analisis pt.hexindo adiperkasa
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat
penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala besar maupun kecil,
ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan mempunyai perhatian yang sangat
besar di bidang keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju,
menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat, sehingga menuntut
perusahaan untuk dapat membuat perusahaan lebih efisien dalam beroperasi sehingga dapat
terus-menerus meningkatkan kemampuan bersaing demi kelangsungan hidup perusahaannya.
Untuk dapat bertahan, perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja
perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis kinerja dari sisi keuangan
terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran secara umum sebuah
perusahaan. Laporan ini diterbitkan tahunan, semesteran, triwulanan, bahkan harian. Media
yang dapat dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan.
Setiap perusahaan akan menyusun suatu laporan keuangan yang dapat menggambarkan
kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada akhir pembukuan.
Laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan di Indonesia harus mengacu
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), disamping itu harus memenuhi pula aturan perpajakan dan aturan lainnya sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
1
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu
periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam
bentuk laporan keuangan ataupun ikhtisar lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu
bagi para pemakai di dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
Laporan keuangan dapat dianalisis untuk melihat kondisi perusahaan, jenis analisis
bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis. Salah satu teknis
analisis laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan adalah analisis rasio keuangan karena penggunaannya yang relatif
mudah.
Analisis laporan keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan
dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa, standar internal yang
ditetapkan oleh manajemen, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka
keuangan dengan masa sebelumnya, membandingkan dengan perusahaan atau industri sejenis.
Analisis laporan keuangan secara garis besar meliputi dua jenis perbandingan, yaitu :
1. Dengan membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk
perusahaan yang sama.
2. Perbandingakan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan
rata-rata industri pada satu titik yang sama.
Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan.
2
Salah satu alasan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan adalah menilai
kinerja keuangan perusahaan. Dimana penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat efisiensi
dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis dua aspek,
yaitu kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja financial dapat dilihat melalui data-
data laporan keuangan, sedangkan kinerja non-financial dapat dilihat melalui aspek-aspek
non-financial diantaranya aspek pemasaran, aspek teknologi maupun aspek manajemen.
Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berguna untuk membandingkan
perusahaan dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat dilakukan suatu tindakan yang
dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui apakah
kinerja atau perusahaan mengalami perbaikan atau sebaliknya yaitu menunjukkan penurunan.
Indikator atau alat yang akan digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah
analisis neraca dan laba rugi komparatif, neraca dan laba rugi common size, analisis rasio,
serta analisis arus kas. Selain itu, untuk kondisi perusahaan dapat menggunakan analisis
terhadap kewajiban, sewa, pensiun, kontijensi, komitmen serta pendapatan dan beban.
1.2 Permasalahan yang Dibahas
Dalam menulis tugas akhir ini, peneliti membatasi ruang lingkup yang menjadi pokok
permasalahan yang akan dibahas. Dua hal yang menjadi pokok masalah yaitu:
1. Bagaimana kondisi keuangan PT.Hexindo Adiperkasa.Tbk yang ditinjau dari sudut
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas untuk periode 2008 sampai dengan
2012?
3
2. Bagaimana prestasi manajemen PT. Hexindo Adiperkasa.Tbk dalam mengelola
keuangan pada tahun 2008-2012 yang tercermin dari laporan keuangan serta hasil
analisis terhadap laporan keuangan tahun berjalan?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui kondisi keuangan PT.Hexindo Adiperkasa.Tbk yang ditinjau dari
sudut likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas untuk periode 2008 sampai
dengan 2012?
2. Untuk mengetahui prestasi manajemen PT. Hexindo Adiperkasa.Tbk dalam mengelola
keuangan pada tahun 2008-2012 yang tercermin dari laporan keuangan serta hasil
analisis terhadap laporan keuangan tahun berjalan
1.4 Sekilas Informasi Perusahaan
PT Hexindo Adiperkasa (Hexindo) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris
Mohamad Ali, S.H., No.37 tanggal 28 November 1988. Perusahaan memulai kegiatan
komersialnya pada bulan Januari 1989. Sesuai Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan
usaha Perusahaan adalah perdagangan dan persewaan alat berat serta pelayanan purna jual.
Saat ini Perusahaan juga bertindak selaku distributor alat-alat berat dan suku cadang
Hitachi. Perusahaan berkedudukan di Jakarta yang berlokasi di Kawasan Industri Pulo
Gadung, tepatnya di Jl. Pulau Kambing II Kav.I-II.No.33, Jakarta. Pada bulan Pebruari tahun
1995, Hexindo mencatatkan namanya di Bursa Efek Jakarta dan berganti nama menjadi PT
Hexindo Adiperkasa Tbk. Selama 20 tahun kiprah bisnisnya, Hexindo tumbuh agresif dengan
terus melakukan berbagai langkah terobosan penting yang mengantarkan perusahaan sebagai
4
salah satu pemain penting yang sangat diperhitungkan kompetitornya di bisnis pengadaan alat-
alat berat di Indonesia. Kini melalui satu (1) kantor pusat yang berlokasi di Jakarta dan 33
kantor cabang yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, Hexindo siap
melayani penyediaan alat berat secara menyeluruh (one stop services) dan memuaskan,
termasuk pelayanan terbaik yang siaga melayaniselama 24 jam.
Sebagai perusahaan pengadaan alat berat dan pemegang merek resmi untuk alat-alat
berat dan suku cadang bermerek Hitachi di Indonesia, Hexindo saat ini memiliki beberapa
segmen kegiatan usaha yang sebagai berikut :
1. Penjualan alat – alat berat
2. Penyewaan alat – alat berat
3. Dukungan suku cadang
4. Dukungan pelayanan dan kontrak
5. Pemeliharaan penuh
6. Remanufaktur
7. Pembiayaan
Hexindo makin unggul dan diperhitungkan karena komitmen dan keseriusannya untuk
terus mengembangkan keahlian, infrastruktur dan fasilitas berstandar internasional yang
menjamin kualitas alat dan pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggannya. PT
hexindo juga menjamin dukungan suku cadang, pelayanan & kontrak pemeliharaan penuh
serta remanufaktur dengan menjadi distributor tunggal di Indonesia. Tahun 2009 Perusahaan
ikut serta membentuk perusahaan pembiayaan (finance) yakni: PT Hitachi Construction
Machinery Finance Indonesia (HCFI). Hexindo memiliki saham sebesar 15%, sedangkan
Hitachi Construction Machinery Co. Ltd merupakan pemegang saham terbesar atau sebanyak
5
85%. Kinerja HCFI yang beroperasi sejak awal tahun 2009 ini sangat membanggakan. Dalam
waktu hanya satu tahun sejak pengoperasiannya, HCFI telah melakukan pembiayaan
pembelian alat-alat berat sebesar US$ 160 juta.
Perusahaan menganut nilai-nilai moral dan spirit penting yang memotivasi terciptanya
iklim kerja yang sehat dan kompetitif.
Nilai-nilai penting perusahaan yang telah dijalankan secara konsisten dan penuh
komitmen selama puluhan tahun telah mengantar perusahaan pada pencapaian kinerja optimal
dan berkesinambungan. Nilai-nilai dalam PT Hexindo adalah :
1. Kepercayaan
Perusahaan membangun dan menjaga kepercayaan masyarakat khususnya pelanggan
berdasarkan integritas, komitmen dan kejujuran.
2. Dedikasi
Loyalitas, antusiasme dan pengabdian menjadi modal penting yang membentuk
kuatnya dedikasi seluruh elemen dalam perusahaan terhadap pekerjaan dan
tanggungjawabnya.
3. Kinerja Yang Tinggi
Perusahaan mendorong peningkatan kinerja optimalnya melalui peningkatan
kompetensi, profesionalisme dan kepemimpinan.
6
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Analisis Bisnis dan Analisis Laporan Keuangan
2.1.1 Analisis Lingkungan Bisnis dan Strategi
Analisis atas prospek perusahaan di masa depan merupakan salah satu tujuan
terpenting analisis bisnis. Tujuan analisis lingkungan bisnis adalah mengidentifikasi dan
menilai situasi perekonomian dan industrinya, termasuk analisis mengenai produk, tenaga
kerja, dan pasar modal dalam konteks perekonomian dan peraturan yang ada. Sedangkan
tujuan dari analisis strategi bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai kekuatan serta
kelemahan kompetitif perusahaan, beserta peluang dan ancamannya. Analisis lingkungan
bisnis dan strategi atas dua bagian yaitu analisis industri dan analisis strategi. Analisis industri
merupakan langkah pertama, mengingat prospek dan struktur industri sangat menentukan
profitabilitas perusahaan. Analisis strategi merupakan evaluasi atas keputusan bisnis
perusahaan dan keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya. Analisis
lingkungan bisnis dan strategi memerlukan pengetahuan tentang kekuatan ekonomi dan
indsurti.
2.1.2 Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan
mencerminkan realitas ekonomi. Laporan keuangan dalam perusahaan merupakan sumber
informasi utama untuk analisis keuangan. Kualitas analisis keuangan bergantung kepada
keandalan laporan keuangan yang selanjutnya bergantung kepada kualitas analisis akuntansi.
7
Namun akuntansi sendiri memiliki keterbatasan yang mempengaruhi kegunaan laporan
keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis, yaitu :
1. Ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan.
Masalah ini terjadi jika perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda
untuk transaksi atau peristiwa yang sama, selain itu masalah ini dapat terjadi juga pada
saat tertentu perusahaan mengubah akuntansinya yang berakibat pada timbulnya
kesulitan perbandingan sementara.
2. Pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistorsi informasi laporan
keuangan. Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan informasi akuntansi dari
ekonomi yang mendasarinya. Distorsi muncul dalam tiga bentuk, yaitu :
Estimasi manajemen dapat salah atau tidak lengkap
Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk memanipulasi atau
mempercantik laporan keuangan
Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena gagal menangkap
realitas ekonomi.
3. Risiko akuntansi
Merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan karena distorsi akuntansi.
Tujuan utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi risiko akuntansi
serta meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan, termasuk komparabilitasnya.
Contohnya: penyesuaian untuk analisis ekuitas berbeda dengan penyesuaian untuk
analisis kredit.
Prinsip-prinsip akuntansi yang penting yaitu :
8
Akuntansi akrual
Pendapatan diakui pada saat dihasilkan dan beban pada saat terjadi tanpa
memperhatikan penerimaan atau pembayaran kas.
Biaya historis dan penilaian wajar
Secara tradisional, telah menggunakan konsep biaya historis dalam mengukur dan
mencatat nilai asset dan kewajiban. Biaya histori adalah nilai dari transaksi aktual
perusahaan di masa lalu, sehingga akuntansi biaya histori disebut juga dengan
akuntansi berdasar transaksi. Kelebihan dari akuntansi ini adalah nilai aset yang
diperoleh melalui transaksi tawar menawar yang wajar, biasanya wajar dan
objektif. Karena keterbatasan,akhirya para pembuat standar beralih ke alternatif
lain yaitu pencatatan aset berdasarkan konsep penilaian wajar. Penilaian wajar
adalah harga pasar aset atau kewajiban pada masa sekarang.
Materialitas
Materialitas menurut FASB merupakan “sejauh mana kelalaian mencantumkan
atau salah saji informasi akuntansi dengan memperhatikan situasi, memungkinkan
penilaian seseorang yang menggunakan informasi tersebut akan berpengaruh atau
terpengaruh”.
Konservatisme
Terkait dengan melaporkan pandangan yang paling tidak optimis saat menghadapi
ketidakpastian pengukuran (konsep kehatia-hatian). Konservatisme mengurangi
tingkat keandalan dan relevansi informasi akuntansi melalui dua cara, yaitu
1. Konservatisme menyajikan aset dan laba terlalu rendah.
9
2. Konservatisme menyebabkan oenundaan pengakuan kabar baik pada laporan
keuangan, namun secepatnya mengakui kabar buruk.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau secara lebih luas, kualitas
akuntansinya. Evaluasi kualitas laba memerlukan analisis faktor-faktor, seperti bisnis
perusahaan, kebijakan akuntansi nya, kualitas dan kuantitas informasi yang diungkapkan,
kinerja,dan reputasi manajemen, serta kesempatan dan insentif untuk manajemen laba.
Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi atas daya tahan laba yang kadang disebut
sustainable earning power.
Analisis akuntansi paling sering tidak dipahami, tidak dihargai, dan tidak diaplikasikan
secara efektif dalam analisis bisnis. Sebagian alasannya mungkin karena analisis akuntansi
memerlukan pengetahuan akuntansi. Analisis yang tidak memiliki pengetahuan ini memiliki
tren untuk mengabaikan analisis akuntansi dan mengambil laporan keuangan apa adanya.
Kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan karena akuntansi akrual memperbaiki
akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat dan laporan
keuangan dibuat untuk berbagai jenis pemakai dan kebutuhan informasi. Salah satunya yaitu
distorsi akuntansi yang merupakan penyimpangan dari informasi yang dilaporkan pada
laporan keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya. Timbul akibat sifat akuntansi akrual
yang meliputi standar, kesalahan estimasi, keseimbangan antara relevan dan andal, serta
kebebasan dalam aplikasinya.
2.1.3 Analisis Keuangan
Analisis keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis
posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
10
Analisis profitabilitas
Merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini
berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya dan melibatkan
identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas. Analisis ini juga
mencakup evaluasi atas dua sumber utama profitabilitas-margin (bagian dari penjualan yang
tidak tertutup oleh biaya ) dan perputaran (penggunaan modal). Analisis profitabilitas juga
berfokus pada penyebab perubahan perubahan profitabilitas dan daya tahan laba.
1. Analisis risiko
Merupakan evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya.
Analisis risiko melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan
dengan variasi laba. Karena risiko menjadi perhatian utama kreditor, analisis risiko
sering dibahas dalam konteks analisis kredit. Analisis rasio tetap penting untuk analisis
ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dan daya tahan kinerja perusahaan
maupun untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.
2. Analisis arus kas
Merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya.
Analisis ini memberikan pandangan tentang implikasi pendanaan di masa depan.
2.1.4 Analisis Prospektif
Analisis prospektif merupakan peramalan hasil di masa depan, biasanya laba, arus kas,
atau keduanya. Analisis ini ditarik dari analisis akuntansi, analisis keuangan, serta analisis
lingkungan bisnis dan strategi. Output analisis prospektif adalah hasil yang diharapkan di
11
masa depan yang digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan. Jika alat kuantitatif
membantu meningkatkan keakuratan ramalan, analisis prospektif tetap merupakan proses
yang relatif subjektif.
Analisis prospektif merupakan inti penilain efek. Model penilaian arus kas bebas dan
model penilaian laba sisa memerlukan estimasi laporan keuangan di masa depan. Model laba
sisa, misalnya memerlukan proyeksi laba bersih dan nilai buku ekuitas masa depan untuk
memperkirakan harga saham sekarang. Analisis prospektif berguna juga untuk menguji
ketepatan rencana strategis perusahaan.
Untuk itu, perlu di analisis apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang atau
ekuitas di masa depan dan perlu di analisis juga apakah rencana strategis kini akan
menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Analisis
prospektif berguna juga untuk para kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya.
12
Analisis Prospektif
Implementasi
1. Peramalan dan penilaian saham.
2. Tingkat pengembalian atas penggerak nilai.
Peramalan Jangka Panjang
1. Analisis data masa lalu.2. Peramalan laporan keuangan.
2.1.5 Valuasi
Valuasi adalah proses mengubah ramalan hasil di masa depan menjadi estimasi nilai
perusahaan. Untuk menentukan nilai perusahaan, seorang analisis harus memilih suatu model
valuasi dan juga mengestimasi biaya modal perusahaan. Untuk menilai suatu perusahaan,
analisis penilaian ekuitas menekankan pada laba dan pengukuran akuntansi. Peramalan laba
memperhitungkan kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme pengawasan.
1.2 Hubungan
1.3
2.2 Hubungan antara Analisis Bisnis dan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan kumpulan proses analisis yang merupakan
bagian dari analisis bisnis. Bagian penting dari analisis laporan keuangan adalah menganalisis
lingkungan dan strategi bisnis perusahaan. Meskipun proses ini terpisah memiliki kesamaan
dalam hal penggunaan informasi laporan keuangan, dalam berbagai tingkatan untuk
kepentingan analisis.
13
Analisis dan Penilaian Ekuitas
Daya Tahan Laba
1. Penyusunan ulang dan penyesuaian laba.
2. Faktor penentu daya tahan laba.
3. Mengukur daya tahan laba.
Penilaian Ekuitas Berbasis Laba
1. Harga saham dan data akuntansi.
2. Perkalian penilaian.
Kekuatan Laba dan Peramalan
1. Kekuatan laba.2. Peramlan laba.3. Pengawasan dan
revisi.
Laporan keuangan bersifat informasi tentang rencana bisnis perusahaan, analisis
lingkungan bisnis dan strategi perusahaan berpengaruh dalam laporan keuangan namun berada
di luar analisis laporan keuangan yang konvesional.
2.3 Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang
berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelahaan perubahan
saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi yang didapat
dari laporan keuangan komparaif adalah kecenderungan dan tren. Perbandingan laporan
selama beberapa periode dapat menunjukkan arah, kecepatan, dan jangkauan jarak sebuah
tren. Analis komparatif juga membandingkan tren pos-pos yang berkaitan.
Analisis laporan keuangan komparatif disebut juga analisis horizontal karena saat
menelaah laporan komparatif kita menganalisis saldo akun dengan analisis dari kiri ke kanan
(atau kanan ke kiri). Terdapat dua teknik analisis komparatif, yaitu :
1. Analisis perubahan tahun ke tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek (dua atau tiga
tahun) biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap
pos. Analisis perubahan tahun ke tahun untuk jangka pendek memiliki keunggulan
penyajian perubahan dalam angka absolut maupun persentase.
Perhitungan perubahan tahun ke tahun bersifat langsung. Aturan-aturan yang berlaku
dalam menghitung perubahan, yaitu :
14
Jika jumlah negatif muncul di tahun dasar dan jumlah positif di tahun berikutnya
(atau sebaliknya), maka tidak dapat menghitung perubahan persentase yang
bermakna.
Jika tidak ada jumlah untuk tahun dasar, tidak ada perubahan persentase yang
dapat dihitung.
Jika di tahun dasar jumlahnya kecil, perubahan presentase dapat dihitung, namun
angka tersebut harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Hasilnya dapat
menunjukkan perubahan besar hanya karena jumlah tahun dasar yang kecil dalam
perhitungan perubahan.
Jika sebuah pos memiliki nilai pada tahun dasar dan kosong di tahun berikutnya,
penurunan nya sebesar 100%.
Analisis laporan keuangan komparatif umumnya melaporkan baik total kumulatif maupun
rata-rata (atau median) untuk periode yang di analisis. Membandingkan jumlah tahunan
dengan rata-rata atau median yang dihitung untuk beberapa periode dapat menyoroti fluktasi-
fluktasi yang tidak biasa.
2. Analisis Tren angka indeks
Penggunaan analisis perubahan tahun ke tahun untuk membandingkan laporan
keuangan lebih dari dua atau tiga periode yang kadang kala merepotkan. Sebuah alat
yang digunakan untuk perbandingan tren jangka panjang adalah analisis tren angka
indeks. Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang
biasanya diberi angka indeks 100.
15
Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah
tahun dengan kondisi bisnis normal. Sama seperti perhitungan persentase perubahan
tahub ke tahun, perubahan-perubahan tertentu seperti perubahan dari angka negatif ke
angka positif tidak dapat dinyatakan dalam angka indeks.
Aturan untuk menganalisis dengan menggunakan analisis tren angka indeks, yaitu :
Tidak perlu menganalisis setiap pos dalam laporan keuangan, karena ingin
berfokus pada pos yang signifikan.
Harus berhati-hati dalam menggunakan perbandingan tren angka indeks dimana
perubahan mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan industri.
Interpretasi persentase perubahan termasuk yang menggunakan serial tren angka
indeks, harus dilakukan dengan hati-hati terhadap potensi penerapan prinsip
akuntansi yang tidak konsisten.
Makin panjang periode perbandingan maka makin terdistorsi dampak perubahan
tingkat harga. Salah satu hasil analisis tren adalah kekuatannya untuk
menyampaikan pandangan dalam filosofi manajer, kebijakan dan motivasi
2.4 Analisis Laporan Keuangan Common Size
Analisis laporan keuangan common size juga disebut analisis vertikal karena evaluasi
pos dari atas ke bawah ( atau bawah ke atas ) dalam laporan common size. Analisis laporan
keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan.
1. Sumber pendanaan
Termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan
ekuitas.
16
2. Komposisi aset
Termasuk jumlah untuk masing-masing aset lancar dan aset tidak lancar. Manfaat
analisis common size digunakan untuk :
Analisis common size digunakan untuk meneliti pos-pos yang membentuk
subkelompok tertentu. Analisis laporan laba rugi common size juga penting.
Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common size karena setiap pos terkait
dengan angka kunci seoerti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan
mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen
dari penjualan yang diwakili oleh tiap-tiap pos beban. Pengecualian berlaku untuk
pajak penghasilan yang terkait dengan laba sebelum pajak, bukan penjualan.
Perbandingan waktu atas laporan common size perusahaan bermanfaat untuk
mengungkapkab perubahan proporsional pos dalam kelompok aset, kewajiban,
beban, dan kategori lainnya.
Laporan common size juga berguna untuk perbandingan antarperusahaan karena
laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common size.
Perbandingan laporan common size perusahaan dengan laporan common size
pesaing atau rata-rata industri dapat menekankan perbedaan komposisi dan
distribusi pos.
Keterbatasan utama laporan common size untuk analisis antarperusahaan adalah kegagalannya
untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan yang dianalisis.
17
2.5 Analisis Rasio
Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Sebuah rasio
harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.
Manfaat analisis rasio
Alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio
merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan
tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investasi lebih lanjut.
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi-kondisi dna tren yang sulit untuk dideteksi
dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.
Rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan
Namun manfaat rasio sendiri, tergantung pada keahlian penerapan dan interpretasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio :
Analisis akuntansi
Untuk menyakinkan angka yang menjadi dasar perhitungan rasio sudah tepat. Jika
pengendalian akuntansi internal perusahaan atau tata laksana lainnya dan mekanisme
pengawasan kurang andal untuk menghasilkan angka yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka hasil rasio juga kurang andal.
Angka laba bersih
Angka laba bersih memerlukan penyesuaian saat aset atau kewajiban disesuaikan.
Interpretasi rasio
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mempengaruhi
pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebut. Interprestasi
18
harus dilakukan dengan tepat karena banyak rasio yang memiliki variabel penting yang sama
dengan rasio lainnya.
Rasio bermanfaat apabila diinterpretasikan dalam perbandingan
Rasio sebelumnya.
Standar yang ditentukan sebelumnya.
Rasio pesaing.
Rasio memiliki tiga area penting, yaitu :
1. Analisis Kredit ( risiko )
A. Likuiditas
Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendeknya. Risiko likuiditas jangka pendek perusahaan dipengaruhi oleh
kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa
depan.
Analisis likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk
menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa, serta persyaratan dan ukuran modal
kerja. Modal kerja merupakan ukuran likuiditas yang banyak digunakan. Modal kerja adalah
selisi aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. Modal kerja merupakan ukuran aset
lancar yang penting yang mencerminkan pengaman bagi kreditor. Modal kerja juga penting
untuk mengukur cadangan likuiditas yang tersedia untuk memenuhi kontijensi dan ketidak
pastian yang terkait dengan keseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar
perusahaan. Rasio-rasio yang ada dalam likuiditas yaitu:
19
1. Rasio lancar ( current ratio )
Rasio lancar merupakan ketersediaan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar.
Makin tinggi jumlah aset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar keyakinan
bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
Penyangga kerugian.
Makin besar penyangga kerugian makin kecil risiko nya. rasio lancar menunjukkan
tingkat keamanan yang tersedia untuk menutuo penurunan nilai aset lancar non-kas
pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuidasi.
Cadangan dana lancar
Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidak pastian dan kejutan
atas arus kas perusahaan.
2. Rasio cepat ( acid test ratio )
Rasio ini menggunakan aset yang lebih cepat dikonversi menjadi kas. Rasio cepat
digunakan untuk menguji lebih ketat atas likuiditas jangka pendek, dengan
menggunakan hanya aset lancar yang paling likuid, yaitu kas, investasi, jangka pendek,
dan piutang.
3. Waktu penagihan (collection period )
4. hari untuk menjual persediaan ( days to sell inventory )
5. Rasio jumlah hari untuk menjual persediaan ini menggambarkan jumlah hari yang
dibutuhkan untuk menjual persediaan akhir dengan mengasumsikan tingkat penjualan
tertentu.
20
B. Struktur Modal dan Solvabilitas
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur
modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat
diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek
sementara yang lebih berisiko. Solvabilitas digunakan untuk menilai kemampuan memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rasio-rasio yang terdapat di struktur modal dan solvabilitas :
1. Total utang terhadap ekuitas (total debt to equity).
2. Hasil utang terhadap ekuitas yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity).
4. Mengukur hubungan antara utang jangka panjang terhadap modal ekuitas.
5. Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).
C. Analisis Profitabilitas
1. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment)
Untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
Rasio yang terdapat di tingkat pengembalian investasi :
o Tingkat pengembalian aset (return on assets).
o Tingkat pengembalian equity (return on common equity).
2.Kinerja operasi
Untuk mengevaluasi margin laba aktivitas operasi, rasio yang terdapat di kinerja
operasi :
o Margin laba kotor (gross profit margin).
o Margin laba operasi (operating profit margin).
o Margin laba bersih (net profit margin).
21
3. Pemanfaatan aset (asset utilization)
Untuk menilai efektivitas dan itensitias aset dalam menghasilkan penjualan, disebut
pula perputaran. Rasio yang terdapat di pemanfaatan aset :
o Perputaran kas (cash turnover)
Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban lancar.
o Perputaran piutang usaha (account receivable turnover)
Rasio ini dihitung dengan hanya memasukan penjualan kredit karena penjualan
kas tidak menimbulkan piutang. Jika penjualan kas signifikan maka rasio ini
kurang berguna.
Tetapi jika proporsi penjualan piutang antar tahun menjadi stabil, maka
perbandingan rasio perputaran piutang antar tahun menjadi dapat diandalkan.
o Perputaran persediaan (inventory turnover)
Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk memperoleh pengembalian
melalui penjualan kepada pelanggan. Jika persediaan tidak cukup, volume
penjualan akan turun di bawah tingkat yang dapat dicapai.
Sebaliknya persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya
penyimpanan, asuransi, pajak, keuangan, dan kerusakan fisik, persediaan yang
terlalu besar juga menahan dana yang dapat digunakan secara lebih
menguntungkan di tempat lain.
o Perputaran aset tetap (PPE turnover)
o Perputaran total aset (total aset turnover)
22
D. Valuasi
Untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (saham) . rasio-rasio yang terdapat dalam
valuasi yaitu :
o Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio)
o Hasil laba (earning yield)
o Hasil dividen (dividen yield)
o Tingkat pembayaran dividen (dividen payout rate)
o Harga terhadap nilai buku (price to book).
2.6 Analisis mengenai Kewajiban, Sewa dan Pensiun
2.6.1 Kewajiban
Kewajiban lancar atau jangka pendek
Merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aset lancar atau
munculnya kewajiban lancar lainnya.
Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana yang lebih
panjang antara satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Kewajiban lancar dibagi
menjadi dua, yaitu :
A. Timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang, uang muka, dan beban operasi akrual
lainnya, sperti utang gaji.
B. Timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagian utang
jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.
23
Kewajiban tak lancar atau jangka panjang
Merupakan kewajiban jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus
operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan
wesel bayar. Pengungkapan kewajiban tak lancar meliputi bunga, tanggal jatuh tempo, hak
konversi, fitur penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi pula jaminan,
persyaratan penyisihan dana pelunasan, dan provisi kredit berulang.
Analisis Kewajiban
Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, harus mewaspadai penyajian
laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang lebih rendah atau ditangguhkan.
Fitur penting dalam analisis kewajiban :
A. Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran dan
jumlah).
B. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis.
C. Kemampuan dan fleksibilita suntuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
D. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas dan ukuran
keuangan lain.
E. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi.
F. Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen.
2.6.2 Sewa
Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa
(lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aset yang
dimiliki oleh lesssor selama masa sewa. Sebagai balasannya lesee membayar sewa yang
24
disebut pembayaran sewa minimum, yang dibayar selama periode yang ditentukan. Terdapat
dua jenis sewa, yaitu:
Sewa pendanaan (capital lease)
Lessor yang mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Kriteria capital
lease:
o Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lesee pada kahir masa sewa.
o Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah.
o Masa sewaa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset.
o Niali sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90%
ataun lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan
oleh lessor.
Sewa operasi (operating lease )
Jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha, baik aset yang disewakan
maupun kewajiban sewa diakui dalma neraca. Operating lease mengungkapkan:
o MLP di masa depan secara terpisah untuk capital dan operating lease untuk masing-
masing tahun selama lima tahun mendatang dan total setelahnya.
o Beban sewa untuk masing-maisng periode yang dilaporkan di laporan laba rugi.
Dari sudut pandang neraca,akuntansi capital lease mengakui manfaat dan kewajiban
yang timbul dari transaksi sewa. Sebaliknya metode operating lease mengabaikan manfaat dan
kewajiban tersebuut dan sepenuhnya mencerminkan dampak di akhir masa sewa. Dampak
operating lease :
o Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
25
o Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat
meningkatkab rasio tingkat pengembalian investasi terutama rasio perputaran aset.
o Operting lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Artinya
opertaing lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan laba
lebih rendah di akhir masa sewa.
o Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
dalam neraca.
o Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa
Dapat menaikan coverage ratio seperti times interest earned jika operating lease
menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan beban bunga.
2.6.3 Pensiun
Terdapat dua bentuk manfaat pascapensiun :
o Manfaat pensiun (pension bneefit), dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat
moneter kepada pekerja pasca pensiun.
o Manfaat lain pascapensiun pekerja (other postretirement employee benefit ), dimana
pemberi kerja menyediakan manfaat lain pascapensiun, terutama pemeliharaan
kesehatan dan asuransi jiwa.
Kedua jenis manfaat ini menghadirkan tantangan konseptual yang sama bagi akuntansi
dan analisis. Standar akuntansi saat ini mensyaratkan pengakuan beban manfaat pasca pensiun
saat pekerja aktif memberikan jasa, bukan saat manfaat dibayarkan. Estimasi nilai sekarang
manfaat pensiun yang diakui, dilaporkan sebagai kewajiban bagi pemberi kerja.
26
Oleh karena waktu dan besaran manfaat ini tidak pasti, aktuaria atas harapan hidup,
perputaran pegawai, tingkat kenaikan kompensasi, biaya perawatan kesehatan, tingkat
pengembalian yang diharapkan dan tingkat bunga. Manfaat karyawan pascapensiun lainnya
merupakan manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota
keluarganya.
Komponen dasar dari OPEB adalah manfaat perawatan kesehatan. Misalnya
memberikan asuransi jiwa. Dengan pensiun, biaya OPEB diakui saat terjaid bukan saat
dibayarkan, aset OPEB di-saling-hapus dengan kewajiban OPEB dan pengembalian dari aset
ini di-saling-hapus dengan biaya OPEB serta keuntungan dan kerugian aktuaria, biaya jasa
lalu, dan kelebihan tingkat pengembalian atas pengembalian yang diharapkan ditangguhkan
dan kemudian diamortisasi. Kewajiban OPEB disebut dengan akumulasi kewajiban manfaat
pascapensiun.
Biaya OPEB termasuk laba bersih dalam term biaya pascapensiun periodik bersih dan
meliputi biaya jasa, biaya bunga, tingkat pengembalian yang diharapkan dari program dan
amortisasi jumlah yang ditrangguhkan, sama dengan akuumulasi seperti pada kasus pensiun,
akumulasi bersih penangguhan juga termasuk di dalam akumulasi laba komprehensif lainnya.
Sifat Kewajiban Pensiun
A. Program pensiun (pension plan)
Merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pekerja, dan
perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak:
o Pemberi kerja yang memberikan kontribusi pada program pensiun.
o Pekerja yang menerima manfaat.
o Dana pensiun (pension fund).
27
Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh pihak yang
ditunjuk (truster). Dana pensiun menerima kontribusi, menginvestasikan kontribusi tersebut
dengan cara yang tepat, dan membagikan manfaat pensiun kepada pekerja.
Elemen dari proses pensiun
Kontribusi Manfaat
Investasi dan pengembalian
Prograam pensiun manfaat pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang
dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan. Dalam program ini, pemberi
kerja menanggung risiko kinerja dana pensiun.
Program pensiun iuran pasti (defined contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi
kerja pada program pensiun.
Dalam kasus ini, jumlah manfaat pensiun yang diterima pensiunan bergantung pada
kinerja dana pensiun. Dalam program ini, pekerja menanggung risiko kinerja dana pensiun.
B. Persyaratan akuntansi pensiun :
Biaya pensiun periode bersih (net periodic pension cost).
Merupakan beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih. Meratakan komponen
volatilitas biaya pensiun (seperti keuntungan/kerugian aktuarial, biaya jasa lalu atau
tingkat pengembalian aset program aktual) dengan cara menunda pengakuannya
melalui proses ditangguhkan atau amortisasi.
28
Pemberi kerja Dana Pensiun Pekerja
Perbedaan antara biaya ekonomis pensiun dan biaya periodik pensiun bersih
dimasukkan dalam laba komprehensif lainnya, yang merupakan bagian dari ekuitas
pemegang saham.
Status yang diakui dalam neraca
Akuntansi pensiun terkini (SFAS 158) mengakui status pendanaan bagi program
pensiun pada neraca. Status pendanaan merupakan perbedaan antara nilai pasar terkini
aset program pensiun dan kewajiban pensiun. Definisi kewajiban pensiun yang
digunakan adalah proyeksi kewajiban manfaat (projected benefit obligation-PBO).
PBO berdasarkan pada estimasi kompensasi pekerja pada saat pensiun yang diestimasi
menggunakan asumsi sehubungan dengan rata-rata pertumbuhan.
Biaya pensiun yang diakui
Merupakan versi dari biaya pensiun ekonomi aktual untuk periode tersebut. Proses
perataan menanngguhkan yaitu menunda pengakuan pos volatilitas dan sesekali seperti
keuntungan dan kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu. Oleh karena itu, biaya periodik
pensiun bersih meliput biaya jasa, biaya bunga, tingkat ekpresi pengembalian aset
target dan amortisasi pos-pos yang ditangguhkan.
Artikulasi sekuritas neraca dan laporan laba rugi
Karena semua perubahan atas status pendanaan (yang diakui dalam neraca) tidak
dimasukkan dalam biaya pensiun yang diakui, sekuritas pensiun dalam neraca dan
laporan laba rugi tidak akan diartikuasikan. Untuk mengartikulasikan kedua sekuritas,
penangguhan bersih untuk periode tersebut yang ditangguhkan dimasukkan dalam laba
komprehensif lainnya untuk periode yang bersangkutan. Kumulatif penangguhan
29
bersih dimasukkan dalam akumulasi lab akomperehnsif lainnya yaitu merupakan
komponen ekuitas pemegang saham.
Akuntansi dalam SFAS 87
Penangguhan bersih yang dalam SFAS 158 dimasukkan ke dalam akumulasi laba
komprehensif lainnya, tetapi dalam SFAS 58 dikeluarkan dari neraca.
Pelaporan manfaat pascapensiun terdiri atas lima bagian utama :
Penjelasan posisi yang dilaporkan dalam neraca.
Detail biaya manfaat periodik bersih.
Informasi mengenai aktuaria dan asumsin lain.
Informasi mengenai alokasi aset dna kebijakan pendanaan.
Kontribusi masa depan yang diharaokan dan pembayaran manfaat
Analisis manfaat pascapensiun
Analisis ini penting dilakukan karena besarnya kewajiban maupun kompleksitas aturan
akuntansi. Terdapat 5 prosedur untuk analisis manfaat pasca pensiun yaitu :
Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban manfaat ekonomis yang
dilaporkan.
Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan.
Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.
Memeriksa paparan risiko pensiun.
Mempertimbangkan implikaso arus las program manfaat pascapensiun.
Paparan risiko pensiun
Risiko ini dapat timbul dalam hal aset program emmpunyai profil risiko yang berbeda
dengan kewajiban pensiun, khususnya ketika perubahan nilai pasar suatu aset program tidak
30
mempunyai korelasi dengan perubahan pada nilai kewaajiban pensiun. Nilai kewajiban
pensiun sensitif terhadap perubahan tingkat diskonto, yang kemudian merefleksikan hasil
obligasi perusahaan, sehingga perubahan nilai kewajiban pensiun berkorelasi dengan harga
pasar obligasi.
Oleh sebab itu, perusahaan yang menginvestasikan dan apensiunnyta terutama pada
sekuritas utang seperti obligasi perusahaan sangat terlindungi dari risiko, karena nilai aset
program akan berfuktuasi secara tandem dengan nilai kewajiban pensiun karena pengembalian
utang lebih kecil daripada ekuitas, banyak perusahaan memilih untuk mengalokasikan aset
program ke ekuitas, dengan porsi yang cukup signifikan.
Faktor-faktor yang menentukan risiko pensiun :
Itnesitas pensiun, yaitu besar kewajiban pensiun sehubungan dengan ukuran pos aset
lainnya dalam perusahaan tersebut.
Sejauh mana profil risiko dari aset program salah dikaitkan dengan kewajiban lainnya.
2.7 Analisis mengenai Kontijensi, Komitmen, serta Pendapatan dan Beban
2.7.1 Kontijensi (contingenics)
Merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaianya bergantung pada
satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kerugia kontijensi disebut kewajiban
kontijensi/bersyarat nerupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijensi timbul dari perkara hukum, ancaman pemngambilalihan,
penagihan piutang, klaim atas garansin produk atau kerusakan produk, garansi kinerja,
perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian properti akibat bencana.
Keuntungan kontijensi :
31
Kontijensi aset kontijensi dengan potensi penambahan sumber daya
Kerugian kontijensi harus memenuhi dua kondisi, yaitu:
“besar kemungkinan” (probable) bahwa aset akan turun nilainnya atau kewajiban
akann timbul.
Jumlah kerugian harus “dapat diestimasikan dengan memadai” (reasonably estimable)
Analisis kewajiban kontinjen
Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :
Deskripsi kewajiban kontinjen dan tingkat risiko.
Jumlah kontijensinpotensial dan bagaimana partisipasi pihak lain diperlakukan dalam
penentuan risiko.
Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.
2.7.2 Komitmen
Komitmen (commitments) merupakan klai potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan
keuangan karena penandatangan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian bukan
merupakan transaksi yang lengkap.
2.7.3 Pendapatan dan Beban
Pendapatan didefinisikan sebagai arus kas masuk atau peningkatan nilai aset suatu
perusahaan atau pengurangan kewajiban yang berasal dari aktivitas utama atau inti yang
masih berlangsung.
32
Dari sudut pandang analisis, pengakuan akrual pendapatan yang tidak sesuai dapat
menyebabkan satu dari dua konsekuensi yang tidak diinginkan :
Jika perusahaan mencatat pendapatan terlalu dini atau terlambat maka pendapatan itu akan
diakui pada periode yang salah
Jika perushanaan mengakui pendapatan sebelum kepastian realisasi yamg wajar, maka
pendapatan kemungkinan kan dicatat pada satu periode dan kemudian dibatalkan atau dibalik
di periode berikutnya.
A. Kriteria pengakuan pendapatan :
Aktivitas laba yang menghasilkan pendapatan telah selesai dan tidak dibutuhkan usaha
yang signifikan untuk menyelesaikan transaksi.
Risiko kepemilikan dalam penjualan telah secara efektif berpindah kepada pembeli.
Pendapatan dan beban terkait diukur atau diestimasikan dengan tingkat ketelitian yang
wajar.
Pengakuan pendapatan biasanya menghasilkan kenaikan kas, piutang atau efek dalam
kondisi-kondisi terntentu pengakuan akan menghasilkan kenaikan persedian atau aset
lain atau penurunan kewajiban.
Transaksi pendapatan yang wajar dengan pihak-pihak independen (bukan dengan
pihak-pihak pengawas).
Transaksi pendapatan tidak ada pembatalan (misalnya rent).
B. Analisis dampak pengakuan pendapatan
Kondisi yang menciptakan timbunya pertanyaan tentang pengakuan pendapatan:
Kurangnya kecukupan modal ekuitas pada entitas pembeli selain ekuitas yang berasal
dari penjual.
33
Adanya kewajiban kontinjen, seperti jaminan utang atau perjanjian yang mewajibkan
penjual memberikan kas ke entitas pembeli dalam situasi tertentu.
Penjualan aset atau kegiatan operasi yang secara historis tidak dapat menghasilkan
cukup arus kas operasi untuk mendanai layanan utang masa depan dan ekspketasi
dividen.
Pendapatam belum dapat diakui apabila sampai :
Arus kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai layanan utang dan persyaratan
dividen.
Investasi perusahaan pada entitas pembeli dapat dengan mudah diubah menjadi kas
dan perusahaan tidak memiliki kewajibvan lagi menurut perjanjian utang atau
perjanjian apapun yang mengharuskan melakukan tambahan investasi pada entitas
pembeli.
Beban
Merupakan biaya yang telah terjadi dan ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya
dapat dirasakan pada periode mendatang.
2.8 Analisis Arus Kas
A. Pelaporan berdasarkan aktivitas-aktivitas
1. Aktivitas operasi (operating activities)
Merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas operasi meliputi
pendapatan dan beban yang tercatat dalam laporan laba rugi, arus kas masuk dan arus
kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait seperti pemberian kredit
kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
34
2. Aktivitas investasi (investing activities)
Merupakan cara untuk memperoleh dan menghapuskan aset non kas. Aktivitas ini
meliputi aset yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perushaan, seperti
pembelian dan penjualan aset tetap dalam investasi dalam efek.
4. Aktivitas pendanaan (financing activities)
Merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas usaha. Aktivitas ini meliputi perolehan pinjaman dan pelunasan
dana denngan obligasi dan pinjaman lainnya, kontribusi dan penarikan oleh pemilik
serta pengembalian atas investasi (dividen0
B. Menyusun laporan arus kas
1. Metode tidak langsung (indirect method)
Laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan non kas dengan akrual, untuk
menghasilkan arus kas operasi.
Rekonsiliasi ini dapat membantu penguna laporan keuangan untuk memprediksi arus
kas melalui prediksi laba yang kemudian menyesuaikan laba untuk jarak antara laba
bersih dengan arus kas, uaitu dengan menggunankan akrual non kas.
2. Metode langsung (direct method)
Melaporkan penerimaan kas kotor dan pengeluaran kas kotor terkait dengan operasi
pada dasarnya menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi dari dasar akrual menjadi
dasarr kas. Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait
sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk
(keluar) operasi.
35
C. Keterbatasan pelaporan arus kas
1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos
luar biasa atau operasi yang dihentikan.
2. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkab dikelompokkan sebagai
arus kas operasi.
3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas dapat mendistorsi analisis atas masing-masing
dari ketiga aktivitas jika manfaat atas biaya pajak yang signifikan dialokasikan pada
aktivitas tersebut dengan cara yang tidak proporsional.
4. Pemindahan laba atau ruhi penjualan aset tetap atau investasi sebelum pajak dari
aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan investasi.
Analisis arus kas
Analisis harus menentapkan sumber dan penggunaan kas masa lalu
Analisis ukuran sama atas laporan arus kas membantu penilaian ini.
A. Arus kas sebagai validasi
o Kelayakan pendanaan pengeluaran modal.
o Sumber kas dalam pendanaan ekspansi.
o Ketergantungan pada pendanaan eksternal.
o Kebijakan dividen di masa depan.
o Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang.
o Fleksibilitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang tidak
diantisipasi.
o Praktik keuangan oleh manajemen.
o Kualitas laba rugi.
36
B. Rasio arus kas khusus
1. Rasio kecukupan arus kas
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang
cukup untuk menutupi pengeluaran modal, investasi dalam persediaan, dan dividen tunai
Jumlah kas dari operasi selama tiga tahun
Jumlah pengeluaran modal, penambahan persediaan, dividen tunai selama tiga tahun
2. Rasio reinvestasi kas
Merupakan ukuran atas persentase investasi dalam aset yang mencerminkan kas
operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aset dan
pertumbuhan operasi.
Arus kas operasi – dividen
Aset tetap kotor + investasi + aset lain + modal kerja
37
BAB 3PROSEDUR ANALISIS
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam analisis ini yang digunakan adalah data sekunder yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi dan bukan pengolahnya. Dalam analisis ini, dilakukan dengan cara
studi pustaka dan browsing internet.
3.2 Alat Analisis Data
3.2.1 Metode Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Alat yang pertama kali digunakan adalah analisis laporan keuangan komparatif.
Dimana alat ini digunakan dengan cara menganalisis perubahan tahun ke tahun (year-to-year
change analysis) pada laporan laba rugi, neraca dan arus kas. Rumus yang digunakan dalam
analisis laporan keuangan komparatif adalah :
Nilai tahunsekarang−nilai tahun dasarNilai tahundasar
3.2.2 Metode Analisis Laporan Keuangan Common-Size
Alat yang kedua digunakan setelah analisis laporan keuangan komparatif adalah
analisis laporan keuangan common-size yaitu dengan cara menganalisis secara vertikal dengan
mengevaluasi pos dari atas ke bawah (atau bawah ke atas) pada laporan laba rugi, neraca dan
arus kas. Rumus yang digunakan dalam analisis laporan keuangan common-size adalah :
Untuk Laporan Laba Rugi Nilai per−akun labarugi
Total penjualan bersih
Untuk Neraca Nilai per Akun Aktiva
Total Aktiva dan
Nilai per Akun Kewajiban danUtangTotal Kewajiban danUtang
38
3.2.3 Metode Analisis Rasio
Alat yang selanjutnya digunakan adalah analisis rasio yaitu dengan cara menganalisis
laporan keuangan dengan rumus sebagai berikut :
1. Likuiditas (Liquidity)
Rasio lancar (current ratio) = Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Rasio cepat (acid test ratio) = Kas+Setara Kas+Surat Berharga+Piutang Usaha
Kewajiban Lacar
Periode penagihan (collection period) = Piutang rata−rata
Penjualan /360
Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory) =
Persediaan rata−rataHPP /360
2. Struktur Modal dan Solvabilitas (Capital Structure and Solvency)
Total utang terhadap ekuitas (total debt to equity) = Total Kewajiban
Ekuitas Pemegang Saham
Utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity)
= KewajibanJangka PanjangEkuitas Pemegang Saham
Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned)
= Laba sebelum pajak dan beban bunga
Beban bunga
3. Tingkat Pengembalian atas Investasi (Return on Investment-ROI)
Tingkat pengembalian atas aktiva (return on assets-ROA)
= Laba Bersih+Beban Bunga(1−Tarif Pajak )
Rata−rataTotal Aktiva
Tingkat pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity)
39
= Laba Bersih
Rata−rata Ekuitas Pemegang Saham
4. Kinerja Operasi (Operating Performance)
Margin laba kotor (gross profit margin) = Penjualan−HPP
Penjualan
Margin laba operasi (operating profit margin) = LabaOperasi
Penjualan
Margin laba sebelum pajak (pretax profit margin) =
Laba sebelum Pajak PenghasilanPenjualan
Margin laba bersih (net profit margin) = Laba BersihPenjualan
5. Pemanfaatan Aktiva (Aseet Utilization)
Perputaran kas (cash turnover) = Penjualan
Rata−rata Kas dan Setara Kas
Perputaran piutang usaha (account receivable turnover) =
PenjualanRata−rata PiutangUsaha
Penjualan terhadap persediaan (sales to inventory) = Penjualan
Rata−rata Persediaan
Perputaran modal kerja (working capital turnover) = Penjualan
Rata−rata Modal Kerja
Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) = Penjualan
Rata−rata AktivaTetap
Perputaran total aktiva (total asset turnover) = Pejualan
Rata−rata Total Aktiva
6. Ukuran Pasar (Market Measure)
40
Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) =
HargaPasar per Lembar SahamLaba per Saham
Imbal hasil laba (earning yield) = Laba per Saham
HargaPasar per Lembar Saham
Imbal hasil dividen (dividen yield) = DividenTunai per Saham
HargaPasar per Lembar Saham
Tingkat pembayaran dividen (dividend payout rate) = DividenTunai per Sa h am
Laba per Sa h am
Harga terhadap nilai buku (price to book) = Harga pasar per Lembar SahamNilaiBuku per Lembar Saham
3.2.4 Metode Analisis Kewajiban
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis kewajiban yaitu dengan cara
menganalisis keakuratan dan kewajaran jumlah utang yang harus didasarkan pada catatan atas
laporan keuangan dan pada komentar manajemen dalam laporan tahunan serta dokumen-
dokumen terkait.
3.2.5 Metode Analisis Sewa
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis sewa yaitu dengan cara melihat
dampak opertaing lease dan capital lease terhadap analisis laporan keuangan.
3.2.6 Metode Analisis Pensiun
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis pensiun dimana terdapat 3 langkah,
yaitu :
41
1. Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aktiva) imbalan ekonomis
dan yang dilaporkan.
2. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan khususnya neraca.
3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.
3.2.7 Metode Analisis Kontijensi
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis kontijensi yaitu dengan cara
menganalisis pengungkapan jaminan tidak langsung atas utang. Alat ini harus mengakui
bahwa perusahaan terkadang kurang mengestimasi atau tidak mengakui kewajiban tersebut.
3.2.8 Metode Analisis Komitmen
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis komitmen. Dimana alat ini
menganalisis dan mengungkapkan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk
jumlah, kondisi dan waktu.
3.2.9 Metode Analisis Pendapatan dan Beban
Alat yang digunakan selanjutnya adalah analisis pendapatan dan beban yaitu dengan
cara menganalisis total pendapatan dan beban yang didasarkan pada laporan laba rugi dan
memberikan kesimpulan untuk menggambarkan keadaaan perekonomian perusahaan.
3.2.10 Metode Analisis Arus Kas
42
Alat yang terkahir digunakan adalah analisis arus kas. Dimana alat ini digunakan untuk
mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Alat ini menyediakan pandangan mengenai
bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya.
BAB 4DATA PENDUKUNG DAN ANALISIS
4.1 Analisis Keuangan
4.1.1 Analisis Laporan Keuangan Komparatif
A. Neraca
Dalam sisi aktiva pada 5 periode, aktiva perusahaan kurang stabil dan mengalami
peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun yang cukup signifikan berpengaruh dalam
perekonomian perusahaan.
Adanya peningkatan disebabkan oleh adanya kenaikan nilai penjualan perusahaan dan
ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perluasan usaha. Perusahaan memiliki aset
43
yang sangat baik dalam aktivanya. Terutama dalam hal piutang. Perusahaan memiliki piutang
usaha yang cukup banyak sehingga mendorong nilai aktiva perusahaan.
Adanya penurunan yang terjadi di pertengahan 5 periode ini yaitu pada periode 2009-
2010. Hal ini diakibatkan nilai piutang ragu-ragu yang disisihkan meningkat cukup tajam
sehingga menekan aktiva lancar perusahaan. Dan pada periode 2011-2012 terjadi penurunan
aktiva lancar yang cukup signifikan yaitu dari $35.427.024 hingga -$58.690.284. Hal ini
diakibatkan oleh akumulasi penyusutan yang cukup tinggi sehingga menekan jumlah aktiva
perusahaan.
Dalam sisi kewajiban dan ekuitas, perusahaan banyak memiliki nilai kewajiban yang
cukup tinggi dan terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh modal yang
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya kebanyakan berasal dari hutang dan
saham yang beredar dan sisanya berasal dari modal sendiri.
PT Hexindo Adiperkasa adalah perusahaan dengan usaha alat berat yang
membutuhkan modal yang besar karna biaya dan persediaan yang dibutuhkan juga cukup
mahal. Namun pada pertengahan 5 tahun periode belakangan, perusahaan mengalami
penurunan dalam tingkat kewajiban dan ekuitas. Hal ini mungkin diakibatkan dari laba yang
diperoleh perusahaan juga sudah cukup baik sehingga perusahaan dapat melunasi hutangnya
dan membagikan dividen kepada para pemegang saham sedikit demi sedikit.
B. Laba Rugi
Tingkat pertumbuhan keuangan PT Hexindo Adiperkasa Tbk dapat dilihat dari data
keuangan selama lima tahun belakangan ini. Dalam laporan laba rugi komparatif, dapat dilihat
44
bahwa keuangan perusahaan cukup baik walaupun kurang stabil namun masih dalam batas
kewajaran.
Tingkat pertumbuhan laba kotor perusahaan meningkat pesat selama periode 5 tahun
belakangan ini. Pada periode 2007-2008, laba kotor perusahaan hanya menginjak angka
$22.449.655 namun diperiode 2011-2012 meningkat hingga $47.431.839.
Begitu juga dengan tingkat pertumbuhan laba usaha. Laba usaha turut meningkat pesat
dalam 5 periode belakangan ini. Pada periode 2007-2008, perusahaan hanya menerima laba
usaha sebesar $21.978.611 namun pada 5 tahun berikutnya yaitu periode tahun 2011-2012
perusahaan memperoleh laba usaha sebesar $41.587.280. Hal ini dikarenakan oleh penjualan
yang cukup baik dalam 5 periode ini walaupun terjadi penurunan penjualan di tahun-tahun
berikutnya namun tetap dapat diatasi oleh laba kotor yang ditingkat nilai yang cukup aman.
Tingkat pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan juga mengalami peningkatan
yang cukup signifikan namun lebih rendah dari laba usaha yang diperoleh diawal. Hal ini
diakibatkan karna adanya beban-beban yang cukup banyak dan bernilai tinggi. Pada periode
2007-2008 laba sebelum pajak penghasilan sebesar $23.249.671 dan meningkat hingga pada
periode 2011-2012 menjadi $38.946.175.
Tingkat pertumbuhan laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan yang sangat
menguntungkan bagi perusahaan walaupun sudah dikenakan pajak penghasilan yang bernilai
cukup tinggi namun kinerja perusahaan dalam mengumpulkan laba sangat baik sehingga pada
akhirnya perusahaan tetap menerima keuntungan yang amat sangat baik sehingga dapat
digunakan dalam operasi perusahaan selanjutnya. Laba bersih pada periode 2007-2008 hanya
$16.043.926 dan meningkat cukup pesat hingga $29.120.831.
45
Yang paling mengesankan adalah pertumbuhan laba bersih per-lembar saham selama
lima tahun belakangan yaitu menduduki nilai 0,04 pada akhir periode. Walaupun
dipertengahan periode 5 tahun belakangan, laba bersih per-lembar saham kurang stabil.
4.1.2 Analisis Laporan Keuangan Common Size
A Neraca
Tidak ada perubahan yang signifikan pada neraca PT Hexindo selama lima tahun
terakhir baik dari aset maupun kewajibannya. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa asset
perusahaan terbesar persentasenya adalah persediaan yaitu : 53,05 %, pada tahun 2008, hal ini
mengindikasikan adanya kemungkinan kesulitan perusahaan dalam melakukan penjualan
barang dagangan.Kemudian nilainya menurun pada tahun2009-2010 yang diiringi dengan
meningkatnya aktiva tetap perusahaan misalnya mesin,peralatan,dll. kemudian meningkat
kembali pada tahun 2012 sebesar 56,62 %.
Yang perlu kita analisis lebih lanjut adalah apakah perputaran persediaan perusahaan
dapat memberikan pendapatan yang sebanding yang kila lihat dengan cara memeriksa rasio
inventory turnover PT.Hexindo yang secara berturut-turut adalah 2,48 2,31 2,82 4,02
3,13 Terlihat bahwa inventory turnover perusahan tiap tahun meningkat, Semakin tinggi rasio
ini maka hal ini menunjukkan perusahaan bekerja semakin efisien dan likuid persediaan
semakin baik selain itu hal ini akan menagkibatkan investasi dalam tingkat pengembalian
meningkat yag terbukti dalam perhitungan rasio tingkat pengembalian ekuitas perusahaan
yang meningkat
Pada struktur pembiayaan PT. Hexindo, terlihat bahwa sebagian besar perusahaan di
biayai dengan hutang, sisanya dibiayai dengan modal sendiri. Dari komponen hutang, maka
46
hutang usaha dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa komponen terbesar, akan
tetapi besarnya masih dalam tahap yang wajar Tidak ada yang perlu dikhawatirkan .
B. Laba Rugi
Yang cukup menarik perhatian kami adalah tingginya persentase COGS dari tahun
2008-2009 secara berturut-turut yaitu 76,06 82,15 76,81 81,16 78,95 ,mungkin hal ini
disebabkan besarnya nilai persediaan perusahaan.Karena persediaan yang terlampau banyak
akan menyerap biaya yang semakin banyak pula, karena perusahaan bergerak dalam bidang
Penjualan alat – alat berat yang membutuhkan biaya yang besar seperti misalnya untuk biaya
Penjualan, penyewaan alat berat dan jasa komisi, Jasa pemeliharaan dan perbaikan.Maka dari
itu nilai COGS pada laporan laba rugi PT.Hexindo nilainya tinggi.
Hal ini berdampak pada gross margin yang nilainya turun pada tahun 2012 ,walaupun
penurunannya tidak terlalu signifikan. Meskipun demikian, karena pengeluaran atas total
operasi menurun, net profit margin naik dari 0,09 tahun 2008 menjadi 0,11 tahun 2012.
Penurunan pengeluaran jauh mengimbangi kenaikan cost of goods sold . Penurunan bunga
atas pengeluaran perusahaan pada tahun 2012 menaikkan profit tahun 2012.
4.1.3 Analisis Rasio
A. Likuiditas
Dari hasil perhitungan rasio kelompok kami, dapat dilihat bahwa rasio lancar
perusahaan ini kurang stabil. Yang diakibatkan karena meningkatnya kewajiban lancar di
tahun 2010 dan tahun 2012 sedangkan pada tahun 2010 dan 2012 aktiva lancarnya mengalami
penurunan. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan komparatif neraca perusahaan.
47
Begitu juga dengan rasio cepat perusahaan yang tidak stabil. Rasio cepat pada tahun
2012 mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini diakibatkan oleh tingginya jumlah
kewajiban jangka pendek perusahaan pada tahun tersebut yang mungkin diperlukan untuk
mendanai operasi perusahaan. Didukung pula oleh total aset turnover perusahaan yang
mengalami penurunan dikarenakan jumlah aset menurun dari tahun 2011 ke tahun 2012.
Waktu penagihan piutang perusahaan juga tidak stabil. Hal ini diakibatkan karena
kinerja penagihan piutang yang memang kurang baik sehingga piutang tahun-tahun lalu belum
tertagih dan ditambah lagi piutang perusahaan yang setiap tahun meningkat. Hal inilah yang
mengakibatkan nilai perputarann piutang perusahaan ini tidak baik.
Perusahaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjual persediaannya.
Hal ini dikarenakan oleh perusahaan ini bergerak diindustri alat berat dan tidak semua
perusahaan membutuhkan alat berat dalam operasi perusahaannya. Pada tahun 2010
mengalami penurunan waktu untuk menjual persediaan, hal ini mungkin dikarenakan
banyaknya pembangunan yang dilakukan sehingga semakin banyak pula alat berat yang
diperlukan.
B. Solvabilitas
Total hutang terhadap ekuitas meningkat tajam. Hal ini dikarenakan memang
perusahaan ini banyak memperoleh pendanaan operasinya dari hutang baik kepada bank
maupun pemegang saham. Perusahaan ini membutuhkan pendanaan yang besar karena biaya
operasi dan persediaan perusahaan yang cukup bernilai tinggi.
Kelipatan bunga perusahaan ini tidak stabil. Hal ini dikarenakan perusahaan
memperoleh beban bunga yang juga tidak stabil. Didorong juga banyaknya hutang perusahaan
48
dengan jaminan kepada kreditur yang cukup tinggi sehingga tingkat resiko yang tinggi harus
ditanggung oleh perusahaan.
C. Tingkat Pengembalian Investasi
Efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva dan ekuitas perusahaan yang digunakan untuk operasi perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan tingkat
pengembalian aset dan tingkat pengembalian ekuitas yang meningkat setiap tahunnya.
D. Kinerja Operasi
Jika dibandingkan dengan rata-rata industri yang sejenis, kinerja operasi perusahaan
yang dilihat dari laba kotor, laba bersih dan laba operasi perusahaan cukup baik. Karena
perusahaan ini bergerak diindustri alat berat yang membutuhkan biaya yang besar namun
konsumen yang sedikit.
E. Pemanfaatan Aset
Efektivitas dan itensitas aset dalam menghasilkan penjualan perusahaan, atau dapat
pula digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya
perusahaan Pt hexindo setiap tahun semakin tinggi yang menunjukkan, bahwa pemanfaatan
aset dilihat dari
Perputaran piutang Semakin tinggi yang menunjukkan, bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
49
Perputaran persediaan juga meningkat, maka semakin tinggi rasio ini menunjukkan
perusahaan bekerja semakin efisien dan likuid persediaan semakin baik perusahaan dapat
dikatakan produktif.
Perputaran modal kerja menggambarkan keadaan yang rendah tiap tahunnya
menunjukkan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan
karena saldo kas yang terlalu besar.
F. Ukuran Pasar
Rasio nilai pasar memberikan manajemen petunjuk mengenai apa yang akan
dipikirkan investor mengenai kinerja perusahaan pada suatu periode serta prospek perusahaan
tersebut pada periode yang akan datang. Rasio Harga-Laba (price-earning ratio) menunjukkan
jumlah rupiah yang menurun setiap tahunnya yang berarti resiko yang akan didapati oleh
investor jika menanamkan modalnya pada PT. Hexindo berkurang setiap tahunnya,keadaan ini
baik bagi perusahaan.
Rasio nilai pasar buku perusahaan nilainya semakin rendah , maka ini berarti bahwa
investor akan bersedia membayar lebih kecil untuk setiap rupiah dari nilai buku perusahaan,
atau berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini
juga dapat berarti ada sesuatu yang mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan
memiliki hutang yang besar sehingga nilai bukunya kecil.
4.1.4 Analisis Arus Kas
Pada tahun 2008 – 2011 arus kas PT. Hexindo menunjukan kegiatan operasional
positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada keadaan ini perusahaan
50
menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar
deviden dan untuk investasi. Hal ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan
ini adalah keadaan penen kas.
Pada tahun 2012 arus kas PT. Hexindo menunjukan Kegiatan opersional dan investasi
negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan
investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana
juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi karena perusahaan yang
sedang berkembang lebih baik lagi.
Untuk Tahun yang berakhir 31 Maret 2012 Perusahaan berhasil membukukan
Pendapatan sebesar KUSD 640.812.997 dan meningkat 35% dibandingkan dengan Tahun
yang berakhir 31 Maret 2011. Keberhasilan ini didukung oleh kondusifnya iklim bisnis pada
sektor-sektor usaha yang menjadi target usaha Perusahaan seperti: sektor pertambangan,
perkebunan, kehutanan dan konstruksi.
Semua segmen bisnis Perusahaan menunjukan peningkatan kinerja yang baik, seperti
penjualan alat berat meningkat 29%, penjualan suku cadang naik 34% serta jasa perbaikan dan
pemeliharaan naik 55%. Peningkatan kinerja pada semua segmen usaha disebabkan oleh terus
bertambahnya populasi alat berat yang terjual sehingga berdampak pada peningkatan
penjualan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.
A. Pie Chart
51
48%
24%
28%
LAPORAN ARUS KAS 2008
AKTIVITAS OPERASI
AKTIVITAS INVESTASI
AKTIVITAS PENDANAA
27%
1%
72%
LAPORAN ARUS KAS 2009
AKTIVITAS OPERASI
AKTIVITAS INVESTASI
AKTIVITAS PENDANAAN
52
54%
5%
41%
LAPORN ARUS KAS 2010
AKTIVITAS OPERASI
AKTIVITAS INVESTASI
AKTIVITAS PENDANAAN
45%
13%
42%
LAPORAN ARUS KAS 2011
AKTIVITAS OPERASI
AKTIVITAS INVESTASI
AKTIVITAS PENDANAAN
53
41%
20%
40%
LAPORAN ARUS KAS 2012
AKTIVITAS OPERASI
AKTIVITAS INVESTASI
AKTIVITAS PENDANAAN
Pie chart diatas adalah Laporan Arus Kas PT.Hexindo Adiperkasa. Tbk tahun 2008-
2012. Pada tahun 2008 perusahaan menghasilkan kas dari kegiatan operasi sebesar 28% . Kas
yang berasal dari kegiatan investasi 48% dan kas yang berasal dari kegiatan financing/
pendanaan sebesar 24% . Dari sini terlihat bahwa perusahaan banyak menggunakan arus kas
masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivita soperasi terkait, seperti pemberian
kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan,dan perolehan kredit dari pemasok.
Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan dengan pos-pos operasi neraca.
Pada tahun 2009 perusahaan menghasilkan kas dari kegiatan operasi sebesar 72% .
Kas yang berasal dari kegiatan investasi 1% dan kas yang berasal dari kegiatan financing/
pendanaan sebesar 27% .Pada tahun ini perusahaan sedikit sekali menerima kas yang berasal
dari kegiatan investasi yang merupakan cara untuk memperoleh dan menghentikan aktivitas
nonkas,misalnya pos-pos keuangan aktiva tetap yang memang pada tahun tersebut nilainya
sedikit dan lebih besar penerimaan kas dari kegiatan operasi.
54
Pada tahun 2010 kas berasal paling banyak dari kegiatan operasi sama seperti tahun-
tahun sebelumnya,karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan operasi
seperti pemasok,gaji upah an kesejahteraan karyawan,dan beban usah lainnya.Pada tahun
2011 dan 2012 sebagian besar berasal dari kegiatan operasi dan pendanaan.
4.2 Analisis Akuntansi
4.2.1 Analisis Kewajiban
NO Identifikasi Masalah Kesimpulan
1 Nilai kewajiban PT.Hexindo
Adiperkasa selama 5 tahun meningkat
dari tahun 2007 s/d 2009 meningkat
sebesar 17%.
Kemampuan untuk membayar hutang
jangka pendek dan punya cukup uang
untuk membiayai yang sehari-hari kerja
bagusnya berada dikisaran angka 1.
55
Kemampuan dan fleksibiltas untuk
memperoleh pendanaan yang dilihat
dari current rasio berkisar diantara 1
Kemampuan untuk memenuhi hutang
jangka panjang dapat diperkirakan
melalui dua, Total utang terhadap
ekuitas PT.hexindo nilainya
berfluktuatif pada tahun 2008 dan
2009 kemudian turun pada tahun 2010
dan 2011
Semakin tinggi rasio lancar, perusahaan
lebih mampu membayar
hutangnya.Artinya kemampuan membayar
hutang jangka pendek perusahaan hexindo
baik.karna nilai curren rasio yang
meningkat tiap tahun dari tahun 2007-
2009 sebesar 1,22-1,80.
Pada tahun 2008 dan 2009 total hutang
terhadap ekuitas meningkat dikarenakan
modal sendiri yang dijadikan sebagai
jaiminan utang jangka panjang meningkat
karena adanya perubahan mata uang dari
rupiah ke dolar,jadi kemungkinan ada
pengaruh dari nilai kurs nilainya berubah-
ubah
Pada tahun terakhir total hutang terhadap
ekuitasnya menurun dari 14 menjadi 11
maka semakin kecil total utang terhadap
ekuitas, makin baik kinerja
perusahaannya.
56
4.2.2 Analisis Sewa
NO Identifikasi Masalah Analisis
1. Dalam sewa pembiayaan, Perusahaan
mengakui asset dan kewajiban dalam
neraca pada awal masa sewa, sebesar
nilai wajar asset sewa atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika tidak ada kepastian
yang memadai bahwa Perusahaan
akan mendapatkan hak kepemilikan
pada akhir masa sewa. Perusahaan
mengakui pembayaran sewa sebagai
beban dengan dasar garis lurus
(straightline basis) selama masa
sewa.
Menurut kelompok kami PT. Hexindo
Adiperkasa Tbk menggunakan program
capital lease karena pada catatan atas
laporan keuangan, PT Hexindo Adiperkasa
Tbk mengakui dan mencatat aktiva dan
kewajiban dalan neraca. Sama halnya
dengan beban bunga diakui sebagai
kewajiban sewa. Pada capital lease
terdapat adanya transfer kepemilikan aset
kepada lease pada akhir masa sewa.
Pada capital lease biaya akan lebih tinggi
pada awal tahun dan laba bersih lebih
rendah. Dan sewa ini melaporkan aset sewa
maupun kewajiban sewa dalam neraca.
4.2.3 Analisis Pensiun
NO IDENTIFIKASI MASALAH KESIMPULAN
57
1. Perusahaan menerapkan PSAK No.
24 (Revisi 2004) mengenai
“Akuntansi Imbalan Kerja” yang
mengatur akuntansi dan
pengungkapan atas imbalan kerja
karyawan. Keuntungan dan
kerugian aktuaria diakui sebagai
pendapatan atau beban jika
akumulasi bersih keuntungan dan
kerugian aktuaria yang belum
diakui pada saat akhir periode
pelaporan sebelumnya melebihi
10% dari nilai kini kewajiban
imbalan pasti pada tanggal tersebut.
Biaya jasa lalu yang timbul pada
saat program imbalan pasti
diperkenalkan pertama kali atau
terjadi perubahan-perubahan dalam
kewajiban imbalan kerja program
yang sudah ada diamortisasi sampai
imbalan tersebut telah menjadi hak
karyawan.
Menurut kelompok kami PT.
Hexindo Adiperkasa Tbk
menggunakan program pension
manfaat pasti (Defined Benefit)
karena pada catatan atas laporan
keuangan dijelaskan bahwa pemberi
kerja menetapkan iuran pension
pada awal perkenalan pekerja.
Program pensiun manfaat pasti
(Defined Benefit) mensyaratkan
pemberi kerja untuk membayar
pekerja secara berkala sejumlah
uang yang telah ditentukan
sebelumnya sejak pekerja pensium
sampai pekerja meninggal. Para
pekerja memperoleh iuran
pensiunnya, dimana telah tiba
waktunya para pekerja memperoleh
haknya di saat para pekerja
mencapai usia pensiunnya sesuai
dengan kesepakatan awal antara
pemberi kerja dan pekerja.
Jadi, iuran pension para pekerja
58
tetap setiap tahunnya tidak
bergantung pada kinerja dana
pension karena resiko yang terjadi
dari kinerja dana pension ditanggung
oleh pemberi kerja. Dana pensiun
yang diterima pekerja juga berkala
dan tetap setiap tahunnya.
4.2.4 Analisis Kontijensi
59
60
No Identifikasi Masalah Kesimpulan
1. Pada tanggal 17 Maret 2009,
Perusahaan memperoleh surat
panggilan dari Pengadilan Negeri
Balikpapan mengenai tanah milik
Perusahaan yang terletak di Daerah
Manggar, Batakan, Balikpapan
yang digugat pihak ketiga tertentu
sebagai milik mereka.
Manajemen Perusahaan
berkeyakinan berdasarkan pendapat
dari konsultan hukum, kasus
tersebut tidak akan menimbulkan
potensi kerugian terhadap
Perusahaan karena Perusahaan
telah melakukan pembelian dan
memiliki tanah tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di
Indonesia.
Potensi risiko fiskal timbul dari
beberapa gugatan perdata yang
ditujukan kepada perusahaan.
Gugatan tersebut jika telah
mempunyai kekuatan hukum yang
tepat dapat menyebabkan timbulnya
pengeluaran perusahaan atau
hilangnya kepemilikan aset tanah dan
bangunan karena kepemilikannya
dipersengketakan. Kerugian
Kontijensi ini tidak mempengaruhi
posisi dalam neraca dan laba-rugi
perusahaan,karena kontinjensi ini
tidak menimbulkan kerugian bagi
perusahaan, maka kontijensi tiak
diakui dalam laporan keuangan.
Transaksi kontinjensi terdapat
didalam catatan atas laporan
keuangan (notes) karena
probabilitynya termasuk kategori
remote. Perusahaan diwajibkan
untuk melakukan pencatatan
transaksi yang bersifat kontinjensi ini
pada catatan atas laporan keuangan
4.2.5 Analisis Komitmen
No Identifikasi Masalah Kesimpulan
A Pada bulan mei 1999, prusahaan
mengadakan perjanjian royalti
dengan Hitachi Construction
Manchibery Co., Ltd., Jepang
(HCMJ), pemegang saham. Dalam
perjanjian tersebut HCMJ setuju
untuk memberikan hak lisensi,
informasi teknis dan pelatihan
dalam rangka rekondisi komponen
alat berat. Sebagai imbalannya,
perusahaan diwajibkan membayar
royalty atas lisensi sejumlah 1%
dari penjualan produk tertentu serta
jasa bantuan teknis yang berkaitan
dengan bantuan untuk rekondisi
komponen alat berat tersebut.
Perjanjian tersebut berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2009.
Sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan,
perpanjangan perjanjian masih
Perjanjian atau komitmen yang
dilakukan oleh perusahaan sudah
baik dan sesuai dengan standar
komitmen yang berlaku. Dalam
perjanjian tersebut HCMJ setuju
untuk memberikan hak lisensi,
informasi teknis dan pelatihan dalam
rangka rekondisi komponen alat
berat.
Transaksi komitmen terdapat
didalam catatan atas laporan
keuangan (notes).
61
dalam proses penandatanganan
kedua belah pihak.
C Perusahaan mengadakan perjanjian
jual beli tiga belah pihak dengan
HMAP dan pelanggan tertentu,
dimana perusahaan ditunjuk
sebagai perantara atas penjaualan
alat berat yang dijual HMAP
kepada pelanggan tertentu di
Indonesia. Berdasarka perjanjian,
Perusahaan bertanggung jawab
untuk memberikan jasa perakitan
mesin dan penagihan pembayaran
atas mesin yang dibeli oleh
pelanggan. Sebagai kompensasinya,
perusahaan memperoleh
penghasilan komisi, penghasilan
jasa perakitan dan administrasi dari
HMAP atas jasa penagihan sebesar
persentase tertentu dari harga alat
Dengan adanya perjanjian seperti itu,
perusahaan memperoleh keuntungan
lebih dari penjualan alat berat ke
pihak ketiga, hal tersebut dapat
dilihat dari pencatatan penghasilan
bersih pada laporan laba rugi.
Perusahaan diwajibkan untuk
melakukan pencatatan transaksi ini
pada catatan atas laporan keuangan
62
B Perusahaan mengadakan beberapa
perjanjian distribusi untuk menjual
alat-alat berat jenis tertentu dan
suku cadangnya dengan
perusahaan pemegang lisensi,
antara lain HCMJ, Hitachi
Construction Machinery Asia and
Pacific Pte., Ltd., Singapura
(HMAP), pemegang saham, PT
Hitachi Construction Machinery
Indonesia, pihak hubungan
istimewa. Perjanjian tersebut
umumnya mencakup jangka waktu
antara 1 tahun sampai dengan 3
tahun dan dapat diperpanjang
sesuai dengan persetujuan kedua
belah pihak. Perjanjian tersebut
antara lain mensyaratkan
Perusahaan untuk mencapai target
penjualan tertentu dan memberikan
pelayanan purna jual atas penjualan
alat berat yang telah dilakukan.
Perjanjian atau komitmen yang
dilakukan oleh perusahaan sudah
Kerugian Komitmen ini tidak
mempengaruhi posisi dalam neraca
dan laba-rugi perusahaan,karena
komitmen ini tidak menimbulkan
kerugian bagi perusahaan, karena
peristiwa seperti penandatanganan
kontrak atau penerbitan pesanan
pembelian bukan merupakan
transaksi yang lengkap. Semua
perjanjian atau komitmen harus
mengungkapkan faktor-faktor
penting atas kewajiban perjanjian
atau komitmen, termasuk jumlah,
kondisi dan waktu. maka komitmen
ini tidak diakui dalam laporan
keuangan.
berat tertentu dari harga alat berat
yang dijual dan piutang yang
dicatat sebagai bagian dari akun
"Penghasilan Bersih" dalam laporan
laba rugi
D Perjanjian komisi mengadakan
perjanjian komisi dengan HCMJ,
dimana berdasarkan perjanjian.
Perusahaan akan memperoleh
penghasilan komisi sejumlah
persentase tertentu dari harga jual
produk yang dijual oleh HCMJ
kepada pihak ketiga tertentu di
Indonesia. Sebagai imbalannya,
perusahaan bertanggung jawab
untuk menyediakan jasa teknis
dalam jangka perakitan mesin,
melakukan inspeksi berkala selama
masa garansi dan memberikan
pelatihan kepada pihak ketiga
tertentu. Penghasilan komisi yang
Apabila dilihat dari analisis
komitmen, dapat dinyatakan bahwa
akun “Penghasilan Bersih” dalam
laporan laba rugi tidak perlu dicatat
karena komitmen tidak diakui dalam
laporan keuangan karena peristiwa
seperti penandatanganan kontrak
atau penerbitan pesanan pembelian
(purchase order) bukan merupakan
transaksi yang lengkap. Dalam hal
ini PT hexindo mengadakan
perjanjian komisi dengan HCMJ
serta akan memperoleh penghasilan
komisi dari sejumlah persentase
tertentu dari harga jual produk yang
dijual oleh HCMJ kepada pihak
63
diterima dicatat sebagai bagian dari
akun “Penghasilan Bersih” dalam
laporan laba rugi.
ketiga tertentu di Indonesia. Namun
tidak ditemukan nya faktur
penjualan atau bukti-bukti otentik
yang menjelaskan bahwa Perusahaan
ini telah memperoleh penghasilan
dari perjanjian komisi.
Ditemukannya akun “Penghasilan
Bersih” dalam laporan laba rugi yang
seharusnya tidak ditulis karena tidak
adanya faktur-faktur penjualan atau
bukti-bukti otentik yang menujukkan
bahwa adanya penjualan
64
65
BAB 5KESIMPULAN
5.1 Analisis Keuangan
Menurut analisis keuangan yang sudah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan ini cukup baik dalam beroperasi namun memerlukan dana yang cukup besar
karena bergerak dalam industri alat berat sedangkan perusahaan tidak mempunyai modal
yang cukup sehingga perusahaan harus melakukan pinjaman baik dari bank maupun
pemegang saham yang jumlahnya cukup besar mempengaruhi laporan keuangan
perusahaan ini.
Resiko perusahaan ini juga cukup besar. Namun kreditur tetap berani
meminjamkan dana dengan tingkat bunga yang besar karena laba yang dihasilkan
perusahaan juga baik.
5.2 Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi (accounting analysis) atau evaluasi akuntansi perusahaan PT.
Hexindo Adiperkasa Tbk dalam keadaan yang mencerminkan realitas ekonomi. Karena
tidak ditemukannya dua masalah akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan yaitu :
Pertama, ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan
(comparability problem).
Kedua, pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi
laporan keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan
penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya.
66