analisis rasio 2003

24
Dari sudut pandang Investor meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan Dari sudut pandang manajemen analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi- kondisi di masa depan, dan sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang

Upload: ediz-rantung

Post on 23-Jun-2015

387 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Rasio 2003

Dari sudut pandang Investor

meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan

Dari sudut pandang manajemen

analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan, dan sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang

Page 2: Analisis Rasio 2003

Aktiva 2002

2001

Kewajiban dan Ekuitas

2002

2001

Cash dan Sekuritas

10 80 Debt 60 30

Account Receivable

375 315 Wesel Tagih 110 60

Supply 615 415 Accrual 140 130

Total liquid asset 1000 810 Total kewajiban lancar 310 220

Aktiva tetap bersih

1000 870 Obligasi jangka panjang

754 580

Total kewajiban 1064 800

Saham preferen (400.000)

40 40

Saham biasa (5.000.000)

130 130

Retained Earnings 766 710

Total ekuitas biasa 936 840

Total Asset 2000 1680 Total kewajiban dan ekuitas

2000 1680

Page 3: Analisis Rasio 2003

2002 2001

Net Sales 3000 2850

Operating 2616.2

2497

EBITDA 383.8 353

Depreciation 100 90

Amortization 0 0

Depreciation and Amortization 100 90

EBIT 283.8 263

Interest 88 60

EBT 195.8 203

Taxes 78.3 81.2

Net Profit sebelum saham preferen 117.5 121.8

Dividen saham preferen 4 4

Net Profit 113.5 117.8

Dividen saham biasa 57.5 53

Tambahan untuk retained earning 56 64.8

Page 4: Analisis Rasio 2003

Posisi likuiditas perusahaan akan berhubungan dengan pertanyaan:

Apakah perusahaan dapat melunasi utang-utangnya pada saat jatuh tempo dalam waktu satu atau

beberapa tahun kemudian?

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar

Rata-rata industri = 4,2.

Artinya perusahaan mengalami kesulitan keuangan, klaim dari kreditor jangka pendek tidak dapat ditutupi secara cepat. Utang-utang dibayar lebih lambat. Posisi likuiditas perusahaan disebut lemah.

Page 5: Analisis Rasio 2003

Rasio Manajemen Aktiva (Asset Management Ratio)

Apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan di dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi,

atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya.

Mengevaluasi Persediaan : Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Rasio Perputaran Rasio = Penjualan/Persediaan

Rata-rata industri = 9 kaliPerusahaan yang tingkat perputarannya rendah menunjukkan

perusahaan terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan mencerminkan sesuatu yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah.

Page 6: Analisis Rasio 2003

Mengevaluasi Piutang : Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Days sales

outstanding)Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection

Period)

DSO/ACP mencerminkan rata-rata rentang waktu perusahaan harus menunggu untuk menerima kas setelah melakukan penjualan.

DSO = Piutang / rata-rata penjualan per hari = Piutang / (Penjualan tahunan/365)

Rata-rata industri = 36 hari

Page 7: Analisis Rasio 2003

Mengevaluasi Aktiva Tetap : Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover

Ratio) Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan

mempergunakan pabrik dan peralatannya.

Rasio perputaran aktiva tetap = Penjualan / Aktiva tetap bersih

Rata-rata industri = 3 kali

Page 8: Analisis Rasio 2003

Mengevaluasi Total Aktiva : Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover

Ratio) Rasio ini mengukurperputaran dari seluruh aktiva

perusahaan.

Rasio perputaran total aktiva = Penjualan / Total aktiva

Rata-rata industri = 1,8 kali

Page 9: Analisis Rasio 2003

Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage) akan memiliki 3 implikasi penting1.Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan2.Kreditor akan melihat pada ekuitas, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh kreditor3.Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar

Page 10: Analisis Rasio 2003

PT U (not leverage)

Aktiva lancar 50 Utang 0

Aktiva Tetap 50 Ekuitas saham biasa 100

Total Aktiva 100 Total kewajiban dan ekuitas

100

Kondisi yg dihrpkan

Kondisi Buruk

Penjualan 100 82.5

Biaya-biaya operasi 70 80

EBIT 30 2.5

Interest 0 0

EBT 30 2.5

Taxes 12 1

Net Income 18 1.5

ROE = NI/Ekuitas saham biasa = NI/100

18% 1.5%

Page 11: Analisis Rasio 2003

PT L (leverage)

Aktiva lancar 50 Utang (bunga = 15%) 50

Aktiva Tetap 50 Ekuitas saham biasa 50

Total Aktiva 100 Total kewajiban dan ekuitas

100

Kondisi yg dihrpkan

Kondisi Buruk

Penjualan 100 82.5

Biaya-biaya operasi 70 80

EBIT 30 2.5

Interest 7.5 7.5

EBT 22.5 (5)

Taxes 9 (2)

Net Income 13.5 (3)

ROE = NI/Ekuitas saham biasa = NI/100

27% (6%)

Page 12: Analisis Rasio 2003

Bagaimana Perusahaan Didanai : Total Utang terhadap Total Aktiva

Rasio total utang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut rasio utang (debt ratio), akan mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditor

Rasio utang = total utang / total aktiva

Rata-rata industri = 40%Kreditor lebih menyukai rasio utang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakinbesar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang saham dilain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan.

Page 13: Analisis Rasio 2003

Kemampuan untuk Membayar BungaRasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Times Interest

Earned)

Rasio kelipatan pembayaran bunga = EBIT / Beban bunga

Rata-rata industri = 6 kali

Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar biaya bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor perusahaan yang kemungkinan akan menyebabkan kebangkrutan.

Page 14: Analisis Rasio 2003

Rasio TIE akan berguna dalam menilai kemampuan sebuah perusahaan memenuhi beban-beban bunga atas utangnya, akan tetapi rasio ini memiliki dua kelemahan:

(1)Bunga bukanlah satu-satunya beban keuangan yang bersifat tetap – perusahaan juga harus mengurangi utangnya sesuai jadwal, dan banyak perusahaan menyewa aktivanya dan akibatnya harus melakukan pembayaran sewa. Jika gagal membayar kembali utang atau melunasi pembayaran sewanya, perusahaan terpaksa harus menyatakan bangkrut.

(2)EBIT tidaklah mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk melayani utang, terutama bagi perusahaan yang memiliki beban depresiasi dan amorisasi yang tinggi.

Page 15: Analisis Rasio 2003

Kemampuan untuk Melayani UtangRasio cakupan EBITDA (EBITDA Coverage Ratio)

Rasio cakupan EBITDA = (EBITDA + Pembayaran sewa) / (Bunga + Pembayaran Pokok + Pembayaran sewa)

Rata-rata Industri = 4,3 kali

Rasio cakupan EBITDA paling bermanfaat bagi para pemberi pinjaman jangka pendek seperti kalangan perbankan, yang jarang memberikan pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 5 tahun.

Page 16: Analisis Rasio 2003

Margin Laba atas Penjualan (Profit margin on sales)

Margin laba atas penjualan = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa / penjualan

Rata-rata industri = 5%

Page 17: Analisis Rasio 2003

Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (Basic Earning Power)

Rasio BEP = EBIT / Total Aktiva

Rata-rata industri = 17,2%

Rasio ini menunjukkan kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dari aktiva-aktiva perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan leverage. Angka ini bermanfaat dalam membandingkan perusahaan-perusahaan dengan berbagai situasi pajak dan tingkat leverage keuangan yang berbeda-beda.

Page 18: Analisis Rasio 2003

Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Return on Total Asset)

ROA = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa / Total aktiva

Rata-rata industri = 9%

Page 19: Analisis Rasio 2003

Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return on Common Equity)

ROE = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa/Ekuitas biasa

Rata-rata industri = 15%

Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dilihat dari kacamata akuntansi.

Page 20: Analisis Rasio 2003

Rasio-rasio dalam kelompok ini dapat memberikan indikasi kepada menajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. Jika rasio-rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen utang, dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio-rasio nilai pasarnya juga akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi sesuai harapan.

Page 21: Analisis Rasio 2003

Rasio harga/laba (Price/Earning – P/E)Menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela

dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan.

P/E = Harga per lembar saham / Laba per lembar saham

Rata-rata industri = 12,5 kali

Rasio P/E akan lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, jika hal lain dianggap konstan, tetapi P/E akan lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang lebih beresiko.

Page 22: Analisis Rasio 2003

Rasio Harga/Arus Kas (Price/Cash ratio)

Di beberapa industri, harga saham akan lebih terikat pada arus kas dari pada laba bersih.

Rasio harga/arus kas = Harga per lembar saham/Arus kas per lembar saham

Rata-rata industri = 6,8 kali

Page 23: Analisis Rasio 2003

Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku (Market/Book – M/B)

Perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual dengan perkalian nilai buku yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang pengembaliannya rendah.

Nilai buku per lembar saham = Ekuitas saham biasa/jumlah saham beredar

M/B = Nilai pasar/nilai buku

Rata-rata industri = 1,7 kali

Page 24: Analisis Rasio 2003