analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja koperasi jasa keuangan ... · laporan keuangan dapat...
TRANSCRIPT
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT
KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
Studi Kasus pada KJKS BMT Insan Sadar Usaha
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
NIM : 002114083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT
KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
Studi Kasus pada KJKS BMT Insan Sadar Usaha
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
NIM : 002114083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
iv
Hidup adalah perjuangan. Jadikanlah suatu kegagalan sebagai pelajaran untuk melangkah kedepan, berusaha mencapai yang lebih baik. Dan senantiasa percaya dan berpasrah diri kepada Tuhan, karena Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi umat yang dikasihi-Nya. Sebab: “……… hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah” (Roma 9: 16)
Seperti kaca-kaca mosaic gereja yang terbungkus timah berwarna-warni tampak lebih indah bila ditembusi sinar matahari, demikian sahabat akan dicintai lebih dalam bila kita melihat cinta kasih Allah bersinar menembus hatinya. (Roma & gide)
Skipsi ini kupersembahkan untuk: - Tuhan Yesus, Bunda Maria dan
Santo Yosef, lentera dan pelindung hidupku
- Bapak, Ibu dan Saudara-saudaraku yang terkasih.
- Manyul who supported me with her love
- My best friends Adit and Daniel.
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT
KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
Studi Kasus pada KJKS BMT Insan Sadhar Usaha
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 20 Oktober 2008 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
vi
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta. 31 Oktober 2008
Yang membuat pernyataan,
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Joannes Wisantono Dwi Nugroho
Nomor Mahasiswa : 002114083
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT
KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
( Studi Kasus Pada KJKS BMT Insan Sadar Usaha)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 15 Agustus 2008
Yang menyatakan,
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
a. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada
penulis.
b. A. Diksa Kuntara, SE., MFA., QIA selaku Pembimbing I yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
c. Drs. Ir. Hansiadi Y. Hartanto, M.Si., Akt., QIA yang bersedia menjadi
dosen pengganti pembimbing II serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
d. Drs. FA. Joko siswanto, M.M., Akt., QIA selaku dosen pembimbing II
proposal skripsi yang telah membantu memberikan masukan-masukan
bermanfaat bagi penyelesaian penulisan skripsi ini.
e. Eny Sri Haryati, SE selaku manajer KJKS BMT Insan Sadar Usaha yang
memberikan izin untuk melakukan penelitian. Segenap karyawan KJKS
ix
BMT Insan Sadar Usaha yang telah banyak membantu dengan mencarikan
data yang dibutuhkan.
f. Ir. Sri Harnani selaku kepala bagian Dinas Perindustrian dan Koperasi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah membantu meminjamkan
peraturan perundangan yang dibutuhkan.
g. Bapak dan Ibu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak
mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
h. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Oktober 2008
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS …………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. viii
HALAMAN DAFTAR ISI …………………………………………………. x
HALAMAN DAFTAR TABEL …………………………………………… xiii
ABSTRAK …………………………………………………………………….. xv
ABSTRACTION ……………………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 3
C. Batasan Masalah ……………………………………………. 3
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 4
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 4
F. Sistematika Penulisan ……………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….. 7
A. Pengenalan Baitul Maal wa Tamwil …………………………. 7
B. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ………………….. 10
xi
C. Produk dan Layanan ……………………………………………. 11
D. Sistem Bagi Hasil ……………………………………………. 15
E. Pembagian SHU Koperasi Jasa Keuangan Syariah ……………. 16
F. Laporan Keuangan ……………………………………………. 17
G. Kewajiban Laporan Keuangan ……………………………….. 18
H. Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan …………………...19
I. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ………………………… 21
J. Aspek Penilaian Kesehatan …………………………………….. 22
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….. 24
A. Jenis Penelitian …………………………………………… 24
B. Subyek dan Objek Penelitian ………………………………. 24
C. Data yang Diperlukan …………………………………….. 24
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 25
E. Variabel Penelitian …………………………………………… 25
F. Teknik Analisis Data …………………………………………… 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………………… 37
A. Sejarah Berdirinya Koperasi ……………………………….. 37
B. Lokasi Koperasi ……………………………………………. 38
C. Visi, Misi, dan Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah ……... 38
D. Struktur Organisasi Koperasi ………………………………. 39
E. Keanggotaan Koperasi Syariah ………………………………. 43
F. Produk dan Usaha-Usaha Koperasi ………………………... 45
G. Operasional Pelayanan …………………………………….. 45
xii
H. Asset, Permodalan dan Pembiayaan ………………………... 46
I. Sisa HasiL Usaha (SHU) KJKS BMT Insan Sadar Usaha …….. 46
J. Data Keuangan Koperasi …………………………………….. 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN …………………. 50
A. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Keuangan
Koperasi Syariah …………………………………………… 50
B. Analisis Penilaian Golongan Tingkat Kesehatan
Koperasi Syariah …………………………………………… 73
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN …………… 81
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 81
B. Keterbatasan ………………………………………………….. 85
C. Saran ………………………………………………………… 86
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 88
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 89
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi ……………………….. 27
Tabel 2: Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi ……………………….. 36
Tabel 3: Data Asset, Permodalan dan Pembiayaan ……………………….. 46
Tabel 4: Neraca ……………………………………………………….. 48
Tabel 5: Perhitungan Hasil Usaha ……………………………………. 49
Tabel 6: Data untuk menghitung modal sendiri ……………………….. 50
Tabel 7: Data untuk menghitung aspek permodalan …………………. 51
Tabel 8: Data perkembangan aspek permodalan (1) …………………. 51
Tabel 9: Data perkembangan aspek permodalan (2) …………………. 53
Tabel 10: Data pemberian pembiayaan tahun 2005 s.d tahun 2007 …….. 55
Tabel 11: Data untuk menghitung kualitas aktiva produktif …………… 55
Tabel 12: Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (1) …….. 56
Tabel 13: Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (2) …….. 58
Tabel 14: Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (3) …….. 59
Tabel 15: Penilaian Aspek Manajemen tahun 2005 s.d tahun 2007 …….. 62
Tabel 16: Data Untuk Menghitung Aspek Rentabilitas …………………. 64
Tabel 17: Data perkembangan rentabilitas (1) ……………………………… 64
Tabel 18: Data perkembangan rentabilitas (2) ……………………………… 66
Tabel 19: Data perkembangan rentabilitas (3) ……………………………… 69
Tabel 20: Data untuk menghitung aspek likuiditas ……………………….. 70
Tabel 21: Data perkembangan aspek likuiditas ……………………….. 71
xiv
Tabel 22: Perhitungan Nilai Kredit Aspek Penilaian Kesehatan …………... 74
Tabel 23: Perhitungan Nilai Kredit Aspek Penilaian Kesehatan …………… 75
Tabel 24: Perhitungan Skor Aspek Penilaian Kesehatan
Keuangan Koperasi …………………………………………… 76
Tabel 25: Perhitungan Skor Aspek Penilaian Kesehatan
Keuangan Koperasi …………………………………………… 77
Tabel 26: Perhitungan Jumlah Skor …………………………………….. 78
Tabel 27: Tabel Penilaian Kesehatan …………………………………….. 79
xv
ABSTRAK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT
KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH Studi Kasus Pada KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
NIM: 002114083
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh koperasi jasa keuangan syariah untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan dapat membantu pihak tersebut dalam meramalkan prospek koperasi jasa keuangan syariah pada masa yang akan datang dan memberikan petunjuk atau gejala yang timbul dari informasi yang disajikan. Data pokok yang digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah neraca dan laporan keuangan. Dengan kedua laporan tersebut dapat ditentukan berbagai rasio keuangan yang selanjutnya akan digunakan untuk membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan keuangan selama 3 tahun (2005, 2006, 2007), dengan data pembanding yang dipakai sebagai acuan (SK MenKop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI Nomor 194/KEP/M/IX/1998). Dalam menganalisis laporan keuangan, penulis menggunakan aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas. Aspek penilaian kesehatan tersebut memberikan informasi atau kesimpulan terhadap keadaan keuangan suatu koperasi jasa keuangan syariah. Berdasarkan perhitungan aspek penilaian kesehatan keuangan yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa kesehatan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha periode 2005-2007 adalah tidak sehat.
xvi
ABSTRACTION FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS TO MEASURE THE HEALTH
LEVEL OF SYARIAH MONETARY SERVICE CO-OPERATION A Case Study In KJKS BMT INSAN SADAR USAHA
Joannes Wisantono Dwi Nugroho
NIM: 002114083
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Financial statement is information media used by syariah monetary service co-operation to report financial position and situation to the related parties in the case of decision making. Financial statement analysis can assist those parties in predicting syariah monetary service co-operation prospect in the future time and showing direction promise or rising symptom of presented information.
The fundamental data used in financial statement analysis were financial statement and balance. Both with reports, it could be determine the next various monetary ratios in which it will be used to compare the result of calculation aspect assessment of financial health within 3 years ( 2005, 2006, 2007), with the comparator data used as reference ( SK MenKop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI Number 194/KEP/M/IX/1998).
In analysing the financial statement, the writer used the aspect of capital , quality of productive asset, management, rentability and aspect of liquidity. The aspect health assessment gave conclusion or information about the financial situation in syariah monetary service co-operation.
According to calculation of assessment aspect of financial health conducted by the writer, it was known that financial health of Syariah Monetary Co-Operation Service of BMT Insan Sadar Usaha Period 2005-2007 was unhealthy.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan koperasi di Indonesia sebagai salah satu bentuk usaha
dewasa ini tumbuh dengan pesat. Koperasi adalah suatu lembaga ekonomi
rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan
sosial. Berbagai macam praktek usaha koperasi telah menyebar luas di seluruh
Indonesia, baik itu yang dikelola secara konvensional maupun yang dikelola
secara syariah. Praktek usaha koperasi yang dikelola secara konvensional
antara lain koperasi simpan pinjam, koperasi pegawai atau karyawan, dan lain-
lain. Praktek usaha koperasi yang dikelola secara syariah sering dikenal
dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Praktek usaha koperasi berdasarkan syariah pada awalnya merupakan
salah satu bentuk dari Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Melihat
perkembangan koperasi yang menggunakan prinsip syariah maju dengan
pesat, maka pemerintah lewat Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia membuat peraturan tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah.
Praktek usaha koperasi jasa keuangan syariah merupakan potensi usaha
yang sangat besar, dengan melihat banyak masyarakat Indonesia adalah
masyarakat menengah ke bawah. Banyak dari mereka yang menggunakan jasa
dari koperasi jasa keuangan syariah dalam memulai maupun menambah dana
2
untuk usaha dalam skala menengah maupun kecil. Selain itu, Koperasi Jasa
Keuangan Syariah memiliki kemungkinan untuk semakin besar dan mampu
bersaing dengan koperasi maupun lembaga keuangan yang lain. Dengan
berkembangnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah, tuntutan agar pengelolaan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dilaksanakan secara professional akan
semakin besar baik dari segi struktural maupun elemen-elemen yang terlibat di
dalamnya. Pengelolaan yang professional memerlukan adanya sistem
pertanggungjawaban yang baik dan dapat diandalkan guna pengambilan
keputusan, perencanaan maupun pengendalian Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
Dalam tatanan kehidupan ekonomi Indonesia, usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syariah diharapkan dapat berkembang sebagai badan usaha yang
sehat dan kuat. Untuk mewujudkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang
kuat dan mandiri, maka setiap Pembina dan pengelola koperasi syariah harus
benar-benar memahami, mengerti, dan melaksanakan sebaik-baiknya
peraturan perkoperasian maupun hukum Islam yang menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan koperasi syariah tersebut. Kesehatan koperasi jasa
keuangan syariah merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik
anggota, pengurus, dewan pengawas syariah, maupun departemen koperasi
dan usaha kecil menengah selaku Pembina dan pengawas. Untuk menjaga dan
meningkatkan koperasi jasa keuangan syariah agar tetap sehat dalam
melaksanakan usahanya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan yang
baik terhadap pengelola maupun pengurus. Melihat pentingnya tingkat
3
kesehatan keuangan koperasi jasa keuangan syariah, maka skripsi ini diberi
judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR
TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana tingkat kesehatan koperasi jasa keuangan syariah BMT Insan
Sadar Usaha ditinjau dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, rentabilitas dan likuiditas dengan berpedoman pada Surat
Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 194/KEP/M/IX/1998?”
C. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah, penulis membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Data yang digunakan berdasarkan laporan keuangan koperasi jasa keuangan
syariah BMT Insan Sadar Usaha dari tahun 2005-2007.
2. Aspek keuangan yang digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan
koperasi jasa keuangan syariah adalah aspek permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
3. Metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
melalui penilaian - penilaian berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
4
kondisi dan perkembangan usaha koperasi jasa keuangan syariah dan unit
jasa koperasi syariah.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT Insan Sadar Usaha ditinjau dari aspek permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas berdasarkan Keputusan
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
194/KEP/M/IX/1998.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan saran kepada
pihak-pihak yang terkait dalam hal tingkat kesehatan koperasi jasa
keuangan syariah.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau studi pustaka
sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana berlatih dalam penerapan teori-
teori yang selama ini diperoleh penulis selama menempuh studi.
5
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bagian ini akan dibahas uraian teoritis dari hasil studi pustaka yang
dijadikan sebagai dasar mengolah data koperasi jasa keuangan syariah.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek,
objek dan variabel-variabel penelitian, data yang diperlukan, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini berisi gambaran umum koperasi jasa keuangan syariah BMT Insan
Sadar Usaha yang meliputi sejarah, struktur organisasi, keanggotaan, sumber
permodalan atau kekayaan, pembagian sisa hasil usaha, produk jasa yang
ditawarkan, dan diakhiri dengan data keuangan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab lima ini membahas tentang analisis aspek penilaian kesehatan
keuangan koperasi jasa keuangan syariah terhadap aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan analisis penilaian
golongan tingkat kesehatan keuangan.
6
Bab VI Penutup
Berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan
penelitian, saran-saran dan penelitian selanjutnya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengenalan Baitul Maal wa Tamwil
Penggunaan istilah BMT diambil dari kata-kata Baitul Maal wa Baitul
Tamwil, yang kemudian dalam perkembangannya menjadi Baitul Maal wa
Tamwil yang disingkat menjadi BMT. Ada dua bagian dari BMT yang
keduanya memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda.
Pertama, baitul maal merupakan lembaga penerima zakat, infak,
sadaqoh dan sekaligus menjalankannya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya. Sedangkan Baitul Tamwil adalah lembaga keuangan yang
berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat
terutama masyarakat dengan usaha skala kecil. Dalam perkembangannya
BMT juga diartikan sebagai Balai-usaha Mandiri Terpadu yang singkatannya
juga BMT.
1. Ciri BMT
Dengan mengetahui nama dan membaca pengertian diatas sudah sedikit
tergambar apa itu BMT, namun akan lebih jelas lagi bila kita lihat lebih
jauh beberapa ciri dari BMT. Adapun ciri dari BMT adalah :
a. Berorientasi bisnis dan mencari laba bersama.
b. Bukan lembaga sosial tapi dapat dimanfaatkan untuk
mengefektifkan penggunaan zakat, infak dan sadaqoh.
8
c. Ditumbuhkan dari bawah dan berlandaskan pada peran serta
masyarakat.
d. Milik masyarakat secara bersama, bukan milik perorangan.
e. Dalam melakukan kegiatannya para pengelola BMT bertindak aktif,
dinamis, berpandangan proaktif.
f. Melakukan upaya peningkatan wawasan dan pengamalan nilai-nilai
Islam kepada semua personil dan nasabah BMT. Biasanya dilakukan
dengan pengajian-pengajian atau diskusi-diskusi dengan topik-topik
yang terencana.
g. Manajemen BMT dikelola secara profesional dan Islami.
2. BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
atau berbentuk Koperasi.
a. Dalam bentuk KSM
Bila BMT didirikan dalam bentuk KSM, maka BMT akan mendapat
sertifikasi operasi dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
yang mendapat pengakuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga
pengembangan swadaya masyarakat yang mendukung program
hubungan bank dengan KSM. KSM juga dapat berfungsi sebagai
prakoperasi dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu supaya BMT
bisa menjadi koperasi BMT. Bila para pengurus siap untuk mengelola
BMT dengan baik dengan badan hukum koperasi, maka BMT dapat
dikembangkan dengan badan hukum koperasi.
9
b. Dalam bentuk Koperasi
Bila pada awal pendirian telah ada kesiapan, maka BMT langsung
didirikan dengan Badan Hukum Koperasi. Dalam hal ini ada beberapa
alternatif (pilihan) yang bisa diambil :
1) Sebagai koperasi serba Usaha untuk perkotaan.
2) Sebagai Koperasi Unit Desa (KUD), dengan ketentuan yang diatur
oleh Menteri Koperasi dan pengusaha kecil tanggal 20 Maret 1995)
dimana :
a) Bila di suatu wilayah telah ada KUD dan berjalan dengan baik,
maka BMT dapat menjadi Unit Usaha Otonom (U2O) atau
Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Bila KUD tersebut belum
berfungsi dengan baik, maka KUD tersebut dapat difungsikan
sebagai BMT. Dan pengurus dipilih dalam suatu rapat anggota.
b) Bila mana di daerah tersebut belum ada KUD, maka dapat
Didirikan KUD BMT. Dalam pendirian KUD diperlukan
minimal 20 orang anggota.
3) Sebagai Koperasi pondok Pesantren (KOPONTREN)
BMT juga dapat menjadi U2O dan TPK dari Kopontren dan juga
dapat didirikan Kopontren BMT. Dalam hal ini panitia pendirian
BMT dapat berkonsultasi dengan Departemen Agama dan
Departemen Koperasi Kabupaten/ Kota setempat.
10
B. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah menurut Keputusan Menteri
Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 adalah “Koperasi yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil
(syariah)”. Selanjutnya Unit Jasa Keuangan Syariah adalah “unit koperasi
yang bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi
hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan”.
Koperasi itu sendiri adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan.
Kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah pada hakekatnya
merupakan solusi guna mengatasi keperluan dana bagi masyarakat golongan
lemah, khususnya kalangan usaha kecil dan mikro. Oleh karena itu pemerintah
berusaha mengembangkan iklim yang kondusif untuk mendorong
perkembangan kegiatan usaha dengan pola syariah, khususnya yang telah dan
akan dikelola melalui koperasi, sehingga mampu memberikan manfaat dan
kepastian hukum bagi masyarakat. Tujuan pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah adalah:
1. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui system syariah.
2. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil,
dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.
11
3. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam
kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
C. Produk dan Layanan
1. Tabungan dan Simpanan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah dapat
menghimpun dana dari anggota, calon anggota, koperasi lainnya, dan atau
anggotanya dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka. Tabungan dan
simpanan memungkinkan untuk dikembangkan yang esensinya tidak
menyimpang dari prinsip wadiah dan mudharabah sesuai dengan
kepentingan dan manfaat yang ingin diperoleh, selama tidak bertentangan
dengan syariah yang berlaku, dengan merujuk pada fatwa syariah Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Perhitungan bagi hasil untuk
tabungan dan simpanan berjangka sesuai pola bagi hasil (syariah) dilakukan
dengan System Distribusi Pendapatan. Penetapan distribusi pendapatan
diperoleh dari perhitungan saldo rata-rata perklasifikasi dana dibagi total
saldo rata-rata seluruh klasifikasi dana, dikalikan dengan komponen
pendapatan dikalikan nisbah bagi hasil masing-masing produk
tabungan/simpanan berjangka yang dibagikan.
Koperasi Jasa keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah
menyediakan layanan dalam bentuk simpanan sebagai berikut:
12
a. Simpanan Wadiah Yah Dhamanah
Simpanan anggota pada koperasi dengan akad wadiah/titipan namun
dengan seijin penyimpan dapat digunakan oleh KJKS dan UJKS untuk
kegiatan operasional koperasi, dengan ketentuan penyimpan tidak
mendapatkan bagi-hasil atas penyimpanan dananya, tetapi tidak
dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya bonus ditentukan
sesuai kebijakan dan kemampuan koperasi.
b. Simpanan Mudharabah Al-Muthalaqah
Tabungan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah Al Muthalagah
yang diperlakukan sebagai investasi anggota untuk dimanfaatkan secara
produktif dalam bentuk pembiayaan kepada anggota koperasi, calon
anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya secara profesional
dengan ketentuan penyimpan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan
dananya sesuai nisbah (proporsi bagi-hasil) yang disepakati pada saat
pembukaan rekening tabungan.
c. Simpanan Mudharabah Berjangka
Tabungan anggota pada koperasi dengan akad mudharabah Al Muthalagah
yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan koperasi yang bersangkutan.
2. Pembiayaan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah
menyediakan layanan pembiayaan dalam bentuk sebagai berikut:
13
a. Pembiayaan Mudharabah
Akad kerjasama permodalan usaha dimana koperasi sebagai pemilik
modal (Sahibul Maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon
anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya sebagai pengusaha
(Mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan
pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan
(nisbah), dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang
bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan.
b. Pembiayaan Musyarakah
Akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi dengan satu pihak
atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu, untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu
kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakatan para
pihak, sedang kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal.
c. Piutang Murabahah
Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual
(koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain
dan atau anggotanya) dan atas transaksi jual-beli tersebut, yang
mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu
tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa marjin keuntungan
yang disepakati dimuka sesuai akad.
14
d. Piutang Salam
Tagihan anggota terhadap koperasi atas transaksi jual beli barang dengan
cara pemesanan antara penjual dan pembeli dengan pembayaran dimuka
dan pengiriman barang oleh penjual dilakukan dibelakang/kemudian,
dengan ketentuan bahwa spesifikasi barang disepakati pada akad
transaksi salam.
e. Piutang Istisna
Tagihan atas akad transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual yang cara
pembayarannya dapat dilakukan dimuka, diangsur, atau ditangguhkan
sampai jangka waktu tertentu.
f. Piutang Ijarah
Tagihan akad sewa-menyewa antara muajir (Lessor / Penyewa) dengan
Musta’jir (Lessee / yang menyewakan) atas Ma’jur (Objek sewa) untuk
mendapatkan imbalan atas barang yang disewakan.
g. Qardh
Kegiatan transaksi dengan akad pinjaman dana non komersial dimana
sipeminjam mempunyai kewajiban untuk membayar pokok dana yang
dipinjam kepada koperasi yang meminjamkan tanpa imbalan atau bagi
hasil dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan.
15
D. Sistem Bagi Hasil
Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrumen
bunga, maka dalam mekanisme ekonomi islam (syariah) dengan menggunakan
instrumen bagi hasil. Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal dengan
“Profit Sharing”. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai laba.
Menurut Muhammad (2002: 69), profit sharing diartikan: “distribusi beberapa
bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut
dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang
didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat
berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.
Sebagaimana diketahui, lembaga keuangan syariah termasuk
didalamnya koperasi syariah menawarkan sistem bagi hasil kepada nasabah
atau anggotanya. Artinya, selain pembagian untung dan rugi sama-sama
ditanggung oleh kedua belah pihak, juga dapat dipahami bahwa keuntungan
yang akan diperoleh nasabah bisa berubah-rubah, tergantung pendapatan atau
keuntungan yang diperoleh lembaga keuangan syariah maupun koperasi.
Besarnya prosentase bagi hasil sudah ditetapkan oleh pihak koperasi. Namun,
masih membuka ruang tawar-menawar dalam batas wajar.
Perhitungan bagi hasil ada dua jenis; pertama profit/loss sharing. Dalam
sistem ini, besar-kecil pendapatan bagi hasil yang diterima anggota
tergantung keuntungan koperasi syariah. Kedua, revenue sharing, penentuan
bagi hasil tergantung pendapatan kotor koperasi syariah.
16
E. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Pembagian dan penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Jasa
Keuangan Syariah diputuskan oleh Rapat Anggota. Pembagian SHU setelah
dikurangi dana cadangan dipergunakan sebagai berikut :
1. Dibagikan kepada anggota secara adil berimbang berdasarkan jumlah dana
yang tertanamkan sebagai modal sendiri pada koperasi dan nilai transaksi.
2. Membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan bagi
pengurus, pengawas, pengelola, dan karyawan koperasi.
3. Insentif bagi pengelola dan karyawan.
4. Keperluan lain dalam menunjang kegiatan koperasi.
5. Pembagian dan penggunaan SHU dilakukan dengan memasukkan
komponen kewajiban (potongan) zakat atas Badan Usaha Koperasi dan
zakat atas perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang
bersangkutan.
Pendapatan Unit Jasa Keuangan Syariah setelah dikurangi biaya
penyelenggaraan kegiatan unit yang bersangkutan dipergunakan untuk
keperluan sebagai berikut:
1. Dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan nilai transaksi.
2. Pemupukan modal Unit Jasa Keuangan Syariah.
3. Membiayai kegiatan lain yang menunjang Unit Jasa Keuangan Syariah,
sebagai berikut:
a. bagian untuk koperasinya c. zakat.
b. anggota yang bertransaksi
17
F. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 1997). Akuntansi merupakan alat
komunikasi antara para pelaku bisnis dan ekonomi. Informasi akuntansi yang
disajikan dalam laporan keuangan memberikan gambaran tentang kondisi
perusahaan, dan digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk
mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan kepada para pengguna
laporan keuangan yang membutuhkan, sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat
(Warsidi,2002).
Menurut Harahap (2004), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
suatu sistem atau siklus proses akuntansi yang memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu
tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/rugi
perusahaan pada periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang
diterima perusahaan selama suatu periode terterntu serta biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.
18
3. Laporan sumber penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dana dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dana bisa diartikan kas, bisa
juga modal kerja.
4. Laporan arus kas. Laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus
kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-
kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan.
G. Kewajiban Laporan Keuangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah
Koperasi melalui koperasi yang bersangkutan wajib menyampaikan laporan
keuangan berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan pengesahan
akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.
Laporan keuangan berkala terdiri dari:
1. Laporan Triwulan
Laporan triwulanan disampaikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak bulan terakhir pada periode yang bersangkutan.
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak
periode tahunan itu berakhir, dengan ketentuan bagi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah yang telah wajib
audit, maka laporan yang disampaikan adalah laporan hasil audit eksternal.
Laporan tahunan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
19
Syariah Koperasi terdiri dari Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan
Laporan Arus Kas.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan unit Jasa Keuangan Syariah yang
menjalankan kegiatan maal, wajib membuat laporan penerimaan dan distribusi
dana Zakat, Infaq, Sadaqah, serta Wakaf (ZISWAF). Perlakuan akuntansi
yang menyangkut pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi Syariah yang
berlaku umum.
H. Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan
Dalam Penyajian Laporan Keuangan Syariah yang tertuang dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 paragraf 04,
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang
disajikan terpisah atau disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti
laporan tahunan atau prospectus. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan
konsolidasian.
Sedangkan dalam PSAK N0.101 paragraf 07, dijelaskan bahwa entitas
syariah seperti reksa dana dan entitas yang modalnya tidak terbagi atas saham,
misalnya koperasi, memerlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap penyajian
dalam laporan keuangannya.
20
Bentuk dan penyajian laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia nomor 91/Kep./MKUKM/IX/2004 sebagai
berikut:
1. Laporan Keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan keadaan
keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya secara
komparatif dalam dua tahun buku terakhir, kecuali bagi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah atau Jasa Keuangan Syariah yang belum memiliki
laporan periode sebelumnya.
2. Penyajian pos aktiva dan Kewajiban dalam Neraca Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi disusun menurut
tingkat likuiditas dan jatuh temponya.
3. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan
Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi menggambarkan pendapatan dan
beban yang berasal dari kegiatan utama Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dan Unit Jasa Keuangan Syariah, dan kegiatan lainnya.
4. Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi yang memuat
kebijakan akuntansi, yaitu kebijakan-kebijakan dibidang akuntansi dalam
rangka penyusunan laporan keuangan yang menetapkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kebijakan pemberian pembiayaan dan piutang penjualan.
b. Klasifikasi atas pembiayaan dan piutang penjualan.
21
c. Kebijakan penyisihan, taksiran pembiayaan dan piutang penjualan yang
tidak dapat ditagih.
d. Harga perolehan aktiva tetap termasuk kebijakan penyusutan.
e. Kebijakan biaya termasuk kapitalisasi.
f. Kebijakan cadangan sesuai dengan pasal 45 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 dan cadangan tujuan khusus yang ditetapkan oleh Rapat
Anggota.
I. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah proses atau cara untuk menilai prestasi
dan kondisi keuangan suatu koperasi jasa keuangan syariah dengan
menggunakan informasi dari laporan keuangan koperasi jasa keuangan syariah
tersebut. Seorang analis keuangan sangat membutuhkan ukuran tertentu untuk
mengadakan analisis terhadap laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan
adalah analisis rasio dan indeks.
Analisis rasio keuangan menyangkut 2 jenis perbandingan rasio, yaitu:
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio dari waktu yang lalu (rasio
historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan
datang dari koperasi jasa keuangan syariah itu sendiri.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu koperasi dengan rasio-rasio semacam
dari koperasi lain yang sejenis atau standar untuk waktu yang sama (rasio
industri atau rasio rata-rata atau rasio standar).
22
J. Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Penilaian kesehatan koperasi jasa keuangan syariah dilaksanakan dengan
pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif melalui berbagi aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan usaha koperasi (SK MenKop,
Pengusaha Kecil, dan Menengah RI No. 194/KEP/M/IX/1998). Aspek-aspek
penilaian kesehatan tersebut adalah:
1. Aspek Permodalan
Digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal Kopereasi Jasa
Keuangan Syariah dalam mendukung kegiatan koperasi secara efisien.
Komponen yang diukur adalah total modal dibagi dengan simpanannya.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Pengukuran dilakukan dengan mengukur kualitas aktiva produktif yang
substansinya didominasi oleh komponen pembiayaan.
3. Aspek Manajemen
Dilakukan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua
asset secara efisien. Komponen yang diukur meliputi biaya operasional dan
total asset yang dimiliki.
4. Aspek Rentabilitas
Untuk mengukur tingkat kemampuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam
menghasilkan profit melalui operasionalnya. Kemampuan koperasi syariah
untuk menghasilkan keuntungan secara relative disbanding total asset (ROA)
dan total modal sendirinya (ROE).
23
5. Likuiditas
Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dimana studi kasus
adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti dan menganalisa secara
langsung data-data laporan keuangan dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
B. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek penelitian : Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT INSAN
SADAR USAHA
2. Objek penelitian : Data laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah tersebut dari tahun 2005-2007
C. Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan antara lain:
1. Gambaran umum Koperasi Jasa Keuangan Syariah
2. Laporan rugi-laba tahun 2005-2007
3. Laporan perubahan modal tahun 2005-2007
4. Neraca tahun 2005-2007
25
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung
kepada pihak-pihak yang berkompetensi dengan masalah yang dibahas.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan melihat atau mempelajari catatan-catatan
yang tersedia pada koperasi jasa keuangan syariah yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
3. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah aspek manajemen yang dinilai, kemudian
diajukan kepada pihak manajemen koperasi jasa keuangan syariah.
E. Variabel Penelitian
1. Definisi
Ada 5 variabel yang ada kaitannya dengan tingkat penilaian kesehatan
laporan keuangan koperasi jasa keuangan syariah yang berpedoman pada SK
MenKop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI No. 194/KEP/M/IX/1998,
yaitu:
a. Aspek Permodalan
Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menutupi
resiko kemacetan pengembalian pinjaman karena tidak ada atau kurang
jaminannya.
26
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Digunakan untuk mengetahui kualitas kekayaan koperasi yang
mendatangkan penghasilan bagi koperasi tersebut.
c. Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen meliputi beberapa komponen yaitu
permodalan, kualitas aktiva, pengelolaan, rentabilitas dan likuiditas.
Semua ini bertujuan agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Setiap jawaban positif untuk
aspek manajemen yang dinilai ada dan jawaban negatif jika tidak ada.
d. Aspek Rentabilitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh sisa
hasil usaha selama periode tertentu. Rencana penetapan sisa hasil usaha
ditetapkan dalam jumlah yang wajar untuk dapat memupuk permodalan,
pengembangan usaha, pembagian jasa anggota dengan tetap
mengutamakan kualitas pelayanan.
e. Aspek Likuiditas
Digunakan untuk mengukur penyediaan aktiva lancar yang mencukupi
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Pengukuran
Untuk mengukur tingkat kesehatan laporan keuangan koperasi jasa
keuangan syariah seperti definisi lima variabel diatas adalah sebagai
berikut:
27
Tabel 1 Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi
No Aspek Komponen Nilai
Kredit Bobot (%) Skor
A B C D E F=DxE MS 1 Permodalan (F) - F (1) = ---------- x 100% 10 TA MS - F (2) = ---------- x 100% 10 PDYB 2 Kualitas Aktiva VPPA Produktif (KAP) - KAP (1) = -------------- x 100% 10 Total VPD RPB - KAP (2) = -------------- x 100% 10 Total VPD CR - KAP (3) = -------------- x 100% 10 RPB 3 Manajemen (M) Permodalan, Kualitas Aktiva, 25 Pengelolaan, Rentabilitas, dan Likuiditas 4 Rentabilitas (R) SHUSP - R (1) = ------------------ x 100% 5 PO SHUSP - R (2) = ------------------ x 100% 5 TA BO - R (3) = ------------------ x 100% 5 PO 5 Likuiditas (L) Total VPD - L = ----------------- x 100% 10 DYD
Keterangan: MS = Modal Sendiri CR = Cadangan Resiko
TA = Total Aktiva RPB = Risiko Pinjaman Bermasalah
PDYB = Pinjaman Diberikan Yang Berisiko PO = Pendapatan Operasional
VPPA = Volume Pinjaman Pada Anggota BO = Beban Operasional Total VPD = Total Volume Pinjaman Diberikan DYD = Dana Yang Diterima SHUSP = Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak
Sumber: Kep. M.KUKM No.194/ KEP/M/IX/1998
28
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan diatas adalah teknik analisis data secara horizontal, yaitu
membandingkan antara hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan selama 3
tahun (2005, 2006, 2007) dengan data pembanding yang dipakai sebagai
acuan (SK MenKop, Pengusaha Kecil dan Menengah RI Nomor
194/KEP/M/IX/1998).
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjawab rumusan
permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat permodalan untuk mengukur kemampuan modal
sendiri dalam menutupi resiko kemacetan pengembalian pinjaman karena
tidak ada atau kurang jaminannya.
2. Menghitung tingkat kualitas aktiva prodiktif untuk mengetahui kualitas
kekayaan koperasi syariah yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi
tersebut.
3. Melakukan penilaian aspek manajemen berdasarkan SK MenKop,
Pengusaha Kecil dan Menengah RI No. 194/KEP/M/IX/1998 yang
meliputi lima komponen yaitu permodalan, kualitas aktiva , pengelolaan,
rentabilitas, dan likuiditas. Jawaban positif untuk aspek manajemen yang
dinilai ada dan jawaban negatif jika tidak ada.
4. Menghitung tingkat rentabilitas untuk mengukur kemampuan koperasi
syariah dalam memperoleh sisa hasil usaha selama periode tertentu.
29
5. Menghitung tingkat likuiditas untuk mengetahui berapa besar dana yang
diterima dalam pinjaman yang diberikan.
Selanjutnya, hasil aspek penilaian kesehatan keuangan koperasi jasa
keuangan syariah selama 3 tahun (2005,2006,2007) dibandingkan dengan SK
MenKop, Pengusaha Kecil, dan Menengah RI No.194/KEP/M/IX/1998.
Langkah analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan tabel penilaian kesehatan
2. Memasukkan hasil perhitungan aspek penilaian kesehatan keuangan ke
dalam tabel penilaian kesehatan.
3. Menghitung nilai kredit untuk memperoleh angka skor dari masing-masing
aspek penilaian kesehatan keuangan sesuai dengan SK MenKop,
Pengusaha Kecil, dan Menengah No.194/KEP/M/IX/1998 yaitu:
a. Permodalan
1) Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total aktiva.
a) Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0,
diberikan nilai kredit 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio modal 1% mulai dari 0%, diberi
nilai kredit 5 dengan batasan nilai kredit maksimal 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor P(2).
2) Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
yang berisiko.
a) Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0,
diberikan nilai kredit 0.
30
b) Untuk setiap kenaikan rasio modal 1% mulai dari 0%, diberi
nilai kredit 5 dengan batasan nilai kredit maksimal 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor P(2).
b. Kualitas aktiva produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 3 rasio,
yaitu:
1) Rasio antara volume pinjaman pada anggota terhadap total volume
pinjaman diberikan.
a) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar 60% diberikan nilai
kredit 100.
b) Untuk rasio lebih kecil dari 60% diberi nilai kredit 0.
c) Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor KAP(1).
2) Rasio antara risiko pinjaman bermasalah dengan total pinjaman
yang diberikan.
a) Untuk rasio 50% atau lebih diberi nilai kredit 0.
b) Untuk setiap penurunan rasio 1%, diberi nilai kredit 2 dengan
batasan nilai kredit maksimum 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor KAP(2).
3) Rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah.
a) Untuk rasio 0% (tidak mempunyai cadangan penghapusan)
diberi nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka diberi nilai
kredit 1 dengan batasan nilai kredit maksimum 100.
31
c) Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor KAP(3).
c. Manajemen
1) Penilaian manajemen meliputi beberapa komponen yaitu permodalan,
kualitas aktiva, pengelolaan, rentabilitas, dan likuiditas.
2) Perhitungan nilai kredit didasarkan pada hasil penilaian atas jawaban
pertanyaan manajemen sebanyak 25.
3) Memberikan nilai kredit sebesar 4 untuk setiap pertanyaan yang
dinilai positif.
4) Nilai kredit dikalikan bobot 25% diperoleh skor manajemen.
Berikut ini daftar pertanyaan yang digunakan untuk menilai aspek
manajemen:
1) Permodalan
a) Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari
tingkat pertumbuhan asset.
b) Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota
sekurang-kurangnya sebesar 10% disbanding tahun sebelumnya.
c) Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari
seperempat SHU tahun berjalan.
d) Simpanan (Tabungan Koperasi dan Simpanan Berjangka
Koperasi) meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya.
e) Investasi harta tetap dan inventaris serta biaya ekspansi
perkantoran dibiayai dengan modal sendiri.
32
2) Kualitas Asset
a) Pembiayaan lancer minimal sebesar 90% dari pembiayaan yang
diberikan.
b) Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang
nilainya sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan.
c) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar
dari tahunan pinjaman macet.
d) Pembiayaan macet tahun lalu dapat ditarik sekurang-kurangnya
sepersepuluh.
e) Koperasi senantiasa memantau agar prosedur pembiayaan
dilaksanakan dengan baik.
3) Pengelolaan
a) Memiliki rencana kerja jangka pendek (tahunan) yang meliputi:
- penghimpunan simpanan dan pemberian pembiayaan.
- pendanaan
- pendapatan dan biaya
- personil
b) Memiliki bagan organisasi yang memuat secara jelas garis
wewenang dan tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin
kerja.
c) Mempunyai system dan prosedur tertulis mengenai pengendalian
intern tentang pengamanan asset koperasi yang mencakup kas,
harta tetap dan harta likuid lainnya.
33
d) Memiliki program pendidikan dan latihan bagi pegawai dan
anggota.
e) Memiliki kebijakan tertulis yang mengatur bahwa pengurus dan
pegawai tidak diperbolehkan memanfaatkan posisi dan
kedudukannya untuk kepentingan pribadi.
4) Rentabilitas
a) Memiliki ketentuan tentang penyisihan penghapusan piutang/
cadangan risiko untuk menutup kerugian yang diperkirakan
karena macet.
b) Memiliki ketentuan bahwa semua pengeluaran/biaya harus
didukung dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
c) Memiliki ketentuan tidak akan memberikan pembiayaan yang
bersifat spekulatif, yaitu pembiayaan yang menghasilkan
keuntungan tinggi tetapi berisiko tinggi.
d) Memiliki ketentuan mengenai pembatasan pemberian pinjaman
kepada anggota baru.
e) Dalam pemberian pembiayaan, koperasi lebih menitik beratkan
atas kemampuan peminjam untuk mengembalikan
pembiayaannya dari pada tersedianya agunan.
5) Likuiditas
a) Memiliki kebijakan tertulis mengenai pengendalian likuiditas.
34
b) Memiliki fasilitas pinjaman yang akan diterima dari lembaga lain
untuk menjaga likuiditasnya.
c) Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk memantau
kewajiban yang jatuh tempo.
d) Memiliki ketentuan yang mengatur hubungan antara jumlah
pemberian pembiayaan dengan jumlah dana yang ada.
e) Memiliki sistem informasi manajemen yang memadai untuk
pemantauan likuiditas.
d. Rentabilitas
Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas didasarkan pada 3 rasio
yaitu:
1) Rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap pendapatan
operasional.
a) Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.
b) Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka diberi nilai
kredit 20 dengan batasan nilai kredit maksimum 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot 5% diperoleh skor R(1).
2) Rasio SHU sebelum dikenakan pajak terhadap total aktiva.
a) Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.
b) Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka diberi nilai
kredit 10 dengan batasan nilai kredit maksimum 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot 5% diperoleh skor R(2).
35
3) Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional.
a) Untuk rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0.
b) Untuk setiap penurunan rasio 1% mulai dari 100%, diberi nilai
kredit 10 dengan batasan nilai kredit maksimum 100.
c) Nilai kredit dikalikan bobot 5% diperoleh skor R(3).
e. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas didasarkan atas rasio antara
pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.
1) Untuk rasio 90% atau lebih diberi nilai kredit 0.
2) Untuk rasio dibawah 90% diberi nilai kredit 100.
3) Nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor likuiditas.
4. Menghitung skor dari penilaian kesehatan keuangan koperasi jasa keuangan
syariah.
Skor = nilai kredit x bobot
5. Mencari jumlah skor dengan menjumlahkan masing-masing kesehatan
koperasi jasa keuangan syariah.
6. Mengadakan perbandingan antara hasil perhitungan jumlah skor dengan
golongan tingkat kesehatan keuangan koperasi jasa keuangan syariah yang
tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil, dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 194/KEP/M/IX/1998.
Berdasarkan surat keputusan menteri tersebut, penetapan tingkat
kesehatan keuangan koperasi jasa keuangan syariah dapat digolongkan
menjadi 4 golongan yaitu:
36
Tabel 2 Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi JUMLAH SKOR PREDIKAT
81 - 100 SEHAT
66 - < 81 CUKUP SEHAT
51 - < 66 KURANG SEHAT
0 - < 51 TIDAK SEHAT
Sumber: Kep. M.KUKM No.194/ KEP/M/IX/1998
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Koperasi
Terbentuknya suatu organisasi atau lembaga pasti mempunyai
background atau historis. Demikian juga keberadaan KJKS BMT Insan Sadar
Usaha. Bermula dari “Oream” cita-cita sekelompok ibu-ibu yang terdiri dari
Ibu Hj. Heny Mursidah, S.Ag; Ibu Hj. Dra. Indrayati, Ibu Nuning Sugiyarti,
SE ingin mendirikan BMT (Baitul Maal wat Tamwil). Mereka bertiga
berkonsultasi dengan beberapa tokoh masyarakat, antara lain Drs. Idham Ibty,
Drs. K.H Munawir AF, H.M. Wasilan, Drs. M. Yusuf Hamdani yang
kebetulan pada waktu itu menjabat sebagai pengurus wilayah NU Yogyakarta
dan MWC NU Sewon, Bantul.
Dengan segala upaya dan perjuangan, akhirnya terwujudlah KJKS BMT
Insan Sadar Usaha pada tanggal 2 Mei 2002. Badan Hukum Koperasi terbit
pada tanggal 13 September 2003, dengan akta pendirian No. 030/BH/IX/2003.
Dari sejarah tersebut diatas disimpulkan bahwa KJKS BMT Insan Sadar
Usaha adalah sebuah koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam
yang berbentuk BMT dengan operasional pola syariah dan tidak bernaung
dengan organisasi sosial keagamaan apapun. Tetapi secara historis didirikan
oleh orang-orang Nahdhatul Ulama (NU).
38
B. Lokasi Koperasi
Lokasi koperasi jasa keuangan syariah BMT Insan Sadar Usaha
berkedudukan di Jalan Cuwiri 57, Jogokaryan, Yogyakarta. Koperasi syariah
memilih lokasi ini selain dekat dengan pondok pesantren dikarenakan juga
disekitarnya terdapat banyak usaha kecil dan menengah yaitu pedagang kaki
lima, warung makan, dan toko kelontong yang tersebar sepanjang jalan D.I
Panjaitan, Jogokariyan, Yogyakarta. Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Insan Sadar Usaha juga membuka cabang yang berkedudukan di Kios No. 29
Pasar Bantul, Bantul. Kopersi memilih tempat ini karena lokasi tersebut sangat
strategis dengan sasaran para pedagang di pasar Bantul.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
1. Visi
Menjadikan lembaga bisnis keuangan syariah yang mandiri dan professional
dalam menyelenggarakan layanan pembiayaan dan manajemen
kewirausahaan serta membangun kualitas anggota, keluarga dan masyarakat
di sekitar KJKS BMT Insan sadar Usaha yang selamat, damai dan sejahtera
dengan berlandaskan asas dan prinsip-prinsip dasar yang maju, berkembang,
terpercaya, aman, nyaman, transparan dan berkehati-hatian.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi diatas, KJKS BMT Insan Sadar Usaha menjabarkan
ke dalam misi utamanya sebagai berikut:
39
a. Memberikan layanan bisnis kepada anggota dan menciptakan sinergi
bisnis yang positif.
b. Berperan serta dalam menungkatkan taraf hidup perekonomian
masyarakat.
c. Memberikan kontribusi yang layak pada manajemen, dan seluruh
karyawan.
d. Berperan serta dalam gerakan merubah dari ekonomi ribawi ke ekonomi
syariah.
3. Tujuan
Mewujudkan kehidupan, keluarga dan masyarakat di sekitar KJKS BMT
Insan Sadar Usaha menjadi masyarakat yang sejahtera, dapat mengatasi
ketimpangan ekonomi dan kesejahteraan social, selamat, sehingga
terciptanya masyarakat yang mandiri.
D. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur organisasi dalam koperasi adalah kerangka yang menunjukkan
hubungan antar bagian, tugas, dan tanggung jawab sehingga kedudukan dan
tanggung jawabnya jelas dalam mencapai tujuan Koperasi. Adapun di KJKS
BMT Insan Sadar Usaha, struktur organisasi yang digunakan secara lini
dimana aliran kekuasaan dan tanggung jawab menurun dari kekuasaan
tertinggi pada rapat anggota.
40
Struktur organisasi KJKS BMT Insan Sadar Usaha adalah sebagai
berikut:
Ket: Garis komando Garis koordinasi
Gambar 1: Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Sadar Usaha Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Setelah mengetahui bentuk struktur organisasi yang ada, maka akan
dijelaskan dan diuraikan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab
masing-masing alat kelengkapan organisasi KJKS BMT Insan Sadar Usaha
adalah sebagai berikut:
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang diadakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun dan setiap anggota mempnyai hak satu
suara yang tidak dapat diwakilkan. Rapat anggota dihadiri oleh:
RAT
BADAN PEMERIKSA / PENGAWAS
PENGURUS
PENGELOLA
DEWAN SYARIAH
41
a. Peserta yang terdiri dari anggota, utusan lingkungan (daerah), pengurus,
pengelola, pengawas dan penasehat.
b. Peninjau dan undangan lainnya.
Rapat anggota terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan
adalah rapat anggota yang diselenggarakan setahun sekali, dalam rangka
pengurus mempertanggungjawabkan pengelolaan organisasi dan usaha
koperasi syariah kepada anggota, selambat-lambatnya 2 bulan setelah
tutup buku.
b. Rapat anggota khusus
adalah rapat anggota yang dapat diselenggarakan apabila keadaan
mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada
rapat anggota.
2. Pengurus
Pengurus koperasi syariah dipilih dari anggota dan oleh anggota dalam
rapat anggota dengan masa jabatan 5 tahun. Syarat-syarat menjadi
pengurus adalah:
a. Anggota koperasi
b. Mempunyai sifat kejujuran dan pengabdian yang tinggi.
c. Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian, khususnya koperasi
jasa keuangan syariah.
d. Tidak terkait dalam usaha menyaingi koperasi jasa keuangan syariah
beserta jajarannya.
42
Susunan pengurus terdiri dari:
Ketua: Hj. Heni Mursidah, S.Ag
Wakil ketua: Dra. Na’imah
Sekretaris: Rahayu, S.Pd
Wakil sekretaris: Eny Sri Haryati, SE
Bendahara: Nuning Sugiyarti, SE
3. Badan Pemeriksa/Pengawas
Pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi dilakukan sekurang-
kurangnya sekali dalam 3 bulan. Laporan tersebut harus disampaikan kepada
pengurus selambat-lambatnya 30 hari setelah selesai pemeriksaan. Pengawas
koperasi syariah dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dengan
masa jabatan 5 tahun. Yang menjadi pengawas pada KJKS BMT Insan
Sadar Usaha adalah Drs. Idham Ibty, M.Si dan Dra. Hj. Indrayati.
4. Pengelola
Pengelola koperasi syariah sering disebut manajer, yang berfungsi sebagai
pimpinan pelaksanaan kegiatan operasional harian organisasi dan usaha
koperasi sesuai dengan pola kebijakan pengurus. Syarat-syarat pengelola
adalah sebagai berikut:
a. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana.
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
c. Mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan
keuangan syariah atau magang di lembaga keuangan syariah.
43
Susunan pengelola KJKS BMT Insan Sadar Usaha sebagai berikut:
Manajer: Eny Sri Haryati, SE.
Bagian keuangan dan teller: Emi Suprihati, S.HI dan Ernawati, SE.
Bagian Administrasi dan Pemasaran: Sri Lestari Mulyaningsih dan
Istriningsih
5. Dewan Syariah
Untuk memenuhi kepentingan koperasi, pengurus dapat mengangkat
beberapa anggota dewan syariah dalam rapat anggota. Dimana dewan
syariah tersebut tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota atau rapat
pengurus. Tetapi dewan syariah dapat memberi saran atau anjuran kepada
pengurus untuk kemajuan koperasi syariah baik diminta maupun tidak
diminta. Rapat anggota dapat mengangkat orang bukan anggota yang
mempunyai wawasan dan keahlian untuk menjadi dewan syariah. Masa
jabatan dewan syariah sama dengan masa jabatan kepengurusan tetapi jika
masih diperlukan, seorang penasehat dapat diangkat dalam masa jabatan
kepengurusan yang sedang berjalan. Anggota dewan syariah antara lain:
Drs. KH. Munawir AF, H. S Riowanto, SE, MM., Dr. Mustaqim.
E. Keanggotaan Koperasi Syariah
Keanggotaan koperasi syariah melekat pada anggota sendiri dan tidak
dapat dipindahkan atau diwakilkan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah
44
tangga, keputusan rapat anggota dan peraturan khusus serta system yang
berlaku. Keanggotaan koperasi syariah terdiri dari:
1. Anggota Biasa
Adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai kemampuan penuh
untuk melakukan tindakan hukum. Anggota biasa mempunyai hak
memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas.
2. Anggota Luar Biasa
Adalah warga Negara Indonesia atau warga Negara asing yang tidak
mempunyai kemampuan penuh melakukan tindakan hukum. Anggota luar
biasa mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan tetapi tidak
mempunyai hak suara, hak memilih dan dipilih.
Syarat-syarat keanggotaan KJKS BMT Insan Sadar Usaha:
1. Calon anggota mengajukan permohonan tertulis dengan formulir yang telah
disediakan kepada pengurus. Pengurus wajib memberikan jawaban
selambat-lambatnya 30 hari.
2. Menyetujui isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus
dan sistem yang berlaku.
3. Telah melunasi:
a. Biaya administrasi
b. Simpanan pokok dengan ketentuan yang telah disyahkan.
c. Simpanan wajib dengan ketentuan yang telah disyahkan.
4. Disahkan oleh rapat pengurus
45
Jumlah anggota sampai tahun 2007 ada 202 orang, yang terdiri dari laki-
laki 66 orang dan perempuan 136 orang. Sedangkan calon anggota per 31
Desember 2007 berjumlah 186 orang, terdiri dari calon anggota pada
kantor pusat 100 orang dan calon anggota di kantor cabang 86 orang.
F. Produk dan Usaha-Usaha Koperasi
Produk yang ditawarkan koperasi syariah ini antara lain:
1. Produk penghimpunan dana yang meliputi Tabungan Al Wadiah, Tabungan
Al Mudharabah, Deposito Mudharabah, Simpanan Haji, Simpanan
Qurban, Simpanan Pendidikan (SPP).
2. Produk pembiayaan yang meliputi Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan
Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Qordhul Hasan, Pembiayaan
Istishna, Pembiayaan Salam.
3. Menerima dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).
G. Operasional Pelayanan
Operasional pelayanan pembiayaan yang dilakukan KJKS BMT Insan
Sadar Usaha dalam melayani anggota harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Permohonan pembiayaan dapat dilayani apabila:
a. Mengisi permohonan dan perjanjian pembiayaan dengan benar.
b. Ditandatangani oleh penjamin dan atau istri atau suami.
c. Membawa buku anggota.
46
d. Melampirkan KTP.
e. Melampirkan angunan / jaminan apabila anggota akan meminjam lebih
dari Rp. 1.000.000,00, tetapi apabila anggota telah mempunyai simpanan
pokok sebesar Rp. 1.000.000,00 maka anggota tersebut tidak perlu
melampirkan angunan / jaminan.
H. Asset, Permodalan dan Pembiayaan
Sumber dana KJKS BMT INSAN SADAR USAHA berasal dari
anggota dan calon anggota (simpanan pokok, simpanan wajib, penyertaan,
hibah, cadangan umum, cadangan modal) dan dalam bentuk simpanan
sukarela, simpanan berjangka dan dana titipan / penyertaan terbatas.
Tabel 3 Data Asset, Permodalan dan Pembiayaan (Dalam Rp) Keterangan 2005 2006 2007 Asset 153,975,057 237,240,234 285,074,926 Sumber Permodalan Modal 33,562,655 64,387,037 82,138,222 Simpanan 30,546,303 103,251,536 154,052,771 Pembiayaan 213,305,000 345,430,000 570,700,000
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Tabel 4.1 menjelaskan tentang jumlah keseluruhan asset, permodalan
dan pembiayaan yang dimiliki oleh KJKS BMT Insan Sadar Usaha.
I. Sisa HasiL Usaha (SHU) KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan usaha koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan segala biaya operasional dan
47
penyusutan nilai inventaris yang dikeluarkan dalan satu tahun buku. Pembagian
SHU KJKS BMT Insan Sadar Usaha dapat dirinci sebagai berikut:
Keterangan 2005 2006 2007
Pendapatan 32,063,681.68 42,493,001 71,637,447
Biaya 28,705,508.56 40,970,287 67,680,001
SHU 3,358,173.12 1,522,714 3,957,446
J. Data Keuangan Koperasi
Data utama yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data
yang berasal dari laporan keuangan dan data laporan keuangan lainnya yang
berkaitan dengan permasalahan. Berikut ini akan disajikan data laporan
keuangan KJKS BMT Insan Sadar Usaha selama 3 tahun (2005 sampai
dengan 2007) yang terdiri dari:
1. Neraca per 31 Desember tahun 2005, 2006, dan 2007.
2. Perhitungan Sisa Hasil Usaha untuk periode yang berakhir 31 Desember
2005, 2006, dan 2007.
48
Data laporan keuangan KJKS BMT Insan Sadar Usaha ditunjukkan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4 NERACA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT INSAN SADAR USAHA PER 31 DESEMBER 2005 s.d 31 DESEMBER 2007 (dalam rupiah) NAMA PERKIRAAN 2005 2006 2007
AKTIVA Kas 4,829,167 37,967,750 28,653,871 Bank 2,875,708 4,676,516 16,314,555 Pembiayaan 84,872,200 193,555,234 222,151,709 Cadangan penghapusan pembiayaan (2,557,150) (3,672,400) (4,146,250) Aktiva lain 1,000,000 1,000,000 8,620,831 Biaya dibayar dimuka 4,375,001 2,083,338 4,166,664 Inventaris 3,565,525 5,629,275 14,494,375 Akumulasi penyusutan inventaris (2,327,354) (3,999,479) (5,180,829) Total Aktiva 96,633,097 237,240,234 285,074,926
KEWAJIBAN Simpanan sukarela 38,317,301 92,504,536 99,477,771 Simpanan berjangka 10,250,000 10,750,000 46,500,000 Kewajiban jangka pendek 3,500,000 13,599,150 2,000,000 Dana ZIS 1,307,010 1,499,510 1,396,458 Dana titipan - - 8,075,000 Dana amal sosial - - - Dana sosial - - 353,738 Dana pendidikan - - 133,737 Kewajiban jangka panjang 11,500,000 57,500,000 45,000,000 Jumlah Kewajiban 64,874,311 175,853,196 202,936,704 MODAL Simpanan pokok 15,350,000 24,905,000 44,367,500 Simpanan wajib 4,180,000 7,360,300 11,636,300 Modal penyertaan 8,030,000 22,700,737 15,467,500 Cadangan umum 840,613 840,613 2,909,301 Cadangan modal - - 2,700,000 Hibah - - 1,100,000 SHU belum dibagi - 4,057,673 - SHU tahun berjalan 3,358,173 1,522,714 3,957,621 Jumlah Modal 31,758,786 61,387,037 82,138,222 Total Pasiva 96,633,097 237,240,233 285,074,926
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
49
Tabel 5 PERHITUNGAN HASIL USAHA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT INSAN SADAR USAHA PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 s.d 20007 (Dalam Rupiah) NAMA PERKIRAAN 2005 2006 2007 A.Pendapatan Bagi hasil/Mark up pembiayaan 23,458,600 29,716,800 59,546,475 Administrasi pembiayaan 5,142,500 324,222 9,743,300 Bagi hasil bank 1,664,381 5,553,100 154,842 Operasional 433,500 560,000 908,000 Non operasional 1,364,700 6,338,879 1,284,830 Jumlah Pendapatan 32,063,681 42,493,001 71,637,447 B. Biaya Bonus simpanan - 1,324,834 7,197,172 RAT - - 901,200 Bagi hasil simpanan berjangka 2,451,000 1,794,000 4,455,150 Tenaga kerja 13,900,000 17,910,000 18,615,000 Biaya administrasi bank 691,505 640,733 10,273 Sewa kantor 2,854,999 3,611,663 5,156,666 THR dan bingkisan 1,140,000 925,000 3,649,300 Operasional 1,920,150 4,885,966 3,905,770 Non operasional 1,599,300 2,248,150 1,682,890 Cadangan penghapusan pembiayaan 1,206,600 1,115,250 6,360,000 Cadangan penyusutan aktiva tetap 596,954 1,492,571 1,394,800 Honor pengurus dan hadir rapat - - 1,440,000 Bagi hasil pihak ketiga 2,250,000 4,532,120 3,487,780 Transport dinas 95,000 190,000 110,000 Insentif pengelola 300,000 320,000 Cadangan modal 2,700,000 Biaya promosi 1,370,000 Transport pengelola 2,124,000 biaya lain-lain 2,800,000 Jumlah Biaya 28,705,508 40,970,287 67,680,001 Sisa Hasil Usaha 3,358,173 1,522,714 3,957,446
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Ket: Mark up = Margin atau keuntungan dari piutang murabahah (Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya) dan atas transaksi jual-beli tersebut, yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa marjin keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad).
50
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab V akan diuraikan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian
laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha dari
tahun 2005 sampai dengan 2007, untuk menjawab permasalahan dari penelitian
ini. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dimasukkan ke dalam rumus-rumus
yang relevan dengan permasalahan. Kemudian, dilanjutkan untuk mengetahui
tingkat kesehatan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar
Usaha. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kesehatan keuangan KJKS BMT Insan Sadar Usaha dari tahun 2005 sampai
dengan 2007 adalah sebagai berikut:
A. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Syariah
1. Aspek Permodalan
Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam
menutupi resiko kemacetan pengembalian pinjaman karena tidak ada atau
kurang jaminannya.
Tabel 6 Data untuk menghitung modal sendiri (Dalam rupiah) KETERANGAN 2005 2006 2007 Simpanan pokok 15,350,000 24,905,000 44,367,500 Simpanan wajib 4,180,000 7,360,300 11,636,300 Modal penyertaan 8,030,000 22,700,737 15,467,500 Cadangan umum 840,613 840,613 2,909,301 Cadangan modal - - 2,700,000 Hibah - - 1,100,000 SHU tahun lalu - 4,057,673 - SHU tahun berjalan 3,358,173 1,522,714 3,957,621 Jumlah Modal 31,758,786 61,387,037 82,138,222
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
51
Tabel 7 Data untuk menghitung aspek permodalan (Dalam rupiah) Tahun Modal Sendiri Total Aktiva Pembiayaan yang berisiko 2005 31,758,786 96,633,097 84,872,200 2006 61,387,037 237,240,234 193,555,234 2007 82,138,222 285,074,926 222,151,709
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Modal Sendiri Permodalan (1) = ____________ x 100%
Total Aktiva Rp 31.758.786 2005 = _____________ x 100% = 32,86%
Rp 96.663.097
Rp 61.387.037 2006 = _____________ x 100% = 25,88% Rp 237.240.234
Rp 82.138.222 2007 = _____________ x 100% = 28,81%
Rp 285.074.926
Tabel 8 Data perkembangan aspek permodalan (1) Tahun Permodalan (1) Perkembangan 2005 32,86% - 2006 25,88% (6,98%) 2007 28,81% 2,93%
Sumber: Data diolah Setiap Rp 1,00 total aktiva pada tahun 2005 sampai dengan 2007 ditutup
oleh modal sendiri sebesar Rp 0,33, Rp 0,26, dan Rp 0,29.
* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi penurunan permodalan
(1) sebesar 6,98%. Penurunan permodalan ini bukanlah hal yang jelek,
karena dilihat dari modal sendiri terjadi kenaikan sebesar 48,26% dan
kenaikan total aktiva sebesar 59,27%.
Kenaikan modal sendiri = 48,26%
52
Rp 61,387,037 – Rp 31,758,786 = Rp 29.628.251
Rp 29.628.251 Dalam persentase = _____________ x 100%
Rp 61.387.037
Kenaikan total aktiva = 59,27%
Rp 237.240.234 - Rp 96.663.097 = Rp 140.577.137
Rp 140.577.137 Dalam persentase = ______________ x 100%
Rp 237,240,234
* Tahun 2006 sampai dengan 2007 terjadi kenaikan permodalan (1)
sebesar 2,93% kenaikan permodalan (1) disebabkan adanya kenaikan
modal sendiri sebesar 25,26% dan kenaikan total aktiva sebesar
16,78%.
Kenaikan modal sendiri = 25,26 %
Rp 82.138.222 – Rp 61.387.037 = Rp 20.751.185
Rp 20.751.185 Dalam persentase = ______________ x 100% = 25,26%
Rp 82.138.222
Kenaikan total aktiva = 16,78%
Rp 285.074.926 – Rp 237.240.234 = Rp 47.834.692
Rp 47.834.692 Dalam persentase = ______________ x 100% = 16,78%
Rp 285.074.926
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, dari modal
yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva dapat menutupi modal sendiri
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tergolong baik karena tingkat
pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat
53
pertumbuhan asset (kenaikan modal sendiri = 48,26% dan 25,26% dan
kenaikan total asset 59,27% dan 16,78%).
Modal Sendiri Permodalan(2) = ______________________ x 100%
Pembiayaan Yang Berisiko Rp 31.758.786
2005 = _____________ x 100% = 37,42%
Rp 84.872.200
Rp 61.387.037 2006 = _____________ x 100% = 31,72%
Rp 193.555.234 Rp 82.138.222
2007 = ______________ x 100% = 36,97% Rp 222.151.709 Tabel 9 Data perkembangan aspek permodalan (2) Tahun Permodalan (2) Perkembangan 2005 37,42% - 2006 31,72% (6,3%) 2007 36,97% 5,25%
Sumber: Data diolah
Setiap Rp 1,00 pembiayaan yang beresiko mampu ditutup oleh modal
sendiri sebesar Rp 0,37, Rp 0,32, dan Rp 0.37.
* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi penurunan permodalan
(2) sebesar 6,3%. Penurunan permodalan (2) ini disebabkan adanya
kenaikan modal sendiri sebesar 48,26% dan kenaikan pembiayaan yang
berisiko sebesar 56,15%.
Kenaikan modal sendiri = 48,26%
54
Rp 61,387,037 – Rp 31,758,786 = Rp 29.628.251
Rp 29.628.251 Dalam persentase = _____________ x 100% = 48,26%
Rp 61.387.037
Kenaikan pembiayaan yang berisiko = 56,15%
Rp 193.555.234 – Rp 84.872.200 = Rp 108.683.034
Rp 108.683.034 Dalam persentase = ______________ x 100% = 56,15%
Rp 193.555.234
* Tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 terjadi kenaikan permodalan (2)
sebesar 5,25%. Kenaikan permodalan (2) ini karena adanya kenaikan
modal sendiri sebesar 25,26% dan kenaikan pembiayaan yang berisiko
sebesar 12,87%.
Kenaikan modal sendiri = 25,26 %
Rp 82.138.222 – Rp 61.387.037 = Rp 20.751.185
Rp 20.751.185 Dalam persentase = ______________ x 100% = 25,26%
Rp 82.138.222
Kenaikan pembiayaan yang berisiko = 12,87%
Rp 222.151.709 – Rp 193.555.234 = Rp 28.596.475
Rp 28.596.475 Dalam persentase = ______________ x 100% = 12,87%
Rp 222.151.709
Koperasi Jasa keuangan syariah BMT Insan Sadar Usaha, dalam
permodalan (2) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tergolong baik
55
karena tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota
sekurang-kurangnya 10% dari tahun sebelumnya. Sehingga koperasi
tersebut mampu menutup adanya risiko kemacetan pengembalian
pembiayaan karena tidak ada atau kurangnya jaminan.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Digunakan untuk mengetahui kualitas kekayaan koperasi syariah yang
dapat menghasilkan penghasilan.
Tabel 10 Data pemberian pembiayaan tahun 2005 s.d tahun 2007 Keterangan 2005 2006 2007 orang (000 Rp) orang (000 Rp) orang (000 Rp) Pembiayaan 133 213,305 216 345,450 297 570,700
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Tabel 11 Data untuk menghitung kualitas aktiva produktif
Tahun
Volume Pembiayaan pada
Anggota Total volume Pembiayaan
Risiko Pembiayaan Bermasalah
Cadangan Risiko
2005 84,872,200 213,305,000 149,088,600 2,557,150 2006 193,555,234 345,450,000 269,502,617 3,672,400 2007 222,151,709 570,700,000 396,425,855 4,146,250
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Volume Pembiayaan pada Anggota Kualitas Aktiva Produktif (1) = ____________________________ x 100%
Total Volume Pembiayaan Rp 84.872.200 2005 = ______________ x 100% = 39,79% Rp 213.305.000 Rp 193.555.234 2006 = ______________ x 100% = 56,03% Rp 345.450.000
56
Rp 222.151.709 2007 = _____________ x 100% = 38,93% Rp 570.700.000
Tabel 12 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (1) Tahun Kualitas aktiva produktif Perkembangan 2005 39,79% - 2006 56,03% 16,24 2007 38,93% (17,1)
Sumber: Data diolah
Kualitas aktiva produktif dari tahun 2005 s.d tahun 2007 adalah 39,79%,
56,03%, dan 38,93%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pembiayaan yang diberikan
mampu memenuhi pembiayaan kepada anggota sebesar Rp 0, 40, Rp 0,56,
dan Rp 0,39.
* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi kenaikan KAP (1) sebesar
16,24%. Kenaikan KAP (1) tersebut karena adanya kenaikan volume
pembiayaan kepada anggota sebesar 56,15% dan kenaikan total
pembiayaan yang diberikan sebesar 38,25 %.
Kenaikan volume pembiayaan pada anggota = 56,15%
Rp 193.555.234 - Rp 84.872.200 = Rp 108.683.034
Rp 108.683.034 Dalam persentase = _____________ x 100% = 56,15%
Rp 193.555.234
Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 38,25%
Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000
Rp 132.145.000 Dalam persentase = _____________ x 100% = 38,25%
Rp 345.450.000
57
* Tahun 2006 s.d tahun 2007, terjadi penurunan KAP (1) sebesar -17,1%.
Penurunan KAP (1) ini disebabkan karena adanya kenaikan volume
pembiayaan sebesar12,87% dan kenaikan total pembiayaan kepada
anggota sebesar 39,47%.
Kenaikan volume pembiayaan pada anggota = 12,87%
Rp 222.151.709 - Rp 193.555.234 = Rp 28.596.475
Rp 28.596.475 Dalam persentase = _____________ x 100% = 12,87%
Rp 222.151.709
Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 39,47%
Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000
Rp 225.250.000 Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47%
Rp 570.700.000
Penurunan KAP (1) sebesar -17,1% disebabkan adanya kenaikan total
volume pembiayaan diberikan dibandingkan dengan volume pembiayaan
pada anggota. Kenaikan total volume pembiayaan tersebut adalah dari
38,25% menjadi 39,47% sedangkan penurunan volume pembiayaan pada
anggota adalah dari 56,15% menjadi 12, 87%. Penurunan persentase volume
pembiayaan bukanlah hal yang jelek karena kenaikan volume pembiayaan
dari tahun 2005 s.d 2006 memang sangat tinggi. Besarnya KAP (1) selama 3
tahun (2005 s.d 2007) belum baik, karena volume pembiayaan pada anggota
masih dibawah 60% dari total pinjaman yang diberikan.
58
Risiko pembiayaan bermasalah Kualitas Aktiva Produktif (2) = ____________________________ x 100%
Total Volume Pembiayaan Rp 149.088.600 2005 = ______________ x 100% = 69,89% Rp 213.305.000 Rp 269.502.617 2006 = ______________ x 100% = 78,01% Rp 345.450.000 Rp396.425.855 2007 = ______________ x 100% = 69,46% Rp 570.700.000
Tabel 13 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (2) Tahun Kualitas Aktiva Produktif Perkembangan 2005 69,89% - 2006 78,01% 8,12 2007 69,46% (8,55)
Sumber: Data diolah
Kualitas aktiva produktif (2) dari tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah
69,89%, 78,01% dan 69,46%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pembiayaan yang
diberikan dapat memenuhi pembiayaan yang bersalah sebesar Rp 0,70, Rp
0,78 dan Rp 0,69.
* Tahun 2005 s.d tahun 2007 mengalami kenaikan kualitas aktiva produktif
(2) sebesar 8,12%. Kenaikan KAP (2) tersebut disebabkan adanya
kenaikan pembiayaan yang berisiko sebesar 44,68% dan kenaikan total
volume pembiayaan sebesar 38,25%.
Kenaikan risiko pembiayaan bermasalah = 44,68%
Rp 269.502.617 - Rp 149.088.600 = Rp 120.414.017
59
Rp 120.414.017 Dalam persentase = ______________ x 100% = 44,68%
Rp 269.502.617
Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 38,25%
Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000
Rp 132.145.000 Dalam persentase = ________________ x 100% = 38,25%
Rp 345.450.000
* Tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 terjadi penurunan KAP (2) sebesar
-8,55%. Penurunan KAP (2) ini disebabkan karena risiko pembiayaan
yang bermasalah mengalami kenaikan sebesar 32,02% dan total volume
pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 39,47%.
Kenaikan pembiayaan risiko yang bermasalah = 32,02%
Rp396.425.855 - Rp 269.502.617 = Rp 126.923.238
Rp 126.923.238 Dalam persentase = ______________ x 100% = 32,02%
Rp396.425.855 Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 39,47%
Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000
Rp 225.250.000 Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47%
Rp 570.700.000
Besarnya KAP (2) selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) sudah baik.
Karena besarnya kenaikan pembiayaan yang diberikan dapat menutupi
adanya kenaikan pembiayaan macet yang dialami koperasi yang
bersangkutan.
60
Cadangan risiko Kualitas Aktiva Produktif (3) = ________________________ x 100%
Risiko Pembiayaan bermasalah Rp 2.557.150 2005 = _______________ x 100% = 1,72% Rp 149.088.600 Rp 3.672.400 2006 = ______________ x 100% = 1,36% Rp 269.502.617 Rp 4.146.250 2007 = ______________ x 100% = 1,05% Rp396.425.855
Tabel 14 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (3) Tahun Kualitas Aktiva Produktif (3) Perkembangan 2005 1,72% - 2006 1,36% (0,36%) 2007 1,05% (0,31%)
Sumber: Data diolah
Besarnya kualitas aktiva produktif (3) selama 3 tahun dari tahun 2005
sampai dengan 2007 sebesar 1,72%, 1,36% dan 1,05%. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,00 risiko pembiayaan yang bermasalah dapat ditutupi oleh
cadangan risiko sebesar Rp 0,017, Rp 0,014, dan Rp 0,011.
* Tahun 2005 s.d tahun 2006, mengalami penurunan sebesar -0,36%.
Penurunan KAP (3) ini disebabkan adanya kenaikan cadangan resiko
sebesar 30,37% dan kenaikan risiko pembiayaan yang bermasalah sebesar
44,68%.
Kenaikan cadangan resiko = 30,37%
Rp 3.672.400 - Rp 2.557.150 = Rp 1.115.250
61
Rp 1.115.250 Dalam persentase = _____________ x 100% = 30,37%
Rp 3.672.400
Kenaikan risiko pembiayaan bermasalah = 44,68%
Rp 269.502.617 - Rp 149.088.600 = Rp 120.414.017
Rp 120.414.017 Dalam persentase = ______________ x 100% = 44,68%
Rp 269.502.617
* Tahun 2006 s.d tahun 2007, KAP (3) juga mengalami penurunan sebesar -
0,31%. Penurunan KAP (3) ini disebabkan adanya kenaikan cadangan
risiko sebesar 11,43% dan kenaikan risiko pembiayaan bermasalah yang
diberikan kepada anggota sebesar 32,02%.
Kenaikan Cadangan Risiko = 11,43%
Rp 4.146.250 - Rp 3.672.400 = Rp 473.850
Rp 473.850 Dalam persentase = _____________ x 100% = 11,43%
Rp 4.146.250
Kenaikan pembiayaan risiko yang bermasalah = 32,02%
Rp396.425.855 - Rp 269.502.617 = Rp 126.923.238
Rp 126.923.238 Dalam persentase = ______________ x 100% = 32,02%
Rp396.425.855
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha selama 3 tahun
(2005 s.d 2006) terhadap KAP (3) kurang baik. Karena besarnya
pertumbuhan cadangan risiko tidak mampu menutupi adanya pembiayaan
macet yang dialami koperasi tersebut.
62
3. Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen digunakan untuk melihat apakah semua
kegiatan usaha berjalan dengan baik dan tujuan yang ditetapkan telah
tercapai. Komponen aspek manajemen yang telah ditetapkan atau
dilaksanakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar
Usaha adalah sebagai berikut:
Tabel 15 Penilaian Aspek Manajemen tahun 2005 s.d tahun 2007
NO ASPEK YANG DINILAI 2005 2006 2007
JAWABAN JAWABAN JAWABAN P N P N P N 1 Permodalan 5 - 5 - 5 - 2 Kualitas Aktiva 3 2 3 2 3 2 3 Pengelolaan 5 - 5 - 5 - 4 Rentabilitas 5 - 5 - 5 - 5 Likuiditas 5 - 5 - 5 -
Sumber: Data diolah
Komponen aspek manajemen yang sudah terlaksana atau belum
terlaksana dengan baik adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2005
Aspek manajemen yang telah terlaksana dengan baik adalah aspek
permodalan, aspek pengelolaan, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas.
Aspek manajemen yang belum terlaksana dengan baik adalah aspek
kualitas aktiva produktif.
Kualitas Aktiva:
1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari
pembiayaan yang diberikan.
2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari
tahunan pembiayaan macet.
63
b. Tahun 2006
Aspek manajemen yang telah terlaksana dengan baik adalah aspek
permodalan, aspek pengelolaan, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas.
Aspek manajemen yang belum terlaksana dengan baik adalah aspek
kualitas aktiva.
Kualitas Aktiva:
1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari
pembiayaan yang diberikan.
2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari
tahunan pembiayaan macet.
c. Tahun 2007
Seperti tahun-tahun sebelumnya, aspek manajemen yang telah terlaksana
dengan baik adalah aspek permodalan, aspek pengelolaan, aspek
rentabilitas dan aspek likuiditas. Aspek manajemen yang belum
terlaksana dengan baik adalah aspek kualitas aktiva.
Kualitas Aktiva:
1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari
pembiayaan yang diberikan.
2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari
tahunan pembiayaan macet.
4. Aspek Rentabilitas
Digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam
memperoleh Sisa Hasil Usaha selama periode tertentu.
64
Tabel 16 Data Untuk Menghitung Aspek Rentabilitas
Tahun
Sisa Hasil Usaha
Sebelum Pajak Total Aktiva Beban
Operasional Pendapatan Operasional
2005 3,358,173 96,633,097 28,705,508 32,063,681 2006 1,522,714 237,240,234 40,970,287 42,493,001 2007 3,957,446 285,074,926 67,680,001 71,637,447
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rentabilitas (1) = __________________________ x 100%
Pendapatan Operasional Rp 3.358.173 2005 = ___________ x 100% = 10,47% Rp 32.063.681 Rp1.522.714 2006 = ___________ x 100% = 3,58% Rp 42.493.001 Rp 3.957.446 2007 = ___________ x 100% = 5,52% Rp 71.637.447
Tabel 17 Data perkembangan Rentabilitas (1) Tahun Rentabilitas (1) Perkembangan 2005 10,47% - 2006 3,58% (6,89%) 2007 5,52% 1,94%
Sumber: Data diolah
Besarnya Rentabilitas (1) dari dahun 2005 sampai dengan tahun 2006 adalah
10,47%, 3,58% dan 5,52%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pendapatan
operasional menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,10, Rp 0,04 dan Rp
0,06.
* Tahun 2005 s.d tahun 2006 terdapat penurunan rentabilitas (1) sebesar -
6,89%. Penurunan rentabilitas (1) ini disebabkan adanya penurunan Sisa
65
Hasil Usaha sebesar -120% dan kenaikan pendapatan operasional sebesar
25,54%.
Penurunan Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak = -120%
Rp1.522.714 - Rp 3.358.173 = (Rp 1.835.459)
(Rp 1.835.459) Dalam persentase = ____________ x 100% = -120%
Rp1.522.714
Kenaikan Pendapatan Operasional = 25,54%
Rp 42.493.001 - Rp 32.063.681 = Rp 10.429.320
Rp 10.429.320 Dalam persentase = ____________ x 100% = 24,54%
Rp 42.493.001
* Tahun 2006 s.d tahun 2007 terjadi kenaikan rentabilitas (1) sebesar
1,94%. Kenaikan rentabilitas (1) ini disebabkan karena kenaikan Sisa
Hasil Usaha sebesar 61,52% dan kenaikan pendapatan operasional
sebesar 40,68%.
Kenaikan sisa hasil usaha = 61,52%
Rp 3.957.446 - Rp1.522.714 = Rp 2.434.732
Rp 2.434.732 Dalam persentase = _____________ x 100% = 61,52%
Rp 3.957.446
Kenaikan pendapatan operasional = 40,68%
Rp 71.637.447 - Rp 42.493.001 = Rp 29.144.446
Rp 29.144.446 Dalam persentase = _____________ x 100% = 40,68%
Rp 71.637.447
66
Penurunan rentabilitas (1) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2006
menyebabkan adanya kenaikan sisa hasil usaha sebelum pajak terhadap
pendapatan operasional dari -120% menjadi 61,52%. Dan kenaikan
pendapatan operasional dari 24,54% menjadi 40,68%. Besarnya persentase
rentabilitas (1) ini sudah tergolong baik walaupun pada tahun 2005 sampai
dengan tahun 2006 terjadi penuruna sisa hasil usaha.
Sisa hasil usaha sebelum pajak Rentabilitas (2) = _________________________ x 100%
Total aktiva Rp 3.358.173 2005 = _____________ x 100% = 3,48% Rp 96.633.097 Rp1.522.714 2006 = _____________ x 100% = 0,64% Rp 237.240.234 Rp 3.957.446 2007 = ______________ x 100% = 1,39% Rp 285.074.926
Tabel 18 Data perkembangan rentabilitas (2) Tahun Rentabilitas (2) Perkembangan 2005 3,48% - 2006 0,64% (2,84%) 2007 1,39% 0,75
Sumber: Data diolah
Besarnya rentabilitas (2) secara berturut-turut selama 3 tahun (2005 s.d
2007) adalah sebesar 3,48%, 0,64% dan 1,39%. Ini berarti setiap Rp 1,00
modal dapat menghasilkan keuntungan Rp 0,035, Rp 0,006 dan Rp 0,014.
67
* Tahun 2005 s.d tahun 2006 terjadi penurunan rentabilitas sebesar -
2,84%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan sisa hasil usaha
yang sangat tajam sebesar -120% dan terdapat kenaikan total aktiva
sebesar 59,27%.
Penurunan Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak = -120%
Rp1.522.714 - Rp 3.358.173 = (Rp 1.835.459)
(Rp 1.835.459) Dalam persentase = ____________ x 100% = -120%
Rp1.522.714
Kenaikan total aktiva = 59,27%
Rp 237.240.234 - Rp 96.633.097 = Rp 140.607.137
Rp 140.607.137 Dalam persentase = _____________ x 100% = 59,27%
Rp 237.240.234
Pada tahun 2006 s.d tahun 2007 terjadi kenaikan rentabilitas (2) sebesar
0,75%. Kenaikan ini terjadi disebabkan karena terdapat kenaikan sisa
hasil usaha sebesar 61,52% dan kenaikan total aktiva sebesar 16,78%.
Kenaikan sisa hasil usaha = 61,52%
Rp 3.957.446 - Rp1.522.714 = Rp 2.434.732
Rp 2.434.732 Dalam persentase = _____________ x 100% = 61,52%
Rp 3.957.446
Kenaikan total aktiva = 16,78%
Rp 285.074.926 - Rp 237.240.234 = Rp 47.834.692
68
Rp 47.834.692 Dalam persentase = _____________ x 100% = 16,78%
Rp 285.074.926
Penurunan rentabilitas (2) tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 yang
sangat tajam membuat adanya kenaikan sisa hasil usaha yang lumayan
besar terhadap total aktiva. Kenaikan persentase sisa hasil usaha sebelum
pajak tersebut adalah dari -120% menjadi 61,52% dan persentase kenaikan
total aktiva adalah 59,27% dan 16,78%. Besarnya kenaikan persentase
rentabilitas (2) selama 3 tahun sudah tergolong baik karena modal yang
ditanamkan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
sudah baik.
Beban operasional Rentabilitas (3) = ____________________ x 100%
Pendapatan operasional Rp 28.705.508 2005 = ________________ x 100% = 89,53% Rp 32.063.681 Rp 40.970.287 2006 = _____________ x 100% = 96,42% Rp 42.493.001 Rp 67.680.001 2007 = _____________ x 100% = 94,48% Rp 71.637.447
69
Tabel 19 Data perkembangan rentabilitas (3) Tahun rentabilitas (3) Perkembangan 2005 89,53% - 2006 96,42% 6,89% 2007 94,48% (1,94%)
Sumber: Data diolah
Besarnya rentabilitas (3) selama 3 tahun adalah 89,53%, 96,42% dan
94,48%. Artinya setiap Rp 1,00 pendapatan tahun 2005 s.d tahun 2007
mempunyai biaya operasional sebesar Rp 0,90, Rp 0,96 dan Rp 0,94.
* Tahun 2005 s.d tahun 2006 mengalami kenaikan rentabilitas sebesar
6,89%. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan beban
operasional sebesar 29,94% dan kenaikan pendapatan operasional
sebesar 25,54%.
Kenaikan beban operasional = 29,94%
Rp 40.970.287 - Rp 28.705.508 = Rp 12.264.779
Rp 12.264.779 Dalam persentase = _____________ x 100% = 29,94%
Rp 40.970.287
Kenaikan Pendapatan Operasional = 25,54%
Rp 42.493.001 - Rp 32.063.681 = Rp 10.429.320
Rp 10.429.320 Dalam persentase = ______________ x 100% = 24,54%
Rp 42.493.001
* Tahun 2006 s.d 2007 terjadi penurunan rentabilitas (3) sebesar -1,94%.
Penurunan rentabilitas ini disebabkan karena adanya kenaikan beban
operasional sebesar 39,46% dan kenaikan pendapatan operasional
sebesar 40,68%.
70
Kenaikan beban operasional = 39,46%
Rp 67.680.001 - Rp 40.970.287 = Rp 26.709.714
Rp 26.709.714 Dalam persentase = _______________ x 100% = 39,46%
Rp 67.680.001
Kenaikan pendapatan operasional = 40,68%
Rp 71.637.447 - Rp 42.493.001 = Rp 29.144.446
Rp 29.144.446 Dalam persentase = _____________ x 100% = 40,68%
Rp 71.637.447
Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2007 aspek rentabilitasnya (3) semakin besar
yaitu 89,53%, 96,42% dan 94,48%. Ini menandakan adanya ketidak
efisienan koperasi tersebut. Karena setiap rupiah pendapatan yang terserap
dalam biaya operasional juga tinggi sehingga pendapatan operasional yang
tersedia untuk laba menjadi kecil.
5. Aspek Likuiditas
Digunakan untuk mengukur penyediaan aktiva lancar yang mencukupi
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Tabel 20 Data untuk menghitung aspek likuiditas
Tahun Total volume
pembiayaan diberikan Dana yang diterima 2005 213,305,000 96,633,097 2006 345,450,000 237,240,234 2007 570,700,000 285,074,926
Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha
71
Total Volume Pembiayaan Diberikan
Likuiditas = ______________________________ x 100%
Dana yang diterima Rp 213.305.000 2005 = _____________ x 100% = 220,74% Rp 96.633.097 Rp 345.450.000 2006 = _____________ x 100% = 145,61% Rp 237.240.234 Rp 570.700.000 2007 = _____________ x 100% = 200,19% Rp 285.074.926
Tabel 21 Data perkembangan aspek likuiditas Tahun Likuiditas Perkembangan 2005 220,74% - 2006 145,61% (75,13%) 2007 200,19% 54,58%
Sumber: Data diolah
Tahun 2005 s.d tahun 2006 mengalami penurunan sebesar -75,13%.
Penurunan likuiditas ini karena adanya kenaikan pembiayaan sebesar
38,25% dan kenaikan dana yang diterima sebesar 59,27%.
Kenaikan pembiayaan diberikan = 38,25%
Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000
Rp 132.145.000 Dalam persentase = ________________ x 100% = 38,25%
Rp 345.450.000
Kenaikan dana yang diterima = 59,27%
Rp 237.240.234 - Rp 96.633.097 = Rp 140.607.137
72
Rp 140.607.137 Dalam persentase = _____________ x 100% = 59,27%
Rp 237.240.234
Tahun 2006 s. tahun 2007 aspek likuiditas mengalami kenaikan sebesar
54,58%. Ini diakibatkan adanya kenaikan pembiayaan sebesar 39,47% dan
kenaikan dana yang diterima sebesar 16,78%.
Kenaikan pembiayaan yang diberikan = 39,47%
Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000
Rp 225.250.000 Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47%
Rp 570.700.000
Kenaikan dana yang diterima = 16,78%
Rp 285.074.926 - Rp 237.240.234 = Rp 47.834.692
Rp 47.834.692 Dalam persentase = _____________ x 100% = 16,78%
Rp 285.074.926
Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, aspek
likuiditasnya selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) kurang baik. Ini
disebabkan karena besarnya dana yang diterima tertanam dalam pembiayaan
yang diberikan (nilai likuiditasnya > 90%).
73
B. Analisis Penilaian Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan aspek penilaian
kesehatan keuangan koperasi syariah dengan golongan tingkat kesehatan
keuangan koperasi syariah menurut Surat Keputusan Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
194/KEP/M/IX/1998. Analisis ini disajikan berdasarkan angka ikhtisar dari
data laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar
Usaha dan data pendukung lainnya selama 3 tahun (2005, 2006, 2007).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penilaian tingkat kesehatan sebagai
berikut:
74
1. Menghitung nilai kredit dari masing-masing aspek penilaian kesehatan
keuangan koperasi sesuai dengan SK MenKop, Pengusaha kecil dan
Menengah RI No. 194/KEP/M/1998.
Tabel 22 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Penilaian Kesehatan
Aspek Tahun Perhitungan Nilai
Kredit Permodalan 2005 P(1) = 32,86% x 5 = 164,3% 100 P(2) = 37,42% x 1 = 37,42% 37,42 2006 P(1) = 25,88% x 5 = 129,4% 100 P(2) = 31,72% x 1 = 31,72% 31,72 2007 P(1) = 28,81% x 5 = 144,05% 100 P(2) = 36,97% x 1 = 36,97% 36,97 Kualitas Aktiva 2005 KAP(1) = 39,79% < 60% 0 Produktif KAP(2) = 69,89% (75-69,89) x 2 = 10,22% 10,22 KAP(3) = 1,72% x 1 1,72 2006 KAP(1) = 56,03% < 60% 0 KAP(2) = 78,01% (100-78,01) x 2 = 43,98% 43,98 KAP(3) = 1,36%x 1 1,36 2007 KAP(1) = 38,93% < 60% 0 KAP(2) = 69,46% (75-69,46) x 2 = 11,08% 11,08 KAP(3) = 1,05% x 1 1,05 Manajemen 2005 1). Permodalan = 5/5 x 100% 100 2). Kualitas aktiva = 3/5 x 100% 60 3). Pengelolaan = 5/5 x 100% 100 4). Rentabilitas = 5/5 x 100% 100 5). Likuiditas = 5/5 x 100% 100 2006 1). Permodalan = 5/5 x 100% 100 2). Kualitas aktiva = 3/5 x 100% 60 3). Pengelolaan = 5/5 x 100% 100 4). Rentabilitas = 5/5 x 100% 100 5). Likuiditas = 5/5 x 100% 100 2007 1). Permodalan = 5/5 x 100% 100 2). Kualitas aktiva = 3/5 x 100% 60 3). Pengelolaan = 5/5 x 100% 100 4). Rentabilitas = 5/5 x 100% 100 5). Likuiditas = 5/5 x 100% 100
Sumber: Data diolah
75
Tabel 23 Perhitungan Nilai Kredit Aspek Penilaian Kesehatan
Aspek Tahun Perhitungan Nilai
Kredit Rentabilitas (R) 2005 R(1) = 10,47% x 20 = 209,4% 100 R(2) = 3,48% x 10 = 34,8% 34,8 R(3) = 89,53% (100-89,53) x 10 = 104,7% 100 2006 R(1) = 3,58% x 20 = 71,6% 71,6 R(2) = 0,64% x 10 = 6,4% 6,4 R(3) = 96,42% (100-96,42) x 10 = 35,8% 35,8 2007 R(1) = 5,52% x 20 = 110,4% 100 R(2) = 1,39% x 10 = 13,9% 13,9 R(3) = 94,48% (100-94,48) x 10 = 55,2% 55,2 Likuiditas (L) 2005 220,74% > 90% 0 2006 145,61% > 90% 0 2007 200,19% > 90% 0
Sumber: Data diolah
76
2. Menghitung skor dari aspek penilaian kesehatan keuangan koperasi syariah
dengan rumus:
Skor = Nilai kredit x bobot
Tabel 24 Perhitungan Skor Aspek Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Aspek Tahun Nilai Kredit x Bobot Skor Permodalan (P) 2005 P(1) = 100 x 10% 10 P(2) = 37,42 x 10% 3,7 2006 P(1) = 100 x 10% 10 P(2) = 31,72 x 10% 3,2 2007 P(1) = 100 x 10% 10 P(2) = 36,97 x 10% 3,7 Kualitas Aktiva 2005 KAP(1) = 0 x 10% 0 Produktif (KAP) KAP(2) = 10,22 x 10% 1,02 KAP(3) = 1,72 x 10% 0,17 2006 KAP(1) = 0 x 10% 0 KAP(2) = 43,98 x 10% 4,4 KAP(3) = 1,36 x 10% 0,14 2007 KAP(1) = 0 x 10% 0 KAP(2) = 11,08 x 10% 1,11 KAP(3) = 1,05 x 10% 0,11 Manajemen 2005 1) Permodalan = 100 x 5% 5 2) Kualitas aktiva = 60 x 5% 3 3) Pengelolaan = 100 x 5% 5 4) Rentabilitas = 100 x 5% 5 5) Likuiditas = 100 x 5% 5 2006 1) Permodalan = 100 x 5% 5 2) Kualitas aktiva = 60 x 5% 3 3) Pengelolaan = 100 x 5% 5 4) Rentabilitas = 100 x 5% 5 5) Likuiditas = 100 x 5% 5 2007 1) Permodalan = 100 x 5% 5 2) Kualitas aktiva = 60 x 5% 3 3) Pengelolaan = 100 x 5% 5 4) Rentabilitas = 100 x 5% 5 5) Likuiditas = 100 x 5% 5
Sumber: Data diolah
77
Tabel 25 Perhitungan Skor Aspek Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Aspek Tahun Nilai Kredit x Bobot Skor
Rentabilitas (R) 2005 R(1) = 100 x 5% 5 R(2) = 34,8 x 5% 1,74 R(3) = 100 x 5% 5 2006 R(1) = 71,6 x 5% 3,58 R(2) = 6,4 x 5% 0,32 R(3) = 35,8 x 5% 1,79 2007 R(1) = 100 x 5% 5 R(2) = 13,9 x 5% 0,7 R(3) = 55,2 x 5% 2,76 Likuiditas (L) 2005 0 x 10% 0 2006 0 x 10% 0 2007 0 x 10% 0
Sumber: Data diolah
78
3. Mencari jumlah skor dengan menjumlahkan masing-masing aspek penilaian
kesehatan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar
Usaha, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 26 Perhitungan Jumlah Skor No Aspek Yang Dinilai Skor 2005 2006 2007 1 Permodalan (P)
- P (1) 10
10.00
10.00 - P (2) 3,7 3,2 3,7
2 Kualitas Aktiva Produktif
- KAP (1) - - - - KAP (2) 1,02 4,4 1,11 - KAP (3) 0,17 0,14 0,11 3 Manajemen - Permodalan 5 5 5 - Kualitas Aktiva 3 3 3 - Pengelolaan 5 5 5 - Rentabilitas 5 5 5 - Likuiditas 5 5 5 4 Rentabilitas - R (1) 5 3,58 5 - R (2) 1,74 0,32 0,7 - R (3) 5 1,79 2,76 5 Likuiditas 0 0 0 Jumlah 49,63 46,43 46,38
Sumber: Data diolah
79
4. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan keuangan
koperasi syariah.
Tabel 27 Tabel Penilaian Kesehatan
No Aspek Komponen Nilai
Kredit Bobot Skor A B C (%) D % F=DxE 2005 2006 2007 2005 2006 2007 E 2005 2006 2007 1 Permodalan (P) - P (1) 32,86 37,42 28,81 100 100 100 10 10 10 10 - P (2) 37,42 31,72 36,97 37,42 31,72 36,97 10 3,7 3,2 3,7 2 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) - KAP (1) 39,79 56,03 38,93 0 0 0 10 0 0 0 - KAP (2) 69,89 78,01 69,46 10,22 43,98 11,08 10 1,02 4,4 1,11 - KAP (3) 1,72 1,36 1,05 1,72 1,36 1,05 10 0,17 0,14 0,11 3 Manajemen - Permodalan 5 5 5 100 100 100 5 5 5 5 - Kualitas Aktiva 3 3 3 60 60 60 5 3 3 3 - Pengelolaan 5 5 5 100 100 100 5 5 5 5 - Rentabilitas 5 5 5 100 100 100 5 5 5 5 - Likuiditas 5 5 5 100 100 100 5 5 5 5 4 Rentabilitas - R (1) 10,47 3,58 5,52 100 71,6 100 5 5 3,58 5 - R (2) 3,48 0,64 1,39 34,8 6,4 13,9 5 1,74 0,32 0,7 - R (3) 89,53 96,42 94,48 100 35,8 55,2 5 5 1,79 2,76 5 Likuiditas (L) 220,74 145,61 200,19 0 0 0 10 0 0 0 Jumlah 49,63 46,43 46,38
Sumber: Data diolah
80
Hasil penelitian selama tiga tahun berturut-turut (2005 s.d 2006),
diperoleh skor sebesar 49,63, 46,43 dan 46,38. Selanjutnya jumlah nilai skor
tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat
kesehatan keuangan koperasi menurut SK. MenKop, Pengusaha Kecil dan
Menengah R I No. 194/KEP/M/IX/1998, dimana tingkat kesehatan digolongkan
menjadi:
Jumlah Skor Predikat ___________ _____________ 81 – 100 Sehat
66 ≤ 80 Cukup Sehat
51 ≤ 65 Kurang Sehat
0 ≤ 50 Tidak Sehat
Melalui hasil perbandingan ini, Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Insan Sadar Usaha selama 3 tahun (2005 s.d 2007) tidak ada peningkatan nilai
kesehatan (dari skor 49,63 terus turun menjadi 46,43 dan menjadi 46,38). Ini
menunjukkan bahwa golongan predikatnya selama 3 tahun adalah tidak sehat.
Oleh karena itu dibutuhkan kerja keras dalam menjalankan operasional atau
pengelolaan supaya predikatnya naik atau lebih baik.
81
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan
selama 3 tahun (2005 s.d 2007) pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Insan Sadar Usaha dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Analisis aspek penilaian kesehatan keuangan koperasi syariah.
a. Aspek Permodalan
Analisis aspek permodalan dalam aspek penilaian kesehatan koperasi
syariah terdiri dari dua kesimpulan, yaitu:
1). Aspek Permodalan (1) atau P (1)
Dari modal yang ditanamkan dari keseluruhan aktiva dalam menutupi
modal sendiri dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 tergolong
kurang baik karena tingkat pertumbuhan modal sendiri tidak sama atau
lebih besar dari tingkat pertumbuhan asset (kenaikan modal sendiri
48,26% dan kenaikan total asset 59,27%). Sedangkan untuk tahun
2006 sampai dengan tahun 2007 modal yang ditanamkan dari
keseluruhan aktiva dalam menutupi modal sendiri tergolong baik,
karena tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari
tingkat pertumbuhan asset (kenaikan modal sendiri 25,26% dan
kenaikan total asset 16,78%).
82
2). Aspek Permodalan (2)
Pada permodalan (2) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007
tergolong baik karena tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal
dari anggota sekurang-kurangnya 10% dari tahun sebelumnya.
Sehingga koperasi tersebut mampu menutup adanya risiko kemacetan
pengembalian pembiayaan karena tidak ada atau kurangnya jaminan.
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
1). Aspek Kualitas Aktiva Produktif (1) atau KAP (1)
Besarnya KAP (1) selama 3 tahun (2005 s.d 2007) belum baik, karena
volume pembiayaan pada anggota masih dibawah 60% dari total
pinjaman yang diberikan.
2). Aspek Kualitas Aktiva Produktif (2)
Besarnya KAP (2) selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) sudah
baik. Karena besarnya kenaikan pembiayaan yang diberikan dapat
menutupi adanya kenaikan pembiayaan macet yang dialami koperasi
yang bersangkutan.
3). Kualitas Aktiva Produktif (3)
Aspek kualitas aktiva produktif (3) bisa disimpulkan kurang baik,
karena besarnya pertumbuhan cadangan risiko tidak mampu menutupi
adanya pembiayaan macet yang dialami koperasi tersebut.
c. Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang telah dilakukan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT Insan Sadar Usaha selama 3 tahun (2005, 2006, 2007), hampir
83
semua terlaksana dengan baik sesuai dengan standar yang ada (jumlah
skor tiap tahun mendekati skor 25 yaitu 23).
d. Aspek Rentabilitas
1). Aspek Rentabilitas (1)
Besarnya kenaikan persentase sisa hasil usaha dan pendapatan
operasional sudah baik, walaupun besar nominal sisa hasil usahanya
sedikit. Selain itu, nilai kredit sudah baik yaitu sebesar 100.
2). Aspek Rentabilitas (2)
Penurunan rentabilitas (2) tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 yang
sangat tajam membuat adanya kenaikan sisa hasil usaha yang lumayan
besar terhadap total aktiva. Kenaikan persentase sisa hasil usaha
sebelum pajak tersebut adalah dari -120% menjadi 61,52% dan
persentase kenaikan total aktiva adalah 59,27% dan 16,78%. Besarnya
kenaikan persentase rentabilitas (2) selama 3 tahun sudah tergolong
baik karena modal yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan sudah baik.
3). Rentabilitas (3)
Dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 aspek rentabilitasnya (3)
semakin besar yaitu 89,53%, 96,42% dan 94,48%. Ini menandakan
adanya ketidak efisienan koperasi tersebut. Karena setiap rupiah
pendapatan yang terserap dalam biaya operasional juga tinggi sehingga
pendapatan operasional yang tersedia untuk laba menjadi kecil.
84
e. Likuiditas
Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, aspek
likuiditasnya selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) kurang baik.
Ini disebabkan karena besarnya dana yang diterima tertanam dalam
pembiayaan yang diberikan (nilai likuiditasnya > 90%).
2. Analisis penilaian golongan tingkat kesehatan
Selama 3 tahun berturut-turut (2005,2006,2007), Koperasi Jasa
Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha mengalami penurunan nilai
kesehatan dari skor 49,63 terus turun menjadi 46,43 dan menjadi 46,38. Jadi,
selama 3 tahun tidak ada peningkatan golongan predikatnya yaitu tidak
sehat. Ini menandakan koperasi tersebut tidak atau belum mengutamakan
pelayanan, pemenuhan kebutuhan dan mensejahterakan anggotanya serta
pengelolaan manajemen yang belum atau dalam proses terkendali, sehingga
tingkat kesehatan koperasi tersebut tetap pada posisi tidak sehat.
85
B. Keterbatasan
Meskipun kita ketahui bahwa analisis laporan keuangan koperasi syariah
sangat penting untuk diterapkan, namun ada beberapa keterbatasan yang
menghambat para analis untuk dapat membuat kesimpulan dengan cepat dan
baik. Begitu juga dengan penilaian ini, ada banyak keterbatasan yang harus
dialami. Beberapa diantaranya:
1. Laporan keuangan yang diperoleh dalam penelitian ini, dianggap sebagai
data laporan keuangan yang sesungguhnya. Dikarenakan sulit mencari data
keuangan sesungguhnya pada tahun 2005 karena pada tahun tersebut
terjadi kekacauan pengelolaan di dalam tubuh Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT Insan Sadar Usaha sehingga pembukuan yang dilakukan
pada tahun tersebut sedikit kacau, kemungkinan juga ada data laporan
keuangan yang salah. Yang dimaksud kekacauan disini adalah ada seorang
karyawan yang membawa uang nasabah dan tidak dimasukkan dalam
pembukuan koperasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
kemungkinan laporan keuangannya tidak sepenuhnya benar.
2. Analis sulit mencari data sesungguhnya tentang cadangan penghapusan
pembiayaan sama atau lebih besar dari tahunan pembiayaan macet yang
terjadi sesungguhnya di koperasi syariah selama 3 tahun
(2005,2006,2007).
3. Tidak adanya tolok ukur rasio standar untuk koperasi syariah sebagai acuan
atau perbandingan, maka analis menggunakan rasio standar yang
digunakan untuk koperasi simpan pinjam. Oleh karena itu analis sulit
86
mengatakan bahwa suatu rasio tertentu adalah baik sedangkan yang
lainnya kurang baik.
C. Saran
1. Untuk memperbaiki aspek kualitas aktiva produktif, sebaiknya koperasi
yang bersangkutan memiliki ketentuan kualitas asset, terutama tentang
pemberian pembiayaan lancar kepada anggota minimal 10% dari
pembiayaan yang diberikan.
2. Untuk memperbaiki aspek rentabilitas, hendaklah koperasi yang
bersangkutan tetap terkonsentrasi untuk memiliki ketentuan rentabilitas
yang mengatur tentang pengelolaan dana cadangan penghapusan piutang
atau cadangan risiko untuk menutupi kerugian yang diperkirakan karena
macet.
3. Sebaiknya koperasi syariah tetap mempertahankan aspek permodalannya
dari segi peningkatan minimal 10% dari simpanan anggota
4. Untuk memperbaiki aspek kualitas aktiva produktif, hendaknya koperasi
syariah dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya mengenai pembiayaan
macet, pembiayaan kurang lancar, dan pembiayaan yang diragukan dan
yang terjadi sesungguhnya pada koperasi syariah.
5. Untuk memperbaiki pembukuan, hendaknya Koperasi Jasa Keuangan
Syariah BMT Insan Sadar Usaha menyusun laporan keuangannya secara
lebih rinci dan lengkap sesuai yang tertuang pada Surat Keputusan Menteri
Koperasi, Usaha Kecil Menengah Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
87
tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
6. Untuk meningkatkan predikat tingkat golongan kesehatan, sebaiknya
pengelola koperasi syariah lebih serius untuk meningkatkan kinerjanya,
khususnya mengutamakan pelayanan, pemenuhan kebutuhan dan
mensejahterakan anggotanya serta pengelolaan manajemen yang lebih
baik.
88
DAFTAR PUSTAKA Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Surat Keputusan Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, Surat Keputusan Nomor
194/KEP/M/IX/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2003. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. Sofie. 2005. Merumuskan Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah. Media
Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 5, No. 1. hal. 25 – 39. Datien Eriska Utami. 2006. Analisis Kinerja Keuangan dan Pengelolaan
Internal BMT. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1. hal. 97 – 114.
Munawir. 1997. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Harahap. 2004. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Pustaka
Quantum. Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2002. Evaluasi Kegunaan Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang. Tesis. Program Pasca Sarjana. Ubiversitas Gajah Mada.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha. Rapat Anggota
Tahunan 2005. Yogyakarta: Maret 2006 Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha. Rapat Anggota
Tahunan 2006. Yogyakarta: Maret 2007 Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha. Rapat Anggota
Tahunan 2007. Yogyakarta: Maret 2008 Utary Maharani Barus. 2005. Sistem Bagi Hasil Pada Bank Syariah Dalam
Rangka Menghilangkan Riba Dalam Muamalat. Universitas Sumatera Utara. Karya Ilmiah.
89
Lampiran I
DAFTAR PERTANYAAN I. Sejarah Berdirinya Koperasi
1. Apa nama koperasi syariah ini? 2. Kapan koperasi syariah ini berdiri? 3. Siapakah pendiri koperasi ini? 4. Bagaimanakah cara pendirian koperasi syariah ini? 5. Dimana lokasi koperasi sayaiah ini? 6. Adakah alasan mendirikan koperasi ini?
II. Struktur Organisasi
7. Bagaimana struktur organisasi koperasi saat ini? 8. Berapa jumlah anggota dan karyawan koperasi ini? 9. Apakah koperasi ini sudah berbadan hukum? 10. Apa syarat menjadi anggota koperasi ini?
III. Sumber Modal Koperasi
11. Berapa dan darimana modal koperasi yang diperoleh dari tahun 2005 s.d tahun 2007?
12. Bila dari anggota, bentuknya apa saja dan berapa besarnya? 13. Bila dari luar, dari instansi mana dan berapa besarnya? 14. Jenis pembiayaan apa saja yang diberikan dan bagaimana syaratnya? 15. Berapa rata-rata pembiayaan yang diberikan dan bagaimana system
anggarannya. 16. Bagaimana prosedur pembiayaan dan pengembalian pembiayaan? 17. Berapa besar bagi hasil dan bagaimana dasar penetapan bagi hasilnya? 18. Apakah besarnya pembiayaan disesuaikan dengan besarnya simpanan
angggota? IV. Sistem Akuntansi Koperasi
19. Bagaimana pengelolaan usaha koperasi syariah? 20. Apakah koperasi menerima pembinaan usaha? 21. Apakah segi permodalan mengalami perkembangan dan bagaimana
perkembangannya. 22. Berapa rasio keuangan koperasi dari tahun 2005 s.d tahun 2007? 23. Berapa total volume usaha dari tahun 2005 s.d tahun 2007? 24. Berapakah SHU (Sisa Hasil Usaha) yang berhasil dicapai? 25. Bagaimana pembagian SHU nya? 26. Bagaimana bentuk dan penyajian laporan keuangannya? 27. Bagaimana hasil audit laporan keuangan tahun 2005 s.d tahun 2007? 28. Siapakah yang berhak melakukan penilaian kesehatan koperasi syariah dan
syarat-syarat menjadi petugas penilai kesehatan? 29. Sanksi-sanksi apakah yang dikenakan apabila koperasi syariah tidak
menyampaikan laporan berkala dan laporan tahunan?
90
30. Apakah dalam KJKS ini memiliki rencana kerja, baik dari penghimpunan maupun pemberian pembiayaan dana? (selama satu tahun)
91
Lampiran II
Tabel L.1 Aspek Manajemen Yang Dinilai
No Aspek Keterangan 2005 2006 2007 P N P N P N 1 Permodalan a Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau √ √ √ lebih besar dari tingkat pertumbuhan asset. b Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal √ √ √ dari anggota sekurang-kurangnya sebesar 10% dibanding tahun sebelumnya. c Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih √ √ √ besar dari seperempat SHU tahun berjalan. d Simpanan (Tabungan Koperasi dan Simpanan √ √ √ Berjangka Koperasi) meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya e Investasi harta tetap dan inventaris serta biaya √ √ √ ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri. 2 Kualitas Asset a Pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari √ √ √ pembiayaan yang diberikan. b Setiap pinjaman yang diberikan didukung √ √ √ dengan agunan yang nilainya sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan. c Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama √ √ √ atau lebih besar dari tahunan pinjaman macet. d Pembiayaan macet tahun lalu dapat ditarik √ √ √ sekurang-kurangnya sepersepuluh. e Koperasi senantiasa memantau agar prosedur √ √ √ pembiayaan dilaksanakan dengan baik. 3 Pengelolaan
a Memiliki rencana kerja jangka pendek √ √ √ (tahunan) yang meliputi: - penghimpunan simpanan dan pemberian pembiayaan - pendanaan - pendapatan dan biaya - personil b Memiliki bagan organisasi yang memuat secara √ √ √ jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin kerja. c Mempunyai system dan prosedur tertulis √ √ √ mengenai pengendalian intern tentang pengamanan asset koperasi yang mencakup kas, harta tetap dan harta likuid lainnya. d Memiliki program pendidikan dan latihan bagi √ √ √ pegawai dan anggota.
92
Lanjutan e Memiliki kebijakan tertulis yang mengatur bahwa √ √ √ pengurus dan pegawai tidak diperbolehkan memanfaatkan posisi dan kedudukannya untuk kepentingan pribadi. 4 Rentabilitas a Memiliki ketentuan tentang penyisihan √ √ √ penghapusan piutang / cadangan risiko untuk menutup kerugian yang diperkirakan karena macet. b Memiliki ketentuan bahwa semua pengeluaran / √ √ √ biaya harus didukung dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. c Memiliki ketentuan tidak akan memberikan √ √ √ pembiayaan yang bersifat spekulatif, yaitu pembiayaan yang menghasilkan keuntungan tinggi tetapi berisiko tinggi. d Memiliki ketentuan mengenai pembatasan √ √ √ pemberian pinjaman kepada anggota baru. e Dalam pemberian pembiayaan, koperasi lebih √ √ √ menitik beratkan atas kemampuan peminjam untuk mengembalikan pembiayaannya dari pada tersedianya agunan. 5 Likuiditas a Memiliki kebijakan tertulis mengenai √ √ √ pengendalian likuiditas. b Memiliki fasilitas pinjaman yang akan diterima √ √ √ dari lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya. c Memiliki pedoman administrasi yang efektif √ √ √ untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo. d Memiliki ketentuan yang mengatur hubungan √ √ √ antara jumlah pemberian pembiayaan dengan jumlah dana yang ada.
Sumber: Data diolah