analisis prosedur transaksi dan evaluasi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PROSEDUR TRANSAKSI DAN EVALUASI
PELAYANAN SIMPANAN MUDHARABAH DI BMT AMANAH
UMMAH SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat –Syarat
Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
M. TAUFIQ MUWARDI L NIM F 3607068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO
M. TAUFIQ MUWARDI L
NIM F3607068
Dalam upaya pemberdayaan ekonomi sektor riil, terutama pada sektor Usaha
Mikro Kecil dan Menengah, BMT memfasilitasi para pelaku usaha dengan pemberian tambahan modal melalui produk Pembiayaan Mudharabah. Pemberian fasilitas Pembiayaan Mudharabah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, yakni untuk peningkatan usaha. Dalam pemberian pinjaman tersebut BMT mempunyai suatu sistem operasi tersendiri apakah pembiayaan itu layak diterima atau tidak. Produk-produk pembiayaan BMT berupa Pembiayaan Mudharabah mampu memberikan alternative solusi bagi para pengusaha dalam memanfaatkannya.
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui diskripsi umum tentang BMT Amanah Ummah Sukoharjo. Selain itu juga untuk mengetahui prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah dan Evaluasi Sistem dan prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo. Ruang lingkup penelitian ini mencakup diskripsi umum tentang BMT Amanah Ummah Sukoharjo, prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah dan Evaluasi Pelayanan serta prosedur pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Mengumpulkan dan mengorganisir data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan pembiayaan, wawancara langsung dengan karyawan. Metode pembahasan yang digunakan oleh peneliti adalah model pembahasan Deskriptif yaitu pembahasan menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sistem dan prosedur terhadap Praktik Pemberian Pembiayaan Mudharabah.
Hasil penelitian ini akan dibahas khusus apa saja Sistem dan Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah dan Evaluasi Sistem dan Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Amanah Ummah Sukoharjo. Hal ini bertujuan supaya BMT Amanah Ummah dapat lebih bijak dalam pengambilan kebijakan intern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul :
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO
Surakarta, Juli 2010
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
Ariyanto Adhi Nugroho, SE
NIP. 360800002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Tugas Akhir:
Johadi, SE ( )
NIP. 360700002 Penguji
Ariyanto Adhi Nugroho, SE ( )
NIP. 360800002 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Motto
Sesunguhnya, Allah menyukai jika seorang diantara kalian mengerjakan sesuatu perbuatan, lalu dia menyempurnakannya.
(HR. Baihaqi)
Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(QS. Alam Nasrah: 7)
Kita bisa memiliki apa yang kita inginkan, tetapi kita mesti memperjuangkan agar bisa menikmatinya dengan layak.
- Gabriel Marquez -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk:
1. Allah Swt dan Habiballah Muhammad SAW.
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta.
3. Teman-teman Kuliah D3 Keuangan Perbankan
Angkatan 2007.
4. Seluruh Karyawan BMT AMANAH UMMAH
SUKOHARJO.
5. Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Syukur tiada putus penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, juga Shalawat serta
Salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar, Sayyidina Rasulullah
Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir di BMT
Amanah Ummah Sukoharjo.
Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak
sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari
relung kalbu yang paling dalam, sudah sepantasnya penulis menghaturkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Nurul Istiqomah S.E.,M.Si, selaku Ketua Prodi Diploma III Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ariyanto Adhi Nugroho, SE, selaku Dosen Pembimbing Penulisan Tugas
Akhir.
4. Faisal Abdul Haris, S.E, selaku Manajer Utama BMT Amanah Ummah
Sukoharjo.
5. Yuliasih Sulistyaningrum, S.E dan segenap Karyawan BMT Amanah Ummah
Sukoharjo atas bantuan dalam penulis merampungkan Tugas Akhir ini.
6. Ayahanda, Ibunda, dua adik tercinta (Latif & Fina) serta Keluarga besar kami
terima kasih atas segala do’a, cinta, motivasi dan materi.
7. Dosen dan karyawan Prodi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan Ilmu,
pengetahuan dan pengalaman bermanfaat bagi kami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Teman-teman kuliah Prodi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007, Terima kasih
atas persahabatan yang kalian berikan, semoga ikatan silaturrahim kita tetap
terjaga.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penulisan Tugas
Akhir ini baik bantuan yang bersifat fisik maupun spiritual, dan ijinkan penulis
menyebut nama mereka satu demi satu di dalam hati saja.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan hati
terbuka demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga sebuah karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Wallahul muwafiq ila atwamith thoriq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
1
5
5
6
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem dan prosedur
B. Baitul Maal Wattamwil
C. Pembiayaan Syariah
8
10
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian
1. Sejarah BMT Amanah Ummah
2. Visi, Misi dan Moto BMT Amanah Ummah
3. Jenis-Jenis Produk BMT Amanah Ummah
B. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah
2. Personalia
3. Job Description
C. Aktivitas Magang
1. Lokasi
2. Periode Magang
3. Jadwal
4. Perincian Kegiatan Magang
D. Pembahasan
1. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mudharabah
pada BMT Amanah Ummah
2. Syarat dan prosedur yang diterapkan BMT Amanah Ummah
3. Hasil Analisis
47
47
49
50
63
64
65
68
74
74
74
75
76
76
76
8892
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
94
95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
97
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil 55
Tabel 3.2 Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil Tanpa Uang Muka Pada
Simpanan Haji Mabrur
57
Tabel 3.3 Proyeksi Simpanan dan Bagi Hasil Dengan Uang Muka
Pada Simpanan Haji Mabrur
57
Tabel 3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana Berdasarkan Produk
Tahun 2008-2009
62
Tabel 3.5 Sumber Dana Anggota dan Pihak Ketiga Tahun 2006-2009 62
Tabel 3.6 Susunan Pengurus BMT Amanah Ummah tahun 2009 65
Tabel 3.7 Dewan Pegawas 66
Tabel 3.8 Jumlah, Jabatan dan Status Karyawan 67
Tabel 3.9 Kondisi SDM BMT Amanah Ummah Tahun 2009-2010 74
Tabel 3.10 Kegiatan Magang 19 April - 14 Mei 2010 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMT 10
Gambar 2.2 Bagan alur penyaluran dana UJKS Koperasi Syariah 16
Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Mudharabah 24
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah ......................... 64
Gambar 3.2 Diagram Pembiayaan 86
Gambar 3.3 Mekanisme Pembiayaan 87
Gambar 3.4 Aqad SKHMT/APHT/FIDUSIA 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Magang
Lampiran 3 Surat Ijin Magang
Lampiran 4 Surat Tugas Magang
Lampiran 5 Laporan Kunjungan - Magang Mahasiswa
Lampiran 6 Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah
Lampiran 7 Lembar Permohonan Pembiayaan
Lampiran 8 Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat dan kesediaan Menjaminkan
Lampiran 9 Aqad Pembiayaan Mudharabah
Lampiran 10 Tanda Terima Jaminan Sertifikat
Lampiran 11 Slip Penarikan dan Slip Setoran
Lampiran 12 Realisasi Pembiayaan
Lampiran 13 Laporan Neraca per 31 Desember 2008
dan Laporan Neraca per 31 Desember 2009
Lampiran 14 Laporan Perhitungan Hasil Usaha per 31 Desember 2008
Lampiran 15 Laporan Perubahan Kekayaaan Bersih per 31 Desember 2009
Lampiran 16 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam
perekonomian masyarakat modern. Di dalam sistem ekonomi suatu Negara,
uang dan perbankan memiliki peranan penting. Jika kita ingin menguasai
secara total perekonomian suatu negara maka harus menguasai sistem
perbankannya. Jadi, antara uang dan perbankan tidak dipungkiri lagi
merupakan suatu sistem yang penting dalam perekonomian suatu Negara.
Semangat untuk bermuamalah sesuai Syari’at Islam sedikit banyak
mempengaruhi lahirnya perbankan dengan konsep syariah, dimana pada
setiap transaksinya diharamkan atas riba, gharar, dan maysir. Bank syariah
lahir sebagai salah satu solusi alternative terhadap haramnya riba atau bunga
bank. Bank syariah lahir atas kegelisahan umat islam terhadap persoalan riba,
sekitar tahun 90-an tepatnya setelah Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992
yang kemudian direvisi dengan UU No. 10 Tahun 1998, dengan tegas
mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank dengan bagi hasil atau Bank
Syariah.
Diantara lembaga keuangan yang beroperasi dengan sistem bagi hasil
saat ini adalah Bank Syariah, Asuransi Syariah, Pasar Uang Syariah, Pasar
Modal Syariah, Pegadaian Syariah, dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kehadiran BMT Syariah ini, diharapkan dapat mematahkan asumsi
masyarakat yang masih menganggap bahwa hanya orang kaya saja yang
dapat menabung di bank. Hadirnya lembaga keuangan ini diharapkan mampu
menjangkau masyarakat paling bawah, dimana para pelaku usaha di
Indonesia ini lebih banyak dari pelaku usaha sektor menengah ke bawah
daripada pelaku usaha dengan lingkup yang besar. Tujuan dari penggagasnya
adalah untuk menampung dana yang begitu besar dan kemudian menyalurkan
kembali kepada pengusaha menengah dan kecil.
Peran lembaga keuangan BMT dalam pembangunan ekonomi nasional
adalah dengan lebih memberikan kesempatan dan perhatian lebih terhadap
pelaku usaha skala kecil dan menengah di pedesaan. Disamping itu juga
untuk menghindari masyarakat dari jeratan lintah darat dengan suku bunga
yang tinggi. Keberadan BMT Syariah ini diharapkan menjadi mitra
masyarakat dalam mencapai perekonomian yang lebih baik. Larangan riba
pada setiap kali bertransaksi, prinsip kemitraan pada setiap aktifitas bisnis,
dengan dasar kesetaraan, keadilan dan kejujuran, mencari keuntungan yang
barokah, pembinaan manajemen keuangan pada masyarakat,
mengembangkan kompetisi yang sehat, menghidupkan lembaga zakat dan
pembentukan ukhuwah islamiyah, serta bermuamalah sesuai dengan Syari’at
Islam,telah membuat BMT dikenal dan diterima masyarakat luas. Melalui
inovasi produknya BMT menawarkan beberapa bentuk layanan yang dapat
memberikan rasa aman kepada mitra usaha, karena BMT mampu
menghindarkan mitra usaha dari keraguan akan bunga bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Manusia sebagai Homo Economicus selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya yang tak terbatas. Dan kebutuhan manusia itu semakin
berkembang, sedangkan kemampuan untuk mencapai kebutuhan itu teramat
terbatas. Atas dasar itulah manusia dalam usaha mencukupi kebutuhan
ekonominya memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal
manusia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk
meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang,
manusia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan.
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi sektor riil, terutama pada sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah, BMT memfasilitasi para pelaku usaha
dengan pemberian tambahan modal melalui produk pembiayaan
mudharabah. Pemberian fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi, dalam arti luas, yakni untuk peningkatan
usaha. Dalam pemberian pinjaman tersebut BMT mempunyai suatu sistem
operasi tersendiri apakah pembiayaan itu layak diterima atau tidak. Produk-
produk pembiayaan BMT cukup variatif, sehingga mampu memberikan
alternative solusi bagi para pengusaha dalam memanfaatkannya.
Sebagai Lembaga Intermediasi, penghimpun dan penyalur dana kepada
masyarakat tentunya masing-masing BMT mempunyai standar sistem
pemberian pembiayaan yang pasti berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Kualitas pelayanan prima baru-baru ini yang diterapkan oleh hampir
semua lembaga Intermediasi Keuangan dalam pemberian tambahan modal,
menjadikan BMT selalu berlomba untuk memberi pelayanan yang terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kepada anggotanya. Pelayanan yang baik tentunya akan berpengaruh pada
tingkat kesetiaan anggota BMT dan apabila reputasi pelayanan prima BMT
terhadap anggota mengenai permohonan pembiayaan maka tidak dipungkiri
jumlah anggota BMT akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Bagian dari Pelayanan Prima tidak terlepas dari kinerja sistem
pemberian pembiayaan yang diterapkan oleh BMT. Untuk itu BMT juga
harus bertanggung jawab secara moral dalam sistem pemberian pembiayaan.
Dalam sistem pemberian pembiayaan mencakup, adanya kelengkapan
dokumen, adanya jaminan pembiayaan, dilakukannya survei tanpa terkecuali
bagi setiap pengajuan pembiayaan, persyaratan yang diberikan BMT jika
anggota atau masyarakat menginginkan tambahan dana baik untuk konsumtif
atau produktif harus benar-benar diterapkan, tidak hanya karena BMT ingin
mencapai target pencairan pembiayaan saja kemudian pihak BMT
mengesampingkan hal-hal yang menjadi tahap dan prasyarat pemberian
pembiayaan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan sistem
dan prosedur yang diterapkan sudah sesuai dengan cita-cita BMT dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil, pelaku usaha mikro
kaitannya dengan pelaksanan tahap dan prasyarat pembiayaan yang
diterapkan pada BMT tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memutuskan untuk
menyusun penelitian dengan judul : “ EVALUASI SISTEM
PEMBERIAN KREDIT MUDHARABAH PADA BMT
AMANAH UMMAH SUKOHARJO”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana alur dan prosedur pemberian kredit Mudharabah pada BMT
Amanah Ummah?
2. Apakah unsur-unsur sistem pengendalian dan prosedur yang diterapkan
dalam pemberian kredit mudharabah sudah sesuai dengan standar yang
berlaku?
III. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat pada system pengendalian
intern yang diterapkan dalam pemberian Pembiayaan Mudharabah KJKS
(Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah) BMT Amanah Ummah.
2. Mengevaluasi sistem dan prosedur pemberian kredit mudharabah pada
BMT Amanah Ummah.
IV. Manfaat Penelitian
1. Bagi obyek Penelitian
Membantu perusahaan dalam mengambil kebijakan dalam hal
pembiayaan dan sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam
permohonan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat membantu peneliti dalam memperoleh
pemahaman yang jelas mengenai sistem dan prosedur kredit pada BMT
Amanah Ummah.
3. Bagi pihak luas
Tulisan ini kiranya dapat dijadikan pembanding dan referensi
untuk penyelesaian kasus yang sama.
V. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor pusat BMT Amanah Ummah yang
beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 292, Gumpang, Sukoharjo.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk melaksanakan
penelitian pada BMT, penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung pada obyek atau lokasi penelitian
yang berhubungan dengan topik pembahasan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
dengan karyawan BMT Amanah Ummah tentang hal-hal yang
berhubungan bidang yang diteliti dalam Tugas Akhir ini.
c. Dokumentasi
Mengumpulkan dan mengorganisir data primer dan data
sekunder yang berhubungan dengan kredit. Data-data yang di
dokumentasikan antara lain SOP, struktur organisasi dan lain-lain.
3. Analisis Data
Menggunakan analisis data deskriptif dengan penjelasan
perbandingan antara sistem dan prosedur pembiayaan pada obyek
penelitian dengan standard umum yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Sistem dan Prosedur
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem adalah suatu jaringan yang di buat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahan. (Mulyadi, 2004)
a. Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
oraganisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. (Mulyadi, 2001)
Widjajanto (2001:18) mengartikan sistem pengendalian intern adalah
suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta
semua metode dan ukuran yang diterapkan perusahaan dengan tujuan
sebagai berikut:
1) Mengamankan aktifasi perusahaan
2) Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
3) Meningkatkan efisiensi, dan
4) Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap
jajaran organisasi
b. Unsur sistem Pengendalian intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut ini:
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan secara
berulang-ulang (Mulyadi, 2010). Sedangkan Cecil Gillisepie dalam Zaki
Baridwan (190: 3) mengartikan prosedur sebagai “suatu urut-urutan
pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”
Dari definisi diatas dapat dambil kesimpulan bahwa suatu system
terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis,
menggandakan, menghitung, member kode, mendaftar, memilih/
mensortasi, meminfah, dan membandingkan yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menurut Mulyono (1990: 310), jaringan prosedur pemberian kredit
dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
Gambar 2.1
Prosedur Pemberian Kredit
Baitul Maal Wattamwil
1. Sejarah Koperasi Syari’ah di Indonesia
Koperasi Syari’ah atau lebih banyak dikenal orang dengan sebutan
BMT (Baitul Maal Wattamwil) pertama kali di pelopori oleh BMT Bina
Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi solusi
ekonomi bagi perekonomian mikro. Menurut pendapat Saifudin A Rasyid :
“BMT adalah kelompok swadaya masyarakat yang berupaya
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi
hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dalam
upaya pengentasan kemiskinan.”
Meskipun pada mulanya adalah KSM Syari’ah (Kelompok Swadaya
Masyarakat berlandaskan Syari’ah) namun memiliki kinerja layaknya
Prosedur permohonan kredit
Prosedur analisis kredit
Prosedur putusan kredit
Prosedur pencairan kredit
Prosedur pengawasan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
sebuah bank. Diklasifikannya BMT sebagai KSM pada saat itu adalah
untuk menghindaari jeratan hukum sebagai bank gelap dan adanya
program PHBK Bank Indonesia (Pola Hubungan Kerjasama antara Bank
dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) hasil kerjasama Bank Indonesia
dengan GTZ sebuah LSM dari Jerman.
Dengan adanya undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk
penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan
dalam bentuk kredit harus berbentuk Bank. Maka munculah beberapa
LPSM (Lembaga Pengembangan Swadya Masyarakat) yang memayungi
KSM BMT. Mereka turut membantu mengembangkan sistem
perekonomian Indonesia melalui perannya dengan cara memfasilitasi
bantuan dana pembiayaan oleh BMI (Bank Muamalat Indoneisa) yang
merupakan satu-satunya Bank Umum Syari’ah pada saat itu.
Menilik pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan
bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan, maka tidak heran muncul lembaga-
lembaga yang turut membantu pemrintah dalam hal pengembangan
perekonomian Indonesia. Pasal ini menjelaskan kemakmuran masyarakat
sangat diutamakan, bukan kemakmuran orang perseorangan dan bentuk
usaha seperti itu yang tepat adalah Koperasi. Koperasi didasarkan atas asas
Gotong Royong. yang artinya bahwa peranan masyarakat maupun
lembaga masyarakat harus tetap dilibatkan. Atas dasar pertimbangan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
maka disahkan Undang-undang RI Nomor 25 tahun 1992 pada tanggal 12
oktober 1992 “Tentang perkoperasian” oleh Presiden Soeharto.
BMT yang memilik basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah
yang sama “Dari Anggota, Oleh Anggota, Untuk Anggota” maka
berdasarkan Undang-undang RI tahun 1993 tersebut berhak menggunakan
hukum koperasi, letak perbedaanya dengan koperasi konvensional
(nonsyari’ah) salah satunya terletak pada teknis operasionalnya saja,
Koperasi Syari’ah mengharamkan bunga dan mengusung etika moral
dengan melihat kaidah halal dalam melakukan usahanya.
Pada tahun 1994, berdiri forum komunikasi (FORKOM) BMT se-
Jabotabek yang beranggotakan BMT-BMT di Jakarta, Bogor, Tangerang
dan Bekasi. Sejak tahun 1995 dalam pertemuan bulanan, forum tersebut
berwacana menggagas sebuah payung hukum bagi anggotanya, maka
tercetuslah ide pemikiran BMT dengan badan hukum Koperasi, kendati
badan hukum yang dikenakan masih terbatas menggunakan jenis Badan
hukum Koperasi Karyawan Yayasan atau unit dari KUD. Pada tahun 1998,
dari hasil beberapa pertemuan FORKOM BMT yang anggotanya sudah
berbadan hukum koperasi terjadi sebuah kesepakatan untuk pendirian
sebuah koperasi sekunder yakni Koperasi Syari’ah Indonesia (KOSINDO)
pada tahun 1998, sebuah Koperasi Sekunder dengan keputusan Menteri
Koperasi, Pengusaha Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor
082/BH/M.I/XI/1989, yang diketuai DR. H. Ahmat Hatta, MA yang
beranggotakan 30 BMT berbadan hukum Koperasi Primer yang tersebar di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Jakarta, Jawa Barat, dan Lampung. Dan yang terakhir adalah Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No:
24/Per/M.KUKM/2007, “Petunjuk Teknis Program Perkuatan Permodalan
bagi Koperasi Fungsional.”
Prinsip operasional koperasi secara umum tidak menyimpang dari
sudut pandang syari’ah yaitu prinsip gotong royong (ta’awun alal birri)
dan bersifat kolektif (berjamaah) dalam membangun kemandirian hidup.
Dengan adanya hubungan semacam ini, maka perlu adanya proses
internalisasi terhadap pola pemikiran, tata cara pengelolaan, produk-
produk yang diberikan, dan hukum yang diberlakukan harus berlandaskan
Syari’ah. Koperasi Syari’ah merupakan sebuah konversi dari koperasi
konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syari’at Islam dan
peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah SAW dan para
sahabatnya.
Dasar dari konsep operasional Koperasi Syari’ah menggunakan
akad Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara
bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan
kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam
kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling
menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban.
Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah (Syuro)
sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan
seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
“…….Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat
siksaannya”. (QS. Al Maidah : 2)
2. Badan Hukum BMT
BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) atau berbentuk Koperasi.
a. Dalam bentuk KSM
Bila BMT didirikan dalam bentuk KSM, maka BMT akan
mendapat sertifikasi operasi dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK) yang mendapat pengakuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai
lembaga pengembangan swadaya masyarakat yang mendukung program
hubungan bank dengan KSM. KSM juga dapat berfungsi sebagai
prakoperasi dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu supaya BMT
bisa menjadi koperasi BMT. Bila para pengurus siap untuk mengelola
BMT dengan baik dengan badan hukum koperasi, maka BMT dapat
dikembangkan dengan badan hukum koperasi.
b. Dalam bentuk Koperasi
Bila pada awal pendirian telah ada kesiapan, maka BMT langsung
didirikan dengan Badan Hukum Koperasi. Dalam hal ini ada beberapa
alternatif (pilihan) yang bisa diambil :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Sebagai Koperasi Serba Usaha untuk perkotaan
2) Sebagai Koperasi Unit Desa (KUD), dengan ketentuan yang
diatur oleh Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil tanggal 20
Maret 1995, dimana :
a) Bila di suatu wilayah telah ada KUD dan berjalan dengan
baik, maka BMT dapat menjadi Unit Usaha Otonom (U2O)
atau Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Bila KUD tersebut
belum berfungsi dengan baik, maka KUD tersebut dapat
difungsikan sebagai BMT. Dan pengurus dipilih dalam suatu
rapat anggota.
b) Bila mana di daerah tersebut belum ada KUD, maka dapat
Didirikan KUD BMT. Dalam pendirian KUD diperlukan
minimal 20 orang anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Struktur Organisasi dan Job deskripsi
Adapun Struktur Organisasi BMT dapat dilihat Gambar berikut
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BMT
Sedangkan job deskripsi masing-masing struktur dijelaskan sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
.Rapat Anggota Tahunan mempunyai kewenangan/kekuasaan
tertinggi di dalam BMT. RAT memiliki tugas sebagai berikut :
1) RAT bertugas menetapkan AD dan ART BMT termasuk bila
ada perubahan.
2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan
usaha BMT
Manajer Unit Jasa Keuangan Syari’ah
Manajer Unit Sektor Riil
Pengurus
RAT
Ketua Dewan Syari’ah Dewan Pengawas
Sekertaris Bendahara
Manajer BMT
Operasional
Marketing
Perdagangan
Produksi Jasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Mengangkat Pengurus dan dewan syari’ah BMT setiap periode.
Juga dapat memberhentikan pengurus bila melanggar ketentuan-
ketentuan BMT.
4) Menetapkan Rencana Kerja, anggaran pendapatan dan belanja
BMT serta pengesahan laporan keuangan.
5) Melakukan pembagian Sisa Hasil Usaha
6) Penggabungan, peleburan dan pembubaran BMT.
b. Dewan Syari’ah
Dewan Pengawas Syari’ah berwenang melakukan pengawasan
penerapan konsep syari’ah dalam operasional BMT dan memberikan
nasehat dalam bidang syari’ah. Adapun tugas dari Dewan ini adalah :
1) Membuat pedoman syari’ah dari setiap produk pengerahan
dana maupun produk pembiayaan BMT.
2) Mengawasi penerapan konsep syari’ah dalam seluruh kegiatan
operasional BMT.
3) Melakukan pembinaan/konsultasi dalam bidang syari’ah bagi
pengurus, pengelola dan atau anggota BMT.
4) Bersama dengan dewan pengawas syari’ah BPRS dan ulama
/intelektual yang lain mengadakan pengkajian terhadap
kemungkinan perkembangan produk-produk BMT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas dalam Koperasi Syari’ah memilik dua badan
Pengawasan yang terdiri atas :
1) Pengawasan pertama disebut Dewan Pengawas Syari’ah
(DPS). Dewan pengawas Syari’ah melakukan fungsinya
dengan memberikan fatwa kehalalan suatu produk yang
dikeluarkan Koperasi Syari’ah sekaligus mengawasi
jalannya produk tersebut yang dilakukan oleh pengelola
sesuai dengan fatwa-fatwa Dewan Syari’ah Nasional
(DSN). Bagi Unit Jasa Keuangan Syari’ah, DPS melakukan
pengawasan tentang transaksi pembiayaan serta akad yang
ddipakai oleh pengeloala UJKS kepada anggota/
masyarakat. Sedangkan bagi Unit Sektor Riil, DPS lebih
menekankan pada kehalalan produk yang dihasilkan dan
yang dijual baik jenis barangnya maupun timbangan /
takarannya.
2) Pengawasan kedua disebut dengan Dewan Pengawaan
Operasional. Pengawas Operasional melakukan tugas
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan Koperasi Syari’ah. Membuat laporan tertulis
tentang hasil pengawasannya berdasarkan hasil
penelitiannya atas catatan yang ada pada Koperasi Syari’ah
dansegala keterangan yang didapat dari pihak pengelola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dewan Pengawas dipiih berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya dan diusulkan oleh pegurus dalam rapat
anggota.
d. Pengurus
Pengurus memiliki wewenang sebagai berikut :
1) Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
BMT.
2) Mewakili BMT di hadapan dan di luar Pengadilan
3) Memutuskan menerima dan pengelolaan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam
anggaran dasar.
4) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan
kemanfaatan BMT sesuai dengan tanggung jawabnya dan dan
keputusan musyawarah anggota.
Adapun tugas dari pengurus adalah :
1) Memimpin organisasi dan usaha BMT.
2) Membuat rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja BMT.
3) Menyelenggarakan rapat anggota pengurus
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas pada rapat umum anggota.
5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris serta
administrasi anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e. Manajer BMT
Manejer BMT memimpin jalannya BMT sehingga sesuai dengan
perencanaan, tujuan lembaga dan sesuai kebijakan umum yang telah di
gariskan oleh dewan pengawas syari’ah. Adapun tugasnya adalah :
1) Membuat rencana pemasaran, pembiayaan, operasional dan
keuangan secara periodik
2) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum
yang digariskan oleh dewan pengurus syaria’ah.
3) Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh
staffnya.
4) Membuat laporan pembiayaan baru, perkembangan
pembiayaan dana, rugi laba secara periodik kepada dewan
pengawas syari’ah.
5) Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh
staffnya.
6) Membuat laporan periodik kepada manejer berupa :
a) Laporan penyuluhan dan konsultasi
b) Laporan perkembangan penerimaan ZIS
c) Laporan Keuangan
f. Manajer Unit Jasa Keuangan
Manajer Unit Jasa Keuangan Mempunyai 2 staff dan masing
masing staff memiliki tugas masing-masing.
1) Staff Operation, terdiri atas Petugas teller dan Petugas Akuntan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Staff Marketing, terdiri atas Petugas penghimpunan dana dan
petugas pembiayaan.
g. Manajer unit sektor riil
Manajer unit sektor riil mempunyai 3 staff yaitu:
1) Sektor Pedagangan
2) Sektor Jasa
3) Sektor Industri/ Produksi
7. Penghimpunan dan Penyaluran Dana
a. Jasa Simpanan
Jasa Simpanan yang merupakan produk BMT memiliki keragaman
sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang di miliki simpanan
tersebut yang juga di sebut tabungan.
Ada beberapa jenis tabungan (simpanan)
1) Tabungan Wadi’ah
Tabungan atau simpanan dengan prinsip wadi’ah adalah titipan
dana yang setiap waktu dapat ditarik pemiliknya.
2) Tabungan Mudharabah
Tabungan atau simpanan dengan prinsip mudharabah, yakni dana
tersebut dipercayakan oleh pemilik kepada BMT untuk digunakan
untuk tujuan/usaha yang menguntungkan, namun secara implisit
pemilik dana bersedia menanggung kerugian selama BMT tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dapat menutupi kerugian dengan cara lain. Pemilik mendapatkan
bagian bagi hasil dari modal tersebut sesuai dengan kesepakatan.
Produk simpanan ini bisa bermacam-macam antara lain :
Simpanan Mudharabah biasa, Haji, nikah dst.
b. Pembiayaan
Kegiatan pembiayaan adalah upaya BMT dalam membiayai usaha-
usaha yang dilakukan oleh anggota sesuai dengan kebutuhan usaha
tersebut. Pembiayaan dapat berbentuk :
1) Mudharabah : bagi hasil
2) Musyarakah : bagi hasil besyarikat
3) Murabahah : pemilikan barang jatuh tempo
4) Bai’u Bithaman Ajil : pemilikan barang cicilan.
5) Al Qardhul hasan: pinjaman lunak.
Guna memperkecil risiko pemberian pembiayaan terdapat prinsip
yang harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan secara
sehat. Secara umum prinsip-prinsip pembiayaan adalah sebagai berikut:
1) Character
2) Capacity.
3) Capital
4) Collateral
5) Condition of Economy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Jasa-jasa
Disamping produk kerja sama dan jual beli, Koperasi Syari’ah juga
dapat melakukan Kegiatan jasa layanan antara lain:
1) Jasa Al Ijaroh (Sewa)
2) Jasa Wadi’ah (Titipan)
3) Hawalah (Anjak Piutang)
4) Rahn (Gadai)
5) Wakalah (Perwakilan)
6) Kafalah (Penjaminan)
7) Qard (Pinjaman Lunak)
Pembiayaan Syari’ah
1. Penyaluran Dana UJKS
a. Definisi Penyaluran Dana
Penyaluran dana dalam Usaha Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS)
adalah suatu transaksi dana kepada anggota/ calon anggota yang tidak
termasuk bertentangan dengan syari’at Islam, juga tidak termasuk jenis
penyaluran dana yang dilarang secara hukum positif.
Penyaluran dana memiliki fungsi :
1) Meningkatkan daya guna, peredaran dan lalu lintas uang
anggota/ calon anggota Koperasi Syari’ah.
2) Meningkatkan aktifitas investasi Koperasi Syari’ah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Sebagai Sumber pendapatan terbesar Koperasi Syari’ah.
b. Kebijaksanaan penyaluran dana
UJKS dalam mengelola dana anggota Koperasi Syari’ah harus
memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah, oleh
karenanya, dalam proses penyaluran secara sehat dan benar serta prosedur
komite persetujuan, dokumentasi dan administrasi serta pengawasan
penyaluran dana.
Gambar 2.2 Bagan alur penyaluran dana UJKS Koperasi Syari’ah
2. Pengertian Akad dalam Transaksi Syari’ah
Kontrak atau Akad dalam bahasa arab adalah ‘uqud jamak dari
‘aqd, yang secara bahasa artinya, mengikat, bergabung, mengunci,
menahan, atau dengan kata lain membuat suatu perjanjian. Di dalam
Ketua DPS
Direktur
Manajer UJKS
Petugas Pembiayaan
Teller/ Kasir Accounting
Anggota/ Calon
Simpanan Berjangka (Mudharabah)
Investasi terikat/ Investasi tidak terikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hukum Islam, aqd artinya: “gabungan atau penyatuan dari penawaran
(Ijab) dan penerimaan (qabul)” yang sah sesuai dengan hukum Islam.
Ijab adalah penawaran dari pihak pertama, sedangkan qabul
adalah penerimaan dari penawaran yang disebutkan oleh pihak pertama.
Akad Mudharabah adalah perjanjian antara dua pihak yang
berbisnis/berinvestasi, dimana satu pihak sebagai pemilik modal
(shahibul maal) dan pihak lainnya sebagai pengelola bisnis (mudharib).
Dalam akad Mudharabah secara baku sudah ditetapkan hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Akad harus disepakati di muka sebelum
kerjasama bisnis/investasi dimulai.
Ada tiga rukun akad yaitu dua pihak mengadakan transaksi, objek
transaksi dan sighah/ pernyataan resmi adanya transaksi. Dua belah pihak
yang mengadakan transaksi adalah dua pihak yang secara langsung
menangani sebuah transaksi Adapun ketiga rukun akad itu adalah:
a. Dua Pihak yang melakukan Transaksi
Dua pihak yang mengadakan transaksi adalah dua pihak yang
secara langsung menanganai sebuah transaksi. Agar sebuah akad atau
transaksi itu sah maka pihak yang mengadakan transaksi haruslah
orang yang dalam sudut panrang fiqh memiliki kapasitas untuk
melakukan transaksi.
Dalam sudut pandang fiqh, orang yang memiliki kapasitas untuk
mengadakan transaksi adalah orang-orang yang memenuhi kriteria
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Pertama, rusyd yaitu kemampuan untuk membelanjakan harta
dengan baik. Kemampuan ini dimiliki oleh orang yang baligh, bukan
anak kecil, dan berakal, bukan orang gila. Disamping itu orang
tersebut juga tidak sedang di-hajr. Hajr dalam hal ini adalah hukuman
yang ditetapkan oleh hakim terhadap seseorang berupa tidak boleh
mengadakan transaksi. Hal ini disebabkan orang tersebut sedang
terlilit hutang atau dinilai tidak bisa memegang uang dengan baik.
Kedua, tidak dipaksa. Oleh karena itu transaksi yang diadakan
oleh orang dalam kondisi dipaksa itu tidak sah kecuali jika pemaksaan
yang dilakukan dalam hal ini memeang bias dibenarkan secara hukum
syari’at. Contohnya adalah penghutang yang menunda-nunda untuk
melunasi hutangnya tanpa alasan atau orang yang pailit dipaksa oleh
pihak pengadilan untuk menjual hartanya dalam rangka melunasi
hutang yang menjadi kewajibannya.
Sebuah transaksi itu bersifat mengikat yaitu tidak bisalagi
dibatalkan jika tidak mengandung khiyar. Khiyar adalah hak yang
dimiliki oleh kedua belah pihak yang mengadakan transaksi untuk
melanjutkan transaksi ataukah membatalkannya.
b. Objek Transaksi
Yang dimaksud objek transaksi adalah semisal barang yang
hendak diperjual-belikan dalam transaksi jual beli dan barang yang
hendak disewakan oleh dua belah pihak yang hendak mengadakan
transaksi sewa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Agar sebuah transaksi sah maka objek transaksi harus memenuhi
kriteria sebagai berikut ini:
1) Barang tersebut adalah barang yang suci (bukan najis) atau
terkena najis namun masih memungkinkan untuk
dibersihkan. Oleh karena itu, transaksi dengan objek benda
najis semisal bangkai tidaklah sah. Demikian pula, jika benda
tersebut berlumuran najis dan tidak mungkin untuk
dibersihkan.
2) Benda tersebut bisa dimanfaatkan dengan pemanfaatan yang
diizinkan oleh syariat. Bisa dimanfaatkan dengan
pemanfaatan yang diizinkan oleh syariat adalah asas untuk
menilai suatu benda itu termasuk harta ataukah tidak
memiliki nilai ataukah tidak. Oleh karena itu benda-benda
yang tidak ada manfaatnya semisal benda-benda remeh yang
tidak dilirik orang tidaklah sah jika dijadikan sebagai objek
transaksi. Demikian pula, jika manfaat benda tersebut adalah
manfaat yang haram semisal manfaat yang terkadung pada
khamr dan semacamnya tidaklah sah dijadikan sebagai objek
transaksi. Namun perlu diingat baik-baik bahwa status suatu
benda bisa dimanfaatkan ataukah tidak itu bisa berubah-ubah
sesuai dengan perubahan zaman dan tempat. Di masa silam
barang rongsokan termasuk kategori benda tidak bernilai
sehingga tidak sah jika dijadikan sebagai objek transaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Sedangkan sekarang barang rongsokan termasuk benda yang
memiliki nilai jual.
3) Bisa diserahkan. Oleh karenanya, benda yang tidak ada
tidaklah dijadikan objek transaksi. Demikian pula benda yang
ada namun tidak bisa diserahkan. Benda-benda ini termasuk
tidak sah dijadikan sebagai objek transaksi karena
mengandung unsur gharar (ketidakjelasan). Sedangkan setiap
transaksi yang mengandung gharar itu dilarang menurut
syari’ah.
4) Telah dimiliki dengan sempurna oleh orang yang mengadakan
transaksi. Karenanya, benda yang tidak bisa dimiliki tidaklah
sah dijadikan sebagai objek transaksi.
5) Benda tersebut diketahui dengan jelas oleh orang yang
mengadakan transaksi dalam transaksi langsung. Jadi dalam
jual beli langsung, benda yang menjadi objek transaksi
disyaratkan bendanya telah diketahui secara jelas semisal jual
beli mobil tertentu atau rumah tertentu.
Jika persyaratan diatas telah terpenuhi maka
transaksi pada objek tersebut bersifat mengikat (tidak bisa
dibatalkan) jika tidak ada pada benda objek tansaksi hal-hal
yang menyebabkan munculnya hak khiyar semisal cacat
barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Shigah
Shighah adalah ungkapan yang digunakan oleh pihak yang
mengadakan transaksi untuk mengekspresikan keinginannya.
Ungkapanya ini berbentuk kalimat-kalimat yang menunjukan
terjadinya transaksi. Shigah itu terdiri dari ijab dan qobul.
Menurut mayoritas ulama yang dimaksudkan dengan ijab adalah
kalimat yang menunujukkan pemindahan kepemilikan. Sedangkan
qobul adalah kalimat yang menunjukkan sikap menerima pemindahan
kepemilikan tersebut. Sehingga yang menjadi tolak ukur ijab adalah
jika yang mengeluarkan pernyataan tersebut adalah orang yang bisa
memindahkan kepemilikan objek akad. Semisal penjual, dan orang
yang menyewakan. Suatu kalimat bernilai qobul jika dikeluarkan
orang pemilik baru objek akad semisal, pembeli dan penyewa.
Jadi yang menjadi parameter bukanlah siapa yang pertama kali
mengeluarkan pernyataan dan siapa yang nomer dua, namun siapa
pihak yang memindahkan kepemilikan dan siapa pihak yang
menerima kepemilikan.
3. Al Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah yaitu suatu perjanjian antara BMT
(shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Dimana hasil
keuntungan maupun kerugian pengelola dana (mudharib) akan dibagi
sesuai dengan bagi hasil (nisbah) antara BMT (shohibul maal) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pengelola dana (mudharib) yang telah disepakati pada awal dibuatnya
perjanjian.
Definisi secara fikih Mudharabah disebut juga Muqaradhah yang
berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik
modal (shohibul maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/ pedagang/
pelaku usaha (mudharib) untuk diputar sebagai usaha, sedangkan
keuntungan usaha itu dibagi menurut kesepakatan bersama.
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sholat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. Dan Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat
menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia member keringanan
kepadamu, Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran.
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit
dan orang-orang yang akan berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah,
maka bacalah apayang mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah
Sholat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk
dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai
balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan
mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 198)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Muhamad (2002: 102)
Mudaharabah adalah kerjasama antara pemilik modal atau uang
dengan pengusaha keahlian atau ketrampilan atau tenaga dalam
pelaksanaan unit-unit atau proyek usaha.
Adiwarman Karim (2004: 93)
Al-Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih
pihak dimana pemilik modal (shahibul al-maal) mempercayakan sejumlah
modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan dalam panduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-
maal dan keahlian mudharib.
Berdasarkan pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Mudharabah adalah perjanjian kerjasama antara dua dimana pihak pertama
(shahib al-maal) menyediakan 100% modal, sedangkan pihak lainnya
(mudharib) sebagai pemilik keahlian atau ketrampilan menjadi pengelola.
Dasar hukum Pembiayaan Mudharabah adalah Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional No: 07/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembiayaan
Mudharabah (Qiradh).
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional
pada hari Selasa, tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4 April 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH
(QIRADH)
Pertama : Ketentuan Pembiayaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayaai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan
pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudhaharib atau pengeloa
usaha.
3. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
(LKS dengan Pengusaha).
4. Mudharib boleh melakukan melakukan berbagai macam usaha
yang telah disepakai bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS
tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi
mempunyai hak untuk melakukan pembianaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib jaminan dari mudharib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila
mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang
telah disepakati bersama dalam akad.
8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan
fatwa DSN.
9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
Rukun dan Syarat Pembiayaan :
1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharab) harus
cakap hukum.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak
(akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad).
b. Peneriman dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau asset yang diberikan oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan
syarat sebagai berikut:
a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika
modal diberikan dalam bentuk asset, maka asset tesebut harus
dinilai pada waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus
dipenuhi:
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan
harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan
kesepakatan.
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung
kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan
disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai
perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia
dana, harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam
dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah,
dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas
itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Ketiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:
1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan dengan sebuah
kejadian dimasa depan yang belum terjadi.
3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat
dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4. Jika satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Administrasi Syari’ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
a. Rukun Al Mudharabah
Menurut Adiwarman Karim (2004: 193) adapun faktor-faktor yang
harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:
1) Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha).
2) Objek mudharabah (modal dan kerja) merupakan konsekuensi
logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku.
3) Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qobul)
4) Nisbah Keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Rukun dalam akad mudharabah sama dengan rukun dalam akad
jual-beli ditambah satu factor tambahan, yakni nisbah keuntungan.
Faktor pertama (pelaku) kiranya cukup jelas. Dalam akad
mudharabah, harus ada minimal dua pelaku pemilik modal
menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan
pelaksanan usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah.
Persetujuan kedua belah pihak, merupakan konsekuensi dari prinsip
an-taraddin minkum (sama-sama rela). Disini kedua belah pihak harus
harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad
mudharabah, bila kedua belah pihak telah menyetujui perjanjian-
perjanjian yang harus dilaksanakan maka membicarakan nisbah
keuntungan. Nisbah keutungan merupakan rukun yang khas dalam
akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual-beli. Nisbah ini
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak
yang bermudharabah.
Adapun rukun dan syarat perjanjian mudharabah secara umum
adalah sebagai berikut:
Rukun Mudharabah:
1) Ada Shahibul Maal (bank)
Kewajiban shahibul maal adalah menyediakan dana yang
akan digunakan untuk berinvestasi. Seluruh dana yang
dibutuhakan berasal dari shahibul maal. Apabila investasi
mengalami kerugian (secara wajar) maka kerugian ini ditanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sepenuhnya oleh shahibul maal, dan mudharib hanya
bertanggung jawab sebatas keahlian yang dimilkinya.
Hak shahibul maal adalah hak untuk mengetahui pencatatan
pembukuan kegiatan investasi. Apabila disepakati bersama maka
shahibul maal boleh meminta jaminan atas kemungkinan
kegagalan usaha kepada mudharib, yaitu berupa sesuatu barang
berharga yang tidak punya kaitan langsung dengan investasi yang
dijalankan. Shahibul maal juga boleh menetapkan persyaratan-
persyaratan tertentu terkait pelaksanaan investasi.
2) Adanya mudharib (nasabah)
Kewajiban mudharib adalah menjalankan usaha yang
diamanahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya untuk
mendapatkan keuntungan usaha sebagaimana rencana investasi
yang telah dibuat. Mudharib harus mempunyai keahlian dalam
bisnis/investasi yang dijalankan. Mudharib juga harus mematuhi
syarat yang ditetapkan shahibul maal, serta menyediakan barang
jaminan jika sudah disepakati bersama. Hak mudharib adalah
kebebasan menjalankan usaha sesuai dengan keahliannya tanpa
ada gangguan dari pihak manapun, termasuk shahibul maal.
Mudharib juga berhak memperoleh upah/ gaji dari investasi yang
dijalankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Adanya amal (usaha/pekerjaan)
Menyangkut mengenai usaha apa yang akan dijalankan,
seberapa besar proyeksi keuntungan yang diperoleh. Pada
pembiayaan mudharabah, harus jelas usaha apa yang akan
dibiayai. Tentunya usaha yang boleh dibiayai harus sesuai
dengan syari’at islam dan tidak diperkenankan memberikan
pembiayaan kepada usaha yang diragukan terlebih haram
menurut syari’at Islam. Shohibul Maal berhak menolak
permohonan pembiayaan apabila usaha yang dijalankan oleh
mudharib dirasa berseberangan dengan syariat Islam.
4) Adanya hasil (bagi hasil/keuntungan)
Bagi hasil adalah penentuan besarnya bagian yang diperoleh
masing-masing pihak selama periode operasi investasi. Dalam
akad dicantumkan porsi/nisbah masing-masing pihak selama
periode operasi investasi. Porsi/nisbah menunjukkan nilai
perbandingan hak terhadap keuntungan investasi, seperti 50%
untuk shahibul maal dan 50% untuk mudharib. Atau porsi/nisbah
lainnya dengan variasi yang disepakati bersama dan diperjanjikan
didalam akad mudharabah. Keuntungan yang di bagihasilkan
harus dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan
mudharib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5) Adanya aqad (ijab-qabul)
Akad yaitu perjanjian serah terima antara shahibul maal
dengan mudharib setelah kesepakan mengenai nisbah/ bagi hasil
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Aqad ini berisi tentang
ketentuan-ketentuan hak dan kewajiban yang tertulis, baik itu
pihak shahibul maal maupun mudharib.
Aqad merupakan hal yang penting karena jika suatu hari
nanti timbul resiko-resiko terkait dengan pembiayaan
mudharabah.
b. Landasan Syari’ah
Dari sudut pandang Syari’ah Al-Mudharabah lebih
mencerminkan pada tujuan melakukan usaha. Hal tersebut merujuk
pada ayat-ayat dan Al-Hadist berikut :
1) Al Qur’an
Dalam menjalankan pembiayaan mudharabah perlu adanya
aturan yang melandasi dari kegiatan tersebut, yaitu juga
termasuk dalam ayat Al Qur’an sebagai berikut :
a) “Dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah SWT” (Al Muzzamil: 20). Yang
menjadi argument dari surat Al Muzzamill: 20 adalah
adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata
mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan
usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b) “Apabila telah ditunaikan sholat maka bertebarlah kamu
dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT”. (Al Jumuah:
10). Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah SWT
menghalalkan umat manusia untuk mencari rizki yang
sudah di berikan kepada manusia di bumi.
c) “Tidaklah ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari
karunia Tuhanmu” (Al Baqarah:198). Surah Al Jumuah: 10
dan Al Baqarah 198 sama-sama mendorong kaum muslimin
untuk melakukan upaya perjalanan usaha.
2) Al Hadist
Selain dalam Al Qur’an juga ditegaskan dalam hadist berikut
ini :
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin
Abdul Abdul Mutholib jika memberikan dana ke mitra usaha
secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak di
bawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya,
atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tesebut.
Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW
dan Rasulullah pun memperbolehkannya”. (HR Thabarani).
Dari hadist tersebut menerangkan bahwa dalam
pemberian dana mudharabah seharusnya tidak digunakan diluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
darikontrak atau perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya
antara kedua belah pihak, yaitu antara si pemberi dana
(shahibul maal) dengan penerima dana (mudharib).
c. Jenis-jenis Al Mudharabah
Mengacu pada daripada pendapat Adiwarman Karim (2004:
200) secara umum Al-Mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu
:
1) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqoh adalah bentuk kerjasama antara
shahibul Maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan
tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
bisnis.
2) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah atau specified mudharabah adalah kerjasama usaha
dimana si mudharib dibatasi dengan jenis usaha, waktu atau
tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan
kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis
usaha.
d. Ketentuan Penyaluran Mudharabah
Menurut Nur S. Buchori (2009: 146) ketentuan penyaluran
mudharabah adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yang
disalurkan oleh Koperasi Syari’ah kepada anggotanya untuk
suatu usaha yang produktif.
2) Dalam penyaluran dananya UJKS Koperasi Syari’ah bertindak
sebagai Shohibul Maal membiayai 100% kebutuhan dana suatu
proyek (usaha). Anggota sebagai mudharib/ pengeloloa usaha
tersebut.
3) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
4) Koperasi Syari’ah sebagai penyedia dana menanggung semua
kerugian kecuali jika anggota sebagai pengelola melakukan
yang disengaja, atau menyalah perjanjian.
e. Teknis Pelaksanaan Mudharabah
Sebagaimana dikutip dari Nur S. Buchori (2009: 147) Teknis
penerapan pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan Mudharabah diberikan dalam bentuk tunai yang
dinyatakan jumlahnya atau dalam bentuk barang yang
dinyatakan harga perolehannya. Pembiayaan hanya diberikan
untuk tujuan yang sudah jelas dan disepakati bersama. Apabila
modal diserahkan secara bertahap harus jelas tahapannya dan
disepakati bersama.
2) Pembagian keuntungan dengan metode profit and loss sharing
yakni untung dan rugi dibagi bersama atau bagi pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(revenue sharing). Pembagian keuntungan dari pengelolaan
dan dinyatakan dalam nisbah yang disepakati. Koperasi
syari’ah tidak diperkenankan mengakui pendapatan
berdasarkan proyeksi yang dibuat.
3) UJKS Koperasi Syari’ah berhak melakukan pengawasan
terhadap usaha anggota. Namun tidak berhak membatasi
tindakan pengelola usaha dalam menjalankan usahannya,
kecuali sebatas perjanjian usaha yang teah ditetapkan atau yang
menyimpang dari aturan syari’at.
4) Untuk pembiayaan jangka waktu sampai dengan satu tahun,
pengembalian modal dapat dilakukan pada akhir periode akad
atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk
dari usaha nasabah. Sementara untuk jangka waktu lebih dari
satu tahun penngembalian dilakukan dengan cara angsuran
berdasakan aliran kas masuk.
5) Untuk mengantisipasi risiko akibat kelalaian atau kecurangan,
Koperasi Syari’ah dapat meminta jaminan dari mudharib.
6) Dokumentasi
a) Formulir pengajuan pembiayaan
b) Kelengkapan dokumen pendukung
c) Surat persetujuan prinsip
d) Surat permohonan realisasi permohonan dana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
e) Tanda terima uang/ barang oleh anggota
f) Akad perjanjian mudharabah
g) Perjanjian pengikatan jaminan
h) Proyeksi pendapatan usaha nasabah
Gambar 2.3
Skema Pembiayaan Mudharabah
f. Manfaat dan Resiko Al Mudharabah
1) Mengacu pada pendapat Muhamad (2002: 105) manfaat Al
Mudharabah adalah :
a) Bank akan mengalami peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat.
PERJANJIAN BAGI HASIL
Nisbah x%
Nisbah x%
Anggota (mudharib)
PROYEK USAHA
PEMBAGIAN KEUNTUNGA
N
MODAL
KOPERASI SYARI’AH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada
nasabah pendapatan atau bagi hasil usaha bank sehingga
bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak
memberatkan nasabah.
d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari
usaha yang benar halal, aman, dan menguntungkan karena
keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah
yang akan dibagikan.
e) Prinsip bagi hasil Al Mudharabah ini berbeda dengan
prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima
pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun
keuntungannya yang dihasilkan oleh nasabah, sekalipun
merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2) Resiko Al Mudharabah
Resiko yang terdapat dalam Al- Mudharabah, terutama pada
penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi diantaranya
(Muhamad,2002: 105) :
a) Side Streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan
seperti disebut dalam kontrak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b) Lalai dan kesalahan yang disengaja.
c) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak jujur .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat BMT Amanah Ummah
Berdirinya BMT Amanah Ummah bermula dari Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengkonsentrasikan
pendidikan Jurusan Syari’ahnya pada Perbankan Islam. Hal ini
dikarenakan masih terbatasnya sumber daya manusia yang memahami
praktek Perbankan Islam. Tetapi di sisi lain semangat masyarakat untuk
bermumalah sesuai dengan syari’ah agama islam. Ini dapat dilihat dari
menjamurnya praktek perbankan yang menerapkan system syari’ah.
Melihat hal tersebut Fakultas Agama Islam berinisiatif untuk mendirikan
Laboratorium Perbankan Islam sebagai sarana untuk belajar dan berlatih
secara nyata tentang praktek Perbankan Islam bagi mahasiswa jurusan
syari’ah pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya.
Maka dipilihlah Baitul Maal Wat Tamwil sebagai Laboratorium
Perbankan Islam yang diberi nama BMT UMS atau sekarang BMT
Amanah Ummah. Pada perkembanannya BMT Amanah Ummah pada
akhirya tidak hanya didukung oleh Fakultas Agama Islam saja tetapi
didukung oleh rektorat, dekan-dekan Universitas Muhammadiyah
Surakarta serta tokoh-tokoh masyarakat. Diluar civitas akademika di
lingkungan FIAI ada beberapa pihak yang ikut berpera dalam pendirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BMT UMS diantaranya : Rektor beserta pembantu rejktor, Bendahara
UMS, beberapa dekan dan dosen diluar FIAI, kepala Badan Administrasi
Umum beserta beberapa orang stafnya, manajer BMT Abidin Banjarsari,
manajer BMT Ben Taqwa Purwodadi, dan Direktur Bank Muamalat
Indonesia cabang Semarang.
Pada tanggal 5 Oktober 1999 Firman Sofyan Direktur PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Semarang didampingi oleh Rektor
Universitas Muhammadiyah Surakarta Bapak Prof. Drs. H. Dochak Latief
serta Dekan Fakultas Agama Islam UMS selaku Presiden Komisaris BMT
UMS meresmikan BMT UMS dengan akta pendirian
195/BH/DK.11.27/XI/1999,dan aspek legalitas 01/PAD/KDK.11/V/2007.
Pada saat pendirian BMT UMS mempunyai dana yang terkumpul
sebesar Rp. 32.500.000,- sebagai modal awal. BMT UMS sebagai lembaga
keuangan nonbank yang menerapkan system syari’ah juga merambah
berbagai lapisan masyarakat dari mahasiswa, dosen, pedagang dan
wiraswasta.
Sebuah harapan besar ketika BMT UMS tidak hanya sebatas
laboratorium saja akan tetapi menjadi sebuah BMT yang memiliki visi dan
misi pengentasan golongan ekonomi lemah dengan pengelolaan yang
ihsan (professional). Harapan itu kemudian terwujud berkat kerja keras
pihak-pihak yang terkait. Guna melancarkan kegiatannya, BMT UMS
mempunyai dua kantor yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1) Kantor Pusat : Jl.Slamet Riyadi 292, Gumpang, Kartasura,
Sukoharjo
2) Kantor Kas : Kompleks Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani Pabelan, Kartasura, Sukoharjo
2. Visi, Misi dan Tujuan BMT Amanah Ummah
a. Visi
Menjadi lembaga Keuangan yang berkomitmen pada penerapan
nilai-nilai syari’ah Islam serta mewujudkan kemakmuran yang
berlandaskan rasa keailan dan semangat kebersamaan bagi para
pengelola, pengurus, dan anggota pada khususnya dan ummat pada
umumnya.
b. Misi
1) Membangun kualitas SDM BMT Amanah Ummah yang kuat
secara maknawiyah, aqliyah dan jasadiyah.
2) Membangun BMT Amanah Ummah dengan system manajemen
modern yang dilandasi oleh semangat profesionalisme kerja,
transparan, kejujuran, serta amanah dan bertanggung jawab.
3) Membangun komitmen pada pemberdayaan ekonomi kecil dan
mikro dengan menggunakan prinsip-prinsip syari’ah Islam.
4) Mewujudkan kesejahteraan bagi para pengelola, dan anggota
pada khususnya dan umat pada umumnya yang berlandaskan
rasa keadilan, keamanan dan kebersamaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Tujuan
BMT Amanah Ummah bertujuan sebagai laboratorium perbankan
syari’ah, memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta meningkatkan kekuatan dan posisi
tawar perusahaan kecil kalangan bawah dengan pelaku ekonomi lain.
3. Jenis-jenis Produk BMT Amanah Ummah
BMT Amanah Ummah dalam menjalankan ushanya, menyediakan
berbagai jenis produk, ada dua macam produk yaitu simpanan (funding)
dan pembiayaan (financing).
a. Simpanan (funding)
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota calon, calon
anggota atau koperasi dalam bentuk simpanan biasa dan simpanan
berjangka.
Jenis-jenis simpanan pada BMT Amanah Ummah :
1) Simpanan Mudharobah adalah salah satu jenis investasi yang
menggunakan prinsip mudharobah al-muthlaqaah yang
penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya
bias dilakukan sewaktu-waktu selama jam kerja dan
mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan yaitu dengan
perbandingan 80 : 20. Dengan prinsip ini dana anggota akan
dimanfaatkan dan diinvestasikan secara produktif dalam bentuk
pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
professional dan memenuhi aspek-aspek syari’ah. Keuntungan
dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.
b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada usaha/produk
yang jelas kehalalannya.
c) Bermakna, karena 2,5% dari bagi hasil yang anda terima
turut membantu saudara kita yang membutuhkan uluran
tangan kita.
d) Investasi Mudharabah anda dapat disetor dan ditarik
melalui fasilitas antar jemput.
Ketentuan menjadi nasabah mudharabah sebagai berikut:
a) Foto copy KTP/SIM.
b) Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan
rekening.
c) Membayar simpanan pokok sebesar Rp 5.000,00.
d) Saldo minimum investasi Rp 10.000,00.
e) Biaya tutup rekening Rp2.500,00.
2) Simpanan Wadi’ah adalah simpanan yang berifat dana titipan
pihak ketiga dan tidak mendapatkan jasa bagi hasil. Simpanan
Wadi’ah ini pihak ketiga memperkenankan BMT untuk
mengoperasikan tabungannya dan BMT diperbolehkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
memberikan jasa bagi hasil kepada pihak ketiga. Bonus
diberikan BMT Amanah kepada anggota karena :
a) Anggota telah mengijinkan BMT Amanah Ummah
memanfaatkan dananya untuk kegiatan produktif.
b) BMT mendapatkan keuntungan dari investasi usahanya
dimana sumber dana berasal dari simpanan wadiah anggota.
Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.
b) Berkah, karena dana anda di investasikan pada usaha/
produk yang jelas kehalalannya.
c) Bermakna, karena 2,5% dari bagi hasil yang anda terima
turut membantu saudara kita yang membutuhkan uluran
tangan kita.
d) Simpanan Wadiah anda dapat disetor dan ditarik melalui
fasilitas antar jemput.
3) Simpanan Mudharobah Berjangka Panjang (deposito) adalah
simpanan yang penyetorannya dilakukan satu kali dengan
jumlah yang disepakati dan tidak diambil sebelum jangka
waktu berakhir menurut perjanjian serta mendapatkan bagi
hasil sesuai jangka waktu (1 bulan 60 : 40, 3 bulan 55: 45, 6
bulan 50 : 50, 12 bulan 45 : 45).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan
rekening.
b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada
usaha/produk yang jelas kehalalannya.
c) Simpanan Mudharabah berjangka anda dapat disetor
dan ditarik melalui fasilitas antar jemput.
d) Bagi hasil yang kompetitif dan menguntungkan.
Ketentuan menjadi nasabah investasi ini sebagai berikut :
a) Foto copy KTP/SIM.
b) Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan
rekening.
c) Membayar simpanan pokok sebesar Rp 5.000,00.
d) Saldo minimum investasi Rp 10.000,00.
e) Biaya tutup rekening Rp2.500,00.
4) Simpanan Multi Guna Syari’ah (SMS) As-Syamil adalah
jenis simpanan multi manfaat yang diperuntukkan bagi
keluarga untuk menata masa depannya yang lebih baik,
terjamin, dan bermartabat. Dengan jangka waktu simpanan 1-
15 tahun, dengan minimal simpanan perbulan Rp 50.000,-
proporsi bagi hasil antara nasabah dengan BMT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
AmanahUmmah dengan perbandingan 57% untuk nasabah dan
43% untuk BMT Amanah Ummah.
Ketentuan menjadi nasabah As-Syamil sebagai berikut :
a) Mengisi formulir keanggotaan.
b) Mengisi formulir pembukaan rekening simpanan As-
syamil.
c) Foto copy KTP/Identitas diri.
d) Jangka waktu simpanan : 1 - 15 tahun.
e) Simpanan per bulan Rp. 50.000 dan atau kelipatannya.
Manfaat simpanan ini antara lain :
a) Bebas merencanakan masa depan yang lebih baik dan
bermartabat.
b) Bagi hasil yang kompetitif lagi menguntungkan.
c) Simpanan anda dikelola dan disalurkan dengan
menggunakan prinsip syariah.
d) Insya Allah menambah keberkahan rezeki anda karena
dana hanya disalurkan untuk usaha-usaha yang sangat
jelas kehalalannya.
e) Menyimpan dana lebih aman dan bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Proyeksi simpanan dan bagi hasil dapat dilihat pada tebel 3.1 berikut.
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
5) Simpanan Haji Mabrur adalah jenis simpanan yang khusus
diperuntukan bagi yang berencana menunaikan ibadah haji
dimasa akan datang. Dengan proporsi bagi hasil antara nasabah
dengan BMT Amanah Ummah dengan perbandingan 60%
untuk nasabah dan 40% untuk BMT Amanah Ummah,
Simpanan ini menggunakan prinsip Mudharabah Al Mutlaqoh,
yaitu anda sebagai pemilik dana atau shahibul maal, sedang
BMT Amanah Ummah sebagai pengelola atau mudharib yang
akan mengelola atau menginvestasikan dana Anda dalam
bentuk pembiayaan kepada usaha-usaha produktif, halal dan
Jangka waktu (Th)
Simpanan per Bulan Total Simpanan
Perkiraan Bagi Hasil
Total Simpanan dan Bagi hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
600.000 1.200.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000 4.200.000 4.800.000 5.400.000 6.000.000 6.600.000 7.200.000 7.800.000 8.400.000 9.000.000
46.796,69 188.719,00 439.757,25 815.959,32
1.335.733,30 2.020.194,57 2.893.564,02 3.983.624,72 5.322.245,89 6.945.983,78 8.896.771,05
11.222.707,48 13.978.966,98 17.228.837,97 21.044.916,85
646.796,69 1.388.719,00 2.239.757,25 3.215.959,32 4.335.733,30 5.620.194,57 7.093.564,02 8.783.624,72
10.722.245,89 12.945.983,78 15.496.771,05 18.422.707,48 21.778.966,98 25.628.837,97 30.044.916,85
Tabel 3.1 Proyeksi Simpanan dan Bagi
Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
sesuai prinsip syariah. Bagi hasil dihitung sesuai dengan
pendapatan yang diperoleh BMT Amanah ummah.
Ketentuan menjadi nasabah simpanan haji mabrur sebagai berikut :
a) Mengisi formulir keanggotaan.
b) Mengisi formulir pembukaan rekening simpanan haji mabrur.
c) Foto copy KTP/identitas diri.
Manfaat simpanan ini antara lain :
a) Bebas merencanakan kapan ibadah haji yang anda inginkan.
b) Setoran yang ringan membantu mewujudkan keinginan
menunaikan ibadah haji anda.
c) Simpanan anda dikelola dan disalurkan dengan menggunakan
prinsip syariah.
d) Insya Allah menambah keberkahan rezeki anda karena dana
hanya. disalurkan untuk usaha-usaha yang sangat jelas
kehalalannya.
e) Menyimpan dana lebih aman dan bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Adapun proyeksi simpanan dengan uang muka dan tanpa uang
muka.
Tabel 3.2
Proyeksi Simpanan dan bagi Hasil Tanpa Uang Muka
Jangka Waktu (Th)
Simpanan per Bulan
Total Simpanan
Perkiraan Bagi Hasil
Jumlah Simpanan dan Bagi
Hasil 3 4 5 6
685.000 485.000 365.000 290.000
24.660.000 23.280.000 21.900.000 20.880.000
6.325.000 8.329.000
10.286.000 12.392.000
30.985.000 31.609.000 32.186.000 33.272.000
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Tabel 3.3
Proyeksi Simpanan dan Bagi Hasil Dengan Uang Muka
Uang Muka
Jangka Waktu Perkiraan Jumlah
Simpanan dan Bagi
hasil 1 2 3 4 5
5.000.000 7.500.000
10.000.000 12.500.000 15.000.000 17.500.000 20.000.000
2.050.000 1.825.000 1.600.000 1.380.000 1.155.000
940.000 725.000
925.000 800.000 680.000 565.000 450.000 325.000 200.000
550.000 460.000 380.000 295.000 210.000 105.000
40.000
360.000 295.000 225.000 160.000
90.000
250.000 195.000 135.000
90.000
32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
6) Simpanan Qurban adalah jenis simpanan yang diperuntukkan
bagi individu atau kelompok untuk memperoleh pembelian
hewan qurban, dengan proyeksi simpanan tidak ditentukan.
Dengan penarikan pada waktu menjelang Hari Raya Idul Adha.
Prinsip simpanan ini sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a) Simpanan Qurban adalah simpanan yang dirancang khusus
untuk persiapan qurban pada tahun yang diinginkan.
b) Jumlah uang yang disetorkan tetap, misal : 100.000 per
bulan selama 1 tahun.
c) Menggunakan aqad wadiah yad dhomanah (titipan).
d) Jumlah yang disetor dan jangka waktu berdasarkan
kesepakatan antara anggota dan BMT Amanah Ummah.
Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.
b) Membantu memprogramkan keuangan secara terencana
untuk persiapan ibadah qurban.
c) Lebih ringan karena bisa diangsur.
d) Simpanan Anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas
antar jemput.
e) BMT Amanah Ummah siap menyalurkan hewan qurban
Anda untuk daerah-daerah miskin dan qurban bencana
alam.
f) Pengadaan hewan qurban bisa dilakukan sendiri atau oleh
BMT Amanah Ummah tergantung permintaan.
7) Simpanan Wisuda adalah simpanan yang penyetorannya
dilakukan secara rutin pada waktu tertentu sejumlah nilai
tertentu sesuai kesepakatan pula yaitu (60:40). Simpanan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
diperuntukkan bagi mahasiswa atau pelajar. Prinsip simpanan
ini sebagai berikut :
a) Simpanan yang setorannya dilakukan secara periodik
untuk jangka waktu tertentu yang diperjanjikan, missal : 2
tahun atau melanjutkan sekolah atau menjelang wisuda.
b) Jumlah uang yang disetorkan tetap, misal : 100.000 per
bulan selama 3 tahun
c) Menggunakan aqad mudharabah dengan nisbah 30 %
untuk anggota dan 70 % untuk BMT Amanah Ummah.
d) Simpanan dana amanah wisuda adalah simpanan
pendidikan.
e) Jumlah yang disetor dan jangka waktu berdasarkan
kesepakatan antara anggota dan BMT Amanah Ummah.
Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.
b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada
usaha/produk yang jelas kehalalannya.
c) Membantu memprogramkan keuangan secara terencana
untuk persiapan pendidikan putra putri anda.
d) Simpanan anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas
antar jemput.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8) Investasi Takaful Tarbiyah, prinsip investasi ini sebagai
berikut :
a) Simpanan yang setorannya dilakukan secara periodik untuk
jangka waktu tertentu yang diperjanjikan, misal : 2 tahun, 3
tahun dan seterusnya.
b) Jumlah uang yang disetorkan tetap, misal : 100.000 per
bulan selama 3 tahun.
c) Menggunakan aqad mudharabah dengan mencadangkan
dana tabaru’ dengan nisbah 20 % untuk anggota, 50 % untuk
BMT Amanah Ummah, dan 30 % dana cadangan tabaru.
d) Investasi Takaful Tarbiyah adalah simpanan pendidikan
bergaransi, artinya: selama masa perjanjian keberlangsungan
pendidikan putra putri Anda dijamin oleh BMT Amanah
Ummah.
e) Jumlah yang disetor dan jangka waktu berdasarkan
kesepakatan antara anggota dan BMT Amanah Ummah.
Keuntungan dan fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Tidak dikenakan biaya administrasi pembukaan rekening.
b) Berkah, karena dana anda diinvestasikan pada usaha/produk
yang jelas kehalalannya.
c) Membantu memprogramkan keuangan secara terencana
untuk persiapan pendidikan putra putri anda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d) Jaminan keberlangsungan pendidikan karena simpanan anda
diasuransikan secara syariah
e) Simpanan anda dapat disetor dan ditarik melalui fasilitas
antar jemput.
Tabel 3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana Berdasarkan Produk
Tahun 2008-2009
Nama Produk Tahun 2008 Tahun 2009 Pertumbuhan Simpanan Wadiah Investasi Mudharabah UMS Investasi Mudharabah Pusat Simpanan Multiguna Syariah Simpanan Haji Dana Amanah Berjangka Investasi Mudharabah Berjangka
181.621.315 2.349.222.214
772.297.348 334.498.104 194.020.717
1.489.000.000 4.328.973.964
162.669.107 2.977.642.226 1.627.026.484
569.523.859 348.282.000
1.572.500.000 6.155.659.051
-10% 23% 111% 70% 78% 6% 42%
Jumlah 9.651.633.662 13.413.302.736 39% Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Secara keseluruhan dana yang berhasil dihimpun dari anggota dan pihak ketiga
mengalami peningkatan. Tahun 2008 jumlah dana yang berhasil dihimpun
sebanyak Rp. 10.478.275.737 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp.
15.137.149.428
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Secara lebih rinci peningkatan penghimpunan dana dapat dilihat dari table 3.5.
Tabel 3.5 Sumber dana anggota dan pihak ketiga
Tahun 2006-2009 Jenis Simpanan Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009
Simpanan
Simpanan Berjangka
Pinjaman Pihak
ketiga
1.376.253.938
2.548.962.287
2.039.289.753
2.377.929.111
3.340.173.963
1.826.326.038
3.833.675.698
5.817.973.963
826.626.074
5.896.399.633
7.728.159.051
1.512.590.744
Jumlah 5.964.705.978 7.544.429.114 10.478.275.737 15.139.149.428
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Jumlah anggota pada tahun 2009 meningkat 876 orang. Pada 2007 jumlah anggota
BMT Amanah Ummah sebanyak 4.510 orang dan pada tahun 2008 menjadi 5.430
orang.
Peningkataan jumlah simpanan anggota dan bertambahnya anggota baru, mudah-
mudahan menjadi indikator bahwa BMT Amanah Ummah semakin dipercaya
anggota dan masyarakat.
b. Pembiayaan (financing)
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan pinjaman berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara BMT Amanah Ummah dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu disertai pembayaran imbalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Jenis-jenis pembiayaan di BMT Amanah Umah antara lain :
1) Al Mudharobah adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya sebagai sebagai pengelola.
Keuntungan usaha mudharobah dibagi menurut kesepakatan yang
ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
kelalian si pengelola.
2) Bai’ Al Murabahah atau Bai’ Bitsaman ‘Ajil adalah jual belli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam bai’ Al-Murabahah, penjual harus memberitahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahan. BMT Amanah Ummah tidak akan
memesan barang sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan
menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang
akan diambil serta besarnya angsuran kalau memang akan dibayar
secara angsuran.
3) Al- Ijaroh Bi Murabahah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa yang diakhiri
dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
B. Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kerangka kerjasama antar bagian dalam
suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga dapat ditetapkan
juga wewenang dan tanggung jawab srta hubungan kerjasama antar
bagian.
Dengan demikian alur wewenang dan tanggung jawab serta ubungan
kerjasama antar unit organisasi menjadi jelas.
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Amanah Ummah
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus
Manajer Operasional dan IT Manajer Pemasaran dan Pengembangan SDM
Marketing Financing Customer Service
Kantor Kas UMS
Dewan Pengawas
Marketing Funding Kasir Accounting
Manajer Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Personalia
Keanggotaan BMT Amanah Ummah dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Anggota biasa, adalah anggota penuh BMT Amanah Ummah yang
telah membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan penyertaan
(simpanan pokok khusus) serta telah memenuhi persyaratan
admisistrasi sebagai anggota. Jumlah angota sebanyak 45 orang.
b. Anggota luar biasa, adalah anggota BMT Amanah Ummah yang
telah membayar simpanan pokok, tetapi belum memenuhi
persyaratan administratif sebagai anggota sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam Angkatan Dasar BMT Amanah Ummah.
Jumlah anggota luar biasa sebanyak 4.522 orang.
Adapun susunan pengurus BMT Amanah Ummah asalah
sebagai berikut :
Tabel 3.6
Susunan pengurus BMT Amanah Ummah Tahun 2009
No. Nama Jabatan
1.
2.
3.
M. Muhtarom, S.H., M.H.
Dra. Hj. Chusniatun, M. Ag
Dra. Hj. Umrotun, M.Si
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 3.7
DEWAN PEGAWAS
No. Nama
1.
2.
3.
Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.Si
Drs. H. Marpuji Ali
Dr. Waston, M.Hum
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Keterangan :
Menurut Tabel 3.7 diatas susunan pengurus pada BMT Amanah
Ummah terdiri dari ketua 1 orang, sekretaris 1 orang, dan bendahara 1
orang, sedangkan untuk dewan pengawas terdiri dari 3 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sedangkan jumlah karyawan pada BMT Amanah Ummah dapat dilihat pada
Tabel 3.8
Tabel 3.8
Jumlah, Jabatan dan Status Karyawan
No Nama Jabatan Status Karyawan
1 Faisal Abdul Haris, S.E Manajer Utama Tetap 2 Noer Yahya Ismail, S.T Manajer Pemasaran Tetap
3 Sri Wigati, S.Si Manajer Operasional dan SDM
Tetap
4 Yuliasih Sulistyaningrum, S.E Staff Funding Tetap 5 Ramto, S.Hi Staff Lending Tetap 6 Marwanto, S.H. Staff Lending Tetap 7 Mochtadi Ichwanuddin, S.Hi Customer Service Tetap 8 Bekti Suciningsih, S.E. Accounting Tetap 9 Astri Mirahati, A.Md Kasir Tetap 10 Neny Farida, A.Md Kasir Tetap 11 Dewi Silvia Hanna, A.Md Customer Service Tetap 12 Anung Santoso Office Boy Kontrak 13 Amad Suwali Security Kontrak 14 Nurdianto, S.Sosi Staff Lending Kontrak 15 Arif Sumarsono Staff Lending Kontrak 16 Heru Mustari, S.Si Kasir Kontrak
Sumber: BMT Amanah Ummah, 2009
Keterangan :Dari table 3.8 tersebut dijelaskan bahwa jumlah karyawan
pada BMT Amanah Ummah sebanyak 16 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. Job Description
Adapun Job description pada BMT Amanah Ummah adalah sebagai
berikut :
a. Rapat Anggota Tahunan
Rapat Anggota Mahunan atau Musyawarah Anggota Tahunan
dilaksanakan satu kali akhir tahun yang dihadiri oleh seluruh anggota
atau perwakilan. Musyawarah ini merupakan kekuasaan tertinggi
dalam manajemen BMT Amanah Ummah yang mempunyai hak :
1) Mengesahkan atau merubah anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga BMT Amanah Ummah.
2) Memilih, mengangkat atau memberhentikan pengurus dan
pengawas.
3) Menerapkan anggaran pendapatan dan belanja BMT Amanah
Ummah selama satu tahun.
4) Menetapkan visi dan misi BMT Amanah Ummah.
5) Mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus dan
pengelola.
6) Mengesahkan program oleh pengelola.
b. Dewan Pengawas
Sebagai pihak yang mempunyai kemamuan keilmuan hokum
islam yang kuat yang terdiri dari beberapa orang. Yang berfungsi
memberikan fatwa-fatwa yang berkenaan dengan produk BMT
Amanah Ummah, yang disampaikan secara tertulis kepada Direksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
yang kemudian bersama Dewan Komisaris mengawasi
pelaksanaannya.
Tanggung jawab pengawas antara lain :
1) Membantu, menjaga dan mengawasi kesyari’ahan produk-
produk BMT Amanah Ummah.
2) Mengawasi secara tidak langsung etika SDI agar
mencerminkan budaya kerja yang islami.
3) Meningkatkan nilai spiritual bagi setiap SDI.
4) Melaporkan kegiatan aktivitas pembinaan yang telah dilakukan
pada musyawarah anggota sesuai mekanisme organisasi BMT
Amanah Ummah.
c. Dewan Pengurus
Dewan pengurus BMT Amanah Ummah pada hakikatnya
merupakan wakil dari anggota dalam melaksanakan hasil keputusan
musyawarah tahunan untuk kepentingan BMT Amanah Ummah. Masa
kerja dewan pengurus dapat ditetapkan sesuai kondisi, 3, 4, atau 5
tahun. Secara umum tanggung jawab pengurus adalah :
1) Perencanaan meliputi rencana jangka pendek dan jangka panjang
meliputi keuangan dan lain-lain.
2) Personifikasi dewan hukum BMT Amanah Ummah di muka
hukum pengurus juga yang bertanggng jawab atas pelaksanaan
AD/ ART BMT Amanah Ummah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3) Menyediakan sumber-sumber daya yang diperlukan oleh BMT
Amanah Ummah agar BMT dapat berjalan secara baik.
4) Fungsi pengawasan atas jalannya kerja dan usaha berkala.
d. Manajer Umum
Tugas dan tanggung Jawab Manajer Umum
1) Mengawasi operasional secara umum pada BMT Amanah Ummah.
2) Memberikan masukan, opini maupun pendapat serta cara
pemecahan masalah.
3) Pencatat kasus-kasus yang terjadi di bidang umum.
4) Memberikan laporan kepada direksi yang membidanginya.
e. Manajer Pemasaran
Tugas dan Tanggung Jawab Manajer pemasaran dan pengembangan
SDM, antara lain :
1) Melakukan koordinasi setiap pelaksanaan tugas-tugas marketing
dan pembiayaan (kredit) dari unit / bagian yang berada dibawah
supervisinya, Adm & Keuangan.
2) Melakukan monitoring, evaluasi, review, dan supervise terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi bidang marketing.
3) Bertindak sebagai komite pembiayaan dalam upaya pengembalian
keputusan pembiayaan.
4) Aktif menyampaikan pendapat, saran, dan opini kepada direksi.
5) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah)
6) Memelihara dan membina hubungan baik dengan pihak nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
f. Unit Lending
Adapun tugas dan tanggung jawab unit lending antara lain :
1) Pemantauan pembiayaan antara lain membuat surat-surat
peringatan kepada debitur, penagihan-penagihan. Disamping itu
juga mengadministrasikan jaminan ataupun mengurusi file debitur.
2) Penilaian permohonan pembiayaan sehingga memenuhi kriteria
dan persyaratannya.
g. Unit Funding
Adapun tugas dan tanggung jawab unit funding antara lain :
1) Memberikan pelayanan kemudahan berinvestasi.
2) Memasarkan produk-produk BMT Amanah Ummah.
3) Melakukan penarikan dengan sistem jemput bola.
4) Pengenalan porduk.
h. Adm. Pembiayaan
Pengesahan atas pembiayaan dan penanadatanganan proses
pembiayaan berupa pencairan dana sampai pada pelunasan.
i. Manager Operasional
Tugas dan wewenang Manajer Operasional, antara lain :
1) Mengawasi kegiatan dibidang operasional, kemudian melaporkan
kepada direksi yang bersangkutan.
2) Mencatat kasus-kasus yang terjadi di bidang operasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
3) Memberikan masukan, opini, dan pendapat serta cara
pemecahannya.
4) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
SDM.
j. Accounting
1) Menyusun laporan keuangan secara periodik.
2) Melakukan kegiatan pelaksanaan kepada peminjam serta
melakukan pembinaan agar kredit tidak macet.
3) Menyusun laporan neraca.
4) Melaksanakan perhitungan bagi hasil bagi penabung dan
peminjam.
k. Kasir/ teller
1) Melayani nasabah dalam melakukan penarikan atau menabung.
2) Mengatur dan memelihara saldo uang kas yang ada dalam tempat
khasanah BMT.
3) Membuat buku kas harian.
l. Costumer service
1) Melayani nasabah atau calon nasabah.
2) Memberikan penjelasan lebih lanjut akan produk-produk BMT.
3) Mebuat laporan kas harian.
4) Mengadministrasi funding nasabah baru.
5) Memberikan informasi dalam hal operasional kantor BMT
Amanah Ummah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
4. Perkembangan SDM
Perkembangan pada BMT Amanah Ummah mengalami
kemajuan dan perkembangan baik itu dari segi SDM, Asset,
pembiayaan, pendapatan, laba.
Kondisi SDM akan sangat berpengaruh bagi perkembangan
usaha BMT Amanah Ummah. SDM yang diperlukan BMT Amanah
Ummah adalah sumber daya yang berkompeten serta mampu melayani
nasabah dengan baik, yaitu dengan pelayanan yang tidak
mengecewakan nasabah karena nasabah BMT Amanah Ummah sangat
heterogen dan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
SDM BMT Amanah Ummah merekrut professional muda
yang mempunyai kemampuan dalam bidangnyaa untuk
mengembangkan dan mengelola BMT Amanah Ummah dengan baik.
SDM BMT Amanah Ummah sendiri terdiri dari berbagai latar
belakang. Adapun kondisi SDM BMT Amanah Ummah adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.9
Kondisi SDM BMT Amanah Ummah tahun 2009-2010
No. Tingkat Pendidikan Pria Wanita Jumlah
1. Sarjana 8 3 11
2. Ahli Madya - 3 3
3. SMA 2 - 2
Sumber : BMT Amanah Ummah, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
C. Aktivitas Magang
1. Lokasi
Kantor Pusat : Jl. Slamet Riyadi, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo.
Telp. 0271-744048/744063 Fax. 0271-744048.
Kantor cabang : Kompleks Universitas Muhammadiyah
Surakarta Jl. Ahmad Yani Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Telp.
0271-717417.
2. Periode Magang
Jangka waktu kegiatan magang tanggal 19 April sampai 14
Mei 2010.
3. Jadwal
Senin sampai Jumat : 09.00 sampai selesai.
4. Perincian Kegiatan Magang
Tabel 3.10
Kegiatan Magang
Tanggal Kegiatan
19 April 2010
· Perkenalan Diri, · Pembekalan dan pengarahan produk dari staff
Marketing, · Memasarkan produk simpanan kepada para pelaku
usaha
20 April 2010 · Review ulang hari sebelumnya, pembahasan mengenai
kendala yang terjadi di lapangan, · Memasarkan produk ke masyarakat dan pelaku usaha
21 April 2010 · Review ulang hari sebelumnya, · Memasarkan produk ke masyarakat dan pelaku usaha
22 April 2010 · Review ulang hari sebelumnya, · Memasarkan produk ke masyarakat pelaku usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
23 April 2010 · Review ulang hari sebelumnya, · Memasarkan produk ke masyarakat dan pelaku usaha.
26 April 2010 · Pengarahan dari staff marketing, · Memasarkan produk ke instansi pendidikan
27 April 2010 · Pengarahan dari staff marketing , · Memasarkan produk ke instansi pendidikan
28 April 2010 · Mengurus Surat konfirmasi magang dari BMT Amanah
Ummah kepada Fak. Ekonomi UNS
30 April 2010 · Pengarahan singkat, · Memasarkan produk ke Masyarakat
03 Mei 2010 · Closing Nasabah
04 Mei 2010 · Follow Up
05 Mei 2010 · Ijin ke kampus terkait surat konfirmasi magang
06 Mei 2010 · Ijin ke kampus terkait surat konfirmasi magang
07 Mei 2010 · Menindaklanjuti closing dan meminta tanda tangan buku
tabungan
10 Mei 2010 · Pengarahan , · Memasarkan produk ke instansi pendidikan
11 Mei 2010 · Kunjungan ke kantor kas
12 Mei 2010 · Pengarahan singkat , · Memasarkan produk ke instansi pendidikan
14 Mei 2010
· Evaluasi selama kegiatan Magang kerja oleh staff markering dan Manajer Utama
· Perpisahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
D. Pembahasan
1. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mudharabah
pada BMT Amanah Ummah
a. Syarat dan Ketentuan
1) Calon Nasabah telah menjadi anggota BMT Amanah
Ummah.
2) Calon nasabah telah memiliki rekening simpanan Investasi
Mudharabah dengan saldo mengendap minimal sebesar
satu kali angsuran.
3) Calon nasabah telah memiliki usaha yang sudah berjalan
minimal satu tahun dan atau memiliki pendapatan tetap
perbulan serta mampu menyusun laporan keuangan
usahanya.
b. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
1) Calon nasabah mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan
dengan lengkap dan jelas.
2) Calon nasabah mengajukan Formulir Pembiayaan disertai
dengan :
a) Foto kopi KTP / Identitas suami istri yang masih
berlaku
b) Foto kopi KK dan Surat Nikah (Jika sudah menikah)
c) Foto kopi Rekening Listrik, Telepon, dan Air
(PDAM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
d) Foto kopi Jaminan dan PBB (Jika yang dijaminkan
sertifikat tanah)
e) Foto kopi Slip Gaji dan Buku Tabungan (Jika yang
bersangkutan adalah karyawan atau PNS)
3) Seluruh berkas pengajuan pembiayaan yang diajukan calon
nasabah ke BMT Amanah Ummah akan di verifikasi dan
dilakukan survei kelayakan usaha serta pengecekan barang
jaminan (Calon nasabah harus bersedia untuk disurvei)
4) Hasil survei akan dilaporkan, dipelajari, dianalisa, dan
dimusyawarahkan oleh TIM Komite Pembiayaan.
5) BMT Amanah Ummah segera menghubungi atau
menerbitkan surat pemberitahuan pencairan dana bagi
calon nasabah yang telah disetujui permohonan
pembiayaannya.
6) Jika selambat-lambatnya satu minggu setelah survei belum
ada pemberitahuan dari pihak BMT Amanah Ummah
maka pengajuan pembiayaan oleh calon nasabah
dinyatakan ditolak.
7) Setelah diterbitkan perjanjian (akad mudharabah).
Perjanjian ini ditandatangani oleh calon nasabah dan
minimal satu orang saksi (suami/istri) serta pihak BMT
Amanah Ummah yang diwakili oleh Manajer Utama dan
disaksikan oleh Manajer Pemasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
8) Selambat-lambatnya dua minggu setelah penandatanganan
akad, calon nasabah wajib menyerahkan seluruh faktur/
kwitansi/ dokumen lain kepada BMT Amanah Ummah.
9) Seluruh biaya atas perjanjian pembiayaan ini ditanggung
oleh calon nasabah, yang terdiri dari:
a) Biaya Materai
b) Biaya Notaris
c) Biaya Asuransi, dan
d) Biaya Administrasi Pembiayaan
10) Pada saat penandatanganan perjanjian pembiayaan, calon
nasabah menyerahkan dokumen barang jaminan yang asli
(BPKB, Sertifikat)/
11) Nasabah wajib membayar angsuran pembiayaan sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati dengan datang
langsung ke BMT Amanah Ummah.
12) Angsuran pembiayaan oleh nasabah langsung dimasukan
ke rekening yang bersangkutan dan BMT Amanah Ummah
akan mendebet rekening nasabah pada saat tempo
angsuran.
13) Barang jaminan hanya bisa diambil/dipinjam manakala
seluruh kewajiban nasabah telah terbayarkan ke BMT
Amanah Ummah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
c. Dokumen yang digunakan
1) Lembar Permohonan Pembiayaan (1 lembar)
Lembar Permohonan Pembiayaan disediakan oleh BMT
untuk anggota yang ingin mengajukan pembiayaan, berisi
sertifikat barang-barang yang diserahkan untuk dijadikan
jaminan pinjaman. Dokumen ini diotorisasi oleh komite, tanda
tangan Unit Pembiayaan dan tanda tangan pemohon yang
bersangkutan. Kemudian di distribusikan ke administrasi
pembiayaan.
2) Aqad Pembiayaan Mudharabah (2 lembar)
Akad Pembiayaan Mudharabah memuat perjanjian
pembiayaan antara anggota dengan pihak BMT sehubungan
dengan diberikannya pembiayaan pada anggota. Akad
pembiayaan mudharabah diisi dan di tandatangani setelah BMT
Amanah Ummah menerbitkan surat pemberitahuan pencairan
dana yang telah disetujui permohonan pembiayaannya. Akad
Pembiayaan mudharabah dilengkapi dengan Sistem
Pengembalian, Jumlah Angsuran Pokok, Bagi Hasil, Nominal
Angsuran.
Lembar 1 kepada administrasi kredit.
Lembar 2 kepada anggota.
3) Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat dan Kesediaan
Menjaminkan (2 lembar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat dan Kesediaan
Menjaminkan memuat pernyataan Kepemilikan Sertifikat
Tanah dan Kesediaan anggota menjaminkan Tanah tersebut
selama berlangsungnya akad, serta konsekuensi-konsekuensi
apabila terjadi resiko.
Lembar 1 diperiksa oleh notaries kemudian diarsip oleh
administrasi pembiayaan. Lembar 2 kepada nasabah.
4) Slip Penarikan. (1 lembar)
Slip Penarikan digunakan untuk mencairkan dana mudharib
yang telah disetujui oleh komite. Juga dicetak di buku tabungan
Lembar 1 kepada administrasi pembiayaan
Lembar 2 kepada anggota
5) Realisasi Pembiayaan (1 lembar)
Realisasi Pembiayaan memuat jumlah pembiayaan, total
outstanding, penggunaan dan lama angsuran. Diotorisasi oleh
pegawai bank yaitu direksi pelayanan kredit.
Lembar 1 kepada anggota.
Lembar 2 kepada Akuntan
6) Slip Setoran (2 lembar)
Slip setoran digunakan sebagai bukti pembayaran sewaktu
mudharib melakukan angsuran pembiayaan.
Lembar 1 kepada Teller
Lembar 2 kepada anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
7) Buku Tabungan
Buku Tabungan digunakan sebagai bukti pembiayaan yang
diberikan oleh shohibul maal kepada anggota. Buku Tabungan
juga berguna apabila anggota melakukan angsuran pembiayaan.
8) Dokumen Pendukung
Dokumen Pendukung terdiri dari fotokopi KTP, KK, Rekening
Listrik, Surat Nikah, Jaminan, BPKB/ STNK, PBB atau
identitas lain yang diperlukan BMT, surat keterangan dari
kepala desa bila jaminan tanpa sertifikat tanah yang
memberikan keterangan bahwa tanah yang dijaminkan tidak
dalam sengketa.
d. Catatan Akuntansi yang digunakan
1) Buku Besar
2) Jurnal Penerimaan kas
3) Jurnal Pengeluaran Kas
4) Buku Kredit
5) Buku Pembantu Angsuran Kredit
6) Buku Rekapitulasi Pengeluaran Kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
e. Fungsi yang terkait
1) Unit Pembiayaan
Adapun tugas dari Unit Pembiayaan antara lain :
a) Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan
pembiayaan kepada calon mudharib
b) Meminta calon mudharib untuk mengisi formulir
permohonan pembiayaan.
c) Mempertanggungjawabkan penggunaan lembar
permohonan pembiayaan.
d) Menerima kembali lembar permohonan pembiayaan yang
telah di tandatangani calon mudharib dan menerima syarat-
syarat pembiayaan.
e) Memberitahukan kepada calon mudharib mengenai realisasi
pencairan pembiayaan.
f) Membuat akad pembiayaan mudharabah.
g) Memberikan pelayanan sehubungan dengan permohonan
pembiayaan.
h) Membuat Lembar Permohonan Pembiayaan, Aqad
Pembiayaan Mudharobah, Surat Kepemilikan Sertifikat dan
Kesediaan Menjaminkan, Tanda Jaminan Sertifikat,
Realisasi Pembiayaan, Slip Penarikan, dan pencatatan pada
buku tabungan.
i) Menyimpan Slip Penarikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
j) Melakukan peninjauan dan analisis pembiayaan yang
diajukan calon mudharib, meliputi:
a) Memeriksa barang jaminan yang digunakan.
b) Meneliti dan menguji barang.
k) Membuat kesimpulan dari hasil peninjauan dan analisis
dengan menentukan besarnya pinjaman yang dapat
diberikan.
l) Melengkapi Surat Permohonan Pembiayaan dengan jumlah
pembiayaan yang dapat diberikan.
m) Melaporkan hasil analisis tersebut kepada komite.
2) Komite
Adapun tugas dari komite antara lain:
a) Memberikan persetujuan melaksanakan pembiayaan dan
analisis Pembiayaan ketempat calon mudharib berdasarkan
Lembar Permohonan Pembiayaan.
b) Memberikan persetujuan Lembar Permohonan Pembiayaan
Mudharabah, kas Masuk dan semua dokumen akad
mudharabah.
c) Mempimpin pelaksanaan pemberian pembiayaan
mudharabah kepada anggota.
3) Kasir/ Teller
Adapun tugas dari kasir antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
a) Menerima dan meneliti bukti pembiayaan yang telah
diotorisasi.
b) Memberikan realisasi pembiayaan sesuai dengan jumlah
yang tertera pada realisasi pembiayaan.
c) Mencatat data-data sehubungan dengan pengeluaran
pembiayaan pada buku rekapitulasi pengeluaran kas.
d) Mencatat data-data sehubungan dengan pengeluaran
pembiayaan pada rekapitulasi pengeluaran kas.
Memberikan Lembar Permohonan Pembiayaan, Aqad
Pembiayaan Mudharabah, Surat Kepemilikan Sertifikat dan
Kesediaan Menjaminkan, Tanda Jaminan Sertifikat, dan
Slip Penarikan lembar 1, pada Administrasi Kredit
e) Memberikan Slip Setoran lembar 2, dan pencatatan pada
buku tabungan kepada anggota.
f) Memberikan Realisasi Pembiayaan pada bagian akuntansi.
4) Akuntan
Adapun tugas dari Akuntan antara lain:
a) Menerima dan memeriksa Lembar Permohonan
Pembiayaan, Aqad Pembiayaan Mudharabah, Slip
Penarikan dan Pencatatan pada Buku Tabungan.
b) Mencatat transaksi pencairan pembiayaan pada Jurnal
Penerimaan Kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
c) Mencatat Slip Penarikan dan pecatatan buku tabungan pada
Jurnal Penerimaan Kas.
d) Mengarsip Lembar Permohonan Pembiayaan, Aqad
Pembiayaan Mudharabah, dan Slip Penarikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
f. Flowchart Pembiayaan Mudharabah
1) Diagram Pembiayaan
Gambar 3.2
Anggota Punya No Anggota dan Rek. IM
Formulir Pengajuan dan Syarat Pembiayaan
Loker Pengajuan pembiayaan di Ruang
Marketing
Survey dan Analisis
Komite
Berita acara
Chek list untuk di aqadkan
Loker siap dibuat aqad di R. Pembiayaan
Mendaftar No Pembiayaan ke back office
Penyerahan Jaminan dan pengaqadan di R. Administrasi Pembiayaan
Aqad
Notaris
Arsip
Serah terima Jaminan
Form Narasi Jaminan dan FC
Arsip
Realisasi Pembiayaan dan Kwitansi biaya dan
bukti selesai notaris
Back Office dimasukan Rek. IM dan autodebet
untuk biaya
Loker Pending
Loker ditolak
Hasil CS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2) Mekanisme Pembayaran
Gambar 3.3
Keterangan: Bukti pembayaran menggunakan slip setoran dan Buku Rek IM (kartu angsuran tidak berlaku)
3) Aqad SKHMT/APHT/FIDUSIA
Gambar 3.4
Rek. IM
Auto Debet
Pembacaan aqad dan penandatanganan semua laporan
Arsip masuk ke loker penampungan aqad dan penampungan jaminan
(sudah diberi identitas dan checklist stop map)
Administrasi Pembiayaan mengirim arsip ke
notaries dengan buku ekspedisi aqad
Anggota ke Notaris membawa form notaries selesai
Berkas Notaris selesai
Arsip
Jaminan dalam 1 hari langsung
diarsip
Administrasi Pembiayaan
Back Office (Real. Pembiayaan, kwitansi biaya, bukti notaries
selesai)
Form yang sudah ditandatangani dan distempel notaris
Anggota (Buku Rek IM dan Slip
Penarikan) Teller
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Sistem dan prosedur yang diterapakan BMT Amanah Ummah
Dari temuan di lapangan dan berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh penulis terhadap karyawan BMT Amanah Ummah
bagian Unit Pembiayaan, secara garis besar tahap pemberian
pembiayaan terdiri dari 4 unsur yakni; Berkas masuk, Survey,
Rapat Komite, Pencairan.
a. Berkas Masuk (dokumen)
Calon mudharib mengisi Formulir Permohonan
Pembiayaan dengan lengkap dan jelas.. Data mengenai
identitas, alamat, pekerjaan, besarnya gaji per bulan, dan
penggunaan atas pembiayaan di isi dengan sebenar-
benarnya. BMT Amanah Ummah menentukan jaminan
yang di berikan oleh calon mudharib berupa jaminan
sertifikat dan BPKB. Adapun lampiran dokumen
pendukung seperti :
1) Foto kopi KTP suami istri 2
2) Foto kopi KK
3) Foto kopi Jaminan (Foto kopi BPKB, Foto kopi
STNK, Foto kopi Sertifikat Tanah)
Pada awal berkas masuk, dokumen yang digunakan
hanya Formulir Pengajuan dan syarat pembiayaan. Seluruh
berkas tersebut kemudian diajukan ke ruang marketing oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
unit pembiayaan sebagai antrian dokumen yang akan
dilakukan survey oleh petugas survei.
b. Survei
Seluruh berkas calon mudharib yang masuk ke dalam
loker sebagai antrian dibawa oleh manajer pemasaran atau
2 orang staff marketing lending untuk dilakukan
peninjauan/ survey. Kegiatan peninjauan/ survey selalu
dilakukan oleh 2 orang. Adapun peninjauan/ survey
dilakukan berdasar klasifikasi nominal pembiayaan yang
diajukan oleh calon mudharib :
1) Nominal pembiayaan <50 juta, survey dilakukan
oleh staff marketing pembiayaan.
2) Nominal pembiayaan 50 juta - 100 juta, survey
dilakukan oleh staff marketing pembiayaan dan
manajer marketing.
3) Nominal pembiayaan >100 juta, survey
dilakukan langsung oleh manajer utama dan
manajer marketing.
Kemudian petugas survei datang ke rumah calon
mudharib untuk melakukan peninjauan kelayakan usaha
dan kesesuaian nilai jaminan terhadap permohonan dana
yang diajukan. Coverage nilai Pemberian pembiayaan
maksimal sebesar 80% dari nilai jaminan yang diajukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Setelah di lakukan peninjauan/ survey dan analisis
pembiayaan, manajer pemasaran membuat laporan hasil
peninjauan, jumlah jaminan, jumlah pembiayaan dan
taksiran jaminan.
c. Rapat Komite
Rapat komite dilakukan setiap hari jam kerja pada
pukul 08.00. Pada rapat komite di bahas masalah laporan
hasil survey dari hari sebelumnya (jika ada permohonan
pembiayaan oleh calon mudharib yang telah di survey,
maka hari berikutnya langsung dibahas pada rapat komite).
Anggota rapat komite terdiri dari; Manajer Utama, Manajer
Pemasaran, Manajer Operasional, dan Staff Marketing
Funding dan staff Marketing Lending. Pemberitahuan layak
atau tidaknya permohonan pembiayaan langsung dapat di
informasikan kepada calon mudharib setelah rapat komite.
Apabila permohonan pembiayaan tidak dapat dipenuhi
karena kekurangan masalah dana, maka Pencairan
pembiayaan akan dijadwalkan ketika Kas sudah mencukupi
dananya untuk pencairan pembiayaan tersebut.
d. Pencairan Pembiayaan Mudharabah
Proses pencairan pembiayaan mudharabah memakan
waktu yang relative singkat. Pada umumnya proses
pencairan memakan waktu lima hari setelah pemberitahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
layak atau tidaknya permohonan pembiayaan. Selama lima
hari tersebut digunakan untuk konfirmasi masalah dokumen
dan jaminan yang diberikan oleh mudharib. Satu hari
sebelum hari pencairan pembiayaan mudharabah, mudharib
diberitahu oleh pihak BMT Amanah Ummah untuk
mempersiapkan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan.
Adapun tata cara pencairan pembiayaan mudharabah
adalah sebagi berikut:
1) Unit Pembiayaan menyiapkan Aqad Pembiayaan
Mudharabah, Surat Kepemilikan Sertifikat dan
Kesediaan Menjaminkan, Tanda Jaminan Sertifikat,
dan Realisasi Pembiayaan. Setelah semua berkas
pembiayaan tersebut di disiapkan, kemudian semua
berkas pembiayaan tersebut diotorisasi oleh Manajer
Marketing, Manajer Operasional dan Manajer Utama.
2) Setelah semua berkas ditandatangani nasabah dan telah
diotorisasi oleh yang Manajer Utama, semua berkas
tersebut dikirim ke notaries untuk di legalisasi. Lembar
Permohonan Pembiayaan, Aqad Pembiayaan
Mudharabah, Surat Kepemilikan Sertifikat dan
Kesediaan Menjaminkan, Tanda Jaminan Sertifikat
diserahkan ke Administrasi Pembiayaan. Realisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Pembiayaan diserahkan ke bagian Akuntansi untuk
dilegalisasi oleh bagian Akuntansi.
3) Setelah teller menerima bukti Realisasi Pembiayaan,
Kasir memberikan dana Pembiayaan setelah nasabah
melakukan menuliskan pada Slip Penarikan dan dicatat
pada Buku Tabungan. Kemudian semua berkas di arsip
oleh Administrasi Pembiayaan.
3. Hasil Analisis
Mengacu pada SOP dan penerapan SOP, dan berdasarkan temuan
dilapangan maka penulis berkesimpulan bahwa:
1) BMT Amanah Ummah konsisten dan taat untuk menerapkan
prinsip pembiayaan mudharabah dengan ketentuan di lingkup
Manajemen BMT Amanah Ummah.
2) Tidak ada penyimpangan antara SOP dengan penerapan proses
pembiayaan Mudharabah pada BMT Amanah Ummah.
Frekuensi tingkat penyalahgunaan/pelanggaran proses
pembiayaan mudharabah terhadap SOP dari 10 sampel terjadi 0
pelanggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Kelemahannya ; dengan syarat yang diterapkan yakni jika calon mudharib
ingin mengajukan pembiayaan mudharabah, calon mudharib harus bisa
menyusun laporan keuangan atas usaha yang dijalankan sehingga minat
mudharib untuk mengajukan pembiayaan mudharabah relatif kecil, ini
juga berpengaruh terhadap jumlah mudharib yang menjadi anggota BMT
Amanah Ummah.
BMT Amanah Ummah harus menyiasati syarat dan prasyarat untuk
mengajukan pembiayaan mudharabah, mengingat segmen pembiayaan
mudharabah adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai sistem pemberian
pembiayaan pada BMT Amanah Ummah, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Pada penerapannya Syarat dan prosedur yang digunakan dalam sistem
pemberian pembiayaan pada BMT Amanah Ummah Sukoharjo serta
kelengkapan dokumen yang digunakan yakni berupa formulir permohonan
pembiayaan, foto kopi kartu identitas, akad pembiayaan mudharabah,
tanda terima barang jaminan, slip penarikan, dan realisasi pembiayaan
sudah sesuai Standar Operational Procedure BMT Amanah Ummah.
2. Proses pembiayaan mudharabah dari calon mudharib mengajukan
permohonan pembiayaan mudharabah, dokumen masuk, tinjauan atas
jaminan, hingga realisasi pembiayaan membutuhkan waktu setidak-
tidaknya lima hari atau tergantung pada keadaan kas BMT Amanah
Ummah mencukupi atau tidak untuk memberikan realisasi pembiayaan.
Jika realisasi pembiayaan relative besar atau kondisi kas tidak
memungkinkan maka pihak BMT Amanah Ummah akan memberikan
pengertian kepada mudharib bahwasanya realisasi pembiayaan akan
diberlakukan secara bertahap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
B. Saran
Dari data-data yang diperoleh di lapangan, pembahasan dan
kesimpulan, maka saran yang hendak diberikan oleh penulis adalah
sebagai berikut :
1. Minat mudharib untuk mengajukan Pembiayaan Mudharabah relative
kecil, hal ini dapat disebabkan karena dalam memberikan pembiayaan
mudharabah BMT Amanah Ummah mensyaratkan suatu usaha harus
mampu menyusun laporan keuangan, dan nisbah/ bagi hasil yang
diperoleh berasal dari besaran prosentase laba kotor yang diperoleh
suatu usaha. Selain itu masyarakat masih bingung terhadap sistem
yang diterapakan pada pembiayaan mudharabah. Untuk itu BMT
Amanah Ummah harus berbenah pada mutu karyawan, walaupun
Usaha yang dijalankan tidak dapat menyusun laporan keuangan
alangkah baiknya jika karyawan BMT Amanah Ummah dapat
menterjemahkan berapa pendapatan bersih yang dihasilkan UMKM
guna memenuhi syarat administratif pengajuan pembiayaan
mudharabah. Mengingat sasaran pembiayaan mudharabah adalah
pembiayaan bagi UMKM yang produktif dan kehadiran BMT
Amanah Ummah ditengah masyarakat tak lepas dari peranannya
sebagai mitra masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
2. Agar sistem pemberian pembiayaan mudharabah memenuhi kebutuhan
segmen pasar yang dituju maka system pembiayaan usaha harus
dijalankan secara konsisten dengan diimbangi sosialisasi luas kepada
para pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah.