabaya, [email protected]
3) Corresponding author: Departemen Statistika Universitas Airlangga Surabaya
Kampus C Mulyorejo, Surabaya
ABSTRAK
Koperasi dan UMKM memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Berdasar data
BPS Tahun 2014 diketahui bahwa kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jawa Timur
adalah 54,98%. Akan tetapi, Koperasi dan UMKM yang merupakan wujud ekonomi kerakyatan dinilai
belum mampu bersaing mandiri di era global dalam revolusi industri yang serba digital. Struktur
piramida UMKM berdasar sensus UMKM Jawa Timur Tahun 2012 memperlihatkan bahwa lebih dari
90 persen UMKM termasuk dalam kategori mikro sehingga perlu adanya pembinaan melalui berbagai
program pembangunan yang dapat meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM. Pengukuran
nilai tambah Koperasi dan UMKM dilakukan terhadap 300 sampel K-UMKM binaan Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah di sepuluh Kab/ Kota di Jawa Timur dengan range data yang diambil
adalah Tahun 2012 - 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil badan usaha K-UMKM,
mengetahui dampak dari adanya program pemberdayaan baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, nilai
produksi serta nilai investasi, dan mengetahui nilai tambah bruto pada K-UMKM. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa lebih dari 68 persen UMKM berbentuk badan usaha PT/ Koperasi/ Yayasan.
Program pemberdayaan yang dilakukan memberikan dampak bagi K-UMKM yang ditunjukkan dari
adanya perkembangan jumlah tenaga kerja, perkembangan total nilai output/ nilai produksi, dan
adanya investasi selama kurun waktu 2012- 2017. Dari sisi besaran nilai tambah mengalami
pertumbuhan setiap tahun dengan rata-rata kenaikan 9,89 persen dan dengan menggunakan analisis
regresi linear diproyeksikan pada Tahun 2018 juga mengalami kenaikan menjadi Rp.7,94 trilyun
berdasar ADH berlaku dan Rp.5,56 trilyun berdasar ADH Konstan‘2000.
Kata kunci: Koperasi, UMKM, Nilai Tambah, Output, Regresi.
ABSTRACT
Cooperative and MSMEs have been contributing in East Java‟s economic growth. Based on
BPS data in 2014 was found that the contribution of Cooperative and MSME to the East Java GDP is
about 54,98%. However, Cooperative and MSMEs as the form of Populist Economy are considered
unable to compete independently in this global era as known as digital industrial revolution era. The
pyramid structure of MSMEs based on sensus in 2012 shows that more than 90 percen of MSMEs are
include in micro category. So, this condition need some controls in every sector through various
development programs that could increase an added value of Cooperative and MSME. The
measurement of an added value of Cooperative and MSME have been done in 300 sample of
Cooperative and MSME assisted by Ministry of Cooperative and MSME of East Java Province, a
micro and middle entrepreneur in 10 cities / districts in East Java with data range taken in 2012-
2017. This research was conducted to determine the profil business of Cooperative and MSMEs, know
the impact of the empowerement programboth in terms of employment, production value, and
498
investment value, and knowing the gross value added of Cooperative and MSMEs. From the results of
research is known that more than 68 percen of MSMEs are in the form of PT/ Cooperative/
Foundation, Empowerment programs carried out have an impact on K-UMKM as indicated by the
development of the number of workers, the development of total value of output / production value,
and the investment during 2012-2017 period. In terms of value added experience growth each year
with an average increase of 9.89 percent and by using linear regression analysis projected in 2018
also increased to Rp.7,94 trillion based on ADH valid and Rp. 5,56 trillion based on ADH
Konstan'2000.
Keywords: Cooperative, MSME, an added value, Output, Regresssion
PENDAHULUAN
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (K-UMKM) merupakan wujud kehidupan
ekonomi sebagian besar masyarakat yang memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Hal ini dapat dilihat dari peran UMKM dalam struktur ekonomi Jawa Timur yang terindikasi dari
kontribusi Nilai Tambah Bruto (NTB) UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Berdasar data BPS Tahun 2014 diketahui bahwa kontribusi UMKM (yang didalamnya terdapat unit
usaha Koperasi) terhadap PDRB JawaTimur adalah 54,98 persen.
Peranan koperasi dan UMKM yang begitu besar di Jawa Timur menunjukkan bahwa koperasi
dan UMKM merupakan wujud ekonomi kerakyatan Provinsi Jawa Timur. Dimana dalam kurun waktu
sepuluh tahun terakhir menunjukkan adanya pertumbuhan populasi UMKM sebagaimana yang
disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo saat memberikan sambutan dalam peluncuran PPh Final
UMKM 0,5 persen. Pada Tahun 2008 jumlah UMKM yang ada di Jawa Timur berdasarkan survei
BPS adalah sebanyak 4,2 juta jiwa kemudian pada Tahun 2012 berdasarkan sensus BPS Jatim
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur didapat jumlah UMKM adalah 6,8 juta jiwa dan
perkembangan terakhir berdasarkan sensus ekonomi Tahun 2016 menunjukkan pertumbuhan yang
signifikan menjadi 9,59 juta jiwa yang terdiri dari 4,61 juta UMKM non pertanian dan 4,98 juta
UMKM pertanian. Data tersebut menunjukkan pesatnya pertumbuhan UMKM sekaligus besarnya
kontribusi UMKM sebagai sumber pendapatan utama masyarakat Jawa Timur yang juga berperan
penting terhadap penyerapan tenaga kerja.
Potensi Koperasi dan UMKM dalam menggerakkan ekonomi Jawa Timur harus terus dijaga
bahkan ditingkatkan. Hal ini karena Koperasi dan UMKM belum mampu bersaing mandiri di era
global dalam revolusi industri yang serba digital. Struktur piramida UMKM berdasar sensus UMKM
Jawa Timur Tahun 2012 memperlihatkan bahwa lebih dari 90 persen UMKM termasuk dalam kategori
mikro sehingga perlu adanya pembinaan melalui berbagai program pembangunan yang dapat
meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM.
Sebagai Lembaga Pemerintah yang menaungi koperasi dan UMKM, Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur berperan penting untuk mengembangkan usaha tersebut
melalui pembinaan terhadap Koperasi dan UMKM. Tahun 2017 jumlah unit usaha Koperasi dan
UMKM yang sudah dilakukan pembinaan sebanyak 4.628 unit usaha yang tersebar di seluruh Jawa
Timur, Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan berbagai program lanjutan yang dapat
meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM agar kedepan bisa bersaing di pasar global.
Berdasar pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 64 Tahun 2017 tentang Pedoman Kerja
dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Timur memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melakukan pemberdayaan
kepada Koperasi dan UMKM. Terdapat 6 (enam) program pembangunan yang dilakukan mulai Tahun
2012-2017 yaitu (1) Program penciptaan iklim usaha kecil dan menengah, (2) Program pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah, (3) Program, pengembangan
sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah, (4) Program peningkatan kualitas
kelembagaan, dan (5) Program pemberdayaan usaha skala mikro, dan peningkatan manajemen usaha
koperasi. Dimana tujuan dari adanya program tersebut adalah meningkatkan nilai tambah pada
Koperasi dan UMKM khususnya di sisi produksi (output).
499
Nilai tambah bruto pada koperasi dan UMKM merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan
program-program pembangunan pada Koperasi dan UMKM. Hal ini dilatarbelakangi oleh tulisan
Todaro dan Smith, 2008 yang menyatakan bahwa salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan
pembangunan yang dapat dijadikan tolak ukur secara makro ialah pertumbuhan ekonomi yang
dicerminkan dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah. Semakin
tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh
dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengukur perkembangan nilai tambah pada beberapa usaha UMKM yang telah dilakukan pembinaan.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui profil badan usaha Koperasi dan
UMKM, (2) mengetahui dampak dari adanya program pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Jawa
Timur baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, nilai produksi serta nilai investasi, dan (3) mengetahui
nilai tambah bruto pada Koperasi dan UMKM.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Definisi UMKM dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar. UMKM di sektor industri pengolah-
an, kaidah pendefinisiannya mengikuti definisi BPS berdasarkan jumlah tenaga kerja. Sedangkan
yang nonindustri, pendefinisiannya mengikuti Undang-undang No.20 tahun 2008 tentang UMKM.
Untuk industri pengolahan, pengelompokannya sebagai berikut (Anonim, 2012a: 4):
1. Industri yang termasuk usaha mikro adalah industri/ usaha kerajinan rumah tangga yang
mempunyai pekerja antara 1 – 4 orang;
2. Industri yang termasuk usaha kecil adalah industri yang mempunyai pekerja 5 - 19 orang;
3. Industri yang termasuk usaha menengah adalah industri yang mempunyai pekerja 20 – 99 orang.
Sedangkan yang nonindustri, menurut Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM,
yang disebut UMKM adalah sebagai berikut:
1. Usaha mikro memiliki kekayaan paling banyak Rp.50.000.000,00 atau hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp.300.000.000,00;
2. Usaha kecil memiliki kekayaan bersih Rp.50.000.000,00 s.d Rp.500.000.000,00 atau hasil
penjualan tahunan Rp.300.000.000,00 s.d. Rp.2,5 miliar;
3. Usaha menengah memiliki kekayaan bersih Rp.500.000.000,00 s.d Rp.10 miliar atau hasil
penjualan tahunan Rp.2,5 miliar s.d Rp.50 miliar.
Tambunan dalam Aminy, 2016 menyebutkan UMKM sangat penting karena memiliki
karakteristik utama yang berbeda dengan usaha besar diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah perusahaan sangat banyak dan khususnya usaha mikro dan kecil tersebar di seluruh
pelosok pedesaan termasuk diwilayah yang terisolasi. Oleh karena itu usaha ini mempunyai
suatu signifikansi lokal yang khusus untuk ekonomi pedesaan.
b. Padat karya sehingga mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar.
Kegiatan-kegiatan nonpertanian dipedesaan bisa membatasi arus migrasi ke perkotaan sehingga
UMKM dipedesaan dapat memainkan peran yang krusial.
c. Kegiatan-kegiatan UMKM umumnya berbasis pertanian sehingga efektif untuk mendukung
pembangunan dan pertumbuhan produksi sektor pertanian.
d. Sumber daya alam dan tenaga kerja berpendidikan rendah yang melimpah.
e. Tingkat fleksibilitas yang tinggi
B. Koperasi
Menurut UU No.25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang yang berkumpul secara sukarela untuk mencapai kesejahteraan,
memodali bersama, dikontrol secara demokratis, orang-orang itu disebut pemilik dan pengguna
jasa koperasi yang bersangkutan. Subandi (2010: 6) menyebutkan bahwa nilai-nilai dalam koperasi
merupakan salah satu aspek penting yang membedakan koperasi dengan badan usaha ekonomi
lainnya, karena dalam nilai-nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak semua
dimiliki oleh badan usaha ekonomi lainnya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah prinsip menolong
500
diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance) dan kebersamaan (cooperation)
sehingga tercipta efek sinergis. Efek tersebut akan menjadi satu kekuatan yang ampuh bagi
koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya apabila para anggota koperasi
mengoptimalkan partisipasinya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pemakai.
C. Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat
dimana kegiatan usahanya dilakukan oleh mayoritas rakyat kebanyakan yang dengan secara
swadaya mengelola sumberdaya ekonomi yang dapat diusahakan dan dikuasainya. (Malau, 2016)
Koperasi dan UMKM merupakan kekuatan ekonomi kerakyatan yang tangguh. Hal ini
telah terbukti ketika terjadi krisis ekonomi 1998, UMKM mampu tetap eksis dari terpaan krisis
ekonomi yang melanda Indonesia dan dunia. Koperasi dan UMKM memiliki karakteristik yang
sesuai dengan kebutuhan perekonomian Indonesia, yaitu melibatkan banyak tenaga kerja, usaha
dan proses produksi hampir sepenuhnya dengan manual atau bantuan minimal teknologi mesin.
Dengan banyaknya orang yang terlibat dalam usaha tersebut, berarti sejalan dengan indikator
utama pemberdayaan yaitu melibatkan seluas-luasnya anggota masyarakat terlibat langsung dalam
pembangunan. Membangun UMKM berarti membangun ekonomi masyarakat banyak atau dengan
kata lain membangun ekonomi kerakyatan. Secara umum, UMKM memiliki karakteristik sebagai
usaha yang tergolong ekonomi lemah, baik dari aspek: pengetahuan, ketrampilan, teknologi yang
digunakan, permodalan, pemasaran, promosi dan juga kerjasama yang masih rendah. Kelompok
UMKM ini sulit bersaing dengan perusahaan besar sehingga perlu diberdayakan agar mampu
bersaing dan mandiri.
D. Analisis Regresi Linier
Analisis Regresik linier merupakan metode yang digunakan untuk mencari pola hubungan
fungsional antara satu variabel bebas (independen/ prediktor/ x) dengan satu variabel tak bebas
(dependen/ respons/ y). Secara kuantitatif hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas
dapat dimodelkan dalam suatu model matematik. Model analisis regresi linier y terhadap x adalah :
iii xy
dengan yi = variabel respon ke-i; xi = variabel prediktor ke-iI; = parameter intersep
= parameter slope (kemiringan); i = error ke-i
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) persamaan regresi diatas dapat diduga
dengan :
ii bxay ˆ
dengan
xbya
S
S
xnx
yxnyx
xx
yyxx
bxx
xy
n
i
i
n
i
ii
n
i
i
n
i
ii
2
1
2
1
2
1
1
)(
))((
E. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui kesesuaian model dan besarnya variasi nilai Y yang dapat dijelaskan
oleh model regresi digunakan nilai koefisien determinasi dengan rumus sbb:
n
i
i
n
i
i
yy
yy
R
1
2
1
2
2
)(
)ˆ( dengan 0 R2 1
Untuk analisis regresi linier :
R2 = r
2
501
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah
wawancara langsung antara pencacah dengan responden, atau pengisian kuesioner oleh responden
yang berisi sejumlah pertanyaan kuantitatif dan kualitatif mengenai profil K-UMKM, tenaga kerja K-
UMKM, nilai produksi (output) dan biaya operasional, serta investasi K-UMKM. Penelitian ini
berupaya melihat nilai produktivitas K-UMKM yang dicirikan dari adanya nilai produksi yang
meningkat, serta pertumbuhan investasi K-UMKM.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pengisian kuesioner
kepada 300 orang responden dari beberapa kategori/ sektor dengan menggunakan teknik multistage
random sampling dengan basis pada kategori lapangan usaha. Dimana dari 17 (tujuh belas) kategori
lapangan usaha yang ada pada data K-UKM binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Jawa Timur hanya terdapat 7 (tujuh) kategori lapangan usaha yang sebagian besar
mendapatkan bimbingan dan pembinaan untuk pengembangan usaha kedepan, diantaranya kategori A:
pertanian, kehutanan, dan perikanan; kategori C: industri pengolahan; kategori G: perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; kategori i: penyediaan akomodasi dan makan minum;
kategori j: informasi dan komunikasi; kategori K: jasa keuangan dan asuransi; dan kategori T: jasa
pelayanan yang melayani rumah tangga. Sampling yang menjadi lokus penelitian adalah di Kota
Surabaya, Kab/ Kota Blitar, Kab/ Kota Probolinggo, Kab. Madiun, Kab. Pasuruan, Kota Malang, Kab.
Bojonegoro, Kab. Sumenep, Kab. Jember, dan Kab. Nganjuk.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis output
berdasarkan harga berlaku dan harga konstan 2000. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari
perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output tenaga kerja. NTB atas
dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk
memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana
deflatornya adalah IHK Umum dari BPS Provinsi Jawa Timur. Analisis regresi linier dilakukan untuk
memproyeksikan besarnya output pada n+1 dan untuk mengetahui hubungan antara tenaga kerja dan
besaran nilai produksi (output).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagian besar unit usaha koperasi dan UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Timur berbadan hukum. Terutama unit usaha simpan pinjam yang rata-rata
memiliki badan hukum sesuai dengan pendiriannya yaitu Koperasi sebanyak 68,90 persen, sementara
untuk unit usaha lainnya rata-rata masih bersifat perorangan, hanya sebagian kecil yang sudah
menunjukan geliat usaha dengan perijinan resmi dalam bentuk badan hukum CV/UD sebesar 4,68
persen. Jika dilihat dari struktur tenaga kerja pada masing-masing lapangan usaha maka mempunyai
pola struktur tenaga kerja yang berbeda antara lapangan usaha satu dengan yang lainnya berkaitan
jenis usaha yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh sifat dan kompleksitas proses produksi di masing-
masing lapangan usaha yang berbeda antara satu dengan lainnya. Jumlah tenaga kerja juga
menentukan produktifitas usaha, sehingga kemampuan unit usaha dalam meningkatkan produksi juga
tergantung jumlah tenaga kerja dan besaran upah yang diterima. Berikut adalah Grafik perkembangan
jumlah tenaga kerja yang terserap tahun 2012 – 2017:
502
Gambar 1 Grafik Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap oleh Unit Usaha Koperasi dan
UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2012 – 2017
Dari Gambar 1 terlihat bahwa selama kurun waktu 2012 -2017 telah terjadi kenaikan
penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Penyerapan tenaga kerja ini memiliki peran positif dalam
program mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Timur. Selama tahun 2012-2017 rata-rata terjadi
kenaikan tenaga kerja sebesar 2,96 persen setiap tahun, dengan penambahan tenaga kerja tertinggi
terjadi pada tahun 2017 dengan kenaikan sebesar 7,13 persen, sedangkan kenaikan terendah terjadi
pada tahun 2014 sebesar 1,23 persen.
Jika diperhatikan kenaikan tenaga kerja menurut katagori lapangan usaha (Gambar 2) nampak,
lapangan usaha yang rata-rata mengalami kenaikan tenaga kerja tertinggi selama tahun 2012 - 2017
adalah lapangan usaha industri pengolahan, dengan rata-rata kenaikan tenaga kerja sebesar 16,22
persen/tahun, atau terjadi penambahan rata-rata sebanyak 1.792 orang setiap tahun. Sementara untuk
lapangan usaha yang mengalami rata-rata kenaikan terendah adalah lapangan usaha komunikasi
dengan angka minus 4 persen. Hal ini disebabkan pertama: Jumlah unit usaha yang mendaftarkan diri
dan dibina oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur sangat rendah,
kedua: Ketidaktahuan pelaku usaha UMKM katagori lapangan usaha komunikasi, terutama Usaha Jual
Pulsa, Usaha Internet, dan Usaha Warnet, tentang adanya pembinaan usaha yang juga dilakukan untuk
semua lapangan usaha oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur.
65371,36566519,869
67338,770
69036,846
70531,597
75559,237
1,756891,23106
2,52169
2,16515
7,12821
0
1
2
3
4
5
6
7
8
60000,0
62000,0
64000,0
66000,0
68000,0
70000,0
72000,0
74000,0
76000,0
78000,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ken
aika
n T
enag
a K
erja
(%
)
Jum
lah
Ten
aga
Ker
ja (
Ora
ng)
Jumlah Tenaga Kerja Kenaikan Jumlah Tenaga Kerja
503
Gambar 2. Grafik Persentase Kenaikan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap oleh Unit Usaha
Koperasi dan UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017
(Persen)
Sedikit berbeda jika dilihat dari sisi besaran tenaga kerja yang terserap menurut lapangan
usaha koperasi dan UMKM binaan selama tahun 2012 – 2017, nampak penyerapan terbesar terjadi
pada kategori lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, karena kategori lapangan usaha ini,
khususnya unit usaha koperasi simpan pinjam menjadi target utama dalam pembinaan Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur.
Tabel 1. Persentase Tenaga Kerja Pada Unit Koperasi dan UMKM Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012 -2017 (Persen)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. A Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan 0,204 0,200 0,223 0,241 0,260 0,254
2. C Industri Pengolahan 12,501 12,900 13,765 15,732 16,862 22,258
3. G
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
0,462 0,505 0,509 0,428 0,533 0,480
4. I
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minumm
0,088 0,086 0,085 0,075 0,090 0,076
5. J Informasi dan
Komunikasi 0,004 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003
6. K Jasa Keuangan dan
Asuransi 86,707 86,272 85,382 83,487 82,219 76,898
7. T Jasa Lainnya 0,034 0,034 0,033 0,033 0,033 0,032
Total 100 100 100 100 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Unit usaha koperasi simpan pinjam sepenuhnya dibawah naungan Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah, baik dari sisi perijinan maupun pelayanan lainnya yang terkait dalam
pengembangan unit usaha ini. Namun demikian Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
,000
12,500011,11111
10,000
4,545455,000 8,02005
17,16937
9,50495
41,41049
11,11111
2,000
-13,72549
27,27273
-3,57143,000 ,000
-9,09091
21,87500
-8,83191
- - -
-20,00
-1,24611 ,18716 ,24620 ,61374 ,19455- -0,38 2,70 2,63 2,56
-30,00
-20,00
-10,00
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
2013 2014 2015 2016 2017
Pertan, Kehutanan, & Perikanan Industri PengolahanPerdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan Makan MinummInformasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan AsuransiJasa Lainnya
504
Jawa Timur juga tetap membuka pintu pelayanan bagi UMKM khususnya yang membutuhkan
pembinaan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Pada Tabel 1
nampak dari total tenaga kerja yang terserap pada usaha koperasi dan UMKM binaan, 86,71 persen
(tahun 2012) adalah jasa keuangan dan asuransi. Namun seiring dengan berkembangnya unit usaha
lainnya, terutama katagori lapangan usaha industri pengolahan, maka pada tahun 2017 persentase
jumlah tenaga kerja yang terserap pada katagori lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi hanya
menjadi sebesar 76,90 persen, atau menurun sebesar 9,81 persen. Seperti penjelasan sebeumnya,
katagori lapangan usaha industri pengolahan yang mempunyai peran kedua dalam penyerapan tenaga
kerja, nampak mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Pada
tahun 2012 jumlah tenaga yang terserap pada unit lapangan usaha industri pengolahan sebesar 12,50
persen, selanjutnya pada tahun 2017 meningkat menjadi sebesar 22,26 persen, atau mengalami
kenaikan penyerapan sebesar 9,76 persen. Sementara untuk katagori lainnya persentase jumlah tenaga
yang terserap rata-rata masih dibawah 1 persen.
A. Nilai Output/ Nilai Produksi
UMKM merupakan kegiatan usaha yang disinyalir mampu memperluas lapangan kerja dan
memberikan pelayanan ekonomi yang lebih mudah kepada masyarakat, disamping itu UMKM juga
dapat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Secara individu UMKM
terlihat sangat kecil dan masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranan yang optimal
dalam perekonomian Jawa Timur. Hal ini disebabkan berbagai permasalahan yang sangat
kompleks baik masalah internal maupun eksternal yang meliputi aspek usaha terutama keterkaitan
dengan permodalan dan pasar. Namun demikian jika seluruh unit usaha yang berskala UMKM
mendapatkan kesempatan dan binaan yang sama oleh berbagai instansi terkait, kemungkinan
peranan UMKM akan jauh lebih optimal, karena unit usaha ini disinyalir mampu bertahan saat
terjadi krisis ekonomi maupun dampak melemahnya ekonomi global.
Dalam kurun waktu 5 tahun (2012 -2017) terakhir meski kecil, tapi perkembangan nilai
produksi UMKM binaan menunjukan angka yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 total nilai
output/ nilai produksi yang dihasilkan oleh seluruh UMKM binaan sebesar Rp.6.948,46 milyar.
Angka ini terus meningkat dan hingga pada tahun 2017 total nilai output/ nilai produksi yang
dihasilkan oleh UMKM binaan sudah menembus angka Rp.11,10 trilyun, atau dalam 5 tahun
mengalami peningkatan sebesar 59,76 persen. Berikut adalah gambar perkembangan nilai ouput
yang dihasilkan oleh seluruh UMKM Binaan selama tahun 2012 – 2017:
Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 3. Perkembangan Total Nilai Output/ Nilai Produksi Koperasi dan UMKM Binaan Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan MenengahTahun 2012 – 2017.
6948,463967339,74414
8597,26006
9791,6856510489,47459
11100,90686
5,63118
17,13297
13,89310
7,126345,82901
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
,000
2000,000
4000,000
6000,000
8000,000
10000,000
12000,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ken
aika
n O
utp
ut
(%)
Tota
l Nia
i Ou
tpu
t/N
ilai P
rod
uks
i (M
ilyar
)
Total Output/Nilai Produksi Kenaikan Output/Nilai Produksi
505
Jika ditinjau dari output/nilai produksi masing-masing katagori lapangan usaha (Tabel 2),
nampak output/ nilai produksi tertinggi dihasilkan oleh UMKM binaan Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur adalah katagori lapangan usaha Jasa Keuangan dan
Asuransi. Pada tahun 2012 nilai output/ nilai produksi yang dihasilkan oleh lapangan usaha Jasa
Keuangan dan Asuransi mencapai angka sebesar Rp. 6.385,99 milyar, selanjutnya pada tahun 2015
meningkat menjadi sebesar Rp. 9.081,86 milyar, atau naik sebesar 42,22 persen terhadap tahun
2012. Tentunya kenaikan ini menggambarkan geliat usaha kelompok UMKM yang sangat positif
khususnya untuk lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, terutama untuk kegiatan usaha
simpan pinjam. Pada tahun 2017 nampak output lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi terus
berkembangan dengan naik sebesar 11,65 persen, atau menjadi sebesar Rp.10.140,04 milyar.
Tabel 2. Perkembangan Nilai Output/ Nilai Produksi K-UMKM Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012 -2017 (Milyar) No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. A Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan 1,61 1,85 2,03 2,25 2,41 2,87
2. C Industri Pengolahan 546,89 586,23 633,14 683,49 791,78 924,51
3. G
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
& Sepeda Motor
11,25 11,73 20,27 20,77 24,86 29,30
4. I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minumm 1,71 1,84 1,88 2,07 2,35 2,71
5. J Informasi dan
Komunikasi 0,08 0,08 0,10 0,11 0,11 0,12
6. K Jasa Keuangan dan
Asuransi 6.385,99 6.736,98 7.938,81 9.081,86 9.666,78 10.140,04
7. T Jasa Lainnya 0,94 1,02 1,03 1,13 1,18 1,36
Rata-rata 992,64 1.048,53 1.228,18 1.398,81 1.498,50 1.585,84
Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 4. Grafik Persentase PerkembanganRata-Rata Output/Nilai Produksi Unit Usaha Koperasi
dan UMKM Menurut Lapangan UsahaTahun 2012 -2017
(persen)
14
,85
25
,57 39
,58 49
,02
77
,62
7,1
9 15
,77
24
,98
44
,78
69
,05
4,3
2
80
,24
84
,65
12
1,0
6
16
0,5
0
7,4
5
9,7
5 21
,06 3
7,7
3
58
,45
9,1
3
28
,28
35
,22 43
,96
50
,64
5,5
0
24
,32 4
2,2
2 51
,37
58
,79
9,4
7
9,7
4 21
,27
26
,50
45
,52
-5
5
15
25
35
45
55
65
75
85
95
105
115
125
135
145
155
165
2013 2014 2015 2016 2017
Pertan, Kehutanan, & Perikanan Industri PengolahanPerdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan Makan MinummInformasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan AsuransiJasa Lainnya
506
Mengamati perkembangan besaran usaha kelompok UMKM menurut lapangan usaha
(Gambar 4) memang cukup menarik, dimana dari sisi besaran output dan serapan tenaga kerja,
posisi tertinggi ditempati oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dan lapangan usaha
industri pengolahan, tetapi jika dicermati dari sisi perkembangan outputnya nampak lapangan
usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan motor memberikan sinyal yang cukup
menggembirakan, artinya perkembangan lapangan usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi
mobil dan motor ini memiliki prospek yang sangat baik jika dibandingkan dengan lapangan usaha
lainnya. Selama 5 tahun terakhir (2012-2017) output lapangan usaha ini meningkat sebesar 160,50
persen terhadap tahun 2012, sementara lapangan usaha lainnya rata – rata perkembangan masih
dibawah 70 persen, kecuali lapangan usaha pertanian yang mengalami perkembangan sebesar
77,62 persen.
B. Nilai Investasi Koperasi dan UMKM
Investasi/ pembentukan modal bisa diartikan sebagai pengeluaran perusahaan/ usaha untuk
membeli barang modal dengan tujuan menambah kemampuan dan kapasitas produksi barang dan
jasa. Jenis investasi yang dilakukan bisa bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan perusahaan/
usaha dalam mendukung pengembangan usaha masing-masing. Tentunya pengadaan barang modal
atau investasi bisa disebabkan karena perusahaan/ usaha mendapatkan keuntungan/ laba yang lebih
sehingga dibutuhkan investasi untuk mendukung peningkatan produksi barang dan jasa.
Pengadaan/ pembelian barang modal/ investasi yang dilakukan oleh seluruh UMKM
biasanya masih tergolong sangat kecil, karena disesuaikan dengan besaran modal usaha yang
dimiliki oleh masing-masing perusahaan/usaha UMKM. Semakin tinggi output yang didapat
tentunya akan semakin tinggi pula nilai pengadaan barang modal, demikian juga sebaliknya. Rata-
rata unit usaha Kopersai UMKM binaan khususnya UMKM rata-rata masih berskala sangat mikro,
sehingga rata-rata modal yang ditanam juga masih tergolong rendah. Namun demikian dengan
melihat geliat usaha UMKM setelah mendapatkan bimbingan dan pembinaan oleh Dinas Koperasi,
UKM Provinsi Jawa Timur, ternyata mampu mendorong para pelaku UMKM ikut berinvestasi
dalam pengembangan usahanya.
Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 5. Perkembangan Investasi Usaha Koperasi dan UMKM Binaan
Tahun 2012 – 2017
10015,623
11916,935
14543,872
19240,017
16724,587
14587,946
18,98346
22,04373
32,28951
-13,07395 -12,77545
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
,0
5000,0
10000,0
15000,0
20000,0
25000,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ken
aika
n In
vest
asi (
%)
Nila
i In
vest
asi (
Mily
ar)
Nilai Investasi Kenaikan Nilai Investasi
507
Dalam periode tahun 2012 - 2017 rata-rata penanaman modal/ investasi Koperasi dan
UMKM tercatat tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu mencapai Rp. 19.240,02 milyar. Investasi
ini terjadi sebagian besar dilakukan oleh unit usaha Koperasi yang mencapai angka sebesar Rp.
18.172,40 milyar atau menyumbang sebesar 94,45 persen (tabel 3) terhadap total investasi
Koperasi dan UMKM binaan, sementara untuk unit usaha UMKM lainnya rata-rata nilai
investasinya masih di bawah 1 trilyun, kecuali unit UMKM industri pengolahan. Investasi tertinggi
yang dilakukan oleh UMKM industri pengolahan terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp.
1.362,09 milyar, atau sebesar 11,48 persen terhadap total investasi Koperasi dan UMKM.
Sedangkan investasi terendah dilakukan oleh usaha UMKM informasi dan komunikasi dengan nilai
tertinggi sebesar Rp. 67 juta yang terjadi pada tahun 2012. Sementara untuk usaha UMKM
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum selama tahun 2012 – 2017 belum melakukan investasi.
Hal ini disebabkan rata-rata UMKM kelompok Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang
mendapatkan pembinaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini hanya unit usaha
penyediaan makanan dan minuman saja, dan diduga rata-rata belum memiliki tempat tetap, atau
hanya berusaha didalam bangunan yang menjadi satu dengan tempat tinggal pemilik.
Secara total kontribusi investasi yang dilakukan oleh Koperasi dan UMKM binaan Dinas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jawa Timur terhadap total investasi/pembentukan modal
tetap bruto (PMTB) Jawa Timur dari tahun ke tahun nampak terus meningkat. Pada tahun 2012
investasi yang ditanam Koperasi dan UMKM binaan berkontribusi pada investasi Jawa Timur
sebesar 2,90 persen terhadap total investasi/PMTB Jawa Timur. Selanjutnya pada tahun 2013 -
2015 kontribusinya meningkat masing-masing menjadi sebesar 3,13 persen, 3,44 persen dan 4,14
persen. Sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 kontribusinya sedikit menurun menjadi sebesar 3,23
persen dan 2,57 persen. Tentunya angka ini menjadi nilai tersendiri, karena dengan jumlah
Koperasi dan UMKM binaan sebanyak 4.628 unit usaha, ternyata mampu berkontribusi terhadap
investasi/PMTB Jawa Timur rata-rata sebesar 3,24 persen.
Tabel 3. Persentase Penanaman Modal/Investasi Unit Usaha Koperasi dan UMKM
Binaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017 (Persen)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. A Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan - - - - 0,003 0,004
2. C Industri Pengolahan 11,479 8,285 7,761 5,507 8,144 6,953
3. G
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
0,405 0,257 0,040 0,038 0,051 0,050
4. I
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minumm
- - - - - -
5. J Informasi dan
Komunikasi 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
6. K Jasa Keuangan dan
Asuransi 88,112 91,455 92,195 94,451 91,795 92,982
7. T Jasa Lainnya 0,003 0,003 0,005 0,004 0,007 0,012
Rata-Rata 100 100 100 100 100 100
Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 4.15 nampak persentase perkembangan investasi unit usaha Koperasi dan UMKM
menurut lapangan usaha yang hampir semua mengalami kenaikan, tetapi kenaikannya saling
berpotongan seperti gergaji, hal ini dapat dipahami karena tidak semua usaha Koperasi dan UMKM
melakukan investasi besar-besaran setiap tahun, tergantung pada ketersediaan modal usaha dan
508
kebutuhan barang modal Koperasi dan UMKM binaan. Namun demikian besaran nilai investasi
yang telah ditanam oleh usaha Koperasi dan UMKM binaan selama tahun 2012 - 2017 masih
menunjukan adanya penambahan investasi, dan belum nampak ada lapangan usaha yang
melakukan pengurangan/penjualan barang-barang modal.
Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 6. Grafik Perkembangan investasi Koperasi dan UMKM Binaan Menurut
Lapangan Usaha selama Tahun 2012 – 2017 (Persen)
Sepanjang Tahun 2012 – 2017, penanaman investasi yang paling signifikan adalah terjadi
pada Tahun 2014. Hampir semua lapangan usaha kelompok Koperasi dan UMKM binaan pada
tahun tersebut melakukan pengadaan barang modal cukup besar dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (2013), terutama lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sehingga mendorong
kenaikan total investasi hingga mencapai angka 22,04 persen. Secara keseluruhan investasi yang
dilakukan oleh lapangan usaha Koperasi dan UMKM adalah yang tertinggi, baik dari sisi nilai
investasi maupun dari sisi penambahannya. Jika dilihat dari besaran persentase kenaikannya adalah
terjadi pada lapangan usaha Jasa lainnya, Informasi dan komunikasi serta Jasa Keuangan dan
Asuransi yang masing-masing menambah investasi sebesar 89,83 persen, 38,89 persen dan 23,03
persen (tahun 2014). Sedangkan lapangan usaha lainnya mengalami pertumbuhan tetapi tidak
besar, sementara lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2012 – 2015
belum mengadakan pembelian barang modal.
Pengadaan/pembelian barang modal terendah selama tahun 2012 – 2017 terjadi pada
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan lapangan usaha Jasa Lainnya. Terutama
lapangan usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang baru melakukan investasi pada tahun
2016 – 2017 dengan nilai sebesar Rp. 45,00 juta dan Rp. 53,75 juta atau naik sebesar 19,44 persen
pada tahun 2017. Sedangkan penanaman modal yang dilakukan oleh lapangan usaha Jasa lainnya
pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 34,80 juta dan 35,40, atau naik sebesar
1,72 persen, selanjutnya pada tahun 2014 – 2017 masing-masing sebesar Rp. 67,20 juta, Rp. 75,60
juta, Rp. 114,60 juta, dan 168,30 juta, atau naik masing-masing sebesar 89,83 persen, 12,50
persen, 51,59 persen dan 46,86 persen.
Lapangan usaha yang juga berpengaruh pada perkembangan investasi pada kelompok
koperasi dan UMKM binaan ini adalah lapangan usaha Industri Pengolahan, dimana pada tahun
2013 nilai investasi pada usaha ini mengalami penurunan sebesar 14,12 persen, kemudian pada
tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 14,32 persen, akan tetapi pada tahun 2015 nilai investasi
pada lapangan usaha ini mengalami penurunan kembali sebesar 6,13 persen. Pada tahun 2016 nilai
investasi yang ditanamkan kembali meningkat sebesar 28,56 persen, menurun kembali tahun 2017
19,44
-14,12121
14,31546
-6,13112
28,55903
-25,53913-24,57106
-81,12335
26,7741917,28748
-15,76830
-73,13433
38,88889
21,6000
-7,89474
32,1428623,49795 23,03128
35,52705
-15,51869
-11,646831,72414
89,83051
12,5000
51,58730
46,85864
18,98346 22,04373
32,28951
-13,07395 -12,77545
-100
-50
0
50
100
2013 2014 2015 2016 2017
Pertan, Kehutanan, & Perikanan
Industri Pengolahan
Perdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Lainnya
Rata-rata
509
sebesar -25,54 persen. Kondisi bisa menunjukkan persaingan pasar yang tidak kondusif, karena
produk industri pengolahan pada umumnya masih sangat bergantung pada kondisi internal maupun
ekternal.
Faktor yang mempengaruhi penurunan investasi pada Tahun 2017 adalah adanya
penurunan investasi di lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi, karena lapngan usaha ini
memiliki share tertinggi, dan yang kedua adalah lapangan usaha Industri Pengolahan. Kedua
lapangan usaha tersebut memberikan andil besar terhadap penurunan total investasi UMKM binaan
pada tahun 2017 yaitu sebesar -12,78 persen. Diperkirakan penurunan yang terjadi, khususnya di
unit usaha Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah, yang
sudah mengalami penambahan investasi besar-besaran di tahun 2012 – 2015.
Sedangkan untuk 6 (enam) kategori lainnya memiliki perkembangan investasi dibawah
rata- rata bahkan ada satu lapangan usaha yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum yang
tidak memiliki investasi sama sekali (0). Akan tetapi, ada juga lapangan usaha yang pekembangan
investasinya meningkat di tiga tahun terakhir yaitu perdagangan besar, dan eceran; informasi dan
komunikasi serta jasa lainnya. Ketiga lapangan usaha tersebut sangat potensial untuk terus
ditingkatkan dalam rangka mendorong pertumbuhan PDRB Jawa Timur dari UMKM.
C. Nilai Tambah Bruto K-UMKM
Menurut Konsep, Nilai tambah bruto Bruto (NTB) atau Produk Domestik Bruto (PDB),
atau jika di tingkat regional menjadi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari
komponen upah dan gaji pegawai, sewa tanah, biaya bunga, keuntungan, penyusutan dan pajak tak
langsung. NTB dapat diperoleh dengan cara mengurangkan biaya antara atau biaya-biaya yang
habis dalam proses produksi selama satu tahun terhadap output/nilai produksi yang dihasilkan
selama satu tahun.
Dari hasil penelitian ini diperoleh besaran nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM binaan
Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur cukup menggembirakan, meskipun masih terlihat
sangat rendah jika dibandingkan dengan total nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh
UMKM di Jawa Timur, angka nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan ini
patut diapresiasi. Data terakhir pada tahun 2012 tercatat nilai PDRB yang dihasilkan oleh seluruh
UMKM Jawa Timur atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 545.765,74 milyar (Anonim, 2012b).
Sedangkan hasil penelitian ini diperoleh nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan
UMKM binaan pada tahun yang sama adalah sebesar Rp. 4.887,78 milyar, artinya pada tahun
2012 peran Koperasi dan UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur adalah sebesar
0,90 persen terhadap total nilai PDRB UKM Jawa Timur.
Jika dibandingkan dengan jumlah UMKM keseluruhan di Jawa Timur selama tahun 2012
adalah sebanyak 6.825.931 usaha dengan jumlah unit usaha Koperasi dan UMKM yang dibina oleh
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur pada tahun yang sama hanya sebesar 4.628 usaha.
Maka bisa diartikan perbandingan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM
binaan jauh lebih besar (0,90 persen) dibandingkan dengan prosentase jumlah usahanya, sementara
perbandingan jumlah usaha Koperasi dan UMKM binaan terhadap total seluruh UMK Jawa Timur
hanya sebesar 0,07 persen.
Gambar 7 terlihat perkembangan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan
UMKM binaan cukup signifikan, meskipun nampak sedikit mengalami pasang surut. Pada tahun
2012 total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh seluruh koperasi dan
UMKM binaan mencapai angka sebesar Rp. 4,89 trilyun, selanjutnya meningkat menjadi sebesar
Rp. 5,16 trilyun pada tahun 2013. Angka nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ini terus
meningkat hingga tahun 2017 menjadi sebesar Rp. 7,79 trilyun, atau rata - rata setiap tahun
meningkat sebesar 9,89 opersen. Sementara jika dilihat dari besaran nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan‘2000 adalah sebagai berikut: Pada tahun 2012 total capaian nilai tambah bruto
Koperassi dan UMKM sebesar Rp 4,28 trilyun, tumbuh sedikit (0,71 persen), atau menjadi sebesar
Rp. 4,31 trilyun pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015 mulai nampak menggeliat
dengan tumbuh masing-masing sebesar 11,02 persen dan 8,47 persen, atau menjadi sebesar Rp.
4,78 trilyun dan Rp. 5,19 trilyun. Pertumbuhan ini sebagian besar dimotori oleh lapangan usaha
510
Jasa Keuangan dan koperasi yang didalamnya adalah unit usaha koperasi simpan pinjam. Sesuai
dengan Icon Koperasi yang bernaung pada Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, maka unit
lapangan usaha ini pada tahun 2014 – 2015 telah memberikan sumber pertumbuhan yang cukup
besar terhadap total pertumbuhan Koperasi dan UMKM Binaan, yaitu masing – masing sebesar
sebesar 10,70 persen dan 8,37 persen. Selanjutnya pada tahun 2016 – 2017 total pertumbuhan
Koperasi dan UMKM binaan mulai sedikit melambat dengan hanya tumbuh masing-masing
sebesar 2,97 persen dan 1,30 persen, atau masing-masing menjadi sebesar Rp. 5,34 trilyun dan Rp.
5,41 trilyun, dengan masing-masing sumber pertumbuhan sebesar 2,44 persen dan 0,67 persen.
Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 7. Total Nilai Tambah Bruto K-UMKM Tahun 2012 - 2017
D. Nilai Tambah Bruto K-UMKM Menurut Lapangan Usaha
Jika dilihat dari pertumbuhan nilai tambahnya secara total (gambar 7), terlihat setiap tahun
total nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM mengalami pertumbuhan, meskipun
nampak terjadi sedikit perlambatan di tahun-tahun tertentu. Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja
Koperasi dan UMKM masih cukup kuat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang belum benar-
benar kondusif ini, terutama untuk beberapa lapangan usaha yang selama tahun 2012 - 2017
pertumbuhannya cukup stabil. Tetapi jika dilihat pertumbuhan masing-masing lapangan usaha
(gambar 8), nampak hampir semua lapangan usaha mempunyai pola pertumbuhan yang sama,
terutama untuk lapangan usaha yang berkontribusi rendah, kecuali lapangan usaha Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor, yang sedikit berbeda. Sementara untuk lapangan
usaha yang berkontribusi cukup tinggi nampaknya progresnya terus meningkat, terutama untuk
lapangan usaha Jasa Keuangan dan Koperasi dan lapangan usaha Industri Pengolahan. Kondisi ini
dimungkinkan oleh kendala kuatnya persaingan pasar yang kurang mendukung usaha mikro.
Berikut adalah gambar Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto Koperasi dan UMKM Binaan Dinas
Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017:
4887,779 5160,152
6062,516
6917,0867390,472
7792,736
4276,120 4306,4904780,857
5185,726 5339,788 5409,212
,71024
11,01516
8,46855
2,97088
1,30011
0
2
4
6
8
10
12
,0
1000,0
2000,0
3000,0
4000,0
5000,0
6000,0
7000,0
8000,0
9000,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
ADH Berlaku ADH Konstan' 2000 Pertumbuhan
Milyar persen
511
Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018
Gambar 8. Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto Menurut Lapangan Usaha (Persen)
E. Proyeksi pada n+1 dengan metode analisis regresi
Dari hasil pembahasan sebelumnya diketahui bahwa terjadi perkembangan nilai tambah
bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan mulai Tahun 2012 – 2017 seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 6. Perkembangan Nilai Tambah Bruto Koperasi dan UMKM binaan
Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur (trilyun)
Uraian 2012
(Tahun
ke-1)
2013
(Tahun
ke-2)
2014
(Tahun
ke-3)
2015
(Tahun
ke-4)
2016
(Tahun
ke-5)
2017
(Tahun
ke-5)
2018
(Tahun
ke-6)
Berdasar ADH
berlaku
4,89 5,16 6,06 6,92 7,39 7,79 Y1
Berdasar ADH
Konstan‘ 2000
4,28 4,31 4,78 5,29 5,34 5,41 Y2
Dengan menggunakan bantuan software minitab didapat model regresi sebagai berikut:
Y1 = 4,163 + 0,6300 x
dengan x=tahun ke-
sehingga pada Tahun ke-6 (Tahun 2018) diproyeksikan nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM
binaan berdasar ADH berlaku adalah sebesar Rp.7,94 trilyun.
Nilai R-sq=97,69% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 94,66% variabel
prediktor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil
olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:
F. Regression Analysis: Y1 versus x Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 6,9458 6,94575 169,27 0,000
x 1 6,9458 6,94575 169,27 0,000
Error 4 0,1641 0,04103
Total 5 7,1099
7,03008
,95312 3,10929 1,79270
16,75921
4,25465 3,93913 2,43021
11,79886 12,92654
-,12194
66,47489
-3,07662
12,8655213,89323
9,17288
17,70012
1,75671 3,68290 2,51901,54023
11,259888,78684
2,55813,70284
-10,0
,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
2013 2014 2015 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda MotorPenyediaan Akomodasi dan Makan Minumm
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
512
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
0,202567 97,69% 97,11% 94,66%
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant 4,163 0,189 22,08 0,000
x 0,6300 0,0484 13,01 0,000 1,00
Permodelan yang kedua adalah untuk memproyeksikan besarnya nilai tambah berdasar pada ADH
Konstan‘ 2000 dan diperoleh model sebagai berikut:
Y2 = 3,977 + 0,2643 x
dengan x=tahun ke-
sehingga pada Tahun ke-6 (Tahun 2018) diproyeksikan nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM
binaan berdasar ADH Konstan‘2000 adalah sebesar Rp.5,56 trilyun.
Nilai R-sq=90,36% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 78,75% variable
predictor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil
olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:
G. Regression Analysis: Y2 versus x Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 1,2223 1,22232 37,51 0,004
x 1 1,2223 1,22232 37,51 0,004
Error 4 0,1304 0,03259
Total 5 1,3527
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
0,180528 90,36% 87,95% 78,75%
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant 3,977 0,168 23,66 0,000
x 0,2643 0,0432 6,12 0,004 1,00
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa faktor yang berpengaruh pada besarnya
nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan adalah besarnya nilai
produksi/ nilai output dan jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu, berikut akan dilakukan permodelan
hubungan antara besarnya nilai produksi (output) sebagai y dengan jumlah tenaga kerja sebagai x
seperti tabel dibawah ini:
Tabel. Hubungan Besarnya Nilai Output dengan Jumlah Tenaga Kerja
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
2017
Nilai Output
(trilyun) 6,95 7,34 8,60 9,80 10,49
11,10
Jumlah Tenaga
Kerja
(orang)
65.371 66.520 67.339 69.037 70.532 75.559
513
Dari data tersebut diperoleh model yang sesuai yaitu:
nilai output = -19,93 + 0,000420 jumlah tenaga kerja
artinya dengan adanya penambahan 1 orang jumlah tenaga kerja akan mempengaruhi besarnya nilai
output yang diperoleh sebesar 0,000420.
Nilai R-sq=82,57% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 94,66% variabel
prediktor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil
olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:
H. Regression Analysis: nilai output versus jumlah tenaga kerja Analysis of Variance
Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value
Regression 1 11,870 11,8697 18,95 0,012
jumlah tenaga kerja 1 11,870 11,8697 18,95 0,012
Error 4 2,505 0,6264
Total 5 14,375
Model Summary
S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
0,791430 82,57% 78,21% 1,66%
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant -19,93 6,66 -2,99 0,040
jumlah tenaga kerja 0,000420 0,000096 4,35 0,012 1,00
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Lebih dari 68 persen UMKM berbentuk badan usaha PT/ Koperasi/Yayasan, terutama lapangan
usaha Jasa Keuangan dan Asuransi dan Industri Pengolahan. Sementara untuk UMKM lainnya
sebagian besar adalah perorangan yang umumnya bergerak di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Komunikasi dan Jasa Lainnya,
b. Program pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Provinsi Jawa Timur memberikan dampak bagi Koperasi dan UMKM yang
ditunjukkan dari adanya perkembangan jumlah tenaga kerja dimana terjadi kenaikan dengan rata-
rata 2,96 persen setiap tahun, adanya peningkatan sebesar 59,76 persen pada total nilai output/ nilai
produksi yang dihasilkan oleh UMKM selama kurun waktu 5 tahun, adanya investasi yang
dilakukan oleh Koperasi dan UMKM selama kurun waktu 5 tahun dengan nilai investasi tertinggi
pada Tahun 2015 yaitu sebesar Rp.19.240,02 milyar.
c. Dari sisi besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan Dinas Koperasi
dan UKM Jawa Timur mengalami pertumbuhan dengan rata-rata kenaikan pada setiap tahun
sebesar 9,89 persen. Dengan menggunakan analisis regresi linier diproyeksikan pada Tahun ke-6
(Tahun 2018) nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM binaan berdasar ADH berlaku mengalami
peningkatan yaitu menjadi Rp.7,94 trilyun dan berdasar ADH Konstan‘2000 adalah sebesar Rp.5,56
trilyun.
514
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan sebelumnya maka penelitian ini memiliki
saran sebagai berikut:
a. Perlu adanya fasilitasi dan pendampingan legalitas usaha bagi UMKM di Jawa Timur.
b. Perlu adanya pendampingan manajemen dan pembuatan laporan keuangan bagi UMKM karena
struktur tenaga kerja mereka disupport dari tenaga kerja keluarga yang belum dibayar secara
profesional.
c. Perlunya kerjasama antar lapangan usaha khusunya antara jasa keuangan dan indutri pengolahan
terutama dalam hal permodalan.
d. Perlunya manajemen bersama khususnya di lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dalam wadah koperasi sebagai wujud ekonomi
kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA
…… Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
…… Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.
Aminy, Aisyah. 2016. Evaluasi Model Pemberdayaan Koperasi Intako pada UMKM di Sentra Industri
Tas dan Koper Tanggulangin Sidoarjo sebagai Upaya Pencegahan Kemiskinan. Jurnal
Pengkajian Koperasi dan UMKM. Vol 10: 1-16.
Anonim. 2012a. Buku 3F Penyusunan Peranan PDRB UKM Jawa Timur Tahun 2011. Kerjasama
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan BPS Provinsi Jawa Timur.
Anonim. 2012b. Publikasi Pengukuran Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) 2009-2014. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2017. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa
Timur Kabupaten/ Kota menurut Lapanga Usaha. Surabaya: Bidang Nerwilis BPS Jatim
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2014. Pedoman Praktis Penghitungan Produk Domestik
Bruto Kabupaten/ Kota Tata Cara Penghitungan menurut Penggunaan. Jakarta: Direktorat
Neraca Pengeluaran BPS RI
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur. 2017. Rencana Kerja Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Sidoarjo
Malau, Natalia Artha. 2016. Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol.2. No.1 Januari 2016
Nirmalasari, Nur Indah. 2017. Analisis Pengaruh Ekonomi Kerakyatan terhadap PDRB di Jawa
Timur. Tugas Akhir: Departemen Statistika Bisnis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Soekarwo. 2018. Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim diklaim terus tumbuh
positif. http://surabaya.tribunnews.com/2018/06/22/kontribusi-umkm-terhadap-pertumbuhan-
ekonomi-jatim-diklaim-terus-tumbuh-positif. 20 September 2018. 10.32
Subandi. 2010. Kedudukan dan Kiprah Koperasi dalam mendukung Pemberdayaan UMKM. Jurnal
Pemberdayaan KUMKM. Vol 6.
Walpole, E.R. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.