analisis rasio keuangan dalam memprediksi …/analisis...analisis rasio keuangan dalam memprediksi...

84
1 ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI KEUANGAN FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: SATRIYADI PUTRA NIM F0205135 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: danglien

Post on 30-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

1

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI

KEUANGAN FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

SATRIYADI PUTRA

NIM F0205135

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya

dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan, seperti: investor, kreditor, auditor,

pemerintah, dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya

bereaksi terhadap sinyal distress seperti: penundaan pengiriman, masalah kualitas

produk, hilangnya kepercayaan dari para pelanggan, tagihan dari bank atau

kreditur, dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress,

keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan yang

apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada perusahaan-

perusahaan tersebut dengan hilangnya kepercayaan dari stakeholder, yang

dialami oleh perusahaan. Dengan diketahuinya financial distress yang dialami

oleh perusahaan di harapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi

ini.

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui

laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan

merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk

mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan harus dikonversi

menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal

Page 3: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

3

ini ditempuh dengan cara melakukan analisis dalam bentuk rasio – rasio

keuangan. Foster (1986) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan

keuangan dengan model rasio keuangan yaitu :

1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

antar waktu

2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang

digunakan

3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan

4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau

prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress).

Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat maka

dilakukan penelitian mengenai manfaat laporan keuangan. Salah satu bentuk

penelitian yang menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu penelitian – penelitian

yang berkaitan dengan manfaat laporan keuangan untuk tujuan memprediksikan

kinerja perusahaan seperti kebangkrutan dan financial distress.

Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model financial

distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial

distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan – tindakan

untuk mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan.

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan

dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan

Page 4: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

4

keputusan-keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam

SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi :

1. untuk keputusan investasi dan kredit,

2. mengenai jumlah dan timing arus kas,

3. mengenai aktiva dan kewajiban,

4. mengenai kinerja perusahaan,

5. mengenai sumber dan penggunaan kas,

6. penjelas dan interpretif, serta

7. untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi,

neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan.

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari

sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau

kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat

penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi

kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji maanfaat yang

bisa dipetik dari analisis rasio keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Altman

(1968) merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio

keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman

menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau

lebih maka perusahaan tidak termasuk perusahaan yang dikategorikan akan

Page 5: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

5

mengalami kebangkrutan. Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks

kebangkrutan 1,81 atau kurang maka perusahaan termasuk kategori bangkrut.

Dia menemukan ada lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk

mendeteksi kebangkrutan perusahaan satu tahun sebelum perusahaan tersebut

bangkrut. Kelima rasio tersebut terdiri dari : cash flow to total debt, net income to

total assets, total debt to total assets, working capital to total assets, dan current

ratio. Altman juga menemukan bahwa rasio – rasio tertentu, terutama likuidasi

dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam rangka mendeteksi dan

memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model Altman ini dikenal dengan Z-

score yaitu score yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah – nisbah

keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Salah satu kelemahan Z-score model Altman ini adalah terletak pada penggunaan

rasio EBIT. Pengungkapan dan pelaporan keuangan antara perusahaan yang satu

dengan yang lain biasanya berbeda. Pada perusahan tertentu adakalanya besarnya

biaya bunga tidak dinyatakan secara eksplisit sehingga EBIT sulit diterapkan,

oleh karenanya harus menggunakan EBT (Earning Before Tax), dan ini bisa

menyebabkan beragamnya data EBIT.

Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam

memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Ditemikan bahwa rasio

keuangan yang digunakan dalam model, bermanfaat untuk memprediksi laba satu

tahun kemuka namun tidak bermanfaat untuk memprediksi lebih dari satu tahun.

Page 6: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

6

Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dan banyak

pihak. Umumnya model financial distress berpegang pada data – data

kebangkrutan, karena data – data ini mudah diperoleh.

Dalam penelitian yang terdahulu, untuk melakukan pengujian apakah

suatu perusahaan mengalami financial distress dapat ditentukan dengan berbagai

cara, seperti :

• Lau (1987) dan Hill et al. (1996) menggunakan adanya pemberhentian tenaga

kerja atau menghilangkan pembayaran deviden.

• Asquith, Gertner dan Scharfstein (1994) menggunakan interest coverage

ratio untuk mendefinisikan financial distress.

• Whitaker (1999) mengukur financial distress dengan cara adanya arus kas

yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini.

• John, Lang dan Netter (1992) mendefinisikan financial distress sebagai

perubahan harga ekuitas.

Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan

yang mengalami finacial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami

financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk

menentukan rasio keuangan yang dominan untuk memprediki adanya financial

distress. Temuan dari penelitian adalah :

a. Variabel EBITDA/sales, current assets/current liabilities dan cashflow

growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan persahaan

Page 7: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

7

akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin

kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

b. Variabel net fixed assets/total assets, long-term debt/equity dan notes

payable/total assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan

perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka

semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sehingga perlu dilakukan

penelitian untuk memprediksikan kemungkinan terjadinya kebangkrutan sebuah

perusahaan, maka penulis mengangkat judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN

DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis memunculkan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahan

berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress ?

2. Rasio keuangan apakah yang dominan dalam memprediksi kondisi financial

distress?

Page 8: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

8

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan

perusahan berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial

distress.

2. Untuk mengetahui rasio keuangan yang dominan dalam memprediksi kondisi

financial distress.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu manajemen keuangan.

2. Bagi Peneliti lain

Bagi peneliti lain yang berminat melakukan kajian terhadap Analisis Z-Score

Altman untuk menilai kebangkrutan pada perusahaan manufaktur, semoga

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau

referensi yang mungkin diperlukan untuk mendukung penelitiannya.

3. Bagi Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi investor

sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.

Page 9: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca, dan perhitungan

laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau

menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari perusahaan pada satu

tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya selama periode tertentu, dan

laporan perubahan modal me nunj ukkan sumber dan penggunaan atau alasan-

alasan yang menyebabkan perubahan modal.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan

keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan antara lain :

Menurut IAI (IAI, 2002 : 2) :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Menurut Munawir (2000 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang

berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Page 10: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

10

Sedangkan menurut Harnanto (1998:3), laporan keuangan adalah

keadaan keuntungan dan hasil usaha perusahaan serta memberikan rangkuman

historis dari sumber ekonomi, kewajiban perusahaan dan kegiatan yang

mengakibatkan perubahan terhadap sumber ekonomi yang dinyatakan secara

kuantitatif dalam satuan mata uang.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi

dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakteristik ekonominya.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya adalah

laporan keuangan, laporan keuangan ini merupakan pencerminan dari prestasi

manajemen perusahaan pada satu periode tertentu. Selain sebagai alat

pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomi.

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan

dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan – keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam

SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi :

1. untuk keputusan investasi dan kredit,

2. mengenai jumlah dan timing arus kas,

3. mengenai aktiva dan kewajiban,

Page 11: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

11

4. mengenai kinerja perusahaan,

5. mengenai sumber dan penggunaan kas,

6. penjelas dan interpretif, serta

7. untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi,

neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 1 :

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan – keputusn ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber –

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan

tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan

yang meliput: 1) aktiva, 2) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk

keuntungan dan kerugian, 5) arus kas.

2.3 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan menurut

IAI (2004:13) terdiri dari :

1. Neraca (Balance Sheet).

Page 12: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

12

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement).

3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow).

4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Charge in Equity).

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diambil oleh penulis,

maka titik berat permasalahannya yaitu neraca dan laporan laba rugi. Jenis dari

laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi

mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca

mempunyai tiga unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, dan

ekuitas.

Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:18), masing-masing

unsur tersebut dapat disubklasifikasikan sebagai berikut :

1) Aktiva

Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan

sebagai akibat peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi

manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa datang.

Aktiva dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi lima sub-

klasifikasi, yaitu:

a. Aktiva lancar

Page 13: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

13

Aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan

diperoleh dalam waktu satu tahun kurang (atau siklus operasi

normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang, dan

persekot biaya.

b. Investasi jangka panjang

Yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai

perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya

investasi saham, investasi obligasi.

c. Aktiva tetap

Aktiva yang memiliki wujud fisik, digunakan dalam operasi

normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan

manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Termasuk dalam sub-

klasifikasi aktiva ini antara lain tanah, gedung, kendaraan, mesin

serta peralatan.

d. Aktiva tidak berwujud

Aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan biasanya

berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat

ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu

tahun. Termasuk dalam sub-klasifikasi aktiva ini misalnya patent,

goodwill, royalty, copyright, trade name/trade mark, franchise

Page 14: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

14

dan license.

e. Aktiva lain-lain

Aktiva yang tidak dimasukan kedalam salah satu dari

empat subklasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan,

piutang kepada direksi, deposito, pinjaman karyawan.

2) Kewajiban (Hutang)

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang

timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya

diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban dapat

disubklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga sub-klasifikasi, yaitu :

a. Kewajiban Lancar

Kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang

memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau

kurang. Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang

dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, dan utang biaya atau

beban lainnya yang belum dibayar.

b. Kewajiban jangka panjang

Kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang

Page 15: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

15

memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu

tahun. Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang

obligasi, utang hipotik, dan utang bank atau kredit investasi.

c. Kewajiban lain-lain

Kewajiban yang tidak dapat dikategorikan kedalam salah

satu subklasifikasi tersebut, misalnya utang kepada para pemegang

saham.

3) Ekuitas

Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan

yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Unsur

ekuitas ini dapat disubklasifikasikan menjadi satu sub-klasifikasi,

yaitu :

a. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham

(termasuk agio saham bila ada).

b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak

dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk dividen

(ditahan).

2. Laporan Laba Rugi

Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:22), untuk

dapat menggambarkan informasi mengenai potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan laba rugi

Page 16: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

16

mempunyai satu unsur, yaitu :

1) Penghasilan (Income)

Yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi

dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan

kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang

berasal dari konstribusi pemilik) perusahaan selama periode

tertentu dapat disubklasifikasikan menj adi :

a. Pendapatan (Revenues)

Yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda,

seperti misalnya penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees),

pendapatan bunga, pendapatan deviden, royalti dan sewa.

b. Keuntungan (Gains)

Yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan

mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas

perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam

pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah

aktiva jangka panjang.

2) Beban (Expense)

Yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam

bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang

Page 17: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

17

menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian

kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu, dapat

disubklasifikasikan menjadi :

a. Beban

Yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang

biasa (yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya

aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap), yang meliputi

misalnya harga pokok penjualan, gaji dan upah, penyusutan.

b. Kerugian (losses)

Yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi

beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan

yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena bencana

kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.

Selisih antara total penghasilan dan beban disebut

penghasilan bersih.

Didalam laporan laba rugi, keuntungan dan kerugian

biasanya disaj ikan secara terpisah, sehingga akan memberikan

informasi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan ekonomi.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas yaitu suatu perubahan laporan atau

mutasi laba yang ditahan yang merupakan bagian dari pemilik

Page 18: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

18

perusahaan untuk suatu periode tertentu. Perusahaan harus menyajikan

laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan,

yang menunjukkan :

1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian besrta

jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung

dalam ekuitas.

3) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

4) Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode serta

perubahannya.

5) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal

saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang

mengungkapkan secara terpisah setiap perubahannya.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan dasar yang berisi

mengenai aliran kas masuk dan keluar perusahaan. Laporan ini

menggambarkan salah satu komponen neraca, yaitu kas dari satu periode

berikutnya. Laporan arus kas ini menyediakan informasi yang berguna untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menggunakan kasnya sehingga

menghasilkan masukan berupa kas pula. Laporan arus kas terdiri dari tiga

bagian :

Page 19: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

19

1) Arus kas dari aktivitas operasi.

2) Arus kas dari aktivitas investasi.

3) Arus kas dari aktivitas pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catalan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan anus kas harus

berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan.

Catatan atas laporan keuangan meng,ungkapkan :

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan

transaksi yang penting.

2) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (S AK) tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,

laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan

tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.4 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan merupakan

suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi

Page 20: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

20

posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu,

dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang mungkin mengenai

kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka

Juliaty, 2002 : 52 ).

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan

tehnik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh

ukuran – ukuran dan hubungan – hubungan yang berarti dan berguna dalam

proses pengambilan keputusan ( Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002 : 52).

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri menurut Dwi Prastowo dan

Rifka Juliaty (2002 : 53) antara lain :

1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger.

2. sebagai alat forecasting menenai kondisi dan kinerja keuangan di masa

datang.

3. sebagai proses diagnosis terhadap masalah – masalah manajemen, operasi

atau masalah lainnya.

4. sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

Tehnik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi satu metode,

yaitu (Dwi Prastowo : 54):

1) Metode analisis horizontal, adalah metode analisis yang

dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan oleh

beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan

kecenderungannya. Metode ini terdiri dari 4 analisis, antara lain :

Page 21: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

21

a. Analisis komparatif (comparative financial statement

analysis)

Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca,

laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari

satu periode ke periode berikutnya.

b. Analisis trend

Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk

mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya,

apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan

turun. Sebuah alat yang berguna untuk perbandingan tren

jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini

memerlukan tahun dasar yang menjadi rujukan untuk

semua pos yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena

tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan,

pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi bisnis normal.

c. Analisis arus kas (cash flow analysis)

Adalah suatu analisa untuk sebab – sebab berubahnya

jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber – sumber

serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

Analisis ini terutama digunakan sebagai alat untuk

mengevaluasi sumber dana penggunaan dana. Analisis arus

kas menyediakan pandangan tentang bagaimana

Page 22: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

22

perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan

sumber dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus

kas memberikan banyak informasi tentang sumber dan

penggunaan dana, penting untuk menganalisis arus kas

secara lebih rinci.

d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)

Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab

perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke

periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode

dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan

dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode

tertentu. Metode ini terdiri dari 3 analisis, antara lain :

a. Analisis common – size

Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui

prosentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap

total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur

permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi

dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common

size menekankan pada 2 faktor, yaitu :

Page 23: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

23

1. sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan

antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan

ekuitas.

2. komposisi aktiva, termasuk jumlah untuk masing –

masing aktiva lancar aktiva tidak lancar.

b. Analisis impas (break-even)

Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

tersebut tidak mengalami kerugian tetapi juga belum

memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini

juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau

kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

c. Analisis ratio.

Analisis ratio adalah suatu cara untuk menganalisis

laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan

matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau

perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya.

Berikut ini akan di bahas lebih lanjut mengenai analisis ratio, karena

penelitian ini akan menggunakan analisis ratio dalam menganalisis laporan

keuangannya, guna memprediksi kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat.

Page 24: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

24

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu alat analisis keuangan

yang sangat populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalah

pahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih – lebihkan.

Kita harus ingat bahwa rasio merupakan alat untuk menyatakan

pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi

financial perusahaan. Rasio merupakan titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang

diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan

investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting

dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit

untuk dideteksi dengan mempelajari masing – masing komponen yang

membentuk rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004:).

Rasio harus diinterpretasikan dengan hati – hati karena faktor – faktor

yang mempengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan factor yang

mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh, perusahaan dapat memperbaiki rasio

beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yang menstimulasi

penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan berakibat pada

penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian,

profitabilitas yang tampaknya membaik dalam jangka pendek, dapat merusak

prospek perusahaan di masa depan. Kita harus menginterpretasikan perubahan

tersebut dengan tepat.

Banyak rasio memiliki variabel penting yang sama dengan rasio

lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu untuk menghitung semua rasio yang

Page 25: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

25

mungkin untuk menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian besar teknik

analisis keuangan, tidak relevan dalam isolasi. Rasio bermanfaat bila

diinterpretasikan dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, 2)

standar yang ditentukan sebelumnya, 3) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas

rasio sepanjang waktu sama pentingnya dengan trennya.

Beberapa studi telah menguji penggunaan informasi analisis keuangan

dengan menggunakan rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terdapat

dalam laporan keuangan untuk menggambarkan keeratan hubungan antara rasio

keuangan dengan fenomena ekonomi. Pada umumnya analisis terhadap rasio

merupakan langkah awal dalam analisis keuangan guna menilai prestasi dan

kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah rasio yang

menunjukkan hubungan antara satu data keuangan. Beberapa rasio keuangan

dapat dikelompokkan menjadi (Husnan, 1994; Machfoedz,1998 dalam

Siddik,2004) :

1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar

kecilnya aktiva lancar.

a. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar.

b. Quick Ratio, dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva

lancar, kemudian membagi sisanya dengan hutang lancar

Page 26: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

26

2. Rasio Sensitivitas, menunjukkan proporsi penggunaan hutang guna

membiayai investasi perhitungannya ada 2 cara, pertama memperhatikan

data yang ada di neraca guna menilai seberapa besar dana pinjaman

digunakan dalam perusahaan; kesatu, mengukur resiko hutang dari laporan

laba rugi untuk menilai seberapa besar beban tetap hutang (bunga ditambah

pokok pinjaman) dapat ditutup oleh laba operasi. Rasio sensitivitas ini antara

lain :

a. Total debt to total assets, mengukur presentase penggunaan dana dari

kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total

aktiva.

b. Debt equity ratio, perbandingan antara total utang dengan modal.

c. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan

pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh

laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban membayar bunga tahunan.

3. Rasio produktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumber–sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan.

Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva

pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini menganggap bahwa suatu

perbandingan yang “layak” harus ada antara penjualan dan berbagai aktiva

misalnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain – lain. Rasio produksi

Page 27: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

27

meliputi : inventory turnover, fixed assets turnover, account receivable

turnover, total assets turnover.

4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan

perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan,

a. Profit margin on sales, dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak

dengan penjualan.

b. Return on total assets, perbandingan antara laba setelah pajak dengan

total aktiva guna mengukur tingkat pengembalian investasi total.

c. Return on net worth, perbandingan antara laba setelah pajak dengan

modal sendiri guna mengukur tingkat keuantungan investasi pemilik

modal sendiri.

5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur

kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang

saham dan calon investor.

a. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per

lembar saham. Jika rasio ini lebih rendah dari pada rasio industri

b. sejenis, bisa merupakan indikasi bahwa investasi pada saham perusahaan

ini lebih beresiko daripada rata – rata industri.

c. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai

buku saham, juga merupakan indikasi bahwa para investor menghargai

perusahaan.

Page 28: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

28

2.5 Prediksi Financial Distress

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari

sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau

kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat

penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi

kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.

Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan

dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum

kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan

atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi

kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan

ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga

tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit,

sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk

mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban –

kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang

dimiliki. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan

mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat

dilakukan tindakan – tindakan untuk mengantispasi yang mengarah kepada

kebangkrutan.

Prediksi financial distress perusahaan ini menjadi perhatian banyak

pihak. Pihak – pihak yang menggunakan model tersebut meliputi :

Page 29: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

29

1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress

menpunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam

memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan

kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.

2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika

akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan

pembayaran kembali pokok dan bunga.

3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab

mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan

individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk

mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai

stabilitas perusahaan.

4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan

antitrust regulation.

5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna

bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.

6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan

akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya

tidak langsung (kerugan penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan

pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress

diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga

dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.

Page 30: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

30

2.6 Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji maanfaat yang

bisa dipetik dari analisis rasio keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Altman

(1968) merupakan penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio

keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Fungsi

diskriminan yang dikembangkan oleh Altman adalah sebagai berikut:

Altman menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki indeks

kebangkrutan 2,99 atau lebih maka perusahaan tidak termasuk perusahaan yang

dikategorikan akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan perusahaan yang

memiliki indeks kebangkrutan 1,81 atau kurang maka perusahaan termasuk

kategori bangkrut. Dia menemukan ada lima rasio keuangan yang dapat

digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan satu tahun sebelum

perusahaan tersebut bangkrut. Kelima rasio tersebut terdiri dari : cash flow to

total debt, net income to total assets, total debt to total assets, working capital to

total assets, dan current ratio . Altman juga menemukan bahwa rasio – rasio

tertentu, terutama likuidasi dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam

rangka mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model Altman

Page 31: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

31

ini dikenal dengan Z-score yaitu score yang ditentukan dari hitungan standar kali

nisbah – nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan

perusahaan. Salah satu kelemahan Z-score model Altman ini adalah terletak pada

penggunaan rasio EBIT. Pengungkapan dan pelaporan keuangan antara

perusahaan yang satu dengan yang lain biasanya berbeda. Pada perusahan

tertentu adakalanya besarnya biaya bunga tidak dinyatakan secara eksplisit

sehingga EBIT sulit diterapkan, oleh karenanya harus menggunakan EBT

(Earning Before Tax), dan ini bisa menyebabkan beragamnya data EBIT.

Machfoedz (1994) menguji manfaat rasio keuangan dalam

memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Ditemikan bahwa rasio

keuangan yang digunakan dalam model, bermanfaat untuk memprediksi laba satu

tahun kemuka, namun tidak bermanfaat untuk memprediksi lebih dari satu tahun.

Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dan banyak

pihak. Umumnya model financial distress berpegang pada data – data

kebangkrutan, karena data – data ini mudah diperoleh.

Dalam penelitian yang terdahulu, untuk melakukan pengujian apakah

suatu perusahaan mengalami financial distress dapat ditentukan dengan berbagai

cara, seperti :

a. Lau (1987) dan Hill et al. (1996) menggunakan adanya pemberhentian tenaga

kerja atau menghilangkan pembayaran deviden.

b. Asquith, Gertner dan Scharfstein (1994) menggunakan interest coverage ratio

untuk mendefinisikan financial distress.

Page 32: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

32

c. Whitaker (1999) mengukur financial distress dengan cara adanya arus kas

yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini.

d. John, Lang dan Netter (1992) mendefinisikan financial distress sebagai

perubahan harga ekuitas.

Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan

yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami

financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk

menentukan rasio keuangan yang dominan untuk memprediksi adanya financial

distress. Temuan dari penelitian adalah :

a. Variabel EBITDA/sales, current assets/current liabilities dan cashflow

growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan persahaan

akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin

kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

b. Variabel net fixed assets/total assets, long-term debt/equity dan notes

payable/total assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan

perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini

maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial

distress.

Page 33: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

33

2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

Keterangan:

Laporan keuangan perusahaan yang digunakan dalam analisis adalah

neraca dan laporan rugi laba. Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan

tersebut digunakan dalam analisis rasio keuangan. Ada lima rasio keuangan yang

digunakan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan, yaitu:

1. Modal kerja dibagi total aktiva (Working Capital/ Total Assets)

2. Laba ditahan dibagi total aktiva (Retained Earning/ Total Assets)

3. Laba sebelum bunga dan pajak dibagi total aktiva (EBIT/ Total Assets)

4. Harga pasar ekuitas dibagi total hutang (Equity/ Total Liabilities)

5. Penjualan dibagi total aktiva (Sales/ Total Assets)

Rasio-rasio keuangan tersebut dimasukkan kedalam suatu model

dengan formulasi Z-Score. Nilai dari semua variabel tersebut dibandingkan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara variabel Z-Score

Page 34: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

34

perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan non financial

distress (sehat).

2.8 Hipotesis

Dari uraian dan penjelasan di atas hipotesis yang diuji dalam

penelitian ini adalah :

1. Hipotesis pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi financial distress

perusahaan.

H0

: Rasio keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi

financial distress perusahaan.

Ha

: Rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi

financial distress perusahaan.

2. Hipotesis rasio keuangan yang dominan dalam memprediksi financial distress.

H0 : Rasio net income to total assets bukan yang dominan dalam

memprediksi kondisi financial distress.

Hb : Rasio net income to total assets dominan dalam memprediksi

kondisi financial distress.

Page 35: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan

yang berasal dari laporan keuangan khususnya Laporan Neraca dan Laba/Rugi

untuk periode 2004 sampai 2007 dan melihat hubungannya dengan kemampuan

memprediksi kodisi financial distress suatu perusahaan. Rasio-rasio keuangan

meliputi 8 kategori antara lain Profit margin, Profitabilitas, Financial Leverage,

Likuiditas, Posisi Kas, Pertumbuhan, Efisiensi Operasi dan Miscellaneous.

3.2 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Menurut Emory dan Cooper (2992 : 242) dalam Kusumaningrum

(2004), populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen – elemen yang akan

dibuat kesimpulan. Sedangkan elemen (unsur) adalah subjek dimana pengukuran

akan dilakukan. Besarnya populasi yang akan digunakan dalam suatu penelitian

tergantung pada jangkauan kesimpulan yang akan dibuat atau dihasilkan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang laporan

keuangannya terdapat di publikasi BEI tahun 2004 – 2007.

Pemilihan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling

dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan. Dalam metode ini setiap elemen populasi tidak

Page 36: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

36

mempunyai kesempatan yang sama untuk memenuhi syarat atau kriteria tertentu

dari penelitian, tetapi hanya elemen populasi yang memenuhi syarat atau kriteria

tertentu dari penelitian saja yang bisa digunakan sebagai sampel dalam

penelitian.

Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan selama periode 2004 – 2007.

2. Perusahaan berbasis pada manufaktur, untuk menghindari perbedaan

karakteristik antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur.

3. Perusahaan yang memiliki data lengkap dalam Index Capital Market

Dictionary serta di pojok Bursa Efek Indonesia.

4. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap pada periode

2004 – 2007 (terutama item – item laporan keuangan yang di hitung menjadi

rasio – rasio keuangan dan digunakan sebagai variabel independen dalam

penelitian ini).

5. Kriteria perusahaan yang mengalami financial distress adalah dengan

menggunakan model Altman atau lebih dikenal dengan Z-Score:

Dimana : WC = Working Capital

Page 37: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

37

RE = Retained Earning

EBIT = Earning Before Interest & Tax

S = Sales

EQ = Equity

TA = Total Assets

TL = Total Liabilities

Model ini menghasilkan 3 kategori,antara lain sebagai berikut :

• Z-score ≤ 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki

kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga

kemungkinan bangkrut pun sangat terbuka lebar.

• 1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu – abu sehingga

dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan,

namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama

besarnya, tergantung dari keputusan/ kebijaksanaan manajemen

perusahaan sebagai pengambil keputusan.

• Z-score ≥ 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat

sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

Sedangkan, perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah

perusahaan yang memiliki Z-score ≤ 1,81 selama 2 tahun yaitu 2006 – 2007

dan sebagai kontrol juga dipilih perusahaan sehat dengan Z-score ≥ 2,99

pada tahun 2006 – 2007.

Page 38: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

38

Data laporan keuangan tahun 2006 – 2007 digunakan sebagai pedoman

penentuan apakah suatu perusahaan mengalami financial distress atau tidak.

Sedangkan data laporan keuangan tahun 2004 – 2007 merupakan data yang akan

diolah yang selanjutnya akan diketahui apakah rasio – rasio yang digunakan

sebagai variabel independen tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

kondisi financial distress atau tidak. Hal ini dilakukan mengingat bahwa prediksi

kondisi financial distress seharusnya dianalisis dari sebelum terjadinya peristiwa

financial distress itu terjadi.

Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan 2004

– 2007 yang dipublikasikan. Data laporan keuangan diperoleh dari publikasi BEI

periode data penelitian mencakup data periode 2004 – 2007 dipandang cukup

mewakili untuk memprediksikan financial distress. Data laporan keuangan juga

diperoleh dari Index Capital Market Dictionary (ICMD) tahun 2007 dan 2008.

Berdasarkan kriteria di atas diperoleh sampel sebanyak 31 perusahaan

manufaktur terlihat pada tabel 3.1.

Page 39: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

39

Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan

1 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk

2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 ASIAPLAST PT Asiaplast Industries Tbk

4 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk

5 CTBN PT Citra Tubindo Tbk

6 ERTX PT Eratex Djaja Tbk

7 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk

8 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk

9 INTA PT Intraco Penta Tbk

10 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

11 JAYAPARI PT Jaya Pari Steel Tbk

12 JECC PT Jembo Cable Company Tbk

13 KBLI PT GT Kabel Indonesia Tbk

14 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk

15 LAPD PT Leyand International Tbk

16 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk

17 BERLINA PT Berlina Tbk

18 DYNAPLAST PT Dynaplast Tbk

19 INTIKERAMIK PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk

Dilanjutkan pada halaman berikut

Page 40: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

40

20 TUNASBARU PT Tunas Baru Lampung Tbk

21 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk

22 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk

23 SIMA PT Siwani Makmur Tbk

24 SIPD PT Sierad Produce Tbk

25 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

26 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk

27 SUDI PT Surya Dumai Industri Tbk

28 TEJA PT Textile Manufacturing Company Jaya Tbk

29 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk

30 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

31 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi

financial distress perusahaan yang merupakan variabel kategori, 0 untuk

perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami financial distress.

Dalam penelitian ini, perusahaan dikatakan mengalami financial distress

apabila memiliki Z-score ≤ 1,81, sedangkan perusahaan sehat yaitu perusahan

yang memiliki Z-score ≥ 2,99.

Lanjutan Tabel 3.1

Page 41: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

41

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio – rasio

keuangan perusahaan yang digunakan oleh Platt and Platt (2002) dalam

penelitiannya yang terdiri dari rasio yang berdasarkan ketersediaan data tersisa

sebanyak 36 rasio kemudian dikurangi lagi dengan rasio yang telah digunakan

dalam metode Altman dan tersisa sebanyak 33 rasio dikategorikan menjadi 8

kategori :

1. Profit margin

a. Net Income/Sales, perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualan.

2. Profitabilitas

a. Net Income/Total Assets, perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total aktiva.

b. Net Income/Equity, perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan ekuitas saham.

3. Financial Leverage

a. Total Liabilities/Total Assets, perbandingan antara total kewajiban

dengan total aktiva.

b. Current Liabilities/Total Assets, perbandingan antara hutang lancar

dengan total aktiva.

Page 42: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

42

c. Current Liabilities/Total Liabilities, perbandingan antara hutang

lancer dengan total kewajiban.

d. Notes Payable/Total Assets, perbandingan antara hutang yang tercatat

bank dengan total aktiva.

e. Notes Payable/Total Liabilities, perbandingan antara hutang yang

tercatat bank dengan total kewajiban.

f. Long-Term Debt/Total Assets, perbandingan antara hutang jangka

panjang dengan total aktiva.

g. Equity/Total Assets, perbandingan antara ekuitas saham dengan total

aktiva.

h. Long-Term Debt/Equity, perbandingan antara hutang jangka panjang

dengan ekuitas saham.

4. Likuiditas

a. Current Assets/Current Liabilities, perbandingan antara aktiva lancar

dengan hutang lancar atau biasa dikenal dengan istilah current ratio.

b. (Current Assets-Inventory)/Current Liabilities, perbandingan antara

pengurangan aktiva lancar oleh persediaan dengan hutang lancar.

c. Current Assets/Total Assets, perbandingan antara aktiva lancar

dengan total aktiva.

d. Net Fixed Assets/Total Assets, perbandingan antara aktiva tetap bersih

dengan total aktiva.

Page 43: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

43

5. Posisi Kas

a. Cash/Current Liabilities, perbandingan antara kas perusahaan dengan

hutang lancar.

b. Cash/Total Assets, perbandingan antara kas dengan total aktiva.

6. Pertumbuhan

a. S-Growth %

b. Net Income/Total Assets – Growth %

7. Efisiensi Operasi

a. Cost of Goods Sold/Inventory, perbandingan antara harga pokok

penjualan dengan persedian.

b. Sales/Account Receivable, perbandingan antara penjualan dengan

piutang usaha.

c. Account Receivable/Total Assets, perbandingan antara piutang usaha

dengan total aktiva.

d. Sales/Work Capital, perbandingan antara penjualan dengan modal

kerja.

e. Sales/Current Assets, perbandingan antara penjualan dengan aktiva

lancar.

f. Account Receivable/Inventory, perbandingan antara piutang usaha

dengan persediaan.

g. (Account Receivable + Inventory)/Total Assets, perbandingan antara

penjumlahan piutang usaha dan persediaan dengan total aktiva.

Page 44: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

44

h. Cost of Goods Sold/Sales, perbandingan antara harga pokok

penjualan dengan penjualan.

i. Sales General Administration Expense/Sales, perbandingan antara

jumlah biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi yang

merupakan biaya operasi dengan penjualan.

j. (Cost of Goods Sold + Sales General Administration Expense)/Sales,

perbandingan antara jumlan harga pokok penjualan dengan biaya

operasi (yang terdiri dari biaya penjualan, biaya umum dan biaya

administrasi) dengan penjualan.

8. Miscellaneous

a. EBIT/Interest Expense, perbandingan antara laba sebelum bunga dan

pajak dengan beban bunga.

b. Long-Term Debt/Sales, perbandingan antara hutang jangka panjang

dengan penjualan.

c. Interest Expense/Sales, perbandingan antara beban bunga dengan

penjualan.

d. Account Payable/Sales, perbandingan antara hutang usaha dengan

penjualan.

Page 45: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

45

3.4 Metode Analisis Data

Pengujian dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi logit

untuk mengetahui kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap penentuan

financial distress suatu perusahaan.

3.4.1 Regresi Logit

Regresi logit adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan

regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang berbentuk skala

ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu, Ashari,2004).

Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Pi = {1 + Exp – (B0 +B1X1 + B2X2 + … + BnXin)}……………..1)

Dimana: Pi = Probabilitas perusahaan mengalami Financial Distress

B0 = konstanta

Xi n

= Variabel – variabel rasio keuangan

Bn = Koefesien regresi

Exp = Kesalahan yang mempunyai nilai pengharapan sebesar nol.

Penelitian ini menggunakan regresi logit untuk mencari rasio – rasio

keuangan mana yang dominan dalam menentukan apakah suatu perusahaan

akan mengalami financial distress atau tidak, selain rasio - rasio yang telah

Page 46: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

46

dikembangkan dalam model Altman, sehingga dapat membantu manajemen

dalam melakukan tindakan – tindakan untuk mengatasi kondisi – kondisi yang

mengarahkan kepada kebangkrutan. Analisis data dilakukan dengan menilai

keseluruhan model (overall model fit).

Menurut Gujarati (1995), dalam analisis regresi linear perlu

menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam

penggunan analisis regresi berganda. Asumsi regresi yang harus dipenuhi

meliputi tidak adanya otokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas.

3.4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Gujarati (1995), bahwa dalam analisis regresi linier perlu

menghindari penyimpangan asumsi klasik, supaya tidak timbul masalah dalam

penggunaan analisis regresi berganda. Oleh sebab itu dalam penelitian ini

diuji 3 asumsi klasik yang dianggap penting dalam penelitian yaitu tidak

terjadi otokorelasi, multikolinearitas antar variabel independen, dan

heteroskedastisitas.

3.4.2.1 Otokorelasi

Otokorelasi adalah korelasi yang terjadi antara anggota – anggota dari

serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series)

atau data silang waktu (cross sectional). Asumsi otokorelasi mengandung arti

bahwa nilai – nilai faktor pengganggu yang berurutan tidak tergantung secara

Page 47: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

47

temporer, artinya gangguan yang terjadi pada satu titik pengamatan tidak

berhubungan dengan faktor – faktor gangguan lainnya. Otokorelasi dalam

penelitian ini tidak perlu diuji karena data yang digunakan adalah pooled time

series cross section yang merupakan satu titik sehingga ketergantungan

sementara tidak dimungkinkan oleh sifat data itu sendiri.

3.4.2.2 Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel indipenden saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara indivisatul variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas

0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak

adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti

Page 48: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

48

bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena

adanya efek kombinasi satu atau lebih variabel independen.

c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF), Kesatu ukuran ini

menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh

variabel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres

terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF

tinggi ( karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance <

0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus

menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai

missal nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95.

3.4.2.3 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari resisatul satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari resisatul satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

Page 49: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

49

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, salah satunya dengan cara melihat Grafik Plot antara

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan resisatulnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

resisatul (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Page 50: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

50

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan

penyajian hasil perhitungan sejumlah variabel dan kemudian

dianalisis. Analisis data merupakan suatu proses dalam memecahkan

masalah agar tujuan suatu penelitian dapat tercapai. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdapat

pada publikasi Bursa Efek Indonesia tahun 2004 – 2007. Setelah data

terkumpul, maka dihitunglah rasio – rasio keuangan dengan

menggunakan model Altman dengan maksud menghitung besarnya

Z-score masing – masing perusahan pada tahun 2006 dan 2007. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan mana perusahaan

yang sehat dan mana perusahan yang mengalami financial distress.

Untuk mendapatkan kriteria perusahaan yang mengalami

financial distress adalah dengan menggunakan model Altman atau lebih

dikenal dengan Z-Score:

Page 51: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

51

Dimana : WC = Working Capital

RE = Retained Earning

EBIT = Earning Before Interest & Tax

S = Sales

EQ = Equity

TA = Total Assets

TL = Total Liabilities

Model ini menghasilkan 3 kategori,antara lain sebagai berikut :

• Z-score ≤ 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki

kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga

kemungkinan bangkrut pun sangat terbuka lebar.

• 1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu – abu sehingga

dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan,

namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama

besarnya, tergantung dari keputusan/ kebijaksanaan manajemen

perusahaan sebagai pengambil keputusan.

• Z-score ≥ 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat

sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

Page 52: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

52

Setelah melakukan penghitungan rasio-rasio Altman untuk

memprediksi kondisi financial distress, maka didapat perincian sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Hasil Z-Score

No Nama Perusahaan Tahun Z-SCORE Altman

2004 1,49 Financial distress

2005 1,47 Financial distress

2006 0,85 Financial distress

1 PT Polychem Indonesia Tbk

2007 1,33 Financial distress 1,09 Financial distress

2004 1,72 Financial distress

2005 0,32 Financial distress

2006 0,75 Financial distress 2

PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk 2007 0,89 Financial distress

0,82 Financial distress

2004 1,37 Financial distress

2005 0,52 Financial distress

2006 0,37 Financial distress 3

PT Asiaplast Industries Tbk

2007 5,07 Sehat

2,72 abu-abu

2004 -5,63 Financial distress

2005 -4,99 Financial distress

2006 -6,64 Financial distress 4

PT Primarindo Asia

Infrastructure Tbk 2007 -1,69 Financial distress

-4,16 Financial distress

dilanjutkan pada halaman berikut

Page 53: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

53

2004 5,06 Sehat

2005 2,76 abu-abu

2006 3,19 Sehat

5

PT Citra Tubindo Tbk

2007 3,45 Sehat

3,32 Sehat

2004 1,38 Financial distress

2005 1,46 Financial distress

2006 1,05 Financial distress 6

PT Eratex Djaja Tbk

2007 0,88 Financial distress

0,96 Financial distress

2004 2,54 abu-abu

2005 1,52 Financial distress

2006 1,92 abu-abu 7

PT Ever Shine Textile Industry

Tbk 2007 1,85 abu-abu

1,88 abu-abu

2004 0,53 Financial distress

2005 -0,16 Financial distress

2006 -0,34 Financial distress 8

PT Titan Kimia Nusantara Tbk

2007 -1,08 Financial distress

-0,71 Financial distress

2004 1,86 abu-abu

2005 2,21 abu-abu

2006 2,12 abu-abu 9

PT Intraco Penta Tbk

2007 1,71 Financial distress

1,91 abu-abu

2004 1,59 Financial distress

2005 2,05 abu-abu

2006 2,55 abu-abu 10

PT Indocement Tunggal Prakasa

Tbk 2007 3,28 Sehat

2,91 Sehat

2004 3,98 Sehat

2005 6,50 Sehat

11 PT Jaya Pari Steel Tbk

2006 14,67 Sehat

Lanjutan Tabel 4.1

dilanjutkan pada halaman berikut

Page 54: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

54

2007 6,71 Sehat

10,69 Sehat

2004 1,23 Financial distress

2005 1,35 Financial distress

2006 1,35 Financial distress 12

PT Jembo Cable Company Tbk

2007 3,32 Sehat

2,33 abu-abu

2004 -2,52 Financial distress

2005 -0,08 Financial distress

2006 0,96 Financial distress 13

PT GT Kabel Indonesia Tbk

2007 2,00 abu-abu

1,48 Financial distress

2004 3,18 Sehat

2005 2,23 abu-abu

2006 1,58 Financial distress 14

PT Resource Alam Indonesia

Tbk 2007 0,99 Financial distress

1,28 Financial distress

2004 3,26 Sehat

2005 2,01 abu-abu

2006 2,53 abu-abu 15

PT Leyand International Tbk

2007 1,75 Financial distress

2,14 abu-abu

2004 0,05 Financial distress

2005 0,16 Financial distress

2006 0,14 Financial distress 16

PT Panasia Filament Inti Tbk

2007 0,10 Financial distress

0,12 Financial distress

2004 2,27 abu-abu

2005 2,02 abu-abu

2006 1,82 abu-abu 17 PT Berlina Tbk

2007 2,40 abu-abu

2,11 abu-abu 18 PT Dynaplast 2004 1,77 Financial distress

Lanjutan Tabel 4.1

dilanjutkan pada halaman berikut

Page 55: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

55

2005 1,59 Financial distress

2006 1,50 Financial distress Tbk

2007 1,81 abu-abu

1,65 Financial distress

2004 -0,68 Financial distress

2005 -0,25 Financial distress

2006 -0,30 Financial distress 19

PT Intikeramik Alamasri

Industry Tbk 2007 0,68 Financial distress

0,19 Financial distress

2004 2,06 abu-abu

2005 1,58 Financial distress

2006 1,48 Financial distress 20

PT Tunas Baru Lampung Tbk

2007 1,81 abu-abu

1,65 Financial distress

2004 -0,63 Financial distress

2005 -0,03 Financial distress

2006 0,11 Financial distress 21

PT Pelangi Indah Canindo Tbk

2007 8,60 Sehat

4,35 Sehat

2004 3,98 Sehat

2005 2,97 Sehat

2006 2,82 abu-abu 22

PT Bentoel International

Investama Tbk 2007 2,90 Sehat

2,86 abu-abu

2004 3,47 Sehat

2005 2,99 Sehat

2006 2,85 abu-abu 23

PT Siwani Makmur Tbk

2007 1,19 Financial distress

2,02 abu-abu

2004 -1,83 Financial distress

2005 0,84 Financial distress

2006 3,06 Sehat 24

PT Sierad Produce Tbk

2007 1,22 Financial distress

Lanjutan Tabel 4.1

dilanjutkan pada halaman berikut

Page 56: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

56

2,14 abu-abu

2004 -0,72 Financial distress

2005 -0,75 Financial distress

2006 -0,82 Financial distress 25

PT Holcim Indonesia Tbk

2007 -0,38 Financial distress

-0,60 Financial distress

2004 2,73 abu-abu

2005 3,46 Sehat

2006 4,78 Sehat 26

PT Semen Gresik (Persero) Tbk

2007 5,60 Sehat

5,19 Sehat

2004 -2,39 Financial distress

2005 -2,49 Financial distress

2006 -3,34 Financial distress 27

PT Surya Dumai Industri Tbk

2007 -4,29 Financial distress

-3,81 Financial distress

2004 -6,53 Financial distress

2005 -8,01 Financial distress

2006 -9,27 Financial distress 28

PT Textile Manufacturing Company Jaya

Tbk 2007 -10,12 Financial distress

-9,70 Financial distress

2004 1,39 Financial distress

2005 1,56 Financial distress

2006 1,83 abu-abu 29

PT Tirta Mahakam

Resources Tbk 2007 2,47 abu-abu

2,15 abu-abu

2004 1,24 Financial distress

2005 1,06 Financial distress

2006 0,91 Financial distress 30

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

2007 1,05 Financial distress

0,98 Financial distress

2004 2,32 abu-abu 31 PT Ultra Jaya Milk Tbk 2005 2,20 abu-abu

Lanjutan Tabel 4.1

dilanjutkan pada halaman berikut

Page 57: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

57

2006 1,64 Financial distress

2007 2,43 abu-abu

2,04 abu-abu

Berdasarkan penghitungan besarnya Z-score dari perusahaan-

perusahaan yang menjadi sampel untuk tahun 2006 – 2007, maka didapat

15 perusahaan yang mengalami financial distress dan 5 perusahaan tidak

mengalami financial distress. Sedangkan 11 perusahaan lainnya berada

pada area abu-abu, bisa saja mengalami financial distress atau malah

perusahaan berkembang sehat tergantung dari kebijakan manajemen

perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini seperti terlihat

pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 berikut ini.

Lanjutan Tabel 4.1

Page 58: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

58

Tabel 4.2 Perusahaan yang termasuk kategori 1

No Kode Nama Perusahaan

1 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk

2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk

4 ERTX PT Eratex Djaja Tbk

5 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk

6 KBLI PT GT Kabel Indonesia Tbk

7 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk

8 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk

9 DYNAPLAST PT Dynaplast Tbk

10 INTIKERAMIK PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk

11 TUNASBARU PT Tunas Baru Lampung Tbk

12 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

13 SUDI PT Surya Dumai Industri Tbk

14 TEJA PT Textile Manufacturing Company Jaya Tbk

15 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

Page 59: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

59

Tabel 4.3 Perusahaan yang termasuk kategori 0

No Kode Nama Perusahaan

1 CTBN PT Citra Tubindo Tbk

2 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

3 JAYAPARI PT Jaya Pari Steel Tbk

4 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk

5 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Setelah perusahan – perusahaan tersebut terklasifikasikan maka

selanjutnya dihitung rasio – rasio keuangan yang menjadi variabel

independen penelitian. Setelah itu, variabel yang telah lengkap dianalisa

dengan teori yang telah diperoleh. Berdasarkan kriteria yang ada maka

diperoleh 31 perusahaan sebagai sampel penelitian yang tediri dari 15

perusahaan yang mengalami financial distress dan 5 perusahaan sehat,

dengan demikian jumlah observasi secara keseluruhan sebanyak 124

seperti terlihat pada table 4.4 sebagai berikut :

Page 60: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

60

Tabel 4.4 Tabel Klasifikasi Jumlah Observasi

Objek Jumlah

Perusahaan manufaktur 151

Sampel 31

Financial Distress 48

Sehat 75

Jumlah Observasi 123

Tabel 4.5 Hasil Case Processing Summary

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Included in Analysis

123 99.2

Missing Cases 1 .8

Selected Cases

Total 124 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 124 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah kasus

regresi yang dimasukkan dalam analisis regresi adalah 123 buah sampel

dari 124 sampel dikarenakan ada data missing. Akan tetapi jika dilihat

dari presentasenya kasus tersebut 99,2 % layak untuk diolah dengan

regresi logit.

Page 61: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

61

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

penelitian ini bertujuan untuk menganalisa rasio – rasio keuangan yang

pernah digunakan oleh Platt & Platt dalam penelitian sebelumnya. Rasio

– rasio keuangan yang dimaksud adalah rasio – rasio keuangan yang

pernah digunakan oleh Platt & Platt dalam penelitian sebelumnya yang

pada awalnya terdiri 46 rasio. Namun berdasarkan ketersediaan data,

maka tersisalah 36 rasio keuangan. Kemudian dikurangi lagi 3 rasio

keuangan, karena rasio tersebut telah terdapat dalam model Altman

yang digunakan oleh peneliti pada saat pengambilan sampel

penelitian, sehingga jumlah variabel independennya menjadi 33 rasio

keuangan. Rasio – rasio tersebut diklasifikasikan menjadi 8 kategori

antara lain : Profit Margin, profitabilitas, financial leverage, likuiditas,

posisi kas, pertumbuhan, efisiensi operasi , dan miscellaneous.

Tahapannya dapat dilihat pada tabel sebagai sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tahapan Pemilihan Variabel Independen

Rasio Keuangan Jumlah

Yang digunakan oleh Platt 46

Berdasarkan tersedianya data 36

Yang digunakan oleh Altman (3)

Variabel independen 33

Page 62: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

62

Sebelum dilakukan analisis regresi logit, terlebih dahulu

dilakukan uji kelayakan terhadap data yang akan dianalisis.

Tabel 4.7 Hasil Omnibus Test of Model Coefficient

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 113.360 25 .000

Block 113.360 25 .000

Step 1

Model 113.360 25 .000

Tabel 4.7 menunjukkan uji kelayakan variabel – varibel

independen apakah dapat diterima atau tidak dalam analisis regresi

logit. Apabila P <0,05 berarti diterima. Berdasarkan tabel tersebut,

menunjukkan bahwa variabel – variabel pendukung penelitian dapat

diterima oleh regresi logit dan layak untuk diolah. Dari tabel tersebut

juga dapat diketahui bahwa jumlah variabel independen berkurang menjadi

25 rasio. Hal ini disebabkan karena terjadinya multikolinearits pada 8

variabel independen (TLTA, CLTA, NPTA, NPTL, CACL, ARTA,

ARInvTA, dan CGSSGAS) Oleh karena itu maka kedelapan rasio tersebut

dihilangkan (drop).

Page 63: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

63

Tabel 4.8 Hasil Model Summary

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 51.179a .602 .816

a. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than ,001.

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik

estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit

diinterpretasikan. Nigelkerke’s R square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari

0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s

R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Dilihat dari

output SPSS nilai Cox Snell’s R square sebesar 0,602 dan nilai

Nagelkerke’s R2 adalah 0,836 yang berarti variabilitas variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 81,6%.

Page 64: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

64

Tabel 4.9 Hasil Hosmer and Lemeshow Test

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Kondisi = Sehat Kondisi = Financial

Distress

Observed Expected Observed Expected Total

1 12 12.000 0 .000 12

2 12 12.000 0 .000 12

3 11 11.984 1 .016 12

4 12 11.782 0 .218 12

5 11 11.058 1 .942 12

6 11 8.679 1 3.321 12

7 6 5.260 6 6.740 12

8 0 1.977 12 10.023 12

9 0 .259 12 11.741 12

Step 1

10 0 .000 15 15.000 15

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.508 8 .386

Hosmer dan Lemeshow,s Goodness of Fit Test menguji

hipotesis bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model ( tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).

Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit test statistic sama

dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti ada

perbedaan signifikan anatara model dengan nilai observasinya sehingga

Page 65: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

65

Goodnes of Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi

nilai observasinya. Jika nilai statistic Hosmer aand Lemeshow Goodnes of

Fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak dan berarti

model mampu memprediksi nilai observasinya. Tampilan output SPSS

menunjukkan bahwa besarnya nilai statistic Hosmer and Lemeshow

Goodness of Fit sebesar 8,508 dengan probabilitas signifikansinya 0,386

yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model dapat diterima.

Tabel 4.10 Classification Table

Classification Tablea

Predicted

Kondisi

Observed Sehat

Financial Distress

Percentage Correct

Sehat 70 5 93.3 Kondisi

Financial Distress

4 44 91.7

Step 1

Overall Percentage 92.7

a. The cut value is ,500

Pada tabel klasifikasi (tabel 4.10) ini menghitung nilai

estimasi yang benar dan salah. Menurut prediksi perusahaan yang tidak

mengalami financial distress adalah 75, sedangkan hasil observasinya hanya 70

jadi ketepatan klasifikasinya 93,3%. Sedangkan prediksi perusahaan yang

Page 66: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

66

mengalami financial distress adalah 48, akan tetapi hasil observasi hanya 44,

sehingga ketepatan klasifikasinya 91,7%. Atau secara keseluruhan ketepatan

klasifikasinya adalah 92,7%.

4.2 Hasil Regresi Logit

Analisis Regresi ini untuk menguji pengaruh 36 rasio keuangan

terhadap prediksi kondisi financial distress dengan menggunakan

program SPSS version 16. Variabel dependen yang digunakan adalah

kondisi financial distress perusahaan, sedangkan variabel independennya

rasio – rasio keuangan perusahaan manufaktur yang terdiri dari 33 rasio.

Model regresi logit yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Dimana :

Pi = Probabilitas perusahaan mengalami financial ditress

BB0 = Konstanta

Page 67: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

67

BB1, B2,...,B33 = Koefisien regresi variabel independen

NIS = Net Income/Sales

NITA = Net Income/Total Assets

NIEQ = Net Income/Equity

TLTA = Total Liabilities/Total Assets

CLTA = Current Liabilities/Total Assets

CLTL = Current Liabilities/Total

Liabilies NPTA = Notes Payable/total Assets

NPTL = Notes Payable/Total iabilities

LTDTA = Long Term Debt/Total

Assets EQTA = Equity/Total Assets

LTDEQ = Long term debt/Equity

CACL = Current Assets/Current Liabilities

CAINVCL = (Current Assets-Inventory)/Current Liabilities

CATA = Current Assets/Total Assets

NFATA = Net Fixed Assets/Total

Assets CashCL = Cash/Current Liabilities

CashTA = Cash/ Total Assets

Sgrowth = Pertumbuhan Penjualan

NITAGrowth = Pertumbuhan rasio NI/TA

LTDS = Long Term Debt/Sales

Page 68: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

68

IntS = Interest/Sales

APS = Account Payable/Sales

CGSInv = Cost of Goods Sold/Inventory

SAR = Sales/Account Receivable

ARTA = Account Receivable/Total Assets

SWC = Sales/Working Capital

SCA = Sales/Current Assets

ARInv = Account Receivable

ARInvTA = (Account Receivable+Inventory)/Total Assets

CGSS = Cost of Goods Sold/Sales

SGAS = Sales General Administration/Sales

CGSSGAS =(Cost of Goods Sold + Sales General

Administration)/Sales

EBTInt = Earning Before Taxes/Interest

Page 69: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

69

Hasilnya seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11 Hasil Regresi Logit

Page 70: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

70

Dari hasil pengujian terhadap signifikansi model terlihat bahwa

variabel NIS signifikan pada probabilitas 0,627, variabel NITA signifikan pada

probabilitas 0,435, variabel NIEQ signifikan pada probabilitas 0,724, variabel

CLTL signifikan pada probabilitas 0,856, variabel LTDTA signifikan pada

probabilitas 0,421, variabel EQTA signifikan pada 0,026, variabel LTDEQ

signifikan pada probabilitas 0,938, varibel CAInvCL signifikan pada

probabilitas 0,291, variabel CATA signifikan pada probabilitas 0,263. variabel

NFATA signifikan pada probabilitas 0,303 variabel CashCL signifikan pada

probabilitas 0,109, variabel CashTA signifikan pada probabilitas 0,256,

variabel SGrowth signifikan pada probabilitas 0,485, variabel NITAGrowth

signifikan pada probabilitas 0,340, varibel LTDS signifikan pada probabilitas

0,879, variabel IntS signifikan pada probabilitas 0,930, variabel APS

signifikan pada probabilitas 0,099, variabel CGSInv signifikan pada

probabilitas 0,074, variabel SAR signifikan pada probabilitas 0,229, variabel

SWC signifikan pada probabilitas 0,860, variabel SCA signifikan pada

probabilitas 0,556, variabel ARInv signifikan pada probabilitas 0,118, variabel

CGSS signifikan pada probabilitas 0,082, variabel SGAS signifikan pada

probabilitas 0,650, variabel EBITInt signifikan pada probabilitas 0,222.

Dengan demikian hasil dari regresi logit menunjukkan ada satu

variabel independen yang memiliki nilai ≤ 0,05 yaitu variabel EQTA. Hal ini

berarti bahwa rasio Equity/ Total Assets (EQTA) tersebut berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependennya. Dengan kata lain, rasio Equity/

Page 71: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

71

Total Assets (EQTA) berpengaruh untuk memprediksi kondisi financial

distress perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa pada

hipotesis pertama dimana rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap

prediksi kondisi financial distress perusahaan dapat diterima, sedangkan pada

hipotesis kesatu dimana rasio net income to total assets dominan dalam

memprediksi kondisi financial distress ditolak. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rasio Equity/ Total Assets (EQTA) dan merupakan rasio yang dominan

dalam memprediksi financial distress.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik.

4.3.1 Otokorelasi

Otokorelasi adalah korelasi yang terjadi antara anggota –

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu (time series) atau data silang waktu (cross sectional). Asumsi

otokorelasi mengandung arti bahwa nilai – nilai faktor pengganggu yang

berurutan tidak tergantung secara temporer, artinya gangguan yang terjadi

pada satu titik pengamatan tidak berhubungan dengan faktor – faktor

gangguan lainnya. Otokorelasi dalam penelitian ini tidak perlu diuji

karena data yang digunakan adalah pooled time series cross section yang

merupakan satu titik sehingga ketergantungan sementara tidak

Page 72: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

72

dimungkinkan oleh sifat data itu sendiri.

4.3.2 Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel indipenden saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol.

Page 73: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

73

Tabel 4.12 Hasil Coefficient 1

Dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation

factor (VIF), dimana kesatu ukuran ini menunjukan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainya.

Page 74: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

74

Terdapat 12 variabel independen yang nilai tolerance-nya kurang dari

0,1 ataupun nilai VIF lebih besar dari 10, sehingga data dikatakan

mengalami korelasi antara variabel independen satu denagn variabel

lainnya.

Adapun cara mengobati multikoliniearitas ada beberapa cara, antara

lain:

a. Menggabungkan data crossection dan time series (pooling data).

b. Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai

korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel

independen lainnya untuk membantu prediksi.

c. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi

hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi

dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first

difference atau delta.

Setelah dilakukan pengeluaran variabel independen yang

mempunyai korelasi tinggi dari model regresi antara lain variabel

TLTA, CLTA, NPTA, NPTL, CACL, ARTA, ARInvTA dan

CGSSGAS. Maka kemudian didapat hasil sebagai berikut:

Page 75: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

75

Tabel 4.13 Hasil Coefficient 2

Hasil penghitungan setelah mengeluarkan 8 variabel

independen yang memiliki korelasi tinggi menunjukkan bahwa hasil

perhitungan nilai tolerance tidak lagi menunjukkan adanya nariabel

Page 76: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

76

independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti

tidak ada lagi korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari

95%. Hasil penghitumgan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga

menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang

memiliki nili VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.3.3 Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari resisatul satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari resisatul satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 77: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

77

Gambarl 4.1 Hasil Scatterplot

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model

regresi layak dipakai untuk memprediksi KONDISI financial

distress perusahaan berdasarkan masukan variabel independen-

independen.

Page 78: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

78

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dari 151 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

berdasarkan kriteria yang ada, diperoleh 31 perusahaan yang terpilih sebagai

sampelnya, yang terdiri dari 15 perusahaan yang mengalami financial distress

5 perusahaan yang tidak mengalami financial distress dan sisanya 11

perusahaan termasuk dalam area abu-abu.

2. Berdasarkan hasil pengujian regresi logit, dengan menggunakan α = 5 %,

hanya satu variabel independen yang mempunyai nilai signifikansinya kurang

dari 0,05 yaitu variabel EQTA. Dengan demikian, rasio Equity/ Total Assets

(EQTA) berpengaruh dominan dalam memprediksi kondisi financial distress.

3. Dari 33 rasio keuangan yang menjadi variable independen, setelah diuji

dengan uji asumsi klasik, ditemukan terdapat 8 rasio keuangan yang

mengalami multikolinearitas yaitu TLTA, CLTA, NPTA, NPTL, CACL,

ARTA, ARInvTA dan CGSSGAS sehingga variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini berkurang menjadi 25 rasio keuangan.

Page 79: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

79

5.2 Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini seperti:

penggunaan sampel yang kecil sehingga sangat besar kemungkinan tidak mampu

merepresentasikan populasi dengan baik dan juga penelitian ini hanya fokus

pada satu jenis sampel perusahaan saja yaitu perusahaan manufaktur.

Kemudian ada beberapa rasio – rasio keuangan yang terpaksa dihilangkan

karena terbatasnya data yang terdapat di pojok Bursa Efek Indonesia,

sehingga mungkin saja data – data yang seharusnya material malah ikut

terhapus juga, seperti item depresiasi dan amortisasi.

5.3 Saran

5.3.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya prediksi financial distress tidak dapat dicapai keakuratan 100%,

akan tetapi dengan adanya beberapa indicator yang berpotensi menimbulkan

kebangkrutan, rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksi adanya

kondisi financial distress.

5.3.2 Bagi Investor dan Manajemen

Dalam melakukan investasi, investor dan manajer dapat memperhatikan

beberapa rasio keuangan yang dapat memprediksi apakah perusahaan berada

dalam kondisi sehat atau malah dalam kondisi financial distress yang bisa saja

mengarah menjadi proses kebangkrutan. Sehingga dapat diambil langkah

Page 80: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

80

terbaik untuk berinvestasi maupun mengembangkan perusahaannya.

5.3.3 Penelitian Berikutnya

1. Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan juga jenis perusahaan

yang lain sehingga dapat lebih bervariasi. Namun harus diperhatikan

mengenai perbedaan karakter tiap jenis perusahaan tersebut.

2. Memasukkan rasio – rasio keuangan secara lengkap, agar hasil penelitian

lebih akurat.

3. Menggunakan metode pengambilan sampel yang lebih baik dan lebih

tepat agar penelitian ini tertuju pada objek yang tepat (tepat sasaran)

sehingga hasil penelitian pun lebih akurat dan memuaskan.

Page 81: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

81

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Muhammad Akhyar dan Eka Kurniasih, 2000. “Analisis Tingkat kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman”. JAAI, Vol 4, No 2, Des:131-151.

Altman, I, Edward. 1968. “Financial Ratios, Discriminant Analysis and the rediction of Corporate Bankruptcy”. The Journal of Finance, Vol. 23, No. 4, ( Sep, 1968), PP.589-609.

Altman, I, Edward. 2002. “ Corporate Distress Prediction Models In A turbulent Economic And Based II Environtmen”. The Journal of Finance.

Asquith P., R. Gertner dan D. Scharfstein. 1994. "Anatomy of Financial Distress: An Examination of Junk-Bond Issuers". Quarterly Journal of Economics 109: 1189-1222.

Bersntein, Leopold, A. 1993. ”Financial Statement Analysis: Theory, Application, and Interpretation”. Edition: 5. The University of California: Irwin.

Damodar, Gujarati (Sumarno Zain), 1978. “Ekonometrika Dasar”. Jakarta: Erlangga.

Foster, George. 1986. “Financial Statement Analysis”, Prentice Hall, New Jersey: Englewood Cliffs. Ghozali, Imam. 2002. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Page 82: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

82

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.

.“ Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Harnanto. 1984. “Analisa Laporan Keuangan”. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta.

Hill, N. T., S. E. Perry, dan S. Andes. 1996. "Evaluating Firms in Financial Distress: An Event History Analysis". Journal of Applied Business Research 12(3): 60-71.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat.

Indonesian Capita Market Drectory (ICMD) 2007 Indonesian Capita Market Drectory (ICMD) 2008

Jamilah Sidik, “Pengaruh Rasio Keuangan pada Kualitas Laba”, Tesis, Magister Management, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta.

John, K, L. H. D. Lang and Netter, 1992. "The Voluntary Restructuring of Large Firms in Response to Performance Decline". Journal of Finance 47: 891- 917.

Juliaty, Rifka dan Prastowo, Dwi, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Revisi, 2002.

Lau, A. H. 1987. "A Five State Financial Distress Prediction Model". Journal of

Page 83: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

83

Accounting Research 25: 127-138.

Machfoedz, Mas’ud. 1994. “Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia”. Kelola No. 7: 114—133.

Muhammad Akhyar Adnan, Eha Kurniasih, “Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman”, Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 4 No. 2, Desember 2000, Hal 131 – 151.

Munawir, 2004. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Keempat. Jogjakarta: Liberty.

Platt Harlan D., Platt Marjorie B., “Predicting Corporate Financial Distress: Reflections on Choice-Based Sample Bias”. Journal of Economics and Finance, Vol. 26 No. 2, 2002, pages 184 – 197. 59

Setia, Lukas Atmaja. 1994. “ Manajemen Keuangan”. Buku 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Spica, Luciana Almilia, Kristijadi, “Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7 No. 2, Desember 2003, Hal 183 - 206.

.“ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distresses Suatu Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Whitaker, R. B. 1999. "The Early Stages of Financial Distress". Journal of Economics and Finance, 23: 123-133.

Page 84: ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI …/Analisis...ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI ... Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau

84

Wild Jhon J., Subramanyam KR., Hasley Robert F.(Yasivi S. Bachtiar, S. Nurwahyu Harahap), 2005. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi 8, Jakarta: Salemba Empat.

www.google.com/financialdistress www.google.com/financialratiosglossary www.idx.co.id