analisis rasio keuangan guna menilai kinerja keuangan

106
ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT GARUDA INDONESIA TBK PERIODE TAHUN 2015 - 2019 SKRIPSI OLEH FAKHIRAH UMAR NIM 105721121116 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT GARUDA INDONESIA

TBK PERIODE TAHUN 2015 - 2019

SKRIPSI

OLEH

FAKHIRAH UMAR

NIM 105721121116

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

ii

ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA

TBK PERIODE TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Manajemen

Disusun Dan Diajukan Oleh:

FAKHIRAH UMAR

NIM 105721121116

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

β€œJanganlah takut pada apa yang kau pilih,

Disaat kamu ragu dan takut akan kehilangan maka

Kamu akan kehilangan segalanya”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua, keluarga, sahabat serta

orang-orang tercinta dan tersayang.

Page 4: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

vii

Page 5: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

viii

Page 6: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

ix

Page 7: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

x

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadiran Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul β€œAnalisis Rasio Keuangan

Guna Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk

Periode Tahun 2015-2019”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Umar Lenggo dan ibu Nurasia yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilanpenulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis dalam menuntut ilmu menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

Page 8: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xi

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse,M.ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Muh. Nur Rasyid , SE.,MM selaku Ketua Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Ruliaty, MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

5. Ibu Nurlina, SE., MM, selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammdaiyah Makassar

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Manajemen 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak

Page 9: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xii

utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa

mengharapkan saran kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fi sabilil Haq fastabiqul khairat, wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

Page 10: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xiii

ABSTRAK

Fakhirah Umar, 2020. Analisis Rasio Keuangan Guna Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk Periode Tahun 2015-2019,

Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Pembimbing I Ruliaty dan Pembimbing II Nurlina Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi keuangan pada PT. Garuda Indonesia Tbk berdasarkan analisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas pada periode tahun 2015-2019. Objek yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu laporan keuangan yang berupa Neraca dan Laporan laba rugi PT Garuda Indonesia Tbk periode tahun 2015-2019. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian Kepustakaan dan Dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari Analisis Likuiditas, Analisis Leverage, Analisis Aktivitas, Analisis Profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan kondisi keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk dari tahun 2015 sampai 2019 mengalami kondisi yang kurang baik di tinjau dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas setiap tahunnya mengalami penurunan yang signifikan sehingga berada di bawah rata-rata standar industri. Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas

Page 11: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xiv

ABSTRACT

Fakhirah Umar, 2020. Financial ratio analysis to assess the company

financial performance of PT. Garuda Indonesia Tbk for the 2015-2019 period, thesis of the faculty of economics and business, majoring in management at the Muhammadiyah University of Makassar. Supervisor I by Dr. Ruliaty and supervisor II by Nurlina

This study aims to determine the description of the financial econdition at PT. Garuda Indonesia Tbknbased on analysis of liquidity ratios, leverage, activity and profitability in the 2015-2019. The data method used is the literature study and documentation. The data analysis method used is ratio analysis, leverage, Activity analiysis profitability analysis, the result showed that the ratio level for the five years 2015-2019.the result showed tahta the financial condition in terms of liquidity ratios, leverage ratios, activity ratios and profitability ratios each year had a significant decline so that it was below the average industry standard.

Keywords: Financial performance, Liquidity, Leverage, Activity, Profitability.

Page 12: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xv

DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN...................................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN ............................................ Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

ABSTRAK ........................................................................................................ xiii

ABSTRACT ...................................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................................... 7

1. Analisis Laporan Keuangan ..................................................................... 7

2. Analisis Rasio Keuangan ......................................................................... 8

3. Kinerja keuangan perusahaan ............................................................... 14

B. Tinjauan Empiris ..................................................................................... 18

C. Kerangka Konsep .................................................................................... 23

D. Hipotesis ................................................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 25

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................... 25

D. Sumber Data ........................................................................................... 29

Page 13: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xvi

E. Populasi dan Sampel .............................................................................. 29

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 32

1. Profil Perusahaan ............................................................................ 32

3. Visi dan Misi .................................................................................... 36

4. Logo Perusahaan ............................................................................ 37

5. Struktur Organisasi .......................................................................... 37

B. Analisis Rasio Keuangan ........................................................................ 40

C. Hasil Analisis Kinerja Kuangan dan Pembahasan ................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 67

B. Saran ...................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69

LAMPIRAN ........................................................................................................ 71

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 91

Page 14: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Current Ratio. ............................................................................................ 41

Tabel 4.2 Quick Ratio ................................................................................................ 43

Tabel 4.3 Debt To Asset Ratio .................................................................................. 46

Tabel 4.4 Debt To Equity Ratio ................................................................................. 48

Tabel 4.5 Total Asset Turnover ................................................................................. 51

Tabel 4 6 Inventory Turnover .................................................................................... 53

Tabel 4.7 Net Profit Margin........................................................................................ 55

Tabel 4.8 Return On Investement ............................................................................. 57

Tabel 4.9 Return On Equity ....................................................................................... 59

Tabel 4.10 Analisis Kinerja Keuangan...................................................................... 61

Page 15: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 23

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ........................................................................... 37

Gambar 4.2 Struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Tbk. .............................. 39

Page 16: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi dan perubahan teknologi yang begitu cepat banyak

investor yang melakukan perdagangan saham melalui lintas negara,

informasi-informasi yang tersedia bagi investor sekarang begitu mudah untuk

diperoleh. Sehingga banyak perusahaan telah menjual sahamnya ke pasar

modal atau go public yang berarti perkembangan pasar modal patut

diharapkan sebagai salah satu indikator pembangunan ekonomi dalam

menghimpun dana baik untuk proses produksi maupun berinvestasi.

Salah satu analisis yang dijadikan bahan pengambilan keputusan bagi

calon investor adalah dengan membandingkan kinerja perusahaan dari tahun

ke tahun, hasil dari keputusan para calon investor tersebut didasarkan dari

apakah kinerja perusahaan semakin meningkat atau sebaliknya. Apabila

kinerja keuangan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun maka akan

mendorong investor menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.

Salah satu sumber informasi yang digunakan para investor adalah

Laporan Keuangan untuk mengetahui informasi kinerja keuangan suatu

perusahaan baik atau tidak. Informasi yang diperoleh pada Laporan

Keuangan belum sepenuhnya dapat dipergunakan secara langsung, akan

tetapi diperlukan analisis lanjutan terhadap laporan keuangan tersebut

sampai dapat memberikan informasi yang jelas mengenai kinerja

perusahaan.

Page 17: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

2

Laporan keuangan membantu investor untuk mengetahui kondisi

perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Analisis

laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik rasio, teknik

ini biasa digunakan ketika melakukan analisis laporan keuangan karena

dianggap muda dalam perhitungannya dan muda dipahami hasilnya.

Rasio keuangan sendiri terdiri dari beberapa kelompok seperti likuiditas,

leverage, profitabilitas dan aktivitas. Setiap kelompok ini memiliki fungsi yang

berbeda-beda seperti tingkat likuiditas untuk mengetahui tingkat kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh

tempo. Likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio dan

quick rasio, alasan digunakan dua rasio rasio likuiditas dikarenakan penelitian

ini ingin mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang jangka

pendeknya.

Tingkat leverage berfungsi untuk mengetahui seberapa besar perusahaan

dibiayai oleh hutang. Tingkat leverage yang digunakan pada penelitian ini

adalah debt to assets rasio dan debt to equity rasio, alasannya penelitian ini

menggunakan kedua rasio tersebut karena peneliti ingin mengetahui

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai hutang dan mengetahui

modalnya sendiri yang dijadikan jaminan hutang.

Tingkat aktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas dalam

penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Tingkat aktivitas yang

digunakan pada penelitian ini adalah total assets turnover dan inventory

turnover alasan penelitian ini menggunakan rasio ini ingin mengetahui

perputaran dana yang terjadi selama satu periode akuntansi.

Page 18: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

3

Tingkat profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan profit. Tingkat profitabilitas berfungsi

sebagai rasio yang digunakan pemegang saham untuk mengetahui tingkat

keuntungan yang diperoleh dalam penjualan atau investasi. Tingkat

profitabilitas yang digunakan adalah net profit margin, return on investment,

dan return on equity, alasan menggunakan tiga rasio profitabilitas tersebut

dikarenakan penelitian ini ingin menilai atau mengukur posisi keuangan pada

suatu periode tertentu.

Secara teori, apabila tingkat rasio keuangan tertentu mengalami kenaikan

maka kinerja perusahaan tersebut bagus sehingga apabila kinerja

perusahaan tersebut dinilai bagus, seharusnya investor berani

menginvestasikan dananya untuk perusahaan tersebut, dan jika banyak

investor cenderung ingin membeli saham perusahaan tersebut akan

mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan hukum ekonomi

apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan mengalami

kenaikan diluar faktor-faktor eksternal lain.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak

pemerintah dan para pemakai laporan keuangan suatu perusahaan

penerbangan yang dimiliki pemerintah dalam memprediksi pertumbuhan laba

perusahaan. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang

berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah

terdaftar di bursa efek. Bursa efek tersebut bersama-sama dengan pasar

uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan

pemerintah. Salah satunya sektor transportasi udara, industri penerbangan

menjadi kunci untuk mengembangkan sarana transportasi.

Page 19: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

4

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan

BUMN yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dituntut untuk

tetap menjaga kinerja keuangannya PT Garuda Indonesia yang bergerak

dalam bidang transportasi khususnya transportasi udara juga dituntut untuk

tetap menjaga kualitas pelayanannya kepada masyarakat, sebab industri

penerbangan nasional memiliki potensi untuk terus berkembang hal ini

disebabkan karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia

yang memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang

khatulistiwa. Semenjak tahun 2000 peraturan mengenai penerbangan di

Indonesia mulai dilonggarkan hal ini menyebabkan banyaknya maskapai-

maskapai penerbangan baru di Indonesia.

Selain itu gencarnya pemerintah Indonesia yang mempromosikan

pariwisata Indonesia membuat beberapa perusahaan penerbangan di

Indonesia memiliki kesempatan untuk terus berkembang dengan banyak

traveler asing yang bepergian ke seluruh pelosok negeri menggunakan jasa

transportasi udara. Terutama perusahaan penerbangan milik pemerintah.

Untuk itu Garuda Indonesia pun memutuskan untuk Go Public dan

menerbitkan saham perdananya pada 11 Februari 2011 lalu. Dengan harga

jual saham per lembar yang ditetapkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik

Negara (Kementerian BUMN) sebesar Rp 750. Harga saham perdana PT.

Garuda Indonesia ini mengambil harga terendah dari yang ditawarkan yaitu

RP. 750 – Rp.1100.

PT. Garuda Indonesia Tbk di tahun 2018 dikenakan sanksi oleh lembaga

keuangan pemerintah dan non pemerintah, pasalnya terdapat dalam laporan

keuangan ditemukan keganjalan dalam membukukan laba bersih sebesar

Page 20: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

5

RP. 11,33 miliiar berbanding dengan menolanjak tanjamnya di 2017 yang

menderita rugi namun laporan keuangan ini membuat dua komisaris Garuda

Indonesia (Dony Oskaria dan Chairal Tanjung) menganggap laporan

keuangan 2018 Garuda Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK).

Alasan sehingga melakukan penelitian ini karena ingin mengetahui

perbandingan kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk selama lima tahun

yaitu dari tahun 2015 sampai 2019 terlebih dengan adanya kasus laporan

keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk di tahun 2018 apakah setelah adanya

kasus tersebut trend kinerja keuangan perusahaan PT. Garuda Indonesia

Tbk mengalami peningkatan atau menurun.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul β€œAnalisis Rasio Keuangan guna menilai Kinerja

Keuangan Perusahaan PT Garuda Indonesia periode 2015-2019”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka peneliti

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

β€œBagaimana trend kinerja keuangan pada PT Garuda Indonesia Tbk

berdasarkan rasio keuangan pada periode 2015-2019?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui trend kinerja keuangan pada PT Garuda Indonesia Tbk.

Berdasarkan analisis rasio likuiditas,rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas pada periode tahun 2015-2019.

Page 21: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan mengenai kinerja

dilihat dari rasio keuangan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk

mengembangkan ilmu dan sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu

pengetahuan.

3. Bagi Pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam

penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.

Page 22: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

7

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Analisis Laporan Keuangan

Harahap (2010 :190) menyatakan bahwa ”Analisis laporan keuangan

adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan

tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting

dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Kasmir (2015 :66) setelah laporan keuangan disusun

berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi

dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang

sesungguhnya kondisi keuangan dimaksud adalah diketahuinya berapa

jumlah harta (kekayaan), kewajiban ( utang) serta modal (ekuitas) dalam

laporan posisi keuangan yang dimiliki, kemudian juga akan diketahui jumlah

pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode

tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan pada umumnya meliputi

neraca, laporan Laba/Rugi, Laporan perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas

dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan

suatu bentuk laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan,

perkembangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan pada waktu

Page 23: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

8

tertentu. Dua jenis laporan keuangan yang umumnya dibuat oleh setiap

perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi yaitu Neraca dan Laporan

laba rugi.

2. Analisis Rasio Keuangan

Kasmir (2011:104) mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.

Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam

satu periode maupun beberapa periode.

Menurut Munawir (2010 :106), Analisis rasio keuangan adalah future

oriented atau berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisa

rasio keuangan bisa digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan

keuangan serta hasil usaha dimasa mendatang dengan angka-angka rasio

historis atau kemungkinan dengan rasio industri (yang dilengkapi dengan data

lainnya) bisa digunakan sebagai dasar untuk penyusunan laporan keuangan

yang diproyeksikan yang merupakan salah satu bentuk perencanaan

keuangan perusahaan.

Adapun manfaat analisis rasio keuangan:

Fahmi (2014 :109) menyatakan bahwa dengan menggunakan rasio

keuangan sebagai alat analisis dapat diperoleh manfaat:

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

untuk menilai kinerja dan prestasi.

Page 24: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

9

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan.

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat mengevaluasi kondisi

suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditur dapat

digunakan memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan

dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan

pengembalian pokok pinjaman.

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak-pihak

stakeholder organisasi.

Jenis Rasio keuangan yang digunakan adalah:

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan

aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan

pada posisi jangka pendek yaitu untuk mengetahui kamampuan

perusahaan menyediakan alat-alat yang paling likuid guna menjamin

pengembalian hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan

mengetahui perbandingan rasio ini maka akan diketahui sejauh mana

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Adapun rasio yang digunakan yaitu:

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang

segera jatuh tempo. Standar umum rata-rata industri minimal

Page 25: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

10

100% artinya dengan hasil rasio seperti itu perusahaan sudah

berada dititik aman dalam jangka pendek.

Rumus:

Current ratio = Aktiva Lancar

Hutang LancarΓ— 100%

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memerlukan waktu

yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas. Standar umum

rata-rata industri adalah 150% atau 1,5 kali kondisi ini

menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan

bila hendak melunasi utang lancar, tetapi dapat menjual surat

berharga atau penagihan piutang.

Rumus:

Quick ratio =Aset Lancar –Pesediaan

Kewajiban LancarΓ— 100%

2) Rasio Leverage

Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan serta memenuhi

kewajiban atau utang jangka panjang. Apabila suatu perusahaan

mempunyai kekayaan lebih besar dari pada seluruh hutang-

hutangnya, maka dengan sendirinya perusahaan dalam keadaan

solvabel, tetapi sebaliknya jumlah kekayaannya lebih kecil dari pada

seluruh hutang-hutangnya bila diliquit. Adapun rasio yang digunakan

dalam rasio leverage yaitu:

Page 26: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

11

a. Debt to Asset Ratio (Rasio utang terhadap total aktiva)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan

berpengaruh terhadap pembiayaan aset, semakin tinggi rasio ini,

maka semakin besar resiko keuangannya, semakin rendah rasio

ini maka semakin rendah resiko keuangannya. Standar rata-rata

industri adalah 35%.

Rumus:

Debt to Total Asset Ratio =Total Hutang

Total Aktiva

b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas ( Debt to Equity Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada kreditor.

Standar rata-rata industri sebesar 40% jika berada diatas rata-rata

industry maka perusahaan dianggap kurang baik.

Rumus:

Debt to Equity Ratio = Total Hutang

Total Ekuitas

3) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang

memperlihatkan pemakaian dana perusahaan, rasio ini berkaitan

dengan kegiatan perusahaan yang diukur dengan kegiatan penjualan

dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas

adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa

besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber

dananya. Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian

Page 27: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

12

menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva tersebut pada kegiatan

tertentu. Adapun rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas yaitu:

a. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan

dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar

dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. Standar rata-rata

industri rasio ini adalah sebanyak 2 kali dalam setahun.

Rumus:

Total Assets Turnover =Penjualan

Total Aktiva

b. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan

berputar dalam satu periode atau berapa lama rata-rata

persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual. Standar

rata-rata industri rasio ini adalah sebanyak 20 kali dalam setahun.

Rumus:

Inventory Turnover = Penjualan

Persediaan

4) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio perbandingan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba melalui dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan

sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan

perbandingan laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

Page 28: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

13

tersebut. Profitabilitas sangat penting untuk menguatkan kondisi

perusahaan. Adapun rasio yang digunakan yakni:

a. Net Profit Margin

Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan

bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar

rasionya maka akan semakin baik dianggap kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba adalah cukup tinggi. Standar

rata-rata industri sebesar 20%, jika berada di atas rata-rata

industri maka margin laba suatu perusahaan baik, namun jika

berada dibawah standar industri maka perusahaan tersebut

kurang baik.

Rumus:

Profit Margin Ratio = Laba Bersih

PenjualanΓ— 100%

b. Return On Investment (ROI)

Return On Investment digunakan untuk mengukur kemampuan

dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

untuk menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar ROI

berarti suatu perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dalam

menghasilkan laba bersih. Standar rata-rata industri yaitu sebesar

15%.

Rumus:

Return On Investment = Laba Bersih

Total AktivaΓ— 100%

Page 29: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

14

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan dari

modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang

saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih

sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini

semakin baik keadaan perusahaan. Standar rata-rata industri

untuk ROE sebesar 20%.

Rumus:

Return On Equity = Laba Bersih

ModalΓ— 100%

3. Kinerja keuangan perusahaan

Secara umum kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran

tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dinilai dengan alat-alat

analisis rasio keuangan sehingga dapat diketahui mengenai baik

buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Menurut Fahmi (2011 :2), kinerja keuangan adalah suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara

baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang

kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya

keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja

dalam periode tertentu.

Kinerja perusahaan dapat diukur berdasarkan penghasilan bersih

(laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi

Page 30: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

15

(return on investment) atau penghasilan per saham (earning per share)

(Harmono, 2014 :23). Menurut Jumingan (2014 :239) kinerja keuangan

merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik

itu menyangkut aspek penghimpunan maupun penyaluran dana yang

biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan

profitabilitas.

a. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk

melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat

bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan

merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan menyangkut

review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi dan memberi

solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa

tujuan diantaranya (Munawir,2010 :31) :

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera

dipenuhi pada saat ditagih.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi.

3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau

ekuitas secara produktif.

Page 31: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

16

4) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya

agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam

membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta

pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang

saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

Arti penting penilaian kinerja perusahaan bagi masing-masing

pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yaitu diantaranya

bagi para investor, kreditur, pemerintahan, manajemen perusahaan

dan pihak-pihak terkait lainnya:

1. Investor (pemegang saham)

Penilaian kinerja perusahaan penting bagi investor tidak lain untuk

menjamin bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan itu

digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sebagaimana

yang dijanjikan oleh pihak manajemen perusahaan.

2. Kreditur

Setiap perusahaan akan selalu berhubungan dengan pihak

kreditur dalam hal pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari

hutang. Bagi kreditur atau calon kreditur, penilaian kinerja

perusahaan ini dapat memberikan dasar untuk mengambil

keputusan yang menyangkut jaminan kepastian pembayaran

pokok pinjaman beserta bunganya oleh debitur sesuai perjanjian

yang disepakati.

Page 32: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

17

3. Manajemen perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, penilaian kinerja sangat penting

terutama untuk memastikan keberhasilan tingkat usahanya serta

memberikan dasar untuk melanjutkan perencanaan strategis dan

operasional di masa mendatang. Dengan kata lain penilaian

kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan manajemen atas misi yang diembannya. Melalui

penilaian kinerja ini akan diketahui tingkat hasil nyata yang dicapai

suatu unit usaha selama periode tertentu.

4. Pemerintah

Pemerintah juga berkepentingan terhadap penilaian kinerja

perusahaan, karena dapat dijadikan sebagai dasar untuk

penetapan beban pajak, pembuatan berbagai kebijakan regulasi

pemberian fasilitas terhadap suatu bidang usaha serta

pengawasan terhadap kondisi ekonomi dan moneter suatu Negara

khusus bagi perusahan publik, serta yang berkepentingan

terhadap kinerja emiten sebagai dasar pengawasan bursa efek.

5. Pihak–pihak lain

Pihak pihak lain yang berkepentingan antara lain analisis sekuritas

yang berkepentingan langsung terhadap penilaian kinerja

sedangkan berkepentingan tidak langsung seperti konsultan bisnis

dan keuangan serta peneliti bidang keuangan. Analisis sekuritas

perlu untuk memberikan bahan masukan kepada para pelaku

pasar modal seperti pialang dan investor untuk mengambil

tindakan sehubungan dengan sekuritas yang dimiliki. Konsultan

Page 33: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

18

dan peneliti berkepentingan dengan kinerja umumnya berkenaan

dengan hasil yang akan dipublikasikan kepada masyarakat.

B. Tinjauan Empiris

Gregorius Kiren, Silvia Indrarini, dan Suprapti (2017) dengan judul

Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk (Periode 2010-2014) menyimpulkan bahwa, pada

tahun 2010, rasio likuiditas berada dibawah standar industri dan mengalami

kenaikan pada tahun 2011 mencapai standar industri, tahun 2012 hingga

2014 rasio likuiditas menunjukkan tren penurunan jadi kurang likuid untuk

menjamin hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio

perputaran aktiva tahun 2011 di tahun sebelumnya mengalami penurunan

pada tahun 2012 sampai 2014, tahun 2011 perusahaan lebih efisien untuk

menghasilkan penjualan. Rasio solvabilitas periode 2010-2014 kurang baik,

ini ditunjukkan dengan rasio lebih besar dari standar industri. Rasio

profitabilitas menggambarkan keadaan kurang baik karena besarnya rasio

yang berada dibawah standar industri. Rasio pasar menunjukkan tren positif

pada tahun 2012 meningkatnya laba per lembar dan harga pasar per lembar

tapi rasio ini kembali turun pada 2014 karena mengalami kerugian.

Muhammad Rizal (2017), dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT.

Garuda Indonesia Tbk, menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan

dari rasio likuiditas selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015 dalam

kondisi kurang baik. dari rasio solvabilitas selama periode tahun 2011 sampai

2015 dalam kondisi kurang baik. Ditinjau dari rasio profitabilitas selama

periode 2011 sampai 2015 dalam keadaan kurang baik.

Page 34: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

19

Meutia Dewi (2017) dengan judul Analisis rasio keuangan untuk

mengukur kinerja keuangan PT Smartfren Telecom, Tbk menyimpulkan

bahwa tingkat likuiditas PT. Smartfren Telecom Tbk. Yang diukur dengan

menggunakan current ratio tahun 2007-2016 menunjukkan kondisi yang

kurang baik karena di bawah standar industri yaitu 200%. Tingkat solvabilitas

yang diukur menggunakan debt ratio menunjukkan kondisi yang kurang baik

karena pada tahun 2007-2016 berada diatas 30%. Tingkat profitabilitas yang

diukur menggunakan ROI yang kurang baik karena pada tahun 2007-2016

berada dibawah 30%.

Reina Damayanti, Hendry salaidin dan Juni Darwin (2019) dengan judul

Analisis kinerja keuangan pada PT Garuda Indonesia Tbk menyimpulkan

bahwa pada tahun 2013 menunjukkan kinerja perusahaan kurang sehat

karena aspek keuangan tahun 2013 adalah 34, kemudian tahun 2014

perusahaan dinyatakan tidak sehat dengan total skor 28,25, tahun 2015

dinyatakan kurang baik dengan skor 41,75, tahun 2016 perusahaan

dinyatakan tidak sehat skor yang diperoleh dari aspek keuangan 2014 adalah

30,25. Tahun 2017 perusahaan dinyatakan tidak sehat dimana total skor dari

aspek keuangan tahun 2015 adalah 25,75 dengan standar penilaian. Secara

keseluruhan dalam kurun 5 tahun yaitu 2013-2017 penilaian kinerja

keuangan PT Garuda Indonesia Tbk mengalami penurunan kinerja masih

dalam kondisi tidak baik tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan.

Marianno William J.S (2017) dalam judul Analisis rasio keuangan untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan (studi kasus di PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk). Menyimpulkan bahwa keseluruhan trend rasio likuiditas PT

Telekomunikasi Tbk berada dalam kondisi yang tidak baik. Keseluruhan tren

Page 35: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

20

rasio solvabilitas, debt ratio berada dalam tingkat yang baik atau solvabel

dimana total hutangnya diatas rata-rata dari total aktiva, selain itu debt to

equity ratio juga menggambarkan posisi hutang diatas rata-rata modal sendiri

hal ini berarti belum mampu karena dapat menimbulkan konsekuensi bagi

kreditor untuk menanggung resiko yang lebih besar saat perusahaan

mengalami kegagalan keuangan. Secara keseluruhan trend rasio aktivitas

menggambarkan belum efektif karena masih banyak aset yang belum terjual

secara efektif dan perusahaan mengalami peningkatan penagihan piutang

Secara keseluruhan trend rentabilitas menggambarkan hasil yang baik. Hal

ini disebabkan adanya kenaikan pendapatan dan hasilkan laba yang cukup

baik.

Grace Diana Pricilia Ramang, Tinneke M. Tumbel, Joula J. Rogahang

(2019) dengan judul penelitian Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja

keuangan pada PT. Indonesia Prima Property Tbk Jakarta Pusat

menyimpulkan bahwa analisis rasio likuiditas perlu ditingkatkan agar

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dilihat dari

current ratio dan quick ratio mengalami stabilitas. Analisis rasio Aktivitas

untuk penambahan aktiva perlu dipertimbangkan. Dari sisi likuiditas

perusahaan perlu meningkatkan aktiva lancar yang dimiliki dan mengurangi

hutang lancar agar modal kerja menjadi lebih tinggi. Analisis rasio

profitabilitas untuk menghasilkan laba dengan cara meningkatkan

pendapatan operasional dan mengurangi beban operasional maupun non

operasional sehingga perusahaan cenderung mengalami penurunan hingga

bisa meningkatkan sumber modal yang diperoleh dari cadangan keuangan

atau laba yang dapat meningkatkan jumlah modal. Analisis rasio solvabilitas

Page 36: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

21

cukup baik untuk lebih meningkatkan lagi perusahaan harus memperbesar

aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu

membiayai kewajiban.

Veronika Nugraheni dan Sri Lestari (2006) dengan judul Analisis rasio

keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur,

Tbk. Di Bursa Efek Surabaya (BES) periode 1998-2002 menyimpulkan

bahwa tingkat likuiditas cukup baik. Kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban jangka panjangnya cukup baik, sehingga tidak membahayakan

dana yang ditanam oleh penanam modal hal ini menguntungkan pihak

eksternal terutama investor. Kurangnya kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atas penggunaan hutang secara optimal karena proporsi

penggunaan hutang untuk membiayai investasi semakin menurun. Tingkat

profitabilitas dan aktivitas perusahaan cukup baik dan optimal meskipun

tingkat profitabilitas tidak terlalu tinggi, tetapi tingkat kemampuan

pemanfaatan sumber daya dimiliki sudah optimal.

Siti Mudawamah, Topo Wijono, Raden Rustam Hidayat (2018) dengan

judul Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

(studi pada Bank Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2015) menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas bank BUMN dari

tahun 2013 sampai 2015 dilihat dari LDR PT. Bank Negara Indonesia

Persero Tbk dan PT. Bank Tabungan Negara persero Tbk menunjukkan

kinerja yang tidak baik sedangkan PT Bank Mandiri Persero Tbk tahun 2013 -

2015 mengalami kenaikan dan penurunan yang wajar. Pada rasio rentabilitas

empat bank BUMN dari tahun 2013 -2015 dengan ROA dalam tiga tahun

terakhir menunjukkan kinerja yang baik, empat bank BUMN dari tahun 2013 -

Page 37: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

22

2015 ditunjukkan dengan NPM menunjukkan kinerja cukup baik dan tingkat

solvabilitas empat bank BUMN dari tahun 2013 -2015 CAR menunjukkan

rasio yang cukup baik.

Joy Pulloh, M.G. Wi Endang NP, Zahhroh. Z. A. (2016) dengan judul

Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan studi

kasus pada PT.HM Sampoerna Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa, hasil rasio likuiditas pada

PT HM Sampoerna Tbk periode tahun 2012-2014 kurang baik dibandingkan

standar industri, hasil leverage sudah baik karena debt to asset ratio melebihi

35% sedangkan debt to equity sudah melebihi 90%. receivable turnover

sudah melebihi 15 kali, inventory turnover kurang baik masih terlalu jauh dari

20 kali namun standar industri tidak berlaku pada perusahaan rokok, working

capital turnover sudah baik karena jauh diatas 5 kali, total turn asset over

dianggap baik karena di atas 2 kali, hasil profitabilitas keseluruhan belum

baik karena masih ada dibawah standar industri, net profit margin dinyatakan

kurang baik karena masih terlalu jauh dari 20%, return on investment sudah

baik karena melebihi 30%, return on equity sudah baik karena melampaui

diatas 40%.

Vivi Yanti Sugianto ( 2016) dengan judul Analisis kinerja keuangan

sebelum dan sesudah Go Public PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2007-2014

menyimpulkan bahwa pada variabel CR, DER, DAR, TATO, FATO, ROA,

ROE, dan NPM yang diuji dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks

Test menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum

dan sesudah go public. Dengan periode penelitian yang membandingkan

Page 38: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

23

antara 2 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah go public dan juga 4 tahun

sebelum dengan 4 tahun sesudah go public.

C. Kerangka Konsep

Menurut Sugiyono (2016 :60) seorang peneliti harus menguasai teori-teori

ilmiah sebagai dasar bagi argmentasi dalam menyusun kerangka pemikiran

yang membuahkan hipotesis kerangkapemikiran ini merupakan penjelasan

sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Page 39: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

24

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah β€œDiduga bahwa

terjadi trend kinerja keuangan pada PT Garuda Indonesia Tbk Periode

tahun 2015 - 2019”.

Page 40: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif, dikatakan kuantitatif karena terdapat angka

dan perhitungan menggunakan rumus dalam mendeskripsikan rasio

keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara

khusus suatu objek pada PT Garuda Indonesia Tbk yang telah terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama pada kinerja keuangan perusahaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Garuda Indonesia Tbk, dengan data-data yang

digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website resmi.

Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan, dengan rincian:

a. Bulan September tahun 2020 fokus untuk pengumpulan data

b. Pada bulan Oktober tahun 2020 difokuskan untuk penyusunan dan

penyajian hasil penelitian.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk atau gambaran tentang

bagaimana suatu variabel diukur sehingga peneliti dapat mengetahui baik

atau buruk pengukuran tersebut. Berikut ini adalah variabelnya:

a. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan kondisi sehat atau tidaknya

keuangan suatu perusahaan dimana rasio rata-rata perusahaan lebih

Page 41: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

26

besar dari pada rata-rata industri. Untuk menilai kinerja perusahaan

dengan menggunakan alat ukur rasio keuangan baik rasio likuiditas,

leverage, aktivitas dan profitabilitas.

a) Rasio likuiditas adalah rasio menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban jangka pendek

yang sudah jatuh tempo.

b) Rasio leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan seberapa jauah perusahaan dibiayai oleh hutang

c) Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas dan

efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki

perusahaan.

d) Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan seberapa besar

kemampuan perusahaan mendapatkan laba baik melalui semua

aset maupun laba dibagi modal sendiri.

b. Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya

yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Alat ukur

analisis rasio keuangan yang digunakan terdiri dari:

1) Rasio Likuiditas

a. Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

Current ratio = Aktiva Lancar

Utang LancarΓ— 100%

Page 42: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

27

b. Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang segera jatuh tempo.

Quick ratio = Aktiva Lancarβˆ’Persediaan

Hutang LancarΓ— 100%

2) Rasio Leverage

a. Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.

Debt to Asset Ratio = Total Hutang

Total Aktiva

b. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya bagian utang

Debt to Equity Ratio = Total Hutang

Equitas Pemegang SahamΓ— 100%

3) Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan

dalam menghasilkan penjualan untuk mengukur berapa jumlah

penjualan yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam

dalam aset

Total Assets Turnover = Penjualan

Total Aktiva

b. Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan

akan berputar dalam satu periode.

Inventory Turnover = Penjualan

Persediaan

Page 43: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

28

4) Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya presentase laba kotor atas penjualan

bersih.

Profit Margin Ratio = Laba Bersih

PenjualanΓ— 100%

b. Return On Investment merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar besar kontribusi aset dalam menciptakan laba

bersih

Return On Investment = Laba Bersih

ModalΓ— 100%

c. Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi ekitas dalam menciptakan laba

bersih

Return On Equity = Laba Bersih

ModalΓ— 100%

2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah

skala rasio. Pada skala rasio terdapat semua skala nominal, ordinal,

dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat

mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa

diubah meskipun menggunakan skala yang lain.

Pada umumnya digunakan dua cara untuk menafsirkan rasio-rasio

keuangan. Dengan menggunakan asumsi bahwa metode yang

dipergunakan oleh perusahaan konsisten dari waktu ke waktu, dan

sama dengan yang dipergunakan oleh perusahaan perusahaan lain,

maka rasio-rasio keuangan dapat dihitung dengan:

Page 44: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

29

a. Membandingkan dengan rasio rasio keuangan perusahaan

dimasa yang lalu

b. Membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan yang

tergabung dalam satu industri.

D. Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data

sekunder. Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan peneliti yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk. Berupa

neraca dan laporan laba/rugi yang didapat dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode tahun 2015-2019.

E. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Wiratna Sujarweni (2014 :65) Populasi adalah keseluruhan

subjek yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik

dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas, populasi dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan perusahaan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.

Menurut Wiratna Sujarweni (2014 :65) sampel adalah bagian dari

sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk

penelitian. Bila populasi besar jadi peneliti mengambil sampel dalam

Page 45: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

30

Laporan posisi keuangan (Neraca) dan laba rugi pada perusahaan PT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari periode 2015 - 2019.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Penelitian kepustakaan yaitu berupa informasi atau file yang

berhubungan sesuai dengan analisis yang diteliti yang diperoleh dari

berbagai sumber. File tersebut berupa buku, artikel dan laporan

keuangan.

2. Dokumen yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data

yang telah ada. Data yang digunakan dalam teknik dokumen ini berupa

gambaran umum PT Garuda Indonesia Tbk. yang diperoleh dari situs

http://www.garuda-indonesia.com dan data laporan keuangan

perusahaan dari tahun 2015-2019 diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

yang diunduh melalui situs http://www.idx.co.id.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini digunakan metode analisis horizontal. Kasmir (2011 :69)

menyatakan metode analisis horizontal yaitu membandingkan laporan

keuangan beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat

perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lain. Adapun

alat analisis yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisis Rasio Keuangan

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Current ratio =Aktiva Lancar

Utang LancarΓ— 100%

2) Quick ratio =Aktiva Lancarβˆ’Pesediaan

Hutang LancarΓ— 100%

Page 46: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

31

b. Rasio Leverage

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Debt to Asset ratio=Total Hutang

Total Aktiva

2) Debt to equity ratio = Total Hutang

EquityΓ— 100%

c. Rasio Aktivitas

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Total Assets Turnover = Penjualan

Total Aktiva

2) Inventory Turnover = Penjualan

Persediaan

d. Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Profit Margin Ratio = Laba Bersih

PenjualanΓ— 100%

2) Return On Investment = Laba Bersih

Total AktivaΓ— 100%

3) Return On Equity = Laba Bersih

ModalΓ— 100%

2. Kinerja Keuangan

a. Menghitung rasio keuangan PT Garuda Indonesia Tbk dengan

menggunakan metode analisis-analisis rasio keuangan tahun 2015-

2019.

b. Membandingkan rasio keuangan PT Garuda Indonesia Tbk dari tahun

ke tahun (2015 – 2019).

c. Membandingkan penilai kinerja keuangan perusahaan secara

menyeluruh berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan standar

industri.

Page 47: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

Garuda Indonesia mempersembahkan layanan penerbangan full

service terbaik,Garuda Indonesia maskapai flag carrier Indonesia, saat ini

melayani lebih dari 90 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di

Indonesia. Dengan jumlah penerbangan mencapai 600 penerbangan per hari,

Garuda Indonesia memberikan pelayanan terbaik melalui konsep β€œGaruda

Indonesia Experience” yang mengedepankan β€œIndonesian Hospitality”

keramahtamahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Garuda Indonesia group mengoperasikan 202 armada pesawat

sebagai jumlah keseluruhan dengan rata-rata usia armada dibawah lima

tahun. Adapun Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 144 pesawat,

sedangkan Citilink mengoprasikan sebanyak 58 armada.

Melalui program transformasi yang berkelanjutan Garuda Indonesia

berhasil mencatatkan sejumlah pengakuan internasional diantaranya adalah

pencapaian sebagai β€œThe World Best Economy Class” dari TripAdvisor

Travelers Choice Awards, maskapai bintang lima sejak tahun 2014, β€œTop 10

World Best Cabin Crew” selama lima tahun berturut-turut sejak 2014.

Selain itu, pada tahun 2017 lalu, Garuda Indonesia juga berhasil

meraih predikat β€œBintang 5” dari Airline asosiasi nirlaba untuk peningkatan

Page 48: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

33

pengalaman penumpang penerbangan yang berkedudukan di New York,

Amerika Serikat.

2. Sejarah Perusahaan PT. Garuda Indonesia

PT. Garuda Indonesia adalah perusahaan jasa penerbangan sipil

Indonesia tercipta pertama kali atas inisiatif Angkatan Udara Republik

Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamakan β€œIndonesian

Airways” kepada pemerintahan Burma pada 26 Januari 1949. Peran

β€œIndonesia Airways” pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja

Bundar (KMB) pada 1949. Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa

kembali ke Indonesia pada 1950. Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan

fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan

Udara Militer.

Munculnya Maskapai Nasional Indonesia dengan ditandatanganinya

perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 maka Belanda wajib

menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada

pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB

(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij-Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB

merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta

K.N.I.L.M. (Koninklijke Nederkands hindische Luchtvaary Maatschappij) yang

sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.

Lahirnya Garuda Indonesia Airways (GIA) pada 21 Desember 1949

dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintahan

Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai

nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan β€œGaruda Indonesia

Airways” (GIA) sebagai nama maskapai ini.

Page 49: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

34

Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM

bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus

melatih para staf udara Indonesia. Karena itulah pada masa peralihan ini

Direktur Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijnenburg.

Armada pertama GIA pun merupakan peninggalan KLM-IIB dan bukan

armada β€œIndonesian Airways” milik AURI.

Penerbangan perdana Garuda Indonesia Airways (GIA), sehari setelah

pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu 28

Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (dc -3) berangkat dari bandar

udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno

dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali

Ibukota ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal

sekarang sebagai Garuda Indonesia.

Setahun kemudian, di tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi

perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia

mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang

terdiri dari 22 DC-3,8 Catalina kapal terbang, dan Convair -240. Armada

Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan

penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia

pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara

di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.

Sepanjang tahun 1980-an Garuda Indonesia melakukan revitalisasi

dan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini

mendorong perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang

komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan

Page 50: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

35

mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda

Training Center.

Tahun 1990, armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya

mengalami revitalisasi dan restrukturisasi besar-besaran di sepanjang tahun

1980-an. Hal ini menuntut perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh

bagi karyawan dan mendorong perusahaan mendirikan pusat pelatihan

karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

Tahun 2000, seiring upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005,

Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru bagi masa depan

perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang

dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan

meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan

keuangan yang mencakup keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan

restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam

memahami pelanggan, dan yanng terpenting memperbaharui fan

membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.

Tahun 2010, penyelesaian seluruh restrukturisasi utang perusahaan

mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik

pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah

penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham perusahaan kepada

masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak

sejarah penting ini dilakukan setelah perusahaan menyelesaikan transformasi

bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak.

Page 51: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

36

Tahun 2017, Garuda Indonesia maskapai pembawa bendera Bangsa

saat ini melayani 83 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di

Indonesia. Dengan jumlah penerbangan lebih 600 penerbangan per hari dan

jumlah armada 196 pesawat di Januari 2017, Garuda Indonesia memberikan

pelayanan terbaik melalui konsep β€œGaruda Indonesia Experience” yang

mengedepankan keramahtamahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Garuda Indonesia telah melaksanakan program transformasi secara

berkelanjutan. Hasilnya kini Garuda Indonesia merupakan maskapai bintang

lima, dengan berbagai pengakuan dan apresiasi berskala internasional,

diantaranya pencapaian β€œThe World’s Most Loved Airline 2016” dan β€œThe

World’s Best Economy Class 2013” dari skytrax, lembaga pemeringkat

penerbangan independen berbasis London.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Grup penerbangan berbasis nilai, membawa keramahan Indonesia ke dunia

(US$3.5 Billion)

b. Misi

Pemegang saham, memaksimalkan nilai grup untuk pengembalian

pemegang saham yang lebih baik diantara maskapai regional

Pelanggan, dengan memberikan keramahan Indonesia yang sangat baik

dan pengalaman terbaik dunia kepada pelanggan.

Proses, sambil menerapkan kepemimpinan biaya dan sinergi dalam

kelompok

Karyawan, dan dengan melibatkan karyawan yang bersemangat dan

bangga di salah satu perusahaan paling dikagumi untuk berkerja di

Indonesia.

Page 52: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

37

4. Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

Sumber : Annual Report PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2019

Makna logo Garuda Indonesia Membawa Cita dan Asa: β€œDapat terus

Terbang Layani Penumpang ke Lima Benua” Kepala burung Garuda

melambangkan Lambang Negara Indonesia. Lima (5) Bulu sayap pada

logogram memiliki makna Garuda dapat terus terbang melayani penumpang

menjelajahi berbagai benua. Warna biru tua mereprentasikan keagungan

langit dan warna laut Indonesia sebagai negara kepulauan. Warna hijau tosca

merepresentasikan warna alam indonesia.

5. Struktur Organisasi

PT Garuda Indonesia menggunakan tipe atau bentuk organisasi garis

dan staf. Hal ini disebabkan Garuda sebagai perusahaan udara sangat

membutuhkan pimpinan dan karyawan yang terampil dan berdedikasi tinggi

dalam tugas pada perusahaan tersebut. Pimpinan memberikan perintah yang

bersifat komando. Dalam hal ini bawahan dapat mengerti dan melakukan

perintah tersebut.

Page 53: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

38

Adapun susunan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia pada saat ini

adalah sebagai berikut:

a. Komisaris Utama : Triawan Munaf

b. Wakil Komisaris Utama : Chairil Tanjung

c. Komisaris Independen : Elisa Lumbantoruan dan Yenny Wahid

d. Komisaris : Peter Frans Gintha

susunan direksi PT. Garuda Indonesia pada saat ini adalah sebagai

berikut:

a. Direktur Utama : Irfan Setiaputra

b. Wakil Direktur Utama : Dony Oskaria

c. Direktur Operasi : Tumpal Manumpak Hutape

d. Direktur Teknik : Rahmat Hanafi

e. Direktur Layanan, Pengembangan : Ade R Susardi Usaha, dan

Teknologi Informasi

f. Direktur Niaga dan Kargo : Mohammad R. Pahlevi

g. Direktur Keuangan dan Manajemen : Fuad Rizal Resiko

h. Direktur Human Capital : Aryaperwira Adileksana

Page 54: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

39

Gambar 4.2 Struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Tbk.

Sumber: Struktur Garuda Indonesia tahun 2018

Page 55: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

40

B. Analisis Rasio Keuangan

Penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan

dari tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Berdasarkan tujuan

penelitian tersebut, teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai tujuan

tersebut sebagai berikut:

Berdasarkan data laporan keuangan yang sudah diolah pada tabel:

1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi semua kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

a) Current ratio

Merupakan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang jangka

pendeknya dengan aset yang dimiliki saat ini.

Rumus = Aktiva Lancar

Hutang LancarΓ— 100%

Hasil perhitungan current dari laporan keuangan PT. Garuda

Indonesia Tbk periode tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tahun 2015 = RP. 13.903.263.263.228.975

RP. 16.496.738.624.195Γ— 100%

= 0,842788599 = 84,28%

Tahun 2016 = RP. 15.572.006.581.230

RP. 20.897.194.857.165Γ— 100%

= 0,7451721 = 74,52%

Tahun 2017 = RP. 13.291.409.715.690

RP. 25.887.267.600.090Γ— 100%

= 0,513434246 = 51,34%

Tahun 2018 = RP.15.716.129.649.780

RP. 42.800.035.603.880Γ— 100%

= 0,367198985 = 36,72%

Tahun 2019 = RP.15.676.064.268.725

RP.45.039.586.391.275Γ— 100%

= 0,348050804 = 34,81%

Page 56: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

41

Rata-rata Tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 adalah sebagai

berikut:

Current Ratio = 84,28% +74,52% +51,34% + 36,72%+34,81%

5

= 56,33%

Tabel 4.1 Current Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar (a)

Hutang Lancar (b)

Current Ratio c = (a)/(b)

2015 RP. 13.903.263.228.975 RP. 16.496.738.624.195 84,28%

2016 RP. 15.572.006.581.230 RP. 20.897.194.857.165 74,52%

2017 RP. 13.291.409.715.690 RP. 25.887.267.600.090 51,34%

2018 RP. 15.716.129.649.780 RP. 42.800.035.603.880 36,72%

2019 RP. 15.676.064.268.725 RP. 45.039.586.391.275 34,81%

Jumlah rata-rata 56,33% Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Garuda ndonesia

Tbk Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.1 current ratio PT Garuda Indonesia Tbk

pada tahun 2015 sebesar 84,28% dalam kondisi ini current ratio di

tahun 2015 dalam keadaan baik karena menghampiri standar industri

yaitu 100%. Namun di tahun 2016 rasio mengalami penurunan

sebesar 74,52% yang disebabkan besarnya aktiva lancar perusahaan

tidak sebanding dengan besarnya kenaikan hutang lancar perusahaan

artinya aset lancar perusahaan tidak dapat memenuhi hutang lancar

perusahaan sehingga ditahun 2016 mengalami penurunun sebesar

9,76%. Tahun 2017 kembali menurun menjadi 51,34% dikarenakan

aktiva lancar perusahaan menurun sedangkan hutang lancar

meningkat mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi hutang

lancar perusahaan, ini berarti perusahaan kekurangan modal untung

membayar utang atau kewajibannya, penurunan current ratio di tahun

2017 sebesar 23,18%.

Page 57: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

42

Pada tahun 2018 current ratio kembali menurun cukup signifikan

yakni sebesar 36,72% dikarenakan besar peningkatan aktiva lancar

tidak sebanding besarnya jumlah peningkatan hutang lancar

perusahaan sehingga perusahaan kekurangan modal untuk dapat

melunasi utang atau kewajibannya, penurunan current ratio di tahun

2018 mengalami penurunan sebesar 14,62%. Pada tahun 2019 current

ratio PT. Garuda Indonesia Tbk kembali menurun menjadi 31,81%

dikarenakan aktiva lancar perusahaan mengalami penurunan di tahun

2018 sedangkan hutang lancar perusahaan meningkat mengakibatkan

perusahaan kekurangan modal untuk dapat melunasi utang atau

kewajibannya, penurunan current ratio tahun 2019 sebesar 1,91%

Kondisi current ratio PT. Garuda Indonesia selama lima tahun

(2015-2019) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, dalam

kondisi ini menunjukkan keadaan yang β€œkurang baik” hal ini

menunjukkan perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban

lancarnya dimana hutang lancar perusahaan selalu meningkat setiap

tahunnya sedangkan aktiva lancar mengalami keadaan yang kurang

stabil.

b) Quick Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara asset lancar tanpa

persediaan, dan utang lancar.

Rumus = Aktiva Lancarβˆ’ Persediaan

Hutang LancarΓ— 100%

Hasil perhitungan quick ratio dari laporan keuangan PT. Garuda

Indonesia Tbk dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 58: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

43

Tahun 2015 = 𝑅𝑃. 13.903.263.228.975 – 𝑅𝑝. 1.264.052.831.645

𝑅𝑝. 16.496.738.624.195

= 0,766164191 = 76,62%

Tahun 2016 = 𝑅𝑃. 15.572.006.581.230βˆ’π‘…π‘ƒ.1.456.176.317.805

𝑅𝑝. 20.897.194.857.165

= 0,67548924 = 67,55%

Tahun 2017 = 𝑅𝑃. 13.291.409.715.690βˆ’π‘…π‘ƒ. 1.766.667.507.990

𝑅𝑃. 25.887.267.600.090

= 0,445189596 = 44,52%

Tahun 2018 = 𝑅𝑃. 15.716.129.649.789βˆ’π‘…π‘ƒ.2.537.452.077.020

𝑅𝑃.42.800.035.603.880

= 0,307912771 = 30,79%

Tahun 2019 = 𝑅𝑃. 15.676.064.268.725βˆ’π‘…π‘ƒ.2.319.376.075

𝑅𝑃. 45.039.586.391.275

= 0,296583516 = 29,66%

Rata-rata quick ratio dari tahun 2015 sampai 2019 sebagai berikut:

Quick ratio = 76,62% + 67,55% + 44,52% + 30,79% +29,66%

5

= 49,83%

Tabel 4.2 Perhitungan Quick Ratio PT. Garuda Tbk tahun 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar

(a)

Persediaan

(b)

Hutang Lancar

(c)

QR

2015 RP. 13.903.263.228.975 RP. 1.264.052.831.645 RP. 16.496.738.624.195 76,63%

2016 RP. 15.572.006.581.230 RP. 1.456.176.317.805 RP. 20.897.194.857.165 67,55%

2017 RP. 13.291.409.715.690 RP. 1.766.667.507.990 RP. 25.887.267.600.090 44,52%

2018 RP. 15.716.129.649.780 RP. 2.537.452.077.020 RP. 42.800.035.603.880 30,79%

2019 RP. 15.676.064.268.725 RP. 2.319.065.376.075 RP. 45.039.586.391.275 29,66%

Rata-rata 49,83%

Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan quick ratio pada tahun

2015 sebesar 76,63% dalam kondisi kurang baik karena besarnya

aktiva lancar dikurangi persediaan tidak sebanding dengan jumlah

hutang lancar perusahaan sehingga tidak mampu untuk menutupi

hutang lancar dari perusahaan. tahun 2016 menurun sebesar 67,55%

Page 59: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

44

dikarenakan besarnya peningkatan aktiva lancar dikurangi dengan

persediaan tidak sebanding dengan besarnya peningkatan hutang

lancar perusahaan, penurunan ini mengakibatkan perusahaan

kekurangan modal dalam memenuhi utang atau kewajibannya. Di

tahun 2017 quick ratio menurun cukup signifikan sebesar 44,52% hal

ini disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan dan dikurangi

dengan persediaan tidak sebanding besarnya peningkatan hutang

lancar mengakibatkan perusahaan kekurangan modal dalam

memenuhi utang atau kewajibannya.

Tahun 2018 kembali menurun sebesar 30,79% disebabkan

besarnya peningkatan aktiva lancar dikurangi persediaan tidak

sebanding dengan besarnya peningkatan hutang lancar perusahaan,

artinya aktiva lancar perusahaan tidak dapat menutupi hutang lancar

dari perusahaan. mengakibatkan perusahaan kekurangan modal

dalam memenuhi utang atau kewajibannya. dan di tahun 2019

kembali menurun 29,66% besarnya peningkatan aktiva lancar

dikurangi persediaan tidak sebanding dengan peningkatan hutang

lancar perusahaan, artinya aktiva lancar perusahaan tidak dapat

menutupi hutang lancar dari perusahaan. mengakibatkan perusahaan

kekurangan modal dalam memenuhi utang atau kewajibannya

Kondisi PT. Garuda Indonesia Tbk dalam lima tahun (2015-2019)

mengalami penurunan, ini dapat dikatakan dalam kondisi yang

β€œkurang baik” hal ini dikarenakan quick ratio berada di bawah 1,0%

untuk setiap tahunnya sedangkan standar quick ratio yang baik 1,0%

hal ini menandakan perusahaan tidak dapat membayar kewajiban

Page 60: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

45

lancarnya dalam waktu singkat, kemampuan likuiditas perusahaan

yang rendah dapat mengganggu siklus operasional perusahaan.

2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiaban perusahaan serta kewajiban hutang jangka

panjang.

a. Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang Atas Aktiva)

Merupakan rasio yang mengukur berapa besar aktiva perusahaan

yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan.

Rumus = Total Hutang

Total AktivaΓ— 100%

Hasil perhitungan debt to asset ratio dari laporan keuangan PT.

Garuda Indonesia Tbk periode tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tahun 2015 = 𝑅𝑃. 32.546.375.214.795

𝑅𝑃. 45.661.601.551.870

= 0,712773405 = 71,28%

Tahun 2016 = RP. 36.455.338.565.415

RP. 49.952.614.897.350

= 0,72979884028 = 72,98%

Tahun 2017 = RP. 38.063.834.368.710

RP. 50.691.544.492.710

= 0,750891194 = 75,09%

Tahun 2018 = 𝑅𝑃. 49.430.883.266.860

RP. 59.930.322.394.000

= 0,824805896 = 82,48%

Tahun 2019 = RP. 51.637.106.107.475

RP. 61.599.717.575.550

= 0,838268553 = 83,83%

Rata-rata debt to asset ratio dari tahun 2015 sampai 2019 sebagai

berikut:

Page 61: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

46

Debt to asset ratio =71,28 % + 72,98% + 75,09% + 82,48%+83,83%

5

= 77,13%

Tabel 4.3 Debt To Asset Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015-2019 (dihitung dalam miliaran rupiah)

Tahun Total Hutang

(a)

Total Aktiva

(b)

Debt to Asset Ratio

C = (a)/(b)

2015 RP. 32.546.375.214.795 RP. 45.661.601.551.870 71,28%

2016 RP. 36.455.338.565.415 RP. 49.952.614.897.350 72,98%

2017 RP. 38.063.834.368.710 RP. 50.691.544.492.710 75,09%

2018 RP. 49.430.883.266.860 RP. 59.930.322.394.000 82,72%

2019 RP. 51.637.106.107.475 RP. 61.599.717.575.550 83,83%

Rata-rata 77,13% Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa tahun 2015 debt to

asset ratio sebesar 71,28% disebabkan jumlah total hutang rendah

dibanding dengan total aktiva artinya perusahaan tidak berada

kondisi yang baik karena jumlah hutang yang dimiliki meningkat

sehingga total aktiva perusahaan kurang mampu membiayai utang.

Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 72,98% disebabkan

total hutang meningkat diikuti dengan kenaikan total aktiva artinya

perusahaan tidak dalam kondisi yang baik karena jumlah hutang

yang dimiliki meningkat sehingga total aktiva perusahaan kurang

mampu membiayai hutang.

di tahun 2017 kembali meningkat menjadi 75,09% disebabkan

total hutang meningkat diikuti dengan kenaikan total aktiva artinya

perusahaan tidak dalam kondisi yang baik karena jumlah hutang

yang dimiliki meningkat sehingga total aktiva perusahaan kurang

mampu membiayai hutang.

Page 62: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

47

Tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 84,60% disebabkan

total hutang meningkat diikuti dengan kenaikan total aktiva artinya

perusahaan tidak dalam kondisi yang baik karena jumlah hutang

yang dimiliki meningkat sehingga total aktiva perusahaan kurang

mampu membiayai hutang. Sedangkan tahun 2019 mengalami

peningkatan sebesar 87,19% disebabkan total hutang meningkat

diikuti dengan kenaikan total aktiva artinya perusahaan tidak dalam

kondisi yang baik karena jumlah hutang yang dimiliki meningkat

sehingga total aktiva perusahaan kurang mampu membiayai utang.

PT. Garuda Indonesia Tbk selama lima tahun 2015-2019 berada

dalam kondisi kurang baik karena dibawah rata-rata standar industri.

Tingginya Debt to asset ratio penting bagi perusahaan untuk

melakukan efisiensi serta aset likuid untuk mengangsur hutang yang

dimilikinya agar berada dalam kondisi yang baik.

b. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Atas Modal)

Merupakan rasio menggambarkan seberapa besar pemilik dapat

menutupi utang kepada kreditor.

Rumus = Total Hutang

Modal Γ—100%

Hasil perhitungan debt to equity ratio dari laporan keuangan PT.

Garuda Indonesia Tbk periode tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tahun 2015 = 𝑅𝑃. 32.546.375.214.795

𝑅𝑃.13.115.226.337.075Γ— 100%

= 2,481571753 = 248,16%

Tahun 2016 = 𝑅𝑃. 36.455.338.565.415

𝑅𝑃.13.497.276.331.935Γ— 100%

Page 63: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

48

= 2,700940373= 270,09%

Tahun 2017 = 𝑅𝑃. 38.063.834.368.710

𝑅𝑃. 12.627.710.124.000Γ— 100%

= 3,014310116 = 301,43%

Tahun 2018 = RP. 49.430.883.266.860

RP. 10.499.439.127.140Γ— 100%

= 4,707954651 = 470,80%

Tahun 2019 = 𝑅𝑃. 51.637.106.107.475

𝑅𝑃.9.962.611.468.075Γ— 100%

= 5,1828017366 = 518,31%

Rata –rata debt to equity ratio dari tahun 2015 sampai 2019 sebagai

berikut:

Debt to equity ratio = 248,16% + 270,09% + 301,43% + 481,50% + 518,31%

5

= 361,76%

Tabel 4.4 Debt to Equity Ratio PT. Garuda Indonesia Tbk 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Total Hutang (a)

Equity (b)

DER c = (a)/(b)

2015 RP. 32.546.375.214.795 RP. 13.115.226.337.075 248,16%

2016 RP. 36.455.338.565.415 RP. 13.497.276.331.935 270,09%

2017 RP. 38.063.834.368.710 RP. 12.627.710.124.000 301,43%

2018 RP. 49.430.883.266.860 RP 10.499.439.127.140 470,80%

2019 RP. 51.637.106.107.475 RP. 9.962.611.468.075 518,31%

Rata-rata 361,76% Sumber : Data diolah Penulis berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2015

debt to equity ratio sebesar 248,16% dikarenakan total hutang lebih

besar dibanding dengan jumlah ekuitas perusahaan yang

mengakibatkan semakin tinggi kewajiban perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya.

Tahun 2016 meningkat sebesar 270,09% disebabkan total meningkat

hutang lebih besar dibanding dengan jumlah ekuitas perusahaan

Page 64: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

49

yang mengakibatkan semakin tinggi kewajiban perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya.

Tahun 2017 kembali meningkat sebesar 301,43% disebabkan

total meningkat hutang lebih besar dibanding dengan jumlah ekuitas

perusahaan yang mengalami penurunan mengakibatkan semakin

tinggi kewajiban perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka

pendek maupun jangka panjangnya. Di tahun 2018 meningkat

menjadi 470,80% disebabkan total meningkat hutang lebih besar

dibanding dengan jumlah ekuitas yang mengalami penurunan

mengakibatkan semakin tinggi kewajiban perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya.

Tahun 2019 kembali meningkat sebesar 518,31%. disebabkan

total meningkat hutang lebih besar dibanding dengan ekuitas yang

mengalami penurunan yang mengakibatkan semakin tinggi kewajiban

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek maupun

jangka panjangnya. Debt to equity ratio selama lima tahun (2015-

2019) mengalami tren peningkatan yang cukup tinggi, kondisi ini

menunjukkan kinerja yang β€œkurang baik”, karena semakin tinggi debt

to equity ratio perusahaan menunjukkan komposisi jumlah hutang

lebih besar dibandingkan jumlah seluruh modal yang dimiliki,

sehingga mengakibatkan beban perusahaan pihak luar besar.

Apabila perusahaan tidak dapat mengelola hutangnya dengan

optimal maka akan berdampak buruk bagi kondisi kesehatan

perusahaan.

Page 65: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

50

3. Rasio Aktivitas

Merupakan rasio yang mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan

dalam mengelola aktiva yang dimiliki.

a. Total Asset Turnover (Perputaran Total Aktiva)

Rasio ini mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki

perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Rumus = Penjualan

Total Aktiva

Tahun 2015 = 𝑅𝑃.52.627.783.532.275

𝑅𝑃.45.661.601.551.870

= 1,1525610523 = 1,15 kali

Tahun 2016 = 𝑅𝑃. 51.641.311.716.225

𝑅𝑃.49.952.614.897.350

= 1,0338059744 = 1,03 kali

Tahun 2017 = 𝑅𝑃. 56.268.578.270.070

𝑅𝑃. 50.691.544.492.710

= 1,110019015 = 1,11 kali

Tahun 2018 = RP. 62.886.286.266.600

RP.59.930.322.394.000

= 1,049323343 = 1,05 Kali

Tahun 2019 = 𝑅𝑃. 63.216.721.497.475

𝑅𝑃. 61.599.717.575.550

= 1,026250184 = 1,03 Kali

Rata-rata total asset turnover dari tahun 2015 sampai 2019 sebagai

berikut:

Total asset turnover = 1,15 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–+1,03 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–+1,11 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–+1,05 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–+1,03 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–

5

= 1,07 kali

Page 66: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

51

Tabel 4.3 Perhitungan Total Asset Turnover PT. Garuda Indonesia Tbk

(dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Penjualan (a)

Total Aktiva (b)

TATO C =(a)/(b)

2015 RP. 52.627.783.532.275 RP. 45.661.601.551.870 1,15 kali

2016 RP. 51.641.311.716.225 RP. 49.952.614.897.350 1,03 kali

2017 RP. 56.268.578.270.070 RP. 50.691.544.492.710 1,11 kali

2018 RP. 62.886.286.266.600 RP. 59.930.322.394.000 1,05 kali

2019 RP. 63.216.721.497.475 RP. 61.599.717.575.550 1,03 kali

Rata-rata 1.07 kali Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dapat dijelaskan bahwa total asset

turnover pada tahun 2015 sebesar 1,15 kali artinya dana yang

tertanam pada keseluruhan aktiva, rata-rata dalam satu tahun

berputar 1,15 kali. Pada tahun 2016 total asset turnover mengalami

penurunan sebesar 1,03 kali hal ini disebabkan meningkatnya jumlah

penjualan tidak sebanding dengan peningkatan total aktiva. Tahun

2017 meningkat menjadi 1,11 kali, artinya dana yang tertanam pada

keseluruhan aktiva perusahaan rata-rata dalam satu tahun berputar

1,11 kali.

Pada tahun 2018 kembali menurun sebesar 1,05 kali disebabkan

penjualan meningkat namun tidak sebanding dengan jumlah total

aktiva meningkat, artinya dana yang tertanam pada keseluruhan

aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 1,05 kali. dan tahun 2019

kembali menurun hinga 1,03 kali disebabkan penjualan dan total

aktiva meningkat, artinya dana yang tertanam pada keseluruhan

aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 1,03 kali. Total asset

turnover PT. Garuda Indonesia Tbk cenderung mengalami kenaikan

dan penurunan selama lima tahun (2015-2019) kondisi ini β€œkurang

Page 67: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

52

baik” meski sudah hampir mencukupi standar industri. Dimana jika

nilai rasio ini semakin tinggi maka semakin baik bagi kinerja

perusahan karena mengimplikasikan perusahaan menghasilkan lebih

banyak jika dibandingkan aset yang dimiliki.

b. Inventory Turnover

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam

siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena

dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan dengan cepat.

Rumus = π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘›

Hasil perhitungan Inventory Turnover dari laporan keuangan PT.

Garuda Indonesia Tbk periode tahun 2015-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tahun 2015 = 𝑅𝑃. 52.627.783.532.275

𝑅𝑃. 1.264.052.831.645

= 41.6341645 =41,63 kali

Tahun 2016 = 𝑅𝑃. 51.641.311.716.225

𝑅𝑃.1.456.176.317.805

= 35,46363932 =35.46 kali

Tahun 2017 = 𝑅𝑃. 56.268.578.270.070

𝑅𝑃. 1.766.667.507.990

= 31,85012348 =31.85 kali

Tahun 2018 = RP. 62.271.742.457.180

𝑅𝑃. 2.537.452.077.020

= 24.54105164 = 24.54 kali

Tahun 2019 = 𝑅𝑃. 63.216.721.497.475

𝑅𝑃.2.319.065.376.075

= 27,25956851 = 27.25 kali

Rata –rata inventory turnover pada tahaun 2015 sampai 2019 adalah

Inventory turnover = 41,63 kali + 35,46 kali + 31,85 kali + 24.54 kali + 27,26 kali

5

= 32,15 kali

Page 68: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

53

Tabel 4 4 Perhitungan Inventory Turnover PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Penjualan (a)

Persediaan (b)

Inventory Turnover (a)/(b)

2015 RP. 52.627.783.532.275 RP. 1.264.052.831.645 41,63 kali

2016 RP. 51.641.311.716.225 RP. 1.456.176.317.805 35,46 kali

2017 RP. 56.268.578.270.070 RP. 1.766.667.507.990 31,85 kali

2018 RP. 62.886.286.266.600 RP. 2.537.452.077.020 24.54 kali

2019 RP. 63.216.721.497.475 RP. 2.319.065.376.075 27,26 kali

Rata-rata 32,15 kali

Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2015

inventory turnover sebesar 41,63 kali artinya dana yang tertanam

dalam persediaan rata-rata 41,63 kali dalam setahun. Di tahun 2016

sebesar 35,46 kali, artinya dana yang tertanam dalam persediaan

rata-rata 35,46 kali dalam setahun. Pada tahun 2017 inventory

turnover turun sebesar 31,85 artinya dana yang tertanam dalam

persediaan sebesar 31,85 kali dalam setahun, pada tahun 2018

kembali turun sebesar 24,54% artinya setiap dana yang tertanam

sebesar 24,54 dalam setahun. Pada tahun 2019 kembali menurun

sebesar 27,26 kali artinya dana yang tertanam dalam persediaan rata

rata 27,26 dalam setahun.

Berdasarkan perhitungan rasio ini, menunjukkan bahwa kondisi

PT. Garuda Indonesia Tbk dalam kondisi β€œkurang baik” karena

beresiko terjadinya kekurangan persediaan dan proses produksi

berjalan dengan lambat karena tidak stabilnya peningkatan harga

penjualan diikuti peningkatan persediaan.

Page 69: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

54

4. Rasio Profitabilitas

Merupakan rasio yang digunakan dseberapa besar kemampaun

perusahaan memperoleh laba baik dengan aset maupun dengan modal

sendiri.

a. Net Profit Margin

Rasio yang menunjukkan seberapa besar presentase pendapatan

bersih yang didapat dari setiap penjualan atau pendapatan. Semakin

tinggi ini semakin baik bagi operasi dalam perusahaan.

Rumus =Laba Bersih

PenjualanΓ— 100%

Hasil perhitungan Quick Ratio dari laporan keuangan PT Garuda

Indonesia Tbk Periode tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tahun 2015 = RP. 1.075.653.550.995

RP. 52.627.783.532.275Γ— 100%

= 0,020438891 = 2,04%

Tahun 2016 = RP. 125.161.327.170

𝑅𝑃. 51.641.311.716.225Γ— 100%

= 0,002436667 = 0,24%

Tahun 2017 = RP. (2.874.358.962.660)

𝑅𝑃. 56.268.578.270.070Γ— 100%

= -0,051082843 =-5,11%

Tahun 2018 = (2.516.906.393.180)

62.886.286.266.600Γ— 100%

= -0,040023136 = -4,04%

Tahun 2019 = RP. 89.278.601.125

𝑅𝑃. 63.216.721.497.475Γ— 100%

= 0,001412262 = 0,14%

Rata–rata net profit margin dari tahun 2015 sampai 2019 adalah

Page 70: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

55

Net profit margin = 2,04% + 0,24% +(βˆ’5,11%)+(βˆ’ 4,04%) + 0,14%

5

= -1,34%

Tabel 4.5 Perhitungan Net Profit Margin PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Laba Bersih (a)

Penjualan (b)

NPM c = (a)/(b)

2015 RP. 1.075.653.550.995 RP. 52.627.783.532.275 2,04%

2016 RP. 125.161.327.170 RP. 51.641.311.716.225 0,24%

2017 RP. (2.874.358.962.660) RP. 56.268.578.270.070 -5,11%

2018 RP. (2.516.906.393.180) RP. 62.886.286.266.600 -4,04%

2019 RP. 89.278.601.125 RP. 63.216.721.497.475 0,14%

Rata-rata -1,34% Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa net profit margin

pada PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2015 sebesar 2,04% kondisi

ini masih kurang baik karena laba bersih perusahaan tidak sebanding

besarnya penjualan perusahaan sehingga perusahaan masih belum

mampu dalam mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Di tahun

2016 menurun menjadi 0,24% disebabkan penurunan laba

perusahaan tidak sebanding dengan jumlah penjualan meski

mengalami sedikit penurunan, namun penjualan perusahaan tidak

mampu dalam meningkatkan keuntungan perusahaan. Di tahun 2017

menurun secara signifikan menjadi (-5,11%), disebabkan penurunan

laba bersih perusahaan tidak sebanding dengan besarnya kenaikan

pendapatan yang diperoleh perusahaan, artinya perusahaan tidak

mampu dalam meningkatkan keuntungan perusahaan terbukti

dengan mengalami kerugian.

Page 71: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

56

Pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan sebesar (-4,04%)

disebabkan penurunan laba bersih perusahaan tidak sebanding

dengan besarnya kenaikan penjualan yang diperoleh perusahaan,

artinya perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan terbukti dengan mengalami kerugian. Dan di tahun 2019

mengalami penurunan sebesar 0,14% kenaikan laba bersih

perusahaan tidak sebanding dengan jumlah kenaikan penjualan yang

diperoleh perusahaan artinya penjualan perusahaan tidak mampu

dalam meningkatkan keuntungan perusahaan. Kondisi net profit

margin PT. Garuda Indonesia Tbk selama lima tahun (2015-2019)

menunjukkan penurunan, dalam kondisi tersebut net profit margin PT.

Garuda Indonesia Tbk menunjukkan dalam kondisi yang β€œkurang

baik” karena laba yang didapatkan masih kurang mampu untuk

menghasilkan laba bersih yang tinggi.

b. Return On Investment

Merupakan rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba

bersih bila diukur dengan modal pemilik. Semakin besar rasio ini

maka semakin bagus.

Rumus = Laba Bersih

Total Aktiva

Tahun 2015 = RP. 1.075.653.550.995

RP. 45.661.601.551.870Γ— 100%

= 0,0235570702 = 2,36%

Tahun 2016 = RP. 125.161.327.170

RP. 49.952.614.897.350Γ— 100%

= 0,002505601 = 0,25%

Tahun 2017 = RP. (2.874.358.962.660)

RP. 50.691.544.492.710Γ— 100%

= -0,0567029273 = -5,67%

Page 72: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

57

Tahun 2018 = RP. (2.516.906.393.180)

𝑅𝑃. 59.930.322.394.000Γ— 100%

= -0,041997211= -4,20%

Tahun 2019 = RP. 89.278.601.125

RP. 61.599.717.575.550Γ— 100%

= 0,00144935 = 0,14%

Rata-rata return on investment tahun 2015 sampai 2019 adalah

Return on investment = 2,36% + 0,25%+(βˆ’5,67%)+(βˆ’ 4,20% )+ 0,14%

5

= -1,42%

Tabel 4.6 Perhitungan Return On Investement PT. Garuda Indonesia Periode Tahun 2015-2019 (dihitung dalam Triliun Rupiah)

Tahun Laba Bersih

(a)

Total Aktiva

(b)

ROI

C = (a)/(b)

2015 RP. 1.075.653.550.995 RP. 45.661.601.551.870 2,36%

2016 RP. 125.161.327.170 RP. 49.952.614.897.350 0,25%

2017 RP. (2.874.358.962.660) RP. 50.691.544.492.710 -5,67%

2018 RP. (2.516.906.393.180) RP. 59.930.322.394.000 -4,20%

2019 RP. 89.278.601.125 RP. 61.599.717.575.550 0,14%

Rata-rata -1,42%

Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa ROI PT. Garuda

Indonesia Tbk pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,36% kondisi ini

masih kurang baik karena jumlah laba bersih perusahaan tidak

sebanding dengan besarnya kenaikan total aktiva perusahaan,

artinya total aset perusahaan kurang mampu dalam meningkatkan

keuntungan perusahaan. Tahun 2016 menurun sebesar 0,25%

disebabkan penurunan laba bersih perusahaan tidak sebanding

dengan besarnya kenaikan total aktiva perusahaan,artinya total aset

perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan. ROI kembali mengalami penurunan pada tahun 2017

Page 73: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

58

sebesar -5,67% disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian

sehingga penurunan laba bersih perusahaan tidak sebanding dengan

besarnya kenaikan total aktiva perusahaan, artinya total aset

perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan.`

Pada tahun 2018 ROI PT.Garuda Indonesia kembali mengalami

penurunan sebesar -4,20% disebabkan karena perusahaan

mengalami kerugian sehingga penurunan laba bersih perusahaan

tidak sebanding dengan besarnya kenaikan total aktiva perusahaan,

artinya total aset perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan

keuntungan perusahaan.` Kemudian di tahun 2019 kembali

mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 0,14%

disebabkan penurunan laba bersih perusahaan tidak sebanding

dengan besarnya kenaikan total aktiva perusahaan,artinya total aset

perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan. Pada kondisi ini return on investment PT. Garuda

Indonesia Tbk dalam lima tahun 2015-2019 berada dalam kondisi

yang β€œkurang baik” hal ini menunjukkan bahwa PT. Garuda

Indonesia Tbk belum mampu menghasilkan laba dengan cukup baik

melalui investasi yang dilakukan terhadap aset.

Page 74: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

59

c. Return On Equity

Rumus = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž

πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦

Hasil perhitungan Quick Ratio dari laporan keuangan PT Garuda

Indonesia Tbk Periode tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tahun 2015 = RP. 1.075.653.550.995

RP. 13.115.226.337.075Γ— 100%

= 0,082015 = 8,20%

Tahun 2016 = RP. 125.161.327.170

Rp. 13.497.276.331.935Γ— 100%

= 0,00927308 = 0,93%

Tahun 2017 = RP. (2.874.358.962.660)

RP. 12.627.710.124.000Γ— 100%

= -0,2276223135 = -22,76%

Tahun 2018 = RP. (2.516.906.393.180)

RP. 10.499.439.127.140Γ— 100%

= -0,0239718176 = -23,97%

Tahun 2019 = RP. 89.278.601.125

RP. 9.962.611.468.075Γ—100%

= 0,008961365 = 0,90%

Rata-rata return on equity dari tahun 2015 sampai 2019 adalah

Return on equity = 8,20%+0,93%+(βˆ’22,76%)+(βˆ’23,97%)+0,90%

5

= -7,34%

Tabel 4.7 Perhitungan Return On Equity PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015-2019 (dihitung dalam Miliaran Rupiah)

Tahun Laba Bersih (a)

Equity (b)

ROE C = (a)/(b)

2015 RP. 1.075.653.550.995 RP. 13.115.226.337.075 8,20%

2016 RP. 125.161.327.170 RP. 13.497.276.331.935 0,93%

2017 RP. (2.874.358.962.660) RP. 12.627.710.124.000 - 22,76%

2018 RP. (2.516.906.393.180) RP. 10.499.439.127.140 -23,97%

2019 RP. 89.278.601.125 RP. 9.962.611.468.075 0,90%

Rata-rata -7,34% Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Garuda ndonesia Tbk

Periode Tahun 2015 - 2019

Page 75: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

60

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa ROE PT. Garuda

Indonesia Tbk pada tahun 2015 sebesar 8,20% masih dalam kondisi

kurang baik masih dibawah standar industri yaitu sebesar 20%. Di

tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,93% disebabkan karena

penurunan laba bersih perusahaan tidak sebanding dengan besarnya

peningkatan jumlah ekuitas perusahaan artinya ekuitas perusahaan

tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Tahun 2017 ROE kembali menurun menjadi -22,76% disebabkan

perusahaan mengalami kerugian serta diikuti penurunanan atas

ekuitas perusahaan, ekuitas perusahaan tidak mampu dalam

meningkatkan keuntungan bagi perusahaan terbukti dengan

perusahaan mengalami kerugian.

Pada tahun 2018 sedikit mengalami sedikit peningkatan dibanding

tahun 2018 yaitu sebesar -23,97% namun laba bersih perusahaan

mengalami kerugian serta penurunan ekuitas perusahaan, artinya

ekuitas perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan

bagi perusahaan terbukti dengan perusahaan mengalami kerugian.

Pada tahun 2019 kembali menurun secara signifikan sebesar 0,90%

laba bersih perusahaan tidak mengalami kerugian seperti tahun 2018

namun ekuitas perusahaan mengalami penurunan,artinya ekuitas

perusahaan tidak mampu dalam meningkatkan keuntungan bagi

perusahaan. Kondisi return on equity PT Garuda Indonesia Tbk

selama lima tahun (2015-2019) menunjukkan penurunan setiap

tahunnya, dalam kondisi tersebut return on equity PT Garuda

Indonesia Tbk dalam kondisi yang β€œkurang baik” ini mengindikasikan

Page 76: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

61

bahwa perusahaan masih belum mampu mengelola modal secara

efektif dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal ke

perusahaan.

C. Hasil Analisis Kinerja Kuangan dan Pembahasan

Dalam bagian ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan

laporan keuangan pada PT. Garuda Indonesia Tbk selama 2015-2019 yang

merupakan perhitungan dari hasil penelitian dari laporan keuangan untuk

kepentingan penelitian. sebagaimana dapat dilihat tabel 4.10

Tabel 4.8 Analisis Kinerja Keuangan

Ketera-

ngan

Tahun

Rata –

rata

Standar

industri

2015 2016 2017 2018 2019

Rasio Likuiditas

CR 84,28% 74,52% 51,34% 36,72% 34,81% 56,33% 100%

QR 76,63% 67,55% 44,52% 30,79% 29,66% 49,83% 150%

Rasio Leverage

DAR 71,28% 72,98% 75,09% 82,48% 83,83% 77,13% 35 %

DER 248,16% 270,09% 301,43% 470,80% 518,31% 361,76% 40%

Rasio Aktivitas

TATO 1,15 kali 1,03 kali 1,11 kali 1,05 kali 1,03 kali 1.07 kali 2 kali

ITR 41,63 kali 35,46 kali 31,85 kali 24,54 kali 27,26 kali 32,15 kali 20 kali

Rasio Profitabilitas

NPM 2,04% 0,24% -5,11% -4,04% 0,14% -1,34% 20%

ROI 2,36% 0,25% -5,67% -4,20% 0,14% -1,42% 15%

ROE 8,20% 0,93% -22,76% -27,36% 0,90% -7,34% 20%

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 4.10 dapat dijelaskan secara

berturut-turut sebagai berikut:

Page 77: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

62

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja keuangan

perusahaan dalam menyanggupi tagihan kewajiban lancarnya, Dilihat dari

hasil analisis data pada tabel 4.10 rata-rata current ratio PT. Garuda

Indonesia Tbk selama lima tahun (2015-2019) hanya mencapai 56,33%

sedangkan standar industri sebesar 100% ini menunjukkan bahwa

perusahaan β€œkurang baik” karena hasil current ratio PT. Garuda Indonesia Tbk

dari tahun 2015 sampai 2019 berada pada posisi nilai rendah yakni dibawah

1,0 % sedangkan standar perusahaan yang mempunyai kemampuan baik

dalam melunasi hutang lancarnya harus berada diatas 1,0%. dalam kondisi ini

kemungkinan perusahaan kurang mempergunakan aktiva lancar serta hutang

lancarnya secara efisien sehingga perusahaan dalam melunasi utang

lancarnya masih sangat kurang maksimal.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Berdasarkan tabel 4.10 memiliki rata-rata rasio quick ratio PT. Garuda

Indonesia Tbk selama lima tahun terakhir (2015-2019) hanya sebesar

48,83% sementara standar industri untuk quick ratio adalah sebesar 150%. Ini

berarti bahwa besarnya kas dan setara kas hanya mampu menjamin

kewajiban lancar sebesar 48,83% saja, hal tersebut menunjukkan bahwa

quick ratio PT. Garuda Indonesia Tbk dalam keadaan β€œkurang baik”. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa quick ratio PT Garuda Indonesia Tbk

mengalami penurunan yang signifikan selama lima tahun terakhir (2015-2019)

hal ini disebabkan rendahnya aktiva lancar selain persediaan perusahaan

terhadap kemampuan perusahaan untuk mengembalikan utang lancar, dilihat

Page 78: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

63

dari laporan keuangan perusahaan aktiva lancar lebih kecil jika dibandingkan

dengan hutang lancar perusahaan, sehingga tidak mampu menutupi utang

lancar apabila dikurangi dengan persediaan.

2.Rasio Leverage

a. Debt to asset ratio

Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan dalam mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Standar industri untuk

rasio debt to asset ratio adalah sebesar 35%, Sedangkan rata-rata debt to

asset ratio PT. Garuda Indonesia Tbk adalah sebesar 77,13% dalam lima

tahun terakhir (2015-2019) hal tersebut menunjukkan kondisi yang β€œkurang

baik” Semakin tinggi rasio ini, maka pendanaan utang semakin banyak

sehingga semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan

pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangnya

dengan aktiva yang dimiliki. Sehingga untuk meningkatkan tingkat rasio debt

to asset ratio maka sebaiknya perusahaan dapat lebih meningkatkan total

aktiva agar dapat menutupi hutang-hutang perusahaan.

b. Debt to equity ratio

Semakin tinggi rasio debt to equity ratio akan menunjukkan kinerja yang

buruk bagi perusahaan, maka perusahaan harus berusaha agar debt to equity

ratio bernilai rendah. Sedangkan PT. Garuda Indonesia Tbk memiliki rata rata

selama lima tahun (2015-2019) sebesar 361,76% sedangkan standar industri

debt to equity ratio adalah sebesar 40%. Oleh karena itu, debt to equity ratio

PT. Garuda Indonesia Tbk dalam kondisi yang β€œkurang baik” karena semakin

tinggi rasio hutang atas modal maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang

harus ditanggung oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. Maka untuk menurunkan

Page 79: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

64

resiko perusahaan yang lebih besar sebaiknya perusahaan lebih

meningkatkan modal sendiri yang dimiliki agar perusahaan dapat menjamin

hutang perusahaan dan mendapatkan kepercayaan terhadap kreditur.

3.Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turnover

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran

semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh. Pada tahun 2015 sampai 2019 total asset turnover

mendapatkan nilai rata-rata sebesar 1.07 kali, sedangkan standar industri total

asset turnover adalah sebesar 2 kali. Meski menghampiri standar industri

namun total asset turnover PT. Garuda Indonesia Tbk masih berada dibawah

standar industri atau β€œkurang baik”. Hal ini dapat dilihat adanya penurunan

tidak diimbangi dengan biaya usaha yang dikeluarkan walaupun total aktiva

mengalami peningkatan, dalam hal ini perusahaan masih belum mampu

memaksimalkan aktiva yang dimiliki oleh sebab itu perusahaan diharapkan

mampu untuk dapat meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi

sebagian aktiva yang kurang produktif.

b. Inventory Turnover

Inventory turnover PT. Garuda Indonesia Tbk mendapat rata-rata sebesar

32,15 kali sedangkan standar industri adalah sebesar 20 kali ini menandakan

bahwa dalam keadaan β€œkurang baik” dikarenakan perusahaan menahan

persediaan dalam jumlah yang berlebihan (tidak produktif) perputaran

persediaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan bekerja

semakin efisien sebaliknya jika perusahaan rendah maka perusahaan tidak

bekerja secara efisien sehingga banyak barang persediaan yang menumpuk,

Page 80: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

65

hal ini mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.

Dalam hal ini pihak manajemen perusahaan harus bekerja untuk

meminimalkan rasio perputaran modal kerjanya hingga minimal mencapai

rata-rata industri.

4. Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin

Berdasarkan tabel 4.10 rata-rata net profit margin PT. Garuda Indonesia

Tbk sebesar (-1,34%) sedangkan standar industri untuk net profit margin

adalah 20% artinya PT. Garuda Indonesia Tbk berada dalam kondisi yang

β€œkurang baik”. hal ini dikarenakan pendapatan perusahaan meningkat namun

perusahaan kurang mampu mengelola, hal tersebut akan berdampak atas

penurunan laba bersih perusahaan. Hal ini menunjukkan indikasi yang rendah

sehingga dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen perusahaan kurang

melakukan kontrol terhadap biaya operasional yang kurang efektif, jika

perusahaan menurunkan beban-beban yang berkaitan dengan penjualan

maka perusahaan tentunya akan mempunyai lebih banyak dana untuk

kegiatan-kegiatan usaha lainnya.

b. Return On Investment (ROI)

Return on investment PT. Garuda Indonesia Tbk dari tahun 2015 sampai

2019 memiliki rata rata sebesar (-1,42%) sedangkan standar industri return on

investment adalah 15%. Hal ini menunjukkan bahwa ROI PT. Garuda

Indonesia dalam kondisi β€œkurang baik”. penurunan ini disebabkan peningkatan

perolehan jumlah laba bersih setiap tahunnya lebih kecil dibandingkan

perolehan jumlah aset yang diterima setiap tahunnya, kecilnya jumlah laba

bersih yang diterima perusahaan diakibatkan besarnya jumlah biaya yang

Page 81: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

66

harus dikeluarkan perusahaan, hal ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan

belum mampu menghasilkan laba secara maksimal dari dana yang telah

diberikan oleh pemegang saham.

c. Return On Equity (ROE)

Return on equity PT. Garuda Indonesia Tbk dari tahun 2015 sampai

2019 memiliki rata-rata yaitu sebesar (-7,34%) sedangkan standar industri

return on equity adalah 20% Hal ini menunjukkan bahwa ROE PT. Garuda

Indonesia Tbk belum mampu menghasilkan laba secara maksimal dari dana

yang telah diberikan pemegang saham, yang berarti kinerja keuangan PT.

Garuda Indonesia Tbk berada dalam kategori ”Kurang baik” karena cenderung

terus menurun dari tahun ke tahun dari tahun 2015 sampai 2019, penurunan

return on equity disebabkan karena kecilnya laba bersih yang diperoleh

perusahaan setiap tahunnya diakibatkan oleh besarnya jumlah biaya yang

harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan PT.

Garuda Indonesia Tbk masih belum mampu mengelola modal secara efektif

dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik saham. Maka sebaiknya

perusahaan lebih meningkatkan modal sendiri, dan lebih memperhatikan

hutang-hutang perusahaan agar laba yang dihasilkan bisa maksimal.

Page 82: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Trend kinerja keuangan perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk ditinjau dari

rasio likuiditas selama periode tahun 2015 sampai 2019 dalam keadaan

kurang baik apabila dibandingkan dengan standar industri, dikarenakan

rendahnya jumlah aktiva perusahaan dan besarnya hutang yang harus segera

dibayar bahkan hutang perusahaan lebih besar melebihi jumlah aktiva

perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan belum aman dalam mengelola

hutang jangka pendeknya.

2. Trend kinerja keuangan perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk ditinjau dari

rasio leverage selama periode tahun 2015 sampai 2019 dalam keadaan

kurang baik, karena perusahaan masih belum mampu mengelola struktur

modal dalam menghasilkan laba serta memenuhi kewajiban jangka

panjangnya dalam membiayai operasional perusahaan.

3. Trend kinerja keuangan perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk ditinjau dari

rasio Aktivitas selama periode tahun 2015 sampai 2019 dalam keadaan

kurang baik karena masih jauh dari rata industri perusahaan masih belum

mampu mengelola dengan baik persediaan serta penjualannya.

4. Trend kinerja keuangan perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk ditinjau dari

rasio profitabilitas selama periode tahun 2015 sampai 2019 dalam keadaan

kurang baik karena masih jauh dari standar industri, karena kerugian yang

Page 83: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

68

terjadi pada perusahaan sehingga kurang mampu dalam mengelola dengan

baik pendapatan, total aktiva dan ekuitas perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menyarankan sebagai

berikut:

1. Bagi Perusahaan

PT. Garuda Indonesia Tbk diharapkan bisa meningkatkan kualitas kinerja

keuangannya karena mengingat perusahaan ini merupakan maskapai

Multinasional yang dimiliki pemerintah dibidang jasa penerbangan. Sertah

pihak perusahaan diharapkan terus berusaha meningkatkan kualitasnya

dalam sektor logistik, sehingga dapat memperoleh profit atau keuntungan

bagi perusahaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan

referensi untuk penelitian, dan sebagai bahan pertimbangan untuk

memperdalam penelitian selanjutnya dengan menggunakan rasio

keuangan dengan data yang digunakan tidak hanya terbatas pada

perusahaan sejenis tetapi dapat digunakan kelompok perusahaan lainnya

yang ada di Bursa Efek Indonesia seperti sektor manufaktur, sektor

makanan dan minuman dan sub sektor lainnya, sehingga hasil penelitian

dapat mencerminkan informasi yang utuh secara keseluruhan.

Page 84: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

69

DAFTAR PUSTAKA

Anual Report, PT. Garuda Indonesia Tbk, www.Garuda-Indonesia.com

Damayanti, Reina, DKK, 2019. Analisis Kinerka Keuangan Pada PT. Garuda Indonesia TBK, jurnal Media Wahana Ekonomika, Voll 15 No. 4; Diakses Pada 23 Juni 2020

Dewi Mutia, 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pt. Smarfren Telecom TBK, Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), Voll 1 No. 1; Diakses pada 23 Juni 2020

Fadah, Isti, 2013. Manajemen Keuangan Suatu Konsep Dasar; Jember

Garuda Indonesia. 2019. Tentang Garuda Indonesia. Diakses dari www.garuda-indonesia.com pada tanggal 31 september 2020.

Garuda Indonesia. 2019. Visi, dan Misi. Diakses dari www.garuda-indonesia.com

pada tanggal 31 september 2020.

Harahap, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke Dua. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta

Harmono, 2014. Manajemen Keuangan : Berbasis Balanced Scorecard, Bumi Aksara; Jakarta

Jumingan, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta; Bumi Aksara

Jumingan, 2014. Analisa Laporan Keuangan, Salemba empat; Jakarta

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Kasmir, 2015. Analisis Laporan Keuangan, PT Rajagrafindo Persada: Jakarta

Edisis ke depalapan

Kinere Gregorius, Dkk, 2017. Analisis Resiko Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) TBK (Periode 2010-2014), Jurnal Akuntansi dan bisnis,Voll 02 No. 1;Diakses pada 23 Juni 2020

Mudawamah Siti, Dkk, 2018. Analisi Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Bank Usaha Milik Negara Yang Terdaftar dibursa Efek Indonesia), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB); Voll 54 No. 1

Munawir,s, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada; Jakarta

Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. 2005. Analisis Laporan Keuangan, edisi ke dua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 85: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

70

Pricilia Ramanng Diana Grace, Dkk, 2019. Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada pt. Indonesia prima property tbk jakarta pusat, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB); Voll 9 No. 3

Pulloh Joy, DKK, 2016. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. HM. SAMPOERNA TBK yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia),Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Voll 33 No. 1; Diakses pada 25 Juni 2020

Rizal, Muhammad, 2017. Analisis Kinerja Keuangan PT. Garuda Indonesia,

jurnal serambi ekonomi dan bisnis, Voll 04 No. 0; Diakses pada 23 Juni 2020

Sandu Siyoto, S. M, 2015. Dasar Metodologi Penelitian; Literasi Media Publishing.

Sri Lestari, Nugraha Veronika, 2006. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Indofood Sukses Makmur TBK Dibursa Efek Surabaya (BES) Periode (1998-2002), Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo, Voll 7 No. 2; Diakses pada 23 Juni 2020

Sudana, I. M. (t.thn.). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori Dan Praktik:

Erlangga, Edisi 2. Ciracas, Jakarta

Sugianto, Yanty Vivi, 2016. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go Public Pada PT. Garuda Indonesia TBK tahun 2007-2014, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Voll 52 No. 2; Dikses pada 25 Juni 2020

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta; Bandung

Susarweni, Wiratna, 2014. Metode Penelitian, Pustaka Baru Press; Yogyakarta

William, Marianno, 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus di PT.Telkomunikasi Indonesia TBK, Skripsi Program Studi Akuntansi

www.idx.co.id diakses 31 September 2020

Page 86: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

71

LAMPIRAN

Page 87: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

72

Nomor : 516/GI-U/IX/2020

Hal : Jawaban Permohonan Penelitian

Kepada Yth.,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Di

Makassar, 30 September 2020 M

12 Safar 1442 H

Tempat

Assalamualaikum,Wr Wb

Sehubungan dengan surat dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor : 21255/05/C.4-II/VIII/41/2020 Maka

bersama ini disampaikan, hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Galeri Investasi BEI-Unismuh Makassar bersedia untuk memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian:

Nama : Fakhirah Umar

Stambuk :105721121116

Program Studi : Manajemen

Judul Penelitian :β€œAnalisis Rasio Keuangan Guna Menilai

Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk Periode

Tahun 2015-2019”

2. Peneliti diwajibkan membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) dan

Administrasi di Galeri Investasi BEI-Unismuh Makassar.

Demikian jawaban kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Fastabiqul khaerat,

GALERI INVESTASI BEI-UNISMUH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Telp. (0411) 866972, Faxmile (0411) 865588

Page 88: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

73

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2015

Page 89: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

74

Page 90: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

75

Page 91: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

76

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2016

Page 92: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

77

Page 93: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

78

Page 94: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

79

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2017

Page 95: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

80

Page 96: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

81

Page 97: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

82

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2018

Page 98: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

83

Page 99: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

84

Page 100: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

85

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2019

Page 101: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

86

Page 102: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

87

Page 103: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

88

Page 104: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

89

Page 105: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

90

Page 106: ANALISIS RASIO KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN

91

RIWAYAT HIDUP

Fakhirah Umar, Dilahirkan di Kabupaten Maros tepatnya di

Dusun Matajang Desa Timpuseng Kecamatan Camba pada

tanggal 06 November 1998. Anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Umar Lenggo dan Nurasia. peneliti

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN INP.118

Matajang di Kecamatan Camba Kabupaten Maros pada tahun 2010. Pada tahun

itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Camba Kecamatan

Camba dan tamat pada tahun 2013 kemudian melanjutkan Sekolah di SMA Negri

2 Camba Maros dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta, tepatnya di Universitas

Muhammadiyah Makassar pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.