analisis regresi pada nilai tambah koperasi dan … fileakan tetapi, koperasi dan umkm yang...

18
497 ANALISIS REGRESI PADA NILAI TAMBAH KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TIMUR DALAM MENGGERAKKAN EKONOMI KERAKYATAN Aisyah Aminy 1) , Setyowati 2), Ardi Kurniawan 2) 1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur Jl. Raya Bandara Juanda No.22 Sidoarjo [email protected] 2) Surabaya, [email protected] 3) Corresponding author: Departemen Statistika Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo, Surabaya [email protected] ABSTRAK Koperasi dan UMKM memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Berdasar data BPS Tahun 2014 diketahui bahwa kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jawa Timur adalah 54,98%. Akan tetapi, Koperasi dan UMKM yang merupakan wujud ekonomi kerakyatan dinilai belum mampu bersaing mandiri di era global dalam revolusi industri yang serba digital. Struktur piramida UMKM berdasar sensus UMKM Jawa Timur Tahun 2012 memperlihatkan bahwa lebih dari 90 persen UMKM termasuk dalam kategori mikro sehingga perlu adanya pembinaan melalui berbagai program pembangunan yang dapat meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM. Pengukuran nilai tambah Koperasi dan UMKM dilakukan terhadap 300 sampel K-UMKM binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di sepuluh Kab/ Kota di Jawa Timur dengan range data yang diambil adalah Tahun 2012 - 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil badan usaha K-UMKM, mengetahui dampak dari adanya program pemberdayaan baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, nilai produksi serta nilai investasi, dan mengetahui nilai tambah bruto pada K-UMKM. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari 68 persen UMKM berbentuk badan usaha PT/ Koperasi/ Yayasan. Program pemberdayaan yang dilakukan memberikan dampak bagi K-UMKM yang ditunjukkan dari adanya perkembangan jumlah tenaga kerja, perkembangan total nilai output/ nilai produksi, dan adanya investasi selama kurun waktu 2012- 2017. Dari sisi besaran nilai tambah mengalami pertumbuhan setiap tahun dengan rata-rata kenaikan 9,89 persen dan dengan menggunakan analisis regresi linear diproyeksikan pada Tahun 2018 juga mengalami kenaikan menjadi Rp.7,94 trilyun berdasar ADH berlaku dan Rp.5,56 trilyun berdasar ADH Konstan‘2000. Kata kunci: Koperasi, UMKM, Nilai Tambah, Output, Regresi. ABSTRACT Cooperative and MSMEs have been contributing in East Java‟s economic growth. Based on BPS data in 2014 was found that the contribution of Cooperative and MSME to the East Java GDP is about 54,98%. However, Cooperative and MSMEs as the form of Populist Economy are considered unable to compete independently in this global era as known as digital industrial revolution era. The pyramid structure of MSMEs based on sensus in 2012 shows that more than 90 percen of MSMEs are include in micro category. So, this condition need some controls in every sector through various development programs that could increase an added value of Cooperative and MSME. The measurement of an added value of Cooperative and MSME have been done in 300 sample of Cooperative and MSME assisted by Ministry of Cooperative and MSME of East Java Province, a micro and middle entrepreneur in 10 cities / districts in East Java with data range taken in 2012- 2017. This research was conducted to determine the profil business of Cooperative and MSMEs, know the impact of the empowerement programboth in terms of employment, production value, and

Upload: dangxuyen

Post on 27-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

497

ANALISIS REGRESI PADA NILAI TAMBAH KOPERASI DAN UMKM

DI JAWA TIMUR DALAM MENGGERAKKAN EKONOMI KERAKYATAN

Aisyah Aminy1)

, Setyowati2),

Ardi Kurniawan2)

1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur

Jl. Raya Bandara Juanda No.22 Sidoarjo

[email protected] 2) Surabaya, [email protected]

3) Corresponding author: Departemen Statistika Universitas Airlangga Surabaya

Kampus C Mulyorejo, Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Koperasi dan UMKM memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Berdasar data

BPS Tahun 2014 diketahui bahwa kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jawa Timur

adalah 54,98%. Akan tetapi, Koperasi dan UMKM yang merupakan wujud ekonomi kerakyatan dinilai

belum mampu bersaing mandiri di era global dalam revolusi industri yang serba digital. Struktur

piramida UMKM berdasar sensus UMKM Jawa Timur Tahun 2012 memperlihatkan bahwa lebih dari

90 persen UMKM termasuk dalam kategori mikro sehingga perlu adanya pembinaan melalui berbagai

program pembangunan yang dapat meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM. Pengukuran

nilai tambah Koperasi dan UMKM dilakukan terhadap 300 sampel K-UMKM binaan Dinas Koperasi,

Usaha Kecil dan Menengah di sepuluh Kab/ Kota di Jawa Timur dengan range data yang diambil

adalah Tahun 2012 - 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil badan usaha K-UMKM,

mengetahui dampak dari adanya program pemberdayaan baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, nilai

produksi serta nilai investasi, dan mengetahui nilai tambah bruto pada K-UMKM. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa lebih dari 68 persen UMKM berbentuk badan usaha PT/ Koperasi/ Yayasan.

Program pemberdayaan yang dilakukan memberikan dampak bagi K-UMKM yang ditunjukkan dari

adanya perkembangan jumlah tenaga kerja, perkembangan total nilai output/ nilai produksi, dan

adanya investasi selama kurun waktu 2012- 2017. Dari sisi besaran nilai tambah mengalami

pertumbuhan setiap tahun dengan rata-rata kenaikan 9,89 persen dan dengan menggunakan analisis

regresi linear diproyeksikan pada Tahun 2018 juga mengalami kenaikan menjadi Rp.7,94 trilyun

berdasar ADH berlaku dan Rp.5,56 trilyun berdasar ADH Konstan‘2000.

Kata kunci: Koperasi, UMKM, Nilai Tambah, Output, Regresi.

ABSTRACT

Cooperative and MSMEs have been contributing in East Java‟s economic growth. Based on

BPS data in 2014 was found that the contribution of Cooperative and MSME to the East Java GDP is

about 54,98%. However, Cooperative and MSMEs as the form of Populist Economy are considered

unable to compete independently in this global era as known as digital industrial revolution era. The

pyramid structure of MSMEs based on sensus in 2012 shows that more than 90 percen of MSMEs are

include in micro category. So, this condition need some controls in every sector through various

development programs that could increase an added value of Cooperative and MSME. The

measurement of an added value of Cooperative and MSME have been done in 300 sample of

Cooperative and MSME assisted by Ministry of Cooperative and MSME of East Java Province, a

micro and middle entrepreneur in 10 cities / districts in East Java with data range taken in 2012-

2017. This research was conducted to determine the profil business of Cooperative and MSMEs, know

the impact of the empowerement programboth in terms of employment, production value, and

498

investment value, and knowing the gross value added of Cooperative and MSMEs. From the results of

research is known that more than 68 percen of MSMEs are in the form of PT/ Cooperative/

Foundation, Empowerment programs carried out have an impact on K-UMKM as indicated by the

development of the number of workers, the development of total value of output / production value,

and the investment during 2012-2017 period. In terms of value added experience growth each year

with an average increase of 9.89 percent and by using linear regression analysis projected in 2018

also increased to Rp.7,94 trillion based on ADH valid and Rp. 5,56 trillion based on ADH

Konstan'2000.

Keywords: Cooperative, MSME, an added value, Output, Regresssion

PENDAHULUAN

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (K-UMKM) merupakan wujud kehidupan

ekonomi sebagian besar masyarakat yang memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Hal ini dapat dilihat dari peran UMKM dalam struktur ekonomi Jawa Timur yang terindikasi dari

kontribusi Nilai Tambah Bruto (NTB) UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Berdasar data BPS Tahun 2014 diketahui bahwa kontribusi UMKM (yang didalamnya terdapat unit

usaha Koperasi) terhadap PDRB JawaTimur adalah 54,98 persen.

Peranan koperasi dan UMKM yang begitu besar di Jawa Timur menunjukkan bahwa koperasi

dan UMKM merupakan wujud ekonomi kerakyatan Provinsi Jawa Timur. Dimana dalam kurun waktu

sepuluh tahun terakhir menunjukkan adanya pertumbuhan populasi UMKM sebagaimana yang

disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo saat memberikan sambutan dalam peluncuran PPh Final

UMKM 0,5 persen. Pada Tahun 2008 jumlah UMKM yang ada di Jawa Timur berdasarkan survei

BPS adalah sebanyak 4,2 juta jiwa kemudian pada Tahun 2012 berdasarkan sensus BPS Jatim

bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur didapat jumlah UMKM adalah 6,8 juta jiwa dan

perkembangan terakhir berdasarkan sensus ekonomi Tahun 2016 menunjukkan pertumbuhan yang

signifikan menjadi 9,59 juta jiwa yang terdiri dari 4,61 juta UMKM non pertanian dan 4,98 juta

UMKM pertanian. Data tersebut menunjukkan pesatnya pertumbuhan UMKM sekaligus besarnya

kontribusi UMKM sebagai sumber pendapatan utama masyarakat Jawa Timur yang juga berperan

penting terhadap penyerapan tenaga kerja.

Potensi Koperasi dan UMKM dalam menggerakkan ekonomi Jawa Timur harus terus dijaga

bahkan ditingkatkan. Hal ini karena Koperasi dan UMKM belum mampu bersaing mandiri di era

global dalam revolusi industri yang serba digital. Struktur piramida UMKM berdasar sensus UMKM

Jawa Timur Tahun 2012 memperlihatkan bahwa lebih dari 90 persen UMKM termasuk dalam kategori

mikro sehingga perlu adanya pembinaan melalui berbagai program pembangunan yang dapat

meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM.

Sebagai Lembaga Pemerintah yang menaungi koperasi dan UMKM, Dinas Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur berperan penting untuk mengembangkan usaha tersebut

melalui pembinaan terhadap Koperasi dan UMKM. Tahun 2017 jumlah unit usaha Koperasi dan

UMKM yang sudah dilakukan pembinaan sebanyak 4.628 unit usaha yang tersebar di seluruh Jawa

Timur, Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan berbagai program lanjutan yang dapat

meningkatkan nilai tambah Koperasi dan UMKM agar kedepan bisa bersaing di pasar global.

Berdasar pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 64 Tahun 2017 tentang Pedoman Kerja

dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Timur memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melakukan pemberdayaan

kepada Koperasi dan UMKM. Terdapat 6 (enam) program pembangunan yang dilakukan mulai Tahun

2012-2017 yaitu (1) Program penciptaan iklim usaha kecil dan menengah, (2) Program pengembangan

kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah, (3) Program, pengembangan

sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah, (4) Program peningkatan kualitas

kelembagaan, dan (5) Program pemberdayaan usaha skala mikro, dan peningkatan manajemen usaha

koperasi. Dimana tujuan dari adanya program tersebut adalah meningkatkan nilai tambah pada

Koperasi dan UMKM khususnya di sisi produksi (output).

499

Nilai tambah bruto pada koperasi dan UMKM merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan

program-program pembangunan pada Koperasi dan UMKM. Hal ini dilatarbelakangi oleh tulisan

Todaro dan Smith, 2008 yang menyatakan bahwa salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan

pembangunan yang dapat dijadikan tolak ukur secara makro ialah pertumbuhan ekonomi yang

dicerminkan dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah. Semakin

tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh

dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

mengukur perkembangan nilai tambah pada beberapa usaha UMKM yang telah dilakukan pembinaan.

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui profil badan usaha Koperasi dan

UMKM, (2) mengetahui dampak dari adanya program pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Jawa

Timur baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, nilai produksi serta nilai investasi, dan (3) mengetahui

nilai tambah bruto pada Koperasi dan UMKM.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Definisi UMKM dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar. UMKM di sektor industri pengolah-

an, kaidah pendefinisiannya mengikuti definisi BPS berdasarkan jumlah tenaga kerja. Sedangkan

yang nonindustri, pendefinisiannya mengikuti Undang-undang No.20 tahun 2008 tentang UMKM.

Untuk industri pengolahan, pengelompokannya sebagai berikut (Anonim, 2012a: 4):

1. Industri yang termasuk usaha mikro adalah industri/ usaha kerajinan rumah tangga yang

mempunyai pekerja antara 1 – 4 orang;

2. Industri yang termasuk usaha kecil adalah industri yang mempunyai pekerja 5 - 19 orang;

3. Industri yang termasuk usaha menengah adalah industri yang mempunyai pekerja 20 – 99 orang.

Sedangkan yang nonindustri, menurut Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM,

yang disebut UMKM adalah sebagai berikut:

1. Usaha mikro memiliki kekayaan paling banyak Rp.50.000.000,00 atau hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp.300.000.000,00;

2. Usaha kecil memiliki kekayaan bersih Rp.50.000.000,00 s.d Rp.500.000.000,00 atau hasil

penjualan tahunan Rp.300.000.000,00 s.d. Rp.2,5 miliar;

3. Usaha menengah memiliki kekayaan bersih Rp.500.000.000,00 s.d Rp.10 miliar atau hasil

penjualan tahunan Rp.2,5 miliar s.d Rp.50 miliar.

Tambunan dalam Aminy, 2016 menyebutkan UMKM sangat penting karena memiliki

karakteristik utama yang berbeda dengan usaha besar diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Jumlah perusahaan sangat banyak dan khususnya usaha mikro dan kecil tersebar di seluruh

pelosok pedesaan termasuk diwilayah yang terisolasi. Oleh karena itu usaha ini mempunyai

suatu signifikansi lokal yang khusus untuk ekonomi pedesaan.

b. Padat karya sehingga mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar.

Kegiatan-kegiatan nonpertanian dipedesaan bisa membatasi arus migrasi ke perkotaan sehingga

UMKM dipedesaan dapat memainkan peran yang krusial.

c. Kegiatan-kegiatan UMKM umumnya berbasis pertanian sehingga efektif untuk mendukung

pembangunan dan pertumbuhan produksi sektor pertanian.

d. Sumber daya alam dan tenaga kerja berpendidikan rendah yang melimpah.

e. Tingkat fleksibilitas yang tinggi

B. Koperasi

Menurut UU No.25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-orang yang berkumpul secara sukarela untuk mencapai kesejahteraan,

memodali bersama, dikontrol secara demokratis, orang-orang itu disebut pemilik dan pengguna

jasa koperasi yang bersangkutan. Subandi (2010: 6) menyebutkan bahwa nilai-nilai dalam koperasi

merupakan salah satu aspek penting yang membedakan koperasi dengan badan usaha ekonomi

lainnya, karena dalam nilai-nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak semua

dimiliki oleh badan usaha ekonomi lainnya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah prinsip menolong

500

diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance) dan kebersamaan (cooperation)

sehingga tercipta efek sinergis. Efek tersebut akan menjadi satu kekuatan yang ampuh bagi

koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya apabila para anggota koperasi

mengoptimalkan partisipasinya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pemakai.

C. Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat

dimana kegiatan usahanya dilakukan oleh mayoritas rakyat kebanyakan yang dengan secara

swadaya mengelola sumberdaya ekonomi yang dapat diusahakan dan dikuasainya. (Malau, 2016)

Koperasi dan UMKM merupakan kekuatan ekonomi kerakyatan yang tangguh. Hal ini

telah terbukti ketika terjadi krisis ekonomi 1998, UMKM mampu tetap eksis dari terpaan krisis

ekonomi yang melanda Indonesia dan dunia. Koperasi dan UMKM memiliki karakteristik yang

sesuai dengan kebutuhan perekonomian Indonesia, yaitu melibatkan banyak tenaga kerja, usaha

dan proses produksi hampir sepenuhnya dengan manual atau bantuan minimal teknologi mesin.

Dengan banyaknya orang yang terlibat dalam usaha tersebut, berarti sejalan dengan indikator

utama pemberdayaan yaitu melibatkan seluas-luasnya anggota masyarakat terlibat langsung dalam

pembangunan. Membangun UMKM berarti membangun ekonomi masyarakat banyak atau dengan

kata lain membangun ekonomi kerakyatan. Secara umum, UMKM memiliki karakteristik sebagai

usaha yang tergolong ekonomi lemah, baik dari aspek: pengetahuan, ketrampilan, teknologi yang

digunakan, permodalan, pemasaran, promosi dan juga kerjasama yang masih rendah. Kelompok

UMKM ini sulit bersaing dengan perusahaan besar sehingga perlu diberdayakan agar mampu

bersaing dan mandiri.

D. Analisis Regresi Linier

Analisis Regresik linier merupakan metode yang digunakan untuk mencari pola hubungan

fungsional antara satu variabel bebas (independen/ prediktor/ x) dengan satu variabel tak bebas

(dependen/ respons/ y). Secara kuantitatif hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas

dapat dimodelkan dalam suatu model matematik. Model analisis regresi linier y terhadap x adalah :

iii xy

dengan yi = variabel respon ke-i; xi = variabel prediktor ke-iI; = parameter intersep

= parameter slope (kemiringan); i = error ke-i

dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) persamaan regresi diatas dapat diduga

dengan :

ii bxay ˆ

dengan

xbya

S

S

xnx

yxnyx

xx

yyxx

bxx

xy

n

i

i

n

i

ii

n

i

i

n

i

ii

2

1

2

1

2

1

1

)(

))((

E. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kesesuaian model dan besarnya variasi nilai Y yang dapat dijelaskan

oleh model regresi digunakan nilai koefisien determinasi dengan rumus sbb:

n

i

i

n

i

i

yy

yy

R

1

2

1

2

2

)(

)ˆ( dengan 0 R2 1

Untuk analisis regresi linier :

R2 = r

2

501

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah

wawancara langsung antara pencacah dengan responden, atau pengisian kuesioner oleh responden

yang berisi sejumlah pertanyaan kuantitatif dan kualitatif mengenai profil K-UMKM, tenaga kerja K-

UMKM, nilai produksi (output) dan biaya operasional, serta investasi K-UMKM. Penelitian ini

berupaya melihat nilai produktivitas K-UMKM yang dicirikan dari adanya nilai produksi yang

meningkat, serta pertumbuhan investasi K-UMKM.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pengisian kuesioner

kepada 300 orang responden dari beberapa kategori/ sektor dengan menggunakan teknik multistage

random sampling dengan basis pada kategori lapangan usaha. Dimana dari 17 (tujuh belas) kategori

lapangan usaha yang ada pada data K-UKM binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Provinsi Jawa Timur hanya terdapat 7 (tujuh) kategori lapangan usaha yang sebagian besar

mendapatkan bimbingan dan pembinaan untuk pengembangan usaha kedepan, diantaranya kategori A:

pertanian, kehutanan, dan perikanan; kategori C: industri pengolahan; kategori G: perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; kategori i: penyediaan akomodasi dan makan minum;

kategori j: informasi dan komunikasi; kategori K: jasa keuangan dan asuransi; dan kategori T: jasa

pelayanan yang melayani rumah tangga. Sampling yang menjadi lokus penelitian adalah di Kota

Surabaya, Kab/ Kota Blitar, Kab/ Kota Probolinggo, Kab. Madiun, Kab. Pasuruan, Kota Malang, Kab.

Bojonegoro, Kab. Sumenep, Kab. Jember, dan Kab. Nganjuk.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis output

berdasarkan harga berlaku dan harga konstan 2000. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari

perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output tenaga kerja. NTB atas

dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk

memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana

deflatornya adalah IHK Umum dari BPS Provinsi Jawa Timur. Analisis regresi linier dilakukan untuk

memproyeksikan besarnya output pada n+1 dan untuk mengetahui hubungan antara tenaga kerja dan

besaran nilai produksi (output).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagian besar unit usaha koperasi dan UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Timur berbadan hukum. Terutama unit usaha simpan pinjam yang rata-rata

memiliki badan hukum sesuai dengan pendiriannya yaitu Koperasi sebanyak 68,90 persen, sementara

untuk unit usaha lainnya rata-rata masih bersifat perorangan, hanya sebagian kecil yang sudah

menunjukan geliat usaha dengan perijinan resmi dalam bentuk badan hukum CV/UD sebesar 4,68

persen. Jika dilihat dari struktur tenaga kerja pada masing-masing lapangan usaha maka mempunyai

pola struktur tenaga kerja yang berbeda antara lapangan usaha satu dengan yang lainnya berkaitan

jenis usaha yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh sifat dan kompleksitas proses produksi di masing-

masing lapangan usaha yang berbeda antara satu dengan lainnya. Jumlah tenaga kerja juga

menentukan produktifitas usaha, sehingga kemampuan unit usaha dalam meningkatkan produksi juga

tergantung jumlah tenaga kerja dan besaran upah yang diterima. Berikut adalah Grafik perkembangan

jumlah tenaga kerja yang terserap tahun 2012 – 2017:

502

Gambar 1 Grafik Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap oleh Unit Usaha Koperasi dan

UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2012 – 2017

Dari Gambar 1 terlihat bahwa selama kurun waktu 2012 -2017 telah terjadi kenaikan

penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Penyerapan tenaga kerja ini memiliki peran positif dalam

program mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Timur. Selama tahun 2012-2017 rata-rata terjadi

kenaikan tenaga kerja sebesar 2,96 persen setiap tahun, dengan penambahan tenaga kerja tertinggi

terjadi pada tahun 2017 dengan kenaikan sebesar 7,13 persen, sedangkan kenaikan terendah terjadi

pada tahun 2014 sebesar 1,23 persen.

Jika diperhatikan kenaikan tenaga kerja menurut katagori lapangan usaha (Gambar 2) nampak,

lapangan usaha yang rata-rata mengalami kenaikan tenaga kerja tertinggi selama tahun 2012 - 2017

adalah lapangan usaha industri pengolahan, dengan rata-rata kenaikan tenaga kerja sebesar 16,22

persen/tahun, atau terjadi penambahan rata-rata sebanyak 1.792 orang setiap tahun. Sementara untuk

lapangan usaha yang mengalami rata-rata kenaikan terendah adalah lapangan usaha komunikasi

dengan angka minus 4 persen. Hal ini disebabkan pertama: Jumlah unit usaha yang mendaftarkan diri

dan dibina oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur sangat rendah,

kedua: Ketidaktahuan pelaku usaha UMKM katagori lapangan usaha komunikasi, terutama Usaha Jual

Pulsa, Usaha Internet, dan Usaha Warnet, tentang adanya pembinaan usaha yang juga dilakukan untuk

semua lapangan usaha oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur.

65371,36566519,869

67338,770

69036,846

70531,597

75559,237

1,756891,23106

2,52169

2,16515

7,12821

0

1

2

3

4

5

6

7

8

60000,0

62000,0

64000,0

66000,0

68000,0

70000,0

72000,0

74000,0

76000,0

78000,0

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ken

aika

n T

enag

a K

erja

(%

)

Jum

lah

Ten

aga

Ker

ja (

Ora

ng)

Jumlah Tenaga Kerja Kenaikan Jumlah Tenaga Kerja

503

Gambar 2. Grafik Persentase Kenaikan Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap oleh Unit Usaha

Koperasi dan UMKM Binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Provinsi Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017

(Persen)

Sedikit berbeda jika dilihat dari sisi besaran tenaga kerja yang terserap menurut lapangan

usaha koperasi dan UMKM binaan selama tahun 2012 – 2017, nampak penyerapan terbesar terjadi

pada kategori lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, karena kategori lapangan usaha ini,

khususnya unit usaha koperasi simpan pinjam menjadi target utama dalam pembinaan Dinas Koperasi,

Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur.

Tabel 1. Persentase Tenaga Kerja Pada Unit Koperasi dan UMKM Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2012 -2017 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. A Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 0,204 0,200 0,223 0,241 0,260 0,254

2. C Industri Pengolahan 12,501 12,900 13,765 15,732 16,862 22,258

3. G

Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

0,462 0,505 0,509 0,428 0,533 0,480

4. I

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minumm

0,088 0,086 0,085 0,075 0,090 0,076

5. J Informasi dan

Komunikasi 0,004 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003

6. K Jasa Keuangan dan

Asuransi 86,707 86,272 85,382 83,487 82,219 76,898

7. T Jasa Lainnya 0,034 0,034 0,033 0,033 0,033 0,032

Total 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Unit usaha koperasi simpan pinjam sepenuhnya dibawah naungan Dinas Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah, baik dari sisi perijinan maupun pelayanan lainnya yang terkait dalam

pengembangan unit usaha ini. Namun demikian Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi

,000

12,500011,11111

10,000

4,545455,000 8,02005

17,16937

9,50495

41,41049

11,11111

2,000

-13,72549

27,27273

-3,57143,000 ,000

-9,09091

21,87500

-8,83191

- - -

-20,00

-1,24611 ,18716 ,24620 ,61374 ,19455- -0,38 2,70 2,63 2,56

-30,00

-20,00

-10,00

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

2013 2014 2015 2016 2017

Pertan, Kehutanan, & Perikanan Industri PengolahanPerdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan Makan MinummInformasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan AsuransiJasa Lainnya

504

Jawa Timur juga tetap membuka pintu pelayanan bagi UMKM khususnya yang membutuhkan

pembinaan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Pada Tabel 1

nampak dari total tenaga kerja yang terserap pada usaha koperasi dan UMKM binaan, 86,71 persen

(tahun 2012) adalah jasa keuangan dan asuransi. Namun seiring dengan berkembangnya unit usaha

lainnya, terutama katagori lapangan usaha industri pengolahan, maka pada tahun 2017 persentase

jumlah tenaga kerja yang terserap pada katagori lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi hanya

menjadi sebesar 76,90 persen, atau menurun sebesar 9,81 persen. Seperti penjelasan sebeumnya,

katagori lapangan usaha industri pengolahan yang mempunyai peran kedua dalam penyerapan tenaga

kerja, nampak mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Pada

tahun 2012 jumlah tenaga yang terserap pada unit lapangan usaha industri pengolahan sebesar 12,50

persen, selanjutnya pada tahun 2017 meningkat menjadi sebesar 22,26 persen, atau mengalami

kenaikan penyerapan sebesar 9,76 persen. Sementara untuk katagori lainnya persentase jumlah tenaga

yang terserap rata-rata masih dibawah 1 persen.

A. Nilai Output/ Nilai Produksi

UMKM merupakan kegiatan usaha yang disinyalir mampu memperluas lapangan kerja dan

memberikan pelayanan ekonomi yang lebih mudah kepada masyarakat, disamping itu UMKM juga

dapat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Secara individu UMKM

terlihat sangat kecil dan masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranan yang optimal

dalam perekonomian Jawa Timur. Hal ini disebabkan berbagai permasalahan yang sangat

kompleks baik masalah internal maupun eksternal yang meliputi aspek usaha terutama keterkaitan

dengan permodalan dan pasar. Namun demikian jika seluruh unit usaha yang berskala UMKM

mendapatkan kesempatan dan binaan yang sama oleh berbagai instansi terkait, kemungkinan

peranan UMKM akan jauh lebih optimal, karena unit usaha ini disinyalir mampu bertahan saat

terjadi krisis ekonomi maupun dampak melemahnya ekonomi global.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2012 -2017) terakhir meski kecil, tapi perkembangan nilai

produksi UMKM binaan menunjukan angka yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 total nilai

output/ nilai produksi yang dihasilkan oleh seluruh UMKM binaan sebesar Rp.6.948,46 milyar.

Angka ini terus meningkat dan hingga pada tahun 2017 total nilai output/ nilai produksi yang

dihasilkan oleh UMKM binaan sudah menembus angka Rp.11,10 trilyun, atau dalam 5 tahun

mengalami peningkatan sebesar 59,76 persen. Berikut adalah gambar perkembangan nilai ouput

yang dihasilkan oleh seluruh UMKM Binaan selama tahun 2012 – 2017:

Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 3. Perkembangan Total Nilai Output/ Nilai Produksi Koperasi dan UMKM Binaan Dinas

Koperasi, Usaha Kecil dan MenengahTahun 2012 – 2017.

6948,463967339,74414

8597,26006

9791,6856510489,47459

11100,90686

5,63118

17,13297

13,89310

7,126345,82901

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

,000

2000,000

4000,000

6000,000

8000,000

10000,000

12000,000

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ken

aika

n O

utp

ut

(%)

Tota

l Nia

i Ou

tpu

t/N

ilai P

rod

uks

i (M

ilyar

)

Total Output/Nilai Produksi Kenaikan Output/Nilai Produksi

505

Jika ditinjau dari output/nilai produksi masing-masing katagori lapangan usaha (Tabel 2),

nampak output/ nilai produksi tertinggi dihasilkan oleh UMKM binaan Dinas Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur adalah katagori lapangan usaha Jasa Keuangan dan

Asuransi. Pada tahun 2012 nilai output/ nilai produksi yang dihasilkan oleh lapangan usaha Jasa

Keuangan dan Asuransi mencapai angka sebesar Rp. 6.385,99 milyar, selanjutnya pada tahun 2015

meningkat menjadi sebesar Rp. 9.081,86 milyar, atau naik sebesar 42,22 persen terhadap tahun

2012. Tentunya kenaikan ini menggambarkan geliat usaha kelompok UMKM yang sangat positif

khususnya untuk lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, terutama untuk kegiatan usaha

simpan pinjam. Pada tahun 2017 nampak output lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi terus

berkembangan dengan naik sebesar 11,65 persen, atau menjadi sebesar Rp.10.140,04 milyar.

Tabel 2. Perkembangan Nilai Output/ Nilai Produksi K-UMKM Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012 -2017 (Milyar) No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. A Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 1,61 1,85 2,03 2,25 2,41 2,87

2. C Industri Pengolahan 546,89 586,23 633,14 683,49 791,78 924,51

3. G

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil

& Sepeda Motor

11,25 11,73 20,27 20,77 24,86 29,30

4. I Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minumm 1,71 1,84 1,88 2,07 2,35 2,71

5. J Informasi dan

Komunikasi 0,08 0,08 0,10 0,11 0,11 0,12

6. K Jasa Keuangan dan

Asuransi 6.385,99 6.736,98 7.938,81 9.081,86 9.666,78 10.140,04

7. T Jasa Lainnya 0,94 1,02 1,03 1,13 1,18 1,36

Rata-rata 992,64 1.048,53 1.228,18 1.398,81 1.498,50 1.585,84

Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Sumber : Hasil Pengolahan Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 4. Grafik Persentase PerkembanganRata-Rata Output/Nilai Produksi Unit Usaha Koperasi

dan UMKM Menurut Lapangan UsahaTahun 2012 -2017

(persen)

14

,85

25

,57 39

,58 49

,02

77

,62

7,1

9 15

,77

24

,98

44

,78

69

,05

4,3

2

80

,24

84

,65

12

1,0

6

16

0,5

0

7,4

5

9,7

5 21

,06 3

7,7

3

58

,45

9,1

3

28

,28

35

,22 43

,96

50

,64

5,5

0

24

,32 4

2,2

2 51

,37

58

,79

9,4

7

9,7

4 21

,27

26

,50

45

,52

-5

5

15

25

35

45

55

65

75

85

95

105

115

125

135

145

155

165

2013 2014 2015 2016 2017

Pertan, Kehutanan, & Perikanan Industri PengolahanPerdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor Penyediaan Akomodasi dan Makan MinummInformasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan AsuransiJasa Lainnya

506

Mengamati perkembangan besaran usaha kelompok UMKM menurut lapangan usaha

(Gambar 4) memang cukup menarik, dimana dari sisi besaran output dan serapan tenaga kerja,

posisi tertinggi ditempati oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dan lapangan usaha

industri pengolahan, tetapi jika dicermati dari sisi perkembangan outputnya nampak lapangan

usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan motor memberikan sinyal yang cukup

menggembirakan, artinya perkembangan lapangan usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi

mobil dan motor ini memiliki prospek yang sangat baik jika dibandingkan dengan lapangan usaha

lainnya. Selama 5 tahun terakhir (2012-2017) output lapangan usaha ini meningkat sebesar 160,50

persen terhadap tahun 2012, sementara lapangan usaha lainnya rata – rata perkembangan masih

dibawah 70 persen, kecuali lapangan usaha pertanian yang mengalami perkembangan sebesar

77,62 persen.

B. Nilai Investasi Koperasi dan UMKM

Investasi/ pembentukan modal bisa diartikan sebagai pengeluaran perusahaan/ usaha untuk

membeli barang modal dengan tujuan menambah kemampuan dan kapasitas produksi barang dan

jasa. Jenis investasi yang dilakukan bisa bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan perusahaan/

usaha dalam mendukung pengembangan usaha masing-masing. Tentunya pengadaan barang modal

atau investasi bisa disebabkan karena perusahaan/ usaha mendapatkan keuntungan/ laba yang lebih

sehingga dibutuhkan investasi untuk mendukung peningkatan produksi barang dan jasa.

Pengadaan/ pembelian barang modal/ investasi yang dilakukan oleh seluruh UMKM

biasanya masih tergolong sangat kecil, karena disesuaikan dengan besaran modal usaha yang

dimiliki oleh masing-masing perusahaan/usaha UMKM. Semakin tinggi output yang didapat

tentunya akan semakin tinggi pula nilai pengadaan barang modal, demikian juga sebaliknya. Rata-

rata unit usaha Kopersai UMKM binaan khususnya UMKM rata-rata masih berskala sangat mikro,

sehingga rata-rata modal yang ditanam juga masih tergolong rendah. Namun demikian dengan

melihat geliat usaha UMKM setelah mendapatkan bimbingan dan pembinaan oleh Dinas Koperasi,

UKM Provinsi Jawa Timur, ternyata mampu mendorong para pelaku UMKM ikut berinvestasi

dalam pengembangan usahanya.

Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 5. Perkembangan Investasi Usaha Koperasi dan UMKM Binaan

Tahun 2012 – 2017

10015,623

11916,935

14543,872

19240,017

16724,587

14587,946

18,98346

22,04373

32,28951

-13,07395 -12,77545

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

,0

5000,0

10000,0

15000,0

20000,0

25000,0

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ken

aika

n In

vest

asi (

%)

Nila

i In

vest

asi (

Mily

ar)

Nilai Investasi Kenaikan Nilai Investasi

507

Dalam periode tahun 2012 - 2017 rata-rata penanaman modal/ investasi Koperasi dan

UMKM tercatat tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu mencapai Rp. 19.240,02 milyar. Investasi

ini terjadi sebagian besar dilakukan oleh unit usaha Koperasi yang mencapai angka sebesar Rp.

18.172,40 milyar atau menyumbang sebesar 94,45 persen (tabel 3) terhadap total investasi

Koperasi dan UMKM binaan, sementara untuk unit usaha UMKM lainnya rata-rata nilai

investasinya masih di bawah 1 trilyun, kecuali unit UMKM industri pengolahan. Investasi tertinggi

yang dilakukan oleh UMKM industri pengolahan terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp.

1.362,09 milyar, atau sebesar 11,48 persen terhadap total investasi Koperasi dan UMKM.

Sedangkan investasi terendah dilakukan oleh usaha UMKM informasi dan komunikasi dengan nilai

tertinggi sebesar Rp. 67 juta yang terjadi pada tahun 2012. Sementara untuk usaha UMKM

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum selama tahun 2012 – 2017 belum melakukan investasi.

Hal ini disebabkan rata-rata UMKM kelompok Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang

mendapatkan pembinaan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini hanya unit usaha

penyediaan makanan dan minuman saja, dan diduga rata-rata belum memiliki tempat tetap, atau

hanya berusaha didalam bangunan yang menjadi satu dengan tempat tinggal pemilik.

Secara total kontribusi investasi yang dilakukan oleh Koperasi dan UMKM binaan Dinas

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jawa Timur terhadap total investasi/pembentukan modal

tetap bruto (PMTB) Jawa Timur dari tahun ke tahun nampak terus meningkat. Pada tahun 2012

investasi yang ditanam Koperasi dan UMKM binaan berkontribusi pada investasi Jawa Timur

sebesar 2,90 persen terhadap total investasi/PMTB Jawa Timur. Selanjutnya pada tahun 2013 -

2015 kontribusinya meningkat masing-masing menjadi sebesar 3,13 persen, 3,44 persen dan 4,14

persen. Sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 kontribusinya sedikit menurun menjadi sebesar 3,23

persen dan 2,57 persen. Tentunya angka ini menjadi nilai tersendiri, karena dengan jumlah

Koperasi dan UMKM binaan sebanyak 4.628 unit usaha, ternyata mampu berkontribusi terhadap

investasi/PMTB Jawa Timur rata-rata sebesar 3,24 persen.

Tabel 3. Persentase Penanaman Modal/Investasi Unit Usaha Koperasi dan UMKM

Binaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. A Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan - - - - 0,003 0,004

2. C Industri Pengolahan 11,479 8,285 7,761 5,507 8,144 6,953

3. G

Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

0,405 0,257 0,040 0,038 0,051 0,050

4. I

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minumm

- - - - - -

5. J Informasi dan

Komunikasi 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

6. K Jasa Keuangan dan

Asuransi 88,112 91,455 92,195 94,451 91,795 92,982

7. T Jasa Lainnya 0,003 0,003 0,005 0,004 0,007 0,012

Rata-Rata 100 100 100 100 100 100

Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 4.15 nampak persentase perkembangan investasi unit usaha Koperasi dan UMKM

menurut lapangan usaha yang hampir semua mengalami kenaikan, tetapi kenaikannya saling

berpotongan seperti gergaji, hal ini dapat dipahami karena tidak semua usaha Koperasi dan UMKM

melakukan investasi besar-besaran setiap tahun, tergantung pada ketersediaan modal usaha dan

508

kebutuhan barang modal Koperasi dan UMKM binaan. Namun demikian besaran nilai investasi

yang telah ditanam oleh usaha Koperasi dan UMKM binaan selama tahun 2012 - 2017 masih

menunjukan adanya penambahan investasi, dan belum nampak ada lapangan usaha yang

melakukan pengurangan/penjualan barang-barang modal.

Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 6. Grafik Perkembangan investasi Koperasi dan UMKM Binaan Menurut

Lapangan Usaha selama Tahun 2012 – 2017 (Persen)

Sepanjang Tahun 2012 – 2017, penanaman investasi yang paling signifikan adalah terjadi

pada Tahun 2014. Hampir semua lapangan usaha kelompok Koperasi dan UMKM binaan pada

tahun tersebut melakukan pengadaan barang modal cukup besar dibandingkan dengan tahun

sebelumnya (2013), terutama lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sehingga mendorong

kenaikan total investasi hingga mencapai angka 22,04 persen. Secara keseluruhan investasi yang

dilakukan oleh lapangan usaha Koperasi dan UMKM adalah yang tertinggi, baik dari sisi nilai

investasi maupun dari sisi penambahannya. Jika dilihat dari besaran persentase kenaikannya adalah

terjadi pada lapangan usaha Jasa lainnya, Informasi dan komunikasi serta Jasa Keuangan dan

Asuransi yang masing-masing menambah investasi sebesar 89,83 persen, 38,89 persen dan 23,03

persen (tahun 2014). Sedangkan lapangan usaha lainnya mengalami pertumbuhan tetapi tidak

besar, sementara lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2012 – 2015

belum mengadakan pembelian barang modal.

Pengadaan/pembelian barang modal terendah selama tahun 2012 – 2017 terjadi pada

lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan lapangan usaha Jasa Lainnya. Terutama

lapangan usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang baru melakukan investasi pada tahun

2016 – 2017 dengan nilai sebesar Rp. 45,00 juta dan Rp. 53,75 juta atau naik sebesar 19,44 persen

pada tahun 2017. Sedangkan penanaman modal yang dilakukan oleh lapangan usaha Jasa lainnya

pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 34,80 juta dan 35,40, atau naik sebesar

1,72 persen, selanjutnya pada tahun 2014 – 2017 masing-masing sebesar Rp. 67,20 juta, Rp. 75,60

juta, Rp. 114,60 juta, dan 168,30 juta, atau naik masing-masing sebesar 89,83 persen, 12,50

persen, 51,59 persen dan 46,86 persen.

Lapangan usaha yang juga berpengaruh pada perkembangan investasi pada kelompok

koperasi dan UMKM binaan ini adalah lapangan usaha Industri Pengolahan, dimana pada tahun

2013 nilai investasi pada usaha ini mengalami penurunan sebesar 14,12 persen, kemudian pada

tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 14,32 persen, akan tetapi pada tahun 2015 nilai investasi

pada lapangan usaha ini mengalami penurunan kembali sebesar 6,13 persen. Pada tahun 2016 nilai

investasi yang ditanamkan kembali meningkat sebesar 28,56 persen, menurun kembali tahun 2017

19,44

-14,12121

14,31546

-6,13112

28,55903

-25,53913-24,57106

-81,12335

26,7741917,28748

-15,76830

-73,13433

38,88889

21,6000

-7,89474

32,1428623,49795 23,03128

35,52705

-15,51869

-11,646831,72414

89,83051

12,5000

51,58730

46,85864

18,98346 22,04373

32,28951

-13,07395 -12,77545

-100

-50

0

50

100

2013 2014 2015 2016 2017

Pertan, Kehutanan, & Perikanan

Industri Pengolahan

Perdag Besar & Eceran; Rep Mobil & Sepeda Motor

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Jasa Lainnya

Rata-rata

509

sebesar -25,54 persen. Kondisi bisa menunjukkan persaingan pasar yang tidak kondusif, karena

produk industri pengolahan pada umumnya masih sangat bergantung pada kondisi internal maupun

ekternal.

Faktor yang mempengaruhi penurunan investasi pada Tahun 2017 adalah adanya

penurunan investasi di lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi, karena lapngan usaha ini

memiliki share tertinggi, dan yang kedua adalah lapangan usaha Industri Pengolahan. Kedua

lapangan usaha tersebut memberikan andil besar terhadap penurunan total investasi UMKM binaan

pada tahun 2017 yaitu sebesar -12,78 persen. Diperkirakan penurunan yang terjadi, khususnya di

unit usaha Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah, yang

sudah mengalami penambahan investasi besar-besaran di tahun 2012 – 2015.

Sedangkan untuk 6 (enam) kategori lainnya memiliki perkembangan investasi dibawah

rata- rata bahkan ada satu lapangan usaha yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum yang

tidak memiliki investasi sama sekali (0). Akan tetapi, ada juga lapangan usaha yang pekembangan

investasinya meningkat di tiga tahun terakhir yaitu perdagangan besar, dan eceran; informasi dan

komunikasi serta jasa lainnya. Ketiga lapangan usaha tersebut sangat potensial untuk terus

ditingkatkan dalam rangka mendorong pertumbuhan PDRB Jawa Timur dari UMKM.

C. Nilai Tambah Bruto K-UMKM

Menurut Konsep, Nilai tambah bruto Bruto (NTB) atau Produk Domestik Bruto (PDB),

atau jika di tingkat regional menjadi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari

komponen upah dan gaji pegawai, sewa tanah, biaya bunga, keuntungan, penyusutan dan pajak tak

langsung. NTB dapat diperoleh dengan cara mengurangkan biaya antara atau biaya-biaya yang

habis dalam proses produksi selama satu tahun terhadap output/nilai produksi yang dihasilkan

selama satu tahun.

Dari hasil penelitian ini diperoleh besaran nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM binaan

Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur cukup menggembirakan, meskipun masih terlihat

sangat rendah jika dibandingkan dengan total nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh

UMKM di Jawa Timur, angka nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan ini

patut diapresiasi. Data terakhir pada tahun 2012 tercatat nilai PDRB yang dihasilkan oleh seluruh

UMKM Jawa Timur atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 545.765,74 milyar (Anonim, 2012b).

Sedangkan hasil penelitian ini diperoleh nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan

UMKM binaan pada tahun yang sama adalah sebesar Rp. 4.887,78 milyar, artinya pada tahun

2012 peran Koperasi dan UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur adalah sebesar

0,90 persen terhadap total nilai PDRB UKM Jawa Timur.

Jika dibandingkan dengan jumlah UMKM keseluruhan di Jawa Timur selama tahun 2012

adalah sebanyak 6.825.931 usaha dengan jumlah unit usaha Koperasi dan UMKM yang dibina oleh

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur pada tahun yang sama hanya sebesar 4.628 usaha.

Maka bisa diartikan perbandingan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM

binaan jauh lebih besar (0,90 persen) dibandingkan dengan prosentase jumlah usahanya, sementara

perbandingan jumlah usaha Koperasi dan UMKM binaan terhadap total seluruh UMK Jawa Timur

hanya sebesar 0,07 persen.

Gambar 7 terlihat perkembangan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan

UMKM binaan cukup signifikan, meskipun nampak sedikit mengalami pasang surut. Pada tahun

2012 total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh seluruh koperasi dan

UMKM binaan mencapai angka sebesar Rp. 4,89 trilyun, selanjutnya meningkat menjadi sebesar

Rp. 5,16 trilyun pada tahun 2013. Angka nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku ini terus

meningkat hingga tahun 2017 menjadi sebesar Rp. 7,79 trilyun, atau rata - rata setiap tahun

meningkat sebesar 9,89 opersen. Sementara jika dilihat dari besaran nilai tambah bruto atas dasar

harga konstan‘2000 adalah sebagai berikut: Pada tahun 2012 total capaian nilai tambah bruto

Koperassi dan UMKM sebesar Rp 4,28 trilyun, tumbuh sedikit (0,71 persen), atau menjadi sebesar

Rp. 4,31 trilyun pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015 mulai nampak menggeliat

dengan tumbuh masing-masing sebesar 11,02 persen dan 8,47 persen, atau menjadi sebesar Rp.

4,78 trilyun dan Rp. 5,19 trilyun. Pertumbuhan ini sebagian besar dimotori oleh lapangan usaha

510

Jasa Keuangan dan koperasi yang didalamnya adalah unit usaha koperasi simpan pinjam. Sesuai

dengan Icon Koperasi yang bernaung pada Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, maka unit

lapangan usaha ini pada tahun 2014 – 2015 telah memberikan sumber pertumbuhan yang cukup

besar terhadap total pertumbuhan Koperasi dan UMKM Binaan, yaitu masing – masing sebesar

sebesar 10,70 persen dan 8,37 persen. Selanjutnya pada tahun 2016 – 2017 total pertumbuhan

Koperasi dan UMKM binaan mulai sedikit melambat dengan hanya tumbuh masing-masing

sebesar 2,97 persen dan 1,30 persen, atau masing-masing menjadi sebesar Rp. 5,34 trilyun dan Rp.

5,41 trilyun, dengan masing-masing sumber pertumbuhan sebesar 2,44 persen dan 0,67 persen.

Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 7. Total Nilai Tambah Bruto K-UMKM Tahun 2012 - 2017

D. Nilai Tambah Bruto K-UMKM Menurut Lapangan Usaha

Jika dilihat dari pertumbuhan nilai tambahnya secara total (gambar 7), terlihat setiap tahun

total nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM mengalami pertumbuhan, meskipun

nampak terjadi sedikit perlambatan di tahun-tahun tertentu. Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja

Koperasi dan UMKM masih cukup kuat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang belum benar-

benar kondusif ini, terutama untuk beberapa lapangan usaha yang selama tahun 2012 - 2017

pertumbuhannya cukup stabil. Tetapi jika dilihat pertumbuhan masing-masing lapangan usaha

(gambar 8), nampak hampir semua lapangan usaha mempunyai pola pertumbuhan yang sama,

terutama untuk lapangan usaha yang berkontribusi rendah, kecuali lapangan usaha Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor, yang sedikit berbeda. Sementara untuk lapangan

usaha yang berkontribusi cukup tinggi nampaknya progresnya terus meningkat, terutama untuk

lapangan usaha Jasa Keuangan dan Koperasi dan lapangan usaha Industri Pengolahan. Kondisi ini

dimungkinkan oleh kendala kuatnya persaingan pasar yang kurang mendukung usaha mikro.

Berikut adalah gambar Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto Koperasi dan UMKM Binaan Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2017:

4887,779 5160,152

6062,516

6917,0867390,472

7792,736

4276,120 4306,4904780,857

5185,726 5339,788 5409,212

,71024

11,01516

8,46855

2,97088

1,30011

0

2

4

6

8

10

12

,0

1000,0

2000,0

3000,0

4000,0

5000,0

6000,0

7000,0

8000,0

9000,0

2012 2013 2014 2015 2016 2017

ADH Berlaku ADH Konstan' 2000 Pertumbuhan

Milyar persen

511

Sumber : Survei Kegiatan Perhitungan Nilai Tambah K-UMKM, 2018

Gambar 8. Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto Menurut Lapangan Usaha (Persen)

E. Proyeksi pada n+1 dengan metode analisis regresi

Dari hasil pembahasan sebelumnya diketahui bahwa terjadi perkembangan nilai tambah

bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan mulai Tahun 2012 – 2017 seperti pada

tabel dibawah ini:

Tabel 6. Perkembangan Nilai Tambah Bruto Koperasi dan UMKM binaan

Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur (trilyun)

Uraian 2012

(Tahun

ke-1)

2013

(Tahun

ke-2)

2014

(Tahun

ke-3)

2015

(Tahun

ke-4)

2016

(Tahun

ke-5)

2017

(Tahun

ke-5)

2018

(Tahun

ke-6)

Berdasar ADH

berlaku

4,89 5,16 6,06 6,92 7,39 7,79 Y1

Berdasar ADH

Konstan‘ 2000

4,28 4,31 4,78 5,29 5,34 5,41 Y2

Dengan menggunakan bantuan software minitab didapat model regresi sebagai berikut:

Y1 = 4,163 + 0,6300 x

dengan x=tahun ke-

sehingga pada Tahun ke-6 (Tahun 2018) diproyeksikan nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM

binaan berdasar ADH berlaku adalah sebesar Rp.7,94 trilyun.

Nilai R-sq=97,69% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 94,66% variabel

prediktor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil

olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:

F. Regression Analysis: Y1 versus x Analysis of Variance

Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value

Regression 1 6,9458 6,94575 169,27 0,000

x 1 6,9458 6,94575 169,27 0,000

Error 4 0,1641 0,04103

Total 5 7,1099

7,03008

,95312 3,10929 1,79270

16,75921

4,25465 3,93913 2,43021

11,79886 12,92654

-,12194

66,47489

-3,07662

12,8655213,89323

9,17288

17,70012

1,75671 3,68290 2,51901,54023

11,259888,78684

2,55813,70284

-10,0

,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

2013 2014 2015 2016 2017

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda MotorPenyediaan Akomodasi dan Makan Minumm

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

512

Model Summary

S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)

0,202567 97,69% 97,11% 94,66%

Coefficients

Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF

Constant 4,163 0,189 22,08 0,000

x 0,6300 0,0484 13,01 0,000 1,00

Permodelan yang kedua adalah untuk memproyeksikan besarnya nilai tambah berdasar pada ADH

Konstan‘ 2000 dan diperoleh model sebagai berikut:

Y2 = 3,977 + 0,2643 x

dengan x=tahun ke-

sehingga pada Tahun ke-6 (Tahun 2018) diproyeksikan nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM

binaan berdasar ADH Konstan‘2000 adalah sebesar Rp.5,56 trilyun.

Nilai R-sq=90,36% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 78,75% variable

predictor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil

olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:

G. Regression Analysis: Y2 versus x Analysis of Variance

Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value

Regression 1 1,2223 1,22232 37,51 0,004

x 1 1,2223 1,22232 37,51 0,004

Error 4 0,1304 0,03259

Total 5 1,3527

Model Summary

S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)

0,180528 90,36% 87,95% 78,75%

Coefficients

Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF

Constant 3,977 0,168 23,66 0,000

x 0,2643 0,0432 6,12 0,004 1,00

Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa faktor yang berpengaruh pada besarnya

nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan adalah besarnya nilai

produksi/ nilai output dan jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu, berikut akan dilakukan permodelan

hubungan antara besarnya nilai produksi (output) sebagai y dengan jumlah tenaga kerja sebagai x

seperti tabel dibawah ini:

Tabel. Hubungan Besarnya Nilai Output dengan Jumlah Tenaga Kerja

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

2017

Nilai Output

(trilyun) 6,95 7,34 8,60 9,80 10,49

11,10

Jumlah Tenaga

Kerja

(orang)

65.371 66.520 67.339 69.037 70.532 75.559

513

Dari data tersebut diperoleh model yang sesuai yaitu:

nilai output = -19,93 + 0,000420 jumlah tenaga kerja

artinya dengan adanya penambahan 1 orang jumlah tenaga kerja akan mempengaruhi besarnya nilai

output yang diperoleh sebesar 0,000420.

Nilai R-sq=82,57% artinya model tersebut sudah bagus karena dapat menjelaskan 94,66% variabel

prediktor sedangkan koefisien x1 dan xo juga signifikan. Output lengkap analisis regresi dari hasil

olah dengan bantuan software minitab adalah sebagai berikut:

H. Regression Analysis: nilai output versus jumlah tenaga kerja Analysis of Variance

Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value

Regression 1 11,870 11,8697 18,95 0,012

jumlah tenaga kerja 1 11,870 11,8697 18,95 0,012

Error 4 2,505 0,6264

Total 5 14,375

Model Summary

S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)

0,791430 82,57% 78,21% 1,66%

Coefficients

Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF

Constant -19,93 6,66 -2,99 0,040

jumlah tenaga kerja 0,000420 0,000096 4,35 0,012 1,00

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Lebih dari 68 persen UMKM berbentuk badan usaha PT/ Koperasi/Yayasan, terutama lapangan

usaha Jasa Keuangan dan Asuransi dan Industri Pengolahan. Sementara untuk UMKM lainnya

sebagian besar adalah perorangan yang umumnya bergerak di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Komunikasi dan Jasa Lainnya,

b. Program pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil

dan Menengah Provinsi Jawa Timur memberikan dampak bagi Koperasi dan UMKM yang

ditunjukkan dari adanya perkembangan jumlah tenaga kerja dimana terjadi kenaikan dengan rata-

rata 2,96 persen setiap tahun, adanya peningkatan sebesar 59,76 persen pada total nilai output/ nilai

produksi yang dihasilkan oleh UMKM selama kurun waktu 5 tahun, adanya investasi yang

dilakukan oleh Koperasi dan UMKM selama kurun waktu 5 tahun dengan nilai investasi tertinggi

pada Tahun 2015 yaitu sebesar Rp.19.240,02 milyar.

c. Dari sisi besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM binaan Dinas Koperasi

dan UKM Jawa Timur mengalami pertumbuhan dengan rata-rata kenaikan pada setiap tahun

sebesar 9,89 persen. Dengan menggunakan analisis regresi linier diproyeksikan pada Tahun ke-6

(Tahun 2018) nilai tambah bruto Koperasi dan UMKM binaan berdasar ADH berlaku mengalami

peningkatan yaitu menjadi Rp.7,94 trilyun dan berdasar ADH Konstan‘2000 adalah sebesar Rp.5,56

trilyun.

514

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan sebelumnya maka penelitian ini memiliki

saran sebagai berikut:

a. Perlu adanya fasilitasi dan pendampingan legalitas usaha bagi UMKM di Jawa Timur.

b. Perlu adanya pendampingan manajemen dan pembuatan laporan keuangan bagi UMKM karena

struktur tenaga kerja mereka disupport dari tenaga kerja keluarga yang belum dibayar secara

profesional.

c. Perlunya kerjasama antar lapangan usaha khusunya antara jasa keuangan dan indutri pengolahan

terutama dalam hal permodalan.

d. Perlunya manajemen bersama khususnya di lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan

usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dalam wadah koperasi sebagai wujud ekonomi

kerakyatan.

DAFTAR PUSTAKA

…… Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

…… Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan

Menengah.

Aminy, Aisyah. 2016. Evaluasi Model Pemberdayaan Koperasi Intako pada UMKM di Sentra Industri

Tas dan Koper Tanggulangin Sidoarjo sebagai Upaya Pencegahan Kemiskinan. Jurnal

Pengkajian Koperasi dan UMKM. Vol 10: 1-16.

Anonim. 2012a. Buku 3F Penyusunan Peranan PDRB UKM Jawa Timur Tahun 2011. Kerjasama

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan BPS Provinsi Jawa Timur.

Anonim. 2012b. Publikasi Pengukuran Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) 2009-2014. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2017. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa

Timur Kabupaten/ Kota menurut Lapanga Usaha. Surabaya: Bidang Nerwilis BPS Jatim

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2014. Pedoman Praktis Penghitungan Produk Domestik

Bruto Kabupaten/ Kota Tata Cara Penghitungan menurut Penggunaan. Jakarta: Direktorat

Neraca Pengeluaran BPS RI

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur. 2017. Rencana Kerja Dinas

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Sidoarjo

Malau, Natalia Artha. 2016. Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol.2. No.1 Januari 2016

Nirmalasari, Nur Indah. 2017. Analisis Pengaruh Ekonomi Kerakyatan terhadap PDRB di Jawa

Timur. Tugas Akhir: Departemen Statistika Bisnis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh

Nopember.

Soekarwo. 2018. Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim diklaim terus tumbuh

positif. http://surabaya.tribunnews.com/2018/06/22/kontribusi-umkm-terhadap-pertumbuhan-

ekonomi-jatim-diklaim-terus-tumbuh-positif. 20 September 2018. 10.32

Subandi. 2010. Kedudukan dan Kiprah Koperasi dalam mendukung Pemberdayaan UMKM. Jurnal

Pemberdayaan KUMKM. Vol 6.

Walpole, E.R. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.