analisis rasio sebagai dasar penilaian kinerja keuangan pada perusahaan daerah air minum (pdam) ...

54
MANAJEMEN KEUANGAN Dosen : Dr. Noer Sasongko ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN KLATEN OLEH : IVAN ARDO FATAS NIM. P100130022 1

Upload: vanzero

Post on 24-Nov-2015

327 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tugas Membuat Contoh Proposal - ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN KLATEN - UMS Pasca Sarjana - vanzero

TRANSCRIPT

MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen : Dr. Noer Sasongko

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN KLATEN

OLEH :

IVAN ARDO FATAS

NIM. P100130022MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dan pertumbuhan perusahaan semakin banyak dan bermacam-macam jenisnya dengan harapan supaya perusahaan di Indonesia dapat mencapai tujuan serta sasaran yang sudah ditetapkan. Sedangkan untuk mengoptimalkan fungsi suatu perusahaan maka suatu perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber dana dan sumberdaya yang sudah ada untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam kondisi apapun. Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui sehat atau tidak sehatnya laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan.Dari masalah tersebut maka perlu melakukan pengendalian dan memantau tingkat kesehatan perusahaan dengan salah satu caranya yaitu dengan mengadakan analisis dan interprestasi terhadap data keuangan dari prusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangannya, untuk dapat mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahaan sangat penting dan berguna bagi berbagai pihak, baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut diantaranya adalah pihak manajemen, pemilik, kreditur, investor, karyawan, lembaga pemerintah dan juga dari masyarakat umum. Dengan memperhatikan pentingnya prestasi keuangan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan, dan tidak semua pihak dapat mempelajarinya, membacanya dan menginterprestasikan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul penelitian : ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN KLATENB. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penilaian kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Klaten selama 5 (lima) tahun terakhir (2005-2009) yang ditinjau dari aspek keuangan.C. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini akan diberikan batasan batasan masalah antara lain :1. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan (neraca, dan laporan rugi laba) yang bersumber dari Pemerintah Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Klaten. 2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio ditinjau dari aspek keuangan. Untuk mengatasi perbedaan kebijakan suatu daerah dan untuk keseragaman penilaian, maka peneliti mengacu pada Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999, tentang pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.D. TUJUAN PENELITIANBerdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui dari penilaian kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Klaten selama 5 (lima) tahun terakhir (2005-2009) ditinjau dari aspek keuangan.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang akan diterapkan di perusahaan.2. Bagi penulis

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan sekaligus menerapkan atas teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam suatu kerja atau praktek yang sesungguhnya pada perusahaan yang diteliti.

3. Bagi Pemerintah Daerah

PDAM itu sendiri merupakan suatu perusahaan milik daerah yang di awasi dan memperoleh pembinaan dari pemerintah daerah, sehingga penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah khususnya dalam hal untuk melakukan pengawasan dan pembinaan secara langsung terhadap PDAM.4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian tersebut serta dapat menambah wawasan pengetahuan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

F. TINJAUAN PUSTAKA

1. Laporan keuangan

a. Pengertian laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Definisi laporan keuangan antara pendapat orang yang satu dengan yang lain tidak sama, akan tetapi dari semua pendapat itu memiliki inti yang sama. Baridwan (1992) mendefinisikan laporan keuangan sebagai Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dapat dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.

Sedangkan Djarwanto (1989) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Menurut Harnanto (1987) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, dimana salah satunya adalah laporan arus kas.Berdasarkan pengertian laporan keuangan diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa laporan keuangan yang pokok terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan yang salah satunya adalah laporan arus kas serta informasi bagi suatu perusahaan yang berguna untuk mengambil keputusan serta untuk menunjukkan posisi keuangan, struktur modal, kekayaan perusahaan yaitu salah satunya adalah laporan arus kas. Laporan keuangan yang disusun dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakikatnya merupakan alat komunikasi. Di samping sebagai alat komunikasi, laporan keuangan sekaligus sebagai pertanggungjawabkan bagi manajemen kepada semua pihak yang menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya di dalam perusahaan tersebut terutama kepada pemilik. Laporan keuangan dapat juga berfungsi sebagai alat untuk membuat prediksi atau estimasi terhadap kondisi finansial dan hasil usaha perusahaan di masa yang akan datang. Hasil prediksi ini dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam melakukan investasi (bagi pihak pemilik/investor).b. Manfaat Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagi pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi financial tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.Menurut Harnanto (1991, 10) manfaat laporan keuangan bagi akuntan adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengukur sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan.

2) Untuk menentukan dan mengganbarkan kewajiban-kewajiban dan modal atau hak-hak pemilik.

3) Untuk mengukur perubahan dalam sumber-sumber kewajiban dan modal.

4) Untuk menentukan rugi laba periodik dan usaha perusahaan.

5) Untuk menentukan aspek lain-lain mengenai kegiatan kegiatan perusahaan dalam satuan mata uang sebagai alat pengukur.Disamping laporan keuangan bermanfaat bagi akuntan, laporan keuangan juga berguna bagi perusahaan, terutama manajer, karena manajer harus membuat keputusan yang tepat. Menurut Harnanto (1991, 10) manfaat laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap kebijaksanaan yang dianggap perlu.

2) Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan sehari-hari dalam perusahaan.

3) Merencanakan dan mengendalikan kegiatan sehari-hari dalam perusahaan.

4) Mempelajari aspek tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.

5) Menilai kegiatan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya laporan keuangan merupakan salah satu alat komunikasi perusahaan yang berupa informasi yang mempunyai manfaat bagi berbagai pihak untuk mengambil keputusan sehingga dengan adanya laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, hasil usaha atau pendapat yang telah dan direncanakan tercapai..c. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (1999, 3) adalah sebagai berikut :

1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

3) Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen serta pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

Kelengkapan isi laporan keuangan adalah mutlak, yaitu menggambarkan mengenai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Hal itu dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan sangat bervariatif. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajemen perusahaan yang bersangkutan, kreditur, banker, investor, pemerintah, pegawai, serta pihak-pihak lain.d. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Untuk dapat menganalisis laporan keuangan harus memiliki pengetahuan tentang jenis dan bentuk laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan utama yang disusun oleh manajemen terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas atau laporan arus kas (Harahap, 2006).1) Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva.

2) Laporan Rugi LabaLaporan rugi laba adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

3) Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal menunjukkan sumber-sumber penggunaan atau sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Laba tidak dibagi pada awal periode dijelaskan dalam laporan keuangan ini, yang kemudian ditambah dengan laba yang telah dihitung dalam laporan rugi laba dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.

4) Laporan Aliran Kas Atau Laporan Arus Kas

Laporan aliran kas bertujuan untuk menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu dalam suatu perusahaan. Aliran kas digolongkan dalam 3 kelompok yaitu penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan investasi, pembelanjaan dan kegiatan usaha.2. Analisis Laporan Keuangana. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis rasio finansial adalah data-data analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Analisis rasio memperhatikan perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan keuangan pada masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasilnya pada masa yang akan datang. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi keuangan perusahaan, saat ini diperlukan suatu cara evaluasi keuangan yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana kondisi perusahaan saat ini (Riyanto, 1997), yaitu:

1) Analisa perkembangan rasio keuangan perusahaan dalam beberapa tahun yaitu perkembangan antara suatu rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada waktu yang lampau. Analisis ini sering disebut analisis historis (historical analysis).

2) Rata-rata rasio yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang sejenis yang dapat dijadikan pembanding bagi perusahaan yang bersangkutan.b. Metode dan Alat Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan untuk mengetahui apakah keadaan hasil usaha dan kemajuan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur tersebut dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah dan perkembangannya. Tujuan setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-pertama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan menganalisa kemudian menginterpretasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti.

Menurut Munawir (1986) metode analisis yang diperlukan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu:

1) Metode analisis horizontal

Metode analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut juga metode analisis dinamis.2) Metode analisis vertikal

Metode analisis vertikal adalah laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut juga metode analisis statis.

Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan (Munawir, 1986) adalah sebagai berikut :

1) Analisis perubahan laporan keuangan

2) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam statement.

3) Laporan keuangan dengan prosentase per komponen atau common size statement.

4) Analisis sumber dan penggunaan modal kerja.

5) Analisis sumber dan penggunaan kas.

6) Analisis rasio

7) Analisis perusahaan laba kotor

8) Analisis break evenc. Analisis Rasio1) Pengertian Analisis RasioLaporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan dengan dua periode atau lebih dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil. Analisis ratio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir,1995:37). 2) Penggolongan Rasio

Berdasarkan sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio dapat digolongkan menjadi tiga (Riyanto, 1999) yaitu:

a) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya: current ratio, cash ratio, acid test ratio, working capital to total assets ratio.

b) Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laba rugi misalnya: gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan sebagainya.

c) Rasio-rasio antar laporan (inter statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya turnover, receivables turnover, dan lain sebagainya.

Disamping penggolongan rasio berdasarkan sumber datanya macam-macam rasio dapat juga dibuat berdasarkan tujuan dari penganalisis dalam mengevaluasi laporan keuangan perusahaan , yaitu :a) Rasio LikuiditasRasio ini merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau jatuh tempo dalam periode yang sedang berjalan (Riyanto, 1997). Informasi current ratio merupakan suatu rasio yang digunakan dengan memperbandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar yaitu:

1) Current Ratio (CR)

Kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

2) Cash Ratio (Ratio of Immediate Solvency)Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.

3) Quick (Acid Test) Ratio

Kemampuan untuk memberi utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (quick assets).

4) Working Capital to Total Assets RatioLikuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto).

5) Net Working Capital Ratio

b) Rasio Aktivitas

Rasio ini merupakan ukuran seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Yang termasuk dalam rasio aktivitas yaitu:

1) Total Asset Turnover (TAT)

Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan revenue.

2) Receivable Turnover

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.

3) Average Collection Period

Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.

4) Inventory Turnover

Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock.

5) Average Days Inventory

Periode menahan persediaan rata-rata periode rata-rata persediaan barang berada di gudang.

6) Working Capital Turnover

Kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam suatu periode siklis kas (cash cycle) dari perusahaan.

c) Rasio Profitabilitas

Rasio ini memberikan petunjuk seberapa baik perusahaan telah beroperasi sepanjang tahun ini dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Riyanto, 1997). Yang termasuk dalam rasio profitabilitas yaitu:1) Gross Profit Margin

Laba bruto per rupiah penjualan.

2) Operating Income Ratio (Operating profit margin)

Laba operasi sebelum bunga dan pajak (netto operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. 3) Net Profit Margin

Keuntungan netto per rupiah penjualan.

4) Earning Power of Total Investment ( Rate of Return an Total Assets)Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.

5) Earning Power Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.

6) Net Earning Power Ratio (Rate of Return on Investment / ROI)Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

7) Rate of Return for the Owners (Rate of Return on Net Worth/Rasio Modal Sendiri)Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

d) Rasio LeverageRasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau modal yang berasal dari kreditur.Rasio yang digunakan antara lain :1) Total Debt to Equity RatioBagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

2) Total Debt to Total Capital AssetsBeberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

3) Long Term Debt to Equity Ratio

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk hutang jangka panjang.

4) Tangible Assets Debt CoverageBesarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya.

5) Times Interest Earned Ratio

Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

3. KINERJA KEUANGAN

a. Pengertian Kinerja KeuanganKinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan secara finansial dalam menjalankan kegiatan usahanya yang ditujukkan pada laporan keuangan perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan dapat dilihat dari pihak manajemen. Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian bagi pencapaian tujuan perusahaan di bidang keuangan dan secara keseluruhan. Kontribusi tersebut dapat berupa atau bersifat kualitatif seperti akuntansi dan personalia serta bersifat kuantitatif seperti pemasaran dan produksi. Sedangkan penilaian kinerja keuangan bagi pihak diluar manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas suatu prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatannya.

Pengukuran kinerja keuangan oleh manajemen dimaksud untuk dapat memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan bagian-bagian dibawahnya.Pihak diluar manajemen melakukan pengukuran kinerja sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan.

b. Tujuan Penilaian Kinerja KeuanganPerusahaan yang semakin tumbuh dan berkembang akan membawa konsekuensi bagi pimpinan puncak dalam membagi kegiatan dan pertanggungjawaban serta cara mengkoordinasikan antar bagian-bagian yang ada. Hal yang tidak dapat terelakkan adalah manajemen puncak harus mendistribusikan kekuasaannya dalam pengambilan keputusan kepada bagian dibawahnya. Namun demikian agar perusahaan tetap berjalan tujuannya dapat memaksimumkan kekayaan perusahaan, meningkatkan efisiensi serta efektifitasnya, maka harus ada keharmonisan antar tujuan-tujuan bagian dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan sehingga tercapai tujuan utamanya.

Akuntansi akan dapat digunakan sebagai sarana atau alat pengukurannya, keyakinan ini didasarkan pada kenyataan atau praktek sehari-hari dalam menjalankan aktifitasnya, perusahaan diwajibkan untuk melakukan pencatatan. Dengan demikian terhadap segala aktivitasnya dalam rangka memperoleh pendapatan maupun beban biaya, suatu pusat pertanggungjawaban akan dapat dijadikan dasar yang obyektif dan memuaskan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian kinerja seperti manajemen puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi yang sepadan sesuai yang disumbangkan masing-masing bagian pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan untuk dapat memberikan motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih ekonomis, efisiensi dan efektif.Penilaian kinerja bagi manajemen puncak bertujuan untuk :

1) Menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan terhadap organisasi secara keseluruhan.

2) Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi bagian-bagian dalam perusahaan.

3) Memberikan motivasi bagi bagian-bagian didalam menjalankan tugasnya seirama dengan tujuan pokok organisasi perusahaan secara keseluruhan.

Sedangkan bagi pihak-pihak diluar manajemen perusahaan, penilaian kinerja ini dimaksudkan untuk :

1) Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan.2) Memberikan motivasi bagi manajemen perusahaan seirama dengan kebijaksanaan yang digariskan.

c. Analisis Kinerja KeuanganAnalisis kinerja keuangan ditinjau dari aspek keuangan terdiri dari :1) Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif (Earning Power atau Rasio Profitabilitas)

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan.

2) Rasio Laba Terhadap Penjualan (Operating Profit Margin atau Rasio Profitabilitas)

Rasio ini untuk mengukur laba sebelum pajak (pendapatan operasi ditambah non operasi dikurangi biaya operasi dikurangi biaya non operasi) dibandingkan dengan volume penjualan.

3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang lancar (Current Ratio atau Rasio Likuiditas)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan didalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

4) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity atau Rasio Leverage)

Rasio utang jangka panjang terhadap modal adalah rasio yang sangat penting bagi para kreditur atau kalangan perbankkan dalam melaksanakan penilaian pembiayaan jangka panjang untuk memantau saldo yang diperlukan sehingga perusahaan dapat memperkirakan masa-masa sulit yang menyerap kerugian awal. Rasio ini memperlihatkan besar modal yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang (Debt Ratio atau Rasio Leverage)

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (Operating Ratio atau Rasio Profitabilitas)

Rasio ini untuk mengukur biaya operasi per rupiah. Bila peningkatan pengeluaran lebih besar dari pada peningkatan pendapatan hal ini dapat menjadi indikator penurunan produktivitas.

7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo (Debt Coverage Ratio atau Rasio Leverage)

Rasio ini memperlihatkan berapa kali lebih besar penghasilan operasional dapat menutup pembayaran bunga dan angsuran pokok pinjaman.8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air (Total Assets Turnover atau Rasio Aktivitas)

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengguna aktiva perusahaan didalam mencapai volume penjualan yang optimal.

9) Jangka Waktu Penagihan Piutang (Receivable Turnover atau Rasio Aktivitas)

Jangka waktu penagihan piutang merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang sehingga dapat dikonversikan menjadi uang tunai. Rasio ini menggambarkan pengelolaan dalam penagihan piutang.10) Efektivitas Penagihan (Receivable Turn Over atau Rasio Aktivitas)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan didalam melakukan penagihan kepada pelanggan.

G. KERANGKA PEMIKIRANUntuk memudahkan dalam memberikan gambaran pola berfikir dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran yang tampak pada gambar berikut :

Gambar 1

Kerangka PemikiranKeterangan :Untuk mengetahui penggolongan tingkat kesehatan pengelolaan perusahaan yaitu dengan menganalisis laporan keuangan yang meliputi neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Pelaksanaan perhitungan penilaian kinerja keuangan telah ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Nomor.47 tahun 1999 terdiri dari aspek keuangan. Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh nilai dari aspek keuangan yang akan menentukan nilai dan penggolongan tingkat kesehatan dan perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun, kinerja keuangan perusahaan serta membantu menentukan arah kebijaksanaan pengambilan keputusan-keputusan perusahaan.H. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara atau teoritis atas masalah penelitian. Suatu kesimpulan yang masih memerlukan jawaban atas pembuktian kebenarannya.

Dengan berdasarkan masalah diatas maka penulis memberikan suatu hipotesis untuk penelitian ini. Diduga kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Klaten dalam kondisi baik. I. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penentuan Obyek

Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus (case study) dengan obyek penelitian yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Klaten.2. Jenis DataAdapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:a. Data Kuantitatif

1) Neraca Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten Tahun 2005-2009.

2) Laporan Rugi Laba Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten Tahun 2005-2009.3) Laporan Arus Kas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten Tahun 2005-2009.

b. Data Kualitatif

1) Sejarah Perkembangan Perusahaan

2) Bidang Usaha

3) Struktur Organisasi Perusahaan3. Sumber Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian.

b. Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti, akan tetapi dari sumber lain di luar perusahaan dari objek yang diteliti. Misalnya:1) Buku literatur

2) Majalah

3) Media masa

4) Internet4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian (Nasir, 1998). Untuk memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:a. Dokumentasi

Metode ini dipergunakan sebagai alat utama untuk mendapatkan data-data seperti : neraca, laporan rugi laba, dan data lain yang berkaitan dengan operasional perusahaan.b. Wawancara

Dilakukan sebagai sarana penunjang untuk kegiatan dokumentasi.

c. Studi pustaka

Penulis mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisis DataUntuk menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan Rasio-Rasio yang berpedoman pada Penilaian Kinerja PDAM yang dikeluarkan oleh Meteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999

Aspek keuangan (bobot 45 dan nilai 60), karena dalam penilaian kinerja dalam PDAM terdapat 3 aspek dan dalam penelitian ini hanya mengambil dalam aspek keuangan.

Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, kinerja keuangan PDAM dipengaruhi oleh beberapa indikator yang jenis dan cara pelaksanaan perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut:a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif (Earning Power atau Rasio Profitabilitas)

Rumus = x100%

Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999 : > 10%= 5> 7% - 10%

= 4

> 3% - 7%

= 3

> 0% - 3%

= 2

20 %= 5

> 14% - 20%

= 4

> 6% - 14%

= 3

> 0% - 6%

= 2

1,75 2,00

= 5

> 1,50 1,75; atau > 2,00 2,30= 4

> 1,25 1,50; atau > 2,30 2,70= 3

> 1,00 1,25; atau > 2,70 3,00= 2

3,00

= 1

d. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Demb to Equity Ratio atau Rasio Leverage)

Rumus = Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999 : 0,5 0,7

= 4

> 0,7 0,8

= 3

> 0,8 0,1

= 2

> 1,0

= 1

e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Hutang (Debt Ratio atau Rasio Leverage)

Rumus = Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999 :> 2,0= 5

> 1,7 2,0

= 4

> 1,3 1,7

= 3

> 1,0 1,3

= 2

0,65 0,85

= 3

> 0,85 1,00

= 2

> 1,0

= 1

g. Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga jatuh tempo (Debt Coverage Ratio atau Rasio Leverage)

Rumus = Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999 :> 2,0= 5

> 1,7 2,0

= 4

> 1,3 1,7

= 3

> 1,0 1,3

= 2

4,0 6,0

= 3

> 6,0 8,0

= 2

> 8,0

= 1

i. Jangka Penagihan Piutang (Receivable Tornover atau Rasio Aktivitas)

Rumus = Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999 : 60 90

= 4

> 90 150

= 3

> 150 180

= 2

> 180

= 1

j. Efektifitas Penagihan (Receivable Turnover atau Rasio Aktivitas)

Rumus = Penilaian didasarkan atas Surat Keputusan Mendagri Nomor 47 Tahun 1999:> 90%= 5

>85% 90%

= 4

> 80% 85%

= 3

> 75% 80%

= 2

33,75dinyatakan Baik Sekali

Nilai > 27 33,75dinyatakan Baik

Nilai > 20,25 27dinyatakan Cukup

Nilai >13,5 20,25dinyatakan Kurang

Nilai